Blok Gastro Entero Hepatogi

123
1 Blok Gastro Entero Hepatologi dr. Simon Marpaung, M.Kes Dept. Fisiologi FK UMI

description

fisiologi

Transcript of Blok Gastro Entero Hepatogi

Page 1: Blok Gastro Entero Hepatogi

1

Blok Gastro Entero Hepatologi

dr. Simon Marpaung, M.Kes

Dept. Fisiologi

FK UMI

Page 2: Blok Gastro Entero Hepatogi

2

Sistem PencernaanMulut

Mulut : rongga oral, terdiri dari : Bibir berotot Memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan Berbicara Reseptor sensorik Langit-langit (palatum) : palatum durum, mole, untuk bernafas,

mengunyah, mengisap → bersamaanBagian belakang → uvula (anak lidah)

l

Page 3: Blok Gastro Entero Hepatogi

3

Lidah : Memandu makanan Untuk berbicara Tertanam papil pengecap (taste buds) Faring : Bersama sistem pencernaan :

mulut – faring – esofagus Bersama sistem pernafasan :

hidung – faring – trakea

Page 4: Blok Gastro Entero Hepatogi

4

GigiMaloklusi, karena kelainan posisi gigi/terlalubanyak →

Mengunyah tidak efisien Keausan permukaan gigi Nyeri sendi temporo mandibulae (Temporo

Mandibular Joint TMJ)

Page 5: Blok Gastro Entero Hepatogi

5

Tujuan mengunyah : Menggiling dan memecah makanan Mencampur makanan dengan air liur Merangsang papil pengecap Secara refleks → sekresi saliva, lambung,

pankreas, dan empedu

Page 6: Blok Gastro Entero Hepatogi

6

Tindakan mengunyah dapat : Bersifat volunter Refleks → akibat respons tekanan makanan

ke jaringan mulut → pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir, pipi, dan lidah

Page 7: Blok Gastro Entero Hepatogi

7

Saliva (Air Liur)Disekresi 1 – 2 liter air liur per hariKecepatan spontan : 0,5 ml/menit → 5 ml/menitDihasilkan oleh : Kelenjar sublingual Kelenjar submandibulae Kelenjar parotisKelenjar liur minor : → kelenjar bukal

Page 8: Blok Gastro Entero Hepatogi

8

Komposisi saliva adalah : 99,5% H2O 0,5% protein dan elektrolit Protein air liur : amilase, mukus, lisozim

Page 9: Blok Gastro Entero Hepatogi

9

Fungsinya adalah : Pencernaan karbohidrat Memudahkan proses menelan Efek anti bakteri, oleh lisozim → bakteriolisis

→ membilas bahan makanan bakteri Pelarut → untuk dapat bereaksi dengan papil

pengecap Berbicara Higiene mulut Penyangga bikarbonat dalam air liur →

menetralkan asam → mencegah karies gigi

Page 10: Blok Gastro Entero Hepatogi

10

Respons kecepatan sekresi liur terhadap rangsangan kuat, misalnya ketika makananjeruk lemonPenurunan sekresi air liur dikenal :Xerostonia → : Kesulitan mengunyah dan menelan Artikulasi bicara tidak jelas Peningkatan karies gigi

Page 11: Blok Gastro Entero Hepatogi

11

Sekresi air liur dapat ditingkatkan melalui 2 jenis refleks yang berbeda, yaitu : Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) Adanya makanan → respons terhadap

kemoreseptor dan reseptor tekanan → aferen → pusat saliva (medulla batang otak) → saraf otonom ekstrinsik → kelenjar air liur → sekresi meningkat

Tindakan gigi → manipulasi terhadap reseptor tekanan → sekresi meningkat

Page 12: Blok Gastro Entero Hepatogi

12

Refleks saliva didapat (terkondisi)Dengan berfikir, melihat, bau, mendengar → korteks serebrum → pusat saliva di medivila batang otak → sekresi meningkat

Pusat saliva di medula batang otak →mengontrol derajat pengeluaran air →melalui saraf otonom

Page 13: Blok Gastro Entero Hepatogi

13

Pusat saliva di medula batang otak →mengontrol derajat pengeluaran air →melalui saraf otonom.

Jumlah Karakteristik Mekanisme

Saraf simpatis Lebih Kental Kaya mukus sedikit

Sekresi meningkat

Parasimpatis Banyak Encer Kaya enzim

Page 14: Blok Gastro Entero Hepatogi

14

Sekresi Air liur, dipengaruhi oleh kontrol Pencernaan saraf

Lainnya, dipengaruhi oleh refleks sistem saraf dan hormon

Di mulut : Pencernaan minimal → oleh amilase →

polisakarida → disakarida Tidak terjadi penyerapan :

(penting → sebagian obat diserap melalui mukosa mulut → contoh : vasodilator nitrogliserin

Page 15: Blok Gastro Entero Hepatogi

15

Faring dan EsofagusMenelan (De Glutition) Proses pemindahan makanan dari mulut ke

lambung Refleks all or none Terprogram secara sekunsialBolus makanan → merangsang reseptortekanan di faring → aferen → pusat menelan di medula → secara refleks otot proses menelan aktif → menelan

Page 16: Blok Gastro Entero Hepatogi

16

Mula-mula volunter → menelan involunter selama tahap orofaring menelan → esofagusMakanan dicegah kembali ke mulut melalui aktivitas Posisi tidak menekan palatum durum Uvula terangkat dan tersangkut di bagian

belakang tenggorokan → saluran hidung tertutup

Page 17: Blok Gastro Entero Hepatogi

17

Laring (kotak suara) bagian awal trakea → tempat pita suara. Selama menelan → Kontraksi otot-otot laring → pita suara

merapat erat Epiglotis tertekan ke belakang → menutupi

glotisMencegah makanan masuk ke saluran

pernafasan Tidak melakukan usaha bernafas Laring dan trakea tertutup → otot faring

berkontraksi → mendorong bolus ke esofagus

Page 18: Blok Gastro Entero Hepatogi

18

Esofagus Dijaga Sfingter di Kedua Ujungnya

Menelan → sfingter gastro esofagus tetap berkontraksiApabila isi lambung mengalir ke esofagus → iritasi esofagus → heart burnSfingter gastro esofagus melemas → bolus makanan masuk ke dalam lambung → sfingter gastro esofagus berkontraksi

Page 19: Blok Gastro Entero Hepatogi

19

Pada suatu keadaan “aklasia” → sfingter esofagus bawah tidak dapat melemas sewaktu menelan, malah berkontraksi lebih kuat → penimbunan makanan di esofagus → perjalanan makanan ke lambung terhambat → rentan pneumonia aspirasi

Page 20: Blok Gastro Entero Hepatogi

20

Sekresi esofagus adalah mukus → bersifat protektif terhadap : Bagian-bagian tajam makanan Asam dan enzim getah lambung apabila

refluks lambungWaktu transit di esofagus 6” – 10” → penyerapan dan pencernaan tidak terjadi

Page 21: Blok Gastro Entero Hepatogi

21

Lambung Menyimpan makanan Memulai pencernaan protein dengan

mensekresi HCl dan enzim-enzim protein, mencampur, dan menghaluskan → kimus

Motilitas Lambung : kompleks, dikontrol oleh beberapa faktor, yaitu : Pengisian lambung (gastric filing) Penyimpanan lambung (gastric storage) Pencampuran lambung (gastric mixing) Pengosongan lambung (gastric emptying)

Page 22: Blok Gastro Entero Hepatogi

22

Pengisian lambung (50ml – 1000 ml), oleh karena adanya 2 faktor, yaitu :

Plastisitas otot polos lambung→ Kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan.Pada pengisian → serat-serat otot polos teregang → serat-serat melemas tanpa peningkatan ketegangan.

Page 23: Blok Gastro Entero Hepatogi

23

Interior lambung membentuk lipatan-lipatan dalam (rugae) → makan → rugae mengecil dan mendatar → melemas dengan peningkatan tekanan yang kecil, disebut relaksasi reseptif.

Penyimpanan lambung (gastric storage)Kontraksi peristaltik lambung dikoordinasi oleh gastric slow wave atau basic electrical rhytme (BER), merupakan pacemaker untuk peristaltik antrum → BER atau slow wave berperan penting pada pengendalian pengosongan lambung.

Page 24: Blok Gastro Entero Hepatogi

24

Kecepatan pengosongan lambung bergantung kepada:

Keadaan lambung : Jenis makanan di lambung Volume lambung Keadaan di duodenum : Volume dan peregangan dinding Hiperosmolaritas, kimus pH Hasil pencernaan protein lemak

Page 25: Blok Gastro Entero Hepatogi

25

Kesemuanya menginhibisi pengosongan lambung dengan perantaraan : Saraf (refleks entero gastrik) Hormon

Lapisan otot di fundus dan korpus tipis →kontraksi peristaltik lemas → makanan tersimpan tanpa pencampuranAntrum → otot tebal → pencampuran makanan → kimus

Page 26: Blok Gastro Entero Hepatogi

26

Pencampuran LambungKontraksi peristaltik lambung → pencampuran makanan → kimus Kontraksi tonik sfingter pilorus → sfingterhampir tertutup → air dan cairan lewat, tetapi kimus sulit untuk melewatinya. Gerakan maju mundur kimus, disebut retropulsi→ kimus bercampur secara merata di antrum

Page 27: Blok Gastro Entero Hepatogi

27

Pengosongan LambungDiatur oleh faktor lambung dan duodenumDepolarisasi/hiperpolarisasi otot polos lambung → ekstabilitas otot → menentukan tingkat aktivitas peristaltikEksitabilitas meningkat → BER menghasilkan potensial aksi meningkat → antrum/aktivitas. Peristaltik di antrum meningkat → pengosongan lambung meningkat

Page 28: Blok Gastro Entero Hepatogi

28

Faktor di lambung : Jumlah kimus di lambung meningkat →

pengosongan meningkat Peregangan lambung → motilitas lambung

meningkat Derajat keenceran (fluidicity) kimus di dalam

lambung meningkat → pengosongan lambung meningkat

Page 29: Blok Gastro Entero Hepatogi

29

Faktor di duodenum, ada 4 faktor, yaitu : Lemak ASam Hipertonisitas Peregangan

Rangsangan → reseptor di duodenum → saraf/hormon → eksitabitas lambung menurun → mengerem motilitas lambung → pengosongan lambung menurun

Page 30: Blok Gastro Entero Hepatogi

30

Respons saraf : Pleksus intrinsik refleks enterogastrik Saraf otonom Respons hormon → hormon enterogastron :

sekretin, kolesistokinin, peptide inhibitorik lambung → lambung

LemakLemak dicerna/diserap lambat → siap di usus halus → pengosongan lambat

Page 31: Blok Gastro Entero Hepatogi

31

Asam HCl Asam HCl dinetralkan dulu oleh NaHCO3 yang

disekresi pankreas ke dalam duodenum → pengosongan lambung

HipertonisitasHipertonisitas : protein/kanji → asam amino/glukosa → meningkatkan osmolaritas di duodenum → air dari plasma masuk ke dalam duodenum → volume plasma berkurang

Page 32: Blok Gastro Entero Hepatogi

32

HipertonisitasHipertonisitas : protein/kanji → asam amino/glukosa → meningkatkan osmolaritas di duodenum → air dari plasma masuk ke dalamduodenum → volume plasma berkurang →

peregangan duodenumUntuk mencegah ini pengosongan lambung ditunda.

Page 33: Blok Gastro Entero Hepatogi

33

Di lambung yang hampir kosong terjadi kontraksi peristaltik sebelum makan berikutnya → gerakan menyapu antrum yang hampir kosong ituRasa lapar disebabkan oleh penurunan glukosa yang dimetabolisasi oleh otakEmosi mempengaruhi motilitas lambungKesedihan/rasa takut, nyeri yang hebat mengurangi motilitas lambungMarah/agresi meningkatkan motilitas lambung

Page 34: Blok Gastro Entero Hepatogi

34

Muntah (Emesis)Muntah yaitu ekspulsi secara paksa → isi lambung keluar melalui mulut →d/o motilitas abnormalLambung, esofagus, sfingter gastroesofagus, dan sfingter pilorus semua melemas → kontraksi otot-otot pernafasan, yaitu diafragma dan otot abdomen → inspirasi dalam dan penutupan glotis → muntah

Page 35: Blok Gastro Entero Hepatogi

35

Penyebab muntah adalah : Stimulasi taktil (sentuh) Iritasi atau peregangan berlebihan lambung dan

duodenum Peningkatan tekanan intrakranium Rotasi atau akselerasi kepala → pusing Nyeri yang hebat Bahan kimia (toxin, obat-obatan), bekerja di bagian

atau saluran pencernaan, merangsang kemoreseptor di chemoreceptor triger zone khusus di otak

Muntah psikis, disebabkan oleh faktor emosi

Page 36: Blok Gastro Entero Hepatogi

36

Muntah berlebihan : Volume plasma menurun → gangguan

sirkulasi Alkalosis metabolik

Kantong lambung : sumbu sekresi getah lambungVolume : 2 liter getah lambung/hari

Page 37: Blok Gastro Entero Hepatogi

37

Mukosa lambung ada 2 bagian, yaitu : Mukosa oksintik, melapisi korpus dan fundus

Mensekresi : Mukus (encer) Proenzim pepsinogen Asam HCl Faktor intrinsik Daerah kelenjar pilorik (PGA = Pyloric Gland

Area), melapisi antrumMengandung sel endokrin, mensekresi hormon gastrin

Page 38: Blok Gastro Entero Hepatogi

38

Di daerah korpus dan fundus : Di bagian kelenjar lebih dalam : Sel parietal (sel oksintik) → sekresi HCl dan

faktor ekstrinsik Sel utama (chief cell) → pepsinogen Sel di bagian leher kelenjar (mukus neck all)

→ mukus Lambung, sekresi : Pepsin → protein → peptide, tetapi masih

molekul besar dan bermuatan listrik → belum bisa diabsorpsi

Page 39: Blok Gastro Entero Hepatogi

39

Lipase → lemak → molekul masih besar → belum bisa diabsorpsi

HCl : sel parietal → sekresi ke dalam lambung → pH = 2

Fungsi HCl adalah : Mengaktifkan pepsinogen → pepsin

Dan membuat pH optimal untuk kerja pepsin Memecah partikel besar → partikel kecil HCl dengan lisozym air liur → mematikan

kuman

Page 40: Blok Gastro Entero Hepatogi

40

Pepsinogen Konstituen pencernaan utama pada getah

lambung Enzim inaktif dibentuk sel utama Disimpan dalam sel utama sebagai granula

zimogen Disekresi ke dalam lumen lambung →

pepsinogen HCl pepsin, kemudian pepsin mengkatalisis molekul pepsinogen → pepsinogen (otokatalitik “self activating”)

Page 41: Blok Gastro Entero Hepatogi

41

Protein pepsin peptida (pH < 7)Untuk mencegah pepsin jangan mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk → pepsin disimpan dalam bentuk pepsinogen

Sekresi MukusDihasilkan oleh sel epitel permukaan dan sel leher mukosa

Page 42: Blok Gastro Entero Hepatogi

42

Sekresi MukusDihasilkan oleh sel epitel permukaan dan sel leher mukosaMukus berfungsi : Sawar protektif mukosa lambung dari : Cedera mekanis Pencernaan sendiri (self digestion) Cedera asam → netralisasi HCl dengan mukus

yang bersifat alkalis

Page 43: Blok Gastro Entero Hepatogi

43

Sekresi Faktor Intrinsik Faktor intrinsik K = produk sekretorik sel

parietal selain HCl Penting untuk penyerapan vitamin B12 yang

penting untuk eritropoiesis Definisi vitamin B12 → anemia pennisiosa

(pada atrofi mukosa lambung)

Page 44: Blok Gastro Entero Hepatogi

44

Sekresi GastrinOleh sel endokrin khusus “sel G” yang terletak di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung → ke dalam darah → kembali ke mukosa oksintik → gastrin → merangsang sel utama dan sel parietal → sekresi lambung meningkat dengan pH menurun.Gastrin bersifat “trofik” (mendorong pertumbuhan) mukosa lambung dan usus halus.

Page 45: Blok Gastro Entero Hepatogi

45

Kontrol sekresi lambung melibatkan 3 fase, yaitu : Fase sefalik

Respons pada kepala (feed forward) → saraf vagus 2 cara, yaitu :

Stimulasi pleksus intrinsik → sekresi HCl dan pepsinogen oleh siekretorik.

Stimulasi DKP → gastric → HCl + pepsinogen meningkat

Page 46: Blok Gastro Entero Hepatogi

46

Fase lambungDi dalam lambung ada :

Protein (peptida) Peregangan Kafein → Alkohol Refleks pendek lokal → sel sekretorik →

sekresi lambung meningkat Refleks panjang → saraf vagus ekstrinsik Sel sekretorik → gastrin → sekresi HCl dan

pepsinogen

Page 47: Blok Gastro Entero Hepatogi

47

Fase usus : ada 2 komponen, yaitu : Komponen eksitatorik : produk pencernaan

protein di duodenum → sekresi lambung meningkat → gastrin usus ke lambung

Komponen inhibitorik → kimus ke usus halus → sekresi lambung menurun

Page 48: Blok Gastro Entero Hepatogi

48

Melalui 3 cara berbeda, yaitu : Makanan ke usus → protein di lambung (-) →

sekresi lambung menurun Makakan ke usus → getah lambung

menumpuk → pH menurun → sekresi lambung menurun → menghambat DKP menghasilkan gastrin → sekresi lambung menurun

Lemak asam, hipertonisitas atau peregangan → motilitas lambung menurun → sekresi lambung menurun

Page 49: Blok Gastro Entero Hepatogi

49

Dinding dalam lambung dilindungi dari sekresi lambung oleh sawor mukosa lambungProteksi dinding dalam lambung : Sawor mukosa lambung (gastric mucosal

barrier) Mukus Pertukaran sel yang cepatKadang-kadang proteksi ini rusak → dinding lambung cedera oleh asam dan enzimatik → erosi (mukus peptikum)

Page 50: Blok Gastro Entero Hepatogi

50

Penyebab mukus peptikum adalah : Kerusakan proteksi dinding lambung Refleks berlebihan isi lambung ke esofagus Penyaluran berlebihan isi lambung ke

duodenum Infeksi bakteri helicobacter piptoric (± 90%

kamus ulkus) Zat kimia seperti etil alkohol dan aspirin Stress (emosi) → sekresi lambung meningkat

→ asam dan pepsin berdifusi ke dalam mukosa

Page 51: Blok Gastro Entero Hepatogi

51

Asam → histamin meningkat → sekresi asam meningkat → histamin → asam meningkatErosi mukosa (ulkus) → konsekuensinya adalah : Pendarahan Perforasi dinding lambungPengobatan : anti histamin (simetidin) menghambat reseptor H2, yaitu : Diet lunak, tanpa alkohol dan kafein Pemotongan saraf vagus ke lambung Pengangkatan antrum lambung → mengeliminir

sumber gastrin

Page 52: Blok Gastro Entero Hepatogi

52

Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus lambung, sedangkan pencernaan protein dimulai di antrum.Lambung menyerap alkohol dan aspirin, tetapi tidak menyerap makanan.

Page 53: Blok Gastro Entero Hepatogi

53

Sekresi Pankreas dan Empedu

Pankreas adalah jaringan eksokrin dan endokrinPankreas : Eksokrin → enzim-enzim pencernaan (oleh sel

asinus) larutan NaHCO3 (sel duktus) Endokrin → insulin dan glukagon

Pankreas Eksokrin→ getah pankreas → 2 komponen : enzimatik protein dan sekresi alkali encer (cair)

Page 54: Blok Gastro Entero Hepatogi

54

Sel asinus → 3 enzim pankreas, yaitu : Enzim-enzim proteolitik Amilase pankreas Lipase pankreas

3 enzim proteolitik, yaitu : Inaktif Aktif Tripsinogen enterokinase tripsin Kimotripsinogen tripsin kimotripsin Prokarboksipeptidase tripsin karboksipeptidase

Page 55: Blok Gastro Entero Hepatogi

55

Sebagai perlindungan : Tetap inaktif sampai tercapai dalam lumen Inhibitor tripsin

Amilase pankreas (aktif) : Polisakarida → disakarida

Lipase pankreas :Trigliserida (aktif) → monogliserida + asam lemak bebas

Page 56: Blok Gastro Entero Hepatogi

56

Insufisiensi pankreas eksokrin adalah steatorea → kelebihan lemak tidak dicerna di feses → 60% – 70% lemak dalam fesesPencernaan protein dan karbohidrat → kurang terganggu oleh karena ada enzim-enzim dari liur, lambung, dan usus

Page 57: Blok Gastro Entero Hepatogi

57

Sekresi Alkali Encer PankreasVolume sekresi pankreas : 1 – 2 liter per hari→ NaHCO3 disekresikan oleh pankreas

menetralkan kimus asam-asam yang dikosongkan dari lambung ke duodenum

Sekresi pankreas diatur secara hormonal untuk mempertahankan netralitas isi duodenum dan untuk mengoptimalkan pencernaan

Page 58: Blok Gastro Entero Hepatogi

58

Hati melaksanakan berbagai fungsi penting, termasuk pembentukan empeduKe dalam lumen → getah pankreas dan empeduSistem empedu → hati, kandung empedu, duktus-duktus terkaitHati adalah organ metabolik terpenting, sekresi garam empedu Pengolahan metabolik nutrien utama Detoksifikasi Sintesis berbagai protein plasma

Page 59: Blok Gastro Entero Hepatogi

59

Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin

Pengaktifan vitamin D Pengeluaran bakteri dan sel darah merah

yang usang Ekskresi kolesterol dan bilirubinSel-sel hati (hepatosit) → berbagai fungsiAktivitas fagositik oleh makrofag residen dikenal sebagai sel Kupffer

Page 60: Blok Gastro Entero Hepatogi

60

Lobulus-lobulus hati dipisahkan oleh pembuluh vaskular dan empeduHati tersusun unit-unit fungsional → lobulus, yaitu susunan heksagonal di tengah-tengah vena sentralDi setiap sudut ada 3 pembuluh, yaitu : Cabang arteri hepatika Cabang vena porta Duktus biliaris

Page 61: Blok Gastro Entero Hepatogi

61

Dari cabang arteri hepatika/cabang vena porta → sinusoid → vena hepatika → vena central → vena hepatika → keluarPenyalur empedu → kanalikulus biliaris → duktus biliaris → duktus biliaris komunis, menyalurkan empedu ke duodenum

Page 62: Blok Gastro Entero Hepatogi

62

Empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan ke kantung empedu di antara waktu makan Sekresi : 250 ml/hari – 1 liter/hari Empedu masuk ke duodenum melalui duktus

biliaris, dijaga oleh sfingter oddi

Garam empedu didaur ulang melalui sirkulasi enterohepatikEmpedu = cairan alkali encer, terdiri dari : Garam-garam empedu Kolesterol, lesitin, dan bilirubin

Page 63: Blok Gastro Entero Hepatogi

63

Fungsinya untuk : Proses pencernaan Penyerapan lemakGaram empedu : turunan kolesterolGaram empedu → empedu/duodenum → sebagian besar direabsorpsi → darah → sistem porta hepatika → hati → ke dalam kandung empedu→ Pendaurulangan antara usus halus dan hati → disirkulasi enterohepatik

Page 64: Blok Gastro Entero Hepatogi

64

Dalam tubuh 3 gr – 4 gr garam empedu Daur ulangGaram empedu ke duodenum : 3 gr – 15 gr

Bilirubin adalah produk sisa yang diekskresikan di empedu

Page 65: Blok Gastro Entero Hepatogi

65

Penimbunan bilirubin di tubuh menyebabkanikterus (jaundice)Ditimbulkan oleh 3 mekanisme, yaitu : Ikterus prahepatik atau hemolitik → hemolisis

meningkat Ikterus hepatik → hati sakit, tidak mampu

menangani bilirubin normal Ikterus paskahepatik atau obtruktif → duktus

biliaris tersumbat oleh batu empedu → tidak dieliminasi melalui feses

Page 66: Blok Gastro Entero Hepatogi

66

Garam empedu adalah stimulus terkuat untuk meningkatkan sekresi empeduSekresi empedu dapat ditingkatkan melalui mekanisme kimiawi (garam empedu), hormonal, dan saraf

Mekanisme kimiawi : setiap bahan yang meningkatkan sekresi empedu disebut koleretikKoleretik : garam empedu

Page 67: Blok Gastro Entero Hepatogi

67

Mekanisme hormonal (sekretin) : sekresi empedu alkalis encerMekanisme saraf (saraf vagus) : aliran empedu Hati sebelum makanan → lambung dan usus meningkat

Kandung empedu menyimpan dan memekatkan empedu di antara waktu makan, serta mengeluarkannya pada waktu makan

Page 68: Blok Gastro Entero Hepatogi

68

Sekresi empedu oleh hati terus menerus Transportasi garam aktif + air keluar kandung

empedu → empedu pekat → kans menjadi batu kandung empedu

Hepatitis dan sirrhosis adalah gangguan hati yang paling sering dijumpaiHepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh virus, toxic → alkohol, CCl4, dan obat

penenang

Page 69: Blok Gastro Entero Hepatogi

69

Peradangan hati yang berulang/berpanjangan → sirrhosisJaringan hati memiliki kemampuan regenerasi melalui pembelahan sel-sel yang sehatMal fungsi muncul ± 70% – 80% jaringan hati rusak

Page 70: Blok Gastro Entero Hepatogi

70

Usus Halus Panjang ± 6,3 m (21 kaki) Lebar ± 2,5 cm ( 1 inch) Dibagi 3 segmen, yaitu : Duodenum 20 cm (8 inch) Jejenum 2,5 m (8 kaki) Ileum 3,6 m (12 kaki)

Page 71: Blok Gastro Entero Hepatogi

71

Kontraksi segmental mencampur dan mendorong kimus secara perlahanSegmentasi adalah metode motilitas utama usus halus, mencampur dan mendorong kimus secara perlahanIntensitas kontraksi segmental dipengaruhi oleh : hormon gastrin dan aktivitas saraf ekstrinsik.Refleks gastro ileum → keberadaan kimus di lambung → gastrin → segmentasi ileum → mencampur dan mendorong kimus

Page 72: Blok Gastro Entero Hepatogi

72

Isi usus biasanya 3 – 5 jam melintasi seluruh panjang usus halus

Sekresi usus halus tidak mengandung satu pun enzim pencernaanKelenjar eksokrin di mukosa usus halus → 1,5 liter/hari sukus enterikus Tidak ada enzim Fungsinya untuk proteksi dan lubrikasi Menghasilkan banyak H2O

Page 73: Blok Gastro Entero Hepatogi

73

Stimulasi lokal kimus pada mukosa usus halus → sekresi sukus enterikus

Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, sedangkan enzim-enzim usus halus bekerja intra selDi permukaan luminal sel-sel epitel usus halus → tonjolan seperti rambut disebut brush border, mengandung 3 kategori enzim, yaitu : Enterokinase Disakaridase → sukrase, maltase, dan laktase Amino peptidase

Page 74: Blok Gastro Entero Hepatogi

74

Kelainan yang sering terjadi : Intoleransi Laktosa → : (defisiensi laktase) Diare Tidak enak di abdomen

Usus halus beradaptasi dengan baik untuk melaksanakan tugas menyerap zat gizi

Page 75: Blok Gastro Entero Hepatogi

75

Usus halus beradaptasi dengan baik untuk melaksanakan tugas menyerap zat gizi. Ca dan Fe diserap sesuai kebutuhan.

Yang lain diserap tanpa pandang bulu. Penyerapan vitamin B12 dan garam empedu di

ileum terminal. Semua yang lain diserap di seluruh usus halus.

Page 76: Blok Gastro Entero Hepatogi

76

Mukosa usus halus beradaptasi karena 2 alasan, yaitu : Luas permukaan yang sangat besar Sel-sel epitel memiliki mekanisme

transportasi khususModifikasi mukosa usus halus secara keseluruhan, lipatan, vilus, mikrovilus menyebabkan usus halus memiliki 600 x lebih besar usus halus biasaMalabsorpsi dapat disebabkan oleh kerusakan atau penurunan luas permukaan usus halus.

Page 77: Blok Gastro Entero Hepatogi

77

Lapisan mukosa mengalami pertukaran yang cepatDi antara vilus-vilus terdapat invaginasi disebut Kriptus Lieberkuhn → tidak mengeluarkan enzim pencernaanSel-sel epitel terkelupas diganti dengan cepat oleh sel yang baru setiap 3 hariSel-sel bermigresi menuju puncak vilus → enzim-enzim brush border meningkat → penyerapan dan pencernaan meningkat

Page 78: Blok Gastro Entero Hepatogi

78

Mekanisme khusus mempermudah penyerapan sebagian besar nutrien

Penyerapan garam dan airNa diserap secara aktif dan pasifDengan adanya gradien elektrokimia → Na+ dari lumen → ke dalam darah difusi pasif Na+ di antara sel-sel epitel, Na+ ke sel epitel di permukaan luminal, dikotransportasi bersama glukosa + asam amino

Page 79: Blok Gastro Entero Hepatogi

79

Aktif : Na+ masuk ke antar sel → kapilerPenyerapan Cl-, H2O, glukosa asam amino dari

usus halus dikaitkan dengan Na+ → tekanan osmotik meningkat di antara sel → pemindahan H2O dari lumen menembus sel ke ruang antar

sel → tekanan osmotik menurun, tekanan hidrostatik meningkat → H2O terdorong ke

dalam kapiler → penyerapan H2O meningkat

Page 80: Blok Gastro Entero Hepatogi

80

Penyerapan KarbohidratKarbohidrat makanan di usus halus : laktosa, maltosa, sukrosa. Di brush border usus halus → glukosa, galaktosa, dan fruktosaGlukosa dan galaktosa diserap transportasi aktif sekunder → ke darah di dalam vilusFruktosa diserap ke dalam darah melalui difusi terfasilitasiSebagian besar nutrien yang diserap segera disalurkan ke hati untuk diolah

Page 81: Blok Gastro Entero Hepatogi

81

Polisakarida → disakarida diserap monosakarida brush border→ glukosa transport bersama Na+ → galaktosa aktif sekunder (kotransport)ke dalam darah (kapiler)

Page 82: Blok Gastro Entero Hepatogi

82

Penyerapan Protein Protein makanan (eksogen) Protein endogen (enzim pencernaan, sel

epitel yang terlepas → protein plasma yang bocor) → ke dalam lumen, ± 20 – 40 gr protein setiap hari

Keduanya dihidrolisis menjadi asam amino dan peptida kecil oleh pepsin lambung dan enzim proteolotik pankreas

Page 83: Blok Gastro Entero Hepatogi

83

Asam amino diserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke dalam darah melalui mekanisme transportasi aktif sekunder yang bergantung kepada Na+ dan energiPeptida-peptida kecil diuraikan menjadi asam amino oleh amino peptidase yang terdapat di brush border atau oleh peptidase intrasel → ke dalam darah kapiler

Page 84: Blok Gastro Entero Hepatogi

84

Penyerapan LemakButir-butir lemak trigliserida oleh garam empedu, menjadi emulsi lemak oleh lipase pankreas menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Produk-produk yang tidak larut air ini diangkut dalam misel yang larut air yang dibentuk oleh garam empedu → sel epitel → usus halus, kemudian terbentuk kembali trigliserida di sel epitel

Page 85: Blok Gastro Entero Hepatogi

85

Trigliserida-trigliserida ini bersatu (beragregasi) oleh lipoprotein membentuk kilo mikron yang larut airAsam lemak rantai pendek dan sedang → kapiler darahKilo mikron tidak mampu menembus kapiler darah → ke dalam pembuluh limfe, yaitu lakteal pusat

Page 86: Blok Gastro Entero Hepatogi

86

Penyerapan Vitamin Vitamin larut air → secara pasif diserap

bersama dengan air Vitamin larut lemak → misel → secara pasif

diserap bersama pencernaan lemak Vitamin B12 + faktor intrinsik lambung →

diserap di ileum terminal

Page 87: Blok Gastro Entero Hepatogi

87

Penyerapan Besi Besi tidak diserap oleh sel Besi dalam → dalam feses makanan Besi yang dapat diserap → ke dalam sel Ke dalam darah, berikatan

dengan transferrinBesi dalam sel Ferritin, cadangan besi yang tidak diserap dalam darah → besi dalam feses

Page 88: Blok Gastro Entero Hepatogi

88

Penyerapan Ca2+ dapat melalui : Proses difusi pasif Transportasi aktifVitamin D hormon respons terhadap Ca yang

paratiroid menurunKebutuhan Ca2+ 1000 mg per hari :2/3 diserap dan 1/3 feses

Page 89: Blok Gastro Entero Hepatogi

89

Keseimbangan Biokimia Antara Lambung, Pankreas, dan UsusDalam normal, penambahan asam, basa, atau zat kimia = penguranganSelama sekresi HCl oleh sel parietal → sel parietal lambung : Mengekstraksi Cl-, CO2, dan H2O dari darah

Menambah HCO3- ke darah

Selama sekresi NaHCO3, sel-sel duktus

pankreas mengekstraksi HCO3- serta Na+ dari

darah

Page 90: Blok Gastro Entero Hepatogi

90

Di dalam lumen usus halus NaHCO3 pankreas

menetralkan HCl lambung untuk membentuk NaCl + H2CO3 yang kemudian terurai menjadi

CO2 dan H2O

Kemudian sel-sel usus menyerap Na+, Cl-, CO2,

dan H2O ke dalam darah sehingga konstituen

yang sebelumnya diekstraksi dari darah → dapat diganti

Page 91: Blok Gastro Entero Hepatogi

91

Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolitDiare dan muntah → : Proses netralisasi terganggu Dehidrasi Kehilangan nutrien Asidosis metabolisme akibat keluarnya HCO3

-

Page 92: Blok Gastro Entero Hepatogi

92

Penyebab diare adalah : Motilitas usus berlebihan, baik disebabkan

oleh iritasi lokal oleh karena infeksi bakteri, virus, atau stress emosi

Partikel-partikel osmotik aktif → cairan masuk ke dalam lumen, bertahan dalam lumen

Toksin bakteri vibrio cholerae → sekresi cairan meningkat → diare

Page 93: Blok Gastro Entero Hepatogi

93

Usus BesarUsus besar terutama berfungsi sebagai organ penyimpan dan pengeringUsus besar terdiri dari : sekum (apendiks), kolon asendens, transversum, desendens, sigmoid, rektumDinding terdiri dari lapisan otot polos longitudinal → taenia koliLapisan otot di bawahnya berkumpul dalam kantong → haustra

Page 94: Blok Gastro Entero Hepatogi

94

Kolon menerima ± 500 ml kimus dari usus halus, terdiri dari : Residu makanan (contoh : sellulosa) Komponen empedu yang tidak diserap Sisa cairan → faesesKontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi kolon maju mundur, sementara gerakan masa mendorong isi kolon ke jarak yang jauh

Page 95: Blok Gastro Entero Hepatogi

95

Feses dikeluarkan oleh refleks defekasiGerakan masa didorong ke dalam rektum → merangsang reseptor regang di dinding rektum → refleks defekasi → sfingter anus internus melemas, rektum dan kolon sigmoid kontraksi lebih kuat, sfingter anus eksternus juga melemas → defekasi

Page 96: Blok Gastro Entero Hepatogi

96

Konstipasi terjadi apabila feses terlalu keringPenyebabnya : Mengabaikan keinginan buang air besar Penurunan motilitas kolon pada usia lanjut,

gangguan emosi, diet rendah serat Obstruksi gerakan feses di usus besar oleh

karena tumor lokal dan spasme kolon Gangguan refleks defekasi Feses tersangkut di apendiks → apendisitis

Page 97: Blok Gastro Entero Hepatogi

97

Sekresi usus besar bersifat protektif alamiSekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (NaHCO3), yang fungsinya untuk : Melindungi mukosa usus besar dari cedera

kimiawi dan mekanis Pelumasan, memudahkan feses lewat HCO3

- untuk menetralkan asam-asam

Page 98: Blok Gastro Entero Hepatogi

98

Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi lumen menjadi feses500 ml bahan masuk kolon → menyerap 350 ml → feses 150 gr, terdiri dari : 100 gr air, 50 gr bahan padat, terdiri dari : sellulosa, bilirubin, bakteri, dan garam

Page 99: Blok Gastro Entero Hepatogi

99

Gas di dalam usus diserap atau dikeluarkanGas yang keluar dari anus (flatus) berasal dari 2 sumber, yaitu : Udara yang tertelan Gas yang dihasilkan fermentasi bakteri di

kolonGas yang menimbulkan suara berdeguk di lumen disebut borborigimGas sebagian diserap, sebagian lagi dikeluarkan melalui anus (flatus)

Page 100: Blok Gastro Entero Hepatogi

100

Gambaran Umum Hormon Pencernaan4 hormon pencernaan, yaitu : gastrin, sekretin, kolesistokinin, dan gastric inhibitory peptide (peptida inhibitory lambung)Kimus di lambung (mengandung protein) → gastrin → pada sel parietal dan sel utama → sekresi HCl dan pepsinogen → memulai pencernaan protein

Page 101: Blok Gastro Entero Hepatogi

101

Gastrin : Motilitas lambung meningkat Motilitas ileum meningkat Melemaskan sfingter ileosekum Memicu gerakan masa di kolon

Page 102: Blok Gastro Entero Hepatogi

102

Sekresi gastrin menurun oleh akumulasi asam di lambungLambung mengosongkan diri → duodenum → sekretin ke dalam darah → 4 fungsi : Menghambat pengosongan lambung,

mencegah asam banyak ke duodenum Menghambat sekresi lambung Merangsang sel-sel pankreas → NaHCO3 →

menetralkan asam Merangsang sekresi empedu (NaHCO3) oleh

hati

Page 103: Blok Gastro Entero Hepatogi

103

Kimus dari lambung → duodenum → kolesistokinin (CCK) disekresi oleh mukosa duodenum, berfungsi untuk : Menghambat motilitas dan sekresi lambung

waktu mencerna dan menyerap makanan di duodenum cukup

Merangsang sel-sel asinus pankreas → sekresi enzim pankreas meningkat (terutama lipase)

Page 104: Blok Gastro Entero Hepatogi

104

Kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter oddi → empedu mengalir ke duodenum → pencernaan dan penyerapan lemak meningkat

Pengatur asupan makanan yang penting → rasa kenyang

Page 105: Blok Gastro Entero Hepatogi

105

Gastric Inhibitory Peptide (GIP), fungsi : Menghambat motilitas dan sekresi lambung,

sebagai respons terhadap lemak asam, hipertonisitas, dan peregangan di duodenum

Merangsang pengeluran insulin → GIP (Glucose-dependent Insulinotropic Peptide (GIP)

Page 106: Blok Gastro Entero Hepatogi

106

Simple Receptors: Unencapsulated

Table 13.1.1

Page 107: Blok Gastro Entero Hepatogi

107

Simple Receptors: Encapsulated

Table 13.1.2

Page 108: Blok Gastro Entero Hepatogi

108

Simple Receptors: Encapsulated

Table 13.1.3

Page 109: Blok Gastro Entero Hepatogi

109

Simple Receptors: Encapsulated

Table 13.1.4

Page 110: Blok Gastro Entero Hepatogi

110

Processing at the Circuit Level

Chains of three neurons (first-, second-, and third-order) conduct sensory impulses upward to the brain

First-order neurons – soma reside in dorsal root or cranial ganglia, and conduct impulses from the skin to the spinal cord or brain stem

Second-order neurons – soma reside in the dorsal horn of the spinal cord or medullary nuclei and transmit impulses to the thalamus or cerebellum

Third-order neurons – located in the thalamus and conduct impulses to the somatosensory cortex of the cerebrum

Page 111: Blok Gastro Entero Hepatogi

111

Processing at the Perceptual Level The thalamus projects fibers to:

The somatosensory cortex Sensory association areas

First one modality is sent, then those considering more than one

The result is an internal, conscious image of the stimulus

Page 112: Blok Gastro Entero Hepatogi

112

PAIN Pain is an unpleasant sensory and emotional experience

associated with actual or potential tissue damage or described in terms of such damage. (Pain, Suppl 3, 1986)

Function : warning that something is wrong Cause :

Physiologic / acute pain Pathologic :

1. inflammatory pain

2. neuropathic pain

Page 113: Blok Gastro Entero Hepatogi

113

Neuropathic pain arises from disordered, ectopic nerve signals. It is burning or shocklike pain.

Classic cases are post-stroke pain and tumor invasion of the brachial plexus.

Page 114: Blok Gastro Entero Hepatogi

114

Receptors & Pathway Receptors : naked nerve endings Categories of pain receptors :

1. Mechanical nociceptors (cutting, crushing, pinching)

2. Thermal nociceptors (temp.extremes)3. Polymodal nociceptors (irritating chemicals)

Fibers :1. Myelinated Aδ (2-5 μm)2. Unmyelinated C (0.4-1.2 μm)

Page 115: Blok Gastro Entero Hepatogi

115

Pathway

Pain receptors transmit stimuli through sensory nerves into the dorsal horn.

These impulses synapse in the dorsal horn, cross the cord, and ascend by either the neospinothalamic tract (fast pain) or the paleospinothalamic tract (slow/dull pain).

Page 116: Blok Gastro Entero Hepatogi

116

The neospinothalamic tract ascends to the thalamus (pain sensation) and proceeds further to the cortex (precision and discrimination).

The paleospinothalamic tract ascends and branches into the brain stem (pons and medulla) and limbic system.

Page 117: Blok Gastro Entero Hepatogi

117

Function of the Reticular Formation, Thalamus, and Cerebral Cortex in the Appreciation of Pain

Pain impulses entering the brain stem reticular formation, the thalamus, and other lower brain centers cause conscious perception of pain.

This does not mean that the cerebral cortex has nothing to do with normal pain appreciation;

However, it is believed that the cortex plays an especially important role in interpreting pain quality, even though pain perception might be principally the function of lower centers.

Page 118: Blok Gastro Entero Hepatogi

118

Characteristic of PainFast Pain Slow Pain

Occurs on stimulation of mechanical & thermal nociceptors

Occurs on stimulation of polymodal nociceptors

Carried by myelinated A-delta fibers

Carried by unmyelinated C fibers

Produces sharp, prickling sensation

Produces dull, aching, burning sensation

Easily localized Poorly localized

Occurs first Occurs second; persist for longer time; more unpleasant.

Page 119: Blok Gastro Entero Hepatogi

119

Deep Pain The deep structures is relative deficiency

of Aδ fibers. Poorly localized, nauseating, and

frequently associated with sweating & changes in blood pressure.

Page 120: Blok Gastro Entero Hepatogi

120

Muscle spasm & Rigidity

Visceral pain can initiates reflex contraction of nearby skeletal muscle. Usually in the abdominal wall → rigid.

Muscle Spasm as a Cause of Pain. This pain probably results from the direct

effect of muscle spasm in stimulating mechanosensitive pain receptors, or

effect of muscle spasm to compress the blood vessels and cause ischemia.

Page 121: Blok Gastro Entero Hepatogi

121

Page 122: Blok Gastro Entero Hepatogi

122

Pain Suppression(“Analgesia”) System in the Brain and Spinal Cord

Several transmitter substances are involved in the analgesia system; especially are enkephalin and serotonin.

Many nerve fibers derived from the periventricular nuclei and from the periaqueductal gray area secrete enkephalin at their endings.

Thus, the endings of many fibers in the raphe magnus nucleus release enkephalin .

Fibers originating in this area send signals to the dorsal horns of the spinal cord to secrete serotonin at their endings.

Page 123: Blok Gastro Entero Hepatogi

123

The serotonin causes local cord neurons to secrete enkephalin as well.

The enkephalin is believed to cause both presynaptic and postsynaptic inhibition of incoming type C and type Ad pain fibers where they synapse in the dorsal horns.

Thus, the analgesia system can block pain