Bismillah Referat Dry Eye

30
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dry eye atau keratokonjungtivitis sika merupakan masalah cukup penting dalam kesehatan masyarakat yang menyebabkan rasa tidak nyaman di mata, lelah dan gangguan penglihatan yang menganggu aktivitas sehari- hari. Pada International Dry Eye WorkShop menjelaskan bahwa dry eye merupakan penyakit multifaktorial karena gangguan produksi air mata dan tidak stabilnya film air mata atau evaporasi air mata yang berlebihan. Hal ini menimbulkan beberapa gejala yaitu rasa tidak nyaman di mata, cepat lelah, gangguan penglihatan. Gejala lainnya seperti rasa terbakar, mucus yang berlebihan di mata, fotosensitivitas, sulit menggerakan kelopak mata, dan sakit. 1 Angka kejadian sindroma mata kering ini lebih banyak pada wanita dan cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Berdasarkan data epidemiologi dari beberapa penelitian, didapatkan sekitar 7.8% atau 3.23 juta wanita di Amerika dan 4.7% atau 1.6 juta laki-laki dengan usia>50 tahun mengalami dry eye. Dry eye merupakan penyakit paling sering terjadi di daerah Asia, dimana 20-50% terjadi pada usia tua. 1 1

description

dry eye

Transcript of Bismillah Referat Dry Eye

Page 1: Bismillah Referat Dry Eye

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dry eye atau keratokonjungtivitis sika merupakan masalah cukup penting

dalam kesehatan masyarakat yang menyebabkan rasa tidak nyaman di mata, lelah

dan gangguan penglihatan yang menganggu aktivitas sehari-hari. Pada

International Dry Eye WorkShop menjelaskan bahwa dry eye merupakan penyakit

multifaktorial karena gangguan produksi air mata dan tidak stabilnya film air mata

atau evaporasi air mata yang berlebihan. Hal ini menimbulkan beberapa gejala

yaitu rasa tidak nyaman di mata, cepat lelah, gangguan penglihatan. Gejala

lainnya seperti rasa terbakar, mucus yang berlebihan di mata, fotosensitivitas, sulit

menggerakan kelopak mata, dan sakit. 1

Angka kejadian sindroma mata kering ini lebih banyak pada wanita dan

cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Berdasarkan data

epidemiologi dari beberapa penelitian, didapatkan sekitar 7.8% atau 3.23 juta

wanita di Amerika dan 4.7% atau 1.6 juta laki-laki dengan usia>50 tahun

mengalami dry eye. Dry eye merupakan penyakit paling sering terjadi di daerah

Asia, dimana 20-50% terjadi pada usia tua. 1

Tear film normal diperlukan untuk mempertahankan fungsi permukaan

okuler. Perubahan patologis yang terlihat pada sindrom mata kering (dry eye

disease) mempengaruhi semua komponen tear film. Air mata diperlukan untuk

mempertahankan kesehatan permukaan depan mata.Orang dengan dry eye tidak

menghasilkan air mata yang cukup atau memiliki kualitas air mata yang buruk.

Dry eye merupkan masalah yang sering terjadi, terutama di usia lanjut, makan dari

itu dibutuhkan penanganan yang tepat untuk menurunkan angka morbiditas

karena dry eye dan meningkatkan kualitas hidup. 1

1

Page 2: Bismillah Referat Dry Eye

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI

A. Palpebra

Ketika menutup, palpebra menutupi bagian anterior bola mata agar

mata terlindungi dari cedera dan sinar yang berlebihan. Selain itu juga

berfungsi untuk melembabkan kornea dengan menyebarkan cairan

lakrimalis. Palpebra terdiri atas palpebra superior dan inferior yang

diperkuat oleh jaringan ikat dan didalamnya terdapat kelenjar tarsal yang

mensekresi lipid untuk melumasi palpebra dan mencegah palpebra

superior dan inferior saling menempel ketika menutup. Lipid tersebut juga

berfungsi sebagai barier terhadap cairan air mata agar tidak keluar dari

mata, namun jika produksi air mata berlebihan maka air mata akan jatuh

membasahi pipi. Bagian dalam palpebra dilapisi oleh konjungtiva

palpebra dibagian dalamnya dan tersambung dengan konjungtiva bulbi

yang melapisi sklera. 2

Gambar 1. Palpebra

2

Page 3: Bismillah Referat Dry Eye

B. Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran mukosa lembut yang melapisi

bagian dalam palpebra hingga bagian anterior sklera. Konjungtiva yang

melapisi palpebra lebih tebal dan kaya pembuluh darah, namun

konjungtiva yang melapisi sklera lebih tipis. Garis refleksi dari palpebra

ke sklera disebut dengan fornix konjungtiva, dimana bagian fornix

superior menerima pembukaan kelenjar lakrimalis. 2

Gambar 2. Konjungtiva

C. Kornea

Kornea adalah daerah sirkuler pada bagian anterior dari lapisan

fibrous luar bola mata. Kornea dapat membesar untuk merefraksi cahaya

yang masuk ke mata. Kornea transparan, sensitif terhadap sentuhan,

diinervasi oleh nervus ophtalmikus, dan avaskular. Kornea mendapatkan

nutrisi dari kapiler perifer, humor akuos, dan kelenjar lakrimalis. 2

Gambar 3. Penampang Bola Mata

3

Page 4: Bismillah Referat Dry Eye

D. Aparatus Lakrimalis

Aparatus lakrimalis bertugas dalam produksi, perpindahan, dan

pengaliran cairan lakrimalis di permukaan bola mata. Aparatus lakrimalis

terdiri dari: 2

Gambar 4. Aparatus Lakirmalis

1) Kelenjar lakrimalis

Berfungsi mensekresi cairan lakrimalis yaitu cairan fisiologis yang

mengandung enzim lisozim yang bersifat bakteriosidal. Cairan ini

melembabkan permukaan konjungtiva, kornea, dan menyediakan nutrisi

dan oksigen bagi kornea. Jika produksinya berlebihan disebut air mata.

Kelenjar lakrimalis berbentuk seperti kacang almond dan memiliki

panjang 2 cm yang terbentang di fosa kelenjar lakrimalis bagian

superolateral orbita. Kelenjar lakrimalis dibagi menjadi bagian superior

(orbital) dan inferior (palpebral) oleh tendon muskulus levator palpebra

2) Duktus lakrimalis

Bertugas sebagai penyalur cairan lakrimalis dari kelenjar lakrimalis ke

kantong konjungtiva

3) Kanalikuli lakrimalis

Mulai dari punctum lakrimalis pada papila lakrimalis dekat sudut

medial mata dan mengalirkan cairan lakrimalis dari lakus lakrimalis

(tempat air mata dikumpulkan) ke kantong lakrimalis

4) Duktus nasolakrimalis

Berfungsi membawa cairan lakrimalis ke meatus nasalis inferior. 2

4

Page 5: Bismillah Referat Dry Eye

II. HISTOLOGI

A. Palpebra

Ada 3 tipe kelenjar yang berada di palpebra yaitu kelenjar meibomian,

kelenjar moll, dan kelenjar zeis. Kelenjar meibomian adalah kelanjar

sebasea panjang yang terletak di tarsal plate dan tidak berhubungan

dengan folikel rambut. Kelenjar meibomian memproduksi substansi

sebasea yang membentuk lapisan minyak pada permukaan film air mata

yang membantu mencegah evaporasi dari lapisan air mata. Kelenjar zeis

adalah modifikasi kelenjar sebasea yang lebih kecil dan berhubungan

dengan folikel bulu mata. Kelenjar keringat moll adalah tubulus sinus

yang tidak bercabang yang mensekresi keringat melalui folikel bulu

mata.3,4

Gambar 5. Histologi Palpebra

B. Konjungtiva

Konjungtiva adalah membran mukosa transparan tipis yang

membungkus bagian anterior mata hingga kornea dan bagian permukaan

dalam palpebra. Konjungtiva terdiri dari epitel berlapis silindris dengan

sejumlah sel goblet dan pada lamina propianya terdiri dari jaringan ikat

longgar.3,4

5

Page 6: Bismillah Referat Dry Eye

C. Kornea

Kornea merupakan struktur yang avaskular yang terdiri dari 5

lapisan. Bagian permukaan luarnya dilapisi oleh epitel berlapis pipih tak

bertanduk, epitel berada di lamina basalis yang di sokong oleh lapisan

stroma kornea yang disebut dengan Membran Bowman. Bagian penting

dari kornea yaitu substansia propia atau stroma yang terdiri dari bentukan

jaringan kolagen regular yang membentuk lamela tipis. Bagian paling

dalam dari kornea yaitu sel endotel yang pipih yang disokong oleh

membran tebal yang disebut membran descemet. Endotelium kornea

secara aktif memompa cairan dari substansia propia, mencegah cairan

berlebihan yang menyebabkan kornea menjadi buram. Kornea kaya akan

inervasi oleh free nerve ending yang menyebabkan kornea sangat sensitif

terhadap nyeri. 3,4

D.E.F.G.H.I.

Gambar 7. Histologi Kornea

D. Aparatus Lakrimalis

Kelenjar lakrimalis responsibel terhadap sekresi air mata yaitu

cairan yang mengandung enzim lisozim antibakteri dan elektrolit yang

mirip dengan konsentrasi plasma. Secara histologi, kelenjar lakrimalis

strukturnya mirip dengan kelenjar ludah yaitu berbentuk lobuler dan

campuran bentukan tubulo-asinar dari unit sekretori. Sel sekretori

memiliki tipe yang serupa dengan sel serous yang terletak di basal nukleus

dan tercat kuat dengan sitoplasma granular. Setiap kelenjar mengalirkan

6

Page 7: Bismillah Referat Dry Eye

air mata melalui duktuks ke fornix superior. Air mata mengalir dari

permukaan anterior bola mata ke cavitas nasalis melalui duktus

nasolakrimalis. 3,4

III. FISIOLOGI AIR MATA

Film air mata preokular (preocular tear film / PTOF) memiliki 3

lapisan yang terdiri dari lipid, aqueous, dan mukus. Kelenjar meibomian

pilosebasea pada palpebra memproduksi sebagian besar lapisan lipid.

Kelenjar zeis dan moll pada tepi palpebra yang berhubungan dengan bulu

mata juga berkontribusi pada lapisan ini. Lapisan ini ini berfungsi dalam

stabilisasi lapisan dan memperlambat evaporasi. 5,6

Lapisan lipid

Memiliki ketebalan <0,1µm. Lipid meibomian bersifat lilin dan kolesterol

ester. Berat molekul tinggi dan kurang polar yang penting untuk formasi,

stabilisasi, dan proteksi PTOF. Perubahan polaritas pada penyakit seperti

blepharitis dapat menyebabkan gangguan permukaan bola mata dan

menunjukkan gejala mata kering. 5,6

Lapisan aquos

90% dari PTOF adalah lapisan aquos. Sebagian besar yang berkontribusi

membentuk lapisan ini adalah kelenjar lakrimalis aksesori yaitu Krause

dan Wolfring. Lapisan aquos mengandung lisozim dan protein meliputi

laktoferrin yang menghambat aktivitas antibakterial. Analisis laboratorium

menunjukkan fungsinya dalam evaluasi diagnostik lapisan aquos . 5,6

Lapisan mukus

Merupakan lapisan terdalam dari PTOF. Lapisan mukus diproduksi oleh

sel goblet konjungtiva, mukus melumasi palpebra dan menyerap bagian

diantara lapisan aquos dan epitel kornea yang bersifat hidrofobik serta

mengumpulkan debris-debris selular dari permukaan okular. 5,6

7

Page 8: Bismillah Referat Dry Eye

Gambar 9. Lapisan tear film

Mekanisme pengeluaran air mata

Produksi cairan lakrimalis di stimulasi oleh impuls parasimpatik

nervus fasialis. Cairan lakrimalis mengalir ke arah inferior mengikuti

pengaruh gravitasi. Ketika kornea mengering, kelopak mata akan menutup

sehingga mendorong film cairan ke arah tengah dan melintasi kornea.

Selama perjalanannya, cairan ini akan membawa material asing seperti

debu kemudian di dorong ke arah sudut medial mata dan dikumpulkan di

danau lakrimalis lalu di alirkan menuju puntum lakrimalis dan kanalikuli

lakrimalis menuju kantong lakrimalis. Dari kantong ini, cairan lakrimalis

akan dialirkan menuju meatus nasalis inferior melalu duktus

nasolakrimalis. Cairan lakrimalis berfungsi dalam membersihkan partikel

dan bahan iritan serta menyediakan nutrisi dan oksigen untuk kornea. 4,5,6

Gambar 10. Sistem Lakrimalis

8

Page 9: Bismillah Referat Dry Eye

Fisiologi Berkedip

Rangsangan berkedip di bagi mejadi tiga kategori, yaitu :

Berkedip involunter yaitu berkedip secara spontan, tanpa stimulus dengan

generator kedipan di otak yang belum diketaui secara jelas.

Berkedip volunter yaitu secara sadar membuka dan menutup kelompak

mata.

Refleks berkedip adalah berkedip yang dirangsang bila ada stimulus

eksternal melalui nervus trigeminus dan nervus fasialis.

Berkedip melibatkan dua otot yaitu muskulus levator palpebra superior

dan muskulus orbikularis okuli. Aktivitas berkedip melibatkan nukleus

kaudatus dan girus presentralis media, dan inhibisi berkedip melibatkan

korteks frontal.

Mengedip berperan dalam produksi, distribusi dan drainase air mata.

Setiap berkedip, palpebra menutup miring resleting dan menyebarkan air

mata mulai dari lateral. Air mata yang berlebih memenuhi sakus

konjungtiva kemudian bergerak ke medial untuk memasuki sistem eksresi.

Sewaktu palpebra mulai membuka, aparatus ekskretori sudah terisi air

mata dari kedipan mata sebelumnya. Kontraksi muskulus orbikularis okuli

untuk menutup sempurna palpebra akan menimbulkan tekanan menekan

dan mendorong seluruh air mata melewati kanalikuli, sakus lakrimalis,

duktus nasolakrimalis, dan meatus inferior. Tear film dibentuk kembali

dari kedipan mata setiap 3-6 detik dan untuk rupturnya tear film

membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit. 4,5,6

9

Page 10: Bismillah Referat Dry Eye

IV. DRY EYE SYNDROME

Definisi

Dry eye adalah suatu kondisi dimana terdapat insufisiensi air mata

untuk melumasi dan memelihara mata. Dry eye syndrome juga dikenal

sebagai keratoconjugctivitis sicca (KCS) atau keratitis sicca adalah

penyakit multifaktor dari air mata dan permukaan bola mata yang

menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan penglihatan, dan

ketidakstabilan lapisan air mata yang berpotensi merusak permukaan

bola mata. 1

Etiologi

Penyebab mata kering diklasifikasikan menjadi kelompok

defisiensi aqueous dan kelompok evaporasi. Pemeriksaan menggunakan

tes schirmer di indikasikan untuk defisiensi aqueous dan pemeriksaan

tear break up test di indikasikan untuk kelompok evaporasi. Penyebab

mata kering harus diketahui melalui riwayat pasien, pemeriksaan, dan

evaluasi permukaan bola mata agar dapat diberikan terapi yang sesuai

target. 1,8

Banyak diantara penyebab sindrom mata kering mempengaruhi lebih

dari satu komponen film air mata atau berakibat perubahan permukaan mata

yang secara sekunder menyebabkan film air mata menjadi tidak stabil. Ciri

histopatologik termasuk timbulnya bintik-bintik kering pada kornea dan epitel

konjungtiva, pembentukan filamen, hilangnya sel goblet konjungtiva,

10

Page 11: Bismillah Referat Dry Eye

pembesaran abnormal sel epitel non-goblet, peningkatan stratifikasi sel, dan

penambahan keratinasi. 1,8

A. Kondisi ditandai hipofungsi kelenjar lakrimal

1. Kongenital

a. Dysautonomia familier (sindrom Riley-Day)

b. Aplasia kelenjar lakrimal (alakrima kongenital)

c. Aplasia nervus trigeminus

d. Dysplasia ektodermal

2. Didapat

a. Penyakit sistemik

1) Sindrom sjorgen

2) Sklerosis sistemik progresif

3) Sarkoidosis

4) Leukimia, limfoma

5) Amiloidosis

6) Hemokromatosis

b. Infeksi

1) Trachoma

2) Parotitis epidemica

c. Cedera

1) Pengangkatan kelenjar lakrimal

2) Iradiasi

3) Luka bakar kimiawi

d. Medikasi

1) Antihistamin

2) Antimuskarinik: atropin, skopolamin

3) Anestetika umum: halothane, nitrous oxide

4) Beta-adregenik blocker: timolol, practolol

e. Neurogenik-neuroparalitik (fasial nerve palsy)

11

Page 12: Bismillah Referat Dry Eye

B. Kondisi ditandai defisiensi musin

1. Avitaminosis A

2. Sindrom steven-johnson

3. Pemfigoid okuler

4. Konjungtivitis menahun

5. Luka bakar kimiawi

6. Medikasi-antihistamin, agen muskarin, agen Beta-adregenic blocker

C. Kondisi ditandai defisiensi lipid:

1. Parut tepian palpebra

2. Blepharitis

D. Penyebaran defektif film air mata disebabkan:

1. Kelainan palpebra

a. Defek, coloboma

b. Ektropion atau entropion

c. Keratinasi tepian palpebra

d. Berkedip berkurang atau tidak ada

1) Gangguan neurologik

2) Hipertiroid

3) Lensa kontak

4) Obat

5) Keratitis herpes simpleks

6) Lepra

e. Lagophthalmus

1) Lagophthalmus nocturna

2) Hipertiroidi

3) Lepra

2. Kelainan konjungtiva

a. Pterygium

b. Symblepharon dan Proptosis. 1,5,6,8

12

Page 13: Bismillah Referat Dry Eye

Faktor Resiko 7

Tanda dan GejalaTanda dan gejala tergantung dari keparahan sindroma mata kering

atau keratitis sicca, sebagian besar penderita mengeluhkan keadaan sebagai

berikut 1,7,8:

Sensasi benda asing, mata kering, dan berpasir

hyperemia

mucoid discharge

iritasi mata

pengeluaran air mata yang berlebihan

photophobia

penglihatan kabur

Keluhan tersebut sering memberat pada lingkungan berasap atau

lingkungan kering, ruangan panas, dan aktifitas lama di depan komputer

atau membaca lama.

13

Page 14: Bismillah Referat Dry Eye

Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan

mata adaah tampilan yang nyata-nyata normal. Ciri yang paling khas pada

pemeriksaan slitlamp adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di

tepian palpebra inferior. Benang-benang mukuskental kekuning-kuningan

kadang-kadang terlihat dalam fornix conjungtivae inferior. Pada

konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin

menebal, beredema dan hiperemik.

Epitel kornea terlihat bertitik halus pada fissura interpalpebra. Sel-

sel epitel konjungtiva dan kornea yang rusak terpulas dengan bengal rose

1% dan defek pada epitel kornea terpulas dengan fluorescein. Pada tahap

lnjut keratokonjungtivitis sicca tampak filamen-filamen dimana satu ujung

setiap filamen melekat pada epitel kornea dan ujung lain bergerak bebas.

Pada pasien dengan sindrom sjorgen, kerokan dari konjungtiva

menunjukkan peningkatan jumlah sel goblet. Pembesaran kelenjar lakrimal

kadang-kadang terjadi pada sindrom sjorgen. Diagnosis dan penderajatan

keadaan mata kering dapat diperoleh dengan teliti memakai cara

diagnostik berikut: 1,7,8

Tes Schirmer

Tes ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan

memasukkan strip Schirmer (kertas saring Whatman No. 41) kedalam

konjungtiva inferior pada batas sepertiga tengah dan temporal dari

palpebra inferior. Bagian basah yang terpapar diukur 5 menit setelah

dimasukkan. Panjang bagian basah kurang dari 10 mm tanpa anestesi

dianggap abnormal. 1,7,8

Bila dilakukan tanpa anestesi, tes ini mengukur fungsi kelenjar

lakrimal utama, yang aktivitas sekresinya dirangsang oleh iritasi kertas

saring itu. Tes Schirmer yang dilakukan setelah anestesi topikal (tetracaine

0.5%) mengukur fungsi kelenjar lakrimal tambahan (pensekresi basa).

Kurang dari 5 mm dalam 5 menit adalah abnormal. Tes Schirmer adalah

tes saringan bagi penilaian produksi air mata. Dijumpai hasil false positive

14

Page 15: Bismillah Referat Dry Eye

dan false negative. Hasil rendah kadang-kadang dijumpai pada orang

normal, dan tes normal dijumpai pada mata kering terutama yang sekunder

terhadap defisiensi musin.

Gambar 4. Test Fluoresin

Tear film break-up time

Tear film break-up time dapat diukur dengan meletakkan secarik

keras berflourescein pada konjungtiva bulbi dan meminta pasien

berkedip. Film air mata kemudian diperiksa dengan bantuan saringan

cobalt pada slitlamp, sementara pasien diminta agar tidak berkedip.

Waktu sampai munculnya titik-titik kering yang pertama dalam lapisan

flourescein kornea adalah tear film break-up time. Biasanya waktu ini

lebih dari 15 detik, namun akan berkurang nyata oleh anestetika lokal,

memanipulasi mata, atau dengan menahan palpebra agar tetap terbuka.

Waktu ini lebih pendek pada mata dengan defisiensi air pada air mata

dan selalu lebih pendek dari normalnya pada mata dengan defisiensi

musin.

Bila tear film break up time kurang dibanding kecepatan

berkedipnya mata, mata tidak terlindung dan akan mengakibatkan

terlihatnya gejala mata kering pada mata. Berkedip akan meratakan film

air mata pada permukaan mata. Bila mata dibuka lama tanpa mengedip

maka film air mata mulai pecah atau terbuka. Pada keadaan ini mata

akan merasa pedas dan mata dipaksa berkedip. Pada mata kering air

mata tidak stabil sehingga mudah pecah dalam waktu yang lebih

pendek. Dapat dikatakan bila break up time pendek mungkin sekali

menderita mata kering. Bercak kering merupakan bagian dari

15

Page 16: Bismillah Referat Dry Eye

penguapan normal dan penyebaran air mata. Pada mata normal bercak

kering terbentuk antara kedipan kira-kira 12 detik. Waktu antara

berkedip lengkap sampai timbulnya bercak kering sesudah mata di buka

minimal terjadi sesudah 15-20 detik, tidak perna kurang dari 10 detik.

Gambar. Indeks Perlindungan Okular

Tes Ferning Mata

Sebuah tes sederhana dan murah untuk meneliti mukus konjungtiva

dilakukan dengan mengeringkan kerokan konjungtiva di atas kaca

obyek bersih. Arborisasi (ferning) mikroskopik terlihat pada mata

normal. Pada pasien konjungtivitis yang meninggalkan parut

(pemphigoid mata, sindrom stevens johnson, parut konjungtiva difus),

arborisasi berkurang atau hilang

Sitologi Impresi

Sitologi impresi adalah cara menghitung densitas sel goblet pada

permukaan konjungtiva. Pada orang normal, populasi sel goblet paling

tinggi di kuadran infra-nasal. Hilangnya sel goblet ditemukan pada

kasus keratokonjungtivitis sicc, trachoma, pemphigoid mata cicatrix,

sindrom stevens johnson, dan avitaminosis A. 1,7,8

Pemulasan Flourescein

16

Page 17: Bismillah Referat Dry Eye

Menyentuh konjungtiva dengan secarik kertas kering

berflourescein adalah indikator baik untuk derajat basahnya mata, dan

meniskus air mata mudah terlihat. Flourescein akan memulas daerah-

daerah tererosi dan terluka selain defek mikroskopik pada epitel

kornea. 1,7,8

Pemulasan Bengal Rose

Bengal rose lebih sensitif dari flourescein. Pewarna ini akan

memulas semua sel epitel yang mengering dari kornea konjungtiva.

Gambar . Pewarnaan Bengal rose

Penguji Kadar Lisozim Air Mata

Penurunan konsentrasi lisozim air mata umumnya terjadi pad awal

perjalanan sindrom Sjorgen dan berguna untuk mendiagnosis penyakit

ini. Air mata ditampung pada kertas Schirmer dan diuji kadarnya. Cara

paling umum adalah pengujian secara spektrofotometri. 1,7,8

Osmolalitas Air Mata

Hiperosmollitas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis

sicca dan pemakaian kontak lens dan diduga sebagai akibat

berkurangnya sensitivitas kornea. Laporan-laporan menyebutkan

bahwa hiperosmolalitas adalah tes paling spesifik bagi

keratokonjungtivitis sicca. Keadaan ini bahkan dapat ditemukan pada

pasien dengan Schirmer normal dan pemulasan bengal rose normal

Lactoferrin

Lactoferrin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan

hiposekresi kelenjar lakrimal. Sample air mata diamnil dengan

17

Page 18: Bismillah Referat Dry Eye

lempung kertas filter. Pada pasien normal didapatkan kosentrasi 1.42

g/L. terdapat hubungan erat Antara laktoferin rata-rata dan assay

lisozim. Nilai normal laktoferin terendah adalah 0.78 g/L. LTT

merupakan spesifitas sangat tinggi, sensitivitas baik bila dilakukan

bersamaan dengan test air mata kualitatif. Dan korelasi baik dengan

tes imunologik dan biopsy untuk syogren sindrom. 1,7,8

Patogenesis

Permukaan bola mata dan kelenjar lakrimalis merupakan unit yang

terintegrasi. Penyakit atau disfungsi dari unit fungsional dapat

menyebabkan ketidakstabilan dan kekurangan film air mata yang

mengakibatkan gejala iritasi bola mata dan memungkinkan kerusakan

epitel permukaan bola mata. Disfungsi dari unit ini dapat disebabkan oleh

faktor usia, penurunan faktor suportif (seperti hormon androgen), penyakit

inflamasi sistemik (seperti Sindrom Sjogren atau rheumatoid arthritis),

gangguan pada permukaan bola mata (seperti kerratitis herpes simplek)

atau pembedahan yang mengenai nervus trigeminus, dan penyakit sistemik

atau pengobatan yang mengganggu nervus kolinergik yang menstimulasi

sekresi air mata. 1,7,8

18

Page 19: Bismillah Referat Dry Eye

Klasifikasi 1,8

Tatalaksana

Penanganan dry eye secara bertahap, dapat berupa 1,8,9:

Higienitas palpebra untuk menstabilkan film air mata dengan

mengkompres menggunakan air hangat selama 2 menit, 2-4 kali sehari.

Penggantian dan stimulasi air mata. Cairan hipotonik direkomendasikan

dan sangat membantu untuk kasus yang ringan

19

Page 20: Bismillah Referat Dry Eye

Infeksi yang mengenai tepi palpebra dapat memperburuk kondisi

defisiensi air mata yang sudah ada, dan blepharitis anterior ataupun

superior harus diterapi dengan higienitas palpebra yang adekuat,

antiinflamasi, dan/atau antibiotik

Oklusi puncta

Dilakukan jika diakibatkan evaporasi air mata yang berlebihan

Therapeutic contact lens therapy (TSCL)

Hydrophilic bandage lenses biasanya disediakan untuk menampung air

mata jika digunakan dengan kombinasi air mata artifisial yang banyak.

Lensa terbaru yaitu gas-permeable scleral contact lenses sangat efektif

Lateral tarsorrhaphy

Dapat menurunkan evaporasi air mata

Komplikasi

Pada awal perjalanan keratokonjungtivitis sicca, penglihata sedikit terganggu.

Dengan memburuknya keadaan, ketidaknyamanan sangat menggangu. Pada

kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea, penipisan kornea, dan perforasi.

Kadang-kadang terjadi infeksi bakteri sekunder, dan berakibat parut dan

vaskularisasi pada kornea, yang sangat menurunkan penglihatan. Terapi dini

dapat mencegah komplikasi-komplikasi ini. 8

Prognosis

Prognosis dry eye tergantung pada komplikasi yang ditimbulkan, namun

ecara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom

mata kering adalah baik. 8

20

Page 21: Bismillah Referat Dry Eye

DAFTAR PUSTAKA

1. Ueda K, et all. Effectiveness and relevant factors of 2% rebamipide ophtalmic suspension treatment in dry eye. BMC Ophtalmology. 2015 :01-02

2. Snell Richard. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswi Kedokteran, Alih Bahasa Liliana Sugiarto Edisi 6. EGC, Jakarta. 2006

3. Tambahjong J. Atlas Histologi Alih Bahasa Edisi 9. EGC, Jakarta.

4. Guyton A, J.E Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. EGC, Jakarta. 2007

5. Vaughan D, et all. Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika, Jakarta. 200

6. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 2010.

7. Coleman, Anne L. Dry Eye Syndrome. American Academy of Ophthalmology. 2013

8. Padhatare S, et all. A comprehensive Reviewon Dry Eye Disease: Diagnosis, Medical Management and Future Challenges. Hindawi Publishing Corporation. 2015 : 01-13

9. Foster , C Stephen. Dry Eye and Tearing Treatment. West Michigan Eye and Laser. 2014: 02-05

21