Blog

1
Cahaya senja berwarna-warni, sisa gerimis dan titik-titik airnya tak segan menemani. Saya memeluknya, erat. Tatapnya kosong namun lekat. Jemariku menemukan miliknya. Bibirku mengecup keningnya. Lembut, lama. Belum-belum saya sudah dibuatnya jatuh cinta. Takut kami sama, alasannya yang berbeda. Saya takut tak akan kembali bahagia, sementara ia takut akan kembali dikecewakan yang ia puja. Saya mendekapnya, erat. Meyakinkan bahwa perpisahan tak akan berani mendekat. Ia membisu, mungkin ia berdoa dalam diam agar kita selalu satu. Setetes air mata menampakkan adanya, jatuh. Roma senja hinggap pada bayang yang ada. Tuhan, saya hanya ingin dia. Tuhan kita berbeda, namun cara kita memuja sama. Semoga tiap-tiap harap yang ada kemudian akan didengar-Nya dan biarkan menjadi nyata. Sekarang, mari kita amini saja ingin kita untuk bersama, ya? Semoga dengan itu kita dapat selalu berbahagia. Bahagiamu, bahagiaku. Damai di alammu, Ca.

Transcript of Blog

Page 1: Blog

Cahaya senja berwarna-warni, sisa gerimis dan titik-titik airnya tak segan menemani.

Saya memeluknya, erat. Tatapnya kosong namun lekat.

Jemariku menemukan miliknya. Bibirku mengecup keningnya. Lembut, lama.

Belum-belum saya sudah dibuatnya jatuh cinta.

Takut kami sama, alasannya yang berbeda.

Saya takut tak akan kembali bahagia, sementara ia takut akan kembali dikecewakan yang ia puja.

Saya mendekapnya, erat. Meyakinkan bahwa perpisahan tak akan berani mendekat.

Ia membisu, mungkin ia berdoa dalam diam agar kita selalu satu.

Setetes air mata menampakkan adanya, jatuh.

Roma senja hinggap pada bayang yang ada.

Tuhan, saya hanya ingin dia.

Tuhan kita berbeda, namun cara kita memuja sama.

Semoga tiap-tiap harap yang ada kemudian akan didengar-Nya dan biarkan menjadi nyata.

Sekarang, mari kita amini saja ingin kita untuk bersama, ya?

Semoga dengan itu kita dapat selalu berbahagia.

Bahagiamu, bahagiaku.

Damai di alammu, Ca.