Blue Book 2015

46
Mengutamakan Masyarakat Blue Book 2015 Kerja Sama Pembangunan UE-Indonesia 2014

Transcript of Blue Book 2015

Page 1: Blue Book 2015

Mengutamakan Masyarakat

Blue Book 2015Kerja Sama Pembangunan

UE-Indonesia 2014

Page 2: Blue Book 2015
Page 3: Blue Book 2015

Blue Book 2015Kerja Sama Pembangunan UE-Indonesia 2014

Page 4: Blue Book 2015
Page 5: Blue Book 2015

Daftar IsiPengantarUE di DuniaDelegasi UE di IndonesiaKerja Sama Pembangunan UEKerja Sama UE-ASEAN Kerja Sama Pembangunan UE-Indonesia

Pendidikan Pameran Pendidikan Tinggi Eropa 2014 Lingkungan dan Perubahan Iklim Perizinan Kayu Legal

Kerja Sama PerekonomianKesiapsiagaan Bencana Terang setelah kelam – Rekonstruksi Aceh, sepuluh tahun

kemudian

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Hak Asasi ManusiaMelibatkan Organisasi Masyarakat Madani dan Pemerintahan DaerahKesehatan, Air dan SanitasiMemperkuat Hubungan Antar Bangsa

Kontak Negara-negara Anggota UE

24568

10121618222427

2830

32343638

Page 6: Blue Book 2015

perlu dicatat bahwa semua komitmen kami sebelumnya akan tetap dipenuhi dan Indonesia akan terus menerima manfaat dari berbagai instrumen pembangunan tematik dan regional, khususnya melalui ASEAN. Program-program yang ada dan sedang dilaksanakan akan terus didukung dan untuk beberapa program khusus akan tetap didukung dalam beberapa tahun ke depan.

Agenda untuk Perubahan dirancang untuk memodernisasi rancangan dan pelaksanaan program kerjasama pembangunan. Hal ini menempatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan penyediaan layanan sosial sebagai dasar dari pencapaian pertumbuhan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan yang dibutuhkan untuk mengurangi kemiskinan secara efektif. Untuk beberapa tahun mendatang, UE dan Negara-negara Anggotanya telah menyepakati untuk memperkuat kerjasama di bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi melalui program Erasmus+, beasiswa dari para negara anggota, dan program-program lain yang diperuntukkan kawasan ASEAN. Selain itu juga untuk melanjutkan pengembangan program yang meliputi kerjasama ekonomi (Bantuan untuk Perdagangan/ Aid for Trade) serta menjawab tantangan-tantangan perubahan iklim global dan keberlanjutan lingkungan.

Tidak memungkinkan bagi kami untuk memuat semua program yang dilaksanakan oleh UE dan Negara-negara Anggotanya di Indonesia selama 2014 dalam publikasi ini. Namun, saya ingin menyoroti tiga program besar yang didanai UE yang telah dimulai tahun lalu.

Pertama, di bidang pendidikan terdapat program Pengembangan Kapasitas Standar Pelayanan

Pengantar

Saya bangga dapat menghadirkan Blue Book 2015, laporan tahunan kami untuk kerja sama pembangunan antara Uni Eropa (UE) dan Indonesia. Laporan ini memberikan gambaran mengenai tujuan, kegiatan, dan hasil bantuan pembangunan yang diberikan oleh UE dan Negara-negara Anggotanya untuk Indonesia. Pada 2014, bantuan senilai lebih dari €570 juta telah mendukung program-program dalam berbagai bidang seperti pendidikan, lingkungan, tata kelola pemerintahan yang baik, menggalang perdamaian, dan perdagangan.

Tahun lalu adalah saat yang penting bagi Indonesia dan UE. Pemilihan umum pada bulan April dan Juli diselenggarakan dengan sukses di negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Indonesia. Pemerintahan dan Presiden baru sudah ditetapkan di Jakarta. Di UE, rangkaian pemilihan untuk Parlemen Eropa dilaksanakan pada bulan Mei. Komisi Eropa yang baru telah ditunjuk pada bulan Oktober dan sudah menghasilkan kepemimpinan baru. Pemerintah Indonesia dan kepemimpinan UE yang baru sama-sama memiliki tekad untuk mengurangi kemiskinan, melindungi lingkungan, dan meningkatkan saling pengertian di tingkat internasional. Kedua belah pihak juga mengakui bahwa tata kelola pemerintahan yang baik, termasuk di dalamnya penghormatan hak asasi manusia, penting untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Bersamaan dengan itu adalah penyediaan berbagai layanan sosial seperti pendidikan dan kesehatan. Inilah yang kami maksudkan dengan Mengutamakan Masyarakat (Putting People First).

Tahun 2014 juga merupakan tahun penerapan Agenda untuk Perubahan UE (EU’s Agenda for Change) secara penuh. Hasilnya adalah akhir dari bantuan dana bilateral secara langsung. Namun

2

Page 7: Blue Book 2015

Blue Book 2015 3

Minimal senilai €37,3 juta. Program ini ditujukan untuk memperbaiki mutu sekolah di 110 kabupaten paling tertinggal di Indonesia. Kedua, terdapat fase lanjutan dari Dana Perwalian untuk Pengelolaan Keuangan Publik (Public Finance Management Trust Fund/ PFM TF) yang mendorong tata kelola pemerintahan yang baik di tingkat nasional maupun daerah. Ketiga, program Bantuan UE-UNDP untuk Reformasi Sektor Keadilan di Indonesia (Support to Justice Sector Reform in Indonesia/ SUSTAIN) yang membantu Mahkamah Agung memperkuat penegakan hukum dan memperkokoh kepercayaan publik terhadap sistem peradilan dengan cara meningkatkan mutu layanan peradilan, serta meningkatkan transparansi, integritas, dan akuntabilitas keadilan.

Kegiatan-kegiatan unggulan ini bersifat melengkapi dan sepenuhnya sejalan dengan tujuan-tujuan utama yang telah disepakati beberapa tahun silam antara UE dengan Republik Indonesia. Pada intinya,

seluruh kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung reformasi Indonesia yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Bersamaan dengan itu dan untuk memperkuat kegiatan kami, UE dan para Negara Anggotanya baru-baru ini telah menyusun satu peta jalan baru untuk kerja sama dengan masyarakat madani Indonesia. Satu elemen di antaranya adalah program Organisasi Masyarakat Madani dan Pemerintahan Daerah (Civil Society Organisations and Local Authorities/ CSO-LA) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat madani dan pemerintahan daerah untuk berkontribusi pada penguatan tata kelola pemerintahan, akuntabilitas, dan pembuatan kebijakan inklusif. Sekali lagi, ini adalah yang kami maknai sebagai ‘Mengutamakan Masyarakat’, yaitu mendukung masyarakat maupun kelembagaan di Indonesia dengan menyediakan instrumen-instrumen terbaik yang tersedia secara global untuk membangun demokrasi dan kemakmuran.

Saya berharap laporan ini menarik dan bermanfaat bagi Anda.

Colin Crooks

Kuasa Usaha Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN

Mantan Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy dan Presiden Joko Widodo dalam suatu kunjungan ke Jakarta pada bulan November 2014.

Page 8: Blue Book 2015

Uni Eropa (UE) adalah kemitraan ekonomi dan politik yang unik antara 28 negara Eropa yang bekerja sama untuk memperbaiki kehidupan warga negaranya. Kemitraan ini telah menghasilkan lebih dari setengah abad perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran, serta secara bertahap membangun pasar tunggal Eropa sehingga warga, barang, pelayanan, dan modal dapat bergerak bebas. Pencapaian ini diakui secara internasional pada 2012 ketika UE menerima penghargaan Nobel Perdamaian.

UE merupakan aktor global dengan jumlah penduduk lebih dari 500 juta orang dan mewakili seperempat PDB dunia. UE adalah kawasan ekonomi terbesar dan eksportir serta importir barang dan jasa terbesar di dunia, yang menguasai seperlima dari perdagangan dunia. UE memegang peran yang sangat besar dalam tata kelola global. UE aktif mempromosikan hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi, serta memberi sumbangsih untuk mencari solusi bagi tantangan global abad 21 ini.

UE di Dunia

Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama memungkinkan para Negara Anggota UE untuk berbicara dan bertindak sebagai satu kesatuan dalam kancah dunia melalui Dinas Luar Negeri Eropa (European External Action Service/ EEAS) yang bertindak sebagai korps diplomatik UE. EEAS bekerja sama dengan Komisi Eropa dan jajaran pelayanan diplomatik Negara-negara Anggota UE untuk melaksanakan tugas politik, diplomatik, dan kebijakan UE, serta memberikan dukungan untuk Negara-negara Anggota UE melalui jaringan kerja global di lebih dari 140 kantor Delegasi UE.

Kebijakan luar negeri UE tetap berdasarkan pada ‘soft power’ yaitu penggunaan diplomasi, perdagangan, bantuan untuk mengentaskan kemiskinan, penyelesaian konflik, dan mendorong terciptanya saling pengertian secara internasional. Selain itu, kerja sama pembangunan, bantuan kemanusiaan, dan pembinaan hubungan antar bangsa adalah bagian penting dari komitmen UE sebagai aktor global.

Federica MogheriniPerwakilan Tinggi Uni Eropa

urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan/ Wakil

Presiden Komisi Eropa

Tim Kepemimpinan UE

Martin Schulz Presiden Parlemen Eropa

Donald TuskPresiden Dewan Eropa

Jean-Claude JunckerPresiden Komisi Eropa

4

Page 9: Blue Book 2015

Blue Book 2015 5

Delegasi UE di Indonesia Hubungan diplomatik antara negara-negara Eropa dan Indonesia telah dimulai sejak tahun 1949. Sedangkan Delegasi UE untuk Indonesia dibuka pada tahun 1988 untuk mewakili kepentingan UE secara keseluruhan. Di bulan Mei 2014, Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama UE-Indonesia memasuki babak baru. Peningkatan kemitraan ini dirancang untuk mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan memberi kerangka kerja untuk kemitraan yang lebih erat dalam berbagai bidang.

Sejalan dengan garis besar kebijakan UE, kemitraan UE dengan Indonesia merupakan kerja sama ekstensif yang dirancang untuk memperbaiki iklim perdagangan dan investasi dengan cara mendorong perdagangan, investasi, dan akses pasar. Hal ini termasuk upaya mencapai suatu kesepakatan yang secara komprehensif mencakup perdagangan, investasi, dan jasa. Kemitraan ini juga bertujuan memperkuat hubungan antar bangsa melalui pariwisata yang meningkat, pertukaran kebudayaan serta akses yang lebih baik bagi Indonesia ke berbagai peluang penelitian UE, termasuk program Erasmus+.

Kemitraan politik dan perekonomian ini memperkuat kegiatan kerja sama pembangunan kami dan mendukung proses reformasi Indonesia. Jika dibutuhkan, bantuan cepat tanggap pada situasi darurat selalu tersedia melalui Kantor Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa (European Community Humanitarian Office).

Delegasi UE di Indonesia juga mendukung upaya Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ ASEAN) dalam membangun hubungan yang lebih erat di antara Negara-negara Anggotanya. UE berupaya untuk meningkatkan dialog dengan ASEAN untuk mempermudah koordinasi dalam menghadapi permasalahan-permasalahan regional dan internasional, serta kerja sama yang lebih erat dalam bidang politik, keamanan, perekonomian, dan sosial budaya. UE memiliki komitmen yang sama dengan ASEAN dan Indonesia tentang integrasi kawasan sebagai suatu cara efektif untuk menjawab tantangan global dan merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Page 10: Blue Book 2015

Tujuan utama kerja sama pembangunan UE adalah pengentasan kemiskinan melalui pembangunan yang berkelanjutan. Ini adalah penegasan dari nilai-nilai progresif dan komitmen Eropa untuk pembangunan, kebebasan, dan solidaritas di dalam dan luar negeri. Ini merupakan upaya membuat perbedaan bagi masyarakat, menawarkan harapan, serta mendukung perubahan transformasional.

Tugas ini ditanggung bersama antara UE dan para Negara Anggotanya. Secara bersama-sama UE dan ke-28 Negara Anggotanya tetap menjadi pemberi bantuan pembangunan terbesar di dunia, yakni melebihi separuh dari seluruh kontribusi global. Terlepas dari adanya perlambatan ekonomi di Eropa, bantuan UE mencapai hingga €58,2 miliar pada tahun 2014. Komitmen ini mencakup seluruh dunia, memberi manfaat di lebih dari 160 negara dan termasuk pula bantuan darurat dan kemanusiaan ketika dibutuhkan.

Dalam rangka memaksimalkan dampak komitmen ini, UE mengambil pendekatan strategis. Agenda untuk Perubahan adalah suatu cetak biru kebijakan pembangunan yang dirancang untuk beradaptasi dengan tantangan-tantangan di dunia yang berubah dengan cepat. Fokus dari Agenda untuk Perubahan ini adalah untuk menolong masyarakat yang paling membutuhkan di negara-negara berpendapatan rendah dan negara-negara tertinggal. Satu pilar dari Agenda ini terletak pada dukungan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik, termasuk penghormatan hak asasi manusia, demokrasi, kesetaraan gender, dan penegakkan hukum. Pilar lainnya didasarkan pada penyediaan layanan sosial seperti pendidikan dan kesehatan, serta pengembangan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan dalam sektor-sektor seperti pertanian dan energi.

6

EU1993Nama berubah menjadi Uni Eropa

Kebijakan Keamanan dan Luar Negeri Bersama menjadi satu dari tiga pilar UE

1946Winston Churchill mengusulkan adanya “semacam Serikat Negara-Negara Eropa”

1950Pada tanggal 9 Mei, Menteri Luar Negeri Perancis Robert Schuman mengusulkan untuk menyatukan produksi batubara dan baja sebagai “dasar konkret pertama suatu federasi Eropa”

1951 Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Luksemburg, Belanda, disebut sebagai “Enam Sekawan”, mendirikan Komunitas Batubara dan Baja Eropa

1958Enam Sekawan mendirikan Komunitas Ekonomi Eropa yang menjadi cikal bakal UE

1973Denmark, Irlandia, dan Inggris bergabung

1981 Yunani bergabung

1986Spanyol dan Portugis bergabung

Kerja Sama Pembangunan UE

Page 11: Blue Book 2015

Blue Book 2015 7

Melalui Agenda untuk Perubahan, UE terus menyediakan solusi pembangunan dengan dampak yang besar dan tepat sasaran, memberikan bantuan yang paling dibutuhkan, dan dapat membuat perubahan katalistis untuk jangka panjang. Pendekatan baru ini bertujuan untuk mempertahankan tingkat dukungan kami sementara ‘merampingkan’ bantuan agar lebih terfokus, prosedur lebih sederhana, dan kerja sama yang lebih kuat. Lebih banyak lagi akan dilakukan untuk mengkoordinir bantuan UE dan para Negara Anggotanya. UE kini juga meningkatkan penggunaan sumber pendanaan pembangunan yang inovatif, termasuk memadukan pinjaman, hibah, dan pendanaan dari sektor swasta.

UE dan Negara-negara Anggotanya juga terus memainkan peran penting dan konstruktif di komunitas internasional dalam membentuk kerangka kerja pasca 2015 (pasca MDG), yaitu Tujuan Pembangunan Yang Berkelanjutan

atau Sustainable Development Goals (SDGs). Pada tahun 2013, Kehidupan yang Layak untuk Semua (A Decent Life for All) menguraikan visi UE untuk kerangka kerja pasca 2015 yang akan menghapus kemiskinan akut pada tahun 2030 dan memastikan bahwa pembangunan tersebut juga berwawasan lingkungan. Visi ini dikembangkan lebih lanjut pada tahun 2014 menjadi agenda universal dengan prioritas-prioritas sebagai berikut: standar kehidupan yang layak, pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, perdamaian dan keamanan, serta kesetaraan, kesepadanan, dan keadilan.

Dengan bermitra secara global, UE bertekad untuk mengembangkan prinsip-prinsip ini dan dengan penuh semangat melaksanakan agenda kerja sama pembangunan pasca 2015 yang telah diperbaharui.

1995Austria, Finlandia, Swedia bergabung Perjanjian Schengen mulai berlaku

2013Kroasia bergabung

2002Uang kertas dan koin euro mulai beredar

2004Siprus, Republik Ceko, Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Slowakia, dan Slovenia bergabung

2007Bulgaria dan Rumania bergabung

2009Perjanjian Lisabon memutuskan adanya Perwakilan Tinggi Uni Eropa urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan serta adanya Dinas Luar Negeri Eropa untuk merampingkan kegiatan eksternal

2012UE menerima penghargaan Nobel Perdamaian

Page 12: Blue Book 2015

Pembentukan Masyarakat ASEAN pada akhir tahun 2015 menandai satu langkah penting menuju integrasi ASEAN. Di samping meningkatnya pergerakan barang, jasa, tenaga kerja terampil, dan modal investasi di kawasan ini, pembentukan Masyarakat ASEAN juga semakin memperkokoh perjalanan ASEAN menuju berbagai manfaat sebagaimana pengalaman integrasi UE. Pengalaman Eropa telah menunjukkan bahwa integrasi merupakan pendorong kuat bagi perdamaian dan kemakmuran.

Seperti UE, ASEAN adalah kekuatan global. Secara kolektif, Negara-negara Anggota ASEAN merupakan ekonomi terbesar kedelapan di dunia dan keempat terbesar di Asia. Ikatan-ikatan yang menyatukan Negara-negara Anggota ASEAN mendorong pertumbuhan perekonomian, kemajuan sosial, dan pembangunan budaya dengan memperkuat konektivitas, memperkokoh identitas bersama, dan memajukan perdamaian serta stabilitas kawasan.

Tujuan-tujuan dan nilai-nilai bersama akan perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran menjadikan UE dan ASEAN sebagai mitra alami. Kebijakan dan program kerja sama UE telah meningkatkan dialog kebijakan antara kedua kawasan, serta memberikan dukungan yang konkret untuk inisiatif-inisiatif integrasi kawasan

Kerja Sama UE-ASEAN

ASEAN. Hal ini juga telah membantu ASEAN dalam mengurangi kemiskinan dan tumbuh semakin kuat melalui pembangunan yang berkelanjutan.

Untuk periode 2014-2020, lebih dari €170 juta telah disiapkan untuk mendukung Agenda Integrasi ASEAN yang sedang berlangsung dan pasca 2015. Dukungan ini mencakup tiga komunitas: Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN. Jumlah bantuan tersebut merupakan peningkatan sebesar €100 juta dibanding dengan periode 2007-2013 dan merefleksikan keinginan yang sama dari kedua kawasan akan kemitraan lebih erat, yang mampu mewujudkan aspirasi setiap orang atas kehidupan yang lebih baik.

Kerja sama Pembangunan UE-ASEAN memiliki empat dimensi utama:

1. Bantuan regional bertujuan untuk mendukung kawasan secara menyeluruh, termasuk pengembangan kebijakan integrasi, peningkatan kapasitas para pembuat kebijakan dan perundang-undangan, serta pelaksanan dan pemantauan program.

2. Bantuan bilateral bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan dan membantu menjawab persoalan-persoalan nasional seperti memerangi kemiskinan di Negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang.

3. Dana tambahan yang tersedia melalui ‘program-program tematik’ bertujuan untuk melengkapi kerja sama secara geografis. Fokus dari program-program ini antara lain adalah tantangan bersama seperti perubahan iklim dan hak asasi manusia.

4. Selain itu, Negara-negara Anggota UE menyediakan pula bantuan untuk ASEAN di tingkat regional dan/atau nasional.

* Alokasi indikatif secara geografis. Tidak termasuk pendanaan tematik dan lainnya. Tidak termasuk kontribusi atau pencairan dana dari Negara-negara Anggota UE

Kerja sama Pembangunan UE dengan ASEAN 2014-2020 (dalam € juta)*

ASEAN 170

Kamboja 410

Laos 207

Myanmar 688

Filipina 325

Vietnam 400

Total 2,030

8

Page 13: Blue Book 2015

Blue Book 2015 9

Austria

Belgium

Bulgaria

Croatia

Cyprus

Czech Republic

Denmark

Estonia

Finland

France

Germany

Greece

Hungary

Ireland

Italy

Latvia

Lithuania

Luxembourg

Malta

Netherlands

Poland

Slovenia

Spain

Sweden

United Kingdom

Portugal

Romania

Slovakia

Indonesia

Vietnam

Cambodia Philippines

Laos

MyanmarBrunei Darussalam

Malaysia

Singapore

Thailand

EUROPEAN UNIONMEMBERSTATES28

WORKINGLANGUAGE 1

POPULATION

Million

English

602

Land Area

4,479,210.5 km2

ASEANMEMBERSTATES10

OFFICIALLANGUAGES 24POPULATION

Million508

Land Area

4,422,773 km2

Friendship and Cooperation since

1972

Page 14: Blue Book 2015

Selama beberapa tahun, Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan, memperkuat demokrasi dan meningkatkan desentralisasi. Saat ini, Pemerintah Indonesia memusatkan perhatian pada penciptaan lapangan pekerjaan dan peluang bisnis, pemberdayaan, dan peningkatan kapasitas masyarakat yang kurang mampu, serta mengembangkan sistem perlindungan sosial. Komitmen UE adalah untuk bekerja secara erat dengan Pemerintah Indonesia dan mitra lainnya untuk menjamin agar bantuan yang diberikan bisa memberikan kontribusi terhadap strategi pembangunan nasional.

Dengan bergabungnya Indonesia dalam keanggotaan G20 serta menjadi donor, dukungan UE kepada Indonesia mulai beralih dari bantuan bilateral secara langsung menjadi rangkaian program kerja sama tematik dan regional. Kerja sama ini juga akan dilengkapi dengan model kerja sama yang inovatif seperti penggabungan antara dana hibah dan pinjaman.

Dalam upaya menerapkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, banyak negara Asia menghadapi tantangan yang sama. Penanganan yang cepat mungkin dibutuhkan dalam bidang infrastruktur – khususnya dalam menanggapi masalah perubahan iklim – namun seringkali dana publik terbatas. Sebuah mekanisme regional baru, Fasilitas Investasi Asia (Asia Investment Facility/ AIF), dirancang untuk

Kerja Sama Pembangunan UE-Indonesia

mengisi celah ini dengan menawarkan perpaduan antara hibah dan pinjaman yang dapat digunakan untuk mendorong pembiayaan swasta melalui institusi pembiayaan Eropa. AIF telah memiliki satu program untuk Indonesia: Skema Insentif Terkait Karbon (Carbon-linked Incentive Scheme/ CLS) yang memadukan pinjaman sebesar €20 juta dan hibah €7 juta untuk mendukung inisiatif-inisiatif mitigasi gas rumah kaca.

Di tahun-tahun mendatang UE dan para Negara Anggotanya juga telah sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi melalui Erasmus+, beasiswa para Negara Anggota UE, dan program-program yang berlaku untuk seluruh ASEAN. UE juga menghargai komitmen Indonesia untuk memerangi perubahan iklim sebagai sebuah langkah maju yang penting untuk mengurangi emisi secara global. Oleh karena itu, UE telah meningkatkan kerja sama terkait perubahan iklim. Kerja sama dalam perdagangan dan investasi telah terbukti memperkuat kemitraan dan memberi manfaat bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu, perekonomian dan perdagangan (Bantuan untuk Perdagangan) akan lebih ditekankan.

Saat ini, dana disalurkan melalui kontrak hibah dan dukungan APBN. Bantuan diberikan pula melalui program-program bilateral maupun regional dan tematik. Beberapa program besar saat ini akan berlangsung hingga 2016-2018.

10

Page 15: Blue Book 2015

Blue Book 2015 11

Pencairan dana hibah dan pinjaman UE dan Negara-negara Anggotanya pada tahun 2014 (dalam €)

Pencairan dana hibah UE dan Negara-negara Anggotanya pada tahun 2014 (dalam €)

Pendidikan Pendidikan 36.327.000

Lingkungan dan Perubahan Iklim Lingkungan dan Perubahan Iklim 44.168.000

Kerja sama Ekonomi Kerja sama Ekonomi

Lainnya (termasuk kesiapsiagaan bencana, dan ketahanan pangan)

Lainnya (termasuk infrastruktur, kesiapsiagaan bencana, dan ketahanan pangan)

24.962.000

6.446.000

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Hak Asasi Manusia

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Hak Asasi Manusia

31.340.000

Kesehatan, Air dan Sanitasi Kesehatan, Air dan Sanitasi 15.977.000

36.327.000

340.868.000

64.930.000

81.206.000

31.340.000

15.977.000

€ 159.220.000 € 570.648.000

*angka awal

Page 16: Blue Book 2015

Tersedianya pilihan pendidikan yang berkualitas akan berdampak pada berkurangnya tingkat kemiskinan, terciptanya masyarakat yang lebih toleran, dan meningkatnya keadilan sosial. Hal inilah yang membuat UE antusias dalam mendukung sektor pendidikan di Indonesia. Bantuan UE melalui Program Bantuan Sektor Pendidikan (Education Sector Support Programme/ ESSP) sebesar €320 juta merupakan salah satu landasan kerja sama pembangunan.

UE mengakui pentingnya praktek belajar dan mengajar yang baik serta tersedianya perlengkapan pendidikan dasar seperti bahan bacaan. Pertama, dukungan UE di bidang pendidikan diberikan dalam bentuk bantuan langsung untuk anggaran negara, dengan menggunakan sisterm pencairan dana berdasarkan pencapaian indikator kinerja yang disepakati bersama dengan pemerintah Indonesia. Kerangka kerja yang berfokus pada akses, kualitas, relevansi, tata kelola, dan akuntabilitas dapat mendukung pemerintah Indonesia dalam menetapkan prioritas dan melaksanakan kebijakan-kebijakannya. Kedua, UE memberikan dukungan melalui Program Pengembangan Kapasitas

Standar Pelayanan Minimal (Minimum Service Standards Capacity Development Programme/ MSS-CDP) guna mendukung upaya pencapaian Standar Pelayanan Minimal di 110 kabupaten/kota yang tertinggal di seluruh Indonesia. Jumlah kabupaten/kota ini merupakan seperlima dari jumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Ketiga, UE memberikan dukungan melalui Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Sektor Pendidikan (Analytical and Capacity Development Partnership/ ACDP) guna mendorong pengembangan kebijakan dan kapasitas perencanaan pembangunan dengan cara menyediakan akses terhadap bantuan teknis internasional dan informasi.

UE dan Negara-Negara Anggotanya juga membantu perguruan tinggi di Indonesia melalui program baru UE yaitu Dukungan untuk Pendidikan Tinggi di Kawasan ASEAN (Support to Higher Education in ASEAN Region/ SHARE) yang bertujuan untuk membagi pengalaman Eropa dalam mencapai harmonisasi pendidikan tinggi kepada sepuluh Negara Anggota ASEAN. Program senilai hampir €10 juta yang berlangsung dari tahun 2015 sampai 2019 ini mendukung kerja sama regional, penyetaraan kualifikasi, dan melaksanakan pertukaran mahasiswa antar perguruan di ASEAN, termasuk sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Guna mencapai terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan kebebasan pergerakan arus pekerja antar negara ASEAN, maka mutu, keterkaitan, dan integrasi institusi pendidikan tinggi di ASEAN menjadi semakin penting.

Sebagai tambahan, pada tahun 2014 lebih dari 100 mahasiswa Indonesia memperoleh beasiswa untuk belajar di Eropa di bawah program Erasmus+ UE. Secara keseluruhan, UE dan Negara-negara Anggotanya menyediakan lebih dari 1.800 beasiswa bagi mahasiswa Indonesia. Beasiswa-beasiswa ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan daya saing generasi muda Indonesia, serta membantu menjalin persahabatan, saling pengertian dan keterbukaan antar bangsa.

PendidikanBelajar sebagai bekal hidup

Pencairan dana hibah pada tahun 2014 (dalam €)

Dana Hibah

Uni Eropa 18.470.000

Belanda 8.718.000

Inggris 497.000

Jerman 7.207.000

Perancis 800.000

Polandia 20.000

Swedia 615.000

Tabel ini menunjukkan status pencairan pendanaan pada tahun 2014. Angka masih merupakan indikasi awal. Kecuali ada ketentuan lain, angka yang tertera dalam tabel diatas merupakan refleksi dari total alokasi pendanaan proyek yang berlansung.

12

Page 17: Blue Book 2015

Blue Book 2015 13

Bantuan UE melalui program Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Sektor Pendidikan (ACDP) senilai €20 juta dirancang untuk mendukung reformasi di bidang pendidikan dengan menyediakan bantuan teknis serta akses terhadap informasi dari dunia internasional. Program ini mendorong terciptanya dialog dan memfasilitasi reformasi kelembagaan dan organisasi melalui pelaksanaan kegiatan riset, lokakarya, konferensi, dan studi wisata. Program Kemitraan ini juga melaksankan kegiatan pelatihan seperti ketidakhadiran guru, kemitraan antara universitas dan industri, kesetaraan gender, dan pendidikan multi bahasa.

“Dukungan ACDP terhadap upaya kami dalam merintis penggunaan bahasa ibu sebelum menggunakan Bahasa Indonesia sangat bermanfaat dalam memperbaiki hasil belajar siswa-siswi kami di sekolah dasar yang terletak di kawasan perdesaan dan daerah terpencil.”

Portasisus Lobya, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua

Pemerintah Aceh dan DAAD telah mengucurkan bantuan sekitar €4 juta untuk mendanai program beasiswa ini. Tujuan diberikannya beasiswa ini adalah untuk mendukung pembangunan kapasitas dan kelembagaan di Aceh serta membuka peluang bagi mahasiswa Aceh untuk meraih gelar pasca sarjananya di Jerman. Hingga kini, 107 mahasiswa Aceh telah memperoleh beasiswa ini dengan tingkat keberhasilan yang luar biasa tinggi sebesar 96%.

“Program beasiswa ini sangat bermanfaat karena mendukung peningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di Aceh. Program beasiswa ini khususnya sangat diperlukan setelah Aceh kehilangan SDM pasca tsunami tahun 2004. Ketika para sarjana ini kembali ke Aceh, mereka dapat berkontribusi pada pembangunan pasca bencana/ pasca konflik di Aceh.”

Muhammad Riza Nurdin, alumnus angkatan pertama Beasiswa kerja sama antara Pemerintah Aceh dan DAAD

UE – Mendukung reformasi pendidikan

JERMAN - Beasiswa kerja sama antara Pemerintah Aceh dan DAAD (Aceh

DAAD Scholarship of Excellence)

Page 18: Blue Book 2015

Homo erectus sebagai penduduk awal di kawasan Asia (sekitar 1,5 juta tahun yang lalu) adalah nenek moyang kita (Homo sapiens) dan Asia Tenggara merupakan laboratorium alam terbaik untuk belajar mengenai sejarah manusia purba. Dengan bantuan UE sebesar hampir €400.000, program Pengelolaan Warisan Prasejarah di Asia Tenggara (Managing Prehistoric Heritage in Southeast Asia/ PREHSEA) melatih para ilmuwan muda dan kurator, serta mengembangkan praktik-praktik tata kelola budaya yang baik dengan melibatkan masyarakat setempat. Program ini dilaksanakan dalam sinergi antara Komisi Eropa dengan melibatkan program Master dan Ph.D Erasmus Mundus, pemerintah Perancis, Indonesia, dan Filipina.

“Saya mendapatkan pengalaman baru dalam pengelolaan dan studi koleksi prasejarah zaman batu. Pengalaman ini sangat bermanfaat karena saya berniat mengambil spesialisasi dalam teknologi zaman batu.”

Anton Ferdianto, peneliti muda, Balai Arkeologi Bandung, Indonesia (peserta pelatihan PREHSEA)

Halmahera Utara dan Ternate di provinsi Maluku Utara merupakan kabupaten tertinggal yang masih merasakan dampak konflik yang terjadi 15 tahun yang lalu. Wahana Visi Indonesia (World Vision) dengan dana bantuan UE sebesar hampir €200.000 melaksanakan program tiga tahun; Mempertahankan Perdamaian melalui Peningkatan Akses terhadap Pendidikan Dasar Berkualitas bagi Anak-Anak (Sustaining Peace through Improved Access to Quality Basic Education for Children/ SPACE). Program ini bertujuan untuk membantu memperkokoh perdamaian yang sudah dicapai dengan cara memperbaiki akses terhadap pendidikan dasar berkualitas.

Karena prestasi siswa di provinsi ini berada di bawah rata-rata nasional dan hanya sedikit orang tua yang terlibat sepenuhnya dalam pendidikan anak-anak mereka, program ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kualifikasi, jumlah dan distribusi guru, mutu bahan pengajaran, serta manajemen berbasis sekolah, namun juga untuk meningkatkan kesadaran mengenai kebijakan pendidikan dan memperbaiki partisipasi masyarakat melalui acara-acara, program media, dan kegiatan anak-anak.

Berinvestasi pada pendidikan dasar yang berkualitas dan lingkungan ramah anak membantu terciptanya masa depan yang stabil bagi setiap orang.

PERANCIS/UE - Meningkatkan pengetahuan tetang warisan prasejarah

UE - Memperkokoh perdamaian

14

Page 19: Blue Book 2015

Blue Book 2015 15

Timor adalah salah satu pulau yang tertinggal di Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan. Banyak anak-anak kurang beruntung tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak karena jarak yang jauh antara rumah mereka dan sekolah. Pada tahun 2014, Kedutaan Besar Polandia mendanai pembangunan sebuah asrama putri di Biara Fioretii di Kupang. Asrama ini dapat menampung 20 siswi dari keluarga kurang mampu dan memberi kesempatan pada mereka untuk menempuh pendidikan di ibu kota provinsi tersebut.

“Asrama ini akan digunakan untuk mendidik dan membentuk karakter generasi muda bangsa, khususnya anak perempuan dari keluarga kurang mampu. Kepedulian seperti inilah yang memotivasi kami untuk terlibat dalam kegiatan semacam ini. Bagi para generasi muda, pendidikan di asrama telah memperbaiki kualitas hidup mereka.”

Suster M. Francine, Biarawati dari Biara Fioretti, Kupang

Selama bertahun-tahun, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta telah memberikan kesempatan bagi warga Indonesia yang memiliki pengalaman kerja dua sampai tiga tahun untuk menempuh pendidikan di Belanda. Pemerintah Belanda menawarkan dua program beasiswa. Pertama, beasiswa Studeren in Nederland (StuNed) yaitu program beasiswa bilateral yang menawarkan 200 sampai 250 beasiswa penuh bagi mereka yang bekerja untuk pembangunan di Indonesia. Kedua, beasiswa Netherlands Fellowship Programme (NFP) yaitu program beasiswa global pemerintah Belanda yang diberikan bagi 51 negara. Kedua program beasiswa ini menyediakan kursus singkat dan program master untuk perorangan serta program pelatihan khusus untuk kelompok-kelompok dari berbagai institusi.

Setiap tahun sebanyak 1.500 warga Indonesia menempuh pendidikannya di Belanda, termasuk mereka yang studi dengan biaya sendiri.

“Sistem pendidikan yang baik merupakan pengalaman berharga yang saya peroleh sewaktu menempuh pendidikan di Belanda. Mutu pendidikan yang disediakan oleh perguruan tinggi Belanda dijamin dengan adanya kurikulum, pengajar, metode pengajaran, serta fasilitas kampus yang sangat baik. Metode pengajaran yang mendorong siswa untuk berdiskusi, menyampaikan pendapat mereka, dan berpartisipasi aktif di kelas sangat dianjurkan.”

Lailly Prihatiningtyas, Alumnus StuNed & CEO, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), Kementerian BUMN

POLANDIA - Mimpi-mimpi asrama

BELANDA - Belajar untuk bekerja

Page 20: Blue Book 2015

Pameran Perguruan Tinggi Eropa 2014

Pameran Perguruan Tinggi Eropa (European Higher Education Fair/ EHEF) yang keenam berlangsung di Jakarta dan Surabaya pada bulan November 2014. Untuk pertama kalinya, pameran ini juga diselenggarakan di kota Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan. EHEF 2014 merupakan pameran pendidikan terbesar dan paling sukses yang diikuti oleh 123 perguruan tinggi dari 14 negara Eropa. Secara keseluruhan, lebih dari 20.000 orang mengunjungi pameran di tiga kota tersebut tanpa dipungut bayaran.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Delegasi UE di Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 14 Negara Anggota UE, serta lebih dari 120 institusi pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan Eropa. Tujuan pameran ini adalah untuk mendukung para sarjana dan pasca sarjana guna melanjutkan pendidikannya di Eropa dan memberikan informasi bagi para staf akademis dan administrasi di perguruan tinggi di Indonesia

tentang peluang untuk menjalin kerjasama dan meningkatkan mutu perguruan tinggi di Indonesia.

Pameran ini memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk bertemu dengan perwakilan dari berbagai perguruan tinggi Eropa dan mendapatkan informasi langsung dari mereka mengenai program studi, prosedur pendaftaran, persyaratan bahasa, kondisi kehidupan, dan hal-hal praktis lainnya. Pengunjung juga bisa memperoleh informasi mengenai peluang pendanaan serta program beasiswa untuk belajar di Eropa yang dibiayai oleh UE, Negara Anggota UE, lembaga pendidikan Eropa, serta pemerintah Indonesia.

EHEF adalah salah satu contoh kegiatan yang didukung oleh UE dan Negara-negara Anggotanya di seluruh Asia. Dengan lebih dari 4.000 institusi pendidikan tinggi, 17 juta mahasiswa dan 1,5 juta akademisi, Eropa tetap menjadi tujuan utama pendidikan dan penelitian bagi mahasiswa

“Sebenarnya banyak mahasiswa yang

tertarik untuk belajar di Eropa tetapi mereka

kurang mendapat informasi. Dengan

adanya EHEF, mereka dapat memperoleh

informasi yang dibutuhkan.”

R. Pratama, pengunjung EHEF di

Makassar

Fitur Spesial 16

Page 21: Blue Book 2015

Blue Book 2015 17

internasional. Eropa menawarkan pendidikan berkualitas yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Banyak perguruan tinggi di Eropa yang termasuk dalam peringkat terbaik di dunia menawarkan fasilitas mutakhir dan kesempatan penelitian kelas dunia. Dengan meningkatnya jumlah universitas di luar Inggris yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, maka hambatan bahasa yang dihadapi siswa semakin berkurang.

Pada tahun 2013, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa meningkat sekitar 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, sekitar 4.000 mahasiswa Indonesia berangkat ke Eropa untuk meraih gelar sarjana dan pasca sarjana. Secara keseluruhan, lebih dari 7.000 mahasiswa Indonesia saat ini belajar di Eropa. Sebanyak 1.800 mahasiswa memperoleh beasiswa yang disediakan oleh UE dan Negara-negara Anggotanya.

EHEF juga memberikan kesempatan bagi para mahasiswa, staf administrasi serta akademisi untuk memperoleh informasi tentang program beasiswa Erasmus+ yang telah menggantikan program Erasmus Mundus yang didanai UE sejak tahun 2014. Erasmus+ adalah program global UE senilai €16 miliar di bidang pendidikan, pelatihan, pemuda, dan olahraga yang berlangsung hingga tahun 2020. Program Erasmus+ ini dirancang berdasarkan program Erasmus Mundus sebelumnya dan menyediakan hibah UE yang bertujuan untuk mendorong dan memberi kesempatan bagi mahasiswa dengan kualifikasi yang tinggi untuk menempuh pendidikan di Eropa selama satu sampai dua tahun. Beasiswa ini juga diberikan bagi para akademisi yang ingin mengajar atau melakukan penelitian di perguruan tinggi di Eropa maksimal selama tiga bulan lamanya.

Program Erasmus+ bertujuan untuk terwujudnya dialog dan saling pengertian antar manusia dan budaya melalui pertukaran pelajar dan kerjasama akademik. Erasmus+ juga mendukung pengembangan sumber daya manusia dan kapasitas kerjasama internasional antar perguruan tinggi di seluruh dunia. Selain beasiswa, program ini juga memberikan peluang bagi perguruan tinggi yang ingin menyelenggarakan program kerjasama tingkat pasca sarjana atau membentuk kemitraan antar lembaga. Program kerjasama ini terbuka bagi semua perguruan tinggi lembaga penelitian, mahasiswa S2, kandidat doktor, peneliti, dan akademisi. Pada tahun 2014, beasiswa Erasmus+ diberikan kepada 106 mahasiwa Indonesia, termasuk 11 mahasiswa tingkat doktoral dan 20 staf perguruan tinggi di Indonesia.

“Erasmus+ (Mundus) memberi saya pengalaman yang berharga. Memiliki teman dari seluruh dunia, menimba ilmu dari staf pengajar profesional, berwisata ke hampir separuh kawasan Eropa, dan masih banyak lagi. Erasmus+ memberikan peluang bagi Anda untuk mengeksplorasi diri melalui budaya Eropa, sistem pendidikan, dan kehidupan sosialnya.”

Randy Radikapratama, alumnus Erasmus+ yang meraih gelar pasca sarjana di bidang Surface, Electro, Radiation and Photo-Chemistry (SERP-Chem Master Course) di Universitas Paris Sud XI (Perancis), Universitas Porto (Portugal) dan Universitas Genoa (Italia)

Page 22: Blue Book 2015

Dampak perubahan iklim global tidak hanya berpengaruh pada lingkungan hidup Indonesia. Perubahan itu juga berpengaruh pada penduduk dan sektor-sektor pembangunan. Pelepasan karbon dioksida dalam jumlah besar melalui deforestasi, degradasi lahan gambut, dan kebakaran hutan menyebabkan Indonesia masuk dalam daftar penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Deforestasi dan perubahan tata guna lahan terkait erat dengan struktur ekonomi Indonesia yang bergantung pada pemanfaatan sumber daya alam dan pada akhirnya mempengaruhi politik ekonomi dan penataan kelembagaan. Implementasi moratorium pembalakan dan konsesi perkebunan yang berlaku secara nasional juga belum dapat mengurangi laju deforestasi. Permasalahan ini kompleks dan mencakup berbagai hambatan kapasitas, tata kelola penggunaan lahan, ketidakjelasan perencanaan tata ruang, konflik agraria, konflik sumber daya alam, serta definisi dan data hutan yang beragam.

Menyikapi keinginan Indonesia untuk mendapatkan dukungan dalam menghadapi tantangan di sektor

kehutanan, UE meluncurkan Rencana Aksi Penegakan Hukum di Bidang Kehutanan, Tata Kelola, dan Perdagangan (Forest Law Enforcement Governance and Trade/ FLEGT) yang mencakup berbagai kegiatan penanganan pembalakan liar. Saat ini, dengan bantuan FLEGT, Indonesia berhasil mengembangkan salah satu Sistem Penjaminan Legalitas Kayu (Timber Legality Assurance Systems) yang paling terdepan di dunia dan menandatangani Perjanjian Kemitraan Sukarela untuk Penegakan Hukum di Bidang Kehutanan, Tata Kelola dan Perdagangan (Forest Law Enforcement Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement) dengan UE. (lihat fitur spesial halaman 22). Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dan negara berkembang lainnya adalah menghindari degradasi lingkungan hidup sebagai dampak pertumbuhan ekonomi. Target pengurangan emisi gas rumah kaca dapat terpenuhi apabila warga, pengusaha, dan pembuat kebijakan yakin bahwa tindakan yang diambil tidak akan berdampak pada kesejahteraan, keuntungan atau popularitas mereka. Pendekatan yang inovatif dibutuhkan untuk menyelaraskan meningkatnya kebutuhan atas lapangan kerja, barang, dan jasa dengan kewajiban mengurangi konsumsi sumber daya alam dan meminimalisir polusi akibat sisa produksi dan limbah.

Dalam rangka mendorong perubahan sistimatik untuk pembangunan ekonomi berbasis lingkungan, UE telah menyelenggarakan Program SWITCH-Asia di 16 negara Asia termasuk Indonesia sejak tahun 2007. Program ini menargetkan peningkatan konsumsi dan produksi berkelanjutan (Sustainable Consumption and Production/ SCP) dari produk-produk dan teknologi produksi yang lebih efisien dengan bekerja bersama konsumen, produsen, pembuat kebijakan, serta membantu perumusan dan pelaksanaan kebijakan yang bermuara pada prinsip-prinsip SCP. Keberadaan dan peran SCP telah diakui dalam konferensi Rio+20 pada tahun 2012 dan telah menjadi elemen utama dari agenda dunia pembangunan pasca 2015 dan RPJM 2015-2019 di Indonesia.

Pencairan dana hibah dan pinjaman pada tahun 2014 (dalam €)

Dana Hibah Pinjaman

Uni Eropa 2.914.000

Belanda 1.047.000

Denmark 3.250.000

Finlandia 1.215.000

Inggris 18.359.000

Jerman 14.046.000 175.000.000

Perancis 3.112.000 121.700.000

Swedia 225.000

Tabel ini menunjukkan status pencairan pendanaan pada tahun 2014. Angka masih merupakan indikasi awal. Kecuali ada ketentuan lain, angka yang tertera dalam tabel diatas merupakan refleksi dari total alokasi pendanaan proyek yang berlansung.

Lingkungan dan Perubahan IklimMengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan

18

Page 23: Blue Book 2015

Blue Book 2015 19

UE memberikan dana lebih dari €1 juta kepada sebuah program yang dirancang untuk mendukung produksi dan konsumsi berkelanjutan dalam industri pengolahan kayu di Indonesia. Program berdurasi 3 tahun ini dilakukan melalui kemitraan dengan dengan World Wide Fund for Nature (WWF) dan Asosiasi Industri Furnitur dan Kerajinan Tangan (ASMINDO).

Berlokasi di Jawa, Kalimantan dan Sumatera, kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) agar dapat menghasilkan produk-produk yang terverifikasi dan tersertifikasi secara berkelanjutan untuk pasar nasional dan internasional. Selain itu kemitraan ini juga menyediakan informasi mengenai praktik-praktik pengadaan ritel nasional dan internacional, serta upaya-upaya yang dilakukan lembaga milik pemerintah Indonesia. Dengan menghubungkan praktik-praktik kehutanan yang berkelanjutan terhadap kebutuhan pasar, program ini mendukung upaya menyelaraskan kewajiban negara melakukan pengentasan kemiskinan dengan perlindungan lingkungan hidup.

“Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) telah memberikan banyak manfaat bagi bisnis kami. Dengan SVLK, kami dapat menjangkau pasar Eropa dan pasar lain seperti Amerika Serikat, Australia, dan Jepang. Kami dapat menyakinkan pembeli bahwa kayu yang kami jual adalah kayu yang legal. Sebagai orang Indonesia, penting bagi saya untuk menjaga integritas saya dengan cara memberitahu para pembeli bahwa saya tidak melakukan perusakan lingkungan dan saya tidak mendapatkan kayu secara ilegal.”

I Nyoman Mario, pemilik Mario Antique, pabrik mebel

UE – Mebel ramah lingkungan

Melalui program SETAPAK senilai €10,5 juta yang dilaksanakan oleh Asia Foundation, Unit Perubahan Iklim Inggris (UK Climate Change Unit/ UKCCU) membantu upaya pembenahan tata guna lahan dan kehutanan pada 26 kabupaten di enam provinsi. Program ini membangun peningkatan kapasitas dan menyediakan bantuan teknis untuk pemerintah pusat dan daerah, serta membantu koalisi strategis untuk para reformis di tingkat daerah, termasuk masyarakat madani, pemerintah, dan swasta.

Salah satu kemitraan dengan HuMa (Persatuan Masyarakat dan Reformasi Undang-Undang Ekologi) mendukung pembentukan jaringan kerja pengacara dan penasihat hukum di Kalimantan Barat, yang disebut sebagai Gerakan Bantuan Hukum Rakyat. Pembentukan bantuan hukum bagi rakyat penting dalam memperkuat peraturan perundangan dan menjamin perlindungan hak-hak masyarakat dalam investasi yang berhubungan dengan pertanahan di Indonesia.

“Dengan bantuan dari Gerakan Bantuan Hukum Rakyat, pihak non-pemerintah dapat memenangkan satu kasus kebebasan informasi dimana PTUN memerintahkan Pemerintah Kabupaten untuk mengklasifikasi ulang peta investasi berdasarkan lahan sebagai dokumen publik. Jaringan ini juga mencegah tuntutan kepada masyarakat dan penggiat LSM yang membela hak-hak mereka dengan alasan menghalangi proses pembangunan.”

Fajri Nailus Subhi, Ketua Persatuan Bantuan Hukum Kalimantan

INGGRIS - Perbaikan tata guna lahan

Page 24: Blue Book 2015

Sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, Indonesia menargetkan penyediaan sumber energi terbarukan minimal 31% dari kebutuhan energi Indonesia pada tahun 2050. Target yang cukup ambisius, mengingat Indonesia baru berhasil menyediakan 5% saja sumber energi terbarukan dari total kebutuhan energinya di tahun 2010. Inisiatif Indonesia-Swedia untuk Solusi Energi yang Berkelanjutan (Indonesian-Swedish Initiative for Sustainable Energy Solutions/ INSISTS) mendukung upaya ini dengan berfungsi sebagai landasan dari ‘laboratorium hidup’ yang memungkinkan

SWEDIA - Indonesia INSISTS

Dalam rangka mendorong pemanfaatan energi terbarukan dan mengatasi dampak perubahan iklim, Finlandia melaksanakan Program Kemitraan Energi dan Lingkungan Hidup dengan Indonesia (Energy and Environment Partnership Programme with Indonesia/ EEP Indonesia) dari 2011 sampai 2014. Total anggaran program adalah €4 juta dimana €2,1 juta digunakan untuk mendukung pendanaan 20 program percontohan dan pembangunan kapasitas di sektor bioenergi di Riau dan Kalimantan Tengah. Program ini dilaksanakan secara beragam, mulai dari skala rumah tangga dan komunitas sampai ke tingkat industri, oleh pihak swasta, LSM, dan lembaga penelitian.

“Pemerintah Indonesia sudah menetapkan target yang ambisius untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan pada saat yang sama menurangi emisi gas rumah kaca. Untuk mendorong investor dan calon pengembang program energi terbarukan, EEP Indonesia telah sukses mendukung implementasi serangkaian program bioenergi dan berkontribusi terhadap pengembangan kebijakan yang ramah energi terbarukan. Kami percaya upaya ini sangat penting dalam membantu mencapai target-target kami.”

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Sumber Daya Mineral dan Energi

FINLANDIA - Kemitraan energi terbarukan

para pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, dan industri untuk bekerja bersama.

Dikelola secara bersama oleh Dewan Energi Nasional Indonesia dan Badan Energi Swedia, Badan Pembangunan Internasional Swedia (Swedish International Development Agency/ Sida) menyediakan kontribusi pendanaan sebesar hampir €300.000 pada tahun 2013-2014. Dengan menyelaraskan kebijakan di sektor energi dengan solusi energi cerdas, INSISTS menciptakan landasan yang kokoh untuk sistem energi yang berkelanjutan di Indonesia. Kegiatan-kegiatan dalam program ini meliputi penelitian untuk mengembangkan energi terbarukan dari limbah dan biomassa (termasuk sistem hibrida), serta dialog kebijakan.

20

Page 25: Blue Book 2015

Blue Book 2015 21

Dengan hutan alam primer terluas di Indonesia, Papua merupakan contoh terbaik untuk menunjukkan pentingnya mencari keseimbangan baru antara pembangunan dan konservasi. Terlepas dari keragaman hayati yang luar biasa dan potensi yang besar untuk mendukung upaya pengurangan emisi, laju pengurangan hutan di provinsi tersebut sangat besar, sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas investasi besar berbasis perubahan tata guna lahan.

Program empat tahun Pemantauan Berbasis Partisipatif oleh Masyarakat Madani atas Perencanaan Pemanfaatan Lahan untuk Strategi-Strategi Pembangunan Rendah Emisi di Papua (Participatory Monitoring by Civil Society of Land Use Planning for Low Emission Development Strategies in Papua/ ParCiMon) dengan dana sebesar €2,25 juta dari UE, dirancang untuk membantu tiga kabupaten di Papua dalam menyusun rencana-rencana pembangunan rendah emisi mereka secara mandiri. Program ini mendorong pendekatan multi-pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal dan pemerintah.

“Di Deponsero Utara, sistem tata guna lahan telah dikendalikan oleh aturan adat selama ratusan tahun. Melalui ParCiMon, kearifan lokal tersebut dapat diintegrasikan ke dalam strategi-strategi pembangunan yang berkelanjutan.”

Amos Soumilena, Ketua Dewan Adat Deponsero Utara

Program Environment Support Programme (ESP3) yang didanai Danish International Development Agency (Danida) melalui kemitraan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menghasilkan Penilaian Lingkungan Hidup Strategis (Strategic Environmental Assessment/ SEA) yang bermutu tinggi untuk mendukung Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Program ini melakukan demostrasi dan promosi SEA sebagai alat untuk mengukur dan menjaga perindungan lingkungan di tingkat nasional. SEA dari MP3EI dipakai sebagai percontohan bagi berbagai alat dan metodologi penilaian dampak lainnya. Tujuan dari penggunaan SEA tersebut adalah untuk menerapkan hasil-hasil ini dalam rencana nasional terkait.

“Laporan ini memberi gambaran proses keseluruhan sebagai rekomendasi untuk mengurangi risiko lingkungan dan sosial MP3EI. Kami berupaya untuk memastikan bahwa aksi-aksi yang direkomendasikan dapat diadopsi dalam pelaksanaan MP3EI untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan nasional.”

Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

DENMARK – Strategi-strategi perlindungan lingkungan

UE – Perencanaan berbasis partisipatif di Papua

Page 26: Blue Book 2015

Perizinan kayu legal

Hutan Indonesia yang terbentang di lebih dari satu juta kilometer persegi, adalah salah satu kebanggaan dunia. Wilayah hutan yang sedikit lebih besar dari penggabungan luas Perancis dan Jerman ini memberikan peranan penting dalam mengatur iklim dunia dan memberi penghidupan bagi banyak masyarakat paling miskin di Indonesia. Namun, sumber daya berharga yang menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna ini kini berada di bawah ancaman. Pembalakan legal dan ilegal, konversi hutan untuk perkebunan, kendali pertambangan yang lemah, dan pembukaan lahan oleh petani berskala kecil menghancurkan sekitar 8.400 kilometer persegi bagian hutan yang tak terjamah setiap tahunnya. Ini merupakan laju kerusakan hutan tahunan tertinggi di dunia, sama luasnya dengan satu setengah luas pulau Bali.

UE dan pemerintah Indonesia pada 2009 membuat komitmen paling signifikan di dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kedua belah pihak menyadari besarnya skala permasalahan ini dan pentingnya melakukan pencegahan atas kerusakan yang lebih besar. Kedua pihak juga menyadari salah satu sumber dari permasalahan ini adalah banyakan penebangan ilegal di Indonesia dan masih banyak hasil kayu ilegal yang di konsumsi pasar UE. Indonesia meminta masyarakat internasional untuk mendukung upaya penanganan ancaman terhadap hutan dan mata pencaharian masyarakat yang tinggal di dalam atau dekat hutan tersebut. UE menanggapi dengan mendukung upaya ini.

Secara bertahap dan susah payah, selama sepuluh tahun terakhir ini UE dan Indonesia melakukan kegiatan dengan dua tujuan: melawan pembalakan liar di Indonesia dan mendukung perdagangan

kayu tersertifikasi. Inggris berperan penting dalam mendukung proses ini melalui Program Kehutanan Multi-Pemangku Kepentingan (Multi-Stakeholder Foresty Programme/ MFP). MFP ditujukan untuk mendukung negosiasi dan implementasi Perjanjian Kemitraan Sukarela Terhadap Penegakan Hukum Kehutanan, Tata Kelola, dan Perdagangan (Forest Law Enforcement Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement/ FLEGT VPA). UE mengeluarkan Regulasi Kayu UE yang mengharuskan perusahaan-perusahaan Eropa untuk memastikan bahwa mereka hanya berurusan dengan kayu legal. Institut Hutan Eropa juga bekerja untuk mendukung proses VPA ini. Di pihak Indonesia, pemerintah telah memberlakukan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang berlaku bagi semua unsur industri kayu. SVLK memastikan bahwa ada sertifikasi legal untuk kayu; mulai dari penebangan di hutan, pengolahan, dan proses pabrikan (misalnya menjadi kertas atau mebel), hingga sampai dikirim ke luar negeri dan dipasarkan pada pembeli di Eropa dan negara-negara lain.

Pada September 2013, UE dan Indonesia menandatangani VPA (Perjanjian Kemitraan Sukarela) yang menyelaraskan sistem pencegahan pembalakan liar di Indonesia dan UE. VPA mulai berlaku pada Mei 2014 dan secepatnya setelah sistem ini siap, UE akan mengakui SVLK dan memberi izin khusus FLEGT untuk produk kayu legal Indonesia yang tersertifikasi sehingga Pasar UE dapat melihat bahwa kayu-kayu Indonesia memenuhi standar legalitas tertinggi. Sistem ini akan membantu penjaminan kepada konsumen UE bahwa mereka tidak ikut membantu meningkatnya permintaan atas kayu-kayu ilegal. Jika proses ini berjalan dengan baik, Indonesia bisa menjadi negara pertama di dunia yang memiliki izin tersebut. Hal ini

Fitur Spesial22

Page 27: Blue Book 2015

Blue Book 2015 23

lain, termasuk Cina, Jepang, dan Korea, yang bersama dengan UE adalah tujuan-tujuan ekspor utama Indonesia. Pada saat langkah-langkah terakhir dilengkapi, Indonesia akan dilihat sebagai pemimpin legalitas kayu dunia.

VPA juga penting karena kemitraan ini tidak hanya sekedar dalam lingkup perdagangan saja. VPA mempertimbangkan pembangunan yang lebih luas, persoalan-persoalan lingkungan hidup, serta kebijakan-kebijakan nasional dan internasional yang berpengaruh terhadap penduduk lokal. Dalam hal ini VPA memperlihatkan bagaimana perlindungan lingkungan tidak harus menghalangi pembangunan ekonomi, dan bagaimana konsumen, industri, dan pemerintah bisa bekerja sama untuk mendorong konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup.

Tentu saja ada lebih banyak lagi yang harus dilakukan untuk menjaga hutan-hutan di Indonesia. Namun, dengan bekerja sama, UE, pemerintah Indonesia, dan industri kayu telah membuat kemajuan yang berani dan belum pernah dilakukan sebelumnya.

akan meningkatkan nilai pasar yang nyata kepada kayu Indonesia karena peningkatan permintaan pembeli dan konsumen di UE dan di tempat lain atas produk-produk kayu yang tidak menyebabkan pembalakan liar.

SVLK menyediakan regulasi kuat yang saling melengkapi dari Kementerian Kehutanan dan Kementerian Perdagangan Indonesia maupun dari Regulasi Kayu UE, sehingga pembeli UE yang harus mematuhi persyaratan untuk produk-produk kayu impor tidak ragu untuk membeli kayu tersebut. Tantangan pelaksanaan sistem baru yang ambisius seperti SVLK adalah waktu untuk dapat memenuhi seluruh persayaratan karena banyaknya aktor yang terlibat. Berkat keterlibatan masyarakat madani dalam rancangannya, FLEGT VPA telah mendapat dukungan yang sangat baik di tingkat nasional, dan didasari oleh transparansi dan tata kelola yang jauh lebih baik yang mencerminkan undang-undang keterbukaann informasi Indonesia.

Sistem ini akan mencakup semua ekspor, baik ke negara-negara UE dan ke negara-negara importir

Page 28: Blue Book 2015

enam komponen yang mencakup bantuan teknis bagi perbaikan kebijakan-kebijakan di sektor perdagangan hingga fasilitasi kemitraan di bidang sains dan teknologi serta peningkatan kerangka hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Program lainnya adalah Program Bantuan Perdagangan UE-Indonesia senilai €15 juta (Trade Support Programme II/ TSP II) membantu peningkatan koordinasi dan transparansi kebijakan-kebijakan perdagangan terkait peningkatan ekspor. TSP II bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur kualitas ekspor guna meningkatkan pangsa pasar dan memperbaiki kesesuaian mutu produk ekspor, termasuk di dalamnya produk-produk makanan laut dan hasil pertanian seperti pala dan kakao.

Instrumen kerja sama antar negara-negara maju dan industrial (Industrialised Countries Instuments+/ ICI+) juga melengkapi inisiatif-inisiatif tersebut diatas. ICI+ bertujuan untuk memperkuat hubungan perdagangan UE dan Indonesia. Melalui dukungan terhadap Kamar Dagang Eropa (Eurocham) dan Jaringan Bisnis Uni Eropa-Indonesia (European Union-Indonesia Business Network/ EIBN), program ini mendorong dan memfasilitas akses pasar bagi perusahan-perusahaan Eropa di Indonesia dan ASEAN, khususnya UKM. ICI+ menyediakan jasa dukungan usaha bagi perusahaan-perusahaan Eropa, meningkatkan kesadaran mengenai potensi pasar Indonesia, dan meningkatkan peluang investasi langsung.

Seluruh program kemitraan UE-Indonesia di bidang ekonomi dirancang khusus berdasarkan permintaan dan kebutuhan kementerian/ lembaga pemerintahan terkait dan dunia usaha yang terlibat dalam berbagai kegiatan perdagangan dan investasi di Indonesia. Adapun tujuan utamanya adalah mendukung perkembangan hubungan ekonomi antara UE dan Indonesia serta perbaikan iklim perdagangan dan investasi, guna berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Salah satu tujuan penting UE di Indonesia adalah untuk memfasilitasi investasi, perdagangan bilateral, dan mendukung dunia usaha dalam perdagangan lintas batas. Tujuan ini memberi manfaat bagi UE dan Indonesia. UE merupakan salah satu pasar utama bagi ekspor berbagai produk non-migas Indonesia yang sedang tumbuh. Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara adalah mitra penting bagi UE baik dalam perdagangan maupun investasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan akan menguntungkan komunitas dunia usaha dan masyarakat pada umumnya.

UE dan Negara-negara Anggotanya memberikan dukungan melalui beragam program yang dirancang untuk membantu Indonesia berintegrasi ke dalam sistem perdagangan internasional dan mewujudkan potensi perdagangan dan investasi yang dimilikinya. Salah satu program tersebut adalah Fasilitas Kemitraan Perdagangan UE-Indonesia (Trade Cooperation Facility/ TCF). Program berdurasi empat tahun senilai €12,5 juta yang dilaksanakan sejak tahun 2013 ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas institusi pemerintah untuk memperbaiki iklim perdagangan dan investasi. TCF terdiri dari

Kerja Sama Ekonomi Perdagangan berarti pertumbuhan berkelanjutan

Pencairan dana hibah dan pinjaman pada tahun 2014 (dalam €)

Dana Hibah Pinjaman

Uni Eropa 7.085.000

Belanda 9.983.000

Denmark 600.000

Inggris 191.000

Jerman 7.103.000 14.000.000

Perancis 8.808.000

Spanyol 17.160.000

Tabel ini menunjukkan status pencairan pendanaan pada tahun 2014. Angka masih merupakan indikasi awal. Kecuali ada ketentuan lain, angka yang tertera dalam tabel diatas merupakan refleksi dari total alokasi pendanaan proyek yang berlansung.

24

Page 29: Blue Book 2015

Blue Book 2015 25

Kondisi geografis Indonesia merupakan tantangan besar bagi lembaga-lembaga otoritas terkait dalam menjamin pemanfaatan sumber daya perikanan di Indonesia secara legal dan lestari. Hal ini merupakan salah satu persyaratan akses pasar ke UE.

Program TSP II memberikan dukungan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melakukan kaji ulang kerangka kerja hukum yang ada, memperbarui sistem data bersama nasional untuk memastikan kemampuan penelusuran, dan meningkatkan ketrampilan profesional pejabat kementerian maupun pelaku usaha. Sistem data terintegrasi ini menyediakan akses real-time terhadap perizinan, registrasi, pemantauan

Satu program dari perusahaan Spanyol Centunión untuk Kementerian Pekerjaan Umum membantu menjawab dua kebutuhan penting Indonesia: infrastruktur dasar serta pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk staf kementerian.

UE - Perikanan yang lestari

SPANYOL – Membangun jembatanProgram ini mencakup pengembangan rancangan dan desain teknis, pasokan struktur baja, penyusunan manual pembangunan, bantuan teknis dan pelatihan, serta inspeksi pembongkaran dan uji mutu. Program yang sudah memiliki kantor pengelola di Jakarta ini berhasil diselesaikan sebelum tenggat waktu dan kementerian penerima manfaat merasa sangat puas dengan program ini.

kapal, operasi penangkapan ikan, pendaratan, dan sertifikat hasil tangkapan. Keberhasilan sistem ini berarti Indonesia diakui oleh UE sebagai negara yang secara efektif memerangi penangkapan ikan ilegal.

“Satu hasil yang sangat nyata dari TSP II adalah pembaruan sistem pengendalian Illegal, Unreported and Unregulated Fishing/ IUU fishing untuk UE dan standar internasional. Melalui upaya bersama ini akses pasar yang berkelanjutan bagi ekspor ikan tangkap Indonesia ke Eropa dapat terjamin, sehingga gangguan perdagangan dengan salah satu mitra dagang utama Indonesia pun dapat dihindari, di samping menjamin lapangan kerja. Sistem online baru ini sudah mencakup 33 pelabuhan utama kita dan menyediakan instrumen lengkap yang memungkinkan kita untuk memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan adalah akurat, terkini, dan tersedia.”

Whisnu Haryati, Kepala Divisi Program, Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Page 30: Blue Book 2015

Satu elemen penting dalam strategi pembangunan Indonesia adalah menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan membangun ekonomi berdasarkan pengetahuan yang mendukung industri-industri bernilai-tambah tinggi. Untuk mendukung tercapainya tujuan ini, pada bulan Juli 2014 EU Desk yang berlokasi di gedung Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) dibentuk dengan bantuan dari TCF. Tujuannya adalah untuk memperkuat hubungan investasi antara Indonesia dan UE dengan cara menyediakan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas staf BKPM. Indonesia menarik minat banyak investor yang ingin menanamkan modal. Keputusan mereka untuk berinvestasi berdasarkan penilaian terhadap transparansi dan kepastian jangka panjang. Karenanya, EU Desk akan berupaya memperbaiki tingkat pemahaman bersama terkait persyaratan dan manfaat dari meningkatnya investasi Eropa di Indonesia.

“Kami menyambut baik kegiatan-kegiatan dan inisiatif-inisiatif EU Desk karena mereka bekerja bersama dengan tim kami untuk membawa investasi berkualitas dari Eropa masuk ke Indonesia.”

Indra Darmawan, Direktur Kerja Sama Dunia Usaha Internasional, BKPM

Bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, pemerintah Belanda telah mengembangkan program ‘Peningkatkan produksi dan pemasaran sayur-mayur bagi petani skala kecil untuk meningkatkan status ketahanan pangan dan mendukung pembangunan sektor swasta di Indonesia’ (VegIMPACT). Sejalan dengan visi Indonesia untuk mengembangkan produk-produk hortikultura dengan nilai lebih tinggi, program ini berlangsung dari tahun 2012 hingga 2016 dengan anggaran €4,5 juta.

Mitra dan para penerima manfaat program ini termasuk petani, lembaga pemerintah, perusahaan swasta, dan LSM. Program ini berencana membantu 10.000 petani skala kecil dalam meragamkan dan memperbaiki produksi sayur-mayur sehingga memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan meningkatkan akses terhadap pangan. VegIMPACT mendorong diversifikasi dari produksi padi ke tanaman pangan dengan nilai yang lebih tinggi seperti sayur-mayur. Program ini ini juga diharapakan dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi petani, memperbaiki akses terhadap pangan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan.

VegIMPACT memiliki empat kegiatan utama: pembuktian dan pengujian sistem penanaman; menghubungkan petani skala kecil ke rantai pasokan baru; perbaikan produksi kentang dan pengembangan sektor pembibitan kentang; serta melatih praktik-praktik pertanian yang baik untuk petani di seluruh Indonesia.

UE - Fasilitasi bagi para investor

BELANDA -Peningkatan sektor hortikultura

26

Page 31: Blue Book 2015

Blue Book 2015 27

Indonesia terletak di lokasi yang dikenal sebagai ‘Cincin Api’, satu rangkaian lempengan tektonik tak stabil antara Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga rawan terhadap gempa bumi, letusan gunung berapi dan bencana alam lainnya. Tsunami 2004 yang diperkirakan merenggut lebih dari 170.000 jiwa adalah bukti dahsyatnya konsekuensi aktifitas tektonik di wilayah tersebut.

Untuk membina kesiapsiagaan bencana yang lebih baik, bantuan pasca bencana UE meliputi pembangunan infrastruktur, rekonstruksi perumahan, tata kelola yang baik, pengembangan kapasitas, serta kegiatan-kegiatan untuk membangun

keberlanjutan ekonomi dan lingkungan hidup. Hal ini menghasilkan program pengurangan risiko bencana secara komprehensif yang melibatkan masyarakat setempat, institusi nasional, dan kawasan.

UE dan ASEAN, termasuk Indonesia, bekerja erat dalam kesiapsiagaan bencana. Untuk mengurangi dampak bencana alam, berbagai upaya dilakukan diantaranya adalah kegiatan-kegiatan yang membantu negara-negara ASEAN mencegah sekaligus memulihkan dari bencana. Kesadaran berarti kesiapsiagaan. UE dan ASEAN bertekad untuk menempatkan kesiapsiagaan dan pencegahan bencana sebagai inti dari pembangunan ekonomi.

Kesiapsiagaan Bencana Sadar berarti siap siaga

Indonesia adalah salah satu negara paling rawan bahaya vulkanik. Program Perancis-Indonesia DOMERAPI (IRD-CVGHM-ITB), yang didanai oleh Badan Riset Nasional Perancis (French National Agency for Research) sebesar €650.000 untuk empat tahun, bertujuan untuk mengembangkan metode-metode baru dalam memantau aktivitas gunung berapi. Selain itu, program ini juga melakukan transfer teknologi dan memperkuat kapasitas Indonesia. Tiga ilmuwan dari Institut de Recherche pour le Développement Perancis bekerja untuk proyek ini dan berkantor di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Termasuk dalam kegiatan-kegiatan riset mereka adalah membuat instrumen pengumpulan dan pengolahan data lapangan, pelatihan, dan bekerja dengan ilmuwan dari Institut Teknologi Bandung.

PERANCIS – Mitigasi bahaya vulkanik

Page 32: Blue Book 2015

Terang setelah kelam Rekonstruksi Aceh, sepuluh tahun kemudian

Berita tentang tsunami Samudra Hindia 2004 merupakan peristiwa yang tidak terlupakan bagi banyak orang dan merupakan salah satu bencana terburuk dalam sejarah. Ada 14 negara yang terkena dampak, namun Indonesia adalah yang terparah dan Aceh mengalami kerusakan yang paling berat. Dari 230.000 korban meninggal pada tanggal 26 Desember 10 tahun lalu, lebih dari 170.000 adalah

warga Indonesia. Kebanyakan diantaranya berada di Aceh dan Pulau Nias dimana lebih dari lima ratus ribu penduduknya kehilangan rumah, harta, dan sumber penghidupannya.

Skala dan urgensi dari bencana ini terbilang khusus. Bantuan segera dibutuhkan dan Indonesia maupun komunitas internasional memberi tanggapan

Pada tanggal 26 Desember 2014, dunia memperingati 10 tahun bencana tsunami Samudra Hindia. Acara doa bersama, lomba fotografi, konferensi internasional mengenai riset tsunami, pameran foto, dan pengetahuan tentang bencana di Banda Aceh dihadiri oleh 14 Duta Besar Negara-negara Anggota UE. UE berpartisipasi dalam pameran yang berlangsung selama tiga hari dengan satu stan pameran yang menjelaskan bantuan yang diberikan UE untuk rekonstruksi dan proses perdamaian. Stan pameran tersebut juga menghadirkan kuis pendidikan ‘paket darurat bencana’ yang interaktif dan permainan untuk para pengunjung pameran.

Special Feature 28

Page 33: Blue Book 2015

Blue Book 2015 29

dengan cepat. Komitmen penyaluran dana-dana resmi, termasuk dari UE, ditentukan dalam waktu beberapa jam saja, dan bantuan kemanusiaan dari seluruh dunia, termasuk dari Negara-negara Anggota UE, sampai di Aceh dalam beberapa hari. Jumlah pendanaan yang dibutuhkan sangat besar dan pemerintah Indonesia dengan cepat menyadari bahwa mengelola nilai dana bantuan yang sangat besar adalah tantangan yang sangat berat.

Oleh karena itu, kondisi darurat ini menjadi pendekatan baru dalam menanggapi bencana. Dana Perwalian Multi Donor (Multi-Donor Fund/ MDF) untuk Aceh dan Nias memungkinan organisasi-organisasi internasional mengumpulkan dananya kepada pemerintah pusat untuk mendukung upaya bersama. Dipimpin oleh pemerintah Indonesia, dikelola oleh Bank Dunia, dan dibiayai bersama oleh donor-donor seperti UE, MDF memungkinkan lebih dari €520 juta disalurkan ke masyarakat Aceh dan Nias. Dari nilai tersebut, lebih dari €200 juta berasal dari UE.

Hasilnya luar biasa. Hampir 20.000 rumah baru dibangun dan 670 sekolah dibangun kembali atau diperbaiki di Aceh dan Nias. Proyek-proyek MDF berhasil pula merekonstruksi lima pelabuhan penting, lebih dari 650 km jalan nasional, hampir 1.600 km saluran irigasi dan perairan, serta 8.000 sumur.

Di tempat lain di dunia, bencana alam seperti tsunami dapat memperburuk konflik sipil. Namun di Indonesia, bencana ini menyatukan masyarakat dan memastikan perdamaian akan tumbuh dari tragedi.

Tiga puluh tahun konflik sipil di Aceh diselesaikan setelah tsunami 2004 dengan nota kesepahaman bersejarah yang ditandatangani pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, pada tanggal 15 Agustus 2005.

Komitmen UE untuk Perdamaian dan Kemakmuran diakui dunia, tetapi Aceh adalah contoh keberhasilan komitmen ini, ketika sumber daya politik dan finansial dapat digunakan secara efektif. Keberhasilan ini dilalui dengan upaya mediasi awal oleh Presiden Finlandia Ahtisaari, keterlibatan UE dan ASEAN dalam Misi Pemantauan Aceh (Aceh Monitoring Mission/ AMM), dan dukungan kuat UE terhadap proses perdamaian Aceh hingga akhir tahun 2012.

AMM memiliki peran sentral dalam mendukung upaya mediasi. Secara paralel, UE mengembangkan inisiatif senilai €30 juta untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam nota kesepahaman yaitu melalui program Bantuan Proses Perdamaian Aceh (Aceh Peace Process Support/ APPS). APPS terdiri dari satu rangkaian program-program bantuan teknis dan peningkatan kapasitas untuk pemilu, polisi, peradilan, reformasi tata kelola pemerintahan daerah, serta dukungan untuk reintegrasi mantan kombatan GAM.

Berakhirnya program perdamaian UE di Aceh bukan akhir dari cerita. UE tetap menjadi sahabat yang memiliki komitmen untuk Aceh dan terus mendukung provinsi ini dalam bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama seperti lingkungan hidup dan perubahan iklim global.

Page 34: Blue Book 2015

UE mendukung reformasi yudisial yang tengah berjalan dengan tujuan untuk memperkuat integritas organisasional, akuntabilitas, transparansi, dan memperkuat sistem pelatihan penegak hukum di Indonesia.

Untuk mendukung penguatan administrasi pendapatan pemerintah dan pengelolaan keuangan yang baik, termasuk di tingkat daerah, UE menyediakan dana sebesar €10 juta sebagai bagian dari program Multi-Donor PFM senilai €21 juta (donor lainnya adalah pemerintah Kanada dan Swiss). Program ini dilaksanakan oleh Bank Dunia dan Kementerian Keuangan.

Karena pemilu dianggap sebagai komponen penting dalam demokrasi, UE mendorong partisipasi perempuan dalam politik dan mendukung upaya peningkatan dialog antara organisasi masyarakat madani dan pihak berwenang di tingkat daerah. UE juga mendanai sejumlah program melalui Instrumen Eropa untuk Demokrasi dan HAM Eropa (European Instrument for Democracy and Human Rights/ EIDHR). Instrumen ini dimaksudkan untuk mendorong penghormatan universal terhadap HAM dan kebebasan mendasar dengan cara memberikan dukungan untuk organisasi masyarakat madani. Proyek-proyek yang didukung oleh Instrumen ini di Indonesia mencakup banyak hal mulai dari dukungan terhadap upaya peningkatan toleransi beragama sampai peningkatan partisipasi kelompok-kelompok marjinal dalam pemilu.

Secara umum UE mendukung institusi-institusi publik dalam memberikan pelayanan-pelayanan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat, termasuk kelompok-kelompok minoritas dan rentan. Meningkatnya transparansi, integritas, dan akuntabilitas lembaga-lembaga pemerintahan tentunya akan memperkuat kepercayaan publik dan memastikan bahwa pendapatan pajak dikumpulkan dan dibelanjakan secara efektif dan adil.

Pencairan dana hibah pada 2014 (dalam €)

Dana Hibah

Uni Eropa 10.031.000

Belanda 13.681.000

Denmark 1.950.000

Finlandia 510.000

Jerman 5.113.000

Perancis 55.000

Tabel ini menunjukkan status pencairan pendanaan pada tahun 2014. Angka masih merupakan indikasi awal. Kecuali ada ketentuan lain, angka yang tertera dalam tabel diatas merupakan refleksi dari total alokasi pendanaan proyek yang berlansung.

UE didirikan atas prinsip-prinsip kebebasan, demokrasi, penegakan hukum, dan penghormatan HAM. Bersama dengan Indonesia, UE memiliki satu pemahaman bahwa HAM dan demokrasi itu tidak terpisahkan dan bahwa keduanya penting untuk mencegah dan menyelesaikan konflik dan mengentaskan kemiskinan. Hanya di dalam demokrasi individu-individu dapat sepenuhnya menyadari hak asasi mereka dan hanya ketika HAM dihormati demokrasi dapat tumbuh. HAM oleh karena itu saling bergantung dan hak-hak sipil serta politik tidak dapat dipisahkan dari hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya.

Baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, UE dan Indonesia mempromosikan demokrasi, toleransi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan penghormatan HAM. Di Indonesia, UE mendukung upaya-upaya pemerintah yang memprioritaskan reformasi yudisial, penguatan tata kelola keuangan publik, dan program anti korupsi. Bersama dengan UNDP lewat Program Dukungan terhadap Reformasi Sektor Peradilan di Indonesia (Support to the Justice Sector Reform Programme in Indonesia/ SUSTAIN) yang bernilai €10 juta yang mulai dilaksanakan pada 2014,

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Hak Asasi Manusia Transparansi, integritas, dan akuntabilitas

30

Page 35: Blue Book 2015

Blue Book 2015 31

Perempuan yang ingin berpartisipasi dalam politik di Indonesia masih menghadapi sejumlah hambatan. Program dua tahun senilai €300.000, yaitu Demokrasi yang Lebih Inklusif: Memperkuat Partisipasi Perempuan dalam Pemilu 2014 (A More Inclusive Democracy: Strengthening Women’s Participation for the 2014 Elections), telah dilaksanakan untuk mendorong para calon anggota legislatif perempuan di provinsi Bali dan provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki tingkat keterwakilan perempuan yang masih rendah, dan di Jawa Barat yang memiliki keterwakilan perempuan cukup baik. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan berupa lokakarya dengan partai politik, pelatihan ketrampilan kepemimpinan, serta mengorganisir forum alumni dan forum masyarakat. Program ini telah berhasil membuat jaringan perempuan dalam politik dengan kurang lebih 75 perempuan calon anggota legislatif di tiga provinsi, yang enam di antaranya sekarang ini duduk di dewan perwakilan daerah.

Melawan korupsi membutuhkan upaya bersama diantara pelaku-pelaku di sektor publik, swasta, masyarakat madani, dan masyarakat. Sebuah kemitraan baru antara Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Pemuda Muhammadiyah, salah satu organisasi massa terbesar di Indonesia, telah terbentuk guna mendukung upaya perlawanan terhadap korupsi.

Proyek yang didukung oleh program tata kelola pemerintahan yang baik milik Denmark ini akan dilaksanakan oleh Muhammadiyah melalui pendirian madrasah anti korupsi, kampanye advokasi pencegahan korupsi, serta kolaborasi dengan lembaga-lembaga penegakan hukum dalam memperbaiki pemantauan dan pelaporan kasus-kasus korupsi.

“Kita belajar bagaiman melawan korupsi dari ICW dan ICW dapat belajar dari Muhammdiyah bagaimana melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk memerangi korupsi.”

Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua Pemuda Muhammadiyah

UE – Meningkatkan keterwakilan perempuan

DENMARK - Aksi bersama melawan korupsi

“Saya mendapat banyak pengetahuan mengenai kepemimpinan. Saya juga belajar bahwa ada banyak pilihan positif dalam penyelesaian konflik. Saya yakin bahwa sekarang saya adalah pemimpin yang mumpuni.”

Suryati dari Partai Persatuan Pembangunan

Page 36: Blue Book 2015

Rancangan pertama Peta Jalan UE untuk Keterlibatan dengan Masyarakat Madani di Indonesia 2015-2017, yang diumumkan pada Desember 2014, bertujuan untuk lebih memperkuat hubungan UE dengan organisasi masyarakat madani (Civil Society Organisations/ CSOs) dan menyediakan bantuan untuk upaya-upaya mereka. Peta Jalan ini mengidentifikasi tiga prioritas: mendukung terciptanya kondisi hukum, peraturan, keuangan, dan kelembagaan yang kondusif; mendorong partisipasi yang konstruktif dan efektif di semua bidang kebijakan pokok, yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan; serta mendukung kapasitas CSO untuk

berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan yang seimbang dan inklusif.

Fase baru dari program tematik Organisasi Masyarakat Madani dan Pemerintahan Daerah (Civil Society Organisations and Local Authorities/ CSO-LA) bertujuan untuk mendukung kontribusi masyarakat sipil dan pemerintahan daerah pada perbaikan tata kelola, akuntabilitas, dan pembuatan kebijakan yang inklusif. Program ini mencakup kerja sama perekonomian hingga tata kelola pemerintahan, serta merupakan inisiatif yang inovatif dari UE dan Negara-negara Anggotanya.

Melibatkan Organisasi Masyarakat Madani dan Pemerintahan Daerah

Program tiga tahun Inovasi Pengembangan Ekowisata Flores untuk Perdagangan Berkelanjutan (Innovative Indigenous Flores Ecotourism for Sustainable Trade/ INFEST) bertujuan untuk merangsang pembangunan yang dirancang dan diarahkan oleh masyarakat setempat. Program €320.000 yang didanai oleh UE dan dilaksanakan oleh Yayasan Jaringan Ekoturisme Indonesia (Indecon) di lima desa dan dua kota di pulau Flores di provinsi Nusa Tenggara Timur ini masih berlangsung untuk meningkatkan kapasitas pelayanan pariwisata dan mengembangkan produk pariwisata ramah lingkungan yang memberi manfaat bagi masyarakat setempat.

Program ini telah membantu organisasi pariwisata di Waerebo, sebuah desa terpencil yang terkenal dengan perkebunan kopinya, mengembangkan paket wisata khusus yang melibatkan jalan-jalan di perkebunan, memetik dan menyortir biji kopi,

UE – Kopi Flores siap dibawa pulangmengeringkan, menggiling, dan mengemasnya. Desa yang meraih penghargaan tertinggi dari UNESCO untuk konservasi warisan budaya pada 2012 ini, menerima kunjungan lebih dari 2.100 wisatawan pada 2014, dua kali lebih banyak dari total tahun sebelumnya.

“Pada awalnya, tetangga saya mengangkat alisnya karena mereka tidak yakin kopi kami bisa dijual. Namun, setelah dua bulan penjualan kami meroket sehingga meyakinkan semua orang.”

Asti, warga desa Waerebo

32

Page 37: Blue Book 2015

Blue Book 2015 33

Pendekatan-pendekatan partisipatif sangat penting karena pendekatan semacam ini mendorong keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan, memberi warga negara kendali yang lebih besar pada proses penyusunan kebijakan dan anggaran, serta andil yang lebih besar akan hasilnya. Proyek 20 bulan yang ikut didanai oleh UE senilai hampir €120.000 dan dilaksanakan oleh Yayasan AKATIGA ini bertujuan untuk memperkuat mekanisme perencanaan partisipatif di Surakarta dan Kebumen, Jawa Tengah. Tujuan lainnya adalah untuk mencari tahu apakah pendekatan ini bisa mengurangi kemiskinan. Sebanyak 40 orang dari 15 desa percontohan telah dilatih untuk mengidentifikasi potensi ekonomi lokal dan menghasilkan rencana-rencana pembangunan ekonomi.

“Di Kebumen proyek ini telah membantu mensinkronisasikan perencanaan desa dari bawah ke atas dengan perencanaan pemerintah yang merupakan proses dari atas ke bawah. Sekarang masyarakat berpikir lebih positif mengenai pembangunan perekonomian.”

Yuli, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Pengadaan publik yang efektif dan efisien adalah tulang punggung dari pemerintah yang berfungsi dengan baik. Karena pembelanjaan publik yang terbesar di Indonesia terjadi di tingkat daerah, maka persoalan tersebut menjadi relevan bagi pemerintahan daerah. Dalam rangka melengkapi dukungannya untuk agenda reformasi nasional Pengelolaan Dana Publik, UE mendanai inisiatif enam tahun senilai €900.000 yang mendukung reformasi sistem pengadaan publik di 11 pemerintah daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dilaksanakan oleh Bandung Trust Advisory Group (B_Trust) dan Indonesia Procurement Watch (IPW), inisiatif ini telah berhasil mengarahkan rancangan unit-unit pengadaan baru yang terintegrasi dan menggunakan sistem online untuk memperbaiki efisiensi, mengurangi biaya dan memungkinkan kompetisi yang adil dan transparan diantara para pemasok.

“Selain mendapatkan Penghargaan Pengadaan Nasional 2014 dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Biro Layanan Pengadaan Provinsi Sulawesi Selatan telah menjadi contoh dan inspirasi untuk pengadaan di provinsi dan kabupaten lainnya.”

Agus Rahardjo, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

UE – Perencanaan untuk masyarakat

UE - Reformasi pengadaan publik

Page 38: Blue Book 2015

Terlepas dari kemajuan besar dalam beberapa dekade belakangan ini, Indonesia masih menghadapai berbagai tantangan besar dalam memastikan kesehatan bagi seluruh warga negara, khususnya kelompok masyarakat miskin. Walaupun tingkat harapan hidup mengalami perbaikan dan angka kematian bayi menurun, ketimpangan tingkat pendapatan masih masih tetap ada. Angka kematian bayi dan anak-anak di keluarga miskin, misalnya, masih sangat tinggi. Di samping itu, banyak provinsi dengan angka tiga kali lebih tinggi dari lainnya. Malnutrisi masih menjadi persoalan besar. Lebih dari sepertiga anak Indonesia dibawah lima tahun mengalami stunting (keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek). Artinya, mereka mengalami pertumbuhan yang sangat buruk.

Penyakit menular juga masih menjadi penyebab utama sakit dan kematian. Sekitar 65.000 orang meninggal karena TBC setiap tahunnya dan dengan peningkatan kasus-kasus resistensi obat (multi-drug resistant/ MDR) TBC, lebih dari setengah juta kasus baru terjadi setiap tahunnya. Jumlah yang serupa, yaitu sekitar 480.000 orang hidup dengan HIV/AIDS dimana tingkat prevalensi di Papua 15 kali lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional. Penyakit yang disebabkan oleh vektor seperti malaria dan demam berdarah juga masih menjadi persoalan, flu burung terus mengancam jiwa orang yang terinfeksi, dan penderita penyakit kronis seperti kanker, penyakit

jantung, dan kelainan metabolisme tubuh juga terus meningkat.

Walaupun hak untuk hidup sehat diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Indonesia secara umum dianggap memiliki tingkat pelayanan kesehatan yang relatif cukup, akses masih menjadi persoalan besar terutama di daerah-daerah terpencil. Dalam hal ini, pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2014 yang mencakup asuransi kesehatan dasar gratis untuk separuh jumlah penduduk Indonesia adalah suatu kemajuan yang positif.

UE dan Negara-Negara Anggota UE, khususnya Perancis dan Jerman, merespon tantangan-tantangan tersebut dengan memberikan dukungan melalui Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria/ GFATM). Indonesia yang merupakan penerima terbesar kedelapan telah mengambil manfaat sebesar €600 juta dari dana yang hampir separuhnya berasal dari UE ini. Sebagai tambahan, UE juga membantu meningkatkan kesehatan reproduksi dan seksual di kalangan anak muda Papua, dan bekerja bersama UNICEF dalam memerangi malnutrisi dan stunting.

Kesehatan, Air, dan SanitasiKesehatan untuk semua

Pencairan dana hibah pada 2014 (dalam €)

Dana Hibah

Uni Eropa 245.000

Belanda 15.704.000

Perancis 28.000

Tabel ini menunjukkan status pencairan pendanaan pada tahun 2014. Angka masih merupakan indikasi awal. Kecuali ada ketentuan lain, angka yang tertera dalam tabel diatas merupakan refleksi dari total alokasi pendanaan proyek yang berlansung.

34

Page 39: Blue Book 2015

Blue Book 2015 35

Terlepas dari intervensi yang sudah lebih dari 10 tahun, HIV/AIDS masih tinggi di kalangan anak-anak muda di Papua. Program tiga tahun Advokasi untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan Seksual Reproduktif (Advocacy for Improved Sexual Reproductive Health Services) yang didanai UE sebesar €700.000 membantu meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat sipil dalam melakukan advokasi untuk pelayanan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi yang ramah anak muda yang lebih baik.

Program yang dilaksanakan oleh Stichting Badan Kependudukan Dunia (World Population Foundation/ WPF) ini telah mengembangkan jejaring di antara anak muda untuk melakukan advokasi peningkatan anggaran, intervensi yang lebih baik untuk pelayanan kesehatan seksual, dan kesehatan reproduksi yang peka gender dan ramah anak muda, serta membentuk aliansi-aliansi baru di antara para petugas kesehatan, pembuat kebijakan, dan anak-anak muda.

“Setelah pelaksanaan program UE oleh Rutgers WPF dan IPPA Papua, saya sebagai putra asli Papua sekarang ingin membantu sesama orang Papua menuju perubahan. Rutgers WPF dan IPPA Papua mendorong dan melatih kami untuk memiliki kapasitas yang kami butuhkan. Kami bisa menjadi agen perubahan dan sebaiknya kami mulai dari diri sendiri.”

Johan Albert Piche, pegiat Forum Pemuda Papua

UE – Meningkatkan nutrisi

UE - Bicara kesehatan seksualMalnutrisi kronis berdampak sangat buruk terhadap perkembangan fisik dan kecerdasan anak-anak. Oleh karena itu laju malnutrisi anak-anak Indonesia merupakan ancaman terhadap kesejahteraan generasi masa depan. Hampir 20 persen anak-anak Indonesia di bawah usia lima tahun memiliki berat badan di bawah normal dan 37% mengalami stunting.

Program Ketahanan Pangan Ibu dan Anak di Asia (Maternal and Young Child Nutrition Security Initiative in Asia/ MYCNSIA) bertujuan untuk menjawab persoalan ini. Kegiatan-kegiatan program ini didukung oleh UE senilai €4,2 juta dan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan UNICEF di Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Kegiatan MYCNISA terbagi dalam dua kategori besar: intervensi pemberian nutrisi khusus yang berdampak tinggi seperti pemberian makanan tambahan mikronutrien, konseling menyusui, dan perawatan untuk kasus malnutrisi akut; serta pendekatan yang berpusat pada masyarakat untuk mendorong strategi yang peka nutrisi di berbagai sektor yang relevan.

“Kader (pekerja sosial) membantu saya untuk memahami bahwa menyusui secara eksklusif selama enam bulan adalah yang terbaik untuk bayi saya dan akan melindunginya dari diare. Ibu mertua saya mencoba membujuk saya untuk memberi makanan lain, tetapi anak saya baru berumur 5 bulan. Jadi, saya menolak.”

Theresia Tari, ibu dari bayi laki-laki 5 bulan, Novensus Nong Tommy

© U

NIC

EF

Ind

on

esia

/20

15/T

orl

esse

Page 40: Blue Book 2015

Pertukaran diplomatik, pendanaan kerjasama pembangunan, dan pemberian bantuan teknis memegang peranan utama dalam melaksanakan tujuan bersama antara UE dan Indonesia guna mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan. Baik UE maupun Indonesia mengakui bahwa meningkatkan hubungan antar bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, merupakan bagian yang penting guna menjalin persahabatan yang saling menguntungkan.

Sejak dulu interaksi antar lembaga non-pemerintah merupakan bagian yang penting di sektor budaya dan kreatif; misalnya di bidang mode, musik, film, dan seni. Namun, dengan adanya globalisasi dan kondisi dunia yang saling tergantung serta terhubung melalui komunikasi massa, maka ‘diplomasi budaya’ memegang peranan penting guna memperkuat perdamaian, kemakmuran, dan saling pengertian. Diplomasi budaya memiliki kemampuan yang unik untuk mempengaruhi cara berpikir serta aksi seseorang, masyarakat, dan negara yang didasarkan atas rasa saling menghormati, keragaman, dan warisan budaya serta pengakuan bahwa kita adalah mitra yang sejajar dalam dialog antar budaya.

Dengan status Indonesia yang semaking penting di kancah internasional, memiliki posisi yang penting di Asia, serta memainkan peran utama di tingkat ASEAN, maka upaya untuk meningkatkan hubungan antar bangsa antara UE dan Indonesia menjadi semakin penting saat ini. Indonesia dapat menjadi inspirasi dan model bagi negara lain dalam proses demokratisasi dan desentralisasi, serta penanganan

konflik etnis dan agama. Status Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar yang berkomitmen pada keragaman dan demokrasi menjadikan Indonesia memiliki suara yang kuat di tingkat global.

Upaya-upaya UE di Indonesia untuk memperkuat hubungan antar bangsa telah menampakkan hasil yang nyata. Jumlah pertukaran di bidang pendidikan, bisnis, dan pemerintahan terus meningkat. Setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 10 juta orang pelaku usaha, mahasiswa, pejabat, akademisi dan wisatawan telah berpartisipasi dalam pertukaran timbal balik antara UE dan Indonesia. Pertukaran semacam ini dapat menjalin hubungan yang semakin erat antar bangsa, meningkatkan rasa saling percaya, serta saling pengertian antar budaya. Pada akhirnya, jutaan warga Indonesia dan Eropa akan merasakan manfaatnya.

Memperkuat Hubungan Antar BangsaMembangun kepercayaan, saling pengertian dan persahabatan

36

Page 41: Blue Book 2015

Blue Book 2015 37

Pameran Wisata dan Budaya Eropa diadakan untuk pertama kalinya di Balai Kartini, Jakarta pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2014. Pameran ini dikunjungi oleh hampir 12.000 pengunjung, baik mereka yang akan melakukan perjalanan wisata ke Eropa maupun sekadar ingin melihat-lihat saja. Destination Europe menyediakan informasi langsung mengenai tempat tujuan wisata, penawaran khusus serta kesempatan untuk pemesanan perjalanan wisata. Selain UE, 24 negara Eropa juga turut serta dalam pameran ini. Selain itu, pameran ini juga diikuti oleh perwakilan maskapai penerbangan, agen perjalanan, toko-toko yang unik, dan perusahaan asuransi perjalanan. Tari-tarian, musik, demonstrasi memasak, kelas bahasa, klinik fotografi, peragaan busana, bahkan lomba makan ditampilkan dalam pameran ini. Rangkaian acara tersebut menampilkan pertunjukan terbaik dari Eropa, yang menggambarkan penduduk, budaya, dan kreativitasnya.

Hari Eropa diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 9 Mei untuk memperingati perdamaian dan persatuan Eropa. Di seluruh dunia, institusi-institusi UE menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memperingati hari tersebut, guna menyebarluaskan informasi tentang UE dan memperkuat hubungan antar bangsa. Sebagai bagian dari perayaan hari Eropa di Indonesia di tahun 2014, Delegasi UE di Jakarta memperkenalkan konsep baru yaitu ‘Pekan Eropa’. Pekan ini menampilkan rangkain seminar, kuliah umum, dan juga pesta resepsi. Selain itu, UE mengadakan festival film di seluruh Indonesia dengan menghadirkan hasil karya talenta baru dan insan unggulan di dunia perfilman. Selain itu, untuk pertama kalinya ‘EU RunWalk’ sejauh lima kilometer diselenggarakan di Jakarta. Pada 2014, Pekan Eropa juga menghadirkan Hari Informasi Beasiswa UE-Indonesia, dan paviliun Eropa juga tampil di Jakarta Fashion and Food Festival.

UE – Tujuan Wisata Eropa (Destination Europe)

UE - Pekan Eropa: memperingati perdamaian dan persatuan

Page 42: Blue Book 2015

European UnionDelegation of the European UnionIntiland Tower, 16th FloorJl. Jend. Sudirman Kav. 32Jakarta 10220T: +6221 2554-6200F: +6221 2554-6201E-mail: [email protected]

AustriaEmbassy of AustriaJl. Diponegoro No. 44Jakarta 10310T: +6221 2355-4005F: +6221 3190-4881E-mail: [email protected]

BelgiumEmbassy of the Kingdom of BelgiumDeutsche Bank Bldg. 16th FloorJl. Imam Bonjol 80Jakarta 10310T: +6221 316-2030F: +6221 316-2035E-mail: [email protected]

BulgariaEmbassy of the Republic of BulgariaJl. Imam Bonjol No. 34-36Jakarta 10310T: +6221 390-4048F: +6221 390-4049E-mail: [email protected]

CroatiaEmbassy of the Republic of CroatiaMenara Mulia, 28th Floor, Suite 2801Jl. Jend. Gatot Subroto 9-11Jakarta 12930T: +6221 5257-611/822F: +6221 520-4073E-mail: [email protected]

Czech RepublicEmbassy of the Czech RepublicJl. Gereja Theresia No. 20, MentengJakarta 10350T: +6221 239-6112/3F: +6221 390-4078E-mail: [email protected]

Kontak Negara-negara Anggota UE

38

Page 43: Blue Book 2015

Blue Book 2015 39

DenmarkRoyal Danish EmbassyMenara Rajawali 25th FloorJl. Mega Kuningan Lot 5.1Jakarta 12950T: +6221 576-1478F: +6221 576-1535E-mail: [email protected]

FinlandEmbassy of FinlandMenara Rajawali, 9th FloorJl. Mega Kuningan, Lot 5.1Kawasan Mega KuninganJakarta 12950T: +6221 2939-3000F: +6221 576-1631E-mail: [email protected]

FranceEmbassy of FranceJl. MH Thamrin No. 20Jakarta 10350T: +6221 2355-7644F: +6221 2355-7606E-mail: [email protected]

GermanyEmbassy of the Federal Republic of GermanyJl. MH Thamrin No. 1Jakarta 10310T: +6221 3985-5000F: +6221 3190-7758E-mail: [email protected]

GreeceEmbassy of the Hellenic RepublicPlaza 89, 12th Floor, Suite 1203Jl. HR. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6Jakarta 12940T: +6221 5207-776/61F: +6221 5207-753E-mail: [email protected]

HungaryEmbassy of the Republic of HungaryJl. HR. Rasuna Said Kav. X/3 Mp.1 Kuningan, Jakarta 12950T: +6221 520-3459F: +6221 520-3461E-mail: [email protected]

Page 44: Blue Book 2015

ItalyEmbassy of the Republic of ItalyJl. Diponegoro 45, MentengJakarta 10310T: +6221 3183-7445F: +6221 315-8830E-mail: [email protected]

IrelandEmbassy of the Republic of IrelandCEO Suite, 17th FloorStock Exchange Building Tower IIJl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190T: +6221 5291-7453F: +6221 5157-799E-mail: [email protected]

LuxembourgEmbassy of the Grand Duchy of LuxembourgQ House Lumpini, 17th Floor1 South Sathorn RoadTungmahamek SathornBangkok 10120, ThailandT: +66 2677-7360, 2677-7364E-mail: [email protected]

NetherlandsEmbassy of the Kingdom of the NetherlandsJl. HR. Rasuna Said Kav. S-3Jakarta 12950T: +6221 525-1515F: +6221 5700-734E-mail: [email protected]

PolandEmbassy of the Republic of PolandJl. HR. Rasuna Said Kav. X Blok IV/3Jakarta 12950T: +6221 2525-938/39/40F: +6221 2525-958E-mail: [email protected]

PortugalEmbassy of PortugalJl. Indramayu No. 2A, MentengJakarta 10310T: +6221 3190-8030F: +6221 3190-8031E-mail: [email protected]

KONTAK NEGARA-NEGARA ANGGOTA UE40

Page 45: Blue Book 2015

Blue Book 2015 41

Romania Embassy of RomaniaJl. Teuku Cik Ditiro No. 42AJakarta 10310T: +6221 3900-489/ +6221 3106-240F: +6221 3106-241E-mail: porembjak@[email protected]

SlovakiaEmbassy of the Slovak RepublicJl. Prof. Moh. Yamin, SH No. 29, MentengJakarta 10310T: +6221 3101-1068/+6221 3151-429F: +6221 3101-180E-mail: [email protected]

SloveniaEmbassy of Slovenia26 Akame CircuitO’Malley 2606 ACTCanberra, AustraliaT: +61 2 6290-0000F: +61 2 92900-619

SpainEmbassy of the Kingdom of SpainJl. Haji Agus Salim No. 61Jakarta 10350T: +6221 314-2355F: +6221 3193-5134E-mail: [email protected]

SwedenEmbassy of SwedenMenara Rajawali, 9th FloorJl. Mega Kuningan, Lot 5.1Kawasan Mega KuninganJakarta 12950T: +6221 2553-5900F: +6221 2553-5941

United KingdomHer Britannic Majesty’s EmbassyJl. Patra Kuningan Raya Blok L5-6Jakarta 12950T: +6221 2356-5200F: +6221 2356-5353E-mail: jakata@[email protected]

Page 46: Blue Book 2015

Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN

Intiland Tower, lantai 16Jl. Jend. Sudirman 32, Jakarta 10220, IndonesiaTel.: +62 21 2554 6200, Fax: +62 21 2554 6201

Email: [email protected]: eeas.europa.eu/delegations/indonesia

Blog: www.unieropajournal.com

Bergabung dengan kami di:www.facebook.com/uni.eropawww.twitter.com/uni_eropa

www.youtube.com/unieropatube