BISMILAH BISAAAAA

24
Judul Penurunan Kadar Fe pada Air Permukaan di Kawasan Industri Terboyo Kota Semarang dengan Metode Teknologi Sederhana dan Tepat Guna. Latar Belakang Masalah Penyebaran air payau di Kota Semarang semakin luas dan kadar garam semakin tinggi. Pemanfaatan air tanah di kawasan pantai yang dilakukan berlebihan tanpa perhitungan akan menyebabkan air laut begitu mudah meresap ke darat. Kondisi tersebut terjadi di sekitar Tawangsari, Tambaklorog, Genuksari, Wonosari, Tambaksari, dan Bedono. Pada daerah- daerah tersebut, sampai kedalaman 40 meter air tanah sudah payau. Air tanah segar baru didapat pada kedalaman lebih dari 60 meter. Penurunan kualias air tanah bukan hanya karena kandungan garam, tetapi juga dari jumlah koloid yang ikut, sehingga air berwarna merah kecoklatan. Akibatnya beberapa sumur pompa dan bahkan sumur bor menjadi tidak layak untuk minum, hanya untuk MCK. Air tanah dangkal di kawasan Kalisari, Kaligawe, Kawasan Industri Terboyo dan Kompleks Pertamina mengandung unsur CaCO 3 522 mg/l, Mg 177,7 mg/l dan Fe 11,7 mg/l. Kekeruhan tersebut melebihi ambang batas sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010 yakni Mg 0,4 mg/l, Fe 0,3 mg/l. Kekeruhan dan kelebihan unsur-unsurnya begitu jelas sehingga air berwarna kecoklatan. Logam berat biasanya ditemukan sangat sedikit sekali dalam air secara alamiah, yaitu kurang dari 1 μg/l (Darmono,

description

BISMILLAH

Transcript of BISMILAH BISAAAAA

Page 1: BISMILAH BISAAAAA

Judul

Penurunan Kadar Fe pada Air Permukaan di Kawasan Industri Terboyo Kota

Semarang dengan Metode Teknologi Sederhana dan Tepat Guna.

Latar Belakang Masalah

Penyebaran air payau di Kota Semarang semakin luas dan kadar garam semakin

tinggi. Pemanfaatan air tanah di kawasan pantai yang dilakukan berlebihan tanpa perhitungan

akan menyebabkan air laut begitu mudah meresap ke darat. Kondisi tersebut terjadi di sekitar

Tawangsari, Tambaklorog, Genuksari, Wonosari, Tambaksari, dan Bedono. Pada daerah-

daerah tersebut, sampai kedalaman 40 meter air tanah sudah payau. Air tanah segar baru

didapat pada kedalaman lebih dari 60 meter.

Penurunan kualias air tanah bukan hanya karena kandungan garam, tetapi juga dari

jumlah koloid yang ikut, sehingga air berwarna merah kecoklatan. Akibatnya beberapa sumur

pompa dan bahkan sumur bor menjadi tidak layak untuk minum, hanya untuk MCK. Air

tanah dangkal di kawasan Kalisari, Kaligawe, Kawasan Industri Terboyo dan Kompleks

Pertamina mengandung unsur CaCO3 522 mg/l, Mg 177,7 mg/l dan Fe 11,7 mg/l. Kekeruhan

tersebut melebihi ambang batas sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010 yakni Mg 0,4 mg/l, Fe 0,3 mg/l. Kekeruhan dan kelebihan

unsur-unsurnya begitu jelas sehingga air berwarna kecoklatan.

Logam berat biasanya ditemukan sangat sedikit sekali dalam air secara alamiah, yaitu

kurang dari 1 μg/l (Darmono, 2001). Akan tetapi berhubung dengan tingginya aktivitas

manusia dalam berbagai bidang industri menyebabkan konsentrasi logam dalam air

meningkat. Dikarenakan adanya pembuangan limbah hasil industri yang mengandung logam

berat ke perairan. Banyak logam berat baik yang bersifat toksik maupun esensial terlarut

dalam air dan mencemari air tawar maupun air laut.

Sesuai standar kota Metropolitan, kebutuhan air bersih ideal adalah 184

liter/orang/hari, Kota Semarang dengan jumlah penduduk 1.348.488 jiwa, membutuhkan

249.488.780 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 185 liter/orang/hari.

Namun PDAM Kota Semarang baru dapat memproduksi sebanyak 196.346.592 liter/hari.

Sehingga masih dibutuhkan kapasitas produksi sebanyak 53.142.188 liter/hari.

Beberapa sumber air yang bisa digunakan sebagai bahan baku air bersih adalah air

sumur, mata air, air sungai dan air laut. Namun seringkali ditemui air sumur atau sumber air

lainnya telah keruh, kotor, berbau. Selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat

berupaya menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.

Page 2: BISMILAH BISAAAAA

Masalah yang paling menonjol pada air sumur adalah bau busuk dan warna kuning

karat berbau logam. Di perkotaan umumnya air berbau busuk karena tanahnya sudah banyak

tercemar limbah organik. Secara alami, warna kuning atau bau logam dikarenakan air

banyak mengandung besi (Fe), Mangan (Mn), dan alumunium (Al) atau logam lain yang

membahayakan kesehatan. Aerasi dan filtrasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

solusi menurunkan kandungan kation yang terlarut terutama ketiga kation tersebut.

Rumusan Masalah

Penulis meyakini bahwa lebih dari 90% sumber air baku di daerah Kawasan Industri

Terboyo dan Kompleks Pertamina Semarang mengandung unsur logam berat. Unsur tersebut

berasal dari meningkatnya jumlah koloid didalam air tanah serta sebagian besar berasal dari

hasil buangan limbah yang dihasilkan oleh berbagai macam industri di kawasan terboyo. Dan

proses naikknya permukaan air laut (rob) di kawasan tersebut menjadi faktor pendorong air

tanah untuk mendegradasikan koloid didalam air tanah dengan hasil buangan limbah yang

mengandung logam berat.

Hal tersebut didukung oleh beberapa penelitian terakhir mengkonfirmasi bahwa air

tanah dangkal di kawasan Kalisari, Kaligawe, Kawasan Industri Terboyo dan Kompleks

Pertamina mengandung unsur CaCO3 522 mg/l, Mg 177,7 mg/l dan Fe 11,7 mg/l. Kekeruhan

tersebut melebihi ambang batas sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010 yakni Mg 0,4 mg/l, Fe 0,3 mg/l. Kekeruhan dan kelebihan

unsur-unsurnya begitu jelas sehingga air berwarna kecoklatan.

Dengan berbagai sumber literatur, penulis meyakini bahwa metode penjernihan air

dengan aerasi, sedimentasi dan filtrasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi

untuk menurunkan kandungan logam berat yang terlarut di dalam sumber air baku di

kawasan tersebut. Proses penjernihan air dapat dilakukan secara individu maupun kolektif

dengan penggunaan teknologi secara sederhana dan tepat guna.

Tujuan

Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini adalah menyebarluaskan paket

teknologi pengolahan air sederhana untuk menurunkan kadar Besi Terlarut (Fe) pada sumber

air baku permukiman penduduk yang dekat dengan kawasan industri di Kecamatan Genuk

Kota Semarang. Tujuan ini dapat dijabarkan secara khusus, sebagai berikut:

1. Mengembangkan Pengolahan Air Sederhana dengan metode Aerasi dan Filtrasi.

Page 3: BISMILAH BISAAAAA

2. Jika dalam Pengolahan Air dengan metode Aerasi dan Filtrasi masih terdapat

kandungan Fe di atas baku mutu, maka dapat menambah alternatif pengolahan air

dengan metode sedimentasi (pengendapan) pada proses Aerasi dan Filtrasi. Sehingga

pengolahan air menjadi tiga tahap, yakni Aerasi, Sedimentasi, dan Filtrasi.

3. Jika terjadi keterbatasan ruang dan biaya pemanfaatan, maka masyarakat dapat

melakukan kombinasi pengolahan air antara Aerasi dan Filtrasi.

Kegunaan

Manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat di Kecamatan Genuk Kota Semarang

yang menerapkan pengolahan teknologi sederhana dan tepat guna ini, adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat dapat terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh Fe yang

masuk ke dalam tubuh manusia, antara lain rasa mual saat mengkonsumsi air minum

yang mengandung Fe, terjadinya iritasi mata dan kulit akibat kadar Fe di dalam tubuh

> 1 mg/L, serta kadar Fe yang besar dapat merusak dinding usus sehingga

menyebabkan kematian.

2. Dapat terhindar dari gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut (Fe)

dalam air yang dapat menimbulkan rasa dan bau logam yang amis seperti telur busuk

yang disebabkan oleh bakteri yang mengalami degradasi, serta adanya Fe dalam air

dapat menimbulkan warna merah karat di dalam air.

3. Masyarakat dapat memanfaatkan teknologi sederhana dan tepat guna ini dengan biaya

yang murah dan peralatan dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.

Tinjauan Pustaka

Air tanah merupakan sumber air bersih yang paling banyak digunakan sebagai sumber

air bersih bagi masyarakat. Jika kebutuhan air belum tercukupi maka dapat memberikan

dapak besar terhadap kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Kota Semarang

khususnya untuk skala besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh

Perusahaan Air Minum (PAM). Namun demikian jumlahnya masih belum mencukupi dan

dapat dikatakan relatif kecil. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih

dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber

(mata air) dan lainnya.

Air tanah (sumur) merupakan sumber air bersih terbesar yang digunakan. Kendala

yang sering ditemui dalam menggunakan air tanah adalah adanya kandungan Zat Besi (Fe),

Magnesium (Mg) dan Mangan (Mn) yang terdapat dalam air baku. Di daerah Kaligawe,

Page 4: BISMILAH BISAAAAA

Kompleks Pertamina dan Kawasan Industri Terboyo kandungan kation pada air baku berkisar

Mg 177,7 mg/l dan Fe 11,7 mg/l. Dimana hal tersebut melebihi batas standar baku mutu yang

telah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010 yakni sebesar

Mg 0,4 mg/l, Fe 0,3 mg/l.

Sumber air baku berasal dari sumur (air tanah) dengan keadaan jernih namun

mengandung zat Fe ataupun Mn.

Kandungan unsur besi di air tanah, terutama di dalam air sumur banyak terjadi. Air

tanah yang umumnya mempunyai konsentrasi karbondioksida yang tinggi dapat

menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi besi bentuk mineral

tidak larut (Fe3+) tereduksi menjadi besi yang larut dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe2+).

Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dari 0,01 mg/l - 25 mg/l (Akademi Teknik

Tirta Wiyata, 2003).

Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe melebihi 1 mg/l, tetapi di dalam air tanah

kadar Fe dapat jauh lebih tinggi (Manahan, 1999). Konsentrasi Fe yang tinggi dapat

dirasakan dan dapat menodai kain serta perkakas dapur. Pada air yang tidak mengandung

oksigen seperti air tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup tinggi, sedangkan pada air

sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi (Fe(OH)3), dimana

(Fe(OH)3) ini sulit larut pada pH 6 sampai 8. Fe(OH)3 atau salah satu jenis oksida yang

merupakan zat padat dan dapat mengendap.

Besi dalam bentuk ion Fe++ sangat mudah larut di dalam air. Oksigen terlarut di dalam

air akan mengoksidasi Fe++ menjadi Fe(OH)3 yang merupakan endapan, sehingga akan

mengakibatkan kekeruhan dalam air yang berwarna merah karat.

Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas, akan menimbulkan berbagai

gangguan diantaranya : (Y.P Tirta Dharma (2002); Suriawiria, (2005))

a. Gangguan teknis

Endapan Fe(OH) bersifat korosif dapat mengendap pada saluran pipa, sehingga

mengakibatkan clogging dan mengotori atau meninggalkan noda kecoklatan pada bak

kamar mandi dan peralatan lainnya serta dapat mengakibatkan penyumbatan pipa.

Endapan logam ini juga dapat memberikan masalah pada sistem penyediaan air secara

individu (sumur).

b. Gangguan fisik

Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah

timbulnya warna, bau dan rasa. Diantaranya menyebabkan rasa dan bau logam yang amis

(kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/L akan menyebabkan air berbau seperti telur

Page 5: BISMILAH BISAAAAA

busuk) disebabkan karena bakteri mengalami degradasi, menimbulkan warna merah karat

dalam air (akibat Fe(OH)3), serta air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi

terlarutnya > 1,0 mg/L. Dan menimbulkan noda kecoklatan pada pakaian yang berwarna

putih apabila dipakai untuk mencuci.

c. Gangguan kesehatan

Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai

pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7–35 mg/hari yang sebagian

diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat

menimbulkan masalah kesehatan, antara lain:

- air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila

dikonsumsi;

- kadar Fe yang besar dapat merusak dinding usus, kematian sering kali disebabkan

oleh rusaknya dinding usus ini;

- kadar Fe > 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit;

- Hemokromatesis primer besi akibat dari penyerapan Fe dalam jumlah berlebih di

dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan

mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu

hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga

menimbulkan diabetes.

Oleh karena itu, kehadiran Fe++ didalam air dibatasi atau bila mungkin dihilangkan.

Cara sederhana untuk menghilangkan Fe++ adalah kombinasi aerasi dan filtrasi dengan

saringan pasir kering sehingga endapan Fe+++ yang terbentuk sesudah aerasi akan dipisahkan

oleh saringan pasir. Penggunaan saringan kering oksidasi Fe++ menjadi Fe+++ dapat terus

berlangsung selama proses filtrasi tersebut. (Suriawiria, 2005)

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara penambahan konsentrasi oksigen

yang terkandung ke dalam air, agar proses oksidasi untuk mengubah bentuk kation berjalan

dengan baik. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida,

hidogen sulfida, dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangiatau

dihilangkan. Selain itu partikelmineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan

teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat

dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

Aerasi merupakan suatu system oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara pada

air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di udara dapat

bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen

Page 6: BISMILAH BISAAAAA

menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap. Proses

aerasi terutama untuk menurunkan kadar besi (Fe) dan magnesium (Mg). Kation Fe2+ atau

Mg 2+ bila disemburkan ke udara akan membentuk oksida Fe3O3 dan MgO.

Tujuan utama dari aerasi adalah memperbesar waktu kontak antara air dengan

parameter Fe terlarut dan udara, sehingga semakin lama kontak air dengan udara akan

semakin besar penurunan kandungan Fe dalam air karena meningkatnya oksigen terlarut

(Dissolved Oxygen) dalam air yang akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe(OH)3 yang

merupakan endapan berwarna kuning kecoklatan, mengikuti reaksi sebagai berikut :

4 Fe2+ + O2 + 8 OH- + 2 H2O → 4 Fe(OH)3 ↓. (Degreemont, 1991).

Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3

yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan penyaringan.

Penanganan air sumur dengan kombinasi penanganan aerasi, filtrasi ataupun sedimentasi

mempunyai potensi penurunan yang signifikan. (Kusnaedi, 2010)

Gambaran Umum Rencana Kegiatan

Untuk mengurangi kadar logam berat yang terdapat dalam air tanah dangkal di

Kawasan Industri Terboyo, dilakukan pengolahan air secara sederhana dan tepat guna dengan

metode aerasi, sedimentasi dan filtrasi. Pengolahan air ini dapat dilakukan secara individu

maupun kolektif. Berikut gambaran kegiatan pengolahan air guna penurunan kadar logam

berat dengan metode aerasi, sedimentasi dan filtrasi:

a. Aerasi

Ion Fe selalu dijumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah, serta

dapat terbentuk dengan adanya proses industri. Fe dapat dihilangkan dari dalam air

dengan melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian

diikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan

menggunakan udara yang dimasukkan dalam air.

b. Sedimentasi

Proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan

karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara alami). Proses ini sering digunakan

dalam pengolahan air. Dalam proses sedimentasi partikel tidak mengalami perubahan

bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama proses pengendapan berlangsung. Partikel

– partikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan

dan gaya kelembaaban (inersia) dalam cairan. Biaya pengolahan air dengan

Page 7: BISMILAH BISAAAAA

sedimentasi relatif murah karena tidak membutuhkan peralatan mekanik maupun

penambahan bahan kimia. Kegunaan

c. Filtrasi

Proses penyaringan untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun bahan-bahan

anorganik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat tersuspensi dengan

penyaringan memiliki peranan pebting,baik yang terjadi dalam permurnian air tanah

maupun dalam permurnian buatan di dalam instalasi pengolahan air. Bahan yang

dipakai sebagai media saringan adalah pasir yang mempunyai sifat penyaringan yang

baik, keras dan dapat tahan lama dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut dalam air.

Berikut langkah-langkah pengolahan air secara sederhana:

1. Masukkan air baku ke dalam bak penampung besar berukuran 1 m3 sebagai bak

aerasi.

2. Sambungkan ke pipa PVC berlubang dengan pompa aerator. (Pipa PVC berlubang

pada bagian dasar bak aerasi sebagai tempat keluarnya udara dan lubang di bagian

dasar samping sebagai pembuangan lumpur /pengurasan).

3. Lakukan pemompaan sebanyak 50 – 100 kali.

4. Buka lubang penguras untuk mengeluarkan endapan kotoran yang terjadi,

kemudian tutup kembali.

5. Lalu sambungkan bak aerasi dengan bak filtrasi. Agar terjadi proses penyaringan

untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun bahan-bahan anorganik yang

berada dalam air. Dan usahakan air dalam saringan tidak meluap.

6. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan

untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.

(Langkah 1 sampai 5 adalah proses Aerasi dan Filtrasi; terlihat pada gambar.1)

Pada gambar.2 terdapat penambahan alternatif pengolahan dengan metode

sedimentasi. Langkah – langkah yang dilakukan hampir sama, hanya ada penambahan

proses sedimentasi diantara proses aerasi dan filtrasi, antara lain sebagai berikut :

1. Masukkan air baku ke dalam bak penampung besar berukuran 1 m3 sebagai bak

aerasi.

2. Sambungkan ke pipa PVC berlubang dengan pompa aerator. (Pipa PVC

berlubang pada bagian dasar bak aerasi sebagai tempat keluarnya udara dan

lubang di bagian dasar samping sebagai pembuangan lumpur /pengurasan).

3. Lakukan pemompaan sebanyak 50 – 100 kali.

Page 8: BISMILAH BISAAAAA

4. Buka lubang penguras untuk mengeluarkan endapan kotoran yang terjadi,

kemudian tutup kembali.

5. Lalu sambungkan ke bak kedua yang akan menjadi bak sedimentasi. Lalu buat

outlet menuju bak filtrasi. Dan buat lubang di bagian dasar untuk pembuangan

lumpur.

6. Sambungkan ke bak ketiga yang akan menjadi bak filtrasi. Susun lapisan

penyaring (filter) berupa lapisan pasir kuarsa, lapisan zeolith dan lapisan karbon

aktif masing-masing. Dan usahakan air dalam saringan tidak meluap.

7. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan

untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.

Bak Aerasi

Bak Filtrasi

Filter penyaring

Outlet air olahan

Pompa pemberi udara (aerator)

Air baku dimasukkan

Gambar.1 Alternatif Pengolahan Air dengan Aerasi-Filtrasi

Page 9: BISMILAH BISAAAAA

Jika dalam penerapannya terjadi keterbatasan ruang dan biaya pemanfaatan,

maka masyarakat dapat melakukan kombinasi pengolahan air antara Aerasi dan

Filtrasi. Proses penyaringan dilakukan dengan cara membuat saringan bertingkat,

yaitu saringan kasar, saringan sedang sampai saringan halus. Bahan untuk

penyaringan kasar dapat terbuat dari batu kerikil, batu bara atau karbon aktif.

Sedangkan penyaringan untuk padatan yang halus dapat menggunakan pasir kain

polyester. Dalam hal ini untuk mempermudah penerapannya dan menggunakan bahan

yang mudah untuk didapat, masyarakat bisa hanya menggunakan pasir sebagai

penyaring halus dan batu kerikil sebagai penyaring kasar. Pada metode ini prinsipnya

adalah proses aerasi dalam menurunkan kadar Fe dan Mg, dengan disemburkan ke

udara atau penangkapan O2 dari udara membentuk oksida Fe2O3 dan MgO serta

menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap.

Penjelasan tentang metode kombinasi aerasi dan filtrasi terlihat pada gambar 3 dan 4.

Bak Aerasi

Bak Filtrasi

Filter penyaring

Outlet air olahan

Pompa pemberi udara (aerator)

Air baku dimasukkan

Gambar.2 Alternatif Pengolahan Air dengan Aerasi-Sedimentasi-Filtrasi

Bak Sedimentasi

endapan

Page 10: BISMILAH BISAAAAA

Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Lokasi Kawasan Industri Terboyo terletak di daerah permukiman penduduk di

Kecanatan Genuk Kota Semarang dengan kepadatan penduduk 3.248 jiwa/km2 ( jumlah

penduduk 88.967 jiwa dan luas wilayah 27,39 km2 ). (Sumber: Profil Kependudukan Kota

Semarang 2011)

AIR Mg2+ + O2 => Mg2O3

AerasiFe2+ + O2 => Fe2O3

Pasir

Pasir

Kerikil

Kerikil

Gambar.3 Kombinasi antara Filter dan Aerasi

Filtrasi

Fe

Fe2O3

Mg

MgO

O2 udara

Aerasi

Filtrasi

Gambar.2 Kombinasi antara Aerasi dan Filtrasi

Fe

Fe2O3

Mg

MgO

O2 udara

Aerasi

Filtrasi

Gambar.4 Kombinasi antara Aerasi dan Filtrasi

Page 11: BISMILAH BISAAAAA

Adapun mata pencaharian penduduk, sebagian besar pada tahun 2011 adalah buruh

industri (18.244), petani sendiri (6.399), dan buruh bangunan (5.728). Sedangkan jumlah

industri yang ada di wilayah Kecamatan Genuk antara lain 85 industri besar, 45 industri

sedang, 1.192 industri kecil, dan 54 industri rumahan. (Sumber: Data Monografi Kecamatan

Genuk Dalam Angka 2011)

Selain faktor sosial yang mempengaruhi kualitas lingkungan, faktor alam juga turut

berperan dalam perubahan kualitas lingkungan biotik dan abiotik. Di daerah Kecamatan

Genuk dapat digolongkan lingkungan yang memiliki curah hujan pada setiap bulannya, yakni

pada tahun 2012 tercatat 982 Mm dan jumlah hari hujan sebanyak 52 hari. (Sumber: Kota

Semarang Dalam Angka 2012)

Jadwal Kegiatan Program

KegiatanWaktu Pelaksanaan

Bulan ke-1

Bulanke-2

Bulanke-3

Bulanke-4

Tahap Awal1. Pengambilan sampel

representative dari badan air

2. Pengujian sampel di Laboratorium

3. Penyusunan dan pengajuan proposal untuk bekerjasama dengan pihak instansi

Tahap pelaksanaan1. Pembelian bahan-

bahan dan peralatan.

2. Sosialisai tentang teknik penjernihan air di Balai Kelurahan

3. Penerapan teknik penjernihan air

Tahap Akhir1. Monitoring2. Evaluasi

Page 12: BISMILAH BISAAAAA

Rancangan Biaya

Berikut rancangan biaya untuk kebutuhan yang akan digunakan :

No Nama Gambar Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang

a. Pipa PVC 40.000,-

b. Pasir kwarsa 2.000,-/ kg

c. Kerikil alam

5/7 cm

250.000,-

d. Zeolith atau

Karbon Aktif

5.500,-/kg

2. Perjalanan (transportasi selama kegiatan) 500.000

3. Lain-lain:

a. Administrasi 250.000

b. Sosialisasi dan publikasi 1.000.000

c. Laporan dan penggandaan 125.000

Jumlah 2.172.500,-

Page 13: BISMILAH BISAAAAA

Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/PER/IV/2010

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Manik, K.E.S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.

Kusnaedi (2010), Mengolah Air Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya, Cetakan I,

Jakarta.

Lampiran

Page 14: BISMILAH BISAAAAA
Page 15: BISMILAH BISAAAAA

Biodata Penulis

IDENTITAS DIRI

Nama : Dewi Mulyaningsih

NIM : 2501011120015

Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 3 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl.Genuksari Rt 06 Rw 09 Genuk Semarang

Kewarganegaraan : Indonesia

Tinggi/Berat : 165cm / 43kg

No.Telp/Hp : 085641916339

Email : [email protected]

Hobbi : Membaca

PENDIDIKAN FORMAL

TahunNama Instansi Lokasi Keterangan

Masuk Keluar

2011-

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANGMahasiswa FKM/ KL

2008 2011 SMA INSTITUT INDONESIA SEMARANG Lulus

2005 2008 SMP NEGERI 20 SEMARANG Lulus

1999 2005 SD NEGERI GENUKSARI SEMARANG Lulus

1998 1999 TK PERTIWI SEMARANG Lulus

PENGALAMAN ORGANISASI

2011 - 2012 Staff Dept. Kanaya GAMAIS (Keluarga Mahasiswa Islam) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2011 Staff Buletin LPM Publica Health Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2012Anggota Konselor Sebaya Klinik Berhenti Merokok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Page 16: BISMILAH BISAAAAA

SEMINAR DAN PELATIHAN

2011Peserta Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra Dasar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2011Peserta Pelatihan Kepribadian dan Etika Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2011

Peserta Talkshow Hari Jilbab Sedunia, Pancarkan Pesona Jilbab Indahmu Healthy Inside, Fresh Outside GAMAIS (Keluarga Mahasiswa Islam) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2011Peserta National Seminar and International Scholarship Expo “Scholarship Show” BEM KM Universitas Diponegoro

2011Peserta Training Motivation GAMAIS (Keluarga Mahasiswa Islam) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2011Peserta Pelatihan KSR (Korp Sukarela) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2011Peserta Pelatihan KTI (Karya Tulis Ilmiah) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2012Peserta Pelatihan Community Development dan Riset BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2012Peserta Reaching Our Dream “Upgrade Your Passion, Catch Your Future” BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2012Peserta Seminar Nasional “Kesiapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Menuju Cakupan Semesta 2014 di Indonesia” Universitas Diponegoro

2012Peserta Training Of Trainer (TOT) Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa Baru

2012Peserta Seminar Nasional “World Fit For Children” Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2012Peserta Achievement Motivation Training “Touch Your Soul and Passion for the Luminous Future”

2012Peserta Pelatihan Artikel Ilmiah dan Artikel Populer Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

2012 Peserta Table Manner Course at Novotel Semarang

2013 Peserta Workshop on Halal Food and Nutrition Laboratory

Page 17: BISMILAH BISAAAAA

2013Peserta Seminar Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISKMI) “Tantangan Dan Masa Depan Pembangunan Kesehatan Indonesia”

2014Peserta Training Of Sanitarian “Road to Profesionality in Medical Waste Management”

KEPANITIAAN YANG PERNAH DIIKUTI

Observer Kegiatan Pelatihan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa Baru FKM-UNDIP 2012/2013.

Pekan Ulang Tahun Lembaga Pers Mahasiswa Publica Health 2012 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Pelatihan KTI (Karya Tulis Ilmiah) PIRC (Penalaran Ilmiah Research Club) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN

Judul dan Informasi

RPP Tmbakau Sebagai Upaya Pengendalian, Bukan Penolakan pada Buletin PH KITA edisi I/Tahun VI/Maret/2012

Mengenal Lebih Dekat Kebijakan BOK pada Buletin PH KITA edisi III/Tahun VI/Mei/2012

Fenomena Transgender dalam “Festival Ilmiah” pada Buletin PH KITA edisi IV/Tahun VI/Juni/2012

FKM Menyosong Kurikulum Baru pada Buletin PH KITA edisi V/Tahun VI/Semptember/2012

Efisiansi Air di Musim Kemarau pada Buletin PH KITA edisi VI/Tahun VI/Oktober/2012

Membuat rumah hijau dengan taman mini indah, segar dan sehat pada PKM-GT tahun 2012

Kue egg roll kacang hijau (kue kacau), cemilan enak dan menyehatkan pada PKM-K tahun 2012

Membuat Apotek Keluarga Sehat dengan Berkebun Tanaman Organik pada PKM-GT tahun 2012

Sanitary Landfill Solusi Tepat Atasi Overload Sampah di TPA Jatibarang Semarang pada PKM-GT tahun 2013

Pengembangan Komunitas Berhenti Merokok (Smoke Free Community Development) Dengan Media Anti Nicotine Citrus Gum (Permen Antrum) Di Desa Meteseh Kota Semarang pada PKM-M tahun 2013