Blok16 skenario04-c1

22
Tuberkulosis Peritoneal C1

Transcript of Blok16 skenario04-c1

Page 1: Blok16 skenario04-c1

Tuberkulosis PeritonealC1

Page 2: Blok16 skenario04-c1

Adhe William Fanggidae (102007122)

Avelia Iliq (102009131)

Alexander Sebastian (102011029)

Maria Anastasia (102011053)

Baby Ventisa (102011179)

Mathyas Thanama (102011222)

Devi Sinthia Muni (102011325)

Steven Adiwinata (102011354)

Christine Merlinda Timotius (102011448)

Page 3: Blok16 skenario04-c1

Skenario 4

Perempuan 34 tahun datang dengan nyeri perut

sejak 1 minggu smrs. Perut membesar sejak 2

bulan. Demam tidak terlalu tinggi, berat badan

menurun. Keluhan lain tidak ada. PF gizi kurang,

anemia ringan, asites moderate. Nyeri tekan

ringan diseluruh perut. Lab Hb 9,8 g/dL. Thoraks

foto: paru dan jantung dbn. USG: asites, tidak

terlihat gambaran sirosis hati

Page 4: Blok16 skenario04-c1

Rumusan Masalah

Perempuan 34 tahun dengan nyeri perut

sejak 1 minggu, perut membesar sejak 2

bulan. Demam tidak terlalu tinggi, berat

badan menurun, nyeri tekan di seluruh

perut.

Page 5: Blok16 skenario04-c1

Hipotesis

Perempuan tersebut menderita peritonitis

TB.

Page 6: Blok16 skenario04-c1

Anamnesis

Data umum identitas pasien

Keluhan utama pasien

Keluhan penyerta pasien

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat kebiasaan sosial

Page 7: Blok16 skenario04-c1

Pemeriksaan Fisik

TTV

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Asites teknik undulasi, teknik shifting dullness

Page 8: Blok16 skenario04-c1

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Rontgen

USG

CT scan

Laparoskopi

•Eksudat, dengan protein >3

g/dL

•Jumlah sel 100-3000

sel/mL (>90% limpfosit)

•BTA langsung positif <5%,

BTA kultur positif <20%

•SAAG < 1,1 g/dL

•ADA meninggi

•PCR tuberkulosis positif

•CA 125 meninggi

Page 9: Blok16 skenario04-c1

WD: Tuberkulosis Peritoneal

Eksudatif Adesif Campuran

-Bntk yg basah/ asites

yg bnyk

-Perut membesar,

asites

-Perlengketan tdk

bnyk dijumpai

-Tuberkel kecil-kecil

wrn putih kekung-

kuningan tersebar di

peritoneum/ alat-alat

tbh yg berada di

rongga peritoneum

-Sering (95,5%)

- Bntk kering

-Cairan asites tdk

bnyk dijumpai

- Pada bentuk ini

terdapat

perlengketan” antara

peritoneum dan

omentum.

-Bntk kista

-Kista→ eksudasi n

adesi → cairan dlm

kantong-kantong

perlengketan

tersebut.

Page 10: Blok16 skenario04-c1

Keluhan Sulaiman A Sandikci dkk Manohar dkk

1975-1979

(30ps)%

(135 ps)% 1984-1988

(45ps)%

Sakit Perut 57 82 35,9

Pembengkakan perut 50 96 73,1

Batuk 40 - -

Demam 0 69 53,9

Keringat malam 6 - -

Anoreksia 30 73 46,9

Kelelahan 23 76 -

Berat badan menurun 23 80 44,1

Mencret 20 - -

Tabel 2.3.1. Keluhan-keluhan Pasien Tuberkulosis Peritonitis Menurut Beberapa Penulis

Page 11: Blok16 skenario04-c1

DD: Kanker Ovarium

Gejala:

nyeri panggul dan perut persisten

peningkatan ukuran perut atau kembung

persisten (bukan kembung yang datang dan

pergi)

kesulitan makan, dan cepat merasa penuh.

Terdapat peningkatan CA-125Terapi dengan pembedahan, kemoterapi, radiasi,radioterapi.

Page 12: Blok16 skenario04-c1

DD: Kanker Colorectal

Laki- laki sdkt > perempuan

Meningkat tajam > 50 thn, 35,265% < 40

tahun

Genetik n lingkungan

Anemia mikrositik, hematokezia, nyeri perut,

berat badan menurun

Asites maligna → invasi tumor ke lapisan

serosa , peritoneal.

Page 13: Blok16 skenario04-c1

Etiologi

Bacteri Mycobacterium tuberculosis

Basil tahan asam

Tidak tahan panas serta akan mati pada 6°C

selama 15-20 menit

Tahan terhadap berbagai chemical dan

disinfektan, kecuali iodium tinctur (5 menit),

dengan alkohol 80 % (2-10 menit)

Dapat hidup pada keadaan kering dan dingin,

bila sedang dormant

Page 14: Blok16 skenario04-c1

Epidemiologi

Perempuan: laki-laki = 1,5 : 1

Sering pada decade 3-4

Tuberkulosis peritonitis di negara maju

dan berkembang semakin meningkat

Insidensi meningkat seiring dengan

peningkatan HIV/ AIDS

Page 15: Blok16 skenario04-c1

Patofisiologi

Peritoneum dapat dikenai oleh tuberkulosis melalui

beberapa cara:

Melalui penyebaran hematogen terutama dari

paru-paru.

Melalui dinding usus yang terinfeksi.

Dari kelenjar limfe mesenterium.

Melalui tuba fallopii yang terinfeksi.

Page 16: Blok16 skenario04-c1

Penatalaksanaan

Kortikosteroid, sebagai tambahan mengurangi insidensi sakit perut

dan sumbatan pada usus

Page 17: Blok16 skenario04-c1

Medikamentosa

Isoniazid (INH)

Rifampisin (RIF)

Rifabutin (RFB)

Pirazinamid (PZA)

Etambutol (EMB)

Streptomisin (SM)

Kapreomisin

Etionamid

Sikloserin

Kanamisin

Asam para-

aminosalisilat

Obat Lini Pertama Obat Lini Kedua

Page 18: Blok16 skenario04-c1

Medika non-mentosa

Menjaga kebersihan diri dan

lingkungan

Memakan makanan yang bergizi dan

seimbang

Jangan meludah sembarangan.

Page 19: Blok16 skenario04-c1

Prognosis

Prognosis tuberkulosis peritoneal cukup

baik bila diagnosis dapat ditegakkan dan

biasanya akan sembuh dengan

pengobatan anti tuberculosis yang

adekuat

Page 20: Blok16 skenario04-c1

Pencegahan

Imunisasi BCG.

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Rumah harus memiliki ventilasi udara dan

pencahayaan yg memadai

Jangan membuang ludah sembarangan.

Jika dirumah terdapat salah satu anggota yang

terinfeksi oleh tuberkulosis sebaiknya seluruh

anggota yang ada di rumah tersebut diperiksa.

Makan makanan yang bergizi dan seimbang.

Melakukan olahraga.

Page 21: Blok16 skenario04-c1

Kesimpulan

Hipotesis diterima bahwa perempuan

tersebut terkena Tuberkulosis Peritoneal

Page 22: Blok16 skenario04-c1