biotek perbaikan

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara tropis penghasil kelapa terbesar di dunia. Misalnya, dijawa tanaman kelapa di tanam dalam bentuk pekarangan, sedangkan di pulau-pulau lain tanaman kelapa di tanam dalam bentuk monokultutr perkebunan. Kelapa merupakan sumber pendapatan rakyat Indonesia. Tanaman kelapa mempunyai manfaat besar dalam kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari batang, sampai ke pucuk dapat di manfaatkan. Tanaman kelapa juga member devisa besar bagi perekonomian rakyat dan Negara. Besarnya potensi kelapa di Indonesia, peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangatlah besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan yaitu virgin coconut oil (VCO). Pelaku agribisnis produk tersebut mampu meningkatkan pendapatan 5-10 kali dibanding dengan hanya menjual produk kopra. Namun pada kenyataannya masyarakat masih mengolah kelapa menjadi kopra kemudian mengekstrak minyak kelapa menggunakan teknologi tradisional, sehingga minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan

description

laporan biotek

Transcript of biotek perbaikan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangIndonesia merupakan Negara tropis penghasil kelapa terbesar di dunia. Misalnya, dijawa tanaman kelapa di tanam dalam bentuk pekarangan, sedangkan di pulau-pulau lain tanaman kelapa di tanam dalam bentuk monokultutr perkebunan. Kelapa merupakan sumber pendapatan rakyat Indonesia.Tanaman kelapa mempunyai manfaat besar dalam kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari batang, sampai ke pucuk dapat di manfaatkan. Tanaman kelapa juga member devisa besar bagi perekonomian rakyat dan Negara.Besarnya potensi kelapa di Indonesia, peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangatlah besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan yaitu virgin coconut oil (VCO). Pelaku agribisnis produk tersebut mampu meningkatkan pendapatan 5-10 kali dibanding dengan hanya menjual produk kopra. Namun pada kenyataannya masyarakat masih mengolah kelapa menjadi kopra kemudian mengekstrak minyak kelapa menggunakan teknologi tradisional, sehingga minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan angka oksidasi yang cukup tinggi, sedangkan untuk produksi VCO Indonesia masih sangat minimum.VCO atau Virgin Coconut Oil adalah minyak kelapa yang terbuat dari daging kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis (tropical oil). VCO mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedang tersebut mempunyai kemampuan menjadi sumber energy di sel-sel tubuh manusiaVirgin coconut oil (VCO) merupakan minyak makan yang diperoleh tanpa mengubah sifat fisiko kimia minyak karena hanya diberi perlakuan mekanis dan penggunaan panas rendah. Minyak yang dihasilkan memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan angka oksidasi yang rendah, berwarna bening, dan berbau harum serta memiliki daya simpan yang lama. VCO merupakan suatu produk yang memiliki sifat dwifungsi yaitu sebagai minyak goreng kualitas tinggi dan sebagai obat yang potensial.Dalam praktikum ini dilakukan percobaan pembuatan VCO karena dalam dalam dunia farmasi VCO bisa dibuat obat yang menyembuhkan berbagai macam penyakit dan digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng.B. Maksud dan tujuan percobaan1. Maksud percobaanMengetahui dan memahami cara pembuatan VCO menggunakan metode tertentu2. Tujuan percobaanMengetahui cara pembuatan VCO dengan menggunakan metode enzimatik, pancingan, pendiaman dan mekanik.C. Prinsip percobaan1. Metode enzimatikPembuatan VCO dengan metode enzimatik dengan cara di ukur 250 ml krim lalu di tambahkan 1 ml enzim papain kemudian diaduk dan didiamkan 1x24 jam dan di ambil bagian atasnya.2. Metode pancinganPembuatan VCO dengan metode pancingan dengan cara di ukur 250ml krim lalu ditambah 25-30 ml VCO asli kemudian di aduk dan di diamkan 1x24 jam lalu di ambil bagian atasnya.3. Metode pendiamanPembuatan VCO dengan metode pendiaman dengan cara di ukur 250 ml krim, kemudian dimasukkan dalam toples dan di diamkan 1x24 jam lalu di ambil bagian atasnya.4. Metode mekanikPembuatan VCO dengan metode mekanik dengan cara di ukur 250 ml krim lalu mixing selama 5-10 menit lalu diamkan 1x24 jam dan ambil bagian atasnya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umumTanaman kelapa (Cocos nucifera L.) diklasifikasikan ke dalam famili Palmae dan kelas Monocotyledonae. Tanaman perkebunan ini banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan dikenal sebagai tanaman penghasil minyak nabati yang utama (Warisno.2003:13).Pohon kelapa banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Mulai dari buah, batang, daun, sampai ke akarnya. Bagian pohon kelapa yang banyak memiliki manfaat adalah buahnya. Buah kelapa sering digunakan sebagai bumbu masakan, salah satu contohnya yaitu buah kelapa diolah menjadi santan atau minyak goring (Barlina dkk, 2005:6).Buah kelapa merupakan bagian yang paling tinggi nilai ekonomi di bandingkan dengan bagian lain dari tanaman kelapa. Dalam sebutir kelapa tua rata-rata terdiri dari 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah, dan 25% air kelapa (Rindengan et al. 1995:13).Pertanaman kelapa di Indonesia merupakan yang terluas didunia dengan pangsa sebesar 31,2% dari total luas areal kelapa dunia, sedangkan peringkat kedua diduduki oleh Filipina dengan pangsa sebesar 25,8%. Bagi masyarakat Indonesia, kelapa merupakan bagian dari kehidupannya karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya. Disamping itu, arti penting kelapa bagi masyarakat juga tercermin dari luas areal perkebunan rakyat yang mencapai 98% dari 3,74 juta Ha areal kelapa Indonesia (BPPMD Provinsi Kalimantan Timur, 2009). Dari angka ekspor dunia, Indonesia hanya dapat mengekspor produk kelapa dan olahannya sebesar US$ 421,16 juta dari total ekspor dunia pada tahun 2010, sedangkan Filipina dapat mengekspor sebesar US$ 841,038 juta dari total ekspor dunia (Wibowo dan Rini, 2010:6)Pada dasarnya dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum disebut kelapa genjah dan varietas Typica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa genjah berdasarkan sifatnya dibagi 5 yaitu kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh, kelapa raja malab, dan kelapa hias. Kelapa dalam berdasarkan sifatnya dibagi 6 yaitu kelapa hijau, kelapa merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor, dan kelapa lilin (Wahyuni, 2000:6).Hasil pengolahan daging buah kelapa merupakan sumber potensial untuk mendapatkan protein yang bernilai gizi tinggi dan mudah dicerna. Kandungan protein daging buah kelapa muda, setengah tua, dan tua dalam 100 g daging buah berturut-turut sebesar 1,0 g, 4,0 g dan 3,4 g (Poedjiadi, 2006:13).Sistem pengolahan daging buah kelapa yang baik akan mengurangi tingkat kehilangan protein yang terkandung di dalamnya. Pada pembuatan minyak klentik, galendo sebagai hasil samping pada kadar air 13,8% memiliki kadar protein 22,2% dan pada kadar air 7%, kadar proteinnya menjadi 43,8% dari daging buah kelapa. Hasil galendo adalah 5,5% dari daging buah kelapa, sehingga kadar protein galendo adalah 2,4% dari bahan asal (Soemaatmadja et al. 1984:13).Protein kelapa berupa galendo merupakan ampas atau residu produksi minyak kelapa melalui proses ekstraksi dari kopra maupun fermentasi santan. Galendo ini pada umumnya digunakan sebagai pakan ternak atau dijadikan bahan pengisi dari beberapa jenis makanan. Kandungan protein galendo sekitar 20% dari bahan kering (Purwadaria 2004:13).Hidrolisis santan menggunakan NaOH 10% pada suhu 60oC selama 30 menit dan dilanjutkan dengan penambahan HCl pada skim kelapa menghasilkan konsentrat dengan kadar protein 31,49%, sedangkan hasil hidrolisis tepung kelapa oleh enzim bromelin 1% pada suhu 50oC selama 5 jam memiliki kadar protein 46,63% (Rindengan, 1988:13).Untuk mengatasi rendahnya harga kopra, perlu dilakukan diversifikasi produk kelapa sehingga petani tidak hanya terfokus mengolah buah kelapa menjadi kopra, tetapi juga menjadi produk lain sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka. Peningkatan pendapatan petani akan lebih nyata jika usaha diversifikasi produk dilakukan sendiri oleh petani. Salah satu produk diversifikasi dari buah kelapa yang dapat dilakukan pada tingkat petani adalah minyak kelapa murni (virgin coconut oil, VCO) (Rindengan, 2003:69).Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO telah dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan (Rindengan, 2003:69).Minyak kelapa telah digunakan sebagai minyak goreng, bahan margarin dan mentega putih, komponen dalam pembuatan sabun serta formulasi kosmetika. Dalam bidang farmasi, minyak kelapa dewasa ini mulai meningkat penggunaannya, terutama dengan semakin banyaknya produk minyak telon yang salah satu komponennya adalah minyak kelapa, juga dengan diketahuinya beberapa khasiat minyak kelapa terhadap kesehatan. Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni (VCO) mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan (Alamsyah,2005:1).Pembuatan minyak kelapa dengan cara basah diawali dengan pembuatan santan yang merupakan emulsi minyak dalam air, kemudian emulsi dipecah sehingga minyak dapat diambil. Ada beberapa teknik pemecahan emulsi, yaitu cara tradisional (dengan pemanasan/penguapan), atau cara tanpa pemanasan (fermentasi dan enzimatis). Pada pembuatan minyak kelapa secara tradisional, kualitas minyak kelapa yang dihasilkan kurang baik karena pemanasan pada suhu tinggi (100110 C) merusak kandungan protein, lemak, dan antioksidan (Purwanto dkk., 2002:1).Pembuatan minyak kelapa tanpa pemanasan memiliki beberapa keunggulan, yaitu bahan baku mudah diperoleh dengan harga murah, pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi minimal (Sugiyono,2007:181).Produk yang dihasilkan mempunyai kadar air dan asam lemak bebas rendah, warna kuning jernih, berbau harum, serta mempunyai daya simpan lebih dari 12 bulan. Pada pembuatan minyak kelapa secara enzimatis, dapat digunakan enzim-enzim protease seperti papain, bromelin, dan fisin (Utari dan Muchtadi, 1989:181).Indonesia merupakan negara penghasil pepaya (Carica papaya L) yang cukup besar. Saat ini luas daerah penanaman pepaya dengan orientasi bisnis mencapai 52.250 ha. Bagian buah pepaya yang tidak dimanfaatkan masyarakat dan menjadi limbah adalah kulit buah dan bijinya. Papain terdapat dalam seluruh bagian tanaman pepaya, baik akar, batang, daun, dan buah (Dongoran, 2004:182). Papain terbentuk di seluruh bagian buah, baik kulit, daging buah, maupun bijinya. Oleh karena itu, kulit buah dan biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai sumber papain dalam proses ekstraksi minyak kelapa secara enzimatis. Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam sediaan farmasi, minyak kelapa yang memenuhi syarat kualitas SNI juga harus mempunyai sifat fisikokimia sesuai Farmakope Indonesia. Karakteristik minyak kelapa menurut Farmakope Indonesia III (FI, 1979) secara umum sama dengan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI). Minyak kelapa yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat antara lain: kandungan air maksimal 0,5%, bilangan Iod 810 g/100g, bilangan penyabunan 255265 mg KOH/g, bilangan Peroksida maksimal 5,0 mg Oksigen/g, asam lemak bebas maksimal 5% (SNI, 1992:182).Minyak kelapa yang dianggap racun malah menjadi obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak tersebut mengandung 48% asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (MCFA, Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga dapat langsung masuk dalam metabolisme menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan timbunan jaringan lemak. Selain itu di dalam tubuh asam laurat akan diubah menjadi monolaurat yang bersifat antimikrobia (Setiadji,2004:136).Pembuatan minyak kelapa secara tradisional yang biasa dilakukan adalah dengan cara merebus santan terus menerus hingga didapatkan minyak kelapa. Minyak yang dihasilkan bermutu kurang baik, jika di uji mutunya akan mempunyai angka peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi, dan juga warna minyak kuning kecoklatan sehingga minyak akan cepat menjadi tengik dalam dua bulan. Dengan mengubah metode pembuatan minyak kelapa, minyak kelapa yang biasa dibuat melalui proses pemanasan diubah menjadi pembuatan minyak kelapa tanpa melalui pemanasan (Setiadji,2004:136).Pembuatan minyak kelapa yang dilakukan adalah dengan memancing minyak dalam santan dengan minyak kelapa. Teknologi ini memanfaatkan reaksi kimia sederhana, dimana santan adalah campuran air dan minyak. Kedua senyawa ini bisa bersatu karena adanya molekul protein yang mengelilingi molekul-molekul minyak. Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu. Tarikan itu membuat minyak terlepas dari air dan protein. Minyak yang dihasilkan adalah minyak kelapa dengan kualitas tunggu yang disebut Virgin Coconut Oil (VCO) (Setiadji,2004:136).VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan. Kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan, dan minyak mempunyai warna lebih jernih dan dapat tahan selama dua tahun tanpa menjadi tengik (Anonimous, 2005:137).VCO terbuat dari daging kelapa yang masih segar. Proses pembuatannya dilakukan dalam suhu yang rendah. Cara membuatnya, daging buah kelapa diperas santannya, lalu dipanaskan dengan suhu rendah. Selanjutnya dilakukan proses fermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan tekanan mekanis atau sentrifugasi. Minyak kelapa murni juga memiliki sejumlah sifat fisik yang menguntungkan, diantaranya adalah memiliki kestabilan secara kimia, bisa disimpan dalam jangka panjang, dan tidak cepat tengik, serta tahan terhadap panas (Edahwati, 2011:15).Virgin cocnonut oil adalah minyak dan lemak yang dihasilkan tanpa mengubah sifat fisiko kimia minyak yang diperoleh dengan hanya perlakuan mekanis dan pemakaian panas minimal serta tidak menggunakan bahan kimia kecuali yang tidak mengalami reaksi dengan minyak (Codex Alimentarius, 1999:15).Minyak kelapa murni tidak mudah tengik karena kandungan asam lemak jenuhnya tinggi. Namun, bila kualitas VCO rendah, proses ketengikan akan berjalan lebih awal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh oksigen, keberadaan air, dan mikroba yang akan mengurai kandungan asam lemak yang berada di dalam VCO menjadi komponen lain (Edahwati, 2011:15-16).Dalam VCO terdapat medium chain fatty acid (MCFA). MCFA merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara lain mampu merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa dapat berjalan normal. MCFA juga bermanfaat dalam mengubah protein menjadi sumber energi (Barlina dan Novarianto, 2005; Fife, 2003; Fife, 2004; Sutarmi dan Rozaline, 2005). Disamping mengandung asam laurat yang tinggi, VCO juga mengandung Vitamin E (Amin, 2009:16).VCO dapat menjadi stimulasi tiroid. Pada jumlah hormon tiroid yang cukup, kolesterol (khususnya LDL-kolesterol) diubah melalui proses enzimatik menjadi steroid anti penuaan yang penting, progesteron, dan Dehydroepiandrosterone (DHEA). Substansi inilah yang dapat membantu mencegah penyakit liver, kegemukan, kanker, dan penyakit lain yang berhubungan dengan penuaan dan penyakit degeneratif yang kronis lainnya (Peat, 2004:20).Berbagai penyakit yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya dapat ditangkal dengan mengonsumsi VCO seperti flu burung, Human immunodeficiency virus/ Acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS), hepatitis, dan jenis virus lainnya. VCO dapat juga mengatasi kegemukan, penyakit kulit hingga penyakit yang tergolong kronis, misalnya kanker prostat, jantung, darah tingggi, dan diabetes. Asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek seperti asam kaprat, kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam VCO dapat berperan positif dalam proses pembakaran nutrisi makanan menjadi energi. Fungsi lain dari zat ini, antara lain sebagai antivirus, antibakteri, dan antiprotozoal (Barlina dan Novarianto, 2005; Fife, 2003 ; Fife, 2004; Sutarmi dan Rozaline, 2005:20).Manfaat VCO untuk kesehatan adalah sebagai antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa. VCO juga dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, mencegah osteoporosis, mencegah dan mengobati diabetes, mencegah penyakit liver (Poltekes Malang, 2007:20).B. Uraian bahan1. Aquadest ( Dirjen POM.1979:96)Nama resmi: AQUADESTILLATANama lain: aquadest, air suling, aqua depurata. Rumus molekul: H2OBerat molekul: 18,02Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak mempunyai rasa dan tidak berbauPenyimpanan: dalam wadah tertutup baikKegunaan: sebagai pelarut2. Uraian sampel1. Papaya (Gembong, 2010 : 108)Regnum: PlantaeDivisi : MagnoliophytaSubdivisi : SpermatophytaClass: MagnoliopsidaSubclass : OlenidaeOrdo: ViolalesFamili: CariaceaeGenus: CaricaSpesies: Carica Papaya. LMorfologi: Pohon berbatang tegak dan basah, tinggi pohon bisa mencapai 8 10 meter, akar berbentuk serabut, buah mentah berwarna hijau gelap dan bila matang berubah warna menjadi kuning kemerahan. Bentuk buah bulat hingga lonjong, dengan bagian ujung umumnya runcing, rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang bila dipotong secara melintang, daun berbentuk helai yang menyerupai telapak tangan. Bila daun pepaya di lipat menjadi dua bagian persis ditengah, akan nampak bahwa daun pepaya simetris, bunga berwarna putih, terdapat putik dan benang sari. Berdasarkan kandungan putik dan benang sari.2. Kelapa (Gembong, 2010 : 460)Regnum: PlantaeDivisi: SpermatophytaClass : LiliopsidaOrdo : ArecalesFamili: AcrecaceaeGenus: CoccusSpesies: Coccus NuciferaMorfologi : Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke atas dan tidak bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai, tebing dan lain- lain, pertumbuhan tanaman akan melengkung menyesuaikan arah sinar matahari. Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang. Namun perkembangan akar tersebut makin lama akan dilampaui oleh akar akar yang lain. Pertumbuhan dan pembentukan mahkota daun, dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat pertama dibentuk 4 6 helai daun. Daun tersusun 6 saling membalut satu sama lain, merupakan selubung dan mudahkan susunan kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3 4 tahun, pada kelapa genjah, dan 4 8 tahun pada kelapa dalam, sedang kelapa hibrida mulai berbunga sesudah umur 4 tahun.3. VCO Asli( VCOL)Komposisi : setiap 15 mL AVCOL terdiri dari 15 mL VCO dengan kandungan utama, asam laurat 43-51 % trace FFA 0,04 % insotub imposities, mikroba negatif 0,001 % kolesterol tidak terdeteksi kimia berbahaya negatif.Penyimpanan: Hindari sinar matahari langsung & sinar lampu UV simpan ditempat kering, suhu kamar (25-30OC) dalam keadaan selalu botol tertutup rapat.Khasiat : membantu mencegah/mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, hepatitis, stroke, asam urat, kolesterol darah tinggi, ambeien, keputihan.

BAB IIIMETODE KERJA

A. Alat dan bahan1. Alat Adapun alat yang di gunakan adalah baskom, gelas ukur, kompor, oven, panci, pengaduk (sendok nasi), saringan kelapa dan toples.2. Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah aquadest, enzim papain (getah buah papaya),kasa karet, santan kelapa, minyak VCO asli.B. Cara kerja1. Metode enzimatika. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Diambil 250 ml krimc. Dimasukkan kedalam toplesd. Ditambahkan 1 ml enzim papaine. Diaduk hingga homogenf. Didiamkan 1x24 jamg. Diambil bagian atasnya2. Metode pancingana. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Diambil 250 ml krimc. Dimasukkan kedalam toplesd. Ditambahkan 25-30 ml VCO aslie. Diaduk hingga homogenf. Diambil bagian atasnya3. Metode pendiamana. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Diambil 250 ml krimc. Dimasukkan kedalam toplesd. Didiamkan 1x24 jame. Diambil bagian atasnya4. Metode mekanika. Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakanb. Diambil 250 ml krimc. Dimixing 1x24 jamd. Diambil bagian atasnya

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Tabel pengamatanNo. MetodeTekstur VolumeBau

1.2.34EnzimatikPancinganPendiamanMekanik

Kental dan jernihKentalKental dan jernihKental dan jernih30 ml50 ml50 ml60mlWangiWangiWangiWangi

B. Perhitungan 1. Metode Enzimatika. % Rendamen: b. % Rendamen: 2. Metode Pancingana. % Rendamen : b. % Rendamen : 3. Metode Pendiaman a. % Rendamen : 4. Metode Mekanika. % Rendamen :

C. PembahasanIndonesia merupakan Negara tropis penghasil kelapa terbesar di dunia. Misalnya, dijawa tanaman kelapa di tanam dalam bentuk pekarangan, sedangkan di pulau-pulau lain tanaman kelapa di tanam dalam bentuk monokultutr perkebunan. Kelapa merupakan sumber pendapatan rakyat Indonesia. Kelapa (cocos nucifera) memiliki peran yang strategis bagi masyarakat Indonesia, bahkan termasuk komoditas social, mengingat produknya merupakan salah satu dari Sembilan bahan pokok masyarakat (Alamsyah.2010:10).Kelapa (cocos nucifera) adalah tanaman dalam family palmae yang sangat popular di masyarakat karena memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Beragam manfaat tersebut diperoleh dari daging buah, air, serabut, daun dan batangnya. Bagian terpenting dari kelapa adalah buahnya karena bagian tersebut dapat diolah menjadi berbagai produk seperti kopra, dessicated coconut, santan kelapa dan minyak kelapa (Alamsyah.2010:10).Minyak kelapa merupakan produk utama yang paling sering di buat oleh para petani kelapa. Saat ini minyak kelapa di buat dalam bentuk minyak kelapa murni (VCO). Virgin Coconut Oil atau lebih popular dengan sebutan VCO merupakan produk olahan kelapa berupa minyak yang diolah dengan berbagai cara. VCO atau minyak kelapa murni di buat dari kelapa segar tanpa pemanasan dan bahan kimia. Selain itu, tidak melalui tahap pemurnia, pemucatan dan penghilang aroma (Subroto ahkam.2008:5).Ditinjau dari aspek kimiawinya, maka VCo mengandung asam lemak, sebagai berikut:Asam lemak jenuh 90 %. Asam lemak jenuh ini dapat di bedakan menjadi dua yaitu:a. Asam lemak jenuh rantai sedang (MCT) 70 %, MCT asam lemak yang mengandung 6-12 atom C yang terdiri dari:Caprilat (C8) 3,28 %Caprat (C10) 7,17 %Laurat (C12) 58,8 %b. Asam lemak jenuh rantai panjang 20 % yang terdiri dari Miristat (C14) 17,8 %, palmitat (C18) 1,68 %c. Asam lemak tak jenuh