BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... ·...

42
BKSN 2014 ii Hidup untuk melayani

Transcript of BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... ·...

Page 1: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

      

 BKSN 2014  ii  Hidup untuk melayani 

Page 2: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  iii  Hidup untuk melayani 

Dalam Surat Gembala Pembukaan Tahun Pelayanan 2014, di Keuskupan Agung Jakarta tercinta ini, Bapak Uskup Ignatius Suharyo memberikan permenungan yang sangat mendalam. Salah satu kutipannya demikian:

"Tahun Pelayanan tidak bisa dipisahkan dari Tahun Iman dan Tahun Persaudaraan yang sudah kita, jalani. Iman yang sejati akan berbuah persaudaraan. Belum atau kurang adanya persaudaraan merupakan tanda bahwa iman belumlah kuat dan mendalam. Selanjutnya persaudaraan yang sejati akan berbuah pelayanan yang tulus dan gembira. Persaudaraan yang tidak atau belum berbuah pelayanan kasih barulah egoisme dalam bentuk yang terselubung. Sementara itu pelayanan mempunyai isi dan pengertian yang amat kaya. Setiap usaha untuk semakin memuliakan martabat manusia, mewujudkan kesejahteraan umum, mengembangkan solidaritas, memberi perhatian lebih kepada saudari-saudara kita, yang kurang beruntung dan melestarikan keutuhan ciptaan adalah pelayanan. Bentuk-bentuk pelayanan itu dapat kita temukan bersama kalau setiap kali kita bertanya, "Apa yang harus kita lakukan, agar lingkungan hidup kita menjadi semakin manusiawi dan dengan sendirinya semakin Kristiani pula?" Pertanyaan sama yang diajukan oleh komunitas yang hidup dalam konteks yang berbeda, dengan mudah akan membuahkan jawaban yang berbeda pula. Dengan demikian kreativitas pelayanan akan berkembang pula. Semoga dengan kreativitas pelayanan yang kita usahakan bersama, wajah Gereja Yang Melayani akan menjadi semakin nyata di wilayah Keuskupan Agung Jakarta yang kita cintai ini".

Kutipan permenungan Bapak Uskup Ignatius Suharyo di atas

memberikan inspirasi besar untuk kami Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ, dalam membantu umat mensyukuri dan memasuki Bulan Kitab Suci. Tahun

 BKSN 2014  iv  Hidup untuk melayani 

Pelayanan 2014, sungguh tidak bisa dipisahkan dari Perjalanan peziarahan iman dan Tahun Persaudaraan kita umat Keuskupan Agung Jakarta. Buah dari iman yang dalam adalah Persaudaraan yang sejati. Dan buah dari persaudaraan yang sejati adalah pelayanan yang tulus, tangguh (tabah), murah hati dan Gembira (sukacita). Semua keutamaan-keutamaan dalam pelayanan ini akan kita renungkan bersama melalui kekayaan kisah dalam Kitab Suci.

Kami, berterimakasih untuk umat Keuskupan Agung Jakarta yang semakin mencintai Sabda Tuhan. Khususnya kami juga berterimakasih untuk anggota Komisi Kerasulan Kitab Suci dengan pendampingan Rm. Albertus Purnomo OFM, yang berjuang dan mempersiapkan bahan Pendalaman Kitab Suci yang sekarang tersaji di hadapan kita ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan kami disana-sini, maka, kami sangat terbuka dengan masukan demi kebaikan kita bersama. Semoga Wajah Gereja yang melayani akan semakin menjadi nyata di wilayah Keuskupan Agung Jakarta yang kita cintai ini. Semua kami persembahkan demi Kemuliaan Tuhan. RD. Romanus Heri Santoso Komisi Kitab Suci KAJ

Page 3: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  v  Hidup untuk melayani 

1. Kata Pengantar iii

2. Daftar Isi v

3. Alur Proses vi

4. Doa Sebelum Membaca Kitab Suci vii

5. Gagasan Dasar 1

5.1. Catatan Awal 3

5.2. Melayani Dengan Tulus (Belajar dari Nehemia) 12

5.3. Melayani Dengan Tabah (Belajar dari Musa) 18

5.4. Melayani dengan Sukacita (Belajar dari Paulus) 26

5.5. Melayani dengan Murah Hati (Belajar dari Jemaat jemaat di Makedonia 34

5.6. Catatan Akhir 48

6. Bahan Pendalaman Kitab Suci Lingkungan 52

6.1. Pertemuan Pertama 53

6.2. Pertemuan Kedua 59

6.3. Pertemuan Ketiga 66

6.4. Pertemuan Keempat 69

7. Doa Sesudah membaca Kitab Suci 75

 BKSN 2014  vi  Hidup untuk melayani 

1. Lagu Pembuka

2. Tanda Salib dan Salam

3. Pengantar Fasilitator menyampaikan tujuan yang hendak dicapai dan gagasan pokok dari tema yang akan digali dan direnungkan.

4. Pernyataan Tobat

5. Doa Pembuka

6. Lagu Pengantar Bacaan

7. Doa Sebelum Membaca Kitab Suci (Hal. vii)

8. Pembacaan Kitab Suci

9. Mencermati Teks Kitab Suci Peserta diminta menyampaikan pengamatan informatif seputar teks, dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan. Fasilitator dan peserta dapat memanfaatkan Gagasan Dasar (hal. 1- 49) agar diskusi informatif dan tematis berjalan lancar.

10. Membangun Niat Fasilitator dan peserta menanggapi Sabda dengan membangun pia dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan.

11. Doa Sesudah Membaca Kitab Suci (Hal. 75)

12. Doa Umat

13. Doa Penutup

14. Berkat dan Pengutusan

15. Lagu Penutup

Page 4: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  vii  Hidup untuk melayani 

Allah Bapa yang Makakudus,

kami bersyukur kepada-Mu

karena Roh Kudus yang telah

Kaucurahkan ke dalam diri kami.

Dialah Roh Kebenaran yang Kauutus

untuk membimbing kami

pada seluruh kebenaran.

Kehadiran-Nya dalam hati kami telah

membuat kami menjadi bait kehadiran-Mu sendiri,

dan berkat Dialah kami telah Kaulahirkan kembali

menjadi anak-anak-Mu.

Ya Bapa, kami, anak-anak-Mu,

berkumpul bersama untuk mendengarkan

kehendak-Mu yang telah Kaunyatakan

dalam Kitab Suci.

Dahulu Engkau telah mengutus Roh Kudus

untuk membimbing para penulis Kitab Suci

untuk menyatakan kehendak-Mu dalam tulisan mereka.

Karena itu, kini kami mohon kepada-Mu,

utuslah Roh Kudus-Mu untuk membimbing kami

agar kami dapat memahami kehendak-Mu

yang tertulis di dalam Kitab Suci.

Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin

 BKSN 2014  viii  Hidup untuk melayani 

Page 5: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  1  Hidup untuk melayani 

 BKSN 2014  2  Hidup untuk melayani 

Page 6: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  3  Hidup untuk melayani 

Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, TUHAN menyuguhkan kepada kita aneka ragam bentuk pelayanan. Sebut saja. Guru melayani muridnya dengan mengajar. Sopir melayani majikannya dengar mengantarnya pergi ke kantor. Penjual bakso di tengah panas yang menyengat, melayani dengan menyiapkan bakso untuk pelanggannya. Ibu rumah tangga dengan setia melayani keluarganya dengan menyiapkan makan malam. Kepala keluarga melayani keluarganya dengan bekerja mencar nafkah. Pelayanan toko melayani para pembeli. Pastor melayani umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. Masih banyak contoh lain yang bisa dipetik dari kehidupan ini. Terlepas dari keinginan untuk memperoleh upah, pada dasarnya kehidupan kita tidak terpisahkan dari tindakan melayani Tak bisa dipungkiri, melayani adalah nafas kehidupan kita. Tanpa melayani kita tidak mungkin menjalani hidup yang sesungguhnya. Sebab, hanya dengan melayani kita bisa memberi arti pada kehidupan kita.

Ada slogan saleh yang bertebaran di mana-mana. Kasih itu indah Damai itu indah. Mungkin bisa kita tambahkan: melayani itu indah. Mengape melayani itu indah? Bukankah kalau dihitung-hitung secara ekonomis, melayani itu bisa merugikan kita? Rugi waktu, rugi tenaga, dan terkadanc juga rugi uang. Meskipun demikian, mengapa tetap saja ada orang yang mau melayani, bahkan tanpa pamrih? Kelihatannya, jawabannya hanya saat ini. Dengan melayani, hidup kita menjadi lebih hidup. Hidup kita menjadi bermakna.

Orang merasa bermakna jika ia bisa memberikan sesuatu kepada orang lain demi kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Dan itu tampak nyata dengan tindakan melayani. Ada banyak ragam tindakan melayani. Ada yang melayani dengan menyumbangkan tenaga, harta, ide, pikiran, dan lain sebagainya.

 BKSN 2014  4  Hidup untuk melayani 

Mau memberikan diri inilah yang membuat orang mengalami kepuasan dalam hidup. Hidupnya menjadi berarti bagi orang lain. Melayani memang terkesan “merugi”. Namun, “merug”' inilah yang justru menghasilkan kebahagiaan batin jika dijalankan dengan hati yang tulus.

Alkitab banyak berbicara tentang melayani. Jelas di sini bahwa melayani merupakan keutamaan purba yang diwariskan turun-temurun. Sebenarnya, jika mau diringkas, isi seluruh Alkitab mengerucut pada dua kata ini: Relasi dan Melayani. Relasi yang baik dengan TUHAN dan sesama hanya terbukti jika orang mau melayani TUHAN dan sesama. Tentu saja, pelayanan dengan penuh cinta. Malahan, jika diperhatikan lebih dalam, Alkitab tidak hanya berbicara tentang manusia yang melayani TUHAN dan sesamanya, tetapi lebih daripada itu TUHAN yang melayani manusia.

Jadi, melayani adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan TUHAN dan manusia. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami secara lebih mendalam makna melayani dalam hidup kita. Dasar kita di sini adalah Alkitab. Alkitab memang tidak memberikan definisi yang jelas dan sistematis tentang arti pelayanan. Mungkin dalam buku-buku yang berkaitan dengan ajaran gereja, arti pelayanan bisa jadi diuraikan secara jelas dan terarah. Meskipun begitu, Alkitab juga mengajarkan tentang pelayanan. Hanya saja, caranya berbeda. Alkitab tidak menjelaskan, tetapi menyuguhkan teladan sosok yang tidak kenal lelah melayani umat Allah. Nah, kita akan sepenuhnya belajar dari mereka. Siapakah mereka? Tentu saja ada banyak, tetapi kita akan secara khusus mempelajari pelayanan dari sosok Nehemia, Musa, Paulus, dan jemaat di Makedonia. Namun, sebelum kita belajar dari mereka, kita terlebih dahulu akan mendalami sedikit apa arti melayani menurut Alkitab dan mengapa melayani harus menjadi jalan kita.

HAMBA (EBED) – PELAYAN (DIAKONOS)

Dalam Perjanjian Lama, tindakan melayani selalu dikaitkan dengan pekerjaan seorang hamba. Istilah 'melayani' dalam bahasa Ibrani adalah 'abad' 'Dari kata 'abad', muncul istilah 'ebed' yang artinya hamba. Kate 'abad' sendiri berarti bekerja untuk orang lain.

Page 7: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  5  Hidup untuk melayani 

Dan "orang lain" di sini sebenarnya menunjuk pada mereka yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, seperti majikan atau tuan. Dan ini juga berlaku untuk TUHAN Allah. Sebab, Dia adalah yang paling tinggi di antara mereka yang berstatus "tinggi". Lantas, dari sini, kita mengenal istilah "Ebed Yahweh", Hamba TUHAN; atau abdi Allah (bdk. Nabi Elia 2Raj 1:10-11). Melayani dalam status hamba, mengandung unsur pengorbanan dan penderitaan. Sebagai contoh, figur 'hamba Tuhan' dalam kitab Nabi Yesaya, dilukiskan sebagai manusia yang berkorban dan menderita demi bangsanya.

Perjanjian Baru masih mewarisi pandangan ini. Yesus digambarkan sebagai Dia yang bersama dengan Allah, tetapi mau mengosongkan diri dalam rupa hamba (Fil 2:7). Kepada para murid-Nya, Yesus menasehatkan untuk menjadi hamba bagi yang lain. "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya (Mrk. 10:43-44). Kepada para jemaatnya, Paulus menyatakan dirinya sebagai hamba Kristus Yesus (Rom 1:1, Fil 1:1).

Namun, dalam Perjanjian Baru, terdapat istilah untuk figur pelayan yang lebih positif, yaitu diakonos (diakon). Pada mulanya, diakon bertugas untuk melayani meja (Kis 6:2). Maksudnya, melayani kebutuhan sehari-hari jemaat yang berkekurangan, seperti janda. Di sini, seorang diakon (pelayan) jelas memiliki nilai lebih daripada seorang hamba. Seorang hamba melayani karena ketaatan dan mungkin juga karena ketakutan. Sementara, seorang diakon melayani dengan sukarela, penuh kasih, iman, dan kesabaran. la melayani kepada setiap orang. Bukan hanya orang-orang yang lebih tinggi statusnya (bdk. Kis 6:1-4). Nah, sekalipun keduanya sama-sama pelayan, tetapi motivasi di balik pelayanan amat berbeda. Orang Kristen hendaknya memiliki semangat pelayanan sebagai seorang diakon daripada hamba.

ALLAH ADALAH PELAYAN

Mengapa kita harus melayani? Sebab, Allah sendiri adalah pelayan. Alkitab menunjukkan bahwa Allah sudah melayani manusia sejak awal mula.

 BKSN 2014  6  Hidup untuk melayani 

Dalam kitab Kejadian ditunjukkan bagaimana Allah sudah melayani manusia pertama dengan membuatkan Taman Eden untuknya. Allah ingin manusia hidup dengan damai dan dekat dengan Allah (Kej. 2:7-8). Allah yang sama juga menjanjikan tanah air kepada si pengembara, Abraham dan keluarganya. la selalu menolong Abraham ketika dia mengalami masa-masa sulit di tengah pengembaraannya. Allah melayani bangsa Israel ketika membantu mereka dalam usahanya membebaskan diri dari perbudakan di Mesir. Bahkan, segala yang diperlukan Israel dalam pengembaraan di padang gurun, diberikan secara cuma-cuma oleh Allah. Makanan dan minuman diberikan oleh Allah secara ajaib (Kel 16:1-36). Masih banyak hal yang telah dilakukan oleh Allah kepada bangsa Israel.

Allah adalah Tuhan yang berbelas kasih (lbrani: hesed). la tidak mau membiarkan umat-Nya menderita. Tuhan yang berbelas kasih ini mau masuk dalam pengalaman hidup umat-Nya. Jika umat-Nya sedih, la ikut sedih. Jika gembira, la ikut gembira. Bahkan, la mau menanggung kesedihan umat¬Nya. Karena sifat belas kasih inilah, Allah mau melayani, bahkan terhadap umat-Nya yang mungkin lebih banyak berbuat dosa ketimbang berbuat balk kepada-Nya.

Allah melayani umat-Nya tidak hanya berdasarkan "mood". la melayani tanpa henti dan tanpa bosan. la selalu setia (lbrani: emeth) dalam pelayanan-Nya. la tidak seperti manusia yang mullah sekali ingkar janji. Sekalipun manusia mungkin tidak setia, Allah tetap setia mendampingi dan membantu. Allah tidak mungkin tidak setia. Sebab, jika ia tidak setia, ia mengingkari diri-Nya sendiri. Jika Allah tidak setia, Dia adalah Allah yang gagal sebab bisa dikalahkan oleh ketidaksetiaan manusia.

Dua sifat Allah ini, yaitu belas kasih dan setia, menjadi dasar mengapa Allah tidak jemu-jemu melayani manusia, bahkan manusia yang tidak diperhatikan oleh sesamanya.

TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing

Page 8: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  7  Hidup untuk melayani 

dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian. (Ul 10:17-18)

KRISTUS ADALAH PELAYAN

Seperti halnya Allah, Yesus juga seorang pelayan bagi sesama manusia. Seluruh hidup Yesus diabdikan sebagai pelayan. Hal ini dicatat dengan jelas dalam Injil. Yesus melayani mereka yang sungguh-sungguh membutuhkan sapaan dan pelayanan dari orang lain. Mereka adalah orang miskin, tersingkir, menderita, dan tidak diperhatikan oleh masyarakat. Yesus menyembuhkan orang sakit, buta, dan lumpuh. la mengusir roh-roh jahat yang merasuki orang sehingga menderita. la mau mendampingi orang-orang yang tertindas dan kehilangan harapan. Ajaran dan nasehatnya bagaikan air sejuk yang mengalir di padang gurun. Ajaran dan perbuatannya melegakan dan menghidupkan harapan. Inilah pelayanan Yesus yang konkrit.

Yesus mau melayani karena Dia ingin menjadi seperti Allah, Bapa-Nya. Kesatuan-Nya dengan Bapa itulah yang mendorong Yesus untuk setia dalam melayani umat-Nya. Dalam pelayanan-Nya, tampak jelas bahwa Yesus tidak pernah memikirkan diri-Nya sendiri. la selalu memikirkan orang lain. Seperti Bapa-Nya, Yesus juga amat berbelas kasih. Betas kasihan terhadap orang yang menderita itulah yang menggerakkan dia untuk melayani. Injil mencatat tentang hal ini.

Ketika Yesus mendarat, la melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan la menyembuhkan mereka yang sakit. (Mat 14:14) Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikutiAku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan. (Mat 15:32)

 BKSN 2014  8  Hidup untuk melayani 

Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu la mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." (Mrk 1:41-42)

Dengan melayani, Yesus ingin menghadirkan SHALOM (sukacita dan damai sejahtera). Shalom tidak hanya berarti selamat dari bahaya atau sehat, terbebas dari penyakit. Lebih dari pada itu, shalom menunjuk pada terciptanya kembali relasi yang harmonis setelah mengalami keretakan. Orang buta tidak mengalami shalom karena mungkin ia marah dengan dirinya sendiri karena merasa lemah dan hina dengan kebutaannya. la bisa juga marah kepada Allah karena memberikan penderitaan. Bisa jadi juga, ia marah terhadap sesamanya karena dengan kebutaannya, ia tersingkir dari masyarakat. Orang buta mengalami keretakan dalam relasinya terhadap dirinya, Allah, dan sesama. Namun, setelah disembuhkan oleh Yesus, orang mengalami shalom. Dengan menjadi sembuh, ia bisa menerima dirinya sendiri dan TUHAN. Masyarakat tidak merendahkannya. Relasinya menjadi harmonis dan indah kembali. Inilah shalom. Inilah tujuan utama pelayanan Yesus.

Pelayanan total Yesus terhadap sesamanya, sekali lagi menunjukkan bahwa Dia tidak pernah memikirkan diri-Nya sendiri. la juga tidak mencari kesenangan dan keuntungan-Nya sendiri. la mau menanggung kelemahan dan penderitaan orang lain. Sikap Yesus ini seharusnya menjadi model bagi para pengikut-Nya. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menyatakan hat tersebut dengan indah.

Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri (Rom 15:1-3)

Page 9: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  9  Hidup untuk melayani 

AKU ADALAH PELAYAN

Jika Allah adalah pelayan dan jika Yesus juga adalah pelayan, maka mau tidak mau, kita sebagai pengikut Krisus, sudah seharusnya menjadi pelayan bagi sesama kita. Yesus sendiri menasehatkan para murid-Nya untuk tidaK ragu-ragu menjadi pelayan. Sebab, Yesus sudah memulainya dan mencontohkannya.

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (Mat 20:26-28). "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya" (Mrk 9:35).

Di samping tiga pilar Kekristenan (iman, harapan, dan kasih), tidak salah jika, ditambahkan melayani sebagai pilar yang lain. Melayani itu memang tidak mudah. Sebab, dengan melayani, kita sebenarnya menyangkal diri kita, ego kita, dan kesenangan kita. Tetapi itulah syarat untuk menjadi pengikut Kristus Bukankah salah satu syarat mengikuti Kristus adalah menyangkal dirinya' Di sini, jelas sekali bahwa tindakan melayani merupakan jalan hidup para murid Kristus. Nah, sebagaimana Kristus melayani, kita pun wajib melayani

 BKSN 2014  10  Hidup untuk melayani 

Melayani adalah tanda kita dipercaya oleh Tuhan. Menurut Santo Paulus, melayani adalah sebuah karunia. "Jika karunia untuk melayani baiklah kita melayani" (Rom 12:7). Karunia merupakan anugerah dari Allat kepada orang yang dicintai-Nya. Setiap orang diberi karunia. Namun, tidak banyak yang membuka diri terhadap karunia ini. Karena itu, kita tahu, tidak sedikit orang yang tidak mau melayani. Mereka lebih suka memikirkan dirinya sendiri, daripada kebutuhan orang lain. Padahal, dengan menerima karunia itu, sebenarnya orang harus bangga dan bersukacita. Sebab, dia dipercaya oleh Tuhan menjadi alat untuk menciptakan damai dan sukacita di dunia ini.

HIDUP UNTUK MELAYANI

Melayani adalah karunia TUHAN. Tetapi, dalam prakteknya, ada banyak tantangan dan perlawanan dalam melayani. Kita mungkin bermaksud balk untuk melayani. Tetapi, tidak semua orang bisa menerima pelayanan kita. Atau, pelayanan kita ternyata tidak memuaskan harapan banyak orang. Bukan ucapan terima kasih, tetapi justru kritikan datang bertubi-tubi. Bagaimana kita harus menyikapi hal ini?

Alkitab merekam banyak kisah tentang orang yang mau melayani Allah dan sesamanya. Di sini, kita akan mengambil empat tokoh saja.

Tokoh pertama adalah Nehemia, bupati di tanah Yehuda. la mau bekerja dan melayani bangsa Yahudi untuk membangun tembok kota Yerusalem sekalipun diberi upah minimal. Nehemia adalah pelayan yang MELAYANI DENGAN TULUS (Nehemia 5: 14-19).

Tokoh kedua adalah Musa. Musa adalah tipikal pelayan yang setia. la tetap menjalankan tugas sebagai pembimbing bangsa Israel yang menuju Tanah Terjanji. la tidak mundur, sekalipun bangsa Israel kerap kali memberontak dan menggerutu terhadapnya. Musa adalah pelayan yang MELAYANI DENGAN TABAH (Keluaran 17:1-7).

Tokoh ketiga adalah Paulus. Paulus adalah bentara utama pewartaan Injil Kristus kepada jemaat bukan Yahudi. Dalam pewartaannya, Paulus banyak mendapat tantangan dan perlawanan. Bahkan, ia pernah dipenjara karena mewartakan Kristus.

Page 10: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  11  Hidup untuk melayani 

Namun, ia mau setia dan tetap bersukacita dalam melayani Kristus, sumber dan inspirator hidupnya. la adalah pelayan yang MELAYANI DENGAN SUKACITA (Filipi 1:12-30).

Tokoh keempat adalah jemaat Makedonia. Jemaat di Makedonia memberi teladan kemurahan hati dengan cara memberi sumbangan uang (kolekte) kepada jemaat yang lebih miskin yaitu jemaat di Yerusalem. Jemaat ini tidak bisa melayani jemaat Yerusalem secara langsung karena terhalang secara geografis. Pelayanan yang bisa mereka berikan adalah dengan mengumpulkan kolekte. Jemaat di Makedonia adalah pelayan yang MELAYANI DENGAN MURAH HATI (2 Korintus 8:1-15)

Sekarang, marilah kita mempelajari secara lebih mendalam keempat tokoh di atas. Semoga, kisah dan sharing mereka menjadi inspirasi bagi kita untuk setia dalam melayani.

 BKSN 2014  12  Hidup untuk melayani 

"Dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat" (Neh 5:18)

Seorang pemimpin yang benar, bijak dan tulus sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa arahan dan teladan dari seorang pemimpin, masyarakat seperti kehilangan kompas atau anak ayam kehilangan induknya. Hidup bersama sebagai satu masyarakat bisa dipastikan akan kocar-kacir. Semua warga berjalan sendiri-sendiri menurut apa yang dimauinya (autopilot). Semua orang pasti tidak mau ini terjadi.

Salah satu teladan kepemimpinan dalam Alkitab adalah Nehemia. la dipilih oleh raja Artahsasta dari Persia untuk memimpin orang Yahudi yang pulang dari pembuangan untuk membangun tembok kota Yerusalem. Kepiawaiannya dalam memimpin bangsa dan teladan hidupnya yang saleh, membuatnya menjadi sosok inspiratif bagi para pemimpin yang berjiwa pelayan. Siapakah dan bagaimana sepak terjang Nehemia dalam memimpin dan melayani bangsa Yahudi? Marilah kita menyimak kisahnya.

Page 11: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  13  Hidup untuk melayani 

Pada tahun 587 SM, Yerusalem dan Yehuda dihancurkan oleh pasukan kerajaan Babel yang dipimpin oleh Nebukadnezar. Ribuan orang Yahudi ditawan dan dibuang ke Babel (negara Irak sekarang ini). Dari antara para tawanan itu terdapatlah Nehemia. Nehemia termasuk tawanan yang cukup beruntung. la memperoleh pekerjaan di istana raja sebagai penyedia minuman anggur bagi raja. Bekerja di istana raja bisa dikatakan sebuah anugerah. Tidak semua orang bisa memperolehnya. Hanya orang yang dinilai sungguh¬sungguh setia dan dipercaya, yang bisa diizinkan untuk bekerja di istana raja. Meskipun terbilang sukses di negeri asing, Nehemia tidak lupa akan tanah airnya. la bukanlah kacang yang lupa akan kulitnya. Sebagai orang Yahudi, dia sangat mencintai dan setia kepada Allah dan umat-Nya. Maka dari itu, tak mengherankan, jika dia tak henti-hentinya mencari informasi tentang kondisi tanah airnya.

Suatu hari, ia mendapat kabar yang menyedihkan tentang nasib tanah airnya (Neh 1:3). Orang Yahudi yang masih tinggal di Yehuda berada dalam kesulitan besar. Kemiskinan dan kelaparan merajalela. Kota Yerusalem masih hancur lebur. Pintu-pintu gerbangnya masih rusak karena terbakar. Tembok-temboknya rusak sehingga sangat rentan dari ancaman musuh. Yerusalem tidak seperti dulu lagi. la seperti kota mati. Nehemia sangat sedih mendengar berita memilukan tentang 'tanah airnya.

Nehemia, sang Bupati

Karena tak tahan melihat keadaan tersebut, ia meminta ijin kepada raja Artahsasta, raja Persia yang tinggal di Babel saat itu, untuk pulang ke Yehuda tanah airnya. la berniat untuk membangun kembali kota Yerusalem (2:5). Melihat kesungguhan niat Nehemia, raja mengabulkan permohonan Nehemia. Nehemia memilih meninggalkan posisi penting di istana raja untuk melayani rakyat Yehuda yang miskin dan terlantar. Lantas, ia diangkat menjadi bupati di Yehuda (2:8).

Begitu sampai di Yehuda, Nehemia lantas memulai pekerjaannya. la mulai membangun tembok Yerusalem (2:11-20). Akan tetapi, tindakan Nehemia ini mendapat perlawanan keras dari bupati Sanbalat dan kroninya dari provinsi tetangganya, Samaria.

 BKSN 2014  14  Hidup untuk melayani 

Nehemia bahkan diolok-olok oleh mereka: "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka" (4:3). Meskipun demikian, Nehemia tidak mundur. la percaya bahwa Allah akan melindungi pekerjaannya. la memiliki relasi yang dekat dengan Allah. la selalu berdoa kepada Allah kalau mengalami kesulitan dan tantangan (4:4-5). Di sini, Nehemia memberikan teladan yang bagus. Ketika menghadapi banyak kesulitan, ia tidak lari dari Allah. Sebaliknya, ia justru semakin menghadap Allah untuk memohon pertolongan. Nehemia cukup tahu diri. Maksudnya, ia tidak bisa mengerjakan apa-apa tanpa bantuan Allah dan orang lain. Nehemia adalah pemimpin dan pelayan yang sangat beriman.

Masalah ekonomi

Kesukaran besar muncul lagi ketika musuh-musuh Nehemia, bukan hanya mengolok-olok pekerjaan Nehemia, tetapi juga mau menghancurkan pekerjaannya. Sekarang, pekerjaan Nehemia semakin bertambah berat. la tidak hanya mengatur pembangunan tembok Yerusalem, tetapi juga harus melindungi diri dari serangan musuh (4:22-23). la tidak mau rakyat yang dipercayakan padanya semakin sengsara dan tertekan. Nehemia sangat memperhatikan rakyatnya sebab ia adalah pemimpin yang bertanggung jawabnya. Rakyat adalah tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya. la tidak mungkin meninggalkan mereka di kala mereka butuh bantuan dan perlindungan.

Ternyata, masalah yang menimpa Nehemia dan bangsanya, bukan hanya serangan dari musuh, tetapi juga masalah ekonomi dan penyalahgunaan kekuasaan (5:1-13). Nehemia, sang bupati, mendengar jeritan jeritan dan keluhan orang Yahudi yang kelaparan (5:2-3). Mereka kelaparan karena tidak bisa membeli makanan sebab hutang mereka sangat besar. Mereka berhutang karena uangnya habis untuk membayar pajak yang tinggi (5:4). Mereka berhutang kepada sesama orang Yahudi yang kaya dan berkuasa. Ada sebagian orang Yahudi yang terpaksa menjual anak-anaknya sebagai budak hanya untuk membeli gandum. Uang mereka sudah habis untuk membayar hutang (5:6).

Page 12: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  15  Hidup untuk melayani 

Kabar menyedihkan itu sampai ke telinga Nehemia. la menjadi sangat marah. Sebab, ia tidak tahan melihat ketidakadilan. Terlebih lagi, ketidakadilan itu terjadi di antara sesamanya sendiri. la marah terhadap para pejabat yang menindas bangsanya sendiri dengan memberikan bunga tinggi yang mencekik (5:8). la meminta para pejabat itu untuk menghapuskan hutang-hutang orang¬orang miskin (5:10-13). Menurut Nehemia, para pejabat itu harusnya takut kepada Allah dengan cara menghargai dan mengasihi orang lain. Orang yang takut akan Allah, tidak pernah menyalahgunakan jabatan dan memeras dan menindas orang-orang miskin. Nehemia mendesak mereka supaya melayani dengan tulus rakyat yang dipercayakan kepada mereka. Akhirnya, seruan Nehemia ini didengar dan ditaati oleh semua orang (5:12-13).

Nehemia, Pelayan yang tulus (Neh 5: 14-19)

Mengapa orang-orang mau mendengarkan seruan Nehemia? Sebab, apa yang dikatakan Nehemia, sudah dipraktikannya sendiri dalam hidupnya. Mengapa ia berani menentang para pejabat di Yehuda yang menyalahgunakan kekuasaan untuk mengambil keuntungan sendiri? Sebab ia sendiri tidak menyalahgunakan kekuasaannya yang sebenarnya lebih besar daripada mereka, yaitu sebagai bupati yang dekat dengan raja. la tidak pernah mengambil hak istimewa seorang bupati (5:14). Hak istimewa itu mencakup hak untuk meminta ananun dari rakvat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Jika Nehemia mau, ia bisa memaksa setiap orang membayar pajak lebih untuk dirinya. la bisa hidup senang dan berfoya-foya. Namun, Nehemia menolak hak ini. Sebab, ia tahu, jika ia menggunakan haknya, rakyat akan semakin terbebani dengan ini. Hidupnya menjadi tidak tentram karena dia mengkhianati rakyat. Dan kalau mengkhianati rakyat, berarti dia mengkhianati Allah juga. la sangat mencintai dan memperhatikan rakyatnya. Nehemia melayani rakyat-Nya dengan tulus karena dia takut akan Allah (5:15).

 BKSN 2014  16  Hidup untuk melayani 

Dia tetap setia melaksanakan proyek pembangunan tembok Yerusalem, sekalipun tidak mendapat penghasilan tambahan. Dikatakan "Akupun memulai pekerjaan tembok itu, walaupun aku tidak memperoleh ladang" (5:16). la mencukupkan diri atas apa yang diberikan rakyat kepadanya (5:18). Tampaknya, Nehemia memiliki prinsip demikian: "Aku mau melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadaku. Yang terpenting adalah rakyatku tidak terbebani dan hidup dengan damai dan berkecukupan". Prinsip ini persis dengan apa yang dikatakannya, "Dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat" (5:18). Jelas sekali terlihat, Nehemia adalah pemimpin sekaligus pelayan yang penuh cinta dan perhatian bagi rakyatnya.

Melayani dengan tulus

Nehemia adalah seorang pemimpin sejati. la sadar bahwa pemimpin sejati tidak lain adalah pelayan sejati. Dan pelayan sejati adalah orang yang mau melayani dengan tulus serta tidak menyalahgunakan jabatan pelayanannya untuk kepentingan pribadi. Pemimpin sekaligus pelayanan sejati lebih mementingkan pekerjaan dan pelayanan daripada imbalan dari pelayanan itu. Ini tidak berarti bahwa imbalan harus ditolak. Tetapi, lebih berarti bisa berkata "cukup" dan tahu "berterima kasih" atau "bersyukur" atas imbalannya dan tidak menuntut lebih.

Nehemia jelas tidak berpikir untuk dirinya sendiri. Jika ia seperti itu, mungkin dia tidak mau menjadi bupati di daerah pinggiran kerajaan seperti di Yehuda. la lebih nyaman tinggal di istana raja. Mungkin juga, ia akan seperti bupati-bupati lainnya: menghisap rakyat demi kenyamanan dirinya sendiri. Namun, Nehemia adalah pelayanan yang takut akan Allah dan setia kepada Nya.

Karena itulah, ia selalu tulus dan jujur dalam bekerja. la tahu bahwa melayani rakyatnya dengan sungguh-sungguh berarti melayani Allah juga. Karena Allah memperhatikan orang miskin dan menderita, Nehemia pun mengikuti teladan Allah yang diimaninya: memperhatikan orang miskin.

Page 13: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  17  Hidup untuk melayani 

Sebagai pemimpin, ia tidak diam terhadap ketidakadilan. la berani bersuara menentang. Tidak hanya bersuara saja. Tetapi, ia juga memberikan solusi nyata atas persoalan yang ada. Solusinya, justru ada dalam keteladanan hidupnya. Seorang pemimpin adalah seorang yang bisa memberikan teladan yang balk supaya bisa diikuti bawahannya.

Inspirasi dari Santo Fransiskus Assisi

"Mereka yang ditetapkan sebagai atasan bagi yang, lain, tidak boleh lebih berbangga atas tugas pimpinan itu daripada kalau mereka diberi tugas membasuh kaki saudara-saudara. Semakin mereka lebih gelisah karena kehilangan tugas pimpinan daripada karena kehilangan tugas mencuci kaki, semakin mereka mengumpulkan

bagi dirinya kekayaan yang membahayakan jiwa

 BKSN 2014  18  Hidup untuk melayani 

Keluaran 17:1-7

Berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar Iagi mereka akan melempari aku dengan batu!" (Kel. 17:4)

Manusia adalah makhluk yang lemah. Ketika ia dilahirkan, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, manusia bisa menjadi makhluk yang kuat jika ia dididik, diarahkan, dan dituntun pada jalan yang benar. Setelah keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel seperti manusia yang baru dilahirkan. Mereka masih membutuhkan tuntunan dan arahan yang benar. Allah tahu akan hal itu. Maka, ia mengutus Musa menjadi penuntun bagi mereka. Seperti anak-anak yang masih suka menggerutu, ngambek, dan tidak pernah puas, demikian pula sikap bangsa Israel terhadap Musa, sang Penuntun. Tetapi, Musa dengan sabar dan tabah mendampingi mereka untuk menemukan jalannya yang benar. Siapakah Musa? Bagaimana ia menghadapi bangsa Israel yang masih kekanak-kanakan? Resep apa yang dia miliki sehingga mampu bertahan menghadapi orang-orang yang suka menggerutu? Marilah kita menyimak kisahnya.

Musa yang melegenda

Tidak ada yang tidak kenal sosok Musa. Para penganut agama samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) pastilah pernah mendengar nama ini. Musa dikenal sebagai nabi besar (bdk. Ul 34:10-11). la adalah bapa pendiri dan pemimpin besar bangsa Israel. la bisa sangat tegas (Kel 32:21-35). Tetapi, bisa juga sangat lembut hatinya (bdk. Bil 12:3). Di antara barisan para nabi, ia sangat terkenal akan kedekatannya dengan TUHAN; "Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya" (Kel 33:11).

Page 14: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  19  Hidup untuk melayani 

Musa tampaknya lebih cocok disebut sebagai sang Penuntun daripada sang Pemimpin, meskipun pada dasarnya pemimpin juga berperan sebagai penuntun. Musa tak kenal lelah menuntun sekelompok bekas budak dari Mesir menjadi sebuah bangsa yang besar. Musa adalah orang yang tahu bagaimana mendampingi orang lain. Tidak ada sosok lain yang begitu melegenda sebagai Sang Penuntun, daripada Musa sendiri.

Akan tetapi, apakah pelayanan Musa dalam memimpin dan mendampingi bangsanya berjalan dengan mulus dan lancar-lancar saja? Jawabannya, tidak sama sekali. Niat baik Musa untuk mendampingi dan menuntun umatnya terkadang tidak dibarengi oleh niat baik umat Israel untuk bersedia dituntun dan didampingi. Ada banyak problem yang dihadapi olehnya. Problem itu terpaksa membuatnya berulang kali berkeluh kesah kepada TUHAN. Musa menghadapi orang-orang yang tidak puas dan menggerutu terhadap kondisi yang ada dan yang masih bermental kanak¬kanak. Namun, untunglah bahwa TUHAN berulang kali juga membantu dan menguatkannya sehingga ia tidak depresi atau mengalami gangguan jiwa.

Fajar nan kelam

Perjalanan hidup Musa bisa dikategorikan unik. Musa lahir di tanah Mesir dari orang tua lbrani. Jadi, ia adalah anak seorang budak. Lebih daripada itu, ia lahir di bawah bayang-bayang pembunuhan para serdadu Mesir. Karena tidak sanggup melihat bayi Musa ini nantinya akan terbunuh, ibunya membuangnya ke sungai Nil. Kebetulan, ada puteri Firaun yang sedang mandi. la melihat bayi itu dan mengangkatnya sebagai anaknya dengan nama Musa. Dalam Alkitab, Musa berarti: "Dia yang telah ditarik dari air" (Kel 2:10) meskipun arti yang sebenarnya adalah "orang yang dilahirkan".

Dari orang yang nyaris menjadi santapan buaya dan kuda Nil ini, Musa kemudian dibesarkan dan dididik dalam istana Mesir. Jadilah Musa sebagai salah seorang pangeran Mesir. Tapi, tidak lama kemudian, ia menjadi seorang pelarian ketika ketahuan membunuh orang Mesir. la lari ke Midian. Disana ia memulai hidup yang berbeda dengan kehidupan di Mesir.

 BKSN 2014  20  Hidup untuk melayani 

la menikah dengan Rehuellah Zipora, anak perempuan imam bangsa itu. Anaknya dinamakan Gersom sebagai kenangan bahwa dia dulu adalah pelarian dan orang asing.

Di fajar kehidupannya, Musa tampak seperti orang yang gagal. Tetapi, sebenarnya ini adalah pedagogi TUHAN. TUHAN ingin membentuknya sebagai seorang pemimpin, penuntun dan pelayan bagi umatnya. Sebelum menuntun bangsa Israel, ia ditempatkan TUHAN di suatu kondisi di mans dia harus belajar bagaimana berhadapan dan menuntun dirinya sendiri. Sebab, seorang penuntun tidak mungkin bisa menuntun orang lain sebelum bisa menuntun dirinya sendiri. la harus mengenal lebih dahulu kerapuhan dirinya. Sebab, tanpa mengenal diri, orang akan sulit mengenal orang lain secara jernih dan memberi tuntunan secara bijak.

Dalam keragu-raguan

Dalam langkah pengenalan diri inilah, Musa bertemu dengan TUHAN melalui malaikatNya dalam bentuk nyala api yang keluar dari semak duri (Kel 3:2). TUHAN memperkenalkan diri-Nya dengan istilah "ehyeh asyerehyeh" (Aku ada yang Aku akan Ada). Selain memperkenalkan diri, la mengutus Musa sebagai penuntun bangsa Israel. Namun, Musa ragu akan dirinya sendiri. la mempertanyakan kemampunannya untuk meyakinkan bangsanya? Lantas, TUHAN memperlihatkan kepadanya sejumlah mukjizat, seperti tongkat menjadi ular. Meskipun begitu, Musa masih ragu akan kemampuan dirinya, lebih-lebih untuk berbicara dan berdebat. TUHAN rupanya jengkel dengan keragu-raguan Musa ini, sampai-sampai la berkata: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisa atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? (Kel 4:11). TUHAN tampaknya sudah murka ketika Musa mencari-cari alasan untuk mengelak dari tugas sebagai pemimpin dan penuntun suatu bangsa: "Ah, TUHAN, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus" (Kel 4:13).

Musa tidak lahir sambil membawa bakat memimpin dan menuntun. la sebenarnya minder dengan ketidakcakapannya sendiri. Dia ragu apakah nanti bangsanya mendengarkan atau tidak.

Page 15: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  21  Hidup untuk melayani 

Dia sebetulnya cukup tertekan dengan tugasnya yang menuntut dia banyak bicara sementara dia bukan orator yang ulung. Walaupun TUHAN sepertinya kehabisan kesabaran terhadap Musa, la masih membuka jalan untuk melepaskan belenggu rasa minder Musa ini dengan memberikan Harun sebagai pendamping dan juru bicaranya.

Bangsa penggerutu

Musa setia dalam mendampingi dan melayani bangsa Israel. Namun, dia juga mengalami banyak perlawanan. Anehnya, perlawanan justru sering muncul dari bangsa yang dipimpinnya sendiri. Ketika masih di Mesir, persisnya ketika Firaun memperberat pekerjaan orang lbrani lantaran Musa meminta agar orang lbrani mengadakan perayaan bagi TUHAN di padang gurun, dia malahan dimaki-maki: "Kiranya TUHAN memperhatikan perbuatanmu dan menghukumkan kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya" (Kel. 5:1-23). Ketika berada di tepi Laut Teberau di mana saat itu pasukan Firaun semakin mendekat dan mengancam keselamatan nyawa mereka, bangsa Israel menggerutu lagi: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk coati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami" (Kel. 14:11-12).

Musa mengalami kesulitan dalam mendampingi suatu bangsa yang sedang bergerak menuju pembebasan. Rupanya bangsa ini lebih suka hidup sebagai budak, tetapi makan daging dari pada hidup sebagai orang merdeka, tetapi harus berhadapan dengan kerasnya padang gurun. Padahal, jalan menuju kemerdekaan hanya mungkin jika orang berani mengambil risiko gagal. Bangsa Israel ini juga memiliki hobi yang cukup aneh, yaitu menggerutu. Mukjizat Laut Teberau yang maha dashyat tidak mampu meyakinkan mereka bahwa dalam pendampingan Musa, TUHAN menyertai mereka. Mereka tetap menggerutu apa pun bentuknya. Musa pun terpaksa berkali-kali meminta bantuan kepada TUHAN. la sangat menderita karena menanggung beban memimpin suatu bangsa yang keras kepala.

 BKSN 2014  22  Hidup untuk melayani 

la mengeluh kepada TUHAN: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" (Kel 17:4).

Bangsa ini selalu mengeluh soal makanan. Kitab Bilangan menceritakan bagaimana mereka memprotes Musa karena hanya diberi manna yang membuat mereka kurus kering, padahal di Mesir mereka bisa makan daging dan sayuran (Bil 11:4-6). Berhadapan dengan gerutu mereka, Musa hanya bisa mengeluh kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?... Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku (Bil 11:11,14).

Insiden di Masa dan Meriba (Kel 17:1-7)

Tidak ada istilah "gampang" ketika harus mendampingi sekelompok yang keras kepala dan suka menggerutu. Bahkan, pertengkaran pun bisa terjadi. Musa mengalaminya ketika berada di tempat yang bernama Rafidim, di semenanjung Sinai. Bangsa Israel bertengkar dengan Musa karena mereka kehausan dan tidak ada air. Musa agak kalang kabut menghadapi mereka. Sampai-sampai ia berteriak kepada mereka, "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku?" Ketika protes mereka semakin hebat, Musa ketakutan dan berseru kepada TUHAN "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"

Akhirnya, TUHAN turun tangan. la memberikan air kepada bangsa Israel dari gunung batu. Insiden ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah bangsa Israel. Buktinya, tempat di mana Musa dan bangsa Israel bertengkar, dikenang dengan nama Masa dan Meriba. Dalam kitab Bilangan juga dikatakan "Itulah mata air Meriba, tempat orang lsrael bertengkar dengan TUHAN dan la menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka" (Bil 20:13).

Page 16: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  23  Hidup untuk melayani 

Demikian juga, dalam Mazmur 95:8-9, "Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan¬Ku" (Mzm 95:8-9; lihat juga, Mzm 106:32).

Kisah di Masa dan Meriba merupakan kisah seorang pelayan umat Allah yang tidak lari dari tugasnya sekalipun ia harus menghadapi banyak perlawanan dan ancaman. Bahkan seorang pelayan sepertinya harus siap bertengkar dengan mereka yang dilayaninya. "Siap bertengkar" tidak berani harus mencari-cari pertengkaran. Menyiapkan diri untuk menerima hal-hal yang paling buruk, merupakan jurus jitu supaya bisa bertahan dalam pelayanan. Meskipun berbagai persoalan menimpa Musa, ia tetap melayani mereka dengan tabah. Pertanyaannya, mengapa Musa begitu tabah?

Karena dekat dengan TUHAN

Sejak awal, Musa merasa keberatan untuk menuntun bangsa Israel. Mungkin, dia sudah tahu sifat dan karakter mereka. Tetapi karena tugas ini adalah perintah TUHAN, dia tetap menerimanya. Musa mampu untuk setia dalam tugas pelayanannya karena dia berani mempercayakan semuanya kepada TUHAN. Sebagai penuntun, Musa sadar bahwa tanpa pendampingan TUHAN, ia tidak sanggup menjalankan tugasnya secara maksimal. Tanga relasi dengan TUHAN, kepemimpinannya dan pendampingannya akan rapuh.

Musa selalu mengambil waktu untuk berkomunikasi dengan TUHAN. la selalu berdoa dalam situasi apapun. Hanya melalui doa, ia mampu untuk terus bertahan dalam melayani. la perlu menyendiri untuk mengalami kehadiran TUHAN dalam hidupnya. Dalam kesendirian itu, ia berhadapan dengan dirinya sendiri dan TUHAN. Pada saat yang sama, ia juga membiarkan dirinya diubah dan diterangi oleh TUHAN. Hanya dengan cara ini, ia bisa menjadi saluran rahmat TUHAN kepada orang yang lain. Musa sebenarnya dikukuhkan sebagai pemimpin, pendamping, penuntun dan pelayan, bukan pertama-tama karena keahlian dan bakatnya, tetapi karena kemampuannya untuk bisa dekat dengan TUHAN dalam situasi apapun.

 BKSN 2014  24  Hidup untuk melayani 

Melayani dengan Tabah

Musa berani dan berhasil memikul tanggung jawab yang diberikan TUHAN apapun bentuknya. Sekalipun harus jatuh bangun di tengah pujian dan caci maki dari orang-orang yang didampinginya, sekalipun berulang kali mengeluh, Musa tetap setia dan tidak lari dari tugasnya. Untuk bisa setia pada tugasnya, orang perlu jujur dengan dirinya sendiri dan berani menyadari kerapuhan dan keterbatasan dirinya. Dengan masuk ke dalam diri, orang akan mullah menemukan TUHAN dan kehendak-Nya. Dengan begitu, kegagalan dan kesulitan yang dihadapi bisa dilihat secara positif sebagai salah satu pembelajaran dari TUHAN.

Karena itu, perlulah bagi mereka yang menerima tanggung jawab ini, untuk setia mengadakan komunikasi pribadi dengan TUHAN. Tidak harus dengan duduk bersila sambil mengosongkan diri di hadapan TUHAN. Justru dengan mengungkapkan secara tutus apa yang dirasakannya, itulah yang penting. Seperti Musa, orang bisa mengungkapkan kemarahannya, ketakukannya, ketidaksabarannya, keluhannya, dsb kepada TUHAN. Ini adalah tanda nyata kedekatan dengan TUHAN. Inilah yang membuat orang menemukan kedamaian batin sehingga orang bisa bertahan di tengah kritikan, hujatan, atau makian dari orang lain yang tidak merasa puas.

Inspirasi dari Santa Theresia dari Lisieux

"Mengapa kita harus membela diri ketika orang lain salah memahami dan salah menilai kita? Lupakan semua itu. Marilah kita menutup mulut. Begitu indah membiarkan orang lain menghakimi kita seturut kehendak mereka. Terberkatilah keheningan, yang membawa damai ke dalam jiwa kita."

Page 17: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  25  Hidup untuk melayani 

  

 BKSN 2014  26  Hidup untuk melayani 

Filipi 1:12-30 Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu

dan pertolongan Roh Yesus Kristus. (Fil 1:18-19)

Setiap perbuatan selalu mengandung risiko pro dan kontra. Ada yang mendukung dan bahkan memuji perbuatannya. Namun, ada pula yang tidak setuju, menolak, meremehkan dan bahkan ingin menjatuhkan. Namun, seorang yang memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, pastilah tidak akan menyerah dengan situasi demikian. Jika ia yakin bahwa perbuatannya demi kebaikan orang lain, ia akan terus berjalan dan berusaha mewujudkannya. Paulus adalah salah satu orang yang seperti itu. la mewartakan Injil karena Kristus yang diimaninya. la yakin bahwa pewartaannya akan memberikan harapan dan keselamatan bagi banyak orang. Tidak sedikit yang tidak suka dengan pelayanan Paulus. Meskipun begitu, ia jalan terus. Anjing menyalak, kafilah tetap berlalu. Yang lebih mengesankan lagi, ia justru menjalani tugas pelayanannya dengan penuh sukacita. Mengapa Paulus bisa bersukacita di tengah situasi yang menurut logika, harusnya tidak mungkin untuk bersukacita (penderitaan dan penolakan)? Marilah kita menyimak kesaksian Paulus dalam surat-suratnya.

Page 18: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  27  Hidup untuk melayani 

Paulus dikenal sebagai rasul bangsa-bangsa (Kis 9:15). Sebelum menjadi rasul Kristus, ia adalah seorang Farisi yang sangat obsesif (Fil 3:5-6). Maksudnya, apa yang dia inginkan, harus terjadi. Karena Farisi, dia amat berpegang teguh pada hukum Taurat. Segala sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau menyimpang darinya, harus ditindak tegas. Di awal karirnya, dia melihat orang Kristen sebagai musuh. Kekristenan dianggap sebagai sekte yang menyimpang dari agama Yahudi. Tidak mengherankan jika ia begitu bersemangat untuk mengejar-ngejar dan menganiaya orang Kristen. Perlu dicatat juga, yang namanya rasul agung Paulus ini, dulunya termasuk mereka yang menyetujui pembunuhan Stefanus (Kis 8:1).

Namun, jalan hidup Paulus berubah ketika dia berjumpa dengan Kristus yang bangkit di jalan menuju Damaskus. Kisah ini diceritakan sebanyak tiga kali dalam Kisah Para Rasul (9:1-9, 22-3-16; 26:9-18). Jelas sekali, peristiwa ini merupakan bagian terpenting dalam perjalanan hidup Paulus. Dalam peristiwa itu, Paulus mengalami bahwa dirinya, sekalipun seorang penganiaya dan 'pembunuh', ternyata masih diterima, dikasihi dan diperhatikan oleh Allah melalui Kristus. Pengalaman inilah yang membuat Paulus mau meninggalkan jalan yang lama dan merintis jalan yang baru, jalan yang dahulu sangat dibencinya. Dia akhirnya menjadi pelayan Kristus untuk pemberitaan Injil ke seluruh bangsa.

 BKSN 2014  28  Hidup untuk melayani 

Meskipun telah menjadi bentara Kristus, karakter Paulus tetap saja tidak berubah. la tetap orang yang keras, agresif, tidak kenal kompromi, tetapi juga sekaligus setia kepada keyakinan dan kebenaran. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, ia bicara agak kasar terhadap jemaat yang sedang terombang-ambing oleh ajaran palsu 'Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!" (Gal 5:12). Karena karakter Paulus ini, tidak mengherankan jika dia mendapat banyak musuh dan perlawanan yang tidak ringan. Tetapi, Paulus seperti rumah yang dibangun di atas batu karang sehingga ia tidak goyah dan tetap teguh dalam pelayanan pemberitaan Injil Kristus.

Karena Kehendak Allah

Masih ada satu pertanyaan yang tersisa: mengapa Paulus tetap setia melayani meskipun ia harus menderita? Jawabannya adalah karena Paulus ingin menjalankan kehendak Allah. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, ia men-sharing-kan pengalaman penderitaannya dalam melayani Kristus dan jemaat demikian:

Apakah mereka pelayan Kristus? aku berkata seperti orang gila aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung¬katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banji rdan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap  kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga,- kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian (2 Kor 11:23-27).

Page 19: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  29  Hidup untuk melayani 

Paulus adalah orang Yahudi. Bagi orang Yahudi, pusat hidup mereka bukanlah diri mereka sendiri, tetapi Allah. Dan menjalankan kehendak Allah merupakan kepenuhan diri mereka sebagai manusia. Sebagai orang Yahudi, Paulus baru merasa berarti bagi Allah dan sesama jika ia mampu menjalankan kehendak Allah dalam tugas hidupnya. Paulus menyadari bahwa panggilannya sebagai rasul adalah kehendak Allah (1 Kor 1:1). Kehendak Allah pada dirinya adalah mewartakan kabar gembira tentang Yesus Kristus kepada segala bangsa. la berusaha memenuhi kehendak Allah tersebut. Dalam usahanya itu, Paulus harus berhadapan dengan kesulitan dan tantangan yang tidak ringan. Kepada jemaat di Korintus, ia berkisah:

Kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. (2Kor 1:8).

Namun, justru dalam penderitaannya itu, dia merasakan kehadiran Allah. Allah tidak membiarkan rasulnya gagal (2Kor 1:10). Paulus tidak hanya mengalami penderitaan yang dialami dari luar. la harus menanggung kelemahan dan kekurangan dirinya. la minta supaya Kristus membebaskan dari kelemahannya. Sebab, kelemahannya ini seperti duri dalam daging, seperti utusan lblis yang selalu menggocoh dirinya. Tetapi, Tuhan justru menjawab demikian: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempuma" (2Kor 12:9).

Pengalaman Paulus ini memberi pengharapan bagi mereka yang merasa diri tidak bisa melayani Tuhan karena tidak memiliki ketrampilan atau bakat tertentu. Yang terpenting bagi Tuhan adalah – seperti Paulus – niat atau kemauan untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kekurangan dan kelemahan bukanlah halangan utama. Tuhan sendiri nanti akan menunjukkan jalannya.

 BKSN 2014  30  Hidup untuk melayani 

Tetap bersukacita Sekalipun Menderita (Fil.1: 12-30)

Berada di Penjara

Bukan hanya kepada jemaat di Korintus saja, kepada jemaat Filipi, Paulus jugs membagikan pengalaman jatuh bangun dan penderitaannya karena mewartakan Injil. Paulus menuliskan kisahnya ketika ia sedang dipenjara. Dalam suratnya, Paulus tidak menceritakan secara rinci kehidupannya di penjara. la hanya memberi kesaksian. Kesaksiannya adalah bahwa pengalaman dipenjara karena memberitakan Kristus (1:13) bukanlah sesuatu yang memalukan. Justru sebaliknya, dengan dipenjara dan mengalami penderitaan, pewartaan Injil semakin maju (1:12). Ketabahan Paulus menghadapi kesukaran, telah memberikan harapan dan inspirasi bagi pewarta lainnya supaya tidak takut dalam mewartakan kebenaran Kristus (1:14).

Pesaing Paulus

Seperti dalam sejumlah kesaksiannya di surat-suratnya yang lain, pelayanan Paulus mendapatkan perlawanan dari sejumlah pihak. Anehnya, mereka yang melawan Paulus justru pewarta-pewarta Kristen yang mewartakan Kristus yang sama. Mereka adalah pesaing dan musuh Paulus. Paulus tahu bahwa mereka yang memusuhi mempunyai motivasi yang berbeda dalam mewartakan Injil. Paulus dan teman-temannya mewartakan Injil karena kasih (2:16). Sementara, pewartaan para musuhnya dimotivasi oleh iri hati, cemburu dan egoisme. Meskipun terkesan mewartakan Kristus, sebenarnya Kristus "dijual" untuk kepentingan dirinya sendiri. Mereka memanipulasi dan menyalahgunakan Injil Kristus untuk mencari keuntungan diri sendiri. Mereka senang ketika mendengar Paulus dipenjara. Sebab, penghalang mereka sudah "dilemahkan". Lantas, apakah Paulus gentar, takut, depresi, stress karena sikap dan perlakuan mereka itu?

Page 20: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  31  Hidup untuk melayani 

Tetap bersukacita

Menariknya, sekalipun dipenjara, Paulus tetap bersukacita (1:18). Mengapa? Karena pewartaan Kristus tetap berlangsung terus. la bersukacita bukan karena dirinya, tetapi Kristus yang diimaninya yang bisa tetap hidup dan terus diwartakan. Jelas, Paulus tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Baginya, Kristus adalah nomor satu. Sementara, dirinya adalah nomor dua. Baginya, penderitaan dan kesusahan yang menimpa dirinya, bukanlah masalah besar asalkan Kristus bisa hidup dalam diri orang beriman.

Alasan lain mengapa Paulus tetap bersukacita adalah keyakinan bahwa ada saatnya penderitaannya berhenti dan pada saat itu juga ia memperoleh keselamatan (1:19). Apa maksud keselamatan di sini? Ada yang menduga maksud keselamatan di sini adalah pembebasannya dari penjara. Namun, lebih baik kalau keselamatan ini diartikan secara lebih umum yaitu keselamatan dalam Kristus. Apa maksudnya?

Keselamatan berasal dari kata selamat. Selamat berakar dari kata salam (Arab) atau shalom (lbrani). Shalom mengacu pada relasi yang harmonis dan intim terhadap sesuatu atau seseorang sehingga memberikan rasa damai. Nah, jika Paulus mengharapakan keselamatan, berarti dia mendambakan relasi dengan Allah dan Kristus menjadi lebih dekat dan akhirnya bersatu. Keselamatan bagi Paulus adalah jika Allah dan Kristus hidup dan bersatu dengan dia. Dalam suratnya ini, ia mengatakan: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan"(1:21). Dalam surat kepada jemaat Galatia, juga dikatakan hal yang sama: "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20). Karena kehadiran Kristus dalam hidupnya, maka ia seolah¬olah terdesak untuk melayani dan akhirnya memberi buah (1:22).

 BKSN 2014  32  Hidup untuk melayani 

Mengikuti teladan Paulus

Paulus menceritakan pengalamannya bukan tanpa maksud. la ingin agar jemaat Filipi mengikuti teladannya untuk tetap setia dan bersukacita dalam pelayanan Injil Kristus. Paulus tampaknya menginginkan jemaat Filipi menjadi pelayan Injil yang tangguh seperti dirinya. Menurut Paulus, langkah pertama untuk menjadi pelayan Injil adalah menata hidupnya sepadan dengan Injil yang diwartakan. Tanpa menginjili diri sendiri, bagaimana mungkin menginjili orang lain, bukan?

Dengan menjadi pelayan Injil, Paulus yakin bahwa mereka akan mendapat keselamatan. Kesukaran, penderitaan dan perlawanan ketika melayani, bukanlah tanda kegagalan (dalam bahasa Paulus: tanda kebinasaan; 1:28). Sebaliknya, semuanya itu adalah tanda keselamatan. Maksudnya, justru dengan kesukaran yang dijumpai dalam pelayanan, orang Kristen akan semakin didekatkan dengan Allah. Paulus mengungkapkannya demikian: "Kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia" (1:29).

Melayani dengan Sukacita

Apa yang kita lakukan selalu mengandung resiko, termasuk melakukan pekerjaan baik. Demikian pula dengan melayani. Pelayanan adalah pekerjaan baik dan mulia. Tidak ada yang menyangkal itu. Namun, tidak semua orang bisa menerima pelayanan kita. Misalnya, dalam pelayanan memberi bantuan sembako kepada orang miskin. Selalu ada saja reaksi positif dan negatif. Ada yang menilai baik. Namun, tidak sedikit yang mengkritisi pelayanan itu. Mungkin ada orang yang tidak suka karena iri hati atau tidak dilibatkan dalam kegiatan itu, atau merasa tersaingi kegiatannya. Lantas bagaimana?

Mungkin baik kita belajar dari Paulus. la tetap bersukacita atas apa yang terjadi dengan pelayanannya. la melayani orang lain karena Allah dan Kristus. la melayani karena memang is ingin melayani demi kebaikan orang lain. Itu saja. Tidak ada motivasi untuk memegahkan diri atas pelayanan yang dia buat.

Page 21: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  33  Hidup untuk melayani 

Motivasi Paulus benar-benar murni. Itulah yang membuatnya tetap bersukacita sekalipun pelayanannya banyak dikritik oleh para lawannya.

Inspirasi dari Beata Teresa dari Kalkuta

“Kita adalah pelayan Kristus. Jika Dia menginginkan kita sakit terbaring di tempat tidur, jika Dia menginginkan kita untuk menjadi pekerja jalanan, jika Dia menginginkan kita untuk menjadi petugas kebersihan WC sepanjang hari, semua itu baik adanya. Kita harus mengatakan, 'Saya milik-Mu. Engkau dapat melakukan apa pun seturut kehendak-Mu. 'InIlah kekuatan kita, inilah sukacita kita.."

 

 

 BKSN 2014  34  Hidup untuk melayani 

2 Korintus 8:1-15

Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap

dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan

(2Kor 8:2)

Dalam setiap pertemuan, baik di tingkat basis maupun di paroki, anggota gereja selalu mengadakan kolekte. Hampir sebagian besar berpartisipasi dalam kolekte. Kolekte merupakan ungkapan nyata dari pelayanan kasih. Sebab, selain diperuntukkan untuk membiayai kegiatan bersama, kolekte diperuntukan untuk menopang hidup anggota-anggota gereja yang menderita dan berkekurangan.

Kegiatan kolekte ini sebenarnya sudah ada pada zaman Paulus. Dalam tradisi agama Yahudi, tampaknya kegiatan mengumpulkan uang untuk orang miskin sudah dipraktikkan. Paulus nampaknya menjadi pelopor kegiatan kolekte dalam jemaat-jemaat Kristiani pada abad pertama. Mengapa Paulus sangat menekankan kolekte bagi anggota-anggota jemaat yang miskin? Mengapa kolekte harus dipraktikkan' dalam komunitas-komunitas orang Kristiani? Marilah kita menyimak uraian Paulus mengenai kolekte dan belajar dari teladan jemaat-jemaat di Makedonia yang murah hati.

Page 22: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  35  Hidup untuk melayani 

Orang miskin merupakan salah satu topik utama dan penting dalam Alkitab. Dalam undang-undang atau hukum Israel yang paling kuno, yaitu dalam Kitab Perjanjian (Kel 22-23), ada aturan yang meyinggung nasib orang miskin. Bangsa Israel diminta untuk menjamin keadilan (Kel 23:6) dan makanan kepada orang Israel yang miskin (Kel 23:11). Hukum Israel kuno juga menetapkan supaya jika orang meminjamkan uang kepada orang miskin, ia tidak boleh membebankan bunga uang kepadanya (Kel 22:25).

Dalam kitab-kitab para nabi, seruan untuk memperhatikan orang miskin juga dilontarkan oleh para nabi. Nabi Amos, misalnya, mengkritik para raja dan bangsawan kerajaan Israel yang tidak mempedulikan nasib orang miskin, tetapi justru semakin menjerumuskan mereka ke dalam jurang kemiskinan (Am 2:6-7). Nabi Yesaya memperingatkan bahwa murka Tuhan akan menimpa mereka yang menghalangi orang lemah, mendapatkan keadilan, merampas milik janda-janda, dan menjarah anak yatim (Yes 10:2). Lebih keras lagi seruan Nabi Yehezkiel. Atas nama Tuhan, ia berseru bahwa orang yang menindas orang sengsara dan miskin, merampas, tidak mengembalikan gadaian orang, memungut bunga uang dan mengambil riba, tidak akan hidup (Yeh 18:12-13). Mengapa hukum dan seruan para nabi selalu berpihak kepada orang miskin dan terlantar, termasuk di dalamnya janda dan anak yatim?

 BKSN 2014  36  Hidup untuk melayani 

Allah memperhatikan orang miskin

Satu-satunya jawaban adalah karena Allah memperhatikan orang miskin. la adalah pelindung utama orang miskin. Ini seperti yang dikatakan dalam mazmur 140:12: "TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin." Begitu perhatiannya terhadap orang miskin dan tertindas, TUHAN pun sampai memenuhi segala macam kebutuhannya yang paling dasar. Nabi Yesaya mengatakannya demikian: "Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang IsraelAku tidak akan meninggalkan mereka" (Yes 41:17). Inilah belas kasih Tuhan terhadap orang miskin. Bagi-Nya, semua ciptaan balk adanya. Dia tidak pilih kasih. Justru bagi mereka yang sangat membutuhkan pertolongan untuk bertahan hidup, TUHAN selalu mengambil posisi yang pertama untuk membantu. Jika TUHAN berlaku seperti itu terhadap orang miskin, demikian pula hendaknya orang-orang yang mengimani TUHAN.

Memperhatikan orang miskin tampaknya sudah menjadi aturan baku dalam hidup bermasyarakat bangsa Israel. Ini semacam kewajiban moral yang harus ditanamkan sejak kecil. Dalam Alkitab, sosok Ayub merupakan salah satu contoh orang yang sejak dini memperhatikan orang miskin.

Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tidak ada penolongnya; aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria; aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban,- aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh; aku menjadi bapa bagi orang miskin, dan perkara orang yang tidak kukenal, kuselidiki. Geraham orang curang kuremuk, dan merebut mangsanya dari giginya. (Ayb 29:12-17).

Mengapa orang beriman harus bersusah-susah membantu orang miskin? Tentu saja, jawabannya, karena TUHAN juga membantu orang miskin. Bahkan jika dikalkulasi, ia membantu lebih daripada apa yang dibuat

Page 23: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  37  Hidup untuk melayani 

umat-Nya. Tentu saja, TUHAN amat jarang membantu secara langsung. la selalu memakai jasa seorang perantara. Siapa perantara itu? Tak lain adalah umat-Nya sendiri yang dipercaya kepadanya. Mereka adalah perpanjangan tangan belas kasih Allah. Nah, kepada mereka, TUHAN juga akan memberikan semacam "hadiah": "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. (Ams 19:17). Mereka yang memberikan pertolongan kepada orang miskin dipandang sebagai orang yang terberkati dan berbahagia.

Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumf (Mzm 41:1-2).

Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh betas kasihan kepada orang yang menderita. (Ams 14:21).

Sedekah

Salah satu tindakan paling konkrit dan sederhana dalam memperhatikan orang miskin adalah memberi sedekah. Orang Yahudi tidak memiliki istilah khusus untuk tindakan memberi sedekah ini. Hanya saja, kemurahan hati untuk memberikan sesuatu kepada orang miskin selalu dipuji dan dihargai, bahkan terkesan "diwajibkan".

Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu." (Ul. 15:11)

Istilah "sedekah" menunjuk pada kata dalam bahasa lbrani "sedada". "Sedaqa" berarti kebaikan, kebenaran atau kemurahan hati (Ul 6:25; 24:13; Ams 3:3; 14;22). Sedekah merupakan ungkapan kebaikan hati balk oleh TUHAN maupun manusia kepada sesamanya.

 BKSN 2014  38  Hidup untuk melayani 

Memberi sedekah dianggap sebagai salah satu bentuk tindakan saleh (Tob 1:3). Bahkan, dengan memberi sedekah, dosa-dosa orang yang memberi itu, bisa diampuni.

Api yang bemyala-nyala dipadamkan air, dan dosa dipulihkan oleh kedermawanan (Sir 3:30)

Memang, sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang melakukan sedekah akan menjadi puas dengan umumya (Tob 12:9).

Tindakan memberi sedekah tampaknya menduduki posisi tertinggi dalam kewajiban agama Yahudi. Ada kesan juga, sedekah lebih memberikan manfaat lebih daripada doa dan berpuasa. Dalam masyarakat Yahudi, para pemuka jemaat mengorganisasi pengumpulan dan pembagian sedekah ini. Persembahan sedekah untuk orang miskin juga sudah dipraktikkan di sinagoga (tempat ibadat orang Yahudi).

Ajaran Yesus tentang Sedekah

Dalam Injil Matius, terutama dalam bagian Kotbah di bukit, Yesus mengajarkan dengan jelas bagaimana orang hareu memberi sedekah. Memberi sedekah tampaknya bukan sesuatu yang baru dalam masyarakat Yahudi. Namun, dalam ajaran tentang sedekah, Yesus memasukkan beberapa hal yang baru. Lihat teks di bawah ini!

"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang

Page 24: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  39  Hidup untuk melayani 

tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Mat 6:1-4 ITB)

Yesus menganjurkan agar orang memberi sedekah dengan motivasi tulus dan murni. Harus memberikannya dengan spontan. Jika melihat ada yang sedang kebutuhan, langsung dibantu. Selain itu, memberi sedekah hendaknya bukan dijadikan sebagai ajang untuk memamerkan dirinya sebagai orang saleh. Sedekah bukanlah alat pembayaran untuk menampilkan dirinya dan memberi puji-pujian dari orang lain. Bagi Yesus, orang semacam ini tidak akan memperoleh apa-apa kecuali pujian yang sia-sia.

Sedekah dalam Jemaat Perdana

Gereja perdana tampaknya mewarisi tradisi sedekah dari agama Yahudi. Dalam cara hidup jemaat Kristen perdana (Kis 4:32-36), memang tidak diperlihatkan kewajiban untuk memberi sedekah. Namun, tampak jelas di sini adanya unsur memberi sedekah, yaitu sating berbagi di antara anggota jemaat. Tak bisa dipungkiri bahwa dalam jemaat perdana, ada yang kaya dan berkelebihan di satu pihak; ada yang miskin dan berkekurangan di lain pihak. Namun, mereka yang berkelebihan, menjual kelebihannya dan diserahkan kepada para rasul untuk dibagikan kepada yang miskin. Dengan demikian, mereka yang berkekurangan bisa menerima kelebihan dari anggota jemaat yang kaya.

Ketika jemaat semakin besar, orang miskin yang ikut bergabung dengan jemaat juga semakin banyak. Kebanyakan dari mereka adalah para janda. Kepada mereka, anggota jemaat juga memberikan perhatian. Jemaat tidak mungkin menutup mata kepada mereka yang menderita. Jemaat memiliki tanggung jawab atas mereka. Paling tidak, jemaat bisa menopang kebutuhan harian yang paling minimal, yaitu makan. Menanggapi kebutuhan ini, jemaat Kristen perdana mengangkat petugas khusus untuk melayani pembagian sedekah ini. Mereka biasa disebut diakon (Kis 6:1-7).

 BKSN 2014  40  Hidup untuk melayani 

Kolekte menurut Paulus

Kolekte berarti "mengumpulkan". Secara lebih luas, kolekte berarti mengumpulkan uang untuk kepentingan tertentu. Praktik kolekte ini juga dibahas dalam Alkitab. Jika Perjanjian Lama dan Injil – Kisah Para Rasul, lebih banyak berbicara tentang sedekah, surat-surat Paulus lebih banyak berbicara tentang kolekte. Memang, tidak terlalu banyak perbedaan antara sedekah dengan kolekte. Keduanya sama-sama tindakan saleh (karitatif) untuk membantu orang miskin dan berkebutuhan. Yang membedakan adalah bahwa sedekah kebanyakan dilakukan secara pribadi, sementara kolekte dilakukan secara berkelompok dan diorganisir pembagiannya.

Paulus berbicara panjang lebar tentang pengumpulan kolekte dalam 2 Korintus 8-9. Mungkin perikop ini merupakan uraian paling lengkap dan jelas tentang kolekte dalam Perjanjian Baru. Dalam Rom 15:25-27 dan 1 Kor 16:1-4, Paulus juga berbicara tentang kolekte. Namun, tidak selengkap dalam surat 2 Korintus.

Dalam kesaksiannya, Paulus menjalin kesepakatan dengan para pemimpin jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem bahwa ia akan mengumpulkan bantuan dari jemaat Kristen Yunani di kota-kota besar di Asia Kecil (Turki) dan Yunani untuk membantu jemaat "miskin" di Yerusalem (Gal 2:10; Kis 11:29-30; 24:17). Tindakan ini sebenarnya tidak hanya sekedar bersifat karitatif. Lebih daripada itu, tindakan ini merupakan kesempatan untuk menjalin kerjasama dan kesatuan yang erat di antara jemaat-jemaat Kristen, dalam hat ini jemaat Kristen Yahudi dan non Yahudi.

Paulus menyatakan bahwa kesempatan untuk memberikan bantuan adalah anugerah dari Allah semata (2Kor 8:1-2). la menekankan prinsip berbagi sehingga tidak ada yang kelebihan dan kekurangan dalam komunitas Kristen (2Kor 8:13-15). Paulus memberi jaminan bahwa Allah mengasihi orang yang memberi dengan suka cita (2Kor 9:7). Namun ia menekankan supaya partisipasi dalam pengumpulan bantuan ini hendaknya didasari oleh semangat tulus ikhlas, murah hati dan tanpa paksaan (2Kor 9:5). Jika orang mau membantu sesamanya, Allah juga akan selalu melimpahkan kasih karunia kepadanya (2 Kor 9:8).

Page 25: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  41  Hidup untuk melayani 

Untuk memotivasi jemaat Korintus memberikan kolekte, Paulus memberikan teladan jemaat di Makedonia yang membantu dengan sukacita dan tanpa paksaan. Nah, sejauh mana jemaat di Makedonia mau berpartisipasi dalam kolekte, kita akan bersama-sama mendalaminya dari kesaksian Paulus dalam 2 Kor 8:1-15.

Pelayanan Kasih (2 Kor 8:1-15)

Paulus menghendaki jemaat Korintus tidak berpikir untuk jemaatnya sendiri saja. Mereka diminta untuk memikirkan kebutuhan jemaat lainnya juga. Maka dari itu, ia memohon agar jemaat Korintus mau sedikit bermurah hati kepada jemaat yang miskin, dalam hat ini jemaat di Yerusalem. Bagi Paulus, memberikan kolekte adalah unsur hakiki dari Injil. Injil yang dimaksud di sini adalah kabar sukacita, yaitu keselamatan dalam Kristus. Mereka yang sudah dilimpahi keselamatan dari Kristus, hendaknya mau juga memberikan kelimpahannya kepada sesamanya, terlebih anggota jemaat yang lain. Menerima keselamatan dari Kristus tetapi tidak mau berbagi dengan sesama, berarti ada yang salah dengan orang tersebut.

Teladan Jemaat-jemaat di Makedonia

Cara jitu untuk membuat orang tergerak dan bertindak adalah memberikan teladan. Teladan ini adalah teladan dari jemaat di Makedonia. Makedonia terletak di sebelah utara Yunani. Sebagian besar jemaat di Makedonia pada waktu itu bukanlah orang kaya. Mereka termasuk kelas pekerja, bahkan budak. Memang ada satu dua anggota jemaat yang kaya dan cukup berada. Tetapi, amat sangat sedikit. Meskipun mayoritas jemaat di Makedonia adalah miskin, ada satu hal yang menarik bagi Paulus dari jemaat ini. Apa itu?

Meskipun miskin, mereka masih bisa berbagi untuk orang lain. Logikanya, orang bisa berbagi kalau mereka berkelebihan atau berkelimpahan. Tetapi, ini tidak berlaku dalam jemaat Makedonia. Tidak dijelaskan motivasi apa di balik kemurahan hati jemaat di Makedonia ini.

 BKSN 2014  42  Hidup untuk melayani 

Mungkin saja, karena pengalaman mereka dalam hidup dalam kemiskinan dan penderitaan, membuat mereka tidak tega terhadap penderitaan orang yang mengalami nasib yang serupa dengan mereka. Karena itulah, mereka mau membantu.

Paulus menceritakan ketangguhan dan ketabahan jemaat di Makedonia demikian:

"Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus" (2 Kor 8:2-4)

Di sini Paulus mengajarkan apa arti kaya dan miskin itu sesungguhnya. Paulus tidak mempertentangkan soal kaya atau miskin. la hanya menunjukkan bahwa orang kaya tidak harus berarti memiliki harta benda secara berlebih. Bagi Paulus, orang miskin pun bisa dikategorikan orang kaya asalkan dia mau memberi dan melayani dengan murah hati. Sementara, orang kaya bisa bisa digolongkan dalam orang miskin jika ia tidak bersedia untuk memberikan kelebihannya kepada orang yang membutuhkan. Kaya dan miskin itu amat relatif.

Dan yang lebih membuat Paulus kagum kepada jemaat di Makedonia adalah sekalipun mereka miskin, mereka memberi dengan takaran "melampaui kemampuan mereka". Mereka mau berkorban untuk kebahagiaan orang lain. Mereka juga memaksa Paulus supaya dilibatkan untuk melayani orang-orang miskin di Yerusalem (baca: orang-orang kudus). Sungguh-sungguh sangat Injili sikap jemaat di Makedonia ini. Apakah dalam kehidupan gereja kita masih ada orang yang mampu seperti jemaat di Makedonia? Hanya TUHAN yang tahu.

Menurut Paulus, mereka mau dan berani mengorbankan diri seperti itu karena mereka melakukannya pertama-tama untuk Allah dan mereka melihat tindakannya sebagai pemenuhan kehendakAllah (2Kor 8:5).

Page 26: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  43  Hidup untuk melayani 

Mereka ingin terlibat dalam karya Allah terhadap orang miskin. Jelas sekali di sini, mereka tidak pernah berpikir untuk dirinya sendiri.

Lantas, Jemaat Korintus?

Setelah memberi kesaksian tentang kemurahan hati jemaat di Makedonia, Paulus mengutus Titus untuk mengorganisasi pengumpulan kolekte itu. Paulus memberi istilah pengumpulan kolekte ini dengan sebutan "pelayanan kasih". Wujud nyata kasih adalah pelayanan. Kasih dan pelayanan itu seperti dua sisi dari satu mata uang. Tidak terpisahkan satu dengan yang lain.

Paulus menjelaskan alasan mengapa mereka perlu berpartisipasi dalam kolekte. Pertama-tama, Paulus memperlihatkan "kekayaan" dari jemaat Korintus: "kaya dalam segala sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami"(2Kor 8:7). Karena sudah kaya, mereka diminta berpartisipasi dalam pengumpulan kolekte ini. Kolekte ini juga dilihat sebagai ujian sejauh mana keikhlasan kasih jemaat (2Kor 8:8).

Alasan pertama orang terlibat dalam pengumpulan kolekte ini adalah karena Kristus juga berbuat yang sama. Paulus mengatakannya demikian: "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa la, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun la kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya"(2Kor 8:9).

Kristus terkesan masa bodoh dengan "kekayaan" yang dimilikinya. "Kekayaan" ini adalah relasi yang dekat dengan Allah dan kuasa yang diberikan Allah kepada-Nya. Baginya, yang penting adalah umat-Nya bisa menjadi kaya. Tampaknya bukan masalah besarjika Kristus hidup dalam kemiskinan. Masalah besar bagi Kristus adalah jika Dia kaya sementara umat-Nya miskin dan berkekurangan. Motivasi Kristus untuk membuat "kaya" orang lain, menurut Paulus, hendaknya menjadi motivasi dalam pelayanan kasih tersebut. Jika Kristus saja berbuat demikian, apalagi mereka yang beriman dan percaya kepadanya.

 BKSN 2014  44  Hidup untuk melayani 

Prinsip Keseimbangan

Kehidupan bersama akan berjalan dengan baik dan harmonis jika prinsip keseimbangan dipraktikkan. Kehidupan tidak akan berjalan baik jika yang satu terlalu berlebihan, sementara yang lain terlalu berkekurangan. Ketidakseimbangan bisa menimbulkan iri hati, kebencian, pertentangan, dan akhirnya pembunuhan (bdk. Yak 4:2). Bisa jadi, karena alasan inilah, Paulus meminta jemaat Korintus supaya berbagi.

Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan (Yor 8:1-15)

Paulus meminta jemaat Korintus supaya tidak melihat pengumpulan kolekte ini sebagai beban. Tetapi harus melihatnya secara positif, yaitu supaya ada keseimbangan. Mereka yang berkelebihan hendaknya mencukupkan mereka yang berkekurangan. Jika dilihat dari prinsip keseimbangan, tindakan memberi dari kelimpahannya sebenarnya tidak merugikan. Sebab, jika keseimbangan terjaga, kedamaian hidup bersama akan turut terjaga.

Paulus mendasarkan gagasannya tentang prinsip keseimbangan pada ungkapan dalam Kel 16:18 "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan ".

Dikisahkan dalam kitab Keluaran, bangsa Israel memperoleh berkat dari TUHAN berupa manna sehingga mereka tidak mati kelaparan di padang gurun. Mereka mengumpulkan hasil memungut manna ini secara bersama-sama. Ada yang memperoleh banyak. Ada yang bisa memperoleh sedikit. Lantas, hasil itu dikumpulkan bersama. Lalu, mereka membagi-bagikan hasil pengumpulan ini dengan takaran yang pas sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang.

Page 27: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  45  Hidup untuk melayani 

Dengan demikian, tidak ada orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Keserakahan atau kerakusan juga bisa diredam. Sementara itu, solidaritas antar saudara sebangsa bisa tetap bertumbuh.

Melayani dengan Murah Hati

Dari sejak gereja lahir sampai sekarang ini, selalu tak bisa dihindari apa yang namanya masalah finansial (keuangan). Demikian pula, fakta yang tidak bisa dihindari adalah adanya jemaat yang kaya dan jemaat yang miskin. Meskipun sama-sama beriman dalam Kristus, perbedaan ini selalu ada. Paulus tidak menyangkal kenyataan itu. la juga tidak berniat merombak perbedaan itu. la tidak mengamini prinsip sama rasa sama rasa. Sebab, prinsip ini sangat tidak benar karena menghilangkan hak dan kebebasan pribadi. Apa yang dimaui Paulus sebenarnya hanya satu, yaitu agar semua bisa berkecukupan sehingga bisa hidup dengan damai sejahtera. Yang tidak diinginkannya adalah bahwa dalam satu tubuh, yaitu jemaat, ada yang kelebihan dan ada yang kekurangan dan jemaat menjadi goyah karena tidak seimbang.

Dalam surat kepada jemaat yang sama (Korintus), Paulus berbicara tentang gereja sebagai satu tubuh (1Kor 12:12-31). Beberapa ungkapan Paulus yang menarik adalah dibawah ini:

Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya

 BKSN 2014  46  Hidup untuk melayani 

jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu sating memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (1Kor 12:20-27)

Berdasarkan gagasan Paulus di atas, semakin jelas pentingnya anggota gereja yang satu memperhatikan anggota gereja yang lain. Jika ada anggota gereja yang sangat membutuhkan bantuan untuk hidup sehari-hari, kelaparan, kesulitan mendapatkan biaya pendidikan anaknya, dsb, sebenarnya bukan mereka yang sakit dan menderita, tetapi juga anggota gereja yang lain merasakan hal yang demikian.

Pelayanan kasih (pengumpulan kolekte) merupakan bentuk tanggung jawab kita terhadap anggota gereja yang miskin dan lemah. Membiarkan anggota jemaat lain menderita sementara kita hidup dalam kelimpahan dan pura-pura tidak tahu, merupakan salah satu bentuk pengkhianatan terhadap TUHAN. Sebab, kita tidak mengikuti apa yang diteladankan oleh TUHAN sendiri. Kepada jemaat di Roma, Paulus menegaskan kewajiban jemaat yang berkelebihan atau kuat terhadap mereka yang lemah dengan mengatakan demikian:

Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri (Rom 15:1-3)

Memberikan sesuatu dengan tulus hati dan tanpa paksaan adalah ciri khas umat beriman yang percaya kepada Kristus. Kita bisa memberikan kepada orang lain yang menderita, entah dengan mengumpulkan kolekte atau memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan, atau dengan cara lainnya. Janganlah sungkan untuk bermurah hati.

Jemaat Makedonia mengajarkan bahwa dalam hidup berkekurangan saja, mereka masih bisa melayani dengan murah hati.

Page 28: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  47  Hidup untuk melayani 

Bagaimana dengan kita yang mungkin tidak berkekurangan sekali seperti mereka? Mengapa kita harus memberi seperti mereka? Jawabanya ada dalam perkataan Paulus kepada para penatua di Efesus di bawah ini:

Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab la sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pads menerima." (Kis 20:35)

Inspirasi dari Santo Gregorius dari Nazianze

"Berilah sesuatu, betapa pun kecilnya kepada mereka yang membutuhkan. Pemberian itu tidak kecil bagi mereka yang tidak mempunyai apa-apa. Pemberian itu juga tidak kecil di hadapan Allah karena kita telah memberi seturut kemampuan kita.

 BKSN 2014  48  Hidup untuk melayani 

AIlah melayani manusia dan ciptaan-Nya yang lain. Yesus Kristus diutus Allah untuk melayani manusia supaya mereka bisa mencapai keselamatan. Lantas, bagaimana dengan kita yang mengaku diri sebagai orang beriman kepada Allah dan pengikut Kristus? Jika Allah dan Yesus Kristus berperan sebagai pelayan bagi yang lain, sudah seharusnya kita juga menjadi pelayan bagi Allah dan sesama kita. Kita diciptakan oleh Allah bukan untuk diri kita sendiri. Ketika dilahirkan ke dunia, kita sudah membawa misi tersembunyi. Misi itu adalah melayani TUHAN Allah dan sesama dalam tugas dan kewajiban yang dipercayakan-Nya kepada kita.

Kita sudah belajar dari Alkitab sejumlah figur pelayan: Nehemia, Musa, Paulus, dan jemaat di Makedonia. Sebenarnya masih banyak figur lain dalam Alkitab yang bisa kita timba sebagai sumber inspirasi dalam tugas pelayanan kita. Sebut saja: Yosua, Gideon, Debora, Samuel, Daud, Yeremia, Yesaya, Maria Ibu Yesus, Petrus, Barnabas, dsb. Mereka semua adalah pelayan TUHAN dan sesama dengan caranya masing-masing.

Salah satu ciri khas dari para pelayan ini adalah bahwa mereka tidak pernah memikirkan hidup untuk dirinya sendiri. Bagi mereka, hidup akan berguna dan berarti jika diabdikan untuk kebaikan dan kehidupan sesama. Mereka tidak pernah menjadi orang besar yang dikenang dalam Alkitab jika mereka hidup untuk diri mereka sendiri. Sebaliknya, hanya karena memberikan hidupnya untuk pelayanan, maka mereka menjadi besar.

Ada banyak cara untuk melayani. Nehemia melayani rakyatnya sebagai pejabat kerajaan. Musa melayani bangsanya sebagai penuntun dan konselor. Paulus melayani jemaat Kristen sebagai penasehat dan pemberi semangat. Jemaat di Makedonia melayani jemaat lainnya dengan memberikan kolekte.

Page 29: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  49  Hidup untuk melayani 

Kita dipanggil untuk melayani seperti mereka. Setiap orang memiliki tugas pelayanannya masing-masing sesuai dengan kehendak Allah. Ada yang melayani sebagai dokter, guru, dosen, PNS, dsb. Ada yang melayani sebagai sopir, tukang sampah, tukang bangunan, tukang sapu, dsb. Ada yang melayani dalam tugas kegerajaan, tata tertib perayaan Ekaristi, menggalang dana untuk anak-anak yang terlantar dan yatim piatu, dsb. Semua tugas pelayanan adalah baik dan indah di mata TUHAN. Namun, pada akhirnya, baik atau tidaknya pelayanan, amat tergantung pada motivasi yang menggerakkannya. Apakah benar-benar tulus, ikhlas, dan penuh cinta dari dalam hati? Ataukah ada maksud terselubung yang justru untuk kepentingan diri sendiri? Dalam hal ini, hanya TUHAN yang tahu.

Kita dipanggil untuk melayani seperti Kristus datang ke dunia untuk melayani. Kita melayani supaya hidup kita menjadi bermakna. Dengan menjadi bermakna bagi orang lain, kita sebenarnya sedang diselamatkan oleh Allah. Diselamatkan berarti berada dalam shalom (sukacita dan damai). Pernahkah kita melihat orang yang melayani orang lain dengan hati yang tulus ikhlas, mukanya cemberut penuh kebencian dan kejengkelan? Tidak akan pernah selama-lamanya. Melayani membuat hidup kita penuh sukacita sebab kita menjadi saluran rahmat TUHAN bagi sesama. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melayani demi kebaikan

sesama sebab kita HIDUP UNTUK MELAYANI.

 BKSN 2014  50  Hidup untuk melayani 

Page 30: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  51  Hidup untuk melayani 

 BKSN 2014  52  Hidup untuk melayani 

Page 31: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  53  Hidup untuk melayani 

MELAYANI DENGAN TULUS (Belajar dari Tokoh Nehemia)

LAGU PEMBUKA (PS 330) TANDA SALIB DAN SALAM F : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. U : Amin. F : Semoga rahmat dan damai sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus,

cinta kasih dan kemuliaanAllah beserta Roh Kudus senantiasa beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya. PENGANTAR Apakah kita sudah melayani? Apakah dalam pelayanan kita pernah mengalami kekecewaan dan kehilangan semangat karena merasa tidak dihargai, dicela, bahkan dipersalahkan? Mungkin saja hal ini terjadi karena sesungguhnya masih ada pergumulan di dalam diri kita untuk melayani dengan tulus. Pelayanan apa pun harus dilaksanakan dengan tulus, entah di dalam keluarga, lingkungan, pekerjaan, pemerintahan atau di segala bidang kehidupan. Seorang pemimpin yang dapat melayani dengan tulus sangat didambakan. Manusia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah. Sebagaimana Allah melayani manusia, demikian pula manusia dipanggil untuk saling melayani.

 BKSN 2014  54  Hidup untuk melayani 

Namun dosa telah menjauhkan manusia dari panggilan untuk melayani, terutama untuk melayani dengan tulus. Yesus memberikan teladan, "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Puncak pelayanan Yesus adalah wafat-Nya di kayu salib. Dalam pertemuan pertama ini kita akan belajar dari seorang tokoh Perjanjian Lama yang memberikan teladan dalam pelayanan yang tulus. Nehemia menanggalkan pangkat, melepas kedudukan dan pekerjaan yang mapan di kerajaan Babel agar dapat menolong kaumnya di Yehuda yang mengalami kemiskinan, kelaparan dan kehancuran (2:5). Pelayanan Nehemia yang tulus membawa gerakan pembaharuan di tanah Yehuda (5:12-13). Sumber kekuatan Nehemia adalah relasinya dengan Allah dan keyakinannya bahwa Allah akan menolongnya (4:4-5). PERNYATAAN TOBAT F : Marilah kita menyiapkan diri, dengan memohon ampun kepada

Allah atas dosa-dosa kita U : Saya mengaku ……….. F : Kepada Allah yang Mahakuasa …………. F : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni

dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal U : Amin. DOA PEMBUKA (Bersama-sama) Allah Bapa Sang Pencipta dan Penyelamat, sumber pengharapan dan pertolongan kami. Engkau selalu menyertai setiap langkah hidup kami; bukalah hati dan pikiran kami serta berilah kekuatan baru dalam terang Roh Kudus-Mu agar kami mampu mendengarkan, menghayati dan melaksanakan Sabda-Mu seturut teladan Nehemia. Berilah kami kepekaan dan keberanian untuk melayani dengan tulus. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Page 32: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  55  Hidup untuk melayani 

LAGU PENGANTAR BACAAN (PS 365) BACAAN KITAB SUCI Nehemia 5:14-19 Nehemia membuktikan dirinya sebagai orang yang takut akan Tuhan. Selama 12 tahun menjadi bupati di tanah Yehuda, dia dan saudara¬saudaranya tidak pernah mengambil tunjangan sebagai bupati (ay 14). Nehemia mengkritisi para pendahulunya karena menjadi beban bagi rakyat dengan menuntut 40 syikal (kira-kira 450 gram) perak sehari, bahkan pegawai¬pegawainya menindas rakyat (ay 15). Semua orang yang sedang berada di tampuk kekuasaan harus menyadari bahwa mereka ditempatkan Allah di tempat itu untuk berbuat baik dan tidak untuk memperkaya diri sendiri. Sebagai seorang bupati, Nehemia tidak menuntut haknya, karena dia memikirkan penderitaan rakyatnya (ay 18). Tidak seperti para penguasa yang lalim, Nehemia justru harus merogoh kantongnya sendiri untuk membantu pendanaan pembangungan tembok Yerusalem. Semua pembantunya, yang dibiayainya sendiri, ikut bekerja pada pembangunan itu (ay 16). Dia juga menanggung biaya jamuan untuk para tamu, baik dari bangsa Yahudi maupun dari bangsa-bangsa tetangga (ay 17-18). Dia tidak mendapat tanah sedikit pun sebagai imbalan atau menuntut tunjangan jabatan, karena dia tahu bahwa beban rakyat sudah cukup berat dan juga karena dia takut kepada Allah. Apa kunci keberhasilan Nehemia? Hidup dalam doa. Dalam doanya Nehemia berseru kepada Allah, bukan untuk memuji diri sendiri dan juga untuk menuntut balas jasa dari Allah. tetapi untuk menunjukkan bahwa dia amat bergantung kepada Tuhan (ay 19). Nehemia memberi teladan kepada kita semua supaya menjauhkan diri dari ketamakan. Dia juga mengajarkan kepada kita supaya menyerahkan semua pelayanan dengan segenap sukacita dan dukacitanya hanya kepada Allah. Nehemia menyadari dirinya sebagai pelayan Allah. Dia tidak mengharapkan balas jasa. Kasih kepada Allah dan kepada sesama sebagai saudara-saudari dalam Allah, telah menghasilkan pekerjaan yang baik yang dilandasi dengan pelayanan yang tulus.

 BKSN 2014  56  Hidup untuk melayani 

Iman kepada Allah dibuktikan dengan pelayanan kasih yang tulus kepada sesama. Oleh karenanya Yesus bersabda bahwa segala sesuatu yang kita lakukan untuk salah seorang dari saudara yang paling hina, telah kita lakukan untuk-Nya (Mat 25:40) MENCERMATI TEKS KITAB SUCI

a) Bagaimana Nehemia mampu menggerakkan rakyat untuk membangun kembali Yerusalem?

b) Apa kritik Nehemia terhadap para pejabat Yehuda yang menyalahgunakan kekuasaan? Apa yang membuat Nehemia tetap setia pada panggilan untuk melayani?

c) Bagaimana cara Nehemia melayani rakyatnya dengan tulus?

MEMBANGUN NIAT

a) Apakah ada nilai atau keutamaan dari sikap dan hidup Nehemia yang mengesankanku? Apakah bisa aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari?

b) Apakah orang lain yang membutuhkan pertolonganku, masih memiliki tempat dalam hidupku yang mungkin masih dipenuhi dengan segala macam keinginan untuk mencari kesenangan diri sendiri?

c) Kita semua dipanggil sebagai pemimpin, entah pemimpin keluarga, pemimpin anak-anak kita, pemimpin organisasi, pemimpin umat basis, pemimpin paroki, dsb. Apakah aku sudah sungguh-sungguh menjalankan tugas sebagai pemimpin yang melayani? Apakah aku sudah menjadi teladan bagi mereka?

Page 33: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  57  Hidup untuk melayani 

DOA UMAT Marilah kita menyatukan hati dan memanjatkan doa–doa kepada Bapa yang Mahabaik.

F : Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur dan berterimakasih atas kebersamaan kami dalam pertemuan ini. Melalui Sabda-Mu kami telah belajar dari teladan Nehemia, pribadi yang berani, jujur dan melayani dengan tulus (hening sejenak)-.

F : Semoga melalui dorongan kasih-Mu di dalam Yesus Kristus Putera¬Mu, kami mempunyai hati yang terbuka kepada Sabda-Mu dan menjadi anak-anak-Mu yang tulus dalam melayani.

U : Sudilah Engkau membimbing kami sekeluarga dan selingkungan untuk setia pada kehendak-Mu, berani menjadi pribadi yang peka pada kebutuhan sesama, aktif melayani dan melakukannya dengan tulus.

F : Ya Bapa, berkatilah juga keluarga-keluarga di lingkungan sekitar kami, agar kami dapat tumbuh bersama dalam kepedulian dan pelayanan yang tulus, sehingga semakin nyatalah kehadiran-Mu di tengah kami.

U : Jadikanlah kami saling percaya dan tidak takut dikecewakan dalam pelayanan, karena kasih-Mu lah yang menjadikan kami pelayan¬pelayan-Mu dan Putera-Mulah yang mengajarkan kepada kami bagaimana kami harus melayani.

F : Ya Bapa, Engkau menciptakan kami dengan sungguh amat baik, namun

karena dosa kami menjauhkan diri dari gambar dan rupa-Mu. Bimbinglah

kami dalam keluarga dan lingkungan agar dapat bertobat, sehingga

dapat melayani dengan tulus di dalam keluarga, di lingkungan dan di

dalam masyarakat.

U : Berilah kami iman yang hidup, dan jadikanlah kami saksi Putera-Mu, sehingga iman kami sungguh tercermin dalam sikap dan tindakan kami di hadapan sesama.

F : ………… (doa spontan) ………… Marilah kita mohon.

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Demikianlah ya Tuhan, doa-doa yang kami sampaikan kepada-Mu dengan segala kerendahan hati.

 BKSN 2014  58  Hidup untuk melayani 

Kami percaya Engkau selalu mendengarkan kami dan Engkau memberkati kami untuk menjadi pribadi yang melayani dengan tulus. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.

U : Amin.

F : Marilah kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

F+U : Bapa kami………… DOA PENUTUP (Bersama-sama) Allah Bapa yang Mahabaik, terima kasih atas anugerah rahmat-Mu yang kami terima dalam pertemuan ini. Bantulah kami untuk selalu mengingat Sabda-Mu agar teladan Nehemia nyata dalam kehidupan kami sehari-hari. Jadikanlah pelayanan kami, mulai dari hal-hal yang paling sederhana sebagai wujud syukur atas berkat, kebaikan dan kasih-Mu. Bimbinglah agar kami umat-Mu semakin bertumbuh menjadi umat yang murah hati dan tulus dalam pelayanan, sebagai tanda kehadiran Kerajaan-Mu di dunia ini. Demi Yesus Kristus Putera-Mu yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin BERKAT DAN PENGUTUSAN

F : Saudara – saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, sebelum kita mengakhiri pertemuan kita, marilah kita mohon berkat Tuhan. Semoga kita sekalian senantiasa dibimbing dan dilindungi oleh berkat Allah yang Mahakuasa, Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin.

F : Dengan demikian ibadat sabda sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah.

F : Marilah kita pergi, kita diutus.

U : Amin. LAGU PENUTUP (PS 682)

Page 34: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  59  Hidup untuk melayani 

MELAYANI DENGAN TABAH

(Belajar dari Tokoh Musa) LAGU PEMBUKA (PS 329) TANDA SALIB DAN SALAM F : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. U : Amin. F : Semoga rahmat dan damai sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus,

cinta kasih dan kemuliaanAllah beserta Roh Kudus senantiasa beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya. PENGANTAR

Pada hakekatnya setiap orang ingin hidupnya bermakna bagi dirinya sendiri, bagi orang yang dikasihinya, dan bagi orang lain di sekelilingnya. Bertanggung jawab dengan pekerjaan atau karya adalah salah satu tindakan nyata untuk mencapai hal itu. Dengan berkarya kita melayani sesama dan juga memenuhi kebutuhan sesuai dengan peran kita dalam masyarakat, komunitas dan keluarga.

Sebagai manusia tentu kita tidak terlepas dari keterbatasan, baik dari segi kemampuan maupun dari keadaan di sekeliling kita. Hal yang penting adalah bagaimana kita belajar menyikapi pelbagai tantangan, yang timbul dari dalam diri sendiri dan dari keadaan di sekeliling kita.

Sebagai orang beriman tentu kita mau belajar dari tokoh-tokoh dalam Kitab Suci. Musa telah memberi teladan bagaimana ia bersikap

 BKSN 2014  60  Hidup untuk melayani 

dengan tabah sebagai seorang hamba Allah dalam menghadapi keterbatasan diri serta tantangan dari bangsa Israel. la merupakan tokoh yang patut diteladani sehingga kita dapat menempa diri menjadi orang beriman yang tabah dalam pelayanan PERNYATAAN TOBAT F : Marilah kita menyiapkan diri, dengan memohon ampun kepada

Allah atas dosa-dosa kita U : Saya mengaku ……….. F : Kepada Allah yang Mahakuasa …………. F : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni

dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal U : Amin. DOA PEMBUKA (Bersama-sama) Allah Bapa yang Mahakasih, Engkau adalah sumber kekuatan yang selalu menyertai kami dalam peziarahan hidup ini. Bimbing kami agar dapat memahami dan menghayati teladan nabi Musa untuk bekal karya dan pelayanan kami kepada-Mu dan kepada sesama. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala abad. Amin. LAGU PENGANTAR BACAAN (PS 366) BACAAN KITAB SUCI Kitab Keluaran 17:1-7

Bangsa Israel melanjutkan perjalanan sebagaimana diperintahkan Tuhan. Suatu saat mereka tiba di tempat di mana tidak ada air minum. Rasa haus dan keletihan memicu emosi mereka sehingga mereka mulai mengomel. Mereka menuntut air minum dari Musa. Mereka mulai mempertanyakan apakah Tuhan menyertai mereka atau tidak.

Page 35: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  61  Hidup untuk melayani 

Musa menyebut keragu-raguan mereka sebagai "mencobai Tuhan" (ay 2). Betapa tidak? Mereka menuduh Musa merencanakan kematian mereka dengan membawa mereka keluar dari Mesir supaya mereka mati kehausan (ay 3). Mereka meragukan Tuhan yang telah menunjukkan kekuasaan dan kesetiaan-Nya. Lebih parah lagi mereka sudah siap untuk melempari Musa dengan batu (ay 4).

Bagaimana Musa menyikapi hal ini? Di tengah situasi genting Musa berdoa kepada Allah. Musa tidak melampiaskan kekesalannya kepada bangsa Israel, tetapi menyerahkan semua penderitaannya kepada Tuhan. Lalu bagaimana reaksi Tuhan? Betapa panjang kasih setia dan kesabaran-Nya terhadap umat-Nya! la memberi mereka air dari sebuah batu (ay 5-6). Orang¬orang Israel yang kehausan minum dari sumber air itu. Masalah pun terselesaikan. Namun sebuah nama baru diberikan kepada tempat itu untuk memperingati peristiwa ini: "Masa", karena mereka mencobai Tuhan; dan "Meriba", karena di tempat itu orang Israel mengomel. Tuhan tetap mengasihi umat-Nya, meskipun mereka gemar mengomel dan mencobai-Nya.

Kita yang berziarah di dunia ini harus selalu mengikuti kehendak Allah, percaya kepada penyelenggaraan-Nya dan minum dari gunung batu rohani yang menyertai kita, yaitu Kristus. (bdk 1 Kor 10:4). Dalam pelayanan kerap kita menemukan banyak masalah yang dapat menguji iman dan batas kesabaran. Namun selama kita mengandalkan Tuhan, Dia akan mendampingi kita dan kemuliaan-Nya akan melindungi kita. Jangan sekali-kali kita mencobai-Nya dengan meragukan penyertaan-Nya dalam hidup kita MENCERMATI TEKS KITAB SUCI

d) Apa sumber pertengkaran Musa dan bangsa Israel?

e) Kehidupan seperti apa yang mereka pilih bila ditinjau dari pertengkaran ini?

f) Apa tindakan Musa ketika ia diancam oleh orang Israel ?

g) Mengapa gerutu orang Israel dianggap Musa sebagai mencobai Tuhan?

 BKSN 2014  62  Hidup untuk melayani 

MEMBANGUN NIAT

d) Sejauh mana doa atau komunikasi dengan TUHAN menjadi sumber kekuatan dalam pelayanan terhadap sesama?

e) Inspirasi apa yang bisa aku petik dari kisah pendampingan Musa terhadap bangsa Israel? Apakah inspirasi itu bisa semakin menguatkanku untuk selalu setia dan tabah dalam tugas pelayananku?

f) Apakah ada orang-orang dalam kehidupanku yang mengalami nasib seperti Musa? Apa yang bisa kita pelajari dari mereka?

DOA UMAT Marilah kita satukan hati dan berdoa kepada Bapa, sumber kekuatan dan ketabahan kita.

F : Ya Bapa, kami memuji dan bersyukur kepada-Mu, karena Engkau yang selalu hadir dalam hidup kami, telah terlebih dahulu melayani kami melalui Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sehingga kami menerima rahmat keselamatan dalam hidup ini. Perkenankanlah kami memanjatkan doa-doa kami (hening sejenak):

F : Allah Bapa sumber kekuatan hidup, kami mau berdoa untuk saudara¬saudari kami kaum buruh dan pekerja kecil yang sedang berjuang untuk memperoleh kehidupan yang layak; berilah mereka ketabahan, kesabaran serta ketekunan untuk memampukan mereka dalam mencapai cita cita. Kami mohon.

U : Dengarkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Bagi kaum lemah dan kaum wanita yang masih berjuang untuk memperoleh keadilan; berilah mereka ketabahan dan semangat dalam iman seperti teladan Nabi Musa. Kami mohon.

U : Dengarkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Bagi kami semua yang hadir disini; ya Bapa, dengan rendah hati kami mohon, berilah kami ketabahan dalam menjalankan niat-niat kami setelah kami merenungkan bacaan Kitab Suci hari ini. Kami mohon.

Page 36: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  63  Hidup untuk melayani 

U : Dengarkanlah doa kami ya Tuhan.

F : ………… (doa spontan) ………… Marilah kita mohon.

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Demikianlah ya Tuhan, doa-doa yang kami sampaikan kepada-Mu dengan segala kerendahan hati, Kami percaya Engkau selalu mendengarkan kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.

U : Amin.

F : Marilah kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

F+U : Bapa kami………… DOA PENUTUP (Bersama-sama) Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucapkan syukur atas penyertaan-Mu dalam kehidupan kami. Berilah kami kekuatan dan ketabahan hati dalam menyangkal diri kami seturut dengan ajaran Putera-Mu sehingga kami boleh melayani-Mu dan melayani sesama dengan tutus hati, tabah, sukacita dan murah hati. Demi Yesus Kristus Putera-Mu, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin. BERKAT DAN PENGUTUSAN

F : Saudara – saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, sebelum kita mengakhiri pertemuan kita, marilah kita mohon berkat Tuhan. Semoga kita sekalian senantiasa dibimbing dan dilindungi oleh berkat Allah yang Mahakuasa, Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin.

F : Dengan demikian ibadat sabda sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah.

F : Marilah kita pergi, kita diutus.

U : Amin. LAGU PENUTUP (PS 683)

 BKSN 2014  64  Hidup untuk melayani 

MELAYANI DENGAN SUKACITA

(Belajar dari Tokoh Paulus) LAGU PEMBUKA (PS 325) TANDA SALIB DAN SALAM F : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. U : Amin. F : Semoga rahmat dan damai sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus,

cinta kasih dan kemuliaanAllah beserta Roh Kudus senantiasa beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya. PENGANTAR

Melayani dapat memberikan rasa sukacita yang mendalam bagi diri kita sendiri, apalagi bila kita mampu menyelaraskan waktu dalam kehidupan ini untuk melayani Tuhan dan sesama. Patut diingat bahwa di dalam pelayanan, seringkali kita dihadapkan dengan banyaknya tantangan yang cukup signifikan. Justru dengan adanya tantangan tersebut, kita semakin dikuatkan untuk bertekun di dalam iman dan menyerupai Kristus dalam kesederhanaan-Nya (Flp 1:1-3:1).

Nasehat Rasul Paulus tersebut merupakan suatu ajakan indah agar kita semua tetap rendah hati, bersuka cita senantiasa dan mengupayakan perdamaian dalam menghadapi musuh musuh di dalam pewartaan Injil. Dengan demikian kita makin dimampukan untuk mengikuti pola kehidupan

Page 37: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  65  Hidup untuk melayani 

Kristiani yang penuh cinta kasih, meskipun dalam kondisi menderita dan ditolak seperti yang dialami oleh Yesus sendiri. PERNYATAAN TOBAT F : Marilah kita menyiapkan diri, dengan memohon ampun kepada

Allah atas dosa-dosa kita U : Saya mengaku ……….. F : Kepada Allah yang Mahakuasa …………. F : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni

dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal U : Amin. DOA PEMBUKA (Bersama-sama) Allah Bapa di surga. berkatilah langkah-langkah hidup kami agar tidak menyimpang dari kehendak-Mu yang kudus. Berilah kami keluhuran budi serta ketabahan hati agar berani menjalani hidup yang penuh tantangan dalam mewartakan Sabda-Mu. Anugerahilah kebijaksanaan sejati agar kami makin mampu mengampuni yang bersalah kepada kami dengan hati yang penuh sukacita, lzinkanlah kami mempersembahkan seluruh hidup kami sebagai pujian bagi nama-Mu yang Kudus. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. LAGU PENGANTAR BACAAN (PS 650) BACAAN KITAB SUCI Filipi 1:12-30

Pemenjaraan Paulus menyulut dua reaksi yang berseberangan: sebagian orang menjadi lebih yakin lagi akan Tuhan, sehingga mereka makin berani mewartakan Injil (ay 14); sebagian lagi berharap dapat membuat hidup Paulus di dalam penjara ara menjadi lebih susah lagi dengan cara mewartakan Injil dengan maksud yang tidak balk atau untuk kepentingan pribadi (ay 15).

 BKSN 2014  66  Hidup untuk melayani 

Akan tetapi pertentangan sengit ini tidak mampu meluruskan sukacita Paulus akan keberhasilan pemberitaan tentang Kristus (ay 18).

Apa yang menjadi dasar sukacita Paulus? Pertama, karena pewartaan Injil bertujuan untuk menyelamatkan manusia (ay 19). Kedua, karena Paulus yakin bahwa Kristus dengan nyata dimuliakan (ay 20). Dengan mengandalkan doa dan bantuan dari Roh Kristus, Paulus yakin bahwa pelayanannya demi kemuliaan Tuhan akan berhasil.

Paulus menyerahkan dirinya seutuhnya ke dalam tangan Allah. Hanya dengan cara inilah Paulus memperoleh keyakinan untuk menghadapi apa pun keputusan pengadilan baginya. Dibebaskan atau diputus bersalah bagi Paulus sama saja karena Kristus tetap dimuliakan. Paulus seolah-olah dihadapkan kepada dua pilihan yang sama-sama bertujuan balk: kalau dia mati sebagai martir, dia akan tinggal dengan Kristus; sebaliknya kalau dia tetap tinggal di dunia ini, dia akan terus menguatkan umat agar semakin percaya kepada Tuhan. Bagi Paulus hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (ay 21).

Kita yang sudah menerima Kristus harus hidup sesuai dengan tuntutan Injil. Iman membutuhkan perjuangan dan juga menghadapi banyak tantangan. Harus ada kesatuan dan persatuan teguh di antara sesama umat beriman. Sebagaimana iman kepada Kristus adalah anugerah Allah, demikian pula menderita bagi Kristus, oleh sebab itu kita harus terus berjuang dengan penuh sukacita dan kesabaran. MENCERMATI TEKS KITAB SUCI

h) Mengapa Rasul Paulus mengajak kita untuk bertekun di dalam iman?

i) Apa yang dimaksud dengan "Bersuka citalah dalam Tuhan" (Flp 1:1¬3:1)?

j) Bagaimana cara Rasul Paulus menghadapi penolakan dan penderitaan dalam menyebarkan Injil Suci? Berikan contoh!

MEMBANGUN NIAT

g) Apa motivasiku dalam melayani? KehendaAllah atau kehendak pribadi?

Page 38: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  67  Hidup untuk melayani 

h) Sejauh mana aku bisa bersukacita dalam pelayanan yang mungkin terlihat gagal? Apakah aku sudah berani menyerahkan pelayanan kita kepada Allah?

i) Perasaan apa yang muncul dalam diriku setelah bisa melayani orang lain dengan sepenuh hati dan motivasi yang murni?

DOA UMAT Marilah kita satukan hati dan berdoa kepada Allah Bapa di surga:

F : Ya Allah, dengarkanlah doa-doa permohonan kami, ampunilah semua orang yang telah membenci kami serta memperlakukan kami secara tidak adil. Limpahkanlah karunia-Mu agar kami mampu menghadapi tantangan dalam mewartakan Sabda-Mu dengan hati penuh sukacita. Bapa, biarkanlah kemurahan hati-Mu mengalirterus menerus dalam hati kami. Perkenankanlah kami memanjatkan doa-doa kami (hening sejenak):

F : Ya Allah, Engkau menghendaki agar setiap umat-Mu mencapai tingkat perkembangan kepribadian yang utuh. Engkau telah memanggil sejumlah orang menjadi guru dan dosen untuk mengemban tugas pendidikan. Berkatilah mereka agar menjadi pembawa Terang Kristus. Sertailah mereka dengan Roh-Mu agar mereka mampu dengan penuh sukacita menjalankan tugas pelayanan untuk mencerdaskan bangsa dengan semangat Kristiani. Kami mohon.

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Bagi para guru honorer yang belum mendapatkan perhatian layak dari pemerintah; Ya Bapa, berkatilah mereka dengan kesabaran, keuletan dan jiwa besar dalam menerima kenyataan hidup sambil tetap berjuang untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Kami mohon.

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Bagi kami yang hadir disini; Ya Bapa, berkatilah kami semua agar mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan dan pelayanan dengan penuh sukacita seperti teladan Rasul Paulus. Kami mohon.

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

 BKSN 2014  68  Hidup untuk melayani 

F : ………… (doa spontan) ………… Marilah kita mohon.

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Demikianlah ya Tuhan, doa-doa yang kami sampaikan kepada-Mu dengan segala kerendahan hati. Kami percaya Engkau selalu mendengarkan kami dan Engkau memberkati kami untuk menjadi pribadi yang murah hati dan penuh sukacita. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.

U : Amin.

F : Marilah kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

F+U : Bapa kami………… DOA PENUTUP (Bersama-sama) Allah Bapa yang Mahakuasa, begitu banyak tantangan dan penolakan seperti yang dialami sendiri oleh Rasul Paulus dalam mewartakan Sabda-Mu. Sertailah kami senantiasa dengan Roh-Mu agar kami mampu menghadapi penderitaan tersebut dengan bijaksana dan penuh sukacita. Ampuni mereka yang bersalah kepada kami sehingga mereka bertobat, dan memuliakan nama-Mu saja. Demi Kristus Tuhan pengantara kami. Amin. BERKAT DAN PENGUTUSAN

F : Saudara – saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, sebelum kita mengakhiri pertemuan kita, marilah kita mohon berkat Tuhan. Semoga kita sekalian senantiasa dibimbing dan dilindungi oleh berkat Allah yang Mahakuasa, Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin. F : Dengan demikian ibadat sabda sudah selesai. U : Syukur kepada Allah. F : Marilah kita pergi, kita diutus. U : Amin. LAGU PENUTUP (PS 703)

Page 39: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  69  Hidup untuk melayani 

MELAYANI DENGAN MURAH HATI

(Belajar dari Jemaat-jemaat di Makedonia) LAGU PEMBUKA (PS 326) TANDA SALIB DAN SALAM F : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. U : Amin. F : Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan

Putra dalam persekutuan dengan Roh Kudus senantiasa beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya. PENGANTAR

Perjumpaan dengan orang-orang pra sejahtera dan miskin adalah keniscayaan ketika kita berada dalam suatu komunitas. Sebagai orang beriman, kenyataan itu sering mendorong kita untuk melakukan tindakan nyata dengan menolong mereka yang kurang mampu. Namun seringkali pula kita menahan diri karena merasa belum mampu, merasa belum memiliki "kelebihan" untuk dibagikan atau dengan berbagai alasan lain menunda pertolongan kita pada mereka.

Dalam pertemuan terakhir ini, kita merenungkan nasihat Paulus kepada jemaat di Korintus agar mereka melakukan tindakan pelayanan dengan murah hati seperti yang ditunjukkan oleh jemaat-jemaat di Makedonia. Lebih jauh Paulus menyatakan bahwa kesempatan untuk memberikan bantuan adalah anugerah dari Allah semata (2Kor 8:1-2).

 BKSN 2014  70  Hidup untuk melayani 

Mereka mau dan berani berbuat seperti itu karena mereka melakukannya pertama-tama untuk Allah dan mereka melihat perbuatan itu sebagai pemenuhan kehendakAllah (2Kor 8:5) Seperti halnya Paulus mengajak jemaat-jemaat di Korintus untuk melayani dengan murah hati seperti jemaat-jemaat Makedonia, kita pun diajak untuk berbuat serupa. Maukah kita seperti mereka menolong sesama yang berkekurangan dengan murah hati?. PERNYATAAN TOBAT F : Marilah dengan segenap kerendahan hati kita menghadap Tuhan,

memohon betas kasih dan pengampunan-Nya atas segala dosa kita (Hening sejenak untuk memeriksa batin)

U : Saya mengaku ……….. F : Kepada Allah yang Mahakuasa …………. F : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni

dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal U : Amin. DOA PEMBUKA (Bersama-sama) Bapa sumber segala pengharapan, ajarilah kami untuk lebih peka terhadap keadaan di sekeliling kami dengan membantu meringankan beban saudara¬saudari kami yang berkekurangan. Biarkanlah perbuatan kami ini menyalakan api pengharapan seperti Engkau telah menyalakannya terlebih dahulu dalam diri kami. Engkau selalu memberi kekuatan kepada kami. Bapa yang Mahapemurah, bimbinglah kami agar mampu melayani mereka yang membutuhkan dengan kemurahan hati. Doa ini kami hantarkan kepada-Mu ya Bapa, dengan perantaraan Putra-Mu yang tunggal dan terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus. Amin. LAGU PENGANTAR BACAAN (PS 373) BACAAN KITAB SUCI 2 Korintus 8:1-15

Page 40: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  71  Hidup untuk melayani 

Paulus memuji jemaat-jemaat di Makedonia karena kemurahan hati mereka dalam memberikan sumbangan kepada jemaat di Yerusalem, meskipun kehidupan mereka tengah diuji dengan kesukaran-kesukaran yang berat. Dia menantang jemaat di Korintus, yang jauh lebih unggul dalam segala hal, untuk mengikuti teladan jemaat-jemaat di Makedonia. Jemaat di Korintus unggul balk dalam hal-hal rohani maupun dalam hal ekonomi (ay 7). Dengan memberi sumbangan uang jemaat-jemaat di Korintus dapat menyatakan syukur kepada Allah atas segala berkat dan menolong sesama yang membutuhkan. Meskipun demikian Paulus tidak pernah meminta sumbangan secara paksa (ay 8). Ide memberikan sumbangan berasal dari jemaat di Korintus sendiri (ay 11).

Kehidupan Yesus Kristus adalah teladan kemurahan hati. Meskipun Dia kaya, Dia menjadi miskin untuk kepentingan kita. Dia melepaskan semuanya lalu menjadi sama seperti seorang hamba (Flp 2:7) untuk menyelamatkan kita dari dosa dan supaya kita mendapat hidup yang berkelimpahan (Yoh 10:10).

Kita memberi sesuai dengan kemampuan kita (ay 12). Paulus memiliki pandangan sendiri tentang keseimbangan antara tanggung jawab dan berkat. Sebagian dari kemakmuran yang dinikmati oleh jemaat di Korintus sepatutnya disalurkan untuk mencukupi kekurangan yang diderita oleh jemaat di Yerusalem. Untuk itulah Paulus mengutip Kel 16:18. Di padang gurun bangsa Israel hidup dari manna yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan memberi perintah supaya masing-masing mengumpulkan sebanyak yang diperlukannya dan tidak perlu menyimpan makanan itu untuk keesokan harinya. Ketika orang menakarnya, ternyata bahwa orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan, dan yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Berkat harus dibagikan kepada sesama.

Begitulah kehidupan manusia di dunia apabila saling tergantung dan saling membantu satu sama lain. Melalui pelayanan dengan kemurahan hati kasih karunia dianugerahkan kepada kita (ay 1). Melayani dengan murah hati berarti melayani di tengah cobaan berat dan penderitaan, melayani dengan semangat sukacita yang meluap (ay 2), melayani seturut dengan kemampuan (ay 3), dan melayani di dalam iman oleh kehendak Allah (ay 5).

 BKSN 2014  72  Hidup untuk melayani 

MENCERMATI TEKS KITAB SUCI

k) Bagaimana sesungguhnya keadaan ekonomi jemaat-jemaat di Makedonia? Bagaimana partisipasi mereka dalam pelayanan kepada orang-orang kudus khususnya dalam pengumpulan kolekte? Apa kiranya yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut?

l) Nilai-nilai apa saja yang bisa disimpulkan dari kesaksian Paulus tentang jemaat-jemaat di Makedonia?

m) Bagaimanakan prinsip keseimbangan ala Paulus? MEMBANGUN NIAT

j) Sudahkah aku rutin bersedekah atau berkolekte? Jika belum, apa kendala atau hambatannya? Apa arti sedekah atau kolekte bagi perkembangan hidup keagamaanku?

k) Apa yang aku rasakan setelah bisa memberikan sedekah atau bantuan mated kepada orang-orang miskin?

l) Apakah di lingkunganku masih ada orang yang sangat berkelebihan di satu pihak, dan orang yang sangat berkekurangan di lain pihak? Apa dampak dari perbedaan yang mencolok ini? Bagaimana prinsip keseimbangan ala Paulus bisa diterapkan di sini?

DOA UMAT Marilah kita satukan hati dan memanjatkan doa-doa kepada Allah Mahapemurah

F : Ya Bapa, kami memuji dan memuliakan Engkau, karena dalam diri Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, kami mengalami kemurahan hati-Mu yang terus-menerus mengalir tanpa henti. Perkenankanlah kami memanjatkan doa kami (hening sejenak):

F : Dampingilah selalu gereja-Mu yang sedang berziarah agar sungguh mampu menghadirkan Allah di dunia ini. Terangilah langkah¬langkahnya dan bimbinglah seluruh jemaatnya dalam melayani sesama yang berkurangan dengan murah hati.

Page 41: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  73  Hidup untuk melayani 

U : Sudilah Engkau membimbing kami untuk setia pada kehendak-Mu, berani menjadi pribadi yang murah hati serta berani menjadi pelayan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan, agar kami pantas menjadi garam dan terang bagi masyarakat di sekitar kami.

F : Berkatilah para pemimpin negara kami, terutama yang memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agar mereka memiliki hati yang penuh cinta kasih supaya mampu memberikan pelayanan yang baik dan murah hati kepada warganya.

U : Jadikanlah kami manusia yang murah hati pula kepada alam ciptaan¬Mu, dengan menjaga dan memelihara lingkungan dan tidak merusak dan tidak mencemarinya.

F : Ya Tuhan, berilah keteguhan kepada para pekerja sosial dalam upaya dan perjuangan mereka demi kepentingan orang banyak. Dampingilah mereka agar mampu menjaga komitmen dan berilah mereka kesehatan supaya dapat senantiasa melakukan tugas dengan baik

U : Berilah kami yang hadir di sini hati yang mampu melayani dengan murah hati seperti yang diteladankan oleh jemaat-jemaat di Makedonia.

F : ………… (doa spontan) ………… Marilah kita mohon.

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

F : Demikianlah ya Tuhan, doa-doa yang kami sampaikan kepada-Mu dengan segala kerendahan hati. Kami percaya Engkau selalu mendengarkan kami dan Engkau memberkati kami untuk menjadi pribadi yang murah hati. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.

U : Amin.

F : Marilah kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

F+U : Bapa kami………… DOA PENUTUP (Bersama-sama)

 BKSN 2014  74  Hidup untuk melayani 

Allah Bapa yang Mahapemurah, sering kami menganggap kemurahan hati¬Mu dan anugerah-Mu yang melimpah bagi kami, sebagai suatu hal yang biasa saja. Kami acapkali kurang bersyukur kepada-Mu, bahkan kami mengeraskan hati terhadap penderitaan yang dialami oleh sesama kami. Ampunilah kami ya Bapa dan berilah kami kekuatan niat untuk membantu mereka yang membutuhkan pertolongan dengan kemurahan hati sebagai wujud rasa syukur kami kepada-Mu . Demi Yesus Kristus Putera-Mu yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin. BERKAT DAN PENGUTUSAN

F : Saudara – saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, sebelum kita mengakhiri pertemuan kita, marilah kita mohon berkat Tuhan. Semoga kita sekalian senantiasa dibimbing dan dilindungi oleh berkat Allah yang Mahakuasa, Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin. F : Dengan demikian ibadat sabda sudah selesai. U : Syukur kepada Allah. F : Marilah kita pergi, kita diutus. U : Amin. LAGU PENUTUP (PS 659)

Page 42: BKSN KAJ 2014 - bonaventura-pulomas.orgbonaventura-pulomas.org/yahoo_site_admin/assets/... · umatnya dengan menjalankan tugas sakramentalnya. ... sebagai Dia yang bersama dengan

 BKSN 2014  75  Hidup untuk melayani 

Bapa, Yang Mahapengasih kami bersyukur kepada-Mu

atas Sabda-Mu yang telah Kaunyatakan kepada kami.

Sabdamu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami,

yang membimbing kami dalam perjalanan hidup kami

sebagai orang yang percaya kepada-Mu. Bantulah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami selalu ingat akan Sabda-Mu

dan memahami peristiwa-peristiwa hidup kami sesuai dengan tata kebijaksanaan-Mu.

Bimbinglah kami agar senantiasa melangkah di jalan kehendak-Mu, mengikuti Yesus,

guru kebijaksanaan yang sejati. Kobarkanlah di dalam diri kami kasih kepada-Mu

dan kepada sesama, agar kami dapat mengasihi Engkau dengan seluruh diri kami

dan mengasihi sesama kami seperti Yesus telah mengasihi kami.

Anugerahilah kami kehendak yang kuat, agar seperti Yesus, kami berani berpegang pada kehendak-Mu dalam situasi apa pun, sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

Amin

 BKSN 2014  76  Hidup untuk melayani 

Sumber-sumber gambar 1. http://www.kaj.or.id/ 2. BapakYohannes Sugiyono Setiadi

3. http://www.hidupkatolik.com/ 4. http://www.phillipatanzilo.com/ 5. http://b ri a rcroft,word press. co m/201 3/03/28/1 e nte n -g race-wash ed -dean/ 6. http://st-takla.org/ 7. http://02aa9c2.netsolhost.com/blog/ 8. http://annmariethinkingoutioud.wordpress.com/ 9. http://marysrosaries.com/ 10. http://fineartamerica.com/featured/helping-hands-in-sky-angela-

waye.html 11. http://eborg3.com/Graphics/Bible/16-Nehemiah/Large/x-

Nehemiah%20Cupbearer.inq 12. http://uccfjamaica.tripod.com/biblestudy.html 13. http://thebiblerevival.com/dipart/

nehemiah%20rebuilding%20ierusalem.ipq