Blog

196
BLOG-TITLE-HERE Posts (RSS) Comments (RSS) Home Posts RSS Comments RSS Edit ANGGARAN KAS Posted on 7:08 PM - by Harik sarfin In: PENGANGGARAN PERUSAHAAN Pengertian Angaran Kas Menurut M Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan”. Mendefinisikan anggaran sebagai berikut: ”Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun program- program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu”. Menurut Horgen dalam bukunya “Cost Accounting Amanagerial Emphasis”, adalah sebagai berikut: “ Anggaran merupakan ciri utama dari kebanyakan sistem pengendalian manajemen kalau di kelola dengan cermat anggaran akan. (a) Membantu perencanaan, (b) Menyediakan kriteria prestasi, dan (c) Meninggkatkan komunikasi dan koordinasi dalam organisasi ”. Menurut Munandar, (1985 : hal 1), pengertian anggaran yaitu: “Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Menurut Y. Supriyanto, (1985:227), pengertian anggaran yaitu: “Budgeting menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.” Pengertian Kas Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan

description

blog

Transcript of Blog

BLOG-TITLE-HERE Posts(RSS)Comments(RSS) Home Posts RSS Comments RSS EditANGGARAN KASPosted on 7:08 PM- byHarik sarfinIn:PENGANGGARAN PERUSAHAANPengertian Angaran Kas

Menurut M Nafarin dalam bukunya Penganggaran Perusahaan. Mendefinisikan anggaran sebagai berikut:Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun program-program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Horgen dalam bukunya Cost Accounting Amanagerial Emphasis, adalah sebagai berikut: Anggaran merupakan ciri utama dari kebanyakan sistem pengendalian manajemen kalau di kelola dengan cermat anggaran akan. (a) Membantu perencanaan, (b) Menyediakan kriteria prestasi, dan (c) Meninggkatkan komunikasi dan koordinasi dalam organisasi .

Menurut Munandar, (1985 : hal 1), pengertian anggaran yaitu:Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Menurut Y. Supriyanto, (1985:227), pengertian anggaran yaitu:Budgeting menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.

Pengertian Kas Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut:Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet). Pendapat lainnya juga hampir sama di kemukakan oleh: Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150) dalam bukunya Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, yaitu:Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.Dari pendapat-pendapat tersebut dapatlah di tarik kesimpulan bahwa kas adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.

Pengertian Anggaran Kas Menurut Lukman Syamsudin, dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan menyatakan bahwa:Anggaran kas adalah suatu alat yang dapat digunakan manajer keuangan untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana jangka pendek dan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan uang selama periode budget.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa anggaran kas akan memiliki peranan yang penting dalam mengendalikan kas, dimana kegunaannya terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada setiap akhir tahun anggaran yang ditetapkan.

Dalam menjalankan suatu perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, dibutuhkan suatu efektivitas pengendalian kas terhadap setiap perusahaan dalam kegiatan perusahaannya.Menurut M. Munandar (1985:311), Anggaran kas adalah:Anggaran kas adalah budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang semua jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode tertentu dimasa yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun yang berupa pengeluaran kas.

Hecket, Wilson dan Campbell, (1981:402) dalam bukunya Controllership, tugasnya Akuntan Manajemen, menyatakan definisi dari anggaran kas adalah:Anggaran kas adalah merupakan program penjualan dan biaya yang terkoordinasi serta terkorelasikan dengan perubahan-perubahan neraca, penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.

Menurut Any Agus Kana, (2001: 225) dalam buku Anggaran Perusahaan mengemukakan bahwa :Anggaran kas adalah perencanaan posisi kas dalam jangka waktu tertentu yang terdiri dari dua bagian yaitu perencanaan penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar). Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.

Manfaat Angaran Kas Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa anggaran berperan sebagai alat bantu manajemen dalam melakukan perencanaan sumber daya yang akan diperoleh dan digunakan, serta mengendalikan bagaimana sumber tersebut digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.

Anggaran dapat membantu manajemen dalam pengendalian kas, karena anggaran kas memberikan informasi yang berguna tentang pola penerimaan dan pengeluaran kas setiap periode operasi perusahaan,

#Referensi: Adisaputro, G. 2007. Anggaran Perusahaan 2. Edisi ke-1. Yogyakarta : BPFE. Adisaputro, G. dan Marwan, asri. 1979. Anggaran Perusahaan: Prinsip Mekanisme dan Teknik Penyusunannya. Yogyakarta : bagian penerbitan Universitas Gadjah Mada. Adisaputro, G. dan Yunita, A. 2007. Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Ahyari, A. 1989. Anggaran Perusahaan: Pendekatan Kuantitatif. Buku 1. Yogyakarta: BPFE. Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi ke-2. Yogyakarta: BPFE. Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Sasongko, C. dan Parulian, S.R. 2010. Anggaran. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Supriyanto, Y. 1995. Anggaran Perusahaan. Edisi ke-1. Yogyakarta : bagian penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Dengan menyusun anggaran kas perusahaan akan mampu untuk:1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu, yaitu dengan memperbandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar. Sehingga saldo kas pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo kas awal ditambah penerimaan-penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi pengeluaran-pengeluaran kas pada waktu yang sama.2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus. Defisit terjadi bilamana pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar. Sebaliknya surplus akan terjadi bilamana pemasukan melebihi pengeluaran, sehingga jumlah saldo akhir periode mengalami peningkatan. Terhadap kemungkinan defisit inilah perusahaan perlu lebih waspada.3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan berjangka pendek atau berjangka panjang. Dengan terjadinya defisit kas perusahaan perlu mencari dana tambahan dari sumber yang paling menguntungkan. Sebaliknya dengan adanya surplus yang diketahui lama sebelumnya, dapat dipersiapkan pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.4. Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang tersedia juga menunjukkan kemampuan perusahaan membelanjai modal kerjanya. Kemampuan pembelanjaan modal kerja ini pada gilirannya juga merupakan dasar bagi perusahaan untuk menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya meningkatkan volume penjualan.5. Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan. Sesuatu jenis biaya yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme otorisasi pengeluaran kas. Dengan demikian plafon anggaran tidak akan terlampaui dan sekaligus disesuaikan dengan keadaan likuiditas perusahaan6. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya. Dengan demikian varian dalam arus kas masuk maupun kas keluar dapat diketahui yang menjadi penyebabnya.

Dimensi Waktu Perencanaan dan Pengendalian Kas Biasanya, perencanaan dan pengendalian kas meliputi tiga dimensi waktu, yaitu budget kas jangka panjang, budget kas jangka pendek, dan budget kas untuk operasional.1. Budget kas jangka panjang sesuai dengan dimensi waktu dari pengeluaran modal dan rencana laba strategis jangka panjang. Estimasi penerimaan kas (terutama dari penjualan barang atau jasa dan pinjaman) dan estimasi pengeluaran kas (terutama untuk biaya-biaya, pengeluaran modal, dan pembayaran utang) merupakan dasar yang sehat untuk keputusan-keputusan yang menyangkut keuangan, penggunaan kas, dan untuk kredit jangka panjang.2. Budget kas jangka pendek sesuai dengan rencana laba taktis jangka pendek. Budget kas jangka pendek memerlukan rencana atau estimasi aliran kas masuk dan kas keluar yang rinci yang secara langsung berkaitan dengan rencana laba tahunan, misalnya estimasi penerimaan kas dari penjualan dan estimasi pengeluaran kas untuk membayar pembelian mesin-mesin dan peralatan yang baru.3. Budget kas untuk operasional digunakan oleh perusahaan terutama untuk perencanaan dan pengendalian aliran kas masuk dan keluar berdasarkan kegiatan sehari-hari (day-to-day operation). Tujuan utama budget ini adalah untuk pengendalian kas yang dinamis atas posisi kas dalam rangka meminimalkan biaya bunga dan opportunity cost karena kas yang menganggur.

Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas

Menurut M. Nafarin (2009:312) terdapat dua pendekatan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu : (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan. Pendekatan kas masuk dan kas keluar kadang- kadang disebut juga dengan metode langsung. Pendekatan akunting keuangan kadang-kadang disebut juga dengan metode ikhtisar laba rugi atau metode tak langsung. Pendekatan Kas Masuk dan Kas KeluarMetode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya/beban, dan anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka pendek. Disebut pendekatan anggaran kas jangka pendek, karena biasanya anggaran dengan metode ini dibuat paling lama periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode anggaran dibagi dalam tiap triwulan, bulan, minggu, atau hari.

Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam menyusun anggaran kas lebih dahulu ditaksir sumber kas masuk, kemudian ditaksir kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan metode langsung karena metode ini langsung secara rinci mengidentifikasi dari transaksi sumber kas atau arus kas masuk dan belanja kas atau arus kas keluar. Pendekatan Akunting KeuanganTitik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan rekening bukan kas, seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya bayar di muka, depresiasi/ penyusutan/ penghapusan/ amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan pendekatan akunting keuangan, karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan. Oleh karena penyusunan anggaran kas didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca maka disebut metode tak langsung.

Menurut Ellen Christina et al (2001:188) ada dua pendekatan dalam menyusun anggaran kas, yaitu :1. Anggaran Kas Jangka PendekAnggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas jangka pendek sesuai dengan rencana laba taktis jangka pendek dan memerlukan rencana atau estimasi aliran kas masuk dan keluar yang rinci, yang secara langsung berkaitan dengan rencana laba tahunan. Sebagai contoh estimasi penerimaan kas dari penjualan dan estimasi pengeluaran kas untuk pembelian mesin-mesin dan peralatan baru. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar yang secara terus-menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.2. Anggaran Kas Jangka PanjangAnggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. maka jangka waktu anggaran kas jenis ini disesuaikan dengan waktu yang tercakup di dalam corporate plan tersebut. Kegunaannya yang terutama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaranSumber dan Penggunaan Kas

Sumber kas masuk yang utama adalah:1. Hasil penjualan produk secara tunai.2. Hasil menagih piutang dagang.3. Pendapatan lain seperti bunga dari Bank, jasa giro, dividen.4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva yang tidak terpakai.5. Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit dari Bank, penjualan obligasi dan lain-lain hutang jangka pendek6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik.Penggunaan kas keluar yang utama adalah:1. Berbagai pembayaran untuk keperluan operasional perusahaan sehari-hari seperti membeli material/bahan baku, membayar gaji, dan upah tenaga kerja, berbagai biaya yang termasuk sebagai biaya overhead pabrik (kecuali depresiasi/amortisasi yang tidak membutuhkan kas) biaya-biaya penjualan dan biaya administratif.2. Pembayaran pada para kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap.4. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran dividen atau pengembalian modal.5. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, meterai, restitusi, Ipeda dan lain-lain. Saldo kas pada akhir suatu periode (Bulanan/Triwulan/Tahunan) akan sama dengan saldo kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang terjadi pada periode bersangkutan. Bilamana penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat. Sebaliknya bila pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun, bahkan mungkin terjadi defisit kas.

Karena anggaran kas seperti yang diuraikan diatas disusun dengan memperkirakan seluruh penerimaan dan seluruh pengeluaran yang terjadi pada sesuatu periode, maka metode anggaran kas seperti ini disebut Metode Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Cash Receipts and Distribursements Method).

Secara ringkas sumber kas masuk dan penggunaan kas keluar sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Manfaat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas Laporan sumber dan penggunaan kas ini sangat penting, karena dapat dipergunakan sebagai dasar dalam merencanakan kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang.

Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan cash flow ini akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.Selain itu kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Karena kas merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, sehingga semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya maupun penggunaannya.

Anggaran Kas Jangka Pendek

Anggaran kas jangka pendek umumnya disusun dengan cara menulusuri jejak berbagai kegiatan perusahaan yang mengakibatkan terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik keluar. Arus balik dari jejak arus fisik yang masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas keluar. Demikian pula sebaliknya arus balik dari jejak berbagai arus fisik keluar akan mengakibatkan terjadinya arus kas masuk.

Skema berikut ini akan memberikan gambaran yang jelas adanya berbagai keluar dan masuknya arus kas dan arus fisik.Skema Arus Fisik dan Arus Kas

Dalam skema tersebut terlihat adanya empat pihak yang sekaligus menjadi penyalur dana dan penerima dana. Mereka itu adalah:1. Perusahaan yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem itu2. Para rekanan/pemilik faktor produksi; yang bergerak dalam pasaran faktor produksi dan pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem itu3. Konsumen/pembeli produk perusahaan merupakan pihak yang membutuhkan produk perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau dijual kembali4. Pemilik dana/pemerintah adalah sebagai pihak yang mempercayakan modalnya untuk digunakan oleh perusahaan Di antara keempat pihak yang membentuk sistem itu terjadilah arus fisik maupun arus kas yang merupakan arus masuk maupun arus keluar di antara mereka satu sama lain. Arus fisik masuk terjadi pada saat perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang dibutuhkannya, dan sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat perusahaan membayar faktor produksi yang digunakannya dalam proses produksi. Arus fisik keluar terjadi pada saat perusahaan berhasil menjual produknya pada pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk pada saat pembeli membayar harga pokok yang dibelinya. Arus kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi diantara rekanan, perusahaan, dan konsumen membentuk transaksi rutin atau transaksi operasional yang sifatnya kontinu.

Di antara perusahaan, Pemilik Modal dan Pemerintah hanya terjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk terjadi pada saat pemilik dan kreditur menyerahkan modalnya pada perusahaan sebagai penyertaan atau sebagai kredit, sedangkan arus kas keluar terjadi pada saat perusahaan membayar kewajiban dalam bentuk pajak,restitusi, bea meterai dan sebagainya pada Pemerintah. Transaksi ini disebut transaksi keuangan yang sifatnya terputus-putus (internittent).

Dengan memahami berbagai kegiatan yang terjadi diantara empat pihak inilah perusahaan akan mampu memperkirakan baik jumlah maupun waktu terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar, baik yang bersifat operasional maupun yang berupa transaksi keuangan. Hasil perekaman arus kas masuk dan arus kas keluar ini kita sebut anggaran kas.

Contoh Kasus Anggaran Kas Jangka Pendek Berikut ini adalah data yang dimiliki PT LARA yang dikumpulkan untuk melakukan penyusunan anggaran kas tahunan, pada semester 1 Tahun 20XX: Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun 20XX

Sejak beroperasi, perusahaan selain menjual secara tunai, juga menjual secara kredit. Adapun komposisi penjualannya adalah:1. Sebesar 60% dari total penjualan adalah penjualan tunai dan sisanya adalah penjualan kredit. Untuk penjualan tunai manajemen menetapkan akan memberikan potongan harga sebesar 10%.2. Untuk penjualan kredit; manajemen memberlakukan term of payment 5/10, n/60. Dari penjualan kredit diperkirakan sebesar 60% akan memanfaatkan periode potongan, sedangkan sisanya tidak memanfaatkan periode potongan. Dari pembeli yang tidak memanfaatkan potongan, 50%-nya kaan membayar pada bulan transaksi dan sisanya akan membayar pada bulan berikutnya.3. Diperkirakan besarnya piutang tak tertagih (bad debt) adalah 5% dari penjualan kredit. Besarnya Cash Opname awal Tahun 20XX adalah Rp 10.000.000,- Perusahaan melakukan pembelian bahan baku yang merencanakan akan dibayar 30% secara tunai dan 70% dibayar bulan berikutnya. Adapun pembelian yang dilakukan adalah:

Hutang jatuh tempo yang harus dibayarkan adalah januari Rp 2.500.000,- , Maret Rp 1.000.000,- ,dan Juni Rp 3.000.000,-Dari data tersebut, diminta:1. Menyusun skedul pengumpulan piutang untuk triwulan 1 tahun 20XX. Sertakan persiapan perhitungannya.2. Menyusun skedul penerimaan kas untuk triwulan 1 Tahun 20XX.3. Menyusun skedul pengeluaran kas untuk triwulan 1 Tahun 20XX.4. Menyusun skedul kas sementara untuk triwulan 1 Tahun 20XX.Penyelesaian Kasus : Anggaran Kas Tahunan (Jangka Pendek)a) Penjualan Menurut Bentuk Pembayaran & Skedul Penerimaan Kas dari Penjualan TunaiPT LARASkedul Penerimaan Kas dari Penjualan TunaiTriwulan 1 Tahun 20XX

Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai :1. Total penjualan : dari data Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun 20XX2. Penjualan Tunai (60%): Total Penjualan x 0,6 (penjualan tunai 60%). Misal, pada bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.6= Rp 9.000.000).3. Potongan Penjualan Tunai (10%): Hasil dari penjualan Tunai x 0.1 (Pot. Penj. Tunai ). Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 x 0.1= Rp 900.000).4. Penjualan Tunai Neto: Hasil dari penjualan tunai hasil dari pot.penjualan tunai.Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 Rp 9.00.000= Rp 8.100.000).5. Penjualan Kredit (40%): Total penjualan x 0.4 (penjualan kredit 40%). Misal, pada bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.4 = Rp 6.000.000).6. Bad Debt (5%): Hasil dari penjualan kredit x 0.05 (bad debt 5%). Misal, pada bulan Januari (Rp 6.000.000 x 0.05= Rp 300.000).7. Piutang Neto: Hasil dari penjualan kredit bad debt. Misal, pada bulan Januari (Rp 6.000.000 Rp 300.000= Rp 5.700.000) .

b) Skedul Pengumpulan Piutang / Penerimaan Kas dari Penjualan KreditPT LARAPenerimaan Kas dari Penjualan KreditTriwulan 1 Tahun 20XX

Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit:1. Piutang Neto didapat dari data pada Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai2. Piutang yang mendapat hak discount (60%): Piutang Neto x 0,6 (hak discount). Misal, Pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,6= Rp3.420.000).3. Discount 5%: Piutang yang mendapat hak discount x 0.05 (discount). Misal, pada bulan Januari (Rp 3.420.000 x 0.05 = Rp 171.000).4. Piutang tidak mendapat discount (40%): Piutang neto x 0.4 (piutang tidak mendapat discount). Misal, pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,4= Rp 2.280.000).5. Piutang yang tidak mendapat discount dilunasi: Hasil dari piutang tidak mendapat discount x 0,5 (pelunasan 50%).Misal, pada bulan Januari (Rp 2.280.000 x 0.5= Rp 1.140.000).6. Total Pengumpulan Piutang: Piutang neto + piutang tidak mendapat discount. Misal, pada bulan Januari (Rp 3.249.000 + Rp 1.140.000= Rp 4.389.000).c) Anggaran Penerimaan KasPT LARAAnggaran Penerimaan KasTriwulan 1 Tahun 20XX

Keterangan Anggaran Penerimaan Kas:1. Penjualan Tunai Neto (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai)2. Piutang (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit)d) Anggaran Pengeluaran KasPT LARAAnggaran Pengeluaran KasTriwulan 1 Tahun 20XX

Keterangan Anggaran Pengeluaran Kas:1. Pembelian bahan baku tunai: Data pembelian bahan baku x 0,3 (dari perencanaan pembelian bahan baku 30% secara tunai). Misal, pada bulan Januari (Rp 5.000.000 x 0,3 = Rp 1.500.000)2. Pembelian bahan baku kredit: Data pembelian bahan baku x 0,7 (dari perencanaan pembelian bahan baku 70% secara kredit dibayar bulan berikutnya). Misal, pada bulan Februari (Rp 5.000.000 x 0,7 = Rp 3.500.000)3. Pembayaran hutang: Data didapat dari soal bahwa Januari sebesar Rp 2.500.000 , Maret Rp 1.000.000 , dan Juni Rp 3.000.000.e) Anggaran KasPT LARAAnggaran KasTriwulan 1 Tahun 20XX

Keterangan Anggaran Kas :1. Kas tersedia: Saldo kas awal + penerimaan kas. Misal, pada bulan Januari (Rp 10.000.000 + Rp 12.489.000 =Rp22.489.000)2. Saldo kas akhir: Kas tersedia pengeluaran kas. Misal, pada bulan Januari (Rp 22.489.000 Rp 4.000.000 = Rp 18.489.000)

Anggaran Kas Jangka Panjang

Bila anggaran kas tahunan disusun dengan cara menelusuri jejak arus fisik masuk dan arus fisik keluar, maka anggaran kas jangka panjang disusun dengan cara membandingkan neraca yang disusun antara dua periode anggaran dan perhitungan rugi laba perusahaan yang terjadi selama periode antara kedua neraca tersebut.

Untuk anggaran kas jangka panjang ini sesuai dengan dimensi waktu dari pengeluaran modal dan rencana laba strategik jangka panjang. Estimasi penerimaan kas (terutama dari penjualan barang atau jasa dan pinjaman), sedangkan estimasi pengeluaran kas adalah terutama untuk biaya-biaya, pengeluaran modal dan pembayaran hutang,yang merupakan dasar yang tepat untuk keputusan-keputusan yang berkaitan dengan keuangan.

Secara hipotesis neraca suatu perusahaan adalah sabagai berikut;Neraca

Suatu konsep neraca yang paling awal yang menyatakan bahwa neraca selalu seimbang jumlah kekayaan perusahaan sama dengan jumlah modal yang dimiliki ditambah hutang-hutangnya

Misalkan Selama satu tahun usaha terjadi transaksi sebagai berikut ini:1. Perusahaan memperoleh laba dan memakai sebagian dari laba ini2. Perusahaan memperoleh hutang lancar baru3. Perusahaan menambah hutang jangka panjang4. Perusahaan menambah setoran modalnya5. Perusahaan mengurangi sebagian dari aktiva lancar non kas (seperti piutang dan persediaan)6. Perusahaan menjual sebagian dari aktiva tetapnya Dengan transaksi-transaksi diatas maka akibat yang terrjadi adalah:1. Meningkatnya jumlah modal dan hutang-hutang perusahaan2. Menurunnya jumlah aktiva non kas dan aktiva tetap yang dimiliki3. Meningkatnya seluruh kekayaan perusahaan yang tercermin dalam meningkatnya jumlah uang kas Pendekatan seperti diatas berdasarkan suatu anggapan bahwa seluruh transaksi yang terjadi adalah transaksi kas. Berbagai transaksi yang menyebabkan meningkatnya/menurunya jumlah kas yang dipolakan sebagai berikut:

Contoh Kasus Anggaran Kas Jangka PanjangMARI manufacturer merencanakan menambah kapasitas produksinya pada tahun 1988. Manajemen menyusun perencanaan kas jangka lima tahun (2016-2020).Data yang sudah berhasil dikumpulkan sebagai berikut : Penjualan pada 2016 sebesar Rp 800 juta ; diharapkan akan meningkat terus sebesar Rp 40 juta setahun sampai 2020. Perkiraan Biaya Variabel sebesar 40% dari penjualan; sedang Biaya Fixed untuk 2016 sebesar Rp 380 juta dan akan meningkat dengan 10% pada 2019. Depresiasi dan Amortisasi merupakan 30% dari Rp 300 juta fixed cost. Saldo Kas Riil pada awal 2016 sebesar Rp 70 juta. Modal kerja non kas pada waktu tersebut sebesar 150 juta. Modal kerja non kas ini akan meningkat pada proporsi yang sama dengan meningkatnya penjualan. Pajak pendapatan sebesar 30% Sumber kas lainnya:1. Penjualan aktiva tak terpakai: 2016/5 juta ; 2017/5 juta; 2018/50 juta; 2019/5 juta dan 2020/5 juta2. Menjual saham portofolio: 2018/100 juta3. Utang Bank jangka panjang: 2017/200 juta. Kebutuhan Kas:1. Saldo sinking fund pada awal 2016 sebesar 150 juta dan akan ditambah dengan 50 juta lagi pada 2016.2. Pembayaran kembali hutang obligasi sebesar 600 juta dari sinking fund pada 2017.3. Pengeluaran modal: 2016/40 juta; 2017/50 juta; 2018/350.000 (beli mesinnya): 2019/100 juta; dan 2020/150 juta.4. Pembayaran deviden: 2016/2017 masing-masing sebesar 20 juta setahun; 2018/2019 dan 2020 sebesar 25 juta setahun.5. Pengeluaran lainnya: 2016/5,0 juta; 2017/10 juta; 2018/5,0 juta; 2019/5,0 juta dan 2020/5,0 juta.

Dengan data tersebut diminta untuk:1. Menyusun perkiraan rugi/laba 5 tahun yang akan datang.2. Menyusun anggaran kas jangka panjang.

Penyelesaian : Menyusun perkiraan rugi/laba 5 tahun yang akan datang.MARI ManufacturerPerkiraan Rugi Laba Tahunan2016-2020 (jutaan)

Keterangan Perkiraan Rugi Laba Tahunan:1. Penjualan : Sebesar Rp 800 juta didapat dari data soal, dan pada tahun berikutnya meningkat Rp 40 juta setahun sampai 2020.2. Biaya Variabel (40%) : Penjualan x 0,4 (biaya variabel). Misal pada tahun 2016 (Rp 800 x 0,4 = Rp 320.000).3. Fixed : dari data soal.4. Keseluruhan : Penjumlahan Variabel dan Fixed.5. Laba Sebelum Pajak : Penjualan Keseluruhan. Misal, tahun 2016 (Rp 800 Rp 700 = Rp 100).6. Pajak Pendapatan 30% : Laba sebelum pajak x 0,3 (pada setiap tahunnya).7. Laba sesudah Pajak : Laba sebelum pajak - pajak pendapatan 30% (pada setiap tahunnya)

Menyusun anggaran kas jangka panjangMARI ManufacturerPerkiraan Kebutuhan Modal Kerja Non Kas2016-2020 (jutaan)

Keterangan Perkiraan Kebutuhan Modal Kerja Non Kas:1. Saldo Kas Awal dari data soal.2. Meningkatnya penjualan 2016 ke 2017 = = 5%. Berpengaruh pada Modal Kerja non Kas pada setiap tahunnya dengan dikalikan 105%.3. Keseluruhan Modal Kerja : Saldo kas awal + Modal kerja non kas (pada setiap tahunnya).4. Kenaikan Modal Kerja Non Kas : Pengurangan hasil modal kerja non kas dari tahun ke tahun berikutnya.

MARI ManufacturerAnggaran Kas Tahunan2016-2020

Keterangan Anggaran Kas Tahunan :1. Saldo Kas Awal tahun : Untuk tahun 2016 didapat dari data soal, Sedangkan untuk tahun berikutnya didapat dari saldo kas akhir tahun.2. Keuntungan untuk Pajak : Dari data laba sesudah pajak (pada perkiraan rugi laba tahunan).3. Depresiasi dan Amortisasi : 30% dari Rp 300 juta fixed cost.4. Penjualan aktiva tak terpakai, penjualan saham dan utang bank jangka panjang , sudah tertera pada soal.5. Kas tersedia : Dari penjumlahan saldo kas awal tahun, keuntungan untuk pajak, depresiasi dan amortisasi, penjualan aktiva tak terpakai, penjualan saham, dan utang bank jangka panjang.6. Pengeluaran- pengeluaran : sudah tertera pada data yang terkumpul.7. Saldo kas akhir tahun : Kas tersedia penjumlahan (pengeluaran-pengeluaran), pada setiap tahunnya.

REFERENSI:www.hendrabudget.web.id

You can follow any responses to this entry through theRSS 2.0feed. You canleave a response, or trackback from your own site.2 Response to "ANGGARAN KAS"1. tulisanpunberceritaaa**

February 25, 2013 at 6:20 AMkita juga punya nih jurnal mengenai kas , silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/986/1/21207491.pdf semoga bermanfaat yaa :)2. silviana ling

January 13, 2014 at 12:58 AMitu dpt darimana saldo kas awal dari bulan feb - maret ya?Post a CommentNewer PostOlder PostHomeSubscribe to:Post Comments (Atom)Labels MANAJEMEN PEMASARAN(5) MANAJEMEN STRATEGI(2) PENGANGGARAN PERUSAHAAN(13)Popular Posts ANGGARAN KASPengertian Angaran Kas Menurut M Nafarin dalam bukunya Penganggaran Perusahaan. Mendefinisikan anggaran sebagai berikut: Ang... Penganggaran : Definisi, Fungsi, Manfaat dan Tipe, AnggaranPengertian Anggaran : Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit planning and control may be bro... JENIS-JENIS ANGGARANA. Anggaran Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi (pemasaran... Cara Menentukan Titik Break Even (BE) Terdapat tiga carapendekatan yang dapat dipakai dalam menghitung tingkat Break even Perusahaan untuk suatu periode. Tiga pendeka... Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP) Perencanaan biaya yang baik harusnya dipusatkan pada hubungan antara tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari peng... Gambaran Umum Penganggaran PerusahaanPerencanaan dan Penganggaran Perusahaan Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan penganggaran merupakan salah... Konsep dan Manfaat Analisis Break EvenKonsep dan Manfaat Analisis Break Even Break even adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan hanya cukup untuk menu... Pengertian dan Asumsi Break Even (BE) Dalam dunia bisnis, Informasi merupakan alat yang penting bagi manajemen untuk membantu menggerakkan dan mengembangkan kegiatan ... PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PENDAPATAN: PENJUALAN DAN JASAPerencanaan Penjualan Proses perencanaan penjualan adalah bagian penting dari PPL karena (a) menyediakan dasar bagi keputusan mana... JENIS-JENIS ANGGARANANGGARAN BIAYA VARIABEL Pengertian : Suatu perencanaan mengenai skedul biaya yang menunjukkan ba...About Me

Harik sarfinView my complete profilePENGANGGARAN PERUSAHAANBlog Archive 2014(11) 2012(9) 12/16 - 12/23(8) ANGGARAN KAS Cara Menentukan Titik Break Even (BE) Kelemahan Analisis Break Even (BE) Konsep dan Manfaat Analisis Break Even Pengertian dan Asumsi Break Even (BE) Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP) Penganggaran : Definisi, Fungsi, Manfaat dan Tipe,... JENIS-JENIS ANGGARAN 12/09 - 12/16(1)Powered byBlogger.Blog Archive 2014(11) 2012(9) 12/16 - 12/23(8) ANGGARAN KAS Cara Menentukan Titik Break Even (BE) Kelemahan Analisis Break Even (BE) Konsep dan Manfaat Analisis Break Even Pengertian dan Asumsi Break Even (BE) Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP) Penganggaran : Definisi, Fungsi, Manfaat dan Tipe,... JENIS-JENIS ANGGARAN 12/09 - 12/16(1)Top of FormSearch

Bottom of FormSponsored PENGANGGARAN PERUSAHAANWordpress Themedesigned by DTWebsite Templates| Bloggerized byFalconHive

ABOUT CERITA LUCU DATA PERSONIL BANDGYFTER EKONOMI MAKRO GYFTER IMPIAN BAND GYFTER KATA-KATA BIJAK KEWIRAUSAHAAN LOGO BAND GYFTER MANAJEMEN KAS DAN SURATBERHARGA MANAJEMEN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN MANAJEMEN RANTAI PEMASOK (SUPPLY CHAINMANAGEMENT) MANAJEMEN RESIKO PENGANTAR AKUNTANSI PENGANTAR BISNIS PENGANTAR MANAGEMEN PEREKONOMIAN INDONESIA SATU LAGI LAGU ANDALAN GYFTER MASIH KAUINGAT SEJARAH BAND GYFTER SOSIOLOGI DAN POLITIK STRATEGI PEMASARAN T-SHIRT BAND GYFTER TENTANG BAND GYFTER TIPS TIPS JITU DARI AIS GYFTER ( CINTA, KESEHATAN DANLINGKUNGAN)

aisgyfterdotcomJUST ANOTHER WORDPRESS.COM SITE

PENGANGGARAN PERUSAHAAANPUBLISHEDAPRIL 27, 2012BYAISDETECTIFCINTABAB 1ANGGARAN VARIABEL Pada bab-bab terdahulu ( pada buku I) pembahasan lebih dititikberatkan pada perencanaan-perencanaan anggaran dalam kaitannya dengan perkiraan keuntungan yang akan diperoleh. Hal ini memang penting untuk kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Apabila perencanaan tidak diperhatikan, atau dengan kata lain, pengeluaran-pengeluaran tidak terencana, dapatlah dipastikan bahwa perusahaan akan menjumpai banyak kesulitan dikelak kemudian hari. Tetapi perencanaan tanpa pengawasan yang baik tidak akan banyak mendatangkan manfaat. Konsep anggaran variabel merupakan sebuah pendekatan yang lazim dipakai dalam perencanaan dan pengawasan biaya, karena di sini ditunjukkan dengan tegas beban biaya yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan. Dengankata lain anggaran biaya variabel dapat digunakan untuk pedoman perencanaan dan pengawasan biaya pada berbagai tingkat kegiatan.Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama adalah untuk menunjukkan bagaimana dan sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output.Pembicaraan tentang anggaran variabel harus diikuti oleh adanya pengertian yang utuh tentang sifat-sifat biaya. Meskipun secara singkat telah diuraikan pada bab terdahulu penjelasan tentang sifat-sifat dari ketiga jenis biaya (tetap, variabel, dan semi variabel) akan diperluas pada bab ini.Sebelum itu perlu digarisbawahi beberapa hal yang penting dalam rangka penyusunan budget, variabel, yakni :1. Jenis biaya dihubungkan dengan tingkat output maupun tingkat kegiatam perusahaan.2. Pemilihan satuan dasar kegiatan (activity base) yang tepat, yang menunjukkan tingkat output atau kegiatan secara jelas.3. Metoda dalam menganalisa masing-masing elemen biaya, untuk menetapkan dengan betul berupa unsur tetap dan berapa unsur variabelnya.4. Penggunaan dan penerapan konsep anggaran variabel.Biaya Tetap:Telah dijelaskan bahwa biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya-biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah mengikuti perubahan tingkat kegiatan maupun output. Dalam konsep anggaran variabel biaya ini bersifat konstan dalam suatu relevant range tertentu. Pada pokoknya dalam dunia praktis dikenal dua macam biaya tetap. Pertama, biaya-biaya tetap yang tidak ditetapkan oleh keputusan-keputusan manajemen, seperti biaya-biaya penyusutan aktiva tetap, pajak, asuransi. Dalam ketiga contoh tersebut, besarnya biaya tetap tidaklah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Penyusutan misalnya: lebih banyak dipengaruhi oleh jenis aktiva tetap yang dipakai (merk, umur ekonomis, nilai sisa, dan lain-lain karakteristik) dan metoda penyusutan yang dipergunakan.Dalam hal ini perlu pula dibahas beberapa ciri yang berhubungan dengan penegertian biaya tetap . Ciri-ciri biaya tetap antara lain:1. Controllability: Pada umunya semua biaya yang tergolong dalam kategori biaya tetap dapat dikontrol oleh manajemen perusahaan. Artinya secara umum manajemen perusahaan dapat mengendalikan (sebagian besar) biaya tetap. Meskipun biaya penyusutan pada umumnya dalam jangka pendek tidak dapat dikendalikan (non controllable), tetapi untuk jangka panjang ia merupakan biaya yang dapat dikendalikan (controllable). Sedangkan biaya tetap yang lain (misalnya gaji) betul-betul merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan seperti apa yang telah diuraikan terdahulu.2. Hubungannya dengan tingkat kegiatan perusahaan : tentu saja, biaya tetap timbul akibat adanya kapasitas tertentu dalam perusahaan. Selama suatu perusahaan memiliki kapasitas tersebut, ia tidak dapat menghindari adanya unsur biaya tetap. Tetapi, dalam batas tertentu biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat penggunaan kapasitas tersebut. Hal ini akan lebih jelas dengan melihat beberapa contoh. Biaya penyusutan misalnya, akan tetap membebani perusahaan tanpa memandang berapa bagian dari kapasitas yang (tidak) digunakan. Begitu pula halnya dengan gaji karyawan, asuransi, dan sebagainya, selama masih berada dalam relevant range tertentu.3. Relevant Range: Melengkapi \keterangan di atas, perlu ditegaskan adanya Relevant range tertentu sebagai batas sampai sejauh mana biaya-biaya betul-betul bersifat tetap. Hanya sedikit biaya yang betul-betul bersifat konstan dalam berbagai tingkat kapasitas, dari nol sampai kapasitas penuh. Pada umunya, biaya-biaya tersebut akan bersifat tetap pada suatu relevant range tertentu dan akan berubah di luar range tersebut. Karena itu, memperhitungkan dan menetapkan relevant range, sebagai batas berlakunya anggaran variabel, merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting.4. Dasar Pengukuran: Biaya tetap pada umumnya diperhitungkan berdasarkan satuan waktu, umpamanya bulan atau tahun. Kedua satuan tersebut lebih lazim digunakan. Gaji karyawan misalnya, ditentukan dengan dasar bulanan.5. Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata: Artinya biaya-biaya yang tergolong dalam kategori ini secara total tidak berubah pada setiap periode waktu tetapi akan bersifat variabel apabila dilihat dari segi biaya rata-rata persatuan output.Biaya variabel:Seperti halnya pada biaya tetap terdahulu, biaya variabel mempunyai beberapa faktor yang perlu untuk diperhatikan di antaranya:1. Controllability.2. Hubungannya dengan tingkat kegiatan perusahaan.3. Relevant Range.4. Dasar Pengukuran.5. Berubah dalam total dan konstan dalam rata-rata.Biaya Semi VariabelSesuai dengan namanya biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini berubah-ubah juga. Tetapi perubahan tersebut tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan atau output perusahaan atau bagian yang bersangkutan. Hal ini dapat diartikan bahwa biaya semi variabel mengandung unsur-unsur biaya yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel.Pemilihan satuan dasar kegiatan dan Relevant RangeDalam hal ini perlu dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap pada dasarnya dtentukan berdasarkan satuan waktu, bulan atau tahun. Hal ini relatif lebih mudah dilakukan, kerana semata-mata berdasarkan pada pertimbangan manajemen dalam jangka pendek mendatang. Sebaliknya beberapa masalah akan timbul dalam pemilihan satuan dasar kegiatan dalam perkiraan biaya variabel.Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan dipergunakan pada satuan bagian, sebaliknya dipertimbangkan beberapa faktor berikut ini:1. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi ukuran kegiatan (secara keseluruhan) bagian yang bersangkutan.2. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-perubahan tingkat output yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan tingkat biaya.3. Satuan dasar kegiatan yang dipilih sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat output sebagai faktor variabel.4. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat diaplikasikan dengan mudah dalam proses penganggaran.5. Satuan dasar kegiatan yang dipilih tidak mendatangkan biaya tambahan dalam penghitungan dan penggunaannya.Metoda-metoda dalam perhitungan variabilitas biayaPerhitungan variabilitas biaya (secara total) akan menghasilkan dua kelompok biaya, yakni kelompok biaya tetap per satuan waktu dan kelompok biaya variabel per satuan dasar kegiatan. Biaya-biaya yang bersifat murni variabel tentu saja sama sekali tidak memiliki unsur biaya tetap per satuan waktu (nol). Sebaliknya biaya-biaya tetap tidak mengandung unsur biaya-biaya yang betul-betul tetap tidak mengandung unsur biaya variabel per satuan dasar kegiatan. Apabila biaya-biaya yang murni bersifat variabel maupun yang bersifat tetap telah ditunjukkan, maka biaya-biaya lain dapat diperlakukan sebagai biaya semi variabel. Setiap biaya yang bersifat semi variabel harus dianalisa untuk ditentukan komponen-komponen tetap dan variabelnya. Pembahasan ini didasarkan pada anggapan bahwa semua biaya semi variabel dapat dipisahkan unsur-unsur biayanya secara realistis.Pada buku I telah ditegaskan bahwa bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung betul-betul merupakan biaya variabel. Keduanya berubah-ubah sebanding dengan perubahan tingkat output. Sebaliknya gaji karyawan betul-betul merupakan biaya tetap. Sehingga, langkah lanjut yang diperlukan adalah menganalisa biaya-biaya untuk upah tenaga kerja tak langsung yang ternyata bersifat semi variabel. Dalam hali ini salah satu di antara ketiga metoda berikut ini dapat dipergunakan. Metoda-metoda tersebut adalah sebagai berikut:1. Metoda berdasarkan perkiraan langsung.2. Metoda titik-titik tertinggi dan terendah.3. Metoda korelasi.Sebelum membahas satu demi satu ketiga metoda di atas perlu diingat beberapa hal sebagai berikut:1. Ketiga metoda di atas dipakai untuk tujuan yang sama, yakni memisahkan unsur biaya tetap dan biaya variabel suatu biaya.2. Data tentang biaya di masa lampau dipakai sebgai landasan perkiraan biaya untuk masa mendatang.3. Dipakai anggapan bahwa satuan dasar kegiatan telah dipilih dan diterapkan sebelumnya.4. Faktor Judgment merupakan suatu faktor yang mempengaruhi aplikasi setiap metoda.5. Tidak satu metoda pun yang dapat dipakai untuk semua keadaan atau bagian. Artinya semua metoda mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga dalam suatu keadaan mungkin diperlukan penggunaan ketiga metode secara serentak.Metode berdasarkan Perkiraan LangsungMetoda ini pada dasarnya hanya dapat dipakai pada keadaan tertentu saja di mana perhitungan unsur-unsur biaya secara kuantitatip tidak dapat dilakukan karena sesuatu sebab. Dalam dunia praktis, memang hali ini sering dijupai dan bahkan lebih sering dipakai oleh para perencana baiaya yang telah berpengalaman dan ingin menghindari perhitungan-perhitungan yang matematis. Meskipun demikian tidak dapat dikatakan bahwa metoda ini dapat digunakan begitu saja tanpa memperhatikan data yang berhubungan. Karena itu metoda ini dapat dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama, berdasarkan perkiraan pihak yang terlibat langsung dan bertanggung jawab di dalam proses produksi, dan kedua dengan berdasarkan pada analisa data hustoris dsn kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen.Secara umum dapat disebutkan beberapa keadaan di mana perkiraan langsung ini layak digunakan, yakni :1) Suatu bagian baru saja didirikan, sehingga data historis biaya di bagian tersebut tidak tersedia atau tidak memadai.2) Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yang cukup besar pada perusahaan umpamanya pengaturan kembali peralatan-peralatan pabrik.3) Mulai dipakainya mesin baru, sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru. Kemungkinan pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis tidak cocok lagi untuk estimasi biaya di masa mendatang.4) Terjadi perubahan pada metoda produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah pula.5) Terjadi perubahan-perubahan kebijaksanaan manajemen yang mungkin dapat mempengaruhi pola biaya.Metoda titik-titik tertinggi dan terendahMetoda yang kedua ini cenderung lebih bersifat kuantitatip daripada metoda pertama. Yang berdasarkan pada perhitungan tingkat biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu. Asumsi garis lurus dipergunakan dalam perhitungan ini. Komponen biaya tetap dan variabel dihitung dengan melakukan interpolasi kedua tingkat biaya (pada kedua tingkat kegiatan) dengan dasar asumsi tersebut.Cara ini tampak sederhana dengan melihat anggapan hubungan garis lurus tingkat biaya pada kedua tingkat kegiatan, yang sekaligus merupakan kelemahan cara ini, karena pada kenyataan tidak semua biaya dapat memenuhi anggapan tersebut. Kelemahan yang lain adalah, bahwa cara ini semata-mata berdasarkan pada estimasi biaya di masa mendatang, bukan pada data biaya yang telah lalu. Karenanya dibutuhkan ketajaman dari pengalaman si pembuat anggaran agar estimasi yang dibuatnya cukup realistis.Secara keseluruhan, metoda titik tertinggi dan terendah ini dilakukan dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut:1. Pemilihan satuan dasar kegiatan yang tepat.2. Penentuan relevant range sebagai titik tertinggi dan terendah.3. Perkiraan biaya pada titik tertinggi dan terendah4. Meng-interpolasikan kedua tingkat biaya pada kedua tingkat kegiatan, dengan cara seperti yang tampak pada contoh diatas.Metoda KorelasiMenilik namanya, metode ini menggunakan salah satu alat analisa statistik. Sebagai kebalikan dari metode titik tertinggi dan titik terendah, metode korelasi lebih menitikberatkan data historis. Metoda ini dipakai dengan melihat hubungan antara biaya dan tingkat kegiatan (output) di masa lampau. Dengan melihat bagaimana niaya berubah-ubah mengikuti naik turunnya tingkat kegiatan, dapatlah diperkirakan pola hubungan anta keduanya di masa mendatang. Masalah akan timbul apabila terjadi perubahan-perubahan metoda produksi, kebijaksanaan manajemen, dan lain-lain. Cara ini akan lebih berhasil apabila didasarkan pada data bulanan, sehingga estimasi bulanan dapat diperoleh. Hal ini ditekankan karena dalam hal ini perusahaan dihadapkan pada estimasi jangka pendek (1 tahun). Seperti cara terdahulu, cara ini terbatas pada anggapan hubungan garis lurus (linear) antara tingkat biaya dan kegiatan, meskipun pada kenyataannya hunbungan yang non linear tidak jarang dijumpai.BENTUK-BENTUK ANGGARAN VARIABELSecara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama penyusunan anggaran variabel adalah untuk pengawasan biaya-biaya pada bagian tertentu di dalam perusahaan. Untuk keperluan tersebut anggaran variabel dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan yang dikehendaki, yakni bentuk fomula, tabel dan grafik.Bentuk Formula:Budget variabel yang disusun dalam bentu ini memberikan gambaran yang jelas unsur tetap (biaya tetap per bulan) dan unsur variabel (biaya variabel per output) yang dikandung oleh setiap pos biaya.Bentuk Tabel:Pada anggaran variabel yang ditampilkan dalam bentuk ini dapat dilihat berapa besarnya biaya (total) pada masing-masing pos, pada berbagai tingkat output.Bentuk GrafikAnggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk ini dipakai sebgai pelengkap kedua bentuk sebelumnya. Secara jelas dapat digambarkan hubungan antara output dengan biaya yang terjadi pada berbagai tingkat output.MANFAAT PENYUSUNAN ANGGARAN VARIABELSecara umum, seperti halnya anggaran-anggaran yang telah dibicarakan pada bab-bab sebelumnya, manfaat penyusunan anggaran variabel adalah untuk memudahkan pengawasan terhadap biaya-biaya yang terjadi (terutama di bagian produksi yang merupakan tempat terjadinya beraneka ragam biaya). Manfaat umum tersebut tentunya dapat diperinci menjadi beberapa butir yang lebih tajam, yakni:1. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi di semua bagian yang ada pada perusahaan.2. Untuk memudahkan manajer menegtahui tingkat biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan pada suatu tingkat kegiatan tertentu.3. Sebagai alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan performance report.Telah dikatakan semula bhawa anggaran variabel dapat disusun di semua bagian pada perusahaan bagian produksi, penjualan, administrasi, dan lain-lain meskipun ia lebih banyak dipakai di bagian-bagian yang berperanan dalam prosesproduksi.Halini berkenaan dengan beberapa persyaratan umum untuk dapat diterapkannya anggaran variabel seperti:1. Kegiatan bagian yang bersangkutan lebih banyak bersifat pengulangan (repetitive). Artinya, untuk jangka waktu yang relatif panjang kegiatan bagaian tersebut tidak berubah ditinjau dari jenis output yang dihasilkan. Pada umumnya bagian produksi tidak merubah jenis barang yang dihasilkan, mesin-mesin yang digunakan, maupun metoda produksi yang dipakai setiap tahun.2. Terdapat bermacam-macam biaya yang bersifat heterogen. Pada bagian produksi yang sederhana sekalipun, paling tidak terdapat biaya-biaya untuk bahan mentah langsung dan tidak langsung, tenaga keja langsung dan tak langsung, gaji mandor dan karyawan yang bekerja di bagian tersebut, biaya bahan-bahan pembantu, listrik, air, dan lain sebagainya. Masing-masing jenis biaya semakin bervariasi dengan semakin sibuknya bagian ini.3. Tingkat kegiatan maupun output dapat diukur secara realistis dengan menggunakan satuan-satuan tertentu. Dalam hal ini bagian produksi dapat dengan diukur tingkat kegiatannya, baik dengan satuan output, jam mesin langsung maupun jam buruh langsung.Penyusunan anggaran variabelini dilakukan pada tahap awal perencanaan. Karena anggaran variabel tidak dikaitkan dengan tingkat output atau tingkat kegiatan tertentu, maka ia dapat dipakai dalam mempersiapkan penyusunan anggaran-anggaran biaya yang merupakan dasar perkiraan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Untuk lebih memperjelas, dapat diambil sebuah contoh sebagai berikut (seperti pada awal bab).BAB 2MANFAAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari penggunaan sistem itu di dalam pelaksanaannya. Semakin banyak dan rumit manfaat yang dituju, semakin banyak persyaratan yang dituntut di dalam persiapan dan penyusunannya. Demikian pula sebaliknya.Persyaratan yang dimaksud meliputi:1) Jenis dan mutu data yang dapat disediakan.2) Sistem akuntansi keangan dan akutansi biaya yang digunakan (ekstra atau intra komtabel).3) Sikap manajemen di dalam menanggapi adanya pengubahan biaya dan harga-harga.4) Tingkat kewenangan yang diberikan pimpinan pada bawahannya (sentralisasi atau desentralisasi wewenang) untuk mengubah anggaran.Oleh karena itu manajemen perlu menentukan terlebih dahulu pilihan sasaran dan manfaat apa yang ingin diperolehnya dari penggunaan anggaran sebagai alat manajemen.1. 1.TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN ANGGARANPerkembangan anggaran dipandang dari segi manfaat yang ingin diperoleh pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga tahapan. Ketiga tahapan beserta ciri-cirinya dapat diperiksa dari tabel berikut ini.MANFAAT DAN CIRI-CIRI ANGGARANManfaat yang inginDiperolehCiri AkuntansiCiri-ciri Anggaran

1. Anggaran sebagaialat penaksir1. Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat pengatur otorisasipengeluaran dana/kas1. Anggaran sebagaiPengukur efisiensiEkstra komtabel1. Ekstra Komtabel1. Intra KomtabelIntra komtabel3.1 AnggaranBersifat statis (anggaran fixed).3.2 Tidak ada rekening selisih biaya.3.3 Analisa penyimpangan biaya dilakukan diluar sistem akuntansi.2.a.1 Anggaran bersifat statis(fixed).2.a.2 Diberi peluang kemungkinan pengalihan pos biaya.2.a.3 Perlu alat monitor untuk mengetahui pengeluaran dana yang sudah terjadi.2.a.4 Analisis penyimpanan biaya dilakukan di luar sistem akuntansi.2.b.1 Anggaran bersifat dinamis (flexible/continous).2.b.2 Biaya perlu berkorelasi dengan penghasilan penjualan atau tingkat produksi.2.b.3 Adanya rekening selisih biaya sebagai dasar analisa variance.2.b.4 Perlu adanya monitoring pengeluaran dana/kas.3.1 Anggaran bersifat dinamis.3.2 Perhitungan anggaran atas dasar angka standar.3.3 Biaya berkorelasi dengan penghasilan penjualan/produksi.3.4 Adanya rekening selisih biaya sebagai dasar analisa variance.3.5 Perlunya monitoring pengeluaran kas/dana.3.6 Dapat dilakukan analisa variance secara valid.

Anggaran sebagai alat penaksir: dari segi manfaat yang dapat diperoleh ini merupakan perkembangan yang paling awal dari anggaran sebagai alat perencanaan. Aspek anggaran sebagai alat pengendali sedikit sekali dapat diperoleh dari tahap ini. Sekali anggaran disusun dan disyahkan pada awal tahun umumnya tidak lagi dilakukan pengubahan-pengubahan. Bilamana terjadi pengubahan dalam kondisi, maka realisasi seakan-akan berjalan terpisah dari anggarannya. Dengan demikian anggaran disusun hanya sebagai formalitas.Anggaran dengan manfaat yang minimal itu ternyata cukup banyak dijumpai dalam praktek karena alasan-alasam berikut ini:1) Keadaan data yang minimal dan kurang akurat menyebabkan sulitnya dilakukan proyeksi secara tepat.2) Tingginya kadar ketidakpastian yang dihadapi perusahaan.Dengan demikian anggaran hanya berfungsi sebagai alat penentu arah. (Alat perencanaan).Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat pengatur otoritasi: Tahapan ini sudah setingkat lebih maju. Bilamana sistem akuntansi biaya yang dipakai bersifat ekstra komtabel, maka anggarannya bersifat statis. Akuntansi keuangan mencatat apa yang sebenarnya terjadi dan melaporkannya. Frekuensi pelaporan realisasi tidak perlu terlalu sering dilakukan. Bahkan pelaporan yang lengkap sekali dalam setahun pun dapat dianggap cukup. Meskipun monitoring terhadap pengeluaran anggaran harus dilakukan terus menerus yang gunanya untuk mengetahui sampai seberapa jauh dana, yang disediakan telah digunakan. Dengan demikian fungsi anggaran sebagai alat pengendali dirasakan lebih menonjol dibandingkan dengan aspek perencanaanya. Anggaran sebagai plafon biaya lebih dikaitkan dengan jumlah biaya keseluruhannya dan bukan pada masing-masing jenis biaya, oleh karena itu dimungkinan adanya pengalihan pos-pos biaya selama plafon biaya keseluruhannya belum terlampaui. Tahapan ini terutama dipakai mengingat:1) Data cukup tersedia sehingga memungkinkan dilakukannya estimasi dengan cukup akurat.2) Manajemen tidak menghendaki diubahnya anggaran yang telah disyahkan.Pada tahapan berikutnya anggaran boleh diubah, asal pengubahan itu punya dasar alasan tertentu yang dapat diterima. Harus ada cara tertentu yang diterima yang menjelaskan bagaimana biaya/anggaran dapat diubah dalam hubungannya dengan pengubahan tingkat penjualan atau tingkat produksi. Pengubahan tingkat biaya terutama terjadi pada jenis biaya yang bersifat variabel. Otorita dari pejabat yang mempunyai wewenang untuk menyetujui adanya pengubahan diatur secara tersendiri.Anggaran sebagai alatpenilai efisiensi: Tahapan ini merupakan tingkat perkembangan yang paling akhir. Baik fungsi perencanaan maupun fungsi pengendalian keduanya sama menonjolnya. Dari segi perencanaan angka standar berfungsi sebagai multiplier yang akurat.Karena itu anggaran dengan mudah dapat disesuaikan dengan tingkat kegiatan yang sebenarnya tanpa perlu khawatir bahwa pengubahannya akan bersifat berlebihan ataupun terlalu minim. Dari segi pengendalian jumlah anggaran yang didasarkan atas angka standar yang benar juga berfungsi sebagai alat penilai efisiensi, karena angka standar yang dipakai memang efektif dan feasible. Sehingga realisasi biaya yang melebii atau kurang dari jumlah uang dianggarkan dianggap merupakan pemborosan/penghematan yang sebenarnya. Dengan demikian selisih biaya (analisa variance) benar-benar dapat dinilai sebagai penyimpangan dari yang seharusnya.Anggaran pada tahap perkembangan yang terakhir ini membutuhkan persyaratan yang paling lengkap, antara lain:1) Sudah tersedianya perhitungan standar untuk semua jenis biaya yang bersifat variabel.2) Perlunya frekuensi pelaporan rigi/laba yang lebih sering, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui akibatnya terhadap keuntungan, dan dicegah terulangnya kembali bila tidak diinginkan.2. PEMILIHAN MANFAAT ANGGARAN YANG COCOK BAGI SUATU PERUSAHAANDengan adanya tiga tingkat perkembangan manfaat anggaran yang berbeda, perlu dilakukan pemilihan manfaat anggaran yang mana yang cocok bagi suatu perusahaan. Pemilihan manfaat yang cocok ini harus mempertimbangkan ciri-ciri industri dan persaingan yang dihadapi perusahaan serta pengaruh ciri-ciri tersebut terhadap sifat anggarannya. Ciri-ciri yang dimaksud antara lain:1) Sifat persaingan yang dihadapi. Persaingan yang hebat menuntut sifat anggaran yang lebih luwes (fleksibel) dibanding dengan perusahaan yang menghadapi persaingan yang tidak terlalu ketat.2) Sifat penjualan produk perusahaan. Perusahaan yang menjual sebagian besar hasil produksinya untuk pemesan-pemesan tertentu akan mempunyai peluang untuk mengubah anggarannya yang berbeda dengan perusahaan yang berproduksi untuk pasar semata-mata. Bagi perusahaan yang sangat tergantung pada pemesan akan menentukan rencana penjualannya pada jenis pesanan yang diterima, sehingga pada akhir sesuatu tahun perusahaan perlu memperoleh kepastian tentang jenis produk yang dipesan untuk taun anggaran berikutnya. Sedangkan bagi perusahaan yang berproduksi untuk pasar akan dapat melakukan analisa tentang barang yang banyak diminta pasar dari data penjualan yang lalu.3) Sifat proses produksinya, untuk perusahaan yang berproduksi selama 24jam sehari terus menerus selama tahun, seperti pada perusahaan tekstil perusahaan semen, perusahaan botol, perusahaan kaca dan sebagainya, akan sangat sulit untuk mengubah rencana produksinya dalam jangka waktu pendek. Sehingga rencana penjualan yang digunakan sebgai dasar penyusunan rencana produksi betul-betul harus disusun secara cermat dengan pengubahan yang sekecil mungkin. Sebaliknya untuk perusahaan yang proses produksinya bersifat intermittent, akan lebih mudah untuk menyesuaikan kegiatan produksinya dengan adanya pengubahan pada rencana penjualannya.4) Tingkat pemanfaatan kapasitas yang ada. Perusahaan yang sudah menggunakan kapasitas produksi yang dimilikinya secara penuh mempunyai tingkat peluang yang berbeda untuk mengunah anggarannya dibanding perusahaan yang belum berproduksi secara penuh.Ciri-ciri industri serta persaingan di atas akan sangat berpengaruh terhadap:1) Pemilihan segmen pasar dan jenis pembeli yang menjadi sasaran pemasaran hasil produksi.2) Kebijaksanaan tentang mutu produk, harga serta pelayanan pada pembeli.3) Pilihan kebijaksanaan product-mix.4) Pemeliharaan kondisi mesin sehingga selalu siap berproduksi sepanjang tahun.5) Program-program penelitian dan pengembangan yang diperlukan untuk memelihara kemampuan bersaing.Kondisi-kondisi serta batasan-batasan di atas pada gilirannya akan berpengaruh terhadap anggaran sebagai suatu sistem, khsusunya yang bersangkutan dengan isi atau materi anggaran mekanisme cara penyusunannya, penyediaan dana yang diperlukan, serta fleksibilitas yang dimiliki oleh anggaran ini sebagai alat manajemen.Beberapa contoh yang dipetik dari beberapa pengalaman beberapaperusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:3. ILUSTRASI CARA PEMILIHAN MANFAAT ANGGARANContoh 1: Perusahaan Tegel Diamond (produsen tegel berbagai jenis)Dibawa ini akan diberikan ilustrasi bagaimana perusahaan dengan berbagai kondisi yang dihadapinya akhirnya memilih manfaat anggaran yang dianggapnya tepat.Faktor relevan yang perlu dipertimbangkan adalah:1) Perusahaan ini menghasilkan beberapa jenis tegel dengan warna abu-abu, tegel berwarna dan tegel teraso, dengan ukuran 20 x 20 cm; 30 x 30 cm dan 40 x 40 cm.2) Produksinya 50% atas dasar pesanan dan 50% untuk pasar (dalam bentuk persediaan siap dijual).3) Memiliki data pemakaian standar untuk bahan baku dan bahan penolong bagi masing-masing jenis tegel yang dibuat.4) Harga jual tertentu untuk setiap jenis produk dengan kemungkinan pemberian potongan karena perbedaan jumlah pembelian ataupun cara pembayaran.5) Tingkat penjualan terpengaruh oleh musim (panas-penghujan) dari termin anggaran proyek-proyek Pemerintah.6) Jumlah modal kerja yang terbatas.7) Persaingan cukup kuat, terutama karena perbedaan mutu produksi dan kecepatan pelayanan.8) Sistem akuntansi masih sangat sederhana, mencatat data apa adanya.Pilihan manfaat anggaran: anggaran sebagai plafon biaya dan alat pengatur otorisasi dengan prosedur anggaran fleksibel/continous.Anggaran ini disusun dengan mekanisme sebagai berikut:1) Ditentukan sasaran penjualan untuk setahun Neraca garis besar saja.2) Anggaran tahunan diperinci dalam anggaran bulanan.3) Dipilih prosedur anggaran kontiunes yang direvisi setiap bulan untuk disesuaikan dengan pesanan yang masuk dan minat pembeli yang dimonitor dari waktu ke waktu.4) Anggaran penjualan yang disusun oleh bagian penjualan diserahkan kepada bagian produksi untuk biaya-biayanya.5) Ditentukan plafon biaya untuk setiap bulan sesuai dengan rencana produksinya.Contoh 2 : Perusahaan Bumper Mega Steel, (produsen bumper mobil)Faktor relevan yang perlu dipertimbangkan:1) Penjualan 100% berdasarkan pesanan yang datang dari beberapa perusahaan karoseri langganannya. Setiap bulan disusun rencana penjualan berdasarkan pesanan yang masuk.2) Penjualan dilakukan secara kredit dengan jangka waktu satu bulan.3) Bahan baku lempengan besi dibeli dari luar kota, sehingga pembelian harus dilakukan secara cermat agar kelancaran proses produksi tidak terganggu.Pembelian bahan secara kredit untk jangka tiga bulan.4) Mengingat jumlah mesin (mesin press dan mesin roil) masing-masing hanya sebuah, maka bagian maintenance harus selalu menjaga agar mesin dalam kondisi baik dan siap dipergunakan.5) Salah satu faktor penentu untuk hasil produksi adalah untuk verchcome yang belum mampu dikerjakan sendiri. Oleh karena itu pemilihan perusahaan verchome yang diserahi tugas ini harus dilakukan secara cermat dan diawasi dari waktu ke waktu.6) Sistem akuntansinya bersifat ekstra konstabel, sudah menggunakan kode rekening dan sudah ada pengelompokan biaya.7) Besarnya persediaan komponen-komponen bumper ditentukan untuk jangka kebutuhan satu bulan.8) Penentuan harga jual didasarkan atas metode cost-plus.Manfaat anggaran yang dipilih : anggaran sebagai plafon biaya yang sifatnya fixed dan alat pengukur otorisasi uang keluar.Dengan ciri-ciri anggaran sebagai berikut:1) Bagian pemasaran memberikan informasi tentang order penjualan yang masuk setiap bulan kepada bagian produksi.2) Bagian produksi menyusun anggaran secara fisik.3) Anggaran secara fisik diserahkan pada bagian akuntansi dan keuangan untuk dihitung biaya-biayanya dan keuangan yang dapat diharapkan.4) Anggaran ini kemudian diserahkan pada pimpinan untuk disyahkan.Contoh 3: Perusahaan kopi bubuk Loji Rejo (produsenkopi bubuk).Faktor relevan yang perlu dipertimbangkan:1) Pembelian biji kopi berasal dari luar daerah yang hanya tersedia pada saat-saat panen kopi. Karena itu persediaan kopi biji harus memadai agar proses produksi tidak terganggu.2) Harga jual ditentukan atas dasar metode cost-plus, dalam hal ini perusahaan lebih mengutamakan ongkos hasil produksinya, dan tidak terlalu tergantung pada harga jual produk pesaing.3) Cara penjualan dilakukan sebagian tunai, sebagian lagi kredit, tergantung pada besar kecilnya pembelian serta langganan bukan langganan. Harga penjualan sama untuk setiap agen untuk menjaga terjadinya perang harga antaragen. Berproduksi untuk pasar.4) Saluran distribusi yang digunakan:Untuk luar kota: Produsen-agen-pengecer-konsumen.Untuk dalam kota : produsen-pengecer-konsumen.5) Strategi pemasaran menekankan pada mutu kopi yang baik, harga wajar, pelayanan yang cepat.6) Melakukan promosi penjualan secara teratur,lewat iklan bioskop dan surat kabar, kalender, stiker, spanduk, pemberian macam-macam hadiah.7) Untuk menjamin kontinyuitas produksi serta mutu produksi perusahaan menjaga persediaan biji kopi dalam jumlah yang memadai.8) Perusahaan menjual kopi dengan berbagai merek untuk membedakan mutu masing-masing. Setiap merek mempunyai komposisi kopi yang berbeda sesuai mutu yang telah ditentukansebelumnya.Manfaat anggaran yang dipilih : anggaran hanya sebagai alat penaksir besarnya penghasilan, biaya dan keuntungan.Anggaran yang disusun mempunyai ciri:1) Anggaran tahunan yang diperinci ke dalam kegiatan triwulanan dan bulanan untuk triwulan yang berjalan.2) Anggaran ini merupakan anggaran fixed, yang tidak akan diuba selama setaun.3) Penyimpangan-penyimpangan hanya akan dianalisa pada akhir tahun dengan membandingkan antara data akuntansi dengan data anggaran.Contoh 4 : Perusahaan Botol Gelas Indonesia (produsen botol dari gelas untuk berbagai perusahaan.Faktor relevan yang dihadapi perusahaan:1) Menghasilkan botol berbagai ukuran, warna botol dan bentuk botol, kususnya untuk industri makanan dan minuman (seperti minuman ringan, bier, kecap, dan sirup), industri farmasi, industri kosmetika dan industri festisida. Dengan demikian pembeli botol ini adalah pembeli industri.2) Sifat penjualan dan produksinya hampir seluruhnya dari kontrak pembelian/ pesanan jangka panjang dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati sebelumnya.3) Menghadapi persaingan yang bersifat oligopolistie, yaitu adanya beberapa perusahaan botol gelas besar yang dominan, di samping beberapa pengusaha lain yang relatif kecil. Perusahaan-perusahaan besar saling mengamati kebijaksanaan yang diambil perusahaan pesaingnya secara ketat. Hal itu mengakibatkan tidak mudahnya mengubah kebijaksanaan tertentu tanpa menimbulkan reaksi yang sepadan dari perusahaan yang menjadi pesaingnya.4) Rencana produksi yang didominir oleh pemesan-pemesan botol dalam jumlah besar dengan persyaratan teknis yang ketat, di samping adanya pembeli-pembeli kecil dengan persyaratan yang lemak. Hal itu berakibat perlunya menjaga mutu hasil produksi secara terus menerus untuk dapat memelihara hubunngan baik dengan segmen pasar yang dominan.5) Kegiatan produksi yang dijalankan setahun penuh 24 jam sehari. Hal itu menghendaki perencanaan produksi secara cermat tanpa pengubahan-pengubahan secara mendadak.6) Kapasitas produksi dan kemampuan pembelanjaan yang terbatas dan diharapkan dan permintaan pasar yang terus berkembang, di samping semakin meningkatnya kapasitas produksi yang dimiliki pesaing, hal itu menuntut perusahaan untuk dapat memanfaatkan kapasitas produksinya yang ada sebaik mungkin.7) Telah dimilikinya beberapa angka standar dalam penentuan harga pokok produksi masing-masing jenis botol, dan angka standar ini masih akan dikembangkan lebih lanjut.8) Telah dilaksanakannya sistem akuntansi keuangan secara mapan dan baik, meskipun masih bersifat ekstra komtabel. Sudah dimulai proses komputerisasi untuk menyusun laporan rugi/laba dan neraca secara bulanan.9) Telah melaksanakan sistem anggaran sebagai anggaran sebagai alat pengatur otorisasi dan plafon biaya selama beberapa tahun.10) Perusahaan sedang dalam proses untuk:1. Menyempurnakan sistem akuntansi keuangan yang betul-betul mencerminkan responsibility accounting (akuntansi pertanggungjawab) yang bersifat intra komtabel.2. Sedang menyusun sistem akuntansi biaya, sehingga mampu menghitung harga pokok produksi masing-masing jenis botol secara tepat.3. Sedang menyusun pedoman cara penganggaran yang lebih baik dan disesuaikan dengan struktur organisasinya yang baru saja dirombak.\4. Lebih menyempurnakan lagi perhitungan biaya standar untuk berbagai ilmu biaya.Manfaat anggaran yang dipilih : Anggaran sebagai alat penilaian efisiensi.Dengan ciri-ciri anggaran sebagai berikut :1) Anggaran disusun untuk jangka satu tahun, dibagi dalam triwulanan dan bulanan untuk triwulan berjalan.2) Dimungkinkan untuk mengubah anggaran bilamana perhitungan standar memang diubah.3) Dilakukan koordinasi yang sangat erat, bilamana perlu dilakukan kontrak harian, antara departemen pemasaran dengan departemen produksi untuk memungkinkan pemanfaatan kapasitas yang ada semaksimal mungkin sesuai dengan tuntutan para pemesan botol dengan kerugian-kerugian teknis sekecil mungkin.4) Dilakukannya evaluasi pelaksanaan anggaran secara bulanan dengan cara membandingkannya dengan laporan akuntansi yang juga disusun secara bulanan.Dengan berbagai ilustrasi di atas, dapat kita amati bahwa:1) Anggaran tidak selalu mengambil jangka waktu tahunan, hal itu tergantung pada derajat ketidakpastian yang dihadapi perusahaan.2) Manfaat yang maksimal yang dapat diperoleh dari anggaran sebagai alat manajemen ternyata membutukan persyaratan yang berat yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh setiap perusahaan. Perusahaan dengan jumlah dan mutu informasi yang kurang memadai harus cukup puas dengan anggaran sebagai alat penaksir saja.3) Pemilihan prosedur anggaran fixed ataupun continues ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh ketetpatan informasi yang dapat diperoleh, tetapi juga oleh cara- cara penjualan yang dipergunakan.Dengan berbagai contoh tentang pemilihan manfaat permasalahann menjadi jelas bagi kita bahwa sebelum perusahaan mulai menyusun dan menggunakan sistem anggaran sebagai alat manajemen untuk kepentingan perencanaan dan pengawasan, maka perusahaan harus melakukan pemikiran secara sungguh-sungguh berdasarkan fakta yang ada manfaat anggaran yang mana yang paling cocok untuk dipilih dan dipakai sebagai dasar tindakan selanjutnya.BAB 3ANGGARAN PIUTANG1. I.PengantarPiutang adalah salah satu bentuk investasi. Dia tidak berbeda dengan investasi lain seperti investasi yang berujud dana Kas dan Bank. Persediaan berbagai macam ( bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi ) dan sebagainya. Sebagai salah satu bentuk investasi maka piutang dagang :(a) Menyerap sejumlah dana modal kerja.(b) Mempunyai usia tertentu sesuai dengan waktu keterikatannya.(c) Mempengaruhi tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan.(d) Perlu dimonitor tingkat efisiensi pengelolaannya dari waktu ke waktu.Sebagai salah satu bentuk kekayaan piutang dagang masuk sebagai salah satu unsur aktiva lancar. Dengan demikian piutang dianggap memiliki waktu perputaran yang cepat yang kurang dari satu tahun. Meskipun piutang dagang adalah aktiva lancar, namun sekali dibuat keputusan oleh pimpinan untuk melaksanakan penjualan dengan kredit, maka kebutuhan dana untuk membelanjai piutang akan berlaku terus-menerus, sehingga sumber pembelanjaan dana piutang paling tidak sebagian harus berjangka panjang.Piutang dagang sebagai investasi akan memberikan manfaat tertentu bagi perusahaan, di samping menimbulkan berbagai beban biaya. Sehingga masalah yang harus dipecahkan adalah apakah nilai manfaat yang diperoleh melebihi beban biaya yang ditimbulkannya.2. Manfaat yang diperoleh :Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan melakukan penjualan kredit antara lain :1) Merupakan upaya untuk meningkatkan omset penjualan. Pembeli yang tidak memiliki likuiditas tinggi mungkin sekali akan terdorong untuk melakukan pembelian, ataupun pembelian biasa yang jumlahnya kecil akan terdorong untuk membeli lebih banyak dengan ditawarkannya kredit pada mereka. Dengan demikian kebijakan kredit dapat meningkatkan daya saing perusahaan itu. Apalagi bilamana pesaing telah melakukan hal itu terlebih dahulu, maka tiada jalan lain bagi perusahaan untuk tidak melaksanakan hal serupa bilamana kita tidak ingin kehilangan langganan.2) Dengan meningkatnya volume penjualan maka keuntungan pun diharapkan akan meningkat. Dengan demikian kredit akan mempunyai akibat yang positif dari segi penilaian investasi secara keseluruhan.3) Dengan adanya hubungan hutang piutang maka hubungan dagang antara perusahaan dengan para pembelinya menjadi lebih erat, sehingga kredit menjamin kontinyuitas hubungan.4) Pada jenis usaha tertentu, seperti produsen rumah murah dan perdagangan kendaraan bermotor, di mana hubungan kredit berjangka lama maka kredit menciptakan keuntungan tambahan bagi penjual. Keuntungan yang diperoleh bukan saja dari hasil menjual lebih banyak, melainkan juga dari selisih bunga modal yang diperhitungkan terhadap pembeli dengan bunga modal pinjaman yang sebenarnya harus dibayarkan pada Bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang. Praktek yang berlaku dalam usaha perdagangan kendaraan bermotor: Dealer memperhitungkan bunga 2% sebulan terhadap pembeli kendaraan, sedangkan Bank sebagai supplier dana sebenarnya hanya memperhitungkan 1% sebulan bagi kreditnya pada Dealer kendaraan. Dengan demikian Dealer memperoleh laba bunga netto sebesar 1% dari kredit yang diberikannya pada pembeli kendaraan bermotor.Meskipun kredit mempunyai akibat positif bagi pengusaha, tetapi juga bukannya tanpa beban ataupun resiko yang harus ditanggung.3. Berbagai beban yang timbul sebagai akibat pemberian kreditBerbagai jenis beban dan biaya yang timbul karena perusahaan menjual dengan kredit antara lain berupa :1) Beban biaya modal. Piutang sebgai salah satu bentuk investasi akan menyerap sebgaian dari modal perusahaan yang tersedia. Bila perusahaan menggunakan modal sendiri seluruhnya, maka dengan adanya piutang modal yang tersedia untuk investasi bentuk lain (persediaan, aktiva tetap dan sebagainya) akan berkurang. Dengan demikian biaya modal besarnya sama dengan biaya modal sendiri. Bilamana modal sendiri tidak mencukupi sehingga perusahaan terpaksa menggunakan pinjaman Bank, maka akan timbul beban biaya yang eksplisit yaitu dalam bentuk bunga modal pinjaman. Oleh karena itu piutang sebagai investasi, dibelanjai dengan modal sendiri atau modal dari luar, selalu menambah beban tetap berujud biaya modal. Dengan adanya piutang dagang kebutuhan modal kerja akan meningkat.2) Selain beban biaya modal maka piutang juga menimbulkan jenis biaya lain yaitu biaya administrasi piutang. Biaya administrasi piutang terdiri dari :1. Biaya organisasi atau unit kerja yang diserahi tugas mengelola piutang, yaitu gaji dan jaminan sosial lain bagi petugas penagihan dan pengadministrasian piutang. Agar piutang dibukukan secara tertib dan ditagih pada waktunya maka perlu dibentuk seksi atau urusan khusus yang mengurusi hal itu.2. Biaya penagihan piutang. Piutang agar dibayar pada waktunya, perlu dilakukan usaha khusus untuk menagihnya. Mungkin berupa biaya telpon, surat menyurat, telgram, ataupun Biaya Perjalanan bagi se penagih piutang.3) Piutang mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih, karena debitur lari ataupun bangkrut. Dapat saja timbul piutang macet atau tak tertagih sama sekali, sehingga mengakibatkan adanya piutang tak tertagih (Bad debts) sehingga perlu dibentuk cadangan piutang ragu-ragu yang dibentuk lewat penyisihansebagian dari keuntungan penjualan.Pembentukan cadangan inilah merupakan salah satu bentuk biaya piutang.4. Kebijaksanaan PiutangKarena piutang dapat memberikan tambahan keuntungan tetapi juga dapat mengakibatkan timbulnya kerugian, maka perlu dibuat suatu kebijaksanaan yang jelas yang mengatur tentang masalah itu.Berbagai langkah yang perlu dipersiapkan antara lain meliputi :1) Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus ditugaskan mengurusi piutang. Tugas pokok dari unit kerja ini meliputi :1. Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit.2. Menseleksi para calon debitur.3. Membukukan transaksi kredit yang terjadi.4. Melakukan penagihan piutang.5. Membukukan mutasi kredit/piutang.6. Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut usianya masing-masing.7. Membuat analisa dan evaluasi piutang sebgai salah satu bentuk investasi.8. Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang.9. Membuat laporan tentang pengelolaan piutang bagi para pengambil kebijakan tentang piutang.2) Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang.Kebijakan ini meliputi :1. Penentuan Plafon kredit untuk berbagai jenis atau tingkatan debitur/langganan.2. Penentuan jangka waktu kredit.3. Pedoman melakukan seleksi calon debitur (berdasarkan 5C atau 3R4. Penentan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang ragu-ragu.5. Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk mengadministrasikan piutang.3) Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang.Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi pengelolaan piutang adalah:1. Tingkat perputaran piutang, yang rumusnya adalah :Penjualan Kredit Netto (setahun) Piutang rata-rata (awal dan akhir tahun)1. Persentase piutang tak tertagih yang sebenarnya. Tingkat persentase ini perlu dibandingkan dengan rata-rata piutang tak tertagih untuk industri ataupun usaha lain yang sejenis. Selama tingkat persentase ini relatif sebanding, maka efisiensi pengelolaan piutang oleh perusahaan masih dapat dianggap dalam batas kewajaran. Bilamana persentase ini melebihi industri atau usaha lain sejenis, mak perlu dilakukan penganalisaan khusus untuk mengetahui sebab-sebabnya secara jelas.1. Usia piutang rata-rata. Dari daftar piutang yang ada dapat dikelompokkan berapa % dari piutang masih berada dalam batas waktu piutang yang seharusnya, berapa % satu bulan terlambat/dua buan terlambat/ tiga bulan terlambat dan sebagainya. Dengan cara ini kita akan dapat memperkirakan berapa dari piutang outstanding sebenarnya masih memiliki nilai ekonomis sebagai kekayaan dan berapa yang seharusnya perlu diragukan atau bahkan perlu dihapuskan. Dari pengelompokkan ini kemudian dapat dipisahkan kelompok debitur yang masih bonafid, kelompok yang perlu memperoleh perhatian secara lebih seksama, kelompok yang memerlukan penanganan secara khusus, dan kelompok yang seharusnya dihapuskan dari daftar debitur.Dengan cara seperti ini perusahaan akan memperoleh gambaran secara seksama tentang nilai ekonomis yang nyata dari piutang-piutangnya.1. Biaya pengelolaan setiap Rp 1,- juta piutang. Seperti telah diuraikan di muka, piutang sebagai salah satu bnetuk investasi menimbulkan biaya yang berupa:1) Biaya modal.2) Biaya administrasi piutang.3) Biaya yang berupa piutang tak tertagih.Berbagai biaya piutang ini ada yang bersifat fixed seperti gaji personil penagih piutang, ada yang bersifat variabel seperti biaya perjalanan/penagihan piutang. Keseluruhan biaya inilah yang kita namakan biaya pengelolaan piutang. Jumlah biaya ini berubah dari waktu ke waktu, antara lain karena :1) Perbedaan jumlah nasabah yang harus dilayani.2) Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola.3) Perbedaan fungsi piutang atau penjualan dengan kredit dari waktu ke waktu berhubung dengan adanya perbedaan kondisi persaingan dan situasi ekonomi secara umum.4) Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan.Oleh karena adanya perbedaan jumlah biaya dari waktu ke waktu, maka dapat dilakukan analisa trend tentang biaya pengelolaan piutang per Rp 1,- juta piutang yang diberikan. Dengan demikian akan diperoleh gambaran tentang semakin efisien atau kurang efisiennya pengelolaan piutang.5. Ilustrasi Kasus Keputusan tentang PiutangKasus hipotesis sebagai berikut : perusahaan dagang berikut selama ini melaksanakan transaksi tunai seluruhnya. Pada saat terakhir perusahaan merasa terancam karena perusahaan pesaingnya menawarkan fasilitas kredit pada para langganan mereka. Sehingga para langganan yang biasa membayar tunai mulai menanyakan kemungkinan pembelian kredit seperti yang dilakukan perusahaan pesaing.Data keuangan setahun terakhir menunjukkan angka-angka seperti berikut:Struktur Kekayaan Struktur ModalAktiva lancar Rp 16.000.000,- Modal Asing Rp 6.000.000,-Aktiva TetapRp 4.000.000,- Modal SendiriRp 14.000.000,-Rp 20.000.000,- Rp 20.000.000,-Modal asing berupa pinjaman jangka panjang dengan harga bunga 20% setahun.Laporan Rugi Laba Usaha, setahunPenjualan tunai Rp 50.000.000,-Harga Pokok Penjualan (80%) =Rp 40.000.000,-Laba Kotor = Rp 10.000.000,-Biaya usaha: Biaya Penjualan = Rp 2.500.000,- Biaya Umum & Administrasi =Rp 2.500.000,-Rp 5.000.000,-Laba Usaha (No. 1/EBIT) = Rp 5.000.000,-Bunga 20% x Rp 6.000.000,- =Rp 1.200.000,-Laba sebelum pajak (EBT) = Rp 3.800.000,-Pajak 15% =Rp 570.000,-Laba setelah pajak (EAT) =Rp 3.230.000,-Catatan : Biaya Penjualan 50%fixed.Biaya Umum & Administrasi 100% fixed.Keputusan yang sedang dipertimbangkan perusahaan :1) Perusahaan akan menawarkan penjualan kredit dengan jangka 2 minggu atau 15 hari kerja kepada semua pembelinya. Akibat yang diperkirakan adalah:1. Penjualan keseluruhan akan meningkat 20% yang akan diikuti dengankenaikan harga pokok penjualan yang seimbang.1. Kebutuhan dana modal kerja akan meningkat sesuai jangka waktu kredit yang diberikan. Tambaan dana ini akan dibelanjai dengan kredit Bank pada tingkat bunga yang sama seperti sebelumnya.2. Akan ada biaya administrasi kredit sebesar Rp 500.000,- seluruhnya fixed.3. Jumlah Bad Debts diperkirakan sebesar 1% dari penjualan kredit keseluruhan.2) Bilamana hal diatas harus diperoleh dengan kredit 30 hari kerja.3) Seandainya seperti pada (a) harus dicapai pada tingkat Bad Debts 2%.Apakah keputusan pemberian piutang ini harus diterima?Semula Alternatif 1 Alternatif2 Alternatif 3Penjualan (ribuan) 50.000 60.000 60.000 60.000Harga Pokok Penjualan (80%)40.00048.00048.00048.000Laba Kotor 10.000 12.000 12.000 12.000Niaya Usaha: Biaya Penjualan 2.500 2.750 2.750 2.750 Biaya Adm. Piutang 500 500 500 Biaya Umum &Adm. 2.500 2.500 2.500 2.500 Bad Debts 600 600 1.200 5.000 6.350 6.350 6.350Laba Usaha (EBIT) 5.000 5.650 5.650 5.050Bunga 1.2001.800 1) 2.400 2) 1800LabaSub.pajak 3.800 3.850 3.250 3.250Pajak 15% 570 577,5 487,5 487,5Laba Bruto 3.2303.272,5 2.762,5 2.762,5Rent.Ekonomis = 25% 24,5% 21,7% 21,9%Rent. MS = 23% 23,3% 19,7% 18,7%Tambahan pinjaman/modal yang dibutuhkan :Alternatif 1 = (60.000.000 : 300 Hk) x 15 Hk = 3.000.000Bunga = 20% x (6.000.000 + 3.000.000 = 1.800.000Alternatif 2 =(60.000.000 : 300 Hk) x 30Hk = 6.000.000Bunga = 20% x (6.000.000 +6.000.000 = 2.400.000Dengan memperbandingkan akibat yang terjadi atas ketiga alternatif keputusan di atas dapat kita simpulkan bahwa:a) Keputusan yang benar hanyalah Alternatif 1, yaitu dengan memberikan kredit selama 2 minggu dan terjadi peningkatan penjualan keseluruhan sebanyak 20% . Sehingga meskipun rentabilitas ekonomis menurun dengan 0,5% ( dari 25% menjadi 24,5%) namun rentabilitas modal sendiri meningkat dengan 0,3% (dari 23% menjadi 23,3%). Hal itu terjadi karena pada satu pihak jumlah modal sendiri yang digunakan tidak berubah (yakni Rp 14 juta), sedang di lain pihak keuntungan sesudah pajak meningkat dengan Rp 42.500,- (dari Rp 3.230.000,- menjadi Rp 3,272.500,-).b) Alternatif keputusan yang lain harus ditolak atau dihindari, karena keduanya akan menurunkan baik jumlah laba bersih absolut dengan Rp 467.500,- ( dari Rp 3.230.000,- menjadi Rp 2.762.500,-), rentabilitas ekonomis dengan 3,3% untuk alternatif 2 dan 3,1 % untuk alternatif 3, dan rentabilitas modal sendiri dengan 3,3%.Perhitungan di atas dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan marginal, yaitu pendekatan yang memperhitungkan berbagai tambahan yang terjadi sebagai akibat berbagai alternatif keputusan itu sebgai berikut :Analisa Marginal (tambahan): Alt.1 Alt.2 Alt.3Tambahan penjualan 10.000 10.000 10.000Tambahan Harga Pokok Penjualan 8.000 8.000 8.000Tambahan Laba Kotor = 2.000 2.000 2.000Tambahan Biaya:(a) Administrasi Penjualan 250 250 250(b) Administrasi Kredit 500 500 500(c) Bad Debts 600 600 6001.350 1.350 1.350Tambahan EBIT 650 650 50Tambahan bunga 600 1.200 600Tambahan EBT 50 550 550Tambahan pajak 7,5 82,5 82,5Tambahan EAT + 42,5 467,5 467,5Kesimpulan yang kita peroleh akan sama seperti pendekatan total yang kita lakukan sebelumnya, yaitu :(a) Alternatif yang paling baik untuk dipilih adalah alternatif 1 yang menghasilkan tambahan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 42.500,-(b) Alternatif 2 dan 3 harus dihindari karena keduanya mengakibatkan berkurangnya bersih setelah pajak dengan Rp 467.500,-6. Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Arus KhasPenjualan tunai berakibat arus kas masuk terjadi bersamaan dengan terjadinya transaksi penjualan. Tidak demikian halnya dengan penjualan kredit.Arus kas masuk dari penjualan kredit akan sangat tergantung kepada :1) Jangka waktu kredit itu diberikan. Semakin panjang jangka kredit, semakin panjang jarak antara terjadinya transaksi penjualan dengan penerimaan uang kas dari penjualan itu.2) Kerajinan dari petugas penagih piutang, dalam arti semakin aktif petugas melakukan tugasnya menagih piutang pada waktunya semakin tepat arus kas masuk ke dalam kas perusahaan.3) Mutu ataupun bonafiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang perusahaan dengan kredit. Semakin tepat perusahaan memilih calon-calon debiturnya, semakin bonafid para debitur tersebut, semakin kecil kemungkinan mereka menunda pembayaran atas hutang-hutang dagang mereka.4) Situasi usaha pada umumnya. Dalam arti bila keadaan situasi usaha yang normal likuiditas perusahaan dapa umumnya baik, maka kemungkinan penundaan pembayaran adalah kecil. Sebaliknya bilamana pasaran lesu, sulit memperoleh uang tunai, maka kemungkinan terjadinya penundaan menjadi semakin besar.Oleh karena pertimbangan yang bermacam-macam tadi, perusahaan perlu membuat perkiraan tentang pola pembayaran piutang oleh para debitur perusahaan. Perkiraan ini kita namakan Anggaran Piutang.Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menyusun Anggaran Piutang antara lain :1) Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu.2) Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih.3) Dapat diperkirakannya arus kas masuk yang berasal dari penjualan dengan kredit.Contoh pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas masuk.Rencana penjualan atas dasar perkiraan akhir bulan untuk masa 6 bulan pertama 1986 dari Perusahaan Makanan Ternak Subur adalah sebagai berikut :(a) Rencana Penjualan:Bulan PenjualanJanuari Rp 2.000.000,-Februari Rp 2.250.000,-Maret Rp 2.500.000,-April Rp 2.750.000,-Mei Rp 3.000.000,-Juni Rp 3.250.000,-(b) 20% dari padanya adalah penjualan tunai, dan sisanya penjualan kredit dengan waktu 1 bulan. Untuk penjualan tunai diberikan potongan 5%. Pola penerimaan piutang menurut pengalaman yang lalu para debitur membayar 75% tepat pada waktunya, dan sisanya dibayar pada bulan berikutnya.(c) Penjualan bulan November dan Desember 1985 masing-masing sebesar Rp 1.500.000,-dan Rp 2.000.000,-(d) Jumlah Bad Debts diperkirakan sebesar 0,5% dibulatkab puluhan rupiahPertanyaan :(a) Buatlah skedul penagihan piutang.(b) Buatlah skedul penerimaan arus kas masuk.Penjualan menurut bentuk pembayaran:Bulan Penjualan tunai (20%) Penjualan kredit(80%)Januari Rp 400.000,- Rp 1.600.000,-Pebruari Rp 450,000,- Rp 1.800.000,-Maret Rp 500.000,- Rp 2.000.000,-April Rp 550.000,- Rp 2.200.000,-Mei Rp 600.000,- Rp 2.400.000,-Juni Rp 650.000,- Rp 2.600.000,-Skedul Penerimaan Kas dari Penjualan TunaiBulan Penjualan Kotor Potongan Kas DiterimaJanuari Rp 400.000,- Rp 20.000,- Rp 380.000,-Pebruari Rp 450,000,- Rp 22.500,- Rp 427.000,-Maret Rp 500.000,- Rp 25.000,- Rp 475.000,-April Rp 550.000,- Rp 27.500,- Rp 522.500,-Mei Rp 600.000,- Rp 30.000,- Rp 570.000,-Juni Rp 650.000,- Rp 32.500,- Rp 617.500,-Bulan Piutang Kotor Bad Debts Piutang NettoPenjualanNop.1985 300.000,- 1.500 298.500Penjualan Des. 1985 1.600.000,- 8.000 1.592.000Januari 1.600.000,- 8.000 1.592.000Pebruari 1.800.000,- 9.000 1.791.000Maret 2.000.000,- 10.000 1.990.000April 2.200.000,- 11.000 2.189.000Mei 2.400.000,- 12.000 2.388.000Juni2.600.000,-13.0002.587.000Jumlah 14.500.000 72.500 14.427.500Skedul Penerimaan Kas dari penjualan Kredit (Anggaran Piutang)PenagihanJanuari Pebruari Maret April Mei Juni Sisa298.500 1.194.000 398.000 1.194.000 398.000 1.343.000 447.750 1.492.500 497.500 1.641.750 547.250 1.791.000 597.000 2.587.0001.492.500 1.592.000 1.741.250 1.940.250 2.139.250 2.338.250 3.184.000Skedul Penerimaan Kas KeseluruhanSumber Januari Pebruari Maret April Mei Juni(1)Penj TunaiRp 380.000 Rp 427.000 Rp 475.000 Rp 522.500 Rp 570.000 Rp 617.000(2)PiutangRp1.492.500 Rp 1.592.000 Rp 1.741.250 Rp 1.940.250 Rp 2.139.250 Rp 2.338.250Jumlah Rp 1.872.500 Rp 2.019.500 Rp 2.216.250 Rp 2.462.750 Rp 2.709.250 Rp 2.955.750BAB 4MEKANISME PENYUSUNAN DAN RELEVANSI ANGGARANSalah satu sasaran dilaksanakannya fungsi perencanaan adalah untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai ole perusahaan dapat digolongkan ke dalam tujuan yang sifatnya umum dan tujuan yang khusus. Masing-masing tujuan ini kemudian dapat diperinci lebih lanjut sebagai berikut ini.1. Tujuan-tujuan yang umum, yang menyangkut hal-hal seperti:1. Ekonomis finansialEkonomis, berupa peranan yang diinginkan oleh perusahaan sebagai lembaga yang bergerak di bidang ekonomi. Finansial, berupa mencari keuntungan sebagai persyaratan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.1. KonsumenBahwa produk yang dihasilkan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, memelihara hubungan baik dengan konsumen.1. Pemilik modalMenjalin hubungan yang sebaik mungkin dengan kaum pemilik modal, agar mereka tetap bersedia memberikan modalnya.1. Tujuan-tujuan yang khusus, yang menyangkut hal-hal seperti:1. Produk.Misalnya perusahaan ingin dikenal sebagai produsen produk-produk bermutu1. Luas daerah pemasaran yang ingin dicapai, nasional atau regional.2. Market share yang ingin dimiliki.3. Return on Investment tertentu.1. 1.MEKANISME PENYUSUNAN ANGGARANUntuk mencapai tujuan-tujuan di atas perusahaan seharusnya menyusun anggaran yang merupakan penjabaran secara lebih terperinci dari masing-masing tujuan menjadi program-program kerja akan dilaksanakan. Karena luasnya aktivitas adalah mustahil bilamana program-program kerja ini harus dipikirkan dan disusun oleh seorang petugas saja. Demikian pula karena pelaksanaannya nanti akan meliba