Biomining _ Ekstraksi Bahan Tambang Menggunakan Bakteri.pdf

5
Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Fe m ale Health Properti Urbanesia Images More Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Jakarta Fiksiana Freez Ratna Eka Putri undergraduate microbiology student Jadikan Teman | Kirim Pesan Home Teknologi Terapan Artikel Terapan HEADLINE ARTICLES Mustafa Kam al| 3 March 2014 06:57 Ahm ad Syam | 3 March 2014 07:47 Ilyani Sudardjat| 3 March 2014 08:05 Christie Dam ayanti| 3 March 2014 07:16 Indonesia, Negara Mayoritas Muslim, Perlu Belajar … Ilyani Sudardjat REGISTRASI | MASUK FEATURED ARTICLE Pembakar Lahan Dapat Dipenjara 15 Tahun, … Sely Martini, Aktivis Antikorupsi Indonesia, … RS Mewah Ini Tidak Berfungsi karena Terkait … Ingin Tahu Jakarta di Tahun 2030? Datanglah … REP | 02 January 2014 | 15:02 Dibaca: 154 Komentar: 3 1 Biomining : Ekstraksi Bahan Tambang Menggunakan Bakteri Kegiatan pertambangan adalah usaha untuk memeroleh bahan mineral berharga dan penting bagi manusia yang berasal dari permukaan ataupun bagian dalam bumi yang dapat melalui proses ekstraksi lebih lanjut. Kegiatan pertambangan umumnya identik dengan kerusakan lingkungan yang dihasilkannya baik itu berupa degradasi sumber air dan tanah, polusi udara hingga pencemaran yang terjadi akibat kebocoran tailing. Namun, tahukah Anda bahwa Hal itu saya rasa tidak berlaku untuk tambang Batu hijau ? Ya, Batu Hijau adalah salah satu lahan tambang terbesar yang memiliki program pengelolaan lingkungan paling baik di Indonesia bahkan dapat dikatakan di tingkat dunia. Batu Hijau adalah kawasan pertambangan yang dimiliki oleh PT Newmont Nusa Tenggara atau PTNNT. Pantaslah jika kawasan Batu Hijau memiliki sistem tata lingkungan yang baik karena salah satu misi PTNNT adalah menjadi perusahaan tambang yang terdepan dalam bidang perlindungan lingkungan. PT Newmont Nusa Tenggara memiliki keyakinan bahwa sistem pengelolaan yang disertai tata kerja lingkungan yang baik akan mampu mewujudkan perusahaan yang efektif dan sukses sesuai dengan visi PTNNT itu sendiri. PTNNT telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan(SML) ISO 14001 yang merupakan komitmen terhadap setiap operasi dan fasilitas tambang Newmont di wilayah Asia Pasifik. SML ini merupakan bagian dari kegiatan operasi yang terdiri dari pengelolaan hidrokarbon, bahan kimia, batuan sisa hingga pengelolaan limbah dan air dan masih banyak lagi yang kesemuanya dianggap mampu membuat PTNNT mewujudkan komitmennya. Namun, dari berbagai strategi pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan PTNNT , saya merasakan ada satu hal yang kurang karena semua metode yang dilakukan masih menitikberatkan pada teknik secara fisika dan kimia. Padahal di masa sekarang, kegiatan pertambangan yang berbasis pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan sudah dapat dilakukan dengan pendekatan biologis untuk mewujudkan penerapan dari Green Technology atau Teknologi Hijau. Melalui artikel ini saya hendak memberikan gambaran mengenai salah satu pendekatan secara biologis yang dapat meningkatkan teknologi pertambangan untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan yakni dengan menggunakan mikroorganisme berupa bakteri yang dapat memecah material batuan dan mengekstraksi mineral dari bijihnya maupun tailing sisa peleburan batuan tambang sehingga dapat diperoleh peningkatan keuntungan dan manfaat hasil yang lebih besar dibanding teknologi pertambangan konvensional. Teknologi ini disebut Biomining. Definisi Biomining secara utuh adalah proses ekstraksi mineral berharga dari

Transcript of Biomining _ Ekstraksi Bahan Tambang Menggunakan Bakteri.pdf

  • Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More

    Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Jakarta Fiksiana Freez

    Ratna Eka Putri

    undergraduate microbiology student

    Jadikan Teman | Kirim Pesan

    Home Teknologi Terapan Artikel

    Terapan

    HEADLINE ARTICLES

    Mustafa Kamal| 3 March 2014 06:57

    Ahmad Syam| 3 March 2014 07:47

    Ilyani Sudardjat| 3 March 2014 08:05

    Christie Damayanti| 3 March 2014 07:16

    Indonesia, Negara MayoritasMuslim, Perlu Belajar

    Ilyani Sudardjat

    REGISTRASI | MASUK

    FEATURED ARTICLE

    Pembakar Lahan Dapat

    Dipenjara 15 Tahun,

    Sely Martini, Aktivis

    Antikorupsi Indonesia,

    RS Mewah Ini Tidak Berfungsi

    karena Terkait

    Ingin Tahu Jakarta di Tahun

    2030? Datanglah

    REP | 02 January 2014 | 15:02 Dibaca: 154 Komentar: 3 1

    Biomining : Ekstraksi Bahan TambangMenggunakan Bakteri

    Kegiatan pertambangan adalah usaha untuk memeroleh bahan mineral

    berharga dan penting bagi manusia yang berasal dari permukaan ataupun bagian

    dalam bumi yang dapat melalui proses ekstraksi lebih lanjut. Kegiatan pertambangan

    umumnya identik dengan kerusakan lingkungan yang dihasilkannya baik itu berupa

    degradasi sumber air dan tanah, polusi udara hingga pencemaran yang terjadi akibat

    kebocoran tailing. Namun, tahukah Anda bahwa Hal itu saya rasa tidak berlaku untuk

    tambang Batu hijau ? Ya, Batu Hijau adalah salah satu lahan tambang terbesar yang

    memiliki program pengelolaan lingkungan paling baik di Indonesia bahkan dapat

    dikatakan di tingkat dunia.

    Batu Hijau adalah kawasan pertambangan yang dimiliki oleh PT Newmont Nusa

    Tenggara atau PTNNT. Pantaslah jika kawasan Batu Hijau memiliki sistem tata

    lingkungan yang baik karena salah satu misi PTNNT adalah menjadi perusahaan

    tambang yang terdepan dalam bidang perlindungan lingkungan. PT Newmont Nusa

    Tenggara memiliki keyakinan bahwa sistem pengelolaan yang disertai tata kerja

    lingkungan yang baik akan mampu mewujudkan perusahaan yang efektif dan sukses

    sesuai dengan visi PTNNT itu sendiri.

    PTNNT telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan(SML) ISO 14001

    yang merupakan komitmen terhadap setiap operasi dan fasilitas tambang Newmont di

    wilayah Asia Pasifik. SML ini merupakan bagian dari kegiatan operasi yang terdiri dari

    pengelolaan hidrokarbon, bahan kimia, batuan sisa hingga pengelolaan limbah dan air

    dan masih banyak lagi yang kesemuanya dianggap mampu membuat PTNNT

    mewujudkan komitmennya.

    Namun, dari berbagai strategi pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan

    PTNNT , saya merasakan ada satu hal yang kurang karena semua metode yang

    dilakukan masih menitikberatkan pada teknik secara fisika dan kimia. Padahal di

    masa sekarang, kegiatan pertambangan yang berbasis pengelolaan lingkungan

    secara berkelanjutan sudah dapat dilakukan dengan pendekatan biologis untuk

    mewujudkan penerapan dari Green Technology atau Teknologi Hijau.

    Melalui artikel ini saya hendak memberikan gambaran mengenai salah satu

    pendekatan secara biologis yang dapat meningkatkan teknologi pertambangan untuk

    mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan yakni dengan menggunakan

    mikroorganisme berupa bakteri yang dapat memecah material batuan dan

    mengekstraksi mineral dari bijihnya maupun tailing sisa peleburan batuan tambang

    sehingga dapat diperoleh peningkatan keuntungan dan manfaat hasil yang lebih besar

    dibanding teknologi pertambangan konvensional. Teknologi ini disebut Biomining.

    Definisi Biomining secara utuh adalah proses ekstraksi mineral berharga dari

    http://www.kompas.com/http://cetak.kompas.com/http://epaper.kompas.com/http://www.kompas.tv/http://bola.kompas.com/http://entertainment.kompas.com/http://tekno.kompas.com/http://otomotif.kompas.com/http://female.kompas.com/http://health.kompas.com/http://properti.kompas.com/http://www.urbanesia.com/http://www.kompasimages.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/channel/peristiwahttp://www.kompasiana.com/channel/polhukamhttp://www.kompasiana.com/channel/humaniorahttp://ekonomi.kompasiana.com/http://hiburan.kompasiana.com/http://olahraga.kompasiana.com/http://lifestyle.kompasiana.com/http://wisata.kompasiana.com/http://kesehatan.kompasiana.com/http://teknologi.kompasiana.com/http://media.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/channel/mudahttp://green.kompasiana.com/http://jakarta.kompasiana.com/http://fiksiana.kompasiana.com/http://freez.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/ratna.ekahttp://www.kompasiana.com/dashboard/message/ratna.ekahttp://www.kompasiana.com/homehttp://teknologi.kompasiana.com/http://teknologi.kompasiana.com/terapanhttp://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=13973__zoneid=0__cb={random}__oadest=http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2013/12/03/indonesia-negara-mayoritas-muslim-perlu-belajar-kepada-thailand-soal-pangan-halal-613523.htmlhttp://www.kompasiana.com/Ilyanihttp://www.kompasiana.com/signuphttp://www.kompasiana.com/loginhttp://hukum.kompasiana.com/2014/03/03/pembakar-lahan-dapat-dipenjara-15-tahun-denda-5-milyar-636030.htmlhttp://sosok.kompasiana.com/2014/03/03/sely-martini-aktivis-antikorupsi-indonesia-raih-honesty-oscars-2014-636907.htmlhttp://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/03/03/rs-mewah-ini-tidak-berfungsi-karena-terkait-angelina-sondakh-mengkritisi-sitaan-kpkkejaksaan-636046.htmlhttp://jakarta.kompasiana.com/layanan-publik/2014/03/03/ingin-tahu-jakarta-di-tahun-2030-datanglah-ke-jakarta-city-planning-gallery-636035.htmlhttp://www.kompasiana.com/posts/type/raport/http://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=CD9_BN0gVU4r4D4G28gXeuYLABfGDle8DqdD2i40BiOTezTQQASDK1uMfUMz_2Z0EYOmCgIDkDcgBA6kCzTbzL5lpqj6oAwHIA8EEqgTLAU_Q6p2hYIzytvBRbaPHgv7tGvRxrByEg7buFDCDKko-w_DUlBM3VKcuNHewkncqokTgMhPw1SCJCe-iSgF2HhSDjPOQrjgUwgY0FPKGCmwC5Q45WTggwUGmirsGc8tKBrZ1zTx-1l1_GTYHaRIv_hNAdLWShb6quRrY26tuEIQBk7NuelZLCbpYkh8FYl4I_wi_CvS3C-cqy6Tzthm5Evtyr-HjVtysKQlGWEyTsasQecf3mAg0A02YkMY-rqpYDjxEqNhTpkNXHv4ToAYDgAfh768i&num=1&sig=AOD64_2nnZN9cmd8aiWtCeMZPGhGvrDVCQ&client=ca-pub-7784034061253020&adurl=http://berniaga.com/Indonesia/Mobil-1020/%3Fxtor%3DSEC-8284-GOO-%5Bgcn_business%5D-%5B300x250-newmedium-rectangle-gif%5D-C-%5B%5D

  • Kompasiana| 24 February 2014 07:16

    TRENDING ARTICLES

    Arief Firhanusa| 3 March 2014 08:48

    Pakde Kartono| 3 March 2014 08:02

    Ifani| 3 March 2014 07:36

    Hanny Setiawan| 3 March 2014 05:53

    Moch Soim| 3 March 2014 05:43

    INDEX

    INFO & PENGUMUMAN KONTAK KOMPASIANA

    Mandiri e-Cash Blog

    Competition

    Syahwat Musik Ahmad Dhani di

    Indonesian Idol

    Kebodohan Wamen Denny

    Indrayana

    Wawan Sekali Pesta 200 Juta

    Air Kemasan Haram, Bagaimana

    dengan AFTA

    Menunggu Hancurnya Dahlan

    Andai Jadi Presiden, Apa yang Kamu

    Inilah Pemenang Kompetisi Blog

    Mandiri e-Cash Blog Competition

    Sely Martini, Aktivis Antikorupsi Indonesia, RaihHonesty

    Teruntuk Indonesiaku (Dalam 3 Waktu)

    Tujuan

    Ngarep

    Pesta Demokrasi Jalan Menuju Korupsi danSolusinya

    Ketika Air Kobokan Masuk ke Gelas

    Si Jalak: Petisi Jelata Kota

    Air Kemasan Haram, Bagaimana dengan AFTA2015?

    Ratapan Mobil Korupsi

    Kepala Berkerudung, Pikiran Harus Tetap Terbuka

    Subscribe and Follow Kompasiana:

    bijihnya ataupun dari sisa tailing pertambangan dengan menggunakan bantuan

    mikroorganisme khususnya bakteri. Biomining ini merupakan teknologi yang efektif

    sekaligus ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk menambang logam maupun

    material berharga.

    Biomining ini merupakan penerapan dari proses bioleaching dan/atau

    biooksidasi. Keduanya memberikan pengertian berupa konversi mineral/logam yang

    berasal dari bijih mineralnya (ores) menjadi bentuk yang lebih larut dalam air

    (bioleaching) ataupun dalam wujud residu berupa padatan (biooksidasi) yang

    diaplikasikan dalam skala operasi yang lebih besar oleh industri pertambangan.

    Dalam kegiatan industri pertambangan, Biomining ini dapat digunakan untuk

    memeroleh berbagai logam mineral seperti seng (Zn), kobalt (Co), tembaga (Cu),

    Emas (Au) dan masih banyak lagi. Namun dalam artikel ini saya akan lebih fokus

    membahas tentang penerapan Biomining untuk memeroleh logam tembaga (Cu) dan

    emas (Au) yang menggunakan bijih kualitas rendah (Low grade ores) maupun tailing

    sisa untuk mendapatkan persen hasil logam yang lebih banyak dibandingkan dengan

    menggunakan teknik tambang konvensional

    Biomining pada Tembaga

    Teknologi Biomining untuk memeroleh tembaga menggunakan prinsip dari

    proses bioleaching yang mengubah bijih tembaga yang umumnya berbentuk tembaga

    sulfida tak larut menjadi bentuk tembaga sulfat yang lebih larut dalam air. Proses ini

    bertujuan untuk menciptakan kondisi asam dari senyawa sulfur yang tereduksi

    sehingga dapat menghasilkan logam terlarut tembaga yang diinginkan untuk diproses

    lebih lanjut dalam proses smelting. Mikroba yang digunakan adalah bakteri

    Acidithiobacillus ferrooxidans yang secara alami hidup dan terdapat di dalam bijih

    mineral hasil tambang dan melalui biomining populasi bakteri tersebut ditingkatkan dan

    digunakan dalam reaksi berbasis microbial leaching.

    .

    Proses reaksi utama pada bioleaching pada tembaga dimulai ketika terjadi

    oksidasi spontan dari sulfida oleh ion Fe(III) yang dihasilkan dari proses oksidasi ion

    Fe(II) oleh bakteri A. ferrooxidans. Fe(II) yang dioksidasi oleh bakteri ini terkandung

    secara alami dalam bijih tembaga. Reaksi oksidasi spontan CuS dengan ion Fe(III)

    berlangsung dalam kondsi anaerob (tidak ada O2) sehingga dihasilkan ion Cu(II) serta

    ion Fe(II) pada akhir reaksinya. Efisiensi dari proses leaching ini dapat dilakukan

    dengan menggunakan tempat pembuangan seperti kolam besar yang dalam untuk

    menciptakan kondisi anoksigenik.

    Proses berikutnya adalah tahapan yang disebut Metal Recovery dari Ion Cu(II)

    yang terbentuk dari reaksi awal. Potongan besi (scrap steel ion) atau (Fe0)

    ditambahkan ke dalam kolam pengendapan untuk memeroleh kembali tembaga dari

    cairan leaching melalui proses reaksi kimia sebagaimana yang ditunjukkan dalam

    gambar 1 sehingga dihasilkan mineral tembaga yang lebih murni (Cu0). Selain itu

    TERAKTUAL

    INSPIRATIF

    BERMANFAAT

    MENARIK

    http://www.kompasiana.com/kompasianahttp://blog.kompasiana.com/2014/02/24/mandiri-e-cash-blog-competition-kemudahan-belanja-dan-bertransaksi-634303.htmlhttp://hiburan.kompasiana.com/musik/2014/03/03/syahwat-musik-ahmad-dhani-di-indonesian-idol-638983.htmlhttp://hukum.kompasiana.com/2014/03/03/kebodohan-wamen-denny-indrayana-635955.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/wawan-sekali-pesta-200-juta-636814.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/air-kemasan-haram-bagaimana-dengan-afta-2015-636803.htmlhttp://sosok.kompasiana.com/2014/03/03/menunggu-hancurnya-dahlan-iskan-636802.htmlhttp://blog.kompasiana.com/2014/03/01/andai-jadi-presiden-apa-yang-kamu-lakukan-untuk-melestarikan-hutan-635515.htmlhttp://blog.kompasiana.com/2014/02/25/inilah-pemenang-kompetisi-blog-kemenparekraf-indonesia-travel-634607.htmlhttp://blog.kompasiana.com/2014/02/24/mandiri-e-cash-blog-competition-kemudahan-belanja-dan-bertransaksi-634303.htmlhttp://sosok.kompasiana.com/2014/03/03/sely-martini-aktivis-antikorupsi-indonesia-raih-honesty-oscars-2014-636907.htmlhttp://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/03/03/teruntuk-indonesiaku-dalam-3-waktu-639054.htmlhttp://filsafat.kompasiana.com/2014/03/03/tujuan--635993.htmlhttp://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/03/03/ngarep-636879.htmlhttp://politik.kompasiana.com/2014/03/03/pesta-demokrasi-jalan-menuju-korupsi-dan-solusinya-638996.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2014/03/03/ketika-air-kobokan-masuk-ke-gelas--635905.htmlhttp://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/03/03/si-jalak-petisi-jelata-kota-638956.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/air-kemasan-haram-bagaimana-dengan-afta-2015-636803.htmlhttp://fiksi.kompasiana.com/puisi/2014/03/03/ratapan-mobil-korupsi-639079.htmlhttp://sosbud.kompasiana.com/2014/03/03/kepala-berkerudung-pikiran-harus-tetap-terbuka-636039.htmlhttps://www.facebook.com/KOMPASIANAcomhttps://www.twitter.com/kompasianahttp://www.kompasiana.com/feedhttp://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=14257__zoneid=1025__cb=03133048fe__oadest=http%3A%2F%2Fwww.urbanesia.com

  • reaksi ini menghasilkan larutan kaya ion Fe(II) yang selanjutnya akan dipompa kembali

    menuju kolam oksidasi yang tidak terlalu dalam untuk selanjutnya dioksidasi kembali

    menjadi ion Fe(III) oleh bakteri pengoksidasi besi. Larutan asam yang mengandung ion

    Fe (III) ini lalu dipompa kembali kebagian atas pengumpulan untuk selanjutnya ion

    Fe(III) ini digunakan mengoksidasi kembali CuS untuk menghasilkan logam tembaga

    yang lebih larut dalam air.

    Kolam leaching yang digunakan dalam proses bimining tembaga ini juga diatur

    sedemikian rupa mengalami kenaikan temperatur pada tiap prosesnya yang juga

    memengaruhi jenis populasi mikroba yang berperan untuk mengoksidasi besi (ion

    Fe(II)). Dimulai dari A. ferrooxidans yang aktif mengoksidasi dan hidup pada kisaran

    suhu 30 oC, kemudian pada suhu yang lebih tinggi digantikan oleh Leptospirilum

    ferrooxidans dan Sulfobacillus, lalu pada suhu 60-80 oC proses oksidasi besi

    dilakukan oleh Arkea (Organisme yang hidup dalam lingkungan ekstrim dan berbeda

    dengan bakteri) seperti Sulfolobus.

    Biomining pada Emas

    Selain tembaga, salah satu mineral berharga yang menjadi komoditi utama

    dalam industri pertambangan adalah emas seperti yang dilakukan oleh PTNNT yang

    merupakan perusahaan tambang yang fokus terhadap penambangan emas dan

    tembaga. Emas dalam bahasa latin atau dalam bentuk mineralnya disebut Au dapat

    diperoleh kembali dari bijihnya dengan cara melarutkannya dengan larutan sianida. Di

    dalam bijih atau yang biasa disebut refraktori, partikel-partikel emas biasanya tertutupi

    oleh sulfida tak larut. Kemudian melalui proses yang didasarkan pada prinsip

    biooksidasi, bakteri akan mengoksidasi sulfida yang menutupi mikropartikel emas

    dalam bijih maupun konsentratnya.

    Pada tahap pertama, bakteri berperan dalam mempercepat proses pemecahan

    mineral arsenopirit (FeAsS) pada bijih yang mengandung deposit emas. Bakteri

    pengoksidasi ini adalah bakteri A. ferrooxidans yang akan mengoksidasi sulfur dan ion

    logam arsen (As) ke tingkat oksidasi yang lebih tinggi melalui proses reduksi oksigen

    oleh H2 dan ion Fe (III). Proses ini terjadi di membran sel bakteri A. ferrooxidans

    tersebut.

    Pada tahap kedua, bakteri kemudian mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+

    (dengan mereduksi O2). Lalu logam emas akan dioksidasi ke tingkat yang lebih tinggi

    dari yang semula memiliki bilangan oksidasi 3 (Au3+) menjadi 5 (Au5+) dan terlepas

    menjadi mineral bebas Au dengan menggunakan elektron yang diperoleh dari hasil

    reduksi kembali Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga siklus akan berlanjut dan Fe2+ ini

    dioksidasi kembali.

    Emas atau Au yang sudah terlepas ini berikutnya akan dikomplekskan dengan

    larutan sianida (CN-) dengan menggnakan metode tradisional untuk memeroleh emas

    murni. Namun tidak seperti proses leaching pada tembaga yang menggunakan kolam

    atau dump yang besar, proses leaching pada emas ini dilakukan dalam tangki

    bioeaktor kecil. Proses perolehan kembali mineral emas (Recovery) dengan

    menggunakan Biomining ini akan meningkatkan hasil emas yang diperoleh hingga

    mencapai lebih dari 95%. Selain itu efek toksik dari residu As dan CN- yang dihasilkan

    dalam proses penambangan akan dihilangkan di dalam bioreaktor leaching emas

    Arsen atau As akan dihilangkan dalam bentuk endapan bersama besi

    sedangkan CN- dihilangkan melalui oksidasi bakteri yang pada proses akhirnya akan

    menghasilkan CO2 dan urea melalui proses perolehan kembali mineral Au lebih lanjut.

    Bioreaktor mikroba skala kecil seperti yang digunakan dalam Biomining emas ini telah

    cukup populer di beberapa negara seperti di Ghana, Afrika (gambar 2) karena

    merupakan teknologi penambangan emas yang lebih ramah lingkungan.

  • Penggunaan teknologi Biomining ini menjadi sangat beralasan dan dapat

    menjadi sebuah alternatif karena saat ini bijih mineral berharga yang berkualitas tinggi

    sudah berkurang secara drastis akibat tingginya permintaan dunia terhadap logam dan

    mineral, khususnya tembaga dan emas. Hal ini menyebabkan hanya tersisa bijih

    kualitas rendah yang untuk mengolahnya diperlukan energi tinggi dan bahan baku yang

    memakan biaya tinggi jika menggunakan teknik tambang konvensional. Selain itu

    terdapat biaya lingkungan tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tambang

    akibat tingginya polusi udara berupa emisi gas SO2 yang berbahaya akibat kegiatan

    pertambangan. Ditambah pula dengan semakin ketatnya standar lingkungan yang

    mengatur tentang tata kelola limbah berbahaya hasil kegiatan pertambangan akan

    menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tambang terhadap

    perlindungan lingkungan semakin tinggi.

    Kelebihan Biomining dibanding teknik penambangan konvensional maupun

    tradisional yang biasa digunakan yang paling utama adalah mampu menghasilkan

    mineral dari bijih mineral kualitas rendah maupun sisa tailing penambangan sekalipun

    dengan hasil yang lebih banyak secara signifikan. Biomining yang diterapkan untuk

    memeroleh mineral tembaga dan emas juga memberikan manfaat berupa cara

    pengoperasian yang mudah, hanya membutuhkan sedikit bahan baku (low capital),

    minim biaya operasi, memerlukan waktu konstruksi infrastruktur pertambangan yang

    lebih singkat, menghasilkan tailing yang jauh lebih tidak aktif secara kimiawi sehingga

    tidak berbahaya terhadap lingkungan, mengurangsi emisi gas berbahaya yang dapat

    menyebabkan polusi dan hujan asam, serta biaya yang jauh lebih murah dalam

    perawatan karena hanya berupa biaya pemberian nutrisi yang berguna untuk

    pertumbuhan mikroba di dalam tangki bioreaktor ataupun dump/kolam leaching

    dibanding dengan biaya yang dikeluarkan dari proses pirometalurgi secara

    konvensional.

    Secara ekonomis, industri tambang yang menerapkan teknologi Biomining ini

    akan mendapatkan keuntungan berupa efisiensi biaya produksi karena hanya

    membutuhkan infrastruktur yang lebih sedikit serta membutuhkan sedikit tenaga kerja

    dengan sedikit keluaran biaya lingkungan atau environmental cost karena hanya

    menghasilkan emisi gas B3 yang lebih rendah dan tailing yang lebih bersih.

    Pada akhirnya, tidak dapat diragukan lagi bahwa Biomining merupakan salah

    satu terobosan Green Technology yang mampu menghasilkan dan mengekstraksi

    logam atau mineral berharga dengan meminimalkan efek buruk yang dihasilkan

    terhadap lingkungan. Semakin menipisnya kandungan bijih mineral kualitas tinggi pada

    bumi, memberikan konsekuensi bahwa cara paling ekonomis untuk tetap memeroleh

    mineral berharga yang penting adalah dengan menggunakan bijih kualitas rendah yang

    jumlahnya masih cukup melimpah ataupun tailing sisa pertambangan. Proses fisika-

    kimia atau yang biasa disebut pirometaurgi dan teknologi tambang konvensional

    haruslah diakui tidak lagi efektif akibat biaya yang mahal, energi yang diperlukan dan

    polusi yang dihasilkan sedangkan Biomining adalah jawaban yang tepat untuk

    meningkatkan hasil tambang seperti emas maupun tembaga hingga mencapai nilai

    dua kali lipat dari hasil pertambangan biasa dan sudah dapat diterapkan dalam

    berbagai kegiatan industri pertambangan yang memerhatikan pengelolaan lingkungan

    di dalam sistemnya seperti PTNNT. Jadi, apakah PTNNT seharusnya juga sudah mulai

    memikirkan dan mau menerapkan Biomining dalam kegiatan pertambangannya ?

    Menurut saya jawabannya adalah Ya.

    Sumber :

    Appanna, V., Lemire, J., Hnatiuk, R. 2013. Biomining A Green Technology to Mine Valuable Metals.

  • 2008-2011

    About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us | Kompasiana Toolbar

    Tags: biomining new montnusatenggara smbootcamp

    Siapa yang menilai tulisan ini?

    3 January 2014 06:27:59

    wah, tulisannya sudah bagus, tapi mungkin kalau orang awam yang baca agakkebingungan dengan istilah2nya..

    0 Balas

    Laporkan Komentar

    Riza A

    14 January 2014 03:41:40

    Bagus tulisannya, jangan sungkan2 mampir ke esaiku ya:http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/27/good-mining-practice-pt-newmont-nusa-tenggara-ptnnt-menepis-stigma-negatif-industri-pertambangan-620148.html

    0 Balas

    Laporkan Komentar

    Casmudi

    Submit Cancel

    Tweet 18

    erwansaripudin

    Bermanfaat

    Canada : Departement of Chemistry Laurentian University of Sudbury.

    Devasia, P. dan Natarajan, K. A. 2004. Bacterial Leaching : Biotechnology in the Mining Industry. NewDelhi : Resonance Press.

    Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., Clark, D.P. 2012. Brock Microbiology of Microorganism.San Fransisco : Pearson Benjamin cummings. Hal : 710

    Siddiqui, M.H., Kumar, A., Kesari, K. K., Arif, J.M. 2009. Biomining - A Useful Approach Toward MetalExtraction. American-Eurasian Journal of Agronomy, 2(2) : 84-88.

    Willey, J.M., Sherwood, L.M., Woolverton, C.J. 2008. Prescott, Harley and Kleins Microbiology 7thEdition. New York : McGraw-Hill Companies. Hal : 1101

    Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasianamenjadi tanggung jawab Penulis.

    KOMENTAR BERDASARKAN : TANGGAL

    Tulis Tanggapan Anda

    48Recommend

    Lowongan Kerja Terbaruwww.berniaga.com/lowongan-kerja

    Ribuan Lowongan Kerja Dibuka Gaji Menarik, Asuransi Terjamin

    Laporkan Tanggapi

    1

    http://kompas.com/http://www.kompasiana.com/abouthttp://www.kompasiana.com/termhttp://www.kompasiana.com/helphttp://www.kompasiana.com/help/faqhttp://www.kompasiana.com/help/contactushttps://s3.amazonaws.com/com.alexa.toolbar/atbp/lr4ge_/download/index.htmhttp://www.kompasiana.com/feedhttp://www.kompasiana.com/posts/tags/biomininghttp://www.kompasiana.com/posts/tags/newmontnusatenggarahttp://www.kompasiana.com/posts/tags/smbootcamphttp://www.kompasiana.com/Riza.Ahttp://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/27/good-mining-practice-pt-newmont-nusa-tenggara-ptnnt-menepis-stigma-negatif-industri-pertambangan-620148.htmlhttp://www.kompasiana.com/Casmudihttps://twitter.com/intent/tweet?original_referer=http%3A%2F%2Fteknologi.kompasiana.com%2Fterapan%2F2014%2F01%2F02%2Fbiomining-ekstraksi-bahan-tambang-menggunakan-bakteri-624834.html&related=kompasiana%3Akompasiana%2Ckompascom%3Akompascom&text=Biomining%20%3A%20Ekstraksi%20Bahan%20Tambang%20Menggunakan%20Bakteri&tw_p=tweetbutton&url=http%3A%2F%2Fkom.ps%2FAFdvug&via=kompasianahttp://twitter.com/search?q=http%3A%2F%2Fteknologi.kompasiana.com%2Fterapan%2F2014%2F01%2F02%2Fbiomining-ekstraksi-bahan-tambang-menggunakan-bakteri-624834.htmlhttp://www.kompasiana.com/erwan_saripudinhttp://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=CYDYONUgVU9OMJcyq8gXEn4LADMHW89ADkf7NpGqhrZmLjQEQASCqluEWUOrWqDtg6YKAgOQNyAEBqQIrwnnv32WqPqgDAcgDwwSqBMQBT9Dskd_E15DsHYXuxfO3562e-TKGcKsYYXSRVa8mb0iIsr3-PQ98RcudiX3iV2f724tCimMfM125GBem9UVTLgZPyQNEDuqW_GENseH_hiIMIpFsNxmmrStoDbUlb6Rw-uuxT9lEN50daz2fgXfOcii70efCh3zvP2MUFHupjKojhpqCinErp18V6zV8O_TELu5PoWcZJk_iTryQLKz6tKy0npOKFBRw4MwOtOqQ7jolrV-4d5frtytUZLRxo2W4Wli91IAH4e-vIg&num=1&sig=AOD64_3jzEbB9QgKCwmGmNYf-hdlWnqKKA&client=ca-pub-9012468469771973&adurl=http://berniaga.com/Indonesia/Lowongan-tersedia-7020/%3Fxtor%3DSEC-2110-GOO-%5Bgcn_Lowongan%5D-%5B3%5D-C-%5Binvestasi%2520emas%5Dhttp://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=CYDYONUgVU9OMJcyq8gXEn4LADMHW89ADkf7NpGqhrZmLjQEQASCqluEWUOrWqDtg6YKAgOQNyAEBqQIrwnnv32WqPqgDAcgDwwSqBMQBT9Dskd_E15DsHYXuxfO3562e-TKGcKsYYXSRVa8mb0iIsr3-PQ98RcudiX3iV2f724tCimMfM125GBem9UVTLgZPyQNEDuqW_GENseH_hiIMIpFsNxmmrStoDbUlb6Rw-uuxT9lEN50daz2fgXfOcii70efCh3zvP2MUFHupjKojhpqCinErp18V6zV8O_TELu5PoWcZJk_iTryQLKz6tKy0npOKFBRw4MwOtOqQ7jolrV-4d5frtytUZLRxo2W4Wli91IAH4e-vIg&num=1&sig=AOD64_3jzEbB9QgKCwmGmNYf-hdlWnqKKA&client=ca-pub-9012468469771973&adurl=http://berniaga.com/Indonesia/Lowongan-tersedia-7020/%3Fxtor%3DSEC-2110-GOO-%5Bgcn_Lowongan%5D-%5B3%5D-C-%5Binvestasi%2520emas%5D