Bismillah, buku kerpean koas sukses
-
Upload
m-ilyas-saputera -
Category
Documents
-
view
310 -
download
21
description
Transcript of Bismillah, buku kerpean koas sukses
1
PERSIAPAN ANESTESI
Sebelum proses anestesi dimulai ada 3 hal yang perlu disiapkan, yaitu:
a. Pasien b. Alat-alat dan mesin c. Obat-obatan
Mungkin bahasan bab ini agak sedikit panjang, namun bab ini adalah bab yang sangat penting dan menjadi basis bagi bab-bab selanjtnya. Baik kita bahas satu persatu ya
1. Persiapan Pasien
Persiapan pasien bertujuan untuk mengenal pasien, baik beberapa hari sebelum proses anestesi atau beberapa jam sebelumnya. Biasanya sehari sebelum anestesi akan dilakukan KPA (Kunjungan Pra Anestesi). KPA dilakukan untuk mengetahui hal-hal berikut:
a. Identitas Identitas meliputi sekurang-kurangnya nama, nomor register, jenis kelamin, dan usia. Karena hal tersebut berhubungan dengan proses anestesi nantinya
b. Keluhan utama Keluhan utama adalah keluhan yang membawa pasien datang ke dokter
c. Anamnesis Anamnesis yang dilakukan sebagaimana anamnesis pada pasien-pasien lainnya, namun lebih diutamakan pada hal-hal yang berkaitan pada masalah kardiovaskular dan penyakit sistemik seperti riwayat DM, hipertensi, penyakit jantung, alergi, asma, dan riwayat operasi sebelumnya.
d. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan head to toe, namun lebih dikhususkan pada daerah mulut, leher, pulmo, dan kardio. Adapun pemeriksaan untuk mengetahui kesulitan jalur napas, ingat LEMON L = Look externally, kita lihat dari pemampakan luar tanda-tanda kesulitan seperti trauma pada wajah,
obesitas, leher pendek, dll. E = Evaluate, 3-3-2 rules digunakan untuk evaluasi. 3 jari antara gigi atas dan gigi bawah saat
mulut dibuka, 3 jari antara ujung rahang sampai permulaan leher (bawah dagu), dan 2 jari antara penonjolan tiroid sampai bawah mandibula (permulaan leher)
M = Mallapati, terdapat 4 kelas; kelas 1 (mudah) = terlihat palatum mole, uvula, arcus faring anterior dan posterior; kelas 2 = terlihat palatum mole, dan uvula. Kelas 3 = terlihat palatum mole dan ujung atas (basis) dari uvula, kelas 4 (sulit) = palatum mole tidak terlihat seluruhnya
O = Obstruction, apakah terdapat sumbatan, baik seperti benda asing, ataupun tumor, abses, dsb.
N = Neck, kita lihat apakah ada gangguan gerak pada leher pasien, baik kekauan atau setelah trauma servikal.
2
Mallapati classification modified by Samsoon and Young
Laryngoscopy according to the classification of Cormack and Lahane
e. Hasil Lab
Pemeriksaan lab yang harus dilakukan sebelum proses anestesi atau operasi tergantung dari pasiennya, namun yang rutin dilakukan adalah H2TL (Hb, Ht, Trombosit, Leukosit), lama perdarahan, gula darah, ureum kratinin, dll.
f. Hasil Konsultasi dengan spesialis lain Merupakan hasil yang didapat dari pertimbangan dari spesialis lain, seperti spesialis penyakit dalam, paru, jantung, dan sebagainya
Dari proses persiapan pasien diatas, maka harus disimpulkan bahwa pasien bisa dilakukan anestesi atau operasi atau tidak, dan klasifikasi pasien ini umumnya menggunakan klasifikasi ASA (American Society of Anaesthesists)
3
2. Persiapan Alat-alat dan Mesin
Alat-alat yang perlu disiapkan yaitu STATICS, yang merupakan singkatan dari:
S = Scope, stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung, serta posisi NGT dan ETT
T = Tubes, Pipa Trakea sesuai umur. <5 tahun tanpa balon (Cuffed), dan >5 tahun dengan balon
A = Airway, OPA (Oro-Pharingeal airway) atau NPA (Naso-Pharingeal Airway) berfungsi untuk menahan lidah saat tidak sadar agar tidak menyumbat saluran napas, dan mencegah ETT tergigit
T = Tape, plester untuk fiksasi pipa agar tidak tertarik atau terdorong
I = Inducer, stilet atau mandrain yang berfungsi sebagai pemandu saat pemasangan ETT
C = Connector, Penyambung antara ETT dengan peralatan anestesi
S = Suction, penyedot lendir, ludah, dll
Adapun mesin yang perlu disiapkan adalah
a. Mesin monitoring TD, Nadi, SpO2, dan EKG.
b. Mesin Ventilator, cek kebocoran !!!
3. Persiapan Obat
Obat-obat untuk anestesi secara garis besar ada 3 yang disebut “Trias Anestesia”, yaitu
1) Hipnotik (tidak sadarkan diri = “mati ingatan”) 2) Analgesia (bebas nyeri = “mati rasa”) 3) Relaksasi Otot rangka (“mari gerak”)
Catatan: Analgesik Kuat biasanya diberikan pada operasi kepala, jantung, tulang, dan hemoroid
Daftar Pustaka
1.
4
PREMEDIKASI
Premedikasi adalah pemberian obat 1-2 jam sebelum dilakukan induksi anestesi. Secara garis besar premedikasi bertujuan untuk melancarkan induksi, rumatan atau pemeliharaan anestesi, dan bangun dari anestesi. Tujuan tersebut antara lain:
1. Meredakan kecemasan dan ketakutan 2. Memperlancar induksi 3. Mengurangi sekresi saliva dan bronkus 4. Mengurangi dosis obat anestetik 5. Mengurangi mual muntah pasca bedah 6. Menciptakan amnesia 7. Mengurangi isi lambung 8. Mengurangi refleks yang membahayakan
Contoh obat premedikasi
- Untuk cemas diazepam 10-15 mg - Untuk nyeri, petidin 50 mg i.m. - Untuk mengurangi asam lambung karena dapat menyebabkan pneumonitis asam, AH2 ranitidinm
(zantac) 150 mg - Mengurangi mual muntah, ondansetron (narfoz) 2-4 mg
Nama Sediaan Kandungan/cc Dosis OOA DOA
MIDAZOLAM Sedacum® Dormicum®
1 ampul = 25mg (5cc)
5mg / cc (diencerin dg aquades 4cc = 1mg/cc)
0,03 – 0,04
mg/kgBB
30 detik
15 – 80 menit
1 ampul = 5mg (5cc)
1mg / cc 0,03 – 0,04
mg/kgBB
30 detik
15 – 80 menit
Nama Cardio Respi Otak Efek Tambahan
MIDAZOLAM Sedacum® Dormicum® Miloz®
↓TD Vasodilatasi perifer Pasien hipovolemi → ↓TD nyata bgt
Depresi napas ↓Aliran darah otak, menyebabkan amnesea antegrad
Anti kejang (+)
5
OBAT-OBATAN
Ringkasan obat yang sering digunakan
Anestesi intravena
Propofol
Barbiturate Penthotal®
tiopenton®
Ketamin Ketalar®
anesject®
Midazolam Sedacum®
dormicum®
Anestesi inhalasi
N2o
Isoflurane
Sevoflurane
Halotan
Enflurane
Desflurane
Analgetik opioid
Fentanyl
Pethidine
Meperidine®
Demerol®
Pantalgin®
Morfin
Muscle relaxan
Depolarisasi Suksinilkolin
Nondepolarisasi
Long acting
Pankuronium
Pipekuronium
Doksakurium
Intermediate
Atrakurium
Recuronium
Vecuronium
Cistacuronium
Gallamin
Short acting Mivakurium
Ropacuronium
6
A. Obat Anestesi
1. Anestetik Intravena
Nama Sediaan Kandungan/cc Dosis OOA DOA
PROPOFOL 1 ampul = 200mg (20cc)
10mg / cc 2 – 2,5
mg/kgBB 30
detik 5 – 10 menit
BARBITURAT Pentothal Tiopenton
4 – 6
mg/kgBB 10
detik 5 – 15 menit
KETAMIN Ketalar® Anesject®
1 ampul = 1cc 100mg / cc
(diencerin dg aquades 9cc = 10mg/cc) 1 – 3
mg/kgBB 30
detik 10 – 20 menit
Efek Obat anestetik intravena
Nama Cardio Respi Otak
PROPOFOL Presofol® ↓TD
↓Resistensi Vascular
Depresi napas Dilatasi bronkus ↓TV (tidalvolume) ↓RR
↓Metabolisme otak ↓TIK
Anti kejang (-) Histamin release (-)
BARBITURAT Pentothal Tiopenton
↓Kontraksi jantung ↓CO ↓TD Vasodilatasi p.darah perifer
Depresi napas Bisa spasme laring
↓Aliran darah otak ↓TIK ↓Konsumsi oksigen otak
Anti kejang (+) ↓TIO
KETAMIN Ketalar® Anesject®
↑TD ↑HR Vasokontriksi p.darah paru Bisa Aritmia
Hipersekresi saliva (ad: SA 0.01 mg/kgbb) Bronkodilator
Vasodilatasi p. darah otak ↑Aliran darah otak ↑TIK Halusinasi, Delirium
Anti kejang (+) ↑TIO
2. Anestetik Inhalasi
Nama Cardio Respi Otak
N2O (analgetik kuat, anestetik lemah)
Katekolamin ↑ jadinya bikin ↑TD, ↑HR, ↑CO Disritmia
↑RR ↓TV
↑Aliran darah otak ↑TIK
Not relaxan
ISOFLURANE
Depresi kardiak minimal ↓TD ↑HR ↑aliran darah koroner = cocok u/ px gangguan koroner
↑RR minimal Bronkodilator yg baik
↑Aliran darah otak ↑TIK
Relaxan
SEVOFLURANE
↓TD (lebih rendah drpd isoflurane) NORMO HR Jarang aritmia
↑RR Bronkodilator
↑TIK ↑Aliran darah otak
Relaxan
7
B. Obat Analgesik
Nama Sediaan Kandungan/cc Dosis OOA DOA
FENTANYL 1 ampul = 100mcg (2cc)
50mcg / cc Premed 1 – 2 mcg/kgBB
1-2 menit 30 menit
PETIDIN 0,5 – 1 mg/kgBB 5-10 menit 2-3 jam
MORFIN 0.05 – 0,2 mg/kgBB
5-10 menit 3-5 jam
ANTIDOTUM (NALOXONE)
1 ampul = 1cc
0,4mg / cc (diencerin dg aquades 9 cc jadinya 0,04mg / cc)
1-2 mcg/kgBB diulang tiap 3-5 menit (u/ depresi napas) 3-10 mcg/kgBB per infus (u/ keracunan opioid)
Nama Cardio Respi Otak Antidotum
FENTANYL ↓TD ↓HR
Depresi napas Apnoe
↓Metabolisme otak ↓Aliran darah otak ↓TIK
Depresi napas : naloxone Bradikardi : SA
PETIDIN
↓TD ↑HR, mulut kering, pandangan Kabur (like atropine)
Depresi napas Histamine release
↓Aliran darah otak ↓TIK ↓Konsumsi oksigen otak
MORFIN
↓TD ↓HR Vasodilatasi p.darah kulit
Depresi napas Histamine release = bronkokontriksi
↑TIK akibat ↑PCO2
Anti kejang (+) ↓TIO (ad: SA) Retensi urin
8
C. Muscle Relaxan (Non-Depo = (-) Fasikulasi, Depo = (+) Fasikulasi)
Nama Sediaan Kandungan
/ cc Dosis OOA DOA
PANCURONIUM (Long acting)
1 – 1,5 mg/kgBB 3 menit 2 jam
ATRACURIUM (Intermediate)
1 ampul = 2,5cc
10mg/cc 0,5 – 0,6 mg/kgBB 2,5 menit
30-45 menit
RECURONIUM (Intermediate)
1 ampul = 5cc 10mg/cc 0,6 – 1 mg/kgBB 1 – 1,5 menit
30-45 menit
SUCCINYLCHOLINE (khasnya ada fasikulasi)
30 detik – 1 menit
5-10 menit
NEOSTIGMIN Prostigmin® (Antidotum Muscle relaxan)
1 ampul = 1cc 0,5 mg/cc
0,04 – 0,08 mg/kgBB (pemberian prostigmin menyebabkan hipersalivasi, bradikardi, kejang bronkus, hipermotilitas usus, kabur jadi pemberiannya harus disertai Sulfas Atropine)
SULFAS ATROPIN 1 ampul = 1cc 0,25 mg/cc 0,01 – 0,02 mg/kgBB
PANCURONIUM (Long acting)
↑TD ↑HR
ATRACURIUM (Intermediate)
Pilihan pd pasien gangguan ginjal dan hepar
Histamine release (+) KI pasien asma
RECURONIUM (Intermediate)
KI pada pasien dg gangguan ginjal karena eliminasi di ginjal
Histamine release (-) Boleh u/ px asma
↑TD ↑HR
SUCCINYLCHOLINE (Depo --> khasnya ada fasikulasi)
Badikardi Aritmia
Onset cepat 90% Myalgia Nyeri otot
Antidotum : golongan antikolinesterase (mencegah enzim asetkolin-esterase kerja, sehingga asetilkolin dpt bekerja)
1. Neostigmin
2. Pridostigmin
3. Edrophonium
9
KEDARURATAN MEDIK ANESTESI
Tujuan dari Stase Anestesi ini adalah koass mampu:
- BHD - Tatalaksana jalan napas dan kedaruratan akut - Tindakan anestesi sederhana
Sumbatan jalan napas, hipoventilasi, henti napas, syok, bahkan henti jantung cepat sekali menyebabkan kematian bila tidak mendapat pertolongan yg cepat dan tepat. Kerusakan otak permanen dpt terjadi jika aliran darah terhenti lebih dr 4-6 menit atau sesudah terjadi suatu trauma dengan hipoksia berat atau kehilangan banyak darah yang tidak dikoreksi.
Pertama, bahas BHD dulu (ini ngomongin utk pasien Dewasa ya). Pada BHD ada 3 komponen yg dinilai: Airway, Breathing, dan Circulation dari pasien. RJP adalah usaha untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan atau sirkulasi yang terhenti mendadak. Pada AHA 2010 hal2 yg mengalami pembaharuan adalah:
1. Kenali suddent cardiac arrest (SCA) dari respon (AVPU) dan pernapasan
2. “Look, listen, feel!” sudah tidak digunakan dlm algoritma!
3. Hands only chest compression ditujukan kepada siapa saja yg tidak terlatih
4. Urutannya berubah dari ABC jadi CAB: chest compresssion, airway, breathing
5. Lebih fokus pada kualitas CPR
Berikut ada 5 hal untuk menjadikan High Quality CPR, berdasarkan AHA 2015:
1. Darurat Medik Airway REVIEW FAAL. Respirasi pada manusia ada 2: respirasi eksternal (pertukaran gas antara darah dan udara sekitar di saluran napas) dan respirasi internal (pertukaran gas antara darah dan jaringan di dlm sel). Fungsi utama respirasi adalah pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan udara pernafasan, fungsi lainnya keseimbangan asam basa, metabolisme hormon, pembuangan partikel, dll.
10
REVIEW ANATOMI. Sal. napas atas: hidung, ruang hidung, sinus paranasal, dan faring. Sedangkan sal. napas bawah: laring, trakhea, bronkus, bronkiolus, alveolus. Hiperkapnia atau hiperkarbia (PaCO2 dalam darah arteri meningkat) rangsang kemoreseptor di badan aorta dan karotis dan diteruskan ke pusat napas, terjadilah napas dalam dan cepat (hiperventilasi). Sebaliknya hipokapnia atau hipokarbia (PaCO2 dalam darah arteri menurun) hambat kemoreseptor di badan aorta dan karotis dan diteruskan ke pusat napas, terjadilah nafas dangkal dan lambat (hipoventilasi). Berdasarkan derajat: parsial dan total.
Obstruksi yg Parsial dia masih ada usaha napas, masih terdengar suara napas. Aktivitas otot bantu napas ↑, ada retraksi suprasternal dan interkostal, stidor, terdapat tanda hipoksia dan hiperkarbia.
Obstruksi Total sama sekali ga ada suara napas, tidak terasa desiran udara, timbul gerakan dada paradoksal dan otot bantu napas lebih ↑, tanda hipoksi dan hiperkarbia lebih ↑
Berdasarkan lokasi sumbatan: sumbatan diatas laring, di laring, dan dibawah laring:
Di atas laring Lidah yang jatuh karena tidak sadar (tonus otot penyangga lidah ↓sehingga lidah jatuh ke posterior sehingga terdengar suara ngorok (snoring) Tx: TRIPLE AIRWAY MANAUVER: ekstensi kepala dorong mandibula kedpn buka mulut Posisikan kepala miring agar mencegah sumbatan benda cair, jika tidak berhasil dapat dipasang Oropharingeal Airway (OPA). Benda asing semisal lendir atau cairan (akan terdengar gargling karena sumbatan benda cair), bekuan darah, gigi palsu, muntahan, makanan. Tx: Muntahan, darah dan sekret di tangani dengan penghisap (suction). Caranya udah tau kan ya? Klo penanganan obstruksi benda asing pada pasien yg sadar adalah dengan Heimlich Manauver atau back blow. Selain lidah jatuh, benda asing semisal cairan, sumbatan diatas laring juga bisa disebabkan oleh infeksi atau tumor pada jalan napas atas: pembesaran tonsil, polip pd rongga hidung, dan tumor lain pd rongga mulut dan dasar lidah. Tx: dengan cara operatif atau jika darurat dengan krikotirotomi dan dilanjutkan trakeostomi.
Di laring Benda asing dapat menyumbat rima glotis sehingga terjadi sumbatan total jalan napas atas. Gejala korban memegang leher spt tercekik, tidak bisa napas, bicara, dan batuk. Diikuti sianosis, dan penurunan kesadaran. Tx: Bila korban sadar, berdiri di belakangnya dengan kedua tangan disilangkan di uluhati, hentakan dengan kuat 4kali atau bisa dengan pukul punggung di antara skapula. Bila tidak sadar, tidurkan terlentang dan lakukan hentakan pada uluhati. Bila belum berhasil lakukan laringoskopi. Reaksi alergi menyebabkan udema pada laring menimbulkan sumbatan jalan napas Parsial sampai Total. Tx: pemberian medikamentosa dpt diberikan (Adrenalin), tetapi perhatikan keadaan pasien, jika pasien bertambah buruk (jika sumbatan Total) segera lakukan krikotirotomi atau trakeostomi. Spasme laring karena peregangan nervus vagus. Suara napas khas yaitu seperti botol ditiup (krowing). Tx: memberika obat pelumpuh otot (muscle relaxan).
11
Di bawah laring (pada trakea dan bronkus) Sumbatan pada Trakea oleh tumor yang mendesak, trauma trakea akibat operasi, trauma langsung. Tx: pemasangan pipa endotrakea (ETT) kemudian dilanjutkan dengan trakeostomi. Sumbatan pada Bronkus disebabkan oleh benda asing, spasme bronkus, tumor. Jk yang menyumbat benda asing, akan cenderung masuk ke bronkus kanan karena posisi anatomisnya lebih vertikal. Tx: dgn bronkoskop untuk melihat nya lalu menghisap dgn alat penjepit khusus. Jika sumbatan bronkus karena spasme akan terdengar wheezing, tanda hipoksia dan hiperkarbia. Tx: memberikan bronkodilator. DEVICE AIRWAY: OPA atau Guedel, NPA
2. Darurat medik Breathing Kata dr.NE Sp.An klinisnya liat dari frekuensi napas dan VT nya(Volume Tidal). Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh. Jalan napas yang tersumbat akan menyebabkan gangguan ventilasi karena itu langkah yang pertama adalah membuka jalan napas dan menjaganya agar tetap bebas! Setelah jalan napas bebas tetapi masih ada gangguan ventilasi mak harus dicari penyebab yang lain. Untuk inspirasi, agar diperoleh volume udara yang cukup diperlukan jalan nafas yang bebas, kekuatan otot respirasi yang kuat, dinding thoraks yang utuh, rongga pleura yang negative dan susunan saraf yang baik. Bila ada gangguan dari unsur-unsur mekanik di atas volume inspirasi tidak adekuat terjadi hipoventiasi mengakibatkan hiperkarbia dan hipoksemia. Hiperkarbia menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak yang akan meningkatkan tekanan intracranial, yang dapat menurunkan kesadaran dan menekan pusat nafas bila disertai hipoksemia keadaan akan makin memburuk. Penekanan pusat nafas akan menurunkan ventilasi. Lingkaran ini harus dipatahkan dengan memberikan ventilasi dan oksigenasi. Parameter ventilasi:
· PaCO2 (N: 35-45 mmHg) · ETCO2 (N: 25-35 mmHg)
Parameter oksigenasi · PaO2 (N: 80-100 mmHg) · SaO2 (N: 95-100%)
12
Normalnya frekuensi pernapasan 12-20/mnt. Artinya ± setiap 5dtk 1x napas. Jadi klo pada orang normal, kita bagging nya setiap hitungan ke 5. Nah beda utk kasus asma (obstruksi sal. napas bawah), dia kan ekspirasinya memanjang jadi nahannya lebih lama.
3. Darurat medik Circulation Inget komponen hemodinamik apa aja? Ya ada3: isi nya darah atau volumenya, pembuluh darah atau pipa, dan jantung sebagai pompanya. Pada syok hipovolemik ec hemoragik karena dia butuh byk resusitasi cairan jadinya kita bantu buat nambahin pipa alias kanul intravena. Klo masang triway doang ga efektif, karena itu hanya untuk menambah kekuatannya aja. Kapan diputuskan utk transfusi? Biasanya Hb <8 gr/dl dan atau perdarahan yang massive. Dan biasanya yg lebih aman dan efektif utk transfusi adalah PRC dan FFP. Kecuali jika life-threatening maka klo adanya Whole Blood ya pake WB. WB juga ada 3 jenis: darah segar, darah baru, dan darah simpan. Hati2 komplikasi yg ditakutkan terjadi saat transfusi darah yang masif adalah DIC (Disseminated intravascular coagulation) yang merupaka gangguan pada mekanisme pembekuan darah pada tubuh. Normalnya tubuh membentuk bekuan darah sebagai reaksi terhadap trauma. Pada DIC, tubuh membentuk bekuan darah kecil secara berlebihan, mengurangi jumlah faktor pembekuan dan trombosit dalam tubuh. Bekuan-bekuan darah kecil ini berbahaya, dan dapat mempengaruhi suplai darah ke organ tubuh, menyebabkan disfungsi dan kerusakan organ. Nah setelah diresusitasi harus perhatikan juga balans dari cairan yang masuk dan keluar, sekali lagi lihat klinisnya. Klo overload cairan kata dr.NE kamu pasang stetoskop dengarkan basal paru ada ronkhi basah kasar atau tidak klo iya, berarti pasien udah overload sampe menyebabkan edema paru. Nah selain itu bisa juga diliat dari CVPnya jika terpasang, nilai normalnya 5-10 cmH2O. Jika lebih dari 10 kemungkinan cairannya udah overload. Gituh aja, smg bermanfaat. Maaf jd kepanjangannnnn. Wassalam
13