Bioremediasi Menggunakan Teknologi Slurry Bioreaktor Dengan Bakteri Bacillus Cereus
-
Upload
cindhy-ade-hapsari -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Bioremediasi Menggunakan Teknologi Slurry Bioreaktor Dengan Bakteri Bacillus Cereus
-
7/31/2019 Bioremediasi Menggunakan Teknologi Slurry Bioreaktor Dengan Bakteri Bacillus Cereus
1/5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar BelakangMinyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakan sumber
energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi
dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau produk-
produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga peningkatan akan
permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan pertumbuhan dan
ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai
negara, termasuk Indonesia. Namun demikian, kita selalu dihadapkan pada dilema
antara peningkatan produksi dengan pelestarian sumberdaya alam lingkungan
serta dampak yang ditimbulkan dari proses produksi tersebut. Hal ini berarti
perkembangan industri baik pengolahan minyak bumi maupun industri yang
menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah satu sumber pencemar
lingkungan (Astri Nugroho, 2006).
Industri minyak bumi memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap
pencemaran air, tanah dan udara baik secara langsung maupun tidak langsung.
Minyak yang merembes ke dalam tanah dapat menyebabkan tertutupnya suplai
oksigen dan meracuni mikroorganisme tanah sehingga mengakibatkan kematian
mikroorganisme tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan dapat mencemari
tanah dan perairan hingga ke daerah sub-surface dan lapisan aquiferair tanah.
Jumlah tanah yang terkontaminasi minyak bumi yang dihasilkan dalam proses
produksi minyak telah meningkat ribuan ton setiap tahun di Indoesia (Bambang
Yudono et al. 2009).
Chator dan Somerville (1978), menjelaskan bahwa pencemaran minyak
bumi di tanah merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan manusia. Minyak
bumi yang mencemari tanah dapat mencapai lokasi air tanah, danau atau sumber
air yang menyediakan air bagi kebutuhan domestik maupun industri sehingga
menjadi masalah serius bagi daerah yang mengandalkan air tanah sebagai sumber
utama kebutuhan air bersih atau air minum. Pencemaran minyak bumi, meskipun
-
7/31/2019 Bioremediasi Menggunakan Teknologi Slurry Bioreaktor Dengan Bakteri Bacillus Cereus
2/5
I-2
dengan konsentrasi hidrokarbon yang sangat rendah sangat mempengaruhi bau
dan rasa air tanah.
Banyak senyawa-senyawa organik yang terbentuk di alam dapat
didegradasi oleh mikroorganisme bila kondisi lingkungan menunjang proses
degradasi tersebut. Artinya, pencemaran lingkungan oleh polutan-polutan organik
dapat dengan sendirinya dipulihkan. Namun pada beberapa lokasi terdapat
senyawa organik alami yang resisten terhadap biodegradasi sehingga senyawa
tersebut akan terakumulasi di dalam perut bumi (Atlas, R.M., 1981). Hidrokarbon
minyak bumi merupakan kontaminan yang paling luas yang mencemari
lingkungan. Kecelakaan tumpahan minyak yang terjadi sering mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang serius. Tingkat pencemaran yang berat mampu
membunuh berbagai jenis organism air atau tanah dan menyebabkan lingkungan
mengalami kerusakan yang bersifat permanen (Prince et. al. 2003).
Pengelolaan limbah pada kegiatan industri minyak pada dasarnya adalah
untuk menyelamatkan lingkungan dan kemungkinan penurunan kualitas
lingkungan. Limbah padat dapat berupa lumpur minyak, lumpur aktif, drum-drum
bekas bahan kimia, sampah dan lain-lain. Limbah minyak merupakan kotoran
minyak yang terbentuk dari proses pengumpulan dan pengendapan kontaminan
minyak. Limbah minyak mengandung minyak, zat padat, air, dan logam berat.
Limbah minyak ini merupakan bahan pencemar yang dapat menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan dan oleh sebab itu harus segera ditanggulangi. Berbagai
upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan dengan perbaikan
pada sistim penambangan, pengolahan, penyaluran minyak dan pengolahn limbah.
Upaya pencegahan tumpahan minyak di lingkungan dapat dilakukan dengan
mengusahan sekecil mungkin tumpahan yang dapat terjadi (Dessy, Y., 2002).
Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat
dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Penanganan secara fisika biasanya
dilakukan pada langkah awal yaitu dengan mengisolasi secara cepat sebelum
tumpahan minyak menyebar kemana-mana. Metode fisika yang dapat digunakan
ialah dengan mengambil kembali minyak bumi yang tumpah dengan oil skimmer.
Penanganan secara kimia lebih mudah dilaksanakan yaitu tinggal mencari bahan
-
7/31/2019 Bioremediasi Menggunakan Teknologi Slurry Bioreaktor Dengan Bakteri Bacillus Cereus
3/5
I-3
kimia dan konsentrasi yang sesuai untuk mendegradasi kandungan minyak bumi.
Misalnya surfaktan sintetis seperti alkil-benzene sulfonat (ABS) dan turunannya
dapat digunakan sebagai bahan baku diterjen dan mengatasi pencemaran minyak
di daratan maupun dipermukaan laut. Namun. ini akan membawa efek sampingan
terhadap kehidupan lingkungan disekitar yang terkena tumpahan minyak yaitu
mencemari tanah dan air serta tidak dapat didegradasi secara biologis.
Penanganan secara kimia dan fisika merupakan cara penanganan cemaran
minyak bumi yang membutuhkan waktu yang relatif singkat, tetapi metode ini
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Ini dapat dilakukan jika tumpahan
minyak bumi belum menyebar kemana-mana. Jika minyak bumi telah mengendap
dan menyebar sulit dilakukan dengan metode ini. Penanganan secara biologi
merupakan salah satu alternatif dalam upaya mendegradasi kandungan minyak
bumi di lingkungan. Surfaktan ramah lingkungan yang dapat dihasilkan oleh
mikroorgansime disebut biosurfaktan. Aplikasi biosurfaktan dapat digunakan
untukrecovery minyak bumi dan pembersihan tangki. Untuk itu, perlu dicari jenis
mikroorganisme yang aktif mendegradasi minyak bumi (Prince et.al. 2003).
Menurut Leahy dan Colvell (1990), biodegradasi oleh mikroorganisme
merupakan salah satu cara yang tepat, efektif, dan hampir tidak ada pengaruh
sampingan pada lingkungan karena tidak menghasilkan racun ataupun peledakan
jumlah bakteri (blooming). Mikroorganisme ini akan mati seiring dengan habisnya
minyak mentah.
Mengingat dampak pencemararan minyak bumi baik dalam konsentrasi
rendah maupun tinggi cukup serius, maka untuk mengatasi pencemaran tumpahan
minyak ini, diperlukan suatu metode yang efektif, efisien, ekonomis dan tidak
merusak lingkungan. Bioremediasi memainkan peranan penting yang makin
meningkat pada remediasi lingkungan tercemar polutan organik dan telah diterima
secara luas sebagai teknologi inovatif. Bioremediasi adalah suatu pendekatan
populer dalam cleaning hidrokarbon minyak bumi dari kontaminan, karena
pemeliharaannya sederhana, bisa diterapkan di area yang luas, ekonomis dan
mendorong kearah destruksi yang lengkap dari kontaminan.
-
7/31/2019 Bioremediasi Menggunakan Teknologi Slurry Bioreaktor Dengan Bakteri Bacillus Cereus
4/5
I-4
1.2.Perumusan MasalahIndustri pengeboran minyak bumi dan pengolahannya dan transportasi
sangat berpotensi menyebabkan pencemaran. Salah satu bentuk pencemarannya
adalah pencemaran tanah yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi.
Pemerintah melalui PP no 85 Tahun 1999 menyatakan bahwa tumpahan minyak
bumi termasuk limbah berbahaya dan beracun (B3). Dalam pengaturan tersebut
ditegaskan bahwa setiap produsen yang menghasilkan limbah B3 hanya diizinkan
menyimpan limbah tersebut paling lama 90 hari sebelum diolah dan perlu
dilakukan perlakuan tertentu sehingga tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
Apabila tumpahan minyak bumi terjadi, maka minyak mengalami beberapa proses
degradasi seperti penguapan/perembesan fraksi ringan, penyebaran, dan
biodegradasi. Dampak yang lebih jauh dari rembesan minyak adalah pencemaran
terhadap kualitas air tanah. Apabila pencemaran air tanah ini terjadi, maka operasi
pemulihannya menjadi semakin sulit dan biaya remediasinya akan semakin mahal.
Hal ini mendorong perlu penanggulangannya dengan menggunakan teknologi
bioremediasi dalam memproses kontaminan menjadi komponen yang tidak
merusak lingkungan seperti CO2
1.3.Ruang Lingkup Permasalahan
, air dan mineral. Berdasarkan kondisi tersebut
maka penelitian akan menguji seberapa efektif bioremediasi dalam merombak
hidrokarbon dari sludge oil pada fase slurry. Dengan demikian, diharapkan dapat
terjadi degradasi senyawa hidrokarbon pada tanah terkontaminasi minyak bumi
sehingga tidak lagi berperan sebagai pencemar pada lingkungan.
Penelitian yang dilakukan ini difokuskan pada pengolahan tanah yang
tercemar tumpahan minyak bumi dan pengaruh konsentrasi bakteri secara aerob
pada proses bioremediasi. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada ruang lingkupnya
agar masalah tidak meluas, sebagai berikut :
1. Teknologi bioremediasi yang digunakan adalah slurry bioreaktor.2. Jenis mikroba yang digunakan adalahBacillus Cereus.3. Pengaruh aktivitas bakteri bacillus cereus terhadap kadar TPH (Total
Petroleum Hidrokarbon) dan BTEX (benzene, toluene, ethylbenzen,
-
7/31/2019 Bioremediasi Menggunakan Teknologi Slurry Bioreaktor Dengan Bakteri Bacillus Cereus
5/5
I-5
xylene) sebagai kontaminan yang terkandung dalam tanah tercemar
minyak bumi.
1.4.Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah :
1. Pengaruh konsentrasi bakteri Bacillus cereus terhadap penurunan kadarTPH (Total Petroleum Hydrocarbon) pada proses bioremediasi lahan
terkontaminasi minyak bumi.
2. Menghitung parameter kinetika bakteri Bacillus cereus pada prosesbioremediasi lahan terkontaminasi minyak bumi.
1.5.Manfaat PenelitianBerdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh : (a) alternatif
teknologi pengolahan limbah dengan sistim bioreaktor yang memanfaatkan
mikroba sebagai pereduksi bahan berbahaya dalam minyak bumi sehingga dapat
mengatasi pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak bumi, (b) informasi
dasar tentang pemanfaatan bakteri bacillus cereus sebagai pemecah minyak dalamproses bioremediasi dan diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan dalam proses
bioremediasi, (c) data-data kinetika yang selanjutnya bisa digunakan untuk
merancang bioreaktor.