Bisnis Etis

download Bisnis Etis

of 13

Transcript of Bisnis Etis

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    1/13

    BISNIS ETIS

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah

    Sejalan dengan perkembangan jaman yang semakin maju serta laju perekonomian dunia

    yang semakin cepat, dan diberlakukannya sistem perdagangan bebas sehingga batas kita dan

    batas dunia akan semakin "kabur" (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan

    saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan

    (profit). Kadangkala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk

    menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.

    Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu

    serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling

    menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan bagai mana jadinya jika pelaku bisnis dihinggapi

    kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah

    yang merupakan tantangan bagi etika bisnis.

    Sebenarnya, keberadaan etika bisnis tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan

    remeh seperti, Saya belanja Rp 50.000 tapi cuma ditagih Rp 45.000. Perlu nggak saya

    lapor?, atau, Bisakah saya melakukan tindakan tidak etis/melanggar hukum untuk

    meningkatkan kinerja divisi saya?, atau, Should I accept this gift or bribe that is being given to

    me to close a big deal for the company?, atau, Is this standard we physicians have adopted

    violating the Hippo-cratic oath and the value it places on human life?, dan pertanyaan-

    pertanyaan serupa lainnya.

    Sebuah studi selama 2 tahun yang dilakukan The Performance Group, sebuah konsorsium

    yang terdiri dari Volvo, Unilever, Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank,

    Electrolux, dan Gerling, menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    2/13

    peningkatan environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan,

    mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau

    persetujuan investasi.

    Di tahun 1999, jurnal Business and Society Review menulis bahwa 300 perusahaan besar

    yang terbukti melakukan komitmen dengan publik yang berlandaskan pada kode etik akan

    meningkatkan market value added sampai dua-tiga kali daripada perusahaan lain yang tidak

    melakukan hal serupa.

    Bukti lain, seperti riset yang dilakukan oleh DePaul University di tahun 1997,

    menemukan bahwa perusahaan yang merumuskan komitmen korporat mereka dalam

    menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja finansial (berdasar penjualan

    tahunan/revenue) yang lebih bagus dari perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa.

    B. Tujuan

    a. Mengindentifikasian empat pendekatan umum tanggung jawab social dan menjelaskan

    empat tahap yang harus di ambil perusahaan untuk mengimplementasikan program tanggung

    jawab social (CSR).

    b. Menjelaskan pengaruh masalah-masalah tanggung jawab social dan etika terhadap bisnis

    skala kecil.

    c. Menjelaskan cara para individu mengembangkan kode etik pribadinya dan mengapa etika

    penting dalam lingkungan kerja.

    d. Membedakan tanggung jawab social dengan etika.

    e. Mengindentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi dan menunjukkan

    ciri kepedulian social dewasa ini.

    f. Memperlihatkan penerapan konsep tanggung jawab social pada masalah-masalah lingkungan

    dan pada hubungan perusahaan dengan para konsumen, karyawan dari investor.

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    3/13

    BAB II

    MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS

    DAN BERTANGGUNG JAWAB

    A. Pengertian

    Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat, akhlak, waktu

    perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat. Etik adalah suatu studi mengenai yang benar

    dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang. Etika adalah tuntutan mengenai

    perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis kegiatan manusia. Etika bisnis

    merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu

    sendiri.

    Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan

    kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yangberkaitan dengan individu, perusahaan,

    industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis

    secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantungpada

    kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.

    Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar

    yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    4/13

    seringkali kita temukan transaksi dan kegiatan yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

    B. Kepentingan Etika Dalam Bisnis

    Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk

    membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai

    kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang

    kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang

    transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang

    dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.

    Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu

    menguntungkan erusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

    1) Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi

    baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.

    2) Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.

    3) Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga

    4) Akan meningkatkan keunggulan bersaing.

    Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari

    konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif,misalnya melalui gerakan

    pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai

    penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

    etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula,

    terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya diskriminasi

    dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling.

    berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.

    Memang benar. Kita tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis dipenuhi oleh

    orang-orang jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal bulus serta kecurangan/manipulasi. Tetapi

    sungguh, tidak ada gunanya berbisnis dengan mengabaikan etika dan aspek spiritual. Biarlah

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    5/13

    pemerintah melakukan pengawasan, biarlah masyarakat memberikan penilaian, dan sistem pasar

    (dan sistem Tuhan tentunya) akan bekerja dengan sendirinya.

    C. Membangun Etika Bisnis Dan Bisnis Yang Beretika

    Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan

    etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua

    anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika

    (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

    Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan

    mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu

    dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang

    yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.

    Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain

    ialah

    a) Pengendalian diri

    Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan dirimereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam

    bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan

    dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan

    dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan

    tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi

    penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah

    etika bisnis yang "etis".

    b) Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

    Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya

    dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih

    kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis

    untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    6/13

    harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak

    memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi,

    dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan

    memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

    c) Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh

    pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

    Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi

    informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi

    golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya

    tranformasi informasi dan teknologi.

    d) Menciptakan persaingan yang sehat

    Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi

    persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat

    jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah,

    sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread

    effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan

    perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

    e) Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan"

    Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang,tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan

    ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat

    sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan

    dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh

    keuntungan besar.

    f) Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

    Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan

    terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk

    permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan

    nama bangsa dan negara.

    g) Mampu menyatakan yang benar itu benar

    Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    7/13

    contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece"

    dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan

    memaksa diri untuk mengadakan kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak

    yang terkait.

    h) Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan

    golongan pengusaha kebawah

    Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara

    golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah

    mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

    Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang

    sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang

    dan berkiprah dalam dunia bisnis.

    i) Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

    Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila

    setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa?

    Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik

    pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan"

    demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi

    satu.j) Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah

    disepakati

    Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu

    ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

    k) Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif

    yang berupa peraturan perundang-undangan

    Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi"

    terhadap pengusaha lemah.

    D. Tanggung Jawab Sosial Bisnis

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    8/13

    Saat ini perusahaan dihadapkan pada paradigma yang relatif masih baru di Indonesia,

    yaitu paradigma yang melihat antara pihak perusahaan dan masyarakat bukanlah dua pihak yang

    berbeda dan bertolak belakang, namun merupakan bagian yang tak terpisahkan.

    Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimana di satu pihak ada perusahaan besar

    yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan

    besar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga

    sangat dipengaruhi oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar

    tanggung jawab sosial perusahaan.

    Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa

    berdiri sendiri. Perusahaan memerlukan kemitraan yang saling timbal balik dengan institusi lain.

    Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan

    alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan

    menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya

    mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian

    keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan

    mencegah konflik yang merugikan.

    E. Contoh Kasus

    Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang

    pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari

    jaringan usaha Kemfooddan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat

    menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino

    lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari limabersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi

    seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup

    mapan.

    Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    9/13

    perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia

    bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di

    Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

    Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes

    miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang,

    Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di

    Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk

    bekerja secara mandiri.

    Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan

    mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia

    mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang

    untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya

    Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

    Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang

    dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob

    memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang

    untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa. Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap harimenjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki

    banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan

    istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

    Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun

    mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada

    diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut

    perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil

    sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

    Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya

    holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia.

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    10/13

    Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

    Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.

    Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya

    uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap

    peluang.

    Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu

    baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia

    lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia

    tidak segera melangkah. Yang paling penting tindakan, kata Bob.

    Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan.

    Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda

    dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan

    profesional.

    Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih,

    arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

    Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan

    pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan

    pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia

    selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

    Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem

    Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

    Anak Guru

    Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan

    terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    11/13

    lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi

    guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

    Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual

    untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi,

    masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri

    sopirnya.

    Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita

    kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. Hati saya ikut hancur, kata Bob. Kehilangan

    sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya,

    Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan

    keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.

    Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari

    kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik

    tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food,

    pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah warung shaslik di Blok M, Kebayoran

    Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40

    sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

    Saya hidup dari fantasi, kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua

    anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per

    kilogram. Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu, kata Bob.

    Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan.

    Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin

    berkhayal yang macam-macam.

    Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat

    yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    12/13

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Jadi kesimpulannya suatu etika dalam berbisnis sangat mutlak untuk di lakukan agar

    tidak adanya pebisnis lain yang tidak merasa di rugikan. maju mundurnya bisnis yang dilakukantergantung si pelaku bisnis tersebut untuk memajukan bisnisnya. dengan menjunjung etika kita

    bisa membuat meningkatkan kepercayaan pelanggan, serta kemajuan dari bisnis yang kita

    dirikan. jadi kalau bisnis kita ingin lebih maju dan terus ke depannya kita harus menjunjung

    tinggi nilai etika dalam berbisnis maupun etika dimanapun.

    B. Saran

    Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas maka penulis berharap agar perbisinis di

    Indonesia khususnya dan dunia pada umunya agar dapat menjalankan bisnis secara etis dan

    bertanggung jawab.

  • 7/29/2019 Bisnis Etis

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Hanungbayu, (2008). Optimalisasi Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan DenganMenggunakan Metode Value Chain Management . /www.hanungbayu.com

    blog-deasyrouli.blogspot.com/.../menjalankan-bisnis-secara-etis-dan.

    http://ramaalessandro2.multiply.com/journal/item/3

    http://mirage-anime.blogspot.com/2010/11/menjalankan-bisnis-secara-etis-dan.html

    http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html

    http://ramaalessandro2.multiply.com/journal/item/3http://mirage-anime.blogspot.com/2010/11/menjalankan-bisnis-secara-etis-dan.htmlhttp://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.htmlhttp://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.htmlhttp://mirage-anime.blogspot.com/2010/11/menjalankan-bisnis-secara-etis-dan.htmlhttp://ramaalessandro2.multiply.com/journal/item/3