blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/LAPORAN-DPT-PENYAKIT2.docx · Web viewJamur termasuk...
Embed Size (px)
Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/LAPORAN-DPT-PENYAKIT2.docx · Web viewJamur termasuk...

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar Perlindungan Tanaman adalah suatu studi atau ilmu tentang cara
mengamankan hasil produksi tumbuhan yang dibudidayakan. Faktor yang mengancam hasil
produksi tanaman antara lain, Hama dan Penyakit.
Hama adalah sekelompok binatang dalam jumlah tertentu yang merusak tanaman yang
mengakibatkan kerugian secara ekonomi, sedangkan penyakit adalah sesuatu yang emyebabkan
ganguangpada tanaman sehingga tanaman tidak dapat berproduksi atau mati secara pelahan-
lahan.
Masalah penyakit berawal dari manusia yang mengubah lingkungan ekosistem menjadi
agroekosistem, sehingga keseimbangan alam pun terganggu. Hal inilah yang menyebabkan
timbulnya masalah penyakit, sehingga masalah penyakit pun akan selalu muncul sebab telah
terjadinya perubahan alam.
Oleh karena itu, dalam hal ini manusialah yang berperan, sebab belum tentu semua
tumbuhan memiliki daya tahan yang sama.
1.2 Tujuan
Mahassiswa mengetahui definisi dari penyakit tanaman beserta karakteristik dan tipe-
tipenya.
Mahasiswa mampun menganalisa suatu penyakit tanaman,baik dari segi morfologi
maupun fisiologinya.
Mahasiswa mengetahui gejala-gejala serangan penyakit beserta penyebabnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penyakit
2.1.1 penyakit sendiri sebenarnya berarti proses di mana bagian-bagian tertentu dari
tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
( Anonymous,2011)
2.1.2 penyakit tumbuhan adalah ketidakmampuan tumbuhan untuk memberikan hasil
yang cukup kuantitas (jumlah) ataupun kualitasnya.( Anonymous, 2011)
213. plant disease, an impairment of the normal state of a plant that interrupts or
modifies its vital functions. (Anonymous,2011)
2.2 Karakteristik Patogen
2.2.1 Jamur
Karakteristik umum
Jamur termasuk kapang, khamir dan jamur tingkat tinggi. Semua jamur yang
eukariotik mwengandung sterol tetapi tidak peptidoglikan pada membran sel mereka.
Mereka adalah chemoheterotrophs (membutuhkan nutrisi organik) dan sebagian besar
aerobik. Banyak juga jamur saprophytes (hidup dari bahan organik mati) dalam tanah dan
air dan mendapatkan makanan mereka dengan absorbsi. Khas mereka juga memproduksi
spora seksual dan aseksual, mempunyai banyak percabangan hifa yang disebut miselium.
Ada lebih dari 100.000 spesies, dengan 100 agen patogen pada manusia.
Ciri – cirri : eukariotik ( multiseluler), sel berbentuk hifa, memiliki zat kitin,
heterotrof, dan perkembangan biakan aseksual dengan konidia, sedangkan sekseual
dengan spora.
( Anonymous,2011)
2.2.2 Bakteri
Ciri-Ciri Bakteri :
- Umumnya tidak berklorofil
- Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen

- Bentuknya beraneka ragam
- Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
- Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
- Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
- Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan
yang kosmopolit mengandung peptidoglikan. (Anonymous,2011)
-Tidak memiliki plastid
-Tidak mempunyai inti,namun mempunyai protoplasma yang mengandung DNA.
-Secara anatomi tubuhnya terbagi atas : kapsil, dinding sel, membrane selm struktur
dalam sel (mitokondria), serta pelengkap lain seperti spora dan flagella. ( Ika,1990)
2.2.3 Virus
Virus memiliki struktur tubuh yang sederhana yang terdiri dari molekul DNA atau
RNA dengan selubung protein, tidak bisa berkembang di luar sel inangnya dan
berukuran sangat renik.
Ciri-ciri virus adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai pembungkus atau selubung yang tersusun atas protein dan disebut kapsid,
satu unit protein membentuk selubung, selubung protein yang membentuk tubuh virus
disebut kapsomer.
b. Memiliki bahan inti terdiri atas asam nukleat berupa DNA atau RNA.
c. Tidak mempunyai protoplasma, sehingga virus bukan merupakan suatu sel.
d. Memiliki serabut ekor.
e. Kepala berbentuk polyhedral atau segi banyak.
f. Memiliki tempat dudukan ekor berbentuk hexagonal atau bersegi enam.
(Anonymous,2011)
g. Jumlah gen terbatas
h. hidupnya bergantung sepenuhnya ada inangya ( Triharso, 1994)
i. memanfaatkan enzim iang untuk memperbanyak dirinya di dalam sel inang dengan
cara mengambil alih metabolism sel inang atau mengintegrasikan genomnya pada
genom inang. ( Ika,1990)

Sifat-sifat virus
a. Virus merupakan makhluk hidup peralihan antara benda mati dan makhluk hidup.
Disebut benda mati karena virus dapat dikristalkan dan tidak berprotoplasma, sedangkan
disebut makhluk hidup karena virus dapat berkembang biak dan memiliki asam nukleat.
b. Virus hanya dapat hidup pada organisme hidup saja. Virus dapat melekatkan diri pada
permukaan sel hidup atau organisme.
c. Virus dapat mengenali inangnya dengan suatu mekanisme lock and key, artinya
seperti kunci dan anak kuncinya, artinya serangan virus itu spesifik terhadap organisme
(jaringan atau sel) yang akan diserang oleh virus.
2.2.4 Nematoda
Kelompok hewan yang berbentuk cacing ( mikroskopis),panjang 300-1000 µm
dan diameter 15-35 µm, transparan dan tidak bersegmen. Pada bagian mulut terdapat
stilet dan berfungsi sebagai alat untuk menusuk dan menghisap makanan dari sel- sel
inang. ( Anonymous,2011)
Fitonematoda atau nematoda yang memarasit tanaman mempunyai ukuran yang
sangat kecil, memanjang dan berbentuk silinder. Nematoda non-parasit memakan jamur,
bakteri, nematoda lain atau serangga kecil yang hidup di tanah. Sedangkan, nematoda
parasit tanaman mempunyai struktur khusus yang disebut spear (lembing) atau stylet
(jarum). Berdasarkan perilaku, nematoda parasitik pohon dibagi menjadi dua, yaitu:
Nematoda ektoparasit, nematoda yang pada saat memarasit tanaman tubuhnya tetap
berada di luar akar dan hanya sebagian kecil dari tubuh nematoda yang masuk ke dalam
jaringan tumbuhan inang ; Nematoda endoparasit, yaitu: nematoda yang saat memarasit
tanaman, tubuhnya masuk, merusak dan melakukan reproduksi di dalam akar tanaman.
Contoh nematode yaitu : Meloidogyne spp, Paratylenchus spp. ( Anonymous,2011)
Nematoda parasit pada tumbuhan hamper seluruhnya termasuk perfamili
Tylenchoidea ( ordo Tylenchida). Jenis-jenis yang kecil panjangnya kira-kira 0,25mm,
jenis-jenis yang lebih esar panjangnya dapat mencapai 4-6 mm. Kulit nematode tediri
dari kutilkula dan hypodermis. Selama pertumbhan tubuhnya kutikula ini ditinggalkan

beberapa kali. Di dalam rongga mulut nematode parasit tumbuhan semua mempunyai
stilet berlubang yang dapat ditarik atau dikeluarkan dengan gerakan urat-urat.
Perkembangbiakan nematode dilakukan dengan telur, dari telur keluarlah larva
yang kemudian bertukar kutikula (biasanya 4 kali) sampai larva menjadi dewasa.
( Ika,1990)
2.3 Tipe gejala dan penyakit
A. Gejala Utama (Main Symptoms)
- Pertumbuhan yang tidak normal, dapat melebihi ukuran normal atau
lebih kecil dari ukuran normal
- Perubahan warna, baik pada daun, batang, akar, buah, bunga.
- Matinya jaringan, bagian-bagian tanaman menjadi mengering
- Layunya bagian dari tubuh tanaman
B. Gejala Lapangan (Field Symptoms)
- Layunya tanaman secara keseluruhan
- Nekrosis (matinya jaringan)
- Perforasi (berlubang)-nya daun
- Gall (bengkak) atau bintil dan bisul
- Kanker
- Bercak daun
- Busuk basah, berair dan busuknya jaringan
- Busuk kering, busuknya jaringan tetapi kering
- Malformation (perubahan bentuk)
- Oedeem, batang mengalami pembengkakan
- Mummifikasi, kondisi seperti mumi, rapuh dan kering
- Daun mengeriting atau bergelombang
- Erinose, keluarnya cairan dari kulit batang
- Hexeem bezem, cabang-cabang tak berkembang dan pendek seperti sapu
- Kerdil
(Anonymous,2011)
C. Gejala Morfologi dibedakan atas tiga pokok :

Gejala nekrosis
Gejala yang terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel atau matinya
sel. Gejala nekrotik dibagi atas gejala secara spesifik seperti nekrotik, hidrosis,
alyu, gosong(scorch), mati pucuk, busuk, rebah semai, kanker, dan pendarahan
(eksudasi).
Gejala hipoplastik
Gejala ini terjadi kaena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel
(underdevelopment). Gejala-gejala spesifiknya adalah kerdil (atropi), perubahan
simetri, klorosis, etiolasi, dan pemusaran (resetting)
Gejala hiperplastik
Gejala-gejala ini disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebih dari biasa
(overdevelopment),seperti sapu setan(witches broom), proplepsis,
nyali(gallmcecidium), intumesensia, erionosis, menggulung atau mengeriting,
fasiasim pembentukan alat yang luar biasa (antholysis), kudis, rontoknya alat-alat
dan perubahan warna (selain klorosis). (Tim Dosen,2011)
2.4 Faktor penyebab penyakit :
Biotik
1. Jamur. Jamur ada yang menyebut cendawan atau fungi. Jamur merupakan
mikroorganisme yang organel selnya bermembran (eukariotik), tidak mempunyai klorofil,
berkembangbiak secara seksual dan atau aseksual dengan membentuk spora, tubuh
vegetatif (somatik) berupa sel tunggal atau berupa benang-benang halus (hifa, miselium)
yang biasanya bercabang-cabang, dinding selnya terdiri dari sellulose dan atau khitin
bersama-sama dengan molekul-molekul organik kompleks lainnya. Untuk keperluan praktis
dalam diagnose penyebab penyakit, jamur dibedakan berdasarkan ada tidaknya sekat
pada hifa dan cara perkembangbiakannya, sehingga jamur dibedakan menjadi empat
kelompok kelas, yaitu : Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.
2. Bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal. Ada kurang
lebih 200 jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tanaman. Jenis-jenis bakteri ini
terutama berbentuk batang dan hanya terdiri dari enam genus (marga), yaitu :

i. Agrobacterium dari famili Rhizobiaceae gram negatif
ii. Corynebacterium dari famili Corynebacteriaceae gram positif
iii. Erwinia dari famili Enterobacteriaceae gram negatif
iv. Pseudomonas dari famili Pseudomonadaceae gram negatif
v. Streptomyces dari famili gram positif
vi. Xanthomonas dari famili Pseudomonadaceae gram negative
3. Virus. Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya mengandung satu atau
dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks. Asam nukleat dan
protein disintesis oleh sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan mekanisme sintesis dari
sel-sel inang untuk menghasilkan substansi viral (asam nukleat dan protein).
4. Mikoplasma dan MLO (mycoplasma like organism). Mikoplasma juga merupakan
mikroorganisme prokariotik seperti bakteri yang organel-organelnya tidak bermembran.
Informasi genetiknya berupa rantai DNA yang berbentuk cincin dan terdapat bebas dalam
sitoplasma. Mikoplasma tidak mempunyai dinding sel dan hanya diikat oleh unit membran
berupa triple-layered, mempunyai sitoplasma, ribosom, dan substansi inti yang tersebar
dalam sitoplasma. Mikoplasma dapat berbentuk ovoid sampai filamen (benang) dan kadang-
kadang berbentuk menyerupai hifa bercabang-cabang dan biasanya dijumpai di dalam
jaringan di luar sel-sel inang. Mikoplasma like organisme (MLO) tanaman biasanya terdapat
dalam cairan floem. Berbeda dengan mikoplasma, MLO dapat tumbuh pada sitoplasma sel-
sel parenkhim floem. MLO sering dijumpai membentuk koloni.
5. Tumbuhan tingkat tinggi parasittik. Lebih dari 2500 jenis tumbuhan tingkat tinggi dikenal
hidup secara parasitik pada tanaman lain. Tumbuhan parasitik biasanya mampu
menghasilkan biji dan bunga yang mirip dengan biji dan bunga yang dihasilkan tanaman
inangnya. Tingkat parasitisme tumbuhan parasit ada 3 macam, yaitu : efifit, hemiparasit dan
parasit benar. Tumbuhan efifit secara fisiologis tidak tergantung tanaman inang tetapi efifit
sangat tergantung kepada dukungan dan perlindungan tanaman inang dari pengaruh faktor
luar. Tumbuhan hemiparasit merupakan kelompok tumbuhan parasit yang tergantung

kepada inangnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan air dan mineral, sedangkan tumbuhan
parasit benar termasuk kelompok tumbuhan tingkat tinggi yang tidak mempunyai klorofil,
sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutriennya sangat tergantung kepada tanaman inang.
6. Nematoda. Aktivitas nematoda dalam tubuh tanaman berpengaruh secara kontinyu
terhadap fisiologi inang Oleh karena itu, nematoda merupakan satu-satunya kelompok
hewan yang dikategorikan ke dalam patogen. Nematoda berbentuk cacing tetapi dalam
taksonomi bukan merupakan cacing (Vermes).
Nematoda berukuran sangat kecil, panjangnya berkisar antara 300-1.000 µm, meskipun
beberapa jenis mempunyai panjang sampai 4 mm. Secara umum nematoda berbentuk seperti
belut, tubuh tidak bersegmen, simetris bilateral,
Abiotik
1. Suhu (temperatur) tinggi dan sinar matahari. Beberapa tanaman tertentu dapat mengalami
kerusakan dengan adanya suhu yang terlalu tinggi disertai dengan sinar matahari terik.
Daun-daun muda tanaman terutama tanaman semusim dapat mengalami kelayuan permanen
dan akhirnya mati. Warna daun berubah menjadi coklat kemerahan. Gejala kerusakan
inidisebut sun-scald. Kerusakan tanaman oleh suhu tinggi dan sinar matahari yang terik ini
dapat meningkat oleh keadaan kelembaban yang terlalu rendah. Kerusakan yang disebabkan
oleh sinar matahari langsung pada suatu area biasanya relatif kecil dan pada tanaman-
tanaman pertanian biasanya kerusakannya juga sulit dibedakan dengan kerusakan yang
disebabkan oleh penyebab penyakit lain. Kerusakan ini biasanya dijumpai pada tanaman-
tanaman yang banyak mengandung air, seperti : tomat, kentang, tembakau, dan tanaman-
tanaman Cruciferae.
2. Suhu (temperatur) rendah. Suhu rendah terutama akan menimbulkan kerusakan pada buah
dan sayuran. Kerusakan yang terjadi disebabkan karena terbentuknya kristal-kristal es
intraseluler atau interseluler maupun keduanya. Selain itu suhu yang rendah dapat
menimbulkan lapisan frost pada tanah sehingga menghalangi akar untuk menyerap air yang
diperlukan untuk mengimbangi transpirasi yang dilakukan oleh daun.
3. Oksigen yang tidak sesuai. Blackheart pada kentang merupakan salah satu contoh
penyakit yang umum dijumpai karena kurangnya oksigen selama masa penyimpanan kentang
di gudang-gudang penyimpanan. Gejala penyakit ini berupa nekrotis pada umbi, mula-mula

berwarna kemerahan kemudian coklat kemerahan, coklat, coklat tua dan akhirnya jaringan
umbi berwarna hitam. Untuk memperkecil respirasi maka sebaiknya umbi disimpan dalam
ruangan yang bersuhu rendah (36–40 F). Penyimpanan dalam ruangan bersuhu rendah ini
dapat mengurangi penggunaan oksigen dan cara ini juga dapat menghambat perkembangan
bakteri dan jamur pasca panen.
4. Kelembaban tanah yang tidak sesuai. Keadaan tanah dengan kelembaban yang sangat
rendah dapat menimbulkan kelayuan permanen pada tanaman dan menyebabkan kematian
tanaman tersebut. Sebaliknya kelembaban tanah yang terlalu tinggi akan menyebabkan
terjadinya pembusukan akar dan bagian-bagian tanaman lain yang berada di dalam tanah,
sehingga juga aakan menyebabkan kematian tanaman.
5. Hujan es dan angin. Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh hujan es tergantung pada
jenis tanaman, tingkat pertumbuhan tanaman, ukuran hujan es, dan keadaan cuaca yang
mengikuti hujan es tersebut. Kerusakan dapat berupa lubang-lubang kecil sampai sobekan
pada daun, sehingga terjadi pengguguran daun dan hancurnya tanaman yang bersangkutan.
Angin kencang dan hujan disertai angin kencang menimbulkan beberapa bentuk kerusakan
pada tanaman. Daun-daun tanaman dapat sobek, tercabik-cabik dan basah, sehingga akan
memudahkan terjadinya serangan bakteri atau jamur. Angin yang sangat kencang dapat
merobohkan tanaman, sehingga terjadi kerusakan fisik dan memungkinkan terjadinya
pembusukan.
6. Keracunan mineral. Tanaman mempunyai tanggapan (respon) yang berlainan terhadap
keasaman tanah. Tanah yang bersifat asam dapat meracuni beberapa jenis tanaman tertentu.
Tanaman-tanaman yang mengalami keracunan akan menunjukan gejala yang bervariasi dari
perubahan warna (klorosis), layu, bercak, penebalan daun, kerdil sampai mati.
7. Defisiensi (kekurangan) mineral. Defisiensi mineral pada jenis tanaman yang berlainan
kemungkinan akan menunjukan gejala yang sama, akan tetapi sulit untuk menentukan secara
tepat mineral apa yang mengalami defisiensi. Ada 13 elemen unsur mineral penting yang
diperlukan tanaman, dan kekurangan salah satu atau lebih unsur-unsur tersebut dapat
menimbulkan penyakit tanaman. Unsur-unsur tersebut yaitu : C, H, OS, K, P, N, B, Mn, Mg,
Na, Si, Cl.
8. Senyawa kimia alamiah yang beracun. Ada jenis tumbuhan tertentu yang menghasilkan
senyawa kimia yang bersifat meracun terhadap tumbuhan lain, misalnya : juglone (5-

hidroksi-1,4-napthoquinone) yang dihasilkan oleh pohon walnut (black-walnut). Senyawa
tersebut bersifat meracun terhadap tanaman tomat, kentang, alfalfa, apel, dan beberapa
tanaman lainnya.
9. Senyawa kimia pestisida. Kerusakan tanaman yang termasuk kategori ini biasanya
disebabkan oleh :
a. Pemakaian pestisida yang salah, misalnya : salah jenis pestisida, dosisnya tidak tepat, dan
aplikasinya tidak sesuai.
b. Keracunan tanaman karena sisa-sisa pestisida yang menguap (fumigan)
c. Residu pestisida yang fitotoksik
10. Polutan udara yang meracun. Polutan udara yang menimbulkan kerusakan tanaman
seiring dengan peningkatan jumlah industri dan pemanfaatan energi di suatu daerah.
2.5 Konsep segitiga penyakit
Konsep pertama yang dikembangkan para pakar adalah konsep segitiga penyakit (Gbr.
1), dimana konsep ini menjelaskan timbulnya penyakit biotik (penyakit yang disebabkan
oleh pathogen) yang di dukung oleh kondisi lingkungan dan tanaman inang.
Gambar 1. Segitiga Penyakit
- Komponen

Untuk timbulnya suatu penyakit paling sedikit diperlukan tiga faktor yang mendukung, yaitu
tanaman inang atau host, penyebab penyakit atau pathogen dan faktor lingkungan (Gbr.
1).
Tanaman Inang
Pengaruh tanaman inang terhadapnya timbulnya suatu penyakit tergantung dari jenis
tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk dan tingkat pertumbuhan, struktur dan
kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan ketahanan inang.
Tanaman inang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Tanaman inang rentan : inang yang mudah terserang pathogen sementara pada
kondisi sama dan pathogen sama, inang lain resisten.
2. Tanaman inang resisten : Inang yang tahan terhadap serangan pathogen sementara
pada kondisi sama dan pathogen sama, inang lain rentan.
3. Tanaman inang toleran : inang yang rentan tetapi inang tersebut masih mampu
menghasilkan produk yang ekonomis.
4. Tanaman inang sekunder : inang yang bukan menjadi makanan utama.
5. Tanaman inang primer : inang yang memang menjadi tempat dan sumber nutrisi
makanan utama/pokok dari pathogen.
6. Tanaman inang alternative : tempat dan nutrisi makanan jika tidak ada inang
sekunder, primer dimana pathogen dimasing-masing inang bias menyelesaikan siklusnya.
7. Tanaman inang perantara : inang yang dapat dijadikan perantara untuk
menyelesaikan siklus penyakit. Keberadaan inang ini pada salah satu jenis penyakit
menjadi penting, karena tanpa inang perantara ini meskipun pathogen ada dan inang
utama ada, pathogen akan mati sehingga tidak akan terjadi penyakit.
Timbulnya suatu penyakit juga tergantung pada sifat genetic yang dimiliki oleh
inang itu sendiri, terdapat inang yang rentan (suscept), tahan (resisten), toleran (tolerant),
kebal (immune) yaitu tanaman yang tidak dapat diinfeksi oleh pathogen. Adanya macam-

macam sifat ini digunakan untuk melakukan upaya pencegahan penyakit dengan
memanipulasi gen sehingga dapat dihasilkan tanaman yang resisten bahkan immune.
Umur, bentuk dan kerapatan pohon juga berpengaruh terhadap kemungkinan tanaman
tersebut diserang penyakit. Misalnya beberapa marga fungi seperti Fusarium,
Phytophthora, Phythium, Sclerotium dan Rhizoctonia banyak menyerang tanaman
sengon, mangium, eukaliptus, dammar, sonokeling dan gmelina pada tingkat semai.
Patogen
Yang dimaksud pathogen adalah organism hidup yang mayoritas bersifat mikro dan
mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan.
Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma,
spiroplasma dan riketsia.
Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit
dapat berupa suhu udara, intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama embun,
suhu tanah, kandungan air tanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organic, angin,
api, pencemaran air. Faktor lingkungan ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman inang dan mnenciptakan kondisi yang sesuai bagi kehidupan jenis pathogen
tertentu. (Anonymous,2011)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan + fungsi
Bagian tanaman yang tersrang penyakit : untuk dianalisa, yaitu :
1. Busuk hitam pada tongkol jagung ( Ustilago maydis)
2. Busuk pada buah apel ( Gloeosporium fructigenum)
3. Busuk basah pada wortel (Erwinia caotovora)
4. Busuk daun kubis (Xanthomonas campestris)
5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp)
6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)
7. Bercak coklat pada daun padi (Pyrucularia oryzae)
8. Layu fusarium (Fusarium oxysporum)
9. Hawar daun kentang (Phytoptora infestans)
10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)
Alat tulis : untuk menggambar
3.2 Alur kerja (diagram alir) :
3.2.1 Pengamatan Jamur
Siapkan alat dan bahan → Lakukan pengamatan tanaman yang terserang penyakit
(pathogen Jamur) → Gambar tanaman yang terserang penyakit → catat hasil pengamatan dan
pembahasan
3.2.2 Pengamatan Bakteri
Siapkan alat dan bahan → Lakukan pengamatan tanaman yang terserang penyakit
(pathogen bakteri) → Gambar tanaman yang terserang penyakit → catat hasil pengamatan dan
pembahasan

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Busuk hitam pada tongkol jagung ( Ustilago maydis)
Nama Umum : Penyakit Gosong (Ustilago maydis)
Patogen : Fungi (cendawan)
Golongan : Cendawan Tingkat Tinggi
Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Class : Ustomycetes
Order : Ustilaginales
Family : Ustilaginaceae
Genus : Ustilago
Species : Ustilago maydis
Tanaman inang : Jagung, sorgum, dan rumput-rumputan.
Tipe gejala penyakit : Gejala hiperplastik
Gejala serangan (cirri-ciri penyakit) :
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tongkol jagung bagian ujung berwarna hitam
dan berupa serbuk-serbuk seperti spora.
Gejala terutama terdapat pada tongkol. Biji-biji yang terinfeksi mambengkak,
membentuk kelenjar (gall, cecidia). Semula kelenjar berwarna putih, tetapi setelah jamur
yang terdapat didalamnya membentuk spora (teliospora), kelenjar berwarna hitam,
dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya kelenjar-kelenjar itu tampak dari
luar. Akhirnya pecah dan spora jamur yang berwarna hitam terhambur keluar. Mesnkipun

agak jarang kelenjar mungkin terdapat juga pada batang, daun dan bunga jantan.
(Anonymous,2011)
(Anonymous,2011)
2. Busuk pada buah apel ( Gloeosporium fructigenum)
Nama umum: busuk lunak ( Gloeosporium fructigenum)Domain: Eukaryota Kerajaan: Fungi Subkingdom: Dikarya Filum: Ascomycota Subphylum: Pezizomycotina Kelas: Leotiomycetes Urutan: Helotiales Keluarga: Dermateaceae Genus: Gloeosporium Khusus deskriptor: fructigenum Nama ilmiah: - Gloeosporium fructigenum
Tipe gejala penyakit: Gejala nekrotik
Patogen penyebab penyakit: Jamur . Gleosporium sp. Yang tergolong dalam kelas
Deuteromycetes
Tanaman inang: apel
Gejala serangan (cirri-ciri penyakit): Berdasarkan pengamatan, bagian buah apel yang
terserang penyakit berubah warna menjadi coklat gelap. Selain itu, juga terdapat bercak
kecil cokelat dan bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. (Anonymous,2011)

3. Busuk basah pada wortel (Erwinia caotovora)
Busuk Lunak (Soft Rot) : Erwinia Carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.
Kingdom: Bakteri
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gamma Proteobacteria
Order: Enterobacteriales
Family: Enterobacteriaceae
Genus: Erwinia
Spesies: Erwinia carotovora
Tipe gejala penyakit : Gejala nekrotik
Patogen penyebab penyakit : Bakteri
Tanaman inang : Kentang, wortel, seledri, tomat, selada, kailan, caisin, kubis bunga,
petsai, sawi hijau, bawang merah, bawang bombai, bawang daun, bawang putih,
semangka, tembakau
Gejala serangan (ciri-ciri penyakit) :
Gejala dari penyakit ini adalah busuk, berlendir yang merupakan gejala khas
serangan bakteri. Gejala awal pada daun terjadi bercak-bercak yang berair yang
kemudian membesar dan berwarna coklat. Pada serangan lanjut daun yang terinfeksi,
melunak berlendir dan mengeluarkan bau yang khas, bau tersebut merupakan gas yang
dikeluarkan dari hasil fermentasi karbohidrat kubis. (Anonymous,2011)

(Anonymous,2011)
4. Busuk daun kubis (Xanthomonas campestris)
Kerajaan: Bakteri
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gamma Proteobacteria
Order: Xanthomonadales
Family: Xanthomonadaceae
Genus: Xanthomonas
Spesies: Xanthomonas campestris
Tipe gejala penyakit: Gejala nekrotik
Patogen penybab penyakit: Bakteri
Gejala serangan (ciri-ciri penyakit):
Berdasarkan pengamatan
Daun mempunyai bercak kecoklatan Berdasarkan literatur Adanya bercak kebasahan yang ditimbulkan yang selanjutnya meluas dan bentuk yang tidak teratur, agak mengendap dengan warna kecoklatan atau tua. Busuk mula-mula tidak berbau, kemudian menjadi berbau khas yang sangat menyengat(Anonymous,2011)

(Anonymous,2011)
5. Puru akar pada tomat (Meloidogyne sp)
Nama latin : Meloidogyne spNama umum : bisul akar atau puru akar
Kingdom : AnimaliaFilum : AschelmintesKelas : NematodaOrdo : Tyrentida Family : Hetero deniaceaeGenus : MeloidogyneSpesies : Meloidogyne sp
Tipe gejala penyakit : Gejala hiperplastik
Patogen penyebab penyakit: Nematoda
Tanaman inang: kentang, kubis, tomat, ubi jalar, tembakau, teh, tebu, jahe, dan padi-padian.
Gejala serangan (cirri-ciri penyakit) :
Gejala khas serangan nematoda akar adalah terbentuknya bintil-bintil akar. Pada bagian
akar tanaman yang terinfeksi terbentuk kanker (gall) atau bahkan busuk bila serangan
sudah serius. Gejala umum yang dapat diamati adalah tanaman menjadi layu dan daun
menguning akibat rusaknya perakaran. Pertumbuhan pada bagian atas tanaman menjadi
terhambat. (Anonymous,2011)

(Anonymous,2011)
6. Karat pada daun jagung (Puccinia sorghi)
Nama latin : Puccinia sorghi Nama umum : Penyakit hawar daun
Kingdom : FungiFilum : BasicliomycotaKelas : PucciOrdo : PuccinialesFamily : PucciaceaeGenus : PucciniaSpesies : Puccinia sorghi
Tipe gejala penyakit: Gejala nekrotik
Patogen penyebab penyakit: Jamur
Tanaman Inang: JagungGejala (cirri-ciri penyakit):
Puccinia sorghi membentuk urediosorus panjang atau bulat panjang pada daun.
Epidermis pecah sebagian dan massa spora dibebaskan yang menyebabkan urediosorus
berwarna coklat atau coklat tua. Urediosorus yang masak berubah menjadi hitam bila
teliospora terbentuk. (Anonymous,2011)

(Anonymous,2011)
7. Bercak coklat pada daun padi (Pyrucularia oryzae)
Bercak daun coklat
Kingdom : PlantaeDivisi : mycotaKelas : DeuteromycetesOrdo : MonilialesFamily : MoniliaceaeGenus : PyriculariaSpesies :Pyricularia oryzae
Tipe gajala penyakit: Gejala nekrotik
Patogen penyebab penyakit : jamur Helmintosporium oryzae).
Tanaman inang: Padi
Gejala (cirri-ciri penyakit): menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit
yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa
busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. (Anonymous,2011)
(Anonymous,2011)

8. Layu fusarium daun tomat (Fusarium oxysporum)
Nama latin : Fusarium oxysporumNama umum : layu fusariumJenis pathogen : jamur
Kingdom : Fungi Filum : Deuteromycota Kelas : Deuteromycetes Ordo : MonilialesFamily : TuberculariaceaeGenus : FusariumSpesies : Fusarium oxysporumInang utama : TomatInang alternatif : PisangBagian yang diserang : Tangkai daun, Tulang daun Tipe gejala : Nekrotik-hipoplastikGejala yang ditimbulkan Berdasarkan pengamatan Tulang daun pucat Layu atau tangkai daun merundukBerdasarkan literatur Tulang daun pucat, terutama daun sebelah atas, diikuti dengan merunduknya tangkai, akhirnya tanaman layu Tanaman menjadi kerdil dan tumbuhan merana
(Anonymous,2011)
(Anonymous,2011)
9. Hawar daun kentang (Phytoptora infestans)
Nama latin : Phytophthora infestans Nama umum : busuk daun kentang
Kingdom : ChromalveolataFilum : HerokontophytaKelas : Oomycetes Ordo : Peronosporales

Family : PhythiaceaeGenus : PhytophthoraSpesies : Phytophthora infestans
Tipe gejala penyakit: Gejala nekrotik
Patogen penyebab penyakit: jamur
Inang utama : Kentang Inang alternatif : melon, tomatGejala serangan (cirri-ciri penyakit): gejalanya pada tepi-tepi daun ditemukan bercak-
bercak terutama pada suhu rendah, kelembapan tinggi, dan curah hujan tinggi.
(Anoymous,2011)
(Anonymous,2011)
10. Virus mozaik pada daun cabai (Cucumber mozaik virus)
Nama latin : CMV (Cucumber Mozaik Virus)Nama umum : keriting pada cabaiJenis pathogen : virus
Kingdom : VirusFilum : Virus RNAKelas : Virus RNAOrdo : BromoviridasGenus : CucumovirusSpesies : Cucumber mozaik virusInang utama : cabai, tomatInang alternatif : tembakau Tipe gejala : nekrotik hipoplastik
Gejala yang ditimbulkan Berdasarkan pengamatan Daun berwarna kuning kehijaun Agak sedikit mengkerutBerdasarkan literatur Daun berubah warna dan menampilkan warna hijau dan bercak tidak rata Tanaman kerdil, mengkerut dan terjadi pembengkakan jaringan

(Anonymous,2011)
4.2 Kajian jurnal mengenai salah satu penyakit tanaman (pathogen,tanaman inang,lingkungan)
Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi.
Sebagai sumber karbohidrat, kentang merupakan sumber bahan pangan yang dapat mensubstitusi
bahan pangan karbohidrat lain yang berasal dari beras, jagung dan gandum.
Penyakit busuk daun dan umbi tanaman kentang oleh jamur patogen Phytophthora
infestans , Patogen ini dicirikan dengan morfologi sporangium yang berbentuk bulat dengan
papilla pada ujungnya serta hifa yang tidak bersekatsejak lama menjadi masalah bagi para petani
kentang dan penyakit ini merupakan penyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama
yang menyerang tanaman kentang di Indonesia.
Pada musim hujan, benih kentang rentan terhadap jamur Phytophthora infestans,
sedangkan di gudang penyimpanan benih rawan serangan hama. Berdasarkan potensi yang
dimiliki Trichoderma spp. maka pemanfaatan jamur tersebut sebagai agen hayati untuk
pengendalian jamur patogen Phytophthora infestans pada tanaman kentang yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan sangatlah penting di dalam menunjang program PHT.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dari literature dari sepuluh specimen
yang telah dibawa umumnya disebabkan oleh pathogen jamur dan bakteri, dan sebagian kecil
disebabkan oleh virus dan nematode. Selain itu, factor lingkungan dan tanaman juga
mempengaruhi terjadinya suatu penyakit. Bila tidak terjadi interaksi antara pathogen,tanaman
dan lingkungan,maka tidak akan terjadi suatu penyakit.
Disamping itu, berdasarkan pembahasan pengamatan pada bab 4, tipe gejala penyakit
yang umum adalah gejala nekrotik.
5.2 Saran
Penulisan nama ilmiah tolong yang tepat,agar tidak terjadi kesalahan dalam
penulisan nama ilmiah, serta dapat mempermudah pencarian data.
Spesimennya mohon diberi contoh agar tidak salah dalam membawa.
Sesekali praktikum di alam bebas agar dapat dicontohkan secara langsung
pengamatannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2011.http://fitrahsuma08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/busuk-lunak-soft-rot-erwinia-
carotovora-pv-carotovora-jonesdye/. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous,2011. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2190004-ciri-ciri-virus-sifat-sifat/#ixzz1dTBxuDRZ. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous, 2011. http://labmikologi.blogspot.com/2010/09/fungi-patogen.html. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous, 2011. http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/penyakit-tanaman.html. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous,2011. http://my.opera.com/irmasmall/blog/daslintan. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous, 2011. http://nurafni.com/2011/04/01/hama-dan-penyakit-tumbuhan/. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous,2011. http://riostones.blogspot.com/2009/08/penyakit-gosong-ustilago-maydis.html . Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous,2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Erwinia. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous, 2011. http://www.britannica.com/EBchecked/topic/463327/plant-disease . Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous,2011. http://www.google.com . Di akses tanggal 21 September 2011.
Anonymous,2011. http://www.scribd.com/doc/16583429/Bahan-kuliah-03Hubungan-antara-benih-dengan-patogen. Di akses tanggal 12 November 2011.
Anonymous,2011. http://zipcodezoo.com/Fungi/G/Gloeosporium_fructigenum/ . Di akses tanggal 12 November 2011.
Rochdjatun S,Ika, Dr. Ir. H. 1990. Seri Umum : Ilmu Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian
Universitas Barwijaya bekerja sama dengan Usaha Nasional : Surabaya
Triharso, Prof. Dr. Ir. 1990. Dasar-Dasar Perlidungan Tanaman. UGM Press : Yogyakarta