Biotechnology Product: MyoShrimp
-
Upload
fauzi-mikaerisu -
Category
Documents
-
view
236 -
download
1
Transcript of Biotechnology Product: MyoShrimp
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
1/10
KARYA ILMIAH BIOTEKNOLOGI HEWAN (BI3203)
MyoShrimp: Udang Putih (L itopenaeus vannamei) dengan UkuranTubuh dan Massa Otot yang Besar
Disusun oleh:
Mhd Fauzi Ramadhani Nasution
10612025
Diajukan sebagai ujian tengah semester (UTS) mata kuliah Bioteknologi
Hewan (BI3203)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
2/10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan udang penaeid yang paling diminati
di seluruh dunia, terutama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Pemenuhan permintaan
pasar terhadap udang putih sampai awal tahun 2000 kebanyakan dari hasil tangkapan di
laut. Untuk mengimbangi tinggnya permintaan pasar terhadap udang putih,
dikembangkan berbagai teknik akuakultur untuk udang putih, terutama di Asia Tenggara
dan Amerika Latin. Menurut FAO (2010), jumlah produksi udang putih melalui
akuakultur mencapai 3 juta ton. Sebesar 90% dari seluruh jenis udang yang dikultur di
belahan barat Bumi adalah udang putih (Ravuru & Mude, 2014).
Terdapat berbagai macam cara untuk meningkatkan nilai ekonomis udang putih, di
antaranya adalah melalui bioteknologi. Menurut Niazi dan Riaz-ud-Din (2006),
bioteknologi adalah manipulasi makhluk hidup secara ilmiah untuk, khususnya pada
tingkat molekuler, untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Salah satu
metode yang dapat digunakan dalam memanipulasi makhluk hidup adalah RNA
interference (RNAi). Melalui RNAi, ekspresi suatu gen dapat dihambat (silencing)
karena mRNA gen tersebut selanjutnya akan didegradasi (Promega, 2011).
Salah satu gen yang berpotensi untuk untuk meningkatkan nilai ekonomis udang
putih jika ekspresinya dihambat adalah gen myostatin. Myostatin merupakan protein
yang berfungsi untuk mencegah proliferasi dan diferensiasi sel satelit (stem cell otot
rangka) dan myoblas yang akan membentuk myosit. Hal ini akan mempertahankan
jumlah myosit pascalahir. Silencing ekspresi gen myostatin menyebabkan suatu
organisme tidak dapat menghasilkan myostatin sehingga sel satelit dan myoblas
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi myosit. Hal ini menyebabkan organisme
menjadi bertambah besar dan massa ototnya meningkat (McPherron & Lee, 1997; Alberts
et al., 2008). Diharapkan, nilai ekonomis udang putih meningkat karena peningkatan
ukuran dan massa otot.
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
3/10
1.2Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penulisan gagasan adalah silencing gen myostatin pada
udang putih (Litopenaeus vannamei) dapat dilakukan melalui RNA interference untuk
menghasilkan udang putih dengan ukuran dan massa otot yang lebih besar (MyoShrimp)
daripada udang putih normal.
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
4/10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1Udang Putih (L itopenaeus vanamei)
Udang putih (Litopenaeus vanamei) merupakan salah satu anggota filum hewan
terbesar di Bumi, yaitu Arthropoda. Bersama dengan udang lainnya, udang putih
termasuk ke dalam kelas Malacostraca dan ordo Decapoda. Udang putih merupakan
anggota famili Peneidae yang bersama dengan anggota lain famili tersebut disebut udang
peneid. Sama seperti Crustacea yang lain, tubuh udang putih dibedakan menjadi
cephalothorax dan abdomen (gambar 2.1). Pada cephalothoraxterdapat mata, antena dan
antenula, mulut, kaki berjalan (pereiopod), dan sebagian besar organ dalam, seperti
jantung, insang, dan hepatopankreas. Pada abdomen terdapat kaki renang (pleopod) serta
organ-organ reproduksi dan saluran pencernaan. Karakteristik yang dimiliki oleh udang
putih adalah memiliki rostrum yang panjang dengan 7-10 dorsal teeth dan 2-4 ventral
teeth, petasma simetris dan semiterbuka, spermatofor kompleks, dan individu betina
memiliki thelycum yang terbuka. Udang putih dapat tumbuh hingga 23 cm. Udang putih
pada umumnya berwarna putih, tetapi warnanya dapat berubah tergantung substrat, air,
dan turbiditas (An, 2011).
Udang putih berasal dari sepanjang pantai mulai dari Meksiko hingga Peru. Udang
putih hidup pada habitat dengan suhu di atas 20oC sepanjang tahun. Udang putih dapat
mencapai berat 20 g untuk jantan dan 28 g untuk betina. Siklus hidup udang putih terdiri
Gambar 2.1 Morfologi Udang Putih (An, 2011)
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
5/10
atas tiga tahapan, yaitu telur, larva, dan dewasa. Tahapan larva juga terdiri atas tiga
tahapan, yaitu nauplius, protozoa, dan mysis (An, 2011).
1.2
Myostatin
Myostatin merupakan salah satu anggota superfamili transforming growth factor
(TGF- ) yang terlibat dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel selama masa
perkembangan. Selain itu, anggota superfamili TGF-juga berperan dalam proliferasi
dan regenarasi jaringan dewasa. Ekspresi myostatin hanya terbatas pada myotom dari
mesoderm dorsal (selama perkembangan) dan turunan otot rangka. Secara normal,
myostatin berfungsi untuk menghambat proliferasi myoblas dan diferensiasi sel satelit
(stem cell jaringan otot rangka). Mutasi pada gen pengkode myostatin dapat
menyebabkan pelipatgandaan massa otot pada dua jenis galur sapi, yaitu Belgian blue
dan Piedmontese. Selain itu, knockout gen pengkode myostatin menyebabkan
peningkatan massa otot sebanyak dua sampai tiga kali lipat pada mencit melalui hipertrofi
dan hiperplasia. Walupun mutan, sapi dan mencit tersebut terlihat normal dan sehat
(McPherron & Lee, 1997; Whittemore et al., 2003;Alberts et al., 2008).
Gen yang bertanggung jawab untuk menghasilkan myostatin pada udah putih adalah
genmyostatin-like(Qian et al., 2013). Myostatin merupakan protein yang berukuran 26
kDa. Dalam menginhibisi proliferasi dan diferensiasi sel-sel penyusun otot rangka,
myostatin bekerja melalui beberapa jalur signaling. Myostatin dapat terikat ke reseptor
aktivin IIA/B atau reseptor activin-like kinase (ALK) untuk memfosforilasi reseptor
Smad dan protein Smad 2/3. Smad 2/3 akan membentuk heterodimer dengan Smad 4
yang selanjutnya dapat menginaktivasi MyoD. MyoD merupakan protein kunci yang
terlibat dalam diferensiasi sel satelit (Sakuma & Yamaguchi, 2012).
1.3
RNA in terf erence(RNAi)
RNA interference (RNAi) adalah penekanan ekspresi suatu gen melalui degradasi
mRNA menggunakan double-stranded RNA (dsRNA). RNAi telah banyak digunakan
untuk mempelajari fungsi gen. selain itu, masih banyak aplikasi RNAi yang lain.
Mekanisme terjadinya RNAi terdiri atas beberapa proses (gambar 2.2). dsRNA dikenali
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
6/10
oleh RNase III-like enzyme atau yang biasa disebut dicer. Dicer selanjutnya berikatan
dengan dsRNA dan memotong dsRNA menjadi potongan dsRNA dengan panjang 21-23
nukleotida. Potongan dsRNA ini disebut small interference RNA (siRNA). siRNA
memiliki urutan nukleotida yang komplementer dengan mRNA target. siRNA yang
doublestranded kemudian diubah menjadisingle-strandeddan berikatan dengan protein
lain membentuk RISC (RNA-induced silencing complex). siRNA kemudian berikatan
dengan mRNA target dan memicu degradasi mRNA tersebut sehingga protein yang
dikode oleh mRNA tersebut tidak dapat dihasilkan. Proses ini terjadi secara alami di
dalam sel. Untuk kepentingan tertentu, siRNA harus diintroduksi dari luar sel melalui
transformasi (Promega, 2011).
Gambar 2.2 MekanismeRNA Interference(Promega, 2011)
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
7/10
BAB III
GAGASAN DAN METODOLOGI
Gagasan yang saya ajukan dalam pemanfaatan hewan laut atau perairan dalam
meningkatkan nilai ekonomis hewan laut atau perairan tersebut menggunakan bioteknologi
adalah MyoShrimp. MyoShrimp merupakan udang putih yang direkayasa secara genetis
sehingga ukuran tubuh dan massa otot udang putih lebih besar daripada udang putih yang
tidak direkayasa. Rekayasa tersebut dilakukan dengan men-silencing gen myostatin pada
udang putih, disebut gen myostatin-like, agar myostatin tidak dapat dihasilkan. Hal ini
menyebabkan sel satelit dan myoblas dapat berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi myosit
sehingga terjadi hipertrofi dan hiperplasia. Secara normal, myostatin menghambat proliferasi
dan diferensiasi sel satelit dan myoblast.
Untuk merealisasikan gagasan tersebut perlu dilakukan penelitian untuk menguji
apakah knock-down gen myostatin-like dapat menyebabkan peningkatan massa otot dan
pembesaran tubuh pada udang putih. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membagi 30 udang
putih dengan berat rata-rata 4-5 g ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan diinjeksi larutan PBS (phosphate buffer saline)
secara intramuskular sementara kelompok perlakuan diinjeksi larutan dsRNA yang
komplementer dengan mRNA gen myostatin-like secara intramuskular. Semua udangdipelihara selama 7 hari sebelum diinjeksi. Udang dipelihara di dalam water tank system
dengan suhu 22-25oC dan salinitas 33 ppt. Setelah diinjeksi udang dipelihara kembali dengan
kondisi yang sama dengan pemeliharaan sebelum injeksi. Pada hari ke-0, 1, 3, 7, dan 10
pascainjeksi, sebanyak 3 udang dari tiap kelompok dijadikan sampel untuk mengetahui
waktu terjadinyasilencingsecara maksimal dan efisiensi knock-down.
Persiapan pembuatan dsRNA dilakukan dengan prosedur sesuai dengan Wang et al.
(2010). Secara singkat, template DNA untuk sintesis dsRNA yang komplementer dengan gen
myostatin-like dan primer untuk amplifikasi template DNA tersebut didesain menggunakan
BLAST. Pada primer digabungkan sekuens untuk sisi pengikatan (binding site) T7 RNA
polymerase untuk menghasilkan untai sense dan antisense yang terpisah. TemplateDNA
hasil amplifikasi kemudian dipurifikasi menggunakan PCR MTM Clean Up System
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
8/10
(Viogene). Single-stranded RNA kemudian disintesis secara in vitro menggunakan T7
RiboMAX Express (Promega). Single-stranded RNA yang terbentuk dicampurkan dan di-
annealing untuk menghasilkan dsRNA dengan menginkubasi single-stranded RNA hasil
sintesis pada suhu 65oC selama 20 menit yang kemudian diikuti dengan pendinginan pada
suhu ruang. dsRNA yang terbentuk kemudian dipurifikasi lagi. Keberadaan dsRNA
dikonfirmasi melalui elektroforesis dan konsentrasi dsRNA diukur menggunakan
spektrofotometer UV. Selanjutnya, dsRNA disimpan pada suhu -80oC.
Untuk melakukan knock-downgen myostatin-like, udang putih dengan berat 4-5 g
diinjeksi dengan myostatin-like dsRNA (I g/g udang) melalui injeksi intramuskular. Untuk
menentukan waktu terjadinya silencing secara maksimal, sampel otot dari 3 udang untuk
masing-masing perlakuan dikumpulkan pada hari 0, 1, 3, 7 dan 10 pascainjeksi dsRNA dan
RNA total diisolasi. RNA ditranskripsi balik menjadi cDNA menggunakan M-MLV reverse
transcriptase(Promega) dan primer random hexanucleotidedengan prosedur sesuai dengan
buku panduan. Efisiensi knock-down dicek menggunakan reverse transcriptase quantitative
polymerase chain reaction(RT-qPCR).
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
9/10
BAB IV
KESIMPULAN
Gagasan yang saya ajukan merupakan inovasi dalam meningkatkan nilai ekonomis
udang putih (Litopenaeus vannamei). Inovasi ini dilakukan melalui men-silence gen
myostatin melalui RNA interferencesehingga sel satelit dan myoblas dapat berproloferasi.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ukuran dan massa otot udang putih.
-
7/26/2019 Biotechnology Product: MyoShrimp
10/10
DAFTAR PUSTAKA
An, N. T. T. 2011. Development of a System for Separation and Characterization of
Litopenaeus vannamei Haemocytes. Tesis Program Master, Faculty of Bioscience
Engineering, Universiteit Gent.Alberts, B., A. Johnson, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts, & P. Walter. 2008.Molecular Biology
of the Cell. New York: Garland Science.
FAO. 2010. Species Fact Sheets: Penaeus vannamei(Boone, 1931). [Online] Tersedia di:
http://www.fao.org/figis/pdf/fishery/species/3404/en?title=FAO%20Fisheries%20%2
6amp%3B%20Aquaculture%20-%20Species%20Fact%20Sheets%20-%20Penaeus%20vannamei%20(Boone%2C%201931) [Diakses pada 16 Maret 2015].
McPherron, A. C. & S. Lee. 1997. Double Muscling in Cattle due to Mutations in the
Myostatin Gene.Proceeding of the National Academy of Sciences94: 12457-12461.
Niazi, G. A. & S. Riaz-ud-Din. 2006. Biotechnology and Genomics in MedicineA Review.World Journal of Medical Sciences1(2): 72-81.
Promega. 2011.Protocols & Applications Guide. Madison: Promega.
Qian, Z., X. Mi, X. Wang, S. He, Y. Liu, F. Hou, Q. Liu, & X. Liu. 2013. cDNA Cloning
and Expression Analysis of Myostatin/GDF11 in Shrimp, Litopenaeus vannamei.Comparative Biochemistry and Physiology Part A: Molecular & Integrative
Physiology135(1); 30-39.
Ravuru, D. B. & J. G. Mude. 2014. Effect of Density on Growth and Production of
Litopenaeus vannameiof Brackish Water Culture in Rainy Season with Artificial Diet,
India.European Journal of Experimental Biology4(2): 342-346.Sakuma, K. & A. Yamaguchi. 2012. Molecular and Cellular Mechanism of Muscle
Regeneration. In: Cseri, J. (ed.) Skeletal Muscle From Myogenesis to Clinical
Relations. InTech Open.
Wang, K. C. H. C., C. W. Tseng, H. Y. Lin, I T. Chen, Y. H. Chen, Y. M. Chen, T. Yu. Chen,& H. L. Yang. 2010. RNAi Knock-down of the Litopenaeus vannamei Toll Gene
(LvToll) Significantly Increases Mortality and Reduces Bacterial Clearance after
Challenge with Vibrio harveyi.Developmental and Comparative Immunology34: 49-
58.
Whittemore, L. A., K. Song, X. Li, J. Aghajanian, M. Davies, S. Girgenrath, J. J. Hill, M.
Jalenak, P. Kelley, A. Knight, R. Maylor, D. OHara, A. Pearson, A. Quazi, S. Ryerson,X. Y. Tan, K. N. Tomkinson, G. M. Veldman, A. Widom, J. F. Wright, S. Wudyka, L.
Zhao, & N. M. Wolfman. 2003. Inhibition of Myostatin in Adult Mice Increases
Skeletal Muscle Mass and Strength. Biochemical and Biophysical ResearchCommunications300: 965-971.
http://www.fao.org/figis/pdf/fishery/species/3404/en?title=FAO%20Fisheries%20%26amp%3B%20Aquaculture%20-%20Species%20Fact%20Sheets%20-%20Penaeus%20vannamei%20(Boone%2C%201931)http://www.fao.org/figis/pdf/fishery/species/3404/en?title=FAO%20Fisheries%20%26amp%3B%20Aquaculture%20-%20Species%20Fact%20Sheets%20-%20Penaeus%20vannamei%20(Boone%2C%201931)http://www.fao.org/figis/pdf/fishery/species/3404/en?title=FAO%20Fisheries%20%26amp%3B%20Aquaculture%20-%20Species%20Fact%20Sheets%20-%20Penaeus%20vannamei%20(Boone%2C%201931)http://www.fao.org/figis/pdf/fishery/species/3404/en?title=FAO%20Fisheries%20%26amp%3B%20Aquaculture%20-%20Species%20Fact%20Sheets%20-%20Penaeus%20vannamei%20(Boone%2C%201931)http://www.fao.org/figis/pdf/fishery/species/3404/en?title=FAO%20Fisheries%20%26amp%3B%20Aquaculture%20-%20Species%20Fact%20Sheets%20-%20Penaeus%20vannamei%20(Boone%2C%201931)http://www.fao.org/figis/pdf/fishery/species/3404/en?title=FAO%20Fisheries%20%26amp%3B%20Aquaculture%20-%20Species%20Fact%20Sheets%20-%20Penaeus%20vannamei%20(Boone%2C%201931)