Blepharospasme 1

2
Spasme, nyeri, dan bengkak pada kelopak mataa Pada penderita glaukoma primer sudut tertutup akut terdapat gejala yang sangat khas berupa nyeri pada mata yang berlangsung selama beberapa jam. Gejala ini menunjukkan tanda-tanda kongestif (peradangan) dengan kelopak mata bengkak, mata merah, kornea suram dan edema, serta iris meradang yang disebabkan karena peningkatan tekanan intra okuli. (Sidarta Ilyas, Sri Rahayu Yulianti. 2012. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FK UI. Halaman: 169-170) Selain mengakibatkan gejala-gejala peradangan seperti yang telah dijabarkan, peningkatan TIO juga menyebabkan terjadinya blepharospasme. Blepharospasme merupakan gangguan spasme pada otot- otot mata yang lebih sering disebabkan karena gangguan neuropatologis daripada psikopatologis. Penyebab blepharospasme dapat multifaktorial. Meskipun ada kemungkinan bahwa pusat kontrol untuk koordinasi dan regulasi aktivitas berkedip yang ada di suatu tempat di ganglia basalis, midbrain, dan / atau pada medulla oblongata terganggu pada orang-orang yang mengalami blepharospasme, sulit untuk ditarik satu kesimpulan bahwa satu kelainan dalam pusat kontrol ini lah yang menjadi penyebab utama terjadinya blepharospasme. Saat ini, sebagian besar blepharospasme disebabkan karena adanya defek pada sistem aktivitas tertentu daripada defek pada lokus tertentu di sistem saraf pusat. Jika pusat kontrol gagal dalam mengatur aktivitas berkedip pada penderita blepharospasme , diyakini bahwa hanya satu komponen yang mengalami kelebihan beban sehingga mengakibatkan kerusakan sistem. Sistem ini membentuk lingkaran blepharospasme yang melingkupi anggota tubuh sensorik, kontrol pusat yang terletak di otak tengah, dan anggota tubuh motorik . Jalur motorik sendiri terdiri dari nukleus facialis, nervus facialis, orbicularis oculi, corrugator, dan muskulus procerus. Otot-otot wajah lainnya mungkin dapat terlibat. Ekstremitas sensorik merespon rangsangan yang multifaktorial, termasuk cahaya, kornea atau kelopak mata yang mengalami iritasi, nyeri, emosi, stres, atau berbagai stimulan trigeminal lainnya. Rangsangan ditransmisikan ke kontrol pusat yang mungkin secara genetik cenderung melemah atau melemah akibat cedera atau usia. Keabnormalan kontrol pusat ini juga menyebabkan gagalnya pengaturan rangkaian umpan balik positif.

description

blepharospasme

Transcript of Blepharospasme 1

Page 1: Blepharospasme 1

Spasme, nyeri, dan bengkak pada kelopak mataa

Pada penderita glaukoma primer sudut tertutup akut terdapat gejala yang sangat khas berupa nyeri pada mata yang berlangsung selama beberapa jam. Gejala ini menunjukkan tanda-tanda kongestif (peradangan) dengan kelopak mata bengkak, mata merah, kornea suram dan edema, serta iris meradang yang disebabkan karena peningkatan tekanan intra okuli.

(Sidarta Ilyas, Sri Rahayu Yulianti. 2012. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FK UI. Halaman: 169-170)

Selain mengakibatkan gejala-gejala peradangan seperti yang telah dijabarkan, peningkatan TIO juga menyebabkan terjadinya blepharospasme. Blepharospasme merupakan gangguan spasme pada otot-otot mata yang lebih sering disebabkan karena gangguan neuropatologis daripada psikopatologis. Penyebab blepharospasme dapat multifaktorial. Meskipun ada kemungkinan bahwa pusat kontrol untuk koordinasi dan regulasi aktivitas berkedip yang ada di suatu tempat di ganglia basalis, midbrain, dan / atau pada medulla oblongata terganggu pada orang-orang yang mengalami blepharospasme, sulit untuk ditarik satu kesimpulan bahwa satu kelainan dalam pusat kontrol ini lah yang menjadi penyebab utama terjadinya blepharospasme.

Saat ini, sebagian besar blepharospasme disebabkan karena adanya defek pada sistem aktivitas tertentu daripada defek pada lokus tertentu di sistem saraf pusat. Jika pusat kontrol gagal dalam mengatur aktivitas berkedip pada penderita blepharospasme , diyakini bahwa hanya satu komponen yang mengalami kelebihan beban sehingga mengakibatkan kerusakan sistem. Sistem ini membentuk lingkaran blepharospasme yang melingkupi anggota tubuh sensorik, kontrol pusat yang terletak di otak tengah, dan anggota tubuh motorik . Jalur motorik sendiri terdiri dari nukleus facialis, nervus facialis, orbicularis oculi, corrugator, dan muskulus procerus. Otot-otot wajah lainnya mungkin dapat terlibat. Ekstremitas sensorik merespon rangsangan yang multifaktorial, termasuk cahaya, kornea atau kelopak mata yang mengalami iritasi, nyeri, emosi, stres, atau berbagai stimulan trigeminal lainnya. Rangsangan ditransmisikan ke kontrol pusat yang mungkin secara genetik cenderung melemah atau melemah akibat cedera atau usia. Keabnormalan kontrol pusat ini juga menyebabkan gagalnya pengaturan rangkaian umpan balik positif.

(Robert H Graham, MD. Benign Essential Blepharospasm. Medscape. Mar 2013. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1212176-overview#a0104)