blok 7 respirasi.docx

22
Sistem Saluran Pernapasan dalam Kehidupan Manusia Zeni Ansona 10.2012.192 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Abstrak : Saluran pernapasan melewati bagian tubuh yang selalu bergerak, yaitu leher. Saluran pernapasan terdiri dari jaringan ikat dan tulang rawan. Agar kita dapat terus hidup, maka saluran ini harus selalu berada dalam keadaan terbuka. Saluran pernapasan ada yang mikroskopiknya yaitu Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Faring merupakan percabangan dua saluran yang merupakan saluran pencernaan. laring merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Trakea adalah Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Bronkus atau cabang tenggorokan. Dan terakhir alveolus dimana yang berada di rongga dada diatas diafragma makroskopik yang terdiri dari epitelnya, sel yang terdapat didalamnya dan tulang yang membentuknya serta bagian apa saja yang didalam bagian-bagian dari makroskopik dari saluran pernapasan. Mekanisme pernapasan yang terdiri dari difusi gas yaitu sebagai peristiwa perpindahan molekul.dan ada transport oksigen Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Dan transport karbondioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2CO3) akibat adanya hidrasi karbonat, serta Kerja Faal Paru Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Kata Kunci : Saluran pernapasan, makroskopik dan mikroskopik saluran pernapasan, Mekanisme Pernapasan, transport oksigen dan karbondioksida, difusi gas, kerja fisiologis paru. Abstract: parts of the body through the respiratory tract is constantly on the move, the neck. Respiratory tract consists of connective tissue and cartilage. So that we can continue to live, then this line should always be in an open state. There are microscopic respiratory tract is an organ Nose breathing outside air first passed. The pharynx is a two-channel branching is the digestive tract. larynx is the base of the 1

Transcript of blok 7 respirasi.docx

Sistem Saluran Pernapasan dalam Kehidupan ManusiaZeni Ansona10.2012.192Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat [email protected]

Abstrak : Saluran pernapasan melewati bagian tubuh yang selalu bergerak, yaitu leher. Saluran pernapasan terdiri dari jaringan ikat dan tulang rawan. Agar kita dapat terus hidup, maka saluran ini harus selalu berada dalam keadaan terbuka. Saluran pernapasan ada yang mikroskopiknya yaitu Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Faring merupakan percabangan dua saluran yang merupakan saluran pencernaan. laring merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Trakea adalah Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Bronkus atau cabang tenggorokan. Dan terakhir alveolus dimana yang berada di rongga dada diatas diafragma makroskopik yang terdiri dari epitelnya, sel yang terdapat didalamnya dan tulang yang membentuknya serta bagian apa saja yang didalam bagian-bagian dari makroskopik dari saluran pernapasan. Mekanisme pernapasan yang terdiri dari difusi gas yaitu sebagai peristiwa perpindahan molekul.dan ada transport oksigen Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Dan transport karbondioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2CO3) akibat adanya hidrasi karbonat, serta Kerja Faal Paru Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot.

Kata Kunci : Saluran pernapasan, makroskopik dan mikroskopik saluran pernapasan, Mekanisme Pernapasan, transport oksigen dan karbondioksida, difusi gas, kerja fisiologis paru.

Abstract: parts of the body through the respiratory tract is constantly on the move, the neck. Respiratory tract consists of connective tissue and cartilage. So that we can continue to live, then this line should always be in an open state. There are microscopic respiratory tract is an organ Nose breathing outside air first passed. The pharynx is a two-channel branching is the digestive tract. larynx is the base of the respiratory tract (trachea). Trunk throat trachea is located in the neck area in front of the esophagus. Bronchi or bronchus. And the last is in the alveoli where the chest cavity above the diaphragm consisting of macroscopic epitelnya, cells contained therein and forming bone, and part whatever in the parts of the macroscopic from the respiratory tract. Respiratory mechanism which consists of a gas diffusion is the movement of events molekul.dan no oxygen transport oxygen transport system consists of the lungs and the system cardiovascular system. And transport carbon dioxide diffuses into the red blood cells and rapidly in hydration into carbonic acid (H2CO3) due to hydration carbonate, and Work Physiology Lung air moving in and out of the lungs because there is no pressure difference between the atmosphere and the alveoli due mechanical work muscles.

Keywords: Respiratory tract, macroscopic and microscopic respiratory tract, Mechanism of breathing, oxygen and carbon dioxide transport, gas diffusion, pulmonary physiological work.

PendahuluanDidalam makalah ini terdapat bagaimana sistem saluran pernapasan yang mengatur proses pernapasan kita untuk bisa hidup dan menghirup udara dengan baik dimana saluran pernapasan ini dibagi lagi menjadi dua bagian ada yang makroskopiknya yang terdiri dari Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Faring merupakan percabangan dua saluran yang merupakan saluran pencernaan. laring merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Trakea adalah Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Bronkus atau cabang tenggorokan. Dan terakhir alveolus dimana yang berada di rongga dada diatas diafragma makroskopik yang terdiri dari epitelnya, sel yang terdapat didalamnya dan tulang yang membentuknya serta bagian apa saja yang didalam bagian-bagian dari makroskopik dari saluran pernapasan. Dan terdapat juga mekanisme pernapasan yang terdiri dari transport oksigen dan karbondioksida serta difusi gasnya, untuk lebih lengkapnya lagi kita harus mengetahui system kerja fisiologi paru dimana didalam makalh ini sudah dijelaskan prosesnya.

Sesak NapasSesak napas adalah Penyakit kanser merebak ke paru-paru, terdapat air didalam selaput paru-paru (pleural effusion), sakit ini perlu menjalani prosedur mengeluarkan air melalui selaput paru-paru untuk mengurangkan sesak napas, masalah kegagalan jantung ataupun terdapat air didalam selaput jantung, adanya jangkitan kuman di paru-paru, dan darah beku di saluran paru-paru.1

Saluran PernapasanSaluran pernapasan melewati bagian tubuh yang selalu bergerak, yaitu leher. Saluran pernapasan terdiri dari jaringan ikat dan tulang rawan. Agar kita dapat terus hidup, maka saluran ini harus selalu berada dalam keadaan terbuka. Jika tidak, maka proses masuknya udara ke paru-paru dapat terhenti sehingga kita bisa kehabisan napas. Sebenarnya sangat sulit untuk membiarkan saluran ini tetap terbuka. Hal ini karena saluran pernapasan bersifat elastic dan harus melewati leher yang selalu bergerak. Akan tetapi, ternyata saluran pernapasan kita tidak pernah tertutup dan selalu berada dalam kondisi terbuka. Sistem pernapasan (secara berurutan) terdiri dari: rongga hidung nasofaring laring trakea bronkus (ekstrapulmonalis dan intrapulmonalis ) bronkiolus terminalis bronkiolus respiratotius duktus alveolaris sakus alveolaris alveolus/alveoli.2

Gambar 1 Sistem Saluran Pernapasan

Makroskopik Nasal (Hidung)Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapasan. FaringFaring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan. Laring (pangkal tenggorokkan)merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusun atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru Trakea (tenggorokan)Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.3 Bronchus (cabang tenggorokkan)Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah. Pulmo (alveolus)Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut.Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.

MikroskopisSistem respirasi dibagi menjadi 2,yaitu:1. Bagian konduksi: menyalurkan udara (dari cavum hidung sampai bronkiolusterminalis).2.2. Bagian respirasi: pertukaran gas (bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris,sakus alveolaris, dan alveolus).HidungFungsi: saluran udara, menyaring udara, penghangat dan pelembab udara, sertapembau.Hidung merupakan organ berongga yang terdiri dari:-Tulang-Tulang rawan-Otot lurik-Jaringan ikatKulit bagian luar merupakan sel epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk,memiliki rambut rambut halus, dan kelenjarsebasea serta kelenjar keringat.3Cavum nasiCavum nasi dibagi menjadi 2, yaitu: Vestibulum nasi: sel epitel berlapis gepeng, terdapat vibrissae (rambutyangberfungsi untuk menyaring udara), terdapat kelenjar sebasea dan kelenjarkeringat.Terdapat konka nasi superior, medius, dan inferior. Konka nasi inf. dan med.Dilapisi sel epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet yang menghasilkanmukosa. Epitel pada konka nasi inf. Banyak terdapat pleksus venosus yangdisebut swell bodies yang berperan menghangatkan udara. Di bawah konkanasi inf. Terdapat pleksus venosus yang berdinding tipis, sehingga mudahmengalamipendarahan. Regio respiratorius: daerah di belakang vestibulum nasi, tepatnya di lateralatas dan atap posterior cavum nasi. Bersel epitel bertingkat torak bersiliabersel goblet. Pada lamina propia terdapat gld. Nasalis, yang merupakankelenjar campur dan terdapat nodule limfatisi.3Lamina propia ini bersatudengan perikondrium (dinding konka nasalis) yang sering disebutmukoperiosteum / mukoperikondrium / membrane Schneider. Terdapat seratkolagen, elastin, limfosit, sel plasma, dan selmast.Pada konka nasi sup. terdapat epitel olfaktorius. Mukosa pada region ini berwarna cokelat kekuningan. Eiptel olfaktoriusterdiri dari:

Sel olfaktorius: Teletak di antara sel basal dansel penyokong. Merupakan neuron bipolar dengan dendrite ke permukaan danakson lamina propia. Ujung dendrite menggelembung disebut vesikula olfaktorius. Aksonnya tidak bermielin dan bergabung dengan akson reseptorlain di lamina propiamembentuk N. olfaktorius.Sel penyokong Berbentuk sel silindris tinggi dengan bagian apex lebar danbagian basal menyempit. Inti lonjong. Pada permukaan terdapat mikrovili. Sitoplasma mempunyai granula kuningkecokelatan.Sel basal Bentuk segitiga Inti lonjong. Merupakan sel cadangan yang akan membentuk sel penyokongdan mungkin menjadi sel olfaktorius.3Sel sikat Sel yang mempunyai mikrovili dibagian apical. Lamina propianya mempunyai banyak vena. Selain itu,mengandung kelenjar terutama jenis serosa/kelenjar bowmanyang berperan untuk membasahi epitel dan silia, serta melarutkan bau-bauan.Sinus paranasalisTerdiri dari sinus maxilaris, frontalis, sphenoidalis, dan ethmoidalis. Pada sinusparanasalis, sel epitelnya bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Laminapropianya lebih tipis daricavum nasi dan melekat padaperiosteum di bawahnya.Kelenjar kelenjar yang ada di sini memproduksi mukosa yang akan dialirkan kecavum nasi oleh gerakan silia silia.FaringMerupakan ruang di belakang cavum nasi, yang menghubungkan traktusdigestivus dan traktus respiratorius. Faring dibagi menjadi 3,yaitu:

Nasofaring Epitel bertingkat torak bersila berselgoblet. Lamina propianya terdapat kelenjar campur. Bagian posteriornya terdapat jaringan limfoid yang membentuktonsila faringea. Terdapat saluran penghubung rongga hidung dengan telinga tengah,yang disebut osteum faringeum tuba auditiva. Di sekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid yang disebut tonsila tuba.Orofaring Epitel berlapis gepeng. Ada di belakang rongga mulut danbelakang lidah. Orofaring dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan kebawah ke epiteloesofagus Di sini terdapat tonsila palatina.Laringofaring Epitelnya bervariasi, namun sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Berada di belakang laring.3

LaringBerbentuk tidak beraturan. Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet, kecuali ujung plica vokalis berlapis gepeng. Dinding laring terdiri dari T.R. hialin danelastin, jaringan ikat, m. vokalis (otot lurik), dan kelenjar campur. Fungsi laringadalah untuk fonasi dan mencegah benda asing masuk ke jalan nafas denganadanya reflex batuk.Laring memiliki 2 jenis otot, yaitu instrinsik dan ekstrinsik. M. intrinsic merupakan otot yang menghubungkan kartilago dengan daerah sekelilingnya,berperan untuk menelan. M. ekstrinsik merupakan otot yang menghubungkanT.R. yang satu dengan yang lainnya, berperan untuk fonasi.3

EpiglotisTerdiri dari T.R. elastin.Mempunyai 2 permukaan:Permukaan lingual (menghadap ke lidah): Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Lamina propria dibawahnya langsung melekat pada perikondrium. Ada kelenjar campur dan jaringan limfoid.Permukaan laryngeal (menghadap ke laring): Epitel berlapis gepeng yang tipis dari permukaan lingual menjadiepitel bertingkat torak bersilia bersel goblet, yang akan melanjutkanke trakea dan bronkus. Lamina propria di bawahnya mempunyai kelenjar campur (lebihbanyak dari permukaan lingual).Di bawah epiglottis terdapat 2lipatan mukosa yang menonjol ke lumen laring:Pita suara / plica ventrikularis Epitel bertingkat torak bersilia berselgoblet. Lamina propria tipis, terdiridari jaringan penyambung jarang. Terdapat kelnjar campur. Mempunyai kelompok jaringan limfoid. Sebagian lamina propria melekat pada perikondrium, T.R. tiroidea. Di antara 2 plica ventriikularis terdapat daerah yang disebut rimavestibule.Pita suara sejati / plica vokalis Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di antara 2 plica vokalis terdapat daerah yang disebut rima vokalis /rima glotidis. Pada lamina propria terdapat serat serat elastin tersusun sejajar membentuk lig. Vokalis.3 Sejajar dengan lig. Vokalis terdapat otot skelet yang disebut m.vokalis. Berfungsi untuk mengatur ketegangan pita suara danligamentum.TrakeaRangka berbentuk C terdiri atas T.R. hialin. Cincin T.R. satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan penyambung padat fibroelastis dan retikulin disebutlig. Anulare untuk mencegah agar lumen trakea jangan meregang berlebihan.Sedangkan otot polos yang berperan untuk mendekatkan kedua T.R. Bagian trakea yang mengandung tulang rawan disebut pars kartilaginea, sedangkan bagian yang mengandung otot disebut pars membranasea. Bagian posterior.

BronkusStruktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya bentuk sferis,epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.

BronkiolusTidak terdapat tulang rawan. Epitel selapis torak bersilia (bronkiolus besar epitel masih bertingkat torak), lamina propia tipis, tidak terdapat kelenjar, otot polos relatif banyak, serat elastin, tidak terdapat noduli limfatisi.

Alveolusdapat terlihat duktus alveolaris dan sakus alveolaris, terdiri atas sel alveolar fagosit dan sel endotel kapiler (sel epitel selapis gepeng yang melapisi kapiler).3

Mekanisme Pernafasan Respirasi mencakup 2 proses, yaitu respirasi dalam dan respirasi luar. Respirasi dalam(interna) adalah pertukaran oksigen dengan karbondioksida dalam jaringan dan darah. Respirasi dalam mengacu kepada proses metabolisme intrasel yang berlangsung di dalam mitokondria. Respirasi luar adalah difusi antara oksigen dan karbondioksida dalam alveoli di paru-paru dengan darah kapiler pulmonalis. Respirasi eksternal mengacu kepada keseluruhan rangkaian mekanisme respirasi. 4

Respirasi eksternal meliputi empat langkah, yaitu:1. Kerja mekanis pernapasan atau ventilasi2. Proses difusi oksigen dan karbondioksida antara uadar luar alveol dengan darah di kapiler pulmonalis3. Transport oksigen dan karbondioksida(sistem peredaran darah)4. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara jaringan dan darah melalui proses difusi.Terdapat tiga tekanan penting dalam proses ventilasi, yaitu tekanan atmosfir, tekanan pulmonar, dan tekanan interapleura. Perbedaan tekanan ini yang memungkinkan terjadinya inspirasi dan ekspirasi. Perbedaan tekanan intra alveol dengan tekanan intera pleura disebut juga dengan tekanan transmural. Pada proses inspirasi,diafragma bergerak ke bawah tekanan interapleura menurun tekanan intera alveolar menurun udara masuk hingga tercapai keseimbangan. Sebaliknya, pada proses ekspirasi diafragma bergerak ke atas tekanan interapleural meningkat tekanan intera alveolar meningkat udara keluar hingga tercapai keseimbangan.4

Difusi Gas O2 dan CO2Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energy ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adlah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintas membrana kapiler alveolar, kemudian melintas plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu sepertujuh puluh dari tebal butir darah merah sehingga molekul oksigentidak mengalami kesuliatan untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang lain didalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah keudara alveolus. Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif.

Urutan-urutan proses difusi terbagi atas:Difusi pada fase gasUdara Atmosfer masuk kedalam paru-paru dengan aliran yang cepat, ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada didalam alveoli. 5Kecepatan gas berdifusi disini berbanding terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul karbondioksida 44. Gerak molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk kedalam paru-paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan kmplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal seperti ini terjadi pada alveoli yang normal., seperti pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di alveoli lebih lambat.

Difusi Menembus Membrana PembatasProses difusi yang melewati membrane pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewatifase cairan tergantung kepada kelarutan gas kedalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi karbondioksida di dalam fasde caoran 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen. Semaki tebal membrane pembatas halangan bagi proses difusi semakin besar. 5

Transpor Oksigen dan Karbondioksida Apabila oksigen telah berdifusi dan alveolus kedalam darah paru,maka oksigen ditrasnpor dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin (HBO2) kekapiler jaringan dimana oksigen dilepaskan untuk digunakan disel. Dalam sel, oksigen bereaksi dengan berbagai bahan makanan (reaksi metabolisme) dan menghasilkan karbondioksida. Karbondioksida selanjutnya masuk kedalam kapiler jaringan dan di transport kembali ke paru paru. Selanjutnya dibuang melalui napas. Dengan demikian, pengangkut/transport oksigen dilakukan oleh hemoglobin (Hb) dimana 1 gr Hb dapat mengangkut 1,4 ml oksigen. Hal ini terjadi oleh karena hemioglobin mempunyai daya afinitas terhadap oksigen. Daya afinitas Hb terhadap oksigen ini dapat tinggi atau meningkat dapat pula rendah atau menurun yang diperngaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi afinitas hemoglobin dan oksigen tersebut, antara lain : a.pH darahNilai pH darah menunjukan tingkat keasaman darah dalam tubuh. Nilai normal pH darah adalah 7,35-7,45. Nilai pH darah ini berkaitan erat dengan keseimbangan asam basa dalam tubuh. Pada kondisi asidosis (pH darah menurun) afinitas Hb terhadap oksigen berkurang, sehingga oksigen yang ditrasnport oleh darah berkurang. Pada kondisi alkalosis (pH darah meningkat) afinitas Hb terhadap oksigen meningkat. 6 Akibatnya uptake oksigen dalam paru paru meningkat, tetapi pelpasan oksigen kejaringan-jaringan terganggu sehingga tubuh tetap kekurangan oksigen. b.Kadar CO2 darahKadar karbonddioksida dalam darah erat kaitannya dengan keseimbangan asam basa. Kondisi keseimbangan tersebut kemudian berhubungan dengan afilitas Hb terhadap oksigen sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.c.Kadar 2,3 difosfogliserat (2,3-DPG)Kadar 2,3 DPG merupakan zat yang hanya ditemukan didalam sel eritrosit. Kadar 2,3 DPG yang banyak dalam sel eritrosit menyebabkan afinitas Hb terhadap oksigen menurun. Kondisi ini dapt terjadi pada seseorang yang menderita anemia. Pada anemia, kadar 2,3-DPG meningkat sehingga oksigen yang di ikat oleh Hemoglobin menjadi berkurang. Sebaliknya, apabila kadar 2,3-DPG menurun mengakibatkan afinitas Hb meningkat terhadap oksigen. d. Temperatur tubuhPeningkatan temperature tubuh menyebabkan pelepasan oksigen karena peningkatan kebutuhan oksigen untuk proses metabolism. Sebaliknya, penurunan temperature tubuh (hipotermi) menyebabkan gangguan pelepasan oksigen dari Hb. Namun, hal ini terkompensasi dengan penurunan kebutuhan oksigen pada jaringan yang mengalami hipotermi serta peningkatan kelarutan oksigen plasma darah. 6

Transpor O2

Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Prosespengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), alirandarah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen.Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalamplasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagianbesar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigendan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksihemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas.Sehinggaoksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.7

Transpor CO2Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2CO3) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudianberpisah menjadi ion hydrogen(H+)dan ion bikarbonat (HCO3-)berdifusidalamplasma.Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompokasam amino membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpaadanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengankarbon dioksida dengan lebih midah daripadaoksi hemoglobin.Dengan demikian darah venamentrasportasi sebagian besar karbondioksida.7

Kerja Fisiologis FaalUdara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 m). Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir pada permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg. Pada waktu oksigen diinspirasi dan sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami penurunan sampai sekiktar 103 mmHg. Penurunan tekanan parsial ini terjadi berdasarkan fakta bahwa udara inspirasi tercampur dengan udara dalam ruangan sepi anatomic saluran udara dan dengan uap air. Perbedaan tekanan karbondioksidaantara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah menyebabkan karbondioksida berdifusi kedalam alveolus. Karbondioksida ini kemudian dikeluarkan ke atmosfir Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. 8Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada beberapa penyakit misal; fibosis paru, udara dapat menebal dan difusi melambat sehingga ekuilibrium mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat mendukung terjadinya hipoksemia, tetapi tidak diakui sebagai faktor utama.

Sistem Pertahanan Paru

Paru-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan terjadinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana mekanisme tubuh pada umumnya, maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan humoral. Beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi atas:

1. Filtrasi udara Partikel debu yang masuk melalui organ hidung akan : Yang berdiameter 5-7 akan tertahan di orofaring. Yang berdiameter 0,5-5 akan masuk sampai ke paru-paru Yang berdiameter 0,5 dapat masuk sampai ke alveoli, akan tetapi dapat pula di keluarkan bersama sekresi.

A. Mukosilia Baik mucus maupun partikel yang terbungkus di dalam mucus akan digerakkan oleh silia keluar menuju laring. Keberhasilan dalam mengeluarkan mucus ini tergantung pada kekentalan mucus, luas permukaan bronkus dan aktivitas silia yang mungkin terganggu oleh iritasi, baik oleh asap rokok, hipoksemia maupun hiperkapnia.

3. Sekresi Humoral Lokal zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain, terdiri dari : Lisozim, dimana dapat melisis bakteri Laktoferon, suatu zat yang dapat mengikat ferrum dan bersifat bakteriostatik Interferon, protein dengan berat molekul rendah mempunyai kemampuan dalam membunuh virus. Ig A yang dikeluarkan oleh sel plasma berperan dalam mencegah terjadinya infeksi virus.

4. Fagositosis Sel fagositosis yang berperan dalam memfagositkan mikroorganisme dan kemudian menghancurkannya. Makrofag yang mungkin sebagai derivate monosit berperan sebagai fagositer. Untuk proses ini diperlukan opsonim dan komplemen. Faktor yang mempengaruhi pembersihan mikroba di dalam alveoli adalah : Gerakan mukosiliar. Faktor humoral lokal. Reaksi sel. Virulensi dari kuman yang masuk. Reaksi imunologis yang terjadi. Berbagai faktor bahan-bahan kimia yang menurunkan daya tahan paru, seperti alkohol, stress, udara dingin, kortekosteroid, dan sitostatik. 8

KesimpulanSaluran Pernapasan sangat penting untuk kehidupan, jika ada yang terganggu dari system makroskospik dan mikroskopik pernapasan makaakan menyababkan kerusakan dan kita akan sakit oleh karena itu sangat penting menjaga saluran pernapasan supaya tidak mengganggu aktivitas kita jika terserang sakit, dan kita juga harus tahu mekanisme saluran pernapasa, sertamengetahui kerja fisiologis paru supaya kita lebih mudah untuk menjaga saluran pernapasan kita dengan baik agar tidak terserang penyakit.

Daftar Pustaka1. Rushdan M. Kanser Wanita Pencegahan dan Rawatan. Jakarta: Utusan Publications dan Distributors Sdn Bhd; 2008.h.115.2. Sema G. Sistem Pernapasan. Jakarta: Penerbit Yudhistira; 2007.h.15.3. Arif M. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Penerbit salemba Medika; 2006.h.22-5.4. Roger W. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran; 2002.h.10-1.5. Darmanto D. Respirologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2009.h.25-7.6. Asmadi. Teknik Prosedural keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008.h.20-1.7. Irman S. Keperawatan Medika Bedah Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:Penerbit Salemba Medika; 2007.h.185-7.8. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran; 2004.h.266-8.

14