blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat...

434
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210, Indonesia Telepon: (62-21) 251 0244, 251 0254 Faks : (62-21) 250 0065, 250 0077 Website : www.bri.co.id Sekretariat Perusahaan Gedung BRI I Lt. 20 Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210, Indonesia Telepon: (62-21) 575 1966 Faks : (62-21) 570 0916 Laporan Tahunan 2011 Laporan Tahunan 2011 tersebar & TERBESAR tersebar & TERBESAR

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat...

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210, IndonesiaTelepon: (62-21) 251 0244, 251 0254 Faks : (62-21) 250 0065, 250 0077Website : www.bri.co.id

Sekretariat PerusahaanGedung BRI I Lt. 20 Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210, IndonesiaTelepon: (62-21) 575 1966 Faks : (62-21) 570 0916

LaporanTahunan 2011

Laporan

Tahunan 2011

tersebar & TERBESAR

tersebar &

TE

RB

ES

AR

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

DAFTAR ISI

LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

BAB 1. PRAKATA

BAB 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

BAB 2. PROFIL PERUSAHAAN

t e r s e b a r &T E R B E S A R

PR

AK

ATA

PR

OFIL P

ER

US

AH

AA

N A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TAN

GG

UN

G JA

WA

B P

ER

US

AH

AA

N

AN

AK

PE

RU

SA

HA

AN

R

EN

CA

NA

STR

ATEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

Sekilas BRI 4Visi, Misi & Budaya Perusahaan 6Ikhtisar Keuangan 10Ikhtisar Saham 12

Ikthisar Obligasi 13

Sambutan Komisaris Utama 14Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris 16Laporan Direktur Utama 24Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Dewan Komisaris

40

Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Direksi

41

Informasi Umum Perusahaan 44Produk & Jasa Perbankan 45Struktur Organisasi 46Pejabat Senior 48Peta Jaringan 50Jaringan Kerja 52Sumber Daya Manusia 54Informasi Pemegang Saham 55

Pembayaran Dividen 56RUPS Tahunan 2010 56RUPS Luar Biasa 2010 58Penerbitan Obligasi Sub Ordinasi 59Kronologis Pencatatan Saham 59Management Stock Option Plan 60Komposisi Pemegang Saham 61

Anak Perusahaan 62Akuntan Publik & Lembaga Penunjang Pasar Modal

64

Penghargaan 68Akuntan Publik dan Lembaga Penunjang Pasar Modal

70

Bisnis Internasional 112Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal 118

Tinjauan Operasional 124Sumber Daya Manusia 124Jaringan Kerja & Layanan 129Teknologi Sistem Informasi 134Sentra Operasi 136Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik 139Manajemen Risiko 144

Pengantar 146Struktur Tata Kelola Perusahaan 147Rapat Umum Pemegang Saham 147

RUPS Tahunan BRI 2011 154RUPS Luar Biasa Tahun 2011 157

Dewan Komisaris 158 Pelaksanaan Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris

158

Jumlah, komposisi,Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris

158

Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris

159

Rapat Dewan Komisaris 160Panduan Kerja Dewan Komisaris 162

Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris

162

Kelengkapan dan pelaksanaan Tugas Komite-komite dibawah Dewan Komisaris

163

Komite Audit 163Struktur, Keanggotaan, Keahlian, dan Independensi Anggota Komite Audit

164

Profil Anggota Komite Audit 165Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit 165Frekuensi Rapat 165Laporan Program Kerja Komite Audit 166Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR) 167

Struktur, Keanggotaan, Keahlian, dan Independensi Anggota KNR

167

Profil Anggota KNR 167Tugas dan Tanggung Jawab KNR 168 Fungsi Nominasi 168Fungsi Remunerasi 168Lain-lain 168Frekuensi Rapat KNR 168Laporan Program Kerja KNR 169Komite Pengawasan Manajemen Risiko (KPMR)

170

Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan, Independensi Anggota KPMR

170

Profil Anggota 170

BAB 4. TATA KELOLA PERUSAHAAN

Tugas dan Tanggung Jawab KPMR 171Frekuensi Rapat KPMR 171Laporan Program Kerja KPMR 172

Direksi 174Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

174

Jumlah, Komposisi, dan Independensi Direksi 174Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 174Rapat Direksi 176Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite

178

Komite Manajemen Risiko (RMC) 178Struktur dan Keanggotaan RMC 175Operational Risk Management Committee 178Credit Risk Management Committee 177Market Risk Management Committee 177Tugas dan Tanggung Jawab RMC 180Program Kerja RMC Tahun 2011 180Frekuensi Rapat RMC dan Sub-RMC 180

180Komite Aset dan Liabilitas (ALCO) 182Struktur dan Keanggotaan ALCO 182Tugas dan Tanggung Jawab ALCO 182Program Kerja ALCO Tahun 2011 182Frekuensi Rapat ALCO 182Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) 182Struktur dan Keanggotaan KKP 183Tugas dan Tanggung Jawab KKP 183 Program Kerja KKP Tahun 2010 184Frekuensi Rapat KKP 184Realisasi Program Kerja KKP 184Komite Kredit 185Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit 185Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kredit 185Frekuensi Rapat Komite Kredit 186Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi (ITSC)

186

Struktur dan Keanggotaan ITSC 186Tugas dan Tanggung Jawab ITSC 187 Program Kerja ITSC Tahun 2010 187Frekuensi Rapat ITSC 187Komite Pengarah Project Management Office (PMO Steering Committee)

188

Struktur dan Keanggotaan (PMO Steering Committee)

188

Tugas dan Tanggung Jawab (PMO Steering Committee)

188

Program Kerja PMO Steering Committee Tahun 2010

188

Frekuensi Rapat PMO Steering Committee 188Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia 189Struktur dan Keanggotaan Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia

189

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia

189

Tinjauan Umum 70Tinjauan Keuangan 73

Laporan Laba Rugi 73Kondisi KeuanganPosisi Keuangan 82Informasi Arus kas 84

Rasio Keuangan 85

Ketentuan Baru di Tahun 2012 87Tinjauan Usaha 96

Bisnis Mikro, Kecil, dan Menengah 88Bisnis Konsumer 96Bisnis Korporasi 104

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

DAFTAR ISI

LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Tahun 2010

189

Frekuensi Rapat Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia

189

Komite Evaluasi Jabatan 190Struktur dan Keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan

190

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi Jabatan

190

Program Kerja Komite Evaluasi Jabatan Tahun 2010

190

Frekuensi Rapat Komite Evaluasi Jabatan 190Hubungan Komisaris Dengan Direksi 191Seketariat Perusahaan 193

Fungsi Seketariat Perusahaan 193Profil Sekretaris Perusahaan 197

Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Audit Ekstern

198

Fungsi Kepatuhan 198Fungsi Audit Intern 202Whistleblower System 205Fungsi Audit Ekstern 207Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Pengendalian Sistem Intern

209

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar

213

Rencana Strategis BRI 214

Keterbukaan Informasi 215

Akses Terhadap Informasi Perusahaan 215Transparansi Kondisi Keuangan dan non Keuangan Belum Diungkapkan dalam Laporan Lainnya

215

Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

216

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank

216

Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi

217

Share Option 211Rasio Gaji (Upah) Tertinggi dan Terendah 219Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

220

Permasalahan Hukum 220Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

222

Buy Back Share dan/atau Buy Back Obligasi Bank

222

Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik 222Pemberian Dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

222

Prosedur Penanganan Pengaduan Nasabah

213

Self Assessment Pelaksanaan GCG 223

Program Kemitraan 229BRI Peduli 229

BRI Peduli Sarana Umum 230BRI Peduli Bencana Alam 230BRI Peduli Pendidikan 230BRI Peduli Kesehatan 230BRI Peduli Sarana Ibadah 230BUMN Peduli Pelestarian Alam 222Program Bina Lingkungan BUMN Peduli 222

BAB 5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Audited

232

Laporan Auditor Independen 234Neraca Konsolidasi 235Laporan Laba Rugi Konsolidasi 240Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 242Laporan Arus Kas Konsolidasi 244Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 246

Press Release 2010 413Korespondensi dengan Bappepam-LK 416Alamat Kantor 421Unit Kerja 422Navigasi Laporan Tahunan BRI 2010 untuk Bapepam-LK

423

BAB 8. LAPORAN KEUANGAN

LAIN-LAIN

Rencana Strategis 2012 238

BAB 7. RENCANA STRATEGIS 2012

PT Bank BRISyariah 234PT Bank Agroniaga Tbk 235BRIngin Remittance Co. Ltd. 235

BAB 6. ANAK PERUSAHAAN

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

BRI fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah yang

merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan

potensi pangsa pasar sebanyak 55,21 juta usaha UMKM. Dari

jumlah tersebut, sekitar dua-pertiga belum terjangkau oleh layanan

perbankan.

BRI mengoperasikan jaringan kantor pelayanan terbesar di Indonesia.

Sebanyak 7.975 unit kerja hadir melayani masyarakat hingga ke

pelosok nusantara dan seluruhnya telah terhubung secara real-time

online. BRI hadir dari Sabang hingga Merauke, dari desa hingga kota,

dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern.

BRI terus mengembangkan layanan e-channel. ATM bertambah dari

1.262 unit pada tahun 2007 menjadi 7.292 unit pada tahun 2011.

Perkembangan e-channel tersebut diikuti pula dengan penambahan

fitur dari 155 fitur pada tahun 2007 menjadi 742 fitur pada tahun 2011.

BRI memiliki basis nasabah terbesar di Indonesia, yaitu lebih dari 36

juta rekening nasabah hingga akhir tahun 2011, dengan simpanan

masyarakat yang didominasi oleh dana murah. Pada tahun 2011,

porsi dana murah terhadap dana pihak ketiga mencapai lebih dari

60%, dengan pertumbuhan tertinggi pada produk tabungan.

Ditopang oleh SDM prima, sistem teknologi yang handal, jaringan kerja

yang luas, basis nasabah yang besar, strategi bisnis yang tepat serta

efisiensi yang terjaga, BRI berhasil menjaga profitabilitasnya. Laba

bersih BRI pada 2011 tercatat sebesar Rp15,08 triliun atau meningkat

31,47% dari Rp11,47 triliun di tahun 2010. Laba Bersih15,08 triliun*

Rekening Nasabah36 juta

Unit ATM7.292

Unit Kerja7.975

Usaha UMKM*55,21 juta

LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

tersebar & TERBESAR

*sumber: Kementerian Koperasi & UMKM

Rp

*Hanya angka Bank

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

Prakata

2 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

3LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 3

BRI memiliki basis nasabah terbesar yaitu lebih dari 36 juta rekening nasabah yang dilayani oleh jaringan e-channel dan 7.975 unit kerja BRI yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia hingga akhir tahun 2011.

BRI mengoperasikan 7 jenjang kantor pelayanan terdiri dari Kantor Pusat, 18 Kantor Wilayah, 431 Kantor Cabang, 502 Kantor Cabang Pembantu, 4.849 BRI Unit, 870 Kantor Kas dan 1.304 Teras BRI.

2010 2011

6.990

7.975Jaringan Kerja BRI

Komposisi Rekening

Simpanan

Pinjaman

3LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

82%

18%

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

4 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

SEKILAS BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”, “Bank”, atau “Perseroan”) merupakan bank komersial tertua di Indonesia, berdiri sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank tertua, BRI tetap konsisten dalam memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan komitmen ini terus berlanjut pada saat BRI menjadi perusahaan publik pada tahun 2003 hingga sekarang.

Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemilik mayoritas saham BRI, yaitu sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang di dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMKM, BRI selama 7 tahun berturut-turut mampu mempertahankan prestasinya sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya dan kerja keras segenap insan BRI, yang secara terus menerus berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan yang diberikan bagi semua segmen bisnis. Dengan reputasinya sebagai microbanking yang telah mengakar ditengah masyarakat Indonesia, Bank BRI senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari upaya BRI dalam menyelaraskan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan munculnya kota-kota sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.

Selain tetap fokus pada segmen UMKM, BRI terus mengembangkan berbagai ragam produk consumer banking dan layanan institusional yang diperuntukkan bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upayanya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan kerjanya dan tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah lebih dari 7.900 unit kerja, yang seluruhnya terhubung secara real time on-line. Selain unit kerja konvensional, BRI juga terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/SMS), maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan KiosK.

Selain memperkuat infrastruktur jaringan kerja dan teknologi e-banking, BRI juga berupaya untuk merambah layanan perbankan kepada pengusaha skala kecil yang berada di dalam pasar-pasar tradisional. Melalui Teras BRI yang diluncurkan sejak akhir tahun 2009, unit kerja mikro ini diharapkan mampu menjangkau pedagang di pasar tradisional yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan secara optimal. Sebagai bank yang beroperasi ditengah populasi masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI berupaya tetap menjadi partner utama bagi masyarakat Indonesia di dalam mengembangkan perekonomiannya. Kekuatan yang dimiliki BRI ini diharapkan mampu memberikan pertumbuhan berkesinambungan di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

5LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 5

1895Berawal dari sebuah badan pengelola dana masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Lembaga ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat.

Selanjutnya mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank (1912). Pada tahun 1912 kembali mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene dan berubah menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB) pada tahun 1934. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, AVB berganti nama menjadi Syomin Ginko (1942-1945).

1946Pada tanggal 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, mengubah nama Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat itu BRI, sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional.

1960Nama BRI kemudian diubah lagi oleh Pemerintah menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN).

BRI dari Waktu ke Waktu

1968Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum.

1992Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992, BRI berubah status badan hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).

2003Pada tanggal 10 November 2003, BRI menjadi Perseroan Terbuka dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) dengan ticker “BBRI”. Saat ini, saham BRI tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue chip) di BEI.

2007Mengakuisisi Bank Jasa Artha yang kemudian dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah.

2009Berhasil mengoneksikan seluruh jaringan kerja yang saat itu berjumlah 6.480 unit kerja, secara real-time on line.

2011Pada tanggal 11 Januari 2011, BRI telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan perbandingan 1 : 2.

Pada tanggal 3 Maret 2011, telah dilakukan penandatanganan Akta Akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk. antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun).

Pada tanggal 16 Desember 2011, dilakukan penandatanganan Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara BRI dengan PT Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin Remittance Co. Ltd. (Hong Kong).

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

6 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

VISI DAN MISI

KOMERSIAL

VISI

TERKEMUKA

KEPUASAN

Sejak didirikan, BRI secara konsisten menghimpun dana dalam bentuk simpanan, menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman, dan memberikan layanan perbankan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dalam menjalankan usahanya, BRI senantiasa bertujuan untuk memberikan return yang optimal bagi pemegang sahamnya.

BRI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan salah satu bank yang memberikan layanan microbanking terbesar dan menguntungkan di dunia. Di samping itu, BRI memiliki produk/jasa berkualitas tinggi, selalu berinovasi dalam upaya memenuhi kebutuhan nasabah, memiliki visi jangka panjang, serta mencatatkan kinerja keuangan di atas industri perbankan di Indonesia.

Kepuasan nasabah merupakan hal utama bagi BRI sebagai perusahaan yang menyediakan jasa perbankan. Tantangan yang dihadapi BRI adalah menjamin kepuasan kepada seluruh nasabah di semua segmen usaha. Untuk itu, BRI terus melakukan inovasi dan pengembangan produk untuk dapat memenuhi kebutuhan perbankan para nasabahnya.

“Menjadi Bank Komersial Terkemuka yang Selalu Mengutamakan Kepuasan Nasabah”

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

7LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 7

Dalam rangka mewujudkan visinya, BRI menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan yaitu:

“Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat”

BRI berkomitmen mempertahankan kinerja terbaiknya yang tercermin dari produk-produk yang ditawarkan dengan fokus untuk melayani usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan melayani UMKM pada akhirnya akan memberikan multiplier effect terhadap peningkatan ekonomi masyarakat mengingat UMKM merupakan tulang punggung dan komponen terbesar ekonomi Indonesia. BRI harus memiliki kemampuan untuk terus mengikuti dinamika bisnis UMKM agar tetap dapat menjadi market leader di segmen tersebut.

“Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik good corporate governance”

BRI berusaha terus untuk meningkatkan pangsa pasarnya di sektor mikro, kecil dan menengah. Untuk itu BRI harus selalu dapat memberikan pelayanan prima sebagai wujud komitmen untuk memuaskan kebutuhan nasabah. Dengan jaringan yang tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan dikelola oleh manajemen yang melaksanakan praktik good corporate governance sehingga keunggulan kompetitif tersebut dapat lebih dioptimalkan.

“Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)”

Misi memberikan keuntungan merupakan landasan setiap pengambil keputusan dengan memperhitungkan implikasi cost & benefit terhadap semua stakeholders. Di sisi lain, BRI sebagai bagian dari komunitas masyarakat tidak hanya sekedar memberikan keuntungan financial tetapi juga manfaat yang bersifat non-financial bagi seluruh stakeholders.

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

8 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BUDAYA PERUSAHAAN

BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate

value) yang menjadi landasan berpikir, bertindak,

serta berperilaku setiap insan BRI sehingga

tercipta budaya kerja perusahaan yang solid

dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut adalah

integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah,

keteladanan, dan penghargaan kepada SDM.

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

9LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 9

BRI sebagai perusahaan terbuka

berkomitmen mematuhi seluruh

ketentuan perundang-undangan yang

berlaku dalam kegiatan operasional

bank maupun pasar modal. Hal tersebut

telah mendorong BRI untuk selalu

mengutamakan prudential banking dan

kepentingan stakeholders.

Komitmen ini juga diwujudkan dalam

bentuk tata kelola perusahaan sebagai

berikut:

• Mengintensifkan program budaya

sadar risiko dan kepatuhan kepada

setiap pekerja di seluruh unit kerja

• Mengintensifkanpeningkatankualitas

pelayanan di seluruh unit kerja

• Menjabarkan dan memonitor setiap

kemajuan yang dicapai perusahaan ke

dalam rencana tindakan yang terukur

dan dapat dipertanggungjawabkan

oleh setiap unit kerja

• Menerapkan kebijakan reward dan

punishment yang tegas dan adil

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

10 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Ikhtisar Keuangan

Tahun

2011 2010 2009 2008 2007

(Rp miliar)

Neraca

Total Aktiva 469.899 404.286 316.947 246.077 203.735

Total Aktiva Produktif 432.647 379.696 299.063 228.781 169.091

Kredit - Gross 294.515 252.489 208.123 161.108 113.973

Obligasi Rekap Pemerintah 8.996 13.626 15.027 16.352 18.223

Dana Pihak Ketiga 384.264 333.652 255.928 201.537 165.600

- Giro 76.779 77.364 50.094 39.923 37.162

- Tabungan 154.133 125.990 104.463 88.077 72.300

- Deposito 153.353 130.298 101.371 73.538 56.138

Kewajiban berbeban bunga lainnya 21.284 17.297 21.284 7.599 6.262

Modal/Ekuitas 49.820 36.673 27.257 22.357 19.438

Laba Rugi

Pendapatan Bunga

- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah 48.164 44.615 35.334 28.097 23.241

- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah 47.050 43.109 33.528 26.166 21.220

Pendapatan Bunga Bersih

- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah 34.427 32.889 23.049 19.651 16.697

- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah 33.313 31.382 21.244 17.721 14.676

Pendapatan Operasional Lainnya 5.776 5.545 3.270 2.535 1.822

Biaya Operasional Lainnya (17.086) (16.114) (11.960) (10.997) (9.020)

C K P N (5.533) (7.917) (5.799) (2.844) (1.943)

Laba Sebelum Pajak 18.756 14.908 9.891 8.822 7.780

Laba Bersih Tahun Berjalan 15.088 11.472 7.308 5.958 4.838

Laba Bersih per Saham (Rp) 628.91 478.36 609.50 496.99 403.64

Rasio Keuangan

Permodalan

Rasio Kecukupan Modal (CAR)* 14,96% 13,76% 13,20% 13,18% 15,84%

Aktiva Tetap Terhadap Modal N/A N/A 21,17% 24,13% 26,14%

Aktiva Produktif

Aset Produktif & Non Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif

1,79% 2,19% 2,59% N/A N/A

Aktiva Produktif Bermasalah 1,85% 2,24% 2,68% 2,18% 2,22%

CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif 4,51% 4,58% 4,29% N/A N/A

Kredit Bermasalah (NPL Gross) 2,32% 2,79% 3,52% 2,80% 3,44%

PPAP terhadap Aktiva Produktif N/A N/A 3,80% 3,75% 4,05%

Pemenuhan PPAP N/A N/A 148,99% 150,20% 161,20%

Profitabilitas

R O A 4,93% 4,64% 3,73% 4,18% 4,61%

R O E 42,49% 43,83% 35,22% 34,50% 31,64%

N I M 9,58% 10,77% 9,14% 10,18% 10,86%

B O P O 66,69% 70,86% 77,66% 72,65% 69,80%

Likuiditas

LDR 76,20% 75,17% 80,88% 79,93% 68,80%

IKHTISAR KEUANGAN

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

11LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 11

Catatan : Angka kinerja keuangan tersebut diatas merupakan laporan keuangan konsolidasi BRI dengan entitas perusahaan anak (PT BRISyariah, PT Bank Agroniaga Tbk., BRIngin Remittance Co. Ltd.). Rasio keuangan menggunakan data bank only, kecuali rasio NPL.

* Mulai tahun 2010 sudah memperhitungkan risiko operasional

Ikhtisar Keuangan

Tahun

2011 2010 2009 2008 2007

(Rp miliar)

Kepatuhan

Persentase Pelanggaran BMPK

- Pihak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

- Pihak Tidak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Persentase Pelampauan BMPK

- Pihak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

- Pihak Tidak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Giro Wajib Minimum 9,33% 8,05% 5,90% 5,57% 22,09%

Posisi Devisa Netto 5,49% 4,45% 5,22% 13,55% 7,90%

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

12 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

IKHTISAR SAHAM

Harga Saham per triwulan*

Pembayaran Dividen

* Dividen per lembar saham merupakan data dividen setelah dilakukan stock split dengan rasio 1 : 2** Dari laba bersih semester II (1 Juli 2003 - 31 Desember 2003) sebesar Rp1,32 triliun, laba semester I dikapitalisasi menjadi modal.

Perkembangan Harga dan Volume Saham BRI

Tahun Kalender

Harga Lembar SahamJumlahSaham(lembar)

VolumeTransaksi(lembar)

NilaiKapitalisasi

Pasar(Rp Triliun)

Pembukaan Tertinggi Terendah PenutupanFrekuensi

(kali)

Volume(Rp

Triliun)(Rp)

2010 4.125 5.325 4.100 5.250 24.669.162.000 3.762.749.000 266.530 34,21 129,57

Triwulan I 4.125 4.175 4.100 4.125 24.659.705.000 1.062.146.500 64.824 8,12 101,76

Triwulan II 4.575 4.875 4.750 4.750 24.659.705.000 974.020.500 52.479 8,29 114,72

Triwulan III 5.000 5.025 4.925 5.000 24.659.705.000 847.616.500 62.115 8,19 123,35

Triwulan IV 5.300 5.325 5.200 5.250 24.669.162.000 878.965.500 87.112 9,61 129,57

2011 5.250 5.375 4.525 6.750 24.669.162.000 9.245.899.500 620.745 56,58 164,85

Triwulan I 5.250 5.375 4.525 5.750 24.669.162.000 2.561.502.500 151.173 13,90 140,43

Triwulan II 5.750 6.600 5.650 6.500 24.669.162.000 1.961.571.500 123.095 12,30 158,75

Triwulan III 6.500 7.250 5.000 5.850 24.669.162.000 2.812.699.500 187.527 18,02 142,87

Triwulan IV 5.850 7.050 5.150 6.750 24.669.162.000 1.910.126.000 158.950 12,36 164,85

Tahun DividenLaba Bersih(Rp Miliar)

Dividen(Rp Miliar)

Dividen per Lembar Saham (Rp)*

Rasio Pembayaran Dividen (%)

Tanggal Pembayaran

2003** 2.579 990 42,10 75,01 23 Juli 2004

2004 3.633 1.816 76,47 50,00 5 Juli 2005

2005 3.808 1.904 78,09 50,00 10 Juli 2006

2006 4.257 2.129 86,52 50,00 2 Juli 2007

2007 4.838 2.419 98,17 50,00 7 Juli 2008

2008 5.958 2.085 84,41 35,00 3 Juli 2009

2009 7.308 2.192 88,91 30,00 1 Juli 2010

2010 11.472 2.294 93,01 20,00 15 Juni 2011

* Data harga saham yang digunakan adalah harga saham setelah dilakukan stock split dengan rasio 1 : 2. Stock split dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2011

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0Des-10 Feb-11 Apr-11 Jun-11 Agust-11 Okt-11 Des-11

Volume Harga Terakhir

Volume(Juta lembar

per hari)

Harga(Rupiah)

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

13LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 13

IKHTISAR OBLIGASI

Dalam rangka menunjang ekspansi bisnisnya, pada tanggal 23 Desember 2009, BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi dalam denominasi Rupiah dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga 10,95%. Fitch memberikan rating AA (Double A; Stable Outlook) pada saat penawaran Obligasi Subordinasi Rupiah II. Total dana yang berhasil dihimpun dalam penerbitan Obligasi Subordinasi Rupiah II ini sebesar Rp2 triliun.

Penerimaan hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Rupiah II tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya emisi terkait, seluruhnya akan digunakan BRI sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yang dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Pada tanggal 11 Januari 2010, BRI telah melaksanakan opsi beli atas Obligasi Subordinasi I dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp500 miliar.

No Jenis Tgl EmisiJangka Waktu

NilaiJatuh Tempo

Kupon Rating Listing

1.Obligasi

Subordinasi I *9 Jan 2004 10 Tahun Rp500 miliar

9 Jan 2014 (dengan opsi beli

pada 9 Jan 2010)

13,50% p.a. (tahun 1 s.d. 6);

23,5% p.a. (tahun 7 s.d. 10); dibayar triwulanan

Id AA+ (Pefindo)

Bursa Efek Surabaya

2.Obligasi

Subordinasi II22 Des 2009 5 Tahun Rp2 triliun 22 Des 2014

10,95% p.a. (tahun 1 s.d. 5); dibayar triwulanan

AA (idn) (Fitch)

Bursa Efek Indonesia

No Jenis Tgl EmisiJangka Waktu

Nilai Jatuh Tempo Kupon Rating Listing

1.Obligasi

Subordinasi II22 Des 2009 5 Tahun Rp2 triliun 22 Des 2014

10,95% p.a. (tahun 1 s.d.

5) dibayar triwulanan

AA (idn); RWN (Fitch)

Bursa Efek Indonesia

POSISI TAHUN 2010

POSISI TAHUN 2011

* Telah dilakukan pelunasan pada 11 Januari 2010 (9 Januari 2010 jatuh pada hari Sabtu)

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

14 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA

“Kondisi perekonomian nasional yang membanggakan disertai

kerja keras dan dukungan seluruh jajaran manajemen dan insan

BRI memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja Perseroan

tahun 2011”

Komisaris Utama/Komisaris IndependenBUNASOR SANIM

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

15LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 15

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Berdasarkan indikator-indikator makro ekonomi, perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang relatif membanggakan meskipun perekonomian global mengalami perlambatan yang disebabkan oleh belum pulihnya kondisi ekonomi dan keuangan di Eropa dan Amerika Serikat. Inflasi dapat dikendalikan dalam level yang rendah yaitu 3,79%, indek harga saham gabungan mengalami kenaikan sebesar 3,73%, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%, dan nilai tukar Rupiah selama tahun 2011 mengalami apresiasi dibandingkan tahun 2010 serta kinerja neraca pembayaran Indonesia mencatat surplus yang cukup besar.

Kondisi perekonomian nasional yang baik atau membanggakan tersebut memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja Perseroan tahun 2011 yang mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dalam besaran dan rasio keuangan pokok tahun 2011, seperti total aset sebesar Rp456,53 triliun atau naik 14,59%, kredit yang disalurkan sebesar Rp283,58 triliun atau naik 14,83%, dana pihak ketiga sebesar Rp372,15 triliun atau naik 13,27%, pendapatan bunga bersih sebesar Rp33,87 triliun atau naik 4,14%, laba setelah pajak sebesar Rp15,08 triliun atau naik 31,47%, dan non performing loan gross sebesar 2,30% atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2010 sebesar 2,78%. Disamping itu, jaringan kantor Perseroan dengan dukungan teknologi informasi yang semakin handal mengalami penambahan sebanyak 985 kantor, yang terdiri dari 18 Kantor Cabang, 32 Kantor Cabang Pembantu, 200 BRI Unit, 48 Kantor Kas, dan 687 Teras BRI. Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran Perseroan dan stakeholders atas kerja keras dan dukungannya selama tahun 2011 sehingga kinerja Perseroan dapat lebih baik dari tahun sebelumnya.

Perekonomian Indonesia tahun 2012 diprediksi mempunyai prospek yang baik dan menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor global, terlebih setelah Indonesia memperoleh rating investment grade dari dua lembaga rating internasional. Sehubungan dengan hal ini, Dewan Komisaris optimis dengan kinerja Perseroan tahun 2012 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011.

Upaya untuk meningkatkan kinerja Perseroan pada tahun 2012 membutuhkan dukungan semua stakeholders terutama seluruh keluarga besar Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia. Berbagai initiative strategy yang telah dirumuskan perlu diimplementasikan dengan baik oleh para pihak atau unit kerja terkait. Disamping itu, seluruh kegiatan operasional perbankan harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance dengan orientasi terciptanya kepuasan pelanggan, pengendalian intern, dan manajemen risiko dapat dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku serta seluruh pekerja Perseroan memegang teguh kode etik pekerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Tema tahunan Perseroan tahun 2012 yaitu menjadi “Bank Terbaik di Indonesia dengan Praktik-Praktik Good Corporate Governance yang Baik” sejalan dengan concern Dewan Komisaris mengingat perkembangan dunia usaha yang dinamis dan kompetitif, terlebih status Perseroan sebagai listed company sehingga seluruh jajaran Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia senantiasa dituntut untuk sepenuhnya mengimplementasikan prinsip-prinsip good corporate governance dalam menjalankan tugasnya.

Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugasnya di bidang pengawasan pada tahun 2012 sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bunasor SanimKomisaris Utama/Komisaris Independen

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

16 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

LAPORAN TUGAS PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS

Pendahuluan

Sebagai wujud atas pelaksanaan tugas utama Dewan Komisaris Perseroan yang pada pokoknya menjalankan fungsi pengawasan, maka Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun 2011 dituangkan dalam buku Laporan Tahunan Perseroan. Laporan ini merupakan uraian secara garis besar atas pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris, yang dimaksudkan supaya pemegang saham dapat memperoleh informasi mengenai kegiatan atau aktifitas Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan tersebut.

Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta dimaksudkan antara lain supaya Dewan Komisaris mengetahui bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dapat dilaksanakan dengan baik, prinsip-prinsip good corporate governance dan manajemen risiko dilaksanakan dengan tertib pada seluruh unit organisasi dan operasional Perseroan sehingga layanan yang diberikan dapat berjalan secara maksimal.

Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada prinsipnya berupa pengawasan aktif dengan melakukan pembahasan atas pencapaian kinerja secara berkala dan juga melakukan kunjungan kerja ke unit-unit kerja. Disamping itu, dilakukan pula pengawasan pasif berupa evaluasi atau telaahan atas operasional bank berdasarkan laporan-laporan yang diterima oleh Dewan Komisaris. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris didukung oleh Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, serta Komite Nominasi dan Remunerasi.

Sistematika laporan pengawasan yang dituangkan dalam laporan tahun ini meliputi uraian secara besar mengenai Rekomendasi Pengawasan dan Pencapaian Kinerja Perseroan tahun 2011.

krisis global di Eropa dan Amerika Serikat yang berdampak terjadinya penurunan GDP negara-negara di Asia selama 2 (dua) tahun ke depan. Berkenaan dengan hal tersebut, Dewan Komisaris meminta supaya ekspansi kredit yang dilakukan selama tahun 2012 khususnya terhadap debitur yang menghasilkan produk untuk tujuan ekspor harus dilakukan dengan sangat selektif. Terhadap debitur yang telah memperoleh kredit dan produknya seluruh atau sebagian dimaksudkan untuk ekspor, maka selain harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan selektif dalam hal terdapat tambahan fasilitas kredit, perlu dilakukan upaya peningkatan monitoring kinerja debitur. Khusus terhadap debitur yang telah memperoleh fasilitas kredit valuta asing, perlu pula dilakukan monitoring dengan tetap memperhatikan volatility nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing yang dominan.

Mengenai penghapusbukuan pinjaman, upaya penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku diminta untuk menjadi perhatian oleh seluruh unit kerja terkait dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rekomendasi Pengawasan

Secara kualitatif, rekomendasi hasil pengawasan yang diberikan oleh Dewan Komisaris dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Perkreditan Pemanfaatan atau penarikan fasilitas kredit yang

telah disetujui perlu mendapat perhatian, dengan catatan penarikan tersebut memang sesuai dengan kebutuhan pendanaan debitur. Dalam kaitan ini, unit bisnis sebagai pemberi fasilitas kredit diminta untuk meningkatkan monitoring usaha debitur sekaligus melakukan evaluasi kelayakan penarikan fasilitas kredit oleh debitur. Meskipun persentase NPL pada akhir tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun dengan absolut NPL pada akhir tahun 2011 sebesar Rp6,52 triliun, maka diperlukan upaya maksimal dan perhatian serius Direksi dalam perbaikan NPL pada tahun 2012.

Terhadap target ekspansi kredit pada akhir tahun 2012 dinilai cukup optimis apabila mempertimbangkan kekhawatiran berlanjutnya

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

17LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 17

2. Pendanaan Upaya untuk memperbesar komposisi dana

berbiaya murah senantiasa disarankan oleh Dewan Komisaris supaya tingkat bunga yang diberikan kepada nasabah dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan bank pesaing. Peluang Perseroan meningkatkan jumlah dana murah sangatlah memungkinkan seiring dengan penambahan jaringan unit kerja dan promosi yang dilakukan. Komposisi dana murah terhadap total dana masyarakat pada akhir tahun 2011 sebesar 61,28% perlu terus ditingkatkan pada tahun 2012 sehingga tingkat bunga semakin kompetetif. Target kenaikan dana pihak ketiga pada akhir tahun 2012 agar dilakukan secara berkesinambungan sepanjang tahun 2012 guna mendukung pencapaian target ekspansi kredit.

3. Pendapatan dan Beban Sumber pendapatan selain bunga senantiasa

diminta dan direkomendasikan untuk ditingkatkan supaya struktur pendapatan Perseroan menjadi lebih sehat. Sumber pendapatan tersebut antara lain melalui aktifitas trade finance, remittance, bank guarantee, cash management, dan transactional account dengan memanfaatkan jaringan unit kerja. Sementara itu, di sisi beban senantiasa diminta untuk dilakukan efisiensi terutama atas biaya non bunga yang sifatnya controlable.

Pencapaian target fee based income tahun 2012 diminta untuk diupayakan semaksimal mungkin untuk dapat dicapai melalui strategi dan langkah-langkah yang tepat. Disamping itu, disarankan pula untuk senantiasa menerapkan kebijakan tingkat bunga pendanaan dan kredit yang disesuaikan dengan tingkat bunga yang berlaku oleh bank pesaing. Beban operasional non bunga yang sifatnya controlable diminta untuk dilakukan efisiensi sehingga rasio BOPO tahun 2012 menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Biaya promosi dana pada tahun 2012 diminta untuk dimanfaatkan secara efektif dengan fokus untuk meningkatkan dana pihak ketiga.

4. Permodalan Rencana penerbitan sub debt pada tahun 2012

diminta untuk didasarkan pada analisa yang cermat dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta term & condition yang paling menguntungkan bagi Perseroan, khususnya mengenai penetapan coupon rate.

5. Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Pembenahan di bidang manajemen sumber daya

manusia dan infrastruktur (IT dan non IT) selalu diminta untuk senantiasa dievaluasi supaya pencapaian rencana bisnis mendapat dukungan sumber daya manusia yang kompeten dan tercukupi serta IT yang prima sehingga dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada nasabah. Disamping itu, telah disarankan pula untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang ditetapkan oleh Direksi Perseroan dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap unit kerja pada semua tingkatan organisasi.

Mengenai rencana rekrutmen pekerja pada tahun 2012 disarankan untuk dipersiapkan dengan baik sehingga target jumlah pekerja yang akan direkrut dapat tercapai dan dilakukan monitoring yang lebih baik dalam pelaksanaannya. Disamping itu, kompetensi pekerja senantiasa ditingkatkan tidak saja dengan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugas tetapi juga didukung dengan pengembangan budaya supervisi dan coaching oleh pimpinan unit kerja.

6. Pengendalian Intern Hasil pemeriksaan auditor internal dan eksternal

harus menjadi perhatian dan ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait. Direksi perlu memastikan bahwa tindak lanjut oleh setiap unit kerja dilakukan secara konsisten dan temuan auditor atas permasalahan serupa tidak terulang pada unit kerja yang sama.

Terhadap rencana audit tahun 2012 yang akan dilakukan oleh auditor internal diminta untuk dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh Direksi dan Dewan Komisaris. Dalam kaitan ini, Direksi diminta untuk senantiasa memperhatikan pemenuhan kebutuhan dan kompetensi auditor termasuk sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugasnya.

7. Penyertaan Modal Penyertaan modal kepada perusahaan anak

harus diikuti dengan strategi pengembangan perusahaan anak yang lebih baik dan tercipta sinergi yang saling menguntungkan. Disamping itu, diperlukan pengawasan yang memadai atas pelaksanaan business plan supaya target-target bisnis perusahaan anak dapat tercapai.

8. Belanja Modal Penyelesaian belanja modal untuk pembangunan

fisik infrastruktur yang mendukung operasional disarankan untuk mendapat prioritas oleh seluruh unit kerja yang terlibat. Anggaran belanja

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

18 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

penerima dana tersebut perlu dilakukan dengan baik sehingga pada akhirnya dapat menjadi nasabah KUR atau Kupedes. Sedangkan penggunaan dana Program Bina Lingkungan disarankan untuk proyek atau kegiatan yang dapat meningkatkan corporate image dan capacity building dari penerima dana tersebut.

KINERJA PERSEROAN TAHUN 2011

Pendapat Dewan Komisaris terhadap pencapaian kinerja Perseroan tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. Keuangan Kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun

2011 apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan, antara lain terlihat dari peningkatan dan perbaikan beberapa parameter yaitu:

a. Total Aset sebesar Rp456,53 triliun, naik sebesar Rp58,14 triliun atau 14,59% dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar Rp398,39 triliun. Peningkatan ini terutama berasal dari Kredit yang diberikan sebesar Rp36,91 triliun dan Aktiva Tidak Produktif sebesar Rp14,40 triliun.

b. Kredit yang disalurkan mencapai Rp283,88 triliun, naik sebesar Rp36,62 triliun atau 14,83% dibandingkan posisi Desember 2010 sebesar Rp246,96 triliun.

c. Dana pihak ketiga mencapai Rp372,15 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp43,59 triliun atau 13,27% dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar Rp328,56 triliun. Komposisi dana murah terhadap dana mahal posisi Desember 2011 adalah 61,28%: 38,72%.

d. Non performing loan gross sebesar 2,30% atau mengalami perbaikan dibandingkan posisi Desember 2010 sebesar 2,78%.

e. Pendapatan bunga bersih mencapai Rp33,90 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp1,35 triliun atau 4,14% dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar Rp32,52 triliun.

f. Laba bersih setelah pajak periode tahun buku 2011 sebesar Rp15,08 triliun, mengalami kenaikan 31,47% atau sebesar Rp3,61 triliun dibandingkan dengan laba setelah pajak periode yang sama tahun sebelumnya.

g. Loan to Deposit Ratio sebesar 76,20% mengalami peningkatan dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar 75,17%.

modal telah diminta untuk dioptimalisasikan penggunaannya supaya layanan kepada nasabah dapat ditingkatkan.

9. Jaringan Unit Kerja Pembukaan unit kerja baru khususnya BRI Unit

dan Teras BRI perlu dilakukan koordinasi antara direktorat yang terlibat dalam penyelesaian atau operasional BRI Unit dan Teras BRI. Koordinasi tersebut dimaksudkan supaya operasional BRI Unit dan Teras BRI dapat berjalan dengan baik. Demikian juga halnya dengan penambahan EDC perlu diupayakan semaksimal mungkin realisasinya.

Target perluasan jaringan unit kerja tahun 2012 perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas koordinasi antar direktorat atau unit kerja terkait sejak awal tahun 2012 sehingga terjadi sinkronisasi dan tidak lagi menjadi kendala dalam pencapaian target. Koordinasi yang dimaksud mencakup:

• Sumber daya manusia, terkait manning analysis, penetapan formasi, dan pemenuhan formasi dilakukan dengan koordinasi aktif dan interdependensi antara Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia, Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro, dan Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel. Pemenuhan formasi untuk pekerja BRI Unit diminta untuk menjadi perhatian serius Direksi mengingat cukup tingginya target ekspansi kredit mikro tahun 2012.

• Teknologi informasi, terkait pengadaan e-channel, koordinasi dilakukan antara Divisi Teknologi Sistem Informasi, Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel, dan unit kerja pengguna.

• Logistik pendukung, terkait pengadaan tanah, gedung, sarana dan prasarana kantor dilakukan antara Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik dan unit kerja pengguna.

10. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Optimalisasi penyaluran dan penggunaan dana PKBL diminta untuk menjadi perhatian seluruh unit kerja yang terkait dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku. Disamping itu, pencatatan dan pertanggungjawaban penyaluran dan penggunaan dana tersebut harus dilakukan dengan baik sesuai dengan kaidah akuntansi yang berlaku.

Untuk tahun 2012, penyaluran dana Program Kemitraan tahun 2012 harus tetap dilakukan secara selektif, pembinaan dan monitoring terhadap

Page 22: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

19LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 19

Peningkatan kinerja keuangan yang tercermin pada indikator utama tersebut diatas merupakan hasil kerja seluruh jajaran Perseroan yang melaksanakan seluruh program kerja dan kegiatan yang tertuang dalam RKAP tahun 2011. RKAP tersebut berisi besaran target-target kualitatif dan kuantitatif yang proses penyusunannya diawali dengan kajian mengenai kekuatan dan kelemahan internal serta memperhatikan peluang dan tantangan pengembangan bisnis. Peran Dewan Komisaris selaku organ Perseroan dalam kaitannya dengan RKAP adalah memberikan persetujuan dan pengesahan RKAP sebelum digunakan sebagai pedoman oleh seluruh jajaran Perseroan. Peran tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya oleh Dewan Komisaris melalui pembahasan dan penyempurnaan guna diperoleh keyakinan bahwa RKAP tersebut realistis.

2. Profil Risiko Hasil peringkat profil risiko berada pada peringkat

low to moderate dengan beberapa parameter yang menunjukkan risiko inheren pada parameter dapat dimitigasi dan masih dapat ditoleran. Sedangkan kualitas penerapan manajemen risiko secara umum mampu memitigasi risiko.

3. Good Corporate Governance (GCG) Penilaian atas pelaksanaan GCG semakin

baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari perpaduan fungsi Direksi dan Dewan Komisaris, terlaksananya fungsi pengendalian dan implementasi rencana strategis berjalan secara harmoni serta dalam tahun berjalan tidak terjadi pelanggaran ataupun pelampauan BMPK. Dewan Komisaris dan Direksi memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan GCG pada setiap kegiatan usaha Perseroan.

4. Rentabilitas Dari perpaduan dua faktor diatas tercermin

kinerja rentabilitas BRI yang secara umum terbaik dibandingkan peers-nya di Indonesia, dominasi kredit pada struktur aktiva produktif khususnya

kredit mikro dan ritel merupakan salah satu kekuatan, di tahun 2011 BRI juga secara selektif menyalurkan kredit dengan ATMR yang lebih rendah. Dengan NPL yang masih terjaga dan pencadangan atas bencana yang cukup maka BRI bisa lebih fokus pada risiko bisnis yang tersebar pada portofolio mikro, ritel, dan kredit korporasi yang mempunyai trickle down effect terhadap pertumbuhan kredit mikro dan atau ritel, sehingga secara umum mempunyai risiko yang lebih rendah.

5. Permodalan Realisasi CAR sebesar 14,96% (dengan

memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional) diatas target anggaran yang ditetapkan sebesar 13,62% dan diatas CAR minimum yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 8,00%. Rasio CAR BRI tersebut masih di atas kriteria bank jangkar. Dari 14,96% sebesar 91,39% nya adalah modal inti sehingga Rasio Modal Inti terhadap ATMR menjadi sebesar 13,67%, hal ini menunjukkan komposisi permodalan BRI sangat sehat karena didominasi oleh modal inti (yang mayoritas berasal dari laba BRI).

Di lain pihak, dengan dividend pay out ratio atas laba tahun buku 2010 yang dibagi pada tahun 2011 sebesar 20% dapat memperbesar retained earning yang diperhitungkan sebagai komponen modal dalam perhitungan CAR.

6. Kredit Bermasalah dan Extracomptable Restrukturisasi dan/atau penyelesaian kredit

bermasalah termasuk kredit yang telah dihapusbuku pada pokoknya telah diupayakan secara maksimal sehingga realisasi NPL gross pada akhir tahun 2011 menjadi sebesar 2,30% dan NPL nett sebesar 0,42%. Realisasi penghapusbukuan sebesar Rp4,39 triliun dan realisasi recovery atas kredit hapusbuku sebesar Rp1,79 triliun.

Demikian laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris atas pelaksanaan usaha tahun 2011.

Dewan Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Page 23: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

20 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

PROFIL DEWAN KOMISARIS

Warga Negara Indonesia, 66 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Independen BRI sejak 19 Mei 2005 sebagai Komisaris Utama BRI sejak 30 Mei 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Saat ini sebagai Dosen tetap untuk Program Sarjana dan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor. Aktif dalam berbagai organisasi antara lain Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), Anggota Dewan Penasihat International Center for Analysis of Finance and Economic (InterCAFE), Ketua 1 Dewan Pupuk Indonesia (DPI) dan Ketua 1 Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA). Pernah menjabat sebagai Consortium Coordinator on Agriculture and Natural Resources dari SEARCA-SEAMEO (1989-2002) dan Senior Scientist Partnership, Kerjasama IPB-University of Gottingen (Jerman).

Meraih gelar Insinyur dalam bidang Sosial Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1972), gelar M.Sc bidang Agricultural Economics dari University of the Philippines Los Banos (1982), dan Ph.D. dalam bidang Resource Economics dari University of the Philippines Los Banos (1986). Melaksanakan Post Doctoral Programme di Harvard Institute of International Development (HIID), Harvard University, Cambridge, MA, USA (Juni-Juli 1994).

Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Diangkat sebagai Komisaris BRI sejak 22 Mei 2007. Saat ini juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan. Pernah menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2006), Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan (2007), Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Penerimaan Negara Departemen Keuangan (2008), dan Pejabat Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (2010).

Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Udayana, Denpasar (1985), gelar Master of Arts bidang Ekonomi Internasional dari University of Colorado, Boulder, Amerika Serikat (1991), dan gelar Ph.D. bidang Ekonometrik dari University of Colorado, Boulder, Amerika Serikat (1995).

Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 28 April 2011. Pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) (2007), Komisaris Utama PT. PNM (2008-2011), Sekjen PERHEPI (2007-2011), Anggota Forum Masyarakat Statistik (2007-2009), Sekjen Asia Pacific Agricultural Policy Forum (2007-2009), dan Direktur Akademik Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (2005-2008). Saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Sumber Daya dan Pengembangan dan Guru Besar Ilmu Ekonomi di Institut Pertanian Bogor, Anggota Komite Ekonomi Nasional Republik Indonesia, Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), dan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Meraih gelar Insinyur dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (1986), gelar M.Ec bidang Agricultural Economics dari University of New England, Armidale Australia (1991), dan Ph.D. dalam bidang Economics dari Lincoln University, Selandia Baru (2003).

Bunasor SanimKomisaris Utama / Komisaris Independen

Agus SuprijantoKomisaris

Hermanto SiregarKomisaris

Page 24: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

21LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 21

Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Jaya Abadi Surabaya (1993-1995) dan Managing Director PT Telesera (Rajawali Corp.(1995-1998).

Meraih gelar Sarjana Muda Teknik Arsitektur dari Universitas Katolik Soegijapranata tahun 1983.

Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Independen Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris di beberapa perusahaan (1995-2002) dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (2004-2009).

Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti Jakarta (1989), gelar Magister Pembangunan Masyarakat dari Universitas Indonesia Jakarta (1999), dan gelar Doktor bidang Teknik Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2007).

Warga Negara Indonesia, 50 tahun. Diangkat kembali sebagai Komisaris Independen Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Ketua Indonesia Society of Independent Commissioners (ISICOM), Pengurus Perbanas Pusat, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Pengurus Bidang Keuangan dan Investasi Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Penasihat KADIN Bidang Hubungan Kerjasama Indonesia – Singapura, dan Penasihat Asosiasi Emiten Indonesia.

Sebelumnya pernah menjabat sebagai Pembantu Ketua II Bidang Keuangan dan SDM STIE Perbanas (2000-2002), Sekretaris Umum Konsorsium Lembaga Pengabdian PTS se-Indonesia (2000-2003), Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Paramadina (2002-2005), Dosen bidang Ilmu Manajemen STIE Perbanas dan beberapa Perguruan Tinggi lain (1986-2005), Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) (2004-2005), dan Komisaris Independen Bank BRI (2005-2010).

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta (1985), gelar Master bidang Administrasi Niaga dari Universitas Indonesia (1995), dan saat ini tengah menyelesaikan program Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor.

Heru LelonoKomisaris

Adhyaksa DaultKomisaris Independen

AvilianiKomisaris Independen

Page 25: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

22 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

KOMISARIS BRI

Dari Kiri ke Kanan: Heru Lelono, Adhyaksa Dault, Aviliani, Hermanto Siregar, Bunasor Sanim, Agus Suprijanto

Page 26: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

23LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 23

Page 27: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

24 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA

“Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi BRI, setelah

selama 5 tahun terakhir tumbuh melebihi rata-rata pertumbuhan

perbankan nasional”

Direktur UtamaSOFYAN BASIR

Page 28: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

25LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 25

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena berkat rahmat-Nya BRI dapat melalui tahun 2011 dengan hasil yang lebih baik lagi daripada tahun sebelumnya. Atas nama Direksi BRI, perkenankan kami menyampaikan beberapa pencapaian utama kinerja BRI selama tahun buku 2011 kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Kondisi Perekonomian DuniaTahun 2011 mencatat kembalinya ketidakpastian perekonomian dunia, terutama dipicu oleh krisis hutang sovereign di kawasan Zona Euro dan masih melemahnya ekonomi Amerika Serikat, negara pengimpor terbesar di dunia. Kondisi tersebut mengakibatkan melemahnya laju pertumbuhan ekonomi dunia, dari sekitar 3,9% pada tahun 2010 menjadi 3,8% pada tahun 2011.

Namun hal yang menggembirakan adalah bahwa negara-negara berkembang khususnya di kawasan Asia dan Asia Tenggara mencatat pertumbuhan ekonomi yang masih menjanjikan. Perekonomian China dan India masing-masing tumbuh 9,2% dan 7,4%, sementara seluruh kawasan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi baru (emerging economies) mencatat pertumbuhan 4,8%. Hal ini membawa harapan akan peluang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi negara-negara di kawasan ini, terutama bagi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN dewasa ini.

Kondisi Perekonomian IndonesiaSejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, perekonomian Indonesia di tahun 2011, tumbuh 6,5% lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan tahun 2010 yang tercatat sebesar 6,1%. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tersebut didukung terutama oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, yang meningkat sebesar 4,7%, investasi yang bertambah sebesar 8,8%, dan ekspor yang tumbuh sebesar 13,6% sekalipun dalam kondisi ketidakpastian perekonomian global yang terjadi selama tahun 2011.

Asia Tenggara

IndonesiaIndiaCina

Pertumbuhan Ekonomi(%)

Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan (%)

2007 2008 2009 2010 2011

54.6

9.0

32.0

26.3

24.9

58.7

9.6

31.1

24.1

21.3

63.5

KonsumsiPengeluaran Pemerintah

Investasi Ekspor Impor

8.4

25

29.4

25.4

60.6

8.4

27.7

29.8

28.7

56.7

9.1

32.2

24.6

23

Dunia Amerika Zona Eropa

3,8

1,8 1,6

4,8

9,2

7,4

6,5

Page 29: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

26 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Faktor positif yang terus menopang perekonomian Indonesia dari terpaan krisis global adalah komposisi PDB yang masih didominasi oleh konsumsi domestik, dimana kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai 54,6% dari jumlah PDB. Sedangkan kontribusi Pengeluaran Pemerintah sebesar 9,0%, kontribusi pengeluaran investasi sebesar 32,0%, dan ekspor dan impor yang masing-masing menyumbang 26,3% dan 24,9%.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat biasanya cenderung diikuti oleh meningkatnya tekanan inflasi. Dalam hal ini kita patut memuji kebijakan pemerintah dalam mengelola ekonomi makro nasional sehingga mampu menjaga tekanan inflasi pada tingkat yang wajar. Inflasi rata-rata sepanjang tahun 2011 terjaga pada tingkat 3,79%, lebih rendah dari inflasi yang tercatat pada akhir tahun 2010 sebesar 6,96%. Penurunan ini mencerminkan tidak terdapatnya dampak overheating yang sering dialami oleh laju pertumbuhan ekonomi yang terlalu pesat.

Kebijakan makro ekonomi yang kuat, ditunjang oleh pergerakan mikro ekonomi yang dinamis, semakin membentuk iklim investasi Indonesia yang kondusif. Hal ini terbukti dengan kembalinya Indonesia sebagai negara berperingkat layak investasi (investment grade) di akhir tahun 2011, yang diharapkan akan mengundang masuknya modal asing ke Indonesia khususnya Foreign Direct Investment (FDI).

Cadangan devisa Indonesia terus meningkat hingga mencapai USD110,123 miliar pada akhir tahun 2011, sementara mata uang Rupiah mampu terjaga di kisaran Rp9.000 per USD. Sedangkan selama tahun 2011 Indeks Harga Saham Gabungan masih menunjukkan kinerja yang positif, meningkat 3,7% mencapai 3.821 yang merupakan satu dari beberapa indexs bursa berbagai negara didunia yang masih memiliki kinerja positif.

2007 2008 2009 2010 2011

8,00

11,06

6,96

3,792,78

05 06 07 08 09 10 11 Jan ‘12

34.72

9830

11120

9401 8669

89989069

8995

9393

56.92

66.1

51.64

96.21

111.99111.32

42.59

Cadangan Devisa IDR/USD

PengeluaranPemerintah

Investasi

Ekspor Impor

Konsumsi

26,39,1

54,2 24,9

31,8

KonDISI EKonoMI MAKro

Komposisi PDB Inflasi Kurs & Cadangan Devisa

Page 30: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

27LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 27

Pinjaman (dalam triliun Rupiah)

Aset (dalam triliun Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

1.9872.311

3.009

3.653

2.534

Sektor Perbankan nasionalDengan terus membaiknya ekonomi Indonesia, kinerja industri perbankan nasional kian menunjukkan perkembangan yang positif. Total aset industri perbankan Indonesia meningkat Rp643,98 triliun atau 21,40% menjadi Rp3.653 triliun pada akhir tahun 2011. Demikian pula dengan posisi simpanan dan pinjaman, yang meningkat masing-masing sebesar 19,07% dan 24,59%, sehingga pada 31 Desember 2011, total dana masyarakat yang dihimpun oleh perbankan mencapai Rp2.784,91 triliun sedangkan total pinjaman yang disalurkan kepada masyarakat mencapai Rp2.200,09 triliun. Dengan demikian loan to deposit ratio (LDR) perbankan nasional pada akhir tahun 2011 adalah sebesar 78,77%, meningkat dari 75,21% pada tahun 2010.

Ditinjau dari kualitas pinjaman, terjadi perbaikan kualitas pinjaman yang tercermin dari membaiknya rasio non performing loan (NPL), yaitu dari 2,56% pada tahun 2010 membaik menjadi 2,17% pada tahun 2011. Tingkat efisiensi perbankan juga terus membaik, sebagaimana terlihat dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang membaik dari 86,14% pada tahun 2010 menjadi 85,42% pada tahun 2011. Sedangkan tingkat kekuatan permodalan perbankan Indonesia juga masih terjaga, sebagaimana terukur dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), yaitu berada pada level 16,05% pada 31 Desember 2011.

KInErJA InDUSTrI PErBAnKAn nASIonAL

LDr (%)

66,92

74,58 75,21

78,77

72,88

2007 2008 2009 2010 2011

1.002

1.308

1.766

2.200

1.438

2007 2008 2009 2010 2011

2007 2008 2009 2010 2011

DPK (dalam triliun Rupiah)

1.5111.753

2.339

2.785

1.951

2007 2008 2009 2010 2011

19,3016,76

CAr(%)

17,1816,05

17,42

2007 2008 2009 2010 2011

BoPo (%)

84.05

88.59

86.1485.42

86.63

Page 31: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

28 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Kinerja BrI di Tahun 2011Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi BRI, setelah selama 5 tahun terakhir tumbuh melebihi rata rata pertumbuhan perbankan nasional. Konsolidasi tersebut berfokus pada penyelesaian NPL yang sempat meningkat di tahun sebelumnya, terutama di segmen ritel dan menengah. Penerapan strategi yang tepat dan konsisten yang diikuti oleh komitmen serta kerja keras dari jajaran manajemen beserta seluruh karyawan membuahkan hasil yang menggembirakan.

Pada akhir tahun 2011, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp15,08 triliun, atau meningkat 31,47% dari posisi tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp11,47 triliun. Peningkatan laba bersih tersebut berasal dari pertumbuhan kredit yang berkualitas dan perbaikan NPL yang tercermin dari menurunnya NPL dari 2,78% di tahun 2010 menjadi 2,30% di tahun 2011. Total pinjaman BRI tumbuh 14,83% dari Rp246,96 triliun pada akhir tahun 2010 menjadi Rp283,53 triliun pada tahun 2011.

Di segmen mikro yang merupakan salah satu bisnis inti, BRI melakukan revitalisasi, baik disisi jaringan, customer base maupun product developments. Hal ini dilakukan demi tercapainya sustainable growth bisnis mikro BRI, sekaligus merupakan salah satu usaha BRI dalam mempercepat proses financial inclusion dalam perekonomian Indonesia.

Dalam hal jaringan, selama tahun 2011 BRI menambah 687 Teras, sehingga sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah Teras BRI mencapai 1.304. Selain itu BRI juga terus menambah kantor BRI Unit sebanyak 200 buah di tahun 2011, sehingga total jumlah BRI Unit mencapai 4.849 buah. Jaringan konvensional masih diperlukan untuk terus dikembangkan karena bagi masyarakat mikro hubungan antar manusia (inter-personal relationship) masih diperlukan. Namun begitu, dalam mengantisipasi perkembangan tehnologi ke depan, pengembangan bisnis mikro juga mulai mengedepankan IT based business developments, antara lain dengan pengembangan fitur simpanan dan jasa lainnya yang mulai mendidik nasabah mikro untuk semakin akrab dengan layanan e-banking, yang pada akhirnya diharapkan juga diikuti dengan peningkatan efisiensi operasional dan fee based income.

Dari sisi nasabah, revitalisasi terlihat dari tingginya pertumbuhan KUR Mikro BRI. Selama tahun 2011, BRI telah berhasil menyalurkan secara kumulatif Rp29,95 triliun KUR Mikro, dengan outstanding sebesar Rp11,20 triliun. Bagi BRI, selain akan semakin memajukan perekonomian masyarakat, KUR merupakan salah satu sarana bagi pengembangan calon nasabah kredit mikro komersial di masa depan dengan tingkat risiko yang masih dapat diterima oleh bank. Nasabah KUR Mikro merupakan embrio nasabah pinjaman mikro BRI. Dari sisi pengembangan produk, selama tahun 2011 telah dikembangkan fitur produk baik produk pinjaman (Kupedes) maupun simpanan (Simpedes) yang pada intinya merupakan upaya BRI dalam menyediakan produk yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan nasabah segmen mikro.

Sewajarnya sesuatu yang dalam tahap revitalisasi, pertumbuhan pinjaman mikro BRI selama tahun 2011 tidak setinggi pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya, namun di sisi lain, BRI mendapatkan perluasan customer base dan kemampuan yang lebih untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis mikro yang berkelanjutan di tahun tahun mendatang.

Di segmen korporasi, terlihat pertumbuhan yang cukup tinggi dalam tahun 2011. Namun demikian pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan yang berkualitas dan sangat selektif. Pertumbuhan kredit korporasi lebih banyak diarahkan kepada perusahaan BUMN prima, dengan beberapa pertimbangan strategis. Salah satu pertimbangan tersebut adalah peluang untuk melakukan cross selling produk dan jasa BRI lainnya, serta trickle down effect ke segmen bisnis kecil dan menengah melalui skema closed demand – supply chains financing. Ekspansi kredit korporasi di tahun 2011 merupakan landasan bagi pengembangan kredit mikro, kecil dan menengah yang sehat di tahun 2012. Pertimbangan strategis lainnya adalah capital charge atau biaya modal yang lebih rendah untuk kredit BUMN.

Dengan demikian yang dilakukan BRI dalam pengembangan kredit korporasi adalah selektif, trickle down effect ke sektor UMKM yang disertai efektifitas penggunaan capital.

Page 32: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

29LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 29

2007 2008 2009 2010 2011

4,845,96

Laba Bersih (dalam triliun Rupiah)

11,4715,08

7,31

2007 2008 2009 2010 2011

3,44

2,80 2,782,30

3,52

Outstanding Jumlah Peminjam

Pinjaman yang Diberikan (dalam triliun Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

32,6090,19

123,30

13,84

56,23

283,87

75,37

113,83

13,90

43,87

246,96

54,08

98,24

14,91

38,30

205,52

42,76

75,05

12,45

30,80

161,06

53,09

8,35

19,81

113,85

BRI Unit Teras BRI Total

Jaringan Kerja Bisnis Mikro

2009 2010 2011

4,849

1,304

4,538

4,755

5,266

6,153

4,649

217

617

KUr Mikro

2008 2009 2010 2011

4,47

1,478

3,35

1,344

5,68

1,449

11,20

1,932

2007 2008 2009 2010 2011

Komposisi Pinjaman (%)

nPL%

7,30

11,82

7,73

46,60

26,55

31,80

8,49

43,49

11,34

4,88

30,52

46,10

8,27

9,52

5,60

26,31

47,80

7,25

10,18

8,46

28,63

46,63

7,34

17,33

0,07

Mikro Ritel Menengah BUMN KorporasiTotalMikro Menengah Ritel Korporasi

Page 33: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

30 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Perkembangan pinjaman untuk segmen ritel dan menengah menggambarkan perkembangan yang dalam tahap konsolidasi. Perbaikan menyeluruh pada proses inisiasi dan putusan pinjaman menjadi fokus utama BRI, sehingga diharapkan pertumbuhan ke depan akan menjadi pertumbuhan yang berkualitas.

Dari sisi liabilities, simpanan BRI terus tumbuh dengan komposisi dana yang cukup optimal. Tercatat pertumbuhan tabungan BRI mencapai 21,79% atau Rp152,47 triliun dan dana giro BRI mencapai Rp75,58 triliun, sedikit menurun -1,91% sehingga komposisi tabungan dan giro BRI adalah 40,97 % dan 20,31% dari total dana. Dana deposito BRI tumbuh 14,08% atau mencapai Rp144,10 triliun, sehingga komposisi dana murah BRI adalah 61,28% dan dana mahal sebesar 38,72%.

Pertumbuhan simpanan yang menggembirakan ini merupakan hasil dari program komunikasi pemasaran BRI seperti Untung Beliung BritAma dan Pesta Rakyat Simpedes. Strategi lain yang diterapkan adalah inovasi produk-produk simpanan BRI, seperti produk tabungan BRI Junio, tabungan BritAma Rencana, ataupun Simpedes Impian yang mampu memenuhi kebutuhan spesifik nasabah BRI.

BRI juga berhasil meningkatkan fee based income nya, yang selama tahun 2011 telah tumbuh sebesar 19,72%, yaitu dari Rp2,81 triliun di tahun 2010 menjadi Rp3,37triliun di tahun 2011. Dengan

pertumbuhan tersebut, maka proporsi fee based income terhadap total pendapatan meningkat menjadi 6,28% di tahun 2011, dari 5,63% di tahun 2010 yang lalu. Peningkatan peran fee based income mencerminkan keberhasilan BRI melakukan peragaman pendapatan disertai dengan peningkatan layanan e-banking. Hal ini terlihat dari penambahan jaringan ATM di berbagai daerah, penambahan fitur layanan transaksi perbankan di ATM BRI yang sampai saat ini telah mencapai lebih dari 700 fitur, pengembangan kerjasama dengan institusi pemerintah maupun swasta dengan melakukan cross selling ataupun peningkatan fee-based income yang berasal dari transaksi remittance dan jasa perbankan lainnya.

Pengembangan Human CapitalProgram pengembangan personil BRI dalam beberapa tahun terakhir telah dirancang untuk mengubah pandangan (mind-set) umum dari pengembangan sumber daya manusia menjadi pengembangan human capital. Hal ini akan memposisikan pekerja BRI lebih sebagai aset atau modal yang mampu menciptakan nilai yang berkesinambungan bagi Perseroan dan segenap pemangku kepentingannya.

1,46 1.77 2.10 2.81 3.37

25,29

5,76% 5,69%5,30%

31,04

39.65

49.9353.63

Pendapatan Fee Based Income(triliun Rupiah)

Total Pendapatan(triliun Rupiah)

Kontribusi (%)

Fee Based Income

2007 2008 2009 2010 2011

6,28%

5,63%

2007 2008 2009 2010 2011

Komposisi Dana Pihak Ketiga

37.15 39.91 49.9777.05 75.58

88.0672.27

56.06

165.48

201.50

254.12

328.56

372.15

125.20

152.47

104.12

126.31

144.10

100.03

73.52

Giro Tabungan Deposito TOTAL

Page 34: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

31LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 31

Dalam mempersiapkan future leaders bagi bank ini, BRI mempunyai Program Pengembangan Staf (PPS) dimana setiap management trainee yang direkrut BRI akan mengikuti program pendidikan intensif selama 13 bulan penuh. Ujian akhir dari para peserta diawasi dan dinilai langsung oleh tim Direksi, dan setelah mereka lulus, sepanjang karir mereka di BRI akan terus diisi dan ditempa melalui program pendidikan berjenjang, pelatihan dan pengalaman kerja yang membuka wawasan selain mengasah keterampilan. Oleh karenanya, manajemen sumber daya manusia (SDM) BRI merupakan suatu rangkaian kegiatan operasional yang terintegrasi dalam kerangka Arsitektur SDM, mulai dari planning, recruiting, developing, retaining and performance monitoring, sampai dengan terminating.

Selama tahun 2011, BRI melakukan perekrutan pekerja, baik dari sumber internal maupun external, sebanyak 357 calon pekerja melalui PPS. Selain perekrutan untuk pengisian posisi yang lebih bersifat teknikal juga telah dilakukan perekrutan terhadap posisi operasional seperti marketing dan frontliners yang juga terus dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan praktikal sesuai dengan perkembangan di lapangan.

1262

155

287

425

530

742

1796

63986085

13631

31590

7292

3778

E Channel

2007 2008 2009 2010 2011

Manajemen risikoPerkembangan bisnis yang baik tanpa disertai dengan manajemen risiko yang handal akan sangat membahayakan keberlangsungan usaha bank. Untuk itu BRI mempunyai fungsi dan sistim manajemen risiko yang komprehensif serta menerapkan prinsip Basel Committee on Banking Supervision seperti yang dituangkan dalam regulasi Bank Indonesia. Manajemen Risiko BRI telah menerapkan ketentuan Basel I dan Basel II yang pada prinsipnya tersusun dalam 3 lines of defense yang ditujukan guna menjaga azas independensi dalam proses pengambilan keputusan. Direksi dan Dewan Komisaris memegang peranan penting dalam pelaksanaan dan pengawasan manajemen risiko. Peran tersebut tertuang dalam Risk Management Committee (RMC) yang melakukan pertemuan rutin setiap triwulan guna membahas profil risiko BRI secara berkala.

Risk Management menjadi prioritas utama yang harus melandasi setiap langkah penting BRI. Oleh karena itu, tema Laporan Tahunan BRI tahun 2011, “BRI Bertumbuh dengan Pasti, Ditunjang oleh Pengelolaaan Risiko yang Prima,” sangat tepat menggambarkan kesiapan BRI dalam mengarungi kancah persaingan perbankan yang penuh ketidakpastian dalam beberapa tahun mendatang.

Fokus pada penerapan manajemen risiko terlihat dari hasil pemantauan risiko BRI dalam 3 tahun terakhir, dimana secara agregat profil risiko BRI mengalami trend membaik (risiko semakin rendah), walaupun masih dalam kategori resiko low to moderat.

2009 2010 2011

Agre

gat R

isk

Trend Profil risiko BrI (2009-2011)

ATM EDC Fitur TW 1 TW 2 TW 3 TW 4

Page 35: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

32 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Good Corporate GovernanceDalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG), BRI terus menerapkan kebijakan GCG secara konsisten serta melakukan perbaikan dan penyempurnaan bila diperlukan. Proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BRI berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta The Indonesian Corporate Governance Code.

Agar dapat memastikan efektivitas penerapan GCG pada setiap unit kerja di BRI, pemantauan dilakukan baik secara off site maupun on site. Hasil pemantauan tersebut menjadi bahan evaluasi kebijakan GCG di BRI. Pada tahun 2011, BRI merumuskan beberapa kebijakan GCG baru, antara lain panduan transparansi dan pengungkapan ataupun panduan kerja Dewan Komisaris dan Komite Komisaris.

Untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG, dilakukan self assessment atas pelaksanaan GCG di masing-masing unit kerja secara periodik. Disamping itu, sosialisasi dan koordinasi internal terus diupayakan guna meningkatkan awareness akan penerapan GCG. Setiap pekerja BRI diwajibkan menandatangani Pernyataan Kepatuhan terhadap Kode Etik sebagai tanggung jawab dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran.

BRI juga terus melakukan pengembangan sistem aplikasi pengelolaan dokumen/peraturan dan compliance toolkit (compliance dashboard) yang merupakan integrasi beberapa sistem aplikasi, sehingga peningkatan kepatuhan atas penerapan GCG di BRI dan peningkatan efisiensi dapat tercapai. Ulasan yang lebih lengkap mengenai penerapan tata kelola perusahaan disajikan dalam pembahasan Tata Kelola Perusahaan pada Laporan Tahunan ini.

Pertumbuhan non-organikBisnis BRI terus tumbuh dan berkembang serta memberikan manfaat yang optimal bagi para pemangku kepentingannya. Namun dengan meningkatnya persaingan dan semakin kompleksnya industri perbankan, pertumbuhan bisnis secara non-organik menjadi suatu alternatif dalam pengembangan bisnis.

Setelah melalui kajian dan analisis yang komprehensif akan potensi sinergi yang ada, pada tanggal 3 Maret 2011, BRI melakukan penandatanganan Akta Akuisisi Saham PT Bank Agroniaga Tbk. (Bank Agro) dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun),

sehingga sejak tanggal tersebut, BRI secara efektif telah menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank Agro. Selanjutnya, sesuai dengan peraturan Bapepam-LK, BRI juga telah melaksanakan proses Penawaran Tender saham Bank Agro yang dimiliki oleh pemegang saham publik. Akuisisi Bank Agro merupakan akuisisi yang akan memberikan sinergi yang positif dalam pertumbuhan bisnis BRI mengingat Bank Agro mempunyai niche market yang unik di industri perkebunan.

Pada tahun 2011 ini, BRI juga telah menyelesaikan akuisisi BRIngin Remittance Company Limited (BRC) yang berlokasi di Hongkong. Pelaksanaan akuisisi ini akan menambah keunggulan kompetitif BRI dalam hal pelayanan pengiriman uang sehingga diharapkan akan memperkuat bisnis remittance BRI di luar negeri khususnya di Hongkong.

rencana Bisnis BrITahun 2012 merupakan tahun pertumbuhan yang berkualitas bagi BRI. Konsolidasi yang telah dilakukan selama tahun 2011 memberikan BRI sebuah awal yang segar dalam pengembangan dan pertumbuhan bisnis di tahun 2012. Fokus BRI akan tetap kepada segmen UMKM dengan pengembangan segmen mikro, kecil dan menengah difokuskan pada trickle down effect bisnis korporasi. Segmen mikro akan terus dikembangkan dengan pemenuhan sumber daya yang memadai, termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusianya. Dengan demikian, Bisnis Mikro, selain tetap menjadi bisnis inti BRI juga membantu mempercepat financial inclusion dalam perekonomian Indonesia. Pengembangan fee based income dan e-banking akan semakin diintensifkan sehingga visi menjadi national payment gateway bagi perekonomian Indonesia dapat terlaksana tepat pada waktunya.

Untuk tahun 2012, dengan target untuk Menjadi Bank Terbaik di Indonesia dengan Praktik-praktik Good Corporate Governance (GCG) yang Baik, BRI telah menetapkan arah kebijakan sebagai berikut:

a. Bisnis utama BRI masih akan diarahkan pada penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat, serta penyediaan jasa perbankan, sehingga pendapatan BRI tidak hanya berasal dari pendapatan bunga tetapi juga dari fee-based income, yaitu:

a.1 Fokus pada pembiayaan kepada segmen bisnis mikro, kecil dan menengah dengan memperhatikan peluang bisnis di segmen korporasi yang memiliki trickle down

Page 36: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

33LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 33

effect kepada bisnis UMKM. Hal ini akan mendorong ekspansi pada segmen bisnis UMKM menjadi lebih cepat dan berkualitas.

a.2 Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berupaya untuk mengarahkan pertumbuhan pada dana murah (giro dan tabungan) yang dijaga minimal sebesar 60% dari total dana masyarakat yang dihimpun.

a.3 Pemanfaatan jaringan kerja online BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. BRI akan mengembangkan penyediaan jasa-jasa perbankan yang mendukung seluruh aktivitas keuangan nasabah baik dalam pengelolaan keuangannya maupun dalam transaksi dengan rekanannya. Strategi ini dimaksudkan untuk membangun closed financial system yang berbasis pada komunitas nasabah sehingga akan meningkatkan perolehan fee-based income.

b. Untuk menjaga struktur permodalan agar tetap kuat, langkah-langkah yang akan ditempuh antara lain adalah mengoptimalkan portofolio dengan mempertimbangkan efisiensi alokasi modal, memperbaiki proses bisnis, merencanakan penguatan permodalan melalui penerbitan subdebt dengan memperhatikan kondisi pasar serta mengupayakan penurunan dividend pay out ratio.

c. Untuk menjaga dan meningkatkan pangsa pasar, BRI akan terus melakukan perluasan jangkauan pelayanan perbankan melalui pembukaan unit-unit kerja baru di seluruh wilayah Indonesia, baik berupa kantor fisik maupun berupa electronic outlets serta berbagai jenis outlet lainnya. Pembukaan outlet ini tetap dilakukan dengan selektif dan cermat dengan memperhitungkan faktor internal dan eksternal.

BRI juga akan terus mengembangkan sumber sumber bisnis baru yang sehat dan profitable, baik secara organik maupun anorganik, mengikuti perkembangan kebutuhan nasabah dan masyarakat Indonesia yang diharapkan akan semakin maju di masa mendatang.

Kami laporkan bahwa pada tanggal 11 Januari 2011, BRI telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:2, sehingga setiap 1 saham BRI dengan nilai nominal Rp500 per saham dipecah menjadi 2 saham BRI dengan nilai nominal masing-masing Rp250 per saham. Dengan demikian, sejak

tanggal 11 Januari 2011, total saham beredar BRI adalah 24.669.162.000 saham, dan total nilai saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh adalah Rp6.167.290.500.000,-. Komposisi kepemilikan saham BRI tidak mengalami perubahan yakni 56,75% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat.

Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Sdr. Bambang Soepeno atas segala jasa dan komitmennya untuk mengembangkan bisnis BRI selama menjabat sebagai Direktur BRI. Kami menyampaikan selamat datang kepada Sdr. Randi Anto dan Sdr. Gatot Mardiwasisto, Direktur BRI yang baru, dengan harapan kerja sama dan koordinasi yang baik dapat kita bangun dan wujudkan bersama demi pertumbuhan berkelanjutan BRI.

Kinerja membanggakan BRI pada tahun 2011 merupakan hasil dari kepercayaan, komitmen dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan BRI. Kerja keras dan komitmen dari seluruh pekerja BRI merupakan komponen utama dari pencapaian ini, apresiasi penuh serta ucapan terima kasih kami berikan kepada seluruh pekerja BRI atas keberhasilan ini. Selama tahun 2011, arahan dari Dewan Komisaris juga menjadi faktor penentu kinerja cemerlang BRI, dan kami berikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerjasama yang baik ini. Kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan yang selama ini telah diberikan oleh seluruh pemegang saham, nasabah, dan mitra usaha BRI.

Di masa mendatang, kami terus berusaha memberikan pencapaian yang terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan BRI, dimana pencapaian tersebut tidak hanya berasal dari komitmen dan kerja keras manajemen dan seluruh pekerja BRI namun juga berasal dari dukungan dan kepercayaan Dewan Komisaris, seluruh pemegang saham, nasabah dan mitra usaha BRI.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sofyan BasirDirektur Utama

Page 37: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

34 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

PROFIL DIREKSI

Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Menjabat sebagai Direktur Utama sejak tanggal 17 Mei 2005 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 20 Mei 2010. Sebelum bergabung dengan BRI, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Bukopin. Karir perbankan dimulai pada tahun 1981 di Bank Duta, pada tahun 1986 bergabung dengan Bank Bukopin dan telah menduduki beberapa jabatan manajerial di Bank Bukopin termasuk Direktur Komersial, Group Head Line of Business, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar Indonesia.

Meraih gelar Diploma dari STAK Trisakti, Jakarta pada tahun 1980 dan telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan di bidang perbankan baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya Eksekutif Manajemen Risiko (Denpasar); Islamic Finance Forum (Swiss); Seminar Business Continuity Planning, Ernst & Young; SESPIBANK (Jakarta); Strategy Development Session, IBM; dan Structuring Loans & Short Term, The Institute Banking & Finance.

Sofyan BasirDirektur Utama

Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Diangkat sebagai Direktur Keuangan BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sejak tahun 1984. Sebelumnya pernah menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, dan Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung (1982) dan Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina (1992). Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking – BSMR (Belanda); Executive Training for Director – The Wharton School of The University of Pennsylvania (Amerika Serikat); Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification – BSMR (Singapura); Retail Banking Conference – LAFERTY (Singapura); Asian Bankers Surveyor Program – Bank of New York (New York); dan SESPIBANK – IBI (Jakarta). Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun conference di London, New York dan Singapura.

Achmad Baiquni Direktur Keuangan

Warga Negara Indonesia, 59 tahun. Menjabat sebagai Direktur sejak 30 Mei 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir di BRI sejak tahun 1976 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya Kepala Divisi Treasury, Kepala Divisi Renstra, Kepala Divisi Audit Intern, Kepala Divisi Bisnis Ritel, Wakil Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan, Pemimpin Cabang Palembang Sriwijaya, Guest Officer Sanwa International Finance Ltd. Hongkong, Treasury Manager dan Chief Dealer BRI Finance Ltd. Hongkong.

Meraih gelar Sarjana di bidang Administrasi Niaga dari Universitas Diponegoro (1975), gelar MBA dari Tulane University, Amerika Serikat (1987), dan gelar Doktor dari Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2011). Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan antara lain seperti Pasar Modal (Tokyo); Sertifikasi Manajemen Risiko–BSMR (Singapura); sebagai Asesor Sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko dari BNSP; LEMHANNAS RI, SESPIBANK (Jakarta); Credit Manager; dan Organization Management. Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang microfinance di Thailand dan Chile (2004) serta dalam berbagai roadshow maupun conference di London, Hong Kong serta Singapura.

Sarwono SudartoDirektur operasional

Page 38: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

35LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 35

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Menjabat sebagai Direktur Bisnis Komersial sejak 12 Oktober 2009 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sejak 30 Mei 2006. Memulai karir di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Agribisnis, Kepala Divisi Bisnis Umum, Pemimpin Wilayah Denpasar, dan Pemimpin Wilayah Jakarta.

Meraih gelar Sarjana dari Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (1981) dan gelar MBA dari University of New Orleans, Amerika Serikat (1991). Mewakili BRI dalam berbagai organisasi seperti APRACA, UN advisor for Inclusive Financial System dan Micro Finance Network. Pembicara berbagai seminar internasional UMKM, antara lain Asian Banking Forum (Jakarta), APEC SME Working Group (Bali), Financial Technology Conference (Singapura), Microfinance Sustainability, APRACA (Kunming), APO Forum, Micro Banking and Risk Management Workshop (Beijing), dan Asia Pacific Regional Microcredit Summit (Bali). Sering ditunjuk sebagai wakil BRI dalam beberapa konferensi investor yang berlangsung di dalam maupun luar negeri seperti Amerika Serikat, Hongkong, dan Singapura.

Sulaiman Arif Arianto Direktur Bisnis Komersial

Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Menjabat sebagai Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Karir perbankan dimulai bersama BRI sejak tahun 1981 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial antara lain sebagai Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Kepala Divisi Agribisnis, dan Kepala Divisi Renstra.

Meraih gelar Sarjana di bidang perikanan dari Institut Pertanian Bogor (1979) dan MBA dari University of Houston, Texas, Amerika Serikat (1993). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan antara lain Credit Risk Management BRI – Citibank; The Advanced Management Program for Overseas Bankers (AS); Problem Loan and Loan Syndication Training (Sydney); SESPIBANK (Jakarta); Strategic Management in Banking Programme (Prancis); The World Bank Conference “Role State-Owned Bank” (AS); Sertifikasi Manajemen Risiko – BSMR (Denpasar); World Bank/IMF 2002 Annual Meeting (AS); Seminar ”Program Management Office” (Jakarta); 33rd Asean Banking Council Meeting (Bali); Seminar ”Rethinking The East Asia Miracle” (World Bank Jakarta); Seminar ”Bank Risk Management and Basel II Capital Requirements” (Jakarta); dan Pelatihan Uji Kompetensi oleh BNSP sebagai Asesor Kompetensi (Jakarta).

Lenny SugihatDirektur Pengendalian risiko Kredit

Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Menjadi Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir perbankan bersama Bank Duta pada tahun 1983, kemudian tahun 1985 bergabung dengan Bank Bukopin. Sebelumnya telah menduduki berbagai jabatan manajerial seperti Direktur Bisnis Komersial, Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan Group Head Credit and Marketing Financial Institutions.

Pada tahun 1981, meraih gelar Sarjana Pertanian Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor. Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus, dan seminar perbankan seperti CRM and Intelligence Banking EFMA (Barcelona); The Future Face of Marketing (Australia); Self-Service Banking, EFMA (Barcelona); The Branch of the future, EFMA (Barcelona); Structured Trade and Export Finance in Asia Conference, Euromoney, JP Morgan and Citigroup (Singapura); The Strategic Board, Australian Institute of Company Director (Australia); Comparative Study for Trade Financing and Risk Management - Deutche Bank (Jerman); dan Certified Wealth Manager - Erasmus Heuis Netherlands (Belanda).

A. Toni SoetirtoDirektur Bisnis Konsumer

Page 39: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

36 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Diangkat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki jabatan manajerial seperti Komisaris Utama PT BTMU BRI Finance, Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit, Wakil Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Semarang, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Padang.

Meraih gelar sarjana di bidang Ekonomi Perusahaan dari Universitas Islam Indonesia (1982) dan gelar Magister Manajemen Keuangan dari Universitas Airlangga, Surabaya (2000). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Sespibank - LPPI (Jakarta), Credit Risk Management Training (Semarang), Senior Banker Development Course - Bank of America (Jakarta), Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan (Jakarta), dan Financial Lecture – Bisnis Indonesia (Jakarta). Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang Microfinance dalam The Key Success on Sustainable Microfinance Program di Microfinance Network (MFN) 17th Meeting Conference Riveria Maya di Cancun (Meksiko), dan pembicara dalam The Role of Microsaving on Sustainable Microfinancing di Global Microcredit Summit di Valladolid (Spanyol).

Djarot KusumayaktiDirektur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Menjabat sebagai Direktur BRI sejak 5 September 2007. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1980 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Bisnis Umum, Kepala Divisi Consumer Banking, Pemimpin Wilayah Bandung, dan Pemimpin Wilayah Denpasar.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Hasanuddin, Makassar (1979) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2003). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti From State Owned Enterprise to World Class Competitors Creatif Innovative and State Owned Firms (Filipina); Card and Payment - European Financial Management Marketing EFMA (Paris); Restrukturisasi & Peningkatan Kinerja BUMN (Jakarta); Strategic Leadership – Mastercard International (Bangkok); World Congress on IT Information (Australia); Asset and Liability Management, Credit Risk Management & International Banking (Brussel); dan SESPIBANK (Jakarta).

Asmawi SyamDirektur Bisnis Kelembagaan dan BUMn

Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Menjabat sebagai Direktur BRI sejak tahun 2007. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial seperti Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan, Wakil Pemimpin Wilayah Jakarta, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar di Indonesia.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta (1982) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2001). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti Customer Relationship Management (Paris); Seminar the Branch of the Future (Barcelona); Seminar The 5th Annual Asia Pacific Mobile Payments (Bangkok); SESPIBANK (Jakarta); Pendidikan Pengembangan Eksekutif Manajemen (Jakarta); Seminar Marketing (Sydney); Seminar Delivery Channel Strategy The Branch & Beyond (Kuala Lumpur); dan Seminar Branch of the Future Revamping the Branch for the Technology Driven World (London).

Suprajarto Direktur Jaringan dan Layanan

Page 40: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

37LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 37

Warga Negara Indonesia, 50 tahun. Menjadi Direktur BRI sejak 28 April 2011. Telah menduduki jabatan manajerial di BRI seperti Kepala Divisi MSDM, Pemimpin Wilayah BRI Palembang, Kepala Divisi Administrasi Kredit, dan Kepala Divisi Kepatuhan & Manajemen Risiko.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (1984) dan gelar MBA dari St. Louis University, USA (1994). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Pro Active Operational Risk Management (Jakarta), Sespibank (Jakarta), Worldclass Leadership Mentoring Coaching (Jakarta), dan Credit Appraisal for Small Medium Individu (Tokyo).

randi AntoDirektur Kepatuhan

Warga Negara Indonesia, 59 tahun. Diangkat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 28 September 2011. Sebelumnya pernah menjabat Direktur Usaha Niaga Farmasi, Kantor Meneg. PBUMN & BKPM; Direktur Keuangan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero); Asisten Deputi membidangi Usaha Perbankan Kementerian BUMN; dan Komisaris PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Meraih gelar Sarjana Hukum Ekonomi / Bisnis dari Universitas Indonesia (1985) dan gelar Magister Management dari Ecole Superieure Lyon Prancis (1989). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan diantaranya Property Appraisal (Taiwan), Urban Finance and Taxation (Taiwan), Manajemen Keuangan oleh Institute International d’Administration Public (Paris), Strategic Planning (Jakarta), Lokakarya Privatisasi dan Corporate Governance BUMN (Jakarta), International Conference Bara Risk Forum 2010 (Bali), Executive Risk Management Refresher Program (Paris), Seminar Sharpening Leadership for Senior Executive (Jakarta), dan Global Islamic Finance Forum (Kuala Lumpur).

Gatot MardiwasistoDirektur

Page 41: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

38 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

DIREKSI BRI

Berdiri dari Kiri ke Kanan: randi Anto, Gatot Mardiwasisto, Suprajarto, Asmawi Syam, Achmad Baiquni, Djarot Kusumayakti

Page 42: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

39LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 39

Duduk dari Kiri ke Kanan: A. Toni Soetirto, Sulaiman Arif Arianto, Sofyan Basir, Sarwono Sudarto, Lenny Sugihat

Page 43: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

40 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Hermanto Siregar

Komisaris

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN

Laporan Tahunan berikut Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Dewan Komisaris

dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini:

Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen

Bunasor Sanim

Adhyaksa Dault

Komisaris Independen

Agus Suprijanto

Komisaris

Heru Lelono

Komisaris

Aviliani

Komisaris Independen

Yang bertandatangan

LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 44: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

41LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 41LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Sofyan Basir

Direktur Utama

Laporan Tahunan berikut Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Direksi

dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini:

Sarwono Sudarto

Direktur Operasional

Achmad Baiquni

Direktur Keuangan

Lenny Sugihat

Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Suprajarto

Direktur Jaringan danLayanan

A.Toni Soetirto

Direktur Bisnis Konsumer

Sulaiman Arif Arianto

Direktur Bisnis Komersial

Asmawi Syam

Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN

Randi Anto

Direktur Kepatuhan

Djarot Kusumayakti

Direktur Bisnis UsahaMikro, Kecil dan Menengah

Yang bertandatangan

LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 45: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

Profil Perusahaan

Page 46: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

43 43LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Hingga akhir tahun 2011, sekitar 72% nasabah BRI merupakan nasabah mikro yang semakin terlayani oleh jaringan e-channel BRI dan 7.975 unit kerja BRI yang telah terhubung secara real-time online.BRI terus melakukan pengembangan jaringan e-channel secara pesat. Hal ini bertujuan untuk membuka akses pelayanan BRI yang seluas-luasnya, serta meningkatkan fee based income dari penggunaan e-channel oleh nasabah mikro BRI yang berjumlah besar dan kian berkembang.

2010 2011 2010 2011

13.631

Teras BRI

617

31.590 1.304EDC

Page 47: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

44 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

INFORMASI UMUM PERUSAHAAN

Nama Perusahaan: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Pendirian Perusahaan: 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968

Alamat Perusahaan: Gedung BRI I Jl. Jend Sudirman Kav. 44 – 46 Jakarta 10210

No. Telp. Perusahaan: (62-21) 2510244, 2510254, 2510264, 2510269, 2510279

No. Fax Perusahaan: (62-21) 2500065, 2500077

Website: www.bri.co.id

Bidang Usaha: Perbankan

Komposisi Pemegang Saham: Negara Republik Indonesia (56,75%)Publik (43,25%)

Pencatatan Saham: Bursa Efek Indonesia 10 November 2003 dengan kode saham BBRI

Kontak:

Email: [email protected]

Call center: 14017 / (62-21) 57987400

Surat menyurat: Divisi Sekretariat Perusahaan Gedung BRI 1 Lt. 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta 10210

MOODY ‘S ( Januari 2012)

- Outlook Stable

- Bank Deposit Baa3/P-3

- Bank Financial Strength D+

- Baseline Credit Asessment (Ba1)

- Adjusted Baseline Credit Asessment (Ba1)

FITCH (Desember 2011)

- Long Term Foreign Currency IDR BBB-, Stable Outlook

- Short Term Foreign Currency IDR Long Term F3

- Support Rating Floor BBB-

- Support Rating 2

- Viability Rating bb+

- Individual Rating C/D

- National Long-Term Rating AAA (idn), Stable Outlook

- Rupiah Subordinated Debt AA (idn); RWN

PEFINDO (Maret 2011)

- National Rating id AAA, Stable Outlook

Rating BRI

Page 48: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

45LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 45

PRODUK DAN JASAPERBANKAN

PRODUK SIMPANANBritAma

SimpedesGiroBRI

DepoBRITabungan Haji

BRI Junio

PRODUK PINJAMANKredit Mikro

KupedesKredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro

Kredit Kecil/RitelKredit Modal Kerja

Kredit BrigunaKredit InvestasiKredit Express

Kredit KonstruksiKredit PPTKI

Kredit Pemilikan WaralabaKredit Resi Gudang

Kredit SPBUKredit BTS

Bank Garansi (BG)

Kredit KonsumerKredit Kepemilikan Rumah (KPR)

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)Kredit Multi Guna (KMG)

Kartu Kredit

Kredit ProgramKredit Usaha Rakyat (KUR) Ritel

Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KPPA)Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE)Kredit kepada Kelompok Usaha Kecil (KKUK)

Kredit Usaha Mikro dan Kecil Surat Utang Pemerintah (KUMK-SP)Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Realisasi Perkebunan (KPEN-RP)Kredit Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Kredit Menengah/Korporasi Kredit Modal Kerja (KMK)Kredit Modal Kerja Ekspor (KMK-E)Kredit Investasi (KI)Kredit Modal Kerja Impor (KMK-I)Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMK-K)Penangguhan Jaminan Impor (PJI)Standby L/C (SBLC)Bank Garansi (BG)Kredit InfrastrukturKredit Sindikasi

JASA PERBANKANBRI Priority BankingCash Management SystemSalary CreditingBRIZZI (Uang Isi Ulang)

Layanan TreasuryTransaksi Valuta Asing/Foreign ExchangeTransaksi SwapTransaksi ForwardJasa Wali AmanatJasa Agen Penjual EfekJasa KustodianDana Pensiun Lembaga Keuangan BRI (DPLK-BRI)

Layanan Internasional Transaksi Ekspor dan ImporRemittanceSurat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

Page 49: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

46 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

STRUKTUR ORGANISASI

PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BRIUnit

TerasBRI

Unit KerjaLuar Negeri

PerusahaanAnak

DivisiDana & Jasa

Widodo Januarso

DivisiKartu Kredit

Mohamad Helmi

Divisi Kredit KonsumerJoice Farida

Rosandi

Divisi Marketing Communication

A. FirmanTaufick

KantorWilayah

KantorCabang

KantorKas

Divisi HubunganLembaga

I. Komang Sudiarsa

Divisi Bisnis BUMN

Dwi Agus Pramudya

Desk Cash Management

Wisnu H.

Divisi JaringanKerja Bisnis Ritel

R. Sophia Alizsa

Divisi JaringanKerja Bisnis Mikro

Johanes Saragih

DivisiLayanan

Luki Presisa BudiUtami

Divisi BisnisInternasionalIsnen Sutopo

Divisi Akuntansi & Manajemen Keuangan

Irwan Rinaldi

DivisiTreasury

Budi Purwanto

Divisi Bisnis Umum

Zainuddin Mappa

Divisi AgribisnisKuswiyoto

Direktur Bisnis UMKM

Djarot Kusumayakti

Divisi Bisnis MikroWindiartono

Divisi BisnisRitel & Menengah

Denny Arsamanggala

Divisi BisnisProgram

Teten Djaka T.

Kantor Cabang Pembantu

Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN

Asmawi Syam

Direktur Jaringan & Layanan

Suprajarto

Direktur KeuanganAchmad Baiquni

Direktur Bisnis Konsumer

A.Toni Soetirto

Direktur Bisnis Komersial

Sulaiman A.Arianto

Page 50: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

47 47LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

DEWAN KOMISARIS

RUPS

DIREKSI

Komite Komisaris: Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen RisikoKomite Direksi: Komite Manajemen Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, ALCO, Komite Kebijakan SDM, Komite TI

Garis Supervisi / pembinaan

Garis Koordinasi

Divisi Analisis Risiko Kredit

Susy Liestiowaty

Direktur PengendalianRisiko KreditLenny Sugihat

Divisi Sentra Operasi

Triyana

Divisi Manajemen Aktiva Tetap &

LogistikSlamet Riyadi

KANTORPUSAT

Divisi Restrukturisasi & Penyelesaian Kredit MacetMardiwibawa

Divisi Teknologi Sistem Informasi

Zulhelfi Abidin

Divisi AdministrasiKredit

Endra SasmitoSoengkowo

Divisi Kepatuhan

M. Jarot Eko W.

Divisi Manajemen Risiko

Rico RizalBudidarmo

Divisi Perencanaan Strategis &

Pengembangan BisnisHexana Tri Sasongko

DivisiHukum

Hadi Susanto

Divisi Manajemen Sumber Daya

ManusiaGanefi **

Divisi Sekretariat PerusahaanMuhamad Ali

Audit Intern

Ali Mudin

Divisi Pendidikan &PelatihanNugroho

Kantor CabangKhusus

KantorInspeksi

Direktur KepatuhanRandi Anto

Direktur OperasionalSarwono Sudarto

Direktur Gatot Mardiwasisto*

Direktur UtamaSofyan Basir

* Per tanggal 27 Januari 2012 telah efektif menjadi Direktur BRI setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit & proper test)

** Pejabat Sementara

Page 51: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

48 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

PEJABAT SENIOR

Inspektur

Hidzuldin ElfaniInspektur Kantor Pusat

Hartono SukimanInspektur Jakarta 1

Umi HaryatiInspektur Semarang

SuindiyoInspektur Denpasar

Khairi SetiawanInspektur Pekanbaru

Retno SurdiniInspektur Jakarta 3

MudjiharnoInspektur Surabaya

Yan BudiatmokoInspektur Makassar

Wisto PrihadiInspektur Medan

SulistiantoInspektur Jakarta 2

Eka SriyantiniInspektur Yogyakarta

Budi SatriaInspektur Banjarmasin

Rusli WitjahjonoInspektur Palembang

Ircham Sjafindra RInspektur Bandung

Kuwat WaluyoInspektur Malang

SutardjoInspektur Manado

Page 52: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

49 49LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pemimpin Wilayah

* Pejabat Sementara

Abing RabaniPemimpin

Wilayah Banda Aceh

PardimanPemimpin

Wilayah Palembang

Moch. Hadi SantosoPemimpin

Wilayah Bandung

Achmad Chairul GaniePemimpin

Wilayah Malang

Tri WintartoPemimpin

Wilayah Manado

Achmad ChumaidiPemimpin

Wilayah Padang

Albert RadjagukgukPemimpin

Wilayah Jakarta 2

Eko Wahyu AndriastonoPemimpin Wilayah

Yogyakarta

Zainuddin LatifPemimpin

Wilayah Banjarmasin

Donsuwan SimatupangPemimpin

Wilayah Medan

Mohammad IrfanPemimpin

Wilayah Jakarta 1

Agus Katon ESPemimpin

Wilayah Semarang

IriantoPemimpin

Wilayah Denpasar

Agoes RoediyantoPemimpin

Wilayah Jayapura

I Made Suprateka YPemimpin

Wilayah Pekanbaru

Siswanto*Pemimpin

Wilayah Jakarta 3

Heru SukantoPemimpin

Wilayah Surabaya

Adhy KusnandarPemimpin

Wilayah Makassar

Page 53: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

50 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

JARINGAN KERJA

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Palembang

Jakarta 1, 2 & 3

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Malang

Denpasar

Banjarmasin

Page 54: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

51 51LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Unit Kerja 4.968 5.070 5.457 6.480 7.989

Kantor Pusat 1 1 1 1 1

Kantor Wilayah 14 14 17 18 18

Kantor Inspeksi 12 12 14 14 14

Kantor Cabang* 344 376 406 413 431

Kantor Cabang Pembantu 230 337 434 470 502

Kantor Kas 24 179 728 822 870

BRI Unit 4.300 4.417 4.538 4.649 4.849

Pos Pelayanan Desa 100 76 68 0 0

Teras BRI 0 0 217 617 1.304

* Termasuk 1 Kantor Cabang Khusus dan 3 Kantor Luar Negeri

Makassar

Manado

Jayapura

Page 55: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

52 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

FOTO JARINGAN KERJA

Gedung Kantor Wilayah,

satu dari 18 Kantor Wilayah

yang berada di ibu kota propinsi

Indonesia

Gedung Kantor Cabang,

satu dari 431 Kantor Cabang yang berada di kota-kota besar

Indonesia. Kantor Cabang didukung oleh 502 Kantor Cabang

Pembantu dan 870 Kantor Kas

Kantor Cabang Pembantu

di Grand Indonesia, salah satu pusat

perbelanjaan besar di Jakarta.

Sentra Layanan Prioritas di Jakarta, satu dari 13 Sentra Layanan Prioritas dan 42 Priority Lounge yang tersebar

di seluruh Indonesia

Page 56: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

53 53LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BRI Unit di Denpasar, Bali,

salah satu dari 4.849 BRI Unit yang tersebar

di kota-kota besar dan kecil sampai di desa

seluruh pelosok Indonesia.

Customer Service

didalam Teras Keliling

Salah satu ATM Center yang terletak

di Kantor Pusat BRI mengoperasikan

7.292 unit ATM

Teras BRI di Mandalika, salah satu dari 1.304 outlet yang

melayani nasabah di pasar-pasar di seluruh Indonesia.

Page 57: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

54 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

SUMBER DAyA MANUSIA

Status 2009 2010 2011

Pekerja Tetap 33.935 33.296 33.357

Masa Persiapan Pensiun 1.145 996 944

Pekerja Kontrak 1.452 2.441 4.780

Trainee 466 911 963

Jumlah Pekerja BRI* 36.998 37.644 40.044

Jabatan 2009 2010 2011

Executive Vice President 56 70 67

Vice President 93 101 103

Assistant Vice President 338 382 380

Senior Manager 598 575 584

Manager 517 554 582

Assistant Manager 3.229 3.318 2.925

Officer 9.916 10.510 10.662

Assistant 22.251 22.134 24.741

Jumlah Pekerja BRI* 36.998 37.644 40.044

Pendidikan 2009 2010 2011

Strata 3 5 2 5

Strata 2 943 1.107 1.034

Strata 1 22.458 23.691 26.780

Diploma 3.867 4.053 4.847

SLTA 9.681 8.749 7.334

SLTP 44 42 44

Jumlah Pekerja BRI* 36.998 37.644 40.044

* Tidak termasuk pekerja outsourcing sejumlah 28.154 orang tahun 2009, 38.068 orang tahun 2010 dan 45.486 orang tahun 2011

Page 58: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

55 55LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Di tengah perlambatan perekonomian dunia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap mampu mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2011. Pada penghujung tahun 2011, IHSG ditutup pada level 3.821,99 meningkat 3,2% dibanding posisi IHSG akhir tahun 2010 di posisi 3.703,51. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp3.537,29 triliun, meningkat 9% dibanding tahun 2010, yaitu Rp3.243,77 triliun.

Harga saham BRI sendiri mampu memberikan hasil kinerja yang jauh diatas kinerja pasar. Pada penutupan perdagangan bursa tahun 2011, harga saham BRI mampu mencapai harga Rp 6.750 atau meningkat 29% dibanding harga saham BRI di akhir tahun 2010.

Guna memperluas basis pemegang saham BRI sekaligus memberikan sinyal positif bahwa BRI akan terus tumbuh, sesuai amanah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tahun 2010, BRI telah melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dari Rp500,- per saham menjadi Rp250,- per saham atau dengan perbandingan 1:2 pada tanggal 11 Januari 2011.

Selama tahun 2011, harga saham BRI mencapai level tertinggi di harga Rp7.250 pada tanggal 2 Agustus 2011 dan menyentuh level terendahnya di harga Rp4.550 pada tanggal 10 Februari 2011. Kapitalisasi saham BRI pada akhir penutupan perdagangan tahun 2011 tercatat sebesar Rp164,85 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 27% dibandingkan posisi akhir tahun 2010 yaitu sebesar Rp129,57 triliun.

Pembayaran Dividen Hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI Tahun 2011 menyetujui pembayaran dividen final tahun buku 2010 sebesar 20% atau Rp2.294.476.900.203,00 dari laba bersih Perseroan. Rasio pembayaran dividen ini turun 10% apabila dibandingkan dengan rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2009 yang ditetapkan oleh RUPST 2010 sebesar 30%.

INFORMASI PEMEGANG SAHAM

* Dividen per lembar saham merupakan data dividen setelah dilakukan stock split dengan rasio 1 : 2** Dari laba bersih semester II (1 Juli 2003 - 31 Desember 2003) sebesar Rp1,32 triliun, laba semester I dikapitalisasi menjadi modal.*** Pada tanggal 30 Desember 2010, BRI telah membayarkan dividen interim tahun buku 2010 sebesar Rp566.527.305.330,00 atau

Rp45,93 perlembar saham (sebelum stock split)

Tahun DividenLaba Bersih (Rp Miliar)

Dividen(Rp Miliar)

Dividen per Lembar Saham (Rp)*

Rasio Pembayaran Dividen (%)

Tanggal Pembayaran

2003** 2.579 990 42,10 75,01 23 Juli 2004

2004 3.633 1.816 76,47 50,00 5 Juli 2005

2005 3.808 1.904 78,09 50,00 10 Juli 2006

2006 4.257 2.129 86,52 50,00 2 Juli 2007

2007 4.838 2.419 98,17 50,00 7 Juli 2008

2008 5.958 2.085 84,41 35,00 3 Juli 2009

2009 7.308 2.192 88,91 30,00 1 Juli 2010

2010*** 11.472 2.294 93,01 20,00 15 Juni 2011

Page 59: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

56 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

RUPST BRI Tahun 2011BRI telah mengadakan RUPST tahun 2011 pada tanggal 28 April 2011 dan telah memutuskan hal-hal sebagai berikut:

Agenda Kesatu Menyetujui Laporan Tahunan 2010 dan mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman, dan Surja sesuai Laporan No. RPC-754/PSS/2011 tanggal 29 Maret 2011, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan 2010.

Agenda KeduaMengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2010 termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Herman Dody Tanumihardja & Rekan sesuai dengan Laporan No. 14/GA/HDT-DT/PKBL-BRI/III/2011 tanggal 30 Maret 2011 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tahun buku 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut.

Agenda Ketiga1. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan

tahun buku 2010 sebagai berikut:a. Sebesar 20% atau Rp2.294.476.900.203,00

ditetapkan sebagai dividen final tahun buku 2010. Sebagian dari dividen tersebut, sebesar Rp566.527.305.330,00 telah dibayarkan pada tanggal 30 Desember 2010 sebagai dividen interim berdasarkan Keputusan Rapat Direksi tanggal 29 November 2010 yang telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 22 Desember 2010,

sisanya sebesar Rp1.727.949.594.873,00 atau Rp70,04 per saham akan dibagikan sebagai dividen tunai dan akan dibayarkan pada tanggal 15 Juni 2011 kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2011.

b. Sebesar 2,5% atau Rp286.809.612.525,00 untuk Cadangan Tujuan guna mendukung investasi.

2. Memberi wewenang kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya laba bersih tahun buku 2010 untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007, maksimal dana yang disisihkan untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan adalah 4% atau Rp458.895.380.040,00, sehingga sisa laba bersih tahun buku 2010 setelah digunakan untuk dividen final tahun buku 2010, Cadangan Tujuan, serta Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan akan menambah laba ditahan Perseroan minimal 73,5% dari total laba bersih tahun buku 2010 atau Rp8.432.202.608.245,40.

3. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2010 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Agenda KeempatMemberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2010 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2011.

Agenda Kelima1. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada

Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 60: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

57 57LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

2. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Perseroan tahun buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Agenda Keenam1. Menyetujui pembelian seluruh saham BRIngin

Remittance Co. Ltd. dari PT. AJ. BRIngin Jiwa Sejahtera dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Memberikan kuasa dan wewenang dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembelian saham dimaksud dan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Agenda Ketujuh1. Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota

Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan yang berakhir masa jabatannya terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dan menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdiannya.

2. Mengangkat: Bapak Bunasor Sanim sebagai Komisaris Utama/

Komisaris Independen Bapak Hermanto Siregar sebagai Komisaris Bapak Sarwono Sudarto sebagai Direktur Bapak Sulaiman Arif Arianto sebagai Direktur Ibu Lenny Sugihat sebagai Direktur Bapak A. Toni Soetirto sebagai Direktur Bapak Randi Anto sebagai Direktur

Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat, kecuali pengangkatan Bapak Hermanto Siregar dan Bapak Randi Anto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit & proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya.

3. Menetapkan Bapak Soedarjono sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen.

4. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah:

Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ : Bunasor Sanim Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama/ : Soedarjono Komisaris Independen Komisaris : Agus Suprijanto Komisaris : Heru Lelono Komisaris : Hermanto Siregar Komisaris Independen : Aviliani Komisaris Independen : Adhyaksa Dault

Direksi Direktur Utama : Sofyan Basir Direktur : Sarwono Sudarto Direktur : Sulaiman Arif Arianto Direktur : Achmad Baiquni Direktur : Lenny Sugihat Direktur : A. Toni Soetirto Direktur : Asmawi Syam Direktur : Suprajarto Direktur : Djarot Kusumayakti Direktur : Randi Anto

5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

RUPS Luar Biasa BRI Tahun 2011Pada tanggal 28 September 2011, BRI telah melaksanakan RUPS Luar Biasa Tahun 2011 dan telah memutuskan hal-hal sebagai berikut:1. Menyetujui menerima pengunduran diri Tuan

Soedarjono dari jabatannya sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen berlaku efektif terhitung sejak ditutupnya Rapat dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama menjalankan jabatannya.

Page 61: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

58 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Dengan catatan pembebasan tanggung jawab untuk periode dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal Rapat akan diberikan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2011 yang diselenggarakan pada tahun 2012.

2. Mengangkat Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan

Pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima) sejak pengangkatannya.

Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris terhitung sejak ditutupnya Rapat adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ : Bunasor Sanim Komisaris Independen Komisaris : Agus Suprijanto Komisaris : Heru Lelono Komisaris : Hermanto Siregar Komisaris Independen : Aviliani Komisaris Independen : Adhyaksa Dault

Susunan Direksi terhitung sejak pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) adalah sebagai berikut:

Direksi: Direktur Utama : Sofyan Basir Direktur : Sarwono Sudarto Direktur : Achmad Baiquni Direktur : Sulaiman Arif Arianto Direktur : A. Toni Soetirto Direktur : Lenny Sugihat Direktur : Asmawi Syam Direktur : Suprajarto Direktur : Djarot Kusumayakti Direktur : Randi Anto Direktur : Gatot Mardiwasisto

3. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

Penerbitan Obligasi Subordinasi (Rupiah)Pada bulan Desember 2009 BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi II dalam denominasi Rupiah dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga 10,95% yang tercatat di bursa pada tanggal 22 Desember 2009. Fitch memberikan rating AA (Double A; Stable Outlook) terhadap Obligasi Subordinasi ini, dimana BRI berhasil menghimpun dana sebesar Rp2 Triliun dalam penerbitan Obligasi tersebut.

Penerimaan hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi terkait, seluruhnya akan digunakan perusahaan sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan BI, yang dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Page 62: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

59 59LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Jenis ObligasiObligasi Subordinasi Rupiah II dengan

tingkat bunga tetap

Tingkat Bunga 10,95%

Jangka waktu 5 Tahun

Jatuh Tempo 22 Desember 2014

Peringkat Obligasi (oleh Fitch Ratings Indonesia) AA (idn) RWN

Nilai Emisi Rp2 triliun

Pembayaran Kupon Tiga Bulanan

Pencatatan Bursa Efek Indonesia

Kronologis Pencatatan SahamBRI telah menerbitkan dua jenis saham yaitu Saham Seri A Dwiwarna dan Saham Seri B. Saham Seri A Dwiwarna diterbitkan dan dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tidak dapat dipindahtangankan kepada siapapun.

Pemegang Saham Seri A Dwiwarna memiliki hak istimewa sebagai berikut:1. Mencalonkan anggota Direksi dan atau anggota

Dewan Komisaris Perseroan.2. Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian

anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris.

3. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar, termasuk perubahan modal.

4. Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan perusahaan Perseroan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran Perseroan, dan atau

5. Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

Sesuai Pernyataan Pendaftaran efektif yang dikeluarkan oleh Bapepam (Surat Ketua Bapepam No. S-2646/PM/2003) tanggal 31 Oktober 2003 BRI melakukan Penawaran Umum Saham Perdana sejumlah 2.047.060.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B yang merupakan saham divestasi Negara Republik Indonesia dan sejumlah 1.764.705.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B baru yang dikeluarkan dari portepel, dengan nilai nominal Rp500,00. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan pada tanggal 10 November 2003, dan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta.

Selanjutnya opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.761.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) masing-masing dengan harga Rp875,00 per lembar saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003.

MANAGEMENT STOCK OPTION PLAN

Sesuai keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2003 perusahaan menyelenggarakan Program Opsi Pembelian Saham bagi Manajemen (Management Stock Option Plan/MSOP). Jumlah saham yang diterbitkan dalam MSOP BRI adalah sebanyak 588.235.250 lembar.

MSOP dilaksanakan dalam tiga tahap yakni MSOP Tahap I, MSOP Tahap II dan MSOP Tahap III. Pelaksanaan MSOP Tahap I dan II mengacu pada peraturan Bapepam-LK terdahulu sedangkan pelaksanaan MSOP Tahap III sudah mengacu pada Peraturan Bapepam-LK No. IX.D.4 dan Peraturan BEI No.1-A Lamp. Keputusan Direksi BEJ No. Kep.305/BEJ/07-2004 tentang Pencatatan Efek. Masing-masing tahapan MSOP memiliki vesting period selama satu tahun. Saham MSOP yang telah di-exercise sampai dengan berakhirnya seluruh tahapan MSOP adalah sebesar 569.876.000 lembar.Masa exercise MSOP Tahap I dan II telah berakhir masing-masing pada tanggal 9 November 2008 dan 9 November 2009, dan sampai dengan akhir masa exercise, terdapat 4,3 juta lembar MSOP Tahap I dan 6,1 juta lembar MSOP Tahap II yang tidak di-exercise.

Selama tahun 2011, BRI tidak menerbitkan obligasi maupun efek bersifat hutang lainnya.

Page 63: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

60 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Program MSOP Tahap III yang dimulai pada tanggal 10 November 2005, telah berakhir pelaksanaannya pada tanggal 9 November 2010. Opsi yang dialokasikan dalam MSOP Tahap III tersebut berjumlah 117.647.050 lembar, dimana sampai dengan akhir periode pelaksanaannya, opsi yang di-exercise berjumlah 108.830.000 lembar. Exercise opsi tersebut menyebabkan tambahan equity perusahaan sebesar Rp633.164.224.500,-.

Berakhirnya periode pelaksanaan MSOP Tahap III tersebut mengakhiri rangkaian program MSOP BRI Tahap I-Tahap III yang dimulai bersamaan dengan IPO BRI tanggal 10 November 2003. Keseluruhan opsi yang dialokasikan dalam MSOP Tahap I-Tahap III berjumlah 588.235.250 lembar, dimana sampai dengan akhir periode pelaksanaannya, opsi yang di-exercise berjumlah 569.876.000 lembar. Eksekusi opsi tersebut menyebabkan tambahan equity perusahaan sebesar Rp1.366.089.110.750,00.

(Rp juta)

Tahap I Tahap II Tahap III Jumlah

Modal Disetor 115.500 115.024 54.415 284.938

Agio 106.837 287.559 474.490 868.886

Modal Lain-Lain (lembar saham x option value)

27.117 80.889 10.259 212.265

JUMLAH 249.454 483.471 633.164 1.366.089

Tahapan MSOP

Jumlah Saham MSOP (Lembar)

KomposisiTanggal Dimulainya MSOP

Tanggal Berakhirnya Tahapan MSOP

Harga Pelaksanaan per lembar saham

Saham di exercised (lembar)

Tahap I 235.294.100 40% 10 Nov 2003 9 Nov 2008 Rp962,50 230.999.000

Tahap II 235.294.100 40% 10 Nov 2004 9 Nov 2009 Rp1.750,00 230.047.000

Tahap III 117.647.050 20% 10 Nov 2005 9 Nov 2010 Sesuai aturan Bapepam-LK & BEI

108.830.000

Jumlah 588.235.250 569.876.000

Page 64: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

61 61LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Komposisi Pemegang SahamJumlah Pemegang Saham BRI sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sebanyak 12.005 pemegang saham atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2010 yaitu sebanyak 11.697. Negara Republik Indonesia tetap merupakan pemegang saham mayoritas BRI dengan kepemilikan saham sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing tidak lebih dari 5%.

KategoriJumlah Pemegang

SahamJumlah Saham Komposisi

Pemegang Saham 2010 2011 2010 2011* 2010 2011

Negara RI 1 1 7.000.000.000 14.000.000.000 56,75% 56,75%

Publik 11.696 12.004 5.334.581.000 10.669.162.000 43,25% 43,25%

Pemodal Nasional 10.544 10.390 794.306.225 1.714.454.105 6,44% 6,95%

Perorangan 6.527 6.566 103.806.300 154.926.542 0,84% 0,63%

Karyawan 3.616 3.415 56.784.500 103.246.500 0,46% 0,42%

Pemerintah Daerah

1 1 159.000 318.000 0,00% 0,00%

Institusi 400 408 633.556.425 1.455.963.063 5,14% 5,90%

Pemodal Asing 1.152 1.614 4.540.274.775 8.954.707.895 36,81% 36,30%

Perorangan 24 38 240.000 564.500 0,00% 0,00%

Badan Usaha Asing

1.128 1.576 4.540.034.775 8.954.143.395 36,81% 36,30%

Total 11.697 12.005 12.334.581.000 24.669.162.000 100,00% 100,00%

Komposisi Pemegang Saham BRI

* Stock split telah dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2012 dengan rasio 1 : 2

Page 65: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

62 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

AnAk PerusAhAAn

Nama Perusahaan Jenis UsahaTanggal

Penyertaan BRI

Persentase Kepemilikan

BRI (%)

Mulai Beroperasi

Alamat

PT Bank BRISyariahBank Umum Syariah

19 Desember 2007 99,99% 16 Oktober 2008Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta

PT Bank Agroniaga Tbk. Bank Umum Swasta Nasional

3 Maret 2011 79,78% 8 Februari 1990Plaza GRIJl. HR. Rasuna Said Blok X2 No.1, Jakarta

BRIngin Remittance Co. Ltd.

Perusahaan Remittance

16 Desember 2011 100% 7 April 2005

Room 1115, 11/F, Lippo Center, Tower II, 89 Queensway, Admiralty, Hong Kong

Page 66: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

63 63LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

AkuntAn Publik dAn lembAgA PenunjAng PAsAr modAl

AKUNTAN PUBlIKPurwantono, Suherman, & Surja

(Ernst & Young)Indonesian Stock Exchange Building

Tower 2, Lantai 7Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53

Jakarta 12190Telp. (62-21) 5289 5000Fax. (62-21) 5289 4100

BIRo AdMINISTRASI EfEKPT datindo Entrycom

Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35Jakarta 10220

Telp. (62-21) 570 9009

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Indonesia Stock Exchange BuildingTower I, Lantai 5

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190

Telp. (62-21) 5299 1003Fax. (62-21) 5299 1129

lEMBAgA PEMERINgKAT EfEKPT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)Panin Tower Senayan City Lantai 17Jl. Asia Afrika Kav. 19Jakarta

PT fitch Rating IndonesiaPrudential Tower Lantai 20Jl. Jend Sudirman Kav. 79Jakarta 12190Telp. (62-21) 5795 7755Fax. (62-21) 5795 7750

Moody’s Singapore Pte. ltd.50th Raffles Place #23-06Singapore Land TowerSingapore 048623

Standard & Poors30 Cecil Street#17-01/08 Prudential TowerSingapore 049712Telp. (65) 6438 2881Fax. (65) 6438 2321

Page 67: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

64 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

PeristiWA Penting

Penandatanganan Akta AkuisisiSaham Bank Agroniaga Tbk

antara BRI dengan Dapenbun(Jakarta, 3 Maret 2012)

Paparan Kinerja BRI Tahun 2010

(Jakarta, 31 Maret 2011)

Penandatanganan PerjanjianKerjasama Host to Host Corporate Payment antara BRI dengan Telkom

(Jakarta, 6 Januari 2011)

Penyerahan Penghargaan BRI sebagai The Most Valuable Banking Brand Indonesia 2011 oleh Brand Finance

(Jakarta, 9 Mei 2011)

Program Beasiswa Nusantara Cerdas Bank BRI - Kemdiknas(Jakarta, 31 Mei 2012)

Silaturahim PB Forki dengan BRI (Jakarta, 14 Maret 2011)

Media Visit Direksi (Jakarta, 17 Februari 2011)

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI Tahun 2011 (Jakarta, 28 April 2011)

Penyerahan Pinjaman Kemitraankepada Masyarakat Korban

Bencana Merapi (Yogyakarta, 17 Februari 2011)

Page 68: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

65 65LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BRI Junio Cycle Fest 2011(Jakarta, 25 September 2011)

Penyerahan Bantuan Alat Kateterisasi Pelayanan Kardiovaskular bagi

Atlet Sea Games XXVI (Palembang, 11 November 2011)

Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu (Jakarta, 19 Agustus 2011)

Mudik Bersama BRI (Jakarta, 25 Agustus 2011)

Forum Strategis BRI Tahun 2011 (Jakarta, 19 Juni 2011)

Launching BRI Touch(Jakarta, 16 November 2011)

Public Expose BRI(Jakarta, 5 Oktober 2011)

MoU BRI & Kementerian Agama RI(Jakarta, 27 Oktober 2011)

Launching Brizzidi Bandara Soekarno Hatta

(Jakarta, 22 Desember 2011)

Page 69: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

66 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bank Nasional

Penggerak

Kewirausahaan Terbaik

Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

Best of The Best Awards 2011

Forbes Indonesia

Best Corporate governance

in Indonesia

World Finance

Indonesia Brand

Champion 2011

MarkPlus Inc.

Banking Efficiency Award

(Kategori BUMN)

Bisnis Indonesia

Best Performance Bank

(Kategori Bank Persero)

ABFI Banking Award 2011

Best disclosure & Transparency

IICD CG Conference and Award 2011

BUMN Kategori Industri

Keuangan yang Berpredikat

Sangat Bagus

atas Kinerja Keuangan 2011

Majalah Infobank

PenghArgAAn

Page 70: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

67 67LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

CSR Award 2011

Harian Seputar Indonesia

Most Valuable Brand

in Indonesia Product

Category Banks

SWA

Indonesian CSR Awards 2011

Kementerian Sosial RI

The Best Contact Center

Indonesia 2011

Indonesia Contact Center Association

CSR Best Practice for

Mdg’s in Conjunction

with Indonesia Millenium

development goals

Menteri Koordinator

Kesejahteraan Rakyat RI

Service Quality Award

2011-BRI Prioritas

CARRE

Investor Award Best listed

Companies 2011

(Emiten Terbaik Sektor Perbankan)

Majalah Investor

Top 500 Most Valuable

global Banking Brand

2011

Brand Finance

Page 71: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

Analisis dan Pembahasan Manajemen Perusahaan

68 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 72: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

Tahun 2011 merupakan tahun

konsolidasi bagi BRI demi peningkatan kapasitas menuju pertumbuhan yang

berkesinambungan

di masa mendatang.Melalui konsolidasi di tahun 2011, BRI berhasil meningkatkan kualitas kredit sebagaimana terlihat dari penurunan tingkat NPL secara signifikan. Keberhasilan ini berdampak positif terhadap pencapaian laba bersih tahun 2011, selain juga menjadi landasan yang lebih kokoh bagi pertumbuhan yang berkesinambungan di tahun-tahun mendatang.

Analisis dan Pembahasan Manajemen Perusahaan

TINGKAT NPL *

2,30%

2,78%

tahun 2011

tahun 2010

PR

AK

ATA

PR

OFIL P

ER

US

AH

AA

N

AN

AlIS

IS d

AN

PE

MB

AH

AS

AN

MA

NA

JEM

EN

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRATE

GIS

2012 LA

PO

RA

N K

EU

AN

GA

N

69LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

* Hanya angka Bank

Page 73: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

70 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Selama tahun 2011 Aset BRI tumbuh 14,59% mencapai Rp456,53 triliun pada akhir tahun 2011, meningkat dari Rp398,39 triliun tahun 2010. Market share aset mengalami penurunan di banding tahun sebelumnya, hal ini sejalan dengan konsolidasi yang dilakukan oleh BRI.

Posisi Aset perbankan Nasional juga mengalami peningkatan dari Rp3.008,85 triliun pada akhir Desember 2010 menjadi Rp3.652,83 triliun per Desember 2011 atau tumbuh 21,40%, seiring dengan kuatnya pertumbuhan PDB Indonesia.

Kredit BRI meningkat dari Rp246,96 triliun posisi akhir Desember 2010 menjadi Rp283,58 triliun posisi akhir Desember 2011 atau tumbuh 14,83%. Pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan kredit perbankan mengingat selama tahun 2011 BRI melakukan konsolidasi, khususnya di segmen Bisnis Menengah dan Bisnis Ritel, sehingga market share kredit tahun 2011 mengalami sedikit penurunan dari 13,99% di tahun 2010 menjadi 12,89% di tahun 2011.

Penyaluran kredit perbankan nasional mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tumbuh 24,59% selama setahun terakhir dari Rp1.765,85 triliun tahun 2010 menjadi Rp2.200,09 triliun tahun 2011. Hal ini sejalan dengan cukup tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2011 yang mencapai 6,5%.

Tinjauan Umum

BRI Perbankan Nasional

2007 2008 2009 2010 2011

BRI Perbankan Nasional % terhadap Perbankan Nasional

203,60

10,65%

246,03398,39314,75

456,53

10,25%

12,42%

1.986,50

2.310,562.534,11

3.008,8512,50%

3.652,8313,24%

2007 2008 2009 2010 2011

BRI Perbankan Nasional % terhadap Perbankan Nasional

113,85

12,32%

161,06 246,96205,52283,58

11,36%

14,29%

1.002,01

1.307,691.437,93

1.765,85

2.200,0913,99%

12,89%

Secara umum kinerja BRI selama tahun 2011 memuaskan, membaiknya kualitas kredit, meningkatnya efisiensi operasional dan komposisi kredit yang cukup ideal merupakan beberapa hal yang mendukung pencapaian kinerja di tengah konsolidasi yang tengah dilakukan. BRI berhasil mencapai kenaikan laba 31,47% dibanding tahun 2010, atau meningkat dari Rp11,47 triliun menjadi Rp15,08 triliun, semakin memantapkan posisi sebagai Bank dengan perolehan terbesar sejak tahun 2005.

Berikut disajikan Perbandingan kinerja BRI* dan Perbankan Nasional:

Aset

Kredit

(dalam triliun Rupiah)

(dalam triliun Rupiah)

* Hanya angka Bank

Page 74: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

71 71LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BRI Perbankan Nasional

Selama tahun 2011 penghimpunan Dana Pihak Ketiga BRI meningkat sebesar 13,27% atau sejalan dengan pertumbuhan kredit sehingga loan to deposit ratio relatif stabil. Simpanan meningkat dari Rp328,56 triliun pada akhir tahun 2010 menjadi Rp372,15 triliun pada akhir tahun 2011. Secara umum market share simpanan mengalami sedikit penurunan menjadi 13,36% dibanding 14,05% posisi tahun lalu.

Penghimpunan DPK perbankan mengalami pertumbuhan 19,07% year on year, meningkat dari Rp2.338,82 triliun per akhir Desember 2010 menjadi Rp2.784,910 per akhir Desember 2011.

LDR BRI mengalami sedikit kenaikan dari 75,17% pada tahun 2010 menjadi 76,20% pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan DPK yang juga diikuti dengan pertumbuhan kredit.

Tingkat LDR perbankan nasional mengalami kenaikan dari 75,21% pada tahun 2010 menjadi 78,77% pada tahun 2011.

Dengan model bisnis yang dimiliki, BRI mampu mempertahankan posisi NIM jauh di atas rata-rata perbankan nasional. NIM berada pada level 9,58% per akhir Desember 2011, turun dibanding 10,77% per akhir Desember 2010. Melambatnya pertumbuhan kredit karena konsolidasi yang tengah dilakukan menyebabkan NIM mengalami penurunan.

NIM perbankan mengalami sedikit peningkatan dari 5,73% pada akhir Desember 2010 menjadi 5,91%. LDR perbankan nasional yang meningkat memberikan kontribusi peningkatan NIM.

2007 2008 2009 2010 2011

BRI Perbankan Nasional % terhadap Perbankan Nasional

165,48

11,49%

201,50328,56

254,12372,15

10,95%

12,88%

1.510,83

1.753,29

1.973,04

2.338,82 13,36%

2.784,91

14,05%

2007 2008 2009 2010 2011

Perbankan Nasional BRI

10,86%10,18%

10,77%

9,14%9,58%

5,70% 5,66% 5,56% 5,73%5,91%

dPK

2007 2008 2009 2010 2011

Perbankan Nasional BRI

66,92%

74,58%

79,93%

68,80%

80,88%75,17%

76,20%

78,77%

72,88% 75,21%

ldR

NIM

(dalam triliun Rupiah)

Page 75: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

72 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BRI Perbankan Nasional

CAR BRI menunjukkan tren yang meningkat dan mencapai 14,96% pada akhir tahun 2011, meningkat dari 13,76% pada akhir tahun 2010. Penurunan dividend pay out ratio, dari 35% pada tahun 2009, 30% pada tahun 2010 hingga menjadi 20% pada tahun 2011 merupakan faktor penting yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan CAR.

Berbeda dengan CAR BRI yang menunjukkan tren meningkat, CAR perbankan nasional walaupun secara umum masih di atas CAR BRI namun mengalami tren penurunan. CAR turun dari 17,18% pada tahun 2010 menjadi 16,05% pada tahun 2011. Tingginya pertumbuhan kredit menjadi salah satu faktor yang menyebabkan turunnya CAR perbankan nasional.

BOPO BRI menunjukkan tren yang menurun sejak tiga tahun terakhir seiring dengan peningkatan efisiensi operasional yang berhasil dicapai dan membaiknya kualitas kredit. BOPO mencapai 66,69% pada akhir tahun 2011, turun dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 77,66% dan tahun 2010 yang tercatat sebesar 70,86%.

Sejak tahun 2009 hingga 2011 BOPO perbankan nasional relatif stabil, pada tahun 2011 BOPO tercatat sebesar 85,42%.

2007 2008 2009 2010 2011

Perbankan Nasional BRI

4,61% 4,18%

2,60%

3,73%

4,64%

4,93%

3,03%2,86%

2,33%2,78%

2007 2008 2009 2010 2011

Perbankan Nasional BRI

84,05%

88,59%86,63% 86,14% 85,42%

69,80%72,65%

77,66%

70,86%66,69%

2007 2008 2009 2010 2011

Perbankan Nasional BRI

17,42%

13,20%

17,18%

13,76%

16,05%

14,96%

16,76%

15,84%

13,18%

19,30%

Membaiknya komposisi kredit dimana komposisi kredit mikro yang memberikan yield tinggi semakin besar, meningkat kontribusi fee-based income dan meningkatnya leverage, menyebabkan ROA BRI mengalami tren peningkatan. ROA BRI meningkat menjadi 4,93% pada posisi Desember 2011 dari 4,64% pada posisi tahun sebelumnya jauh di atas ROA perbankan nasional.

ROA perbankan nasional juga mengalami peningkatan dari 2,86% pada tahun 2010 menjadi 3,03% pada tahun 2011.

CAR

BoPo

RoA

Page 76: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

73 73LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Selama tahun 2011, BRI berhasil membukukan kinerja keuangan yang memuaskan didukung oleh strategi pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan dan landasan keuangan yang kokoh. BRI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp15,09 triliun, meningkat 31,52% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp11,47 triliun. Dengan peningkatan profitabilitas tersebut, BRI mencatat tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Assets/ROA) sebesar 4,93% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity/ROE) sebesar 42,49%.

Tinjauan Keuangan

Pendapatan BungaTahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi BRI sebagai pondasi bagi pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkesinambungan di tahun-tahun selanjutnya. Pertumbuhan kredit di tahun 2011 tidak setinggi pertumbuhan kredit tahun sebelumnya. Rendahnya pertumbuhan kredit tersebut disebabkan sepanjang tahun 2011 manajemen BRI fokus pada pembenahan kualitas kredit dan selektif dalam menyalurkan kredit. Selama tahun 2011, total kredit BRI tumbuh sebesar 16,64%, naik sebesar 42,03 triliun, dari Rp252,49 triliun di tahun 2010 menjadi Rp294,52 triliun di tahun 2011, dengan NPL yang terjaga di level 2,32%. Membaiknya kualitas kredit disertai dengan komposisi portofolio kredit yang tetap didominasi oleh kredit mikro, menyebabkan pendapatan bunga selama tahun 2011 tetap tumbuh sebesar 7,96% dari Rp44,62 triliun di tahun 2010 menjadi Rp48,16 triliun di tahun 2011.

Walaupun demikian kontribusi pendapatan bunga pinjaman tetap memberikan kontribusi yang terbesar pada total pendapatan bunga BRI. Kontribusi pendapatan bunga pinjaman terhadap total pendapatan bunga di tahun 2011 tercatat sebesar 87,11%, hanya sedikit menurun dibandingkan posisi tahun 2010 yang tercatat sebesar 88,73% di tahun 2010.

lAPoRAN lABA / RUgI*

Rata-rata base lending rate pada tahun 2011 juga mempunyai dampak terhadap perolehan pendapatan bunga. Selama tahun 2011 rata-rata base lending rate pinjaman komersial menurun. Penurunan base lending rate ini merupakan dampak wajar ditengah perekonomian yang menunjukkan penurunan inflasi. Kebijakan ini seiring dengan penurunan BI rate dan sejalan dengan keinginan pemerintah dan Bank Indonesia agar perbankan menurunkan suku bunga pinjaman. Dalam jangka panjang, penurunan lending rate akan berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis.

Dalam tahun 2011, obligasi rekapitalisasi Pemerintah jatuh tempo sebesar Rp4,63 triliun. Sebagai konsekuensinya, pendapatan bunga dari obligasi Pemerintah mengalami penurunan, dari Rp1,51 triliun di tahun 2010 menjadi Rp1,11 triliun di tahun 2011. Hasil dari Obligasi Pemerintah yang jatuh tempo tersebut sebagian besar diganti dengan pembelian obligasi namun dengan discount rate yang lebih rendah sesuai dengan kondisi market. Penurunan tersebut menyebabkan turunnya porsi pendapatan bunga dari obligasi pemerintah terhadap total pendapatan bungan dari 3,38% pada tahun 2010 menjadi 2,31% pada tahun 2011.

2007 2008 2009 2010 2011

Pendapatan Bunga 23,24 29,00 35,33 44,62 48,16

Beban Bunga (6,54) (8,45) (12,28) (11,73) (13,74)

Pendapatan Bunga Bersih 16,70 19,65 23,05 32,89 34,43

Pendapatan Operasional Lainnya 1,82 2,54 3,27 5,54 5,78

Beban Operasional Lainnya (9,02) (11,00) (11,96) (16,11) (17,09)

Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif

(1,94) (2,84) (5,80) (7,92) (5,53)

Pendapatan/ Beban Non Operasional 0,22 0,48 1,33 0,51 1,17

Laba Sebelum Pajak dan Minority Interest 7,78 8,82 9,89 14,91 18,76

Laba Bersih 4,84 5,96 7,31 11,47 15,09

(dalam triliun Rupiah)

* Angka Konsolidasi

Page 77: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

74 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pendapatan bunga dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp5,09 triliun, mengalami peningkatan 44,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,52 triliun.

Kontribusi pendapatan bunga yang berasal dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah pada tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dari 7,89% menjadi sebesar 10,58% dari total pendapatan bunga.

Beban BungaSecara nominal terjadi peningkatan beban bunga sebesar 17,15% dari Rp11,73 triliun di tahun 2010 menjadi Rp13,74 triliun pada tahun 2011 sebagai konsekuensi dari pertumbuhan dana pihak ketiga terutama deposito dan tabungan. Namun demikian secara persentase, struktur biaya dana tahun 2011 lebih baik bila dibandingkan dengan tahun lalu yang

tercermin pada data cost of fund BRI sebesar 4,70% menurun dibandingkan dengan cost of fund tahun 2010 yang sebesar 4,90%. Penurunan cost of fund dimaksud dikarenakan adanya perubahan komposisi dana murah yang lebih besar dibandingkan dana mahal serta adanya penurunan suku bunga simpanan sejalan dengan penurunan BI rate.

komposisi Pendapatan bunga

2010 2011

Pendapatan Bunga Kredit Pendapatan Bunga Obligasi Pemerintah Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya

3,38%7,89%

88,73% 87,11%

10,58%2,31%

2007 2008 2009 2010 2011

Pendapatan bunga (dalam miliar Rupiah)

Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya

Pendapatan Bunga Obligasi Pemerintah

Pendapatan Bunga Kredit Total Pendapatan Bunga

41.956

39.587

29.292

22.343

17.957

1.114

1.506

1.806

1.930

2.020

5.094

3.552

4.237

3.823

3.264

48.164

44.615

35.334

28.097

23.241

Page 78: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

75 75LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pendapatan Bunga BersihPer 31 Desember 2011, pendapatan bunga bersih BRI tercatat sebesar Rp34,43 triliun, meningkat 4,68% dari Rp32,89 triliun pada tahun 2010. Peningkatan ini antara lain disumbang oleh

peningkatan outstanding dan membaiknya kualitas kredit. Net Interest Margin (NIM) berada pada level 9,58% mengalami penurunan dari posisi tahun 2010 yang sebesar 10,77% yang antara lain dipicu oleh penurunan tingkat suku bunga.

komposisi beban bunga

Tabungan GiroDeposito Lainnya

201014,70%9,47%

54,72%

201113,87%10,10%

55,01%

21,02%

21,10%

Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/nii)(dalam triliun Rupiah)

Total Pendapatan Bunga Total Beban Bunga

NII NIM

2007 2008 2009 2010 2011

10,86%10,18%

9,14%

12,29

8,45

28,10

19,65

16.70

6,54

23,24

10,77%

28,0732,90

13,7411,73

48,169,58%

44,62

35,33

23,05

Page 79: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

76 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Fee Based Income Keuntungan Marked to MarketPenerimaan Kembali Aset yang Telah Dihapusbukukan Keuntungan Selisih Kurs - Bersih Lain-lain

Pendapatan operasional lainnya(dalam miliar Rupiah)

Pada tahun 2011, pendapatan operasional lainnya mengalami sedikit kenaikan dari sebesar Rp5,54 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp5,78 triliun. Apabila melihat struktur dari pendapatan operasional lainnya maka fee based income memberikan kontribusi terbesar, yaitu sebesar 58,32% dari total pendapatan operasional lainnya.

Fee based income per 31 Desember 2011 tercatat sebesar Rp3,37 triliun, mengalami peningkatan 19,78% dari Rp2,81 triliun pada tahun 2010. Fee based income terdiri dari jasa simpanan, jasa ATM, jasa perkreditan, jasa trade finance, jasa kartu kredit, jasa treasury, jasa management pembayaran, jasa kerjasama asuransi, jasa pengawasan, jasa penjaminan, dan jasa sewa deposit box. Kenaikan sebesar 19,78% itu antara lain berasal dari peningkatan jasa simpanan meningkat 20,38%, jasa trade finance naik sebesar 77,42%, dan jasa ATM meningkat 29,61%.

1.456

176

142

48

614

1.767

51103

270

2.118

168

713

3.369

1.797

429

36

146

2007 2008 2009 2010 2011

Pada tahun 2011, BRI mencatat penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan sebesar Rp1,80 triliun. Keuntungan untuk pengakuan atas marked to market dari posisi surat berharga sebesar Rp146 miliar, sedikit menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp156 miliar. Keuntungan selisih kurs bersih tercatat sebesar Rp36 miliar, menurun dari tahun sebelumnnya yang sebesar Rp773 miliar.

Sedangkan pendapatan lain-lain yang terdiri dari pendapatan denda, pendapatan pelunasan maju kredit, penerimaan biaya tolakan kliring dan lain-lain tercatat sebesar Rp429 miliar pada Desember 2011, meningkat 54,40% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp278 miliar.

komposisi Fee Based Income

Biaya Adm. Simpanan Biaya Adm. Pinjaman Layanan PembayaranATM Kartu KreditTransaksi Ekspor-Impor Lain-lain

2010

64,41%

64.77%8,46%

9.16%

12,14%10.96%

3,47% 5.14%

2,89% 2.62%4,8% 3.65%3,83% 3.71%

2011

773

2.813

1.525

278

156

Page 80: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

77 77LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Beban operasional lainnyaBeban operasional lainnya meningkat sebesar 6,03% dari Rp16,11 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp17,09 triliun pada tahun 2011. Kenaikan biaya ini dapat ditutupi oleh kenaikan pendapatan sehingga BRI dapat memperbaiki rasio CER (Cost Effeciency Ratio) dari tahun sebelum di level 42,22% ke level 41,17% pada tahun 2011.

Beban tenaga kerja dan tunjangan mengalami peningkatan sebesar Rp25,13 miliar dari sebesar Rp8,68 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp8,70 triliun pada tahun 2011.

Pertumbuhan Biaya Umum dan Administrasi antara lain dikarenakan bertambahnya jumlah jaringan dan layanan (unit kerja operasional dan e-channel).

BRI terus menerus mengoptimalkan pengembangan, perluasan, dan kualitas jaringan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, ATM, dan electronic delivery channel lainnya. Sepanjang tahun 2011, BRI menambah 18 Kantor Cabang, 32 Kantor Cabang Pembantu, 48 Kantor Kas, 200 BRI unit, 687 Teras BRI, menambah 1.187 ATM di lokasi-lokasi strategis, dan pemasangan 15.554 EDC baru.

Beban Penyisihan Kerugian Penurunan NilaiSelama tahun 2011, jumlah beban penyisihan penghapusan aktiva produktif mengalami penurunan sebesar 30,11% dari Rp7,92 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp5,53 triliun pada tahun 2011, seiring dengan tren membaiknya kualitas aktiva produktif di semester 2 tahun 2011.

beban operasional lainnya(dalam triliun Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

Tenaga kerja & tunjangan 5.274 6.329 6.676 8.676 8.701

Umum & administrasi 2.405 3.088 3.718 4.711 5.679

Rugi dari penurunan/penjualan nilai efek & obligasi rekap

46 150 0 0 0

Premi Program Penjaminan Pemerintah 267 349 424 524 624

Kerugian selisih kurs - bersih 0 0 0 0 0

Lain-lain 1.024 1.079 1.142 2.203 2.082

Total Beban Operasional Lainnya 9.020 10.997 11.960 16.114 17.086

(dalam miliar Rupiah)

Beban Pajak PenghasilanSalah satu kontribusi yang diberikan Bank BRI kepada pemerintah selain pemberian dividen adalah pajak. Beban pajak penghasilan meningkat dari Rp3,44 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp3,67 triliun di tahun 2011, kontribusi pajak tersebut telah memperhitungkan manfaat pajak tangguhan sebesar Rp407,32 miliar.

2007 2008 2009 2010 2011

Tenaga Kerja dan Tunjangan

Premi Program Penjaminan Pemerintah

Umum dan Administrasi

Lain-lain

Kerugian dan Penurunan atau Penjualan Nilai Efek dan Obligasi Rekap

Total Beban Operasional Lainnya

9,02

58,47% 57,55% 55,82% 53,84%

29,24%

50,92%

33,24%

12,19%

31,09%28,08%

26,66%

11,0011,96

16,1117,09

0,51%2,96%

11,39% 1,36%3,17%9,835 3,55%

9,55%

3,65%3,25%

13,67%

Page 81: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

78 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Ringkasan Neraca*2007 2008 2009 2010 2011

(dalam mililiar Rupiah)

Total Aktiva 203.735 246.077 316.947 404.286 469.899

Kas 5.041 6.750 8.139 9.976 10.526

Giro pada Bank Indonesia 31.048 9.946 12.893 19.990 33.040

Giro & Penempatan pd bank lain - netto

15.543 25.622 49.485 88.930 79.130

Surat Berharga yang dimiliki - netto 20.482 24.322 25.528 23.750 48.129

Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 18.223 16.352 15.027 13.626 8.996

Kredit yang Diberikan 113.973 161.108 208.123 252.489 294.515

PPAP Kredit -/- (6.958) (8.005) (11.368) (14.103) (16.090)

Penyertaan - netto 77 90 111 133.89 164.69

Asset tetap - netto 1.644 1.350 1.366 1.569 1.853

Aktiva lain-lain 4.663 8.542 7.642 7.924 9.635

Tagihan Derivatif - netto 24 0 143 88 18

Tagihan Akseptasi - netto 654 479 348 660 1.692

Aktiva Pajak Tangguhan 1.270 2.000 1.915 2.295 2.632

Aktiva lain 2.714 6.063 5.235 4.881 5.294

Total Pasiva 203.735 246.077 316.947 404.286 469.899

Kewajiban 184.297 223.720 289.690 367.612 420.079

Simpanan nasabah 165.600 201.537 255.928 333.652 384.264

Giro 37.162 39.923 50.094 77.364 76.779

Tabungan 72.300 88.077 104.463 125.990 154.133

Deposito 56.138 73.538 101.371 130.298 153.353

Kewajiban segera 3.956 5.621 4.333 4.124 3.962

Simpanan dari bank lain 1.611 3.428 4.450 5.160 4.024

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

103 103 544 526 103

Pinjaman diterima 2.382 3.356 13.611 9.455 13.098

Pinjaman Subordinasi 2.140 711 2.678 2.156 2.136

Kewajiban Lainnya 8.505 8.964 8.144 12.539 12.492

Ekuitas 19.438 22.357 27.257 36.673 49.820

Modal disetor 6.159 6.163 6.165 6.167 6.167

Modal lainnya 3.301 2.869 3.258 3.383 3.588

Kepentingan Non Pengendali 46

Laba Rugi Ditahan 9.978 13.325 17.835 27.123 40.019

Dengan fundamental keuangan yang kokoh, di tahun 2011 BRI berhasil mencatat kinerja keuangan yang memuaskan. Kualitas aset dan tingkat likuiditas berhasil dipertahankan untuk mendukung ekspansi bisnis lebih lanjut dan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada para pemegang saham. Berikut ringkasan neraca BRI 5 tahun terakhir:

KoNdISI KEUANgAN

* Angka Konsolidasi

Page 82: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

79 79LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

AKTIVAPer 31 Desember 2011 total aktiva BRI mengalami kenaikan sebesar 16,23% dari Rp404,29 triliun pada Desember 2010 menjadi sebesar Rp469,90 triliun, penyumbang terbesar dari kenaikan aset berasal dari aktiva produktif dimana dari tahun lalu mengalami peningkatan sebesar Rp52,95 triliun dari Rp379,70 triliun pada Desember 2010 menjadi sebesar Rp432,65 triliun pada Desember 2011.

Komposisi aktiva produktif pada Desember 2011 sebesar Rp432,65 triliun masih didominasi oleh kredit dan piutang sebesar Rp294,52 triliun atau 68,07% dari total aktiva produktif. Komposisi obligasi rekap pemerintah sebesar 2,08% dan aktiva produktif lainnya termasuk SBI dan efek-efek lainnya sebesar 29,85% dari total aktiva produktif.

Seiring dengan pertumbuhan aktiva produktif dan dalam beberapa kondisi terdapat bukti obyektif adanya penurunan nilai akibat kondisi usaha debitur yang menurun, total Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang dibentuk per 31 Desember 2011 mencapai sebesar Rp16,09 triliun, meningkat 14,09% dari posisi Desember 2010 yang tercatat sebesar Rp14,10 triliun. BRI melakukan perhitungan pencadangan menggunakan dasar penurunan nilai (impairment) yang di-assess secara individual atau secara kolektif.

Kas dan giro pada BIPosisi kas pada tahun 2011 mengalami kenaikan 5,52% dari Rp9,98 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp10,53 triliun pada Desember 2011. Giro pada BI juga mengalami peningkatan 65,29% dari Rp19,99 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp33,04 triliun pada tahun 2010, kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya peraturan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM), dan jumlah tersebut merepresentasikan GWM untuk Rupiah yang tercatat di Bank Indonesia sebesar 9,33%.

giro dan Penempatan pada bank lainGiro dan penempatan pada bank lain mengalami sedikit penurunan sebesar 11,02% dari Rp88,93 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp79,13 triliun pada Desember 2011. Penurunan tersebut terutama disebabkan karena penurunan penempatan pada bank lain dalam USD (pihak ketiga) di tahun 2011 yaitu berupa penurunan inter-bank call money sebesar Rp9,77 triliun dan penurunan Deposit on Call sebesar Rp900 miliar.

Efek-efekEfek-efek BRI mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 102,65% dari Rp23,75 triliun pada 31 Desember 2010 menjadi sebesar Rp48,13 triliun pada 31 Desember 2011.

obligasi Rekap PemerintahPer 31 Desember 2011, BRI memiliki obligasi rekap Pemerintah sebesar Rp8,99 triliun mengalami penurunan 33,98% dari tahun 2010 yang sebesar Rp13,63 triliun. Penurunan ini disebabkan terdapat obligasi rekap pemerintah yang jatuh tempo sebesar Rp4,63 triliun sehingga menyebabkan kontribusi obligasi rekap pemerintah terhadap total asset mengalami penurunan dari 3,37% menjadi 1,91%.

2007 2008 2009 2010 2011

obligasi rekap Pemerintah(dalam triliun Rupiah)

Suku Bunga Tetap Suku Bunga Mengambang

Total

18,22

16,35

15,03

13,63

9,00

11,68

11,0811,43

10,03

4,68

6,54

5,273,60

3,60

4,31

Page 83: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

80 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pinjaman yang diberikan(dalam triliun Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

Mikro

Menengah

Ritel

Korporasi

Total

32,60 42,76 54,08

75,3795,30

129,14

13,84

56,23

294,52

113,83

13,90

43,87

246,96

98,24

14,91

38,30

205,52

75,05

12,45

30,80

161,06

53,09

8,35

19,81

113,85

KreditPada tahun 2011, BRI berhasil meningkatkan jumlah kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah dari Rp252,49 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp294,52 triliun pada tahun 2011 atau meningkat 16,64%. Sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BRI memiliki proporsi Kredit kepada UMKM yang dominan yaitu sebesar 80,91% dari total portofolio kredit, kredit tersebut meliputi kredit mikro, ritel dan menengah. Sisanya sebesar 19,09% disalurkan pada sektor korporasi yang meliputi perusahaan BUMN maupun non BUMN. Porsi kredit BUMN terhadap kredit Korporasi mencapai 57,19%.

Mulai tahun buku 2010 kredit yang diberikan dicatat sesuai dengan PSAK 50/55 (Revisi 2006). Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar yaitu sebesar harga transaksi dan selanjutnya dicatat sebesar nilai tercatat (amortised cost) yakni sisa pokok setelah diperhitungkan dengan amortisasi atas Provisi dan Biaya Transaksi (beban BRI) selama biaya transaksi tersebut dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk merealisasi kredit tersebut. Amortisasi tersebut menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate).

Kualitas kreditKredit BRI dengan kualitas lancar meningkat 15,05% dari Rp233 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp268,06 triliun pada Desember 2011. Kredit dengan katagori Dalam Perhatian Khusus sedikit meningkat dari Rp12,44 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp19,62 triliun pada Desember 2011.

Sedangkan non performing loan gross BRI secara konsolidasi mengalami perbaikan, yaitu dari sebesar Rp7,05 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp6,84 triliun pada Desember 2011, sehingga rasio NPL gross BRI pada Desember 2011 menjadi sebesar 2,32% membaik dari tahun 2010 yang sebesar 2,79%.

NPL nett juga mengalami perbaikan dari 0,75% pada Desember 2010 menjadi 0,42% pada Desember 2011.

Penghapusbukuan & Penerimaan Kembali Kredit yang Telah dihapusbukukan (Recovery)Pada tahun 2011, BRI melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp4,39 triliun dan menerima kembali kredit yang telah dihapusbukukan (recovery) sebesar Rp1,79 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2010, terdapat penurunan penghapusbukuan kredit sebesar 11,46% dan peningkatan recovery sebesar 57,85%.

2009 2010 2011

Penghapusbukuan pinjaman

2,51 4,96 4,39

Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku

0,77 1,14 1,79

(dalam triliun Rupiah)

Penyertaan SahamPenyertaan Saham BRI per 31 Desember 2011 (nett) adalah sebesar Rp164,69 miliar, meningkat 23,01% dari Desember 2010 yang sebesar Rp133,89 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan nilai tercatat PT BTMU - BRI Finance dari Rp134,13 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp163,28 miliar pada tahun 2011. Kenaikan nilai tercatat ini berasal dari kenaikan akumulasi atas Bagian Laba Netto Perusahaan PT BTMU - BRI Finance tersebut. Selain itu, penyebab kenaikan lainnya adalah karena pada tahun 2011, BRI melakukan penyertaan saham pada 5 (lima) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan pada PT Aplikasinusa Lintasarta sebesar Rp298 juta.

Page 84: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

81 81LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Rincian penyertaan yang telah dimiliki BRI per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Aktiva Lain-LainPada 31 Desember 2011, aktiva lain-lain tercatat sebesar Rp9,64 triliun meningkat 21,60% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,92 triliun. Pos ini terdiri dari tagihan derivatif, tagihan akseptasi, aktiva pajak tangguhan dan aktiva lainnya. Kenaikan Aktiva Lain-lain pada tahun 2011 disebabkan karena adanya kenaikan Tagihan Akseptasi-Netto sebesar Rp1,03 triliun, Aktiva Pajak Tangguhan sebesar Rp0,34 triliun dan Lain-lain sebesar Rp0,41 triliun.

KewAjibAnPosisi kewajiban BRI per 31 Desember 2011 mengalami kenaikan 14,27% dari Rp367,61 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp420,08 triliun. Pos dana pihak ketiga mengalami kenaikan 15,17% dibandingkan tahun 2010 yang merupakan keberhasilan strategi pemasaran BRI dalam melakukan penghimpunan DPK, terutama karena dukungan jaringan kerja & e-channel BRI, adanya peningkatan kualitas layanan serta kepercayaan masyarakat kepada BRI.

Dana Pihak Ketiga Bri(dalam triliun Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

37,16 39,92 50,0977,36 76,80

154,13

153,35

384,26

125,99

130,30

333,65

72,30 88,08104,46

56,14

73,54

101,37165,60

201,54

255,93

a. PT BTMU-BRI Finance (dahulu PT UFJ BRI Finance) Rp163,28 miliar

b. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Rp900 juta

c. PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia Rp536 juta

d. PT Pemeringkat Efek Indonesia Rp210 juta

e. BPR-BPR dan PT Aplikasinusa Lintasarta Rp298 juta

Aktiva Tetap Sejalan dengan kegiatan ekspansi jaringan kerja BRI, terdapat kenaikan investasi aktiva tetap di tahun 2011. Posisi aktiva tetap tercatat sebesar Rp5,99 triliun, naik 10,83% dari tahun 2010 yang sebesar Rp5,41 triliun.

Aktiva Tetap2007 2008 2009 2010 2011

(dalam miliar Rupiah)

Tanah & Bangunan 1.340 1.436 1.582 1.811 2.017

Meubelair & Inventaris 627 635 665 754 891

Kendaraan 306 500 536 550 658

Komputer dan perangkat lunak 1.884 2.025 2.159 2.289 2.424

Leasing 328 59 3 1 0

Total 4.486 4.655 4.945 5.405 5.990

Dana Pihak Ketiga (DPK)DPK merupakan dana yang dihimpun dari pihak ketiga dalam bentuk giro, tabungan dan deposito termasuk produk syariah seperti Giro wadiah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Berjangka Mudharabah.

Pada tahun 2011, BRI berhasil meningkatkan DPK dari Rp333,65 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp384,26 triliun atau naik 15,17% dengan perbandingan komposisi dana murah dan dana mahal yang tetap terjaga pada level 60% : 40%. Kontribusi DPK terhadap total kewajiban BRI mencapai 91,47%.

Giro

Deposito

Tabungan

Total

Page 85: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

82 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pada Desember 2011 tabungan mengalami pertumbuhan tertinggi dibanding dengan komponen DPK lainnya, yaitu mencapai sebesar Rp154,13 triliun atau naik 22,34% dari tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp125,99 triliun. Komposisi tabungan terhadap total Dana Pihak Ketiga mencapai 40,11%.

Peningkatan posisi tabungan ini merupakan bukti keberhasilan sejumlah program promosi tabungan serta semakin beragam dan berkembangnya fitur-fitur produk tabungan yang menarik masyarakat untuk menabung di Bank BRI.

Pada tahun 2011 Giro mengalami sedikit penurunan sebesar 0,76% dari Rp77,36 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp76,78 triliun pada Desember 2011. Deposito pada posisi 2011 tercatat sebesar Rp153,35 triliun, mengalami kenaikan 17,69% dibanding tahun 2010 yang mencapai sebesar Rp130,30 triliun. Peningkatan Deposito antara lain berasal dari institusi seperti institusi pemerintah dan perusahaan asuransi maupun penabung ritel.

Kewajiban SegeraPos ini merupakan kewajiban BRI kepada pihak lain yang harus segera dibayarkan sesuai perintah pemberi amanat perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa transaksi yang masuk ke dalam pos ini adalah titipan pengiriman uang, titipan setoran pajak, titipan ATM dan kartu kredit, titipan setoran kliring dan titipan advance payment.

Posisi 31 Desember 2011, BRI mencatat kewajiban segera sebesar Rp3,96 triliun, turun 3,93% dibanding posisi Desember 2010 yang sebesar Rp4,12 triliun. Penurunan terbesar merupakan kontribusi dari pos titipan kartu kredit yaitu tercatat sebesar Rp38,67 miliar pada Desember 2011 lebih kecil bila dibandingkan dengan Desember 2010 sebesar Rp267,9 miliar.

Simpanan dari bank Lain dan Lembaga LainnyaSimpanan dari bank lain dan lembaga lainnya terdiri dari giro, tabungan, deposito, interbank call money maupun deposit on call. Pos ini digunakan untuk transaksi antar bank dalam rangka operasional dan manajemen likuiditas. Posisi simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp4,02 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp1,14 triliun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,16 triliun.

Pinjaman yang DiterimaPinjaman yang diterima antara lain digunakan untuk membiayai kegiatan umum BRI dan kebutuhan trade finance. Pos ini terdiri atas pinjaman dari Bank Indonesia (pinjaman likuiditas dan pinjaman untuk investasi aktiva tetap), pinjaman dari Entitas dan Lembaga Pemerintah, pinjaman bilateral dan pinjaman lainnya. Pinjaman yang diterima posisi 31 Desember 2011 tercatat sebesar Rp13,10 triliun mengalami peningkatan Rp3,64 triliun dibanding posisi 31 Desember 2010 yang sebesar Rp9,46 triliun. Kenaikan ini disebabkan terutama karena terdapat kenaikan pinjaman diterima dalam mata uang asing dari beberapa bank asing (seperti Wells Fargo, Sumitomo Mitsui Banking Corp, Citibank, N.A., JP Morgan Chase Bank, N.A, Australia N. New Zealand Bank, Bank of Montreal, The Bank of New York Mellon dan The Bank of Tokyo Mitsubishi UFC, Ltd.) sebesar Rp3,21 triliun pada tahun 2011. Selain itu, terdapat pinjaman dari Entitas dan Lembaga Pemerintah yaitu pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebesar Rp0,23 triliun pada tahun 2011.

Pinjaman SubordinasiTotal pinjaman subordinasi posisi 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp2,14 triliun yang terdiri dari obligasi subordinasi II sebesar Rp2 triliun dan pinjaman two step loan sebesar Rp141,62 miliar. Pinjaman subordinasi II ini diterbitkan oleh BRI pada tanggal 22 Desember 2009 lalu dengan jangka waktu 5 tahun dan skema bunga tetap sebesar 10,95% serta telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Penerbitan obligasi subordinasi II tersebut diperuntukkan sebagai modal pelengkap (tier II capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan seluruh dana yang diperoleh telah dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi kredit sesuai dengan prinsip-prinsip kehati-hatian. Jika dibandingkan dengan tahun 2010, total pinjaman subordinasi II tidak mengalami perubahan sedangkan untuk pinjaman two step loan, terjadi penurunan pokok pinjaman sebesar Rp21,33 miliar dari total outstanding sebesar Rp162,95 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp141,62 miliar pada tahun 2011.

Page 86: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

83 83LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Kewajiban LainnyaKewajiban ini antara lain terdiri dari kewajiban derivatif, kewajiban akseptasi, estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi, hutang pajak dan kewajiban lain-lain. Per 31 Desember 2011 kewajiban lainnya tercatat sebesar Rp12,49 triliun atau turun 0,38% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,54 triliun. Penurunan ini diantaranya disebabkan karena penurunan pendapatan diterima di muka.

ekuitasTotal ekuitas mengalami peningkatan 35,85% dari Rp36,67 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp49,82 triliun pada Desember 2011.

Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan saldo laba dari Rp27,12 triliun menjadi Rp40,02 triliun pada 31 Desember 2011. Hal ini menunjukkan dukungan pemegang saham untuk mendukung penguatan modal BRI yaitu dengan disetujuinya dividend pay out ratio sebesar 20% dari laba bersih tahun 2010.

Page 87: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

84 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan yang telah dilakukan oleh BRI sepanjang tahun 2011 memberi dampak pada peningkatan dana kas sebesar Rp5,50 triliun menjadi Rp133,02 triliun, dari Rp127,52 triliun pada posisi akhir tahun 2010 atau meningkat 4,31%. Peningkatan dana kas tersebut berasal dari penambahan kas kegiatan operasional sebesar Rp15,98 triliun, penambahan atau perolehan kas bersih dari kegiatan investasi sebesar Rp1,79 triliun dan kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp8,72 triliun.

Arus Kas dari Kegiatan OperasiArus kas masuk bersih dari aktivitas operasional di tahun 2011 adalah sebesar Rp15,98 triliun. Arus kas masuk terutama berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar Rp47,78 triliun dan juga dipengaruhi oleh kenaikan tabungan dan deposito berjangka masing-masing sebesar Rp28,14 triliun, dan Rp23,05 triliun. Arus kas masuk tersebut diimbangi oleh arus kas keluar yang terutama digunakan untuk pembayaran beban bunga dan beban operasional serta tambahan pemberian kredit masing-masing senilai Rp13,68 triliun, dan Rp24,29 triliun.

Pada tahun 2010, arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasional sebesar Rp54,34, terutama berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah dan juga berasal dari kenaikan simpanan BRI (giro, tabungan dan deposito berjangka) yang diimbangi oleh arus kas keluar, terutama yang digunakan untuk tambahan pemberian kredit, pembayaran beban bunga dan beban operasional.

inFORMASi ARUS KAS

Arus Kas untuk Kegiatan investasiSelama tahun 2011, arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan investasi adalah sebesar Rp1,79 triliun, terutama berasal dari pengurangan efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp1,21 triliun. Di tahun 2010, penggunaan arus kas bersih untuk kegiatan investasi sebesar Rp2,19 triliun di tahun 2010.

Arus Kas dari Kegiatan PendanaanPada tahun 2011, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar adalah Rp8,72 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk pembelian efek-efek yang dibeli dengan janji di jual kembali sebesar Rp9,19 triliun serta pembagian laba untuk dividend, cadangan tujuan dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dengan total sebesar Rp2,75 triliun, diimbangi dengan penerimaan pinjaman sebesar Rp3,64 triliun.

Sedangkan di tahun 2010, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp7,07 triliun, yang terutama digunakan untuk pembagian laba untuk dividen, PKBL, serta pembayaran pinjaman yang diterima.

Arus Kas* 2010 2011

Kas Bersih yang Diperoleh dari Kegiatan Operasi 54,34 15,98

Kas Bersih yang Digunakan dari Kegiatan Investasi (2,19) (1,79)

Kas bersih yang (Digunakan untuk) Diperoleh dari Kegiatan Pendanaan (7,07) (8,72)

(dalam triliun Rupiah)

* Angka Konsolidasi

Page 88: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

85 85LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Kecukupan ModalBerdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008, Bank wajib menghitung rasio Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional. CAR BRI sebesar 14,96% di tahun 2011, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 13,76%. Peningkatan ini disebabkan karena kebijakan manajemen BRI yang cermat dalam pengelolaan modal dan kebijakan dalam melakukan ekspansi kredit yang diberikan kepada kredit yang memiliki bobot risiko rendah.

RASIO KEUANGAN* 2010 2011

Rasio Kinerja

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 13,76% 14,96%

2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif

2,19% 1,79%

3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 2,24% 1,85%

4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan

terhadap aset produktif

4,58% 4,51%

5. NPL gross 2,78% 2,30%

6. NPL nett 0,74% 0,42%

7. Return on Asset (ROA) 4,64% 4,93%

8. Return on Equity (ROE) 43,83% 42,49%

9. Net Interest Margin (NIM) 10,77% 9,58%

10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 70,86% 66,69%

11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 75,17% 76,20%

Kepatuhan (Compliance)

1. a. Persentase pelanggaran BMPK

i. Pihak terkait 0,00% 0,00%

ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%

b. Persentase pelampauan BMPK

i. Pihak terkait 0,00% 0,00%

ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%

2. Giro Wajib Minimum

a. GWM Utama Rupiah 8,05% 9,33%

b. GWM Valuta Asing 1,00% 8,00%

3. Posisi Devisa Netto (PDN) secara keseluruhan 4,45% 5,49%

RASiO KeUAnGAn

* Hanya angka Bank

Page 89: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

86 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

URAIAN2007 2008 2009 2010 2011

(dalam miliar Rupiah)

Modal Inti 15.448 17.796 20.846 27.673 38.215

Modal Pelengkap 1.819 1.945 1.993 4.037 3.601

Penyertaan 209 553 - - -

Total Modal Tersedia 17.059 19.188 22.839 31.711 41.816

Total ATMR kredit dan pasar 107.711 145.581 173.068 203.316 226.605

Total ATMR kredit dan operasional - - - 229.014 277.303

Total ATMR kredit, pasar dan operasional - - - 230.447 279.603

Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risiko pasar

15,84% 13,18% 13,20% 15,60% 18,45%

Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risiko operasional

- - - 13,85% 15,08%

Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional

- - - 13,76% 14,96%

imbal HasilImbal hasil terhadap ekuitas (Return On Equity-ROE) yang merupakan cerminan dari imbal hasil kepada pemegang saham dapat dipertahankan di level 42,49%, sedikit dibawah pencapaian ROE tahun 2010 di level 43,83%. Kebijakan penetapan Dividen Payout Ratio menjadi 20% secara signifikan meningkatkan laba ditahan BRI sehingga memperkuat ekuitas BRI. Peningkatan ekuitas BRI yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan laba bersih BRI menyebabkan ROE BRI tahun 2011 lebih rendah dibandingkan ROE BRI tahun 2010.

Sedangkan imbal hasil terhadap aktiva sebelum pajak (Return on Asset before tax) mengalami kenaikan dari 4,64% pada Desember 2010 menjadi sebesar 4,93% pada Desember 2011. Rasio ROE dan ROA tersebut masih diatas rata-rata industri.

Net Interest MarginPenurunan BI Rate 50 Bps sepanjang tahun 2011 turut menekan Net Interest Margin industri perbankan di Indonesia. Namun demikian, di tahun 2011 ini BRI tetap mampu menjaga NIM di level 9,58% jauh diatas rata-rata industri perbankan, meskipun menurun di banding NIM BRI tahun 2010 (10,77%).

Loan to Deposit RatioKomitmen BRI dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga. Rasio pinjaman terhadap simpanan BRI (Loan to Deposit Ratio) di tahun 2011 sebesar 76,20%, meningkat dibandingkan LDR BRI tahun 2010 sebesar 75,17%.

bOPOMeningkatnya kualitas penyaluran kredit, tingginya rasio imbal hasil, terjaganya tingkat NIM, serta

meningkatnya LDR BRI di dukung oleh peningkatan efisiensi kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh BRI menyebabkan BRI mampu menekan BOPO di tahun 2011 menjadi 66,69% dari 70,86% di tahun 2010.

Giro wajib MinimumBerdasarkan kebijakan Bank Indonesia, BRI wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah dan GWM valas. Pada Desember 2011 posisi GWM rupiah BRI adalah sebesar 9,33% dan posisi GWM valas sebesar 8%.

Posisi Devisa netoSesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Posisi Devisa Netto (PDN) secara keseluruhan merupakan penjumlahan nilai absolut atas selisih bersih aktiva dan kewajiban serta selisih bersih atas tagihan dan kewajiban rekening administratif dari masing-masing mata uang asing yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah. Pada tahun 2011, rasio PDN BRI adalah sebesar 5,49% meningkat dibanding rasio PDN pada tahun 2010 yang sebesar 4,45%.

Per tanggal 31 Desember 2011, BRI memenuhi seluruh rasio wajib (statutory ratio) yang ditentukan oleh Bank Indonesia maupun oleh perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

Selain itu, sebagian besar dari rasio-rasio keuangan penting yang disajikan dalam tabel di atas, menunjukkan landasan atau fundamental keuangan BRI yang kokoh, kinerja BRI yang patut dibanggakan, dan fungsi intermediasi perbankan yang benar-benar dilakukan oleh Bank BRI secara profesional, transparan dan bertanggung jawab.

Posisi Kecukupan Modal BRI dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 90: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

87 87LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

1. Perhitungan ATMR Kredit dengan Standardized Approach

BRI telah siap menerapkan perhitungan Asset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit dengan menggunakan perhitungan standar pada laporan keuangan tahun 2012 sesuai dengan Surat Edaran BI Nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011. Penerapan ini akan berdampak pada perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dimana rasio KPMM mengalami sedikit penurunan yang sebagian besar disebabkan oleh pengelompokan kredit dengan plafond diatas Rp1 miliar masuk kedalam kategori portofolio tagihan kepada korporasi dengan bobot risiko 100%.

Penerapan ketentuan ini diperkirakan tidak akan menurunkan rasio CAR BRI secara signifikan karena BRI tetap fokus pada segmen usaha UMKM dimana pada posisi Desember 2011 komposisi UMKM terhadap total kredit sebesar 80,24% dan penyaluran kredit diarahkan kepada kredit dengan ATMR relatif rendah seperti kepada BUMN.

2. Perhitungan Tingkat Kesehatan bank (TKb) dengan RbbR (Risk Based Bank Rating)

Pada tahun 2012 BRI menerapkan perhitungan tingkat kesehatan bank (TKB) dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No: 31/1/PBI/2011 Tanggal 5 Januari 2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011. Penilaian TKB dengan metode RBBR ini memperhitungkan 4 faktor, yaitu pelaksanaan Good Corporate Governance, Risk Profile, Earnings (kemampuan rentabilitas) dan Capital (permodalan).

Untuk hasil penilaian TKB RBBR (Bank only) posisi Desember 2011 (unaudited), posisi BRI berada pada peringkat komposit 1 (sangat sehat). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi BRI secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dan perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor penilaian antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas dan permodalan yang secara umum sangat baik.

KeTenTUAn bARU Di TAHUn 2012

Page 91: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

88 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tinjauan Bisnis

Bisnis Mikro, Kecil & Menengah

BRI sejak awal memiliki komitmen untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan fokus utama bisnis BRI. Komitmen tersebut terlihat dari penyaluran sebagian besar portofolio pinjaman BRI ke segmen UMKM.

Page 92: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

89 89LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Besarnya komitmen BRI terhadap pengembangan UMKM tercermin dari sumber daya dan infrastruktur yang disediakan BRI untuk melayani segmen ini, antara lain melalui penyediaan produk dan pelayanan BRI di segmen bisnis mikro, bisnis ritel dan bisnis menengah.

biSniS MiKROSalah satu visi BRI adalah menjadi lembaga keuangan mikro (microbanking) terbaik di dunia yang menguntungkan dan berkelanjutan, dan dengan mengutamakan kepuasan nasabah.

Strategi pertumbuhan BRI dalam segmen mikro adalah dengan terus memperluas jangkauan pelayanan ke seluruh pelosok Indonesia, dengan menyediakan produk dan jasa keuangan mikro yang sederhana, aman dan mudah diakses oleh nasabah. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, BRI telah mempersiapkan dan mengembangkan sistem yang handal untuk mendukung upaya pengembangan basis nasabah pinjaman dan simpanan. Selain itu, BRI terus mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki integritas tinggi dan profesional di bidang keuangan mikro.

Selama tahun 2011, BRI telah menyalurkan kredit mikro komersial sebesar Rp78,99 triliun, meningkat Rp9,29 triliun atau 13,34 % dari posisi tahun 2010. Selain Kupedes, BRI juga menyalurkan KUR Mikro yang merupakan fasilitas pembiayaan bagi para pengusaha mikro pemula dengan jaminan asuransi kredit dari Pemerintah. Bagi BRI, penyaluran KUR Mikro merupakan salah satu sarana untuk menambah basis calon nasabah Kupedes yang berkualitas. Jaminan asuransi kredit dari Pemerintah sebesar 70% dari total loss menjadikan KUR sebagai skim kredit dengan profil risk and return yang memadai untuk BRI. KUR Mikro mulai disalurkan di tahun 2008, dengan jumlah debitur sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 1,93 juta debitur, dengan total outstanding mencapai Rp11,20 triliun.

Mengembangkan Produk Perbankan Mikro yang UnggulDalam rangka terus meningkatkan jumlah nasabah, BRI senantiasa berupaya mengembangkan fitur produk pinjaman mikro dan kebijakan pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang sekaligus dapat menjadi tolok ukur keberhasilan microbanking BRI.

Beberapa fitur baru tersebut telah dikembangkan untuk produk Kupedes dan Simpedes yang telah dipasarkan selama tahun 2011, antara lain: - Kupedes untuk Pembiayaan Motor Merupakan fitur Kupedes yang digunakan untuk

membiayai pembelian motor dengan agunan BPKB motor yang dibeli. Selama ini, kepemilikan motor nasabah di BRI Unit umumnya dilakukan dengan cara pembelian tunai atau kredit melalui lembaga pinjaman yang disediakan oleh dealer kendaraan bermotor. Melalui penyempurnaan fitur Kupedes tersebut, kebutuhan nasabah mikro akan pembiayaan motor dapat dipenuhi.

- Kupedes untuk Pembiayaan Perumahan Merupakan fitur untuk memenuhi kebutuhan

nasabah segmen mikro dalam pembelian, pembangunan maupun renovasi rumah atau tempat usaha. Fitur ini dikembangkan dengan pertimbangan bahwa sampai saat ini perbankan pada umumnya hanya menawarkan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) untuk daerah perkotaan dan kebutuhan segmen mikro belum terjangkau oleh skim KPR yang ada.

- Kupedes untuk Sambungan Langsung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Permintaan masyarakat terhadap fasilitas sambungan air PDAM terus meningkat. Namun demikian, biaya instalasi pemasangan pipa sambungan tersebut umummya dibebankan kepada pelanggan. Besarnya biaya instalasi ini menjadi kendala untuk sebagian masyarakat yang ingin menikmati fasilitas PDAM. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut adalah pola pembiayaan pemasangan/instalasi sambungan baru PDAM melalui Kupedes BRI.

Page 93: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

90 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

- KUR TKI Mikro Sesuai dengan addendum III MoU KUR yang

ditandatangani tanggal 16 September 2010, BRI telah menyalurkan KUR kepada TKI. KUR TKI adalah skema KUR yang disalurkan kepada TKI untuk pembiayaan yang menjadi bebannya dalam proses penempatan ke luar negeri.

- Simpedes Impian Simpedes Impian merupakan diversifikasi produk

Simpedes BRI yang mampu mengakomodir kebutuhan nasabah dalam merencanakan masa depannya terkait dengan rencana investasi, rencana pendidikan, maupun rencana lainnya yang bersifat finansial.

- Simpedes Usaha Merupakan fitur Simpedes yang dikhususkan

untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transakasi perbankan untuk mendukung kegiatan bisnis/usahanya disebut Simpedes Usaha.

Program Pemasaran bisnis Mikro Guna mencapai sasaran sepanjang tahun 2011 baik dalam hal penambahan jumlah rekening maupun outstanding simpanan dan pinjaman maupun untuk meningkatkan loyalitas nasabah, BRI melakukan program pemasaran terpadu, antara lain sebagai berikut:

Program untuk ekspansi bisnis dan Akuisisi nasabah baru

Pesta Rakyat Simpedes (PRS)PRS dirancang sebagai event khusus pemasaran produk Simpedes yang dilaksanakan pertama kali tahun 2008.

PRS dilaksanakan sebagai kegiatan pemasaran terpadu produk pinjaman Kupedes, KUR, Simpedes dan produk e-banking. Selama tahun 2011 PRS telah dilaksanakan di 273 Kantor Cabang BRI dengan mengangkat tema e-banking khususnya sms-banking.

BRI Peduli Pasar Rakyat (BRI Pesat)Melalui program BRI Pesat, BRI melakukan kegiatan pemasaran produk BRI (simpanan, pinjaman, e-banking, dan lainnya) secara terpadu dan terintegrasi ke pasar-pasar tradisional yang langsung menyentuh komunitas pedagang dan pengunjung pasar. Adapun tujuan dari program BRI Pesat antara lain:- Membangun dan menumbuhkan kembali

awareness komunitas pedagang dan pengunjung pasar-pasar tradisional terhadap produk dan layanan Bank BRI.

- Meningkatkan jumlah nasabah (volume base) baik penyimpan, peminjam maupun transaksi perbankan lainnya.

- Membantu komunitas pedagang pasar tradisional dalam upaya mendapatkan layanan perbankan untuk pengembangan usaha melalui pembiayaan kredit dengan bunga yang ringan.

- Membantu PD/Dinas Pasar dalam upaya menata pasar agar lebih bersih, sehat dan nyaman melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program tersebut tidak hanya diperuntukan bagi hal-hal yang bersifat fisik, namun juga untuk hal-hal yang bersifat non fisik (pengobatan dll).

Panen Bulanan Simpedes (PBS)PBS merupakan program undian berhadiah yang memberikan peluang kepada nasabah yang tidak terakomodasi melalui program undian di tingkat Kantor Cabang. PBS dilakukan oleh tiap BRI Unit dalam kurun waktu 2 bulan sekali dan dilakukan secara bergilir yang diatur oleh Kantor Cabang.

Program Kemitraan BRI juga mengembangkan Bisnis Mikro melalui kerjasama dengan berbagai mitra baik dari sektor swasta, pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan dengan tujuan memperluas basis nasabah mikro. Dalam program kemitraan tersebut BRI melakukan akuisisi nasabah baru melalui penyelenggaraan acara yang menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan para mitra.

Page 94: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

91 91LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Program untuk Meningkatkan Loyalitas nasabahBRI juga melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan loyalitas nasabah maupun meningkatkan awareness masyarakat terhadap berbagai produk perbankan mikro BRI, sebagai berikut:• Program Pemasaran Loyalty Melalui Mudik

bersama Kupedes dan Simpedes Pada tahun 2011, acara Mudik Bersama Kupedes

dan Simpedes telah memberangkatkan 3.068 nasabah Kupedes dan Simpedes dengan menggunakan 52 bus serta 50 TKI dari Malaysia, dengan tujuan rute Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta.

• Program Pemasaran Melalui Pameran Mengikuti berbagai pameran bersama, seperti

pameran Inacraft, fashion, kuliner dan lain sebagainya, dengan menyertakan nasabah mikro BRI sebagai peserta pameran guna membuka peluang pasar yang lebih besar untuk mereka.

Microfinance international Cooperation Berawal dari kegiatan International Visitor Program terhadap kegiatan microbanking BRI, yang kemudian memperoleh pengakuan dalam bentuk grant dari USAID dan World Bank/CGAP (Consultative Group to Assist the Poor). BRI memanfaatkan momentum ini untuk membentuk BRI Microfinance International Cooperation (MIC) pada tahun 2008. MIC merupakan salah satu bentuk global corporate social responsibility BRI dalam rangka mengembangkan bisnis microfinance yang terdepan di dunia.

Melalui MIC, BRI menjalankan Microfinance Training and Study Visit (MTSV), business captures, serta technical assistance di bidang microfinance. BRI MIC juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga microfinance dunia seperti Asia-Pacific Rural and Agricultural Credit Association (APRACA), Microfinance Network (MFN), Microcredit Summit, Banking With The Poor (BWTP), Woman World Banking, APEC, dan lainnya.

Kami sangat mengapresiasi kehadiran BRI di tengah-tengah kami. Melalui program pemberdayaan para pengusaha kecil di wilayah kami, BRI berhasil sekaligus meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Kami juga sangat terbantu dengan banyaknya jaringan ATM di sekitar kami, hal ini memudahkan kami dalam melakukan transaksi perbankan. BRI juga sangat dikenal oleh masyarakat sekitar dibandingkan bank-bank lain di daerah Cisarua.

Selain program pemberdayaan UKM, program Penanaman Satu Juta Pohon oleh BRI memang sangat diharapkan oleh masyarakat, agar kawasan Puncak ini dapat kembali hijau, dan dapat mengembalikan persediaan air, mengingat saat ini daerah resapan air di wilayah ini sangatlah kurang.

Harapan kami kepada BRI, agar dalam pemberian kredit tidak terlalu birokratis dan menyesuaikan dengan kemampuan masyarakat kami. Disamping itu, kami harap BRI dapat membantu mengembangkan potensi perekonomian usaha ternak sapi di Citeko yang masih belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. H. Mamad Sukendar

Lurah Desa Citeko, Cisarua, BogorPopulasi: 12.761 jiwa

Page 95: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

92 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Rencana Pengembangan Percepatan Pertumbuhan bisnis MikroBRI akan terus memasarkan produk dan jasa perbankan mikronya secara lebih agresif pada tahun-tahun mendatang. Hal tersebut dilakukan antara lain dengan cara langsung jemput bola pada masyarakat

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, maka dilakukan penjajakan terhadap kluster-kluster usaha yang merupakan potensi pasar untuk produk dan jasa mikro oleh unit kerja yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Kantor Pusat mendukung pengembangan bisnis mikro dengan membina hubungan baik dengan lembaga, instansi atau pihak ketiga di tingkat pusat untuk membuka dan memudahkan penetrasi pasar oleh unit kerja di daerah.

Memperkokoh basis nasabahPemasaran pinjaman maupun simpanan tidak lagi semata-mata dilihat dari jumlah Rupiah, namun juga harus diikuti dengan penambahan jumlah nasabah. Peningkatan jumlah nasabah diharapkan dapat memperkuat basis nasabah BRI, sekaligus dapat memacu perkembangan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Pengembangan SDM yang Profesional Peningkatan jumlah unit kerja harus didukung dengan SDM yang berkualitas. Sehubungan dengan hal itu, jumlah SDM yang diperlukan terus dipenuhi dan kualitas dari SDM yang ada terus ditingkatkan melalui program pendidikan secara berkala dan berkesinambungan.

Re-organisasi bisnis MikroStruktur organisasi Bisnis Mikro telah dan akan dimodifikasi sedemikian rupa agar memberi ruang untuk tindakan pengambilan kebijakan yang proaktif, lentur, fokus dengan memaksimalkan semua potensi guna mendukung akselerasi pertumbuhan Bisnis Mikro BRI.

Pengembangan Fitur Produk

Simpedes

Pengembangan fitur produk Simpedes terutama ditujukan untuk brand rejuvenation sehingga Simpedes menarik bagi kalangan yang lebih muda. Selain itu fitur Simpedes juga akan dikembangkan guna memenuhi perkembangan kebutuhan nasabah mikro yang juga memerlukan produk tabungan yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi bisnis maupun untuk keperluan pribadi.

Saya menjadi nasabah BRI sejak tahun 2010. Saat ini kredit saya berjumlah Rp50 juta, yang saya gunakan untuk keperluan pengelolaan persediaan barang di toko bahan bangunan saya.

Layanan yang diberikan oleh BRI sudah bagus, tidak susah dalam

mengajukan kredit, dan tidak pernah terpikir oleh saya untuk berganti bank walaupun banyak bank yang mencoba menawarkan kredit serupa kepada saya. Hal ini karena sudah terbina hubungan yang baik diantara saya dan para pegawai BRI Unit.

H. burdahediPengusaha toko bahan bangunanNasabah mikro BRI

Page 96: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

93 93LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

KupedesSesuai dengan data penyaluran kredit dari Departemen Koperasi, dari seluruh unit usaha UMKM yang diperkirakan sebesar 55,21 juta pengusaha, layanan perbankan baru dapat menjangkau kurang dari 25% jumlah UMKM tersebut. Oleh karena itu, saat ini dikembangkan beberapa fitur Kupedes yang diharapkan dapat menambah akses calon debitur tanpa meninggalkan kesederhanaan produk Kupedes. Diharapkan dengan pengembangan fitur tersebut dapat menyerap pasar yang masih tersedia dan meningkatkan jumlah debitur mikro.

biSniS RiTeL DAn MenenGAH

Bisnis ritel dan menengah merupakan segmen bisnis BRI yang ditujukan untuk melayani pelaku bisnis kecil dan menengah, baik berupa kredit modal kerja maupun kredit investasi, serta kredit program kredit yang terkait dengan program-program pemerintah sehubungan dengan pemberdayaan perekonomian masyarakat.

Selain untuk usaha produktif, BRI juga menyediakan produk untuk pelayanan kebutuhan pembiayaan keperluan pribadi para pegawai baik di sektor swasta maupun Pemerintah melalui Briguna.

Strategi dan Pencapaian Kredit Ritel dan Menengah Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi segmen bisnis ritel dan menengah. Hal ini merupakan tindakan yang sengaja dipilih oleh BRI dalam usaha memperbaiki kualitas portofolio kredit komersial di segmen ini yang selama 2 tahun terakhir mengalami kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loans (NPL). Secara garis besar, tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas portofolio kredit komersial di segmen ini dapat dikategorikan ke dalam 2 (dua) jenis tindakan. Pertama adalah remedial steps, yang bersifat ad hocs dan berjangka pendek, ditujukan untuk menurunkan tingkat kredit bermasalah yang sudah terjadi, dengan tujuan akhir penurunan NPL di tahun 2011. Kedua adalah pro active steps, merupakan tindakan pencegahan guna memastikan bahwa dimasa depan tidak lagi terjadi pemburukan kredit diatas batas kenormalan bisnis. Tindakan remedial yang dimulai di awal tahun 2011 membuahkan hasil yang menggembirakan, terlihat dari turunnya tingkat kredit bermasalah untuk segmen ritel dan menengah masing-masing dari 5,11% dan 6,90% di akhir tahun 2010 menjadi 4,53% dan 7,11% di akhir tahun 2011.

Page 97: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

94 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

biSniS PROGRAM

Strategi dan Pencapaian Kredit ProgramBRI menganut strategi hands-on dalam pengembangan bisnis program, yaitu dengan menyediakan dukungan sumber daya semaksimal mungkin terhadap kegiatan bisnis program ini. Strategi ini berhasil menempatkan BRI sebagai salah satu pelaku utama perbankan dalam penyaluran pinjaman program sebagai bagian dari program pembangunan Pemerintah, tentunya dengan tetap menjalankan prinsip prinsip perbankan yang profesional dan prudent.

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Ritel (KUR Ritel) Kredit program yang banyak disalurkan melalui segmen bisnis program adalah Kredit Usaha Rakyat Ritel (KUR Ritel) yaitu kredit yang diperuntukkan bagi pengusaha pemula dengan besar pinjaman antara lebih dari Rp20 juta s/d Rp500juta, dengan jaminan asuransi kredit yang disediakan Pemerintah. Sampai dengan akhir tahun 2011, BRI telah membantu 64.373 debitur yang terdiri dari pengusaha kecil dan koperasi, meningkat tajam sebesar 16.117 debitur dibandingkan dengan jumlah debitur tahun 2010. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari komitmen BRI dalam mendukung program Pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan bagi sektor usaha UMKM di Indonesia.

Selama tahun 2011, outstanding KUR Ritel mengalami peningkatan 35,44 % dari Rp3,43 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp4,65 triliun pada tahun 2011.

Selama tahun 2011, realisasi kumulatif KUR Ritel mengalami peningkatan 47,46% dari Rp6,49 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp9,57 triliun pada tahun 2011.

Penyaluran Kredit Ketahanan Pangan BRI melalui kredit program bersubsidi telah mendukung program bidang ketahanan pangan melalui penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) dan Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) Pola Non Kemitraan. Skim kredit KKP-E telah banyak membantu petani, peternak, nelayan dan pembudidaya dalam meningkatkan produksi pertanian mereka.

Sampai dengan tahun 2011, BRI telah menyalurkan KKP-E sebesar Rp4,23 triliun dengan outstanding mencapai Rp1,97 triliun yang menjadikan BRI sebagai market leader dalam penyaluran KKP-E nasional dengan market share mencapai 58,13% dari total outstanding KKP-E Nasional sebesar Rp3,03 triliun.

Selama tahun 2011, BRI telah menyalurkan KKP-E sebesar Rp1,45 triliun atau meningkat 52,15% dari total penyaluran KKP-E pada tahun 2010 sebesar Rp2,78 triliun dengan peningkatan outstanding sebesar Rp0,44 triliun atau 28,75% dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,53 triliun. KKP-E BRI telah membantu 6.609 Kelompok Petani/Peternak/Pembudidaya/Koperasi dalam meningkatkan produksi pertaniannya.

Outstanding2007 2008 2009 2010 2011

Pertumbuhan (YoY)(dalam triliun Rupiah)

KUR Ritel 0,24 2,40 2,47 3,43 4,65 35,44%

Outstanding KUR Ritel

Outstanding2007 2008 2009 2010 2011

Pertumbuhan (YoY)(dalam triliun Rupiah)

KKP-E 0,58 0,90 1,21 1,82 1,97 8,24%

Outstanding KKP-e

Realisasi2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan

(YoY)(dalam triliun Rupiah)

KUR Ritel 0,29 3,05 4,18 6,49 9,57 47,46%

Realisasi KUR Ritel

Page 98: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

95 95LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Skim KKP-E terdiri dari KKP-E Tebu Rakyat, KKP-E Pengembangan Tanaman Pangan, KKP-E Tanaman Hortikultura, KKP-E Pengadaan Pangan, KKP-E Peternakan, KKP-E Perikanan dan KKP-E Alat Mesin Pertanian.

Penyaluran Kredit briguna Selama tahun 2011, pertumbuhan kredit Briguna yang ditujukan untuk pembiayaan kebutuhan pribadi bagi pegawai atau pensiunan yang memiliki penghasilan tetap, mengalami pertumbuhan sebesar 6,56% atau mencapai Rp43,79 triliun.

Rencana Peningkatan Penetrasi dan Pengembangan PasarFokus BRI di segmen bisnis ritel dan menengah adalah untuk terus meningkatkan pengembangan dan penetrasi pasar.

Selama ini masih banyak yang belum terlalu tertarik terhadap bisnis industri pengolahan limbah

ini, tapi saya yakin usaha ini akan berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan, terutama dengan dukungan yang besar dari pihak perbankan, khususnya BRI. Selain

kerjasama dalam hal pemberian modal usaha, saya juga berharap nantinya BRI dapat memberikan

pembinaan dan bimbingan manajerial kepada anak-anak usaha dari grup usaha kami.

Strategi pengembangan pasar difokuskan pada upaya identifikasi calon nasabah Briguna yang bonafid dari sektor swasta, pembentukan Sentra UKM serta pelaksanaan closed system financing yang dapat menumbuhkan manfaat Trickle Down Effect terhadap berbagai pelaku usaha yang tergolong dalam sistem mata rantai bisnis yang sama sehingga diperoleh portofolio perkreditan yang sehat karena didukung oleh kedalaman pengetahuan para petugas BRI terhadap pola bisnis nasabah.

Penetrasi pasar dilakukan dengan perbaikan fitur produk serta mengintensifkan kerja sama dengan lembaga pemerintah yang mempunyai basis calon nasabah yang besar. Perbaikan tingkat dan kecepatan layanan, disertai dengan dukungan IT yang memadai serta SDM yang profesional dan skillfull merupakan hal-hal yang akan terus dilakukan dan dikembangkan guna mendukung penetrasi dan pengembangan bisnis.

nelson SiagianPemilik CV Nelma Mandiri

Nasabah ritel BRI

Dengan memanfaatkan jaringan kerja BRI yang tersebar di seluruh

Indonesia, saya berharap nantinya BRI dapat menggandeng anak-

anak usaha dari perusahaan kami yang tersebar di 17 provinsi di

Indonesia. Peran anak-anak usaha dari grup kami sangat esential,

khususnya dalam hal supply dan pendistribusian oli bekas.

Page 99: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

96 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bisnis Konsumer

BRI mengembangkan produk, jasa dan layanan perbankan konsumer yang inovatif, kreatif dan praktis sehinggga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk perbankan konsumer yang ditawarkan melalui jaringan kerja BRI cukup beragam seperti produk-produk simpanan, kredit konsumer maupun layanan Prioritas.

Page 100: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

97 97LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

DAnA DAn jASA

Produk Simpanan

britAmaBritAma merupakan produk tabungan unggulan untuk merebut pasar dana pihak ketiga di perkotaan dan ditujukan bagi nasabah yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi perbankan. BritAma tersedia dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing. Fitur yang ditawarkan antara lain penyetoran dan pengambilan yang dapat dilakukan setiap saat secara online di lebih dari 7.000 unit kerja BRI yang tersebar luas di seluruh Indonesia dengan frekuensi pengambilan yang tidak dibatasi sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Pemegang rekening BritAma diberikan BRI Card yang dapat digunakan untuk bertransaksi melalui ATM atau belanja di seluruh dunia serta mempermudah dalam mengakses transaksi e-banking, transaksi on line BRI, fasilitas transaksi otomatis (automatic funds transfer, automatic grab fund, account sweep) dan diikutsertakan dalam program undian berhadiah “Untung Beliung BritAma”.

Tabungan BritAma terus menunjukan peningkatan tiap tahunnya. Penyerapan dana pihak ketiga melalui produk ini pada posisi akhir tahun 2011 mencapai Rp59,38 triliun, meningkat sebesar 25,47% dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah Rp47,33 triliun.

Tabungan bRi junioTabungan BRI Junio adalah tabungan yang memiliki target pasar khusus anak-anak yang berusia 17 tahun ke bawah. Tujuan dari tabungan ini adalah

untuk memperkenalkan perbankan sejak dini dan menanamkan rasa gemar menabung kepada anak. Tabungan BRI Junio sangat menarik karena nasabah diberikan BRI Card Private Label Limited Edition bergambar karakter tokoh kartun idola anak-anak, yaitu Superman, Tweety dan Tom and Jerry. Selain itu, nasabah Tabungan BRI Junio juga dibebaskan dari biaya administrasi dan diikutsertakan dalam program undian “Untung Beliung BritAma”.

Penyerapan dana pihak ketiga melalui produk ini pada posisi akhir tahun 2011 mencapai Rp1,06 triliun, meningkat sebesar 52% dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah Rp502,23 miliar.

Pada tahun 2011, dalam survey yang diadakan oleh Majalah Marketing & Frontier Consulting Group, BRI meraih Top Brand Award dalam dua kategori produk simpanan, yaitu kategori Children’s Saving Account untuk Tabungan BRI Junio dan Saving Account untuk Tabungan BritAma. Selain itu penghargaan sebagai First Winner & Saving Account Category 2011 juga berhasil diraih oleh BRI dari Majalah SWA & MARS.

GirobRiGiroBRI adalah salah satu produk BRI untuk menarik sumber dana murah dari masyarakat. GiroBRI tersedia dalam berbagai pilihan jenis mata uang, baik Rupiah maupun mata uang asing. Nasabah dapat melakukan penarikan dan penyetoran sewaktu-waktu tanpa batasan nominal. GiroBRI dilengkapi dengan fasilitas BRIVA (BRI Virtual Account) yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam penyetoran dan rekonsiliasi transaksi bisnisnya. Penyerapan dana pihak ketiga melalui produk ini pada akhir tahun 2011 mencapai Rp75,58 triliun.

2007 2008 2009 2010 2011

24,88

38,4547,10

59,35

30,65

2007 2008 2009 2010 2011

37,1549,96

77,05 75,58

39,91

(dalam triliun Rupiah) (dalam triliun Rupiah)britAma GirobRi

Page 101: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

98 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

DepobRi Sumber dana pihak ketiga lainnya berasal dari Deposito, yang diberi nama DepoBRI. DepoBRI adalah simpanan berjangka dengan pilihan jangka waktu mulai dari 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan. DepoBRI memiliki berbagai keunggulan diantaranya adalah suku bunga yang kompetitif, tersedia dalam berbagai jenis pilihan mata uang baik mata uang rupiah maupun mata uang asing, seperti GBP, JPY, USD, SGD, CNY, dan EUR dan dapat dicairkan di seluruh unit kerja BRI. DepoBRI juga dapat dijadikan sebagai agunan kredit (cash collateral).

DepoBRI mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yang membuktikan produk ini merupakan produk pilihan terpercaya dari masyarakat. Kinerja DepoBRI per akhir tahun 2011 sebesar Rp144,10 triliun dibandingkan pada posisi tahun 2010 yaitu sebesar Rp126,31 triliun.

Tabungan HajiTabungan Haji adalah produk tabungan yang diperuntukkan bagi nasabah yang ingin melaksanakan Ibadah Haji. Produk ini akan membantu nasabah dalam mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), baik BPIH biasa maupun BPIH Khusus/Haji Plus. Berbagai keunggulan dari produk ini adalah penyetoran yang dapat dilakukan secara on-line di seluruh unit kerja BRI dan terkoneksi langsung (host to host) melalui aplikasi switching dengan Siskohat Kementerian Agama, bebas biaya administrasi dan adanya pemberian souvenir ketika nasabah melakukan pelunasan biaya haji.

Dalam empat tahun terakhir, Tabungan Haji menunjukkan peningkatan kinerja yang cukup memuaskan Pada akhir tahun 2011 jumlah penyerapan dana pihak ketiga dari produk ini adalah sebesar Rp1,91 triliun atau meningkat sebesar 18,15% dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp1,61 triliun.

Program Untung beliung britAma Program Undian Berhadiah Untung Beliung BritAma (UBB) merupakan program customer retention/loyalty dan acquisition Tabungan BritAma dalam rangka strategi penghimpunan dana dan meningkatkan saldo Tabungan BritAma. Program UBB ini telah dilaksanakan sebanyak 5 (lima) periode sejak tahun 2007 dan telah berhasil meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk Tabungan BritAma.

Rencana Pengembangan Tahun 2012BRI merencanakan untuk terus menciptakan produk-produk simpanan yang menarik serta program-program penjualan Tabungan BritAma yang kreatif dan inovatif (program akuisisi, retensi dan loyalti). Selain itu, BRI juga akan fokus pada peningkatan market share dana di area perkotaan, serta menciptakan produk-produk ritel dan e-banking yang mendatangkan fee based income dengan memperluas dan meningkatkan jumlah delivery channel, khususnya electronic channel.

bRi PRiORiTAS

BRI Prioritas merupakan pelayanan dan jasa perbankan yang diberikan secara eksklusif kepada para nasabah BRI kalangan mass affluent dan high net worth individual, meliputi pelayanan dan jasa perbankan pada umumnya, jasa konsultasi perencanaan keuangan dan investasi, asuransi (bancassurance) dan perencanaan pensiun.

BRI Prioritas bertujuan meningkatkan awareness, loyalty dan retention dengan tema intellectual, lifestyle, heritage, dan seasonal event.

Guna mewujudkan sasaran tersebut, layanan BRI Prioritas telah dilengkapi dengan Sentra Layanan BRI Prioritas (SLP) yang dirancang dengan konsep standar ruangan yang mengutamakan keamanan, keakuratan dan kenyamanan selama nasabah bertransaksi, serta memiliki beberapa jaringan outlet priority lounge yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia

2007 2008 2009 2010 2011

56,06

100,03

126,31 144,10

73,52

(dalam triliun Rupiah)DepobRi

Page 102: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

99 99LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Dalam upaya untuk untuk menjamin keamanan serta keakuratan transaksi perbankan, setiap SLP juga dilengkapi standar organisasi dengan konsep pengawasan berjenjang (built-in control) dan dikelola secara profesional oleh para Priority Banking Assistant (PBA), Priority Banking Officer (PBO) dan Priority Banking Manager (PBM) yang telah berpengalaman dan bersertifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh regulator. Seperti Sertifikasi WAPERD untuk agen penjualan Reksa Dana, Sertifikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) untuk penjualan Bancassurance (Unit Link), serta Sertifikasi Pelatihan Wealth Management. Pada akhir periode, nasabah akan diberikan pelaporan posisi simpanan dan investasi pribadi nasabah yang selalu terkinikan oleh Customer Portfolio Management System (CPM).

Demi kepentingan nasabah dan dalam rangka meminimalisasi ketidakpastian, BRI Prioritas tidak mengeluarkan layanan produk derivatif. Dengan demikian layanan prioritas ini diharapkan dapat memberikan manfaat investasi dan proteksi terhadap aset nasabah secara lebih terukur.

beragam Privileges yang DitawarkanBeberapa jenis layanan yang diberikan kepada nasabah BRI Prioritas diantaranya adalah pelayanan yang bersifat personal dari Priority Banking Officer, layanan pengantaran dan penjemputan uang untuk nominal tertentu, layanan transaksi melalui telepon, ruangan khusus untuk bertransaksi, fasilitas business & private mini lounge, internet & e-banking corner, free meeting room, tempat parkir khusus, serta layanan Call Center 24 Jam.

Privileges yang diberikan kepada nasabah BRI Prioritas diantaranya adalah automatic border passage (SAPHIRE), personal travel assistance, private plane reservation, exclusive medical evacuation, free Velvet Class Blitz Megaplex, travel insurance, free exclusive business meeting Room, free approved BRI Platinum Credit Card, free di 33 Executive Lounge Bandara di Indonesia, travel privilege, lifestyle privilege, concierge services serta privileges berskala internasional bekerjasama dengan program Debit Mastercard International. Pencapaian Tahun 2011Perkembangan jumlah nasabah BRI Prioritas sampai dengan posisi Desember 2011 sebagai berikut:

Sedangkan jumlah portofolio kelolaan investasi nasabah BRI Prioritas sampai dengan posisi bulan Desember 2011 sebagai berikut:

Ket. 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Portofolio kelolaan (AUM)

8,5 826 3.451 7.375 12.616

Ket. 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Nasabah

17 280 1.295 3.679 6.978

(dalam miliar Rupiah)

Page 103: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

100 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pengakuan Kepuasan nasabahPada Tahun 2010 dan 2011, dalam survey kepuasan pelanggan yang diselenggarakan oleh Care of CCSL & Majalah Marketing, BRI Prioritas meraih total nilai Indonesian Service Satisfaction Index (ISSI) di atas nilai rata-rata Industri Priority Banking Services, skala multinasional dan domestik, sehingga pada tahun 2010 dan 2011 BRI Prioritas dianugerahi penghargaan Indonesia Service Quality Award kategori Diamond (nilai di atas rata-rata industrinya) peringkat ke-4 serta bulan Mei tahun 2011 mengalami peningkatan dengan meraih peringkat 3 dari lembaga survey layanan: Care-CCSL.

Rencana dan Pengembangan Tahun 2012Rencana pengembangan BRI Prioritas tetap difokuskan pada upaya pengembangan produk dan privileges, bekerjasama dengan pihak ketiga terkemuka, serta melaksanakan berbagai program penjualan yang bersifat akuisisi, retensi, dan loyalty. Selain itu, dalam rangka memperkuat jaringan layanan, BRI Prioritas menambah outlet priority banking berupa Sentra Layanan BRI Prioritas dan Priority Lounge di sejumlah kota besar di Indonesia.

KReDiT KOnSUMeR

Pertumbuhan kredit konsumer sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan eskalasi makro maupun domestik. Tahun 2011 merupakan tahun yang penuh tantangan, hal ini terkait dengan krisis perekonomian global dan persaingan di antara pelaku industri perbankan dalam memperebutkan potensi bisnis konsumer nasional. Dalam rangka mempertahankan sekaligus memperluas pangsa pasar kredit konsumernya, BRI senantiasa melakukan inovasi dan pengembangan fitur yang berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan nasabah berupa kredit kepemilikan rumah, kredit kepemilikan kendaraan bermotor, dan kredit multi guna.

BRI tetap memfokuskan ekspansi bisnis konsumer dengan memanfaatkan basis nasabah BRI yang besar dengan terus melakukan peningkatan kualitas proses bisnis namun tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian perbankan.

Pengembangan jumlah SKK dan POSUntuk lebih memfokuskan layanan kredit konsumer BRI, sejak tahun 2008 BRI membangun jaringan kerja operasional kredit konsumer berupa Sentra Kredit Konsumer (SKK) dan Point Of Sales (POS). Selanjutnya, sejak tahun 2010, BRI mulai mengembangkan jaringan kerja operasional kredit konsumer di luar 14 kota besar. Unit kerja yang ditunjuk sebagai SKK dan POS disesuaikan dengan potensi bisnis konsumer yang terdapat di masing-masing wilayah supervisi unit kerja tersebut.

Menggandeng Mitra Usaha Dalam upaya memperluas basis nasabah, BRI terus menjalin kemitraan dengan beberapa developer besar untuk menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) serta merangkul Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) kendaraan bermotor untuk mendukung penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB). Selain itu, sebagai bagian dari strategi pembentukan brand image dan peningkatan awareness, BRI melakukan promosi di berbagai media dan ikut aktif dalam berbagai pameran berskala nasional maupun internasional. Selain penambahan jaringan kerja operasional kredit konsumer, BRI juga melakukan pembenahan dan penyempurnaan teknologi untuk mewujudkan Service Level Agreement yang semakin memuaskan. BRI senantiasa berinovasi dan mengembangkan fitur produk-produknya sesuai dengan kebutuhan para nasabahnya.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR)KPR BRI dengan berbagai kemudahannya diharapkan semakin memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal. Saat ini, BRI telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 370 proyek perumahan di seluruh Indonesia. Selain itu, KPR BRI juga menawarkan berbagai kemudahan diantaranya adalah uang muka dan jangka waktu kredit yang flexible, suku bunga sangat kompetitif, dokumen kepemilikan yang terjamin aman dan kemudahan-kemudahan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi calon debitur.

Page 104: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

101 101LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Outstanding KPR BRI sampai dengan Desember 2011 telah mencapai Rp8,13 triliun atau tumbuh 19,82% dibandingkan tahun 2010. Hal ini menunjukkan keberhasilan BRI dalam meningkatkan pertumbuhan KPR di tengah persaingan yang ketat dalam penyaluran KPR nasional.

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)KKB BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor. Program kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) maupun dealer menjadikan KKB BRI mampu memberi layanan terbaik. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan nasabah, KKB BRI menyediakan fitur tanpa down payment yaitu mengkombinasikan KKB BRI dengan produk deposito. Program joint promotion bersama ATPM dan dealer juga semakin meningkatkan keunggulan KKB BRI yaitu suku bunga yang sangat terjangkau.

KKB BRI juga menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan multifinance melalui produk KKB Kerjasama. Produk ini akan terus dikembangkan secara berkesinambungan mengingat potensi yang masih sangat terbuka serta lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan ekspansi KKB. Outstanding KKB sampai dengan akhir tahun 2011 telah mencapai Rp1,67 miliar atau tumbuh 13,74% dibandingkan tahun 2010.

Kredit Multiguna (KMG)KMG BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang tidak dapat dipenuhi melalui produk KPR maupun KKB. Produk KMG sangat diminati oleh nasabah, mengingat kemudahan dan kenyamanan yang diperoleh melalui produk ini, antara lain jangka waktu yang relatif panjang yaitu sampai dengan 10

tahun dengan plafond kredit sampai dengan Rp1 miliar. Outstanding KMG sampai dengan akhir 2011 telah mencapai Rp1,58 triliun.

Peningkatan infrastruktur dan SDMDalam upaya meningkatkan pertumbuhan yang optimal, di tahun 2011 BRI telah memiliki 45 Sentra Kredit Konsumer (SKK) dan 100 Point of Sales (POS) yang fokus melayani produk-produk kredit konsumer. Penambahan tenaga pemasar kredit konsumer pun terus dilakukan, pada tahun 2011 terdapat 331 account officer (AO) Konsumer, atau meningkat dibandingkan tahun 2010 yaitu sejumlah 279 AO Konsumer.

Rencana Pengembangan Tahun 2012Pada tahun 2012, BRI akan terus menyempurnakan organisasi dan proses bisnis Monoline yang saat ini telah diimplementasikan di kota Surabaya dan Makassar. Untuk penyempurnaan proses bisnis, meningkatkan Service Level Agreement (SLA) serta meningkatkan ekspansi kredit baik secara kuantitas maupun kualitas, BRI juga akan membangun beberapa Regional Processing Center (RPC), Regional Sales Center (RSC) dan Collection Center Selain itu akan dilakukan pengembangan fitur produk baik KPR, KKB maupun KMG, sistem angsuran yang lebih fleksibel dan ketentuan-ketentuan lainnya untuk menjadikan layanan kredit konsumer BRI semakin prima. Sedangkan untuk strategi penjualan akan lebih diintensifkan dengan memanfaatkan database nasabah, pihak ketiga (dealer/developer), walk in customer maupun implant banking melalui program Home Ownership Program (HOP) dan Car Ownership Program (COP) dengan beberapa perusahaan besar.

2007 2008 2009 2010 2011

1,671,47

0,68

0,450,35

Outstanding KKB(dalam triliun Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

1,79

4,57

8,139,49

3,08

(dalam triliun Rupiah)

Outstanding KPR

Page 105: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

102 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

kelebihan antara lain kartu tersebut dapat digunakan sebagai identitas dari komunitasnya.

• KartuKreditBRIVisa• KartuKreditBRICo-BrandingHyundai

Sasaran PasarDalam upaya memperluas basis pemegang kartu kredit, BRI berupaya untuk terus berinovasi dan menghadirkan Kartu Kredit yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kartu Kredit BRI berdasarkan sasaran pasarnya dibedakan menjadi:

• Affluent Market, merupakan target pemasaran Kartu Kredit BRI Platinum dengan sasaran pasar Mass Affluent dan Affluent Market.

• Mass Market, merupakan target pemasaran KartuKreditVisaBRIdengansasaranpendudukkota-kota besar tingkat satu dan tingkat dua, yang berusia 25 - 35 tahun, akan dibidik dengan produk baru dengan fitur yang lebih modern serta menggunakan teknologi komunikasi terkini. Sedangkan untuk kota-kota 2nd and 3rd

tier, BRI menciptakan produk baru berupa low income credit card dengan strategi pemasaran yang dirancang sesuai dengan profil khalayak sasarannya.

Keunggulan Kartu Kredit BRI• Bungaringan Nasabah akan mendapatkan suku bunga ringan

dalam berbagai transaksi, baik ritel maupun cash advance.

• Executive airport lounge Kurang lebih terdapat 30 executive airport lounge

yang bisa digunakan oleh pemegang Kartu Kredit BRI tipe Gold dan Platinum

• Bebas iuran tahunan seumur hidup untukpemegangKartuKreditBRIVisa

Nasabah akan dibebaskan dari iuran tahunan selamaKartuKreditBRIVisayangdimilikimasihaktif.

• Point reward Pemegang Kartu Kredit BRI Mastercard akan

mendapatkan point reward untuk setiap transaksi yang dilakukan di merchant-merchant tertentu yang telah melakukan kerjasama dengan BRI

• Reward rupiah Pemegang Kartu Kredit BRI-Visa akan

mendapatkan reward rupiah untuk setiap transaksi yang dilakukan di merchant-merchant tertentu yang telah melakukan kerjasama dengan BRI

KARTU KREDIT

BRI memasuki bisnis kartu kredit bertujuan untuk menjadi Bank penyedia jasa kartu kredit pilihan utama, tidak hanya sebagai pelengkap bisnis namun diharapkan juga sebagai salah satu peluang pengembangan bisnis BRI. Hal ini didukung dengan basis nasabah BRI yang lebih dari 30 juta, maka bisnis kartu kredit merupakan suatu peluang bisnis yang menjanjikan bagi BRI. Sejak diluncurkan pada tahun 2006, kartu kredit BRI menjadi salah satu produk ikonik di bidang perbankan konsumer dengan berupaya memenuhi dinamika kebutuhan nasabahnya.

Strategi Pengembangan Bisnis Kartu KreditUntuk mengembangkan bisnis Kartu Kredit, BRI memiliki strategi antara lain meningkatkan cross selling opportunity dengan penambahan bisnis Kartu Kredit, mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan produktivitas, serta mengupayakan keunggulan kompetitif terhadap persaingan usaha.

Strategi pengembangan tersebut bertumpu pada reputasi dan kepercayaan para pemegang kartu yang tinggi, sumber daya pendukung yang handal seperti platform TI yang tepat, sumber pendanaan yang murah, jaringan yang luas mencakup seluruh pelosok Indonesia, basis nasabah yang besar dan tersebar luas,serta dukungan SDM yang kompeten dan berintegritas tinggi.

Produk Kartu KreditHingga saat ini, BRI telah menerbitkan Kartu Kredit yang terbagi menjadi:

• KartuKreditBRIStandard• KartuKreditBRIGold• KartuKreditBRIPlatinum• KartuKreditBRICorporate Kartu Kredit yang ditujukan untuk para pejabat/

pekerja perusahaan korporasi untuk mengatur biaya pengeluaran travel dan entertainment (T&E) para pejabat/karyawan perusahaan tersebut, dengan pembayaran penggunaan kartu tersebut akan dijamin oleh perusahaan

• KartuKreditBRIBussiness Kartu Kredit yang ditujukan untuk para pebisnis

atau para anggota komunitas atau yang penggunaannya sama seperti Kartu Kredit pada umumnya (individual liabilities), namun memiliki

Page 106: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

103 103LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Melalui strategi pemasaran low income credit card, selama tahun 2011, BRI berhasil menambah jumlah EDC merchant sebanyak 1.426 EDC, dengan total volume penjualan meningkat sebesar 191,58% dari Rp80,77 miliar di tahun 2010 meningkat menjadi Rp959,69 miliar di tahun 2011. Jumlah merchant kerjasama yang memberikan fasilitas discount kepada pengguna Kartu Kredit BRI juga mengalami peningkatan signifikan selama tahun 2011 tercermin dari besarnya volume Merchant Discount Rate (MDR) yang meningkat sebesar 194,74% dari senilai Rp1,5 miliar di tahun 2010 menjadi Rp17,8 miliar di tahun 2011.

Rencana Pengembangan Tahun 2012Rencana pengembangan bisnis Kartu Kredit pada tahun 2012 adalah terus mengembangkan potensi bisnis Kartu Kredit BRI sehingga dapat menjadi Top 7 (tujuh) dalam peringkat penerbit Kartu Kredit di Indonesia dengan preferensi konsumen yang tercermin pada jumlah Kartu Kredit BRI yang aktif mencapai 80% dan kontribusi imbal hasil/fee-based income dapat terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Kegiatan pemasaran serta kerjasama dengan merchant-merchant akan terus ditingkatkan sehingga dapat semakin meningkatkan kemudahan bagi pengguna Kartu Kredit BRI dalam melakukan transaksi maupun semakin meningkatkan awareness pengguna Kartu Kredit terhadap keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan Kartu Kredit BRI.

• PengambilanTunaidiATMBRI Pemegang Kartu Kredit BRI dapat melakukan

pengambilan tunai di ATM BRI• ProtectionPlus Asuransi Protection Plus kepada pemegang Kartu

Kredit BRI yang merupakan gabungan antara asuransi kecelakaan dan asuransi kesehatan.

• ProgramBRING(BelanjaRINGan) Pemegang kartu dapat memiliki produk pilihan

melalui program cicilan BRING yang ditawarkan melalui catalog belanja setiap bulannya.

• Layanan24jam Layanan telepon 24 jam Call BRI di nomor telepon

14017 atau (021) 57 987 400 / 500 017 selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, termasuk hari minggu dan libur untuk membantu mendapatkan informasi lengkap mengenai Kartu Kreditnya.

• Pembelianpulsaisiulang Pemegang kartu dapat melakukan pembelian

pulsa isi ulang di seluruh Indonesia untuk berbagai operator GSM dan CDMA.

• TransferBalance Adalah pemindahan tagihan kartu kredit bank lain

ke dalam Kartu Kredit BRI dengan bunga khusus.• Autopayment Pembayaran tagihan rutin dilakukan secara

otomatis dari rekening tabungan BRI dengan mendaftar terlebih dahulu melalui ATM atau ke BRI Card Center.

Pencapaian Kartu Kredit Tahun 2011Kinerja kartu kredit BRI terus menunjukkan peningkatan terlihat dari meningkatnya imbal hasil yang diperoleh serta jumlah kartu yang diterbitkan selama tahun 2011. Dari jumlah kartu yang diterbitkan sampai dengan tahun 2011, BRI berhasil menerbitkan sebanyak 437.781 kartu atau naik sebesar 11,09% dibandingkan dengan tahun 2010. Selama tahun 2011, total volume transaksi Kartu Kredit BRI adalah sebesar Rp2,168 miliar dan total pendapatan bunga yang diperoleh sebesar Rp95,280 miliar.

139,43

389,19437,78

Jumlah kartu Fee based Income (Rp miliar)

2007 2008 2009 2010 2011

245,08

342,30

21

71,4580,96

95,28

Penerbitan Kartu Kredit danImbal Hasil Transaksi Kartu Kredit

(dalam miliar Rupiah)

36,34

Page 107: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

104 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bisnis Korporasi

Di tengah kebijakan konsolidasi BRI selama tahun 2011, bisnis korporasi BRI berhasil tumbuh dengan baik, didukung oleh penyaluran pinjaman secara selektif kepada perusahaan BUMN maupun non-BUMN yang memiliki jalinan dengan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dok. P

T Pup

uk Kaltim

(Persero)

Page 108: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

105 105LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Dari tahun ke tahun bisnis korporasi BRI terus berkembang dan menjadi segmen yang menunjang ekspansi bisnis BRI. Dari segmen korporasi ini, BRI mengharapkan multiplier effect untuk segmen bisnis BRI lainnya, yaitu segmen Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Setiap pemberian kredit kepada suatu perusahaan korporasi memiliki potensi pemberian jasa per-bankan lainnya yang terkait dengan value chain setiap bisnis korporasi tersebut dengan para vendor maupun pelanggannya atau biasa disebut potensi trickle down effect.

Layanan perbankan dalam rangka mendapatkan trickle down effect antara lain berupa pemberian fasilitas pinjaman dengan skema khusus, pengelolaan keuangan, pemberian fasilitas konsumer kepada vendor, sub-kontraktor, supplier, distributor, mitra binaan sampai individu yang bekerja di perusahaan korporasi yang bersangkutan atau anak perusahaannya. Beberapa jasa transaksi perbankan lainnya yang terus dikembangkan BRI antara lain layanan Host-to-Host, One Gate Payment, Rekening Imprest, Rekening Master, pembayaran tagihan dan BRIVirtualAccount(Briva).

Dalam pengembangan bisnis korporasi terutama dari sisi pinjaman korporasi, berdasarkan potensi bisnis dan tingkat risikonya, BRI melakukan segmentasi bisnis korporasi menjadi Bisnis BUMN dan Bisnis Komersial - non BUMN. Sedangkan untuk pengelolaan potensi dana, dilakukan secara terfokus melalui pengembangan layanan perbankan, seperti produkcashmanagement,pelayananVisaonArrival(VOA), maupun pelayanan pembuatan kartu PNSelektronik.

BISNIS BUMN

Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada serta leverage yang diperoleh karena rendahnya risk weighted asset yang harus diperhitungkan, layanan perbankan yang diberikan kepada BUMN semakin besar proporsinya dibandingkan dengan segmen non-BUMN. Pada tahun 2010 tercatat pinjaman kepada segmen BUMN adalah sebesar 46,48% dari total kredit korporasi dan proporsi ini meningkat menjadi 57,19% pada akhir tahun 2011.

Fokus BRI dalam pengembangan segmen BUMN ini juga terlihat hasilnya pada pengumpulan dana pihak ketiga yang meningkat cukup pesat serta fee based income dari layanan cash management yang juga meningkat.

BRI telah mengembangkan, memasarkan dan memonitor kegiatan bisnis BRI dengan para nasabah BUMN, melalui pemberian fasilitas pinjaman, pengelolaan dana dan pelayanan jasa perbankan. Pasar sasaran bisnis BUMN selain BUMN antara lain adalah lembaga pemerintah/non pemerintah serta anak perusahaan BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh BUMN induk yang potensial.

Strategi BRI dalam mengembangkan bisnis BUMN mencakup:• Maintenance, yaitu mempertahankan nasabah-

nasabah BUMN yang sudah ada (existing clients) dengan melakukan communication & loyalty program.

• Winback, atau upaya untuk menarik kembali BUMN yang pernah menjadi nasabah tetapi saat ini menjadi nasabah bank lain dengan strategi penerapan pricing, customization, communication & loyalty program.

• Acquisition, merupakan upaya BRI untuk merekrut BUMN yang belum pernah menjadi nasabah BRI melalui strategi pricing, customization, communication & loyalty program.

Page 109: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

106 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pencapaian Bisnis BUMNPada tahun 2011, terdapat 142 BUMN beroperasi dengan pendapatan usaha lebih dari Rp1.294 triliun.

Peta kinerja BUMN tersebut merupakan peluang prospektif bagi BRI. Hingga akhir tahun 2011, BRI telah melakukan kerjasama dengan 107 BUMN, 52 BUMN diantaranya sudah diberikan fasilitas kredit dengan outstanding Rp32,16 triliun dan NPL 0%. Penyaluran kredit kepada BUMN memberikan kontribusi 11,34% dari total kredit di BRI, dengan NPL 0%.

Rencana Pengembangan Tahun 2012BRI akan melanjutkan strategi yang telah diterapkan selama ini dengan menggarap bisnis korporasi terutama dari segmen BUMN di Indonesia. BRI akan terus memperkuat strategi penetrasinya yaitu menjadi entry gate bagi bisnis BRI lainnya sehingga BRI dapat menggarap bisnis BUMN hingga ke segmen mikro. Dengan sinergi dan koordinasi yang lebih baik, diharapkan seluruh bisnis BUMN dapat tergarap dari tingkat nasabah korporasi, komersial hingga ke nasabah individu

BISNIS KOMERSIAL – NON BUMN

Pasar sasaran bisnis komersial adalah perusahaan swasta atau non-BUMN dengan besar pinjaman di atas Rp50 miliar sampai dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

Bisnis komersial ini terbagi dalam dua sektor utama yaitu Kredit Agribisnis dan Kredit Bisnis Umum (Non Agribisnis)

1. Bisnis Agribisnis Dengan melihat potensi pengembangan bisnisnya

yang besar, BRI kian memperkokoh sektor agribisnis sebagai bagian dari bisnis komersial. Kredit agribisnis diberikan kepada individu atau perusahaan yang bergerak di bidang pertanian untuk kegiatan usaha pertanian yang bersifat on-farm maupun off-farm dari hulu sampai hilir.

Strategi Pengembangan Bisnis BUMN

Kredit kepada BUMN (dalam triliun Rupiah)

2008 2009 2010 2011

11,7617,38

20,42

32,16

SUPPORT STRATEGY BUSINESS STRATEGY BUSINESS TARGET GOAL SETTING

EXISTING CUSTOMER

Menjaring seluruh BUMN,

LembagaPemerintah

&Non Pemerintahyang potensial

FORMER CUSTOMER

NEW CUSTOMER LOAN & FUNDING

ACQUISITIONSTRATEGY

OR

GA

NIZ

AT

ION

H

UM

AN

RE

SO

UR

CE

S

RE

LEVA

NT

CO

ST

&

TE

CH

NO

LOG

Y

MAINTENANCE STRATEGY

WIN BACK STRATEGY

Page 110: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

107 107LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Sektor pembiayaan on-farm tersebut meliputi usaha budidaya pertanian termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan sektor pembiayaan off-farm meliputi usaha yang menghasilkan sarana produksi pertanian seperti kegiatan pembibitan, agrokimia, pestisida, alat mesin pertanian dan pakan ternak.

Sasaran utama BRI untuk kredit agribisnis adalah mengembangkan pembiayaan bagi komoditas ekspor yang memiliki daya saing di pasar global.

Produk Bisnis Agribisnis BRI terus menyalurkan kredit di bidang agribisnis baik skim komersial maupun pinjaman bersubsidi. Ekspansi bisnis melalui pola pinjaman komersial dan subsidi bunga dilaksanakan melalui pengoptimalan produk Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP). KPEN-RP merupakan penyaluran kredit kepada petani (melalui koperasi) dan melalui perusahaan inti (pola inti plasma) dengan komoditi pilihan yakni kelapa sawit, kakao dan karet.

Untuk pinjaman bersubsidi selain KPEN-RP, BRI juga berkomitmen menyalurkan kredit dengan pola lainnya melalui skim Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS). KUPS merupakan fasilitas kredit yang diberikan bank kepada Pelaku Usaha Pembibitan Sapi (baik merupakan perusahaan pembibitan, koperasi, kelompok/gabungan kelompok peternak) yang melakukan Usaha Pembibitan Sapi dengan memperoleh subsidi bunga dari Pemerintah.

Dalam penyaluran melalui skim komersial, BRI terus menyalurkan kredit ke sektor agribisnis antara lain kepada sektor perkebunan kelapa sawit, karet, kakao beserta turunannya, sektor peternakan meliputi peternakan ayam potong, sapi perah dan sapi potong serta tambak udang. Sedangkan sektor industri dan perdagangan meliputi industri pestisida, industri oleokimia, industri pengolahan kelapa, industri pengolahan hutan industri, industri gula, industri pengolahan tepung ikan, industri pengolahan beras dan lain sebagainya.

2. Bisnis UmumBisnis Umum adalah sektor bisnis BRI yang ditujukan untuk pengembangan usaha segmen korporasi (dengan skala pinjaman diatas Rp50 miliar) diluar sektor agribisnis dan BUMN. Pengembangan bisnis dilakukan secara prudent dengan memanfaatkan jaringan kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia dan optimalisasi produk-produk treasury maupun produk bisnis internasional BRI yang lengkap, sehingga dapat dioptimalkan pendapatan bunga dan fee based income BRI.

Di tahun 2011, selain terus mengembangkan bisnis umum sebagai salah satu penggerak pertumbuhan kredit, BRI juga memberi fokus lebih tajam pada sektor minyak dan gas (migas) serta energi yang mengalami booming sejalan dengan perkembangan pesat yang terjadi di sektor pertambangan energi dan harga komoditas batu bara maupun migas yang cenderung meningkat. Dengan adanya penajaman fokus pada sektor migas tersebut, maka di tahun 2011 telah dibentuk Desk Migas dan Energi yang bertugas mengembangkan bisnis BRI di sektor migas dan energi, termasuk pengembangan potensi fee based income dari sektor tersebut.

Pencapaian Tahun 2011Walaupun fokus BRI dalam pengembangan bisnis korporasi adalah pada segmen BUMN, namun segmen korporasi non BUMN tetap menunjukkan kinerja yang memuaskan. Terlihat bahwa dalam kondisi ekonomi makro dunia yang tidak begitu mendukung, kualitas kredit korporasi BRI tetap terjaga. Hal ini membuktikan bahwa strategi BRI untuk mengutamakan pertumbuhan yang berkualitas (quality growth) telah terlaksana.

Secara nominal, terdapat pertumbuhan 2,38% (yoy) pada kredit korporasi non BUMN, yaitu dari Rp23,51 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp24,07 triliun pada akhir tahun 2011, dengan non performing loan yang tetap terjaga pada 2,26%.

Page 111: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

108 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Rencana Pengembangan Tahun 2012Dalam pengembangan bisnis agribisnis dan bisnis umum, BRI akan terus mengupayakan pengembangan bisnis melalui berbagai langkah sebagai berikut: • Optimasi produktivitas delivery channel yang

luas (melalui Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang) untuk pengembangan bisnis serta monitoring potensi bisnis di seluruh wilayah Indonesia.

• Pemilihan sektor usaha yang prospektif danbelum jenuh.

• Memfokuskan pengembangan bisnis padaperusahaan yang mempunyai potensi trickle down effect pada bisnis menengah dan ritel.

Strategi ekspansi kredit dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking) yang diwujudkan melalui evaluasi pelayanan kredit yang cepat dan efektif dengan menerapkan four eyes principle sebagai wujud implementasi manajemen risiko (credit risk management). BRI juga terus meningkatkan kualitas para account officer yang berfungsi sebagai financial service provider dan professional business advisor.

Khusus, untuk pengembangan sektor agribisnis akan dilakukan melalui peningkatan pinjaman dengan memanfaatkan dampak multiplier effect pembiayaan di sektor ini, antara lain melalui program revitalisasi perkebunan, pengembangan energi nabati, revitalisasi pabrik gula, hingga ke pembiayaan kepada segmen bisnis UMKM dan international services. Hal ini mencakup pula pola closed system

financing, yaitu pembiayaan hulu hingga hilir untuk produk maupun komoditas unggulan. Program pengembangan sektor agribisnis juga mencakup diversivikasi portofolio kredit di luar kelapa sawit.

PENGELOLAAN DANA KORPORASI

Pengembangan bisnis korporasi BRI tidak hanya dilihat dari sisi peningkatan jumlah aset, melainkan juga berupa penempatan dana nasabah maupun pengembangan layanan perbankan yang bisa dilakukan BRI untuk meningkatkan fee based income. Sehingga suatu perhitungan tingkat profitabilitas nasabah korporasi dapat dilihat secara keseluruhan.

Sebagai upaya untuk dapat menangkap potensi dari nasabah korporasinya secara optimal, BRI mengembangkan hubungan kelembagaan guna memberikan pelayanan yang spesifik dan berkesinambungan kepada nasabah non-perorangan yang terdiri dari institusi Pemerintah maupun swasta yang memerlukan layanan perbankan berskala nasional. BRI merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi mobilisasi dana yang berasal dari APBN maupun APBD yang disalurkan melalui Kementerian Negara, Pemerintah Propinsi/Kabupaten, Lembaga Pendidikan (Universitas), Dana Pensiun dan perusahaan swasta dalam rangka terus meningkatkan funding base BRI sesuai dengan target yang ditetapkan.

Page 112: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

109 109LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pencapaian 2011Dengan didukung oleh infrastruktur BRI dan produk serta layanan perbankan BRI yang beragam, BRI terus mengembangkan kerjasama dengan berbagai institusi. Selama tahun 2011 terdapat lebih dari 40 institusi baru yang bekerjasama dengan BRI.

Sementara itu, guna mengikuti pesatnya perkembangan dunia bisnis yang menuntut produk dan jasa perbankan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi nasabah, BRI terus mengembangkan ragam produk dan jasa yang disediakan, antara lain sebagai berikut:

Cash ManagementBRI menyediakan Cash Management Service (CMS) yang sangat dirasakan manfaatnya bagi nasabah perusahaan yang membutuhkan layanan transaksi perbankan yang cepat dan akurat. CMS merupakan solusi layanan perbankan berbasis internet yang memungkinkan nasabah perusahaan melakukan monitoring dan melakukan transaksi keuangannya melalui fasilitas online setiap saat. CMS BRI memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi rekening dari waktu ke waktu dan memberikan kenyamanan serta keamanan dalam bertransaksi melalui sistem perbankan setiap saat secara online sehingga pengelolaan keuangan dapat dilakukan secara cepat dan akurat.

Pada akhir tahun 2009 New CMS BRI telah melayani 241 perusahaan dan berkembang menjadi 757 perusahaan pada akhir tahun 2011. Jumlah rekening yang dilayani oleh sistem ini juga meningkat pesat dari hanya sekitar 2.500 rekening menjadi lebih dari 18.151 rekening di tahun 2011.

Pada tahun 2011 BRI mengembangkan produk New Cash Management System, antara lain melalui pengembangan sistem itu sendiri yang mencakup: • Instalasi, peremajaan serta upgrade scalabiliity

server untuk mengantisipasi peningkatan jumlah client dan volume transaksi.

• Peningkatan perangkat security firewall serta komunikasi internet untuk mempercepat akses ke CMS BRI.

• Pengembangan/pengkayaan fitur-fitur general aplikasi CMS.

• Pengembangan fitur-fitur khusus (customized) aplikasi CMS, termasuk di dalamnya dalam rangka strategi closed system.

BRI merupakan bank besar di Indonesia, dan saya sangat tertarik sekali

apabila dikaitkan dengan bisnis Pupuk Kaltim (PKT), karena kami berbisnis

sampai ke pelosok nusantara, sama halnya seperti BRI, yang jangkauannya

sampai ke seluruh pelosok Indonesia. BRI memiliki potensi yang sangat

kuat dalam mengintegrasikan bisnis pupuk secara menyeluruh, mulai dari

produsen, distributor, sampai dengan pengecer, khususnya pengintegrasian

proses pembayaran. Karena salah satu faktor penentu dari kelancaran bisnis

pupuk adalah kelancaran proses pembayarannya.

Hubungan bisnis PKT dengan BRI sudah terjalin sangat lama dari tahun 1990-

an. Sementara ini bentuk kerjasama kami dengan BRI baru kredit saja. Saat ini

kredit PKT dari BRI telah mencapai Rp1,6 triliun.

“Kami cukup puas dengan kinerja dan layanan yang telah diberikan oleh BRI selama ini”

Besar harapan kami BRI dapat mengintegrasikan lalu lintas bisnis PKT secara

menyeluruh, didukung dengan dibentuknya BUMN Holding Pupuk seperti

saat ini. Akan lebih baik lagi apabila BRI dapat mengkonsolidasikan keuangan

secara menyeluruh dari BUMN pupuk di Indonesia, seperti Pupuk Kujang,

Pupuk Sriwijaya. PKT yang telah diberikan tanggung jawab untuk memenuhi

kebutuhan pupuk pada hampir 2/3 wilayah Indonesia.

Aas AsikinDirektur Utama

PT Pupuk Kaltim (Persero)

Page 113: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

110 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Treasury Single Account (TSA)Dalam rangka mengelola keuangan Negara secara profesional, terbuka dan bertanggung jawab, Pemerintah telah menerapkan Treasury Single Account (TSA) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan melibatkan Peserta Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan Peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Untuk dapat menangkap peluang bisnis ini secara optimal, BRI berpartisipasi dalam proyek TSA ini.

Treasury National Pooling (TNP)Treasury National Pooling (TNP) adalah sistem yang dapat memantau posisi saldo konsolidasi dari seluruh rekening bendahara pengeluaran yang terdapat pada seluruh Kantor Cabang BRI, tanpa harus melakukan perpindahan dana antar rekening. Sistem ini memudahkan Pemerintah untuk memantau posisi keuangan pada semua rekening bendahara pengeluaran yang telah didaftarkan sebagai rekening yang masuk dalam daftar TNP, tanpa harus melakukan verifikasi satu per satu di setiap kantor cabang BRI.

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) On LineDalam rangka meningkatkan kerjasama BRI dengan lembaga pendidikan, BRI telah mengembangkan sistem pembayaran SPMB BRI yang dapat diakses di seluruh unit kerja BRI yang ditujukan bagi lembaga

pendidikan yang telah bekerjasama. Adanya sistem ini dapat mempermudah bagi mahasiswa untuk melakukan penyetoran uang pendaftaran dan registrasi online di universitas. Selain menciptakan peluang penggalangan dana pihak ketiga di BRI, fasilitas ini juga memberi peluang bagi peningkatan fee based income dari pelaksanaan SPMB itu sendiri.

SPP on line merupakan sarana penerimaan setoran mahasiswa secara on line melalui jaringan pelayanan BRI. Bagi universitas, sistem ini mempermudah penarikan dan pengelolaan setoran kewajiban mahasiswa. Sedangkan mahasiswa memperoleh kemudahan dalam pembayaran setoran uang kuliah.

Pembayaran GajiSalary crediting adalah fasilitas dalam sistem BRINETS yang dipakai untuk pengkreditan gaji secara otomatis dari rekening individu atau perusahaan ke rekening simpanan karyawannya sesuai tanggal yang telah disepakati.

Layanan Pembayaran SSBKepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memiliki kewenangan dalam penerbitan PNBP Polri (Penerimaan Negara Bukan Pajak Polri) yaitu SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor), STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan), Klipeng (Klinik Pengemudi) dan Senpi (Senjata Api). BRI ditunjuk sebagai Bank yang melaksanakan

Kerjasama antara Bank BRI dan Universitas Indonesia untuk pembayaran SPP on-line

Page 114: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

111 111LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

pengelolaan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagaimana tersebut di atas, yaitu melalui Automatic Teller Machine (ATM), Electronic Data Capture (EDC), dan Teller BRI.

Payment Point PDAMGuna mendukung usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai penyedia air bersih kepada masyarakat umum, BRI menawarkan kerjasama dalam bentuk pengelolaan keuangan PDAM dan penerimaan pembayaran tagihan pelanggan PDAM.

Kartu PNS Elektronik (KPE)KPE merupakan kartu identitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memuat data PNS dan keluarganya secara elektronik. KPE diberikan kepada setiap PNS dan tetap berlaku setelah PNS yang bersangkutan pensiun. Sedangkan untuk suami/istri dan anak dari penerima pensiun PNS diberikan KPE tambahan. Selain berfungsi sebagai kartu kepegawaian, KPE juga berfungsi sebagai kartu ASKES (asuransi kesehatan), Kartu TASPEN (manfaat pensiun), kartu Bapertarum (fasilitas perumahan) dan kartu perbankan (untuk pembayaran gaji dan ATM melalui jaringan perbankan BRI). Visa on Arrival (VoA) ImigrasiVisa on Arrival (VoA) adalah Visa yang diberikanpejabat Imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi tertentu kepada warga negara asing yang bermaksud mengadakan kunjungan ke Indonesia. BRI menyediakan counter pelayanan pembayaran dan mengelola pemasukan dana dari VOA untukmanfaat Kantor Imigrasi Republik Indonesia.

Asabri – SantunanPembayaran manfaat santunan ASABRI (Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dapat dilakukan di unit kerja BRI yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Rencana Pengembangan Tahun 2012Dengan melihat potensi yang besar dari bisnis kelembagaan, maka strategi pengembangan BRI antara lain berupa optimalisasi kerjasama dengan nasabah institusi yang ada, optimalisasi jaringan kerja dan electronic channel BRI yang sudah ada, meningkatkan kualitas, fungsi dan peran executive relationship officer serta pengembangan ke bisnis di sektor swasta nasional dan perusahaan multinasional.

Untuk tahun 2012, pengembangan produk masih berfokus pada penyempurnaan sistem cash management BRI dengan penambahan fitur-fitur yang dapat mengakomodir kebutuhan nasabah BRI. Dalam mengantisipasi perkembangan bisnis ini, BRI juga akan meningkatkan jumlah dan kualitas dari SDM BRI serta memperbaiki sistem dan prosedur Cash Management. Adapun untuk pemasaran bisnis ini, selain difokuskan pada existing nasabah BRI juga akan dikembangkan pada nasabah baru.

Page 115: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

112 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bisnis Internasional

BRI New York Agency

BRI terus mengembangkan bisnis internasional sebagai upaya untuk menjadi Bank Devisa Terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah melalui pengembangan bisnis trade finance, remittance, money changer serta produk dan jasa bisnis internasional lainnya. Pengembangan bisnis internasional ditujukan untuk melayani kebutuhan nasabah baik eksportir maupun importir serta perusahaan lainnya di Indonesia dan mitra bisnisnya yang berada di luar negeri serta bank-bank koresponden.

Page 116: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

113 113LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bisnis trade finance yang dilayani BRI merupakan sumber fee based income. Transaksi trade finance memiliki kontribusi terhadap kegiatan bisnis BRI lainnya baik dalam kegiatan ekspansi kredit maupun sebagai sarana untuk meningkatkan end-to-end service bagi nasabah BRI.

Pelayanan trade finance dan kebutuhan nasabah lainnya juga merupakan latar belakang pendirian unit kerja luar negeri BRI. Unit kerja luar negeri BRI saat ini terdiri dari BRI New York Agency, BRI Cayman Island Branch dan Hong Kong Representative Office.

Strategi Pengembangan Bisnis Internasional

Trade FinanceDi tengah melemahnya kondisi perekonomian global yang terjadi pada pertengahan tahun 2011 lalu, aktivitas perdagangan internasional (trade finance) yang dilayani melalui BRI justru menunjukkan perkembangan yang positif, yang ditandai dengan peningkatan jumlah transaksi ekspor dan impor.

Peningkatan tersebut dikarenakan BRI terus berusaha untuk mengembangkan produk-produk trade finance untuk memfasilitasi transaksi ekspor-impor yang dilakukan oleh nasabah. Dalam rangka memasarkan produk dan jasa trade finance kepada nasabah dan calon nasabah, BRI menggiatkan program pemasaran melalui pemasangan iklan di berbagai media, perluasan kerjasama dengan bank koresponden dan lembaga keuangan, melaksanakan kegiatan expo dan sponsorship dalam dan luar negeri, serta terus membangun komunikasi aktif dengan mitra bisnis melalui business gathering maupun customer gathering yang menjadi sarana mediasi nasabah korporasi dengan customer/vendor mereka, serta pemberian training untuk menjaga customer loyality.

Strategi lain yang dilakukan untuk pengembangan bisnis internasional adalah revitalisasi SDM, pengembangan produk dan jasa, serta sistem pendukung. Dilakukan rekrutmen untuk posisi Trade

Finance Officer sebagai tenaga pemasar di kantor-kantor wilayah BRI yang memiliki potensi transaksi trade finance yang tinggi dalam rangka penetrasi pasar dan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah.

Upaya peningkatan kualitas layanan produk dan jasa trade finance juga dilakukan dengan cara sentralisasi layanan processing trade finance melalui pembentukan Trade Processing Center yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan BRI terhadap peningkatan layanan operasional trade finance yang lebih cepat, efisien dan akurat.

Bisnis RemittanceSebagai bank yang memiliki jaringan terluas di Indonesia dan didukung oleh luasnya jaringan bank correspondent di seluruh dunia, BRI dapat memfasilitasi transaksi pembayaran nasabahnya baik nasabah individu maupun nasabah korporasi. Hal ini terlihat dari jumlah transaksi yang terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut antara lain merupakan hasil upaya BRI dalam menjalin kerjasama dengan counterpart, baik bank maupun lembaga keuangan non bank yang memiliki jaringan luas di luar negeri yang dipergunakan untuk memfasilitasi settlement transaksi impor, menampung proceeds ekspor dan untuk kepentingan incoming/outgoing individual remittance baik bagi TKI maupun Non-TKI.

Untuk bisnis remittance yang difokuskan pada pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia dengan target market tenaga kerja Indonesia, BRI telah menjalin kerjasama dengan counterpart yang tersebar di negera-negara tujuan TKI serta beberapa Remittance Company lokal. Dalam memilih counterpart kerjasama, BRI mempertimbangkan bonafiditas perusahaan, jumlah cabang dan market share yang dikuasai.

Selain itu, BRI telah menempatkan Remittance Representative Officer yang bertujuan untuk mengembangkan bisnis remittance melalui kegiatan direct marketing dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan counterpart di negara tujuan TKI. Pada tahap awal telah ditempatkan representative BRI di Riyadh (Arab Saudi), Abu Dhabi (UAE), dan Kuala Lumpur (Malaysia).

Page 117: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

114 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Correspondent BankingBRI telah bekerja sama dengan bank koresponden dalam bisnis ekspor dan impor bank notes. Kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan bisnis money changer BRI serta mendukung penyediaan kebutuhan bank notes SAR (Saudi Arabian Riyal) untuk living cost jamaah haji di 6 embarkasi di seluruh Indonesia.

BRI senantiasa terus mengembangkan bisnis dengan correspondent bank di seluruh dunia dalam hal penerbitan bank guarantee atau Standby L/C (SBLC) dengan jaminan counter guarantee atau counter SBLC dari correspondent bank. BRI juga telah melaksanakan kerja sama dalam hal risk participation dan pengadaan offshore funding.

Bisnis Money Changer Dalam rangka mendukung pengembangan bisnis money changer, selain bekerja sama dengan bank koresponden, BRI telah melaksanakan kerja sama dengan money changer lokal dalam hal penyetoran dan penarikan bank notes.

Pada tahun 2011 ini, BRI telah melakukan sosialisasi bisnis money changer di beberapa daerah yang memiliki potensi tinggi. Bisnis money changer juga dilakukan dengan memanfaatkan momentum diadakannya perhelatan akbar Sea Games di Palembang. Selain itu, BRI menyediakan layanan money changer SAR dan USD pada musim haji, sehingga kebutuhan bank notes SAR dan USD jamaah haji dapat terpenuhi. BRI juga aktif membuka konter-konter di embarkasi haji di seluruh Indonesia untuk melayani penjualan bank notes SAR dan USD.

Produk dan Jasa

BRIfast RemittanceBRIfast Remittance adalah layanan remittance menggunakan sistem aplikasi BRIfast Remittance web system. Keunggulan BRIfast Remittance adalah layanan pengiriman uang dari luar negeri dapat diterima oleh pihak penerima di Indonesia dalam hitungan detik. Keunggulan aplikasi berbasis web adalah aplikasi tersebut tidak perlu dipasang di setiap PC counterpart dan cabang-cabangnya, sehingga memudahkan counterpart untuk mengakses aplikasi BRIfast Remittance melalui jaringan internet.

Produk dan jasa bisnis internasional lainnya yang ditawarkan BRI antara lain:• Penerbitan letterofcredit (L/C)maupunSKBDN

termasuk amandment kedua produk tersebut• AdvisingL/CmaupunSKBDN• Postshipmentfinancing(NegosiasidanDiskonto

Export Bill) L/C maupun SKBDN• Billpurchase• Standby L/C, Guarantee, dan Counter Guarantee• Trust Receipt (TR)• Refinancing L/C (Sight/ Usance/ UPAS/ Usance

Payable at Usance) dan Non-L/C • Money Changer• Inward/Outward Remittance • Inward/Outward Documentary Collection

(Document Against Payment dan Document Against Acceptance)

• Inward/Outward Clean Collection

2010 2011

10,0712,41

2010 2011

14,68

22,70

Transaksi Ekspor (dalam miliar USD)

Transaksi Impor (dalam miliar USD)

Page 118: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

115 115LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pencapaian dan Perkembangan Bisnis Internasional

Transaksi EksporTransaksi ekspor yang dilayani BRI setiap tahun terus mengalami peningkatan. Transaksi ekspor ini sebagian besar dilayani melalui metode telegraphic transfer (TT) yaitu mencapai 85,4% dari jumlah transaksi ekspor secara keseluruhan. Selama tahun 2011, total jumlah transaksi ekspor yang melalui L/C, collection serta TT mencapai USD12,41 miliar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 23,23% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010 yang mencapai USD10,07 miliar.

Transaksi Impor

Perkembangan transaksi impor BRI secara keseluruhan juga menunjukkan peningkatan. Selama tahun 2011, jumlah transaksi impor yang dilayani BRI mencapai sebesar USD22,7 miliar. Total transaksi impor tersebut meningkat signifikan yaitu naik sebesar 54,58% dibandingkan dengan transaksi impor pada tahun 2010 yaitu sebesar USD14,68 miliar.

Perkembangan transaksi ekspor impor BRI menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan fee based income yang tinggi dari sisi pelayanan transaksi ekspor-impor.

Bisnis Remittance

Kerja sama yang dilakukan oleh lembaga perbankan yaitu dengan dibukanya rekening Nostro BRI dalam berbagai currency di depository correspondent yang dapat digunakan untuk memfasilitasi transaksi nasabah BRI. Saat ini, BRI telah aktif bertransaksi dalam 13 mata uang asing yaitu USD, EURO, GBP, SGD, AUD, CAD, HKD, JPY, SEK, CHF, SAR, AED, dan RMB pada 30 rekening Nostro di beberapa depository correspondent bank.

Keunggulan BRI dalam memfasilitasi transaksi pembayaran tersebut memperoleh pengakuan dengan diterimanya STP (Straight Through Processing) Award dari Bank of New York Mellon, New York selama 2 tahun berturut-turut.

Pencapaian bisnis remittance BRI dari segi jumlah uang yang dikirimkan secara keseluruhan menunjukkan peningkatan setiap tahun baik untuk transaksi incoming maupun outgoing remittance. Total jumlah transaksi remittance pada tahun 2011 meningkat signifikan yaitu mencapai 52,82% menjadi 846.964 dibandingkan tahun 2010. Fee based income dari bisnis remittance meningkat sejalan dengan pertumbuhan bisnis remittance.

131.284177.498

267.884

13.560 33.49222.95416.897 34.929

812.035

520.729

Incoming IncomingOutgoing Outgoing

2007 2008 2009 2010 2011

30,5140,29

84,47

65,49

136,60

97,72101,77 109,64

200,10

97,23

2007 2008 2009 2010 2011

Frekuensi Transaksi RemittanceRemittance

(dalam miliar Rupiah)

Page 119: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

116 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Correspondent BankingSampai dengan tahun 2011, BRI telah menjalin hubungan koresponden dengan kurang lebih 1.200 bank koresponden yang tersebar di 100 negara di seluruh dunia. Dengan luasnya dukungan networking bank koresponden luar negeri, BRI mampu memberikan layanan dan produk trade finance terbaik bagi nasabah.

Unit Kerja Luar Negeri (UKLN)Dalam rangka pengembangan bisnis, BRI New York Agency (BRINYA) memberikan layanan trade finance berupa funding untuk refinancing L/C dan juga melayani bill rediscounting yaitu pengambilan wesel ekspor usance untuk membantu cash flow nasabah BRI. BRINYA saat ini juga aktif memberikan kredit untuk kebutuhan trade finance maupun modal kerja.

BRINYA juga melakukan pembiayaan kredit sindikasi kepada perusahaan Global USA dan Indonesia sebagai upaya dalam pengembangan portofolio aset BRINYA. Selain itu, BRINYA juga telah membiayai pemerintah RI dengan skema Pinjaman Luar Negeri, sebagai komitmen BRI untuk mendukung program pemerintah RI. Berbagai upaya pengembangan bisnis tersebut berdampak positif bagi kinerja BRI. Mulai pertengahan tahun 2011, BRINYA telah menjadi anggota fed wire di Amerika Serikat yang merupakan upaya BRI dalam memberikan fasilitas jasa transfer dana yang aman, cepat dan dengan biaya yang kompetitif antar anggota kliring fed wire di Amerika Serikat, baik untuk nasabah individu maupun perusahaan.

BRI Cayman Island Branch secara aktif telah menerbitkan L/C impor yang dibuka oleh nasabah bukan penduduk. Selain itu, juga berperan sebagai booking office untuk pinjaman bagi nasabah institusional yang menggunakan kredit ekspor.

BRI Hongkong Representative Office berfungsi untuk mengkoordinasikan aktivitas bisnis serta mengumpulkan informasi yang relevan yang menyangkut investasi dan opportunity bisnis untuk mengembangkan bilateral trade relations dan mempromosikan ekspor ke/impor dari Indonesia.

Rencana Pengembangan Bisnis Internasional• Piloting Trade Processing Center (TPC) BRI Pada tahun 2011, tahap pengembangan TPC BRI

sudah memasuki tahap system integrated test (SIT) dan akan memasuki tahap pilot project pada awal tahun 2012.

• Piloting Aplikasi SKBDN Net Aplikasi SKBDN Net merupakan aplikasi

web based technology, sehingga BRI dapat mengakomodir layanan terhadap nasabah yang terintegrasi (end to end process). Pengembangan proyek ini telah masuk dalam tahap user acceptance test (UAT).

• PengembanganBill-Purchase Net-system Layanan integrasi dalam satu jalur web untuk

produk bill purchase financing (Pengambil alihan Hak Tagih). Didesain untuk mempercepat proses dan memudahkan masing-masing pihak terkait dalam pelaksanaan proses bill purchase financing.

• Perluasanremittance business networking di luar negeri dengan kerjasama bank koresponden/remittance company dan atau dengan membuka jaringan kerja baru di luar negeri.

• Akuisisi BRIngin Remittance Company Co. Ltd.Hongkong sebagai anak perusahaan BRI sebagai kepanjangan tangan BRI dalam bisnis remittance di luar negeri.

• Penambahan jumlah Remittance Representative Officer (RRO) di luar negeri terutama di kawasan Asia dalam rangka melakukan penetrasi pasar.

• Peningkatan service quality level layanan remittance melalui pengembangan aplikasi system delivery remittance yang dapat berintegrasi secara multi platform dengan berbagai counterpart, fully automated (less human intervention), dan dapat beroperasi dengan mekanisme straight through processing system.

Page 120: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

117 117LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

• Perluasankerjasamadenganbankkorespondendan money changer terkait dengan pengadaan bank notes serta dengan perusahaan korporasi ataupun institusi lainnya untuk jual beli bank notes dalam rangka mendukung perkembangan bisnis money changer.

• Pembentukkanunitkerjakhususmoney changer diluar layanan money changer yang sudah ada di unit kerja (off site money changer unit).

• Pengembangan produk-produk correspondent banking seperti unfunded/funded risk sharing participation (termasuk forfeiting), confirming bank, advising bank, depository correspondent, guarantee/SBLC.

Page 121: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

118 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal

Treasury BRI bertanggung jawab dalam pengelolaan likuiditas dan risiko pasar bank terhadap aset dan kewajiban BRI. Selain itu BRI juga mengembangkan dan memberikan pelayanan produk dan jasa pasar keuangan yang kompetitif melalui dukungan personil yang profesional.

Page 122: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

119 119LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Treasury

Dalam rangka memberikan layanan Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal yang optimal, BRI melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

• Memberikan pelayanan yang terbaik untukmendukung pengelolaan likuiditas, sumber dan penggunaan dana bank serta pengelolaan risiko pasar.

• Melakukan trading baik dalam rangka arbitrage, market making maupun proprietary

• Melakukan credit assesment untuk mencari peluang investasi pada instrumen keuangan maupun penyertaan.

• Menyediakan layanan produk dan jasa pasarkeuangan baik kepada unit kerja internal BRI maupun nasabah dengan memberikan harga yang kompetitif.

• Mengembangkan produk dan jasa keuanganbaik di pasar uang maupun pasar modal untuk menghimpun fee based income.

Selain melakukan pengelolaan aset dan kewajiban bank, likuiditas, risiko pasar maupun pengelolaan modal, BRI juga melakukan pengelolaan portofolio trading dan menjalankan fungsi investment management.

Di tengah bergejolaknya kondisi perekonomian Eropa dan Amerika sepanjang tahun 2011, kehandalan BRI dalam mengelola struktur aset dan kewajiban bank menjadi kunci untuk terus meningkatkan kinerja. Volatilitasnilai tukarsepanjangtahun2011menjaditantangan bagi BRI untuk mengambil posisi yang tepat sehingga dapat melindungi struktur neraca bank. Fungsi Treasury dalam meminimalisasi risiko nilai tukar terlihat dari posisi devisa neto yang tidak pernah melebihi ketentuan Bank Indonesia dan Treasury Policy BRI.

Sepanjang tahun 2011, BRI melakukan optimalisasi penempatan excess likuiditas. Strategi dalam pengelolaan excess likuiditas diantaranya melakukan investasi pada Surat Berharga Negara, Surat Berharga Korporasi, penempatan antar bank, instrumen operasi moneter Bank Indonesia dan pinjaman jangka pendek dalam bentuk money market line kepada perusahaan BUMN. Namun upaya optimalisasi excess likuiditas juga tetap mengutamakan aspek kehati-hatian dan terpenuhinya kebutuhan likuiditas internal BRI.

Menghadapi persaingan suku bunga pinjaman yang semakin ketat khususnya pada segmen pinjaman korporasi, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan yield Government Bond mendorong BRI melakukan upaya-upaya untuk menurunkan biaya dana BRI. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara mereduksi biaya dana simpanan yang tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga seperti giro dan tabungan dan secara periodik memantau komposisi dana murah dan dana mahal sesuai target perusahaan. Melalui strategi tersebut maka diharapkan pencapaian Net Interest Margin (NIM) dan target-target kinerja BRI lainnya dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Untuk melayani kebutuhan transaksi valuta asing (valas) nasabah, BRI melayani transaksi jual-beli valas. Selain itu, BRI juga melayani transaksi lindung nilai nasabah melalui transaksi forward dan swap. Sebagai pelengkap dari pelayanan transaksi valas, secara reguler BRI juga memberikan layanan informasi terkini tentang pasar mata uang melalui e-mail dan informasi kurs melalui SMS Blast kepada nasabah.

Page 123: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

120 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Jasa Penunjang Pasar Modal

Semakin beragamnya alternatif investasi di Indonesia membuat nasabah memiliki pilihan untuk tidak hanya berinvestasi pada pasar uang tetapi juga mulai berinvestasi ke pasar modal. BRI berperan menjembatani kebutuhan nasabah untuk berinvestasi di pasar modal. Tidak hanya dari segi investasi, BRI juga dapat melayani kebutuhan nasabah khususnya korporasi yang berencana untuk melakukan kegiatan financing melalui penerbitan surat berharga di pasar modal.

Trust dan Selling AgentBRI memberikan pelayanan jasa trust dan selling agent. Melalui fungsi trust, BRI dapat bertindak sebagai wali amanat, agen pembayar, maupun agen penjamin dalam penerbitan surat berharga oleh emiten. Selama tahun 2011, total penerbitan surat berharga yang dikelola oleh BRI selaku wali amanat adalah sebesar Rp 27,26 triliun. BRI akan terus bekerjasama dengan pihak-pihak di pasar modal untuk mengembangkan jasa trust.

Dalam fungsinya sebagai selling agent, BRI memasarkan produk investasi antara lain Reksa Dana, ORI, dan Sukuk Ritel. Bekerjasama dengan delapan Manajer Investasi, saat ini BRI memasarkan 16 produk Reksa Dana, dengan fokus utama pemasaran ditujukan kepada nasabah BRI Prioritas. Selain itu, selama tahun 2011 BRI telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai selling agent ORI008 dan Sukuk Ritel Seri SR003.

Pemasaran ORI dan Sukuk Ritel dapat dilayani melalui seluruh Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BRI yang tersebar di Indonesia. Dengan memanfaatkan luasnya unit kerja pemasar, BRI berupaya untuk selalu memperoleh kepercayaan dari

Pemerintah sebagai selling agent/sub-selling agent di setiap penerbitan ORI dan Sukuk Ritel. Hal ini bertujuan untuk memperoleh fee based income dari hasil penjualan tersebut.

Jasa KustodianBRI telah menjadi Bank Kustodian sejak tahun 1996 dengan berbagai jenis kelolaan aset, antara lain instrumen money market berupa deposito/deposit on call hingga Sertifikat Bank Indonesia, instrumen fixed income berupa obligasi dan berbagai jenis surat utang baik government bond maupun corporate bond, serta instrumen ekuitas berupa saham. Jasa Kustodian yang diberikan oleh BRI termasuk pengelolaan mutual fund, meliputi berbagai jenis Reksa Dana dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

Dalam upaya menghadapi perkembangan bisnis, Kustodian BRI terus berinovasi dengan mengembangkan fitur produk dan jasanya dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kustodian BRI menjadi Bank Kustodian yang dipercaya untuk mengelola sekuritisasi aset yang pertama di Indonesia yaitu KIK-EBA DSMF 01 dan KIK-EBA DSMF 02. Selain itu, Kustodian BRI juga mengelola aset Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) atas permintaan nasabah institusi, menjadi agen pembayaran dalam mekanisme surat hutang hingga berperan sebagai escrow agent.

Pada tahun 2011, aset yang dikelola Kustodian BRI meningkat 20,10% menjadi Rp 39,98 triliun jika dibandingkan dengan aset kelolaan pada Desember 2010 sebesar Rp31,94 triliun. Sejalan dengan kenaikan aset kelolaan Kustodian BRI tersebut, fee-based income meningkat 14,47% (yoy) dibandingkan dengan fee-based income pada tahun 2010 yaitu dari Rp13,88 miliar menjadi Rp16,23 miliar.

2007 2008 2009 2010 2011

27,2624,98

27,29

Aset Kelolaan Wali Amanat (dalam triliun Rupiah)

13,6914,04

2007 2008 2009 2010 2011

39,98

31,9428,80

Aset Kelolaan Kustodian (dalam triliun Rupiah)

13,4014,40

Page 124: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

121 121LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Terkait dengan upaya peningkatan kualitas layanan, BRI terus mengembangkan sistem client information module yaitu informasi berbasis web, sebagai sarana pengiriman instruksi transaksi nasabah Kustodian BRI secara on-line.

Dana Pensiun Lembaga KeuanganDana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI merupakan lembaga pengelola Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh Bank BRI pada tanggal 9 Januari 2006. Produk DPLK BRI dikenal dengan nama “Investasi Rencana Pensiun BRI“ terbuka bagi masyarakat umum baik peserta individu maupun kelompok dari pekerja sektor formal maupun informal.

Sebagai pengelola dana pensiun, DPLK BRI memiliki visi menjadi market leader dalam industri dana pensiun yang mengutamakan kepuasan nasabah dan memberikan kontribusi fee-based income bagi BRI. Untuk mewujudkannya, DPLK BRI mengemban misi mengelola long-term investment secara prudent yang memberikan return optimal, mengelola investasi secara profesional dan transparan, guna menata masa depan peserta DPLK BRI menjadi lebih baik. “Investasi Rencana Pensiun BRI” menawarkan 4 pilihan investasi yaitu: Paket Investasi Pasar Uang, Paket Investasi Pendapatan Tetap, Paket Investasi Saham dan Paket Investasi Kombinasi.

Keunggulan dari produk “Investasi Rencana Pensiun BRI” adalah dikelola secara modern dengan valuasi Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang dipublikasikan setiap hari di surat kabar nasional. Keunggulan komparatif produk “Investasi Rencana Pensiun BRI” dibandingkan kompetitornya adalah luasnya jaringan pemasaran produk ini. Dengan memanfaatkan luasnya jaringan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BRI yang tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan kesejahteraan masa tuanya dengan mengikuti program pensiun. Setoran

iuran DPLK dapat dilakukan secara rutin maupun non rutin, kapan saja dan dimana saja melalui SMS Banking dan jaringan ATM BRI.

Produk “Investasi Rencana Pensiun BRI” memberikan tingkat imbal hasil yang sangat kompetitif. Kinerja DPLK BRI selain diumumkan melalui surat kabar nasional, juga dapat diakses langsung melalui website www.investment.bri.co.id. Di tengah pergolakan ekonomi dunia yang berimbas terhadap kondisi pasar modal di Indonesia, kinerja investasi DPLK BRI di tahun 2011 tetap dapat memberikan hasil yang positif • Imbal hasil yang diperoleh dari investasi DPLK

Pasar Uang adalah sebesar 8,72% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata bunga deposito 1 bulan sebesar 5,77%.

• Pencapaian hasil investasi DPLK PendapatanTetap adalah sebesar 11,16% (yoy), lebih tinggi dari SUN 5 tahun dengan imbal hasil rata-rata 7,05%.

• Sedangkan hasil DPLK Saham sebesar 4,57%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja IHSG (yoy) sebesar 3,20%.

Kontribusi fee-based income DPLK BRI kepada BRI selaku pendiri sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sebesar Rp 14.17 miliar, atau naik sebesar 40,30% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp10,10 miliar. Total aset kelolaan DPLK per 31 Desember 2011 sebesar Rp 2.09 triliun atau meningkat 49,28% dibandingkan dengan posisi Desember 2010 yaitu sebesar Rp1,40 triliun.

Aset Kelolaan DPLK BRI (dalam triliun Rupiah)

Return Paket Investasi DPLK BRI dan Benchmark

2,09

2007 2008 2009 2010 2011

1,401,18

8,880,67

DP

LK P

asar

Uan

g

8,72%

Dep

osito

5,77%

DP

LK P

end

apat

an T

etap

11,16%

SU

N 5

th

7,05%

4,57%

DP

LK S

aham

3,20%

IHS

G

Pasar Uang Pendapatan

Tetap

Saham

Page 125: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

122 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Sumber Daya Manusia

Tinjauan OperaSiOnal

BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) berupa integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM untuk menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter.

Nilai-nilai budaya tersebut selanjutnya akan menuntun sikap perilaku kinerja pekerja baik secara pribadi maupun profesional untuk senantiasa berkinerja dengan mematuhi peraturan baik internal perusahaan maupun perundang-undangan yang berlaku sehingga pekerja memiliki budaya sadar risiko dan senantiasa berupaya meningkatkan kualitas layanan di seluruh unit kerja.

Page 126: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

123 123LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

ARSITEKTUR SUMBER DAYA MANUSIA BRI

Dalam rangka menjalankan strategi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan, pengelolaan SDM dilaksanakan secara berkesinambungan melalui rangkaian aktivitas yang terintegrasi dalam kerangka Arsitektur SDM BRI. Arsitektur SDM BRI terdiri dari aktivitas planning, acquiring, developing, retaining and maintaining, performance management dan terminating. Aktivitas tersebut dijalankan dengan berbasis kompetensi dan didukung oleh sistem informasi manajemen yang akurat.

Pengelolaan SDM dijabarkan dalam sebuah road map program kerja yang ditetapkan setiap 5 (lima) tahun sekali. Road map tersebut dikaji ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan BRI dari tahun ke tahun. Road map program kerja pengelolaan SDM untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut:• Kesinambungan dan percepatan rekrutmen dan

seleksi sesuai kebutuhan• Menetapkan kebijakan Talent Pool sebagai

tahapan untuk membangun Talent Management System.

• Penyempurnaan kebijakan yang berbasis padasistem grading:- Pengembangan karier- Kompensasi- Peraturan disiplin

Melalui pengelolaan SDM tersebut dapat diciptakan SDM yang profesional sesuai tuntutan dinamika perkembangan bisnis sehingga tercapai produktivitas SDM yang optimal dalam mendukung keberhasilan implementasi strategi yang telah ditetapkan.

Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaPengelolaan SDM dilaksanakan sesuai dengan road map program kerja pengelolaan SDM BRI, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

Rekrutmen dan SeleksiPemenuhan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan Perseroan dilakukan baik melalui kegiatan mutasi (promosi dan rotasi) pekerja maupun rekrutmen dan seleksi sebagai berikut:• Pekerja Tetap, melalui Program Pengembangan

Staf (PPS) untuk dipersiapkan sebagai kader pemimpin BRI

• PekerjaKontrak,untukjenispekerjaantertentu• Outsourcing, untuk fungsi pekerjaan penunjang

(non-core business)• Special hiring, untuk pekerjaan di bidang bisnis

yang baru dikembangkan dan belum ada sumber pemenuhan internal.

Untuk memperoleh kandidat sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan dilakukan strategi percepatan rekrutmen dan seleksi tanpa mengurangi kualitas kandidat, antara lain berupa pendelegasian wewenang ke tingkat Kantor Wilayah, mengikuti job fair yang diselenggarakan di beberapa Lembaga/Perguruan Tinggi ternama serta memberikan kesempatan karier bagi pekerja outsourcing yang berkinerja sangat baik untuk mengikuti seleksi menjadi pekerja BRI.

Rekrutmen dan seleksi diutamakan untuk memenuhi jabatan di bidang marketing (Account Officer/AO, Funding Officer/FO, Mantri dsb). Selama tahun 2011, BRI telah merekrut 11.464 orang yang terdiri dari:• PPS :357orang• Marketing : 2.050 orang• Support : 9.057 orang

Arsitektur sumber daya manusia BRI dijalankan dengan berbasis kompetensi dan didukung oleh sistem informasi manajemen yang akurat.

Page 127: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

124 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pembinaan dan Pengembangan PekerjaSistem pengembangan karier pekerja di BRI dilaksanakan dengan berbasis kompetensi. Setiap jabatan ditetapkan profil kompetensinya baik berupa soft competency maupun hard competency sesuai karakteristik dan kompleksitas pekerjaan yang mencerminkan bobot setiap jabatan (job grade). Dengan demikian, pelaksanaan pengembangan karier pekerja memperhatikan kesesuaian antara nilai individu pekerja (person grade) dengan bobot jabatan (job grade) atau job person match. Pada tahun 2011 telah dilakukan penataan kembali penempatan pekerja sesuai prinsip job person match dengan memperhatikan kinerja dan hasil assessment terhadap pekerja.

BRI juga mengembangkan pekerja yang memiliki kinerja dan talenta unggul untuk disiapkan menjadi kader pemimpin dan menduduki jabatan strategis melalui:• Sistem talent pool yaitu mengembangkan

kemampuan dan ketrampilan pekerja yang telah diidentifikasi memiliki talenta unggul secara sistematis dan berkesinambungan antara lain melalui pengkayaan penugasan, training, coaching dan lain-lain. Sistem talent pool terus dikembangkan selaras dengan pengembangan kebijakan yang terkait lainnya, termasuk sistem TI pendukung sebagai tahapan untuk membangun Talent Management System.

• Memberikan kesempatan kepada pekerja untukmengikuti program pendidikan Pasca Sarjana (S-2) di luar negeri.

• Mengembangkan Sistem Manajemen Kinerja(SMK) on line, dengan standarisasi Key Performance Indicator (KPI) untuk mendorong penilaian yang obyektif dan monitoring secara periodik terhadap pencapaian kinerja perusahaan.

• Membangun dan mengembangkan sistemTI untuk mendukung implementasi kebijakan pengelolaan SDM.

Kesejahteraan PekerjaKompensasi diberikan dalam kerangka yang adil, kompetitif, sederhana namun dinamis sesuai kebutuhan dan perkembangan bisnis serta kemampuan perusahaan. Sistem kompensasi tersebut dibangun guna memenangkan persaingan dalam merekrut pekerja, mempertahankan pekerja terbaik serta mendorong motivasi pekerja untuk berkinerja unggul.

Selaras dengan implementasi golongan pekerja (person grade), guna melengkapi implementasi golongan jabatan (job grade), maka BRI menyempurnakan sistem kompensasi yang berbasis bobot jabatan (job grade) menjadi berbasis pada bobot jabatan (job grade) dan bobot individu pekerja (person grade). Hal ini dilakukan agar sistem kompensasi lebih adil karena memberikan penghargaan atas bobot individu pekerja (person grade) dan bobot tugas dan tanggung jawab pekerjaan (job grade).

Memperhatikan jaringan kerja BRI dengan sebaran geografis yang luas dan memiliki tingkat biaya hidup berbeda, BRI telah mengidentifikasi perbedaan tingkat biaya hidup yang dibagi dalam beberapa zona sehingga mempengaruhi jumlah kompensasi yang diterima pekerja.

Untuk memberikan apresiasi dan mendorong pencapaian kinerja yang optimal, BRI memiliki program insentif dan bonus bagi pekerja yang melampaui target kinerja dengan memperhatikan pencapaian target laba Perseroan.

Perseroan memberikan kompensasi dan fasilitas kepada pekerja selama dalam hubungan kerja dan setelah berakhirnya hubungan kerja.

Hubungan Industrial dan Budaya KerjaDalam menciptakan budaya kerja berbasis risiko (risk culture), saat ini telah dilakukan penyempurnaan ketentuan peraturan disiplin pekerja, agar pekerja BRI bertindak sesuai prinsip-prinsip budaya kerja perusahaan dalam semua aktivitas kerja sehingga tercipta risk awareness.

Pada tahun 2011 penjabaran nilai Budaya Kerja berfokus pada aspek layanan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada pihak eksternal (nasabah) maupun internal, serta aspek pengembangan dan implementasi kode etik (code of conduct) sebagai bagian dari Good Corporate Governance. Untuk efektivitas pelaksanaannya, Perseroan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pekerja dalam mengawasi jalannya Perseroan agar tetap konsisten melaksanakan Good Corporate Governance dengan menginformasikan setiap pelanggaran melalui Whistle Blower System.

Page 128: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

125 125LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Mengingat kegiatan perbankan dilandasi oleh kepercayaan, maka BRI sangat memperhatikan integritas pekerja, dan kepatuhan pekerja terhadap peraturan kerja dan prinsip-prinsip prudential banking dalam kegiatan operasional perbankan sehari-hari.

Hubungan industrial yang selaras, serasi dan seimbang antara Perseroan dan pekerja, atas dasar kemitraan, senantiasa dijaga dan ditingkatkan dalam rangka terwujudnya visi dan misi BRI. Manajemen memberikan kesempatan komunikasi yang terbuka dengan Serikat Pekerja, sebagai sarana untuk menyampaikan masukan dan pemikiran-pemikiran yang strategis kepada manajemen dalam upaya pengembangan Perseroan.

Terkait dengan hal tersebut, maka pada tahun 2011 telah disepakati dan ditandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang ke-5 antara Manajemen dengan Serikat Pekerja untuk periode tahun 2011-2013.

Pendidikan dan PelatihanSDM merupakan aset utama bagi keberhasilan sebuah bank. Aset manusia yang handal dan kompeten merupakan kunci bagi pertumbuhan usaha perbankan yang berkelanjutan.

Di bidang pendidikan dan pelatihan, BRI menjadikan tahun 2011 untuk melangkah lebih lanjut dari upaya penyempurnaan sistem pendidikan dan pelatihan pekerja BRI yang telah dimulai sejak tahun 2010. Berbagai perubahan yang telah dilakukan, tetap dipertahankan dan dikembangkan di tahun 2011. Perubahan-perubahan tersebut mencakup mekanisme kerja, pengembangan program dan system delivery pendidikan serta pengembangan infrastruktur penunjang pendidikan.

BRI telah menyempurnakan struktur organisasi yang bertanggungjawab atas pengembangan dan pelaksanaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi pekerja BRI. Dengan penyempurnaan ini, diharapkan tercipta pendidikan dan pelatihan yang merata, efektif, efisien dan up to date, sesuai dengan perkembangan bisnis BRI.

Pemanfaatan teknologi terkini telah menghasilkan program pendidikan yang lebih efektif dan efisien selama tahun 2011, baik dari segi prasarana pendidikan maupun dalam hal pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Digitalisasi dan pengembangan perpustakaan, pengembangan e-learning, pengembangan website Pusdiklat BRI dan back office automation telah dan terus dilakukan sejak 2011. Selain itu, dilakukan pula inovasi pengembangan konten dengan menghadirkan para praktisi yang diwujudkan dalam program “Obrolan Pagi” yang membahas tema aktual sesuai kebutuhan bisnis BRI.

Selama tahun 2011, peserta didik yang mengikuti pendidikan baik di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BRI maupun di 6 sentra pendidikan di wilayah adalah sebanyak 232.598 peserta. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap pekerja BRI mendapatkan 3,3 kali pelatihan dalam setahun.

Mendidik Kader Pimpinan BRI Masa DepanBRI mengembangkan dan melaksanakan pendidikan bagi para kader pimpinan BRI di masa depan melalui Program Pengembangan Staf (PPS). Hal ini merupakan langkah yang seiring dengan keberlanjutan bisnis BRI ke depan.

PPS merupakan suatu program pendidikan yang padat dan sangat menantang bagi para pesertanya. Selama 12 (dua belas) bulan para kader pimpinan ini dibekali dengan berbagai pengetahuan yang merupakan dasar pengetahuan dalam perjalanan karier mereka selanjutnya. Para peserta juga dibekali dengan berbagai soft skill sebagai seorang banker. Pendidikan diberikan dalam berbagai pola, mulai dari pendidikan di kelas sampai dengan on the job training di kantor cabang dan diakhiri dengan ujian komprehensif dihadapan Direksi.

Sampai dengan akhir Desember 2011, telah dididik sebanyak 2.332 orang dengan peserta yang terdiri dari fresh graduate terbaik dari universitas ternama di Indonesia dan pekerja internal yang lolos seleksi.

Peserta Program Pengembangan Staf

PPSJumlah Peserta

Dalam Masa Pendidikan

Lulus

Umum 1.913 722 1.191

Auditor 232 140 92

IT 187 97 90

Total 2.332 959 1.373

Page 129: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

126 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pendidikan S2 Luar Negeri bagi Staf TerpilihSejalan dengan usaha penyiapan kader pemimpin BRI di masa depan maka BRI juga mengirimkan para staf terpilihnya untuk belajar berbagai disiplin ilmu aplikatif di berbagai universitas di luar negeri. Selama tahun 2010-2011, telah dikirim sebanyak 22 orang staf ke berbagai universitas di Australia, Amerika dan Inggris.

Pembekalan dan Pendalaman bagi Tenaga MarketingBRI mengerahkan segenap daya untuk mempersiapkan SDM BRI yang mampu mendukung pengembangan bisnis BRI. Selain pendidikan untuk penyiapan kader-kader pemimpin, BRI juga membekali para ujung tombak pengembangan bisnis BRI, yaitu Account Officer dan Funding Officer. Pendidikan Pembekalan bagi Associate Account Officer (AAO) dilakukan terhadap 997 orang yang meliputi berbagai pengetahuan dasar perkreditan dan hal yang terkait dengan perkreditan seperti hukum, asuransi dan lain sebagainya.

Selama tahun 2011 telah diadakan kelas pilot pendidikan pendalaman bagi AO dengan masa kerja lebih dari 2 tahun. Pendidikan pendalaman ini pada intinya membekali mereka dengan keterampilan marketing, sales dan service serta people skills. Evaluasi dan smoothing kurikulum terus dilakukan sehingga diperoleh pola pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan bisnis di lapangan.

Pendidikan Pembekalan bagi para frontliners Kantor Cabang maupun BRI Unit dilaksanakan sejalan dengan ekspansi bisnis BRI. Selama tahun 2011, pendidikan ini dilaksanakan di 6 (enam) Sentra Pendidikan (Sendik) kepada 15.927 orang.

Pendidikan Kaderisasi dan Aplikasi Jajaran BRI UnitUntuk mempertahankan dominasi BRI di sektor bisnis mikro, BRI melaksanakan Pendidikan Kaderisasi dan Aplikasi bagi para pekerja di jajaran BRI Unit. Pendidikan Kaderisasi ditujukan untuk membekali calon-calon pejabat di jajaran BRI Unit dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menduduki jabatan tersebut. Pendidikan Kaderisasi ini rutin dilaksanakan di masing-masing Sendik, baik kaderisasi Penilik (Resident Auditor bisnis Mikro), Kaunit (Kepala BRI Unit) maupun Mantri (tenaga marketing BRI Unit). Selama tahun 2011, seluruh Sendik BRI telah mendidik 4.498 orang.

Workshop Profil Bisnis: Memberikan Pengetahuan Praktis untuk Account Officer dan Pejabat Kredit LainnyaBRI juga mengadakan berbagai workshop mengenai profil bisnis yang memiliki prospek untuk dikembangkan. Dalam tahun 2011 telah diadakan workshop profil bisnis mengenai oil & gas, tebu dan industri gula, industri perkapalan, tanaman padi, peternakan, industri sapi perah dan potong, dan bisnis konstruksi. Workshop membahas profil bisnis tersebut dari A sampai Z, dari sisi regulasi sampai dengan tips and tricks serta sharing experience pelaku bisnis di lapangan, dengan menghadirkan para pembicara internal dan eksternal BRI yang berkompeten di bidangnya.

Di sisi funding, BRI juga telah merancang dan melaksanakan pendidikan bagi para FO. Selama tahun 2011, telah dilaksanakan pendidikan FO sebanyak 225 orang dengan desain pendidikan mengacu pada Blue Print Pendidikan Jajaran Bisnis.

Pembekalan bagi Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin WilayahPendidikan dan pelatihan yang intensif untuk AO dan FO akan menjadi kurang efektif jika tidak ada pembekalan bagi para pemimpin mereka. Untuk itu BRI juga melakukan pendidikan pembekalan bagi para Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Wilayah, disertai pula dengan pembekalan dan briefing dari Direksi. Selama tahun 2011 telah dididik sebanyak 185 orang Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Wilayah.

Pengembangan Prasarana Pendidikan Pengkinian Koleksi Buku dan Digitalisasi PerpustakaanSelama tahun 2011, telah dilakukan pengkinian koleksi buku perpustakaan Pusdiklat BRI dengan buku-buku terbitan tahun 2005 ke atas. Koleksi perpustakaan terdiri atas 2.401 judul buku, 642 makalah serta 50 materi multimedia dan lain sebagainya. Guna meningkatkan efisiensi pengelolaan perpustakaan, telah dilaksanakan digitalisasi data perpustakaan untuk memudahkan pencarian buku atau koleksi perpustakaan lainnya melalui keywords di “search engine” web perpustakaan BRI. Perpustakaan BRI juga dapat di akses secara online.

Page 130: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

127 127LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pengembangan Back Office Automation (BOA)Sarana infrastruktur lainnya yang mulai dikembangkan di BRI adalah back office automation (BOA). Dengan pengembangan BOA ini maka diharapkan era “map dan kertas” dalam pengadministrasian dokumen dan data pendidikan akan segera berakhir. Selain itu dengan BOA diharapkan rekam jejak terhadap informasi pendidikan setiap pekerja serta pemerataan pelaksanaan pendidikan dapat lebih terpantau.

Pencapaian Anggaran dan Jumlah Peserta DidikSecara keseluruhan, pencapaian realisasi anggaran dan peserta pendidikan tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010. Penggunaan anggaran pendidikan tahun 2011 didominasi oleh Anggaran Pendidikan Rekrutmen, sedangkan jumlah peserta didominasi oleh peserta Pendidikan Aplikasi yang dilaksanakan di Sendik maupun di Pusdiklat Jakarta. Selama tahun 2011, BRI membelanjakan sekitar Rp429,25 miliar untuk pendidikan dan pelatihan, atau sebesar 102% dari total anggaran yang dikeluarkan untuk beban SDM.

1%

44%

9%

46%

2010

2%

51%38%

8%

2011

Perpustakaan Pusdiklat BRI.

Penggunaan Anggaran Pendidikan

Pengembangan Pendukung

Rekrutmen Aplikasi

Page 131: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

128 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

jaringan Kerja dan layanan

j

BRI terus mengembangkan jaringan kerja dengan mengutamakan kepuasan nasabah, antara lain melalui penambahan jaringan kerja konvensional, mobile banking, serta e-channel, guna memperluas jangkauan layanan perbankan yang disertai dengan peningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.

Page 132: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

129 129LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

EKSPANSI JARINGAN KERJA TAHUN 2011

Dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan memudahkan aksesibilitas terhadap layanan perbankan, BRI terus melakukan pengembangan jaringan kerja hingga ke pelosok negeri. Pengembangan jaringan kerja ini mencakup jaringan kerja konfensional maupun elektronik. Pengembangan jaringan kerja bisnis ritel meliputi pembukaan 18 Kantor Cabang, 32 Kantor Cabang Pembantu dan 46 Kantor Kas. Untuk pengembangan bisnis mikro, pada tahun 2011 telah dibuka 200 BRI Unit baru sehingga total BRI Unit per Desember 2011 mencapai 4.849 BRI Unit. Selain BRI Unit, sejak tahun 2009 BRI juga telah mengembangkan jaringan kerja baru berupa Teras BRI dan Teras BRI Keliling. Pada tahap awaI, Teras BRI dibuka di tengah pasar tradisional guna memudahkan pedagang pasar untuk menabung, mengajukan pinjaman, serta melakukan transaksi perbankan lainnya, tanpa harus meninggalkan aktivitas bisnisnya. Pada tahun 2010 BRI membuka Teras BRI sejumlah 400 unit, Sedangkan pada tahun 2011 BRI menambah jumlah Teras BRI dan Teras BRI Keliling masing-masing sebanyak 687 unit dan 100 unit sehingga pada akhir tahun 2011 BRI memiliki 1.304 Teras BRI dan 101 Teras BRI Keliling.

Selain pembukaan BRI Unit dan Teras BRI untuk mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah, hingga tahun 2011 terdapat 12 Teras BRI yang ditingkatkan statusnya menjadi BRI Unit.

Selain perluasan jaringan kerja di segmen mikro, BRI juga terus mengembangkan e-channel serta jaringan kerja konvensional lainnya seperti Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas. BRI juga memiliki unit kerja yang khusus melayani pembayaran SIM, STNK dan BPKB (unit kerja SSB). Selama tahun 2011, BRI telah menambah 1.207 ATM, 17.959 EDC (Electronic Data Capture) dan 19 CDM (Cash Deposit Machine) sehingga dengan penambahan tersebut sampai dengan akhir Desember 2011, BRI telah memiliki 7.292 ATM, 31.600 EDC, dan 90 CDM. Untuk menambah mobilitas layanan, BRI telah memiliki 19 jaringan mobile outlet yang bernama e-Buzz.

Rencana Kerja Tahun 2012Untuk semakin memperkuat dan memperluas jangkauan pelayanan unit kerja BRI, maka pada tahun 2012 telah disusun rencana kegiatan sebagai berikut:- Terus menambah jumlah BRI Unit, termasuk

meningkatkan status beberapa Teras BRI menjadi BRI Unit.

- Standarisasi tampilan unit kerja operasional dan e-channel dengan tujuan meningkatkan kenyamanan nasabah saat bertransaksi.

- Meningkatkan frekuensi pelatihan bagi pekerja BRI Unit dan Teras BRI agar dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada nasabah mikro.

- Pembukaan unit kerja konvensional pada lokasi yang potensial untuk mendukung jaringan unit kerja BRI dalam meningkatkan market share/ value added BRI.

- Pembukaan Priority Lounge, Kantor Layanan Pensiun dan Kredit Pegawai dan Sentra Layanan Prioritas.

- Pengadaan mobile service (e-buzz).- Penempatan e-channel: ATM, EDC dan SSPP (Self

Services Passbook Printer) untuk meningkatkan market share BRI dan agar tercapai optimalisasi, efisiensi, dan efektifitas jaringan e-channel BRI.

- Penyempurnaan Peta Potensi Bisnis.- Meningkatkan utilisasi e-channel di BRI Unit, Teras

BRI, dan Teras BRI Keliling sehingga nasabah lebih mudah melakukan transaksi perbankan.

- Mengembangkan aplikasi teknologi guna mempercepat proses kredit di BRI Unit, Teras BRI, dan Teras BRI Keliling.

Jumlah BRI Unit Jumlah Teras BRI

2007 2008 2009 2010 2011

4.300 4.417 4.538 4.649 4.849

217 617

1.304

Pertumbuhan Jumlah BRI Unit dan Teras BRI

Page 133: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

130 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

LAYANANBRI terus berupaya meningkatkan kualitas layanan untuk mendukung pertumbuhan bisnis BRI. Hal tersebut sejalan dengan visi BRI yaitu memberikan layanan yang cepat, akurat, aman, ramah dan nyaman kepada semua nasabah dan akan menjadikan layanan BRI sebagai barometer layanan perbankan.

Sebagai wujud kesungguhan BRI dalam meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, menurut hasil survei Marketing Research Indonesia (MRI) terhadap 19 Bank tahun 2009 - 2010, pelayanan BRI menunjukkan perbaikan dan peningkatan peringkat dari posisi 11 menjadi ke posisi 6, dan dalam tahun 2011 telah terjadi peningkatan point penilaian MRI yang sekaligus menggambarkan peningkatan kualitas layanan BRI.

Langkah strategis yang telah dilakukan BRI untuk peningkatan kualitas layanan antara lain dengan menerapkan service level agreement (SLA) dan penetapan rating layanan untuk seluruh unit kerja BRI. Sedangkan untuk mencapai target BRI masuk ke dalam peringkat 5 besar bank dengan layanan terbaik, diadakan program Service Quality Campaign 1-96.

Kualitas layanan sebuah bank tidak terlepas dari kualitas dan ketrampilan / pengetahuan para pekerja yang berada di garis depan layanan bank. Untuk mengasah product knowledge para frontliners, BRI mengadakan kompetisi “SQ Vaganza” bagi frontliners BRI di seluruh Indonesia. Selain berbagai langkah strategis tersebut di atas, BRI juga melakukan berbagai inisiatif pengembangan sebagai berikut: • Menindaklanjuti keluhan nasabah melalui satu

pintu dan mengawasi penyelesaian keluhan nasabah.

• Melakukanstandarisasilayanandanmeningkatkankepuasan nasabah melalui SQ coaching, SQ monitoring Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Unit serta kegiatan refreshing course mengenai produk dan kebijakan.

• Meningkatkanservice skill dan service leadership dengan memberikan pelatihan kepada pekerja-pekerja terkait di Kantor Cabang seluruh Indonesia.

• Menentukan cabang percontohan (Center of Excellence) dalam hal Kualitas Layanan di masing-masing Kantor Wilayah.

• MenentukanunitkerjasebagaiLayananPensiundan Briguna di masing-masing Kantor Wilayah.

• Menyusun program percepatan perbaikankualitas layanan melalui program SQ Assurance & Improvement.

• Mengembangkanaplikasihost to host dan BRIVA (BRI Virtual Account) dengan BUMN.

• Melaksanakan fungsi response center yang mengacu pada Service Level Agreement (SLA) dengan cara meningkatkan infrastruktur help desk.

• Meningkatkanskill dan knowledge para operator help desk dengan pelatihan Service Quality setahun sekali.

BRI melakukan peningkatan kualitas layanan secara terus menerus dengan menetapkan target-target perbaikan layanan dari berbagai sisi, antara lain:• Proses layanan, dengan formulasi kebijakan,

mengadakan sosialisasi, pembinaan dan monitoring prosedur operasional dan layanan; implementasi kebijakan Layanan maju, serta menyusun dan menyempurnakan Service Level Agreement (SLA).

• Premises, dengan melaksanakan assurancekebersihan, kerapihan, kenyamanan, penempatan merchandising, kelengkapan brosur dan tampilan ATM on/off site.

• Monitoring, dengan melakukan surveyimplementasi kualitas layanan secara menyeluruh, bekerja sama dengan pihak ketiga.

Page 134: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

131 131LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

• Kualitas data nasabah, dengan melakukantunggalisasi CIF Interbranch, pengkinian data nasabah sesuai profil risiko nasabah, integrasi sistem data nasabah pada sistem pendukung diluar core system BRI (Brinets), mengadakan sosialisasi CIF dan pemilihan kualitas data CIF terbaik diantara unit kerja operasional (UKO) di seluruh Indonesia.

• Kebijakan operasional, dengan melaksanakanBusiness Process Reengineering, melakukan pemisahan dan penyempurnaan fungsi Petugas Operasional, serta menyelenggarakan sosialisasi, pembinaan dan monitoring prosedur operasional dan layanan.

• Contact center, dengan pemanfaatan Telesales/telemarketing untuk penjualan produk dan jasa Bank, serta sentralisasi complaint handling.

Page 135: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

132 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Teknologi Sistem informasi

Teknologi Sistem Informasi yang handal mutlak diperlukan bagi pengoperasian layanan perbankan sebesar dan seluas BRI. Untuk itu, BRI memanfaatkan Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) sebagai penggerak kegiatan bisnis BRI melalui sistem informasi yang optimal, penyediaan layanan teknologi yang terukur berdasarkan Service Level Agreement (SLA) yang kompetitif, pendorong produktivitas dan efisiensi kerja, serta pengurangan risiko operasional.

Page 136: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

133 133LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Strategi Pengembangan TSI

Dalam mendukung pencapaian Bank BRI menjadi bank modern, BRI telah menganut strategi pengembangan TSI secara bertahap sejak tahun 2008. Strategi tersebut termuat dalam Information Technology Strategic Plan (ITSP) BRI tahun 2008-2013, yaitu:• Penyediaanaccess channel yang luas dilengkapi

dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi.• Adopsi leading-edge IT (Information Technology)

tren dunia perbankan.• Penyediaanaksesdatayanglengkapsecarareal-

time online.• Implementasi(near) zero downtime.• Penerapanteknologipengamanandantatakelola

proses TI.• Penggunaan multimedia dan paperless

technology.

Core Banking System (CBS) BRINETSSelama tahun 2011, BRI telah mencatat beberapa pencapaian penting terkait dengan implementasi secara bertahap ITSP tersebut di atas. Sejumlah 7.975 unit kerja BRI saat ini terintegrasi melalui Core Banking System (CBS) BRINETS, merupakan integrasi dari segi jumlah unit kerja perbankan yang terbesar di Indonesia dewasa ini.

Jumlah transaksi tertinggi Core Banking BRI sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 7,9 juta per hari dan 125 juta transaksi per bulan.

Pengembangan Electronic BankingBRI secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur electronic banking untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Media electronic banking akan memudahkan nasabah dalam memperoleh informasi, berkomunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui fasilitas ATM, Electronic Data Capture (EDC), KIOSK, Cash Deposit Machine (CDM), phone banking, electronic fund transfer, SMS banking, dan internet banking. Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah transaksi tertinggi e-Channel BRI mencapai 3,6 juta transaksi per hari dan 65 juta transaksi per bulan.

Pengembangan fitur-fitur baru di access channel yang dilakukan BRI di tahun 2011 diantaranya:

ATM• Standarisasi Menu ATM pada fitur pembayaran

multifinance, pembayaran pendidikan dan pembayaran telepon pasca-bayar.

• Pengembangan fitur transfer melalui jaringanLINK.

• Pengembangan fitur pembayaran PDAM (untukwilayah Banjarmasin, Makasar, Martapura, Bogor, Karang Anyar, Bandung, Probolinggo dan Situbondo), SPP Universitas (UNDIP, UNAIR, UNM, Universitas Jember, UIN Jakarta, UPN Veteran Yogyakarta, Atmajaya Yogyakarta, UGM), PLN non-tagihan listrik, telepon pasca-bayar (XL, Fren, Esia, Smart, Three, Axis), multifinance (WOM).

• Top up kartu pra-bayar e-money BRIZZI.• Penambahanfiturpinjamanuntukkreditritel.

SMS Banking• Pengembangan fitur transfer melalui jaringan

Bersama dan PRIMA.• Pengembangan fitur pembayaran tiket pesawat

terbang dan SPP Universitas.• Pengembanganfiturtop up e-money BRIZZI dan

SIM Smart, Seluler Prabayar.• Penyempurnaan fitur mobile cash (pembayaran

realtime online).• SMSNotifikasi.

Internet Banking• Pengembangan fitur transfer melalui Jaringan

Bersama dan PRIMA.• PengembanganfiturRTGS.• Pengembanganfiturcetakrekeningkoran(sampai

dengan 50 transaksi terakhir).• Pengembangan fitur pembayaran tiket pesawat

terbang.• Pengembanganfiturtop up e-money BRIZZI dan

SIM Smart, telepon prabayar.• Internet Banking versi mobile phone.

Page 137: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

134 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Perkembangan Jumlah Fitur e-Channel

Autopayment BRI• Pembayaranlistrik• Pembayarantelepon• Pembayaranpulsapascabayar• Pembayaranmultifinance• PembayaranTVberbayar• PembayaranDPLK

e-Banking Rekening Giro• RTGSviainternet• Transferbanklain

Pengembangan Kartu KreditDalam rangka mendukung pengembangan produk kartu kredit (issuing dan acquiring), BRI senantiasa melakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem kartu kredit. Beberapa fitur pada sistem kartu kredit yang sudah dikembangkan pada tahun 2011 diantaranya, yaitu:• PengembanganModul/FiturVisaIssuing.• PengembanganfiturPoint Reward.• PengembanganfiturAutopayment.• Pengembanganfitur Corporate Card (Autodebet

Corporate Card,Corporate Card Billing Statement).

Pada tahun 2011, BRI melakukan launching kartu kredit Visa yang diberi nama BRI Visa Touch dengan mempertimbangkan besarnya peluang mengakuisisi pasar baik terhadap pemegang kartu maupun merchant.

Pengembangan Management Information System (MIS)Pengembangan MIS dilaksanakan dalam rangka terus memenuhi kebutuhan bisnis dan stakeholders dengan data yang terintegrasi sekaligus memenuhi kebutuhan regulasi. Penggunaan teknologi multimedia dan paperless menjadikan penyajian sistem informasi lebih komunikatif, efektif dan efisien.

Beberapa pengembangan pada aplikasi MIS yang dilakukan pada tahun 2011 diantaranya meliputi pengembangan aplikasi PSAK 50-55, Aplikasi Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU) dan Aplikasi Manajemen Risiko Operasional (OPRA).

Pengembangan New Cash ManagementDalam rangka memaksimalkan fungsi layanan cash management bagi nasabah institusi dan korporasi, BRI melakukan pengembangan lebih lanjut atas aplikasi layanan New Cash Management. Enhancement tersebut berupa penambahan fitur, availability, user friendliness, kecepatan akses, sistem pengamanan, dan penanganan yang cepat dalam mengatasi masalah. New Cash Management dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan serta meningkatkan kepercayaan nasabah sekaligus membuka peluang akuisisi nasabah baru.

Teknologi informasi BRI juga mendukung proses kerja sama dengan sejumlah lembaga dan BUMN diantaranya Bulog (host to host pembayaran dengan pihak ketiga Bulog), PT Pusri (host to host pembelian pupuk), Pertamina (new host to host pembelian BBM), dan sejumlah Universitas (host to host pembayaran uang kuliah dan biaya kewajiban kuliah).

2007 2008 2009 2010 2011

ATM 51 97 110 124 159*

EDC 15 44 80 136 160*

SMS Banking 10 21 28 38 49*

Cash Management 2 7 15 24 87

Phone Banking 20 31 33 33 33

Internet Banking 0 0 25 41 56*

CDM 51 62 64 64 159*

Kiosk 6 22 23 23 23

SST (Self Service Terminal) 0 3 9 9 9

BRILink 0 0 7 7 7

Jumlah fitur e-channel 155 287 394 499 742

* Termasuk fitur Brizzi

Page 138: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

135 135LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Jumlah fitur New Cash Management sampai dengan tahun 2011 adalah sebanyak 73 fitur sedangkan pengembangan fitur-fitur New Cash Management yang dilakukan BRI ditahun 2011 yaitu :• Pengembanganfiturpembayarankhusus(RTGS,

kliring, transfer BRI, SWIFT).• Pengembangan fitur pembayaran Pertamina,

Pusri, tiket pesawat, pinjaman, kartu kredit, telepon seluler.

• Pengembanganfiturtransfer,yaituoutgoing valas (single dan mass), BRIVA (single, collective dan mass).

• Pengembangan fitur RTGS (RTGS collective, RTGS mass).

• Pengembangan fitur kliring (kliring individu dankliring mass).

• PengembanganfiturdepositoTaspen.• Pengembangan fitur autopayment listrik dan

telepon.• Pengembangan modul/fitur pelaporan (auto

reporting/reporting management).• Pengembangan modul penggajian (payroll 24

hour) .

Manajemen Kelangsungan Usaha dan Disaster RecoveryBRI memiliki Business Continuity and Disaster Recovery Plan untuk menjaga kesinambungan operasional bisnis sekaligus meningkatkan kepercayaan nasabah dan memitigasi risiko operasional akibat kegagalan teknologi informasi. Sebagai bagian dari Business Continuity Management, BRI memiliki 3 (tiga) Site Data Center (DC) yaitu Primary DC, Secondary DC yang juga difungsikan sebagai Disaster Recovery Center (DRC) dan DRC yang lokasinya dipisahkan jauh dari kedua DC. Sejak bulan September 2011 di kedua Data Center (Primary DC & Secondary DC) telah diimplementasikan mesin baru IBM AS/400 Power-7 sebagai Host Core Banking System BRI, yang beroperasi secara bergantian antara Primary DC dan Secondary DC. Dengan beroperasi secara bergantian antara Primary DC dan Secondary DC, BRI semakin memperkecil resiko kegagalan operasional Core Banking System (CBS) BRINETS. BRI telah mempersiapkan Pusat Pemulihan Bencana atau DRC pada lokasi berbeda dengan DC untuk menjaga availability dan business continuity apabila terjadi bencana di kedua DC BRI. Untuk memastikan kesiapan DRC ini, BRI melakukan uji live production di DRC secara periodik.

Ketersediaan (Availability) Jaringan KomunikasiSeiring perkembangan dan pertambahan unit kerja on-line yang terus meningkat, BRI tetap menjaga ketersediaan (availability) jaringan komunikasi yang didukung oleh pengawasan secara berkesinambungan melalui enterprise monitoring system serta didukung media komunikasi yang redundant dan penyedia jasa komunikasi yang berbeda.

Saat ini, BRI sedang melakukan proses pembangunan jaringan komunikasi VSAT dan Fiber Optic milik BRI sendiri untuk meningkatkan availability jaringan komunikasi dan keleluasaan memperluas jaringan bisnis BRI.

Sistem KeamananInfrastruktur teknologi informasi BRI dievaluasi dan diaudit secara teratur dengan tujuan untuk memitigasi kelemahan dan risiko vulnerability infrastruktur teknologi informasi. Security system diperbaharui sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kehandalan pengamanan sistem menghadapi trend fraud teknologi informasi. Security Awareness Program secara rutin dilaksanakan untuk meningkatkan kepedulian terhadap keamanan penggunaan teknologi informasi di BRI.

Untuk menjaga sistem pengamanan yang memadai pada teknologi dan sistem informasi yang terus berkembang, BRI mengadopsi dan menerapkan sejumlah best practice pada sistem pengamanan teknologi informasi diantaranya ISO 27001:2005. Sebagai kepatuhan kepada regulasi, BRI menerapkan compliance terhadap peraturan Bank Indonesia yaitu PBI No. 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. BRI senantiasa berupaya mengantisipasi dan memitigasi risiko operasional yang mungkin timbul akibat down-time pada sistem teknologi itu sendiri. Untuk itu BRI memiliki sembilan key points untuk mengurangi risiko operasional tersebut, yaitu:

- Manajemen back-up operasional TI BRI melakukan recyclement untuk pengelolaan

back-up data, selain juga mengandalkan back-up data secara permanen (doubling).

- Clustering dan mirroring. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, keamanan

TI BRI menggunakan disaster recovery system yang fully redundant (mirroring) pada lokasi yang

Page 139: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

136 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari lokasi sistem utama, beserta dukungan beberapa sistem pendukung pada beberapa lokasi yang tersebar (clustering).

- Data Center. BRI mengoperasikan tiga data center di tiga

lokasi yang berbeda yang saling memback-up satu sama lainnya.

- Intrusion System. BRI memiliki Intrusion Detection System dan

Intrusion Prevention System sebagai bagian dari upaya pengaman dari risiko intrusi para hackers.

- Host Security Module. Untuk produk-produk kartu, telah

diterapkan pola Host Security Module yang memungkinkan pemegang kartu BRI untuk bertransaksi secara aman dengan berbagai host jasa maupun produk yang ditawarkan BRI.

- Firewall Security. Sistem pengamanan firewall terhadap jaringan

teknologi informasi BRI mengandalkan teknologi terkini dan tercanggih di dunia dewasa ini.

- Akses Unit Kerja. Akses terhadap sistem informasi BRI bagi unit

kerja disesuaikan dengan jenjang otoritas yang berbeda-beda dan dilakukan berdasarkan need-to-know basis.

- Soft Token untuk e-channel. Sebagai fitur keamanan tambahan pada

transaksi e-Banking, nasabah akan diberikan kode password baru setiap kali melakukan transaksi melalui BRI Internet Banking. Langkah ini memperkecil kemungkinan rekening nasabah di akses oleh pihak yang tidak berwenang (unauthorized party).

Rencana Pengembangan Tahun 2012Teknologi informasi BRI menghadapi tantangan yang tidak ringan. Persaingan usaha dalam industri perbankan telah meningkatkan kebutuhan perkembangan bisnis. Dengan demikian, kehadiran infrastruktur teknologi informasi harus dapat meningkatkan keunggulan BRI dalam persaingan usaha.

Untuk menghadapi tantangan di tahun 2012 khususnya di bidang teknologi informasi, BRI telah mempersiapkan beberapa rencana strategis, yaitu:

• Penyediaan acces channel yang luas dilengkapi dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi:- Melengkapi infrastruktur dan

memperluas implementasi e-channel untuk mendukung kebutuhan dan daya saing bisnis serta kepatuhan terhadap regulasi. Meliputi penambahan 3500 unit ATM, 300 Unit CDM, 100 Unit KIOSK dan 45.000 EDC.

- Memperkaya fitur-fitur ATM, EDC/Mini-ATM, Kiosk dan CDM.

- Memperkaya fitur-fitur internet banking.

- Mengembangkan aplikasi dan infrastruktur untuk kartu debit berbasis smart card sesuai ketentuan Bank Indonesia.

- Mengembangkan fitur-fitur kartu kredit.

- Mengembangkan fitur-fitur New Cash Management.

• Adopsi leading-edge information technology trend dunia perbankan:- Pengembangan fitur ATM berbasis

smart card. - Pengembangan fitur e-money

(BRIZZI).- Penyediaan akses data yang lengkap

secara real-time online.

Page 140: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

137 137LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

- Penyediaan akses data yang lengkap secara online, real-time dan secure untuk keperluan auditor internal maupun eksternal.

- Pengembangan Aplikasi PSAK 50&55 dan IFRS.

- Penerapan Aplikasi Credit Risk Management Basel II.

• Implementasi(near) zero downtime. - Implementasi Hub VSAT dan fiber

optic milik BRI sendiri.- Penyediaan redundancy dan

backup perangkat infrastuktur dan server.

- Peningkatan fungsi monitoring operasional BRI yang berkelanjutan.

• Penerapan security technology dan tata kelola proses TI.- Melanjutkan penerapan best

practice sistem pengamanan teknologi informasi yang lebih luas berdasarkan ISO 27001:2005 serta regulasi dan peraturan baru Bank Indonesia dan Pemerintah.

• Penggunaanmultimediadanpaperless technology.- Memperkaya penyediaan laporan

rutin Unit Kerja Operasional dan Divisi untuk menggantikan laporan secara manual.

- Implementasi aplikasi knowledge management dan e-Learning.

- Implementasi BRI Sistem Manajemen Audit (BRISMA)

Page 141: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

138 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Centralized banking operations mutlak diperlukan dalam operasional perbankan modern demi efisiensi dan efektifitas operasional. Sejak tahun 2010, BRI telah menjalankan fungsi sentra operasi tersebut sesuai dengan international best practice yang berlaku di dunia perbankan.

BRI telah membangun sistem operasional yang fully centralized, fast, zero defect, dan low risk, serta membangun sistem kontrol yang terpadu (integrated monitoring & control system) yang disesuaikan dengan perkembangan bisnis BRI. Selain itu, BRI juga membangun SDM Sentra Operasi yang berkualitas, responsif dan berintegritas, yang didukung dengan pengembangan terus-menerus (never ending improvement) terhadap kualitas, efektifitas & efisiensi sistem operasional BRI.

Penyempurnaan Proses Bisnis dan Efisiensi Operasional Di tahun 2011, BRI terus melaksanakan transformasi operasional di bidang proses bisnis internal dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas operasional yang berdampak pada peningkatan kecepatan dan akurasi pelayanan kepada nasabah.

Upaya untuk mengembangkan dan mengevaluasi business process seluruh transaksi ditangani secara konsisten, antara lain dengan diimplementasikannya straight through processing untuk transaksi incoming remittance serta sentralisasi warkat debet.

Efisiensi kegiatan operasional perbankan khususnya cost reduction serta memperpendek rantai administrasi juga telah dilakukan secara intensif oleh BRI, yaitu dengan telah diimplementasikannya paperless settlement untuk penyelesaian transaksi e-banking serta penyelesaian selisih kas ATM. Hal ini memberikan andil dalam penurunan overhead cost serta mempercepat waktu penyelesaian settlement.

Perkembangan Transaksi RTGS dan Kliring Perkembangan transaksi RTGS BRI sampai dengan akhir tahun 2011 menunjukan peningkatan yang cukup baik. Tercatat total transaksi incoming RTGS BRI sebesar Rp4,930 triliun dengan 1.11 miliar transaksi. Sedangkan transaksi outgoing RTGS mencapai Rp4,964 triliun dengan 1,11 miliar transaksi.

Seperti halnya transaksi RTGS, transaksi kliring juga memperlihatkan perkembangan yang cukup signifikan. Untuk kliring penyerahan, total transaksi inward mencapai Rp84 triliun dengan 3,4 juta transaksi, sedangkan transaksi outward mencapai Rp20 triliun dengan 727 ribu transaksi. Sedangkan untuk kliring kredit, total transaksi inward mencapai Rp33 triliun dengan 4,9 juta transaksi, sedangkan transaksi outward mencapai Rp28 triliun dengan 2,7 juta transaksi.

Rencana Pengembangan Tahun 2012 Memasuki tahun 2012, BRI telah menyiapkan rencana strategis guna meningkatkan kinerja operasional serta pelayanan kepada nasabah melalui:• Business process re-engineering dengan

mengefisienkan fungsi back office di unit kerja untuk meningkatkan kualitas layanan.

• Pengembanganpaperless operational tahap II.• Membentuk Sentra Operasi Regional, untuk

transaksi kliring debet dan pergeseran kas, yang berkedudukan di Kantor Wilayah BRI seluruh Indonesia.

• Mempersiapkan langkah-langkah untukPenerapan Standar ISO 9001:2008 - Quality

Management Systems.

Sentra Operasi

Proses pencetakan kartu ATM

Page 142: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

139 139LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Searah dengan perkembangan bisnis dan perluasan jaringan kerja, BRI dituntut melakukan pengelolaan aktiva tetap dan pemenuhan kebutuhan logistik di setiap unit kerja BRI secara optimal. Untuk itu, pemenuhan kebutuhan aktiva tetap dan logistik harus dilakukan secara cepat, fleksibel, efisien dan efektif dengan tetap memperhatikan kaidah Good Corporate Governance (GCG) agar Perseroan tidak kehilangan momentum bisnisnya.

Dalam rangka mewujudkan pemenuhan kebutuhan logistik secara optimal, maka unit kerja yang melakukan fungsi manajemen aktiva tetap dan logistik melakukan koordinasi dengan unit kerja yang melakukan perencanaan/permintaan kebutuhan logistik. Untuk itu, kedua belah pihak harus lebih proaktif dalam melakukan koordinasi ini, sehingga kontinuitas terhadap pemenuhan barang dan jasa yang diperlukan unit kerja dapat terpenuhi.

Desentralisasi Proses Pengadaan Kebijakan BRI di bidang logistik adalah menerapkan desentralisasi proses pengadaan barang dan jasa kepada jajaran Pemimpin Wilayah, dengan nilai kewenangan yang memadai, serta menerapkan sentralisasi untuk proses pengadaan barang dan jasa di unit kerja lainnya. Dengan demikian, kegiatan pemenuhan kebutuhan barang dan jasa dapat dilakukan secara efektif dan efisien sekaligus dapat mendukung peran Kantor Wilayah dalam meningkatkan kinerja unit kerja binaannya.

Manajemen aktiva Tetap dan logistik

E-ProcurementBRI melakukan pengembangan terhadap aplikasi E-Procurement untuk proses pengadaan barang dan jasa. Hal ini dilakukan agar pengadaan barang dan jasa BRI dapat dilaksanakan secara lebih transparan, adil dan tidak diskriminatif, serta akuntabel. Selain itu, juga telah dilakukan pengembangan terhadap aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aktiva Tetap (SIM-AT) BRI. Hal ini untuk memastikan bahwa manajemen aktiva tetap BRI dapat berjalan dengan transparan, akuntabel, dan akurat mulai dari distribusi, pengakuan aset, asuransi, pajak, sampai dengan pelepasan aset tersebut.

Rencana Pengembangan Tahun 2012BRI akan terus melakukan penyempurnaan dan evaluasi terhadap kebijakan, antara lain berupa pengkinian Kebijakan Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik sebagai salah satu upaya BRI untuk terus menyesuaikan dengan perkembangan bisnis maupun peraturan perundang-undangan.

Page 143: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

140 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Marketing Communication

Marketing Communication BRI mempunyai misi untuk menjadikan seluruh produk, jasa, dan layanan BRI mempunyai brand yang kuat dan dapat menunjang kegiatan pemasaran serta pertumbuhan penjualan produk, jasa dan layanan BRI. Melalui komunikasi pemasaran yang optimal akan tercapai awareness dan positioning yang unik, tepat dan relevan di benak target market BRI.

Page 144: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

141 141LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Strategi dan Kegiatan Marketing Communication Selama tahun 2011, aktivitas marketing communication BRI difokuskan kepada produk-produk yang secara substansi berbasis individu/massal ataupun retail baik pada sisi funding maupun lending. Retail funding menjadi prioritas utama mengingat peranan strategisnya untuk menjamin stabilitas pendanaan dan juga price competitiveness. Selain itu, bisnis mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai pilar bisnis BRI mendapat prioritas khusus untuk menjamin keberlanjutan aspek awareness terhadap brand BRI. Kegiatan komunikasi e-banking BRI juga menjadi salah satu fokus BRI pada tahun 2011 untuk meningkatkan komposisi fee based income melalui transaksi e-banking. Hal ini merupakan salah satu upaya BRI untuk menjadi The Biggest National Payment Gateway.

Berbagai aktivitas komunikasi yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 diantaranya adalah sebagai berikut: o Tabungan BRI BritAma (Untung Beliung

BritAma) o Tabungan BRI Simpedes (Pesta Rakyat

Simpedes, Panen Bulanan Simpedes dan Mudik bersama Kupedes dan Simpedes)

o Tabungan BRI Junio (Kerjasama merchant: Timezone, Theme Park: Ancol, Jatim Park, WaterBoom, Funland, Bali Bird Park, Bali Zoo, dan lain-lain)

o Deposito (Deposito bunga dibayar di muka)

o E-Banking: Program Undian Gemerlap E-Banking BRI (15 Agt-15 Dec 2011)

o BRIZZI (Program merchant discount di merchant-merchant kategori food & beverages, publik service, fashion dan mini market

o Kartu Kredit BRI Program-program retention & acquisition

di berbagai merchant ternama Fashion, Gadget, Airlines,Hotel & Resto, Beauty and Health, BRI Travel Service, BRING, dan sebagainya

o KPR BRI (KPR BRI Ekstra, KPR Kawan, Joint

Promo Kemang Village, Florencia Cluster)

o KKB (KKB Kawan, KKB Autofest 2011, KKB Lebaran)

o BRI Prioritas: White Lotus, AntePrima, Blitzmegaplex

o Launching

Berbagai aktivitas komunikasi yang telah dilakukan pada tahun 2011, tidak hanya berhasil meningkatkan pencapaian bisnis masing-masing produk dan jasa di BRI, namun juga meningkatkan kinerja brand-brand BRI. Hal ini terlihat pada awareness dan brand index yang semakin meningkat menjadi top performers di industri perbankan.

Page 145: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

142 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Produk Peringkat

Tabungan BRI Junio 1

Tabungan BRI BritAma 2

ATM Card 3

Call BRI 3

Tabungan BRI Simpedes 4

Deposito BRI 3

KPR BRI 5

Kartu Kredit 5

1. Top brand award

Produk/Brand Peringkat

BRI as Corporate Brand 1

Tabungan BRI Simpedes 3

Tabungan BRI BritAma 4

Kartu Kredit BRI 5

KPR BRI 5

3. Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2011

Produk Peringkat

Tabungan BRI 3

Kartu Kredit BRI 5

2. Indonesia Bank Loyality Index Award 2012

4. Indonesian Service Satisfaction Index 2011, kategori Priority Banking Service, No. 3 dari Majalah Service Exellence.

5. Indonesia Most Valuable Brand, peringkat 1 untuk Indonesia, peringkat 195 untuk dunia, dari Brand Finance.

Menjadi Top Brand di IndonesiaBerbagai penghargaan dari pihak independen mengkonfirmasi pencapaian kinerja brand-brand BRI melalui berbagai award diantaranya:

Page 146: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

143 143LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Rencana Pengembangan Tahun 2012

Rencana komunikasi pemasaran tahun 2012 sangat terkait dengan sasaran korporat BRI menjadi The Biggest Payment Gateway, maka effort khusus dari sisi membangun image perbankan transaksional mutlak diperlukan yang tentunya akan menyentuh Corporate Brand Bank BRI.

Terlepas dari fokus utama tersebut, marketing communication BRI juga akan mendukung penuh produk-produk dan layanan yang berbasis business to business (B2B) dengan strategi komunikasi yang akan disesuaikan dengan natur bisnisnya. Rencana komunikasi pemasaran 2012-2014 Thematic Comunication Campaign 2012-2014 setiap brand yang dikelola oleh marketing communication BRI dapat dilihat pada bagan berikut ini:

2012 2014 2015

Corporate Brand “BRI”

Tabungan BritAma

Tabungan Simpedes

E-BankingATM

Internet BankingMobile Banking

BRIZZI

Tabungan BRI Junio

aMeningkatkan Top of Mind dan Awareness

aMembangun image: Muda, Mudah, Transaksional

aMempertahankan awareness yang sudah Top of Mind

aMeningkatkan pemahaman (knowledge) akan Tabungan BRI Junio

aMempertahankan Level of Awareness

aRepositioning : Simpedes Image Rejuvenation

aCorporate Campaign: refreshment

aMembangun image: Bank UMKM terbesar dan terbaik, payment,Best Services

aMembangun preferensi penggunaan ATM BRI, membangun image network terluas untuk ATM BRI.

aMeningkatkan awareness dan knowledge untuk: Internet Banking, Mobile Banking, BRIZZI.

aMembangun Image: meningkatkan presepsi dari segi performance/reliability dan advantage

aMengkomunikasikan fitur-fitur e-channel terutama fitur-fitur dengan potensi transaksi tertinggi

2011 2012 2013 2014 2015

The Biggest National Payment Gateway

Sasaran Korporat

Microbusiness ProductKupedes

KUR

Retail BusinessKreditt UMKM

Treasury DPLK

Conventional Channel

Kanca, KCP, BRI Unit, Teras BRI

International Business

Brifast Remitance

aThematic Campaign dengan positioning :• Rasional : cepat, transparan, bunga bersaing• Emosional : Community banking, kesuksesan usaha

aMenjalankan program khusus yang bersifat unique & iconic, consistent & continue

aKredit UMKM sebagai Umbrella Brand bagi seluruh range of product Bisnis Ritel dan Menengah BRI

aMembangun awareness dan positioning yang tepat bagi Kredit UMKM BRI

aMembangun awareness dan image

aTrade finance : Comprehensive dan Professional

aRemittance : Solusi Cepat Transfer Uang

aMembangun awareness dan image

a Positioning : Terencana, aman dan menguntungkan

aCampaign : Network terluas, paling dekat

aCampaign perkembangan jumlah Outlet, Outlet Baru

aMenjaga Konsistensi Tampilan (Look & Feel) Kantor outlet

Page 147: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

144 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Manajemen Risiko

Perkembangan bisnis yang pesat dan semakin meningkatnya kompleksitas produk bank menyebabkan risiko kegiatan usaha bank juga semakin kompleks. Oleh karena itu, BRI dituntut untuk menerapkan manajemen risiko yang handal agar mampu beradaptasi dengan kompleksitas kegiatan usaha tersebut. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan harus dapat mendukung BRI untuk lebih berhati-hati dalam ruang lingkup perkembangan kegiatan usaha dan operasional perbankan yang sangat pesat. Penerapan manajemen risiko tersebut pada dasarnya merupakan kebutuhan bank dalam mengelola risiko pada batas toleransi bank dan telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang telah diatur melalui regulasi Bank Indonesia yang sejalan dengan rekomendasi Basel Committee on Banking Supervision.

Manajemen risiko memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pengelolaan risiko bank guna pencapaian tujuan perusahaan melalui dua aspek, yaitu melindungi modal dan mengoptimalkan hubungan risk dan return. Menyadari pentingnya Penerapan manajemen risiko, BRI telah menerapkan manajemen risiko terpadu.

Pengelolaan manajemen risiko BRI diimplementasikan dengan konsep tiga garis pertahanan (three lines of defense), yaitu: • Garis pertahanan pertama adalah satuan kerja

bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional, sebagai pihak yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengendalian intern dan menjaga kualitas output dan proses bisnis sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

• Garis pertahanan kedua adalah satuan kerjamanajemen risiko yang memantau pemenuhan manajemen risiko bank sesuai dengan risk appetite dan menetapkan kebijakan, pedoman dan limit risiko, agar eksposur secara keseluruhan sampai pada batas yang dapat ditoleransi serta tidak melampaui kemampuan modal BRI.

• Garis pertahanan ketiga adalah satuan kerjaaudit internal yang berfungsi untuk memastikan pelaksanaan pengendalian internal yang dilakukan oleh garis pertahanan yang pertama dan kedua, serta memberikan laporan kepada direktur utama dan komisaris secara independen.

Dengan penerapan konsep tersebut diharapkan akan menjaga independensi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga tidak memihak atau menguntungkan unit kerja operasional tertentu dengan mengabaikan unit kerja operasional lainnya.

Dalam penerapan manajemen risiko, Direksi dan Dewan Komisaris BRI memegang peranan penting dalam mendukung dan mengawasi keberhasilan penerapan manajemen resiko di seluruh unit kerja. Berkaitan dengan aktivitas pengelolaan eksposur risiko bisnis dan penetapan sistem manajemen risiko BRI, jajaran Direksi BRI dibantu oleh Risk Management Committee (RMC) yang merupakan badan tertinggi dalam sistem manajemen risiko BRI.

Pembahasan profil risiko secara keseluruhan dilakukan melalui Rapat RMC BRI yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan. Disamping itu untuk membahas permasalahan yang spesifik pada jenis risiko tertentu dan membutuhkan putusan segera, juga dapat dilakukan melalui rapat RMC yang bersifat terbatas, atau yang disebut sub-RMC. Terdapat 3 (tiga) Sub-RMC yaitu CRMC, MRMC, dan ORMC, yang dibentuk untuk membahas permasalahan-permasalahan yang menyangkut risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan risiko lainnya.

Pengembangan SDM di Bidang Manajemen RisikoBerbagai upaya dilakukan dalam rangka menciptakan budaya sadar risiko di BRI. Upaya yang telah dilakukan melalui beberapa program pengembangan kompetensi dan monitoring untuk mendukung penguatan aspek manajemen risiko, antara lain: • Memberikan materi manajemen risiko di setiap

level pendidikan pejabat struktural (Kepala Unit Kerja, Pemimpin Cabang, Pemimpin Cabang Pembantu, Manajer Operasi, Manajer Pemasaran).

• Pendidikan manajemen risiko dalam ProgramPengembangan Staf (PPS).

• Sosialisasimanajemenrisikokepadaseluruhunitkerja BRI melalui forum komunikasi, baik formal maupun informal.

Page 148: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

145 145LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Selain itu, untuk mengembangkan kompetensi khususnya bagi pejabat BRI di bidang manajemen risiko, BRI telah mengikutsertakan pejabat untuk mengikuti ujian sertifikasi manajemen risiko, dengan rata-rata kelulusan yang relatif tinggi yaitu 90.06%, di atas rata-rata kelulusan industri perbankan.

Profil RisikoPenilaian risiko secara agregat dilakukan melalui proses self assessment yang menghasilkan Profil Risiko BRI. Penilaian Profil Risiko tersebut terdiri dari penilaian Inherent Risk (risiko yang melekat pada aktivitas bank) dan penilaian Risk Control System (pengendalian terhadap risiko inheren) terhadap 8 (delapan) jenis risiko pada 7 (tujuh) aktivitas BRI (meliputi aktivitas perkreditan, treasury, trade finance, pendanaan, operasional dan jasa, IT system, dan support), serta penilaian atas perbaikan kontrol.

Mekanisme Pelaporan Profil RisikoUnit kerja operasional selaku risk owner bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko pada seluruh aktifitas yang dilakukan. Oleh karena itu Direksi BRI menetapkan setiap pemimpin unit kerja operasional harus dapat mengidentifikasi risiko, menilai risiko yang ada di unit kerjanya dan memantau risiko serta memitigasi risiko sehingga unit kerja tersebut dapat mencapai target yang ditetapkan dan memberikan nilai tambah bagi Perseroan dengan melakukan pengendalian risiko secara efektif dan efisien.

Pemimpin unit kerja, selanjutnya melaporkan profil risiko serta tindak lanjut mitigasi yang dilakukan kepada Kantor Wilayah. Selanjutnya Kantor Wilayah mengkonsolidasikan profil risiko seluruh unit kerja di wilayahnya dan memberikan rekomendasi tindak lanjut (solusi) atas perbaikan kontrol kepada unit kerja operasional. Kantor Wilayah kemudian melaporkan konsolidasi profil risiko kepada Kantor Pusat. Selanjutnya Kantor Pusat dalam hal ini Divisi Manajemen Risiko melakukan konsolidasi risiko berdasarkan hasil laporan tersebut, untuk selanjutnya melaporkan kepada Direksi dan komite MR / RMC.

Tren Profil RisikoHasil pemantauan risiko dalam 3 (tiga) tahun terakhir melalui penilaian profil risiko secara agregat profil risiko BRI mengalami perbaikan skor penilaian dan masih dalam kategori risiko Low To Moderate. Hal ini menandakan bahwa profil risiko BRI mengalami tren membaik (risiko semakin rendah) dari tahun ke tahun. Berikut gambaran tren Profil Risiko BRI selama tahun 2009-2011.

Trend Profil Risiko BRI

2009 2010 2011

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Low

Low to Moderate

Moderate

Trend Profil Risiko BRI Tahun 2011

Low

Low to Moderate

Moderate

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Kredit Pasar Likuiditas Operasional Hukum Reputasi Kepatuhan Strategik Overall Rating

Page 149: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

146 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Adapun perkembangan Profil Risiko BRI secara keseluruhan pada tahun 2011 juga masih berada pada kategori LOW TO MODERATE RISK, dengan trend yang tetap untuk seluruh jenis risiko. Untuk penilaian inherent risk masih berada pada tingkat low hingga moderate. Sedangkan untuk penilaian Risk Control System, mendapatkan penilaian antara strong hingga acceptable

Manajemen Risiko pada Produk dan atau Aktivitas BaruPengelolaan risiko pada setiap produk dan atau aktivitas baru merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui dalam pengembangan bisnis BRI. Tahapan ini diharapkan dapat meminimalkan potensi risiko yang tidak terduga akibat penjualan produk atau aktivitas baru. Dalam hal ini Divisi Manajemen Risiko berperan untuk memastikan pengelolaan risiko terhadap usulan produk dan/atau aktivitas baru dan memastikan kesiapan BRI dalam memasarkan produk dan atau aktivitas baru.

Manajemen Kelangsungan Usaha/MKU (Business Continuity Management)Dalam lingkungan persaingan perbankan yang semakin kompetitif, BRI senantiasa tanggap terhadap gangguan yang berasal dari kejadian eksternal dan sesegera mungkin dapat melakukan pemulihan operasional bank setelah terjadinya gangguan/bencana tersebut. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan bisnis bank, baik dalam kondisi normal maupun kondisi terjadinya bencana atau gangguan, BRI telah mengembangkan kebijakan dan prosedur Manajemen Kelangsungan Usaha (Business Continuity Management) sehingga BRI dapat mempertahankan kelangsungan proses bisnis yang kritikal, menjaga aset BRI dan memiliki respon yang memadai dalam menghadapi gangguan atau bencana.

Implementasi Manajemen Risiko KreditRisiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, serta pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Produk atau tagihan BRI yang mengandung eksposur risiko kredit meliputi pinjaman maupun non pinjaman (penempatan, penyertaan, dan tagihan/aktiva lainnya seperti piutang intern/piutang ekstern).

Risiko kredit merupakan komponen terbesar dalam portofolio risiko bisnis BRI. Sesuai Laporan Pemenuhan Modal Minimum pada tahun 2011,

perhitungan risiko kredit dilakukan dengan menggunakan metode standar. Dengan asumsi CAR 8%, modal yang dialokasikan untuk mengcover risiko kredit sebesar Rp18,3 triliun atau 44,2% dari total Modal.

BRI telah melakukan pengembangan dan implementasi manajemen risiko kredit dengan pendekatan Standardized dan Internal Rating Based Approach. Implementasi manajemen risiko kredit yang telah dilakukan Bank BRI selama tahun 2011 adalah : • Menyusun pedoman Standardized Approach

berdasarkan consultative paper BI, dan melakukan simulasi pengukuran risiko kredit untuk Quantitative Impact Study (QIS) BI sampai dengan mengajukan draft PBI Standardized Approach ke BI.

• Melakukanreview atas kebijakan dan metodologi CRR-CRS, Credit Risk Modelling (PD, LGD dan EAD), kebutuhan MIS dan sistem CRM BRI.

• SimulasipengukuranrisikokreditdenganInternal Rating Based Approach (IRBA) dan melakukan review regrouping eksposur IRBA BASEL II.

• Melakukanreview atas kebijakan dan metodologi limit risiko kredit dan melakukan monitoring eksposur risiko kredit terhadap limit yang telah ditetapkan.

• Melakukan review metodologi dan melakukan simulasi stress testing (dengan berbagai skenario termasuk worst case scenario) secara bottom up dengan menggunakan cash flow nasabah bagi debitur korporasi terbesar dan dengan menggunakan data past performance portofolio bagi debitur UMKM, serta mengacu pada kondisi eksternal dan kondisi makro ekonomi tahun 2011. Selain itu BRI juga merupakan salah satu bank yang telah melakukan presentasi analisis Stress Testing di hadapan Bank Indonesia, IMF dan World Bank dalam program Financial Sector Assessment Program (FSAP) serta membuat estimasi Macro Credit Risk Stress Testing berdasarkan data makro ekonomi dari Bank Indonesia (baseline scenario) dan IMF (stress scenario).

Penerapan manajemen risiko kredit di BRI tidak hanya ditujukan untuk menempatkan BRI sebagai bank yang patuh terhadap regulasi, tetapi juga merupakan suatu tuntutan manajemen untuk menerapkan sistem pengelolaan risiko kredit yang baik dan sesuai dengan praktek terbaik di perbankan, sehingga diharapkan mampu mendorong kegiatan bisnis bank yang berorientasi pada optimalisasi risk and return serta kecukupan modal yang dimiliki oleh BRI untuk menyerap kerugian karena risiko kredit.

Page 150: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

147 147LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Untuk menjaga kualitas portofolio perkreditan maka dalam proses pemberian kredit, BRI menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip utama dalam mengelola risiko kredit antara lain adalah pemisahan pejabat kredit menjadi Relationship Management dan Credit Risk Management, penerapan four eyes principle, penerapan risk scoring system, serta pemisahan pengelolaan kredit bermasalah. Selain itu dalam proses pemberian kredit harus mengikuti prosedur perkreditan yang sehat.

Untuk memastikan agar aktivitas perkreditan BRI dilaksanakan secara hati-hati, dengan membatasi tingkat risiko sampai batas yang dapat ditolerir BRI sehingga potensi kerugian risiko kredit yang timbul masih dapat diserap dengan modal Bank yang telah dialokasikan, maka perlu ditetapkan limit risiko kredit. BRI telah melakukan kajian atas perhitungan limit risiko kredit termasuk limit konsentrasi kredit dan secara rutin melakukan pemantauan atas eksposur risiko kredit aktual secara portofolio, segmen bisnis dan sektor ekonomi.

Implementasi Manajemen Risiko PasarPengukuran Risiko Pasar (risiko suku bunga dan risiko nilai tukar) saat ini dilakukan melalui pendekatan metode standardised sesuai regulasi PBI No. 5/12/PBI/2003. Dengan menggunakan pendekatan tersebut, modal yang dialokasikan untuk mengcover risiko pasar sebesar Rp184 miliar atau 0,4% dari total Modal.

Untuk mengelola risiko pasar, BRI telah mengimplementasikan sistem aplikasi treasury and market risk (GUAVA) yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang digunakan oleh fungsi front office (dealer), middle office dan back office, dimana dalam aplikasi tersebut dapat melakukan pengukuran risiko pasar menggunakan internal model (Value at Risk/VaR) yang terintegrasi dengan proses transaksi harian. Dengan sistem aplikasi tersebut, BRI dapat melakukan monitoring eksposur dan membatasi kerugian melalui penetapan limit risiko pasar berupa limit transaksi yaitu limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, stop loss limit dan VaR limit. Akses monitoring tersebut bisa dilakukan secara harian, sehingga memudahkan dalam pemantauan risiko pasar dan mempercepat penyediaan informasi terkini bagi manajemen, dalam pengambilan keputusan secara tepat waktu. Implementasi manajemen risiko pasar yang telah dilakukan BRI selama tahun 2011 adalah: • Melakukan review persyaratan kuantitatif

sesuai regulasi Bank Indonesia terhadap sistem

aplikasi treasury dan market risk (GUAVA) untuk penyempurnaan perhitungan risiko pasar (VaR) yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

• Melakukan review pemenuhan persyaratan kualitatif pengukuran risiko pasar sesuai regulasi Bank Indonesia, dalam hal ini membahas fungsi middle office dan pemenuhan SDM yang memiliki kompetensi risiko pasar, bersama Divisi terkait.

• Melakukan kajian ISOManajemen Risiko dalamrangka pengembangan enterprise wide risk management di BRI.

• Melakukan simulasi pengukuran Risk Based Performance Analysis (RAPM) dalam rangka pengembangan pengukuran kinerja berbasis risiko.

• Melakukan simulasi stress testing terhadap portofolio trading book dan banking book untuk mengevaluasi dampak kerugian yang signifikan apabila ada pergerakan faktor pasar secara tidak normal. Stress test dibuat dengan berbagai skenario baik secara hipotetikal maupun historikal dengan memperhatikan kejadian krisis yang pernah terjadi.

Implementasi Manajemen Risiko Operasional (MRO)Pengukuran risiko operasional dilakukan dengan menggunakan Basic Indicator Approach (BIA). Dengan menggunakan pendekatan tersebut, modal yang dialokasikan untuk mengcover risiko operasional sebesar Rp4,24 triliun atau 10,2% dari total Modal.

Sejalan dengan upaya penerapan manajemen risiko operasional yang sesuai dengan kebutuhan BRI dan ketentuan regulasi, selama tahun 2011 BRI telah melakukan: • Simulasi perhitungan risiko operasional dengan

menggunakan Advanced Measurement Approach (AMA). Untuk mendukung penerapan AMA dilakukan implementasi Risk and Control Self Assessment (RCSA), Indikator Risiko Utama (IRU) dan Manajemen Insiden (MI) pada seluruh Unit Kerja Operasional, serta menyempurnakan kebijakan dan prosedur perangkat MRO tersebut.

• Penerapan Forum Manajemen Risiko (FMR)sebagai wadah atau forum pertemuan antara pemimpin unit kerja dengan pekerjanya untuk membahas permasalahan-permasalahan (risiko) yang melekat pada aktivitas bisnis atau operasional. Hasil pembahasan risiko yang memerlukan tindak lanjut dan penyelesaian dari pengambil keputusan harus dieskalasi kepada atasan langsung dengan tindasan ke Divisi Manajemen Risiko atau Group Manajemen Risiko Kanwil (GMRK).

Page 151: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

148 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

• Pengembangan aplikasi (software) perangkat OPRA (Operational Risk Assessor) yang meliputi RCSA, IRU, MI, Penilaian Maturitas dan pelaporan pelaksanaan Forum Manajemen Risiko. Aplikasi OPRA memfasilitasi penerapan MRO dan sebagai persiapan proses penghitungan capital charge risiko operasional dengan menggunakan metode Advanced Measurement Approach (AMA).

• Melanjutkan pelaksanaan ujicoba atau testing kesiapan BRI dalam menghadapi bencana (Manajemen Kelangsungan Usaha/MKU) yaitu dengan melakukan sosialisasi bersamaan dengan pelatihan aplikasi OPRA di beberapa Kantor Wilayah.

Selain risiko-risiko tersebut diatas, BRI juga mengelola risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko reputasi dan risiko strategik, sebagaimana ketentuan BI sebagai berikut:• Risiko hukum dapat timbul dari setiap aktivitas

bisnis dan operasional di seluruh unit kerja, sehingga tanggung jawab pengelolaan dan mitigasi risiko hukum dilakukan oleh seluruh penanggung jawab risiko (risk owner). Pada tingkat korporat, risiko hukum dikelola oleh Divisi Hukum. Untuk membantu penanggung jawab risiko dalam mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan memantau risiko hukum, Divisi Hukum dan jajaran Legal Officer melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap pejabat/ pekerja di seluruh unit kerja tentang aspek hukum pada setiap aktivitas bisnis dan operasional, sehingga risiko hukum dapat dimitigasi dengan optimal.

• Risikokepatuhanpadahakikatnyamelekatseluruhaktivitas bisnis dan operasional, terutama yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Oleh karena itu, risiko kepatuhan merupakan tanggung jawab seluruh penanggung jawab risiko. Divisi Kepatuhan merupakan koordinator Risiko Kepatuhan yang secara berkala melaporkan kepada Direksi BRI.

• Risiko reputasi timbul akibat publikasi negatifterkait dengan kondisi atau kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank. Pada tingkat korporat, BRI menetapkan Divisi Sekretariat Perusahaan (SKP) sebagai koordinator pengelolaan risiko reputasi. Secara berkala Divisi SKP menilai parameter risiko reputasi dan melaporkan pada Direksi dan tindasan kepada Divisi Manajemen Risiko untuk dibuat profil risiko BRI dan dilaporkan kepada Bank Indonesia.

• Risiko strategik merupakan risiko yangditimbulkan akibat kegagalan bank dalam mencapai target akibat pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat. Pada tingkat korporat,

risiko strategik dikelola oleh Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis (Renstra).

Implementasi Basel IIBank merupakan lembaga yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, bank dihadapkan pada berbagai macam risiko. Oleh karena itu, agar risiko yang dihadapi bank dapat termitigasi maka bank harus dapat mengelola risiko sampai pada batas toleransi yang ditetapkan serta dapat mencadangkan modal sesuai profil risiko bank.

Mengingat pentingnya permodalan bagi bank, maka dalam rangka perhitungan modal, secara bertahap BRI telah menerapkan Basel II mulai dari pendekatan sederhana sampai pada pendekatan yang advance.

Implementasi Pilar 1 Basel IIImplementasi Basel pada Pilar ini menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis risiko, baik risiko kredit, risiko pasar maupun risiko operasional.

a. Risiko Kredit Sesuai ketentuan Bank Indonesia (SE BI No. 13/6/

DPNP tahun 2011), BRI telah membuat kebijakan SA Basel II (NOSE S.26-DIR/DMR/12/2011 tanggal 30 Desember 2011) dan melakukan perhitungan modal risiko kredit dengan pendekatan standar (Standardized Approach).

Dalam rangka persiapan penerapan pengukuran modal risiko kredit dengan metode yang lebih advance yaitu Internal Rating Based Approach (IRBA), telah dilakukan penyusunan kebijakan IRBA sesuai Basel II dan pedoman internal risk rating melalui Credit Risk Rating (CRR) dan Credit Risk Scoring (CRS). Saat ini sedang dilakukan pengembangan re-design CRR dan CRS yang embedded dalam proses bisnis.

Untuk mendukung implementasi CRR dan CRS

dalam setiap proses kredit dan sebagai aplikasi front – end untuk kepentingan data capture telah diimplementasikan Loan Approval System (LAS) pada seluruh unit kerja.

Selain itu, saat ini sedang dikembangkan aplikasi Credit Risk Engine dan reporting IRBA Basel II sehingga diharapkan perhitungan modal risiko kredit sesuai IRBA dapat dilakukan secara otomasi.

Page 152: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

149 149LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

b. Risiko Pasar Perhitungan modal risiko pasar (risiko suku

bunga dan risiko nilai tukar) dengan pendekatan metode standardized sesuai regulasi PBI No. 5/12/PBI/2003 telah dilakukan sejak tahun 2005. Untuk keperluan internal, BRI telah menerapkan pendekatan internal model. Untuk mendukung penerapan internal model telah diimplementasikan aplikasi Treasury & Market Risk System (GUAVA) dan saat ini juga telah dilakukan validasi dan back testing atas hasil perhitungan Value at Risk (VaR) yang dihasilkan oleh sistem aplikasi GUAVA. Saat ini hasil perhitungan internal model digunakan untuk monitoring eksposur risiko pasar dan penetapan limit. Kedepannya apabila persyaratan kualitatif telah terpenuhi, BRI akan menggunakan internal model dalam perhitungan modal risiko pasar.

c. Risiko Operasional Sejak tahun 2010 perhitungan modal risiko

operasional dilakukan dengan metode Basic Indicator Approach (BIA) sebesar 15% dari gross income (GI).

Sebagai persiapan menuju pengukuran modal risiko operasional dengan metode Standardized Approach sesuai dengan consultative paper SA BI, telah dilakukan: 1) pengelompokan GI ke dalam 8 (delapan) lini bisnis, 2) melakukan simulasi perhitungan risiko operasional dengan pendekatan standar.

Sebagai persiapan menuju pengukuran modal risiko operasional dengan metode Advanced Measurement Approach (AMA), BRI telah melakukan berbagai upaya yaitu : 1) Mengimplementasikan perangkat pengelolaan risiko operasional meliputi Risk Control Self Assesment (RCSA), Indikator Risiko Utama (IRU), Manajemen Insiden (loss event data base) diseluruh unit kerja, 2) menyusun data kerugian berdasarkan 7 event type dan 8 lini bisnis, 3) melakukan simulasi perhitungan risiko operasional dengan pendekatan extreme value theory (EVT).

Implementasi Pilar 2 Basel IIDalam rangka mengantisipasi penerapan Pilar 2 Basel II, langkah yang telah dilakukan BRI meliputi:a. BRI telah melakukan perhitungan risiko suku

bunga banking book dengan pendekatan repricing gap untuk melihat dampak perubahan suku bunga terhadap penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income). Dalam rangka mendukung

pengelolaan risiko suku bunga banking book, pada tahun 2012 BRI akan membeli aplikasi sistem sehingga BRI dapat mengelola portofolio banking book secara lebih optimal.

b. Mulai tahun 2010, untuk mengetahui ketahanan modal BRI yang telah terhitung dalam Pilar 1 maka secara berkala (triwulanan) BRI melakukan simulasi stress testing terhadap risiko kredit, risiko konsentrasi kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas.

Implementasi Pilar 3 Basel IIImplementasi pilar 3 Basel II (market discipline) untuk meningkatkan transparansi dilakukan dengan dilakukannya disclosure implementasi manajemen risiko pada setiap annual report.

Rencana Kerja Tahun 2012Program penerapan manajemen risiko yang akan dilakukan BRI pada tahun 2012 antara lain:• Evaluasidanpengkiniansetting persyaratan

kuantitatif dan persyaratan kualitatif penerapan internal model risiko pasar dalam sistem aplikasi treasury and market risk.

• Evaluasi dan pengkinian kebijakan danmetodologi internal model risiko pasar yang dikaitkan dengan implementasi sistem aplikasi treasury and market risk.

• Persiapanmonitoring pemenuhan data dan MIS untuk mendukung implementasi Basel III.

• Evaluasi dan pengkinian kebijakanmanajemen risiko likuiditas terkait penerapan Basel III.

• Penyusunan kebijakan enterprise-wide risk management dan kebijakan terkait penerapan Pilar 2 dan Pilar 3.

• Melakukan simulasi dan review metodologi validasi model back testing dan stress testing risiko pasar dan risiko kredit.

• Paralel run pengukuran modal risiko kredit dengan Standardized Approach (SA) sekaligus review kebijakan dan metodologi pengukuran risiko kredit dengan SA dan IRBA.

• Review kebijakan dan metodologi Credit Risk Rating (CRR) dan Credit Risk Scoring (CRS) sesuai ketentuan yang berlaku serta melakukan pemantauan atas penerapan dan implementasi CRR dan CRS hasil redesign.

• Review metodologi dan simulasi risk-based pricing / risk premium dan metodologi perhitungan CKPN pada daerah rawan bencana.

Page 153: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

150 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tata Kelola Perusahaan

150 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 154: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

151 151LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Penajaman penerapan good corporate governance pada tahun 2011, termasuk fokus yang tajam terhadap pengelolaan risiko, semakin memperbaiki profil risiko BRI.

Selain perbaikan tingkat NPL yang signifikan, peningkatan pengawasan secara intensif juga menghasilkan beberapa kemajuan dalam hal pengelolaan dan pemantauan risiko, tata kelola perusahaan dan pencapaian hasil-hasil usaha.

Risk Based Banking Rating

low to moderate

151LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 155: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

152 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tata Kelola Perusahaan

Bank Rakyat Indonesia berkeyakinan bahwa dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) akan berpengaruh pada kinerja perusahaan dan sekaligus melindungi kepentingan stakeholders untuk mencapai Beyond Expectation.

Page 156: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

153 153LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

“Best Corporate Governance in Indonesia” dalam Corporate Governance Award 2011 oleh World Finance

“Best Disclosure and Transparency” dalam The 3rd IICD Corporate Governance Award 2011 oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD)

BRI mempunyai komitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG dengan berlandaskan pada nilai-nilai pokok yang tertuang pada Budaya Kerja BRI yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan dan Penghargaan kepada SDM. Nilai-nilai Budaya Kerja tersebut telah diimplementasikan oleh seluruh jajaran BRI dan merupakan nilai-nilai untuk membangun Kode Etik BRI sehingga dalam bertindak dan berpikir mempunyai acuan yang jelas dan terukur yang selanjutnya diharapkan dapat membawa BRI pada tujuan tata kelola perusahaan yang baik.

Implementasi GCG di BRI terus berkembang tidak semata berdasarkan pada kepatuhan (compliance) terhadap standar dan peraturan yang berlaku, namun juga terus dilakukan inovasi, konsistensi dan penyempurnaan GCG secara berkelanjutan. BRI telah mengimplementasikan kebijakan GCG di seluruh tingkatan organisasi BRI sejak 2002. Selama itu BRI terus bertransformasi untuk menyempurnakan kebijakan internal GCG yang berlaku, di antaranya melalui:2002 : Surat Keputusan Bersama Dewan

Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 02-KOM/BRI/02/2002 – NOKEP: S. 37-DIR/02/2002 tanggal 23 Februari 2002 tentang Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

2003 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 03-KOM/BRI/06/2003 – NOKEP: S. 36-DIR/SDM/06/2003 tanggal 3 Juni 2003 tentang Kebijakan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) bagi Organ dan Pekerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

2007 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 02-KOM/BRI/06/2007 – NOKEP: S. 240-DIR/SKP/06/2007 tanggal 29 Juni 2007 tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

2010 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 01-KOM/BRI/03/2011 – NOKEP: S. 14-DIR/DKP/03/2011 tanggal 8 Maret 2011 tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi BRI terhadap pelaksanaan GCG juga tercermin dari penetapan Tema Tahunan (Theme of Year) BRI sebagai bagian rencana kerja jangka panjang (corporate plan) yang berkesinambungan dalam mencapai visi perusahaan. Tahun 2011 ditetapkan sebagai tahun untuk mencapai “Manajemen Risiko Yang Handal”. Manajemen risiko yang handal diharapkan akan menjadi salah satu aspek yang kokoh untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik, yakni sebagaimana selanjutnya ditetapkan sebagai Tema Tahun 2012 yakni “Menjadi Bank terbaik di Indonesia dengan praktik-praktik Good Corporate Governance (GCG) yang baik”.

Atas kerja keras yang telah dirintis sejak 2002, maka pada 2011 BRI telah menerima penghargaan terkait dengan implementasi GCG, diantaranya:

Page 157: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

154 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Berdasarkan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan, RUPS terdiri dari:

1. RUPS Tahunan RUPS Tahunan wajib diselenggarakan paling

lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku terakhir dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan hal-hal sebagai berikut:a. Laporan Tahunanb. Usulan penggunaan laba bersih perseroan, jika

perseroan mempunyai laba positif.c. Usulan penetapan akuntan publik untuk

mengaudit tahun buku Perseroan yang sedang berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris atau memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik.

d. Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan Perseroan dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar.

BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara, dengan demikian mengacu pada Pasal 23 UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, maka dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Persero ditutup, Direksi BRI wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan.

2. RUPS Lainnya Dapat diadakan setiap waktu berdasarkan

kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.

Sesuai dengan Pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya dengan didahului oleh Pengumuman dan Pemanggilan Rapat. Adapun tata-cara penyelenggaraannya adalah sebagai berikut:a. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan

menggunakan surat tercatat / iklan surat kabar dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.

b. Sebelum melakukan pemanggilan, 14 (empat belas) hari sebelumnya, Perseroan wajib melakukan pemberitahuan bahwa akan dilakukan Pemanggilan RUPS.

c. Terkait dengan status BRI sebagai salah satu perusahaan terbuka serta dalam rangka keseragaman informasi mengenai rencana atau pelaksanaan RUPS, maka sesuai ketentuan Bapepam-LK No. IX.I.1, Perseroan wajib menyampaikan terlebih dahulu agenda Rapat tersebut secara jelas dan rinci kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pemberitahuan.

d. Selanjutnya setelah pelaksanaan RUPS, Perseroan wajib menyampaikan hasil Rapat selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah rapat tersebut diselenggarakan kepada Bapepam-LK dan mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional.

e. Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1 (satu) hak suara kecuali Anggaran Dasar menentukan lain.

Selama tahun 2011, BRI telah melaksanakan 2 (dua) kali RUPS, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.

1. RUPS Tahunan BRI Tahun 2011 RUPS Tahunan BRI Tahun 2011 diselenggarakan

pada tanggal 28 April 2011, bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri 84,29% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

Tahapan penyelenggaraan RUPS Tahunan 2011:a. Penyampaian agenda RUPS Tahunan 2011

kepada Bapepam-LK pada tanggal 25 Maret 2011.

STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOVERNANCE STRUCTURE)

I. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

Page 158: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

155 155LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

b. Pemberitahuan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Bisnis Indonesia dan Media Indonesia pada tanggal 30 Maret 2011

c. Panggilan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Bisnis Indonesia dan Media Indonesia pada tanggal 13 April 2011

Agenda dan Keputusan RUPS BRI Tahun 2011:

Agenda 1:Persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2010.

Keputusan Agenda 1:1. Menyetujui Laporan Tahunan tahun 2010.2. Mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan

Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman, dan Surja sesuai Laporan No. RPC-754/PSS/2011 tanggal 29 Maret 2011.

3. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan 2010.

Agenda 2:Pengesahan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2010.

Keputusan Agenda 2:1. Mengesahkan Laporan Tahunan Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2010 termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Herman Dody Tanumihardja & Rekan sesuai dengan Laporan No. 14/GA/HDT-DT/PKBL-BRI/III/2011 tanggal 30 Maret 2011.

2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tahun buku 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan

merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut.

Agenda 3:Penetapan penggunaan laba Perseroan Tahun Buku 2010.

Keputusan Agenda 3:1. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan

tahun 2010 sebagai berikut:a. Sebesar 20% atau Rp2.294.476.900.203,00

ditetapkan sebagai dividen final tahun buku 2010. Sebagian dari dividen tersebut, sebesar Rp566.527.305.330,- telah dibayarkan pada tanggal 30 Desember 2010 sebagai dividen interim berdasarkan Keputusan Rapat Direksi tanggal 29 November 2010 yang telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 22 Desember 2010, sisanya sebesar Rp1.727.949.594.873,- atau Rp70,04 per saham akan dibagikan sebagai dividen tunai dan akan dibayarkan pada tanggal 15 Juni 2011 kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2011.

b. Sebesar 2,5% atau Rp286.809.612.525,- untuk Cadangan Tujuan guna mendukung investasi.

2. Memberi wewenang kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya laba bersih tahun buku 2010 untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007, maksimal dana yang disisihkan untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan adalah 4% atau Rp458.895.380.040,- sehingga sisa laba bersih tahun buku 2010 setelah digunakan untuk dividen final tahun buku 2010, Cadangan Tujuan, serta Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan akan menambah laba ditahan Perseroan minimal 73,5% dari total laba bersih tahun buku 2010 atau Rp8.432.202.608.245,40

3. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen Tahun Buku 2010 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 159: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

156 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Agenda 4:Penetapan besarnya gaji, honorarium, dan tantiem untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris

Keputusan Agenda 4:Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2010 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium Dewan Komisaris untuk tahun 2011.

Agenda 5:1. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk

mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku 2011.2. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk

mengaudit Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2011.

Keputusan Agenda 5:1. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada

Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Agenda 6:Persetujuan pembelian saham BRIngin Remittance Co. Ltd. dari PT. AJ BRIngin Jiwa Sejahtera yang merupakan transaksi afiliasi menurut Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 angka 2 huruf b dan bukan merupakan transaksi material menurut Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2.

Keputusan Agenda 6:1. Menyetujui pembelian seluruh saham BRIngin

Remittance Co. Ltd. dari PT. AJ. BRIngin Jiwa Sejahtera dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Memberikan kuasa dan wewenang dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembelian saham dimaksud dan

segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Agenda 7:Perubahan Dewan Komisaris dan/atau Direksi Perseroan

Keputusan Agenda 7:1. Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota

Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan yang berakhir masa jabatannya terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dan menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdiannya.

2. Mengangkat:- Bapak Bunasor Sanim sebagai Komisaris

Utama/Komisaris Independen- Bapak Hermanto Siregar sebagai Komisaris- Bapak Sarwono Sudarto sebagai Direktur- Bapak Sulaiman Arif Arianto sebagai Direktur- Ibu Lenny Sugihat sebagai Direktur- Bapak A. Toni Soetirto sebagai Direktur- Bapak Randi Anto sebagai Direktur

Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat, kecuali pengangkatan Bapak Hermanto Siregar dan Bapak Randi Anto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya.

3. Menetapkan Bapak Soedarjono sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen.

4. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah:

Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ : Bunasor Sanim Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama/ : Soedarjono Komisaris Independen Komisaris : Agus Suprijanto Komisaris : Heru Lelono Komisaris : Hermanto Siregar Komisaris Independen : Aviliani Komisaris Independen : Adhyaksa Dault

Page 160: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

157 157LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Direksi: Direktur Utama : Sofyan Basir Direktur : Sarwono Sudarto Direktur : Sulaiman Arif Arianto Direktur : Achmad Baiquni Direktur : Lenny Sugihat Direktur : A. Toni Soetirto Direktur : Asmawi Syam Direktur : Suprajarto Direktur : Djarot Kusumayakti Direktur : Randi Anto

5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

2. RUPS Luar Biasa Tahun 2011: RUPS Luar Biasa BRI Tahun 2011 diselenggarakan

pada tanggal 28 September 2011, bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri 83,297% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

Tahapan penyelenggaraan RUPS Luar Biasa 2011:a. Penyampaian agenda RUPS Tahunan BRI

Tahun 2011 kepada Bapepam-LK pada tanggal 16 Agustus 2011.

b. Pemberitahuan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2011.

c. Panggilan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 13 September 2011.

Agenda:Perubahan Dewan Komisaris dan/atau Direksi Perseroan.

Keputusan:1. Menyetujui menerima pengunduran diri Tuan

Soedarjono dari jabatannya sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen berlaku efektif terhitung sejak ditutupnya Rapat dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama menjalankan jabatannya.

Dengan catatan pembebasan tanggung jawab untuk periode dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal Rapat akan diberikan pada RUPS Tahunan tahun buku 2011 yang diselenggarakan pada tahun 2012.

2. Mengangkat Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan.

Pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima) sejak pengangkatannya.

Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris terhitung sejak ditutupnya Rapat adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ : Bunasor SanimKomisaris Independen Komisaris : Agus SuprijantoKomisaris : Heru LelonoKomisaris : Hermanto SiregarKomisaris Independen : AvilianiKomisaris Independen : Adhyaksa Dault

Susunan Direksi terhitung sejak pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) adalah sebagai berikut:

Direksi:Direktur Utama : Sofyan BasirDirektur : Sarwono SudartoDirektur : Achmad BaiquniDirektur : Sulaiman Arif AriantoDirektur : A. Toni SoetirtoDirektur : Lenny Sugihat Direktur : Asmawi SyamDirektur : SuprajartoDirektur : Djarot Kusumayakti Direktur : Randi AntoDirektur : Gatot Mardiwasisto

3. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

Page 161: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

158 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

1. Pelaksanaan Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris

a. Jumlah, Komposisi, Kriteria, dan Independensi Anggota Dewan Komisaris

PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum mengatur bahwa Bank harus memiliki Komisaris Independen dengan komposisi paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG, maka pemegang saham melalui RUPS telah menetapkan Komisaris Independen untuk menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank.

Jumlah anggota Dewan Komisaris BRI per 31 Desember 2011 adalah 6 (enam) orang. Jumlah dan komposisi Dewan Komisaris tersebut telah sesuai dengan ketentuan yaitu tidak melebihi jumlah Direksi BRI sebanyak 11 (sebelas) orang. Komisaris Independen BRI berjumlah 3 (tiga) orang atau 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Dengan demikian, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris BRI telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI berdomisili di Indonesia dan seluruhnya telah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Susunan Dewan Komisaris BRI periode 1 Januari 2011 - 28 April 2011:

Susunan Dewan Komisaris BRI periode 28 April 2011 – 28 September 2011:

No. N a m a Jabatan

1. Bunasor Sanim *) Komisaris Utama/Komisaris Independen

2. Soedarjono **) Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen

3. Agus Suprijanto Komisaris

4. Heru Lelono Komisaris

5. Hermanto Siregar ***)

Komisaris

6. Adhyaksa Dault Komisaris Independen

7. Aviliani Komisaris Independen

*) terhitung sejak 28 April 2011 diangkat kembali sebagai Komisaris Independen.

**) terhitung sejak 18 Agustus 2011 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI pada tanggal 28 September 2011, ybs efektif mengundurkan diri dari jabatan tersebut.

***) terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Susunan Dewan Komisaris BRI periode 28 September - 31 Desember 2011:

No. N a m a Jabatan

1. Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen

2. Agus Suprijanto Komisaris

3. Heru Lelono Komisaris

4. Hermanto Siregar Komisaris

5. Adhyaksa Dault Komisaris Independen

6. Aviliani Komisaris Independen

Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain, dengan pengecualian sebagaimana yang telah ditetapkan dalam PBI tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.

No. N a m a Jabatan

1. Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen

2. Soedarjono Wakil Komisaris Utama

3. Agus Suprijanto Komisaris

4. Heru Lelono Komisaris

5. Adhyaksa Dault Komisaris Independen

6. Baridjussalam Hadi Komisaris Independen

7. Aviliani Komisaris Independen

II. DEWAN KOMISARIS

Page 162: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

159 159LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

b. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris

(1) Tugasi. Melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan yang dilakukan oleh Direksi Perseroan termasuk Perusahaan Anak, Dana Pensiun, dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan ; dan

ii. Memberikan nasihat kepada Direksi mengenai pengurusan Perseroan termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan rencana kerja Perseroan yang terdiri dari Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan rencana kerja lainnya yang disiapkan Direksi.

(2) Wewenangi. Memeriksa buku-buku, surat-surat, serta

dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga, dan memeriksa kekayaan Perseroan;

ii. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;

iii. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan;

iv. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;

v. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris;

vi. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris, atas usul Pemegang Saham Seri A Dwiwarna;

vii. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

viii.Membentuk Komite Audit dan komite-komite lain, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perseroan;

ix. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu;

x. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

xi. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan; dan

xii. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.

(3) Kewajiban

i. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan;

ii. Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap rencana kerja Perseroan yang terdiri dari RJPP, RBB, RKAP, Rencana Kerja dan Anggaran PKBL, dan rencana kerja lainnya yang disiapkan Direksi;

iii. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;

iv. Melaporkan kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan;

v. Mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;

vi. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;

vii. Memberikan penjelasan, pendapat, dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan apabila diminta;

viii.Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;

ix. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;

x. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS; dan

xi. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.

Page 163: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

160 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No. N a m a JabatanJumlah Rapat

Kehadiran %

1. Bunasor Sanim Komisaris Utama / Komisaris Independen

26 25 96,15

2. Soedarjono * Wakil Komisaris Utama / Komisaris Independen

21 20 95,24

3. Agus Suprijanto Komisaris 26 19 73,08

4. Heru Lelono Komisaris 26 19 73,08

5. Adhyaksa Dault Komisaris Independen 26 20 76,92

6. Baridjussalam Hadi ** Komisaris Independen 11 11 100,00

7. Aviliani Komisaris Independen 26 21 80,77

8. Hermanto Siregar *** Komisaris 15 12 80,00

* terhitung sejak 28 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama / Komisaris Independen BRI.** terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris Independen BRI.*** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan

Kepatutan (fit and proper test).

c. Rapat Dewan Komisaris Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, Rapat diadakan paling sedikit setiap

bulan sekali, dalam rapat tersebut dapat mengundang Direksi. Rapat adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris.

Semua keputusan dalam rapat diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan rapat diambil dengan suara terbanyak. Segala keputusan Rapat bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris melakukan rapat sebanyak 26 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai berikut:

Adapun Rapat yang dilaksanakan Dewan Komisaris selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

No. Tanggal Materi

1. 4 Januari 2011

1. Pembahasan Kajian dan Usulan Pembentukan Komite Kebijakan Bank BUMN

2.Penyusunan Rencana Kerja Komite, Rencana Kunjungan Kerja, dan Review Panduan Kerja Dewan Komisaris

2. 11 Januari 2011

1.Pembahasan Kajian dan Usulan Kementerian BUMN mengenai Pembentukan Komite Kebijakan Bank BUMN (Virtual Holding)

2.Laporan Program Kerja Tahun 2010 dan Rencana Program Kerja Tahun 2011 Komite Audit

3. 18 Januari 2011

1.Laporan Program Kerja Tahun 2010 dan Rencana Program Kerja Tahun 2011 oleh Komite Nominasi & Remunerasi dan Komite Pengawasan Manajemen Risiko

2.Pendapat Dewan Komisaris tentang Pembentukan Komite Kebijakan Bank BUMN

3. Keikutsertaan Perseroan sebagai Anggota Himbara

4. 25 Januari 2011 1. Pembahasan Kinerja Perseroan Desember 2010 Unaudited

2. Progress Implementasi PSAK 50 & 55

5. 8 Februari 2011

1. Rencana Penjualan Tanah BRI

2.Pengisian Self Assessment GCG tahun 2010 dan Penyusunan Materi Annual Report tahun 2010

3. Nominasi calon Direksi Perseroan Tahun 2011

Page 164: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

161 161LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No. Tanggal Materi

6. 1 Maret 2011 Nominasi Direksi Perseroan Tahun 2011

7. 8 Maret 2011 Rencana Penjualan Tanah BRI SHM No.755/Gandaria Utara (Radio Dalam)

8. 8 Maret 2011 Nominasi Direksi Perseroan Tahun 2011

9. 22 Maret 2011 Nominasi Direksi PT Bank Agroniaga Tbk.

10. 24 Maret 2011 Nominasi Direksi PT Bank Agroniaga Tbk.

11. 29 Maret 20111. Kinerja Perseroan Februari 2011 dengan Direksi

2. Persiapan RUPS Tahunan Tahun 2011

12. 10 Mei 2011

1.Orientasi dan Perkenalan Anggota Dewan Komisaris Baru Hasil Keputusan RUPS Tahunan BRI tanggal 28 April 2011

2. Mekanisme Kerja Dewan Komisaris dan Komite di Bawah Dewan Komisaris

3. Keanggotaan Komite di Bawah Dewan Komisaris

4. Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris

13. 24 Mei 2011Review Surat Keputusan Dewan Komisaris tentang Tunjangan dan Fasilitas Direksi, Dewan Komisaris, dan Sekretaris Dewan Komisaris

14. 7 Juni 2011

1. Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan BRI Tahun 2011

2.Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis Bank BRI Semester II Tahun 2010 sesuai Permintaan Bank Indonesia

15. 16 Juni 2011 Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan BRI Tahun 2011

16. 21 Juni 2011

1. Jadwal dan Penyusunan Materi Kunjungan Kerja Dewan Komisaris

2.Tindak lanjut Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan

17. 28 Juni 2011 Usulan Revisi Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2011-2013

18. 26 Juli 20111. Review dan Revisi Panduan Kerja Dewan Komisaris

2. Revisi Panduan Kerja Komite di Bawah Dewan Komisaris (Piagam Komite)

19. 4 Agustus 2011 Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI 2011-2013 Triwulan II Tahun 2011

20. 16 Agustus 2011

1.Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI 2011-2013 Triwulan II Tahun 2011 dalam rangka Penyusunan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris Semester I Tahun 2011 yang akan disampaikan kepada Bank Indonesia

2.Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan RBB BRI Semester II Tahun 2010 yang akan disampaikan kepada Bank Indonesia

21. 22 September 2011 1. Kinerja Perseroan Agustus 2011

2. Progress Implementasi PSAK 50 dan 55

22. 11 Oktober 2011

1. Susunan Keanggotaan Komite di Bawah Dewan Komisaris

2.Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi perihal Piagam Kepatuhan

3. Kebijakan Pedoman Benturan Kepentingan

23. 18 Oktober 2011 Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2012

24. 7 November 2011Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012

25.15-16 November 2011

1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2012

2.Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012

26. 6 Desember 20111.

Pendapat, saran, dan catatan Dewan Komisaris terhadap Usulan Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012

2. Perjalanan Dinas Luar Negeri Direksi

Page 165: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

162 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

d. Panduan Kerja Dewan Komisaris Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya selalu berpedoman pada Anggaran Dasar, Surat Keputusan Bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi, dan Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris.

Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris disusun sebagai acuan bagi Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya dan sebagai dasar pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Dewan Komisaris. Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris tersebut menjabarkan tugas, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, pembagian kerja, waktu kerja, etika kerja, rapat, struktur organisasi, dan pelaksanaan tugas berkaitan dengan RUPS.

e. Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris

Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS.

Dewan Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada RUPS. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan kinerja Perseroan, business size, dan hasil survei remunerasi industri Perbankan.

Putusan RUPS 2011 memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran Gaji dan Honorarium 2011 serta Tantiem 2010 bagi Direksi dan Anggota Dewan Komisaris, dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna. Atas wewenang dan kuasa tersebut Dewan Komisaris telah menetapkan Gaji, Honorarium dan Tantiem dimaksud, yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna tertanggal 27 Juli 2011.

Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan Dewan Komisaris yang telah diberi kewenangan oleh RUPS sesuai Anggaran Dasar. Tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan anggota Dewan Komisaris tahun 2011 telah direview berdasarkan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, serta dituangkan dalam suatu Surat Keputusan Dewan Komisaris.

f. Data Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris telah mengungkap

kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih pada bank yang bersangkutan maupun pada bank dan perusahaan lain (di dalam dan di luar negeri).

g. Program Kerja dan Pelaksanaan Program Kerja

Program Kerja Dewan Komisaris disusun dengan memperhatikan tugas, wewenang, dan kewajiban Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku, yaitu melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun anak usaha perusahaan Perseroan.

Dewan Komisaris dalam menjalankan program kerjanya dibantu oleh Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Program kerja Dewan Komisaris pada pokoknya merupakan hasil konsolidasi dari program kerja ketiga Komite di bawah Dewan Komisaris tersebut.

Dewan Komisaris menggunakan program kerja ini sebagai pedoman dalam menjalankan tugas. Tugas-tugas tersebut diharapkan dapat dilakukan secara efektif dengan menggunakan sumber daya yang terdapat pada Dewan Komisaris, yaitu seluruh anggota Dewan Komisaris ditambah anggota ketiga komite yang berasal dari eksternal Komisaris serta Sekretariat Dewan Komisaris.

Pelaksanaan program kerja selama tahun 2011 menghasilkan beberapa persetujuan, pendapat, tanggapan, dan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sebagai berikut:(1) Persetujuan atas Revisi Rencana Kerja

dan Anggaran Perusahaan BRI Tahun 2011

(2) Persetujuan atas Revisi Rencana Bisnis BRI 2011-2013

(3) Persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BRI Tahun 2012

(4) Persetujuan atas Rencana Bisnis BRI 2012-2014

(5) Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester I Tahun 2010.

(6) Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester II Tahun 2010.

Page 166: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

163 163LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

(7) Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester II Tahun 2010.

(8) Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester I Tahun 2011.

(9) Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis Bank PT. BRI (Persero), Tbk. Semester I Tahun 2011.

(10) Pendapat Dewan Komisaris terhadap Realisasi Rencana Bisnis Bank dan Tingkat Kesehatan Bank Triwulan IV Tahun 2010.

(11) Pendapat Dewan Komisaris terhadap Realisasi Rencana Bisnis Bank dan Tingkat Kesehatan Bank Triwulan II Tahun 2011.

(12) Hasil Pengawasan Laporan Keuangan DPLK BRI Tahun Buku 2010.

(13) Persetujuan atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam Rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun PT. BRI (Persero), Tbk.

(14) Konsultasi Kredit Direksi kepada Dewan Komisaris.

(15) Persetujuan atas Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait PT. BRI (Persero), Tbk.

(16) Persetujuan atas Konsultasi Kredit.(17) Persetujuan Perseroan sebagai Anggota

Himbara.(18) Persetujuan terhadap Draft Surat Edaran

Yayayan Baitul Maal PT. BRI (Persero), Tbk. tentang Pengelolaan Zakat Profesi Pekerja BRI.

(19) Persetujuan Surat Edaran Direksi tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi.

(20) Persetujuan Surat Keputusan DPLK BRI tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah DPLK BRI.

(21) Tanggapan terhadap Draft Surat Edaran Direksi tentang Kebijakan Pedoman Benturan Kepentingan PT. BRI (Persero), Tbk.

(22) Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi tentang Piagam Kepatuhan (Compliance Charter) PT. BRI (Persero), Tbk.

(23) Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2011.

(24) Surat Keputusan Dewan Komisaris tentang Remunerasi Direksi, Dewan Komisaris, dan Sekretaris Dewan Komisaris PT. BRI (Persero) Tbk.

(25) Rekomendasi Perpanjangan Masa Kerja Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris.

(26) Usulan Calon Direksi PT. Bank Agroniaga, Tbk.

(27) Persetujuan terhadap Usulan Calon Komisaris Utama PT. Bank BRISyariah.

(28) Tanggapan terhadap Laporan Pokok-pokok Hasil Audit Intern Triwulan III Tahun 2010.

(29) Tanggapan terhadap Laporan Pokok-Pokok Hasil Audit Intern Triwulan IV Tahun 2010 dan Perencanaan Audit Tahunan Tahun 2011.

(30) Tanggapan atas Perencanaan Audit Tahunan Tahun 2011.

(31) Tanggapan terhadap Laporan Hasil Audit Intern Semester I Tahun 2011.

(32) Tanggapan terhadap Audit Priority Banking BRI.

(33) Persetujuan dan Penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk General Audit Laporan Keuangan BRI Tahun Buku 2011 s/d 2013.

(34) Persetujuan Ijin Prinsip Penunjukan Kantor Akuntan Publik oleh Dewan Pengawas DPLK BRI.

(35) Rekomendasi dan Saran berkaitan dengan Hasil Kunjungan Dewan Komisaris ke Beberapa Unit Kerja PT. BRI (Persero), Tbk.

(36) Rekomendasi dan Saran berkaitan dengan Tindak Lanjut Hasil Rapat Dewan Komisaris dengan Jajaran Direksi dan Divisi.

2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite Di Bawah Dewan Komisaris

a. KOMITE AUDIT: Pembentukan Komite Audit BRI didasarkan

pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;

Page 167: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

164 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

** terhitung sejak 18 Agustus 2011 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI pada tanggal 28 September 2011, ybs efektif mengundurkan diri dari jabatan tersebut.

** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Sedangkan susunan keanggotaan periode 29 September 2011 – 31 Desember 2011:

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN; Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum; Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN; dan Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter). Adapun pembentukan Komite Audit bertujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya serta dalam memberikan nasehat kepada Direksi atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern, efektivitas pemeriksaan auditor eksternal dan internal, efektivitas pelaksanaan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi anggota Komite Audit.Komite Audit BRI terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang juga yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang merupakan Komisaris, dan tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan, akuntansi, hukum, dan perbankan. Hal ini telah memenuhi ketentuan dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-29/PM/2004 dan PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006. Susunan keanggotaan Komite Audit BRI periode 1 Januari 2011 – 28 April 2011 adalah sebagai berikut:

Susunan keanggotaan periode 29 April 2011 – 28 September 2011:

Nama Jabatan Profesi

Baridjussalam Hadi Ketua Komisaris Independen

Bunasor Sanim Anggota Komisaris Utama/Komisaris Independen

Soedarjono Anggota Wakil Komisaris Utama

H.C. Royke Singgih Anggota Non Komisaris

Dedi Budiman Hakim

Anggota Non Komisaris

Syahrir Nasution Anggota Non Komisaris

Nama Jabatan Profesi

Soedarjono * KetuaWakil Komisaris Utama / Independen

Bunasor Sanim AnggotaKomisaris Utama / Komisaris Independen

Hermanto Siregar ** Anggota Komisaris

H.C. Royke Singgih Anggota Non Komisaris

Dedi Budiman Hakim Anggota Non Komisaris

Syahrir Nasution Anggota Non Komisaris

Nama Jabatan Profesi

Bunasor Sanim KetuaKomisaris Utama / Komisaris Independen

Adhyaksa Dault AnggotaKomisaris Independen

Hermanto Siregar Anggota Komisaris

H.C. Royke Singgih Anggota Non Komisaris

Dedi Budiman Hakim Anggota Non Komisaris

Syahrir Nasution Anggota Non Komisaris

Page 168: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

165 165LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Profil Anggota Komite AuditProfil Bunasor Sanim, Adhyaksa Dault, dan Hermanto Siregar dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris.

H.C. Royke Singgih – lahir di Jakarta, tahun 1960. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak Oktober 2005. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di PT Bank IFI Jakarta, PT PAN Indonesia Bank Jakarta, dan PT Krakatau Steel Cilegon. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1986), gelar Magister Manajemen bidang Keuangan dan Perbankan dari Universitas Indonesia, Jakarta (2000), Sertifikat Khusus bidang Manajemen Strategis Program Pra-Doktoral Universitas Indonesia, Jakarta (2004), dan sedang mengikuti Program Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor, Bogor (2007).

Dedi Budiman Hakim – lahir di Sumedang, tahun 1964. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2005. Saat ini menjabat sebagai staf pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor dan peneliti di Center for Applied Economics and Finance IPB, Bogor. Memperoleh gelar Sarjana bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Bogor (1988), gelar Magister bidang Ekonomi Pertanian dari Massey University Palmerston North, Selandia Baru (1994), dan gelar Doktor bidang Ekonomi Pertanian dari Georg-August-Universitaet Goettingen, Jerman (2004).

Syahrir Nasution – lahir di Pematang Siantar, tahun 1952. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2008. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di BPKP, Jakarta s/d 1990, di BRI sejak 1990-2008 dalam bidang audit dan

terakhir menjabat sebagai Inspektur Kantor Inspeksi BRI Jakarta. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta (1981).

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit tanggal 03 Agustus 2011, Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan fungsi pengawasan guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan Perseroan.

Selama tahun 2011 Komite Audit telah melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit (Committee Audit Charter). Dalam menyelenggarakan pertemuan dengan unit kerja, Komite Audit melalui Dewan Komisaris telah meminta beberapa subordinasi manajemen untuk menghadiri pertemuan dan memberikan informasi terutama berkaitan dengan pengendalian intern dan manajemen risiko Perseroan.

Frekuensi Rapat Komite AuditRapat dilakukan dengan Audit Intern, Divisi Akuntansi dan Manajemen Keuangan, Divisi Kredit Program, Kantor Akuntan Publik PSS - Ernst and Young, dan Pricewaterhouse Coopers.

Komite Audit melakukan rapat sebanyak 16 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Audit sebagai berikut:

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Kehadiran (%)

Baridjussalam Hadi * 8 8 100,00

Soedarjono ** 14 14 100,00

Bunasor Sanim 16 15 93,75

Adhyaksa Dault 3 3 100,00

Hermanto Siregar *** 8 7 87,50

H.C. Royke Singgih 16 16 100,00

Dedi Budiman Hakim 16 14 87,50

Syahrir Nasution 16 16 100,00

* terhitung sejak 29 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris, Ketua dan anggota Komite Audit.** terhitung sejak 29 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris, Ketua dan anggota Komite Audit.*** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan

Kepatutan (fit and proper test).

Page 169: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

166 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Adapun rapat dan kegiatan yang dilaksanakan Komite Audit selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

No. Pihak / Unit Kerja Terkait Tanggal Agenda

1. KAP PSS Ernst & Young

20 Jan 2011 Pelaksanaan PSAK 50-55

01 Mar 2011 Pelaksanaan General Audit tahun 2010

12 Sept 2011 Pembahasan KAP tahun 2011

27 Okt 2011 Pelaksanaan General Audit tahun 2011

18 Nov 2011 Kick Off Pelaksanaan General Audit tahun 2011

2. Audit Intern

19 Jan 2011 Pembahasan Auditor sebagai Strategic Business Partner

24 Mar 2011 Pembahasan Laporan Hasil Audit Tw IV tahun 2010

28 Juni 2011 Pembahasan Laporan Hasil Audit Tw I tahun 2011

25 Okt 2011 Pembahasan Laporan Hasil Audit Tw II tahun 2011

3.Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan

14 Jan 2011 Pembahasan Pelaksanaan PSAK 50-55

19 Mei 2011 Pembahasan Kantor Akuntan Publik tahun 2011

31 Mei 2011 Pembahasan Kantor Akuntan Publik tahun 2011

18 Juli 2011 Pembahasan Kantor Akuntan Publik tahun 2011

4. Divisi Bisnis Program30 Mar 2011 Audit atas Laporan Keuangan PKBL tahun 2010

5 April 2011 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

5.PricewaterhouseCoopers

13 Sept 2011Pengembangan dan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

Laporan Program Kerja Komite Audit Komite Audit telah melaksanakan program kerjanya selama tahun 2011 sebagai berikut:

(1) Kegiatan Internali. Menyusun rencana dan program kerja Komite

Audit 2012 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit.

ii. Bersama-sama dengan Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2012.

iii. Melakukan pertemuan reguler dengan Audit Intern (AIN) dalam rangka membahas sistem pengendalian intern, temuan-temuan audit terutama yang dinilai mengandung risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan.

iv. Melakukan pertemuan dengan Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan (AMK) serta Divisi terkait untuk membahas perkembangan kinerja keuangan Perseroan dan informasi keuangan lainnya.

v. Melakukan evaluasi dan memberikan laporan tertulis kepada Dewan Komisaris dari setiap pertemuan diatas dan penugasan yang diberikan kepada Komite Audit.

vi. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik terkait dengan pelaksanaan audit tahunan Laporan Keuangan Perseroan.

vii. Bersama-sama dengan Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP).

viii.Bersama-sama dengan Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan Perseroan dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi.

(2) Kegiatan Eksternali. Mengikuti seminar-seminar yang berkaitan

dengan fungsi-fungsi Komite Audit seperti the Institute of Internal Auditor (IIA) Indonesia Chapter, Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kapabilitas Komite Audit.

ii. Melakukan diskusi dengan Eksternal Auditor, baik sebelum maupun setelah dilakukan pemeriksaan mengenai temuan-temuan atas laporan keuangan Perseroan.

iii. Melakukan diskusi dengan pihak lainnya (PricewaterhouseCoopers) khususnya yang berkaitan dengan peningkatan sistem pengendalian intern.

Page 170: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

167 167LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

b. KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (KNR) Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi

BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN; Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum; dan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN. Di BRI Komite Nominasi dengan Komite Remunerasi tidak dipisahkan.

Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Anggota KNR

Komite Nominasi dan Remunerasi BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris), satu orang pejabat eksekutif yaitu Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia, dan dua orang anggota non Komisaris yang memiliki pengetahuan dan mengetahui sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan Bank. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006.

Susunan Keanggotaan 1 Januari 2011 – 28 September 2011 adalah sebagai berikut:

Sedangkan susunan keanggotaan 29 September 2011 – 31 Desember 2011:

Profil Anggota KNRProfil Adhyaksa Dault, Aviliani, dan Heru Lelono dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris.

Ganefi – lahir di Jakarta tahun 1963. Berkarir di BRI sejak 1989 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI dan sebagai Pgs. Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI. Memperoleh gelar Sarjana Administrasi Fiskal dari FISIP Universitas Indonesia, Jakarta (1989), dan gelar Master of Business dari Monash University, Australia (1994).

Kanyatama P. Mulyono – lahir di Jakarta, tahun 1972. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Sebelumnya berkarir sebagai Auditor di Haga Bank dan Kantor Akuntan Publik KPMG, dan dilanjutkan sebagai konsultan dan Pengajar di Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM-FEUI). Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1996), dan Magister Sains bidang Psikologi Industri dan Organisasi dari Universitas Indonesia (2004).

Asep Ikhsan Iskandar – lahir di Tasikmalaya tahun 1972. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Berkarir di BRI sejak 1998 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Staf di Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Pasundan Bandung (1996).

Nama Jabatan Profesi

Adhyaksa Dault Ketua Komisaris Independen

Aviliani Anggota Komisaris Independen

Heru Lelono Anggota Komisaris

Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi MSDM)

Anggota Non Komisaris/Pejabat Eksekutif

Kanyatama P. Mulyono

Anggota Non Komisaris

Asep Ikhsan Iskandar Anggota Non Komisaris

Nama Jabatan Profesi

Bunasor Sanim Ketua Komisaris Utama/Komisaris Independen

Aviliani Anggota Komisaris Independen

Heru Lelono Anggota Komisaris

Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi MSDM)

Anggota Non Komisaris/Pejabat Eksekutif

Kanyatama P. Mulyono

Anggota Non Komisaris

Asep Ikhsan Iskandar

Anggota Non Komisaris

Page 171: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

168 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tugas dan Tanggung Jawab KNRBerdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja KNR tanggal 03 Agustus 2011, Komite Nominasi dan Remunerasi adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan kebijakan nominasi dan kebijakan remunerasi.

(1) Fungsi Nominasii. Menganalisa, menyusun dan memberikan

rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris.

ii. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris.

iii. Memantau pelaksanaan dan menganalisa kriteria dan prosedur seleksi bagi calon Pejabat satu tingkat di bawah Direksi.

iv. Menyusun sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi.

v. Memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

vi. Memberikan pendapat atau nasehat kepada Direksi atas keputusan Direksi untuk mutasi dan/atau pengangkatan non pekerja Perseroan menjadi pejabat satu tingkat di bawah Direksi.

vii. Menganalisa data pejabat satu tingkat di bawah Direksi yang disampaikan oleh Direksi secara triwulanan dan setiap waktu jika ada perubahan.

viii.Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko.

(2) Fungsi Remunerasii. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan

remunerasi yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja Perseroan.

ii. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:- Kebijakan remunerasi bagi Dewan

Komisaris dan Direksi.- Kebijakan remunerasi bagi Pejabat

Eksekutif dan Pekerja Perseroan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

iii. Memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja Perseroan, antara lain opsi saham.

iv. Memberikan rekomendasi tentang sistem pensiun bagi Pekerja Perseroan.

v. Memberikan rekomendasi tentang sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan Pekerja Perseroan.

(3) Lain-laini. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi

kepada Dewan Komisaris yang berkaitan dengan kebijakan ketenagakerjaan dan fungsi lainnya dalam manajemen SDM yang memiliki dampak finansial yang signifikan dan/atau risiko hukum bagi Perseroan.

ii. Memberikan rekomendasi atas penyelesaian temuan audit internal dan/atau eksternal serta hasil pengawasan Bank Indonesia, khusus mengenai kebijakan di bidang manajemen sumber daya manusia.

iii. Mengadministrasikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Komite.

Frekuensi Rapat KNRKomite Nominasi dan Remunerasi melakukan rapat sebanyak 13 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut:

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Kehadiran (%)

Bunasor Sanim* 12 11 91,62

Aviliani 13 11 84,61

Heru Lelono 13 10 76,92

Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi MSDM) 13 7 53,85

Kanyatama P. Mulyono 13 13 100,00

Asep Ikhsan Iskandar 13 13 100,00

* terhitung sejak 29 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai anggota KNR.

Page 172: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

169 169LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Adapun Rapat yang dilaksanakan Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Laporan Program Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi Selama tahun 2011, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan hal-hal sebagai berikut:(1) Menyusun rencana dan program kerja Komite

Nominasi dan Remunerasi tahun 2012 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi.

(2) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2012.

(3) Bersama dengan Dewan Komisaris melaksanakan Nominasi Direksi.

(4) Melakukan review dan kajian atas Remunerasi Direksi dan Komisaris sesuai kinerja Perseroan, business size, dan hasil survei remunerasi industri Perbankan.

(5) Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan yang berlaku, tentang persetujuan Dewan Komisaris BRI atas usulan Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan.

(6) Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang persetujuan Komisaris BRI atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI.

(7) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko.

(8) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai perpanjangan masa kerja anggota Komite di Lembaga Komisaris BRI.

(9) Memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan ketenagakerjaan, yang meliputi:i. Masukan dan saran Dewan Komisaris kepada

Direksi untuk selalu menerapkan reward and punishment secara obyektif dan transparan, sehingga dapat meningkatkan kinerja pekerja.

ii. Penilaian Implementasi Kebijakan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan telah sesuai dan tidak ada yang menyimpang dari Arsitektur Sumber Daya Manusia yang telah disusun.

iii. Masukan dan saran kepada Direksi Perseroan untuk secara terus menerus melakukan pengawasan terhadap koordinasi antar unit kerja serta melibatkan Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia.

iv. Komitmen Manajemen dalam memberikan penghargaan kepada Pekerja yang masih aktif dan perhatian pada kesejahteraan di masa pensiun.

No Waktu Materi

1. 28 Januari 2011 Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Proses Nominasi Direksi

2. 14 Februari 2011

3. 16 Februari 2011

4. 21-24 Februari 2011 Pelaksanaan Presentasi Calon Direktur dan Wawancara Kandidat oleh Dewan Komisaris

5. 01 Maret 2011 Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Hasil Proses Nominasi Direksi

6. 08 Maret 2011 Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Rekomendasi Hasil Nominasi Direksi

7. 22 Maret 2011 Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Usulan Direksi atas Nominasi Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan (PT. Bank Agroniaga Tbk.)

8. 24 Maret 2011 Nominasi Pengurus dan Rencana Pengembangan Anak Perusahaan (PT. Bank Agroniaga Tbk.)

9. 12 April 2011 Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris untuk Diusulkan dalam Agenda RUPST 201110. 10 Mei 2011

11. 24 Mei 2011 Review Kebijakan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris

12. 01 Agustus 2011

13. 02 Agustus 2011 Rapat KNR dan Dewan Komisaris tentang Review Kebijakan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris

Page 173: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

170 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

v. Sosialisasi dan Internalisasi Budaya Perseroan pada setiap kunjungan ke unit kerja sepanjang tahun 2011.

vi. Masukan dan saran Dewan Komisaris kepada Direksi untuk melakukan langkah-langkah strategis terkait implementasi ketentuan PBI No. 13/25/PBI/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain (Alih Daya).

(10) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP).

(11) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi.

(12) Melaksanakan kunjungan langsung ke unit kerja.(13) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta

oleh Dewan Komisaris.

c. KOMITE PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

Pembentukan KPMR BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada BUMN dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum.

Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Anggota KPMR

Anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris) dan tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan dan manajemen risiko. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006.

Susunan Keanggotaan KPMR periode 1 Januari 2011 – 28 September 2011:

Nama Jabatan Profesi

Aviliani Ketua Komisaris Independen

Adhyaksa Dault Anggota Komisaris Independen

Agus Suprijanto Anggota Komisaris

Ridwan Darmawan Ayub

Anggota Non Komisaris

I Gede Yadnya Kusuma

Anggota Non Komisaris

Nama Jabatan Profesi

Aviliani Ketua Komisaris Independen

Agus Suprijanto

Anggota Komisaris

BunasorSanim

Anggota Komisaris Utama /Komisaris Independen

Ridwan Darmawan Ayub

Anggota Non Komisaris

I Gde Yadnya Kusuma

Anggota Non Komisaris

Pamuji Gesang Raharjo *)

Anggota Non Komisaris

Susunan Keanggotaan KPMR periode 29 September 2011 - 31 Desember 2011:

*) terhitung sejak 29 September 2011 menjabat sebagai anggota KPMR

Profil Anggota KPMRProfil Aviliani, Agus Suprijanto, Adhyaksa Dault dan Bunasor Sanim dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris.

Ridwan Darmawan Ayub – lahir di Bogor, tahun 1962. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak 2006. Sebelumnya berkarir di Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi. Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1985), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Mercu Buana, Jakarta (2008).

Page 174: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

171 171LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

(2) Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen risiko Perseroan.

(3) Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko Perseroan secara triwulanan dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.

(4) Mengkaji dan mengevaluasi pertanggung-jawaban Direksi atas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan sekurang-kurangnya secara triwulanan.

(5) Mengevaluasi dan menganalisa paket usulan Direksi untuk penyediaan dana bagi pihak terkait yang harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.

(6) Mengevaluasi dan mengkaji RKAP, RBB, dan RJPP untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

(7) Memantau dan/atau membuat tanggapan atas laporan realisasi RBB dan RKAP.

(8) Mengevaluasi dan menganalisa paket pemberian kredit diatas jumlah tertentu yang memerlukan konsultasi dengan Dewan Komisaris.

(9) Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya.

(10) Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan Dewan Komisaris.

Frekuensi Rapat KPMRMengingat luasnya cakupan dan keterkaitan antar masing-masing jenis risiko yang dihadapi oleh Perseroan, maka selain dilakukan dalam forum Rapat KPMR, pembahasan permasalahan yang terkait dengan implementasi manajemen risiko menjadi agenda Rapat Dewan Komisaris.

Selama tahun 2011, KPMR telah melakukan rapat, baik internal KPMR maupun bersama-sama dengan Divisi/Unit Kerja yang terkait dalam rangka mengevaluasi penerapan dan pengelolaan manajemen risiko, yang mencakup Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategis, dan Risiko Reputasi sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku.

I Gde Yadnya Kusuma – lahir di Singaraja Bali, tahun 1954. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak Juli 2010. Sebelumnya berkarir di Bank Indonesia dalam berbagai posisi dan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai Direktur Riset dan Analisis. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya, Jakarta (1993) dan gelar Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta (2006).

Pamuji Gesang Raharjo – lahir di Jakarta, tahun 1968. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko periode 2007-2010. Sebelumnya berkarir di Bank BNI, Bank Danahutama, Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi, dan di Perum Pegadaian sebagai General Manager Manajemen Risiko (Juni 2010 - Maret 2011). Aktif sebagai pengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta (1996), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Risiko dari Universitas Indonesia, Jakarta (2003). Saat ini tengah menyelesaikan Program Doktor bidang Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor (2010).

Tugas dan Tanggung Jawab KPMRBerdasarkan Panduan Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko, KPMR memiliki fungsi dalam membantu Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengevaluasi dan memastikan agar penerapan manajemen risiko Bank tetap memenuhi unsur-unsur kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan Bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan Bank.Secara garis besarnya, tugas dan tanggung jawab KPMR meliputi, antara lain:(1) Mengevaluasi dan mengkaji ulang secara

berkala atas kebijakan manajemen risiko dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang diperlukan.

Page 175: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

172 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Komite Pengawasan Manajemen Risiko melakukan rapat sebanyak 18 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut:

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Kehadiran (%)

Aviliani 18 16 88,89

Agus Suprijanto 18 14 77,78

Adhyaksa Dault * 14 12 85,71

Bunasor Sanim ** 4 4 100,00

Ridwan Darmawan Ayub 18 16 88,89

I Gde Yadnya Kusuma 18 17 94,44

Pamuji Gesang Raharjo ** 4 4 100,00

* terhitung sejak 29 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai anggota KPMR.** terhitung sejak 29 September 2011 menjadi sebagai anggota KPMR.

No. Pihak/ Unit Kerja Terkait Tanggal Materi

1. Divisi Manajemen Risiko 1 Feb 2011 1. Laporan Profil Risiko BRI Triwulan ke IV 20102. Peranan dan Fungsi Group Head Manajemen Risiko Kantor Wilayah

2. Divisi Hukum 15 Mar 2011 Pengelolaan Risiko Hukum

3. Divisi Kartu Kredit 5 April 2011 Pengelolaan Risiko dan Kinerja Divisi Kartu Kredit

4. Divisi Manajemen Risiko 4 Juli 2011 Laporan Profil Risiko BRI Triwulan ke-2 tahun 2011

5. Divisi Kepatuhan 5 Juli 2011 - Pengelolaan Risiko Kepatuhan

- Tindak Lanjut Pelaksanaan Peraturan Bank Indonesia No. 13/2/PBI/2011

6. Divisi Sentra Operasi 13 Sept 2011 Pengelolaan Risiko dan Program Kerja Divisi Sentra Operasi

7. Divisi Manajemen Risiko 20 Des 2011 Laporan Profil Risiko BRI Triwulan ke-3 tahun 2011

8. - Direktorat Bisnis Komersial- Direktorat Bisnis Kelembagaan dan BUMN

Jan – Des 2011 Konsultasi kredit, yang diselenggarakan dalam 11 (sebelas) kali rapat konsultasi kredit

Adapun Rapat dan kegiatan yang dilaksanakan KPMR selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Laporan Program Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko

Selama tahun 2011, KPMR telah melakukan hal-hal sebagai berikut:(1) Menyusun rencana dan program kerja Komite

Pengawasan Manajemen Risiko tahun 2012 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko.

(2) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2012.

(3) Melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan oleh Dewan Komisaris terhadap Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi.

(4) Melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan oleh Dewan Komisaris terhadap Kebijakan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah DPLK Perseroan.

(5) Memberikan tanggapan dan pendapat atas fasilitas kredit yang dikonsultasikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris.

(6) Memberikan tanggapan atas draft Kebijakan Pedoman Benturan Kepentingan.

(7) Melakukan evaluasi atas Laporan Kinerja Portofolio Kredit Perseroan.

(8) Melakukan evaluasi terhadap SE-SE Direksi Perseroan yang berkaitan dengan penerapan kebijakan manajemen risiko.

(9) Melakukan review atas laporan triwulanan tentang Laporan Profil Risiko Bank Perseroan.

(10) Melakukan review atas laporan bulanan dan laporan semester Direktur Kepatuhan Perseroan.

Page 176: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

173 173LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

(11) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi RBB dan RKAP.

(12) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi.

(13) Melakukan pembahasan terhadap penyempurnaan Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang Berbasis Risiko.

(14) Mendampingi Komisaris mengikuti sosialisasi keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-236/MBU/2011 dan workshop penyusunan RKA dan KPI Dewan Komisaris yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN.

(15) Mengikuti workshop penyusunan Pedoman Kerja Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko Bank Umum yang diselenggarakan oleh LPPI.

(16) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris.

Page 177: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

174 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi:

Anggota Direksi BRI berjumlah 11 (sebelas)orang yang secara mayoritas telah memiliki pengalaman di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif bank lebih dari 5 (lima) tahun.

Seluruh anggota Direksi BRI berdomisili di Indonesia dan seluruhnya telah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Direksi BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank/lembaga lain, dan tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris.

Direksi BRI dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali.

Susunan Direksi BRI per 31 Desember 2011 adalah:

Berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI yang diselenggarakan pada tanggal 28 September 2011, Bapak Gatot Mardiwasisto diangkat sebagai Direktur BRI, namun pengangkatan tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapak Gatot Mardiwasisto efektif menjadi Direktur BRI sejak tanggal 27 Januari 2012 sesuai Surat Bank Indonesia No. 14/10/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 25 Januari 2012 dan Surat Kementerian BUMN No. S-49/MBU.4/2012 tanggal 27 Januari 2012.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (1) Umum

i. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Bank untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Bank serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun pemilikan serta mengikat Bank dengan pihak lain dan atau pihak lain dengan Bank dengan memperhatikan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau Keputusan RUPS;

ii. Direksi bertanggung jawab mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya; serta mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Khususi. Penetapan tugas dan tanggung jawab

berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

- Memastikan pelaksanaan keputusan yang dibuat pada RUPS;

- Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris;

No Nama Jabatan

1 Sofyan Basir Direktur Utama

2 Sarwono Sudarto Direktur Operasional

3 Randi Anto Direktur Kepatuhan

merangkap Direktur

Manajemen Risiko

4 Sulaiman Arif Arianto Direktur Bisnis Komersial

5 Achmad Baiquni Direktur Keuangan

6 A. Toni Soetirto Direktur Bisnis

Konsumer

7 Lenny Sugihat Direktur Pengendalian

Risiko Kredit

8 Djarot Kusumayakti Direktur Bisnis Usaha

Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)

9 Asmawi Syam Direktur Bisnis

Kelembagaan dan

BUMN

10 Suprajarto Direktur Jaringan dan

Layanan

III. DIREKSI

Page 178: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

175 175LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

rencana, prosedur, peraturan dan undang-undang yang berlaku;

c. penjagaan atas harta kekayaan Bank;d. penggunaan sumber daya yang

ekonomis dan efisien;e. pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan untuk operasional.5. Melakukan penilaian tahunan untuk

membuat pernyataan publik tentang pengendalian intern di Bank untuk memberi keyakinan bahwa semua aspek pengendalian intern yang signifikan sudah dipertimbangkan untuk tahun pemeriksaan sampai tanggal persetujuan laporan tahunan.

- Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan manajemen;

iv. Direktur Utama: Mewakili bank dalam mengkoordinasi,

mengawasi dan sebagai pimpinan dari Direksi.

v. Anggota Direksi:- Mengembangkan rencana kerja untuk

setiap bidang tanggung jawab dan unit kerja yang dipimpin oleh setiap Direktur;

- Mengkoordinasi dan mengawasi setiap alokasi tanggung jawab dan unit kerja;

- Melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat oleh Direksi dan atau anggota Direksi sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku;

- Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Direksi.

vi. Direktur Kepatuhan Tanggung jawab utama Direktur Kepatuhan

adalah:- Memastikan bahwa Bank telah mentaati

Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui kegiatan-kegiatan: pengujian prinsip kehati-hatian terhadap rencana kebijakan dan atau keputusan Direksi, pemantauan tindak lanjut hasil pengujian, review kebijakan, penyampaian peraturan eksternal yang harus dipedomani dalam penyusunan kebijakan dan atau pengambilan keputusan, analisis dampak peraturan / ketentuan eksternal, pengelolaan GCG BRI, pemantauan terhadap pemenuhan perjanjian dan komitmen BRI kepada BI dan lembaga otoritas yang berwenang serta pemantauan terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).

- Menyelenggarakan RUPS berdasarkan permintaan tertulis dari satu atau lebih pemegang saham yang mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham yang dikeluarkan dengan hak suara yang sah;

- Membuat dan memelihara daftar pemegang saham dan daftar khusus yang berisi daftar kepemilikan saham yang dimiliki oleh Komisaris dan Direksi termasuk keluarga mereka dalam Bank dan di perusahaan lain;

- Mengkonsultasikan pemberian kredit diatas jumlah tertentu kepada Dewan Komisaris dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku;

- Menyampaikan laporan tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan.

ii. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan Tahunan

- Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Bank sesuai dengan praktek yang umum berlaku bagi perusahaan;

- Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama dalam hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;

- Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan.

iii. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan Manajemen Risiko dan Pengendalian

- Memelihara proses manajemen risiko seperti berikut:1. Memastikan bahwa Bank memiliki

proses yang tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan risiko yang dihadapinya;

2. Memastikan bahwa sistem dan proses yang tepat telah dijalankan untuk mengawasi dan melaporkan adanya risiko utama yang dihadapi Bank;

3. Memonitor dan menilai adanya proses manajemen yang baik untuk menilai kecukupan sistem manajemen risiko dan pengendalian intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan;

4. Memastikan adanya suatu sistem pengendalian yang efektif untuk meyakinkan:a. keandalan dan integritas informasi;b. kepatuhan terhadap kebijakan,

Page 179: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

176 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

- Menyampaikan laporan sebagaimana diatur pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.

(3) Tugas Lainnya Tugas dan tanggung jawab lainnya tercantum

dalam Anggaran Dasar BRI.

No Tanggal Agenda Rapat Direksi

1. Selasa, 04 Januari 2011 1. SID Jamsostek

2. Sertifikat Pembahasan Kanca3. Pembahasan Hasil Exit Audit Meeting BI

2. Selasa, 11 Januari 2011 1. Permasalahan Kredit di Unit-unit Kerja Kanwil BRI Palembang2. Pembiayaan Program “Peumakmu Gampong” di NAD3. Rencana Pemberian Kredit4. Penerapan PSAK 50/555. Pembelian Tanah dan Bangunan Kantor

3. Rabu, 26 Januari 2011 1. Sistim Insentif untuk Kanca Booking Office (KCBO)2. Penetapan Kanca Booking Office3. Perkembangan Program Peumakmu Gampong, NAD

4. Selasa, 08 Februari 2011 RKAP Dana Pensiun BRI

5. Selasa, 16 Februari 2011 Akuisisi Bank Agroniaga

6. Selasa, 1 Maret 2011 Radisi SDM

7. Selasa, 21 Maret 2011 Penetapan Laba BRI 31 Desember 2010

8. Selasa, 22 Maret 2011 Revilitasi Kawasan Jembatan Semanggi

9. Selasa, 05 April 2011 Perkembangan Organisasi dan Formasi Jabatan BRI

10. Jumat, 29 April 2011 Pembidangan Direksi

11. Rabu, 1 Juni 2011 Penanganan NPL Ritel Komersial dan Ritel Konsumer 2011

12. Rabu, 22 Juni 2011 Tindak Lanjut Off Line Brinets

13. Selasa, 13 September 2011 1. BOT Tanah BRI

2. Sosialisasi Struktur Organisasi BRI

14. Senin, 19 September 2011 1. Presentasi Implementasi KLS di Unit Kerja BRI

2. Rencana Strategis Syariah

15. Jumat, 23 September 2011 1. Rencana Live IBM

2. Radisi tentang SDM

3. Live AS 400 P7

16. Rabu, 19 Oktober 2011 RBB 2012-2014 dan RKAP 2012 BRI

17. Rabu, 24 Oktober 2011 Revisi RBB 2012-2014 dan RKAP 2012 BRI

18. Selasa, 08 November 2011 1. Permasalahan Notaris

2. Perkembangan KKB

3. Penyortiran uang di Kanca

c. Rapat Direksi Direksi secara berkala mengadakan pertemuan

internal untuk membahas hal-hal yang memerlukan pertimbangan Direksi dan juga membahas rencana strategis lainnya.

Page 180: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

177LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk. 177

No Tanggal Agenda Rapat Direksi

19. Selasa, 15 November 2011 RKAP terkait Perubahan Asumsi Bunga

20. Selasa, 22 November 2011 Presentasi Monoline Kredit Konsumer

21. Selasa, 29 November 2011 Evaluasi Kinerja BRI, Manajemen Risiko Pasar, dan Likuiditas serta Evaluasi Suku Bunga

22. Selasa, 06 Desember 2011 Evaluasi Kinerja BRI, Manajemen Risiko Pasar, dan Likuiditas serta Evaluasi Suku Bunga

23. Kamis, 08 Desember 2011 Pembahasan Kredit Manajemen BRI Syariah

24. Selasa, 20 Desember 2011 Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan evaluasi Suku Bunga

25. Selasa, 27 Desember 2011 Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan evaluasi Suku Bunga

26. Rabu, 28 Desember 2011 Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan Evaluasi Suku Bunga Persiapan Akhir Tahun

27. Kamis, 29 Desember 2011 Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan Evaluasi Suku Bunga Persiapan Akhir Tahun

28. Jumat, 30 Desember 2011 Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan Evaluasi Suku Bunga Persiapan Akhir Tahun

Tingkat kehadiran anggota Direksi pada Rapat Direksi selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

* terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Direksi BRI.** terhitung sejak 28 April 2011 ditunjuk oleh RUPS menjadi Direksi dan efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank

Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) pada 21 Juli 2011.

No. N a m a Jumlah Rapat Kehadiran %

1. Sofyan Basir 28 28 100,00

2. Sarwono Sudarto 28 27 96,40

3. Sulaiman A. Arianto 28 27 96,40

4. A. Toni Soetirto 28 27 96,40

5. Lenny Sugihat 28 27 96,40

6. Asmawi Syam 28 27 96,40

7. Suprajarto 28 26 92,30

8. Bambang Soepeno * 9 8 88,89

9. Achmad Baiquni 28 27 96,40

10. Djarot Kusumayakti 28 26 92,30

11. Randi Anto ** 16 16 100,00

Page 181: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

178 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

d. Training Direksi Training yang telah diikuti oleh Direksi pada tahun 2011 sebagai berikut:

2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite di Bawah Direksi

Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah dibentuk komite-komite di bawah Direksi yaitu:a. Komite Manajemen Risiko / Risk

Management Committee (RMC) RMC adalah komite tertinggi dalam sistem

manajemen risiko BRI yang beranggotakan seluruh anggota Direksi dan pejabat setingkat dibawah Direksi BRI yang ditunjuk. RMC bersifat non-struktural dan independen terhadap Unit Kerja Operasional.

RMC membahas, mengkaji-ulang dan menyetujui usulan dan rekomendasi yang disampaikan dalam rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usulan dan rekomendasi tersebut diantaranya mencakup kebijakan, strategi dan prosedur manajemen risiko.

Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, RMC

telah menetapkan Sub-RMC yang berperan memberikan rekomendasi kepada Direksi dalam hal ini Direktur Utama BRI. Sub-RMC yang ditetapkan adalah:(1) Operational Risk Management Committee

(ORMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko operasional dan penerapan manajemen risiko operasional. Yang dimaksud risiko operasional mencakup risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan.

(2) Credit Risk Management Committee (CRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen risiko kredit.

(3) Market Risk Management Committee (MRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko pasar dan penerapan manajemen risiko pasar. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko likuiditas.

No. Nama Direksi Judul Training Penyelenggara Tanggal Tempat

1. Sarwono Sudarto Workshop Assesor Uji Kompetensi Bidang Manajemen Risiko

Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP)

25-26 Mei 2011 Jakarta

2. A. Toni Soetirto International Certified Wealth Manager (CWM)

Certified Wealth Manager Association (CWMA)

14-19 Nov 2011 Amsterdam, Genewa, Zurich

3. Lenny Sugihat Workshop Assesor Uji Kompetensi Bidang Manajemen Risiko

Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP)

25-26 Mei 2011 Jakarta

4. Suprajarto Delivery Channel Strategy

Financial News PublishingBranch of the futureEfma Sarl

14-15 Maret 201126-27 April 2011

Malaysia

London

5. Bambang Soepeno

The Upcoming IIA International Conference

Fias Interprise 2-6 Juni 2011 Austria

6. Achmad Baiquni The 5th International Financial Reporting Standart (IFRS) Regional Policy Forum dan International Seminar

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

25-26 Mei 2011 Bali

7. Randi Anto International Certified Wealth Manager (CWM)

Certified Wealth Manager Association (CWMA)

14-19 Nov 2011 Amsterdam, Genewa, Zurich

Page 182: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

179 179LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Struktur dan Keanggotaan

RMC (Cash Management Committee)Ketua : Direktur Utama Ketua I : Direktur KepatuhanKetua II : Direktur Pengendalian Risiko KreditSekretaris I : Kepala Divisi Manajemen RisikoSekretaris II : Kepala Divisi Administrasi Kredit Anggota tetap : - Seluruh Direksi termasuk

Direktur Utama (memiliki hak voting)

- Kepala Audit Intern (tanpa hak voting)

- Seluruh Kepala Divisi (tanpa hak voting)

- Pemimpin Cabang Khusus (tanpa hak voting)

- Pemimpin Wilayah DKI Jakarta (tanpa hak voting)

- Inspektur DKI Jakarta (tanpa hak voting)

Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan relevansi permasalahan

Keanggotaan RMC terdiri dari anggota tetap, baik dengan hak voting maupun tanpa hak voting, dan anggota tidak tetap. Hak voting adalah hak suara untuk memilih apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan tidak tercapai kata mufakat sehingga harus dilakukan voting.

ORMC (Operational Risk Management Committee)Ketua I : Kepala Divisi Manajemen RisikoKetua II : Kepala Divisi LayananSekretaris : Kepala Bagian Manajemen Risiko Operasional Divisi Manajemen RisikoAnggota tetap : - Kepala Divisi Teknologi

dan Sistem Informasi - Kepala Divisi Manajemen

dan Sumber Daya Manusia

- Kepala Divisi Hukum - Kepala Divisi Sekretariat

Perusahaan - Kepala Divisi

Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis

- Kepala Divisi Kepatuhan - Kepala Divisi Jaringan

Kerja Bisnis Ritel

- Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro

- Kepala Divisi Sentra Operasi

- Kepala Divisi Dana Jasa Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan

keterkaitan permasalahan

CRMC (Credit Risk Management Committee)Ketua I : Kepala Divisi Manajemen RisikoKetua II : Kepala Divisi Administrasi KreditSekretaris I : Kepala Bagian Credit Risk Review & Monitoring Divisi Manajemen RisikoSekretaris II : Kepala Bagian Kebijakan dan Metodologi Risiko Kredit Divisi Manajemen RisikoAnggota tetap : - Kepala Divisi Bisnis Mikro - Kepala Divisi Bisnis

Umum - Kepala Divisi Bisnis

Internasional - Kepala Divisi Bisnis

Program - Kepala Divisi Agribisnis - Kepala Divisi Bisnis Ritel

dan Menengah - Kepala Divisi Kredit

Konsumer - Kepala Divisi Kartu Kredit - Kepala Divisi Bisnis

BUMN - Kepala Divisi Analisis

Risiko Kredit - Kepala Divisi

Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah

- Kepala Divisi TreasuryAnggota tidak tetap : diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan

MRMC (Market Risk Management Committee) Ketua I : Kepala Divisi Manajemen RisikoKetua II : Kepala Divisi TreasurySekretaris : Kepala Bagian Manajemen Risiko Pasar & Risiko Terpadu Divisi Manajemen Risiko

Page 183: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

180 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Anggota tetap : - Kepala Divisi Bisnis Internasional

- Kepala Divisi Akuntansi Manajemen Keuangan

- Kepala Divisi Sentra Operasi

Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan Wewenang dan Tanggung Jawab RMC (1) Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama

atas penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko, serta perubahannya jika diperlukan; termasuk penerapan kebijakan manajemen risiko, strategi manajemen risiko dan contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi.

(2) Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama untuk penetapan metodologi pengukuran risiko dan perubahannya.

(3) Merekomendasikan penetapan limit risiko dan perubahannya.

(4) Penyampaian laporan profil risiko dan hasil pemantauan risiko serta rekomendasi perubahan apabila diperlukan

Program Kerja RMC Tahun 2011Agenda RMC sepanjang tahun 2011 mencakup:(1) Pembahasan Tindak Lanjut RMC sebelumnya(2) Profil Risiko(3) Pembahasan Risk Issue dalam profil 8 jenis risiko(4) Pemantauan Risiko(5) Analisa Permodalan(6) lmplementasi BASEL dan Manajemen Risiko(7) Pendidikan dan Sosialisasi Manajemen Risiko(8) Rekomendasi dan Putusan RMC

Frekuensi Rapat dan Pelaksanaan RMC dan Sub-RMCUntuk tahun 2011 RMC diselenggarakan sebanyak 4 (empat) kali. Tingkat kehadiran dalam setiap pertemuan RMC telah memenuhi ketentuan kuorum yakni dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota tetap, termasuk 3 Direktur yang salah satunya Direktur Kepatuhan.

Jadwal dan Topik Pembahasan RMC BRI selama tahun 2011 sebagai berikut:

No. Tanggal Topik/Agenda Rapat RMC

1 RMC I 28 Februari 2011

1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan IV tahun 2010

2. Profil Risiko triwulan IV tahun 2010

3. Analisa Permodalan

4. Pembahasan Risk Issue:

- Cash Ratio

- Risk Based Approach (RBA) terkait APU-PPT

5. Kajian Risk Based Pricing

6. Implementasi BASEL dan Manajemen Risiko

7. Rekomendasi dan Putusan RMC

2 RMC II 23 Juni 2011

1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan I tahun 2011

2. Profil Risiko triwulan I tahun 2011

3. Analisa Permodalan dan Stress Testing

4. Pembahasan Risk Issue:

- BRInets offline

- Kualitas kredit Ritel Komersial dan Menengah

- Gugatan Pihak Ketiga

5. Pendidikan dan Sosialisasi Manajemen Risiko

6. Rekomendasi dan Putusan RMC

Page 184: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

181 181LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Sedangkan jadwal dan agenda rapat Sub-RMC selama tahun 2011 sebagai berikut:

No. Nomor/Tanggal Topik/Agenda Rapat RMC

3 RMC III 3 Oktober 2011

1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan II tahun 2011

2. Profil Risiko triwulan II tahun 2011

3. Analisa Permodalan dan RAPM

4. Pembahasan Risk Issue:

- ATMR Kredit menggunakan Standardized Approach Basel II

- Klaim Asuransi Kredit

- Kebutuhan likuiditas valas

5. Update Kebijakan Profil Risiko Bank Umum dari BI

6. Rekomendasi dan Putusan RMC

4 RMC IV 30 Januari 2012

1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan III tahun 2011

2. Profil Risiko triwulan III dan triwulan IV tahun 2011

2. Analisa Permodalan

3. Pembahasan Risk Issue:

4. Perkembangan Kredit Mikro

- Pertumbuhan Kredit BRI dibandingkan Bank Umum - Implementasi Standardized Approach Basel II

- Pertumbuhan DPK tahun 2011.

5. Pembahasan PAB tahun 2011

6. Progress Pemenuhan Kewajiban Sertifikasi MR

7. Rekomendasi dan Putusan RMC

Forum RMC telah menjadi sarana yang sangat baik untuk melakukan koordinasi antar divisi. Dari hasil Forum RMC muncul beberapa usulan strategis terkait pengelolaan risiko di BRI.

No. Tanggal Topik/Agenda Rapat Sub-RMC

1 ORMC I29 Maret 2011

1. Pemantauan Risiko Operasional dan Lainnya

2. Implementasi Modul IRU

3. Bancassurance

4. Pengembangan Loss Event Database (LED)

5. Implementasi BCM

2 ORMC II15 Agustus 2011

1. Pemantauan Risiko Operasional dan Lainnya (RCSA triwulan III tahun 2011)

2. Pembahasan Risk Issue

3. Implementasi BCM

3 ORMC III 23 Des 2011

1. Revisi SE pengelolaan risiko PAB

2. Persiapan pengembangan sistem anti fraud BRI

3. Risk Issue Risiko Operasional dan Lainnya

4 CRMC I 19 April 2011

1. Penetapan Limit Risiko

2. Standardized Approach Basel II

3. Profil dan Pemantauan Risiko

Page 185: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

182 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

b. Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ALCO)

Asset-Liability Committee (ALCO) adalah

komite yang membantu Direksi BRI dalam mengelola Asset dan Liability BRI secara terpadu, menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman, menentukan kebijakan mismatch, net-open position dan risiko suku bunga, mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk menetapkan kebijakan yang akan diputuskan dalam Rapat ALCO.

Struktur dan Keanggotaan ALCO

Struktur Organisasi Komite Aset dan Liabilitas yaitu sebagai berikut:

Ketua (merangkap anggota) : Direktur Utama

Ketua Pengganti I (merangkap anggota) : Direktur Keuangan

Ketua Pengganti II (merangkap anggota) : Direktur Pengganti

Direktur Keuangan (Sesuai Surat

Keputusan tentang Direktur Pengganti)

Sekretaris (merangkap anggota) : Kepala Divisi Treasury

Anggota : - Direksi - Seluruh Kepala

Divisi Bisnis - Kepala Divisi Dana &

Jasa - Kepala Divisi Kartu

Kredit - Kepala Divisi Kredit

Konsumer - Kepala Divisi

Hubungan Lembaga - Kepala Divisi

Akuntansi Manajemen dan Keuangan

- Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit

- Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah

- Kepala Divisi Administrasi Kredit

- Kepala Divisi Manajemen Risiko

- Kepala Divisi Renstra

- Pemimpin Wilayah di Jakarta

- Pemimpin Kantor Cabang Khusus

ALCO Supporting Group (ASG):Merupakan grup analis penunjang ALCO.Sebagai grup analis penunjang ALCO, ASG memiliki tugas melakukan analisis antara lain atas sumber dan penggunaan dana, Maturity and Repricing Gap, Primary dan Secondary Reserve, monitoring NOP, menyusun skenario tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman dan alternatif pricing, menyusun funding strategy, dan menyiapkan data, bahan presentasi, dan perlengkapan yang diperlukan untuk rapat ALCO.

Tugas dan Tanggung Jawab ALCO(1) Menetapkan kebijakan pengelolaan Asset and

Liability BRI secara terpadu.(2) Menetapkan suku bunga dasar untuk simpanan,

pinjaman dan fund transfer price.(3) Menentukan kebijakan mismatch dan net open

posisiton (NOP).(4) Mengelola dan menetapkan struktur balance

sheet dan capital.(5) Memastikan pengelolaan Asset and Liability telah

dilaksanakan sesuai dengan kebijakan hasil rapat ALCO.

Program Kerja ALCO ALCO mengadakan pertemuan secara periodik, minimal 1 (satu) kali dalam sebulan untuk membahas pengelolaan asset – liability BRI yang berkaitan dengan strategi dan kebijakan Direksi dalam hal perkembangan kinerja bank, komposisi dan pertumbuhan portofolio Bank, pengelolaan risiko (panduan limit mismatch dan net open position) dan suku bunga simpanan, pinjaman, dan fund transfer price.

Frekuensi Rapat ALCOSelama tahun 2011 ALCO telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 12 kali (setiap bulan) dengan persentase kehadiran tiap Rapat ALCO telah memenuhi kuorum (dihadiri 2/3 dari anggota ALCO).

Page 186: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

183 183LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Jadwal dan agenda rapat ALCO selama tahun 2011 sebagai berikut:

Realisasi Program Kerja ALCO Rapat ALCO secara rutin telah melakukan evaluasi

kinerja asset-liability BRI, dan menetapkan besarnya suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. Rapat ALCO juga menjadi forum untuk pertukaran informasi terkait kondisi pasar dan current issue bagi Direksi dan Pejabat Eksekutif BRI, antara lain informasi mengenai kondisi makro ekonomi, kondisi industri perbankan nasional, regulasi baru dan hal-hal yang menjadi perhatian investor/ekspektasi pasar. Selain itu, rapat ALCO merupakan forum strategis dalam penyampaian arah dan strategi bisnis, serta solusi permasalahan kerja dari Direksi.

c. Komite Kebijakan Kredit (KKP)

KKP adalah komite yang membantu Direksi BRI dalam merumuskan kebijakan perkreditan dan memberikan saran-saran perbaikan terkait kebijakan perkreditan.

Struktur dan Keanggotaan KKP

Ketua : Direktur Utama Anggota : - Direktur Pengendalian Risiko

Kredit - Direktur Bisnis UMKM - Direktur Bisnis Komersial - Direktur Bisnis Konsumer - Direktur Bisnis Kelembagaan &

BUMN - Direktur Keuangan - Direktur Kepatuhan - Kepala Divisi Administrasi

Kredit (merangkap sebagai Sekretaris)

- Kepala Divisi Manajemen Risiko

- Kepala Audit Intern - Kepala Divisi Analisis Risiko

Kredit - Kepala Divisi RPKB - Kepala Divisi Bisnis Mikro - Kepala Divisi Bisnis Ritel - Kepala Divisi Kredit Konsumer - Kepala Divisi Bisnis Program - Kepala Divisi Agribisnis - Kepala Divisi Bisnis Umum - Kepala Divisi Bisnis BUMN - Kepala Divisi Treasury - Kepala Divisi Bisnis

Internasional - Kepala Divisi Renstra - Kepala Divisi Hukum

Tugas dan Tanggung Jawab KKP(1) Memberikan masukan kepada Direksi dalam

rangka penyusunan Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) BRI, terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan sebagaimana dimaksud dalam KUP BRI.

(2) Mengawasi agar KUP-BRI diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, serta merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan atau kendala dalam penerapannya. Selanjutnya KKP juga melakukan kajian berkala terhadap KUP-BRI dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan atau perbaikan.

(3) Memantau dan mengevaluasi: i. kebenaran pelaksanaan wewenang memutus

kredit ii. kebenaran proses pemberian, perkembangan

dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu

No. Tanggal Topik/Agenda Rapat ALCO

1 27 Jan 2011

Agenda rutin dalam setiap Rapat ALCO adalah: Evaluasi Kinerja Asset & Liability, Market Review, Analisis Perkembangan Saham BRI, Analisis Perkembangan Fee Based Income, Presentasi Kinerja Kanwil, Penyampaian Rekomendasi Asset & Liability Management, Putusan Rapat ALCO

2 24 Feb 2011

3 28 Mar 2011

4 25 April 2011

5 23 Mei 2011

6 27 Juni 2011

7 27 Juli 2011

8 24 Agt 2011

9 22 Sept 2011

10 27 Okt 2011

11 23 Nov 2011

12 28 Des 2011

Page 187: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

184 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

iii. kebenaran pelaksanaan ketentuan BMPKiv. ketaatan terhadap ketentuan perundang-

undangan dan peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit

v. penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam KUP-BRI

vi. pemenuhan kecukupan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) / Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

vii. debitur-debitur besar tertentu dan kredit-kredit yang berada dalam daftar kredit dalam pengawasan khusus.

(4) Melakukan kajian untuk menilai efektivitas Sistem Pengendalian Interen Perkreditan.

(5) Menyampaikan laporan tertulis secara berkala dan memberikan saran-saran langkah perbaikan kepada Direksi dengan tembusan kepada Komisaris mengenai: i. hasil pengawasan atas penerapan dan

pelaksanaan KUP-BRI.

ii. hasil pemantauan dan evaluasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan butir 3 di atas.

Mekanisme Kerja KKPFungsi, tugas dan tanggung jawab KKP sehari-hari dilaksanakan oleh Sekretaris KKP bersama dengan Divisi-Divisi terkait.

Frekuensi Rapat KKPSepanjang tahun 2011 tidak terdapat rapat KKP.

Realisasi Program Kerja KKPSepanjang tahun 2011, realisasi pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab KKP yang dilaksanakan oleh Divisi Administrasi Kredit sebagai Sekretaris KKP:

Program Kerja Realisasi

Review Kebijakan Umum Perkreditan

Persiapan review KUP telah dilakukan dengan meminta tanggapan dari Divisi-Divisi terkait terhadap draft perubahan KUP yang telah disusun oleh Divisi ADK.Revisi parsial KUP karena adanya perubahan SK KKP telah dilakukan melalui Nokep: S. 142d – DIR/ADK/12/2007 tanggal 20 September 2011. Sehubungan dengan itu, review KUP secara keseluruhan akan disesuaikan dengan perubahan SK KKP tersebut.

Review Pedoman Pelaksanaan kredit (PPK)

PPK Bisnis Mikro selesai 15 Desember 2011

PPK Bisnis Ritel sampai akhir tahun 2011 telah mendapat masukan dari Divisi terkait (masih dalam proses)

PPK Treasury dan Internasional sampai akhir tahun 2011 masih dalam proses (menunggu penyesuaian reorganisasi)

PPK Bisnis Konsumer sampai akhir tahun 2011 masih dalam proses (menunggu penyesuaian reorganisasi)

Penyusunan atau review Kebijakan Perkreditan

20 Kebijakan Produk dan 13 Kebijakan Umum

Page 188: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

185 185LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

d. Komite Kredit

Komite Kredit merupakan komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan kredit untuk jumlah dan atau jenis kredit tertentu yang ditetapkan oleh Direksi.

Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit

Susunan keanggotaan Komite Kredit tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Tugas dan Tanggung Jawab Komite KreditTugas Komite Kredit adalah memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas wewenang yang ditetapkan oleh Direksi. Disamping itu, Komite Kredit bertugas melakukan koordinasi dengan ALCO dalam aspek pendanaan untuk kredit dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh ALCO.

Adapun tanggung jawab Komite Kredit adalah:(1) Melaksanakan tugas dalam pemberian putusan

kredit berdasarkan kemahiran profesional secara jujur, obyektif, cermat dan seksama.

(2) Menolak permintaan dan atau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan untuk memberikan persetujuan kredit yang hanya bersifat formalitas.

Komite Kredit Anggota Pengambil Keputusan Akhir

Komite Kredit BRI (untuk putusan kredit)

Direktur Bisnis Komersial Direktur Utama

Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN

Direktur Bisnis UMKM

Direktur Bisnis Konsumer

Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Komite Kredit BRI (untuk putusan Money Market Line dan produk Treasury)

Direktur Keuangan Direktur Utama

Direktur Bisnis Komersial

Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN

Direktur Bisnis UMKM

Direktur Bisnis Konsumer

Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Komite Kredit Direksi1. Komite Kredit Direksi 1 (untuk Kredit Menengah dan

Korporasi prakarsa Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Kantor Cabang Khusus dan Divisi Bisnis Program)

Direktur Bisnis UMKMDirektur Bisnis KomersialDirektur Pengendalian Risiko Kredit

2. Komite Kredit Direksi 2 (untuk Kredit Menengah dan

Korporasi prakarsa Divisi Bisnis BUMN)

Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis KomersialDirektur Pengendalian Risiko Kredit

3. Komite Kredit Direksi 3 (untuk Kredit Menengah dan Korporasi prakarsa Divisi Bisnis Umum dan Divisi Agribisnis)

Direktur Bisnis KonsumerDirektur Bisnis KomersialDirektur Pengendalian Risiko Kredit

4. Komite Kredit Direksi untuk Restrukturisasi

Direktur Bisnis UMKMDirektur Bisnis KomersialDirektur Bisnis Kelembagaan & BUMNDirektur Bisnis KonsumerDirektur Pengendalian Risiko Kredit

Page 189: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

186 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

(3) Membubuhkan tanda tangan pada formulir Putusan Kredit sebagai bukti pemberian putusan kredit sebagai wujud tanggung jawab Komite Kredit, Oleh karena itu, sebelum membubuhkan tanda tangan, Komite Kredit harus: i. Memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan

telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai asas-asas perkreditan yang sehat.

ii. Memastikan bahwa pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan KUP-BRI, PPK serta peraturan perkreditan lainnya.

iii. Memastikan bahwa pemberian kredit telah didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif, cermat dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit.

Frekuensi Rapat Komite KreditRapat Komite Kredit dilakukan apabila diperlukan putusan kredit baru maupun perpanjangan kredit. Untuk putusan Komite Kredit BRI dilakukan dengan asas majority, sedangkan untuk putusan Komite Kredit selain Komite Kredit BRI dilakukan secara unanimous atau putusan dapat disetujui apabila seluruh anggota Komite Kredit menyatakan setuju.

Untuk kredit dengan total exposure minimal Rp300 miliar, baik untuk debitur tunggal maupun kelompok usaha, harus dilakukan konsultasi dengan Dewan Komisaris. Sedangkan khusus untuk kredit Agribisnis dan BUMN, konsultasi dengan Dewan Komisaris dilakukan apabila total exposure kredit minimal Rp600 miliar dan Rp500 miliar.

Realisasi Program Kerja Komite Kredit BRI

Putusan kredit selama tahun 2011:

e. Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi /Information System and Technology Steering Committee (ITSC)

Sesuai dengan ketentuan yang digariskan Bank

Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/30/DPNP tanggal 12 Desember 2007, keduanya perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, BRI telah menetapkan Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi melalui Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: 625-DIR/TSI/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Komite Pengarah (Steering Committee) Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

ITSC merupakan komite yang bertanggung jawab memberikan arahan dan rekomendasi tentang kebijakan, pengembangan, dan implementasi teknologi dan sistem informasi BRl.

Struktur dan Keanggotaan ITSC

Ketua : Direktur Operasional Wakil Ketua : Direktur KepatuhanSekretaris : Kepala Divisi Teknologi & Sistem InformasiAnggota : - Kepala Audit Intern - Kepala Divisi Perencanaan

Strategis dan Pengembangan Bisnis

- Kepala Divisi Manajemen Risiko - Kepala Divisi Bisnis Mikro - Kepala Divisi Bisnis Ritel dan

Menengah - Kepala Divisi Bisnis Program - Kepaa Divisi Kredit Konsumer - Kepala Divisi Kartu Kredit - Kepala Divisi Dana dan Jasa - Kepala Divisi Jaringan Kerja

Bisnis Ritel - Kepala Divisi Jaringan Kerja

Bisnis Mikro - Kepala Divisi Layanan - Kepala Divisi Treasury - Kepala Divisi Bisnis Internasional - Kepala Divisi Akuntansi

Manajemen dan Keuangan - Kepala Divisi Administrasi Kredit - Kepala Divisi Sentra Operasi - Kepala Divisi Manajemen Aktiva

Tetap dan Logistik

Periode

Pemutus

Komite Kredit BRI Komite Kredit Direksi

Triwulan I 67 15

Triwulan II 47 26

Triwulan III 61 18

Triwulan IV 162 64

Total 337 123

Page 190: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

187 187LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Keanggotaan Komite bersifat ex-officio dan anggota komite mewakili pihak yang berhubungan langsung dengan TSI baik sebagai partner maupun sebagai pengguna. Tugas dan Tanggung Jawab ITSC(1) Memberikan rekomendasi mengenai rencana

kebijakan sasaran pengembangan TSI BRI jangka panjang (5 tahun) yang dituangkan dalam IT Strategic Plan (ITSP) BRI;

(2) Memberikan rekomendasi prioritas pengembangan TSI BRI jangka pendek (tahunan) dan jangka panjang (5 tahun) sesuai dengan Corporate Plan dan Rencana Bisnis Bank yang akan dijalankan oleh manajemen BRI;

(3) Memberikan rekomendasi perubahan perencanaan dan strategi TSI dalam jangka panjang sebagai akibat perubahan kebijakan dan strategi bisnis BRI;

(4) Melakukan review dan merekomendasikan Rencana Kerja Fungsional dan Rencana kerja Anggaran Investasi dan Eksploitasi TSI BRI untuk pengembangan, operasional dan pemeliharaan TSI dalam jangka pendek (tahunan) dengan berpedoman pada ITSP BRI yang telah ditetapkan;

(5) Melakukan monitor dan evaluasi pelaksanaan pengembangan proyek TSI BRI agar arah pengembangan sesuai dengan perencanaan dan strategi yang telah ditetapkan;

(6) Melakukan monitor dan evaluasi status pengembangan TSI secara berkala atas realisasi dan proyek pengembangan TSI yang dikelola oleh Divisi TSI.

(7) Melakukan monitor efektivitas langkah-langkah pengelolaan risiko atas investasi BRI pada sektor teknologi informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis BRI.

(8) Merekomendasikan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna (user) dan penyelenggara TSI secara efektif, efisien dan tepat waktu.

Program Kerja ITSCProgram kerja ITSC adalah melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan terhadap materi yang diagendakan dalam pertemuan komite.

Realisasi Program KerjaDalam setiap rapat ITSC telah dilakukan evaluasi terhadap perkembangan IT BRI dan pembahasan masalah sesuai agenda masing-masing rapat. Dalam rapat tersebut Direksi memberikan pengarahan mengenai strategi khususnya terkait pengembangan e-channel tertentu yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih. Namun demikian, Direksi juga mengingatkan agar pengembangan aplikasi tidak mengabaikan pengembangan yang bersifat mandatory.

Frekuensi Rapat ITSCSelama tahun 2011, rapat ITSC yang telah dilaksanakan sebagai berikut:

No. Nomor/Tanggal Topik/Agenda Rapat

1 ITSC I25 Maret 2011

• Arahan Direksi mengenai Plus Point & Concern Point• Perkembangan IT BRI sampai dengan Q4 2010

2 ITSC II30 Mei 2011

• Anggaran TSI Tahun 2011• Realisasi Proyek ITSP 2008-2013• Perkembangan Brinets khususnya transaksi dan e-channel• Rencana strategis TSI

3 ITSC III26 Agustus 2011

• Pemenuhan SDM Tahun 2011• Anggaran TSI dan Realisasi Tahun 2011• Realisasi Proyek ITSP 2008-2013• Capacity Planning Brinets dan e-channel• Rencana Strategis TSI

4 ITSC IV09 November 2011

• Anggaran TSI dan Realisasi Tahun 2011• Realisasi Proyek ITSP 2008-2013• Perkembangan Brinets dan e-channel• Positioning IT BRI di Perbankan Nasional• Progress Pengembangan IT tahap UAT

Page 191: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

188 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

f. Komite Pengarah Project Management Office (PMO) Steering Committee

PMO Steering Committee adalah forum/komite tertinggi dalam manajemen proyek tingkat korporat di BRI. PMO Steering Committee mempunyai peran dalam memberikan arahan strategis dalam pengelolaan proyek. Keputusan-keputusan strategis dalam pengelolaan proyek mencakup keputusan investasi yang terkait dengan masalah proyek, diantaranya menyetujui, mengubah atau membatalkan rencana dan pelaksanaan proyek.

Struktur dan Keanggotaan PMO Steering Committee tahun 2011

Ketua : Direktur UtamaAnggota : - Direktur yang menjabat Head of

PMO - Para anggota Direksi yang

membawahi Unit Kerja Pemilik Proyek

- Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pendukung Proyek

- Para Kepala Unit Kerja Pemilik Proyek

- Para Kepala Unit Kerja Pendukung Proyek

Frekuensi Rapat PMO Steering CommitteeTugas dan Tanggung Jawab PMO Steering Committee(1) Memberikan arahan strategi proyek-proyek di BRI

secara korporat.;(2) Mengambil keputusan atas usulan penyelesaian

permasalahan dalam pengelolaan proyek yang tidak dapat diputuskan oleh Head of PMO atau Project Steering Committee;

(3) Melakukan realokasi anggaran antar proyek yang sudah tercantum dalam Rencana Kerja Proyek sesuai ketentuan yang berlaku;

(4) Mengambil keputusan atas hal-hal yang belum diatur dalam Kebijakan Umum PMO dan PP PMO;

(5) Mengesahkan hasil Joint Planning Session;(6) Menghentikan proyek, jika suatu proyek tidak lagi

memiliki alasan untuk diteruskan.

Program Kerja PMO Steering CommitteeDalam menjalankan fungsinya, PMO Steering Committee melakukan pertemuan minimal 1 (satu) kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab kepada Direksi BRI.

No. Tanggal Topik/Agenda Rapat

1 PMO Steering Committee Meeting I tahun 2011 dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2011

• Perencanaan Proyek IT tahun 2011• Progress Status Proyek sampai dengan bulan Maret 2011• Permasalahan Proyek• Proyek-proyek perlu perhatian khusus• Usulan Putusan dalam PMO-Steering Committee

Realisasi Program Kerja PMO Steering Committee

Hasil keputusan PMO Steering Committee Meeting tahun 2011 adalah: - Persetujuan penghentian 3 buah proyek- Persetujuan usulan 1 buah proyek yang tidak

dimonitor oleh PMO- Menolak (tidak menyetujui) usulan 1 buah

proyek yang tidak dimonitor oleh PMO- Persetujuan usulan 10 buah proyek yang tidak

dimonitor oleh PMO mulai tahun 2012

Page 192: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

189 189LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

g. Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia

merupakan komite operasional yang berwenang menetapkan kebijakan di bidang SDM. Komite ini dibentuk pada tahun 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, obyektivitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan sumber daya manusia serta memberikan keyakinan kepada stakeholders bahwa penetapan kebijakan SDM telah dilaksanakan dengan memenuhi prinsip-prinsip GCG.

Struktur dan Keanggotaan Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia

Ketua : Direktur Utama Anggota : - Direktur Operasional - Direktur Kepatuhan - Direktur Pengendalian Risiko

Kredit - Direktur Keuangan - Direktur Jaringan dan Layanan - Direktur Bisnis Kelembagaan

dan BUMN - Direktur Bisnis Komersial - Direktur Bisnis Konsumer - Direktur Bisnis Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah Sekretaris : Kepala Divisi Manajemen Sumber

Daya Manusia Wakil Sekretaris : Wakil Kepala Divisi

Manajemen Sumber Daya Manusia

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Sebagai komite operasional di bidang SDM, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia memiliki kewenangan dalam hal: (1) Pengambilan keputusan bidang kebijakan

SDM mencakup antara lain perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi, pengembangan karier, manajemen kinerja, kesejahteraan, hubungan industrial, assessment, dan Sistem Informasi Manajemen SDM (SIM-SDM).

(2) Pengambilan keputusan bidang operasional SDM, meliputi mutasi (promosi, rotasi, demosi), penilaian kinerja, dan hukuman disiplin Pejabat Eselon 1 & 2.

Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya ManusiaProgram kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia mencakup pembuatan ketentuan di bidang kebijakan dan bidang operasional.

Frekuensi Rapat Komite Kebijakan Sumber Daya ManusiaSelama tahun 2011, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia telah melaksanakan rapat bidang kebijakan sebanyak 7 kali dan bidang operasional sebanyak 8 kali dengan persentase kehadiran anggota komite 100%. Rinciannya sebagai berikut:

No. Tanggal Topik/Agenda Rapat Komite Kebijakan SDM

Bidang Kebijakan

1 2 - 3 Maret 2011 Ketentuan Pembayaran Insentif Jangka Pendek Tahun 2010 Bagi Pekerja BRI

2 20 - 31 Mei 2011 Ketentuan Pemberian Bonus Tahun 2010 Bagi Pekerja BRI

3 25 Mei – 13 Juli 2011 Ketentuan Insentif Jangka Pendek Tahun 2011

4 14 Mei – 1 Juni 2011 Kenaikan Manfaat Pensiun Bagi Pensiunan

5 1 Juli – 15 Juli 2011 Ketentuan Peraturan Pengupahan Pekerja BRI

6 Juni 2011 – Agustus 2011 Kenaikan Upah Pokok Berdasarkan Kinerja (KBK)

7 07 Oktober 2011 Program Pendidikan Pengembangan Pekerja BRI

Bidang Operasional

1 1 Maret 2011 Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2

2 5 April 2011 Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2

3 24 Agustus 2011 Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2

4 24 Agustus 2011 Pembahasan Kasus

5 24 Agustus 2011 Pembahasan Kasus

6 23 September 2011 Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2

7 10 Oktober 2011 Pembahasan Kasus

8 14 Desember 2011 Pembahasan Kasus

Page 193: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

190 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Realisasi Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya ManusiaSelama tahun 2011 telah ditetapkan:(1) Keputusan di bidang kebijakan dalam bentuk Surat Direksi, SK maupun Nota

Dinas sebanyak 7 ketentuan(2) Keputusan di bidang kebijakan • Keputusan mutasi/promosi : 72 putusan

terhadap Pejabat Eselon 1 dan 2

• Keputusan Hukuman Disiplin : 17 putusan

h. Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan adalah suatu

komite yang bertugas melakukan review dan merekomendasikan Golongan Jabatan yang diusulkan oleh Tim Evaluasi Jabatan.

Struktur dan Keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan

Komite Evaluasi Jabatan beranggotakan: (1) Direktur Kepatuhan(2) Direktur Operasional(3) Kepala Divisi Divisi Perencanaan Strategis dan

Pengembangan Bisnis(4) Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya

Manusia

Keanggotaan melekat pada Jabatan (ex officio), bukan bersifat individual

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi Jabatan

Komite Evaluasi Jabatan bertugas:(1) Memberikan arahan dan masukan atas

rekomendasi Golongan Jabatan yang disiapkan oleh Tim Evaluasi Jabatan pada saat pelaksanaan rapat Komite Evaluasi Jabatan.

(2) Merekomendasikan Golongan Jabatan yang perlu disetujui oleh Direksi BRI melalui Rapat Direksi. Hasil penetapan Golongan Jabatan diatur dalam Surat Keputusan Direksi.

Program Kerja Komite Evaluasi Jabatan Tim Evaluasi Jabatan melaksanakan Evaluasi

Jabatan yang kemudian dipresentasikan kepada Komite Evaluasi Jabatan.

Frekuensi Rapat Komite Evaluasi Jabatan Pada tahun 2011, Komite Evaluasi Jabatan telah

melaksanakan rapat dengan tingkat kehadiran sebesar 100%, sebagai berikut:

No. Tanggal Topik/Agenda Rapat Komite Evaluasi Jabatan

1 6 April 2011 Presentasi Hasil Evaluasi Jabatan oleh Tim Evaluasi Jabatan

Page 194: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

191 191LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi adalah hubungan check and balances terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan perusahaan dengan didasarkan pada prinsip keterbukaan dan saling menghormati. Untuk kepentingan dimaksud, Dewan Komisaris dan Direksi dapat menyelenggarakan rapat pertemuan. Selama tahun 2011, terdapat 7 (tujuh) kali rapat pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Direksi.

Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2011:

No. Tanggal Topik/Agenda Rapat

1 25 Januari 2011 1. Pembahasan Kinerja BRI Desember 2010 unaudited 2. Progress Implementasi PSAK 50 dan 55

2 8 Maret 2011 Rencana Penjualan Tanah BRI

3 24 Maret 2011 Nominasi Direksi PT. Bank Agroniaga Tbk.

4 29 Maret 2011 1. Kinerja Perseroan Februari 2011 dengan Direksi2. Persiapan RUPS Tahunan Tahun 2011

5 16 Juni 2011 Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan BRI Tahun 2011

6 4 Agustus 2011 Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI 2011-2013 Triwulan II Tahun 2011

7 22 September 2011 1. Kinerja Perseroan Agustus 2011 2. Progress Implementasi PSAK 50 dan 55

8 7 November 2011 Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012

9 6 Desember 2011 1. Pendapat, saran, dan catatan Dewan Komisaris terhadap Usulan Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 20122. Perjalanan Dinas Luar Negeri Direksi dan Key Performance Indicators

IV. HUBUNGAN KOMISARIS DENGAN DIREKSI

Frekuensi kehadiran pada Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi:

* terhitung sejak 28 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen BRI.

** terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris Independen BRI.

*** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan

dan Kepatutan (fit and proper test).

No. N a m a Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran %

DEWAN KOMISARIS

1. Bunasor Sanim Komisaris Utama/Independen 9 8 88,88

2. Soedarjono* Wakil Komisaris Utama/Independen

7 7 100,00

3. Agus Suprijanto Komisaris 9 6 66,66

4. Heru Lelono Komisaris 9 6 66,66

5. Adhyaksa Dault Komisaris Independen 9 8 88,88

6. Baridjussalam Hadi** Komisaris Independen 4 4 100,00

7. Aviliani Komisaris Independen 9 8 88,88

8. Hermanto Siregar*** Komisaris 5 5 100,00

Page 195: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

192 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No. N a m a Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran %

DIREKSI

1. Sofyan Basir Direktur Utama 8 6 75,00

2. Sarwono Sudarto Direktur Operasional 8 8 100,00

3. Randi Anto* Direktur Kepatuhan 5 4 80,00

4. Achmad Baiquni Direktur Keuangan 8 7 87,50

5. Sulaiman A. Arianto Direktur Bisnis Komersial 7 6 85,71

6. A. Toni Soetirto Direktur Bisnis Konsumer 7 5 71,43

7. Djarot Kusumayakti Direktur Bisnis UMKM 7 6 85,71

8. Asmawi Syam Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN

7 4 57,14

9. Lenny Sugihat Direktur Pengendalian Risiko Kredit

8 8 100,00

10. Suprajarto Direktur Jaringan & Layanan 7 7 100,00

11. Gatot Mardiwasisto ** Direktur 2 2 100,00

12. Bambang Soepeno *** Direktur 3 3 100,00

* terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

** terhitung sejak 28 September 2011 diangkat sebagai Direktur BRI berdasarkan hasil RUPS LB, namun efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

*** terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Direksi BRI.

Page 196: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

193 193LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Fungsi Sekretariat Perusahaan

Salah satu elemen dalam struktur dan proses GCG adalah memastikan bahwa pelaksanaan wewenang (exercise of power) dan hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) berjalan dengan baik untuk kepentingan perusahaan. Sekretaris Perusahaan (corporate secretary) memiliki posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun goodwill perusahaan.

Sekretariat Perusahaan memiliki tugas utama membangun corporate image BRI melalui fungsi hubungan masyarakat, fungsi hubungan investor, dan fungsi kesekretariatan perusahaan termasuk Biro Direksi dan Dewan Komisaris serta pengelolaan hubungan/pelayanan informasi kepada unit kerja terkait dan para pihak yang berkepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian kinerja perusahaan sesuai visi, misi dan strategi perusahaan.

Sekretariat Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (stakeholders), serta menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan kebutuhan yang wajar dari stakeholders.

Dengan demikian, fungsi Sekretariat Perusahaan BRI telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER - 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, meliputi:

a. Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;

b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;

c. Sebagai penghubung (liaison officer); dand. Menatausahakan serta menyimpan dokumen

perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.

Sekretariat Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris.

Hubungan Masyarakat Membangun corporate citizenship dan

stakeholders engagement merupakan prasyarat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sekretariat Perusahaan mengkomunikasikan pelaksanaan program perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai bagian dari elemen negara dan masyarakat, serta pemberdayaan stakeholders.

Corporate communication yang dijalankan Sekretariat Perusahaan pada intinya tetap tertuju pada upaya untuk membangun corporate image baik itu melalui media cetak, media elektronik, media luar ruang, pameran ataupun kerjasama dengan pihak ketiga seperti press relations, government relations dan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya.

V. SEKRETARIAT PERUSAHAAN

Page 197: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

194 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Kegiatan Humas BRI Selama Tahun 2011

No Kegiatan Tanggal

1 Komunikasi dan Publikasi BRI Peduli Pasar Rakyat (BRI PESAT) Januari - Juli 2011

2 Media Visit Ke Harian KOMPAS 17 Februari 2011

3 Media Visit Ke VIVA Group 23 Maret 2011

4 Gathering Sahabat Pers BRI 26-27 Maret 2011

5 Pameran Pasar Malam Indonesia di Den Haag 1-7 April 2011

6 Pameran Inacraft 20-24 April 2011

7 Indonesia Banking Expo 2011 11-13 Mei 2011

8 Indonesia Fashion & Craft 2011 29 Juni - 3 Juli 2011

9 Indonesia Product Exhibiton 2011 di Amman, Yordania 13-16 Juli 2011

10 Komunikasi dan Publikasi BRI Peduli Sembako Murah Juli - Agustus 2011

11 Buka Bersama Anak Yatim 2011 19 Agustus 2011

12 Komunikasi dan Publikasi Mudik Mewah ala TKI 5 September 2011

13 Kegiatan Futsal Forum Wartawan Sahabat Pers BRI 17 Desember 2011

14 Family Gathering HUT BRI 116 24 Desember 2011

Hubungan Investor Investor merupakan stakeholders strategis yang

keputusannya sangat dipengaruhi oleh kualitas dan ketepatan waktu informasi yang diterima. Informasi pada waktu yang tidak tepat dapat menguntungkan sebagian pihak secara tidak wajar dan melawan hukum karena memungkinkan terjadinya self dealing, insider trading, penyesatan informasi dengan sengaja, atau perbuatan tidak etis lainnya.

Salah satu wujud kegiatan Sekretariat Perusahaan untuk memastikan penyampaian informasi material kepada pemegang saham adalah RUPS dan Laporan Tahunan. Salah satu agenda RUPS adalah penyampaian pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris atas kepengurusan perseroan kepada pemegang saham.

Sekretariat Perusahaan senantiasa membangun komunikasi yang baik dengan komunitas pasar modal, khususnya para investor dan analyst. Materi komunikasi yang disampaikan secara

langsung kepada investor maupun melalui analyst merupakan salah satu informasi penting yang mendasari pengambilan keputusan investasi.

Dalam membangun komunikasi dengan investor dan analis, BRI menyelenggarakan public expose dan analyst meeting, menerima company visit, field visit, dan conference call, menerbitkan investor newsletter, mengkinikan informasi pada investor relation website serta mengikuti investor conference dan non-deal roadshow baik di dalam negeri maupun di kota-kota pusat keuangan dunia di Asia, Eropa dan Amerika. Selama Tahun 2011, telah dilakukan kegiatan pengkomunikasian kepada para investor melalui kegiatan company visit, field visit maupun roadshow/conference baik di dalam maupun di luar negeri.

Page 198: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

195 195LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Berikut ini adalah kegiatan komunikasi dengan investor yang telah dilakukan:

Biro Direksi dan Dewan KomisarisSekretariat Perusahaan memiliki fungsi sebagai office of the board untuk memastikan ketersediaan informasi dan memastikan pencapaian kuorum dalam pengambilan keputusan oleh Direksi dan/atau Dewan Komisaris. Selain itu, Sekretariat Perusahaan bertanggungjawab mengkinikan informasi tentang peraturan atau regulasi yang harus dipatuhi dan menyampaikan informasi corporate action kepada regulator yang berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi kepatuhan, Sekretariat Perusahaan menjalankan fungsi government relations yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara goodwill perusahaan dimata regulator.

Profil Sekretaris Perusahaan

Muhamad Ali memimpin Sekretariat Perusahaan sejak 1 Januari 2010 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nokep. 20-DIR/SDM/12/2009 tanggal 14 Januari 2010.

Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1987, dan mulai karir di BRI sejak 2 Juni 1988. Dalam perjalanan karirnya, Muhamad Ali pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan pada tahun 2008 dan Kepala Biro Direksi pada tahun 2009.

Pengangkatan Muhamad Ali sebagai Sekretaris Perusahaan telah dilaporkan ke Bank Indonesia guna memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/1/PBI/2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Bank Umum serta dilaporkan ke Bapepam-LK dan

Bursa Efek Indonesia melalui surat No: B.02-SKP/DHI/01/2010 tanggal 27 Januari 2010 mengenai Penggantian Sekretariat Perusahaan.

Press Release BRI selama Tahun 2011

No Kegiatan 2008 2009 2010 2011

1 Company Visit 138 166 199 240

2 Conference Call 8 28 28 51

3 Field Visit 15 21 29 31

4 Analyst Meeting 4 4 4 4

5 Roadshows/Conference (DN) 4 2 5 6

6 Roadshows/Conference (LN) 5 8 5 6

7 Investor News Letters 2 2 3 1

8 Public Expose 1 2 1 1

TOTAL 177 233 274 340

Bulan Tgl Kegiatan

Januari 5 Penyaluran KUR BRI melampaui target 2010

6 BRI bekerjasama dengan Telkom untuk layanan host-to-host

7 BRI memenangkan gugatan atas PT Mulia Persada Pacific

10 Stock split saham BRI

19 Kerjasama BRI dengan Medco E&P terkait pemanfaatan produk dan jasa perbankan BRI

26 Kerjasama BRI dengan PT Angkasapura II dalam penggunaan kartu Brizzi sebagai alternatif alat pembayaran airport tax

Februari 4 Optimisme pertumbuhan KPR BRI di tahun 2011

Page 199: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

196 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bulan Tgl Kegiatan

7 BRI meresmikan 72 unit kerja baru

8 BRI berada di peringkat 195 versi The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011

10 Britama dan BRI Junio raih sebagai Top Brand Award 2011 dari Frontier Consulting Group

16 BRI dan PTPN II tandatangani perjanjian kredit dalam rangka revitalisasi industri gula

17 BRI menyalurkan Pinjaman Kemitraan kepada pengusaha UMKM korban bencana letusan Gunung Merapi

22 Aset BRI meningkat signifikan

Maret 3 Penandatanganan Akta Akuisisi Saham Bank Agro antara BRI dengan Dapenbun

4 Penyaluran gaji pegawai Kementerian PU melalui BRI

6 BRI bekerjasama dengan Greenet untuk penanaman pohon di daerah letusan Gunung Merapi

9 BRI menyalurkan kredit sindikasi kepada PT KAI

14 BRI memberikan bantuan dana untuk persiapan atlit karate menuju Sea Games 2011

15 Layanan setoran haji di 5.972 unit kerja Bank BRI

25 BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Brebes, Jawa Tengah

25 BRI dan POLRI bekerjasama terbitkan SIM SMART

31 Kinerja keuangan BRI tahun 2010: BRI raih laba 11,472 triliun

April 13 BRI resmikan Sentra Layanan Prioritas di Balikpapan

13 Pertumbuhan aset BRI dalam lima tahun terakhir

20 BRI kembali tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Taspen

25 BRI menyalurkan pembiayaan pada sektor industri kreatif

28 RUPS Tahunan BRI Tahun 2011

29 Kinerja keuangan triwulan I tahun 2011: Bank BRI raih laba Rp3,260 triliun

30 BRI ajarkan budaya menabung sejak dini dengan meluncurkan Tabungan BRI Junio

Mei 3 BRI terus menambah jumlah ATM

9 BRI termasuk ke dalam The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011

10 BRI bekerjasama dengan Kemang Village untuk pembiayaan KPA

24 BRI dan Perum Pegadaian tandatangani perjanjian kredit modal kerja

25 BRI berkomitmen untuk memperkuat layanan TI

30 BRI dan Perum Perhutani tandatangani Nota Kesepahaman Bersama

31 BRI berikan beasiswa senilai 8 Miliar bagi putra daerah di wilayah timur Indonesia

Juni 8 Bank BRI kembali buka layanan prioritas

8 BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Cirebon, Jawa Barat

16 BRI Peduli Pasar Rakyat (Pesat) di Pasar Klender

20 Bank BRI angkat kuliner Betawi untuk meramaikan HUT Jakarta

23 Bank BRI dan Unibraw tandatangani MoU

Juli 5 Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Semarang

12 Bank BRI terus mengembangkan produk Brizzi

18 Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Malang

19 BRI bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri mengadakan BRI Pesat

20 BRI salurkan pinjaman kepada PT Mitratel

25 BRI terus mengembangkan jasa kustodian

26 Perjanjian Kerja Bersama antara Manajemen BRI dengan Serikat Pekerja BRI

Page 200: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

197 197LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bulan Tgl Kegiatan

28 Pembagian sembako gratis

29 Kinerja Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011:Laba BRI mencapai 6,79 triliun

Agustus 2 BRI bersama BUMN Peduli mengadakan pasar murah

19 Presiden hadiri buka puasa BRI bersama 3.300 yatim piatu

19 BUMN bekerjasama dengan BRI menggelar pasar murah di 16 kota di Indonesia

25 3.500 nasabah BRI mudik gratis

25 BRI dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional tandatangani MoU tentang pemanfaatan jasa perbankan

25 BRI salurkan pembiayaan kepada Pelindo I

September 15 Bank BRI tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Mitratel

21 Pertumbuhan transaksi sms banking BRI

25 BRI gelar BRI Junio Cycle Fest

28 RUPS Luar Biasa BRI Tahun 2011

Oktober 5 Bank BRI dan UGM bekerjasama untuk layanan SPP on-line

5 Bank BRI terus memperkuat jaringan untuk mendominasi pasar UMKM

7 TiPhone bekerjasama dengan BRI untuk meningkatkan kapasitas transaksi bisnis pulsa

6 BRI terus meningkatkan fee based income dengan mengoptimalkan lebih dari 33 juta rekening yang ada

16 BRI adakan Brizzi Rally di Yogyakarta

16 BRI melayani pembayaran pupuk PT Pusri secara on-line di seluruh Indonesia

27 BRI dan Kementerian Agama kembali tandatangani perjanjian kerjasama untuk pemanfaatan layanan perbankan

28 Kinerja keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011: BRI raih laba 10,43 triliun

November 9 BRI meluncurkan kartu kredit Visa Touch

11 BRI menyerahkan bantuan alat kateter kepada tim kesehatan Sea Games

12 BRI dukung pelaksanaan Jakarta Fashion Week 2011

14 BRI bersama APPMI sukseskan Jakarta Fashion Week 2011

15 BRI dan Obin dukung pagelaran batik di Jakarta Fashion Week 2011

16 Bank BRI luncurkan kartu kredit Touch untuk menyasar segmen anak muda perkotaan

17 BRI dukung LPM untuk mengorbitkan perancang muda

24 BRI bekerjasama dengan Kementerian Sosial salurkan dana bantuan Program Keluarga Harapan

25 Kegiatan BRIZZI funbike di Semarang

25 BRI berikan bonus Rp1,2 Miliar kepada atlet karate Indonesia

Desember 11 BRI dan Jawa Pos gelar BRIZZI funwalk

14 BRI buka Sentra Layanan Prioritas di Medan

16 BRI luncurkan 11 produk, jaringan CSR dan layanan baru

21 Pembukaan Sentra Layanan Prioritas di Banjarmasin

22 BRI bekerjasama dengan BNP2TKI salurkan kredit kepada Calon TKI

22 Bank BRI dan PT Angkasa Pura II luncurkan produk co-branding smart card payment dengan nama “e-Airport BRIZZI”

24 BRI siapkan dana tunai sebesar 19,25 triliun untuk mengantisipasi liburan Natal dan Tahun Baru

Page 201: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

198 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

VI. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

1. Fungsi Kepatuhan Fungsi Kepatuhan dilaksanakan mengacu

pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Fungsi Kepatuhan di BRI dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan yang terdiri dari Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Direktur Kepatuhan selama tahun 2011 dijabat oleh Bambang Soepeno sampai dengan tanggal 28 April 2011dan kemudian digantikan oleh Randi Anto efektif per tanggal 21 Juli 2011. Dari tanggal 29 April sampai dengan 20 Juli 2011 Direktur Kepatuhan di jabat oleh Suprajarto selaku Direktur Pengganti yang juga merupakan Direktur Jaringan dan Layanan BRI. Sementara untuk jabatan Kepala Divisi Kepatuhan selama tahun 2011 dijabat oleh Teten Djaka Triana dan kemudian digantikan oleh M Jarot Eko Winarno. Baik Direktur Kepatuhan maupun Kepala Divisi Kepatuhan telah memenuhi persyaratan independensi serta kriteria sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Terkait dengan diterbitkannya Peraturan BI di atas, maka pada tahun 2011 BRI telah menyusun dan menetapkan Piagam Kepatuhan (Compliance Charter) serta menyempurnakan kebijakan internal mengenai Penerapan Budaya Kepatuhan di Unit Kerja BRI.

Pengembangan Fungsi Kepatuhan diarahkan untuk dapat berperan sebagai management tools yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mendukung kegiatan bisnis dan operasional bank yang prudent (memenuhi prinsip kehati-hatian), sehat dan transparan. Terkait dengan perannya tersebut, maka diperlukan strategi untuk mensinergikan antara fungsi kepatuhan Bank dengan fungsi bisnis Bank, yang dituangkan dalam 3 pilar, yakni:

a. Penerapan Prinsip Kehati-hatian. b. Penerapan Good Corporate Governance

(GCG) c. Penerapan Program Anti Pencucian

Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).

Strategi yang diimplementasikan dalam rangka mengembangkan bidang kepatuhan BRI diterjemahkan sesuai dengan pilar-pilar di atas, antara lain:

A. Penerapan Prinsip Kehati-hatian.a. Pengujian Prinsip Kehati-hatian Pengujian prinsip kehati-hatian dilakukan

atas final draft rencana kebijakan dan atau keputusan yang akan ditetapkan oleh Direksi BRI baik di bidang perkreditan maupun non perkreditan. Hasil pengujian selama tahun 2011 menunjukkan bahwa pada umumnya rencana kebijakan dan atau keputusan Direksi yang dimintakan pengujian telah memenuhi prinsip kehati-hatian sebagaimana diatur dalam peraturan eksternal dan peraturan internal yang berlaku.

b. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengujian Merupakan kelanjutan dari kegiatan pengujian

di atas, kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan kembali tidak terdapat adanya penyimpangan dalam tindak lanjut rencana kebijakan dan atau keputusan yang telah dinyatakan memenuhi prinsip kehati-hatian (comply).

c. Review Kebijakan Internal Dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan

yang telah ditetapkan oleh Direksi dan berlaku di internal BRI memenuhi ketentuan prinsip kehati-hatian.

d. Resume Kebijakan Eksternal dan Penyampaian Kebijakan kepada Unit Kerja Terkait

Baik resume maupun penyampaian kebijakan eksternal dilakukan terhadap kebijakan baru maupun perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh regulator eksternal. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari sosialisasi kebijakan sehingga kebijakan eksternal dimaksud dapat segera dijadikan acuan oleh unit kerja terkait dalam bidang tugasnya.

e. Analisis Dampak Ketentuan Eksternal Dilakukan untuk mengetahui pengaruh

ketentuan eksternal yang berlaku terhadap kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini sekaligus memastikan bahwa kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini telah sesuai dengan ketentuan eksternal.

Page 202: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

199 199LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

f. Pemantauan terhadap Pemenuhan Komitmen BRI

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap pemenuhan komitmen yang dimilikinya kepada Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Hasil dari pemantauan terhadap pemenuhan komitmen dilaporkan dalam bentuk Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan BI secara berkala.

g. Pemantauan terhadap Pemenuhan Ketentuan Kehati-hatian (BMPK, CAR, GWM, PDN, LDR, NPL, dll)

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap kebijakan prinsip kehati-hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang.

h. Penyempurnaan/Pengembangan Compliance Toolkit.

Untuk memastikan efektivitas dari standar prosedur kepatuhan yang telah berjalan saat ini, jajaran kepatuhan senantiasa mengevaluasi dan apabila diperlukan akan menyempurnakan compliance toolkit yang dimiliki. Pada tahun 2011, Divisi Kepatuhan telah mengusulkan aplikasi dashboard compliance system kepada Divisi TSI untuk dipergunakan dalam membantu pemantauan kepatuhan oleh manajemen.

i. Pengelolaan Risiko Kepatuhan Terkait dengan pelaksanaan tugas ini, jajaran

Kepatuhan berkoordinasi dengan jajaran Manajemen Risiko melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Efektivitas pengelolaan risiko kepatuhan sebagaimana ditampilkan dalam Laporan Profil Risiko Kepatuhan yang disusun secara bulanan.

j. Pengembangan SDM dalam Mendukung Implementasi Fungsi Kepatuhan

Dalam rangka memperkuat fungsi kepatuhan Bank, BRI menyadari bahwa SDM yang ditempatkan pada fungsi ini harus mampu menguasai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan dan mengembangkan Budaya Kepatuhan (compliance culture). Terkait

dengan hal tersebut, maka BRI senantiasa memberikan kesempatan bagi SDM di jajaran kepatuhan untuk ikut serta dalam training, seminar, pendidikan kepatuhan, public course dan juga terlibat dalam working group di Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan (FKDKP).

B. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) BRI

Terkait dengan penunjukkan Divisi Kepatuhan sebagai koordinator penerapan GCG di BRI, maka selama tahun 2011 Divisi Kepatuhan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain:a. Menindaklanjuti penerbitan Kebijakan Good

Corporate Governance BRI yaitu SKB No. 01-KOM/BRI/03/2011 - Nokep. S. 14-DIR/DKP/ 03/2011 tanggal 8 Maret 2011 yang didalamnya mencakup ketentuan Kode Etik BRI dan Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi BRI (Board Manual), maka Divisi Kepatuhan bersama dengan unit kerja terkait lainnya telah menyusun/menyempurnakan kembali beberapa draft soft-structure kebijakan pelaksanaan GCG antara lain:- Panduan Kerja Teknis bagi Dewan Komisaris

dan Komite-komite yang membantu Dewan Komisaris.

- Panduan Kerja Teknis bagi Direksi.- Panduan Sekretaris Perusahaan.- Panduan Transparansi dan Pengungkapan.- Panduan Penanganan Benturan Kepentingan

(Conflict of Interest). Diharapkan pada tahun 2012 kebijakan-

kebijakan tersebut di atas telah selesai mendapat persetujuan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris untuk selanjutnya ditetapkan sebagai kebijakan internal BRI.

b. Dalam rangka memenuhi PBI No. 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKB) Umum bahwa salah satu cakupan dalam Penilaian TKB adalah penilaian aspek GCG Bank, maka pada bulan Juni-Agustus 2011 yang lalu Divisi Kepatuhan telah menyelesaikan penilaian pelaksanaan GCG dalam rangka uji coba TKB dengan hasil nilai komposit GCG BRI secara individual sebesar 1,30 (Sangat Baik) dan nilai komposit GCG BRI secara konsolidasi dengan anak perusahaan (PA) sebesar 1,33 (Sangat Baik).

Page 203: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

200 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

c. Menyusun kebijakan mengenai pedoman pelaksanaan untuk kegiatan Self Assesment GCG dalam rangka Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

KODE ETIK Dalam rangka mewujudkan visi sebagai bank

komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah, BRI berkomitmen menerapkan dan mencapai standar corporate governance yang tinggi. Untuk itu, BRI telah memiliki Kode Etik yang berlaku bagi seluruh Insan BRI yang meliputi Anggota Dewan Komisaris, Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris, Anggota Dewan Direksi, Anggota Komite di bawah Direksi, pekerja tetap, pekerja kontrak serta tenaga outsourcing.

Kebijakan Kode Etik BRI ditetapkan melalui suatu Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI.

Peranan Kode Etik

VISIMISI

KODE ETIK

Kebijakan, Sistem dan Prosedur

Kode Etik merupakan bagian penting dari kerangka kerja corporate governance karena Kode Etik menjabarkan prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional yang diharapkan dilakukan insan BRI dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, Kode Etik di BRI berperan memberikan dasar untuk merumuskan kebijakan, sistem dan prosedur yang berlaku di BRI.

Kode Etik ditetapkan berdasarkan nilai-nilai budaya kerja, serta keseimbangan kepentingan dan kebutuhan stakeholder. Core Values dari Kode Etik yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan, dan Penghargaan pada Sumber Daya Manusia.

Elemen Kode Etik BRI

Elemen Nilai-nilai

Kepatuhan terhadap Hukum dan Kebijakan Bank

• Seluruh insan Bank wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan dalam kebijakan Bank.

• Jika hukum atau peraturan menjadi tidak relevan, atau jika kompetitor tidak mematuhinya, seluruh insan Bank wajib tetap tunduk.

Hubungan antara Bank dengan Nasabah Eksternal

• Komitmen untuk mengembangkan kualitas layanan prima dan selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

• Mengembangkan produk dan jasa sesuai kebutuhan nasabah.

• Menjunjung tinggi kejujuran dalam promosi dan periklanan.

Hubungan antara Bank dengan Komunitas Setempat

Dengan jaringan kerja yang tersebar:• Insan bank wajib menjunjung

tinggi nilai-nilai komunitas setempat.

• Memberikan dukungan untuk peningkatan kualitas kehidupan komunitas setempat dengan prioritas di bidang pendidikan, seni dan budaya, agama, kemanusiaan dan kelestarian lingkungan.

Hubungan antara Bank dengan Insan Bank

SDM merupakan aset utama Bank, sehingga Bank:

• Berkomitmen memperlakukan setiap insan Bank dengan obyektif, transparan, adil dan setara.

• Berusaha menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas.

Kerahasiaan Bank

• Insan Bank wajib menjaga rahasia bank maupun rahasia perusahaan.

Integritas dan Akurasi Pembukuan Bank

• Insan Bank bertanggung jawab melakukan pencatatan kegiatan bisnis Bank secara akurat, jujur, lengkap dan tepat waktu untuk menghasilkan laporan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 204: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

201 201LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Elemen Nilai-nilai

Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Bank dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait dengan Bank.

• Prinsip kebijakan Bank dalam Benturan Kepentingan adalah bahwa setiap keputusan diambil semata-mata bagi kepentingan terbaik Bank.

• Insan Bank tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

• Untuk menjaga Bank membuat keputusan secara objektif, Insan Bank yang mengetahui adanya benturan kepentingan wajib mengungkapkannya.

• Insan Bank tidak diperkenankan terlibat dalam pengambilan keputusan yang memiliki benturan kepentingan.

Kontribusi dan Aktivitas Politik

• Insan Bank tidak diperkenankan menggunakan dana, fasilitas dan sumber daya Bank untuk kontribusi aktivitas politik.

Hadiah/Gratifikasi

• Insan Bank tidak diperkenankan menerima atau memberi hadiah yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hadiah dimaksud adalah pemberian dalam arti luas meliputi uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya.

Sosialisasi Kode Etik Seluruh unit kerja BRI telah menerima sosialisasi kebijakan GCG dan Kode Etik BRI pada tahun 2010. Sosialisasi tersebut terus dilaksanakan secara berkesinambungan, antara lain melalui sosialisasi dalam program-program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat seperti Program Pengembangan Staf baik Umum, Audit maupun

IT, Resident Audit (RA) dan Resident Staff (RS). Selanjutnya, setiap pekerja yang telah menerima sosialisasi diwajibkan untuk menandatangani Pernyataan Kepatuhan Terhadap Kode Etik BRI. Pernyataan Kepatuhan tersebut selanjutnya ditatakerjakan dalam berkas kepegawaian masing-masing pekerja.

C. Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)

Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2011, antara lain: a. Secara berkesinambungan melaksanakan

sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Penerapan Program APU dan PPT, antara lain:- Divisi Kepatuhan berkoordinasi dengan

Divisi Diklat BRI menyusun materi Program APU dan PPT dalam bentuk Compact Disc (CD) sebagai materi yang harus disosialisasikan ke Unit Kerja Operasional BRI selindo. Penyampaian CD materi sosialisasi program APU dan PPT disertai dengan petunjuk teknis pelaksanaan sosialisasi kepada Kanwil BRI (untuk diteruskan kepada KC/KCP/Unit/SLP binaan) dan Sendik BRI Selindo. Berdasarkan rekapitulasi Berita Acara Sosialisasi Program APU dan PPT Tahun 2011, maka s/d Desember 2011 diperoleh data Unit Kerja yang telah melaksanakan sosialisasi sebanyak 149 Kanca, 155 KCP, 1.128 BRI Unit dan 1 SLP dengan total jumlah peserta sebanyak 14.756 peserta.

- Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada Program Pengembangan Staff (PPS) BRI di Pusdiklat BRI.

- Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada pendidikan AMO dengan masa kerja < 1 (satu) tahun.

- Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada pendidikan Associate Auditor dan Resident Auditor.

b. Penyampaian Action Plan Penerapan Program APU dan PPT ke Bank Indonesia serta koordinasi lebih lanjut dengan unit kerja terkait lainnya untuk memenuhi target dari action plan dimaksud.

Page 205: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

202 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

c. Pemantauan penerapan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT di unit kerja BRI dengan metode sampling pada 10 Kanwil BRI, 30 Kantor Cabang BRI, 25 KCP BRI, 28 Unit BRI dan 7 Sentra Layanan Prioritas (SLP) BRI. Hasil monitoring telah disampaikan kepada masing-masing Kanwil sampling untuk mendapat perhatian atau tindaklanjut Unit Kerja BRI terkait yang dijadikan sebagai sampel.

d. Melaksanakan Pemantauan terhadap pelaksanaan Pengkinian Data Nasabah baik untuk CIF BRI maupun nasabah Cross Border Corespondent Banking.

e. Melaksanakan kewajiban pelaporan pada PPATK berupa CTR dan STR sesuai ketentuan berlaku.

f. Menindaklanjuti permintaan data dan permintaan blokir dari pihak eksternal, yaitu Bank Indonesia, KPK RI, PPATK dan BNN RI.

USA Patriot Act Terkait dengan pemenuhan terhadap peraturan

“Uniting and Strengthening America by Providing Appropriate Tools Required to Intercept and Obstruct Act of 2001” (the “USA PATRIOT Act”) yang ditetapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan para teroris melalui rekening koresponden bank-bank asing yang ada di lembaga-lembaga keuangan Amerika, maka lembaga-lembaga keuangan Amerika Serikat mensyaratkan kepada semua bank asing yang telah mempunyai atau berniat untuk mempunyai rekening koresponden pada mereka untuk mengisi formulir sertifikat yang standar. Dalam rangka memenuhi persyaratan USA Patriot Act, BRI telah melengkapi sertifikat mengenai rekening koresponden bank asing dan

dapat dilihat pada alamat website BRI www.bri.co.id. Sertifikasi ini berlaku untuk semua rekening-rekening yang dibuka untuk BRI oleh “Covered Financial Institutions.”

2. Fungsi Audit Intern

Peran dan Fungsi Audit Intern Audit intern sebagai salah satu unsur sistem

pengendalian internal Bank, memiliki peran pengawasan yang aktif dan penting dalam pencapaian visi dan misi Bank. Fungsi audit intern di BRI dijalankan oleh Satuan Kerja Audit Intern (AIN).

Direksi telah menjamin terselenggaranya fungsi audit intern dalam setiap tingkatan manajemen dan kegiatan Bank sebagaimana tertuang dalam Piagam Audit Intern tentang peranan dan fungsi Audit Intern. Secara kelembagaan, AIN independen terhadap satuan kerja operasional dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. AIN memiliki akses langsung (communication line) kepada Komite Audit untuk berkoordinasi dan menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan hasil audit.

Audit intern melaksanakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai

DEWANKOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

AUDIT INTERN

RESIDENT AUDITOR

GRUP AUDIT

RESIDENT AUDITOR

KOMITE AUDIT

GRUP AUDIT

BNU

GRUP AUDIT

AUDIT BIDANG PSKA AUDIT BIDANG TSI BIDANG I & II

AUDIT MP, MCM, UMUM, PA KANTOR INSPEKSI

Struktur Audit Intern

Page 206: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

203 203LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistimatis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian intern dan proses governance.

a. Audit Bidang PSKA Melaksanakan pengkajian organisasi audit intern,

pengembangan kebijakan, prosedur dan sarana penunjang audit (audit tools), pengembangan kualitas audit serta perancangan software maupun hardware sesuai ketentuan dan best practices Audit Intern.

b. Audit Bidang TSI Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian

konsultasi sebagai strategic business partner terhadap pengelolaan proses teknologi sistem informasi (TSI) oleh Unit Kerja Pengembang dan Pengguna TSI untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan GCG.

c. Audit Kantor Pusat (KP), Kantor Cabang Khusus (KCK), Unit Kerja Luar Negeri (UKLN), Perusahaan Anak (PA).

Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian konsultasi sebagai strategic business partner terhadap unit kerja di Kantor Pusat, KCK, unit kerja luar negeri dan perusahaan anak yang kepemilikan sahammya diatas 51% untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan GCG.

d. Kantor Inspeksi Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian

konsultasi sebagai strategic business partner terhadap Kantor Wilayah, Kantor Cabang, KCP, Kantor Kas dan BRI Unit untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan GCG.

Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter)Piagam audit intern Bank BRI ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi NOKEP S.53-DIR/AIN/07/2008 tanggal 28 Juli 2008 tentang Piagam Audit Intern serta Kebijakan dan Prosedur Audit Intern PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Piagam audit intern (internal audit charter) dibentuk guna memberikan gambaran dan pedoman mengenai tujuan, wewenang, tanggung jawab dan ruang lingkup pekerjaan Audit Intern dalam organisasi.

Visi, Misi dan Atribut Audit Intern

VisiMenjadi strategic business partner yang tangguh dan terpercaya untuk dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam rangka mencapai visi BRI, serta menjadi benchmark of best practice bagi Audit Intern di Indonesia.

Misia. Melaksanakan risk based auditing secara

independen dan profesional agar dapat memberikan manfaat yang optimal kepada stakeholders BRI

b. Meningkatkan kompetensi untuk menjadi Auditor Intern yang profesional

c. Memberikan hasil audit yang dapat memberikan nilai tambah bagi BRI dengan memanfaatkan secara optimal teknologi sistem informasi.

Atribut Audit InternSebagai strategic business partner, Audit Intern harus mampu memberikan nilai tambah serta dapat dipercaya oleh para stakeholders. Adapun atribut-atribut penting untuk menjadi strategic business partner adalah sebagai berikut:a. Berorientasi pada bisnisb. Berorientasi pada stakeholdersc. Proaktif, antusias dan dinamisd. Berkomunikasi secara efektife. Memiliki keberanian untuk bertanya dan

mengutarakan pendapat yang berbedaf. Mencari penyelesaian yang praktisg. Mengukur prestasi berdasarkan kualitas temuanh. Menggunakan nalar dan tidak hanya

berkonsentrasi pada detili. Mengerti penyebab masalah (bukan hanya gejala-

gejalanya)j. Mengerti kebutuhan manajemen, masalah dan

risiko bisnis utamak. Memiliki sense of riskl. Memahami Banking Control System

Ruang Lingkup Audit InternRuang lingkup pekerjaan Audit Intern mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas efektivitas dari proses manajemen risiko, kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas tata kelola usaha yang menjadi tanggung jawab manajemen lini.a. Proses Manajemen Risiko Audit Intern membantu organisasi dengan cara

mengidentifikasikan dan mengevaluasi risiko-risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko korporat.

Page 207: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

204 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

b. Sistem Pengendalian Intern Audit Intern membantu organisasi dalam

memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara melakukan penilaian atas kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern.

c. Proses Tata Kelola Usaha Audit intern melakukan penilaian, memberikan

rekomendasi serta berkontribusi dalam proses peningkatan tata kelola usaha dengan lingkup sebagai berikut: pengembangan etika dan nilai-nilai dalam organisasi, pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabel, mengkomunikasikan seluruh risiko-risiko korporat serta pengendalian intern yang tepat dalam organisasi, mengkoordinasikan komunikasi yang efektif antara Direksi, Komisaris dan auditor eksternal.

Kode Etik Audit Intern BRIBaik auditor sebagai individu maupun kelompok harus menerapkan prinsip-prinsip Kode Etik Audit Intern BRI sebagai berikut:a. Integrity principle Melakukan pekerjaan audit dengan jujur,

produktif, profesional dan bertanggung jawab; mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan intern BRI yang berlaku; tidak ikut serta dalam kegiatan yang tidak legal atau melakukan kegiatan yang dilarang oleh profesi auditor; menghormati dan berkontribusi pada tujuan hukum dan etika yang ditetapkan BRI.

b. Objectivity principle Melakukan perilaku objektif dalam mengumpulkan,

mengevaluasi dan membuat penilaian secara bebas (independen) serta tidak terpengaruh oleh kepentingan sendiri atau pendapat orang lain dalam memberikan pendapat profesionalnya.

c. Confidentiality principle Menghargai nilai dari informasi yang diterima dan

kepemilikan informasi serta tidak membocorkan informasi yang diperoleh tanpa mendapat kuasa kecuali demi hukum atau profesi.

d. Competency principle Menggunakan keterampilan, pengetahuan,

keahlian dan pengalaman yang dimiliki dalam melaksanakan kegiatan audit.

Metodologi AuditBRI menerapkan metodologi risk based internal audit (RBIA) dengan pendekatan proses bisnis. RBIA tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan tingkat kematangan manajemen risiko secara korporat. Dengan metodologi tersebut, maka proses bisnis dan unit bisnis yang diperkirakan

memiliki risiko yang signifikan dalam pencapaian tujuan perusahaan lebih diprioritaskan untuk diaudit, sehingga dapat diyakini bahwa seluruh potensi risiko dapat diminimalkan sesuai dengan toleransi risiko yang telah ditetapkan. Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pelaksanaan risk based audit serta untuk meningkatkan peran audit sebagai Strategic Business Partner (SBP), dalam proses analisa data didukung dengan penggunaan Computer Assissted Audit Technique (CAATs).

Perencanaan dan Realisasi Audit Tahun 2011Perencanaan Audit Tahunan (PAT) tahun 2011 disusun secara sistimatis dan konsisten dengan tujuan dan rencana strategis BRI, hasil penilaian risiko secara korporat, ketentuan regulator, arahan manajemen dan Komite Audit, risk profile dan hasil audit periode sebelumnya. Unit kerja yang diprioritaskan untuk diaudit (regular audit) pada tahun 2011 sejumlah 3.310 unit kerja atau 60% dari total unit kerja BRI.

Sampai dengan akhir tahun 2011, Audit Intern BRI telah melaksanakan kegiatan audit reguler pada 4.007 unit kerja atau mencapai 121,06% dari target penugasan audit dan telah melaksanakan penugasan audit khusus (special audit) sejumlah 413 kegiatan serta fraud audit sejumlah 17 kegiatan.

Secara periodik Audit Intern melaksanakan kegiatan monitoring terhadap perkembangan tindak lanjut perbaikan pengendalian intern yang telah dilakukan oleh auditee untuk selanjutnya diberikan opini ”Memadai” atau ”Tidak Memadai” atas tindak lanjut perbaikan yang telah dilaksanakan auditee. Adapun tingkat pelaksanaan komitmen perbaikan pengendalian intern adalah sebagai berikut:a. Memadai = 63,69%b. Tidak memadai = 1,70%c. Masih dalam proses pemantauan = 35% Sistem Manajemen MutuDalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan audit, dilakukan penilaian kualitas (quality assurance) oleh pihak internal melalui internal quality assurance review maupun eksternal. Penilaian kualitas oleh pihak eksternal dilakukan oleh PT. SGS Indonesia melalui surveillance ISO 9001. Hasil surveillance ISO 9001:2008 visit 6/2011 oleh PT SGS Indonesia tidak ada temuan major maupun minor.

Efektifitas pelaksanaan kerja dan kepatuhan terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dilakukan evaluasi oleh Auditor Ekstern. Adapun hasil review yang dilakukan pada

Page 208: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

205 205LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

tahun 2011 oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) menunjukkan bahwa fungsi Audit Intern BRI telah mampu menjalankan peranannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan serta mendapatkan predikat “good practices” apabila dibandingkan dengan industri sejenis.

Namun demikian, secara berkesinambungan Audit Intern senantiasa meningkatkan dan melakukan penyesuaian terhadap standar audit yang sesuai dengan praktek terbaik (best practices) saat ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas audit, jajaran Audit Intern terus berupaya melakukan proses peningkatan kompetensi auditor melalui sustainable education, yang diharapkan dapat memberikan pembekalan secara proporsional kepada auditor dalam menjalankan tugas auditnya.

Lebih lanjut, Audit Intern telah membuat competency mapping serta melaksanakan pendidikan yang selaras dengan perkembangan bisnis Bank BRI. Disamping itu, secara berkesinambungan juga dilaksanakan review serta benchmarking (baik di dalam maupun di luar negeri) untuk mengkinikan kebijakan dan prosedur sesuai dengan perkembangan Audit Intern saat ini.

Kompetensi SDM Audit InternKetersediaan sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas maupun kualitas memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan audit. Pada posisi 31 Desember 2011, Audit Intern Bank BRI memiliki auditor yang telah mendapat sertifikasi nasional dan internasional sebagai berikut:a. Sebanyak 8 auditor menyandang sertifikasi

CISA (Certified Information System Auditor) yang dikeluarkan oleh ISACA (Information System Audit and Control Association).

b. Sebanyak 44 auditor menyandang sertifikasi QIA (Qualified Internal Auditor) yang dikeluarkan oleh YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit).

Teknologi InformasiStrategi yang digunakan oleh Audit Intern terkait dengan teknologi informasi adalah mengoptimalkan utilisasi penggunaan teknologi informasi secara berkesinambungan. Strategi ini diterapkan agar harapan manajemen bahwa Audit Intern dapat berperan sebagai early warning signal (EWS) dapat dilaksanakan lebih optimal. Adapun pengembangan teknologi informasi yang dilakukan Audit Intern BRI adalah sebagai berikut:a. Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit

(BRISMA).

b. Pengembangan CAATs (Computer Assissted Audit Technique), secara berkesinambungan sejalan dengan aplikasi yang dikembangkan Bank BRI.

c. Melakukan migrasi dari OS Windows NT ke Windows Server 2008.

d. Pengembangan secara berkesinambungan Pusat Data Elektronik (PDE) untuk auditor.

Koordinasi Dengan Eksternal AuditorPemeriksaan terhadap BRI dilakukan pula oleh eksternal auditor yakni Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh eksternal auditor, Audit Intern berperan sebagai liaison officer untuk mengkoordinir kelancaran pelaksanaan audit serta melakukan pemantauan atas tindak lanjut perbaikan atas temuan eksternal auditor oleh unit kerja terkait.

Pemantauan pelaksanaan komitmen manajemen secara berkala dilakukan oleh Audit Intern bertujuan untuk memastikan bahwa manajemen telah melakukan perbaikan atas kelemahan pengendalian intern yang ditemukan oleh eksternal auditor.

No Ekternal Auditor

Jumlah Temuan *

Status Temuan

SelesaiBelum Selesai

1 Bank Indonesia (BI)

130 97 33

2 BPK RI ** 251 176 75

3 Kantor Akuntan Publik (KAP)

43 23 20

Keterangan:* sampai dengan posisi 31 Desember 2011** Pemeriksaan oleh BPK RI meliputi pemeriksaan rutin dan

pemeriksaan pajak

WHISTLEBLOWER SYSTEM

Dalam rangka mendukung penerapan GCG, Bank BRI mengimplementasikan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblower system) sejak tahun 2009. Sistem ini dibangun guna mendorong partisipasi pekerja Bank BRI dan masyarakat dalam rangka mencegah terjadinya tindak kecurangan, suap dan korupsi dengan melaporkan kejadian/pelaku pelanggaran (misconduct) serta mendorong budaya kejujuran dan keterbukaan.

Page 209: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

206 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Lebih lanjut, manfaat pengembangan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblower system) antara lain:a. Menciptakan suatu sarana penyampaian

informasi penting dan kritis bagi Bank BRI kepada pihak pengelola secara aman.

b. Menciptakan kepercayaan pelapor sehingga dapat meningkatkan kesediaan untuk melaporkan terjadinya pelanggaran.

c. Terdapat sistem deteksi dini (early warning system) atas kemungkinan terjadinya permasalahan sebagai akibat pelanggaran.

d. Terdapat sistem penanganan pelaporan secara internal sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik.

e. Meminimalkan tingkat risiko yang mungkin dihadapi Bank BRI akibat dari pelanggaran (baik dari segi keuangan, operasional, hukum dan reputasi).

f. Meminimalkan biaya Bank BRI dalam menangani dampak dari terjadinya pelanggaran.

g. Menciptakan suatu sarana untuk dapat memberikan masukan kepada manajemen Bank BRI mengenai kelemahan pengendalian internal yang terjadi sehingga dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan.

Adapun kejadian yang dapat digolongkan dalam kategori pelanggaran adalah kejadian-kejadian sebagai berikut:a. Perbuatan melanggar hukum, termasuk

pencurian, penggunaan kekerasan terhadap pekerja atau pimpinan, pemerasan, korupsi.

b. Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau ketentuan perpajakan yang berlaku.

c. Pelanggaran terhadap kode etik Bank BRI.d. Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum (generally accepted accounting principles).

e. Pelanggaran terhadap kebijakan dan prosedur yang diterbitkan oleh regulator atau pelanggaran terhadap kebijakan dan prosedur internal Bank BRI.

f. Tindak kecurangan lain yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun kerugian non finansial bagi Bank BRI.

Tujuan pengembangan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblower system) antara lain untuk:a. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong

pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial, termasuk hal-hal yang dapat merusak citra Bank BRI.

b. Mempermudah penanganan yang efektif terhadap laporan-laporan pelanggaran dan sekaligus melindungi kerahasiaan identitas pelapor serta tetap menjaga informasi ini dalam arsip khusus yang dijamin keamanannya.

c. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur untuk melindungi pelapor dari balasan pihak internal maupun eksternal.

d. Mengurangi kerugian Bank BRI yang terjadi karena pelanggaran melalui deteksi dini.

e. Meningkatkan reputasi Bank BRI dimata pemangku kepentingan (stakeholders), regulator dan masyarakat umum.

Mekanisme Penyampaian Laporan Pengaduan

Mekanisme yang dibangun oleh Bank BRI dalam menerapkan whistleblower system adalah pelapor membuat pengaduan/pengungkapan dan mengirimkan kepada Direktur Utama Bank BRI menggunakan media: a. Surat faksimili ataub. Telepon atau short message service (SMS) melalui

saluran khusus atau c. Surat dengan alamat PO BOX khusus.

Laporan pengaduan/pengungkapan yang disampaikan pelapor sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut:a. Informasi mengenai data diri pelapor (nama,

alamat, nomor telepon, faksimili, email, unit kerja)b. Memberikan indikasi awal yang dapat

dipertanggungjawabkan meliputi:i. Fakta atas penyimpangan yang terjadi Permasalahan yang ingin dilaporkan dan

jumlah kerugian yang ditimbulkan (apabila dapat diperkirakan)

ii. Pihak-pihak yang terlibat (baik secara langsung maupun tidak langsung)

Pihak yang bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi, termasuk saksi dan pihak-pihak yang mendapat keuntungan/kerugian atas terjadinya penyimpangan.

iii. Unit kerja yang terpengaruh Unit kerja atau fungsi atau tempat terjadinya

penyimpangan (menyebutkan nama unit kerja/tempat/fungsi secara spesifik)

iv. Modus operandi Bagaimana penyimpangan terjadi dan bukti-

bukti awal yang dapat disampaikan.v. Waktu dan frekuensi kejadian Periode kejadian penyimpangan (tanggal,

bulan atau tahun tertentu saat penyimpangan terjadi) serta frekuensi kejadian.

Page 210: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

207 207LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tindak lanjut terhadap pengaduan/pengungkapan yang telah diterima adalah sebagai berikut:a. Direktur utama menerima setiap pengaduan/

pengungkapan dan menyampaikan kepada unit kerja yang ditunjuk untuk menatakerjakan laporan penerimaan pengaduan (menerima, mencatat dan menuangkan).

b. Dewan Direksi menetapkan tindak lanjut terhadap pengaduan/pengungkapan yang telah diterima. Langkah tindak lanjut yang dapat ditempuh antara lain:i. Investigasi oleh Audit Intern, apabila substansi

pengaduan dapat dilakukan investigasi oleh tim Audit Intern.

ii. Investigasi oleh investigator eksternal, apabila substansi pengaduan membutuhkan kompetensi/knowledge/skill tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh tim Audit Intern.

c. Tim investigasi melaksanakan kegiatan investigasi secara menyeluruh dan menyampaikan laporan hasil investigasi pengaduan kepada Dewan Direksi untuk kemudian ditetapkan putusan terhadap pengaduan tersebut. Beberapa putusan yang dapat ditetapkan antara lain:i. Dihentikan dan dinyatakan Selesai apabila hasil

investigasi menyatakan bahwa pengaduan tersebut tidak benar atau tidak terbukti.

ii. Meneruskan hasil investigasi kepada forum Pembahasan Kasus Pelanggaran (PKP) apabila hasil investigasi menyatakan bahwa pengaduan terbukti benar.

iii. Meneruskan kasus pelanggaran yang termasuk dalam kategori tindak pidana umum atau korupsi kepada penyidik untuk proses

lebih lanjut sesuai dengan ketentuan BRI dan hukum yang berlaku. Dalam hal ini akan dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan tim dari Divisi Hukum guna memastikan bahwa bukti-bukti yang telah dikumpulkan dalam kegiatan investigasi dinyatakan cukup untuk disampaikan kepada pihak yang berwenang.

Kerahasiaan dan Perlindungan Pelapor PengaduanBank BRI memberikan jaminan perlindungan dan kerahasiaan terhadap setiap pelapor pengaduan/pengungkapan terhadap:a. Kerahasiaan identitas pelapor (nama, alamat,

nomor telepon, faksimili, email, unit kerja).b. Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor

atau lembaga. Perlindungan dari tekanan, penundaan kenaikan

pangkat/jabatan, pemecatan, gugatan hukum, harta benda hingga tindakan fisik. Perlindungan tersebut tidak hanya berlaku bagi pelapor akan tetapi dapat diperluas sampai dengan anggota keluarga pelapor.

Penerimaan Pelaporan Pelanggaran Sejak diluncurkan pada tahun 2009, jumlah pelaporan pelanggaran terus meningkat baik pelaporan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Adapun penerimaan pelaporan pelanggaran sampai dengan 31 Desember 2011 berjumlah 439 laporan yang dapat dikategorikan kedalam 2 kriteria berikut:a. Laporan mengenai dugaan pelanggaran

(misconduct)b. Laporan berupa pertanyaan atau masukan

Keterangan:* Berdasarkan hasil laporan tindak lanjut/investigasi

Periode

Jumlah Penerimaan Pelaporan

Jumlah Laporan Yang Ditindaklanjuti

Jumlah Laporan Yang

Dinyatakan SELESAI

Jumlah Laporan Yang Sesuai Ruang Lingkup WBS dan Terbukti

Benar*

Pertanyaan / Masukan

Dugaan Pelanggaran

Total

2009 27 23 50 50 42 29

2010 78 33 111 111 79 49

2011 198 80 278 278 165 107

Total 301 138 439 439 286 185

3. Fungsi Audit Ekstern Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh auditor internal BRI juga dilaksanakan oleh auditor eksternal diantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). BRI telah menunjuk KAP yang terdaftar di Bank Indonesia, Bapepam-LK dan Departemen Keuangan yakni KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ersnt and Young). KAP tersebut merupakan salah satu dari 4 (empat) KAP berskala Internasional (The Big Four). Penunjukan KAP telah berpedoman pada regulasi yang berlaku dan dipilih

Page 211: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

208 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

melalui tahapan proses seleksi dengan pelelangan terbatas/tender berdasarkan pemenuhannya terhadap kriteria:a. Berpengalaman sebagai auditor perbankanb. Memahami regulasi perbankan di Indonesia,

perusahaan masuk bursa serta peraturan lainnya yang relevan.

c. Berpengalaman dan memahami sistem aplikasi dan teknologi perbankan.

d. Memahami produk perbankan.e. Berpengalaman dan paham mengenai manajemen

risiko.

BRI tidak pernah melakukan penunjukan KAP yang sama untuk periode audit 5 (lima) tahun berturut-turut dan dengan partner yang sama selama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Dalam hal penunjukannya, terlebih dahulu memperoleh rekomendasi dari Komite Audit dan persetujuan RUPS.

Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP adalah sebesar Rp5.650.000.000,- (lima milyar enam ratus lima puluh juta rupiah) sudah termasuk PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang berlaku. Imbalan jasa tersebut sudah termasuk out of pocket expenses (OPE).

Penugasan telah dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi aspek-aspek sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 sebagaimana diubah dengan PBI No: 7/50/PBI/2005 tanggal 29 November 2005 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan SE BI No: 3/32/DPNP/IDPnP tanggal 14 November 2001 tentang Hubungan Antara Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia, antara lain:a. Kapasitas KAPb. Legalitas perjanjian kerjac. Ruang lingkup auditd. Standar profesional akuntan publike. Komunikasi BI dengan KAP

Tambahan ruang lingkup audit oleh KAP, juga mencakup hal-hal sebagai berikut:a. Penggolongan kualitas aktiva produktif dan

kecukupan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang dibentuk BRI dalam laporan keuangan konsolidasi untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2011, yang didasarkan atas penilaian sekurang-kurangnya mencakup 25 (dua puluh lima) debitur terbesar atau berdasarkan komunikasi antara Bank Indonesia dengan KAP PSS (Purwantono, Suherman & Surja).

b. Hal-hal lain yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang berlaku, termasuk catatan atas laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

c. Penelaahan atas pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang meliputi nama debitur, kualitas penyediaan dana, persentase dan jumlah pelampauan/pelanggaran BMPK pada tanggal 31 Desember 2011.

d. Hal-hal lain yang ditentukan berdasarkan hasil komunikasi antara Bank Indonesia dengan KAP PSS (Purwantono, Suherman & Surja).

Disamping itu, KAP yang ditunjuk telah melaksanakan kewajiban KAP lainnya sebagaimana yang ditetapkan oleh ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan Standar Akuntansi Keuangan, Bank Indonesia, Bapepam-LK, perpajakan, dan peraturan-peraturan lain yang relevan.

Terkait dengan penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006), ruang lingkup audit yang dilakukan adalah sesuai dengan PSAK 50 dan 55 tersebut kecuali untuk melakukan review penurunan nilai kredit secara kolektif, bilamana BRI dan Anak Perusahaan menggunakan fasilitas yang masih diperbolehkan oleh Bank Indonesia dalam SE No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 tersebut, sebagai berikut:- Menilai kewajaran penilaian sendiri (self-

assessment) yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka menetapkan keberadaan kondisi keterbatasan Bank sebagaimana yang dimaksud dalam penyesuaian PAPI 2008.

- Menilai kewajaran estimasi manajemen dalam menentukan penurunan nilai kredit secara kolektif.

- Melakukan review apakah metodologi penurunan nilai (impairment) dan proses dokumentasi, termasuk perlakuan akuntansi, telah sesuai dengan prinsip-prinsip PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006).

- Melakukan review atas proses Teknologi Informasi untuk melihat apakah hal tersebut telah sesuai dengan kepatuhan terhadap PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006).

KAP yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada Bank dengan tepat waktu. Akuntan Publik juga telah bekerja secara independen dan memenuhi kriteria yang telah diperjanjikan sebelumnya.

Page 212: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

209 209LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Kegiatan usaha BRI senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. BRI dituntut untuk dapat mengelola risiko tersebut agar dapat memperoleh efektivitas dan efisiensi usaha yang lebih tinggi. Risiko yang wajib dikelola tersebut adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Strategis, Risiko Reputasi.

Direksi BRI telah menetapkan Filosofi Risiko BRI sebagai dasar dari strategi penerapan manajemen risiko BRI untuk pengembangan budaya risiko pada seluruh jenjang organisasi. Filosofi tersebut terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu:1. Integritas2. Profesionalisme3. Prinsip Kehati-hatian4. Peningkatan Kompetensi yang Berkelanjutan.

Penerapan Manajemen Risiko berpedoman pada PBI No. 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan SE BI No. 5/21/DPNP sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 13/23/DPNP, tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris maupun Direksi aktif melakukan pengawasan untuk pemantauan dan pengambilan keputusan yang bersifat strategik melalui komite di bawah Dewan Komisaris/Direksi. Adapun bentuk pengawasan yang dilakukan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris:a. Dewan Komisaris memberikan persetujuan

atas Kebijakan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi BRI.

b. Dewan Komisaris mengevaluasi implementasi kebijakan yang terkait dengan manajemen risiko baik secara rutin, maupun ad-hoc yang dituangkan dalam risalah rapat dan memorandum kepada Direksi.

c. Dewan Komisaris mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi untuk transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengawasan Aktif Direksi:a. Direksi telah melakukan kaji ulang terhadap

metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi SIM dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit dengan mengagendakan Risk Management Committee (RMC), Sub-RMC, Forum ALCO, Rapat Direksi, Komite Kebijakan Perkreditan dan Forum Strategis (Forstra) secara rutin guna membahas permasalahan-permasalahan tersebut. Selama tahun 2011 Direksi telah menyelenggarakan 3 kali RMC dan 4 kali Sub-RMC.

b. Dalam rangka menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang efektif, Direksi telah menyediakan sumber daya berupa infrastruktur, aplikasi Sistem Informasi Manajemen (OPRA, LAS, GUAVA), sistem dan prosedur pengelolaan risiko, serta penyediaan SDM yang kompeten.

c. Merencanakan dan merealisasikan peningkatan mutu keterampilan SDM, pengelola risiko secara berkala dan berkelanjutan dengan: - Menetapkan anggaran secara reguler yang

didasarkan pada program perencanaan peningkatan mutu keterampilan SDM dan secara periodik dilakukan evaluasi terhadap efektivitasnya.

- Peningkatan kualitas SDM, dilakukan baik melalui kegiatan sertifikasi manajemen risiko maupun melalui pelatihan-pelatihan tentang manajemen risiko yang dikoordinasikan oleh Divisi Pendidikan dan Pelatihan antara lain:- Pendidikan sertifikasi manajemen risiko

bagi pejabat eselon 1, 2 dan 3. Sampai dengan 31 Desember 2011 jumlah pejabat atau staf yang memiliki sertifikat manajemen risiko berjumlah 1068 orang.

- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM melalui training atau pembekalan kepada setiap pejabat secara berkala yang mencakup sistem

VII.PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK PENGENDALIAN SISTEM INTERN

Page 213: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

210 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

pengawasan dan manajemen risiko, antara lain:i. Pendidikan supervisi bagi

pimpinan unit kerjaii. Pelatihan dan sosialisasi

mengenai OPRA (Operational Risk Assessor), LAS, Guava, SID serta mengadakan inhouse training tentang modeling CRR dan CRS serta pengukuran risiko kredit

iii. Pendidikan PSAK 50/55 dan Basel II

iv. Pendidikan Credit Risk Management

v. Pendidikan Operational Risk Management

vi. Identifikasi keputusan strategis atas revisi rencana bisnis Bank

vii. Pendidikan Risk Management Measurement

viii. Pendidikan stress testix. Seminar bancassurance x. Seminar National Banking

Leadership & Bank Fraud in Asiaxi. Seminar Fraud pada Priority

Banking xii. Workshop ISO 31000: 2009

Risk Management International Standard

xiii. Pendidikan Financial Risk Manager (FRM) preparation program

xiv. Seminar panduan manajemen keamanan informasi berdasarkan ISO/ IEC27000

xv. Workshop Know Your Customer (KYC) = increase income and comply with BI Regulation

xvi. Seminar Enterprise Risk Management (ERM)

xvii. Pendidikan Basic Treasuryxviii. Workshop Best Practice

Pengolahan Data Kerugian Bankxix. Pendidikan Liquidity Risk

Managementxx. Workshop optimalisasi linkage

program melalui portofolio kredit berbasis risiko

xxi. Pendidikan managing by projectxxii. Workshop analisa pemilihan

metode perhitungan CKPNxxiii. Pendidikan teknik investigasi fraud

berbasis NLPxxiv. Seminar re-assessing growth

strategy and enhancing resiliency in the face of future shocks

- Penyediaan SDM yang berkualitas juga dilakukan dengan pelatihan dan sosialisasi mengenai OPRA (Operational Risk Assessor) serta mengadakan inhouse training tentang modelling CRR, CRS dan pengukuran risiko kredit, dan mengikutsertakan karyawan dalam kegiatan workshop, kursus dan seminar.

2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit

BRI telah memiliki kebijakan dan prosedur penetapan limit risiko antara lain:a. Kebijakan Umum Manajemen Risikob. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen

Risikoc. Kebijakan Pedoman Penerapan Manajemen

Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasid. Kebijakan Produk dan Aktivitas Barue. Kebijakan Profil Risiko BRIf. Prosedur Penetapan Limit Risiko Kreditg. Kebijakan Pengelolaan Instrumen Keuanganh. Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditasi. Treasury Policy j. Pedoman Pelaksanaan Kredit (PPK) dan Buku

Prosedur Operasional (BPO)

BRI senantiasa melakukan pengkinian kebijakan, metodologi dan prosedur, dengan memperhatikan validitas, kebutuhan, kemampuan, kondisi dan kebijakan baik internal maupun eksternal yang berlaku.

3. Kecukupan Proses ldentifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Sesuai dengan kompleksitas, ukuran usaha dan sasaran bisnis bank, manajemen risiko di BRI diterapkan secara terintegrasi untuk seluruh 8 jenis risiko yang tersebar dan melekat di setiap unit kerja operasional. Penerapan manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, indikator risiko utama, profil risiko dan penetapan rencana tindak lanjut yang dilaporkan kepada manajemen untuk proses pemantauan / pengendalian risiko oleh manajemen untuk risiko-risiko yang signifikan.

Adapun tahapan proses manajemen risiko yaitu:a. ldentifikasi risk issue dilakukan di level Kantor

Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang seluruh Indonesia dengan menggunakan aplikasi OPRA dan juga melalui Loan Approval System (LAS) dan GUAVA. Dalam tahapan ini dilakukan penetapan dan pengkinian risk issue.

Page 214: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

211 211LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

b. Pengukuran risiko tercermin dalam Laporan Profil Risiko Triwulanan, Dashboard Manajemen Risiko Bulanan, Laporan Penilaian RCSA Triwulanan, Laporan Perhitungan VaR secara mingguan, analisa stress testing untuk risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas secara triwulanan.

c. Pemantauan risiko dilakukan dengan cara mengevaluasi limit, key risk indicator, realisasi Rencana Tindak Lanjut (RTL)/Progress Action Plan yang dibuat oleh unit kerja.

d. Pengendalian risiko dilakukan antara lain dengan memberikan tindak lanjut atas risiko yang bersifat moderate dan high yang melebihi limit, peningkatan kontrol (pengawasan melekat), penambahan modal untuk menyerap potensi kerugian dan audit internal secara periodik. Di samping itu juga dilakukan analisis terhadap Produk dan/atau Aktivitas Baru (PAB).

Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR) yang diaplikasikan di BRI dalam proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko antara lain:a. Treasury and Market Risk System Application

(GUAVA) untuk risiko pasar.b. Loan Approval System (LAS) untuk risiko

kredit.c. Operational Risk Assesor (OPRA) untuk risiko

operasional. BRI secara periodik melakukan stress testing

untuk mengukur kemampuan modal perusahaan menyerap risiko kerugian dalam keadaan stress.

4. Sistem Pengendalian InternPengendalian secara menyeluruh telah diimplementasikan melalui:a. Penetapan struktur organisasi dengan melakukan

pemisahan fungsi yang jelas antara unit kerja operasional (business unit) dengan unit kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian risiko (Risk Management Unit).

b. Penetapan Risk Management Unit yang memiliki independensi dalam membuat kebijakan, metodologi pengukuran risiko, penetapan limit risiko dan melakukan validasi data / validasi model.

c. Menerapkan konsep first line of defense, second line of defense dan third line of defense.

d. Setiap transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai eksposur risiko harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang, dan risikonya telah dilakukan review dan dipantau sesuai kebutuhan oleh masing-masing business unit.

e. Validasi data dilakukan oleh pejabat dan unit kerja yang independent dari unit kerja operasional. Validasi data dilakukan minimal setiap bulan untuk semua jenis risiko.

f. Melakukan audit secara periodik yang dilaksanakan oleh internal auditor untuk memberikan penilaian atas pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko pada aktivitas fungsional yang mempunyai eksposur risiko. Untuk mendukung hal tersebut telah dilakukan revisi Pedoman Audit Intern (PAI) dan Risk Control Matrix (RCM)

ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO BRIOrganisasi Manajemen Risiko BRI terdiri dari:

1. Dewan Komisaris Wewenang dan tanggung jawab Dewan

Komisaris BRI berkaitan dengan pengawasan aktif terhadap manajemen risiko BRI, antara lain menyetujui dan mengevaluasi Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR), mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko, mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi terkait transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Pengawasan Manajemen Risiko.

2. Direksi Direksi bertanggung jawab antara lain untuk

menyusun arah, kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil BRI secara keseluruhan, termasuk memastikan peningkatan kompetensi SDM, dll.

3. Risk Management Committee (RMC) Selengkapnya mengenai RMC sebagaimana

disajikan pada bagian Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite di Bawah Direksi.

4. Divisi Manajemen Risiko (DMR) DMR merupakan unit kerja yang memiliki

wewenang dan tanggung jawab dalam menjalankan proses manajemen risiko dan bersifat independen dari Unit Kerja Operasional dan Unit Kerja Audit Intern. Di setiap kantor Wilayah terdapat perpanjangan tangan dari DMR dengan jabatan Group Head Manajemen Risiko.

Page 215: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

212 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

5. Unit Kerja Operasional (Risk Taking Unit) Unit Kerja Operasional (UKO) adalah unit kerja yang melakukan aktivitas perbankan. Pada setiap UKO tersebut

terdapat Fungsi Manajemen Risiko, yaitu pejabat yang ditunjuk/ditugaskan untuk menjalankan peran Fungsi Manajemen Risiko.

6. Unit Kerja Audit Intern Efektivitas sistem pengendalian intern sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan manajemen risiko di

BRI. Unit Kerja Audit Intern harus mengevaluasi dan

PROFIL RISIKO

Profil Risiko BRI untuk posisi triwulan IV tahun 2011 sebagai berikut:

No. Jenis RisikoTingkat Risiko

Inherent

Tingkat Kualitas Penerapan Manajemen

RisikoTingkat Risiko

1 Kredit Moderate Fair Moderate Peringkat 3

2 Pasar Low Satisfactory Low Peringkat 1

3 Likuiditas Low to Moderate Strong Low Peringkat 1

4 Operasional Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate Peringkat 2

5 Hukum Low Satisfactory Low Peringkat 1

6 Strategik Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate Peringkat 2

7 Kepatuhan Low Satisfactory Low Peringkat 1

8 Reputasi Low Satisfactory Low Peringkat 1

Predikat Komposit Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate (Peringkat 2)Keterangan:- Risiko inheren : Low / Low to Moderate; Moderate ; Moderate to High / High;- Kualitas Penerapan MR : Strong / Satisfactory; Fair; Marginal / Unsaticfactory;- Tingkat Risiko : Peringkat 1 / 2; Peringkat 3; Peringkat 4 / 5;- Peringkat Profil Risiko : Peringkat 1 / 2; Peringkat 3; Peringkat 4 / 5;

Page 216: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

213 213LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

VIII. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT (RELATED PARTY) DAN PENYEDIAAN DANA BESAR (LARGE EXPOSURE)

BRI telah memiliki kebijakan untuk penyediaan dana kepada pihak terkait yang telah disesuaikan dengan Peraturan BI yang berlaku tentang Batas Maksimum Pembayaran Kredit (BMPK) dan telah menerapkan prinsip kehati-hatian melalui penyebaran/diversifikasi portofolio atas penyediaan dana yang telah diberikan, sehingga tidak ada pelanggaran dan atau pelampauan BMPK atas penyediaan dana baik kepada pihak terkait (related party) maupun penyediaan dana besar (large exposure).

Disamping itu, untuk menjamin independensi pengurus Bank terhadap potensi intervensi dari pihak terkait dalam pemberian putusan penyediaan dana, BRI menerapkan prinsip “four-eyes principle”.

Berikut jumlah total baki debet penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) posisi 31 Desember 2011:

No. Penyediaan Dana DebiturJumlah Nominal(Jutaan Rupiah)

1. Kepada Pihak Terkait 10 809.930

2. Kepada Debitur Inti

a. Individual 25 31.584.971

b. Group 25 32.993.894

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan kepada debitur inti tersebut di atas telah diberikan berdasarkan ketentuan umum perkreditan di BRI dan diputus oleh Komite Kredit sesuai kewenangan.

Page 217: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

214 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Rencana strategis dan program kerja dalam RBB BRI disusun sesuai dengan visi dan misi BRI, yaitu fokus pada pelayanan kepada sektor UMKM namun dengan tetap memperhatikan peluang pada sektor bisnis yang lain. Tema tahunan yang menjiwai pelaksanaan rencana kerja pada tahun 2011 adalah tercapainya Manajemen Risiko BRI Yang Handal, yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai action program.

Penyusunan RBB BRI sesuai ketentuan PBI No.12/21/PBI/2011 tanggal 19 Oktober 2011 dan SE BI No.12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Rencana Bisnis Bank Umum. Rencana kerja perusahaan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran manajemen dan secara ringkas telah disampaikan kepada seluruh pekerja BRI. Beberapa program dan strategi baik di bidang bisnis maupun pendukung yang telah disusun BRI dalam rangka mencapai sasaran kinerja BRI adalah sebagai berikut:• Fokus pada bisnis UMKM dengan tetap

memaksimalkan peluang bisnis lain yang ada

• Memperkuat manajemen risiko• Melakukan penetrasi pasar melalui product

development dan market development• Memperluas dan mengoptimalkan jaringan kerja • Memanfaatkan teknologi informasi untuk

pencapaian efisiensi operasional dan kecepatan pelayanan

• Menyediakan dukungan SDM, baik kualitas maupun kuantitas

Pertanggungjawaban manajemen mengenai pelaksanaan masing-masing perencanaan dilakukan melalui mekanisme RUPS yang di dalamnya termasuk evaluasi terhadap struktur organisasi perusahaan, sistem dan prosedur, sumber daya manusia serta kinerja perusahaan termasuk pelaksanaan fungsi Audit Intern pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi

Dalam rangka penerapan GCG, BRI telah mengembangkan suatu sistem perencanaan dan pengendalian perusahaan yang disusun secara sistematis, realistis dan terintegrasi dengan selalu memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal. Perencanaan Perusahaan dibagi dalam perencanaan jangka pendek 1 (satu) tahun yang dituangkan dalam anggaran tahunan, perencanaan jangka menengah 3 (tiga) tahunan yang dituangkan dalam Business Plan serta perencanaan jangka panjang 5 (lima) tahunan yang dituangkan dalam Corporate Plan.

Saat ini BRI menjalankan rencana korporasi jangka panjang (RJP)/Corporate Plan (Corplan) Tahun 2008-2012 yang merupakan kelanjutan dari Corplan BRI Tahun 2003-2007. Corplan BRI memuat pernyataan tentang grand strategy dan sasaran pengembangan bisnis BRI selama lima tahun, yaitu menjadi “The Best Bank in Indonesia”. Sehubungan dengan hal itu BRI telah menetapkan tema-tema tahunan untuk masing-masing tahun selama periode Corplan BRI Tahun 2008-2012 sehingga proses pencapaian sasaran kerja menjadi lebih terfokus. Tema tahunan ini juga menjadi referensi dalam setiap penyusunan Business Plan/Rencana Bisnis Bank (RBB).

Berikut ini adalah Tema Tahunan yang ditetapkan oleh BRI dalam Corplan Tahun 2008-2012:

IX. RENCANA STRATEGIS BRI

Tahun TEMA TAHUNAN BRI (Theme of Year)

2008 Organisasi Yang Efektif dan Efisien

2009 Bank Dengan Teknologi Informasi Yang Handal

2010 Sumber Daya Manusia Profesional

2011 Manajemen Risiko Yang Handal

2012 Good Corporate Governance (GCG)

Page 218: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

215 215LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

X. KETERBUKAAN INFORMASI

1. AKSES TERHADAP INFORMASI Untuk memudahkan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam mendapatkan informasi, BRI

menyediakan akses dengan memanfaatkan dukungan teknologi informasi yang handal melalui website www.bri.co.id.

BRI juga secara aktif melakukan publikasi dari setiap aksi korporasi yang dilakukan melalui press release. Press Release BRI selama tahun 2011 selengkapnya disajikan pada bagian V mengenai Sekretariat Perusahaan.

Untuk investor, BRI menyediakan akses langsung melalui website www.ir-bri.com dan untuk mendapatkan

informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Head of Investor Relation PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. E-mail: [email protected]

2. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK YANG BELUM DIUNGKAP DALAM LAPORAN LAINNYA

BRI telah menyampaikan seluruh informasi keuangan dan non keuangan yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara transparan kepada publik melalui berbagai sarana media cetak maupun elektronik, termasuk publikasi laporan keuangan di website BRI, BI dan BUMN online dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut:

No Jenis Laporan Disampaikan kepada

1 Laporan Keuangan Publikasi a. Bank Indonesiab. BPK RIc. Kementerian Keuangan RId. Kementrian BUMN RIe. Bapepam dan LKf. Bursa Efek Indonesia (BEI)g. Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS)

2 Laporan Tahunan dan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan BRI

a. Bank Indonesiab. YLKIc. Lembaga Pemeringkat di Indonesia (PT Fitch Ratings Indonesia dan PT Pefindo)d. Asosiasi Bank-bank di Indonesia (Himbara, Perbanas, IBI)e. LPPIf. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan yakni: LM-FEUI dan INDEFg. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan yakni: Majalah InfoBank dan Majalah Investor

3 Laporan Posisi Simpanan LPS

4 Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia

5 Laporan ATMR dan KPMM Bank Indonesia

6 Laporan Realisasi RBB Bank Indonesia

7 Laporan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Bank Indonesia

8 Laporan Pembayaran Dividen Departemen Keuangan

Page 219: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

216 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pernyataan mengenai kepemilikan saham tersebut telah dituangkan oleh masing-masing Dewan Komisaris dan Direksi dalam Surat Pernyataan. 4. HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK

Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak saling memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.

3. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Per 31 Desember 2011, kepemilikan saham oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi BRI tidak mencapai 5% (lima perseratus) dari modal disetor BRI, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri. Adapun daftar kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

No. N a m a Jabatan Kepemilikan Saham

1. Bunasor Sanim Komisaris Utama / Komisaris Independen nihil

2. Agus Suprijanto Komisaris nihil

3. Heru Lelono Komisaris nihil

4. Hermanto Siregar Komisaris nihil

5. Adhyaksa Dault Komisaris Independen nihil

6. Aviliani Komisaris Independen nihil

7. Sofyan Basir Direktur Utama nihil

8. Sarwono Sudarto Direktur Kurang dari 5%

9. Randi Anto Direktur Kurang dari 5%

10. Sulaiman Arif Arianto Direktur Kurang dari 5%

11. Achmad Baiquni Direktur nihil

12. A. Toni Soetirto Direktur nihil

13. Lenny Sugihat Direktur Kurang dari 5%

14. Djarot Kusumayakti Direktur nihil

15. Asmawi Syam Direktur nihil

16. Suprajarto Direktur nihil

17. Gatot Mardiwasisto Direktur nihil

Nama Dewan

KomisarisDireksi

Pemegang

Saham

Pengendali

Dewan Direksi Pemegang Saham Pengendali

DEWAN KOMISARIS

Bunasor Sanim X X X X X X

Soedarjono* X X X X X X

Agus Suprijanto X X X X X X

Heru Lelono X X X X X X

Hermanto Siregar X X X X X X

Adhyaksa Dault X X X X X X

Aviliani X X X X X X

Baridjussalam Hadi X X X X X X

Page 220: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

217 217LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pernyataan tidak adanya hubungan keuangan dan hubungan keluarga di antara Dewan Komisaris dan Direksi telah dituangkan dalam Surat Pernyataan.

5. PAKET / KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Dewan Komisaris dan Direksi mendapatkan sejumlah remunerasi dan fasilitas seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam 1 tahun.

Nama Dewan

KomisarisDireksi

Pemegang Saham

PengendaliDewan Direksi Pemegang Saham Pengendali

DIREKSI

Sofyan Basir X X X X X X

Sarwono Sudarto X X X X X X

Sulaiman A. Arianto X X X X X X

A. Toni Soetirto X X X X X X

Lenny Sugihat X X X X X X

Asmawi Syam X X X X X X

Suprajarto X X X X X X

Bambang Soepeno *) X X X X X X

Achmad Baiquni X X X X X X

Djarot Kusumayakti X X X X X X

Randi Anto X X X X X X

Keterangan: X = Tidak Ada Hubungan a = Ada Hubungan

* Per 31 Desember sudah tidak menjabat sebagai Komisaris/Direktur

N a m a

Jumlah Diterima Dalam 1 (satu) Tahun Periode 2011

Dewan Komisaris Direksi Pihak Independen 2

Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan Rp OrangJutaan Rupiah

REMUNERASI 26,431 82,065 - -

- Gaji 8 6,793 12 20,478 - -

- Bonus - - - - - -

- Tunjangan Rutin 1 7 1,814 10 5,929 - -

- Tantiem 7 17,824 10 55,658 - -

FASILITAS DALAM BENTUK NATURA 4,171 14,799

- Perumahan (tidak/dapat dimiliki) - - 8 3,296 - -

- Transportasi (tidak/dapat dimiliki) 8 2,400 11 6,507 - -

- Santunan(tidak/dapat dimiliki) 7 1,771 10 4,996 - -

Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 Tahun

Jumlah Dewan Komisaris Jumlah Direksi

Jumlah Pihak Independen

- Di atas Rp2 miliar 7 29,391 11 96,370 - -

- Di atas Rp1 miliar s.d Rp2 miliar 1 1,211 - - - -

- Di atas Rp500 juta s.d Rp1miliar - - - - - -

- Rp500 juta ke bawah - - 1 494 - -

1 Termasuk Direksi dan Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya dan yang diangkat pada saat RUPST tanggal 28 April 2011 serta Direksi yang diangkat dan Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sesuai hasil RUPSLB tgl. 28 September 2011

2 Pihak Independen adalah pihak di luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen

3 Meliputi THR, Cuti, kesehatan dan handphone4 Termasuk Direksi dan Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya dan yang diangkat pada saat RUPST tanggal 28 April

2011 serta Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sesuai hasil RUPSLB tgl. 28 September 2011

Page 221: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

218 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi:

Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS.

Dewan Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, untuk disetujui oleh RUPS. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan market practice, kondisi perekonomian, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta pencapaian kinerja Perusahaan.

Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan Dewan Komisaris yang telah diberi kewenangan oleh RUPS sesuai Anggaran Dasar.

Dewan Komisaris menyusun dan menetapkan Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam suatu Kebijakan Remunerasi berdasarkan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi.

Review dilakukan setiap tahun oleh Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai tugas dan fungsi di bidang Remunerasi.

6. SHARE OPTION

BRI telah menetapkan kebijakan internal mengenai pemberian Share Option dengan mengacu kepada Peraturan Bapepam-LK Nomor: Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998.

Pemberian saham dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap dalam waktu 3 tahun sebagai berikut: 1. MSOP Tahap I dilaksanakan pada saat Initial

Public Offering (IPO) dengan harga Rp962,5 dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2003 - 9 November 2008)

2. MSOP Tahap II dilaksanakan pada tahun ke-2 setelah IPO dengan harga Rp1.750 dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2004 - 9 November 2009)

3. MSOP Tahap III dilaksanakan pada tahun ke-3 setelah IPO dengan harga sesuai aturan Bursa dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2005 - 9 November 2010).

Saham yang dimiliki oleh jajaran Direksi (selain Direktur Utama) diberikan pada saat yang bersangkutan sebagai pejabat eksekutif.

N a m a

Program Penjatahan Saham

(Employee Stock Allocation - ESA)Program Pemberian Opsi Pembelian Saham

(Management Stock Option Plan - MSOP)

Dewan Komisaris Direksi Jatah Saham Yang Diberikan Jatah Saham Yang Dieksekusi

Saham

Bonus

Saham

Diskon

Saham

Jatah

Tambahan

Saham

MSOP 1

Saham

MSOP 2

Saham

MSOP 3

Opsi

Tahap 1

Opsi

Tahap 2

Opsi

Tahap 3

DEWAN KOMISARIS - - - - - - - -

Bunasor Sanim * - - - - - - - -

Soedarjono ** - - - - - - - -

Agus Suprijanto - - - - - - - -

Heru Lelono - - - - - - - -

Hermanto Siregar *** - - - - - - - -

Adhyaksa Dault - - - - - - - -

Aviliani - - - - - - - -

Baridjussalam Hadi **** - - - - - - - -

PIHAK INDEPENDEN

Page 222: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

219 219LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

7. RASIO GAJI (UPAH) TERTINGGI DAN TERENDAH

Dalam rangka memberikan daya tarik, motivasi dan mempertahankan pekerja terbaiknya, BRI menyusun pengupahan berdasarkan praktek di pasar tenaga kerja bidang perbankan serta selalu mengkaji dan memperbaharuinya sesuai dengan perubahan dan perkembangan bisnis serta praktek pasar tenaga kerja bidang perbankan dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Upah pekerja BRI terdiri dari upah pokok, tunjangan premium dan tunjangan peralihan yang disusun untuk memberikan penghargaan dalam rangka mewujudkan keadilan internal berdasarkan:a. Kontribusi jabatan dan peran jabatanb. Pengalaman kerja yang relevan dan telah

terbuktic. Keahlian dan kompetensi yang dibutuhkand. Kinerja atau prestasi

N a m a

Program Penjatahan Saham

(Employee Stock Allocation - ESA)Program Pemberian Opsi Pembelian Saham

(Management Stock Option Plan - MSOP)

Dewan Komisaris Direksi Jatah Saham Yang Diberikan Jatah Saham Yang Dieksekusi

Saham

Bonus

Saham

Diskon

Saham

Jatah

Tambahan

Saham

MSOP 1

Saham

MSOP 2

Saham

MSOP 3

Opsi

Tahap 1

Opsi

Tahap 2

Opsi

Tahap 3

DIREKSI

Sofyan Basir - - - - 3,115,500 - - 3,115,500

Sarwono Sudarto 41,000 54,500 50,000 376,000 320,500 140,000 376,000 320,500 140,000

Sulaiman Arif Arianto 38,000 51,000 50,000 345,000 320,500 140,000 345,000 320,500 140,000

Bambang Soepeno **** 38,000 51,000 - 208,000 320,500 140,000 208,000 320,500 140,000

Lenny Sugihat 38,000 51,000 50,000 345,000 320,500 137,000 345,000 320,500 137,000

Asmawi Syam 41,000 54,500 125,000 376,000 320,500 140,000 376,000 320,500 140,000

Suprajarto 28,000 37,500 50,000 229,000 215,000 137,000 229,000 215,000 137,000

Agus Toni Soetirto - - - - - - - - -

Djarot Kusumayakti 28,000 37,500 50,000 229,000 215,000 137,000 229,000 215,000 137,000

Achmad Baiquni - - - - - - - - -

Randi Anto *** 28,000 37,500 50,000 229,000 215,000 134,000 229,000 215,000 134,000

Gatot Mardiwasisto ***** - - - - - - - - -

PEJABAT EKSEKUTIF 4,177,000 4,244,500 6,780,000 25,367,000 27,124,500 13,305,000

Catatan:* Terhitung sejak 28 April 2011 diangkat kembali sebagai Komisaris Utama Independen** Terhitung sejak 18 Agustus 2011 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia

atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI pada tanggal 28 September 2011, ybs efektif mengundurkan diri dari jabatan tersebut

*** Terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris atau Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

**** Terhitung sejak RUPS BRI tanggal 28 April 2011 Ybs telah berakhir masa jabatannya.***** Berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI yang diselenggarakan pada tanggal 28 September 2011. Per 31 Desember 2011,

masih dalam proses Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dari Bank Indonesia.

Page 223: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

220 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Perincian Rasio Gaji (Upah) Tertinggi dan Terendah *

Posisi

Jumlah Kasus yang Dilakukan Oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak tetap

2010 2011 2010 2011 2010 2011

Total Fraud dan Indikasi Kasus - 96 96 12 8

Telah diselesaikan - 35 21 6 -

Dalam Proses Penyelesaian Internal - 57 61 5 4

Belum Diupayakan penyelesaiannya - - 1 - -

Telah Ditindaklanjuti dengan Proses Hukum - 4 13 1 4

8. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD)

9. PERMASALAHAN HUKUM Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, BRI tidak terlepas dari tuntuan hukum yang merupakan bagian dari

kegiatan operasional Bank. Dari tahun 2008 sampai tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah gugatan / perkara baru setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terdapat sejumlah 333 perkara baru, yang terdiri dari perkara bidang kredit sebanyak 312 perkara, bidang operasional & jasa sebanyak 6 perkara dan bidang support sebanyak 15 perkara. Adapun perkembangan jumlah perkara hukum yang dihadapi BRI sampai dengan posisi 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

1. Perkara Perdata Jumlah perkara baru di BRI selama 4 (empat) tahun terakhir adalah sebagai berikut:

2008 2009 2010 2011

333

251

10491

No. Rasio 2011

1 Gaji Pekerja Tertinggi dan Terendah 21.00

2 Gaji Direksi Tertinggi dan Terendah 1.11

3 Honorarium Komisaris Tertinggi dan Terendah 1.11

4 Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Tertinggi 2.97

5 Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Terendah 62.46

* Terdiri dari (Total Cash = 12 bulan upah + Tunjangan Cuti + THRK + Insentif + Bonus)

Page 224: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

221 221LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Dari tahun 2008 sampai tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah gugatan/perkara baru setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terdapat sejumlah 333 perkara.

Data perkara baru tahun 2011:

Triwulan Total Kredit Try & Invest Ops & Jasa Support

Triwulan 1 49 45 0 1 3

Triwulan 2 79 76 0 0 3

Triwulan 3 96 87 0 3 6

Triwulan 4 109 104 0 2 3

Total 333 312 0 6 15

Penyelesaian Perkara Perdata yang dihadapi BRI selama tahun 2011:

2. Perkara Pidana

Pada tahun 2011 terdapat 40 perkara Pidana dengan rincian sebagai berikut:

Total jumlah perkara pidana : 40 perkara Jumlah perkara dalam proses penyelesaian : 40 perkara Jumlah perkara telah selesai : - perkara

Perkara yang dihadapi pada tahun 2011 antara lain adalah sebagai berikut:

Pokok perkara: Gugatan BRI bersama Dana Pensiun BRI kepada PT. Mulia Persana Pasific (MPPC) atas tindakan wanprestasi PT. MPPC terhadap Perjanjian Build-Operate-Transfer (BOT) Gedung BRI II dan Gedung BRI III yang dibuat tahun 1990.

Posisi kasus: Putusan Pengadilan Negeri mengabulkan gugatan BRI dan putusan Pengadilan Tinggi menguatkan putusan Pengadilan Negeri.

Status penyelesaian perkara: Status perkara saat ini dalam upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung RI nomor: 157/PDT.G/201/PN.JKT.PST tanggal 8 Desember 2011.

Pengaruh terhadap kondisi keuangan Bank: Secara langsung tidak berdampak terhadap kondisi keuangan BRI, namun demikian, apabila atas perkara ini BRI dan Dana Pensiun BRI memperoleh putusan menang yang bersifat tetap dari MA RI, maka akan berpengaruh positif terhadap Dana Pensiun BRI.

3. Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Pada tahun 2011 terdapat 15 perkara PHI dengan

rincian sebagai berikut:

Keterangan Jumlah

Jumlah perkara dalam proses penyelesaian

15

Jumlah perkara telah selesai (inkracht)

-

Total jumlah perkara PHI

15

Status PerkaraJumlah dan Bidang Permasalahan

Jumlah Bidang Permasalahan

Gugatan dicabut/damai/gugur/ tidak diterima 19Bidang Kredit = 17 perkaraBidang Operasional & Jasa = 2 perkara

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum tetap) / Inkracht

86

Bidang Kredit = 80 perkaraBidang Treasury & Investasi = 1 perkaraBidang Operasional dan Jasa = 2 perkaraBidang Support = 3 perkara

Gugatan Baru dalam proses di PN/Niaga/Hub Industrial

333Bidang Kredit = 312 perkaraBidang Operasional & Jasa = 6 perkaraBidang Support = 15 perkara

Page 225: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

222 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

10.TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

Seluruh tatanan dalam pelaksanaan GCG diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Dewan Komisaris dan Direksi BRI tentang Kebijakan GCG di BRI, dan ketentuan internal tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Dalam rangka pemberian kredit, telah diatur ketentuan untuk lebih meningkatkan kehati-hatian Bank dan menghindari benturan kepentingan oleh pejabat pemutus, yaitu putusan kredit dalam jumlah tertentu wajib diputus oleh beberapa pejabat pemutus yang tergabung dalam Komite Kredit dan dikonsultasikan ke Dewan Komisaris. Disamping itu, pemberian fasilitas kredit kepada pihak terkait harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris.

Prosedur analisis dan putusan kredit telah dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku termasuk

prinsip independensi. Apabila terdapat potensi benturan kepentingan oleh pejabat pemutus, maka unit kerja pemrakarsa mengikutsertakan unit kerja yang independen untuk melakukan pembahasan bersama sehingga transaksi yang merugikan bank dapat dihindari.

Selama tahun 2011 Direktur Kepatuhan beserta jajaran Divisi Kepatuhan telah melakukan pengujian prinsip kehati-hatian terhadap rencana putusan dan rencana kebijakan Direksi baik di bidang perkreditan maupun non perkreditan. Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan bahwa BRI telah memiliki kebijakan tentang benturan kepentingan yang memadai dan tidak terdapat transaksi yang dikategorikan sebagai transaksi yang menimbulkan benturan kepentingan.

NoNama dan Jabatan

yang memiliki Benturan Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi

Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah)

Keterangan

N I H I L

11.Buy Back Share dan/atau Buy Back Obligasi Bank

Selama tahun 2011 BRI tidak melakukan buy back share dan/atau buy back obligasi.

12.Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik dan Sosial1. Dana untuk kegiatan politik Selama tahun 2011, BRI tidak mengeluarkan dana untuk kegiatan politik.

2. Dana untuk kegiatan sosial Dalam menjalankan bisnisnya, BRI tidak hanya mementingkan keuntungan semata tetapi juga

memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan di sekitar unit kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai tanggung jawab sosial, BRI telah menyisihkan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk membangun masyarakat dan lingkungannya.

Adapun pada tahun 2011, BRI mengeluarkan dana sosial dalam rangka Corporate Social Responsibility sebesar Rp116,17 miliar.

Bidang Jumlah (dalam miliar Rupiah)

Sarana Umum 11,31

Bencana Alam 3,81

Pendidikan 16,24

Kesehatan 24,72

Sarana Ibadah 2,50

Pelestarian Alam 20,47

Program BUMN Peduli 37,13

Total 116,17

Page 226: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

223 223LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

NoAspek Yang

DinilaiBobot (A) Peringkat (B)

Nilai (A) X (B)

Catatan

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris

10% 1 0,1 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan.

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Direksi

20% 1 0,2 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien serta tidak pernah melanggar peraturan.

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

10% 1 0.1 Komposisi dan pelaksanaan tugas komite-komite telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta telah berjalan efektif dan efisien.

4 Penanganan Benturan Kepentingan

10% 2 0.2 BRI telah memiliki kebijakan internal mengenai penanganan benturan kepentingan yang lengkap dan efektif. Benturan kepentingan di BRI telah ditangani dengan tidak merugikan atau mengurangi keuntungan BRI.

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

5% 2 0.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank tergolong baik, namun pernah terdapat pelanggaran yang tidak material. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan berjalan efektif.Pedoman,sistem dan prosedur tersedia lengkap.

Bank Rakyat Indonesia telah melakukan Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) tahun 2011, yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia dengan hasil Self Assessment kualifikasi “SANGAT BAIK”. Adapun kesimpulan dari self assessment tersebut adalah sebagai berikut:

Penjelasan Nilai Hasil Komposit

Nilai Komposit Predikat Komposit

Nilai Komposit < 1.5 Sangat Baik

1.5 = Nilai Komposit < 2.5 Baik

2.5 = Nilai Komposit < 3.5 Cukup Baik

3.5 = Nilai Komposit < 4.5 Kurang Baik

4.5 = Nilai Komposit < 5 Tidak Baik

Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG

XI. SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG

Page 227: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

224 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

NoAspek Yang

DinilaiBobot (A) Peringkat (B)

Nilai (A) X (B)

Catatan

6 Penerapan Fungsi Audit Intern

5% 1 0.05 Pelaksanaan fungsi audit intern berjalan sangat efektif, sesuai pedoman intern dan standar minimum SPFAIB.

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern

5% 1 0.05 Bank telah melakukan pemilihan KAP dengan memperhatikan semua ketentuan dan aturan yang berlaku. Akuntan Publik serta KAP terpilih telah melakukan tugasnya secara profesional dan independen dan menyampaikan laporannya sesuai perjanjian kerja yang ditetapkan.

8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern

7.50% 1 0.075 Identifikasi dan pengendalian seluruh risiko Bank efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat. Prosedur dan penerapan pengendalian intern komprehensif dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank.

9 Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (related party) dan Debitur Besar (large exposures)

7.50% 1 0.075 BRI telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang up to date dan sangat lengkap, pengambilan keputusan dalam penyediaan dana dilakukan secara independen. Diversifikasi penyediaan dana merata, jumlah penyediaan dana besar/debitur inti dibandingkan total penyediaan dana tidak signifikan. Tidak pernah terjadi pelanggaran/pelampauan BMPK pada tahun 2011.

10 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal

15% 2 0.30 Bank BRI telah menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan yang memadai, sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada stakeholders dan mudah diakses.Laporan GCG telah disampaikan sesuai ketentuan.Sistem Informasi Manajemen terkait sistem pelaporan internal BRI mampu menyediakan informasi yang diperlukan untuk keperluan pengambilan keputusan oleh manajemen.

11 Rencana Strategis Bank

5% 1 0,05 Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Bisnis Bank disusun sesuai dengan visi, misi serta Rencana Korporasi.

Nilai Komposit 100% 1,30

Page 228: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

225 225LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

KEKUATAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN GCG DI BRI

KekuatanAdanya komitmen yang kuat dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan GCG pada setiap kegiatan usaha BRI dengan membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen semua organ perusahaan dan seluruh jajarannya.

Untuk mendukung hal tersebut BRI telah memiliki:a. Budaya kerja yang secara terus menerus diimplementasikan dan dikembangkan melalui program peningkatan

kinerja di setiap unit kerja BRIb. Kode etik (Code of Conduct) perusahaan, yang telah disepakati sebagai pedoman perilaku dalam menjalankan

kegiatan perusahaan sehari-haric. Kebijakan evaluasi dan penyempurnaan berbagai peraturan perusahaan dalam rangka memenuhi prinsip GCGd. Program-program sosialisasi oleh unit kerja terkait sehubungan dengan pelaksanaan GCG

KelemahanTidak ada kelemahan signifikan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan GCG. Namun demikian, pelaksanaan GCG tidak terlepas dari kebutuhan Sistem Informasi Manajemen yang memadai. Untuk itu penyempurnaan atas sistem informasi perlu terus menerus dilakukan guna dihasilkannya informasi yang mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

Page 229: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

226 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

226 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 230: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

227 227LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tanggung jawab sosial perusahaan BRI diarahkan pada program pembinaan usaha mikro disertai oleh perhatian yang mendalam terhadap pelestarian lingkungan alam.

Salah satu fokus kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan BRI adalah bidang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan peluang pendidikan yang lebih besar terutama bagi masyarakat di wilayah Indonesia bagian Timur dalam rangka mewujudkan Indonesia yang Tangguh dan Cerdas.

Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun 2011

Rp

165,13miliar

227LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 231: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

228 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Tanggung Jawab SoSial PeruSahaan

Sebagai bank yang tersebar dan terbesar, Bank BRI tidak hanya selalu berusaha memberikan manfaat bagi para nasabah dan pemegang sahamnya tetapi juga bagi masyarakat di sekitar unit kerja BRI. Dengan jaringan kerja yang luas, manfaat yang diberikan juga semakin banyak dan menyebar.

Page 232: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

229 229LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Manfaat yang diberikan pada masyarakat diantaranya melalui bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang didedikasikan untuk kepentingan masyarakat di sekitar wilayah operasional BRI guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas kehidupan bangsa.

PKBL merupakan tanggung jawab sosial yang telah diamanahkan pemegang saham BRI yang pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Dana yang dialokasikan untuk kegiatan PKBL tiap tahunnya diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI.

Program KemitraanProgram Kemitraan BRI merupakan pembiayaan dan pembinaan kepada usaha mikro dan kecil termasuk koperasi yang memenuhi kelayakan usaha tetapi belum bisa dilayani dengan skim kredit komersial BRI.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil supaya menjadi usaha yang tangguh di kemudian hari. Mitra Binaan Pinjaman Kemitraan adalah embrio nasabah BRI yang nantinya akan menjadi nasabah komersial BRI.

Selain memberikan fasilitas pembiayaan dengan persyaratan yang ringan, BRI juga melakukan pembinaan untuk lebih mengembangkan usaha mitra binaan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengikutsertakan mitra binaan pada berbagai pameran baik tingkat daerah, nasional maupun mancanegara. Kegiatan ini dapat menambah wawasan produk dan membantu mitra binaan dalam pemasaran produk.

Pada tahun 2011, BRI telah menyalurkan Dana Program Kemitraan sebesar Rp43,20 miliar dalam

bentuk Pinjaman Kemitraan dan Rp2,38 miliar untuk kegiatan hibah Pembinaan Kemitraan.

BRI PeduliProgram Bina Lingkungan bertujuan untuk pemberdayaan kondisi sosial dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar wilayah operasional BRI menjadi lebih baik. Program BRI Peduli terbagi menjadi 6 obyek yaitu sarana umum, sarana pendidikan, peningkatan kesehatan, sarana ibadah, pelestarian alam, dan bantuan korban bencana alam.

Realisasi Pinjaman Kemitraan

Sektor Usaha Dalam Rp miliar

Industri 4,67

Perdagangan 23,16

Pertanian 2,61

Peternakan 4,29

Perkebunan 0,46

Perikanan 2,64

Jasa 4,84

Lainnya 0,52

Total 43,20

Penyaluran Bina Lingkungan

BRI Peduli 79,05

Sarana Umum 11,31

Bencana Alam 3,81

Pendidikan 16,24

Kesehatan 24,72

Sarana Ibadah 2,50

Pelestarian Alam 20,47

BUMN Peduli 37,13

Total 116,17

Realisasi Pinjaman Kemitraan

Sarana Umum Bencana Alam Pendidikan

Kesehatan Sarana Ibadah Pelestarian Alam

3,81%

16,24%

24,72%

11,31%

2,5%

20,47%

Industri Perdagangan Pertanian Peternakan

Perkebunan Perikanan Jasa Lainnya

23,16%2,61%

4,29%

0,46%

4,84%

0,52% 4,67%2,31%

Page 233: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

230 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Pada tahun 2011, BRI telah menyalurkan dana Bina Lingkungan BRI Peduli sebesar Rp79,05 miliar dan Program Bina Lingkungan BUMN Peduli sebesar Rp37,13 miliar.

BRI Peduli Sarana UmumBRI memberikan bantuan dengan memperbaiki dan membangun sarana umum yang diperlukan oleh masyarakat diantaranya dalam bentuk perbaikan pasar tradisional yang dikemas dalam kegiatan BRI Peduli Pasar Rakyat, perbaikan dan pembangunan sarana sanitasi dan kebersihan, perbaikan fasilitas transportasi, dll. BRI Peduli telah menyalurkan Rp11,31 miliar untuk kegiatan ini.

BRI Peduli Bencana AlamSebagai bentuk kepedulian BRI dalam membantu korban bencana alam, BRI memberikan bantuan tanggap darurat melalui unit kerja terdekat di lokasi terjadinya bencana. Sebesar Rp3,81 miliar telah disalurkan BRI untuk penanggulangan bencana alam. Bantuan yang disalurkan meliputi pengadaan bahan makanan, kebutuhan sandang, obat-obatan, selimut, dan kebutuhan darurat lainnya.

BRI Peduli PendidikanSebagai perusahaan yang menyadari betul pentingnya kualitas pendidikan bagi generasi bangsa, BRI berusaha untuk memberikan manfaat dan meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan Program BRI Peduli Pendidikan. Bantuan yang telah disalurkan BRI dalam obyek pendidikan mencapai Rp16,24 miliar. Bantuan ini berupa beasiswa, rehabilitasi sekolah, dan pengadaan fasilitas belajar bagi siswa dan sekolah yang membutuhkan.

BRI Peduli KesehatanSalah satu wujud kepedulian BRI dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia adalah berperan serta dalam kegiatan BRI Peduli Kesehatan. BRI telah menyalurkan dana sebesar Rp24,72 miliar dalam bentuk bakti sosial pelayanan kesehatan gratis di lebih dari 116 unit kerja BRI dalam memperingati HUT BRI ke-116 tahun, bantuan puskesmas keliling, pengadaan ambulans, pembangunan posyandu, dan kegiatan lainnya.

BRI Peduli Sarana IbadahDalam rangka memberikan kenyamanan beribadah dan meningkatkan kualitas spiritual masyarakat di sekitar unit kerja, BRI berusaha membenahi dan memberikan bantuan dalam pembangunan dan perbaikan sarana ibadah serta kegiatan peribadatan lainnya. BRI Peduli telah menyalurkan dana sebesar Rp2,50 miliar peningkatan kualitas peribadatan.

BRI Peduli Pelestarian AlamKegiatan yang dilakukan BRI dalam memelihara lingkungan dan kualitas udara diwujudkan dalam penanaman pohon melalui partisipasi seluruh karyawan BRI dalam kegiatan penanaman pohon produktif di lahan sekitar unit kerja BRI. Dana yang telah disalurkan untuk kegiatan ini sebesar Rp20,47 miliar.

Program Bina Lingkungan BUMN PeduliSebesar 30% dari dana Bina Lingkungan yang tersedia telah dialokasikan BRI untuk kegiatan Bina Lingkungan BUMN Peduli dengan ruang lingkup kegiatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN. Program Bina Lingkungan sebesar Rp37,13 miliar telah disalurkan untuk kegiatan pasar murah sembako di sembilan propinsi serta pelestarian alam di propinsi Nusa Tenggara Timur.

Page 234: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

231 231LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BRI Peduli BudayaDi sisi lain terlepas dari enam bidang Bina Lingkungan yang mengacu pada Peraturan Menteri BUMN, di bidang budaya, dalam rangka meningkatkan citra Indonesia BRI membantu mempromosikan alat musik angklung agar dikenal di mancanegara dengan mendukung pagelaran Saung Angklung Udjo Bandung di Amman Yordania. Pagelaran ini bersamaan dengan kegiatan Indonesia Product Exhibition 2011 yang diikuti oleh mitra binaan UMKM Indonesia termasuk BRI.

BRI Peduli OlahragaBRI juga menjadi Bapak Angkat olahraga Karate yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi karate Indonesia. Sepanjang tahun 2011 BRI telah memberikan dukungan sebesar Rp5.20 miliar untuk pembinaan karateka termasuk diantaranya mengikuti 8 kali kejuaraan karate berskala internasional baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Hasilnya cabang olahraga karate melampaui target yang ditetapkan oleh KONI pada Sea Games ke- 26 di Jakarta dengan menjadi juara umum cabang karate dengan mempersembahkan 10 medali emas, 3 medali perak dan 2 medali perunggu.

Sebagai bentuk penghargaan kepada karateka peraih medali emas dan officials diberikan uang pembinaan dengan total sebesar Rp1,40 miliar.

Tim Karate Indonesia dalam Sea Games ke-XXVI

Page 235: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

232 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

BRI mengembangkan bisnis anak perusahaan yang mampu menunjang core competence BRI dalam melayani segmen masyarakat yang seluas-luasnya.

BRI terus berupaya mengisi cakupan layanan perbankan yang komprehensif, antara lain dengan melayani segmen-segmen pasar yang dapat dilayani secara khusus oleh unit anak perusahaan yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.

232 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 236: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

233 233LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Anak Perusahaan

233LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 237: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

234 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

anak PeruSahaan

PT Bank BRISyariah

Profil Bank BRISyariahTahun 2011 adalah tahun ke-3 sejak BRISyariah berstatus sebagai bank umum syariah. BRISyariah mempunyai visi untuk menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam pelayanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah.

Kinerja Usaha tahun 2011Pada tahun 2011 BRISyariah mencatat kinerja usaha yang menggembirakan. Aset bank tumbuh 64% menjadi Rp11,27 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 62% menjadi Rp9,35 triliun. BRISyariah membukukan pertumbuhan pembiayaan diatas rata-rata industri perbankan syariah, yaitu sebesar 65% dari Rp5,53 triliun di tahun 2010 menjadi Rp9,11 triliun di akhir 2011.

Dengan pendapatan operasional sebesar Rp1,05 triliun dan net operating margin sebesar 8,26%, BRISyariah mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp60,27 miliar untuk tahun buku 2011.

Kinerja usaha yang menggembirakan tersebut dicapai terutama berkat tersedianya jalur distribusi yang terus menerus dikembangkan, dan juga dukungan sumber daya manusia BRISyariah yang terus tumbuh, baik dari segi jumlah maupun kompetensi.

Selain jaringan kantor yang bertambah menjadi 103 kantor pelayanan di akhir tahun 2011, BRISyariah juga mengembangkan jalur-jalur distribusi alternatif dengan membuka layanan syariah (KLS) di jaringan kantor Bank BRI serta membangun pojok BRIS di Kantor Urusan Agama (KUA) dan di pesantren-pesantren. Jaringan e-Channel melalui 180 unit ATM, 1.250 unit EDC dan layanan e-banking pun terus dioptimalkan dengan penambahan fitur-fitur yang semakin lengkap.

Jumlah SDM BRISyariah terus bertambah dan sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 4.497 orang atau meningkat dibandingkan dengan akhir tahun 2010 yaitu 3.594 orang. Penambahan SDM di kantor pusat dioptimalkan guna menyiapkan berbagai kebijakan, prosedur operasional dan teknologi informasi; sedangkan di kantor cabang pengembangan SDM lebih difokuskan pada pembentukan sales organization yang kuat.

Kinerja cemerlang BRISyariah telah diakui oleh pihak luar, dengan diterimanya beberapa penghargaan selama tahun 2011, seperti Indonesia Brand Champion Award 2011, Asian Banking Finance & Informatics (ABFI) Banking Award 2011 dan The 8th Islamic Finance Award 2011.

Pengembangan Produk dan JasaUnsur penting lain yang berperan dalam pencapaian target bisnis BRISyariah adalah pengembangan produk dan jasa. Pada tahun 2011, telah berhasil diluncurkan beberapa produk baru selain juga dilakukan pengayaan fitur produk dan jasa yang telah ada sebelumnya, yaitu produk KLM (Kepemilikan Logam Mulia) BRISyariah iB, penambahan fitur pada produk-produk dan jasa e-Banking, serta produk Pembiayaan dengan akad IMBT (Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik).

Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan bisnis dan kompleksnya industri perbankan, pertumbuhan bisnis secara non-organik menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan bisnis BRI.

Page 238: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

235 235LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

PT Bank Agroniaga Tbk.

Profil Bank AgroPT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) merupakan salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia yang memfokuskan layanan perbankannya pada pembiayaan agrobisnis seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan pengolahan.

Bank Agro didirikan di Jakarta pada tanggal 27 September 1989 oleh para tokoh agrobisnis baik dari Pemerintah, BUMN maupun Swasta Nasional dan kelahiran Bank Agro mempelopori sejarah perbankan agrobisnis di Indonesia.

Bank Agroniaga menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan dengan sasaran khusus dunia bisnis yang mengacu pada spesifikasi masing-masing segmen pasar seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor), maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.

Saat ini Perseroan berkantor pusat di Plaza GRI, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 No. 1, Jakarta 12950. Perseroan telah memiliki jaringan operasi sebanyak 8 (delapan) kantor cabang dan 8 (delapan) kantor cabang pembantu yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, Bandung, Semarang dan Balikpapan. Sampai dengan akhir tahun 2011, Perseroan memiliki total sumber daya manusia sebanyak 444 orang.

Kinerja Bank Agro tahun 2011Total asset per tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp3.513.817 juta atau mencapai 32% dibandingkan tahun sebelumnya. Dana masyarakat yang terhimpun selama tahun 2011 yaitu sebesar Rp2.776.326 juta telah disalurkan ke dalam KYD sebesar Rp1.836.909 juta.

Jumlah modal setelah diperhitungkan risiko pasar dan operasional pada posisi per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp345,13 miliar.

Rentabilitas Bank pada tahun 2011 menunjukkan kinerja membaik, tampak dari laba sebelum pajak yang mencapai Rp47,95 miliar. Dari laba yang diperoleh sampai dengan akhir Desember 2011 tersebut, apabila dibandingkan dengan rata-rata asset selama tahun 2011 (ROA) sebesar 1,47%, berada di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 1,25%. Sementara itu Return On Equity (ROE) mencapai sebesar 12,00 %.

BRIngin Remittance Co. Ltd.

Profil BRIngin Remittance Co. Ltd.BRIngin Remittance Co. Ltd. (BRC) Hong Kong didirikan tanggal 7 April tahun 2005 di Hong Kong dengan modal yang disetor sebesar HKD 1,600,000.00. Pada tanggal 16 Desember 2011 dilakukan penandatanganan Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara BRI dan BJS yang kemudian disahkan oleh Inland Revenue Department Hong Kong, sehingga terhitung sejak tanggal tersebut BRI menjadi Pemegang Saham Pengendali BRC dengan kepemilikan saham 100%.

Bisnis utama yang dijalankan oleh BRC adalah Bisnis Remittance, yaitu perpindahan dana dari pengirim (originator) ke penerima (beneficiary).Untuk menunjang Bisnis Remittance di Hong Kong, saat ini BRI memiliki sistem BRIFAST yang telah di implementasikan di BRC dan diintegrasikan secara on line ke lebih dari 7000 unit kerja BRI. Dengan terintegrasinya BRC dengan unit kerja BRI akan mempercepat pelayanan pengiriman uang dari dan ke Hong Kong, hal ini akan menjadi keunggulan kompetitif bagi BRI.

Pada tahun 2011, aset BRC tercatat sebesar HKD 1,99 juta dengan pendapatan dan laba bersih yang diperoleh adalah sebesar HKD 1,37 juta dan HKD 254.771.

Page 239: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

236 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Rencana Strategis 2012

236 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 240: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

237 237LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Dilandasi oleh konsolidasi yang berhasil dilakukan pada tahun 2011, BRI siap melangkah di tahun 2012 dengan menerapkan strategi pertumbuhan melalui enam segmen bisnis prospektif yang ditunjang oleh efisiensi operasional dan kualitas aset yang lebih baik.

237LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 241: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

238 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang relatif baik sepanjang tahun 2011 dan diproyeksikan akan tetap berlanjut di tahun 2012. Demikian pula dengan kinerja internal BRI pada tahun 2011 memberikan hasil yang baik pula. Hal ini menjadi landasan bagi BRI untuk menyusun grand strategy atau Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2012 yang agresif namun secara konsisten tetap fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Penetapan grand strategy tersebut dilakukan dengan mengkoordinasikan dan menyatukan seluruh sumber daya internal agar mampu menciptakan sinergi dan memberikan arah dalam pengembangan bisnis BRI diwujudkan dalam bentuk program kerja (action plan) pada masing-masing lini bisnis untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.

Rencana Bisnis BRI Tahun 2012Untuk mencapai target sasaran BRI di tahun 2012, yaitu “Menjadi Bank Terbaik di Indonesia”, BRI telah menetapkan arah kebijakan sebagai berikut:

1. Bisnis utama BRI dalam tiga tahun ke depan masih akan tetap diarahkan pada penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat, serta penyediaan jasa perbankan, sehingga pendapatan BRI tidak hanya berasal dari pendapatan bunga tetapi juga dari fee-based income. Arah aktivitas bisnis BRI dalam 3 tahun ke depan antara lain:

- Pembiayaan kepada segmen UMKM tetap menjadi fokus pertumbuhan kredit BRI. Namun demikian, memperhatikan peluang bisnis

di segmen korporasi yang memiliki trickle down efect kepada bisnis UMKM, BRI juga mengalokasikan sumber daya pada segmen ini. Sehingga diharapkan ekspansi pada segmen bisnis UMKM dapat berkembang lebih cepat dan berkualitas.

- Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berupaya untuk mengarahkan pertumbuhan pada dana murah (giro dan tabungan). Komposisi dana murah dijaga sekitar 60% dari total dana masyarakat yang dihimpun.

- BRI akan memanfaatkan jaringan kerja yang tersebar luas dan telah terhubung secara real-time online diseluruh Indonesia dengan mengembangkan penyediaan jasa-jasa perbankan yang mendukung seluruh aktivitas keuangan nasabah baik dalam pengelolaan keuangannya maupun dalam transaksi dengan rekanannya. Strategi ini dimaksudkan untuk membangun closed financial system yang berbasis pada komunitas nasabah. Penggunaan dari seluruh produk dan jasa yang berasal dari closed financial system tersebut diharapkan dapat meningkatkan perolehan fee-based income.

2. Untuk tetap mendukung ekspansi bisnis dan penerapan perhitungan ATMR kredit dengan pendekatan standar (Standardized Approach), BRI telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menjaga struktur permodalan agar tetap kuat. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah mengoptimalkan portofolio pinjaman dengan mempertimbangkan efisiensi alokasi modal, memperbaiki proses bisnis, merencanakan permodalan yang optimal.

3. Untuk menjaga dan meningkatkan pangsa pasar, BRI akan terus melakukan perluasan jangkauan pelayanan perbankan melalui pembukaan unit-unit kerja baru di seluruh wilayah Indonesia, baik berupa unit kerja konvensional, seperti Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, BRI Unit dan Teras BRI, maupun berupa electronic

rencana STraTegiS

BRI secara periodik menyusun perencanaan bisnis jangka pendek (satu tahun) dan jangka menengah (tiga tahun) yang di dalamnya mencakup rencana keuangan serta strategi dan action plan BRI dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspek strength, weaknesses, opportunity, dan threat untuk menentukan arah strategi BRI ke depan. Rencana bisnis ini menjadi pedoman bagi seluruh unit kerja BRI dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

Page 242: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

239 239LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

outlets, seperti mobile service BRI serta berbagai jenis outlet lainnya. Pembukaan outlet ini tetap dilakukan secara selektif dan cermat dengan memperhitungkan faktor internal dan eksternal.

Strategi pertumbuhan akan diterapkan secara selektif sesuai dengan kondisi permodalan, kecepatan pemenuhan sumber daya manusia dan teknologi informasi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka alokasi sumber daya untuk pengembangan segmen bisnis BRI akan didasarkan pada daya tarik pasar maupun daya saing BRI di masing-masing segmen bisnis dibandingkan dengan para pesaing.

Strategi pertumbuhan secara organik di BRI dituangkan dalam 3 (tiga) garis besar sebagai berikut :

Market PenetrationBRI akan mengoptimalkan produk yang ada dalam pasar yang telah dikuasai dengan terus memperkaya fitur produk dan program-program promosi untuk meningkatkan penggunaan dari existing customer. Diharapkan melalui strategi ini, nasabah menjadi lebih sering menggunakan produk dan jasa BRI dengan volume yang lebih besar serta menarik calon nasabah baru dari pesaing. Strategi ini terutama akan diimplementasikan pada segmen bisnis yang telah memiliki competitive advantage yang tinggi dan berada di pasar yang potensial. Sebagai contoh, melalui program Pesta Rakyat Simpedes (PRS) dan pemberian hadiah langsung pada produk Simpedes yang bertujuan untuk meningkatkan volume pada produk tersebut.

Market DevelopmentBRI terus berusaha memasuki segmen pasar yang baru dan belum terlayani dengan produk yang telah ada dengan menerapkan marketing strategy yang efektif. Strategi ini akan digunakan oleh segmen bisnis yang memiliki competitive advantage yang tinggi dalam rangka memperluas pasar. Sebagai contoh adalah pemasaran Simpedes dan rencana pemanfaatan TerasMobile ke wilayah perkotaan.

Product DevelopmentBRI terus berusaha untuk melengkapi produk yang ada dengan menciptakan produk maupun fitur baru serta memberikan manfaat tambahan pada produk yang ada pada segmen pasar tertentu sehingga dapat meningkatkan jumlah dan loyalitas nasabah. Strategi ini akan digunakan oleh segmen bisnis yang berada di pasar yang potensial. Sebagai contoh penerbitan produk BritAma Rencana dan BritAma Bisnis.

Page 243: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

240 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Laporan Keuangan BRI

240 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Page 244: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

241 241LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

241LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan entitas anak

Laporan Keuangan Konsolidasian beserta laporan auditor independen31 Desember 2011 dan 2010

Page 245: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

244 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

Page 246: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

245LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 245

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ………………………………....……………………………. 1 - 4 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ……………………………………………………... 5 - 7 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian …………………………………………………………….. 8 - 9 Laporan Arus Kas Konsolidasian ………………………………………………………………………… 10 - 11 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ……………………………………………………….. 12 - 167

***************************

Page 247: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

246 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

Page 248: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

247LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 247

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010

ASET Kas 2a,2c 10.525.973 9.975.712 Giro Pada Bank Indonesia 2a,2c,2g,4 33.040.418 19.989.683 Giro Pada Bank Lain 2a,2c,2e,2f, 2g,5,43 5.533.225 5.658.116 Penyisihan kerugian penurunan nilai (61) (63)

5.533.164 5.658.053

Penempatan Pada Bank Indonesia Dan Bank Lain 2a,2c,2e,2f, 2h,6,43 73.596.656 83.272.390 Penyisihan kerugian penurunan nilai (300) (250)

73.596.356 83.272.140

Efek-Efek 2a,2c,2e,2f,2i, 7,23,24,43 33.919.026 22.516.173 Penyisihan kerugian penurunan nilai (1.510) (1.510)

33.917.516 22.514.663

Tagihan Wesel Ekspor 2c,2f,2j,8 4.828.569 741.757 Penyisihan kerugian penurunan nilai - (7.418)

4.828.569 734.339

Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 2c,2e,2i,9, 23,43 8.996.026 13.626.463 Efek-Efek Yang Dibeli Dengan Janji Dijual Kembali 2c,2u,10 9.383.298 501.381 Tagihan Derivatif 2c,2f,2af,11 17.818 87.870 Kredit Yang Diberikan 2c,2e,2f, 2k,12,43 285.406.257 246.964.238 Penyisihan kerugian penurunan nilai (15.951.531) (13.991.454)

269.454.726 232.972.784

Piutang Dan Pembiayaan Syariah 2e,2f,2l,13,43 9.108.715 5.524.968 Penyisihan kerugian penurunan nilai (138.441) (111.376)

8.970.274 5.413.592

Page 249: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

248 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010

ASET (lanjutan) Tagihan Akseptasi 2c,2e,2f,2m, 14,43 1.692.176 666.878 Penyisihan kerugian penurunan nilai - (6.669)

1.692.176 660.209

Penyertaan Saham 2c,2e,2f, 2n,15,43 165.225 135.776 Penyisihan kerugian penurunan nilai (536) (1.888)

164.689 133.888

Aset Tetap 2o,2p,16 Biaya perolehan 5.990.344 5.405.013 Akumulasi penyusutan (4.137.526) (3.836.068)

Nilai buku - neto 1.852.818 1.568.945

Aset Pajak Tangguhan - neto 2ag,36c 2.631.958 2.295.101 Aset Lain-Lain - neto 2c,2f,2q,2r,17 5.293.505 4.880.779

TOTAL ASET 469.899.284 404.285.602

Page 250: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

249LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 249

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera 2c,2s,18 3.961.640 4.123.639 Simpanan Nasabah 2c,2e,2t,43 Giro 19 76.262.900 77.048.697 Giro Wadiah 515.829 315.779 Tabungan 20 152.643.459 125.197.518 Tabungan Wadiah 1.386.724 738.227 Tabungan Mudharabah 102.790 54.005 Deposito Berjangka 21 146.006.981 126.309.586 Deposito Berjangka Mudharabah 7.345.662 3.988.585

Total Simpanan Nasabah 384.264.345 333.652.397

Simpanan Dari Bank Lain Dan Lembaga Keuangan Lainnya 2c,2e,2t, 22,43 4.024.163 5.160.315 Efek Yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali 2c,2u,7,9,23 102.681 526.365 Liabilitas Derivatif 2c,2af,7,11 173.536 81.801 Liabilitas Akseptasi 2c,2e,2m, 14,43 1.692.176 666.878 Utang Pajak 2ag,36a 1.105.997 1.930.923 Pinjaman Yang Diterima 2c,2e,24,43 13.097.916 9.454.545 Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi 2aj,25,43 152 93.422 Liabilitas Lain-Lain 2c,2w,2aa, 26,41,44b 9.520.061 9.766.026 Pinjaman Subordinasi 2c,2v,27 2.136.288 2.156.181

TOTAL LIABILITAS 420.078.955 367.612.492

Page 251: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

250 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010

EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp250 (Rupiah penuh) per lembar saham pada tanggal 31 Desember 2011 dan Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham pada tanggal 31 Desember 2010 Modal dasar - 60.000.000.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 59.999.999.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 30.000.000.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 29.999.999.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2010 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 24.669.162.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 24.669.161.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 12.334.581.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 12.334.580.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2010 1,28a 6.167.291 6.167.291 Tambahan modal disetor/agio saham 2d,28b 2.773.858 2.773.858 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 2ae,28c 49.153 47.237 Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual - setelah dikurangi pajak tangguhan 2i 765.004 561.564 Saldo laba - (defisit sebesar Rp24.699.387 telah dieliminasi akibat kuasi- reorganisasi per tanggal 30 Juni 2003) 2d,3,28d Telah ditentukan penggunaannya 8.261.766 7.974.956 Belum ditentukan penggunaannya 31.757.488 19.148.204

Total Saldo Laba 40.019.254 27.123.160

Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk 49.774.560 36.673.110

Kepentingan non-pengendali 45.769 -

TOTAL EKUITAS 49.820.329 36.673.110

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 469.899.284 404.285.602

Page 252: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

251LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 251

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

5

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga, Investasi dan Syariah Bunga dan investasi 2x,30 47.296.178 43.971.493 Pendapatan syariah 2l,2z 868.170 643.669

Total Pendapatan Bunga, Investasi dan Syariah 48.164.348 44.615.162

Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya dan Syariah Beban bunga dan pembiayaan lainnya 2x,31 (13.275.304) (11.448.953) Beban syariah 2z (461.968) (277.606)

Total Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya dan Syariah (13.737.272) (11.726.559)

Pendapatan Bunga - neto 34.427.076 32.888.603

Pendapatan Operasional Lainnya Imbalan 3.217.666 2.732.255 Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan 1.797.048 1.525.143 Keuntungan transaksi mata uang asing - neto 2ad,2af 35.521 773.019 Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto 2i,7,9 132.246 152.888 Provisi dan komisi lainnya 2y 151.155 80.253 Keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto 2i,7,9 13.651 3.321 Lain-lain 428.688 277.654

Total Pendapatan Operasional Lainnya 5.775.975 5.544.533

Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non keuangan - neto 2f,32 (5.791.658) (7.880.536) Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - neto 2aj,25b 93.623 8.315 Pembalikan cadangan (beban penyisihan) kerugian penurunan nilai atas aset non keuangan - neto 2f 164.841 (45.222)

Page 253: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

252 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010

Beban Operasional Lainnya Tenaga kerja dan tunjangan 2e,2aa, 33,41,43 (8.700.847) (8.675.721) Umum dan administrasi 2o,34 (5.678.786) (4.711.444) Premi program penjaminan Pemerintah 45 (624.057) (523.991) Lain-lain (2.081.937) (2.202.536)

Total Beban Operasional Lainnya (17.085.627) (16.113.692)

LABA OPERASIONAL 17.584.230 14.402.001 PENDAPATAN NON OPERASIONAL - NETO 35 1.171.650 506.229

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK 18.755.880 14.908.230 MANFAAT(BEBAN) PAJAK 2ag,36b,36c Kini (4.075.204) (3.922.049) Tangguhan 407.320 486.204

Beban pajak - neto (3.667.884) (3.435.845)

LABA TAHUN BERJALAN 15.087.996 11.472.385 Pendapatan komprehensif lainnya: Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 1.916 (42.710) Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual - neto dengan jumlah yang ditransfer ke laba rugi sehubungan dengan perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi rekapitalisasi yang tersedia untuk dijual 274.402 172.101 Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya (67.813) (43.025)

Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak 208.505 86.366

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 15.296.501 11.558.751

Page 254: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

253LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 253

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

7

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010

LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk 15.082.939 11.472.385 Kepentingan non-pengendali 5.057 -

TOTAL 15.087.996 11.472.385 LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk 15.288.295 11.558.751 Kepentingan non-pengendali 8.206 -

TOTAL 15.296.501 11.558.751 LABA TAHUN BERJALAN PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2ac,48 Dasar (dalam Rupiah penuh) 628,91 478,36 Dilusian (dalam Rupiah penuh) 623,27 466,79

Page 255: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

254 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

terla

mpi

r mer

upak

an b

agia

n ya

ng ti

dak

terp

isah

kan

dari

lapo

ran

keua

ngan

kon

solid

asia

n se

cara

kes

elur

uhan

. 8

PT B

AN

K R

AK

YAT

IND

ON

ESIA

(PER

SER

O) T

bk D

AN

EN

TITA

S A

NA

K

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S K

ON

SOLI

DA

SIA

N

Tahu

n ya

ng B

erak

hir P

ada

Tang

gal-t

angg

al 3

1 D

esem

ber 2

011

dan

2010

(D

isaj

ikan

dal

am ju

taan

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

Pe

mili

k En

titas

Indu

k

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

___

Laba

(Rug

i) ya

ng

Bel

um D

ireal

isas

i

at

as E

fek-

efek

da

n O

blig

asi

Selis

ih K

urs

R

ekap

italis

asi

kare

na

Pem

erin

tah

Pe

njab

aran

da

lam

Kel

ompo

k

Sald

o La

ba

Mod

al

Lapo

ran

Te

rsed

ia u

ntuk

Tota

l

Dite

mpa

tkan

T

amba

han

Keu

anga

n

Diju

al

Tela

h

B

elum

Ek

uita

s

da

n

M

odal

Dis

etor

/

dala

m M

ata

Ops

i

Se

tela

h Pa

jak

Dite

ntuk

an

Dite

ntuk

an

Pem

ilik

Tota

l

C

atat

an

Dis

etor

Pen

uh

Agi

o Sa

ham

U

ang

Asi

ng

Saha

m

Tang

guha

n

Pe

nggu

naan

nya

Peng

guna

anny

a

En

titas

Indu

k*)

Ekui

tas

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r

20

09 s

eper

ti ya

ng d

isaj

ikan

terd

ahul

u

6.

164.

926

2.72

2.34

9

89

.947

12.9

77

43

2.48

8

7.

024.

878

10.8

09.8

16

27

.257

.381

27.2

57.3

81

Dam

pak

peny

esua

ian

trans

isi a

tas

pene

rapa

n aw

al P

SA

K N

o. 5

0

(R

evis

i 200

6) d

an

P

SA

K N

o. 5

5 (R

evis

i 200

6)

39

-

-

-

-

-

-

230.

408

230.

408

230.

408

Sal

do p

ada

tang

gal 1

Jan

uari

2010

sete

lah

pene

rapa

n aw

al P

SA

K

N

o. 5

0 (R

evis

i 200

6) d

an

P

SA

K N

o. 5

5 (R

evis

i 200

6)

6.16

4.92

6

2.

722.

349

89.9

47

12

.977

432.

488

7.02

4.87

8

11

.040

.224

27.4

87.7

89

27

.487

.789

La

ba ta

hun

berja

lan

-

-

-

-

-

-

11.4

72.3

85

11

.472

.385

11.4

72.3

85

Pen

dapa

tan

kom

preh

ensi

f lai

nnya

2

i,2ae

,28c

,

7,

9

-

-

(42.

710

)

-

12

9.07

6

-

-

86

.366

86.3

66

Tota

l lab

a ko

mpr

ehen

sif u

ntuk

tahu

n be

rjala

n

-

-

(42.

710

)

-

12

9.07

6

-

11.4

72.3

85

11

.558

.751

11.5

58.7

51

Pem

bagi

an la

ba

28

d

D

ivid

en

-

-

-

-

-

-

(2

.195

.078

)

(2.1

95.0

78 )

(2

.195

.078

)

Pen

amba

han

cada

ngan

um

um d

an c

adan

gan

tuju

an

-

-

-

-

-

95

0.07

8

(9

50.0

78 )

-

-

P

rogr

am K

emitr

aan

dan

Bin

a Li

ngku

ngan

(PK

BL)

-

-

-

-

-

-

(2

19.2

49 )

(2

19.2

4 9 )

(2

19.2

49 )

Eks

ekus

i ata

s op

si s

aham

2

ab,2

8a,

28b,

29

2.36

5

51

.509

-

(1

2.97

7)

-

-

-

40.8

97

40

.897

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r 201

0

6.

167.

291

2.77

3.85

8

47

.237

-

56

1.56

4

7.

974.

956

19.1

48.2

04

36

.673

.110

36.6

73.1

10

`

*)

Sald

o de

fisit

sebe

sar R

p24.

699.

387

tela

h di

elim

inas

i den

gan

tam

baha

n m

odal

dis

etor

aki

bat k

uasi

-reo

rgan

isas

i per

tang

gal 3

0 Ju

ni 2

003.

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

terla

mpi

r mer

upak

an b

agia

n ya

ng ti

dak

terp

isah

kan

dari

lapo

ran

keua

ngan

kon

solid

asia

n se

cara

kes

elur

uhan

. 8

PT B

AN

K R

AK

YAT

IND

ON

ESIA

(PER

SER

O) T

bk D

AN

EN

TITA

S A

NA

K

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S K

ON

SOLI

DA

SIA

N

Tahu

n ya

ng B

erak

hir P

ada

Tang

gal-t

angg

al 3

1 D

esem

ber 2

011

dan

2010

(D

isaj

ikan

dal

am ju

taan

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

Pe

mili

k En

titas

Indu

k

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

___

Laba

(Rug

i) ya

ng

Bel

um D

ireal

isas

i

at

as E

fek-

efek

da

n O

blig

asi

Selis

ih K

urs

R

ekap

italis

asi

kare

na

Pem

erin

tah

Pe

njab

aran

da

lam

Kel

ompo

k

Sald

o La

ba

Mod

al

Lapo

ran

Te

rsed

ia u

ntuk

Tota

l

Dite

mpa

tkan

T

amba

han

Keu

anga

n

Diju

al

Tela

h

B

elum

Ek

uita

s

da

n

M

odal

Dis

etor

/

dala

m M

ata

Ops

i

Se

tela

h Pa

jak

Dite

ntuk

an

Dite

ntuk

an

Pem

ilik

Tota

l

C

atat

an

Dis

etor

Pen

uh

Agi

o Sa

ham

U

ang

Asi

ng

Saha

m

Tang

guha

n

Pe

nggu

naan

nya

Peng

guna

anny

a

En

titas

Indu

k*)

Ekui

tas

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r

20

09 s

eper

ti ya

ng d

isaj

ikan

terd

ahul

u

6.

164.

926

2.72

2.34

9

89

.947

12.9

77

43

2.48

8

7.

0 24.

878

10.8

09.8

16

27

.257

.381

27.2

57.3

81

Dam

pak

peny

esua

ian

trans

isi a

tas

pene

rapa

n aw

al P

SA

K N

o. 5

0

(R

evis

i 200

6) d

an

P

SA

K N

o. 5

5 (R

evis

i 200

6)

39

-

-

-

-

-

-

230.

408

230.

408

230.

408

Sal

do p

ada

tang

gal 1

Jan

uari

2010

sete

lah

pene

rapa

n aw

al P

SA

K

N

o. 5

0 (R

evis

i 200

6) d

an

P

SA

K N

o. 5

5 (R

evis

i 200

6)

6.16

4.92

6

2.

722.

349

89.9

47

12

.977

432.

488

7.02

4.87

8

11

.040

.224

27.4

87.7

89

27

.487

.789

La

ba ta

hun

berja

lan

-

-

-

-

-

-

11.4

72.3

85

11

.472

.385

11.4

72.3

85

Pen

dapa

tan

kom

preh

ensi

f lai

nnya

2

i,2ae

,28c

,

7,

9

-

-

(42.

710

)

-

12

9.07

6

-

-

86

.366

86.3

66

Tota

l lab

a ko

mpr

ehen

sif u

ntuk

tahu

n be

rjala

n

-

-

(42.

710

)

-

12

9.07

6

-

11.4

72.3

85

11

.558

.751

11.5

58.7

51

Pem

bagi

an la

ba

28

d

D

ivid

en

-

-

-

-

-

-

(2

.195

.078

)

(2.1

95.0

78 )

(2

.195

.078

)

Pen

amba

han

cada

ngan

um

um d

an c

adan

gan

tuju

an

-

-

-

-

-

95

0.07

8

(9

50.0

78 )

-

-

P

rogr

am K

emitr

aan

dan

Bin

a Li

ngku

ngan

(PK

BL)

-

-

-

-

-

-

(2

19.2

49 )

(2

19.2

49 )

(2

19.2

49 )

Eks

ekus

i ata

s op

si s

aham

2

ab,2

8a,

28b,

29

2.36

5

51

.509

-

(1

2.97

7)

-

-

-

40.8

97

40

.897

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r 201

0

6.

167.

291

2.77

3.85

8

47

.237

-

56

1.56

4

7.

974.

956

19.1

48.2

04

36

.673

.110

36.6

73.1

10

`

*)

Sald

o de

fisit

sebe

sar R

p24.

699.

387

tela

h di

elim

inas

i den

gan

tam

baha

n m

odal

dis

etor

aki

bat k

uasi

-reo

rgan

isas

i per

tang

gal 3

0 Ju

ni 2

003.

Page 256: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

255LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 255

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

terla

mpi

r mer

upak

an b

agia

n ya

ng ti

dak

terp

isah

kan

dari

lapo

ran

keua

ngan

kon

solid

asia

n se

cara

kes

elur

uhan

. 9

PT B

AN

K R

AK

YAT

IND

ON

ESIA

(PER

SER

O) T

bk D

AN

EN

TITA

S A

NA

K

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S K

ON

SOLI

DA

SIA

N (l

anju

tan)

Ta

hun

yang

Ber

akhi

r Pad

a Ta

ngga

l-tan

ggal

31

Des

embe

r 201

1 da

n 20

10

(Dis

ajik

an d

alam

juta

an R

upia

h, k

ecua

li di

nyat

akan

lain

)

Pem

ilik

Entit

as In

duk

__

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_

Laba

(Rug

i) ya

ng

B

elum

Dire

alis

asi

at

as E

fek-

efek

da

n O

blig

asi

Selis

ih K

urs

Rek

apita

lisas

i

ka

rena

Pem

erin

tah

Pe

njab

aran

d

alam

Kel

ompo

k

Sald

o La

ba

Mod

al

Lapo

ran

Ters

edia

unt

uk

To

tal

Dite

mpa

tkan

T

amba

han

Keu

anga

n

D

ijual

Te

lah

Bel

um

Ekui

tas

Kep

entin

gan

dan

Mod

al D

iset

or/

da

lam

Mat

a

Se

tela

h Pa

jak

Dite

ntuk

an

Dite

ntuk

an

Pem

ilik

Non

To

tal

Cat

atan

D

iset

or P

enuh

A

gio

Saha

m

Uan

g A

sing

Ta

nggu

han

Peng

guna

anny

a

Pe

nggu

naan

nya

Entit

as In

duk*)

Pe

ngen

dali

Ekui

tas

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r

20

10

6.

167.

291

2.77

3.85

8

47

.237

561.

564

7.97

4.95

6

19

.148

.204

36.6

73.1

10

-

36.6

73.1

10

La

ba ta

hun

berja

lan

-

-

-

-

-

15.0

82.9

39

15

.082

.939

5.05

7

15

.087

.996

Pen

dapa

tan

kom

preh

ensi

f lai

nnya

2

ad,2

i,7,9

-

-

1.

916

203.

440

-

-

205.

356

3.14

9

20

8.50

5

Tota

l lab

a ko

mpr

ehen

sif u

ntuk

tahu

n be

rjala

n

-

-

1.

916

203.

440

-

15

.082

.939

15.2

88.2

95

8.

206

15.2

96.5

01

Pem

bagi

an la

ba

28

d

D

ivid

en

-

-

-

-

-

(1.7

27.9

50 )

(1

.727

.950

)

-

(1

.727

.950

)

Pen

amba

han

cada

ngan

um

um d

an c

adan

gan

tuju

an

-

-

-

-

286.

810

(286

.810

)

-

-

-

P

rogr

am K

emitr

aan

dan

Bin

a Li

ngku

ngan

(PK

BL)

-

-

-

-

-

(458

.895

)

(458

.895

)

-

(4

58.8

95 )

Per

ubah

an k

epen

tinga

n no

n

pe

ngen

dali

akib

at a

kuis

isi

B

ank

Agr

o

-

-

-

-

-

-

-

37.5

63

37

.563

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r 201

1

6.

167.

291

2.77

3.85

8

49

.153

765.

004

8.26

1.76

6

31

.757

.488

49.7

74.5

60

45

.769

49.8

20.3

29

`

*)

Sald

o de

fisit

sebe

sar R

p24.

699.

387

tela

h di

elim

inas

i den

gan

tam

baha

n m

odal

dis

etor

aki

bat k

uasi

-reo

rgan

isas

i per

tang

gal 3

0 Ju

ni 2

003.

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

terla

mpi

r mer

upak

an b

agia

n ya

ng ti

dak

terp

isah

kan

dari

lapo

ran

keua

ngan

kon

solid

asia

n se

cara

kes

elur

uhan

. 9

PT B

AN

K R

AK

YAT

IND

ON

ESIA

(PER

SER

O) T

bk D

AN

EN

TITA

S A

NA

K

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S K

ON

SOLI

DA

SIA

N (l

anju

tan)

Ta

hun

yang

Ber

akhi

r Pad

a Ta

ngga

l-tan

ggal

31

Des

embe

r 201

1 da

n 20

10

(Dis

ajik

an d

alam

juta

an R

upia

h, k

ecua

li di

nyat

akan

lain

)

Pem

ilik

Entit

as In

duk

__

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_

Laba

(Rug

i) ya

ng

B

elum

Dire

alis

asi

at

as E

fek-

efek

da

n O

blig

asi

Selis

ih K

urs

Rek

apita

lisas

i

ka

rena

Pem

erin

tah

Pe

njab

aran

d

alam

Kel

ompo

k

Sald

o La

ba

Mod

al

Lapo

ran

Ters

edia

unt

uk

To

tal

Dite

mpa

tkan

T

amba

han

Keu

anga

n

D

ijual

Te

lah

Bel

um

Ekui

tas

Kep

entin

gan

dan

Mod

al D

iset

or/

da

lam

Mat

a

Se

tela

h Pa

jak

Dite

ntuk

an

Dite

ntuk

an

Pem

ilik

Non

To

tal

Cat

atan

D

iset

or P

enuh

A

gio

Saha

m

Uan

g A

sing

Ta

nggu

han

Peng

guna

anny

a

Pe

nggu

naan

nya

Entit

as In

duk*)

Pe

ngen

dali

Ekui

tas

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r

20

10

6.

167.

291

2.77

3.85

8

47

.237

561.

564

7.97

4.95

6

19

.148

.204

36.6

73.1

10

-

36.6

73.1

10

La

ba ta

hun

berja

lan

-

-

-

-

-

15.0

82.9

39

15

.082

.939

5.05

7

15

.087

.996

Pen

dapa

tan

kom

preh

ensi

f lai

nnya

2

ad,2

i,7,9

-

-

1.

916

203.

440

-

-

205.

356

3.14

9

20

8.50

5

Tota

l lab

a ko

mpr

ehen

sif u

ntuk

tahu

n be

rjala

n

-

-

1.

916

203.

440

-

15

.082

.939

15.2

88.2

95

8.

206

15. 2

96.5

01

Pem

bagi

an la

ba

28

d

D

ivid

en

-

-

-

-

-

(1.7

27.9

50 )

(1

.727

.950

)

-

(1

.727

.950

)

Pen

amba

han

cada

ngan

um

um d

an c

adan

gan

tuju

an

-

-

-

-

286.

810

(286

.810

)

-

-

-

P

rogr

am K

emitr

aan

dan

Bin

a Li

ngku

ngan

(PK

BL)

-

-

-

-

-

(458

.895

)

(458

.895

)

-

(4

58.8

95 )

Per

ubah

an k

epen

tinga

n no

n

pe

ngen

dali

akib

at a

kuis

isi

B

ank

Agr

o

-

-

-

-

-

-

-

37.5

63

37

.563

Sald

o pa

da ta

ngga

l 31

Des

embe

r 201

1

6.

167.

291

2.77

3.85

8

49

.153

765.

004

8.26

1.76

6

31

.757

.488

49.7

74.5

60

45

.769

49.8

20.3

29

`

*)

Sald

o de

fisit

sebe

sar R

p24.

699.

387

tela

h di

elim

inas

i den

gan

tam

baha

n m

odal

dis

etor

aki

bat k

uasi

-reo

rgan

isas

i per

tang

gal 3

0 Ju

ni 2

003.

Page 257: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

256 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

10

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2011 2010

ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI Penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah 47.778.151 46.642.901 Pembayaran bunga, beban syariah dan pembiayaan lainnya (13.684.909) (11.719.715) Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan 1.833.012 1.525.143 Pendapatan operasional lainnya 3.907.886 3.246.370 Beban operasional lainnya (24.292.508) (25.288.640) Pendapatan non operasional - neto 1.161.176 500.355

Arus kas sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi 16.702.808 14.906.414

Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi: (Kenaikan) penurunan aset operasi: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 753.698 (816.715) Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (4.422.876 ) 1.922.239 Tagihan wesel ekspor (4.086.814 ) (190.586) Tagihan derivatif 70.052 57.051 Kredit yang diberikan (38.442.018 ) (41.441.844) Piutang dan pembiayaan syariah (3.583.747 ) (2.924.794) Aset lain-lain (1.541.889 ) 547.943 Kenaikan (penurunan) liabilitas operasi: Liabilitas segera (167.523) 560.071 Simpanan: Giro (785.798) 27.083.781 Giro wadiah 200.050 186.482 Tabungan 27.445.940 21.078.781 Tabungan wadiah 648.497 424.428 Tabungan mudharabah 48.785 23.274 Deposito berjangka 19.697.394 26.275.285 Deposito berjangka mudharabah 3.357.077 2.652.102 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya (1.136.152) 710.409 Liabilitas derivatif 91.734 (195.502) Liabilitas lain-lain 1.125.856 3.476.868

Kas Neto yang Diperoleh dari Kegiatan Operasi 15.975.074 54.335.687

ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Hasil penjualan aset tetap 10.475 5.875 Penerimaan dividen 134 147 Hasil penjualan penyertaan saham 7.350 - Perolehan aset tetap (601.339) (511.912) Penambahan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (1.205.082) (1.686.098)

Kas Neto yang Digunakan untuk Kegiatan Investasi (1.788.462) (2.191.988)

Page 258: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

257LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 257

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

11

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2011 2010

ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN (Pembayaran) penerimaan pinjaman yang diterima 3.643.371 (4.156.854) Penurunan efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (423.684) (18.099) Pembagian laba untuk dividen dan PKBL (2.753.372) (2.414.327) Penurunan (kenaikan) efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (9.188.909) 2.506 Kenaikan tambahan modal disetor dari eksekusi opsi saham - 38.532 Kenaikan modal disetor dari eksekusi opsi saham - 2.365 Pembayaran pinjaman subordinasi - (522.241)

Kas Neto yang Digunakan untuk Kegiatan Pendanaan (8.722.594) (7.068.118)

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 5.464.018 45.075.581 PENGARUH PERUBAHAN KURS MATA UANG ASING 35.523 773.019 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 127.522.699 81.674.099

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 133.022.240 127.522.699

Kas dan Setara Kas akhir tahun terdiri dari: Kas 10.525.973 9.975.712 Giro pada Bank Indonesia 33.040.418 19.989.683 Giro pada bank lain 5.533.225 5.658.116 Penempatan pada bank lain - jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan 73.346.039 82.267.776 Sertifikat Bank Indonesia - jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan 10.576.585 9.631.412

Total Kas dan Setara Kas 133.022.240 127.522.699

Page 259: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

258 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

1. UMUM

a. Pendirian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (selanjutnya disebut “BRI”) didirikan pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29 April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah”) No. 21 Tahun 1992, bentuk badan hukum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pengalihan BRI menjadi Persero didokumentasikan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris Muhani Salim, S.H. dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No. 3A tanggal 11 September 1992. Anggaran Dasar BRI kemudian diubah dengan akta No. 7 tanggal 4 September 1998 Notaris Imas Fatimah, S.H., pasal 2 tentang “Jangka Waktu Berdirinya Perseroan” dan pasal 3 tentang “Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha” untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang “Perseroan Terbatas” dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-24930.HT.01.04.TH.98 tanggal 13 November 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86, Tambahan No. 7216 tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H., antara lain tentang status perusahaan dan penyesuaian dengan Undang-undang Pasar Modal dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-23726 HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88, Tambahan No. 11053 tanggal 4 November 2003. Berdasarkan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., telah dilakukan perubahan terhadap Anggaran Dasar BRI, antara lain untuk penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang “Perseroan Terbatas” dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) No. IX.J.I tentang “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-48353.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68, Tambahan No. 23079 tanggal 25 Agustus 2009. Selanjutnya, Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi dan persetujuan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp500 (Rupiah penuh) per saham menjadi Rp250 (Rupiah penuh) per saham, sesuai dengan akta No. 38 tanggal 24 November 2010, Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam suratnya No. AHU.AH.01.10-33481 tanggal 29 Desember 2010. Pemecahan Saham (stock split) dilakukan pada tahun 2011 dan BRI menjadwalkan bahwa akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama atau Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi adalah tanggal 10 Januari 2011 dan tanggal dimulainya perdagangan sah dengan nilai nominal baru atau Rp250 (Rupiah penuh) per lembar saham adalah tanggal 11 Januari 2011. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah.

Page 260: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

259LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 259

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

1. UMUM (lanjutan) b. Program Rekapitalisasi

Sebagai realisasi dari Program Rekapitalisasi Bank Umum sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank Pemerintah, BRI telah menerima seluruh total rekapitalisasi sebesar nominal Rp29.149.000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahap yaitu sebesar nominal Rp20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000 dan Rp8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000 (Catatan 9 dan 28b). Lebih lanjut, seperti yang disebutkan dalam Kontrak Manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Negara Republik Indonesia cq. Pemerintah melalui Menteri Keuangan dengan BRI, Pemerintah telah menetapkan bahwa total kebutuhan rekapitalisasi BRI untuk mencapai Liabilitas Penyediaan Modal Minimum 4% adalah sebesar Rp29.063.531. Oleh karena itu, BRI telah mengembalikan kelebihan total rekapitalisasi sebesar Rp85.469 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah kepada Negara Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2001 (Catatan 9 dan 28a). Pada tanggal 30 September 2003, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya nilai akhir dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal BRI dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, Menteri Keuangan menetapkan bahwa nilai akhir kebutuhan rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp29.063.531 (Catatan 28a).

c. Penawaran Umum Saham Perdana

Dalam rangka penawaran umum saham perdana BRI, berdasarkan pernyataan pendaftaran tanggal 31 Oktober 2003, Pemerintah, melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyetujui untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering (“IPO”)) sebesar 3.811.765.000 lembar saham biasa BRI bersamaan dengan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih. Penawaran umum saham perdana meliputi penawaran kepada masyarakat internasional (Peraturan 144A dari Perundang-undangan Sekuritas dan peraturan “S”) dan penawaran kepada masyarakat Indonesia. BRI menyerahkan pendaftarannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) dan pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003 (Catatan 28a). Penawaran umum saham perdana BRI meliputi 3.811.765.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham dengan harga jual Rp875 (Rupiah penuh) per lembar saham. Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 lembar saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 lembar saham masing-masing dengan harga Rp875 (Rupiah penuh) setiap lembar saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI (Catatan 28a). Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 10 November 2003 dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI juga dicatatkan.

Page 261: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

260 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

1. UMUM (lanjutan) d. Struktur dan Manajemen

Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI memiliki jaringan unit kerja dengan rincian sebagai berikut:

2011 2010

Kantor Wilayah 18 18 Kantor Inspeksi 14 14 Kantor Cabang Dalam Negeri 427 409 Kantor Cabang Khusus 1 1 Kantor Cabang/Kantor Perwakilan di Luar Negeri 3 3 Kantor Cabang Pembantu (KCP) 502 470 Kantor Kas 870 822 BRI Unit 4.849 4.649 Teras 1.304 617 BRI memiliki 1 (satu) Kantor Cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands dan 2 (dua)

Kantor Perwakilan yang berlokasi di New York dan Hong Kong. Pada tanggal 31 Desember 2011 BRI memiliki 3 (tiga) Entitas Anak yaitu PT Bank BRISyariah,

PT Bank Agroniaga Tbk dan BRIngin Remittance Co. Ltd. Hong Kong, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 BRI hanya memiliki 1 (satu) Entitas Anak yaitu PT Bank BRISyariah. Total karyawan BRI adalah 40.044 dan 37.644 orang (tidak diaudit) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BRI masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan

2010 ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI tanggal 28 September 2011 yang diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 39 dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan BRI tanggal 20 Mei 2010 yang diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 35 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Komisaris Utama/ Independen : Bunasor Sanim Bunasor Sanim Wakil Komisaris Utama/ Independen : - Soedarjono Komisaris : Heru Lelono Heru Lelono Komisaris : Agus Suprijanto Agus Suprijanto Komisaris : Hermanto Siregar - Komisaris Independen : Adhyaksa Dault Adhyaksa Dault Komisaris Independen : - Baridjussalam Hadi Komisaris Independen : Aviliani Aviliani

2011 2010

Direktur Utama : Sofyan Basir Sofyan Basir Direktur Operasional : Sarwono Sudarto Sarwono Sudarto Direktur Keuangan : Achmad Baiquni Achmad Baiquni Direktur Bisnis Komersial : Sulaiman Arif Arianto Sulaiman Arif Arianto Direktur Kepatuhan : Randi Anto Bambang Soepeno Direktur Bisnis Konsumer : Agus Toni Soetirto Agus Toni Soetirto

Page 262: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

261LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 261

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

1. UMUM (lanjutan)

d. Struktur dan Manajemen (lanjutan)

2011 2010

Direktur Pengendalian Risiko Kredit : Lenny Sugihat Lenny Sugihat Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) : Djarot Kusumayakti Djarot Kusumayakti

Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN : Asmawi Syam Asmawi Syam

Direktur Jaringan dan Layanan : Suprajarto Suprajarto Direktur Manajemen SDM (MSDM) : Gatot Mardiwasisto*) -

*) Efektif sejak tanggal 27 Januari 2012, sesuai surat Bank Indonesia No. 14/10/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 25 Januari 2012 dan surat

Kementerian BUMN No. S-49/MBU.4/2012 tanggal 27 Januari 2012.

Susunan Komite Audit BRI pada tanggal 31 Desember 2011 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Komisaris No. B.111-KOM/10/2011 tanggal 19 Oktober 2011, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Komisaris No. B.63-KOM/06/2010 tanggal 15 Juni 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Ketua : Bunasor Sanim Baridjussalam Hadi Anggota : Adhyaksa Dault Bunasor Sanim Anggota : H. C. Royke Singgih H. C. Royke Singgih Anggota : Dedi Budiman Hakim Dedi Budiman Hakim Anggota : Syahrir Nasution Syahrir Nasution Anggota : Hermanto Siregar Soedarjono

e. Entitas Anak

PT Bank BRISyariah

Pada tanggal 29 Juni 2007, BRI telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan pemegang saham PT Bank Jasa Arta (“BJA”) untuk mengakuisisi 100% saham BJA dengan harga pembelian sebesar Rp61 miliar. Berdasarkan RUPS Luar Biasa BRI sesuai dengan akta No. 3 tanggal 5 September 2007 Notaris Imas Fatimah, S.H., para pemegang saham telah menyetujui akuisisi terhadap BJA tersebut dan juga telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 9/188/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 18 Desember 2007 dan No. 9/1326/DPIP/Prz tanggal 28 Desember 2007. Akuisisi ini diselesaikan pada tanggal 19 Desember 2007 berdasarkan akta Akuisisi No. 61 Notaris Imas Fatimah, S.H., dimana BRI memiliki 99,99875% dari total saham yang dikeluarkan BJA dan sebesar 0,00125% diserahkan kepada Yayasan Kesejahteraan Pekerja BRI. PT Bank Jasa Arta berdasarkan akta No. 45 tanggal 22 April 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., telah berubah menjadi PT Bank Syariah BRI (“BSB”). Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 16 Oktober 2008, BSB memperoleh izin perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Selama 60 (enam puluh) hari setelah keputusan tersebut, BSB wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan selambat-lambatnya 360 (tiga ratus enam puluh) hari setelah keputusan, BSB wajib menyelesaikan seluruh kredit dan liabilitas debitur atau nasabah dari kegiatan konvensional.

Page 263: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

262 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

1. UMUM (lanjutan)

e. Entitas Anak (lanjutan) PT Bank BRISyariah (lanjutan) BRI pada tanggal 19 Desember 2008 sepakat untuk melakukan pemisahan (spin-off) atas Unit Usaha Syariah BRI (“UUS BRI”) kedalam BSB yang telah diaktakan dengan “Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah BRI ke dalam PT Bank Syariah BRI” No. 27 tanggal 19 Desember 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., dimana tanggal efektif pemisahan adalah tanggal 1 Januari 2009. Akibat dari pemisahan yang ditetapkan tersebut, terhitung sejak tanggal efektif pemisahan maka:

1. Semua aset dan liabilitas UUS BRI yang dimiliki oleh BRI, karena hukum telah beralih kepada

dan menjadi hak atau kepunyaan, serta liabilitas atau beban dari dan akan dijalankan oleh dan atas tanggungan BSB, selaku perseroan yang menerima pemisahan.

2. Semua operasi, usaha, kegiatan dan aktivitas kantor UUS BRI karena hukum beralih kepada dan akan dijalankan atau diusahakan oleh BSB atas keuntungan, kerugian dan tanggungan BSB.

3. Semua hak, piutang, wewenang dan liabilitas UUS BRI berdasarkan perjanjian, tindakan atau

peristiwa apapun yang telah ada, dibuat, dilakukan atau terjadi pada atau sebelum tanggal efektif pemisahan, termasuk tetapi tidak terbatas pada yang tercatat dalam daftar aset dan liabilitas UUS BRI, serta semua hubungan hukum antara UUS BRI dengan pihak lain karena hukum beralih kepada dan akan dijalankan atau dilaksanakan oleh BSB atas keuntungan atau kerugian dan tanggungan BSB.

Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham BSB No. 18 tanggal 14 April 2009, Notaris Fathiah Helmi, S.H., dilakukan perubahan nama dari PT Bank Syariah BRI menjadi PT Bank BRISyariah (“BRIS”) dan telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia sesuai Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/63/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 15 Desember 2009. Anggaran Dasar BRIS telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sesuai dengan akta No. 15 tanggal 19 Juli 2010, Notaris Fathiah Helmi, S.H. Total aset BRIS pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp11.200.828 dan Rp6.858.386 atau 2,38% dan 1,70% dari total aset konsolidasian. Total pendapatan pengelolaan dana untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp868.170 dan Rp643.669, atau 1,80% dan 1,44% dari total pendapatan bunga konsolidasian. PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) Pada tanggal 19 Agustus 2010, BRI telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Saham dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) selaku pemegang 95,96% saham Bank Agro untuk mengakuisisi saham Bank Agro dengan total nominal sebesar Rp330.296 untuk 3.030.239.023 lembar saham dengan harga Rp109 (Rupiah penuh) per lembar. Komposisi kepemilikan saham Bank Agro nantinya adalah BRI akan memiliki 76%, Dapenbun 14% dan publik 10%.

Page 264: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

263LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 263

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

1. UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak (lanjutan)

PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) (lanjutan) Berdasarkan RUPS Luar Biasa BRI sesuai dengan akta No. 37 tanggal 24 November 2010 Notaris Fathiah Helmi, S.H., para pemegang saham telah menyetujui akuisisi terhadap Bank Agro. Selain itu, Bank Indonesia juga telah memberikan persetujuan melalui Surat No. 13/19/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 16 Februari 2011. Akuisisi ini diselesaikan pada tanggal 3 Maret 2011 berdasarkan akta akuisisi No. 14 Notaris Fathiah Helmi, S.H., dimana BRI memiliki 88,65% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Agro, sebagaimana dimuat dalam akta No. 68 tanggal 29 Desember 2009, Notaris Rusnaldy, S.H. Hal tersebut diatas telah mempertimbangkan efek dari Waran Seri I yang dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 25 Mei 2011. Untuk memenuhi Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-259/BL/2008, tanggal 30 Juni 2008, tentang “Pengambilalihan Perusahaan Terbuka”, BRI sebagai pengendali baru Bank Agro diwajibkan untuk melaksanakan Penawaran Tender terhadap saham Bank Agro yang dimiliki pemegang saham publik. Pernyataan Penawaran Tender telah dinyatakan efektif pada tanggal 4 Mei 2011 berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-4985/BL/2011 dan telah diumumkan pada dua surat kabar harian, yaitu Bisnis Indonesia dan Investor Daily, keduanya pada tanggal 5 Mei 2011. Masa penawaran Tender dimulai pada tanggal 5 Mei 2011 dan berakhir pada tanggal 24 Mei 2011. Pada tanggal penutupan masa Penawaran Tender, terdapat 113.326.500 lembar saham (3,15% dari seluruh saham Bank Agro) yang dibeli oleh BRI. Harga penawaran Tender yang digunakan adalah sebesar Rp182 (Rupiah penuh) per lembar. Pada tanggal 1 Juli 2011, telah dilaksanakan penjualan saham kepada Dapenbun sejumlah 256.375.502 lembar atas eksekusi opsi beli Dapenbun dengan harga Rp109 (Rupiah penuh) per lembar. Selanjutnya sesuai peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1, jangka waktu pengembalian tender offer adalah selama 2 (dua) tahun, namun khusus untuk Bank Agro maka BRI wajib memenuhi minimal kepemilikan saham publik sebesar 10% paling lambat pada tanggal 24 Mei 2013. Hal ini untuk memenuhi Surat Bursa Efek Indonesia No. S-06472/BEI.PPJ/09-2011 tanggal 23 September 2011. Sampai dengan 31 Desember 2011, saham Bank Agro yang berhasil dijual ke publik sebesar 500.000 lembar, sehingga kepemilikan saham BRI di Bank Agro per 31 Desember 2011 menjadi 79,78% dan Dapenbun 14%. Total aset Bank Agro pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp3.476.552 atau 0,74% dari total aset konsolidasian. Total pendapatan bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp347.042 atau 0,72% dari total pendapatan bunga konsolidasian. BRIngin Remittance Co. Limited (Ltd.) Hong Kong Pada tanggal 16 Desember 2011, BRI telah menandatangani Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes untuk mengakuisisi 100% saham BRIngin Remittance Co. Ltd. (BRC) Hong Kong (1.600.000 lembar saham) dengan harga pembelian sebesar HKD1.911.270. Akuisisi ini telah disahkan oleh Inland Revenue Department (IRD) Hong Kong dengan stamp duty pada tanggal 28 Desember 2011 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No.13/32/DPB1/TPB1-3/Rahasia pada tanggal 1 Desember 2011. Total aset BRIngin Remittance Co. Limited Hong Kong pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp2.327 atau 0,0005% dari total aset konsolidasian.

Page 265: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

264 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian disajikan dengan menggunakan praktek yang lazim berlaku dalam industri perbankan dan standar akuntansi keuangan lainnya yang terkait yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No.KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” serta Surat Edaran Bapepam-LK No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak. dan Gas Bumi dan Perbankan”. BRIS (Entitas Anak) yang beroperasi dalam bidang perbankan dengan prinsip syariah disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 tentang “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102 tentang “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 104 tentang “Akuntansi Istishna”, PSAK No. 105 tentang “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106 tentang “Akuntansi Musyarakah” dan PSAK No. 107 tentang “Akuntansi Ijarah” yang menggantikan PSAK No. 59 tentang “Akuntansi Perbankan Syariah” yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan untuk topik tersebut dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan IAI.

Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali disebutkan lain dan disusun dengan dasar akrual (kecuali pendapatan dari istishna dan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah). Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas konsolidasian, yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan dalam jutaan Rupiah.

b. Prinsip konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan BRI dan Entitas Anak yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh BRI. Dalam hal pengendalian terhadap Entitas Anak dimulai atau diakhiri dalam suatu periode berjalan maka hasil usaha Entitas Anak yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian itu berakhir. Suatu pengendalian atas suatu Entitas Anak lain dianggap ada bilamana BRI menguasai lebih dari 50% hak suara, BRI dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Entitas Anak, atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas Direksi Entitas Anak, atau mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.

Page 266: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

265LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 265

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip konsolidasian (lanjutan)

Dalam mencatat akuisisi Entitas Anak digunakan metode pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan atau liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang berkaitan secara langsung dengan akuisisi sebelum 1 Januari 2011. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset neto Entitas Anak dicatat sebagai goodwill.

Seluruh saldo dan transaksi antar perusahaan yang signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Bank dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila laporan keuangan Entitas Anak menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak tersebut. Kepentingan non-pengendali dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba neto dan ekuitas Entitas Anak tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Entitas Anak tersebut.

c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

Aset keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah, tagihan wesel ekspor, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan saham dengan metode biaya dan aset lain-lain. Liabilitas keuangan BRI terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya, efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali, liabilitas derivatif, liabilitas akseptasi, pinjaman yang diterima, pinjaman subordinasi dan liabilitas lain-lain. BRI menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, efektif sejak 1 Januari 2010, yang masing-masing menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1999), “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.

Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 39.

(i) Klasifikasi

BRI mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki

2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan;

Kredit yang diberikan dan piutang;

Page 267: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

266 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)

(i) Klasifikasi (lanjutan)

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo; Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi,

yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

Liabilitas keuangan lain.

Kelompok aset dan liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki BRI terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.

Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: Yang dimaksudkan oleh BRI untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan

dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau

Dalam hal BRI mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana BRI mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini.

Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditentukan sebagai

tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual

atau ditentukan sebagai nilai wajar melalui laba rugi saat pengakuan liabilitas.

Page 268: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

267LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 267

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)

(ii) Pengakuan awal

a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun

waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian.

b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam

hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.

BRI pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut: Penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-konsistenan

pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul; atau Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya

dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.

Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laba rugi. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat.

(iii) Pengukuran setelah pengakuan awal

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diukur pada nilai wajarnya. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(iv) Penghentian pengakuan

a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau BRI mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau

menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan antara (a) BRI telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) BRI tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer kendali atas aset.

Page 269: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

268 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)

(iv) Penghentian pengakuan (lanjutan)

Ketika BRI telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan BRI yang berkelanjutan atas aset tersebut.

b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara BRI dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai.

(v) Pengakuan pendapatan dan beban

a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan suku bunga efektif.

b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan

liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai.

Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

(vi) Reklasifikasi aset keuangan

BRI tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

Page 270: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

269LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 269

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)

(vi) Reklasifikasi aset keuangan (lanjutan)

BRI tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana: a. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian

kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

b. Terjadi setelah BRI telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau BRI telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

c. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali BRI, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh BRI.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

(vii) Saling hapus

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai neto-nya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika dan hanya jika BRI memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

(viii) Pengukuran biaya diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya dan dikurangi penurunan nilai.

(ix) Pengukuran nilai wajar

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, di antara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya adalah nilai pasar dari Interdealer Market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran.

Page 271: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

270 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)

(ix) Pengukuran nilai wajar (lanjutan)

Jika tersedia, BRI mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau regulatory agency) dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, BRI menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. BRI menggunakan credit risk spread sendiri di dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, BRI mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread, entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas. BRI menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menggunakan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi. Untuk instrumen yang lebih kompleks, BRI menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik dan metode penilaian yang umumnya diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak derivatif yang ditransaksikan melalui pasar over the counter, unlisted debt securities (termasuk surat utang dengan derivatif melekat) dan instrumen utang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi di pasar dan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu. Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset neto efek-efek tersebut. Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan sebuah estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan dengan pasti dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang dimiliki BRI. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk, risiko likuiditas dan risiko kredit counterparty. Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan, manajemen BRI berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam laporan posisi keuangan. Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah di-review dan disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini. Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya.

Page 272: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

271LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 271

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)

(ix) Pengukuran nilai wajar (lanjutan)

Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai tercatatnya. Aset keuangan dan long position diukur dengan menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika BRI memiliki posisi aset dan liabilitas konsolidasian dimana risiko pasarnya saling hapus, maka BRI dapat menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto (net open position), mana yang lebih sesuai.

d. Kuasi-reorganisasi

Berdasarkan PSAK No. 51 tentang “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi”, kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan liabilitasnya berdasarkan nilai wajar tanpa melalui reorganisasi secara hukum. Dengan kuasi-reorganisasi, perusahaan mendapatkan awal yang baik (fresh start) dengan laporan posisi keuangan yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit karena defisit telah dieliminasikan ke akun tambahan modal disetor.

Estimasi nilai wajar aset dan liabilitas BRI dalam rangka kuasi-reorganisasi ditentukan berdasarkan informasi terbaik yang tersedia saat itu sesuai dengan karakteristik aset dan liabilitas yang bersangkutan serta mempertimbangkan tingkat risiko yang dihadapi atau nilai pasar aset dan liabilitas yang bersangkutan. Apabila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga aset sejenis, estimasi nilai sekarang atau arus kas yang didiskontokan. Untuk aset dan liabilitas tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK yang terkait. Dalam RUPS Luar Biasa BRI tanggal 3 Oktober 2003 yang diaktakan oleh Notaris Imas Fatimah, S.H., dengan akta No. 6 pada tanggal yang sama, pemegang saham telah memberikan persetujuan prinsip atas rencana kuasi-reorganisasi BRI per tanggal 30 Juni 2003 (Catatan 3).

BRI telah melakukan penilaian kembali atas akun-akun aset dan liabilitasnya dalam rangka kuasi-reorganisasi per 30 Juni 2003. Karena nilai wajar aset neto (jumlah aset dikurangi dengan jumlah liabilitas) BRI lebih tinggi dari nilai buku aset neto maka berdasarkan PSAK No. 51 (sebelum direvisi pada tahun 2003) dan PSAK No. 21 tentang “Akuntansi Ekuitas” dalam pelaksanaan kuasi-reorganisasi BRI tidak membukukan selisih lebih aset neto tersebut ke saldo defisit dan tetap menggunakan nilai buku aset dan liabilitas pada tanggal dilaksanakannya kuasi-reorganisasi. Sebagai hasil dari kuasi-reorganisasi tersebut, saldo defisit BRI yang dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham adalah sebesar Rp24.699.387 pada tanggal 30 Juni 2003. Bank Indonesia dalam suratnya No. 5/105/DPwB2/PwB24 tanggal 19 September 2003 menyatakan bahwa dalam melaksanakan kuasi-reorganisasinya, BRI mengacu kepada PSAK No. 51 (sebelum direvisi pada tahun 2003) serta memperhatikan aspek-aspek lain yang terkait dengan pelaksanaan kuasi-reorganisasi tersebut.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Dalam menjalankan usahanya, BRI dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi".

Page 273: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

272 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan)

Efektif tanggal 1 Januari 2011, BRI dan Entitas Anak menerapkan perubahan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian BRI dan Entitas Anak.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan BRI dan Entitas Anak jika: 1) langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak

(i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan BRI dan Entitas Anak; (ii) memiliki kepentingan dalam BRI dan Entitas Anak yang memberikan pengaruh signifikan atas BRI dan Entitas Anak; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas BRI dan Entitas Anak;

2) suatu pihak yang berelasi dengan BRI dan Entitas Anak; 3) suatu pihak adalah ventura bersama di mana BRI dan Entitas Anak sebagai venturer; 4) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci BRI dan Entitas Anak atau induk; 5) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1)

atau (4); 6) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi

signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); dan

7) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari BRI dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan BRI dan Entitas Anak.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana

persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan dan rinciannya telah disajikan dalam Catatan 43 atas laporan keuangan konsolidasian. Selanjutnya, saldo dan transaksi yang material antara BRI dan Entitas Anak dengan Pemerintah Negara Republik Indonesia (RI) dan entitas lain yang berelasi dengan Pemerintah Negara RI diungkapkan juga pada Catatan 43 tersebut.

f. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, BRI mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif

bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau

bunga; c) Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan

keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

d) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

Page 274: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

273LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 273

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

f. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan) e) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau f) Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas

estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: 1) memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan 2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset

dalam kelompok tersebut.

Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama.

BRI pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual

atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika BRI menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka BRI memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

BRI menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan

nilai; 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, BRI melakukan penilaian secara individual untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah yang direstrukturisasi.

BRI menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif

penurunan nilai; 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar usaha kecil dan konsumen.

Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, BRI menerapkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, “Perubahan atas Surat Edaran No. 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)” untuk kredit yang tidak mempunyai data dan informasi kerugian historis yang memadai. Sedangkan untuk kredit yang mempunyai data dan informasi kerugian historis yang

Page 275: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

274 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

f. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan) dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan penyesuaian oleh BRI melalui survei secara periodik kepada pihak eksternal maupun internal BRI. Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 (SE-BI) tersebut, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif dengan mengacu pada pembentukan penyisihan umum dan penyisihan khusus sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aktiva bank umum. Berdasarkan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Penyisihan kolektif untuk kredit yang dikelompokkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan amortisasi).

BRI menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah

satu kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal

pengikatan agunan.

Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, BRI dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, BRI mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi

Page 276: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

275LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 275

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

f. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan) komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.

Jika pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga. Untuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah, BRIS menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006, tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 dalam menentukan kerugian penurunan nilai. Aset produktif syariah terdiri dari giro pada bank lain, piutang dan pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan pada bank lain, serta komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit.

Penyisihan kerugian minimum yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: a) 1% dari aktiva produktif yang digolongkan Lancar, diluar Fasilitas Simpanan Bank Indonesia

Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai; dan

b) 5% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan;dan

c) 15% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan; dan

Page 277: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

276 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

f. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan) d) 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; dan e) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi agunan.

g. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada Bank Indonesia berupa Deposit Facility dan Term Deposit, sedangkan penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk penempatan pada pasar uang (inter-bank call money) dan deposito berjangka.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi

menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-masing sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

i. Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah

Efek-efek terdiri atas surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, obligasi Pemerintah, wesel tagih, subordinated notes, unit penyertaan reksadana, medium term notes, US Treasury Bonds dan credit linked notes serta obligasi yang diperdagangkan di bursa efek. Termasuk di dalam efek-efek adalah obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah yang tidak terkait dengan program rekapitalisasi seperti Surat Utang Negara (SUN), Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan obligasi Pemerintah dalam mata uang asing yang diperoleh melalui pasar perdana dan juga pasar sekunder. Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah adalah obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi bank-bank umum yang terdiri dari obligasi dalam rangka rekapitalisasi BRI dan obligasi yang dibeli dari pasar sekunder.

Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah pada awalnya disajikan sebesar nilai wajarnya.

Setelah pengakuan awal, efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dicatat sesuai dengan kategorinya yaitu dimiliki hingga jatuh tempo, nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual.

Penilaian efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah didasarkan atas klasifikasinya sebagai

berikut:

1) Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. BRI tidak mengklasifikasikan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, BRI telah menjual atau mereklasifikasi efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi

Page 278: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

277LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 277

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah (lanjutan)

Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo selain dari pada penjualan atau reklasifikasi yang telah dijelaskan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006).

2) Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

3) Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan efek-efek dan

Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

j. Tagihan wesel ekspor

Tagihan wesel ekspor adalah wesel ekspor yang dinegosiasikan secara diskonto dan dijaminkan

oleh bank lainnya. Tagihan wesel ekspor dicatat pada biaya perolehan amortisasi setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

Tagihan wesel ekspor diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

k. Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga.

Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang

dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai.

Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar pokok kredit

sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh BRI. l. Piutang dan pembiayaan syariah

Piutang syariah adalah tagihan yang timbul dari transaksi jual beli berdasarkan akad murabahah, istishna dan ijarah. Pembiayaan syariah terdiri atas pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.

Page 279: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

278 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Piutang dan pembiayaan syariah (lanjutan)

Murabahah adalah akad jual beli antara nasabah dengan BRIS, dimana BRIS membiayai kebutuhan investasi dan modal kerja nasabah yang dijual dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama. Pembayaran atas pembiayaan ini dilakukan dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang ditentukan. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan yakni saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Marjin murabahah yang ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang murabahah. Istishna adalah akad penjualan antara al - mustashni (pembeli) dan al - shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk membuat atau mengadakan al - mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Piutang istishna disajikan sebesar tagihan termin kepada pembeli akhir dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara muajjir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (obyek sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya. Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan kerja sama antara BRIS sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) selama jangka waktu tertentu. Pembagian hasil keuntungan dari proyek atau usaha tersebut dilakukan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian penurunan nilai. Bank menetapkan penyisihan kerugian penurunan nilai sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan. Pembiayaan musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi di antara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil atau kerugian sesuai dengan kesepakatan atau secara proporsional sesuai kontribusi modal. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian penurunan nilai. Bank menetapkan penyisihan kerugian penurunan nilai sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan.

m. Tagihan dan liabilitas akseptasi

Tagihan dan liabilitas akseptasi merupakan transaksi letters of credit (L/C) yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank).

Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi

diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

n. Penyertaan saham Penyertaan saham terutama merupakan penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan

yang bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal untuk tujuan investasi jangka panjang.

Penyertaan saham pada entitas dimana BRI dan Entitas Anak tidak memiliki pengaruh yang

signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006).

Page 280: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

279LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 279

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

n. Penyertaan saham (lanjutan)

Penyertaan saham dimana BRI mempunyai persentase kepemilikan 20% sampai dengan 50% dicatat dengan metode ekuitas, kecuali untuk penyertaan saham sementara. Dengan metode ekuitas, investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan disesuaikan dengan bagian BRI atas laba atau rugi neto perusahaan asosiasi sesuai dengan jumlah persentase kepemilikan dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan. Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan dibawah 20% dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat dengan metode biaya dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai.

o. Aset tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 15 Kendaraan bermotor 5 Komputer dan mesin 3 - 5 Perlengkapan kantor 5

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau pada saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi

sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali

memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.

PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan untuk menelaah nilai aset untuk setiap penurunan atau penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan nilai tercatat tidak bisa diperoleh kembali.

Page 281: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

280 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

p. Sewa guna usaha

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) tentang ”Sewa”, penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

q. Agunan yang diambil alih

Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit (disajikan dalam akun “Aset

Lain-lain”) diakui sebesar nilai neto yang dapat direalisasi atau sebesar nilai tercatat dari kredit, mana yang lebih rendah. Nilai neto yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Kelebihan saldo kredit yang diberikan, yang belum dilunasi oleh peminjam diatas nilai dari agunan yang diambil alih, dibebankan sebagai penyisihan penghapusan kredit yang diberikan pada tahun berjalan. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dengan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

r. Aset lain-lain

Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga dan provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan atas accrual bunga, uang muka pajak, biaya dibayar di muka, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-lain.

s. Liabilitas segera Liabilitas segera merupakan liabilitas BRI kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan dihitung berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

t. Simpanan nasabah dan bank lain serta lembaga keuangan lainnya

Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang giro. Giro wadiah merupakan titipan dana pihak ketiga yang setiap saat tersedia untuk dikembalikan dan diberikan bonus berdasarkan kebijakan BRIS. Giro wadiah dinyatakan sebesar titipan pemegang giro di BRIS. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemilik tabungan. Tabungan wadiah adalah simpanan dana nasabah pada BRIS, yang bersifat titipan dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dan terhadap titipan tersebut bank tidak dipersyaratkan untuk memberikan imbalan kecuali dalam bentuk pemberian bonus secara sukarela. Tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas BRIS.

Page 282: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

281LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 281

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

t. Simpanan nasabah dan bank lain serta lembaga keuangan lainnya (lanjutan) Tabungan mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan BRIS atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Tabungan mudharabah dicatat sebesar nilai simpanan nasabah. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan BRI. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau yang diperjanjikan. Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka mudharabah dengan BRIS. Deposito berjangka mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan BRIS.

Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan inter-bank call money dengan promes yang berjangka waktu sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari serta dinyatakan sesuai dengan jumlah liabilitas terhadap bank dan lembaga keuangan lainnya tersebut. Simpanan nasabah dan bank lain serta lembaga keuangan lainnya diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif kecuali simpanan dan dana syirkah temporer yang dinyatakan sebesar nilai liabilitas Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.

u. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali disajikan sebagai aset keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah penjualan kembali dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi dan penyisihan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali menggunakan suku bunga efektif.

Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai kredit yang

diberikan dan piutang. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah pembelian kembali, dikurangi dengan bunga dibayar di muka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diperlakukan sebagai biaya dibayar di muka dan diakui sebagai beban selama jangka waktu sejak efek tersebut dijual hingga dibeli kembali menggunakan suku bunga efektif.

Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

v. Pinjaman subordinasi

Pinjaman subordinasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi (biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan obligasi subordinasi dikurangkan dari jumlah pinjaman subordinasi).

Page 283: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

282 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

v. Pinjaman subordinasi (lanjutan) Obligasi subordinasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang

belum diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi subordinasi dicatat sebagai pengurang hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Perbedaan antara nilai tercatat surat berharga yang diterbitkan dengan harga pembelian kembali

tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

w. Cadangan dan pembayaran bunga tepat waktu pada BRI Unit Pembayaran Bunga Tepat Waktu (PBTW) adalah insentif yang diberikan kepada para debitur Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) yang melunasi liabilitasnya membayar kembali kredit sesuai dengan jadwal angsuran yang telah disepakati bersama. Besarnya PBTW adalah sebesar 25% dari bunga yang diterima baik untuk Kupedes Modal Kerja maupun Kupedes Investasi. PBTW disajikan sebagai pengurang pendapatan bunga dari kredit yang diberikan. Cadangan Pembayaran Bunga Tepat Waktu (CPBTW) adalah cadangan yang dibentuk untuk menutup insentif pembayaran bunga tepat waktu yang diberikan kepada debitur Kupedes yang melunasi liabilitasnya membayar kembali kredit tepat pada waktunya. Besarnya CPBTW adalah 25% dari bunga Kupedes Modal Kerja dan bunga Kupedes Investasi yang diterima efektif tiap bulan. CPBTW disajikan pada akun “Liabilitas Lain-lain”.

x. Pendapatan dan beban bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang interest bearing diakui

pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, BRI mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.

Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak

dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat

kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.

Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai (impairment) akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai.

y. Pendapatan provisi dan komisi

Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, atau pendapatan provisi dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi

Page 284: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

283LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 283

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) y. Pendapatan provisi dan komisi (lanjutan)

sesuai dengan jangka waktu kontrak menggunakan suku bunga efektif dan diklasifikasikan

sebagai bagian dari pendapatan bunga pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. z. Pendapatan dan beban syariah

Pendapatan syariah terdiri dari pendapatan dari transaksi murabahah, istishna, ijarah dan pendapatan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Pendapatan dari transaksi murabahah dan ijarah diakui dengan menggunakan metode akrual. Pendapatan dari transaksi istishna dan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah diakui pada saat angsuran diterima secara tunai. Beban berdasarkan prinsip syariah terdiri dari beban bagi hasil mudharabah dan beban bonus wadiah.

aa. Program dana pensiun dan kesejahteraan karyawan

BRI menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk sebagian besar karyawannya yang memenuhi syarat. Berdasarkan program pensiun manfaat pasti, biaya jasa kini dibebankan pada laba rugi komprehensif tahun berjalan. Beban jasa lalu dan koreksi aktuarial yang belum diakui diamortisasi sesuai dengan perkiraan sisa masa kerja karyawan yang ada sebagaimana ditentukan oleh aktuaris. Di samping itu, karyawan BRI juga diberikan Tunjangan Hari Tua, diikutsertakan dalam Program Pensiun Iuran Pasti dan Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (penghargaan tanda jasa, cuti besar dan masa persiapan pensiun). BRI telah menghitung liabilitas atas diberlakukannya Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan” (UU No. 13/2003). Program pesangon BRI dihitung berdasarkan UU No. 13/2003 tersebut.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”, beban imbalan kerja yang harus disediakan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku, dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian koreksi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian koreksi aktuarial yang belum diakui untuk masing-masing karyawan pada akhir tahun sebelumnya melebihi di antara 10% dari nilai kini liabilitas manfaat pasti (defined benefit obligation) dan 10% dari nilai wajar aset program (fair value of plan assets) pada tanggal tersebut.

Keuntungan dan kerugian ini diakui menggunakan metode garis lurus atas rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, beban jasa lalu (past service costs) atas liabilitas manfaat pasti atau perubahan dari liabilitas imbalan dari program yang telah ada harus diamortisasi berdasarkan sisa periode sampai imbalan tersebut menjadi hak. Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama tahun berjalan terdiri dari biaya jasa kini, bunga atas liabilitas, keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu dan dikurangi dengan iuran pegawai dan hasil yang diharapkan dari aset program.

ab. Opsi saham BRI memberikan opsi saham kepada Direksi dan pekerja pada posisi dan jabatan tertentu

berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Biaya kompensasi saham pada tanggal penerbitan dihitung berdasarkan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui dalam akun “Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan” berdasarkan program hak yang diakui pada tahun berjalan (cliff-vesting scheme) dengan metode garis lurus selama masa tunggu (vesting period). Akumulasi dari biaya kompensasi saham diakui sebagai “Opsi Saham” dalam bagian ekuitas.

Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black-Scholes.

Page 285: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

284 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ac. Laba per lembar saham Laba per lembar saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan

kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan.

Laba per lembar saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan

terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan.

ad. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

BRI menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah. Transaksi yang melibatkan mata uang asing dicatat pada nilai tukar pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB (Waktu Indonesia bagian Barat). Keuntungan atau kerugian yang timbul dibebankan pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Nilai tukar yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):

2011 2010

1 Dolar Amerika Serikat 9.067,50 9.010,00 1 Pound Sterling Inggris 13.975,29 13.941,18 100 Yen Jepang 11.682,00 11.075,00 1 Euro Eropa 11.714,76 12.017,99 1 Dolar Hong Kong 1.167,23 1.159,08

ae. Penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang dan Kantor Perwakilan di luar negeri

BRI memiliki 1 (satu) Kantor Cabang di Cayman Islands, serta 2 (dua) Kantor Perwakilan masing-masing di New York dan Hong Kong yang merupakan entitas asing yang terpisah. Untuk tujuan penggabungan laporan keuangan konsolidasian, seluruh akun Kantor Cabang dan Perwakilan di luar negeri dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs sebagai berikut: Aset dan liabilitas serta komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada

pukul 16.00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan. Pendapatan, beban, laba dan rugi - menggunakan kurs tengah rata-rata yang berlaku pada

bulan yang bersangkutan. Saldo akhir tahun merupakan penjumlahan saldo bulanan pendapatan, beban, laba dan rugi selama tahun yang bersangkutan.

Pos ekuitas - Modal Saham dan Tambahan Modal Disetor menggunakan kurs historis. Laporan arus kas - menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB pada tanggal

laporan posisi keuangan, kecuali pos-pos laba rugi yang menggunakan kurs tengah rata-rata dan pos-pos ekuitas yang menggunakan kurs historis.

Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan di kelompok

ekuitas sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing”.

af. Transaksi derivatif Instrumen keuangan derivatif dinilai dan diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai

wajar dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Setiap kontrak derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.

Page 286: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

285LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 285

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

af. Transaksi derivatif (lanjutan) Transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan sebagai aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian yang terjadi dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Nilai wajar instrumen derivatif ditentukan diskonto arus kas dan model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa.

ag. Pajak penghasilan BRI dan Entitas Anak telah menerapkan PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”

yang mensyaratkan pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan atas konsekuensi pajak di masa datang dari beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak. PSAK No. 46 juga mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang berasal dari manfaat pajak di masa datang, termasuk akumulasi rugi pajak yang dapat dikompensasi ke tahun-tahun berikutnya, apabila besar kemungkinan bahwa laba kena pajak di masa mendatang memadai untuk dikompensasi.

Aset dan utang pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan

diterapkan pada tahun aset atau utang tersebut direalisasi atau diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan-peraturan pajak) yang berlaku atau secara substansi telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada operasi tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan atau banding tersebut diterima.

Pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak atas perusahaan yang

dikonsolidasi, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah neto masing-masing untuk BRI dan Entitas Anak.

ah. Pelaporan segmen Segmen operasi adalah komponen BRI dan Entitas Anak yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang

memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya serta tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

BRI menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal BRI yang disajikan kepada

pengambil keputusan operasional sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009). Pengambil keputusan operasional BRI adalah Direksi. Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Pelaporan segmen primer adalah berdasarkan segmen operasi yang terbagi dalam kelompok mikro, ritel, korporasi, lainnya dan Entitas Anak, sedangkan segmen sekunder adalah berdasarkan segmen geografis (Catatan 40).

Page 287: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

286 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ah. Pelaporan segmen (lanjutan) Segmen geografis meliputi penyediaan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi

tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain. Segmen geografis BRI adalah Indonesia, Asia dan Amerika Serikat.

ai. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dan kontinjensi konsolidasian yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.

Pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen BRI telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa BRI memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen BRI tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Nilai wajar atas instrumen keuangan

Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan

tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika.

Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data

tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.

Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang BRI me-review kredit yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, BRI membuat justifikasi tentang situasi keuangan peminjam dan nilai realisasi neto agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan penyisihan penurunan nilai tersebut di masa mendatang.

aj. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi

Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, BRI tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun BRI tetap harus menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.

Page 288: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

287LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 287

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

aj. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi (lanjutan)

Sebelum SE-BI tersebut dikeluarkan, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal 21 September 2010.

Perubahan metode penentuan penyisihan kerugian penurunan nilai di atas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun-tahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011. Atas aset non produktif, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.

Atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan selisih antara nilai tercatat dan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).

ak. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan BRI telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap

relevan dengan BRI:

i. PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. ii. PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. iii. PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”. iv. PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan

Tersendiri”. v. PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. vi. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. vii. PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. viii. PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. ix. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”. x. PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. xi. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. xii. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan”. xiii. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. xiv. PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. xv. PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan”. xvi. ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”. xvii. ISAK No. 14, “Aset Tidak Berwujud - Biaya Situs Web”. xviii. ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.

Page 289: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

288 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

ak. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan (lanjutan) Penerapan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan, kecuali

untuk:

1. Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, antara lain: tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain: sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari stándar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan.

Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap BRI adalah sebagai berikut: - Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian,

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian, Laporan Arus Kas Konsolidasian dan Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian dan penambahan laporan posisi konsolidasian yang menunjukkan saldo awal (dalam hal terjadi reklasifikasi atau penyajian kembali). Sedangkan sebelumnya, laporan keuangan konsolidasian terdiri dari neraca konsolidasian, laporan laba rugi konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, laporan arus kas konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

- Perubahan istilah “Hak Minoritas” menjadi “Kepentingan Non-Pengendali” dan disajikan

sebagai bagian dari ekuitas. Sebelumnya, hak minoritas disajikan terpisah di antara liabilitas dan ekuitas.

- Tambahan pengungkapan yang diperlukan, contohnya pengelolaan pengungkapan

kepatuhan terhadap standar akuntansi.

2. Penyajian Segmen Operasi

PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Segmen adalah bagian khusus dari perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Total setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.

Page 290: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

289LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 289

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

ak. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan (lanjutan)

2. Penyajian Segmen Operasi (lanjutan)

Terkait dengan standar tersebut, BRI menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada ketua pengambil keputusan operasional. Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan PSAK No. 5. Tidak ada dampak terhadap posisi ekuitas dan laba per saham BRI.

3. Akuntansi Kombinasi Bisnis

PSAK No. 22 (Revisi 2010) mengenai “Kombinasi Bisnis” diimplementasikan secara prospektif untuk kombinasi bisnis pada dan setelah tanggal 1 Januari 2011 dan tidak diperlukan penyesuaian atas aset dan liabilitas dari kombinasi bisnis yang ada sebelum tanggal 1 Januari 2011.

Sejak tanggal 1 Januari 2011, kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode

akuisisi. Harga perolehan suatu akuisisi diukur berdasarkan jumlah agregat dari imbalan yang dialihkan, yang pada umumnya mensyaratkan nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah dari kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi. Pada setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi melakukan pengukuran atas kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi, apakah menggunakan nilai wajar atau proporsional atas jumlah yang diakui atas aset neto yang diidentifikasi pada tanggal akuisisi. Biaya transaksi yang ditanggung oleh Bank sehubungan dengan kombinasi bisnis, dibebankan pada saat terjadinya.

Pada saat akuisisi suatu bisnis, Bank mengklasifikasikan dan menentukan aset teridentifikasi

yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau akuntansi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.

Goodwill pada saat pengukuran awal diukur berdasarkan selisih lebih atas nilai agregat dari

imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap kepentingan non-pengendali dengan selisih jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat dari perhitungan tersebut lebih rendah dari nilai wajar aset neto perusahaan yang diakuisisi, maka selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Sejak tanggal 1 Januari 2011, amortisasi goodwill dihentikan dan setiap tahun dilakukan uji

penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009): “Penurunan Nilai Aset”.

3. PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI Sebagai dampak dari kondisi ekonomi, BRI menderita kerugian yang signifikan pada tahun 1998 dan

1999 sejumlah Rp28.221.364. Setelah rekapitalisasi BRI pada bulan Juli 2000 dan Oktober 2000, penyisihan penghapusan aktiva produktif BRI berkurang secara signifikan sehubungan dengan pengalihan aktiva produktif non-performing ke BPPN. BRI memiliki akumulasi saldo rugi (defisit) sejumlah Rp24.699.387 dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 Juni 2003.

Page 291: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

290 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

3. PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI (lanjutan) Untuk memperoleh awal yang baik (fresh start) dengan laporan posisi keuangan yang menunjukkan

nilai sekarang dan tidak dibebani oleh defisit maka BRI melaksanakan kuasi-reorganisasi per 30 Juni 2003 (Catatan 2d).

Manajemen BRI telah menyiapkan proyeksi laporan keuangan yang menunjukkan profitabilitas yang

kuat dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) yang sehat sejalan dengan dukungan dari kekuatan utama BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang memfokuskan diri pada pembiayaan mikro, konsumen, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor agribisnis.

4. GIRO PADA BANK INDONESIA Giro pada Bank Indonesia terdiri atas: 2011 2010

Rupiah 28.833.011 19.570.892 Dolar Amerika Serikat 4.207.407 418.791

33.040.418 19.989.683

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, di dalam giro pada Bank Indonesia terdapat giro

yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah masing-masing sebesar Rp455.064 dan Rp254.882.

Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia.

Rasio GWM BRI (Entitas Induk) (tidak diaudit) pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

GWM Utama - Rupiah 9,33% 8,05 % GWM Sekunder - Rupiah 4,71 3,38 GWM Utama - valuta asing 8,01 1,00

Rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2011 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang “Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing”. Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing dan mulai tanggal 1 Juni 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut di atas, Bank harus memenuhi persyaratan GWM Utama dalam Rupiah masing-masing sebesar 8% dan untuk Dolar Amerika Serikat masing-masing sebesar 8% dan 1%. Untuk GWM Sekunder masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010 sebesar 2,5% dalam Rupiah. BRI telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang GWM pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Page 292: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

291LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 291

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

5. GIRO PADA BANK LAIN a) Berdasarkan Mata Uang: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah 66.675 80.115

Mata uang asing Dolar Amerika Serikat 3.578.299 3.359.387 Euro Eropa 587.150 1.135.293 Pound Sterling Inggris 200.708 152.852 Dolar Singapura 162.921 102.781 Dolar Hong Kong 153.426 113.133 Riyal Saudi Arabia 141.816 143.956 Dolar Australia 102.502 54.188 Yen Jepang 87.686 304.615 Dirham Arab Emirates 73.146 153.508

Franc Swiss 10.121 13.727 Lain-lain 338.755 9.212

5.436.530 5.542.652

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah 4.492 971

Mata uang asing Dolar Hong Kong 25.502 33.406 Dolar Amerika Serikat 26 972

25.528 34.378

Total 5.533.225 5.658.116 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (61) (63)

5.533.164 5.658.053

b) Berdasarkan Bank: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 62.744 77.710 PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur 1.476 3 Lain-lain 2.455 2.402

66.675 80.115

Mata uang asing Standard Chartered Bank 1.177.572 1.565.042 JP Morgan Chase Bank, N.A. 1.908.780 1.462.694 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 587.634 693.920 The Royal Bank of Scotland 359.690 586.765 Commerzbank, A.G. 294.720 347.932

Page 293: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

292 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) b) Berdasarkan Bank (lanjutan): 2011 2010

Pihak ketiga (lanjutan) Mata uang asing (lanjutan) ING Belgium N.V. Brussels 182.308 441.875 Oversea-Chinese Banking Corporation Limited 158.931 95.756 Al Rajhi Bank 133.407 124.262 ANZ Banking Group Limited 102.502 54.188 The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. 21.310 125.124 Federal Reserve Bank of New York 117.322 2.752 The Bank of New York Mellon 13.928 14.247 Lain-lain 378.426 28.095

5.436.530 5.542.652

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.980 406 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 502 565 PT Bank Bukopin Tbk 10 -

4.492 971

Mata uang asing PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25.502 33.406 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 26 972

25.528 34.378

Total 5.533.225 5.658.116 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (61) (63)

5.533.164 5.658.053

c) Kolektibilitas:

BRI melakukan penilaian giro pada bank lain secara individual dengan menggunakan bukti obyektif penurunan nilai, kecuali untuk giro pada bank lain berdasarkan prinsip syariah yang masih menggunakan panduan kolektibilitas Bank Indonesia. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 semua giro pada bank lain diklasifikasikan “Lancar”.

d) Tingkat Bunga Rata-rata Per Tahun untuk Giro Pada Bank Lain: 2011 2010

Rupiah 0,52% 0,19 % Dolar Amerika Serikat 0,06 0,20

Page 294: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

293LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 293

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Giro Pada Bank Lain:

2011 2010

Rupiah Saldo awal *) 179 547 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) - (546) Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) (118) 62

Saldo akhir 61 63

Mata uang asing Saldo awal - 90.264 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) - (90.264)

Saldo akhir - -

61 63

*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp116.

Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang wajib dibentuk sesuai ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp61 dan Rp63 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain

yang dibentuk telah memadai.

Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah

Bank Indonesia - Deposit Facility 41.665.793 49.784.790 Bank Indonesia - Term Deposit 27.492.087 18.367.802

Bank Indonesia - Deposit Facility Syariah 567.000 403.500

69.724.880 68.556.092

Page 295: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

294 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis (lanjutan): 2011 2010

Pihak ketiga (lanjutan) Rupiah (lanjutan) Inter-bank call money Unit Usaha Syariah Bank Danamon 30.000 25.000 PT Bank Pan Indonesia Tbk - 235.000 PT Bank Mega Tbk - 225.000 PT Bank Pembangunan Daerah DKI - 45.000 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk - 35.000 PT Bank Commonwealth - 30.000 PT Bank Rabobank International Indonesia - 30.000 PT Bank Mayapada Internasional Tbk - 25.000 PT Bank Sinarmas Tbk - 25.000 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk - 20.000

30.000 695.000

69.754.880 69.251.092

Dolar Amerika Serikat

Inter-bank call money Citibank, N.A. 1.016.104 1.144.270 The Royal Bank of Scotland 581.104 1.114.332 Bank of America, N.A. 527.275 2.136.631 First Union, NY 398.063 2.088.518 The Bank of New York Mellon 120.598 3.257.115 Toronto Dominion Bank, N.A. - 2.675.767

2.643.144 12.416.633

Deposito berjangka Toronto Dominion Bank, N.A. 22.669 13.515 Deposits on call The Industrial and Commercial Bank of China Limited 86.549 - Standard Chartered Bank - 991.100

86.549 991.100

2.752.362 13.421.248

72.507.242 82.672.340

Pihak berelasi (Catatan 43)

Rupiah Inter-bank call money PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 448.000 - PT Perusahaan Pengelola Aset 250.000 - PT BTMU-BRI Finance 165.000 215.000

Page 296: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

295LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 295

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis (lanjutan): 2011 2010

Pihak berelasi (Catatan 43) (lanjutan) Rupiah (lanjutan)

PT BNI Sekuritas 20.000 10.000 PT Bank Bukopin Tbk - 230.000 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia - 100.000

883.000 555.000

Dolar Amerika Serikat Inter-bank call money PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 206.414 45.050

Total 73.596.656 83.272.390 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (300) (250)

73.596.356 83.272.140

b) Berdasarkan Jangka Waktu:

Klasifikasi jangka waktu penempatan berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo

adalah sebagai berikut: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah ≤ 1 bulan 69.754.880 69.251.092 Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan 2.656.745 12.416.633 > 3 bulan - 1 tahun 95.617 1.004.615

2.752.362 13.421.248

72.507.242 82.672.340

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah ≤ 1 bulan 728.000 555.000 > 3 bulan - 1 tahun 155.000 -

883.000 555.000 Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan 206.414 45.050

Total 73.596.656 83.272.390 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (300) (250)

73.596.356 83.272.140

Page 297: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

296 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan)

c) Kolektibilitas:

BRI melakukan penilaian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain secara individual dengan adanya bukti obyektif penurunan nilai, kecuali untuk penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan prinsip syariah yang masih menggunakan panduan kolektibilitas Bank Indonesia. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 semua penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan “Lancar”.

d) Tingkat Bunga Rata-rata Per Tahun adalah Sebagai Berikut:

2011 2010

Rupiah Deposit Facility dan Term Deposit 5,45% 5,86% Inter-bank call money 5,77 6,60 Dolar Amerika Serikat Inter-bank call money 0,30 0,47 Deposito berjangka 0,40 0,63

e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank

Lain: 2011 2010

Rupiah Saldo awal 250 3.442 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (revisi 2006) (Catatan 39) - (3.442)

Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) 50 250

Saldo akhir 300 250

Dolar Amerika Serikat Saldo awal - 132.791 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (revisi 2006) (Catatan 39) - (132.791)

-

Saldo akhir - -

300 250

Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp300 dan Rp250 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Page 298: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

297LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 297

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan)

e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain (lanjutan):

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai penempatan pada

Bank Indonesia dan bank lain yang dibentuk telah memadai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami

penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 7. EFEK-EFEK a) Berdasarkan Tujuan, Mata Uang dan Jenis: 2011 2010

Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Pihak ketiga Rupiah Reksadana 10.479 9.562 Sertifikat Bank Indonesia - 193.582

10.479 203.144

Dolar Amerika Serikat Credit Linked Notes 498.713 -

498.713 -

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Obligasi Pemerintah 53.933 -

53.933 - 563.125 203.144

Tersedia untuk Dijual Pihak ketiga Rupiah Sertifikat Bank Indonesia 8.589.317 8.440.168 Obligasi 2.588 -

8.591.905 8.440.168 Dolar Amerika Serikat Obligasi 91.868 - Medium term notes 46.022 44.589

137.890 44.589

Page 299: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

298 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

7. EFEK-EFEK (lanjutan) a) Berdasarkan Tujuan, Mata Uang dan Jenis (lanjutan): 2011 2010

Tersedia untuk Dijual (lanjutan) Pihak berelasi (Catatan 43)

Rupiah Obligasi Pemerintah 4.107.050 2.365.535 Obligasi 197.102 195.883

4.304.152 2.561.418

Dolar Amerika Serikat Obligasi Pemerintah 2.382.083 2.026.120

2.382.083 2.026.120

15.416.030 13.072.295

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Pihak ketiga Rupiah Sertifikat Bank Indonesia 5.367.445 997.663 Obligasi 1.067.799 924.271 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) 400.000 200.000 Obligasi Subordinasi 89.857 89.843

6.925.101 2.211.777 Dolar Amerika Serikat Credit linked notes 3.096.995 3.175.431 Wesel Tagih 109.164 397.642 Medium term notes 181.350 180.200

3.387.509 3.753.273

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Obligasi Pemerintah 6.537.056 2.736.279

Obligasi 691.337 287.228 Medium term notes 130.000 120.000

7.358.393 3.143.507

Dolar Amerika Serikat Obligasi Pemerintah 268.868 132.177

268.868 132.177

17.939.871 9.240.734

Total 33.919.026 22.516.173 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (1.510) (1.510)

33.917.516 22.514.663

Page 300: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

299LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 299

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

7. EFEK-EFEK (lanjutan) b) Berdasarkan Kolektibilitas:

BRI melakukan penilaian atas penurunan nilai efek-efek secara individual dengan adanya bukti obyektif penurunan nilai, kecuali untuk efek-efek milik Entitas Anak (berdasarkan prinsip syariah) penilaian dilakukan menggunakan panduan kolektibilitas Bank Indonesia.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua efek-efek diklasifikasikan “Lancar”.

c) Berdasarkan Sisa Umur Hingga Jatuh Tempo: Klasifikasi jangka waktu efek-efek berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2011 2010

Pihak ketiga Rupiah ≤ 1 bulan 10.000.168 9.840.975 > 1 bulan - 3 bulan 989.485 - > 3 bulan - 1 tahun 4.094.974 - > 1 tahun 442.858 1.014.114

15.527.485 10.855.089

Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan 138.244 81.831 > 3 bulan - 1 tahun - 360.400 > 1 tahun 3.885.868 3.355.631

4.024.112 3.797.862

19.551.597 14.652.951

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah ≤ 1 bulan 4.347.610 2.586.418 > 1 bulan - 3 bulan 10.475 - > 3 bulan - 1 tahun 75.000 214.778 > 1 tahun 7.283.393 2.903.729

11.716.478 5.704.925

Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan 2.382.083 2.026.120 > 1 tahun 268.868 132.177

2.650.951 2.158.297

14.367.429 7.863.222

Total 33.919.026 22.516.173 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (1.510) (1.510)

33.917.516 22.514.663

Page 301: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

300 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit: d.1. Obligasi Pemerintah

Obligasi Pemerintah merupakan obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam rangka pengelolaan portofolio surat utang negara tersebut, seperti Surat Utang Negara (SUN), Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan obligasi Pemerintah valuta asing yang diperoleh melalui pasar perdana dan juga pasar sekunder, termasuk US Treasury Bonds. Rincian obligasi Pemerintah adalah sebagai berikut:

Tingkat Tanggal Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Jatuh Seri Tahun (%) Tempo 2011 2010

Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Rupiah FR0058 8,25 15 Juni 2032 11.150 - FR0058 8,25 15 Juni 2032 11.150 - FR0059 9,50 15 Mei 2027 20.950 - FR0061 7,00 15 Mei 2022 10.683 -

53.933 -

Tersedia untuk Dijual Rupiah FR0027 9,50 15 Juni 2015 267.151 259.107 FR0028 10,00 15 Juli 2017 121.058 114.114 FR0031 11,00 15 November 2020 66.625 61.558 FR0040 11,00 15 September 2025 502.155 425.862 FR0042 10,25 15 Juli 2027 255.526 214.022 FR0045 9,75 15 Mei 2037 25.200 - FR0046 9,50 15 Juli 2023 12.300 - FR0047 10,00 15 Februari 2028 227.695 62.281 FR0052 10,50 15 Agustus 2030 421.448 325.182 FR0053 8,25 15 Juli 2021 393.321 206.241 FR0054 9,50 15 Juli 2031 196.551 61.559 FR0055 7,38 15 September 2016 236.523 80.520 FR0056 8,38 15 September 2026 208.816 39.526 FR0057 9.50 15 Mei 2041 62.442 - FR0058 8,25 15 Juni 2032 204.243 - FR0059 7,00 15 Mei 2027 317.836 - FR0060 6,25 15 April 2017 31.105 - FR0061 7,00 15 Mei 2022 160.250 - ORI003 9,40 12 September 2011 - 115.880 ORI004 9,50 12 Maret 2012 135.988 125.835 ORI005 11,45 15 September 2013 15.113 12.911 ORI006 9,35 15 Agustus 2012 14.717 9.424 ORI007 7,95 15 Agustus 2013 65.556 55.013 ORI008 7,30 15 Oktober 2014 2.671 - SR001 12,00 25 Februari 2012 1.965 902 SR002 8,70 10 Februari 2013 14.526 6.592 SR003 8,15 23 Februari 2014 12.618 - IFR0004 9,00 15 Oktober 2013 53.420 52.365 IFR0006 10,25 15 Maret 2030 51.525 52.252 ZC0005 - 20 Februari 2013 28.706 26.201 SPN - beragam - 58.188

4.107.050 2.365.535

Page 302: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

301LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 301

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

55

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.1. Obligasi Pemerintah (lanjutan)

Tingkat Tanggal Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Jatuh Seri Tahun (%) Tempo 2011 2010

Tersedia untuk Dijual (lanjutan) Dolar Amerika Serikat RI0014 6,75 10 Maret 2014 687.033 681.160 RI0014 10,38 4 Mei 2014 31.762 33.585 RI0015 7,25 20 April 2015 194.472 177.294 RI0016 7,50 15 Januari 2016 63.246 63.120 RI0017 6,88 9 Maret 2017 397.973 395.928 RI0018 6,88 17 Januari 2018 117.447 114.968 RI0020 5,88 13 Maret 2020 122.955 118.391 RI0021 4,88 5 Mei 2021 222.974 - RI0035 8,50 12 Oktober 2035 39.308 35.417 RI0037 6,63 17 Februari 2037 142.949 127.965

RI0038 7,75 17 Januari 2038 73.719 65.818 U.S Treasury Bonds 2,63 15 November 2020 243.032 212.474 Indois18 4,00 21 November 2018 45.213 -

2.382.083 2.026.120

6.489.133 4.391.655

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Rupiah FR0026 11,00 15 Oktober 2014 160.379 161.983 FR0028 10,00 15 Juli 2017 307.217 121.019 FR0030 10,75 15 Mei 2016 34.099 34.871 FR0039 11,75 15 Agustus 2023 53.250 - FR0040 11,00 15 September 2025 57.750 58.024 FR0042 10,25 15 Juli 2027 169.959 146.852 FR0043 10,25 15 Juli 2022 521.725 520.920 FR0044 10,00 15 September 2024 76.741 - FR0045 9,75 15 Mei 2037 223.882 223.762 FR0046 9,50 15 Juli 2023 181.362 159.026 FR0047 10,00 15 Februari 2028 382.607 108.369 FR0048 9,00 15 September 2018 106.624 106.215 FR0049 9,00 15 September 2013 90.263 90.089

FR0050 10,50 15 Juli 2038 68.517 68.508 FR0052 10,50 15 Agustus 2030 296.687 296.634 FR0053 8,25 15 Juli 2021 604.184 40.606 FR0054 9,50 15 Juli 2031 351.982 - FR0055 7,38 15 September 2016 655.325 102.508 FR0056 8,38 15 September 2026 795.572 190.711 FR0058 8,25 15 Juni 2032 168.678 - FR0059 7,00 15 Mei 2027 201.205 - FR0060 6,25 15 April 2017 72.132 - FR0061 7,00 15 Mei 2022 201.983 - IFR0003 9,25 15 September 2015 115.679 116.760 IFR0005 9,00 15 Januari 2017 314.119 - IFR0007 10,25 15 Januari 2025 312.241 49.644 IFR0010 10,00 15 Februari 2036 12.894 - SPN - beragam - 139.778

6.537.056 2.736.279

Page 303: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

302 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.1. Obligasi Pemerintah (lanjutan)

Tingkat Tanggal Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Jatuh Seri Tahun (%) Tempo 2011 2010

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (lanjutan) Dolar Amerika Serikat RI0015 7,25 20 April 2015 30.419 - RI0018 6,88 17 Januari 2018 17.279 7.527 RI0020 5,88 13 Maret 2020 68.501 - RI0021 4,88 5 Mei 2021 27.203 - RI0037 6,63 17 Februari 2037 125.466 124.650

268.868 132.177

6.805.924 2.868.456

Nilai pasar Obligasi Pemerintah yang diklasifikasikan “Nilai Wajar melalui laporan Laba Rugi” dan “Tersedia untuk Dijual” berkisar antara 95,69% sampai dengan 144,50% dan antara 75,33% sampai dengan 113,96% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

d.2. Obligasi Tingkat Peringkat *) Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Tanggal Penerbit Tahun (%) Jatuh Tempo 2011 2010 2011 2010

Tersedia untuk Dijual

Pihak Ketiga Rupiah Thames PAM Jaya 12,50 13 Maret 2013 idA- - 2.588 -

2.588 - Dolar Amerika Serikat PT Medco Energi Internasional Tbk Tahap I 2011 6,05 14 Juli 2016 idAA- - 91.868 -

91.868 -

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Jasa Marga (Persero) Tbk Seri XIII R 10,25 21 Juni 2017 idAA idAA 105.362 105.005 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Seri IX A 10,40 10 Juli 2017 idAA+ idAA+ 81.012 80.480 Perum Pegadaian Seri XII B 6,37 4 September 2017 idAA+ idAA+ 10.728 10.398

197.102 195.883 291.558 195.883

Page 304: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

303LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 303

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

57

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.2. Obligasi (lanjutan) Tingkat Peringkat *) Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Tanggal Penerbit Tahun (%) Jatuh Tempo 2011 2010 2011 2010 Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Rupiah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Seri I 12,75 11 Juli 2012 idA idA- 250.000 250.000 PT Bentoel Internasional Investama Tbk Seri I 10,50 27 November 2012 AAA**) AAA**) 200.000 200.000 PT Bakrieland Development Tbk Seri I B 12,85 11 Maret 2013 idBBB+ idBBB+ 100.000 100.000 Sukuk Ijarah I B 16,00 7 Juli 2012 idBBB+ idBBB+ 50.000 50.000 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Seri I B 10,60 19 April 2012 idAA+ idAA+ 49.880 49.513 Seri II A 8,75 9 Desember 2013 idAA+ idAA+ 20.000 20.000 Seri II B 9,00 9 Desember 2015 idAA+ idAA+ 30.000 30.000 PT Bank Pan Indonesia Tbk Seri II B 10,75 19 Juni 2012 idAA idAA 49.919 49.758 PT Mitra Adiperkasa Tbk Seri I A 12,25 16 Desember 2012 idA+ idA+ 50.000 50.000 Sukuk Ijarah I A 12,25 16 Desember 2012 idA+ idA+ 25.000 25.000 PT Salim Invomas Pratama Sukuk Ijarah I 11,65 1 Desember 2014 idAA idAA- 25.000 25.000 PT Medco Energi Internasional Tbk Seri II A 13,38 17 Juni 2012 idAA- idAA- 20.000 20.000 PT Ciliandra Perkasa Seri II 11,50 27 November 2012 idA+ idA+ 20.000 20.000 PT Malindo Feedmill Tbk Seri I 11,80 6 Maret 2013 idAAA idAA+ 10.000 10.000 PT BW Plantation Tbk Seri I 10,68 16 November 2015 idA idA 25.000 25.000 PT Astra Sedaya Finance Seri XII C 9,70 25 Februari 2014 idAA+ - 50.000 - PT Agung Podomoro Land Tbk Seri I A 10,00 25 Agustus 2014 idA - 6.000 - Bank Nagari Seri VI 9,88 13 Januari 2016 idA - 10.000 - PT Bank CIMB Niaga Tbk Seri B 8,30 23 Desember 2016 idAAA - 30.000 - PT Bank Sumut Seri III 10,13 5 Juli 2016 idA+ - 10.000 - PT Bank Jabar Banten Tbk Seri VII A 9,20 9 Februari 2014 idAA- - 20.000 - PT Bank DKI Seri VI A 9,25 17 Juni 2014 idA+ - 17.000 -

1.067.799 924.271

Page 305: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

304 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.2. Obligasi (lanjutan) Tingkat Peringkat *) Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Tanggal Penerbit Tahun (%) Jatuh Tempo 2011 2010 2011 2010 Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (lanjutan) Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Seri I 13,13 10 Juli 2011 idAA idAA - 45.000 PT Danareksa (Persero) Seri III B 13,00 20 Juni 2011 - idA - 10.000 Seri III C 13,50 20 Juni 2013 idA idA 5.000 5.000 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Seri IV B 11,63 18 Juni 2012 idAAA idAAA 25.000 25.000 Seri I B 8,85 8 Juli 2013 idAAA idAAA 29.000 29.000 Seri I C 9,60 8 Juli 2015 idAAA idAAA 20.000 20.000 Seri A 7,00 20 Desember 2014 idAAA - 37.000 - Seri B 7,75 20 Desember 2016 idAAA - 38.000 - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Seri II 9,50 3 Januari 2011 - AA**) - 25.000 Seri III B 9,75 8 Juli 2013 AA***) AA**) 20.000 20.000 Seri IV B 8,80 5 April 2013 AA***) - 20.000 - PT Pupuk Kalimantan Timur Sukuk Ijarah I 10,75 4 Desember 2014 idAA idAA 25.000 25.000 Seri II 10,75 4 Desember 2014 idAA idAA 10.000 10.000 PT Indosat Tbk Sukuk Ijarah IV A 11,25 8 Desember 2014 idAA+ idAA+ 16.000 16.000 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Seri XIII A 11,75 29 Mei 2012 idAA idAA- 10.000 10.000 Seri XIV 10,25 11 Juni 2020 idAA idAA- 30.000 30.000 Seri XV 9,50 28 Juni 2021 idAA - 50.000 - EBA Seri I A 13,00 10 Maret 2018 idAAA idAAA 4.337 7.228 PT PLN (Persero) Sukuk Ijarah IV A 11,95 12 Januari 2017 idAA+ idAA- 10.000 10.000 Perum Pegadaian Seri I A 7,50 11 Oktober 2014 idAA+ - 247.000 - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Seri A 8,38 14 Desember 2018 idAA - 20.000 - Seri B 9,05 14 Desember 2021 idAA - 75.000 -

691.337 287.228

1.759.136 1.211.499

*) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). **) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Moody’s. ***) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Fitch Ratings.

Page 306: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

305LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 305

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

59

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.3. Reksadana

Reksadana ITB - Niaga pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp10.479 dan Rp9.562. d.4. Wesel Tagih

2011 2010

Penerbit Nilai Tercatat Peringkat*) Jatuh Tempo Nilai Tercatat Peringkat*) Jatuh Tempo

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat Morgan Stanley 18.135 A- 31 Agustus 2015 Morgan Stanley 18.135 A- 31 Agustus 2017 Verizon 27.203 A- 28 Maret 2014 Gen Electric Cap Corp 45.338 A- 22 Mei 2013 U.S. Bank, N.A. 353 A- 3 Januari 2012 37.242 A- 3 Januari 2011 Standard Chartered Bank - 180.200 A- 8 Desember 2011 UBS AG - 63.070 A- 2 September 2011 UBS AG - 27.030 A- 30 Agustus 2011 Intens Funds - 45.050 A- 30 Agustus 2011 Natix - 45.050 A- 12 Agustus 2011

109.164 397.642

109.164 397.642

*) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Standard & Poor’s.

d.5. Obligasi Subordinasi Tingkat Peringkat *) Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Tanggal Penerbit Tahun (%) Jatuh Tempo 2011 2010 2011 2010

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Pihak Ketiga Rupiah PT Bank OCBC NISP Seri III 11,35 30 Juni 2017 AA**) AA**) 40.000 40.000 PT Bank Pan Indonesia Tbk Seri II 11,60 9 April 2018 idAA- idAA- 49.857 49.843

89.857 89.843

*) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Pefindo. **) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Fitch Ratings.

Page 307: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

306 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan):

d.6. Medium-Term Notes (MTN) Nilai Nominal Tingkat Tanggal Nilai Wajar/Nilai Tercatat Dolar Amerika Bunga Per Jatuh Penerbit Serikat Rupiah Tahun (%) Tempo 2011 2010

Tersedia untuk Dijual Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat PT Medco Energi Internasional Tbk 5.000.000 - 6,38**) 29 Oktober 2013 46.022 44.589 Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga

Dolar Amerika Serikat PT Medco Energi International Tbk 20.000.000 - 8,00**) 23 Desember 2012 181.350 180.200 Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Seri A - 25.000 9,10**) 22 November 2013 25.000 25.000 Seri B - 25.000 9,75**) 22 November 2015 25.000 25.000 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Seri A - 50.000 10,40**) 8 Juli 2013 50.000 50.000 PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)

Seri II - 20.000 8,50**) 30 Desember 2011 - 20.000 Seri III - 30.000 8,20**) 11 Oktober 2012 30.000 -

130.000 120.000 311.350 300.200 357.372 344.789

**) Bunga diterima setiap 3 (tiga) bulan sekali.

d.7. Credit Linked Notes (CLN)

Berikut ini merupakan saldo efek-efek berupa Credit Linked Notes (CLN) pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:

2011

Tanggal Tingkat Nilai Nominal Tanggal Jatuh Bunga Per (Dolar Amerika Nilai Penerbit Efektif Tempo Tahun Serikat) Tercatat Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat Standard Chartered Bank 14 Maret 2011 20 Maret 2014 3,05% 25.000.000 226.688 The Royal Bank of Scotland 6 April 2011 20 Maret 2014 LIBOR**) + 2% 30.000.000 272.025 55.000.000 498.713 Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat Restrukturisasi tahun 2011 Credit Suisse International 20 Oktober 2011 20 Desember 2016 LIBOR*) + 2,95% 50.000.000 502.469 50.000.000 502.469

Page 308: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

307LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 307

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

61

7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.7. Credit Linked Notes (CLN) (lanjutan) 2011

Tanggal Tingkat Nilai Nominal Tanggal Jatuh Bunga Per (Dolar Amerika Nilai Penerbit Efektif Tempo Tahun Serikat) Tercatat Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (lanjutan) Pihak Ketiga (lanjutan) Dolar Amerika Serikat (lanjutan) Restrukturisasi tahun 2009 Standard Chartered Bank 11 Februari 2009 20 Maret 2014 LIBOR**) + 1,50% 90.000.000 897.739 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 28 April 2009 20 Juni 2014 LIBOR**) + 1,50% 70.000.000 694.225 The Royal Bank of Scotland 14 Januari 2009 20 Maret 2014 LIBOR**) + 2,80% 50.000.000 503.376 The Royal Bank of Scotland 10 Februari 2009 20 Maret 2014 LIBOR**) + 1,10% 25.000.000 249.926 235.000.000 2.345.266 Restrukturisasi tahun 2008 The Royal Bank of Scotland 1 Desember 2008 20 Desember 2013 LIBOR*) + 1,00% 25.000.000 249.260 249.260

Total 3.595.708

2010

Tanggal Tingkat Nilai Nominal Tanggal Jatuh Bunga Per (Dolar Amerika Nilai Penerbit Efektif Tempo Tahun Serikat) Tercatat Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Dolar Amerika Serikat Restrukturisasi tahun 2009 Standard Chartered Bank 11 Februari 2009 20 Maret 2014 LIBOR**) + 1,50% 90.000.000 929.995 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 28 April 2009 20 Juni 2014 LIBOR**) + 1,50% 70.000.000 714.434 The Royal Bank of Scotland 14 Januari 2009 20 Maret 2014 LIBOR**) + 2,80% 50.000.000 523.114 The Royal Bank of Scotland 10 Februari 2009 20 Maret 2014 LIBOR**) + 1,10% 25.000.000 259.224 235.000.000 2.426.767 Restrukturisasi tahun 2008 Credit Suisse International 26 September 2008 20 Desember 2012 LIBOR*) + 2,65% 50.000.000 489.082 The Royal Bank of Scotland 1 Desember 2008 20 Desember 2013 LIBOR*) + 1,00% 25.000.000 259.582 75.000.000 748.664

Total 3.175.431

*) LIBOR ASD 6 (enam) bulanan. **) LIBOR ASD 3 (tiga) bulanan. CLN merupakan surat utang yang pembayaran kupon dan pelunasan pokok CLN tersebut dikaitkan dengan kejadian atas kegagalan pembayaran kewajiban (credit default event) oleh Negara Republik Indonesia (reference entity). BRI akan menerima seluruh bunga dan pelunasan pokok secara penuh jika tidak terjadi credit default event. Jika terjadi credit default event terhadap reference entity, penerbit akan segera melunasi CLN tersebut dengan obligasi yang diterbitkan oleh reference entity atau kas dengan nilai tertentu. Credit default event yang dapat terjadi terhadap reference entity antara lain (i) kegagalan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo, (ii) repudiation/moratorium dan (iii) restrukturisasi yang syarat pembayaran kewajibannya tidak menguntungkan bagi kreditur.

Page 309: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

308 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

62

7. EFEK-EFEK (lanjutan)

d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.7. Credit Linked Notes (CLN) (lanjutan)

Pada tahun 2011, BRI telah melakukan restrukturisasi atas kontrak CLN bersama Credit Suisse International dengan mengubah jangka waktu, bunga, serta menghilangkan kewajiban untuk melakukan top-up. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, credit default swaps yang melekat memiliki nilai wajar berupa kewajiban masing-masing sebesar ASD11.614.086 dan ASD8.023.069 (ekuivalen sebesar Rp105.311 dan Rp72.288) yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai kewajiban derivatif (Catatan 11). Keuntungan neto dari perubahan nilai wajar credit default swaps yang melekat dicatat sebagai pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar ASD2.034.218 (ekuivalen sebesar Rp18.445) dan ASD20.912.952 (ekuivalen sebesar Rp188.426). Pada tanggal 31 Desember 2011 kenaikan nilai wajar CLN yang yang diklasifikasikan dalam “Nilai Wajar melalui Laporan Laba rugi” berupa keuntungan yang belum direalisasi sebesar ASD1.408.049 (ekuivalen sebesar Rp12.767) yang dicatat pada laporan posisi keuangan sebagai tagihan derivatif (Catatan 11) dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah.

e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Efek-efek: 2011 2010

Rupiah Saldo awal *) 1.535 13.859 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) - (12.449) Pembalikan penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) (25) 100 Saldo akhir 1.510 1.510 Dolar Amerika Serikat Saldo awal - 43.250 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) - (43.250) Saldo akhir - - 1.510 1.510

*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp25.

Page 310: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

309LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 309

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

63

7. EFEK-EFEK (lanjutan) e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Efek-efek (lanjutan):

Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai efek-efek yang wajib dibentuk sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp1.510 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai efek-efek yang

dibentuk telah memadai.

f) Tingkat Suku Bunga Rata-rata Per Tahun 2011 2010

Rupiah 7,58% 8,01% Dolar Amerika Serikat 4,38 3,81

g) BRI mengakui keuntungan yang belum direalisasi - neto dari nilai efek-efek yang diklasifikasikan

“Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi” sebesar Rp884 dan Rp3.321 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, yang dilaporkan dalam akun “Keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

h) BRI mengakui keuntungan neto atas penjualan efek-efek adalah sebesar Rp132.246 dan Rp153.275 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, yang dilaporkan dalam akun “Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

i) Obligasi Pemerintah sejumlah nominal Rp540.600 pada tanggal 31 Desember 2010, telah dijual dengan janji dibeli kembali (Catatan 23).

Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.

8. TAGIHAN WESEL EKSPOR a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 58.057 42.715 Wesel Ekspor 1.885 -

59.942 42.715

Mata uang asing Wesel Ekspor Yuan Cina 3.762.636 - Dolar Amerika Serikat 690.387 445.105 Yen Jepang 118.818 125.609 Euro Eropa 104.796 34.467 Dolar Hong Kong 46.536 70.927 Dirham Arab Emirates 22.672 4.485

Page 311: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

310 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

64

8. TAGIHAN WESEL EKSPOR (lanjutan) a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang (lanjutan): 2011 2010

Pihak ketiga (lanjutan) Mata uang asing (lanjutan) Wesel Ekspor (lanjutan) Riyal Saudi Arabia 7.933 12.523 Pound Sterling Inggris 7.750 3.086 Dolar Australia 4.877 2.840 Dolar Singapura 2.222 -

4.768.627 699.042

Total 4.828.569 741.757 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai - (7.418)

4.828.569 734.339

b) Berdasarkan Kolektibilitas:

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua tagihan wesel ekspor diklasifikasikan “Lancar”.

c) Berdasarkan Jangka Waktu: Klasifikasi jangka waktu tagihan wesel ekspor berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh

tempo adalah sebagai berikut: 2011 2010

Pihak ketiga ≤ 1 bulan 572.438 480.034 > 1 bulan - 3 bulan 816.080 218.257 > 3 bulan - 1 tahun 3.440.051 43.466

Total 4.828.569 741.757 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai - (7.418)

4.828.569 734.339

d) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Tagihan Wesel Ekspor adalah Sebagai Berikut:

2011 2010

Saldo awal *) 7.638 5.512 Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) (7.638) 1.906

Saldo akhir - 7.418

*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp220. Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan wesel ekspor yang wajib dibentuk

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar RpNihil dan Rp7.418 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Page 312: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

311LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 311

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

65

8. TAGIHAN WESEL EKSPOR (lanjutan) d) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Tagihan Wesel Ekspor adalah Sebagai Berikut

(lanjutan): Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan wesel ekspor

yang dibentuk telah memadai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami

penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.

9. OBLIGASI REKAPITALISASI PEMERINTAH Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah sehubungan dengan program

rekapitalisasi BRI dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dibeli dari pasar sekunder. Sehubungan dengan program rekapitalisasi, BRI menerima obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah

sejumlah nominal Rp29.149.000 yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahap yaitu sebesar nominal Rp20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000 dan Rp8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000, yang seluruhnya merupakan obligasi tingkat bunga tetap. Berdasarkan kontrak manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Pemerintah dengan BRI dan Direksi serta Dewan Komisaris BRI, telah disepakati bahwa jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dibutuhkan untuk rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp29.063.531 (Catatan 28a), sehingga kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp85.469 wajib dikembalikan kepada Pemerintah dan BRI tidak memperoleh bunga atas obligasi tersebut. Pada tanggal 5 November 2001, BRI telah mengembalikan obligasi tersebut sebesar Rp85.469, termasuk bunga yang terkait dengan obligasi tersebut kepada Pemerintah.

Rincian Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah adalah sebagai berikut:

a) Berdasarkan Tujuan Kepemilikan dan Sisa Umur Sampai Saat Jatuh Tempo:

2011 2010

Tersedia untuk Dijual

≤ 1 bulan 5.396.026 6.026.463

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

> 1 bulan - 3 bulan - 4.000.000 > 1 tahun - 5 tahun 1.000.000 500.000 > 5 tahun - 10 tahun 2.600.000 3.100.000

3.600.000 7.600.000

8.996.026 13.626.463

b) Berdasarkan Klasifikasi dan Jenis:

Tingkat Tanggal Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Jatuh Seri Tahun (%) Tempo 2011 2010

Tersedia untuk Dijual FR0016 13,45 15 Agustus 2011 - 1.047.776 FR0017 13,15 15 Januari 2012 1.261.849 1.353.485 FR0018 13,18 15 Juli 2012 3.420.476 3.625.202 VR0027 SPN 3 bulan 25 Juli 2018 447.714 - VR0031 SPN 3 bulan 25 Juli 2020 265.987 -

5.396.026 6.026.463

Page 313: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

312 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

66

9. OBLIGASI REKAPITALISASI PEMERINTAH (lanjutan) b) Berdasarkan Klasifikasi dan Jenis (lanjutan):

Tingkat Tanggal Nilai Wajar/Nilai Tercatat Bunga Per Jatuh Seri Tahun (%) Tempo 2011 2010

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo FR0015 13,40 15 Februari 2011 - 4.000.000 VR0020 SPN 3 bulan 25 April 2015 250.000 250.000 VR0021 SPN 3 bulan 25 November 2015 250.000 250.000 VR0023 SPN 3 bulan 25 Oktober 2016 500.000 500.000 VR0026 SPN 3 bulan 25 Januari 2018 375.000 375.000 VR0027 SPN 3 bulan 25 Juli 2018 375.000 375.000 VR0028 SPN 3 bulan 25 Agustus 2018 375.000 375.000 VR0029 SPN 3 bulan 25 Agustus 2019 375.000 375.000 VR0031 SPN 3 bulan 25 Juli 2020 1.100.000 1.100.000

3.600.000 7.600.000

8.996.026 13.626.463

c) Informasi Signifikan Lainnya: Jadwal pembayaran bunga untuk obligasi seri FR adalah 6 (enam) bulan sekali, sedangkan untuk seri VR adalah 3 (tiga) bulan sekali. Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - Rupiah sejumlah nominal Rp100.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, telah dijual dengan janji dibeli kembali (Catatan 23).

Nilai pasar untuk beberapa Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diklasifikasikan “Tersedia untuk dijual” berkisar antara 98,51% sampai dengan 104,44% dan 104,99% sampai dengan 110,69% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

BRI mengakui kerugian neto atas penjualan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dari kelompok yang diklasifikasikan ”Nilai wajar melalui laporan laba rugi” sebesar Rp387 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang dilaporkan dalam akun “Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto“ di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

10. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 terdiri dari: 2011

Nilai Jangka Tanggal Jual Waktu Jual Nilai Kembali - (hari) Kembali Nominal Neto

Pihak ketiga Bank Indonesia Obligasi Pemerintah

Seri FR0059 99 16 Februari 2012 18.000 18.265 Seri FR0056 99 16 Februari 2012 171.000 190.451 Seri FR0054 21 12 Januari 2012 2.000.000 2.458.802 Seri FR0053 20 12 Januari 2012 1.048.200 1.195.006 Seri FR0052 104 16 Februari 2012 134.771 177.596 Seri FR0052 22 12 Januari 2012 84.096 110.386

Page 314: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

313LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 313

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

67

10. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan)

2011

Nilai Jangka Tanggal Jual Waktu Jual Nilai Kembali - (hari) Kembali Nominal Neto

Pihak ketiga (lanjutan) Bank Indonesia (lanjutan) Obligasi Pemerintah (lanjutan)

Seri FR0047 22 12 Januari 2012 915.904 1.148.998 Seri FR0046 20 12 Januari 2012 730.800 897.153 Seri FR0044 20 12 Januari 2012 391.000 492.300 Seri FR0043 20 12 Januari 2012 830.000 1.062.032 Seri FR0043 99 16 Februari 2012 61.000 77.627 Seri FR0042 100 29 Maret 2012 1.000.000 1.288.767 Seri FR0023 99 16 Februari 2012 250.000 265.915

7.634.771 9.383.298

2010

Nilai Jangka Tanggal Jual Waktu Jual Nilai Kembali - (hari) Kembali Nominal Neto

Pihak ketiga PT Bank Pan Indonesia Tbk Obligasi Pemerintah

Seri FR0031 29 14 Januari 2011 110.000 124.511 Seri FR0040 29 14 Januari 2011 115.000 124.620 Seri FR0045 29 14 Januari 2011 263.000 252.250

488.000 501.381

BRI melakukan penilaian efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali secara individual dengan adanya bukti obyektif penurunan nilai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.

11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF

Ikhtisar transaksi derivatif adalah sebagai berikut: 2011

Tagihan Liabilitas Transaksi derivatif derivatif

Credit linked notes (Catatan 7) 12.767 105.311 Swap mata uang asing 4.976 67.770 Swap mata uang dan suku bunga 75 - Pembelian dan penjualan spot mata uang asing - 455

17.818 173.536

Page 315: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

314 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

68

11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) Ikhtisar transaksi derivatif adalah sebagai berikut (lanjutan): 2010

Tagihan Liabilitas Transaksi derivatif derivatif

Swap mata uang dan suku bunga 78.654 5.840 Pembelian dan penjualan spot mata uang asing 5.722 3.673 Swap mata uang asing 3.494 - Credit linked notes (Catatan 7) - 72.288

87.870 81.801 a. Swap Mata Uang dan Suku Bunga

BRI memiliki kontrak swap mata uang dan suku bunga pada tanggal - tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011

Nilai Tingkat Bunga Per Tahun Tanggal Nosional Counterparties (ASD) Diterima Dibayar Efektif Jatuh Tempo The Royal Bank of Scotland 20.000.000 6,30% LIBOR*) + 0,60% 23 September 2011 23 September 2012 DBS Bank 65.000.000 7,50% LIBOR**) + 1,65% 27 September 2011 27 September 2014 DBS Bank 35.000.000 7,25% LIBOR**) + 1,65% 6 Oktober 2011 6 Oktober 2013 Standard Chartered Bank 50.000.000 7,00% LIBOR**) + 1,30% 22 September 2011 22 September 2013 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 50.000.000 7,50% LIBOR**) + 1,70% 26 September 2011 26 September 2014 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 50.000.000 7,50% LIBOR**) + 1,70% 21 September 2011 22 September 2014 *) LIBOR ASD 6 (tiga) bulanan. **) LIBOR ASD 3 (tiga) bulanan.

2010

Nilai Tingkat Bunga Per Tahun Tanggal Nosional Counterparties (ASD) Diterima Dibayar Efektif Jatuh Tempo The Royal Bank of Scotland 50.000.000 LIBOR**) + 0,25% 5,40% 9 Desember 2010 9 Desember 2011 The Royal Bank of Scotland 25.000.000 LIBOR**) + 0,50% 5,95% 13 Oktober 2010 13 Oktober 2011 DBS Bank 40.000.000 SBI*) + 0,05% LIBOR**) + 1,10% 9 Juni 2008 9 Juni 2011 DBS Bank 25.000.000 LIBOR**) + 1,50% SBI*) + 1,50% 21 Juli 2010 21 Juli 2011 Standard Chartered Bank 100.000.000 11% LIBOR**) + 0,80% 19 Juni 2008 19 Juni 2011 Standard Chartered Bank 50.000.000 LIBOR**) + 0,25% SBI*) - 1,50% 12 November 2010 14 November 2011 Standard Chartered Bank 100.000.000 LIBOR**) + 0,50% SBI*) 7 September 2010 7 September 2011 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 25.000.000 LIBOR**) + 1,50% SBI*) + 1,18% 12 Agustus 2010 12 Agustus 2011 *) Sertifikat Bank Indonesia 3 (tiga) bulanan. **) LIBOR ASD 3 (tiga) bulanan. BRI melakukan kontrak pertukaran mata uang dan suku bunga (cross currency interest rate swap) terhadap beberapa counterparties, dimana BRI dan counterparties sepakat untuk saling menukarkan dana dalam mata uang ASD dan Rupiah yang nilainya setara pada tanggal efektif kontrak. Dengan demikian maka para pihak berkewajiban membayar bunga sesuai dengan dana yang diterimanya. Apabila dana yang diterima ASD, maka pihak penerima berkewajiban membayar bunga tetap (fixed rate) atau mengambang (floating rate) sebesar LIBOR 3 (tiga) bulanan atau LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah dengan marjin tertentu. Sebaliknya penerima dana Rupiah berkewajiban membayar fixed rate atau floating rate sebesar tingkat bunga SBI 3 (tiga) bulanan ditambah dengan marjin tertentu.

Page 316: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

315LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 315

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

69

11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) b. Pembelian dan Penjualan Spot Mata Uang Asing

Pada tanggal 31 Desember 2011, BRI memiliki kontrak pembelian spot mata uang asing dalam Dolar Amerika Serikat (ASD) dengan nilai nosional sebesar ASD10.000.000 dengan nilai kontrak sebesar Rp91.130.

c. Swap Mata Uang Asing Pada tanggal 31 Desember 2011, BRI memiliki kontrak swap mata uang asing dalam Dolar Amerika Serikat (ASD) dengan nilai nosional sebesar ASD17.400.000 dengan nilai kontrak beli sebesar Rp156.881 dan nilai kontrak jual Rp160.007.

Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif adalah sebagai berikut: 2010

Saldo awal 1.449 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) (1.449)

Saldo akhir -

Seluruh tagihan derivatif pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 tidak mengalami penurunan nilai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.

12. KREDIT YANG DIBERIKAN a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis:

2011 2010

Pihak ketiga Rupiah Kupedes 90.189.492 75.371.389 Modal kerja 61.633.557 62.290.266 Konsumsi 55.715.913 50.791.261 Investasi 14.031.064 12.714.177 Program 7.825.141 6.625.255 Sindikasi 934.695 775.934 Lainnya 1.247.900 139.046

231.577.762 208.707.328

Mata uang asing Modal kerja 11.710.504 4.159.430 Investasi 4.113.834 3.704.834 Sindikasi 353.748 399.746

16.178.086 8.264.010

247.755.848 216.971.338

Page 317: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

316 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

70

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis (lanjutan):

2011 2010

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Modal kerja 16.355.057 12.670.289 Sindikasi 7.858.316 8.152.188 Investasi 3.287.839 1.741.962 Konsumsi 56.855 35.262 Karyawan 55.721 35.742

27.613.788 22.635.443

Mata uang asing Modal Kerja 9.016.108 6.936.650 Investasi 1.020.513 420.326 Konsumsi - 481

10.036.621 7.357.457

37.650.409 29.992.900

Total 285.406.257 246.964.238 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (15.951.531) (13.991.454)

269.454.726 232.972.784

Perincian kredit yang diberikan dalam mata uang asing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp26.141.237 dan Rp15.596.196 dalam Dolar Amerika Serikat, Rp73.470 dan Rp21.607 dalam Dolar Singapura, RpNihil dan Rp3.032 dalam Euro Eropa, RpNihil dan Rp632 dalam Pound Sterling Inggris.

b) Berdasarkan Sektor Ekonomi: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah Perdagangan, perhotelan dan restoran 82.301.568 82.130.884 Pertanian 18.419.819 15.746.727 Jasa dunia usaha 7.210.928 6.157.754 Perindustrian 7.173.161 7.903.000 Konstruksi 4.252.484 4.400.580 Jasa pelayanan sosial 2.601.608 2.650.878 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 1.619.659 1.540.925 Pertambangan 795.759 1.415.313 Listrik, gas dan air 432.713 400.548 Lain-lain 106.770.063 86.360.719

231.577.762 208.707.328

Page 318: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

317LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 317

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

71

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) b) Berdasarkan Sektor Ekonomi (lanjutan): 2011 2010

Pihak ketiga (lanjutan) Mata uang asing

Perdagangan, perhotelan dan restoran 6.319.825 1.156.020 Perindustrian 3.069.287 2.736.052 Pertanian 2.198.047 894.860 Pertambangan 1.620.730 534.798

Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 882.440 919.773 Konstruksi 707.672 230.940 Jasa dunia usaha 200.083 53.500 Jasa pelayanan sosial 90.213 99.629 Listrik, gas dan air 67.952 899.656 Lain-lain 1.021.837 738.782

16.178.086 8.264.010

247.755.848 216.971.338

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Listrik, gas dan air 6.013.365 4.572.476 Jasa dunia usaha 5.031.028 4.453.355 Jasa pelayanan sosial 4.092.903 25.057 Perindustrian 2.895.110 2.154.595 Pertanian 2.751.043 1.418.477

Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 2.380.028 2.299.154 Konstruksi 1.467.558 943.091 Pertambangan 307.681 350.000 Perdagangan, perhotelan dan restoran 33.557 159.633 Lain-lain 2.641.515 6.259.605

27.613.788 22.635.443

Mata uang asing Perindustrian 6.131.164 52.591 Pertambangan 2.754.253 3.013.805 Konstruksi 458.021 277.956 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 77.074 - Perdagangan, perhotelan dan restoran 49.985 3.913.403 Jasa dunia usaha 45.338 - Pertanian - 11.864 Lain-lain 520.786 87.838

10.036.621 7.357.457

37.650.409 29.992.900

Total 285.406.257 246.964.238 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (15.951.531) (13.991.454)

269.454.726 232.972.784

Page 319: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

318 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

72

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) c) Berdasarkan Jangka Waktu:

Klasifikasi jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh

tempo adalah sebagai berikut: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah ≤ 1 bulan 8.636.335 8.114.618 > 1 bulan - 3 bulan 11.170.959 11.294.927 > 3 bulan - 1 tahun 46.374.408 44.749.348 > 1 tahun - 2 tahun 37.071.298 32.326.151 > 2 tahun - 5 tahun 65.733.770 60.619.171 > 5 tahun 62.590.992 51.603.113

231.577.762 208.707.328

Mata uang asing

≤ 1 bulan 744.280 1.025.975 > 1 bulan - 3 bulan 802.530 732.191 > 3 bulan - 1 tahun 6.644.163 1.190.906

> 1 tahun - 2 tahun 1.418.908 512.271 > 2 tahun - 5 tahun 4.238.244 2.889.888 > 5 tahun 2.329.961 1.912.779

16.178.086 8.264.010

247.755.848 216.971.338

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah ≤ 1 bulan 5.069.059 4.202.001 > 1 bulan - 3 bulan 5.472.456 5.959.298 > 3 bulan - 1 tahun 3.880.725 1.194.479 > 1 tahun - 2 tahun 672.840 1.810.107 > 2 tahun - 5 tahun 2.811.474 2.575.554 > 5 tahun 9.707.234 6.894.004

27.613.788 22.635.443

Mata uang asing ≤ 1 bulan 6.126.118 - > 3 bulan - 1 tahun 98.959 71.896 > 1 tahun - 2 tahun 112.336 199.229 > 2 tahun - 5 tahun 2.754.253 2.824.595 > 5 tahun 944.955 4.261.737

10.036.621 7.357.457

37.650.409 29.992.900

Total 285.406.257 246.964.238 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (15.951.531) (13.991.454)

269.454.726 232.972.784

Page 320: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

319LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 319

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

73

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) d) Berdasarkan Kolektibilitas: 2011 2010

Individual 4.261.841 5.011.021 Kolektif Lancar 257.435.589 225.447.541 Dalam perhatian khusus 18.698.719 11.547.910 Kurang lancar 752.016 1.044.966 Diragukan 847.057 894.169 Macet 3.411.035 3.018.631

Total 285.406.257 246.964.238 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (15.951.531) (13.991.454)

269.454.726 232.972.784

e) Informasi Penting Lainnya:

1) Tingkat suku bunga rata-rata per tahun untuk kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:

2011 2010

Bunga Kontrak Rupiah 16,80% 15,98% Mata uang asing 2,84 3,66 Bunga Efektif Rupiah 22,00% 22,76% Mata uang asing 6,50 6,51

2) Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan, surat kuasa untuk menjual, giro, deposito atau jaminan lain yang umumnya diterima oleh perbankan (Catatan 19 dan 21).

3) Kredit modal kerja dan investasi diberikan kepada debitur untuk memenuhi kebutuhan modal

kerja dan barang-barang modalnya. 4) Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit

perorangan lainnya. 5) Kredit program merupakan kredit yang disalurkan BRI berdasarkan petunjuk dari Pemerintah

dalam rangka mendukung pembangunan di Indonesia khususnya pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi.

6) Kredit Kupedes merupakan kredit yang disalurkan BRI melalui kantor BRI Unit. Sasaran kredit

ini adalah usaha mikro dan golongan berpenghasilan tetap yang memerlukan tambahan pembiayaan yang besarnya sesuai dengan ketentuan batasan plafond Kupedes. Sektor ekonomi yang menjadi sasaran adalah pertanian, industri, perdagangan dan lain-lain.

7) Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur dibawah perjanjian

pembiayaan bersama dengan bank-bank lain. Keikutsertaan BRI sebagai anggota sindikasi berkisar antara 10% sampai dengan 74,94% dan 12,44% sampai dengan 74,94% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Page 321: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

320 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

74

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

e) Informasi Penting Lainnya (lanjutan): 8) Pinjaman karyawan adalah pinjaman yang diberikan kepada karyawan dengan tingkat bunga

sebesar 5,5% per tahun yang ditujukan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan jangka waktu berkisar antara 4 (empat) tahun sampai 20 (dua puluh) tahun. Pembayaran pokok pinjaman dan bunga dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan. Perbedaan antara tingkat bunga pinjaman karyawan dan Base Lending Rate (BLR) ditangguhkan dan dicatat sebagai beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan, bagian dari aset lain-lain. Besarnya akun beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan sebesar Rp629.188 dan Rp757.608 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 17).

9) Kredit yang diberikan BRI kepada pihak berelasi diluar kredit yang diberikan kepada karyawan

kunci (Catatan 43) adalah sebagai berikut:

2011 2010

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 6.838.464 6.199.343 PT Pertamina (Persero) 8.539.984 7.217.175 Perum Pegadaian 4.858.401 4.246.385 PT Taspen (Persero) 4.014.051 3.390.000 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 1.700.000 1.375.000 Perum BULOG 1.229.276 676.293 PT Petrokimia Gresik 900.518 642.743 Kementerian Keuangan Republik Indonesia 820.519 270.284 PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) 773.151 417.066 PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) 448.706 317.267 PT Bringin Srikandi Finance 193.312 187.218 PT Bringin Indotama Sejahtera Finance 113.445 158.432 PT Bringin Karya Sejahtera 18.020 20.652 PT Bringin Gigantara 3.637 5.971 PT Bringin Sejahtera Artha Makmur 1.134 - Lain-lain 7.142.070 4.833.329

37.594.688 29.957.158

10) Jumlah kredit yang diberikan yang telah direstrukturisasi BRI (Entitas Induk) selama tahun 2011 dan 2010, serta masih dalam proses restrukturisasi masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (tidak diaudit):

2011 2010

Telah direstrukturisasi selama tahun berjalan 985.180 1.034.003 Dalam proses restrukturisasi 522.971 716.171

Skema restrukturisasi tersebut umumnya dilakukan dengan perpanjangan masa pelunasan kredit.

Page 322: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

321LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 321

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

74

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

e) Informasi Penting Lainnya (lanjutan): 8) Pinjaman karyawan adalah pinjaman yang diberikan kepada karyawan dengan tingkat bunga

sebesar 5,5% per tahun yang ditujukan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan jangka waktu berkisar antara 4 (empat) tahun sampai 20 (dua puluh) tahun. Pembayaran pokok pinjaman dan bunga dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan. Perbedaan antara tingkat bunga pinjaman karyawan dan Base Lending Rate (BLR) ditangguhkan dan dicatat sebagai beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan, bagian dari aset lain-lain. Besarnya akun beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan sebesar Rp629.188 dan Rp757.608 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 17).

9) Kredit yang diberikan BRI kepada pihak berelasi diluar kredit yang diberikan kepada karyawan

kunci (Catatan 43) adalah sebagai berikut:

2011 2010

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 6.838.464 6.199.343 PT Pertamina (Persero) 8.539.984 7.217.175 Perum Pegadaian 4.858.401 4.246.385 PT Taspen (Persero) 4.014.051 3.390.000 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 1.700.000 1.375.000 Perum BULOG 1.229.276 676.293 PT Petrokimia Gresik 900.518 642.743 Kementerian Keuangan Republik Indonesia 820.519 270.284 PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) 773.151 417.066 PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) 448.706 317.267 PT Bringin Srikandi Finance 193.312 187.218 PT Bringin Indotama Sejahtera Finance 113.445 158.432 PT Bringin Karya Sejahtera 18.020 20.652 PT Bringin Gigantara 3.637 5.971 PT Bringin Sejahtera Artha Makmur 1.134 - Lain-lain 7.142.070 4.833.329

37.594.688 29.957.158

10) Jumlah kredit yang diberikan yang telah direstrukturisasi BRI (Entitas Induk) selama tahun 2011 dan 2010, serta masih dalam proses restrukturisasi masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (tidak diaudit):

2011 2010

Telah direstrukturisasi selama tahun berjalan 985.180 1.034.003 Dalam proses restrukturisasi 522.971 716.171

Skema restrukturisasi tersebut umumnya dilakukan dengan perpanjangan masa pelunasan kredit.

Page 323: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

322 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

76

12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) e) Informasi Penting Lainnya (lanjutan):

Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan:

2011 2010

Saldo awal *) 14.201.100 11.279.891 Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 39) - (17.266) Pembentukan penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) 5.789.241 7.879.092 Penghapusbukuan selama tahun berjalan (4.394.952) (4.964.081) Selisih kurs 356.142 (186.182)

Saldo akhir 15.951.531 13.991.454

*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp209.646

Dalam saldo penyisihan kerugian penurunan nilai BRI (Entitas Induk) termasuk penyisihan

kerugian untuk daerah yang pernah mengalami bencana dan masih dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar Rp5.961.982 dan Rp3.903.584 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 2f dan 37).

Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (Catatan 2f) adalah sebesar Rp8.620.578 dan Rp7.743.646 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan,

yang dibentuk telah memadai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami

penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 13. PIUTANG DAN PEMBIAYAAN SYARIAH Piutang dan pembiayaan syariah berdasarkan kolektibilitas adalah sebagai berikut: 2011 2010

Pihak ketiga Lancar 8.517.359 5.138.596 Dalam perhatian khusus 216.663 180.244 Kurang lancar 29.280 42.984 Diragukan 71.752 31.043 Macet 151.801 101.630

8.986.855 5.494.497

Page 324: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

323LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 323

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

77

13. PIUTANG DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (lanjutan) 2011 2010

Pihak berelasi (Catatan 43) Lancar 121.860 30.471

121.860 30.471

Total 9.108.715 5.524.968 Dikurangi penyisihan kerugian (138.441) (111.376)

8.970.274 5.413.592

Piutang dan pembiayaan syariah terdiri dari piutang murabahah, piutang istishna, pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.

Perubahan penyisihan kerugian piutang dan pembiayaan syariah:

2011 2010

Saldo awal 111.376 88.257 Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) 18.743 (3.267)

Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan 35.964 26.386 Penghapusbukuan selama tahun berjalan (27.642) -

Saldo akhir 138.441 111.376

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian piutang dan pembiayaan syariah yang

dibentuk telah memadai. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah piutang dan pembiayaan syariah yang

diklasifikasikan Non-Performing Financing (NPF) adalah masing-masing sebesar Rp252.833 (2,78%) dan Rp175.657 (3,18%).

14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI

Rincian tagihan akseptasi kepada nasabah adalah sebagai berikut: a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang:

2011 2010

Pihak ketiga Rupiah L/C Impor dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 56.514 -

Mata uang asing L/C Impor dan SKBDN Dolar Amerika Serikat 1.325.538 560.271 Euro Eropa 14.028 35.090 Yen Jepang 1.255 - Dolar Singapura - 613

1.340.821 595.974

1.397.335 595.974

Page 325: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

324 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

78

14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI (lanjutan)

a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang (lanjutan): 2011 2010

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah L/C Impor dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 493 - Mata uang asing L/C Impor dan SKBDN Dolar Amerika Serikat 280.468 70.904 Yen Jepang 13.880 -

294.348 70.904

294.841 70.904

Total 1.692.176 666.878 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai - (6.669)

1.692.176 660.209

Jumlah liabilitas akseptasi adalah sebesar jumlah tagihan akseptasi kepada nasabah (sebelum dikurangi penyisihan kerugian).

b) Berdasarkan Kolektibilitas:

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua tagihan dan liabilitas akseptasi diklasifikasikan “Lancar”.

c) Berdasarkan Jangka Waktu: Klasifikasi jangka waktu tagihan akseptasi berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2011 2010

Pihak ketiga ≤ 1 bulan 395.301 202.717 > 1 bulan - 3 bulan 716.137 290.109 > 3 bulan - 1 tahun 285.897 103.148

1.397.335 595.974

Pihak berelasi (Catatan 43) ≤ 1 bulan 33.279 66.881 > 1 bulan - 3 bulan 23.276 4.023 > 3 bulan - 1 tahun 238.286 -

294.841 70.904

Total 1.692.176 666.878 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai - (6.669)

1.692.176 660.209

Page 326: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

325LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 325

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

79

14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI (lanjutan) d) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Tagihan Akseptasi adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal *) 7.240 4.502 Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) (7.240) 2.167

Saldo akhir - 6.669

*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp571. Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar RpNihil dan Rp6.669 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi yang dibentuk telah memadai.

Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami

penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 15. PENYERTAAN SAHAM Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2011

Akumulasi

atas Bagian Laba Neto Jenis Persentase Biaya Perusahaan Nama Perusahaan Usaha Pemilikan Perolehan Asosiasi Nilai Tercatat

Metode Ekuitas PT BTMU-BRI Finance Pembiayaan 45,00% 24.750 138.531 163.281

Metode Biaya PT Kustodian Sentral Efek Lembaga Indonesia penyelesaian efek 3,00 900 PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia Investasi 8,00 536 PT Pemeringkat Efek Indonesia Pemeringkat efek 2,10 210 BPR Toelongredjo Agroloka Perbankan 3,00 77 BPR Tjoekir Agroloka Perbankan 3,00 77 BPR Toelangan Agroloka Perbankan 9,00 66 BPR Cinta Manis Agroloka Perbankan 10,00 35 BPR Bungamayang Agroloka Perbankan 9,00 23 PT Aplikanusa Lintasarta Non-Bank 0,03 20

1.944

Total 165.225 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (536)

164.689

Page 327: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

326 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

80

15. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) 2010

Akumulasi

atas Bagian Laba Neto Jenis Persentase Biaya Perusahaan Nama Perusahaan Usaha Pemilikan Perolehan Asosiasi Nilai Tercatat

Metode Ekuitas PT BTMU-BRI Finance Pembiayaan 45,00% 24.750 109.380 134.130

Metode Biaya PT Kustodian Sentral Efek Lembaga Indonesia penyelesaian efek 3,00 900 PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia Investasi 8,00 536 PT Pemeringkat Efek Indonesia Pemeringkat efek 2,10 210

1.646

Total 135.776 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (1.888)

133.888

Seluruh penyertaan diklasifikasikan ”Lancar”, kecuali penyertaan saham pada PT Sarana Bersama

Pembiayaan Indonesia yang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah diklasifikasikan ”Macet”.

Pada tahun-tahun 2011 dan 2010, BRI telah menerima dividen tunai dari PT Pemeringkat Efek

Indonesia masing-masing sebesar Rp134 dan Rp147 dari pembagian laba akhir tahun 2010 dan 2009. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai penyertaan saham:

2011 2010

Saldo awal *) 1.891 1.662 Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) (1.355) 226

Saldo akhir 536 1.888

*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp3. Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai penyertaan saham yang wajib dibentuk sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp536 dan Rp1.888 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai penyertaan saham yang

dibentuk telah memadai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami

penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.

Page 328: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

327LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 327

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

81

16. ASET TETAP Aset tetap terdiri atas: 2011

Keterangan Saldo Awal Penambahan*) Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah 244.339 43.558 640 287.257 Bangunan 1.566.749 166.317 2.951 1.730.115 Kendaraan bermotor 550.400 128.224 20.338 658.286 Komputer dan mesin 2.289.157 168.472 33.978 2.423.651 Perlengkapan kantor 753.412 143.403 5.971 890.844 Aset tetap museum 184 - - 184

5.404.241 649.974 63.878 5.990.337 Aset sewa guna usaha 772 - 765 7

Total Biaya Perolehan 5.405.013 649.974 64.643 5.990.344

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan 736.700 116.471 2.241 850.930 Kendaraan bermotor 503.047 30.599 19.865 513.781 Komputer dan mesin 1.998.058 110.799 31.053 2.077.804 Perlengkapan kantor 597.491 101.951 4.438 695.004

3.835.296 359.820 57.597 4.137.519 Aset sewa guna usaha 772 - 765 7

Total Akumulasi Penyusutan 3.836.068 359.820 58.362 4.137.526

Nilai buku neto 1.568.945 1.852.818

*) Termasuk dalam penambahan aset tetap adalah saldo awal Entitas Anak yang diakuisisi (Biaya Perolehan sebesar

Rp49.196 dan Akumulasi Penyusutan sebesar Rp37.063) 2010

Keterangan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah 231.542 12.857 60 244.339 Bangunan 1.349.813 217.536 600 1.566.749 Kendaraan bermotor 536.252 28.765 14.617 550.400 Komputer dan mesin 2.159.138 154.802 24.783 2.289.157 Perlengkapan kantor 664.860 97.952 9.400 753.412 Aset tetap museum 184 - - 184

4.941.789 511.912 49.460 5.404.241 Aset sewa guna usaha 3.219 - 2.447 772

Total Biaya Perolehan 4.945.008 511.912 51.907 5.405.013

Page 329: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

328 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

82

16. ASET TETAP (lanjutan) 2010

Keterangan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan 669.908 67.194 402 736.700 Kendaraan bermotor 486.919 30.082 13.954 503.047 Komputer dan mesin 1.877.748 142.788 22.478 1.998.058 Perlengkapan kantor 541.238 62.528 6.275 597.491

3.575.813 302.592 43.109 3.835.296 Aset sewa guna usaha 2.983 138 2.349 772

Total Akumulasi Penyusutan 3.578.796 302.730 45.458 3.836.068

Nilai buku neto 1.366.212 1.568.945

Jumlah penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

adalah masing-masing sebesar Rp322.757 dan Rp302.730 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 34).

BRI telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutup kemungkinan

kerugian terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT Asuransi Bringin Sejahtera Artha Makmur (pihak berelasi), PT Asuransi Jasa Tania, PT Asuransi Bringin Sejahtera Artha Makmur Syariah (pihak berelasi), dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp7.934.117 dan Rp7.513.307 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal

31 Desember 2011 dan 2010. 17. ASET LAIN-LAIN Aset lain-lain terdiri atas: 2011 2010

Rupiah Biaya dibayar di muka 671.315 614.699 Beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan (Catatan 12e) 629.188 757.608 Piutang bunga Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 331.783 575.703 Efek-efek 321.551 171.967

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 1.449 1.392 Persediaan kantor 202.258 194.108 Agunan yang diambil alih 75.845 39.290 Lain-lain 2.119.229 2.452.221

4.352.618 4.806.988

Page 330: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

329LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 329

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

83

17. ASET LAIN-LAIN (lanjutan) 2011 2010

Mata uang asing Piutang bunga Efek-efek 50.902 43.639 Lain-lain 27.538 15.080 Biaya dibayar di muka 2.012 1.732 Lain-lain 860.435 216.482

940.887 276.933

Total 5.293.505 5.083.921 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai - (203.142)

5.293.505 4.880.779

Pada tanggal 31 Desember 2010, penyisihan kerugian penurunan nilai terutama atas rekening

suspense di cabang-cabang, tagihan kepada pihak lainnya, kerugian atas kasus yang terjadi, agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai aset lain-lain yang

dibentuk telah memadai. 18. LIABILITAS SEGERA Liabilitas segera terdiri atas: 2011 2010

Rupiah Titipan advance payment 711.751 692.391 Titipan setoran pajak 202.137 157.826 Titipan asuransi 156.759 161.402 Titipan pinjaman kelolaan 56.009 57.194 Titipan pengiriman uang 45.493 58.316 Titipan kartu kredit 38.667 267.895 Titipan setoran kliring 33.254 15.347 Wesel dan cek perjalanan BRI (Cepebri) 25.040 37.171 Lain-lain 2.618.861 2.610.736

3.887.971 4.058.278

Mata uang asing Titipan pengiriman uang 348 347 Lain-lain 73.321 65.014 73.669 65.361 3.961.640 4.123.639

Page 331: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

330 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

84

19. GIRO

Giro terdiri atas: 2011 2010 Pihak ketiga Rupiah 51.225.981 65.704.038 Mata uang asing 6.220.301 5.862.602 57.446.282 71.566.640 Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah 14.720.488 4.423.822 Mata uang asing 4.096.130 1.058.235 18.816.618 5.482.057 76.262.900 77.048.697

Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro adalah sebagai berikut: 2011 2010 Rupiah 3,61 % 3,60 % Mata uang asing 0,15 0,43 Perincian giro dalam mata uang asing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-

masing adalah sebesar Rp9.630.558 dan Rp6.348.219 dalam Dolar Amerika Serikat, Rp298.640 dan Rp402.609 dalam Euro Eropa, Rp160.390 dan Rp27.163 dalam Dolar Singapura, Rp108.782 dan RpNihil dalam Yuan Cina, Rp77.776 dan Rp45.276 dalam Pound Sterling Inggris, Rp25.551 dan Rp6.649 dalam Yen Jepang, Rp11.582 dan Rp38.198 dalam Dolar Hong Kong, Rp3.152 dan Rp52.723 dalam Dolar Australia.

Giro yang dijadikan jaminan atas fasilitas perbankan yang diberikan oleh BRI adalah masing-masing

sebesar Rp64.050 dan Rp3.230 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 20. TABUNGAN Tabungan terdiri atas:

2011 2010

Pihak ketiga Rupiah Simpedes 91.183.270 76.255.535 Britama 59.354.579 47.096.445 Lain-lain 2.075.510 1.613.718

152.613.359 124.965.698

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Britama 29.080 231.820 Lain-lain 1.020 -

30.100 231.820

152.643.459 125.197.518

Page 332: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

331LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 331

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

85

20. TABUNGAN (lanjutan)

Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk tabungan adalah masing-masing sebesar 2,46% dan 2,41% untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

21. DEPOSITO BERJANGKA Deposito berjangka terdiri atas: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah 109.639.658 82.480.026 Mata uang asing 17.859.908 17.282.840

127.499.566 99.762.866

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah 15.038.243 21.341.270 Mata uang asing 3.469.172 5.205.450

18.507.415 26.546.720

146.006.981 126.309.586

Deposito berjangka berdasarkan periode kontrak adalah sebagai berikut:

2011 2010

Pihak ketiga Rupiah Deposits on call 8.685.277 7.848.213 Deposito 1 bulan 57.662.930 42.628.246 3 bulan 17.792.377 11.364.271 6 bulan 5.877.241 3.399.702 12 bulan 19.376.504 17.057.141 Lebih dari 12 bulan 245.329 182.453 109.639.658 82.480.026

Mata uang asing

Deposits on call 2.199.514 877.604 Deposito 1 bulan 5.844.233 8.475.103 3 bulan 2.537.479 1.773.356 6 bulan 4.151.461 3.016.867 12 bulan 3.125.944 3.138.207 Lebih dari 12 bulan 1.277 1.703 17.859.908 17.282.840 127.499.566 99.762.866

Page 333: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

332 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

86

21. DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan) 2011 2010

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Deposits on call 2.251.958 5.516.844 Deposito 1 bulan 7.052.168 7.161.512 3 bulan 535.923 533.662 6 bulan 43.098 11.660 12 bulan 5.155.096 8.117.592 15.038.243 21.341.270 Mata uang asing Deposits on call 436.384 1.765.311 Deposito 1 bulan 2.977.383 3.429.998 3 bulan 45.894 2.050 6 bulan 27 2.685 12 bulan 9.484 5.406 3.469.172 5.205.450 18.507.415 26.546.720 146.006.981 126.309.586

Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut: 2011 2010

Rupiah 6,87 % 7,00 % Mata uang asing 1,86 2,41 Perincian deposito berjangka dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

masing-masing adalah sebesar Rp17.074.486 dan Rp22.259.131 dalam Dolar Amerika Serikat, Rp4.089.697 dan RpNihil dalam Yuan Cina, Rp163.649 dan Rp227.699 dalam Euro Eropa dan Rp1.248 dan Rp1.460 dalam Dolar Singapura.

Deposito berjangka yang dijadikan jaminan atas fasilitas perbankan yang diberikan oleh BRI adalah

masing-masing sebesar Rp145.418 dan Rp108.933 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya terdiri atas: 2011 2010

Pihak ketiga Rupiah Giro 61.358 80.010 Tabungan 22.997 7.510 Deposits on call 2.400.000 2.578.500

Page 334: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

333LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 333

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

87

22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (lanjutan) 2011 2010

Pihak ketiga (lanjutan) Rupiah (lanjutan) Deposito berjangka 974.458 1.151.906 Inter-bank call money 80.000 425.000

3.538.813 4.242.926

Mata uang asing Giro 10.640 168 Deposito berjangka 18.135 144.368 Inter-bank call money 114.666 360.400

143.441 504.936

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Giro 10.559 253 Deposito berjangka 50.000 192.000 Inter-bank call money 100.000 40.000

160.559 232.253

Mata uang asing Inter-bank call money 181.350 180.200

4.024.163 5.160.315

Dalam simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya terdapat giro, tabungan, deposito berjangka dan inter-bank call money yang didasarkan pada prinsip syariah masing-masing sebesar Rp3.087, Rp2.033, Rp555.405 dan Rp150.000 pada tanggal 31 Desember 2011 dan sebesar Rp4.468, Rp903, Rp666.356 dan Rp40.000 pada tanggal 31 Desember 2010.

Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya adalah sebagai berikut:

Rupiah Mata Uang Asing

2011 2010 2011 2010

Giro 1,83 % 2,02% 0,16% 0,24% Tabungan 2,14 2,49 - - Deposits on call 6,22 6,49 - - Deposito berjangka 6,59 6,93 1,24 0,95 Inter-bank call money 5,80 6,19 0,25 2,24

Klasifikasi jangka waktu simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2011

≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun Total

Pihak ketiga Rupiah Giro 61.358 - - 61.358 Tabungan 22.997 - - 22.997

Page 335: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

334 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

88

22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (lanjutan) 2011

≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun Total

Pihak ketiga (lanjutan) Rupiah (lanjutan) Deposits on call 2.400.000 - - 2.400.000 Deposito berjangka 974.458 - - 974.458 Inter-bank call money 80.000 - - 80.000

3.538.813 - - 3.538.813

Mata uang asing Giro 10.640 - - 10.640 Deposito berjangka 18.135 - - 18.135 Inter-bank call money - - 114.666 114.666

28.775 - 114.666 143.441

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Giro 10.559 - - 10.559 Deposito berjangka 50.000 - - 50.000 Inter-bank call money 100.000 - - 100.000

160.559 - - 160.559

Mata uang asing Inter-bank call money 181.350 - - 181.350

3.909.497 - 114.666 4.024.163

2010

≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun Total

Pihak Ketiga Rupiah Giro 80.010 - - 80.010 Tabungan 7.510 - - 7.510 Deposits on call 2.578.500 - - 2.578.500 Deposito berjangka 1.151.790 116 - 1.151.906 Inter-bank call money 425.000 - - 425.000

4.242.810 116 - 4.242.926

Mata uang asing Giro 168 - - 168 Deposito berjangka 144.368 - - 144.368 Inter-bank call money 360.400 - - 360.400

504.936 - - 504.936

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Giro 253 - - 253 Deposito berjangka 192.000 - - 192.000 Inter-bank call money 40.000 - - 40.000

232.253 - - 232.253

Page 336: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

335LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 335

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

89

22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (lanjutan)

2010

≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun Total

Pihak berelasi (Catatan 43) (lanjutan)

Mata uang asing Inter-bank call money 180.200 - - 180.200

5.160.199 116 - 5.160.315

23. EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali terdiri atas:

2011

Nilai Jangka Tanggal Jual Waktu Beli Nilai Kembali - Jenis Efek (hari) Kembali Nominal Neto

____________________________________________

Rupiah Deutsche Bank, AG Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah

Seri FR0017 87 12 Januari 2012 100.000 102.681

100.000 102.681

2010

Nilai Jangka Tanggal Jual Waktu Beli Nilai Kembali - Jenis Efek (hari) Kembali Nominal Neto

____________________________________________

Rupiah Deutsche Bank, AG Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah

Seri FR0017 94 17 Januari 2011 100.000 102.752 Mata uang asing Barclays Bank, PLC Obligasi Pemerintah

Seri RI0014 730 29 September 2011 207.230 162.385 Seri RI0015 730 29 September 2011 63.070 49.422 Seri RI0016 730 29 September 2011 27.030 21.181 Seri RI0017 730 29 September 2011 45.050 35.301 Seri RI0018 730 29 September 2011 99.110 77.662 Seri RI0035 730 29 September 2011 27.030 21.181 Seri RI0037 730 29 September 2011 45.050 35.301 Seri RI0038 730 29 September 2011 27.030 21.180

540.600 423.613

640.600 526.365

Page 337: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

336 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

90

24. PINJAMAN YANG DITERIMA

Pinjaman yang diterima terdiri atas: 2011 2010

Rupiah Pihak ketiga

Pinjaman dari Bank Indonesia Pinjaman likuiditas 53.911 62.147 Pinjaman untuk investasi aset tetap - 32.092 Pinjaman lainnya 12.376 12.376

66.287 106.615

Pihak berelasi (Catatan 43)

Pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) 82.634 -

Pinjaman dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 149.791 -

232.425 -

298.712 106.615

Mata uang asing Pihak ketiga

Pinjaman bilateral 2.946.938 2.703.000 Pinjaman lainnya 9.852.266 6.644.930

12.799.204 9.347.930

13.097.916 9.454.545

Klasifikasi jangka waktu pinjaman yang diterima berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2011 2010

Pihak ketiga Rupiah > 1 bulan - 3 bulan 103.362 9.494 > 3 bulan - 1 tahun 152.214 16.819 > 1 tahun - 5 tahun 43.136 60.365 > 5 tahun - 19.937

298.712 106.615

Mata uang asing ≤ 1 bulan - 695.397 > 1 bulan - 3 bulan 2.176.522 4.675.348 > 3 bulan - 1 tahun 10.622.682 3.749.307 > 1 tahun - 5 tahun - 227.878

12.799.204 9.347.930

13.097.916 9.454.545

Page 338: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

337LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 337

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

91

24. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) Berikut ini adalah informasi pokok lainnya sehubungan dengan pinjaman yang diterima:

a) Pinjaman dari Bank Indonesia

(i) Pinjaman Likuiditas

Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Indonesia untuk dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur BRI antara lain untuk keperluan Kredit Investasi, Kredit Koperasi Primer untuk Anggota Tebu Rakyat, Pinjaman untuk BULOG dan KUD, Kredit Modal Kerja Permanen, Pupuk dan lain-lain. Klasifikasi jangka waktu pinjaman likuiditas dari Bank Indonesia berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

> 1 bulan - 3 bulan 4.440 9.494 > 3 bulan - 1 tahun 18.613 16.819 > 1 tahun - 5 tahun 21.825 35.834 > 5 tahun 9.033 -

53.911 62.147

Tingkat bunga rata-rata per tahun atas pinjaman ini adalah sebesar 4,74% dan 5,13% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

(ii) Pinjaman untuk Investasi Aset Tetap

Pinjaman ini merupakan pinjaman untuk pembangunan kantor beberapa BRI Unit Mikro di seluruh Indonesia.

Tingkat bunga rata-rata per tahun atas pinjaman ini adalah sebesar 5,00% untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Juli 2011.

b) Pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor

Indonesia

Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) untuk dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur Bank Agro (Entitas Anak) untuk keperluan Kredit Investasi dengan pola kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA) untuk Koperasi Petani Sawit Makmur, Koperasi Perkebunan Belimbing Makmur dan lain-lain.

Fasilitas kredit yang diperoleh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk dipinjamkan

kembali kepada debitur-debitur Bank Agro untuk keperluan refinancing kepada KUD Delima Sakti, Kopbun Siampo, KUD Hidup Baru dan lain-lain.

Tingkat bunga rata-rata per tahun atas pinjaman ini adalah sebesar 7,63% untuk tahun yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Page 339: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

338 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

92

24. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) c) Pinjaman Bilateral

Pada tanggal 29 September 2009 dan 27 September 2010, BRI melakukan pinjaman bilateral dengan Standard Chartered Bank dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin Bank) masing-masing sebesar ASD100.000.000 dan ASD200.000.000 untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dalam rangka mengantisipasi eskpansi bisnis BRI. Pinjaman dengan Standard Chartered Bank dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 4,00% per tahun dan dengan Panin Bank dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 3,75% per tahun dan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pinjaman di atas telah dilunasi masing-masing pada tanggal 29 September 2011 dan 27 September 2011.

Pada tanggal 26 Agustus 2011 dan 27 September 2011, BRI melakukan pinjaman bilateral dengan

PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin Bank) masing-masing sebesar ASD25.000.000 dan ASD200.000.000 untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dalam rangka mengantisipasi ekspansi bisnis BRI dengan bunga masing-masing sebesar LIBOR ditambah marjin 1,20% per tahun dan LIBOR ditambah marjin 2,20% per tahun dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pinjaman sebesar ASD25.000.000 akan jatuh tempo dan dibayar pada tanggal 24 Agustus 2012 dan pinjaman sebesar ASD200.000.000 jatuh temponya terbagi dua, untuk ASD100.000.000 pertama akan dibayar pada tanggal 27 Agustus 2012, sedangkan ASD100.000.000 kedua akan dibayarkan pada tanggal 27 September 2012. Atas pinjaman ini dijamin dengan corporate guarantee BRI.

Pada tanggal 18 Oktober 2011, BRI melakukan pinjaman bilateral dengan Standard Chartered Bank sebesar ASD100.000.000 untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dalam rangka mengantisipasi ekspansi bisnis BRI dengan bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 1,60% per tahun dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pinjaman ini akan jatuh tempo dan dibayar pada tanggal 19 Oktober 2012. Atas pinjaman ini, BRI memberikan jaminan berupa Credit Linked Notes (CLN) atas Standard Chartered Bank dan HSBC masing-masing sebesar ASD90.000.000 dan ASD70.000.000 (Catatan 7d).

d) Pinjaman Lainnya

2011 2010

Rupiah Lainnya 12.376 12.376 Mata uang asing Oversea-Chinese Banking Corporation Limited 2.041.956 3.027.612 The Royal Bank of Scotland 1.700.978 1.661.743 Wells Fargo 1.360.125 - Sumitomo Mitsui Banking Corporation 995.311 144.895 Citibank, N.A. 852.345 40.857 JP Morgan Chase Bank, N.A. 807.914 - Bank of America N.A. 597.499 417.952 Australia and New Zealand Bank 544.050 - Bank of Montreal 544.050 - The Bank of New York Mellon 226.688 - The Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ, Ltd 181.350 - Standard Chartered Bank - 901.073 CoBank - 449.126 Commerzbank, A.G. - 1.672 9.852.266 6.644.930 9.864.642 6.657.306

Page 340: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

339LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 339

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

93

24. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) d) Pinjaman Lainnya (lanjutan)

Fasilitas pinjaman diterima lainnya dalam mata uang asing merupakan pinjaman jangka pendek

dari beberapa bank asing dengan jangka waktu antara 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga) tahun dengan tingkat suku bunga sebesar LIBOR atau SIBOR ditambah marjin tertentu, serta termasuk fasilitas pinjaman refinancing yang dijamin dengan letters of credit yang diterbitkan oleh BRI.

25. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI

a) Rincian Estimasi Kerugian atas Transaksi Komitmen dan Kontinjensi yang Mempunyai Risiko

Kredit: 2011 2010

Rupiah Garansi yang diterbitkan 152 21.262 L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan - 2.645

152 23.907

Mata uang asing

L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan - 50.545 Garansi yang diterbitkan - 18.970

- 69.515

152 93.422

b) Perubahan Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi:

2011 2010

Rupiah Saldo awal tahun *) 24.260 20.693 (Pembalikan) pembentukan penyisihan selama tahun berjalan (24.108) 3.214

Saldo akhir 152 23.907

Mata uang asing Saldo awal tahun 69.515 81.044 (Pembalikan) pembentukan penyisihan selama tahun berjalan (69.515) (11.529)

Saldo akhir - 69.515

152 93.422

*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp353. Jumlah minimum estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang wajib dibentuk sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp152 dan Rp93.422 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Page 341: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

340 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

94

25. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) c) Kolektibilitas Komitmen dan Kontinjensi pada Rekening Administratif (Catatan 2aj dan 42): 2011

Dalam Perhatian Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Total

Pihak ketiga Rupiah Garansi yang diterbitkan 2.108.245 - - - - 2.108.245

L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 134.585 - - - - 134.585

2.242.830 - - - - 2.242.830

Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 2.926.273 - - - - 2.926.273 Garansi yang diterbitkan 1.329.394 - - - - 1.329.394

4.255.667 - - - - 4.255.667

Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Garansi yang diterbitkan 1.338.866 - - - - 1.338.866 L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 178.545 - - - - 178.545

1.517.411 - - - - 1.517.411

Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 3.603.848 - - - - 3.603.848 Garansi yang diterbitkan 1.462.020 - - - - 1.462.020

5.065.868 - - - - 5.065.868

13.081.776 - - - - 13.081.776

2010

Dalam Perhatian Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Total

Pihak ketiga Rupiah Garansi yang diterbitkan 1.107.752 11.037 - 3.611 - 1.122.400 L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 82.202 - - - - 82.202

1.189.954 11.037 - 3.611 - 1.204.602

Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 2.696.708 1.984 - - 3.827 2.702.519 Garansi yang diterbitkan 670.994 189 - - - 671.183

3.367.702 2.173 - - 3.827 3.373.702

Page 342: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

341LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 341

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

95

25. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) c) Kolektibilitas Komitmen dan Kontinjensi pada Rekening Administratif (Catatan 2aj dan 42)

(lanjutan): 2010

Dalam Perhatian Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Total

Pihak berelasi (Catatan 46)

Rupiah Garansi yang diterbitkan 782.676 - - - - 782.676 L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 182.299 - - - - 182.299

964.975 - - - - 964.975

Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 1.965.119 - - - - 1.965.119 Garansi yang diterbitkan 1.225.112 - - - - 1.225.112

3.190.231 - - - - 3.190.231 8.712.862 13.210 - 3.611 3.827 8.733.510

26. LIABILITAS LAIN-LAIN Liabilitas lain-lain terdiri atas:

2011 2010

Pihak ketiga Rupiah Bonus dan insentif 1.473.927 2.123.124 Cadangan masa persiapan pensiun (Catatan 41e) 1.140.913 878.569 Cadangan kewajiban litigasi (Catatan 44b) 968.064 517.189 Cadangan cuti besar (Catatan 41e) 760.762 628.585 Cadangan penghargaan tanda jasa (Catatan 41e) 670.744 548.777 Program pemutusan hubungan kerja (Catatan 41d) 564.814 515.410 Program pensiun manfaat pasti (Catatan 41a) 546.712 258.567 Utang bunga 504.263 446.442 Cadangan pembayaran bunga tepat waktu (Catatan 2w) 392.199 359.256 Pendapatan diterima di muka 250.154 785.783 Setoran jaminan 52.234 55.532 Lain-lain 1.862.858 2.343.381

9.187.644 9.460.615

Mata uang asing Pendapatan diterima di muka 80.227 5.353 Utang bunga 60.004 51.092 Setoran jaminan 1.550 50.723 Lain-lain 190.636 198.243

332.417 305.411

9.520.061 9.766.026

Page 343: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

342 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

96

27. PINJAMAN SUBORDINASI

BRI memperoleh pinjaman subordinasi dalam mata uang Rupiah dengan rincian sebagai berikut: 2011 2010

Rupiah Obligasi subordinasi II 1.994.666 1.993.234 Pinjaman two-step loan 141.622 162.947

2.136.288 2.156.181

a. Obligasi Subordinasi II

Pada tanggal 22 Desember 2009, BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009

sebesar Rp2.000.000 dengan tingkat bunga tetap yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi Subordinasi tersebut diterbitkan senilai 100,00% dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga tetap tahunan sebesar 10,95% yang dibayarkan tiap 3 (tiga) bulan. Obligasi Subordinasi ini akan jatuh tempo dan harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah pokok Obligasi Subordinasi, yaitu pada tanggal 22 Desember 2014. Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi hanya dapat dilakukan setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, namun demikian jika di kemudian hari kewajiban untuk memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana disebut di atas tidak lagi disyaratkan oleh Bank Indonesia, maka pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dapat dilakukan tanpa persetujuan dari Bank Indonesia.

Penerimaan neto dari penerbitan Obligasi Subordinasi tersebut akan dimanfaatkan seluruhnya

untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Obligasi Subordinasi ini tidak dijamin dengan agunan khusus termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia atau pihak ketiga lainnya dan tidak dimasukkan dalam program penjaminan bank yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan atau lembaga penjaminan lainnya. BRI tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil emisi sesuai dengan rencana penggunaan dana penerbitan Obligasi Subordinasi. Penerbitan dan klasifikasi Obligasi Subordinasi sebagai pinjaman Subordinasi telah mendapatkan izin prinsip oleh Bank Indonesia melalui Surat No. 11/90/DPB1/TPB1-3 tanggal 11 November 2009.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009

memperoleh peringkat ”idAAA” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Bertindak sebagai wali amanat untuk Obligasi Subordinasi tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Perjanjian perwaliamanatan memuat beberapa pembatasan terhadap BRI dan memerlukan

persetujuan tertulis dari wali amanat sebelum melakukan hal-hal berikut:

Mengurangi modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor kecuali atas permintaan dan atau perintah dari Pemerintah Republik Indonesia dan atau otoritas yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada Bank Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Menteri Badan Usaha Milik Negara).

Page 344: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

343LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 343

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

97

27. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan)

a. Obligasi Subordinasi II (lanjutan)

Melakukan penggabungan dan atau pemisahan dan atau peleburan dan atau pengambilalihan atau mengizinkan atau memberikan persetujuan kepada Entitas Anak untuk melakukan penggabungan dan atau pemisahan dan atau peleburan dan atau pengambilalihan, kecuali atas permintaan dan atau perintah dari Pemerintah Republik Indonesia dan atau otoritas yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan atau lembaga penjaminan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Menteri Badan Usaha Milik Negara) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas pada peraturan Bapepam-LK.

BRI telah memenuhi perjanjian perwaliamanatan tersebut di atas.

b. Pinjaman Two-step Loan Pinjaman two-step loan dalam mata uang Rupiah merupakan pinjaman dari Pemerintah yang

dananya berasal dari Asian Development Bank (ADB), International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), International Fund for Agricultural Development (IFAD), United States Agency for International Development (USAID) dan Islamic Development Bank (IDB). Tingkat bunga pinjaman ini bervariasi sesuai dengan masing-masing perjanjian dengan jangka waktu antara 15 (lima belas) sampai dengan 40 (empat puluh) tahun. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk pinjaman subordinasi adalah sebesar 4,47% dan 5,54% untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Pinjaman-pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada berbagai tanggal sampai dengan tahun 2027.

Klasifikasi jangka waktu pinjaman subordinasi berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2011 2010

Rupiah ≤ 1 bulan 232 232 > 3 bulan - 1 tahun 21.093 21.093 > 1 tahun - 5 tahun 2.079.491 2.078.296 > 5 tahun 35.472 56.560

2.136.288 2.156.181

28. EKUITAS a. Modal Saham

Rincian modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh BRI masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 (setelah stock split) (Catatan 1a) dan 2010 adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Total Nilai Persentase Total Lembar Per Lembar Saham Saham Kepemilikan 2011 Saham (Rupiah Penuh) (Rupiah Penuh) Saham

Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna 1 250 250 0,00% - Saham Biasa Atas Nama Seri B 59.999.999.999 250 14.999.999.999.750 100,00

Total Modal Dasar 60.000.000.000 15.000.000.000.000 100,00%

Page 345: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

344 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

98

28. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Saham (lanjutan)

Nilai Nominal Total Nilai Persentase Total Lembar Per Lembar Saham Saham Kepemilikan 2011 Saham (Rupiah Penuh) (Rupiah Penuh) Saham

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Negara Republik Indonesia

- Saham Seri A Dwiwarna 1 250 250 0,00% - Saham Biasa Atas Nama Seri B 13.999.999.999 250 3.499.999.999.750 56,75

Masyarakat - Saham Biasa Atas Nama Seri B 10.669.162.000 250 2.667.290.500.000 43,25

Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 24.669.162.000 6.167.290.500.000 100,00% Nilai Nominal Total Nilai Persentase Total Lembar Per Lembar Saham Saham Kepemilikan 2010 Saham (Rupiah Penuh) (Rupiah Penuh) Saham

Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna 1 500 500 0,00% - Saham Biasa Atas Nama Seri B 29.999.999.999 500 14.999.999.999.500 100,00

Total Modal Dasar 30.000.000.000 15.000.000.000.000 100,00% Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Negara Republik Indonesia

- Saham Seri A Dwiwarna 1 500 500 0,00% - Saham Biasa Atas Nama Seri B 6.999.999.999 500 3.499.999.999.500 56,75

Masyarakat - Saham Biasa Atas Nama Seri B 5.334.581.000 500 2.667.290.500.000 43,25

Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 12.334.581.000 6.167.290.500.000 100,00%

Saham Seri A Dwiwarna adalah saham yang memberikan hak-hak preferen kepada pemegangnya untuk menyetujui pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dan Direksi, perubahan anggaran dasar, menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan BRI, pengajuan permohonan agar BRI dinyatakan pailit dan pembubaran BRI. Saham Seri B adalah saham biasa atas nama yang dapat dimiliki oleh masyarakat. Struktur Modal Sebagai tindak lanjut dari Kontrak Manajemen antara Negara Republik Indonesia cq. Pemerintah melalui Menteri Keuangan dengan BRI tanggal 28 Februari 2001, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya nilai final dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal BRI dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, Menteri Keuangan menetapkan bahwa nilai final kebutuhan rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp29.063.531 (Catatan 9).

Hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara pada BRI dengan nilai final tersebut dilaksanakan sebagai berikut: Rp29.063.531 dikonversi dengan 3.272.000 lembar saham baru yang diterbitkan oleh BRI dengan nominal Rp1 juta per lembar saham dan Rp25.791.531 dari dana rekapitalisasi dibukukan sebagai agio saham pada struktur modal BRI. Keputusan Menteri Keuangan ini berlaku surut sejak tanggal 30 Juni 2003.

Page 346: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

345LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 345

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

99

28. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Saham (lanjutan)

Struktur Modal (lanjutan) Dalam RUPS Luar Biasa BRI tanggal 3 Oktober 2003 berdasarkan akta No. 6 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H., pemegang saham BRI memutuskan antara lain sebagai berikut: 1. Restrukturisasi modal BRI per 30 Juni 2003 yang berasal dari dana rekapitalisasi sebesar

Rp29.063.531 dengan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor BRI oleh Negara Republik Indonesia dari Rp1.728.000 yang terdiri dari 1.728.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1 juta per saham menjadi Rp5.000.000 yang terdiri dari 5.000.000 lembar saham dengan nilai nominal yang sama dan sisanya sebesar Rp25.791.531 dicatat sebagai agio saham (Tambahan Modal Disetor).

2. Perubahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1 juta menjadi Rp500 (Rupiah penuh).

3. Peningkatan modal dasar BRI dari Rp5 triliun yang terbagi atas 5.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1 juta per lembar saham menjadi Rp15 triliun yang terbagi atas 30.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham.

4. Perubahan klasifikasi saham BRI menjadi saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B.

5. Penggunaan cadangan umum dan tujuan per 30 Juni 2003 adalah sebesar Rp1.386.616

untuk menutup saldo rugi kumulatif per 30 Juni 2003.

6. Rencana kuasi-reorganisasi BRI per tanggal 30 Juni 2003 guna menutup saldo rugi kumulatif sebesar Rp24.699.387 dengan agio saham yang telah dibentuk (Catatan 3).

7. Rencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) BRI kepada masyarakat.

8. Tindak lanjut atas perubahan Anggaran Dasar

i. Menyetujui perubahan status BRI menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas Terbuka,

sehingga untuk selanjutnya mengubah nama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), menjadi “Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”.

ii. Menyetujui perubahan seluruh pasal dalam Anggaran Dasar BRI dengan menyusun

kembali sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang “Pasar Modal” dan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”.

Perubahan Anggaran Dasar BRI sehubungan dengan RUPS Luar Biasa tersebut di atas telah diaktakan dengan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H. dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-23726 HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Oktober 2003.

Page 347: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

346 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

100

28. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Saham (lanjutan)

Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) BRI

Pada tanggal 13 Oktober 2003, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2003 tentang penjualan sebagian saham BRI yang dimiliki Negara Republik Indonesia serta menerbitkan saham baru BRI yang tidak diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia, melalui pasar modal dan atau menjual langsung kepada investor.

Berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003, pernyataan pendaftaran yang diajukan BRI dalam rangka IPO BRI sejumlah 3.811.765.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B, yang terdiri dari 2.047.060.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) dan 1.764.705.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B baru, dengan nilai nominal sebesar Rp500 (Rupiah penuh) setiap saham dan harga penawaran sebesar Rp875 (Rupiah penuh) setiap lembar saham kepada masyarakat telah menjadi efektif pada tanggal 31 Oktober 2003. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan pada tanggal 10 November 2003 dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI juga dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia). Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) masing-masing dengan harga Rp875 (Rupiah penuh) setiap saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan telah dilaksanakan, Negara Republik Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI.

Program Penjatahan Saham

Berdasarkan RUPS Luar Biasa di atas, para pemegang saham BRI juga menyetujui rencana kepemilikan saham oleh pekerja dan manajemen melalui Program Penjatahan Saham (Employee Stock Allocation (ESA)) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Plan (MSOP)). Program kepemilikan saham oleh pekerja (ESA) terdiri dari program pemberian saham bonus (Bonus Share Plan), program penjatahan saham dengan diskon (Shares Purchase at Discount) dan program penjatahan saham tambahan (Additional Shares Grant). Sedangkan program kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) ditujukan untuk Direksi dan pekerja pada posisi atau jabatan tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA dan MSOP menjadi tanggungan BRI yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah dibentuk. Biaya kompensasi MSOP diakui sebagai opsi saham, bagian dari ekuitas. Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris (Catatan 29).

Sesuai dengan program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP), jumlah opsi saham

yang dieksekusi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp2.365 yang terdiri atas 4.728.500 saham. Tambahan modal disetor yang timbul atas eksekusi opsi saham tersebut ditambahkan pada modal ditempatkan dan disetor penuh dan tambahan modal disetor/agio saham (Catatan 29).

Page 348: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

347LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 347

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

101

28. EKUITAS (lanjutan) b. Tambahan Modal Disetor

2011 2010

Tambahan modal Pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi 1.092.144 1.092.144 Sisa setoran modal Pemerintah sebelumnya 5 5 Agio saham dari IPO 589.762 589.762 Eksekusi atas opsi saham (Catatan 29) Tahun 2004 49.514 49.514 Tahun 2005 184.859 184.859 Tahun 2006 619.376 619.376 Tahun 2007 140.960 140.960 Tahun 2008 29.013 29.013 Tahun 2009 14.367 14.367 Tahun 2010 43.062 43.062 Opsi saham MSOP tahap pertama yang telah jatuh tempo 504 504 Opsi saham MSOP tahap kedua yang telah jatuh tempo 1.845 1.845 Opsi saham MSOP tahap ketiga yang telah jatuh tempo 8.447 8.447

2.773.858 2.773.858

Sebagai realisasi dari Program Rekapitalisasi Bank Umum sesuai Peraturan Pemerintah No. 52

Tahun 1999 tentang “Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank Pemerintah”, Pemerintah telah menetapkan bahwa jumlah kebutuhan rekapitalisasi BRI untuk mencapai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 4% adalah sebesar Rp29.063.531. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2003, modal dasar dan ditempatkan BRI belum ditingkatkan dengan tambahan modal dari program rekapitalisasi tersebut, sehingga setoran modal Pemerintah sebesar Rp29.063.531 dicatat sementara pada akun “Tambahan Modal Disetor” bersama-sama dengan sisa setoran modal Pemerintah sebelumnya sebesar Rp5. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 seperti dijelaskan pada butir a di atas, dari nilai final kebutuhan rekapitalisasi BRI sebesar Rp29.063.531, dikonversi menjadi modal disetor sebesar Rp3.272.000 dan sisanya sebesar Rp25.791.531 dibukukan sebagai agio saham (Catatan 28a). Selanjutnya, dengan dilaksanakannya kuasi-reorganisasi oleh BRI, saldo rugi sebelum kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 Juni 2003 sebesar Rp24.699.387 (Catatan 3) dieliminasikan ke agio saham, sehingga menghasilkan saldo agio saham sebesar Rp1.092.149 pada tanggal 30 Juni 2003. Pada tanggal 10 November 2003, BRI telah melakukan IPO dengan mengeluarkan 1.764.705.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B baru dengan nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran Rp875 (Rupiah penuh) per saham sehingga menghasilkan tambahan agio saham sebagai berikut: Jumlah Saham Biasa Atas Nama Seri B baru yang dikeluarkan untuk masyarakat dalam rangka IPO (lembar saham) 1.764.705.000

Agio saham per saham (Rupiah penuh) 375

Page 349: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

348 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

102

28. EKUITAS (lanjutan) b. Tambahan Modal Disetor (lanjutan)

Total agio saham - sebelum diskon 661.764 Dikurangi - 3% diskon yang diberikan kepada nasabah BRI (2.961)

- Biaya IPO (69.041)

Agio saham dari IPO 589.762

Pegawai BRI telah melakukan eksekusi atas opsi saham untuk MSOP I mulai tanggal 10 November 2004, MSOP II mulai tanggal 10 November 2005 dan MSOP III mulai tanggal 15 November 2006. Selama periode 2004 sampai dengan tahun 2010 telah dilakukan eksekusi atas opsi saham sebanyak 569.876.000 lembar saham untuk MSOP I, II dan III, dimana untuk tahun 2010 sebanyak 4.728.500 lembar saham, tahun 2009 sebanyak 4.553.000 lembar saham, tahun 2008 sebanyak 7.499.000 lembar saham, tahun 2007 sebanyak 31.379.000 lembar saham, tahun 2006 sebanyak 250.721.000 lembar saham, tahun 2005 sebanyak 185.610.000 lembar saham dan tahun 2004 sebanyak 85.385.500 lembar saham. Agio yang timbul dari eksekusi tersebut untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp43.062, tahun 2009 adalah sebesar Rp14.367, tahun 2008 sebesar Rp29.013, tahun 2007 sebesar Rp140.960, tahun 2006 sebesar Rp619.376, tahun 2005 sebesar Rp184.859 dan tahun 2004 sebesar Rp49.514 (Catatan 29).

c. Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Akun ini merupakan selisih kurs yang timbul karena penjabaran laporan keuangan BRI Kantor Cabang/Perwakilan luar negeri (Cayman Islands, New York dan Hong Kong) dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Dolar Hong Kong ke dalam mata uang Rupiah (Catatan 2ae). Aset dan liabilitas serta komitmen dan kontinjensi dalam mata uang asing lainnya dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan. Laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut merupakan penjumlahan dari laporan laba rugi komprehensif setiap bulan yang telah dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah rata-rata pada bulan yang bersangkutan.

d. Pembagian Laba

Dalam RUPS Tahunan BRI tanggal 28 April 2011 dan 20 Mei 2010, pemegang saham menyetujui pembagian dividen dari laba neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dengan penggunaan sebagai berikut:

Laba tahun 2010 Laba tahun 2009

Dividen 1.727.950**) 1.628.551*) Cadangan tujuan dan umum 286.810 950.078 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 458.895 219.249

*) Terdiri dari dividen tahun 2009 sebesar Rp2.192.487 setelah dikurangi dengan pembagian dividen interim yang telah

dibayarkan pada tanggal 16 Desember 2009 sebesar Rp563.936. **) Terdiri dari dividen tahun 2010 sebesar Rp2.294.477 setelah dikurangi dengan pembagian dividen interim yang telah dibayarkan pada tanggal 30 Desember 2010 sebesar Rp566.527.

Berdasarkan Surat Menteri BUMN No.S-705/MBU/2010 tanggal 18 November 2010, BRI telah melakukan pembayaran dividen interim tahun 2010 sebesar Rp45,93 (Rupiah penuh) per lembar saham atau seluruhnya berjumlah sebesar Rp566.527 yang telah disetujui oleh Direksi BRI berdasarkan Rapat Direksi tanggal 29 November 2010. Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”, BRI telah membukukan cadangan tantiem pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.

Page 350: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

349LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 349

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

103

29. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (MSOP) Sesuai dengan RUPS Luar Biasa pada tanggal 3 Oktober 2003 seperti yang telah diungkapkan dalam akta No. 6 Notaris Imas Fatimah, S.H., pemegang saham menyetujui penerbitan saham opsi yang akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap (Catatan 28a). Opsi saham diberikan kepada Direksi dan pekerja pada posisi dan jabatan tertentu yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Opsi saham tahap pertama telah diberikan pada saat IPO, sedangkan pemberian opsi saham tahap kedua dan ketiga akan dilaksanakan pada setiap tahun berikutnya setelah opsi saham tahap pertama. Jumlah saham yang akan diterbitkan pada opsi saham tahap pertama hingga tahap ketiga adalah maksimum 5% dari modal disetor BRI dalam periode 3 (tiga) tahun tanpa memberikan hak terlebih dahulu kepada pemegang saham lama (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). a. MSOP Tahap I

Pada opsi saham tahap pertama, harga eksekusi adalah 110% dari harga penawaran dengan masa berlaku opsi selama 5 (lima) tahun dihitung dari tanggal pemberian. Opsi saham mempunyai masa tunggu (vesting period) selama 1 (satu) tahun. Jumlah opsi yang dapat dieksekusi pada akhir tahun pertama sejak opsi diberikan adalah maksimum 50% dari jumlah opsi yang diterima dan selanjutnya sisanya dapat dieksekusi pada akhir tahun kedua sampai dengan tahun kelima. Pada tanggal 10 November 2003, tanggal pada saat BRI mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia), BRI memutuskan untuk menerbitkan sebanyak 235.294.100 opsi saham dengan harga eksekusi Rp962,5 (Rupiah penuh) per saham atau 110% dari harga penawaran per lembar saham.

Nilai wajar dari opsi saham tahap pertama yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2003 adalah sebesar Rp117,39 (Rupiah penuh), sesuai dengan Laporan Penilaian yang dikeluarkan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga pada tanggal 17 Maret 2004 dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes (Black Scholes option pricing model).

b. MSOP Tahap II

Berdasarkan RUPS Tahunan BRI tanggal 31 Mei 2004, pemegang saham menerbitkan opsi saham tahap kedua dengan masa berlaku opsi selama 5 (lima) tahun dengan masa tunggu (vesting period) selama 1 (satu) tahun. Jumlah opsi dapat dieksekusi setiap waktu setelah masa tunggu (vesting period) sampai dengan masa berlaku opsi dengan harga saham Rp1.750 (Rupiah penuh) per saham dan jumlah saham yang diterbitkan sebesar 235.294.100 lembar saham.

Nilai wajar dari opsi saham tahap kedua yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2004 adalah sebesar Rp351,62 (Rupiah penuh), sesuai dengan penilaian Laporan Penilaian yang dikeluarkan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga pada tanggal 15 Februari 2005 dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes (Black Scholes option pricing model).

c. MSOP Tahap III

Berdasarkan RUPS Tahunan BRI tanggal 20 Mei 2005, pemegang saham menerbitkan opsi

saham tahap ketiga dengan masa berlaku opsi selama 5 (lima) tahun dengan masa tunggu (vesting period) selama 1 (satu) tahun. Jumlah opsi dapat dieksekusi 2 (dua) kali setahun dalam waktu 5 (lima) hari sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja sampai dengan masa berlaku opsi dengan harga 90% dari rata-rata harga penutupan saham BRI di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) selama 25 (dua puluh lima) hari bursa berturut-turut sebelum laporan ke Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) (selambat-lambatnya 5 (lima) hari bursa) dan jumlah saham yang diterbitkan adalah sebanyak-banyaknya 117.647.050 lembar saham.

Page 351: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

350 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

104

29. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (MSOP) (lanjutan) c. MSOP Tahap III (lanjutan) Harga saham yang dieksekusi untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp8.649 (Rupiah penuh) per

lembar saham (periode 8) dan untuk tahun 2009 adalah masing-masing sebesar Rp5.458 (Rupiah penuh) per lembar saham (periode 6) dan Rp6.671 (Rupiah penuh) per lembar saham (periode 7).

Nilai wajar dari opsi saham tahap ketiga yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2005 adalah sebesar Rp958 (Rupiah penuh) berdasarkan perhitungan manajemen BRI dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes - Merton (Black Scholes option pricing model).

Ringkasan dari program dan mutasinya sepanjang tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut (Catatan 28a):

2010

Jumlah Opsi

MSOP Tahap I MSOP Tahap II MSOP Tahap III

Opsi pada awal tahun - - 13.545.550 Opsi yang dieksekusi sepanjang tahun - - (4.728.500) Opsi yang tidak dieksekusi sampai dengan jatuh tempo - - (8.817.050) *)

Opsi yang dapat dieksekusi pada akhir tahun - - -

*) Jumlah opsi MSOP tahap ketiga yang masih tersisa pada saat jatuh tempo tanggal 9 November 2010 dan telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Desember 2010. Nilai wajar dari opsi yang diberikan merupakan nilai estimasi dengan asumsi sebagai berikut:

MSOP Tahap I MSOP Tahap II MSOP Tahap III

Suku bunga bebas risiko (risk free) : 8,75% 8,75% 13,04% Ekspektasi periode opsi : 5 tahun 5 tahun 5 tahun Ekspektasi faktor ketidakstabilan harga saham : 24,33% 24,33% 42,95% Ekspektasi dividen yang dihasilkan : 5,50% 5,50% 5,04% Tingkat pengunduran diri karyawan : 1% 1% -

Selama tahun 2010, jumlah opsi saham yang telah dieksekusi adalah sebesar Rp2.365 atas 4.728.500 saham (Catatan 28a) dan menyebabkan kenaikan tambahan modal disetor sebesar Rp43.062 pada tanggal 31 Desember 2010 (Catatan 28b).

Akumulasi saldo opsi setelah dikurangi dengan realisasi opsi saham sebesar Rp12.977 (setelah ditambah dengan jumlah opsi saham MSOP tahap ketiga yang telah jatuh tempo) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sudah menjadi nihil, karena sudah berakhirnya program MSOP tersebut, mutasinya disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010.

Page 352: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

351LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 351

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

105

30. PENDAPATAN BUNGA DAN INVESTASI Pendapatan bunga dan investasi diperoleh dari:

2011 2010

Rupiah Kredit yang diberikan 41.267.902 39.116.283 Efek-efek Sertifikat Bank Indonesia 1.153.617 790.973 Obligasi Pemerintah 654.973 680.668 Lain-lain 217.980 71.951 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 1.114.239 1.506.383 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Deposit Facility/Term Deposit 1.583.039 742.272 Inter-bank call money 75.308 51.812 Lain-lain 300 159.672 Giro pada Bank Indonesia 137.664 17.805 Lain-lain 365.629 224.239

46.570.651 43.362.058

Mata uang asing Kredit yang diberikan 567.876 470.944 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Inter-bank call money 14.273 24.737 Lain-lain 38.411 45.005 Efek-efek Obligasi Pemerintah 85.339 56.528 Lain-lain 19.628 12.221

725.527 609.435

47.296.178 43.971.493

31. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA Akun ini merupakan beban bunga dan pembiayaan lainnya atas: 2011 2010

Rupiah Deposito berjangka 7.199.658 5.917.970 Tabungan 2.887.704 2.474.286 Giro 1.375.961 1.087.642 Pinjaman subordinasi 224.082 220.496 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya 187.578 287.619 Pinjaman yang diterima 143.163 232.909 Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 12.876 12.876 Lain-lain 764.697 625.297

12.795.719 10.859.095

Page 353: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

352 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

106

31. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA (lanjutan) 2011 2010

Mata uang asing Deposito berjangka 357.185 499.258 Pinjaman yang diterima 65.576 2.230 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya 45.095 65.060 Giro 11.729 23.310

479.585 589.858

13.275.304 11.448.953

32. BEBAN PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET KEUANGAN DAN NON

KEUANGAN - NETO Akun ini merupakan beban (pembalikan) penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan

sebagai berikut: 2011 2010

Kredit yang diberikan (Catatan 12e) 5.789.241 7.879.092 Piutang dan pembiayaan syariah (Catatan 13) 18.743 (3.267) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (Catatan 6e) 50 250 Efek-efek (Catatan 7e) (25) 100 Giro pada bank lain (Catatan 5e) (118) 62 Penyertaan saham (Catatan 15) (1.355) 226 Tagihan akseptasi (Catatan 14d) (7.240) 2.167 Tagihan wesel ekspor (Catatan 8d) (7.638) 1.906

5.791.658 7.880.536

33. BEBAN TENAGA KERJA DAN TUNJANGAN Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2011 2010

Gaji, upah dan tunjangan 4.118.075 3.608.632 Bonus, insentif dan tantiem 2.421.646 2.304.140 Pendidikan dan pelatihan 451.796 373.059 Pensiun manfaat pasti (Catatan 41a) 447.856 276.275 Masa persiapan pensiun (Catatan 41e) 347.952 16.608 Cuti besar (Catatan 41e) 186.531 91.924 Penghargaan tanda jasa (Catatan 41e) 162.604 123.335 Tunjangan kesehatan 136.890 131.430 Pensiun iuran pasti (Catatan 41c) 77.670 680.318 Pemutusan hubungan kerja (Catatan 41d) 65.754 73.437 Lain-lain 284.073 996.563

8.700.847 8.675.721

Page 354: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

353LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 353

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

107

33. BEBAN TENAGA KERJA DAN TUNJANGAN (lanjutan) Jumlah gaji dan tunjangan untuk Direksi adalah sebesar Rp52.078 dan Rp45.778 dan Dewan Komisaris adalah sebesar Rp10.247 dan Rp8.384 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 43).

Jumlah bonus, insentif dan tantiem Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan kunci BRI yang dibayarkan adalah masing-masing sebesar Rp204.724 dan Rp147.180 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 43).

34. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2011 2010

Sewa 1.106.078 886.226 Perbaikan dan pemeliharaan 584.717 491.413 Penyusutan aset tetap (Catatan 16) 322.757 302.730 Listrik dan air 313.097 276.144 Transportasi 214.122 201.070 Percetakan dan benda pos 183.962 152.018 Peralatan kantor 154.428 130.475 Komunikasi 118.105 96.691 Jasa profesional 50.668 33.911 Instalasi komputer 17.268 17.939 Penelitian dan pengembangan produk 8.761 10.017 Lain-lain 2.604.823 2.112.810

5.678.786 4.711.444

35. PENDAPATAN NON OPERASIONAL - NETO Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2011 2010

Pendapatan klaim asuransi kredit 318.568 313.576 Laba penjualan aset tetap 17.067 5.875 Distribusi kas hasil likuidasi BRI Finance Limited, Hong Kong 16.519 12.263 Pendapatan sewa 3.033 6.379 Lain-lain - neto 816.463 168.136

1.171.650 506.229

36. PERPAJAKAN

a) Utang Pajak Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rincian utang pajak adalah sebagai berikut: 2011 2010

BRI (Entitas Induk) Pajak penghasilan Pasal 23 - 2.874

Page 355: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

354 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

108

36. PERPAJAKAN (lanjutan)

a) Utang Pajak (lanjutan) 2011 2010

BRI (Entitas Induk) (lanjutan) Pajak penghasilan (lanjutan) Pasal 25 (Desember) 462.148 230.459 Pasal 26 - 38.400 Pasal 29 622.506 1.648.319 Pasal 4 ayat 2 - 764

1.084.654 1.920.816

Entitas Anak Pajak penghasilan Pasal 21 3.278 4.046 Pasal 23 611 457 Pasal 25 (Desember) 1.463 - Pasal 29 5.938 95 Pasal 4 ayat 2 10.003 5.509 Lain-lain 50 -

21.343 10.107

1.105.997 1.930.923

b) Beban Pajak Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba

rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: 2011 2010

Laba sebelum manfaat (beban) pajak sesuai dengan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian 18.755.880 14.908.230 Bagian laba Entitas Anak (56.486) (15.306)

Laba sebelum manfaat (beban) pajak BRI (Entitas Induk) 18.699.394 14.892.924

Perbedaan Temporer: Pembentukan penyisihan kerugian kredit yang diberikan 1.000.151 2.067.026 Pembentukan penyisihan beban pegawai 825.581 222.629 Kerugian yang belum direalisasi dari transaksi derivatif - 139.473 Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (93.294) (8.422) Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan 2.438 (26.293) Penyusutan aset tetap (83.116) (52.699) Pembalikan cadangan atas penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk diluar kredit yang diberikan (15.439) (668.304)

1.636.321 1.673.410

Page 356: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

355LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 355

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

109

36. PERPAJAKAN (lanjutan) b) Beban Pajak (lanjutan) 2011 2010

Perbedaan Permanen: Humas 159.221 84.836 Representasi dan sumbangan 34.547 30.390 Pembinaan jasmani dan rohani 30.469 26.908 Pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan tarif final (4.407 ) (4.325) Bagian laba Entitas Anak (metode ekuitas) (23.797) (15.406) Lain-lain (244.533) 2.896.963

(48.500) 3.019.366

Taksiran penghasilan kena pajak 20.287.215 19.585.700

Perhitungan beban dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

2011 2010

Taksiran penghasilan kena pajak 20.287.215 19.585.700

Entitas Induk Beban pajak-kini (4.057.443) (3.917.140) Pembayaran angsuran pajak penghasilan selama tahun berjalan 3.434.937 2.268.821

Utang pajak penghasilan - Pasal 29 (622.506) (1.648.319)

Entitas Anak

Beban pajak-kini (17.761) (4.909) Pembayaran angsuran pajak penghasilan selama tahun berjalan 11.823 4.814

Utang pajak penghasilan - Pasal 29 (5.938) (95)

Pajak penghasilan BRI dan Entitas Anak dihitung untuk setiap perusahaan sebagai salah satu badan hukum yang terpisah.

c) Aset Pajak Tangguhan

Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan BRI adalah sebagai berikut (Catatan 2ag):

2011 2010

Pembentukan penyisihan kerugian aktiva produktif 246.178 420.728 Pembentukan penyisihan beban pegawai 206.395 52.412 Kerugian yang belum direalisasi dari transaksi derivatif - 34.868

Page 357: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

356 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

110

36. PERPAJAKAN (lanjutan) c) Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) 2011 2010

Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (23.324) (2.105) Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan 610 (6.573) Penyusutan aset tetap (20.779) (13.174)

409.080 486.156 Entitas Anak (1.760) 48

Total manfaat pajak tangguhan 407.320 486.204

Pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak (dicatat pada akun “Aset Pajak Tangguhan”) adalah sebagai berikut (Catatan 2ag):

2011 2010

Penyisihan kerugian aktiva produktif 1.855.945 1.609.767 Penyisihan beban pegawai 910.615 704.220 Penyusutan aset tetap 116.481 137.260 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - 23.324 Keuntungan yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan (220) (830)

Keuntungan yang belum direalisasi dari efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual (255.001) (187.188)

2.627.820 2.286.553 Entitas Anak 4.138 8.548

2.631.958 2.295.101

Berdasarkan pasal 17 ayat 2 Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” yang

telah diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 tahun 2008, tarif Pajak Penghasilan Badan adalah sebesar 25%.

Namun demikian, berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 2008 tanggal 23 September 2008

tersebut, Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” dan Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang “Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” mengatur bahwa Perseroan Terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan yang ada, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu Perseroan Terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak dan

Page 358: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

357LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 357

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

111

36. PERPAJAKAN (lanjutan) masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang

disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Perseroan Terbuka dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak. Berdasarkan surat keterangan No. DE/I/2012-0017 tanggal 5 Februari 2012 dan laporan bulanan kepemilikan saham (Formulir No. X.H.I-6 tanggal 4 Januari 2012 dari Biro Administrasi Efek, Datindo Entrycom atas kepemilikan saham BRI selama tahun 2011) semua kriteria di atas untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak tersebut atas laporan keuangan BRI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah terpenuhi.

37. MANAJEMEN RISIKO

Kegiatan usaha BRI senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Perkembangan bisnis yang pesat juga menyebabkan risiko kegiatan usaha bank semakin kompleks. BRI dituntut untuk menerapkan manajemen risiko yang handal agar mampu beradaptasi dengan kompleksitas kegiatan usaha tersebut. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan harus mendukung BRI untuk lebih berhati-hati dalam ruang lingkup perkembangan kegiatan usaha dan operasional perbankan yang sangat pesat. Penerapan manajemen risiko tersebut juga pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang telah diwajibkan oleh Bank Indonesia dan sejalan dengan rekomendasi Bank for International Settlements (BIS) melalui Basel Committee on Banking Supervision. Persiapan pemenuhan Basel Capital Accord II khususnya terkait dengan pemenuhan modal minimum dengan menggunakan metode standar maupun advanced approach (risiko kredit menggunakan Internal Rating Based Approach/IRBA, risiko operasional menggunakan Advance Measurement Approach/AMA dan risiko pasar menggunakan Internal Model). Persiapan pemenuhan Basel Capital Accord III terkait penguatan permodalan, pemenuhan rasio likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR dan Net Stable Funding Ratio/NSFR) serta Leverage Ratio. Penyusunan profil risiko BRI sesuai dengan SE BI No12/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 secara konsolidasian dilakukan secara terpadu (enterprise-wide risk management) dengan mengintegrasikan 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko strategik, risiko kepatuhan, risiko reputasi dan risiko hukum melalui penerapan profil risiko sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.

Untuk mengetahui profil risiko, BRI secara bulanan melakukan proses self assessment dengan menilai risiko inheren yaitu penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank dan kualitas penerapan manajemen risiko yaitu penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan manajemen risiko. BRI memiliki Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) sebagai aturan tertinggi dalam implementasi manajemen risiko pada seluruh kegiatan bisnis BRI. KUMR tersebut berisikan kebijakan umum, strategi manajemen risiko, organisasi manajemen risiko, proses manajemen risiko, sistem informasi manajemen risiko, penerapan manajemen risiko, sistem pengendalian internal dan manajemen risiko terintegrasi (Enterprise Risk Management). Dalam KUMR juga mencakup pengelolaan profil risiko, implementasi Manajemen Kelangsungan Usaha (MKU)/Business Continuity Management (BCM), pengelolaan produk dan atau aktivitas baru.

Berdasarkan KUMR di atas, BRI juga telah menetapkan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko (PPPMR). Pedoman ini merupakan sekumpulan petunjuk teknis pelaksanaan KUMR yang menjabarkan tahapan-tahapan dalam proses manajemen risiko, antara lain identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko dan pengendalian risiko. PPPMR BRI terdiri atas

Page 359: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

358 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

112

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Kredit (PPPMRK), Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Operasional (PPPMRO) dan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Pasar (PPPMRP). BRI telah menerapkan konsep first line of defense, second line of defense dan third line of defense. First line of defense adalah unit kerja bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional sesuai kebijakan, limit dan pedoman operasional yang berlaku di bidangnya. Second line of defense adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau pemenuhan manajemen risiko BRI sesuai toleransi risiko dan menetapkan kebijakan, pedoman dan limit risiko unit kerja bisnis/operasional secara independen. Third line of defense adalah unit internal audit yang berfungsi melakukan pengendalian melalui evaluasi kepada first dan second line of defense serta memberikan laporan kepada Direktur Utama dan Komisaris secara independen. Manajemen Risiko Kredit Penerapan manajemen risiko kredit tidak hanya ditujukan untuk menempatkan BRI sebagai bank yang patuh terhadap regulasi, namun merupakan suatu tuntutan manajemen untuk menerapkan sistem pengelolaan risiko kredit yang baik dan sesuai dengan praktek di perbankan, sehingga diharapkan mampu mendorong kegiatan bisnis BRI. Dalam kerangka kerja Manajemen Risiko Kredit, BRI memiliki suatu Komite Manajemen Risiko Kredit (Credit Risk Management Committee/CRMC), yang merupakan sub Risk Management Committee (RMC) untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen risiko kredit.

BRI telah menetapkan beberapa prinsip prudential banking dalam kebijakan perkreditan, tata cara penilaian kualitas, pengelolaan serta proses putusan kredit, dengan dilakukannya pemisahan fungsi pejabat kredit yang dibagi menjadi RM (Relationship Management) dan CRM (Credit Risk Management), penerapan Four Eyes Principle, Credit Risk Rating/Scoring (CRR dan CRS), pemisahan pengelolaan kredit bermasalah, serta dijalankannya prosedur perkreditan yang sehat melalui penetapan Pasar Sasaran (PS), Kriteria Risiko yang Dapat Diterima (KRD) dan Rencana Pemasaran Tahunan (RPT). Pemisahan fungsi RM dan CRM serta pemisahan pengelolaan kredit lancar dengan pengelolaan kredit bermasalah berada pada divisi yang terpisah dimaksudkan agar pengelolaan risiko dalam aktivitas perkreditan dapat dilaksanakan secara lebih baik tanpa mengganggu proses bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan bisnis yang sehat. Pejabat Kredit Lini (PKL) diberikan batas kewenangan memutus kredit yang dituangkan dalam surat keputusan dimana kewenangannya ditetapkan berdasarkan integritas, kemampuan dan kompetensi serta pengalamannya di bidang perkreditan. Batas kewenangan tersebut diberikan oleh atasan langsung PKL, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Setiap PKL harus memiliki tingkat independency masing-masing, sehingga tidak dapat mempengaruhi dan mengintervensi keputusan satu sama lain. Dengan demikian, proses pemberian kredit akan dilaksanakan lebih obyektif dan komprehensif dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Proses analisa dan persetujuan kredit diawali dengan proses pengenalan calon debitur lebih dini melalui penilaian tingkat risiko masing-masing calon debitur dengan menggunakan Credit Risk Rating (CRR) untuk kredit komersial serta Credit Risk Scoring (CRS) untuk kredit konsumtif dan kredit mikro. BRI menetapkan cut-off untuk calon debitur yang layak untuk disetujui berdasarkan risiko yang dapat diterima BRI.

Page 360: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

359LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 359

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

113

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) Penyaluran kredit yang dilakukan oleh unit kerja bisnis dilakukan dengan telah mempertimbangkan dan memperhatikan risiko kredit sejak saat kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut dilunasi, dengan melakukan pemantauan berkala terhadap kualitas kredit untuk mencegah terjadinya Non Performing Loan (NPL). Melalui penerapan Early Warning System (EWS) terhadap perkembangan kondisi usaha debitur, maka pengelolaan risiko kredit yang efektif dapat meminimalkan risiko terjadinya kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. Pengelolaan risiko kredit BRI dimaksudkan agar kemungkinan kerugian yang diakibatkan oleh tidak terbayarnya pinjaman yang diberikan dan kontrak keuangan lainnya, baik secara tingkat individual maupun portofolio kredit secara keseluruhan dapat dikelola seminimal mungkin. Pengelolaan risiko kredit ini juga dilakukan BRI dalam upaya memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Bank Indonesia. Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan jajarannya yang terlibat dalam pengelolaan risiko kredit, kebijakan dan prosedur perkreditan secara tertulis dituangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Kredit (PPPMRK), Pedoman Pelaksanaan Kredit (PPK) per segmen bisnis, Prosedur Penetapan Limit Risiko Kredit dan lainnya. Kebijakan dan prosedur tersebut secara rinci dan lengkap mengatur kegiatan manajemen risiko kredit sejak saat kredit tersebut diajukan, proses analisa, proses putusan/persetujuan, pemantauan dan monitoring, dokumentasi, pengendalian dan penyelamatan/3R (Restrukturisasi, Rescheduling dan Reconditioning). Dalam rangka penyesuaian kebijakan dengan perkembangan bisnis yang terjadi, dilakukan peninjauan dan penyempurnaan atas kebijakan dan peraturan pada periode tertentu agar pelaksanaan ekspansi kredit tepat pada sasaran. Limit risiko kredit ditetapkan untuk memastikan aktivitas perkreditan BRI dilaksanakan secara hati-hati dengan membatasi tingkat risiko sampai batas yang dapat ditolerir BRI sehingga potensi kerugian risiko kredit yang timbul masih dapat diserap dengan modal BRI yang telah dialokasikan. BRI telah melakukan penetapan limit risiko kredit dan secara rutin melakukan pemantauan atas eksposur risiko kredit secara portofolio, segmen bisnis, dan sektor ekonomi. Pengembangan manajemen risiko kredit dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan kebijakan Bank Indonesia. BRI telah melakukan pengukuran risiko kredit dengan metodologi Standardised Approach dan secara paralel mengembangkan metodologi Internal Rating Based Approach (IRBA). BRI sedang mempersiapkan sistem untuk mendukung penyediaan database yang akan digunakan untuk menentukan parameter risiko kredit yaitu Probability of Default, Loss Given Default dan Exposure at Default. Dalam rangka persiapan implementasi IRBA, BRI telah mengembangkan aplikasi Loan Approval System (LAS), yang berfungsi sebagai media untuk memperoleh data-data perkreditan yang diperlukan dan sekaligus melakukan proses penilaian risiko melalui CRR/CRS dalam setiap proses kredit yang perhitungannya dilakukan secara terintegrasi dan tersistem, agar penilaian risiko kredit lebih obyektif. BRI melakukan stress testing atas kejadian-kejadian yang mungkin terjadi atau perubahan kondisi ekonomi di masa depan secara triwulanan atau pada saat terjadi kondisi ekstrim. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan bank terhadap kondisi ekstrim yang dapat menimbulkan pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap eksposur kredit. Hasil simulasi stress testing disampaikan kepada Direksi dan Komite Pemantau Risiko.

Page 361: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

360 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

114

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur risiko kredit terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada

tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Eksposur Maksimum __

2011 2010

Giro pada Bank Indonesia 33.040.418 19.989.683 Giro pada bank lain 5.533.164 5.658.053 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 73.596.356 83.272.140 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi 563.125 203.144 Tersedia untuk dijual 15.416.030 13.072.295 Dimiliki hingga jatuh tempo 17.938.361 9.239.224 Tagihan wesel ekspor 4.828.569 734.339

Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual 5.396.026 6.026.463 Dimiliki hingga jatuh tempo 3.600.000 7.600.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 9.383.298 501.381 Tagihan derivatif 17.818 87.870 Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 278.425.000 238.386.376 Tagihan akseptasi 1.692.176 660.209 Penyertaan saham *) 1.408 1.099 Aset lain-lain **) 1.128.481 1.295.744

Total 450.560.230 386.728.020

*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain. Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Eksposur Maksimum __

2011 2010

L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 6.843.251 4.932.139 Garansi yang diterbitkan 6.238.525 3.801.371

13.081.776 8.733.510

Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi BRI untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Untuk aset keuangan laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat neto seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah eksposur maksimum dari kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah masing-masing sebesar 61,80% dan 61,64%.

Page 362: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

361LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 361

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

115

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit

(a) Sektor geografis

Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit yang dikategorikan berdasarkan wilayah geografis pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Kategori wilayah geografis berdasarkan tempat beroperasinya bisnis BRI yang sekaligus menggambarkan potensial bisnis wilayah masing-masing:

31 Desember 2011

Jawa Indonesia Jawa Tengah Jawa Tengah Jakarta Barat dan DIY Timur Sumatera dan Timur Lainnya Total

Aset Giro pada Bank Indonesia 33.040.418 - - - - - - 33.040.418 Giro pada bank lain 5.391.983 7 1.613 256 3.610 8.284 127.472 5.533.225 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 73.273.622 - - - - - 323.034 73.596.656 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi 563.125 - - - - - - 563.125 Tersedia untuk dijual 15.306.866 - - - - - 109.164 15.416.030 Dimiliki hingga jatuh tempo 17.939.871 - - - - - - 17.939.871 Tagihan wesel ekspor 3.621.012 2.482 117.936 852.960 228.823 5.356 - 4.828.569 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual 5.396.026 - - - - - - 5.396.026 Dimiliki hingga jatuh tempo 3.600.000 - - - - - - 3.600.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 9.383.298 - - - - - - 9.383.298 Tagihan derivatif 17.818 - - - - - - 17.818 Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 94.122.066 20.371.025 30.694.648 34.361.550 51.653.813 62.380.390 931.480 294.514.972 Tagihan akseptasi 687.261 131.479 261.078 262.224 349.039 1.095 - 1.692.176 Penyertaan saham*) 1.944 - - - - - - 1.944 Aset lain-lain**) 1.005.079 21.393 11.957 17.686 24.217 18.279 29.870 1.128.481

Total 263.350.389 20.526.386 31.087.232 35.494.676 52.259.502 62.413.404 1.521.020 466.652.609 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (16.092.379 )

450.560.230

Rekening Administratif L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 5.116.045 157.843 480.143 478.575 397.229 206.124 7.292 6.843.251 Garansi yang diterbitkan 5.306.801 160.277 128.557 418.527 201.881 22.482 - 6.238.525

10.422.846 318.120 608.700 897.102 599.110 228.606 7.292 13.081.776

31 Desember 2010

Jawa Indonesia Jawa Tengah Jawa Tengah Jakarta Barat dan DIY Timur Sumatera dan Timur Lainnya Total

Aset Giro pada Bank Indonesia 19.989.683 - - - - - - 19.989.683 Giro pada bank lain 5.638.933 - 122 4 3 3.147 15.907 5.658.116 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 82.382.398 - - - - - 889.992 83.272.390 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi 203.144 - - - - - - 203.144 Tersedia untuk dijual 11.745.089 - - - - - 1.327.206 13.072.295 Dimiliki hingga jatuh tempo 9.240.734 - - - - - - 9.240.734 Tagihan wesel ekspor 417.278 967 58.517 233.006 16.714 15.275 - 741.757 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual 6.026.463 - - - - - - 6.026.463 Dimiliki hingga jatuh tempo 7.600.000 - - - - - - 7.600.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 501.381 - - - - - - 501.381 Tagihan derivatif 87.870 - - - - - - 87.870

Page 363: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

362 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

116

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)

(a) Sektor geografis (lanjutan)

31 Desember 2010

Jawa Indonesia Jawa Tengah Jawa Tengah Jakarta Barat dan DIY Timur Sumatera dan Timur Lainnya Total

Aset (lanjutan) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 68.175.661 18.196.339 28.079.160 31.939.822 44.015.924 56.196.356 5.885.944 252.489.206 Tagihan akseptasi 332.717 31.871 201.160 10.134 90.996 - - 666.878 Penyertaan saham*) 1.646 - - - - - - 1.646 Aset lain-lain**) 1.295.744 - - - - - - 1.295.744

Total 213.638.741 18.229.177 28.338.959 32.182.966 44.123.637 56.214.778 8.119.049 400.847.307 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (14.119.287 )

386.728.020

Rekening Administratif L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 4.418.626 30.923 46.429 231.964 199.738 4.459 - 4.932.139 Garansi yang diterbitkan 3.246.679 51.431 6.803 331.799 158.586 6.073 - 3.801.371

7.665.305 82.354 53.232 563.763 358.324 10.532 - 8.733.510

*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya.

**) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain.

(b) Sektor industri

Tabel di bawah ini menggambarkan rincian eksposur kredit pada nilai tercatat yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:

2011 Bank dan lembaga Pemerintah keuangan (termasuk BI) lainnya Perusahaan Perorangan Total Giro pada Bank Indonesia 33.040.418 - - - 33.040.418 Giro pada bank lain - 5.533.225 - - 5.533.225 Penempatan pada Bank 69.724.880 3.706.776 165.000 - 73.596.656 Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi 53.933 509.192 - - 563.125 Tersedia untuk dijual 15.078.450 - 337.580 - 15.416.030 Dimiliki hingga jatuh tempo 12.573.369 3.773.611 1.592.891 - 17.939.871 Tagihan wesel ekspor 5.351 - 4.823.218 - 4.828.569 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual 5.396.026 - - - 5.396.026 Dimiliki hingga jatuh tempo 3.600.000 - - - 3.600.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 9.383.298 - - - 9.383.298 Tagihan derivatif - 17.818 - - 17.818 Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 799.605 5.375.323 1.205.019 287.135.025 294.514.972

Page 364: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

363LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 363

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

117

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)

(b) Sektor industri (lanjutan)

2011 Bank dan lembaga Pemerintah keuangan (termasuk BI) lainnya Perusahaan Perorangan Total Tagihan akseptasi 198.041 - 1.494.135 - 1.692.176 Penyertaan saham*) - - 1.944 - 1.944 Aset lain-lain**) 262.865 55.904 421.737 387.975 1.128.481 Total 150.116.236 18.971.849 10.041.524 287.523.000 466.652.609 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (16.092.379 ) 450.560.230

2010 Bank dan lembaga Pemerintah keuangan (termasuk BI) lainnya Perusahaan Perorangan Total Giro pada Bank Indonesia 19.989.683 - - - 19.989.683 Giro pada bank lain 2.752 5.655.364 - - 5.658.116 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 68.556.092 14.716.298 - - 83.272.390 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi 193.582 9.562 - - 203.144 Tersedia untuk dijual 12.831.823 - 240.472 - 13.072.295 Dimiliki hingga jatuh tempo 4.066.119 4.058.415 1.116.200 - 9.240.734 Tagihan wesel ekspor - 741.757 - - 741.757 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual 6.026.463 - - - 6.026.463 Dimiliki hingga jatuh tempo 7.600.000 - - - 7.600.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - 501.381 - - 501.381 Tagihan derivatif - 87.870 - - 87.870 Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 270.284 55.130 73.401.081 178.762.711 252.489.206 Tagihan akseptasi - - 666.878 - 666.878 Penyertaan saham*) - 536 1.110 - 1.646 Aset lain-lain**) 749.565 27.591 518.588 - 1.295.744 Total 120.286.363 25.853.904 75.944.329 178.762.711 400.847.307 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (14.119.287 ) 386.728.020

*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya.

**) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain.

Page 365: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

364 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

118

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)

(b) Sektor industri (lanjutan)

Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 Bank dan lembaga Pemerintah keuangan (termasuk BI) lainnya Perusahaan Perorangan Total L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 3.189.141 - 3.654.110 - 6.843.251 Garansi yang diterbitkan 146.245 - 6.086.580 5.700 6.238.525 3.335.386 - 9.740.690 5.700 13.081.776

2010 Bank dan lembaga Pemerintah keuangan (termasuk BI) lainnya Perusahaan Perorangan Jumlah L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 2.459.228 393.603 2.079.308 - 4.932.139 Garansi yang diterbitkan 134.110 1.588.166 2.029.201 49.894 3.801.371 2.593.338 1.981.769 4.108.509 49.894 8.733.510

(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:

(a) Giro pada bank lain

Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif sesuai ketentuan Bank Indonesia.

(b) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami

penurunan nilai kecuali untuk syariah sesuai ketentuan Bank Indonesia. 2011 2010

Rupiah Bank Indonesia Deposit Facility 42.232.793 50.188.290 Term Deposit 27.492.087 18.367.802

Page 366: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

365LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 365

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

119

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)

(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan):

(b) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (lanjutan) 2011 2010

Rupiah (lanjutan) Inter-bank call money 913.000 1.250.000

70.637.880 69.806.092

Mata uang asing Inter-bank call money 2.849.558 12.461.683 Deposito berjangka 109.218 1.004.615

2.958.776 13.466.298

Total 73.596.656 83.272.390 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (300) (250)

73.596.356 83.272.140

(c) Efek-efek

Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai, kecuali untuk syariah sesuai ketentuan Bank Indonesia.

2011 2010

Rupiah Sertifikat Bank Indonesia 13.956.762 9.631.413 Obligasi Pemerintah 10.698.039 5.101.814 Obligasi 1.958.826 1.407.382 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) 400.000 200.000 Medium term notes 130.000 120.000 Obligasi subordinasi 89.857 89.843 Reksadana 10.479 9.562

27.243.963 16.560.014

Mata uang asing Credit linked notes 3.595.708 3.175.431 Obligasi Pemerintah 2.650.951 2.158.297 Medium term notes 227.372 224.789 Wesel tagih 109.164 397.642 Obligasi 91.868 -

6.675.063 5.956.159

Total 33.919.026 22.516.173 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (1.510) (1.510)

33.917.516 22.514.663

Page 367: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

366 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

120

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)

(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan):

(d) Tagihan wesel ekspor

Per tanggal 31 Desember 2011, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif (catatan 2f). Sedangkan per tanggal 31 Desember 2010, aset keuangan ini mengalami penurunan nilai dengan perincian sebagai berikut:

2010

Rupiah Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 42.715 Mata uang asing Wesel ekspor 699.042

Total 741.757 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (7.418)

734.339

(e) Tagihan derivatif

Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami

penurunan nilai secara individual maupun kolektif sesuai ketentuan Bank Indonesia.

(f) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah

Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif sesuai ketentuan Bank Indonesia dengan rincian sebagai berikut:

2011

Mengalami Penurunan Nilai

Tidak Mengalami Keterangan Penurunan Nilai Individual Kolektif Total

Rupiah Perdagangan, perhotelan dan restoran 71.996.626 1.080.659 10.454.381 83.531.666

Pertanian 20.181.011 311.451 939.545 21.432.007 Jasa dunia usaha 13.338.543 226.473 418.607 13.983.623 Perindustrian 10.053.827 414.514 343.860 10.812.201 Konstruksi 5.398.569 295.497 185.648 5.879.714 Listrik, gas dan air 6.430.450 12.406 17.398 6.460.254 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 4.205.484 127.394 83.206 4.416.084 Jasa pelayanan sosial 9.177.013 78.591 123.164 9.378.768 Pertambangan 1.121.974 5.203 8.551 1.135.728 Lain-lain 108.207.828 568.814 2.493.578 111.270.220

250.111.325 3.121.002 15.067.938 268.300.265

Page 368: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

367LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 367

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

121

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)

(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan): (f) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah (lanjutan)

2011

Mengalami Penurunan Nilai

Tidak Mengalami Keterangan Penurunan Nilai Individual Kolektif Total

Mata uang asing Perdagangan, perhotelan dan restoran 5.902.445 466.994 371 6.369.810 Pertambangan 4.363.517 11.466 - 4.374.983 Perindustrian 8.646.482 551.987 1.982 9.200.451 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 957.110 2.404 - 959.514 Pertanian 2.185.124 12.923 - 2.198.047 Listrik, gas dan air 67.952 - - 67.952 Konstruksi 1.165.693 - - 1.165.693 Jasa dunia usaha 240.943 4.478 - 245.421 Jasa pelayanan sosial 3.174 87.039 - 90.213 Lain-lain 1.539.075 3.548 - 1.542.623

25.071.515 1.140.839 2.353 26.214.707

Total 275.182.840 4.261.841 15.070.291 294.514.972 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (3.336.510) (3.139.888) (9.613.574) (16.089.972)

271.846.330 1.121.953 5.456.717 278.425.000

2010

Mengalami Penurunan Nilai

Tidak Mengalami Keterangan Penurunan Nilai Individual Kolektif Total

Rupiah Perdagangan, perhotelan dan restoran 71.170.840 1.109.918 10.003.037 82.283.795

Pertanian 16.111.480 328.463 725.262 17.165.205 Jasa dunia usaha 10.137.563 317.301 341.036 10.795.900 Perindustrian 9.168.337 548.413 340.845 10.057.595 Konstruksi 4.563.250 604.613 175.808 5.343.671 Listrik, gas dan air 4.953.897 15.385 3.742 4.973.024 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 3.532.409 215.630 92.040 3.840.079 Jasa pelayanan sosial 2.290.643 216.943 168.348 2.675.934 Pertambangan 1.743.551 15.762 6.000 1.765.313 Lain-lain 96.311.352 436.066 1.219.805 97.967.223

219.983.322 3.808.494 13.075.923 236.867.739

Page 369: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

368 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

122

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)

(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan): (f) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah (lanjutan)

2010

Mengalami Penurunan Nilai

Tidak Mengalami Keterangan Penurunan Nilai Individual Kolektif Total

Mata uang asing Perdagangan, perhotelan dan restoran 4.846.132 218.668 4.623 5.069.423 Pertambangan 3.543.686 4.917 - 3.548.603 Perindustrian 2.100.613 686.062 1.968 2.788.643 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 911.841 7.932 - 919.773 Pertanian 906.723 - - 906.723 Listrik, gas dan air 899.656 - - 899.656 Konstruksi 508.896 - - 508.896 Jasa dunia usaha 321.964 4.464 - 326.428 Jasa pelayanan sosial 4.858 4.709 90.062 99.629 Lain-lain 277.917 275.776 - 553.693

14.322.286 1.202.528 96.653 15.621.467

Total 234.305.608 5.011.022 13.172.576 252.489.206 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (2.722.620) (4.121.560) (7.258.650) (14.102.830)

231.582.988 889.462 5.913.926 238.386.376

(g) Tagihan akseptasi Per tanggal 31 Desember 2011, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai secara

individual maupun kolektif (catatan 2f). Sedangkan per tanggal 31 Desember 2010, aset keuangan ini mengalami penurunan nilai dengan rincian sebagai berikut:

2010

Mata uang asing L/C Impor Usance 553.304 SKBDN Usance 113.574

Total 666.878 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (6.669)

660.209

Page 370: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

369LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 369

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

123

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)

(iv) Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi

Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun-akun administratif ini mengalami penurunan nilai dengan rincian sebagai berikut:

2011 2010

Rupiah Garansi yang diterbitkan 3.447.111 1.905.076 L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 313.130 264.501

3.760.241 2.169.577

Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor 6.530.121 4.667.638 Garansi yang diterbitkan 2.791.414 1.896.295

9.321.535 6.563.933

Total 13.081.776 8.733.510 Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (152) (93.422)

13.081.624 8.640.088

Khusus untuk pinjaman yang berada di daerah yang pernah mengalami bencana dan masih dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, penilaian pinjaman dilakukan hanya untuk segmen pasar usaha kecil, tidak termasuk pinjaman yang dijamin dengan agunan kas, pinjaman yang dijamin asuransi dan pinjaman yang sumber pembayarannya berasal dari pemotongan gaji. Mengingat BRI sudah mempunyai data dan informasi kerugian historis yang cukup tentang pinjaman yang berada di daerah bencana, yang pernah mengalami bencana dan masih dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka penurunan nilai dilakukan dengan memperhitungkan tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan penyesuaian oleh manajemen melalui survey secara periodik.

Manajemen Risiko Likuiditas

BRI melakukan pengelolaan risiko likuiditas sebagai upaya untuk memenuhi setiap liabilitas finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu, dan agar dapat memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan optimal. Pengelolaan likuiditas BRI secara nasional dilakukan oleh Divisi Treasury. Pengelolaan likuiditas tersebut meliputi pengelolaan likuiditas untuk intrahari, harian, jangka pendek, menengah dan panjang, yang terdiri dari mata uang Rupiah serta valuta asing. Untuk mendukung pengelolaan likuiditas, BRI telah menetapkan kebijakan penerapan manajemen risiko likuiditas yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.11/16/DPNP tanggal 6 Juli 2009 tentang “Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko likuiditas” yang meliputi pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian serta sistem informasi manajemen risiko likuiditas, kecukupan kebijakan dan prosedur likuiditas dan limit serta sistem pengendalian internal yang menyeluruh.

Page 371: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

370 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

124

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Kebijakan manajemen likuiditas tersebut mencakup manajemen likuiditas, strategi pendanaan, sistem peringatan dini, penetapan limit risiko likuiditas termasuk pengelolaan aset likuid berkualitas tinggi dan rencana pendanaan darurat (liquidity contingency plan). Kebijakan tersebut bertujuan untuk memastikan kecukupan dana harian dalam memenuhi kewajiban pada kondisi normal maupun kondisi krisis secara tepat waktu dari berbagai sumber dana yang tersedia, termasuk memastikan ketersediaan aset likuid berkualitas tinggi.

Dalam upaya mengendalikan eksposur dan konsentrasi likuiditas, BRI menyusun dan mengelola limit risiko likuiditas yang disampaikan kepada Direksi melalui profil risiko, Asset and Liability Committee (ALCO) dan Risk Management Committee (RMC). Adapun limit risiko likuiditas antara lain rasio konsentrasi aset dan liabilitas (minimum SBI dalam secondary reserve, konsentrasi 50 deposan inti, dan konsentrasi dana antar bank pasiva), rasio aktiva likuid <1 bulan terhadap pasiva likuid <1 bulan, rasio maksimum arus kas keluar (maximum cash outflow), rasio mismatch arus kas jangka pendek dan jangka panjang, Loan to Deposit Ratio (LDR), limit pinjaman overnight (O/N) dan aset likuid atau total liabilitas. Untuk mengetahui kemampuan BRI memenuhi kebutuhan likuiditas pada saat krisis, BRI melakukan simulasi stress testing dengan serangkaian skenario likuiditas yang mencakup kondisi normal dan kondisi krisis, dengan menggunakan skenario spesifik maupun general market stress. Hasil simulasi stress testing tersebut disampaikan kepada Direksi melalui RMC secara triwulanan. Di samping itu untuk mengelola likuiditas, BRI melakukan pemantauan secara harian atas kemungkinan besarnya penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah, melakukan pemantauan aset dan liabilitas yang akan jatuh tempo, menjaga aset likuid yang cukup untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo, serta menjaga primary reserve sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan secondary reserve sebesar limit yang ditetapkan. BRI juga mengoptimalkan cash ratio yang telah ditetapkan untuk masing-masing Kantor Wilayah dan Kantor Cabang dengan memperhatikan kebutuhan kas unit kerja yang bersangkutan.

Potensi risiko likuiditas yang akan dihadapi BRI di masa yang akan datang diukur melalui analisa Liquidity Gap Analysis, yang merupakan proyeksi kelebihan/kekurangan likuiditas berdasarkan jatuh tempo aset dan liabilitas, setelah memperhitungkan kebutuhan untuk ekspansi bisnis. Informasi ini menjadi pertimbangan BRI dalam perencanaan dan pengelolaan likuiditas BRI, termasuk juga kebutuhan ekspansi bisnis BRI. Dengan diterapkannya manajemen risiko likuiditas yang efektif, maka diharapkan dapat meminimalkan risiko likuiditas di BRI sekaligus meningkatkan stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan. Tabel di bawah ini menyajikan informasi mengenai pemetaan aset dan liabilitas keuangan dalam skala waktu tertentu (maturity buckets) berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo (remaining maturity) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:

2011

Lebih dari Lebih dari Lainnya Sampai 1 bulan 3 bulan yang tidak dengan sampai dengan sampai dengan Lebih dari memiliki Keterangan Total 1 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun jatuh tempo

Aset Kas 10.525.973 10.525.973 - - - - Giro pada Bank Indonesia 33.040.418 33.040.418 - - - - Giro pada bank lain 5.533.225 5.533.225 - - - - Penyisihan kerugian (61 ) - - - - (61)

Page 372: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

371LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 371

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

125

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan)

2011

Lebih dari Lebih dari Lainnya Sampai 1 bulan 3 bulan yang tidak dengan sampai dengan sampai dengan Lebih dari memiliki Keterangan Total 1 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun jatuh tempo

Aset (lanjutan) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 73.596.656 73.346.039 - 250.617 - - Penyisihan kerugian (300 ) - - - - (300) Efek-efek 33.919.026 16.868.105 999.960 4.169.974 11.880.987 - Penyisihan kerugian (1.510 ) - - - - (1.510) Tagihan wesel ekspor 4.828.569 572.438 816.080 3.440.051 - - Penyisihan kerugian - - - - - - Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 8.996.026 5.396.026 - - 3.600.000 - Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 9.383.298 7.364.677 2.018.621 - - - Tagihan derivatif 17.818 - 75 - 17.743 - Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 294.514.972 21.312.081 18.320.438 58.222.345 196.660.108 - Penyisihan kerugian (16.089.972) - - - - (16.089.972) Tagihan akseptasi 1.692.176 428.580 739.413 524.183 - - Penyisihan kerugian - - - - - - Penyertaan saham*) 1.944 - - - 1.944 - Penyisihan kerugian (536) - - - - (536) Aset lain-lain**) 1.128.481 450.920 391.107 286.454 - -

Total Aset 461.086.203 174.838.482 23.285.694 66.893.624 212.160.782 (16.092.379)

Liabilitas Liabilitas segera 3.961.640 3.961.640 - - - - Simpanan nasabah 384.264.345 323.891.959 22.228.909 37.896.846 246.631 - Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya 4.024.163 3.909.497 - 114.666 - -

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 102.681 102.681 - - - -

Liabilitas derivatif 173.536 455 - - 173.081 - Liabilitas akseptasi 1.692.176 428.580 739.413 524.183 - - Pinjaman yang diterima 13.097.916 - 2.279.884 10.774.896 43.136 - Liabilitas lain-lain***) 618.051 485.119 55.871 72.190 4.871 - Pinjaman subordinasi 2.136.288 232 - 21.093 2.114.963 - Total Liabilitas 410.070.796 332.780.163 25.304.077 49.403.874 2.582.682 - Perbedaan Jatuh Tempo 51.015.407 (157.941.681) (2.018.383 ) 17.489.750 209.578.100 (16.092.379 )

2010

Lebih dari Lebih dari Lainnya Sampai 1 bulan 3 bulan yang tidak dengan sampai dengan sampai dengan Lebih dari memiliki Keterangan Total 1 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun jatuh tempo

Aset Kas 9.975.712 9.975.712 - - - - Giro pada Bank Indonesia 19.989.683 19.989.683 - - - - Giro pada bank lain 5.658.116 5.658.116 - - - - Penyisihan kerugian (63 ) - - - - (63)

Page 373: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

372 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

126

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan)

2010

Lebih dari Lebih dari Lainnya Sampai 1 bulan 3 bulan yang tidak dengan sampai dengan sampai dengan Lebih dari memiliki Keterangan Total 1 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun jatuh tempo

Aset (lanjutan) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 83.272.390 82.267.775 - 1.004.615 - - Penyisihan kerugian (250 ) - - - - (250) Efek-efek 22.516.173 14.535.344 - 575.178 7.405.651 - Penyisihan kerugian (1.510 ) - - - - (1.510) Tagihan wesel ekspor 741.757 480.034 218.257 43.466 - - Penyisihan kerugian (7.418 ) - - - - (7.418) Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 13.626.463 10.026.463 - - 3.600.000 - Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 501.381 501.381 - - - - Tagihan derivatif 87.870 9.216 - 78.654 - - Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 252.489.206 13.342.542 22.584.488 48.572.108 167.990.068 - Penyisihan kerugian (14.102.830) - - - - (14.102.830) Tagihan akseptasi 666.878 269.598 294.132 103.148 - - Penyisihan kerugian (6.669) - - - - (6.669) Penyertaan saham*) 1.646 - - - 1.646 - Penyisihan kerugian (547) - - - - (547) Aset lain-lain**) 1.295.744 924.369 344.424 26.951 - -

Total Aset 396.703.732 157.980.233 23.441.301 50.404.120 178.997.365 (14.119.287)

Liabilitas Liabilitas segera 4.123.639 4.123.639 - - - - Simpanan nasabah 333.652.397 284.659.509 13.974.491 34.834.241 184.156 - Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya 5.160.315 5.160.199 116 - - -

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 526.365 102.752 - 423.613 - -

Liabilitas derivatif 81.801 3.674 - 5.839 72.288 - Liabilitas akseptasi 666.878 269.598 294.132 103.148 - - Pinjaman yang diterima 9.454.545 695.397 4.684.842 3.766.126 308.180 - Liabilitas lain-lain***) 603.789 456.479 44.160 93.522 9.628 - Pinjaman subordinasi 2.156.181 232 - 21.093 2.134.856 -

Total Liabilitas 356.425.910 295.471.479 18.997.741 39.247.582 2.709.108 -

Perbedaan Jatuh Tempo 40.277.822 (137.491.246) 4.443.560 11.156.538 176.288.257 (14.119.287 )

*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain. ***) Liabilitas lain-lain terdiri atas utang bunga dan setoran jaminan.

Page 374: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

373LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 373

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

127

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko kerugian yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar yang meliputi suku bunga dan nilai tukar yang berlawanan dengan posisi yang dimiliki BRI baik posisi yang ada di laporan posisi keuangan (on) maupun rekening administratif (off). Posisi tersebut merupakan posisi yang ada di dalam trading book dan banking book. Dalam pengelolaan risiko pasar, BRI melakukan pemantauan dan membatasi kerugian melalui penetapan limit risiko pasar berupa limit transaksi yaitu limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, stop loss limit dan Value at Risk (VaR) limit. BRI melakukan pengelolaan risiko pasar dengan menerapkan fungsi Middle Office yaitu unit kerja independen dari front office yang melakukan pemantauan terhadap aktivitas trading yang dilakukan oleh para dealer (front office) di Divisi Treasury. Pengelolaan risiko pasar terbagi atas tiga fungsi yaitu: front office, dalam hal ini adalah Divisi Treasury sebagai unit kerja yang melakukan aktivitas bisnis/risk owner; middle office, dalam hal ini adalah Divisi Manajemen Risiko sebagai unit kerja pemantau/pengendali risiko pasar; dan back office, dalam hal ini adalah Divisi Sentra Operasi sebagai unit kerja yang melaksanakan settlement transaksi pasar/treasury. BRI telah mengimplementasikan sistem aplikasi treasury dan risiko pasar (GUAVA) yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang digunakan oleh fungsi front office, middle office dan back office. Dengan aplikasi tersebut BRI dapat melakukan pengukuran risiko pasar menggunakan pendekatan model internal yang terintegrasi dengan proses transaksi harian. Dengan sistem aplikasi tersebut, BRI dapat memantau eksposur dan membatasi kerugian melalui penetapan limit risiko pasar berupa limit transaksi yaitu limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, stop loss limit dan Value at Risk (VaR) limit. Pemantauan tersebut dapat dilakukan secara harian, sehingga memudahkan dalam pemantauan risiko pasar dan mempercepat penyediaan informasi terkini bagi manajemen, sehingga mendukung pengambilan keputusan secara tepat waktu. Untuk pelaporan risiko pasar ke Bank Indonesia, BRI menggunakan pengukuran risiko pasar dengan metode standar dengan tujuan mengantisipasi potensi kerugian yang timbul akibat aktivitas yang terekspos risiko pasar. Alokasi modal dengan metode standar dilakukan terhadap risiko suku bunga pada portofolio trading book dan risiko nilai tukar pada portofolio trading book dan banking book. Seperti halnya dengan risiko kredit dan risiko likuiditas, BRI juga melakukan stress testing risiko pasar secara berkala terhadap portofolio trading book dan banking book untuk mengevaluasi dampak kerugian yang signifikan apabila ada pergerakan faktor pasar secara tidak normal. Stress testing dibuat dengan skenario historis dengan memperhatikan kejadian krisis yang pernah terjadi. (a) Risiko Tingkat Suku Bunga

Instrumen keuangan yang berbasis suku bunga memiliki risiko karena terdapat potensi perubahan suku bunga yang akan membawa dampak ke arus kas di masa depan.

Direksi dan manajemen senior bertanggung jawab dalam menetapkan, mengelola serta mengendalikan tingkat suku bunga dengan menimbang risiko yang dapat diterima Bank dan target pencapaian angka keuangan, dimana penetapan dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan oleh ALCO.

Page 375: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

374 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

128

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar (lanjutan)

(a) Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)

Tabel di bawah ini merupakan tingkat suku bunga rata-rata per tahun untuk posisi aset dan liabilitas keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Rupiah (%) Valas (%) Rupiah (%) Valas (%)

ASET Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 4,37 0,27 5,87 0,48 Efek-efek 7,58 4,38 8,01 3,81 Tagihan wesel ekspor 10,00 8,00 11,00 5,50 Kredit yang diberikan 16,80 2,84 15,98 3,66 Obligasi Rekapitulasi Pemerintah Tingkat bunga tetap 13,17 - 13,29 - Tingkat bunga mengambang 4,47 - 6,37 -

LIABILITAS Simpanan nasabah 4,27 1,30 4,30 1,94 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lain 6,19 0,29 6,50 1,97 Pinjaman yang diterima 6,60 1,20 4,50 2,79 Pinjaman subordinasi 10,95 - 10,95 -

Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur aset dan liabilitas keuangan terhadap risiko tingkat suku bunga (gross) (tidak diaudit):

2011

Suku bunga mengambang

Lebih dari Tidak lebih 3 bulan tidak Lebih Tidak

dari lebih dari dari Suku bunga dikenakan Keterangan 3 bulan 1 tahun 1 tahun tetap bunga Total

Aset Kas - - - - 10.525.973 10.525.973 Giro pada Bank Indonesia 33.040.418 - - - - 33.040.418 Giro pada bank lain 5.533.225 - - - - 5.533.225 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - - - 73.596.656 - 73.596.656 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi - - - 563.125 - 563.125 Tersedia untuk dijual - - - 15.416.030 - 15.416.030 Dimiliki hingga jatuh tempo - - - 17.939.871 - 17.939.871 Tagihan wesel ekspor 4.828.569 - - - - 4.828.569 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual 713.702 - - 4.682.324 - 5.396.026 Dimiliki hingga jatuh tempo - - 3.600.000 - - 3.600.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - - - 9.383.298 - 9.383.298 Tagihan derivatif - - 17.744 - 74 17.818

Page 376: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

375LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 375

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

129

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar (lanjutan)

(a) Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)

2011

Suku bunga mengambang

Lebih dari Tidak lebih 3 bulan tidak Lebih Tidak

dari lebih dari dari Suku bunga dikenakan Keterangan 3 bulan 1 tahun 1 tahun tetap bunga Total

Aset (lanjutan) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 12.262.444 13.701.910 125.494.188 133.947.715 9.108.715 294.514.972 Tagihan akseptasi 1.692.176 - - - - 1.692.176 Penyertaan saham*) - - - - 1.944 1.944 Aset lain-lain**) - - - - 1.128.481 1.128.481

Total Aset 58.070.534 13.701.910 129.111.932 255.529.019 20.765.187 477.178.582

Liabilitas Liabilitas segera 3.961.640 - - - - 3.961.640 Simpanan nasabah Giro 76.778.729 - - - - 76.778.729 Tabungan 154.132.973 - - - - 154.132.973 Deposito 92.980.258 60.125.754 246.631 - - 153.352.643 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya - - - 4.024.163 - 4.024.163

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - - 102.681 - 102.681

Liabilitas derivatif - - 173.081 - 455 173.536 Liabilitas akseptasi 1.692.176 - - - - 1.692.176 Pinjaman yang diterima - 2.946.938 - 10.150.978 - 13.097.916 Liabilitas lain-lain***) - - - - 618.051 618.051 Pinjaman subordinasi - - - 2.136.288 - 2.136.288 Total Liabilitas 329.545.776 63.072.692 419.712 16.414.110 618.506 410.070.796 Perbedaan (gap) repricing suku bunga antara aset dan liabilitas keuangan (271.475.242 ) (49.370.782) 128.692.220 239.114.909 20.146.681 67.107.786

2010

Suku bunga mengambang

Lebih dari Tidak lebih 3 bulan tidak Lebih Tidak

dari lebih dari dari Suku bunga dikenakan Keterangan 3 bulan 1 tahun 1 tahun tetap bunga Total

Aset Kas - - - - 9.975.712 9.975.712 Giro pada Bank Indonesia 19.989.683 - - - - 19.989.683 Giro pada bank lain 5.658.116 - - - - 5.658.116 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - - - 83.272.390 - 83.272.390 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi - - - 203.144 - 203.144 Tersedia untuk dijual - - 10.398 13.061.897 - 13.072.295 Dimiliki hingga jatuh tempo - - 3.175.431 6.065.303 - 9.240.734 Tagihan wesel ekspor 741.757 - - - - 741.757

Page 377: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

376 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

130

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Manajemen Risiko Pasar (lanjutan)

(a) Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan) 2010

Suku bunga mengambang

Lebih dari Tidak lebih 3 bulan tidak Lebih Tidak

dari lebih dari dari Suku bunga dikenakan Keterangan 3 bulan 1 tahun 1 tahun tetap bunga Total

Aset (lanjutan) Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual - - - 6.026.463 - 6.026.463 Dimiliki hingga jatuh tempo - - 4.000.000 3.600.000 - 7.600.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - - - 501.381 - 501.381 Tagihan derivatif - - 78.654 - 9.216 87.870 Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 8.908.769 19.405.453 224.174.984 - - 252.489.206 Tagihan akseptasi 666.878 - - - - 666.878 Penyertaan saham*) - - - - 1.646 1.646 Aset lain-lain**) - - - - 1.295.744 1.295.744

Total Aset 35.965.203 19.405.453 231.439.467 112.730.578 11.282.318 410.823.019

Liabilitas Liabilitas segera 4.123.639 - - - - 4.123.639 Simpanan nasabah Giro 77.364.476 - - - - 77.364.476 Tabungan 125.989.750 - - - - 125.989.750 Deposito 130.298.171 - - - - 130.298.171 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya 87.941 - - 5.072.374 - 5.160.315

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - - 526.365 - 526.365

Liabilitas derivatif - - 78.128 - 3.673 81.801 Liabilitas akseptasi 666.878 - - - - 666.878 Pinjaman yang diterima - 2.703.000 - 6.751.545 - 9.454.545 Liabilitas lain-lain***) - - - - 603.789 603.789 Pinjaman subordinasi - - - 2.156.181 - 2.156.181 Total Liabilitas 338.530.855 2.703.000 78.128 14.506.465 607.462 356.425.910 Perbedaan (gap) repricing suku bunga antara aset dan liabilitas keuangan (302.565.652 ) 16.702.453 231.361.339 98.224.113 10.674.856 54.397.109

*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain. ***) Liabilitas lain-lain terdiri atas utang bunga dan setoran jaminan.

(b) Risiko Nilai Tukar

Risiko nilai tukar merupakan risiko yang timbul karena adanya gap posisi valuta asing yang dimiliki BRI yang tercermin dalam Posisi Devisa Neto (PDN) BRI baik secara individual maupun secara keseluruhan (konsolidasian). Termasuk dalam posisi valuta asing tersebut adalah posisi trading book yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan transaksi valuta asing dalam jangka pendek maupun posisi banking book dalam rangka pengendalian PDN. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, PDN ditetapkan maksimum sebesar 20% dari modal.

Page 378: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

377LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 377

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

131

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Manajemen Risiko Pasar (lanjutan) (b) Risiko Nilai Tukar (lanjutan)

Berikut adalah PDN (BRI saja) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit), per mata uang, sebagai berikut:

2011

Mata Uang Aset Liabilitas PDN

Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat 49.659.148 48.624.590 1.034.558 Euro Eropa 741.127 506.607 234.520 Dolar Australia 114.542 5.225 109.317 Yen Jepang 242.911 66.802 176.109

Dolar Singapura 250.127 169.986 80.141 Pound Sterling Inggris 209.226 79.949 129.277 Lain-lain 4.579.713 4.267.163 312.550

2.076.472

Laporan Posisi Keuangan dan Rekening Administratif *) Dolar Amerika Serikat 53.821.245 52.569.067 1.252.178 Euro Eropa 741.127 506.607 234.520 Dolar Australia 114.542 5.225 109.317 Yen Jepang 242.911 66.802 176.109 Dolar Singapura 250.127 169.986 80.141

Pound Sterling Inggris 209.226 79.949 129.277 Lain-lain 4.579.713 4.267.163 312.550

2.294.092

Modal (Catatan 47a) 41.815.988

Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) 4,97% Rasio PDN (Keseluruhan) 5,49%

2010

Mata Uang Aset Liabilitas PDN

Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat 43.173.174 44.123.264 (950.090 ) Euro Eropa 1.340.027 1.187.084 152.943 Dolar Australia 454.886 37.286 417.600 Yen Jepang 160.917 51.274 109.643 Dolar Singapura 136.815 34.366 102.449 Pound Sterling Inggris 61.936 54.273 7.663 Lain-lain 390.261 61.847 328.414

168.622

Laporan Posisi Keuangan dan Rekening Administratif *) Dolar Amerika Serikat 51.023.235 51.316.690 293.455 Euro Eropa 1.340.027 1.187.084 152.943 Dolar Australia 454.886 37.286 417.600

Page 379: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

378 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

132

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Manajemen Risiko Pasar (lanjutan) (b) Risiko Nilai Tukar (lanjutan)

2010

Mata Uang Aset Liabilitas PDN

Laporan Posisi Keuangan dan Rekening Administratif *) (lanjutan) Yen Jepang 160.917 51.274 109.643 Dolar Singapura 136.815 34.366 102.449

Pound Sterling Inggris 61.936 54.273 7.663 Lain-lain 390.261 61.847 328.414

1.412.167

Modal (Catatan 47a) 31.710.589

Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) 0,53% Rasio PDN (Keseluruhan) 4,45%

*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya. Manajemen Risiko Operasional

Perbankan sebagai industri yang diatur secara ketat harus menjalankan secara hati-hati, pengelolaan terhadap eksposur risiko operasional yang sejajar dengan pengelolaan terhadap risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. Pengelolaan terhadap eksposur risiko operasional BRI mencakup pengelolaan terhadap risiko hukum, reputasi, kepatuhan, dan strategik yang terdapat pada setiap proses bisnis dan aktivitas operasional. BRI memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen di Kantor Pusat dan 18 (delapan belas) Kantor Wilayah untuk melaksanakan kerangka manajemen risiko operasional, mengingat unit kerja BRI tersebar di seluruh wilayah dengan karakteristik geografis yang heterogen. Upaya peningkatan pemahaman atas manajemen risiko difokuskan pada peningkatan budaya sadar risiko terhadap seluruh pegawai perusahaan, peningkatan kualitas pengendalian risiko pada setiap aktivitas operasional BRI dan sosialisasi/pelatihan manajemen risiko yang terus dilakukan kepada seluruh pekerja BRI. Dengan demikian efektivitas peran unit kerja selaku risk owner dan first line of defense dalam menerapkan manajemen risiko di unit kerjanya dapat ditingkatkan. Tahun 2011 BRI memfokuskan kinerjanya untuk meningkatkan kualitas manajemen risiko dan corporate governance (tata kelola) perbankan selaras dengan tema BRI Tahun 2011 sebagai tahun penerapan manajemen risiko yang handal. Implementasi dari tema dimaksud dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, yang menyatakan bahwa penerapan manajemen risiko mencakup antara lain pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internal. Penerapan manajemen risiko operasional BRI difasilitasi melalui kebijakan dan perangkat manajemen risiko operasional Operational Risk Assessor (OPRA) yang mencakup modul Risk and Control Self Assessment (RCSA), Key Risk Indicator (KRI), Manajemen Insiden (MI), Forum MR dan Maturitas. Setiap unit kerja operasional BRI memiliki Fungsi Manajemen Risiko (FMR) sebagai first line of defense yang bertanggung jawab atas penerapan proses manajemen risiko dalam aktivitas fungsional

Page 380: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

379LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 379

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

133

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Operasional (lanjutan) di masing-masing unit kerja mulai dari identifikasi, pengukuran, pemantauan hingga pengendalian risiko. FMR dimaksud terdapat di level Kantor Pusat (Divisi/Desk), Kantor Wilayah, KCK dan Kantor Cabang yang meliputi FMR di bidang operasional, pemasaran, dan bisnis mikro SKMR sebagai second line of defense bertugas memberikan pedoman penerapan manajemen risiko dan bertanggungjawab terhadap pengembangan dan pengimplementasian kebijakan/prosedur dan metodologi, pengawasan, pengkajian, dan pemantauan proses manajemen risiko. Fungsi penting lainnya dari SKMR adalah menyusun dan memantau profil risiko BRI, mengkaji dampak risiko dari suatu produk dan atau aktivitas baru, serta mendukung unit kerja operasional/risk owner dalam mengembangkan budaya sadar risiko dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip manajemen risiko dimaksud. Sedangkan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) selaku third line of defense bertugas melakukan pemantauan atas konsistensi pelaksanaan proses dan kecukupan pengendalian intern penerapan manajemen risiko. Risk and Control Self Assessment (RCSA) BRI telah menerapkan RCSA di seluruh unit kerja BRI yang meliputi Divisi/Desk Kantor Pusat BRI, Kantor Wilayah (Kanwil), Kantor Cabang Khusus (KCK), Kantor Cabang (Kanca) mewakili KCP dan BRI Unit dan Sentra Layanan BRI Prioritas. RCSA ditujukan untuk membantu unit kerja selaku first line of defense dalam mengidentifikasi dan mengukur secara independen risiko operasional pada aktivitas fungsionalnya, termasuk melakukan pemantauan dan penentuan langkah-langkah perbaikan/rencana tindak lanjut ke depan. Identifikasi isu risiko yang ditetapkan sebagai titik kritis untuk dicermati pada penilaian RCSA selalu dikinikan setiap triwulan sesuai dengan perkembangan bisnis BRI. Pengkinian isu risiko merupakan bagian dari tindak lanjut pemantauan yang dilakukan secara berkala sebagai gambaran perubahan profil risiko operasional, hukum, reputasi, strategik dan kepatuhan BRI akibat implementasi produk dan atau aktivitas baru, segmen pasar baru, perubahan ketentuan internal/eksternal serta perubahan lainnya yang mempengaruhi eksposur risiko BRI.

Manajemen Insiden dan Pengukuran Beban Modal Risiko Operasional

Penerapan Manajemen Insiden (MI) di BRI dilakukan menggunakan bottom-up model melalui pengembangan Loss Event Database dengan berkoordinasi dengan unit kerja operasional dan support dalam rangka pengumpulan data kejadian kerugian. Pencatatan data kerugian dilakukan untuk setiap jenis kerugian yang meliputi actual loss, potential loss, dan near misses. Manajemen Insiden bertujuan untuk mendokumentasikan kejadian kerugian/insiden sejak saat terjadi sampai dengan dinyatakan selesai termasuk langkah-langkah perbaikan dan penanganan insiden yang dilakukan. Melalui modul Manajemen Insiden (MI) memungkinkan BRI melakukan analisa dengan laporan kejadian kerugian berdasarkan penyebab, aktivitas fungsional, kategori kejadian (event type) dan lini bisnis. Sistem informasi tersebut dapat digunakan untuk penyusunan langkah-langkah preventif berbasiskan pendokumentasian proses penyelesaian insiden, baik dari sisi finansial, recovery kerugian, proses litigasi dan penanganan insiden yang lalu.

Data kerugian operasional BRI disusun secara konsisten dan sistematis dalam bentuk matriks database kerugian yang diklasifikasikan berdasarkan delapan jenis lini bisnis dan tujuh jenis event type/kategori kejadian. Matriks dimaksud digunakan sebagai pengembangan metode dan simulasi perhitungan beban modal operasional dengan metodologi AMA menggunakan pendekatan aktuarial yang diukur dengan Extreme Value Theory (EVT).

Page 381: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

380 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

134

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Insiden dan Pengukuran Beban Modal Risiko Operasional (lanjutan) Pengelolaan dan pengukuran risiko operasional merupakan bagian dari penerapan prinsip-prinsip good banking practice. Berpedoman pada Basel II, dinyatakan bahwa bank harus memperhitungkan risiko operasional dalam perhitungan kecukupan modal selain risiko kredit dan risiko pasar yang bersifat material. Perhitungan risiko operasional berfungsi sebagai total risk capital yang dibutuhkan BRI untuk menjalankan berbagai kegiatan usahanya dan sebagai penyangga permodalan bank jika terjadi kejadian-kejadian risiko yang bersifat unexpected loss. BRI telah melakukan perhitungan risiko operasional sesuai dengan ketentuan dengan menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) yang mulai diterapkan sejak 2010. BRI juga telah melakukan persiapan yang diperlukan terkait penerapan The Standardised Approach (TSA) dan AMA. Sebagai persiapan TSA, BRI telah melakukan identifikasi dan pemetaan rekening per GL sesuai dengan sandi BI ke dalam lini bisnis yang relevan dan pengelompokan Gross Income ke dalam delapan lini bisnis. BRI juga telah melakukan simulasi perhitungan beban modal risiko operasional dengan pendekatan TSA. Sedangkan sebagai persiapan penggunaan metode AMA, BRI telah melakukan simulasi perhitungan risiko operasional dengan menggunakan internal model EVT dengan memperhitungkan kejadian-kejadian risiko yang memberikan dampak kerugian finansial (severity) terbesar bagi BRI. Key Risk Indicator (KRI) KRI merupakan alat untuk mengetahui secara dini peningkatan dan atau penurunan risiko (trend risiko BRI), efektivitas kontrol sehingga dapat memberikan prediksi untuk menentukan rencana tindak lanjut terkait risiko operasional yang muncul sebelum kerugian finansial atau non finansial terjadi. BRI telah melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator risiko utama untuk semua jenis risiko dan menetapkan batasan atau limit risiko yang mencerminkan kondisi dan risiko yang dapat diterima BRI. Identifikasi indikator risiko utama dan penetapan batasan (threshold) KRI dengan menggunakan best judgement dilakukan dengan melibatkan Audit Internal, Risk Owner, dan pihak terkait lainnya. KRI BRI meliputi profil risiko bankwide dan profil risiko Kanwil yang dilaporkan kepada pihak manajemen setiap bulan. Forum Manajemen Risiko (Forum MR) Dalam rangka mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko yang handal di setiap unit kerja, maka diperlukan komitmen dan dukungan kuat dari seluruh pekerja BRI untuk peduli terhadap risiko. Forum MR adalah wadah yang memfasilitasi pejabat dan pekerja untuk saling berkomunikasi dalam segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan aktivitas bisnis dan operasional unit kerja. Hasil dari Forum MR salah satunya dapat digunakan sebagai sumber updating risk issue RCSA pada periode berikutnya. Maturitas Eksposur risiko di unit kerja BRI tercermin pada profil risiko BRI. Kesiapan penerapan manajemen risiko di unit kerja BRI tercermin pada penilaian maturitas yang dilakukan oleh masing-masing pimpinan unit kerja dengan parameter-parameter tertentu yang telah ditetapkan. Manajemen Kelangsungan Usaha/Business Continuity Management Penerapan Manajemen Kelangsungan (MKU) BRI dimaksudkan untuk melindungi keamanan dan keselamatan jiwa pekerja, nasabah dan stakeholder yang berada di lingkungan kerja BRI.

Page 382: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

381LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 381

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

135

37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Kelangsungan Usaha/Business Continuity Management (lanjutan) Tujuan utama MKU adalah mempertahankan kelangsungan aktivitas kritis, baik bisnis maupun operasional dan melindungi aset BRI serta memberikan respon yang memadai dalam situasi gangguan atau bencana. Implementasi MKU BRI mencakup seluruh unit kerja BRI yang dilakukan melalui pelaksanaan uji coba dan kelengkapan dokumen MKU. Pelaksanaan uji coba Manajemen Kelangsungan Usaha/Business Continuity Management telah dilakukan di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang. Selama tahun 2011 telah dilakukan uji coba Switch Over sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada aktivitas Dealing Room dan core banking. Selain itu, telah dilaksanakan uji coba evakuasi dan penanggulangan bencana di level Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang terkait penanggulangan kebakaran (fire drill). Koordinasi penanggulangan bencana selama tahun 2011 telah dilakukan dengan melibatkan Kantor Pusat, Kanwil, Kantor Inspeksi dan Kanca (meliputi KCP dan BRI Unit) terkait bencana letusan Gunung Gamalama, Lokon dan Soputan, huru-hara di Ambon serta gempa di Denpasar dan Aceh. Sehubungan dengan peningkatan kualitas manajemen risiko BRI, maka telah dilakukan penyempurnaan kebijakan/prosedur manajemen risiko dalam pelaksanaan aktivitas fungsional BRI. Dalam rangka mencegah BRI sebagai sarana atau sasaran tindak pidana, khususnya pencucian uang dan pendanaan terorisme serta memenuhi regulasi dari Bank Indonesia, BRI telah mengembangkan suatu metodologi atau pendekatan yang bertujuan untuk mengelompokkan nasabah berdasarkan tingkat risiko kemungkinan terjadinya pencucian uang dan atau pendanaan terorisme (Risk Based Approach). Proses identifikasi risiko dilakukan dengan menentukan karakteristik risiko yang melekat untuk setiap nasabah dengan melakukan analisis terhadap parameter risiko, yaitu identitas nasabah, lokasi usaha, profil nasabah, kegiatan usaha, struktur kepemilikan bagi nasabah perusahaan, jumlah transaksi, dan informasi lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko nasabah. Hasil identifikasi dan pengukuran tersebut akan menghasilkan profil risiko nasabah yang wajib dilakukan tindak lanjut pemantauan dan pengendalian terhadap masing-masing profil risiko tersebut. BRI juga akan mendokumentasikan secara terpisah nasabah yang termasuk PEP (Politically Exposed Person). Proses bisnis Risk Based Approach tersebut terangkum dalam kebijakan dan SOP (Standard Operational Procedure) BRI terkait penerapan APU-PPT. Dalam rangka penerapan manajemen risiko BRI terkait bancassurance, BRI telah menyusun ketentuan terkait Manajemen Risiko Bancassurance. BRI telah memisahkan risiko terkait produk bank dan produk asuransi secara jelas dan menuangkan perjanjian kerja sama antara bank dengan perusahaan asuransi tentang kejelasan hak dan tanggung jawab tiap pihak sehingga risiko tiap pihak dapat diidentifikasi, diukur, dipantau dan dikendalikan. Hal tersebut juga bertujuan untuk memberikan transparansi kepada nasabah baik secara lisan maupun tertulis. Dalam rangka penilaian kecukupan pengelolaan risiko atas setiap produk dan atau aktivitas baru (PAB) BRI, maka setiap PAB yang diterbitkan BRI harus melalui proses manajemen risiko yang berpedoman pada SE Direksi BRI Nose. 06-DIR/DMR/11/2009 dan revisi SE Direksi BRI Nose. 06a-DIR/DMR/11/2009 tentang Kebijakan dan Prosedur Pengelolaan Risiko pada Produk dan atau Aktivitas Baru. BRI melakukan assessment terhadap setiap jenis risiko yang mungkin timbul dari penerbitan PAB, termasuk penetapan kontrol dan pengendalian yang ditujukan guna memitigasi risiko.

Page 383: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

382 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

136

38. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan antara nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan kewajiban keuangan. Nilai wajar yang diungkapkan ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang telah terjadi setelah tanggal tersebut.

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar

ASET Kas 10.525.973 10.525.973 9.975.712 9.975.712 Giro pada Bank Indonesia 33.040.418 33.040.418 19.989.683 19.989.683 Giro pada bank lain 5.533.164 5.533.164 5.658.053 5.658.053 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 73.596.356 73.596.356 83.272.140 83.272.140 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi 563.125 563.125 203.144 203.144 Tersedia untuk dijual 15.416.030 15.416.030 13.072.295 13.072.295 Dimiliki hingga jatuh tempo 17.938.361 19.033.550 9.239.224 9.217.203 Tagihan wesel ekspor 4.828.569 4.828.569 734.339 734.339 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual 5.396.026 5.396.026 6.026.463 6.026.463 Dimiliki hingga jatuh tempo 3.600.000 3.570.754 7.600.000 7.685.074 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 9.383.298 9.383.298 501.381 501.381 Tagihan derivatif 17.818 17.818 87.870 87.870 Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 278.425.000 278.425.000 238.386.376 238.386.376 Tagihan akseptasi 1.692.176 1.692.176 660.209 660.209 Penyertaan saham *) 1.408 1.408 1.099 1.099 Aset lain-lain **) 1.128.481 1.128.481 1.295.744 1.295.744

461.086.203 462.152.146 396.703.732 396.766.785

*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain.

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar

LIABILITAS Liabilitas segera 3.961.640 3.961.640 4.123.639 4.123.639 Simpanan nasabah Giro 76.778.729 76.778.729 77.364.476 77.364.476 Tabungan 154.132.973 154.132.973 125.989.750 125.989.750 Deposito berjangka 153.352.643 153.352.643 130.298.171 130.298.171 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Giro 82.557 82.557 80.431 80.431 Tabungan 22.997 22.997 7.510 7.510 Deposito berjangka dan on call 3.442.593 3.442.593 4.066.774 4.066.774 Inter-bank call money 476.016 476.016 1.005.600 1.005.600 Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 102.681 102.681 526.365 526.365 Liabilitas derivatif 173.536 173.536 81.801 81.801 Liabilitas akseptasi 1.692.176 1.692.176 666.878 666.878

Page 384: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

383LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 383

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

137

38. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2011 31 Desember 2010 Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar

LIABILITAS (lanjutan) Pinjaman yang diterima 13.097.916 13.097.916 9.454.545 9.454.545 Liabilitas lain-lain ***) 618.051 618.051 603.789 603.789 Pinjaman subordinasi 2.136.288 2.136.288 2.156.181 2.156.181

410.070.796 410.070.796 356.425.910 356.425.910

***) Liabilitas lain-lain terdiri atas utang bunga dan setoran jaminan.

Metode dan asumsi yang digunakan untuk perkiraan nilai wajar adalah sebagai berikut:

a) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan tertentu, kecuali efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi

Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo, kredit yang diberikan, tagihan dan liabilitas derivatif, serta pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi, mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang singkat.

Estimasi nilai wajar terhadap aset keuangan tertentu ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa.

Estimasi nilai wajar terhadap kewajiban keuangan tertentu yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga utang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa.

b) Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah

Nilai wajar untuk efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek (dealer). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa.

c) Kredit yang diberikan

Portofolio kredit BRI secara umum terdiri dari kredit yang diberikan dengan suku bunga mengambang dan suku bunga tetap. Kredit yang diberikan dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat. Nilai wajar dari kredit yang diberikan menunjukkan nilai diskon dari perkiraan arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima oleh BRI. Perkiraan arus kas ini didiskontokan dengan menggunakan suku bunga pasar untuk menentukan nilai wajar.

Nilai tercatat dari kredit yang diberikan dengan suku bunga mengambang dan suku bunga tetap adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.

d) Tagihan dan liabilitas derivatif

Nilai wajar atas instrumen derivatif yang dinilai menggunakan teknik penilaian dengan menggunakan komponen yang dapat diamati di pasar terutama adalah swap suku bunga, swap mata uang dan kontrak pertukaran mata uang. Teknik penilaian yang paling banyak digunakan meliputi model penilaian forward dan swap yang menggunakan perhitungan nilai kini. Model tersebut menggabungkan berbagai komponen yang meliputi kualitas kredit dari counterparty, nilai spot dan kontrak berjangka serta kurva tingkat suku bunga.

Page 385: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

384 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

138

38. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)

e) Pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi

Nilai wajar dihitung berdasarkan model diskonto arus kas dengan menggunakan tingkat suku bunga pasar untuk sisa periode jatuh tempo.

39. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)

PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 dan diterapkan secara prospektif.

Ketentuan transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dilaksanakan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman di bawah ini:

1. Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.

2. Penghentian Pengakuan

Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006).

3. Instrumen Keuangan Majemuk

Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen kewajiban dan komponen ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK No. 50 (Revisi 2006). Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010.

4. Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK No. 50 (Revisi 2006).

5. Penurunan Nilai Instrumen Keuangan

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada awal tanggal 1 Januari 2010.

Untuk penerapan standar baru ini, BRI telah melakukan identifikasi atas penyesuaian transisi sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), PAPI (Revisi 2008) dan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi atas penerapan standar-standar tersebut. Penyesuaian transisi terutama berasal dari perhitungan ulang atas penyisihan kerugian penurunan nilai. Selisih antara penyisihan kerugian penurunan nilai yang dihitung antara standar yang baru dan standar sebelumnya, disesuaikan ke saldo laba awal tahun 2010 yaitu pada tanggal 1 Januari 2010. Dasar perhitungan ulang atas penyisihan kerugian penurunan nilai dijelaskan pada Catatan 2f.

Page 386: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

385LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 385

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

139

39. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) (lanjutan)

Penyesuaian transisi tersebut adalah sebagai berikut: 1 Januari 2010

Efek dari penyesuaian transisi penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) Sebelum dan PSAK No. 55 Setelah penyesuaian (Revisi 2006) penyesuaian

Aset - neto setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai Giro pada bank lain 8.990.275 90.810 9.081.085 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 40.495.057 136.233 40.631.290 Efek-efek 24.478.132 55.699 24.533.831 Tagihan derivatif 143.472 1.449 144.921 Kredit yang diberikan 194.242.503 17.266 194.259.769 Aset pajak tangguhan 1.915.026 (71.049) 1.843.977 Ekuitas Saldo laba 17.834.694 230.408 18.065.102 40. INFORMASI SEGMEN Berikut adalah informasi keuangan tertentu untuk BRI dan Entitas Anak

a. Nama Perusahaan Bidang usaha BRI Perbankan Konvensional PT Bank BRISyariah Perbankan Syariah PT Bank Agroniaga Tbk Perbankan Konvensional BRIngin Remittance Co. Ltd. Hong Kong Jasa Keuangan

b. Segmen Operasi

Untuk kepentingan manajemen, BRI diorganisasikan ke dalam (5) lima segmen operasional berdasarkan produk sebagai berikut:

Segmen Mikro Segmen Retail Segmen Korporasi Segmen Lainnya Entitas Anak

Page 387: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

386 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

140

40. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)

b. Segmen Operasi (lanjutan) Berikut ini adalah informasi segmen BRI dan Entitas Anak berdasarkan segmen operasi:

2011

Keterangan Mikro Retail Korporasi Lainnya Entitas Anak Total

Pendapatan bunga neto 16.132.720 14.524.830 2.441.114 771.253 557.159 34.427.076

Pendapatan operasi lainnya 1.464.365 3.448.881 76.809 496.655 289.265 5.775.975

Total pendapatan 17.597.085 17.973.711 2.517.923 1.267.908 846.424 40.203.051 Beban operasional (6.693.499 ) (6.824.856 ) (1.880.712 ) (888.595 ) (797.965 ) (17.085.627 ) Beban CKPN (2.486.984 ) (2.843.523 ) 77.967 (279.926 ) (728 ) (5.533.194 ) Total beban (9.180.483 ) (9.668.379 ) (1.802.745 ) (1.168.521 ) (798.693 ) (22.618.821 ) Pendapatan (beban) lainnya 586.739 161.774 464.330 (55.445 ) 14.252 1.171.650 Laba sebelum pajak penghasilan 9.003.341 8.467.106 1.179.508 43.942 61.983 18.755.880 Beban pajak (1.753.613 ) (1.656.166 ) (229.737 ) (8.847 ) (19.521 ) (3.667.884 ) Kepentingan non-pengendali - - - (5.057 ) - (5.057 ) Total laba tahun berjalan 7.249.728 6.810.940 949.771 30.038 42.462 15.082.939

Aset Segmen

Kredit 92.267.400 122.363.059 53.084.203 - 10.710.338 278.425.000 Non Kredit - - - 186.184.471 2.657.855 188.842.326

92.267.400 122.363.059 53.084.203 186.184.471 13.368.193 467.267.326

Liabilitas segmen Pendanaan 107.527.312 228.634.929 35.985.880 - 12.116.224 384.264.345 Non pendanaan - - - 34.562.641 1.251.969 35.814.610 ` 107.527.312 228.634.929 35.985.880 34.562.641 13.368.193 420.078.955

2010

Keterangan Mikro Retail Korporasi Lainnya Entitas Anak Total

Pendapatan bunga neto 15.212.128 13.871.682 2.986.229 452.500 366.064 32.888.603

Pendapatan operasi lainnya 1.096.775 3.174.462 138.055 1.045.243 89.998 5.544.533

Total pendapatan 16.308.903 17.046.144 3.124.284 1.497.743 456.062 38.433.136 Beban operasional (6.122.167 ) (6.261.146 ) (1.789.934 ) (1.481.924 ) (458.521 ) (16.113.692 ) Beban CKPN (2.535.763 ) (4.090.358 ) (583.863 ) (716.222 ) 8.763 (7.917.443 ) Total beban (8.657.930 ) (10.351.504 ) (2.373.797 ) (2.198.146 ) (449.758 ) (24.031.135 ) Pendapatan (beban) lainnya 342.460 76.334 47.930 30.504 9.001 506.229 Laba sebelum pajak penghasilan 7.993.433 6.770.974 798.417 (669.899 ) 15.305 14.908.230 Beban pajak (1.840.211 ) (1.558.782 ) (183.808 ) 151.817 (4.861 ) (3.435.845 )

Total laba tahun berjalan 6.153.222 5.212.192 614.609 (518.082 ) 10.444 11.472.385

Aset Segmen

Kredit 77.947.345 112.949.570 42.075.869 - 5.413.592 238.386.376 Non Kredit - - - 163.125.253 478.872 163.604.125

77.947.345 112.949.570 42.075.869 163.125.253 5.892.464 401.990.501

Liabilitas segmen Pendanaan 89.994.769 206.376.899 32.184.132 - 5.096.597 333.652.397 Non pendanaan - - - 33.164.228 795.867 33.960.095 ` 89.994.769 206.376.899 32.184.132 33.164.228 5.892.464 367.612.492

Page 388: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

387LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 387

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

141

40. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) c. Segmen Geografi

Pendapatan bunga neto, operasional dan

investasi ______

Keterangan 2011 2010

Indonesia 40.118.940 38.376.155 Amerika Serikat 82.516 56.981 Asia 1.595 -

Total 40.203.051 38.433.136

Laba sebelum manfaat (beban pajak) ______

Keterangan 2011 2010

Indonesia 18.679.828 14.875.759 Amerika Serikat 75.755 32.471 Asia 297 -

Total 18.755.880 14.908.230

Total aset ______

Keterangan 2011 2010

Indonesia 460.573.399 396.031.571 Amerika Serikat 6.691.600 5.958.930 Asia 2.327 -

Total 467.267.326 401.990.501

Total liabilitas ______

Keterangan 2011 2010

Indonesia 413.541.559 361.741.305 Amerika Serikat 6.537.153 5.871.187 Asia 243 -

Total 420.078.955 367.612.492

41. PROGRAM BAGI PEKERJA

a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Efektif tanggal 1 Januari 2007, semua pekerja yang baru diangkat sebagai pekerja tetap tidak

diikutsertakan dalam PPMP. Dalam program ini hak atas manfaat pensiun diberikan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan dengan memperhatikan faktor penghargaan per tahun masa kerja dan penghasilan dana pensiun. Program dana pensiun BRI dikelola oleh Dana Pensiun BRI (DPBRI). Sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi BRI, kontribusi pekerja BRI untuk iuran pensiun adalah sebesar 7% dari penghasilan dasar pensiun pekerja dan atas sisa jumlah yang perlu didanakan kepada DPBRI merupakan kontribusi BRI, dimana kontribusi BRI sejak tanggal 1 April 2010 adalah sebesar 19,46% (sebelumnya 18,91%).

Penilaian aktuaria atas beban pensiun BRI masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011, telah sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

Page 389: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

388 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

142

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) (lanjutan)

2011 2010

Tingkat diskonto 6,5% 9,0 % Tingkat kenaikan penghasilan dasar pensiun 7,5 7,5 Tingkat kenaikan manfaat pensiun 4,0 4,0 Tingkat kematian CSO 1958 CSO 1958 Tingkat cacat jasmaniah 10,0% dari CSO 1958 10,0% dari CSO 1958 Usia pensiun normal 56 tahun 56 tahun

Aset DPBRI terutama terdiri dari deposito berjangka, efek-efek, investasi jangka panjang dalam bentuk saham dan properti.

Status dana pensiun sesuai penilaian aktuaris adalah sebagai berikut:

2011 2010

Nilai wajar aset 9.370.652 8.785.181 Nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti (11.345.025) (8.400.544)

Status pendanaan program pensiun (1.974.373) 384.637 (Keuntungan) kerugian aktuaria yang belum diakui 1.345.298 (732.773) Biaya jasa lalu yang belum diakui (non-vested) 82.363 89.569

Kewajiban pensiun manfaat pasti (546.712) (258.567)

Mutasi atas kewajiban pensiun manfaat pasti masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal 258.567 130.779 Beban pensiun manfaat pasti - neto (Catatan 33) 447.856 276.275 Kontribusi BRI (159.711) (148.487)

Saldo akhir (Catatan 26) 546.712 258.567

Beban pensiun manfaat pasti untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaris adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 228.446 156.281 Beban bunga 756.049 682.148 Tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program (922.444) (795.747) Keuntungan neto aktuaria yang diakui - (10.198) Pengakuan lebih awal atas biaya jasa lalu (non-vested) 7.206 - Pengakuan lebih awal atas biaya jasa lalu (vested) 378.599 243.791

Beban pensiun manfaat pasti (Catatan 33) 447.856 276.275

Page 390: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

389LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 389

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

143

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) b. Program Tunjangan Hari Tua

Karyawan BRI juga memperoleh manfaat dari pemberian Tunjangan Hari Tua (THT) sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi BRI. Program THT dikelola oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai BRI. Iuran THT terdiri dari iuran beban pekerja dan iuran beban Perusahaan sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi BRI.

Berdasarkan perhitungan penilaian aktuaria atas THT masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011, telah sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011 2010

Tingkat diskonto 6,5% 9,0 % Tingkat kenaikan penghasilan 7,5 7,5

Tingkat kematian CSO 1958 CSO 1958 Tingkat cacat jasmaniah 10,0% dari CSO 1958 10,0% dari CSO 1958

Status THT sesuai dengan penilaian aktuaris masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Nilai wajar aset 2.272.191 2.182.880 Nilai kini kewajiban THT (899.849) (1.031.664)

Status pendanaan 1.372.342 1.151.216 Keuntungan aktuarial yang belum diakui - -

THT dibayar di muka 1.372.342 1.151.216

Perhitungan beban THT untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sesuai dengan perhitungan aktuaris adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 24.424 14.699 Beban bunga 92.850 99.912 Tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program (196.459) (186.968) Kerugian (keuntungan) neto aktuaria yang diakui (91.704) 48.071 Aset yang belum bisa diakui 221.126 72.912

Beban THT 50.237 48.626

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI tidak mengakui adanya THT dibayar dimuka dan manfaat THT karena manajemen BRI tidak memiliki keuntungan (benefit) atas aset tersebut dan BRI juga tidak memiliki rencana untuk mengurangi kontribusinya di masa depan.

Page 391: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

390 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

144

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) c. Program Pensiun Iuran Pasti

Karyawan BRI juga diikutsertakan dalam program pensiun iuran pasti sesuai dengan Keputusan Direksi BRI yang berlaku efektif sejak bulan Oktober 2000. Kontribusi BRI pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi konsolidasian tahun berjalan adalah sebesar Rp77.670 dan Rp680.318 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 33). Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI.

d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

(i) BRI (Entitas Induk)

Berdasarkan perhitungan manajemen BRI yang menggunakan asumsi-asumsi penilaian aktuaria atas kewajiban BRI berkaitan dengan penyisihan untuk biaya penyelesaian PHK yang meliputi penetapan uang pesangon, uang penghargaan tanda jasa dan ganti kerugian disusun berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Penilaian aktuaria tersebut dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011 2010

Tingkat diskonto 6,5% 9,0 % Tingkat kenaikan gaji di masa depan 7,5 7,5 Tingkat kematian CSO 1958 CSO 1958 Tingkat cacat jasmaniah 10,0% dari CSO 1958 10,0% dari CSO 1958

Status dari program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011 2010

Nilai kini kewajiban pemutusan hubungan kerja (583.133) (259.300) (Keuntungan) kerugian aktuarial yang belum diakui 49.662 (245.470)

Kewajiban PHK (533.471) (504.770)

Mutasi atas kewajiban program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal 504.770 461.621 Beban pemutusan hubungan kerja - neto (Catatan 33) 52.674 69.320 Pembayaran manfaat aktual oleh BRI (23.973) (26.171)

Saldo akhir (Catatan 26) 533.471 504.770

Page 392: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

391LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 391

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

145

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan)

d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (lanjutan) (i) BRI (Entitas Induk) (lanjutan)

Perhitungan beban pemutusan hubungan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sesuai dengan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 45.524 19.356 Beban bunga 23.337 48.347 Pengakuan (keuntungan) kerugian tahun berjalan (16.187) 1.617

Beban PHK (Catatan 33) 52.674 69.320

(ii) BRI Syariah (Entitas Anak)

Entitas Anak memberikan program pemutusan hubungan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Tabel berikut menyajikan ringkasan komponen beban pemutusan hubungan kerja yang dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk kewajiban pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, sesuai perhitungan PT Katsir Imam Sapto Sejahtera Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 20 Januari 2012 dan 16 Februari 2011, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011 2010

Tingkat diskonto 7,0% 10,0 % Tingkat kenaikan gaji per tahun 5,0 5,0 Tingkat kematian TMI-II 1999 TMI-II 1999

Status dari program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011 2010

Nilai kini kewajiban pemutusan hubungan kerja (15.610) (5.631) Keuntungan aktuarial yang belum diakui (3.018) (5.009)

Kewajiban PHK (18.628) (10.640)

Mutasi atas kewajiban program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal 10.640 7.119 Beban pemutusan hubungan kerja - neto (Catatan 33) 8.107 4.117 Pembayaran manfaat aktual (119) (596)

Saldo akhir (Catatan 26) 18.628 10.640

Page 393: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

392 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

146

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan)

d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (lanjutan)

(ii) BRI Syariah (Entitas Anak) (lanjutan)

Perhitungan beban pemutusan hubungan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 7.919 4.002 Beban bunga 394 305 Amortisasi akumulasi keuntungan aktuaria (206) (190)

Beban PHK (Catatan 33) 8.107 4.117

(iii) Bank Agro (Entitas Anak)

Entitas Anak memberikan program pemutusan hubungan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003.

Tabel berikut menyajikan ringkasan komponen beban pemutusan hubungan kerja yang dicatat

di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk kewajiban pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, sesuai perhitungan PT Bumi Persada Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 10 Februari 2012, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011

Tingkat diskonto 7,0 % Tingkat kenaikan gaji per tahun 8,0 2011

Tingkat kematian TMI 1999 Tingkat cacat 10% of TMI 1999

Status dari program pemutusan hubungan kerja pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011

Nilai kini kewajiban pemutusan hubungan kerja 27.943 Keuntungan aktuarial yang belum diakui (12.110) Biaya jasa lalu yang belum diakui (2.794) Biaya jasa lalu yang belum diakui (non vested) (324)

Kewajiban PHK 12.715

Mutasi atas kewajiban program pemutusan hubungan kerja pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

2011

Saldo awal 8.814 Beban yang diakui pada tahun berjalan (Catatan 33) 4.973 Pembayaran manfaat (1.072)

Saldo akhir (Catatan 26) 12. 715

Page 394: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

393LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 393

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

147

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan)

d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (lanjutan)

(iii) Bank Agro (Entitas Anak) (lanjutan)

Perhitungan beban pemutusan hubungan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011

Biaya jasa kini 3.030 Beban bunga 1.380 Kerugian aktuaria 362 Amortisasi biaya jasa lalu 172 Amortisasi biaya jasa lalu (non vested) 29

Beban PHK (Catatan 33) 4.973

e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Pekerja BRI juga memiliki imbalan kerja jangka panjang, seperti penghargaan tanda jasa, cuti besar dan Masa Persiapan Pensiun (MPP).

(i) Cadangan penghargaan tanda jasa

Perhitungan aktuaria atas penghargaan tanda jasa masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya pada masing-masing tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011 2010

Tingkat diskonto 6,5 % 9,0 % Tingkat kenaikan gaji di masa depan 7,5 7,5 Tingkat kenaikan harga emas 10,0 7,0 Tingkat kematian CSO 1958 CSO 1958 Tingkat cacat jasmaniah 10,0% dari CSO 1958 10,0% dari CSO 1958

Nilai kini kewajiban atas penghargaan tanda jasa berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp670.744 dan Rp548.777 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Mutasi untuk cadangan atas penghargaan tanda jasa masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal kewajiban 548.777 463.682 Beban penghargaan tanda jasa - neto (Catatan 33) 162.604 123.335 Pembayaran manfaat oleh BRI (40.637) (38.240)

Kewajiban penghargaan tanda jasa (Catatan 26) 670.744 548.777

Page 395: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

394 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

148

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan)

e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan)

(i) Cadangan penghargaan tanda jasa (lanjutan) Beban penghargaan tanda jasa untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 44.466 32.766 Beban bunga 49.390 46.368 Pengakuan rugi aktuarial 68.748 44.201

Beban penghargaan tanda jasa (Catatan 33) 162.604 123.335

(ii) Cuti besar

i. BRI (Entitas Induk)

Perhitungan aktuaria atas cuti besar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011 2010

Tingkat diskonto 6,5 % 9,0 % Tingkat kenaikan gaji di masa depan 7,5 7,5 Tingkat kematian CSO 1958 CSO 1958 Tingkat cacat jasmaniah 10,0% dari CSO 1958 10,0% dari CSO 1958

Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas cuti besar berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp750.623 dan Rp626.199 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Mutasi untuk cadangan atas cuti besar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal kewajiban 626.199 580.422 Beban cuti besar - neto (Catatan 33) 179.395 90.346 Pembayaran manfaat oleh BRI (54.971) (44.569)

Kewajiban cuti besar (Catatan 26) 750.623 626.199

Beban cuti besar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 70.110 55.535 Beban bunga 56.358 58.042 Pengakuan (laba) rugi aktuarial 52.927 (23.231)

Beban cuti besar (Catatan 33) 179.395 90.346

Page 396: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

395LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 395

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

149

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan)

e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan)

(ii) Cuti besar (lanjutan)

ii. BRI Syariah (Entitas Anak)

Entitas Anak juga memberikan program cuti besar kepada para pekerjanya sebagai salah satu bentuk imbalan kerja.

Perhitungan aktuaria atas cuti besar Entitas Anak dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Katsir Imam Sapto Sejahtera Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 20 Januari 2012 dan 16 Februari 2011, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011 2010

Tingkat diskonto 7,0% 10,0 % Tingkat kenaikan gaji per tahun 5,0 5,0 Tingkat kematian TMI-II 1999 TMI-II 1999 Usia pensiun 56 tahun 56 tahun

Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas cuti besar Entitas Anak berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp6.915 dan Rp2.386 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Mutasi untuk cadangan atas cuti besar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal 2.386 808 Beban cuti besar- neto (Catatan 33) 4.529 1.578

Saldo akhir (Catatan 26) 6.915 2.386

Beban cuti besar Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 4.305 1.506 Beban bunga 224 73 Amortisasi akumulasi keuntungan aktuaria - (1)

Beban cuti besar (Catatan 33) 4.529 1.578

iii. Bank Agro (Entitas Anak)

Entitas Anak juga memberikan program cuti besar kepada para pekerjanya sebagai salah satu bentuk imbalan kerja.

Page 397: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

396 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

150

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan)

e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan)

(ii) Cuti besar (lanjutan)

iii. Bank Agro (Entitas Anak) (lanjutan) Perhitungan aktuaria atas cuti besar Entitas Anak dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 yang dilakukan oleh PT Bumi Persada Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya pada tanggal 10 Februari 2011, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011

Tingkat diskonto 7,0 % Tingkat kenaikan gaji per tahun 8,0 Tingkat kematian TMI 1999

Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas cuti besar Entitas Anak berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebesar Rp3.224 pada tanggal 31 Desember 2011. Mutasi untuk cadangan atas cuti besar pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

2011

Saldo awal 999 Beban yang diakui pada tahun berjalan 2.607 Pembayaran manfaat (382)

Saldo akhir (Catatan 26) 3.224

Beban cuti besar Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

2011

Biaya jasa kini 439 Beban bunga 90 Kerugian aktuaria 2.078

Beban cuti besar (Catatan 33) 2.607

(iii) Masa persiapan pensiun Perhitungan aktuaria atas masa persiapan pensiun masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

2011 2010

Tingkat diskonto 6,5 % 9,0 % Tingkat kenaikan gaji di masa depan 7,5 7,5

Page 398: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

397LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 397

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

151

41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan)

e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan)

(iii) Masa persiapan pensiun (lanjutan)

2011 2010

Tingkat kematian CSO 1958 CSO 1958 Tingkat cacat jasmaniah 10,0% dari CSO 1958 10,0% dari CSO 1958

Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas masa persiapan pensiun berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp1.140.913 dan Rp878.569 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Mutasi untuk cadangan atas masa persiapan pensiun masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Saldo awal kewajiban 878.569 957.750 Beban masa persiapan pensiun - neto (Catatan 33) 347.952 16.608 Pembayaran manfaat oleh BRI (85.608) (95.789)

Kewajiban masa persiapan pensiun (Catatan 26) 1.140.913 878.569

Beban masa persiapan pensiun untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaris adalah sebagai berikut:

2011 2010

Biaya jasa kini 90.112 46.385 Beban bunga 79.071 95.775 Pengakuan (laba) rugi aktuarial 178.769 (125.552)

Beban masa persiapan pensiun (Catatan 33) 347.952 16.608

42. INFORMASI MENGENAI KOMITMEN DAN KONTINJENSI 2011 2010

Komitmen Kewajiban komitmen Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur yang belum digunakan 60.313.628 38.186.517

L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor (Catatan 25c) 6.843.251 4.932.139 Lain-lain 89.942 111.513

Total liabilitas komitmen 67.246.821 43.230.169

Komitmen - neto (67.246.821) (43.230.169)

Page 399: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

398 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

152

42. INFORMASI MENGENAI KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) 2011 2010

Kontinjensi Tagihan kontinjensi Tagihan bunga dalam penyelesaian 834.315 756.016 Lain-lain 486 602.218

Total tagihan kontinjensi 834.801 1.358.234

Liabilitas kontinjensi Garansi yang diterbitkan (Catatan 25c) dalam bentuk: Standby L/C 1.810.379 1.336.368 Garansi bank 4.428.146 2.465.003

Total liabilitas kontinjensi 6.238.525 3.801.371

Kontinjensi - neto (5.403.724) (2.443.137)

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan normal usaha, BRI melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena

hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama.

Saldo dan transaksi dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Pihak-pihak berelasi Jenis hubungan Unsur transaksi pihak berelasi PT BTMU-BRI Finance Hubungan kepemilikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, Penyertaan saham PT Bringin Srikandi Finance Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan melalui Dana Pensiun BRI PT Bringin Indotama Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan Sejahtera Finance melalui Dana Pensiun BRI PT Bringin Gigantara Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan, Piutang melalui Dana Pensiun BRI dan pembiayaan Syariah PT Bringin Karya Sejahtera Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan, melalui Dana Pensiun BRI Piutang dan pembiayaan Syariah PT Bringin Sejahtera Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan Artha Makmur melalui Dana Pensiun BRI PT Satkomindo Mediyasa Hubungan kepemilikan Piutang dan pembiayaan melalui Dana Pensiun BRI Syariah

Page 400: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

399LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 399

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

153

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak-pihak berelasi Jenis hubungan Unsur transaksi pihak berelasi Karyawan kunci Hubungan pengendalian Kredit yang diberikan, Piutang kegiatan perusahaan dan pembiayaan Syariah Pemerintah Republik Kepemilikan saham mayoritas Efek-efek, Obligasi Indonesia (RI) melalui Kementerian Rekapitalisasi Pemerintah Keuangan RI Kementerian Keuangan Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan Republik Indonesia melalui Pemerintah Pusat RI PT Bank Tabungan Hubungan kepemilikan Efek-efek, Simpanan dari Negara (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI Bank lain dan lembaga keuangan lainnya PT Telekomunikasi Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan Indonesia (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI PT Perusahaan Listrik Hubungan kepemilikan Efek-efek, Kredit Negara (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI yang diberikan, Garansi yang diterbitkan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor PT Pupuk Kalimantan Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan Timur melalui Pemerintah Pusat RI PT Perkebunan Hubungan kepemilikan Efek-efek Nusantara III (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI PT Perkebunan Hubungan kepemilikan Efek-efek Nusantara VII (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI PT Perkebunan Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan Nusantara XI (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI Perum Pegadaian Hubungan kepemilikan Efek-efek, Kredit yang diberikan melalui Pemerintah Pusat RI PT Jasa Marga Hubungan kepemilikan Efek-efek (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI PT Aneka Tambang Hubungan kepemilikan Efek-efek (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI PT Pertamina (Persero) Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan, melalui Pemerintah Pusat RI Garansi yang diterbitkan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor

Page 401: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

400 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

154

43.TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak-pihak berelasi Jenis hubungan Unsur transaksi pihak berelasi PT Perusahaan Gas Hubungan kepemilikan Garansi yang diterbitkan Negara (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI PT Permodalan Nasional Hubungan kepemilikan Pinjaman yang diterima Madani (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI Lembaga Pembiayaan Hubungan kepemilikan Penempatan pada Bank Ekspor Indonesia melalui Pemerintah Pusat RI Indonesia dan bank lain, Efek-efek, Pinjaman yang diterima PT Petrokimia Gresik Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan, melalui Pemerintah Pusat RI Liabilitas akseptasi, Tagihan akseptasi, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor PT Sarana Multigriya Hubungan kepemilikan Efek-efek Finansial (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI PT Perusahaan Hubungan kepemilikan Penempatan pada Bank Pengelola Aset melalui Pemerintah Pusat RI Indonesia dan bank lain PT Bank Negara Indonesia Hubungan kepemilikan Giro pada Bank lain, (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya PT Bank Tabungan Negara Hubungan kepemilikan Efek-efek, Simpanan dari Bank lain (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI dan lembaga keuangan lainnya PT Taspen (Persero) Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan melalui Pemerintah Pusat RI Perum BULOG Hubungan kepemilikan Kredit yang diberikan, melalui Pemerintah Pusat RI L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor PT Mega Eltra (Persero) Hubungan kepemilikan Tagihan akseptasi, melalui Pemerintah Pusat RI Liabilitas akseptasi Perum DAMRI Hubungan kepemilikan Piutang dan Pembiayaan melalui Pemerintah Pusat RI Syariah

Page 402: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

401LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 401

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

155

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak-pihak berelasi Jenis hubungan Unsur transaksi pihak berelasi PT Industri Kereta Api Hubungan kepemilikan Tagihan akseptasi, melalui Pemerintah Pusat RI Liabilitas akseptasi, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor PT Inti (Persero) Hubungan kepemilikan Tagihan akseptasi, melalui Pemerintah Pusat RI Liabilitas akseptasi PT Wijaya Karya Hubungan kepemilikan Tagihan akseptasi, (Persero) Tbk melalui Pemerintah Pusat RI Liabilitas akseptasi, Garansi yang diterbitkan PT Sang Hyang Hubungan kepemilikan Garansi yang diterbitkan, Seri (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor PT Pembangkitan Hubungan kepemilikan Garansi yang diterbitkan Jawa - Bali melalui Pemerintah Pusat RI PT Indonesia Power Hubungan kepemilikan Garansi yang diterbitkan, melalui Pemerintah Pusat RI L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor PT Pupuk Kujang (Persero) Hubungan kepemilikan Garansi yang diterbitkan melalui Pemerintah Pusat RI PT Dirgantara Indonesia Hubungan kepemilikan Garansi yang diterbitkan, (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor PT Dok dan Perkapalan Hubungan kepemilikan Garansi yang diterbitkan Kodja Bahari (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI PT Pelayaran Nasional Hubungan kepemilikan L/C yang tidak dapat dibatalkan Indonesia (Persero) melalui Pemerintah Pusat RI yang masih berjalan dalam rangka impor PT Kereta Api (Persero) Hubungan kepemilikan L/C yang tidak dapat dibatalkan melalui Pemerintah Pusat RI yang masih berjalan dalam rangka impor PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hubungan kepemilikan Giro pada Bank lain, melalui Pemerintah Pusat RI Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya

Page 403: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

402 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

156

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak-pihak berelasi Jenis hubungan Unsur transaksi pihak berelasi PT Bank Bukopin Tbk Hubungan kepemilikan Giro pada Bank lain, melalui Pemerintah Pusat RI Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya PT BNI Sekuritas Hubungan kepemilikan Penempatan pada Bank melalui Pemerintah Pusat RI Indonesia dan bank lain

Dalam kegiatan perbankan, BRI melakukan transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut:

2011 2010

Aset Giro pada Bank lain (Catatan 5) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 26.004 33.971 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.006 1.378 PT Bank Bukopin Tbk 10 -

30.020 35.349

Pempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (Catatan 6) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 654.414 45.050 PT Perusahaan Pengelola Aset 250.000 - PT BTMU-BRI Finance 165.000 215.000 PT BNI Sekuritas 20.000 10.000 PT Bank Bukopin Tbk - 230.000 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia - 100.000

1.089.414 600.050

Efek-efek (Catatan 7) Pemerintah Republik Indonesia 13.348.990 7.260.111 Perum Pegadaian 257.728 10.398 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 149.000 74.000 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 105.362 105.005 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 95.000 - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 94.337 47.228 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 91.012 90.480 PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) 70.000 65.000 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) 50.000 50.000

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) 50.000 50.000 Lain-lain 56.000 111.000

14.367.429 7.863.222

Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah (Catatan 9) Pemerintah Republik Indonesia 8.996.026 13.626.463

Page 404: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

403LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 403

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

157

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011 2010

Aset (lanjutan) Kredit yang diberikan (Catatan 12) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 6.838.464 6.199.343 PT Pertamina (Persero) 8.539.984 7.217.175 Perum Pegadaian 4.858.401 4.246.385 PT Taspen (Persero) 4.014.051 3.390.000 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 1.700.000 1.375.000 Perum BULOG 1.229.276 676.293 PT Petrokimia Gresik 900.518 642.743 Kementerian Keuangan Republik Indonesia 820.519 270.284 PT Pupuk Kalimantan Timur 773.151 417.066 PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) 448.706 317.267 PT Bringin Srikandi Finance 193.312 187.218 PT Bringin Indotama Sejahtera Finance 113.445 158.432 PT Bringin Karya Sejahtera 18.020 20.652 PT Bringin Gigantara 3.637 5.971 PT Bringin Sejahtera Artha Makmur 1.134 - Karyawan kunci 55.721 35.742 Lain-lain 7.142.070 4.833.329

37.650.409 29.992.900 Piutang dan Pembiayaan Syariah (Catatan 13) Perum DAMRI 73.276 - PT Bringin Gigantara 25.063 5.029 PT Bringin Karya Sejahtera 13.408 17.018 PT Satkomindo Mediyasa 1.119 2.785 Karyawan kunci 8.994 5.639

121.860 30.471

Tagihan Akseptasi (Catatan 14) PT Industri Kereta Api (Persero) 72.173 - PT Petrokimia Gresik 126.360 - PT Inti (Persero) 91.632 15.380 PT Mega Eltra (Persero) 4.676 - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - 55.524

294.841 70.904

Penyertaan saham (Catatan 15) PT BTMU-BRI Finance 163.281 134.130

Total aset dari pihak-pihak berelasi 62.713.280 52.353.489

Total aset konsolidasian 469.899.284 404.285.602

Persentase total aset dari pihak-pihak berelasi terhadap total aset konsolidasian 13,35% 12,95%

Page 405: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

404 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

158

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011 2010

Liabilitas Giro (Catatan 19) Entitas dan Lembaga Pemerintah 18.766.760 5.472.152 Karyawan kunci 21.978 1.498 Lain-lain 27.880 8.407

18.816.618 5.482.057

Tabungan (Catatan 20) Entitas dan Lembaga Pemerintah 7.400 182.241 Karyawan kunci 22.700 40.102 Lain-lain - 9.477

30.100 231.820

Deposito berjangka (Catatan 21) Entitas dan Lembaga Pemerintah 18.102.800 26.529.739 Karyawan kunci 49.220 6.523 Lain-lain 355.395 10.458

18.507.415 26.546.720

Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya (Catatan 22) Entitas dan Lembaga Pemerintah 341.909 412.453 Liabilitas Akseptasi (Catatan 14) Entitas dan Lembaga Pemerintah 294.841 70.904 Pinjaman yang diterima (Catatan 24) Entitas dan Lembaga Pemerintah 232.425 - Kompensasi kepada manajemen karyawan kunci (Catatan 41) Nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti 251.514 197.084 Nilai kini kewajiban tunjangan hari tua 40.106 39.010 Nilai kini kewajiban kewajiban pemutusan hubungan kerja 46.046 15.520 Nilai kini kewajiban penghargaan tanda jasa 26.601 22.720 Nilai kini kewajiban cuti besar 28.709 25.033 Nilai kini kewajiban masa persiapan pensiun 71.830 55.174

464.806 354.541

Total liabilitas kepada pihak-pihak berelasi 38.688.114 33.098.495

Total liabilitas konsolidasian 420.078.955 367.612.492

Persentase total liabilitas kepada pihak-pihak berelasi terhadap total liabilitas konsolidasian 9,21% 9,00%

Page 406: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

405LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 405

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

159

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011 2010

Komitmen dan Kontinjensi pada Rekening Administratif Garansi yang diterbitkan (Catatan 25c) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 751.532 604.292 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 604.103 752.181 PT Sang Hyang Seri (Persero) 262.910 94 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 174.528 134.015 PT Pembangkitan Jawa - Bali 133.370 106.189 PT Indonesia Power 130.089 126.444 PT Pupuk Kujang (Persero) 113.355 112.637 PT Pertamina (Persero) 108.368 89.693 PT Dirgantara Indonesia (Persero) 103.297 6.091 PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) 56.319 - Lain-lain 363.015 76.152

2.800.886 2.007.788

L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor (Catatan 25c) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 1.097.026 1.560.372 Perum BULOG 1.094.901 - PT Dirgantara Indonesia (Persero) 517.667 6.333 PT Kereta Api (Pesero) 322.524 - PT Pertamina (Persero) 276.318 40.326 PT Petrokimia Gresik 202.477 - PT Industri Kereta Api (Persero) 58.985 35.307 PT Sang Hyang Seri (Persero) 49.131 81.183 PT Indonesia Power 39.221 79.540 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) 32.995 92.728 Lain-lain 91.148 251.629

3.782.393 2.147.418 Gaji dan tunjangan Direksi dan Dewan Komisaris (Catatan 33) 62.325 54.162

Tantiem, bonus dan insentif Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan kunci (Catatan 33) 204.724 147.180

Persentase transaksi dengan pihak-pihak berelasi terhadap total aset dan liabilitas konsolidasian BRI

adalah sebagai berikut: 2011 2010

Aset Giro pada Bank lain 0,006% 0,009% Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 0,232 0,148 Efek-efek 3,058 1,945 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 1,914 3,371 Kredit yang diberikan 8,012 7,419

Page 407: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

406 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

160

43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011 2010

Aset (lanjutan) Piutang dan pembiayaan Syariah 0,026 0,008 Tagihan akseptasi 0,063 0,018 Penyertaan saham 0,035 0,033

Total 13,346% 12,951%

Liabilitas Giro 4,479% 1,491% Tabungan 0,007 0,063 Deposito berjangka 4,406 7,221 Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya 0,081 0,112 Liabilitas akseptasi 0,070 0,019 Pinjaman yang diterima 0,055 - Kompensasi kepada personil karyawan kunci 0,111 0,096

Total 9,209% 9,002%

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI (Entitas Induk) telah mengasuransikan aset tetap kepada PT Asuransi Bringin Sejahtera Artha Makmur (pihak berelasi) (Catatan 16).

44. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN

a. Perjanjian Jasa Komunikasi

Pada tanggal 14 November 2011, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Satkomindo Mediyasa sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi VSAT pada 1.000 (seribu) lokasi ATM offsite untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp30.610. Pada tanggal 29 Maret 2011, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Telekomunikasi Indonesia sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi IP-VPN MPLS pada 800 (delapan ratus) lokasi untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp876 per bulan. Pada tanggal 31 Agustus 2010, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Satkomindo Mediyasa sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi VSAT pada 982 (sembilan ratus delapan puluh dua) lokasi untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp64.791. Pada tanggal 31 Desember 2008, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Aplikanusa Lintasarta sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi IP-VPN MPLS pada 15 (lima belas) lokasi unit kerja BRI dan jasa jaringan VSAT pada 796 (tujuh ratus sembilan puluh enam) lokasi unit kerja BRI untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp92.298. Pada tanggal 31 Desember 2008, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Satkomindo Mediyasa sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi Multiprotocol Label Switching (MPLS) pada 102 (seratus dua) lokasi unit kerja BRI dan jasa jaringan VSAT pada 453 (empat ratus lima puluh tiga) lokasi unit kerja BRI untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp72.406.

Page 408: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

407LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 407

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

161

44. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Liabilitas Kontinjensi

Dalam melakukan usahanya, BRI menghadapi berbagai perkara hukum dan tuntutan dimana BRI sebagai tergugat, terutama sehubungan dengan kepatuhan dengan kontrak. Walaupun belum ada kepastian yang jelas, BRI berpendapat bahwa berdasarkan informasi yang ada dan keputusan terakhir dari perkara bahwa tuntutan hukum ini tidak akan berdampak secara material pada operasi, posisi keuangan atau tingkat likuiditas BRI.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI telah membentuk penyisihan (disajikan dalam akun “Liabilitas Lain-lain”) untuk sejumlah tuntutan hukum yang belum diputuskan masing-masing adalah sebesar Rp968.064 dan Rp517.189 (Catatan 26). Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan yang dibentuk atas kemungkinan timbulnya kerugian akibat tuntutan hukum yang belum diputuskan atau masih dalam proses tersebut, telah memadai.

45. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 yang dilaksanakan melalui Keputusan Menteri Keuangan tanggal 28 Januari 1998 dan Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN (SKB BI dan BPPN) No. 30/270/KEP/DIR dan No. 1/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998, Pemerintah telah menjamin kewajiban tertentu dari seluruh bank umum yang berbadan hukum Indonesia. Berdasarkan perubahan terakhir yang terdapat pada Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, jaminan tersebut berlaku sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan 31 Januari 2001 dan dapat diperpanjang dengan sendirinya setiap 6 (enam) bulan berikutnya secara terus-menerus, kecuali apabila dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Program Penjaminan atau jangka waktu perpanjangannya, Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Atas penjaminan ini, Pemerintah membebankan premi yang dihitung berdasarkan persentase tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000 tentang “Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum”, telah diperbaharui dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Februari 2004 tentang “Syarat, Tata Cara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum”. Perubahan tersebut antara lain mengenai pembayaran premi penjaminan yang sebelumnya dibayarkan melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional, diubah menjadi dibayarkan melalui Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3). Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005, terhitung sejak tanggal 18 April 2005 jenis kewajiban bank umum yang dijamin berdasarkan Program Penjaminan Pemerintah meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Program penjaminan Pemerintah melalui UP3 telah berakhir pada tanggal 22 September 2005, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 68/PMK.05/2005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang “Perhitungan dan Pembayaran Premi Program Penjaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum” untuk periode 1 Juli sampai dengan 21 September 2005. Sebagai pengganti UP3, Pemerintah telah membentuk lembaga independen yaitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2004 tanggal 22 September 2004 tentang “Lembaga Penjamin Simpanan”, dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Page 409: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

408 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

162

45. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan) Berdasarkan salinan Peraturan LPS No. 1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006 tentang “Program Penjaminan Simpanan” diatur besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah paling tinggi sebesar Rp100 juta.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang “Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan” maka nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank yang dijamin oleh Pemerintah naik menjadi sebesar Rp2 miliar dari semula Rp100 juta, efektif sejak tanggal tersebut di atas.

46. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI

Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Dewan

Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan relevan untuk BRI dan Entitas Anak, yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

a. PSAK No.10 (Revisi 2010) ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. PSAK revisi ini menjelaskan

bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang penyajian.

b. PSAK No.13 (Revisi 2011) ”Properti Investasi”. PSAK ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi termasuk untuk pengukuran hak atas properti investasi dalam sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessee dan untuk pengukuran properti investasi yang disediakan untuk lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor.

c. PSAK No.16 (2011) “Aset Tetap”. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilainya.

d. PSAK No.24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan

pengungkapan imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomi yang dihasilkan dari jasa tersebut.

e. PSAK No. 30 (Revisi 2010), “Sewa”. PSAK ini mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.

f. PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan

akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan mendatang untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat aset/(liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan entitas.

g. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus antara aset keuangan dan liabilitas keuangan.

Page 410: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

409LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 409

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

163

46. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)

h. PSAK No. 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK ini mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

i. PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba per Saham”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.

j. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan; dan sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.

k. ISAK No. 13 “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”.

l. ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.

m. ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”.

n. ISAK No. 23, “Sewa Operasi Insentif”.

o. ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”.

p. ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”.

q. PPSAK No. 10, ”Pencabutan PSAK 51”.

r. ISAK No. 26, “Penelitian Ulang Derivatif Melekat”.

s. PPSAK No. 9, ”Pencabutan ISAK 5”. 47. INFORMASI TAMBAHAN

a. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR)

CAR adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Berdasarkan PBI No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003, yang diperbaharui dengan PBI No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008, bank dengan kriteria tertentu harus memasukan risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan CAR dengan memasukan komponen modal pelengkap tambahan. CAR BRI (Entitas Induk) pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar 15,08% (tidak diaudit) untuk CAR risiko kredit dan risiko operasional dan 14,96% (tidak diaudit) untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar 13,85% (tidak diaudit) untuk CAR risiko kredit dan risiko operasional dan 13,76% (tidak diaudit) untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang dihitung sebagai berikut:

Page 411: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

410 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

164

47. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) a. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) (lanjutan)

2011 2010

Modal Modal Inti *) 38.215.079 27.673.231 Modal Pelengkap **) 3.600.909 4.037.358

Total Modal untuk Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional 41.815.988 31.710.589

ATMR untuk Risiko Kredit setelah memperhitungkan Risiko Spesifik 224.304.622 201.883.081 ATMR untuk Risiko Operasional ***) 52.998.112 27.130.913

Total ATMR untuk Risiko Kredit dan Risiko Operasional 277.302.734 229.013.994 ATMR untuk Risiko Pasar 2.299.908 1.433.038

Total ATMR untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Pasar 279.602.642 230.447.032

CAR untuk Risiko Kredit dan Risiko Operasional ***) 15,08% 13,85% CAR untuk Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional ***) 14,96% 13,76%

CAR Minimum 8,00% 8,00%

*) Disajikan dengan tidak memperhitungkan dampak aset pajak tangguhan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia

No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001. **) Disajikan setelah dikurangi amortisasi atas obligasi subordinasi selama jangka waktu obligasi subordinasi tersebut

sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/18/DPB1/TPB1-3 tanggal 11 Februari 2010. ***) Risiko operasional baru diperhitungkan pada tahun 2010 sesuai dengan SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari

2009. b. Rasio Kredit Non-Performing (NPL)

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rasio NPL BRI termasuk piutang dan pembiayaan syariah adalah sebagai berikut: (i) Konsolidasian

2011 2010

Rasio NPL - kotor 2,49% 2,79% Rasio NPL - neto 0,51 0,75

(ii) BRI (Entitas Induk)

2011 2010

Rasio NPL - kotor 2,30% 2,78% Rasio NPL - neto 0,42 0,74

Rasio NPL - neto dihitung berdasarkan NPL setelah dikurangi penyisihan kerugian minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dibagi dengan jumlah kredit yang diberikan.

Page 412: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

411LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 411

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

165

47. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) c. Kegiatan Penitipan Harta dan Agen Penjual

BRI melakukan kegiatan jasa penitipan harta sejak tahun 1996 berdasarkan izin operasi melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam No. 91/PM/1996 tanggal 11 April 1996 dan telah ditunjuk sebagai Sub Registry dalam melaksanakan transaksi obligasi Pemerintah dan penatakerjaan SBI Scriptless oleh Bank Indonesia. Jasa penitipan harta ini merupakan bagian dari kegiatan Divisi Treasury yang meliputi jasa-jasa sebagai berikut:

Jasa administrasi penyimpanan dan Portfolio Valuation; Jasa penyelesaian transaksi (settlement/transaction handling); Jasa penagihan penghasilan (income collection), termasuk pembayaran pajaknya; Jasa corporate action dan proxy services; Jasa informasi dan pelaporan (reporting services), termasuk informasi melalui web; Jasa Custodian Unit Link, DPLK, KIK EBA; dan Jasa Brokerage On Line saham BRI. BRI memiliki (tidak diaudit) 83 (delapan puluh tiga) dan 69 (enam puluh sembilan) nasabah masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, terutama dana pensiun, lembaga pembiayaan, perusahaan sekuritas, perusahaan asuransi, reksadana dan perusahaan lainnya. Jumlah pendapatan jasa penitipan harta (tidak diaudit) adalah masing-masing sebesar Rp11.050 dan Rp11.340 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah, saat ini Kustodian BRI telah menyediakan sistem informasi yang dapat diakses melalui Web “Customer Information E-access”, guna memudahkan nasabah mengetahui nilai portofolionya. BRI bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dimana BRI sebagai Bank Kustodian sedang mengembangkan produk “Unit Link” yang akan dipasarkan melalui Kantor Cabang BRI yang ditunjuk sebagai agen penjual.

d. Kegiatan Wali Amanat

BRI melakukan kegiatan jasa wali amanat sejak tahun 1990. Izin operasi BRI sebagai wali amanat telah diberikan oleh Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. 1554/KMK.013/1990 tanggal 6 Desember 1990 dan telah terdaftar di Bapepam sesuai Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat No. 08/STTD-WA/PM/1996 tanggal 11 Juni 1996. Jasa wali amanat ini merupakan bagian dari kegiatan Divisi Treasury yang meliputi jasa-jasa sebagai berikut: Wali amanat Agen jaminan Agen pembayaran Sinking fund agent Agen penjual (Selling Agent) efek reksadana dan produk investasi BRI memiliki 15 (lima belas) dan 13 (tiga belas) nasabah masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit). Jumlah obligasi yang diwaliamanati oleh BRI adalah sebesar Rp27.264.603 dan Rp24.983.653 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit).

Page 413: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

412 LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

166

47. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) d. Kegiatan Wali Amanat (lanjutan)

Jumlah pendapatan dan komisi jasa wali amanat dan jasa lain yang terkait dengan wali amanat (agen pembayaran) adalah sebesar Rp3.970 dan Rp4.414 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit).

Menindaklanjuti Ketentuan Ketua Bapepam-LK No. Kep-11/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006 tentang “Perilaku Agen Penjual Efek Reksadana” maka fungsi jasa agen penjual yang sebelumnya dilaksanakan oleh kustodian beralih ke wali amanat. Jumlah pendapatan agen penjual reksadana dan Obligasi Negara ritel adalah sebesar Rp1.540 dan Rp1.673 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit).

48. LABA PER LEMBAR SAHAM Berikut ini adalah rekonsiliasi faktor-faktor penentu perhitungan laba tahun berjalan Entitas Induk

per lembar saham dasar dan dilusian: 2011

Laba Tahun Berjalan Entitas Induk Laba Tahun Rata-rata Per Berjalan Entitas Tertimbang Saham Lembar Saham Induk Biasa yang Beredar (Rupiah penuh)

Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dasar 15.082.939 23.982.840.849 628,91 Ditambah: Asumsi penerbitan saham dari Program Opsi Kepemilikan Saham - MSOP I - 145.734.828 - - MSOP II - 62.152.777 - - MSOP III - 8.896.151 -

Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dilusian 15.082.939 24.199.624.605 623,27

2010

Laba Tahun Berjalan Entitas Induk Laba Tahun Rata-rata Per Berjalan Entitas Tertimbang Saham Lembar Saham Induk Biasa yang Beredar (Rupiah penuh)

Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dasar 11.472.385 23.982.840.850 478,36 Ditambah: Asumsi penerbitan saham dari Program Opsi Kepemilikan Saham - MSOP I - 309.005.682 - - MSOP II - 140.286.710 - - MSOP III - 145.107.672 -

Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dilusian 11.472.385 24.577.240.914 466,79

Page 414: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

413LAPORAN TAHUNAN 2011 PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK. 413

PR

AK

ATA

P

RO

FIL PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

LISIS

DA

N P

EM

BA

HA

SA

N M

AN

AJE

ME

N

TATA

KE

LOLA

PE

RU

SA

HA

AN

TA

NG

GU

NG

JAW

AB

PE

RU

SA

HA

AN

A

NA

K P

ER

US

AH

AA

N

RE

NC

AN

A S

TRA

TEG

IS 2012

LAP

OR

AN

KE

UA

NG

AN

LA

IN-LA

IN

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

167

49. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Manajemen BRI bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diselesaikan pada tanggal 27 Februari 2012.

Page 415: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

413 413LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No Tanggal Kegiatan

1 5 Januari 2011 Penyaluran KUR BRI melampaui target 2010

2 6 Januari 2011 Bank BRI bekerjasama dengan Telkom untuk layanan host-to-host

3 7 Januari 2011 Bank BRI memenangkan gugatan atas PT Mulia Persada Pacific

4 10 Januari 2011 Stock Split saham BRI

5 19 Januari 2011 Kerjasama BRI dengan Medco E&P terkait pemanfaatan produk dan jasa perbankan BRI

6 26 Januari 2011 Kerjasama BRI dengan PT Angkasa Pura II dalam penggunaan kartu BRIzzI sebagai alternatif alat pembayaran airport tax

7 4 Februari 2011 Optimisme pertumbuhan KPR BRI di tahun 2011

8 7 Februari 2011 BRI meresmikan 72 unit kerja baru

9 8 Februari 2011 BRI berada di peringkat 195 versi The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011

10 10 Februari 2011 Britama dan BRI Junio raih sebagai Top Brand Award 2011 dari Frontier Consulting Group

11 16 Februari 2011 BRI dan PTPN II tandatangani perjanjian kredit dalam rangka revitalisasi industri gula

12 17 Februari 2011 BRI menyalurkan Pinjaman Kemitraan kepada pengusaha UMKM korban bencana letusan Gunung Merapi

13 22 Februari 2011 Aset BRI meningkat signifikan

14 3 Maret 2011 Penandatanganan Akta Akuisisi Saham Bank Agro antara BRI dengan Dapen-bun

15 4 Maret 2011 20 ribu Pegawai PU bisa ambil gaji di BRI

16 6 Maret 2011 BRI bekerjasama dengan Greenet untuk penanaman pohon di daerah letusan gunung merapi

17 9 Maret 2011 Bank BRI menyalurkan kredit sindikasi kepada PT KAI

18 14 Maret 2011 Bank BRI memberikan bantuan dana untuk persiapan atlit karate menuju Sea Games 2011

19 15 Maret 2011 Layanan setoran haji di 5.972 unit kerja Bank BRI

20 25 Maret 2011 Bank BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Brebes, Jawa Tengah

21 25 Maret 2011 Bank BRI dan POLRI bekerjasama terbitkan SIM SMART

22 31 Maret 2011 Kinerja keuangan BRI tahun 2010: BRI raih laba 11,472 Triliun

23 13 April 2011 Bank BRI resmikan Sentra Layanan Prioritas di Balikpapan

24 13 April 2011 Pertumbuhan aset BRI dalam lima tahun terakhir

25 20 April 2011 Bank BRI kembali tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Taspen

26 25 April 2011 Bank BRI menyalurkan pembiayaan pada sektor industri kreatif

27 28 April 2011 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI Tahun 2011

28 29 April 2011 Kinerja keuangan triwulan I Tahun 2011: Bank BRI raih laba Rp3,260 Triliun

29 30 April 2011 BRI ajarkan budaya menabung sejak dini dengan meluncurkan Tabungan BRI Junio

30 3 Mei 2011 BRI terus menambah jumlah ATM

31 9 Mei 2011 BRI termasuk ke dalam The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011

Press Release

Page 416: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

414

No Tanggal Kegiatan

32 10 Mei 2011 Bank BRI bekerjasama dengan Kemang Village untuk pembiayaan KPA

33 24 Mei 2011 BRI dan Perum Pegadaian tandatangani perjanjian kredit modal kerja

34 25 Mei 2011 BRI berkomitmen untuk memperkuat layanan TI

35 30 Mei 2011 BRI dan Perum Perhutani tandatangani Nota Kesepahaman Bersama

36 31 Mei 2011 BRI berikan beasiswa senilai 8 Miliar bagi putra daerah di wilayah timur Indo-nesia

37 8 Juni 2011 Bank BRI kembali buka layanan prioritas

38 8 Juni 2011 BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Cirebon, Jawa Barat

39 16 Juni 2011 BRI Peduli Pasar Rakyat (Pesat) di Pasar Klender

40 20 Juni 2011 Bank BRI angkat kuliner Betawi untuk meramaikan HUT Jakarta

41 23 Juni 2011 Bank BRI dan Unibraw tandatangani MoU

42 5 Juli 2011 Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Semarang

43 12 Juli 2011 Bank BRI terus mengembangkan produk BRIzzI

44 18 Juli 2011 Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Malang

45 19 Juli 2011 BRI bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri mengadakan BRI Pesat

46 20 Juli 2011 BRI salurkan pinjaman kepada PT Mitratel

47 25 Juli 2011 BRI terus mengembangkan jasa kustodian

48 26 Juli 2011 Perjanjian Kerja Bersama antara Manajemen BRI dengan Serikat Pekerja BRI

49 28 Juli 2011 Pembagian sembako gratis

50 29 Juli 2011 Kinerja Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011:Laba BRI mencapai 6,79 Triliun

51 2 Agustus 2011 BRI bersama BUMN Peduli mengadakan pasar murah

52 19 Agustus 2011 Presiden hadiri buka puasa BRI bersama 3.300 yatim piatu

53 23 Agustus 2011 BRI gelar pasar murah di 16 kota

54 25 Agustus 2011 3.500 nasabah BRI mudik gratis

55 25 Agustus 2011 BRI dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional tandatangani MoU tentang pemanfaatan jasa perbankan

56 25 Agustus 2011 BRI salurkan pembiayaan kepada Pelindo I

57 6 September 2011 BRI masuk Top 10 Companies 2011

58 15 September 2011 Bank BRI tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Mitratel

59 21 September 2011 Pertumbuhan transaksi SMS banking BRI

60 25 September 2011 BRI gelar BRI Junio Cycle Fest

61 28 September 2011 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BRI Tahun 2011

62 5 Oktober 2011 Bank BRI dan UGM bekerjasama untuk layanan SPP on-line

63 5 Oktober 2011 Bank BRI terus memperkuat jaringan untuk mendominasi pasar UMKM

64 7 Oktober 2011 TiPhone bekerjasama dengan BRI untuk meningkatkatkan kapasitas transaksi bisnis pulsa

65 6 Oktober 2011 BRI terus meningkatkan Fee Based Income dengan mengoptimalkan lebih dari 33 juta rekening yang ada

66 16 Oktober 2011 BRI adakan BRIzzI Rally di Yogyakarta

67 16 Oktober 2011 BRI melayani pembayaran pupuk PT Pusri secara on-line di seluruh Indonesia

68 27 Oktober 2011 BRI dan Kementerian Agama kembali tandatangani perjanjian kerjasama untuk pemanfaatan layanan perbankan

Page 417: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

415 415LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No Tanggal Kegiatan

69 28 Oktober 2011 Kinerja keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011: BRI raih laba 10,43 Triliun

70 9 November 2011 BRI meluncurkan kartu kredit Visa Touch

71 11 November 2011 BRI menyerahkan bantuan alat kateter kepada tim kesehatan Sea Games

72 12 November 2011 BRI dukung pelaksanaan Jakarta Fashion Week 2011

73 14 November 2011 BRI bersama APPMI sukseskan Jakarta Fashion Week 2011

74 15 November 2011 BRI dan Obin dukung pagelaran batik di Jakarta Fashion Week 2011

75 16 November 2011 Bank BRI luncurkan kartu kredit Touch untuk menyasar segmen anak muda perkotaan

76 17 November 2011 BRI dukung LPM untuk mengorbitkan perancang muda

77 24 November 2011 BRI bekerjasama dengan Kementerian Sosial salurkan dana bantuan Program Keluarga Harapan

78 25 November 2011 Kegiatan BRIzzI funbike di Semarang

79 25 November 2011 BRI berikan bonus Rp1,2 Miliar kepada atlet karate Indonesia

80 11 Desember 2011 BRI dan Jawa Pos gelar BRIzzI funwalk

81 14 Desember 2011 BRI buka Sentra Layanan Prioritas di Medan

82 16 Desember 2011 BRI luncurkan 11 produk, jaringan CSR dan layanan baru

83 21 Desember 2011 Pembukaan Sentra Layanan Prioritas di Banjarmasin

84 22 Desember 2011 BRI bekerjasama dengan BNP2TKI salurkan kredit kepada Calon TKI

85 22 Desember 2011 Bank BRI dan PT Angkasa Pura II luncurkan produk co.branding smart card payment dengan nama “e-Airport BRIzzI”

86 24 Desember 2011 BRI siapkan dana tunai sebesar 19,25 Triliun untuk mengantisipasi liburan Natal dan Tahun Baru

Page 418: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

416

Korespondensi dengan Bapepam-LK dan BEISurat Keluar kepada Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia

Bulan NoNomor Surat Dikirim

KepadaPerihal

Nomor Tanggal

Januari 1B.01-SKP/DHI/01/2011

4 Januari 2011 BEIPermohonan Pencatatan Saham Tambahan Hasil Pelaksanaan Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split)

2B.05-SKP/DHI/01/2011

5 Januari 2011 BEIPemenuhan Ketentuan Jumlah Maksimal Saham yang Tercatat di BEI

3B.06-SKP/DHI/01/2011

5 Januari 2011 BEIPermohonan Pengumuman Jadwal dan Tata Cara Pelaksanaan Stock Split

4B.08-SKP/DHI/01/2011

7 Januari 2011Bapepam-LK dan BEI

Bukti Iklan

5B.10-SKP/DHI/01/2011

10 Januari 2011 BEILaporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

6B.12-SKP/DHI/01/2011

13 Januari 2011Bapepam-LK

Laporan Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan PP No. 29 Tahun 1999 dan Pemecahan Nilai Nominal Saham

7B.13-SKP/DHI/01/2011

14 Januari 2011Bapepam-LK dan BEI

Pemeringkatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

8B.14-SKP/DHI/01/2011

17 Januari 2011Bapepam-LK dan BEI

Penyampaian Bukti Iklan

9B.15-SKP/DHI/01/2011

27 Januari 2011Bapepam-LK

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

Februari 1B.18-SKP/DHI/02/2011

7 Februari 2011Bapepam-LK

Konfirmasi atas Keterlambatan Penyampaian Hasil Pemeringkatan Baru

2B.20-SKP/DHI/02/2011

9 Februari 2011Bapepam-LK dan BEI

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

Maret 1B.26-SKP/DHI/03/2011

2 Maret 2011Bapepam-LK dan BEI

Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik

2B.29/SKP/DHI/03/2011

7 Maret 2011Bapepam-LK dan BEI

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

3B.31/SKP/DHI/03/2011

10 Maret 2011Bapepam-LK

Penyampaian Bukti Iklan

4B.32/SKP/DHI/03/2011

10 Maret 2011 BEI Penyampaian Bukti Iklan

5B.37-SKP/DHI/03/2011

10 Maret 2011 BEILaporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

6B.39-SKP/DHI/03/2011

30 Maret 2011Bapepam-LK

Penyampaian Perubahan Rencanan Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011

Page 419: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

417 417LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bulan NoNomor Surat Dikirim

KepadaPerihal

Nomor Tanggal

8B.41-SKP/DHI/03/2011

31 Maret 2011 BEI Laporan Keuangan BRI Tahun 2010

9B.42-SKP/DHI/03/2011

31 Maret 2011Bapepam-LK dan BEI

Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Tahun 2010

April 1B.45-SKP/DHI/04/2011

7 April 2011Bapepam-LK dan BEI

Bukti Iklan SBDK Tanggal 31 Maret 2011

2B.46-SKP/DHI/04/2011

11 April 2011Bapepam-LK

Pembayaran Sanksi Administrasi

3B.47-SKP/DHI/04/2011

12 April 2011Bapepam-LK

Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011

4B.49-SKP/DHI/04/2011

12 April 2011 BEILaporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

5B.50-SKP/DHI/04/2011

13 April 2011Bapepam-LK dan BEI

Panggilan RUPST BRI Tahun 2011

6B.51-SKP/DHI/04/2011

13 April 2011Bapepam-LK dan BEI

Penyampaian Bukti Iklan

7B.52-SKP/DHI/04/2011

13 April 2011Bapepam-LK

Laporan Tahunan BRI Tahun 2010

8B.53-SKP/DHI/04/2011

13 April 2011 BEI Laporan Tahunan BRI Tahun 2010

9B.59-SKP/DHI/04/2011

29 April 2011 BEILaporan Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2011

10B.60-SKP/DHI/04/2011

29 April 2011Bapepam-LK dan BEI

Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2010

Mei 1B.61-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011Bapepam-LK

Laporan Tahunan BRI Tahun 2010

2B.62-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011 BEI Laporan Tahunan BRI Tahun 2010

3B.63-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011 BEI Laporan Tahunan BRI Tahun 2010

4B.65-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011 BEI Laporan Tahunan BRI Tahun 2010

5B.66-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011Bapepam-LK

Keterbukaan Informasi

6B.67-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011 BEI Keterbukaan Informasi

7B.68-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011 BEILaporan Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011

8B.69-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011Bapepam-LK

Laporan Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011

9B.70-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011 BEIPemberitahuan Jadwal dan Tata Cara Pembayaran Dividen

10B.71-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011Bapepam-LK

Pemberitahuan Jadwal dan Tata Cara Pembayaran Dividen

11B.73-SKP/DHI/05/2011

2 Mei 2011Bapepam-LK

Penyampaian Bukti Iklan

Page 420: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

418

Bulan NoNomor Surat Dikirim

KepadaPerihal

Nomor Tanggal

13B.77-SKP/DHI/05/2011

5 Mei 2011 BEIDaiwa-IDX Investment Conference Best of Indonesia 2011

14B.78-SKP/DHI/05/2011

5 Mei 2011Bapepam-LK dan BEI

Penyampaian Bukti Iklan

15B.79-SKP/DHI/05/2011

5 Mei 2011Bapepam-LK dan BEI

Keterbukaan Informasi Penawaran Tender

16B.81-SKP/DHI/05/2011

6 Mei 2011Bapepam-LK dan BEI

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

Juni 1B.86-SKP/DHI/06/2011

21 Juni 2011 BEIKeterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik

2B.87-SKP/DHI/06/2011

21 Juni 2011Bapepam-LK

Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik

Juli 1B.89-SKP/DHI/07/2011

8 Juli 2011 BEILaporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

2B.92-SKP/DHI/07/2011

11 Juli 2011Bapepam-LK

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

3B.93-SKP/DHI/07/2011

11 Juli 2011 BEIKeterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

4B.95-SKP/DHI/07/2011

11 Juli 2011Bapepam-LK

Pelaporan Kewajiban Pengalihan Kembali Saham

5B.96-SKP/DHI/07/2011

11 Juli 2011 BEILaporan Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011

6B.97-SKP/DHI/07/2011

11 Juli 2011Bapepam-LK dan BEI

Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011

7B.99-SKP/DHI/07/2011

11 Juli 2011 Direksi BEILaporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

Agustus 1B.100-SKP/DHI/08/2011

16 Agustus 2011Bapepam-LK

Penyampaian Rencana Pelaksanaan RUPSLB BRI 2011

2B.101-SKP/DHI/08/2011

23 Agustus 2011Bapepam-LK dan BEI

Pemberitahuan RUPSLB BRI Tahun 2011

3B.102-SKP/DHI/08/2011

23 Agustus 2011Bapepam-LK dan BEI

Penyampaian Bukti Iklan

September 1B.109-SKP/DHI/09/2011

12 September 2011

BEI Keterbukaan Informasi

2B. 110-SKP/DHI/09/2011

12 September 2011

Bapepam-LK

Keterbukaan Informasi

3B.111-SKP/DHI/09/2011

13 September 2011

Bapepam-LK dan BEI

Panggilan RUPS LB 2011

4B.112-SKP/DHI/09/2011

13 September 2011

Bapepam-LK dan BEI

Penyampaian Bukti Iklan

5B.114-SKP/DHI/09/2011

13 September 2011

BEILaporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

6B.116-SKP/DHI/09/2011

19 September 2011

BEI Rencana Public Expose

Page 421: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

419 419LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Bulan NoNomor Surat Dikirim

KepadaPerihal

Nomor Tanggal

7B.117-SKP/DHI/09/2011

21 September 2011

BEI Keterbukaan Informasi

8B.120-SKP/DHI/09/2011

30 September 2011

Bapepam-LK dan BEI

Penyampaian Bukti Iklan RUPSLB

9B.121-SKP/DHI/09/2011

30 September 2011

Bapepam-LK dan BEI

Laporan Pelaksanaan RUPSLB BRI Tahun 2011

10B.122-SKP/DHI/09/2011

30 September 2011

BEI Penyampaian Materi Public Expose

Oktober 1B.123-SKP/DHI/10/2011

6 Oktober 2011 BEI Laporan Bulan Registrasi Pemegang Efek

2B.126-SKP/DHI/10/2011

7 Oktober 2011 BEI Laporan Pelaksanaan Public Expose

3B. 127-SKP/DHI/10/2011

10 Oktober 2011Bapepam-LK

Laporan Perkembangan Pengalihan Kembali Saham PT Bank Agroniaga Tbk.

4B.131-SKP/DHI/10/2011

20 Oktober 2011 BEI Keterbukaan Informasi

5B.132-SKP/DHI/10/2011

28 Oktober 2011 BEILaporan Keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011

6B.133-SKP/DHI/10/2011

28 Oktober 2011Bapepam-LK dan BEI

Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011

7B.135-SKP/DHI/10/2011

28 Oktober 2011 BEI Laporan Bulan Registrasi Pemegang Efek

November 1B.136-SKP/DHI/11/2011

21 November 2011

BEI Keterbukaan Informasi

2B.139-SKP/DHI/11/2011

29 November 2011

Bapepam-LK dan BEI

Penyampaian Bukti Iklan

Desember 1B.141-SKP/DHI/12/2011

12 Desember 2011

BEILaporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

2B.143-SKP/DHI/12/2011

21 Desember 2011

Bapepam-LK

Pemeringkatan BRI

Page 422: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

420

Surat Masuk dari Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia

Bulan NoNomor Surat

Dari PerihalNomor Tanggal

Januari 1S.08368/BEIANG/12/2010

7 Januari 2011 BEI

Penyampaian Perubahan Peraturan No. II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Peraturan No. III-A tentang Keanggotaan Bursa

2S.00096/BEI.PPJ/01/2011

7 Januari 2011 BEI Persetujuan Penghapusan (Delisting) Efek

3S.00126/BEI.PPJ/01/2011

10 Januari 2011 BEILaporan Final Dividen Interim Tahun Buku 2010

4S.00126/BEI.PPJ/01/2011

14 Januari 2011 BEIPersetujuan Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split)

5PENG-00014/BEI.PSH/01/2011

14 Januari 2011 BEIPengumuman Harga Teoritis BRI (Tercatat di Papan Utama) Peng.00014/BEI.PSH/01--2011

6S.00512/BEI.PSH/01/2011

26 Januari 2011 BEIPenyampaian Perubahan Keputusan Direksi BEI

Maret 1S.01537/BEI.PPJ/03/2011

11 Maret 2011 BEIReminder Pengambilalihan Saham PT Bank Agroniaga Tbk. oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

April 1S.02415/BEI.PPU/04/2011

19 April 2011 BEILaporan Keuangan Interim per 31 Maret 2011

Mei 1S.02697/BEI.PPU/04/2011

3 Mei 2011 BEIHimbauan Keikutseraan dalam Annual Report Award 2010

2S.002014/BEI.PMR/06/2011

9 Juni 2011 BEI

Undangan Technical Meeting Persiapan Acara Best of Indonesia 2011. Daiwa-IDX Investment Conference in London and New York

Juni 1S.03899/BEI.PPU/06/2011

17 Juni 2011 BEIUndangan Presentasi untuk Nominasi Capital Market Award 2011

Juli 1S.04955/BEI.PPU/07/2011

29 Juli 2011 BEI Laporan Keuangan Perusahaan Tercatat

September 1S.05958/BEI.PMR/09/2011

8 September 2011

BEI

Konfirmasi Kesediaan Menyampaiakn Presentasi Emiten dan Konferensi Pers pada Acara Investor Summit and Capital Market Expo 2011

2S.05873/BEI.PSH/08/2011

9 September 2011

BEI Kalender Libur Bursa Tahun 2012

3S.05824/BEI.PMR/08/2011

9 September 2011

BEIUndangan untuk Berpartisipasi dalam Capital Market Expo 2011

4S.05958/BEI.PMR/09/2011

12 September 2011

BEI

Konfirmasi Kesediaan Menyampaikan Presentasi Emiten dan Konferensi Pers pada Acara Investor Summit & Capital Market Expo 2011

Oktober 1S.07182/BEI.SPR/10/2011

20 Oktober 2011 BEIPenyampaian Sertifikat Capital Market Award 2011

2S.07274/BEI.PGU/10/2011

31 Oktober 2011 BEIPermintaan Tanggapan atas Konsep Peraturan Bursa Terkait dengan Structured Warrant

Desember 1S.08403/BEI.PPU/12/2011

7 Desember 2011

BEIMengingatkan Kembali Peraturan Bapepam-LK dan Peraturan BEI

2S.08486/BEI.PMR/12/2011

13 Desember 2011

BEI Ucapan Terima Kasih

3S.08755/BEI.PPS/12/2011

28 Desember 2011

BEiPenyampaian Matrik Ikhtisar Peraturan Pencatatan Efek Bersifat Utang

Page 423: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

421 421LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Alamat KantorPosisi Desember 2011

Kantor Alamat Kota Telepon Facsimile

Kantor PusatGedung BRI I

Jl. Jend. Sudirman No. 44-46Jakarta (021) 2510244, 2510254 (021) 2500065, 2500077

Banda Aceh Jl. Cut Meutia No 17 Banda Aceh (0651) 22822 (hunting) (0651) 23487, 22352

Medan Jl. Putri Hijau No. 2A Medan (061) 45256666, 4528323 (061) 4525601

PadangJl. Bagindo Azis Chan No. 30 (Sementara) Jl. Dr. Moh. Hatta No. 01, Pauh

Padang(0751) 31964-68, 31970, 31970 / (Sementara) (0751) 778907

(0751) 778905

PekanbaruJl. Jend Sudirman Blok E Kavling No.01, Rt.01, Rw.01, Kel. Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya

Pekanbaru (0761) 44493/94/97 (0761) 44533, 571719

Palembang Jl. Kapten A. Rivai No.15 Palembang (0711) 313411 (0711) 312262

Jakarta 1 Jl. Veteran No. 8 Jakarta Pusat (021) 3840802 (021) 3453685

Jakarta 2Gedung Mulia Lt. 2Jl. Gatot Subroto Kav. 9 - 11

Jakarta Selatan

(021) 52920581, 52920585 (021) 52920586, 52920587

Jakarta 3 Jl. S.Parman Kav. G No.9-11, Slipi Jakarta Barat(021) 53653470 (hunting), 53653467-69, 53653473-74

(021) 5481766

Bandung Jl. Asia Afrika No. 57-59 Bandung (022) 4200356 (hunting)(022) 432038, 4200348, 4200368, 4200763

Yogyakarta Jl. Cik Ditiro No. 3 Yogyakarta(0274) 510850, 520268, 520269, 520270, 520272, 562707, 561403

(0274) 514166, 584883, 584882

Semarang Jl. Teuku Umar No. 24 Semarang(024) 8440728, 8440729, 8440730, 84418146

(024) 84473154, 8318463

SurabayaGedung BRI Tower Lt. 20 Jl. Jend Basuki Rahmat No.122-138

Surabaya (031) 5324230 (031) 5324033, 5324044

Malang Jl. Laksmana Martadinata 80 Malang (0341) 474949 (hunting)(0341) 474944, 474945, 474935

Denpasar Jl. Hayam Wuruk No. 123 Denpasar (0361) 228715(0361) 225402, 234796, 264858, 225791

Banjarmasin Jl. Jend. A.Yani KM 3,5 No. 151 Banjarmasin (0511) 3250256/57 (0511) 3251649, 3252992

Makassar Jl. Achmad Yani No. 8 Makassar(0411) 3616174, 312931, 322974

(0411) 365535

Manado Jl. Sarapung No. 4-6 Manado (0431) 863592, 863378, 863778 (0431) 862779

JayapuraGedung Pelni Lt.1&2Jl. Argapura No.15

Jayapura (0967) 524470, 524453 (0967) 524452

Kantor Cabang

Khusus

Gedung BRI II

Jl. Jend. Sudirman No. 44-46Jakarta (021) 5713105 (021) 5707570

- BRI New York

Agency

- BRI Cayman

Island

140 Broadway 36th floor

New YorkNew York (212) 3793840-3845 (212) 3793850

BRI

Representative

Office Hong Kong

Room 1115, 11/F, Lippo Center, Tower II

89 Queensway, AdmiraltyHong Kong

Page 424: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

422

Unit Kerja

Posisi Desember 2011

KANWIL JAKARTA II

30 Kantor Cabang57 Kantor Cabang Pembantu62 Kantor Kas177 BRI Unit 53 Teras BRI4 Teras BRI Keliling

KANWIL JAKARTA III

31 Kantor Cabang50 Kantor Cabang Pembantu37 Kantor Kas217 BRI Unit 71 Teras BRI6 Teras BRI Keliling

KANWIL BANDUNG

30 Kantor Cabang37 Kantor Cabang Pembantu57 Kantor Kas583 BRI Unit 134 Teras BRI8 Teras BRI Keliling

KANWIL YOGYAKARTA

33 Kantor Cabang32 Kantor Cabang Pembantu47 Kantor Kas578 BRI Unit 149 Teras BRI8 Teras BRI Keliling

KANWIL SEMARANG

22 Kantor Cabang26 Kantor Cabang Pembantu45 Kantor Kas397 BRI Unit 97 Teras BRI7 Teras BRI Keliling

KANWIL SURABAYA

23 Kantor Cabang32 Kantor Cabang Pembantu18 Kantor Kas277 BRI Unit 89 Teras BRI6 Teras BRI Keliling

KANWIL MALANG

20 Kantor Cabang28 Kantor Cabang Pembantu15 Kantor Kas485 BRI Unit 134 Teras BRI6 Teras BRI Keliling

KANWIL DENPASAR

30 Kantor Cabang20 Kantor Cabang Pembantu12 Kantor Kas261 BRI Unit 83 Teras BRI6 Teras BRI Keliling

KANWIL BANJARMASIN

28 Kantor Cabang24 Kantor Cabang Pembantu19 Kantor Kas241 BRI Unit 63 Teras BRI5 Teras BRI Keliling

KANWIL MAKASSAR

36 Kantor Cabang21 Kantor Cabang Pembantu15 Kantor Kas311 BRI Unit 89 Teras BRI7 Teras BRI Keliling

KANWIL MANADO

14 Kantor Cabang17 Kantor Cabang Pembantu15 Kantor Kas177 BRI Unit 37 Teras BRI4 Teras BRI Keliling

KANWIL JAYAPURA

13 Kantor Cabang10 Kantor Cabang Pembantu10 Kantor Kas67 BRI Unit 22 Teras BRI3 Teras BRI Keliling

Catatan :Jumlah Kantor Kas belum termasuk Kantor Kas SSB (SIM, STNK, BPKB) yang berada di Kantor Kepolisian sebanyak 389 unit kerja

KANWIL BANDA ACEH

10 Kantor Cabang13 Kantor Cabang Pembantu10 Kantor Kas132 BRI Unit 24 Teras BRI4 Teras BRI Keliling

KANWIL MEDAN

21 Kantor Cabang32 Kantor Cabang Pembantu18 Kantor Kas244 BRI Unit 66 Teras BRI6 Teras BRI Keliling

KANWIL PADANG

13 Kantor Cabang6 Kantor Cabang Pembantu8 Kantor Kas137 BRI Unit 30 Teras BRI4 Teras BRI Keliling

KANWIL PEKANBARU

17 Kantor Cabang16 Kantor Cabang Pembantu15 Kantor Kas130 BRI Unit 43 Teras BRI6 Teras BRI Keliling

KANWIL PALEMBANG

30 Kantor Cabang31 Kantor Cabang Pembantu18 Kantor Kas345 BRI Unit 80 Teras BRI8 Teras BRI Keliling

KANWIL JAKARTA I

26 Kantor Cabang50 Kantor Cabang Pembantu60 Kantor Kas90 BRI Unit 40 Teras BRI3 Teras BRI Keliling

Page 425: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

423 423LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

Navigasi Laporan Tahunan BRI 2011 untuk BAPEPAM-LK

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

I. Umum

1 Dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.

x Laporan Tahunan dalam bahasa Inggris disajikan secara terpisah

2 Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.

x

3 Mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.Nama perusahaan dan tahun Annual Report ditampilkan di:1. Sampul muka, samping, dan belakang.2. Setiap halaman.

x

4 Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan. x

II. Ikhtisar Data Keuangan Penting

1 Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun.

Informasi memuat Hasil Usaha antara lain:1. Penjualan/Pendapatan Usaha2. Laba/Rugi Kotor3. Laba/Rugi Usaha4. Laba/Rugi Bersih5. Laba/Rugi per Saham

x Bab 1 Prakata, Ikhtisar Keuangan

2 Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun.

Informasi memuat Modal Kerja antara lain:1. Modal Kerja Bersih2. Jumlah Investsasi3. Jumlah Aset4. Jumlah Kewajiban5. Jumlah Ekuitas

x Bab 1. Prakata, Ikhtisar Keuangan

3 Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun.

Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahan.

x Bab 1. Prakata, Ikhtisar Keuangan Memuat:Permodalan1. Rasio Kecukupan Modal (CAR)2. Aktiva Tetap terhadap Modal

Aktiva Produktif1. Aset Produktif dan Non Produktif Bermasalah2. Aktiva Produktif Bermasalah3. CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif4. Kredit Bermasalah (NPL Gross)5. PPAP terhadap Aktiva Produktif6. Pemenuhan PPAP

Profitabilitas1. ROA2. ROE3. NIM4. BOPO

Likuiditas1. LDR

Kepatuhan1. Persentasi Pelanggaran BMPK2. Persentase Pelampauan BMPK3. Giro Wajib Minimum4. Posisi Devisa Netto

Page 426: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

424

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

4 Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus untuk setiap triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).

Informasi Memuat: 1. Harga saham tertinggi2. Harga saham terendah3. Harga saham penutupan4. Jumlah saham yang diperdagangkan

x

x

Bab 1. Prakata, Ikhtisar Saham Memuat:1. Harga Saham per Triwulan2. Pembayaran Dividen2. Perkembangan Harga dan Volume Saham BRI

Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang SahamIsi :1. Komposisi pemegang Saham2. Pembayaran Dividen3. RUPS Tahunan 20104. RUPS LB Tahun 20105. Penerbitan Obligasi Subordinasi6. Kronologis Pencatatan Saham7. Management Stock Option Plan

Laporan Tahunan wajib memuat informasi memuat jumlah obligasi atau obligasi konvertibel yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.

Memuat Informasi:1. Jumlah obligasi atau obligasi konversi yang beredar2. Tingkat bunga3. Tanggal Jatuh Tempo4. Peringkat obligasi

x Bab 1. Prakata, Ikhtisar Obligasi

III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi

1 Laporan Dewan KomisarisMemuat hal-hal sebagai berikut:1. Penilaian Kinerja direksi mengenai pengelolaan perusahaan.2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh

direksi.3. Komite-komite yang berada di bawah pengawasan dewan

komisaris.4. Perubahan komposisi dewan komisaris (jika ada).

x

x

x

x

Bab 1. Prakata, Sambutan Komisaris Utama

Bab 1. Prakata Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Utama

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan; Jumlah, Komposisi, Kriteria,dan Independensi Anggota Dewan Komisaris

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan

Tugas Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris

2 Laporan DireksiMemuat hal-hal sebagai berikut:1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis,

perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan.

2. Prospek Usaha.3. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang telah dilaksanakan

oleh perusahaan.4. Perubahan komposisi dewan direksi (jika ada).

x Bab 1. Prakata, Sambutan Direktur Utama

Page 427: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

425 425LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

3 Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisarisMemuat hal-hal sebagai berikut:1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri.2. Pernyataan bahwa direksi dan dewan komisaris bertanggung

jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan.3. Ditandatangani seluruh anggota dewan komisaris dan anggota

direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya.4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang

bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.

xx

Bab 1. Prakata, Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan

IV. Profil Perusahaan

1 Nama dan alamat perusahaan x Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Umum Perusahaan

2 Riwayat Singkat PerusahaanMencakup antara lain:1. Tanggal pendirian perusahaan2. Nama dan perubahan nama perusahaan jika ada

x

x

Bab 1. Prakata, Sekilas BRI

Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Umum Perusahaan

3 Bidang UsahaMeliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan

x

x

x

Bab 2. Informasi Umum Perusahaan

Bab 2. Profil Perusahaan, Produk dan Jasa Perbankan

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Usaha

4 Struktur OrganisasiDalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan

x Bab 2. Profil Perusahaan, Struktur Organisasi

5 Visi dan Misi PerusahaanMencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Penjelasan tentang visi perusahaan 2. Penjelasan tentang misi perusahaan

x Bab 1. Prakata, Visi dan Misi

6 Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan KomisarisInformasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan5. Pengalaman kerja

x Bab 1. Prakata

7 Identitas dan riwayat hidup singkat anggota direksiInformasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja

x Bab 1. Prakata

Page 428: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

426

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

8 Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinyaInformasi memuat antara lain:1. jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan 4. Biaya yang telah dikeluarkan 5. Adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan

x

x

Bab 2. Profil Perusahaan, Sumber Daya ManusiaIsi:• Jumlahpekerjamenurutlevelorganisasi• Jumlahpekerjamenuruttingkatpendidikan

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Operasional, Sumber daya Manusia

Isi: • KesejahteraanPekerja• HubunganIndustrialdanBudayakerja• PendidikandanPelatihan

9 Komposisi Pemegang SahamMencakup antara lain:1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Direktur dan komisaris yang memiliki saham 3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham

masing-masing kurang dari 5%.

x

x

Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Komposisi Pemegang Saham

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

10 Daftar Anak Perusahaan dan atau Perusahaan AsosiasiInformasi memuat antara lain: 1. Nama Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi 2. Persentase Kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau

perusahaan asosiasi 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan

asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)

x

x

Bab 2. Profil Perusahaan, Anak Perusahaan BRIngin remitance

Bab 6. Anak Perusahaan

11 Kronologis Pencatatan SahamMencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan

perubahan jumlah saham 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan

akhir tahun buku 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan

x Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Kronologi Pencatatan Saham

Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Management Stock Option Plan

12 Kronologis pencatatan Efek lainnyaMencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan

perubahan jumlah efek lainnya 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai

dengan akhir tahun buku 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan 5. Peringkat efek

x

x

Bab 1. Prakata, Ikhtisar Obligasi

Bab 2. Profil Perusahaan, Penerbitan Obligasi Subordinasi

13 Nama dan alamat lembaga atau profesi penunjang pasar modalInformasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek

x Bab 2. Profil Perusahaan, Akuntan Publik dan Lembaga Penunjang Pasar Modal

14 Akuntan Perseroan x Bab 2. Akuntan Publik dan Lembaga Penunjang Pasar Modal

15 Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasionalInformasi memuat antara lain:1. Nama Penghargaan2. Tahun perolehan3. Badan Pemberi Penghargaan4. Masa Berlaku

x Bab 2. Profil Perusahaan, Penghargaan

Page 429: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

427 427LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

16 Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)

x

x

x

x

Bab 2. Profil Perusahaan, Peta Jaringan Kerja & Jumlah Unit Kerja

Bab 2. Profil Perusahaan, Anak Perusahaan

Bab 6. Anak Perusahaan

Alamat Kantor Cabang BRI

V. Analisa dan Pembahasan atas Kinerja Perusahaan

1 Tinjauan operasi per segmen usaha x Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Bisnis

1. Bisnis Mikro, Kecil dan Menengah.2. Bisnis Konsumer3. Bisnis Korporasi4. Bisnia Kelembagaan & BUMN5. Bisnis Internasional6. Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal

2 Uraian atas kinerja keuangan PerusahaanAnalisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara

kinerjakeuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya

(dalambentuk narasi dan tabel), antara lain:5. Aset lancar, aset tidak lancar dan jumlah aset6. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan jumlah kewajiban7. Penjualan/pendapatan usaha8. Beban usaha9. Laba/Rugi Bersih

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Umum

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan

3 Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dantingkat kolektibilitas piutang PerseroanPenjelasan tentang:1. Kemampuan membayar hutang2. Tingkat kolektibilitas piutang

x

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kualitas Kredit

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Kewajiban, Pinjaman yang Diterima & Pinjaman Subordinasi

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan,

4 Bahasan tentang struktur modal (capital structure), kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies), dan tingkat likuiditas perusahaanPenjelasan atas:1. Struktur modal (capital structure)2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure

policies)3. Tingkat solvabilitas perusahaan

x

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Ekuitas

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Rasio Keuangan yang Berkaitan dengan Transparansi.

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kecukupan Modal.

5 Bahasan mengenai ikatan material untuk investasi barang modalPenjelasan atas:1. Tujuan dari ikatan tersebut2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan

tersebut3. Mata uang yang menjadi denominasi4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk

melindungi risiko dari posisi mata uang yang terkait.

x Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Aktiva Tetap

6 Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan dan mengandung kejadian yang bersifat luar biasa dan jarang terjadi.

x Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Kejadian Luar Biasa

Page 430: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

428

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

7 Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan.

x Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba/Rugi

8 Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba-Rugi

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Bisnis

9 Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba/Rugi, Pendapatan Bunga

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba/Rugi, Beban Bunga

10 Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan

x Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kejadian Sesudah Tanggal Laporan Keuangan

11 Uraian tentang prospek usaha perusahaan

Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya

x

x

Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Prospek Usaha

Bab 7. Rencana Strategis 2012

12 Uraian tentang aspek pemasaran

Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar

x

x

x

Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya Aspek Pemasaran

Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Usaha

Bab 7. Rencana Strategis 2011

13 Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir. Memuat uraian mengenai: 1. Besarnya dividen untuk masing-masing tahun 2. Jumlah dividen per saham 3. Besarnya Payout Ratio

x

x

x

Bab 1. Prakata, Ikhtisar Saham

Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Informasi Pemegang Saham, Pembayaran Dividen

Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Kebijakan Pembayaran Dividen

14 Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.Memuat uraian mengenai:1. Total perolehan dana2. Rencana penggunaan dana3. Rincian penggunaan dana4. Saldo dana5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana

(jika ada)Dalam hal dana hasil penawaran umum telah habis dipergunakan, harus ada pernyataan mengenai hal tersebut.

x

x

Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Penggunaan Dana Initial Public Offering

Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Informasi Keuangan Lainnya , Penggunaan Dana Penerbitan Obligasi Sub Ordinasi Rupiah II

Page 431: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

429 429LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

15 Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang atau modal.

Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi; 3. Sumber dana. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

x

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan,Posisi Keuangan, Neraca Keuangan, Penyertaan Saham

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Informasi mengenai Investasi Divestasi

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kejadian Setelah Tanggal Laporan Keuangan, Akuisisi Bank Agro

16 Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi.

Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi 2. Sifat hubungan afiliasi 3. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

17 Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.

Memuat uraian perubahan pertauran perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan.

x Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Ketentuan Baru di Tahun 2012

18 Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi.

Memuat antara lain:Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Ketentuan baru di tahun 2012

Bab 8. Laporan Keuangan, Catatan atas laporan Keuangan Konsolidasi, Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

VI. Good Corporate Governance

1 Uraian Dewan KomisarisUraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi

anggota dewan komisaris. 3. Frekuensi pertemuan 4. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Dewan Komisaris

2 Uraian DireksiMemuat antara lain:1. Ruang Lingkup pekerjaan dan tanggungjawab masing-masing

anggota Direksi 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi

anggota dewan komisaris. 3. Frekuensi pertemuan 4. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi

Direksi

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Direksi

3. Komite AuditMencakup antara lain:1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite audit 2. Uraian tugas dan tanggung jawab. 3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit 5. Independensi anggota komite audit

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Audit.

Page 432: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

430

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

4. Komite NominasiMencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite

nominasi 2. Independensi anggota komite nominasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Nominasi dan Remunerasi

5 Komite RemunerasiMencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite

remunerasi 2. Independensi anggota komite remunerasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite remunerasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite remunerasi

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Nominasi dan Remunerasi

6 Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki perusahaan

Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain

x

x

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Pengawasan Manajemen Risiko

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-komite:

• KomiteManajemenRisiko• KomiteAsetdanLiabilitas(ALCO)• Komite Kebijakan Kredit (KKP)• KomiteKredit• KomitePengarahTeknologidanSistemInformasi• KomitePengarahProjectManagementOffice

(PMO dan Teering Commitee• KomiteKebijakanSumberDayaManusia• Komite Evaluasi Jabatan

7 Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yangdikaitkan dengan kinerja perusahaan.Mencakup antara lain: 1. Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP. 2. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang

dikaitkan dengan remunerasi.

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi

8 Uraian tugas dan fungsi Seketariat PerusahaanMencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Seketariat Perusahaan.

9 Uraian mengenai audit internalMencakup antara lain:1. Nama ketua unit audit internal2. Kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal3. Struktur unit audit internal4. Piagam unit audit internal5. Uraian pelaksanaan tugas

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan; Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, Manajemen Risiko; Fungsi Audit Intern

10 Uraian mengenai manajemen risiko perusahaanMencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan

(misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah)

2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut

x

x

Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Operasional, Manajemen Risiko

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, Penerapan Manajamen Risiko Termasuk Pengendalian Sistem Intern

Page 433: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

431 431LAPORAN TAHUNAN 2011 PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

11 Uraian mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Keberadaan Pusat Pengaduan Konsumen2. Uraian mengenai tindak lanjut terhadap pengaduan3. Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima4. Program peningkatan layanan kepada konsumen

x

x

x

x

Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Operasional, Jaringan dan Layanan, Layanan, Prosedur Penanganan Pengaduan nasabah

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Pemberian Dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Prosedur Penanganan Pengaduan Nasabah

Bab 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

12 Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan. Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Mitra Usaha binaan Perusahaan 2. Program pengembangan pendidikan, perbaikan kesehatan,

pengembangan seni budaya dan lain-lain 3. Biaya yang telah dikeluarkan

x

x

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan Keterbukaan Informasi, Pemberian Dana untuk kegiatan politik dan sosial, dana untuk kegiatan sosial

Bab 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Program Kemitraan

13 Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan Mencakup antara lain informasi tentang : 1. Aktivitas pelestarian lingkungan 2. Aktivitas pengelolaan lingkungan 3. Sertifikasi atas pengelolaan lingkungan 4. Biaya yang telah dikeluarkan

x

x

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan Keterbukaan Informasi, Pemberian Dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Bab 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, BRI Peduli

14 Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Perusahaan Publik, Direksi dan anggota dewan Komisaris yang pada periode laporan tahunan menjabat Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan 2. Status penyelesaian perkara/gugatan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan

x

x

x

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Jumlah Penyimpangan Internal

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan, Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi

Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Permasalahan Hukum

15 Akses informasi dan data perusahaan. Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin, dsb

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan,Keterbukaan Informasi, Akses Terhadap Informasi Perusahaan

16 Etika Perusahaan

Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan code of conduct 2. Isi code of conduct 3. Penyebaran code of conduct kepada karyawan dan upaya

penegakannya 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture)

yang dimiliki perusahaan

x Bab 4. Tata Kelola Perusahaan; Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Manajemen Risiko, Kode Etik

VII. Informasi Keuangan

1 Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan

x Bab 8. Laporan Keuangan, Surat Pernyataan Direksi atas Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Audited

2 Opini auditor independen atas laporan keuangan. x Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Auditor Independen

Page 434: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/deviseptya/files/2013/03/Laporan-Tahunan-BRI.pdf · PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210,

432

No Kriteria Laporan Tahunan Hal Laporan Tahunan BRI

3 Deskripsi Auditor Independen di Opini Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik

x Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Auditor Independen

4 Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan

x

xxxxx

Bab 8. Laporan Keuangan

NeracaLaporan Laba RugiLaporan Perubahan EkuitasLaporan Arus KasCatatan atas Laporan Keuangan

5 Perbandingan tingkat profitabilitas Uraian mengenai perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya

x

x

Bab 1. Prakata, Ikhtisar Keuangan

Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Laba Rugi Konsolidasi

6 Penyajian Laporan Arus Kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi,

arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk

melaporkan3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas 4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau

pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi

5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan

x Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Arus Kas Konsolidasi

7 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan 2. Pengakuan pendapatan dan beban 3. Penilaian investasi 4. Penilaian dan metode penyusutan aset tetap 5. Dasar perhitungan laba per saham

x Bab 8. Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi, Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

8 Pengungkapan yang berhubungan dengan properti investasi. Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model

nilai wajar dan model biaya. 2. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam

menentukan nilai wajar dari properti investasi. 3. Apakah penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas

penilaian oleh penilai independen. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus diungkapkan.

4. Rekonsiliasi nilai tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode.

5. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi yang berasal dari properti investasi (penghasilan rental, beban operasi langsung, perubahan kumulatif dalam nilai wajar).

x Bab 8. Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi, Aset Tetap