Bismillah Tugas Individu Infeksi Revisi

16
MODUL TUGAS INDIVIDU INFEKSI PNEUMONIA ANAK Oleh: Muhammad Cholis Hidayat 0910713053 Pembimbing: dr. Tita Hariyanti, M.Kes. dr. Holipah PUSKESMAS SUMBERPUCUNG LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

description

Bismillah Tugas Individu PH Infeksi Revisi

Transcript of Bismillah Tugas Individu Infeksi Revisi

MODUL TUGAS INDIVIDU

INFEKSI

PNEUMONIA ANAK

Oleh:

Muhammad Cholis Hidayat

0910713053

Pembimbing:

dr. Tita Hariyanti, M.Kes.

dr. Holipah

PUSKESMAS SUMBERPUCUNG

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

1. Identitas Pasien

Nama : An. R

Umur : 2,5 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jatiguwi RT 4/1

Identitas Orang Tua:

Ibu

Nama : Ny.Ratih

Usia : 24 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ayah

Nama : Tn. Miskan

Usia : 24 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

2. Anamnesa

2.1 Keluhan Utama

Batuk

2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa ke UGD Puskesmas Sumberpucung dengan keluhan batuk

sejak 7 hari SMRS, dan makin memberat dalam 2 hari SMRS. Batuk

dikeluhkan berbunyi “grok-grok” seperti ada dahaknya. Batuk muncul

bersamaan dengan demam, muncul sepanjang hari, tidak

memberat/berkurang dengan posisi dan tidak dipicu oleh debu dan cuaca.

Sejak 2 hari sebelum MRS, ibu pasien juga merasa anaknya bernafas lebih

cepat dari biasanya, terlihat sesak, disertai adanya tarikan dinding dada

kedalam. Saat sesak, sempat terdengar mengi. Sesak terutama pada

malam hari sehingga pasien rewel dan sering terbangun saat malam hari.

Sesak tidak membaik dengan perubahan posisi (duduk). Tidak ada

pernafasan cuping hidung dan anaknya tidak sampai biru. Tidak ada nafas

berbunyi ‘ngik-ngik’. Tidak ada riwayat tersedak.

Pasien juga dikeluhkan mengalami demam sejak 7 hari SMRS tetapi ibu

pasien tidak mengukur suhunya, menurut ibu pasien hanya demam sumer-

sumer, kemudian 5 hari sebelum MRS, pasien terlihat sesak dengan

demam sumer-sumer. Keadaan pasien sempat membaik menurut ibu

pasien dan 1 hari sebelum ngamar, demam dirasakan semakin tinggi dan

pasien telihat semakin sesak dengan batuk yang bertambah berat,

sehingga pagi harinya oleh ibu pasien, pasien dibawa ke Puskesmas

Pasien juga dikeluhkan sempat muntah terkadang setelah batuk, sejak 5

hari SMRS, muntah berisi makanan dan minuman dengan lendir putih,

tidak ada darah. Muntah dikatakan sebanyak ± ⅓ gelas. Muntah tidak

nyemprot

Tidak ada gangguan BAK dan BAB. Pasien sehari-hari BAK sebanyak 7-8x

sehari, jumlah cukup, warna kuning jernih, tanpa popok, Pasien sehari-hari

BAB sebanyak 1x sehari tidak selalu tiap pagi, sebanyak ± ½ gelas,

konsistensi padat, warna kuning-coklat.

Tidak ada keluhan mual. Tidak ada riwayat kejang. Tidak ada berkeringat

di malam hari tanpa sebab. Nafsu makan sedikit menurun sejak gejala

muncul, makan tetap 3x sehari tetapi kadang tidak habis.

Pasien tinggal serumah dengan ibu dan nenek, tetapi tidak ada anggota

keluarga yang sakit serupa/ batuk yang lama dan menahun, atau demam.

Tidak juga dengan tetangga dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.

2.3 Riwayat Penyakit dahulu

Pasien pernah sakit batuk dan pilek sebelumnya, namun tidak dengan

panas dan sesak, sembuh sendiri tanpa diberi obat atau dibawa ke

puskesmas.

2.4 Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya

2.5 Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien tinggal serumah dengan ibu dan nenek. Tidak ada anggota

keluarga yang sakit serupa/ batuk yang lama dan menahun, atau demam.

Tidak juga dengan tetangga dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.

2.6 Riwayat Sosial

Pasien merupakan seorang petani yang hubungan dengan lingkungan sekitar cukup baik.

3. Pemeriksaan

3.1 Pemeriksaan pada Tingkat Individu

3.1.1 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Status gizi : Cukup

N: 130x/menit RR: 60x/menit Tax: 38,5ºC

KEPALAInspeksi Anemis (-)/(-) ; Ikterik (-)/(-)LEHERInspeksi

Palpasi

Simetris, Edema (-), Massa (-)

JVP R+0 cmH2O 300

Pembesaran kelenjar limfe (-)/(-)

THORAXa. PulmoInspeksi : Gerakan

Palpasi: Stem Fremitus

Auskultasi : Suara nafas, Rales, Rhonki, Wheezing

Simetris, Retraksi (+) subcostal, dyspnea (+),laju napas: 60x/menit regularD = S

v v Rh + + Wh - -bv v + + - -bv v + + - -

b. JantungInspeksi : IktusPalpasi : Iktus, Thrill

Auskultasi : Denyut Jantung (Frekuensi, Irama) S1, S2, S3, S4, gallop, murmur.

Iktus InvisibleIktus palpable @ ICS V Parasternal Line SinistraS1S2 single, murmur (-), gallop (-)

AbdomenInspeksi : Bentuk, parut bekas operasi, dilatasi vena, radang

Flat, sikatrik (-), dilatasi vena (-), radang umbilikus (-), rash (-)

umbilikus, rashAuskultasi : Bising ususPalpasi : konsistensi, massa

BU(+)NSoefl, BisingUsus (+) normal, meteorismus (-), Hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba. Ascites (-), shifting dullness (-), turgor kulit kembali dalam 2 detik

EKSTREMITASSuperior

Inferior

Akral hangat, Anemis (-)/(-), Ikterik (-)/(-), Edema (-)/(-), Cyanosis (-)/(-)

Akral hangat, Anemis (-)/(-), Ikterik (-)/(-), Edema (-)/(-), Cyanosis (-)/(-)

3.1.2 Pemeriksaan Psikologi

Ayah pasien merupakan seorang wiraswasta yang sekitar 1 tahun ini bekerja keluar kota, sedangkan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Dalam kesehariannya, pasien hanya bermain di dalam rumah bersama neneknya. Menurut penuturan ibu pasien, pasien sering sakit-sakitan sejak ditinggal oleh ayah pasien. Nenek pasien mempunyai riwayat merokok 5 batang perhari, dan sudah merokok selama 40 tahun.

3.2 Pemeriksaan pada Tingkat Keluarga

3.2.1 Genogram

Keluarga Ny Haryanti

Keterangan : : Laki-laki

Muslimin, 68 ♥

Sugianti, 83 ♥

Ratih, 24 Miskan, 9 Meddy, 35 Lina, 32 Daud, 34 Yanis, 31

R, 2

: Wanita

: Pasien

/

3.2.2 Family APGAR

No Pertanyaan Sering

(2)

Kadang-kadang

(1)

Jarang

(0)1 Saya puas karena saya dapat

bercerita kepada keluarga saat saya memiliki masalah

2 Saya puas dengan cara keluarga bermusyawarah untuk memecahkan masalah

3 Saya puas karena diberikan kesempatan bertumbuh sesuai arah kehidupan yang saya inginkan

4 Saya puas dengan kasih sayang yang terjalin diantara keluarga saya

5 Saya puas dengan keluarga membagi waktu antara pribadi dan waktu bersama

3.2.3 SCREEM

a. Social

Keluarga tersebut cukup terisolasi dari lingkungan sekitar

b. Cultural

Tidak didapatkan permasalahan pada adat budaya pasien terhadap masalah kesehatan pasien

c. Religius

Keluarga pasien mengaku selalu menjalankan sholat 5 waktu.

d. Economic

Stabilitas ekonomi cukup rendah dan juga orang tua pasien sudah tidak bekerja lagi.

e. Educational

Sulit memahami dan mengerti arti pentingnya kesehatan

f. Medical

Tidak didapakan permasalahan dengan akses dan informasi mengenai kesehatan

3.3 Pemeriksaan Penunjang

3.3.1 Pemeriksaan Laboratorium

Pasien disarankan untuk melakuakn pemeriksaan lab berupa pemeriksaan darah lengkap

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Dahak dan Darah Lengkap

No Pemeriksaan Hasil Normal1 Leukosit (WBC) 14.300/µL 4300-10.3002 Eritrosit (RBC) 4.300 4000-5.5003 Hemoglobin 14.800 13.400-17.7004 Hematokrit 41.8% 40-47%5 Trombosit 300.000 142-424.000

4. Analisis Kasus

Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapatkonsolidasi dan terjadi pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan benda–benda asing.

Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia pada anak dibedakan menjadi 3 yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), Pneumonia interstisialis. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain seperti aspirasi dan radiasi. Di negara berkembang, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus.

Etiologi

Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalm spektrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi kecil (< 20 hari) meliputi Streptococcusgrup B dan bakteri gram negatif seperti E. Coli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp.Pada

bayi yang lebih besar (3 minggu – 3 bulan) dan anak balita (4 bulan – 5 tahun), pneumonia sering disebabkan oleh infeksi Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza type B, dan Staphylococcus aureus,sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, menduduki tempat ke-2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare dan menduduki tempat ke-3 sebagai penyebab kematian pada neonatus. pneumoniae (Said, 2010).

Klasifikasi Pneumonia

Klasifikasi ISPA dalam program P2 ISPA juga dibedakan untuk golongan umur kurang dari 2 bulan dan golongan umur balita 2 bulan – 5 tahun (Said, 2010) :

a. Golongan umur kurang dari 2 bulan ada 2 klasifikasi yaitu:

1) Pneumonia Berat.

Anak dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau nafas cepat (60X per menit atau lebih). Tarikan dinding dada kedalam terjadi bila paru-paru menjadi “kaku” dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik nafas. Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam, mempunyai resiko meninggal yang lebih besar dibanding dengan anak yang hanya menderita pernafasan cepat. Penderita pneumonia berat juga mungkin disertai tanda-tanda lain seperti :

a). Napas cuping hidung, hidung kembang kempis waktu bernafas.

b). Suara rintihan

c). Sianosis (Kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).

d). Wheezingyang baru pertama dialami.

2) Bukan Pneumonia

Bila tidak ditemukan adanya tarikan kuat ke dalam dinding dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu < 60 kali per menit (batuk, pilek, biasa). Tanda bahaya untuk golongan umur kurang dari 2 bulan ini adalah : kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, gizi buruk, demam/dingin.

b. Golongan umur 2 bulan – 5 tahun ada 3 klasifikasi, yaitu :

1) Pneumonia Berat, bila disertai nafas sesak dengan adanya tarikan dada bagian bawah ke dalam waktu anak menarik nafas, dengan catatan anak harus dalam keadaan tenang, tidak menangis dan meronta.

2) Pneumonia, bila hanya disertai nafas cepat dengan batasan :

(a) Untuk usia 2 bulan – kurang 12 bulan = 50 kali per menit.

(b) Untuk usia 1 tahun – 5 tahun = 40 kali per menit atau lebih.

3) Bukan Pneumonia, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah kedalam atau nafas cepat (batuk pilek biasa). Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan – 5 tahun adalah : tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing dan gizi buruk.

Manifestasi klinis

Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah imaturitas anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab yang luas, gejala klinis yang kadangkadang tidak khas terutama pada bayi, terbatasnya penggunaan prosedur diagnostik invasif, etiologi non infeksi yang relatif lebih sering, dan faktor patogenesis (Said, 2010).Menurut Said (2010) gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut:

a. Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan Gastro Intestinal Tarcktus (GIT) seperti mual, muntah atau diare: kadang-kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.

b. Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis. Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara napas melemah, dan ronki, akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan tanda pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat. Pada perkusi dan auskultasi paru umumnya tidak ditemukan kelainan.

5. Diagnosis Holistik Komprehensif

a. Biomedis

Diagnosis biomedis: Pneumonia Anak

b. Faktor Resiko

Internal

- Genetik

Tidak ditemukan penyakit yang sama di keturunan pasien sebelumnya.

- Perilaku

Nenek pasien memiliki riwayat merokok >40 tahun.

Eksternal

- Ekonomi

Keluarga pasien termasuk dalam golongan menengah kebawah. Sehingga, keadaan rumah yang kurang ventilasi masih belum bisa diperbaiki oleh pasien

- Sosial

Pasien sering kontak dengan neneknya yang mempunyai kebiasaan merokok.

- Budaya

Budaya yang ada di masyarakat bahwa sakit paru merupakan penyakit yang banyak menyerang masyarakat dengan kelas ekonomi rendah.

- Biologi

Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus atau jamur.

-Upaya

Ibu pasien membelikan obat batuk yang dibeli di pasaran

6. Intervensi Holistik Komprehensif

a. Medikamentosa dan Tindakan Medis

Pada pasien ini, diberikan pengobatan suportif dan antibiotik. Pengobatan suportif pada pasien ini adalah diberikan antipiretik yang diberikan saat pasien demam yaitu paracetamol 3x250 mg. Pasien juga diberikan mukolitik untuk mengencerkan dahaknya yaitu ambroxol 3x15 mg. Untuk antibiotik yang diberikan yaitu ciprofloksasin 2x250 mg. Menurut PDPI, seharusnya antibiotik yang diberikan yaitu levofloksasin. Akan tetapi, obat tersebut tidak tersedia di puskesmas sehingga saya menggantinya dengan pemberian ciprofloksasin.

b. Edukasi dan Advokasi

- Edukasi obat-obatan dan tindakan

Pasien tersebut di KIE mengenai diagnosis kerja, terapi medikamentosa, efek samping, prognosis penyakit dan pencegahannya.

a. Diagnosis Kerja

Diagnosis kerja pada pasien tersebut pneumonia atau radang pada paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Selain itu, pasien juga menderita penyakit paru kronis yaitu PPOK yang disebabkan oleh kebiasan merokok lebih dari 40 tahun.

b. Terapi medikamentosa

Pasien tersebut diberikan obat antibiotik yaitu ciprofloksasi 2x1 tablet. Fungsi dari ciprofloksasin adalah untuk menghilangkan bakteri penyebab. Selain itu juga diberikan parasetamol 3x1 tablet untuk

menurunkan panas dan diberikan ambroxol 3x1 untuk mengeluarkan dahak.

c. Efek samping

Efek samping pemberian ciprofloksasin adalah pasien dapat merasa mual, muntah atau diare. Akan tetapi efek samping tersebut dapat menghilang apabila ciprofloksasin diminum setelah makan. Untuk parasetamol, efek sampingnya adalah mual, muntah dan dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas.

d. Prognosis Penyakit

Prognosis pada pasien tersebut baik untuk pneumonia apabila antibiotik diminum secara teratur. Untuk PPOK pada pasien tersebut tidak bisa disembuhkan akan tetapi dapat dikontrol

e. Pencegahan

Pada pasien tersebut diberikan KIE supaya tidak terkena pneumonia lagi dengan cara makan-makanan bergizi, ventilasi rumah lebih diperbanyak lagi.

- Edukasi Psikososial

Pada pasien diberikan nasihat tentang pencegahan supaya tidak terjadi pneumonia lagi. Diantaranya dengan melakukan

a. Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

b. cara batuk yang benar yang efektif dan benar.

c. mengurangi stress

- Edukasi Lingkungan

Pasien dan keluarga diedukasi untuk menambah ventilasi udara di rumahnya.

7. Efek Komunitas

Pengalaman pasien dapat menjadi sumber pengetahuan masyarakat setempat, terutama komunitas sosial pasien bahwa pneumonia merupakan penyakit yang dapat simbuhkan dan tidak hanya menyerang masyarakat dengan status ekonomi rendah. Pneumonia juga dapat menular ke masyarakat sekitar akan tetapi tidak seinfeksius TBC karena penyebab pneumonia disebabkan oleh ketahanan tubuh yang menurun.

8. Dokumentasi Home Visit