Biomekanika Gerak_P. Purwito
-
Upload
annisa-sahabatku-kekasihku -
Category
Documents
-
view
135 -
download
7
Transcript of Biomekanika Gerak_P. Purwito
Hand Out
FISIKA KEDOKTERAN
Biomekanika
FK Unissula
Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Jl.Raya Kaligawe Km.4 Semarang
1. Tabel Turunan Satuan Internasional
Kuantitas Satuan Singkatan Dimensi
- Gaya
- Tekanan
- Energi
- Tenaga
- Torque
- Eklectric Charge
- Potensial listrik
- Tahanan listrik
- Kapasitas
- Induktan
- Fluks magnetis
- Intensitasmagneti
s
- Frekwensi
- Disintegrasi rate
- Dosis Absorpsi
Newton
Pascal
Youle
Watt
Meter-Newton
Coulomb
Volt
Ohm
Farad
Henry
Weber
Testla
Hertz
Becquerel
Gray
N
Pa =N/m2
J
W
mN
C
V,J/c
R ( V/A )
F,C/V,C2/J
H,J/A2, sec
Wb, J/A, Vsec
T,Wb/m2,Vsec/m2
Hz
Bq
Gy, J/Kg
Kg m/sec2
Kg/m sec2
Kgm2/sec2
Kgm2/sec3
Kgm2/sec2
A sec.
Kgm2/sec3 A
Kgm2/sec3A2
Sec4A2/Kgm2
Kgm2/sec2A
Kg2/sec2A
Kg/sec2A
sec-1
sec-1
m2/sec2
Dalam bidang kedokteran sistem SI, maupun turunan sistem SI tidak
semua dipergunakan masih banyak mempergunakan sistem non SI (lihat tabel di
bawah ini).
2. Tabel Non SI
3. Di bawah ini disajikan data standar manusia yang menggunakan sistem satuan
Internasional, turunan SI dan non SI.
Umur 30 tahun
- Berat badan
- Tinggi badan
- Massa
- Luas permukaan
- Temperatur tubuh
- Temperatur panas
- Kapasitas panas
690 N (154 Lb)
172 cm
70 kg
1,85 m2
37,0oC
34,0oC
0,86 Kcal/Kg C
Kuantitas Satuan Singkata
n
Massa
Panjang
Volume
Waktu
Gaya
Energi
Tenaga
Tekanan
Temperatur
Gram
foot, centimeter
Liter
Menit
Dyne
Pound force
Kalori
Kilokalori
Kilokalori/menit
Pound/inch2
Millimeter merkuri
Sentimeter air
Atmosfir
Fahrenheit
Celsius
g
ft, Cm
-
min
-
Lbf
Cal
Kcal
Kcal/min
Psi
mm Hg
Cm H2O
atm
F
C
-Basal metabolisme
- Kebutuhan O2
- Produksi CO2
- Volume darah
- Cardiac output
- Tekanan darah
- Heart rate
- Totallung capacity
- Vital capacity
- Dead space
- Breathing rate
- Muscle mass
- Fat mass
- dan sebagainya
38 Kcal/m2 hr
260 ml/ min
208 ml/min
5,2 liter
5 liter/menit
120/80 mm Hg
70 beat/min
6 liter
4,8 liter
0,5 liter
0,15 liter
30.000 g (43% dari massa badan)
10.000 g (14% dari massa badan)
4. HUKUM DASAR DALAM BIOMEKANIKA
Hukum dasar yang dirumuskan oleh Isaac Newton (1643 – 1727) untuk
mempelajari gerakan mekanik pada manusia dan hewan.
Newton mula-mula mengembangkan hukum gerakan dan menjelaskan
gaya tarik gravitasi anatara dua benda.
Hukum Newton sangat memadai dan banyak penggunaannya di dalam
bidang astronomi, geologi, biomekanik dan tehnik. Ada 3 hukum dasar mekanika
yang dicetuskan oleh Newton yaitu :
1. Hukum Newton pertama.
2. Hukum Newton kedua.
3. Hukum Newton ketiga.
4. Hukum Newton keempat (Tarik menarik 2 benda)
4.1. HUKUM NEWTON PERTAMA
Hukum Newton ini disebut pula hukum intersia (= hukum kelembaman).
“setiap obyek berlangsung dalam keadaan istirahat, atau gerakan yang sama
pada suatu garis lurus. Kecuali benda itu dipaksa untuk berubah keadaan oleh
gaya yang bekerja padanya.”
Hukum Newton pertama ini dipakai untuk mengukur suatu pengamatan.
4.2. HUKUM NEWTON KEDUA
Apabila ada gaya bekerja pada suatu benda maka benda akan
mengalami suatu percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya. Percepatan
(a) dan gaya (F) adalah sebanding dalam besaran. Apabila kedua besaran ini
sebanding maka salah satu adalah sama dengan hasil perkalian bilangan
konstan dirumuskan :
F = m . a
m = massa benda atau massa inisial m dinyatakan 1 kg massa
a = Percepatan
F = gaya dalam N (Newton)
Massa benda berlainan dengan berat benda, massa benda adalah kuantitas
skalar sedangkan berat benda adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda
tersebut dan merupakan kuantitas vector (Fg = gaya grafitasi, Fg, = m . g).
4.3. HUKUM NEWTON KETIGA
Bilamana suatu benda A memberi gaya F pada suatu benda B, pada
waktu bersamaan benda B memberi gaya R pada benda A; gaya R sama
dengan gaya F tetapi mempunyai arah berlawanan (lihat gambar). Gb.1 dikutip
dari J.G.P. William & P.N.Sperryn“Sport Medicine”, 1979, Hal. 1111
Hasil pengamatan Newton ini disimpulkan sebagai hukum Newton ketiga yang
berbunyi sebagai berikut : “ Untuk setiap aksi, selalu ada reaksi yang arahnya
berlawanan”
5. GAYA PADA TUBUH DAN DI DALAM TUBUH
Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan ada gaya berada di dalam tubuh
kita sendiri. Gaya yang bekerja pada tubuh ini dapat diketahui apabila kita
menabrak suatu objek.
Sedangkan gaya yang berada dalam tubuh, sering-sering tidak kita
ketahui, pada hal gaya itu ada, misalnya gaya otot yang menyebabkan
mengalirnya darah dan paru-paru yang memperoleh udara.
Newton telah membuat hukum gravitasi secara universal yang
merupakan dasar asal mula gaya yang dikenal dengan gaya gravitasi.
1. Hukum ini merupakan gaya tarik antara 2 benda, misalnya
Berat badan, ini merupakan gaya tarik bumi terhadap badan kita
Varises pada vena merupakan gaya tarik bumi terhadap aliran darah
yang mengalir secara berlawanan.
2. Gaya listrik yaitu gaya antara elektron dan proton pada atom hydrogen.
3. Gaya inti kuat yang dihasilkan oleh proton
4. Gaya inti lemah yang dihasilkan elektron (beta) dari inti atom.
Apabila ditinjau dari segi statis dan dinamisnya tubuh manusia maka gaya
yang bekerja pada tubuh manusia ini dibagi alam 2 tipe yaitu :
1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis.
R
A
B
F
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
5.1. GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN STATIS
Tubuh dalam keadaan statis/stasioner berarti
1. Objek/tubuh dalam keadaan setimbang berarti pula jumlah gaya dalam
segala arah sama dengan nol,
2. Jumlah momen gaya terhadap sumbu juga sama dengan nol.
3. Sistem otot dan tulang dari tubuh manusia bekerja sebagai pengumpil.
Ada 3 macam sistem pengumpul yang bekerja dalam tubuh manusia yaitu :
a. Klas pertama sistem pengumpil.
Titik tumpuan terletak di antara gaya berat dan gaya otot.
Gb. 2 Dikutip dari John R. Cameron
and
James G. Skofronick “Medical
Physics”
1978, Hal 17
b. Klas kedua sistem pengumpil
Gaya berat di antara titik tumpuan dan gaya otot.
O = Titik tumpuan
W = Gaya berat
M = Gaya otot
Gb. 3 Dikutip dari John R. Cameron and
James G. Skofronick “Medical Physics”
1978, Hal 17
c. Klas ketiga sistem pengumpil
Gaya otot terletak di antara titik tumpuan dan gaya berat
Gb. 4 Dikutip dari John R. Cameron and
James G. Skofronick “Medical Physics”
1978, Hal 17
Dari ketiga klas ini, maka klas ketiga sistem pengumpil ini yang terumum,
kemudian klas kedua dan klas pertama.
Beberapa contoh :
O = Titik tumpuan
W = Gaya berat
M = Gaya otot
O = Titik tumpuan
W = Gaya berat
M = Gaya otot
1.
Gb. 4a Dikutip dari John R. Cameron and James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Hal 18
2. Apabila lengan depan membuat sudut terhadap bidang horizontal.
R = Gaya reaksi humerus terhadap ulna
M = Gaya otot
W = Gaya berat
Cg = Titik tengah gravitasi (titik pusat
gravitasi)
Gb. 5 (a) Sistem tulang dan otot Gb. 5 (b) Arah gaya dan dimeensiGb. 4a Dikutip dari John R. Cameron and James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Hal 193. Tarikan otot deltoideus.
Keuntungan Mekanik
Keuntungan mekanik didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya otot dan gaya berat.
Keuntungan makanik (K.M) =
Oleh karena momen gaya terhadap titik lampu = 0 maka
6. ANALISA GAYA DAN KEGUNAAN KLINIK
Gaya yang bekerja pada suatu benda/tubuh manusia bisa gaya vertikal, gaya
horisontal dan gaya bentuk sudut dengan bidang horisontal atau vertikal.
GAYA VERTIKAL
Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka
orang tersebut memberi gaya di atas benda tersebut,
sedangkan benda tersebut akan memberi gaya reaksi
yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan orang
itu. Peristiwa ini merupakan hukum Newton ketiga. (aksi
sama dengan reaksi).
PENGGUNAAN KLINIK
Pada traksi tulang ini berat pemberat sebesar
Gb. 12. Traksi leher
Dikutip dari Alan H. Cromer “Physics for the
Life Sciences” McGraw-Hill Inc, 1977, hlm. 25.
Pada traksi kulit ini berat pemberat sebesar 1/10 x BB; traksi kulit hanya
diperuntukkan bagi anak-anak kurang dari 12 tahun.
GAYA YANG MEMBENTUK SUDUT
Di sini gaya tarikan membentuk sudut dengan garis horisontal atau garis vertikal.
F = gaya tarikF1 dan F2 adalah hasil
Gb. 15.Dikutip dari Alan H. Cromer “Physics” for the Life Sciences” McGraw-Hill Inc, 1977, hlm, .18.
Tiga buah gaya yang bekerja pada titik 0.
Contoh penggunaan klinik.
Sebuah objek ditarik dengan dua gaya. Tarikan
demikian dapat digambarkan sebagai berikut.
Gb. 16. Dikutip dari Alan H. Cromer “Physics”
for the Life Sciences” McGraw-Hill Inc, 1977,
hlm, .18.
S = gaya penjumlahan yang merupakan
vektor F1 dan F2.
Gb. 17. Dikutip dari Alan H. Cromer “Physics” for the Life Sciences” McGraw-Hill Inc, 1977, hlm, .18
Gb. 20. Traksi kaki.
Dikutip dari Alan H. Cromer “Physics” for the Life Sciences” McGraw-Hill Inc, 1977, hlm, .38.
7. FISIKA OLAH RAGA
Yang perlu diperhatikan olah ragawan yitu keadaan fisik dan tehnik yang
dikuasai oleh olah ragawan. Keadaan fisik meliputi kesehatan dan postur tubuh;
hal ini akan dibahas dalam mata pelajaran Anatomi, Faal oleh raga atau disiplin
ilmu lainnya. Masalah tehnik meliputi tehnik yang dikuasai serta hal-hal yang
Gb. 19. Traksi kepala
Dikutip dari Alan H. Cromer
“Physics” for the Life
Sciences” McGraw-Hill Inc,
1977, hlm, .37.
berkaitan dengan bidang fisika yaitu mengenai penentuan pusat gravitasi (center
of gravity), momentum dan torsi (tornique).
7.1 PUSAT GRAVITASI TUBUH (CENTER OF GRAVITY OF HUMAS)
Titik yang dipakai gaya gravitasi pada tubuh dikenal sebagai pusat
gravitasi.
Pusat gravitasi ini merupakan bagian dari pusat massa. Penentuan pusat
gravitasi tubuh manusia sangat berguna dalam pemakaiannya yaitu menganalisa
loncat tinggi, gymnastik dan lain-lain aktivitas oleh raga. Tehnik menentukan
pusat gravitasi ada beberapa cara yaitu :
a. Menggantungkan sebuah objek (yang akan ditentukan pusat
gravitasi) pada dua titik yang berbeda.
b. Berdiri di atas sebuah papan dimana kedua ujung papan terletak di
atas timbangan.
c. Metode grafik.
d. Metode analisa.
7.1.a. Menggantungkan objek pada titik yang berbeda.
Sebuah objek yang akan ditentukan pusat gravitasi digantungkan melalui
sebuah titik (P). Pusat gravitasi akan berada di bawah titik gantung (lihat
gambar).
Kemudian objek tersebut digantung melalui titik P1 ; pusat gravitasi akan berada
di bawah titik P1 (lihat gambar).
Dengan mengetahui garis vertikal melalui P dan P1 maka titik pusat gravitasi
dapat dicari dengan mencari titik potong dari kedua garis tersebut.
7.1.b. Berdiri di atas papan yang kedua ujungnya terdapat timbangan
Gb. 22. Suatu metode untuk mencari pusat gravitasi dari tubuh seseorang.
Dikutip dari Joseph W. Kane, Morton M. Sternheim. “Physics” (Formerly Life Science Physics)
John Wiley & Sons Inc, 1978, hlm. 78.
Pada keadaan ini torsi = 0 pada titik P, maka :
X (W1) + (L-X) (W2) = 0
X =
Seseorang yang akan
ditentukan pusat gravitasi
berdiri di atas papan
tersebut, pada timbangan
menunjukkan skala W1
dan W2.
Lakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan memutar posisi subjek 900 dan
subjek ditelentangkan. Dengan demikian akan diperoleh pusat gravitasi.
Dalam melakukan pengukuran massa, besar/luasnya dan pusat gravitasi
terhadap masing-masing segmen (bagian) tubuh sangat sulit dan hasilnya
bervariasi dari satu indi
G3 yang merupakan 1% dari berat badan.
Setelah memperoleh G1 dan G2 dapat ditentukan G4 dan G3 dapat menentukan
G5 yang merupakan pusat grafitasi dari lengan.
Gb. 25. Menghitung pusat grafitasi dari tiap segmen tubuh. Dikutip dari J.G.P. Williams & P.N. Sperryn “Sports Medicine”, 1979, hlm. 122.
7.1.d. Metoda Analisa
Dasar metoda analisa adalah teorema dari Varignon yaitu “jumlah dari
momen suatu gaya dalam kaitan untuk sembarang pole adalah sama dengan
momen gaya dalam Kaitan pola yang sama”.
Gb. 26. Menentukan pusat grafitasi dengan menggunakan metoda analisa. Dikutip dari J.P.G. Williams &
P.N. Sperryn “Sports Medicine”, 1979, hlm. 122.
Menentukan pusat grafitasi tubuh manusia melalui kalkulus bayak memperoleh
kesalahan. Hal ini disebabkan :
1. Pusat grafitasi tidak tepat pada longitudinal.
2. Setiap individu mempunyai mempunyai pusat grfitasi yang berbeda-beda.
3. Sistem biomekanika yang berubah bentuk (semasih ada pergerakan akan
terjadi perubahan posisi dari pusat grafitasi).
Berdasarkan teorema Vaarignon, kita menghitung masing-masing momen gaya
terhadap sumbu X dan Y dengan demikian dapat menentukan pusat gravitasi
tubuh manusia.
Kegunaan pusat gravitasi :
Dengan mengetahui dan dapat menentukan pusat grvitasi sangat
membantu bagi olah ragawan loncat tinggi, lompat jauh. (lihat gambar).
Gb. 27. (a) seseorang dalam persiapan meloncat. Gaya R memberi reaksi terhadap gaya berat.(b)seseorang dalam keadaan melayang.(c)Pergeseran pusat gravitasi sebesar (d + h).
Dikutip dari Joseph W. kane, Morton M. Sternheim. “Physics” (Formerly Life Science Physics).John Wiley & Sons Inc, 1978, hlm. 113.
Gb. 28.Perubahan pusat gravitasi aaakibatadanya perubahan tehnik loncatan.
Dikutip dari J.G.P. Williams & P.N. Sperryn“Sports Medicine” , 1979, hal. 124.
7.2. KESEIMBANGAN
Ada dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan labil dan
keseimbangan stabil.
7.2.a. Keseimbangan labil.
Terjadinya keseimbangan labil disebabkan garis pusat gravitasi jatuh di
luar dasar penyokong dan luas dasar penyokong terlalu kecil. (lihat gambar).
Gb. 29. keseimbangan labil Gb. 30. Dasar penyokong
Gb. 29, 30. Dikutip dari Pauline M. Scott & Claytons. ”Electrotherpy and actinottherapy”
seventh edition, Bailliere Tindal, London.
7.2.b. Keseimbangan stabil.
Keseimbangan setabil dapat tercapai apabila benda dalam kedudukan :
1. Kontak dengan dasar/permukaan pijakan luas.
2. Pusat gravitasi terletak rendah dan garis pusat grvitasi terletak di dalam
benda.
Gb. 31. Efek permukaan pijakan Gb. 32. Pusat gravitasi dekat dengan
terhadap kesetimbangan. permukaan pijakan
Gb. 33. Efek pusat gravitasi terhadap kesetimbangan
Gb.31, 32, 33. Dikutip dari Claytons & Pauline M. Scott. “Electrotherapy and actinotherapy” seventh editions, Bailliere Tindall, London, 1977, hlm. 358.
Keseimbangan tubuh :
Tubuh dalam status setimbang atau balans apabila gaya yang bekerja
padanya saling menindakan dan tubuh tetap dalam keadaan istirahat.
Bilamana ditinjau dari segi pusat gravitasi dan luas kontak, keseimbangan tubuh
bisa tercapai dan ditingkatkan apabila :
a) Letak pusat gravitasi direndahkan misalnya pada posisi duduk atau tidur.
b) Peningkatan luas permukaan penyangga misalnya dalam posisi tidur,
posisi duduk, waktu berjalan, bertinju kedua kaki dilebarkan.
Keseimbangan tubuh dapat dikurangi dengan cara :
a) Meningkatkan pusat gravitasi, dengan cara angkat tangan ke atas,
menjunjung barang diatas kepala.
b) Mengurangi dasar permukaan penyangga dengan cara menjinjit atau
berdiri dengan satu kaki.
7. 3. MOMENTUM
Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi tabrakan, misalnya pemain
sepak bola, petinju atau mobil. Gaya yang bekerja selama tabrakan berlangsung
sering kali sulit untuk ditentukan, walaupun penggunaan langsung hukum
Newton kedua. Apabila terjadi tabrakan antara dua objek, maka penggunaan
momentum sangat berhasil, oleh karena total momentum tiap objek akan
berubah.
Momentum dari sebuah objek adalah hasil kali massa dan kecepatannya.
Perubahan momentum sesuatu objek berkaitan erat akan gaya itu sendiri. Oleh
sebab itu dalam mengukur perubahan momentum, harus dicari rata-rata gaya
yang bekerja pada objek.
Untuk mendapat gambaran yang jelas akan momentum, akan disajikan
peristiwa tabrakan antara dua objek.
Sebelum tabrakan
Gb. 34
Objek A: Massa m1, kecepatan V1, Objek B: Massa m2, kecepatan V2,
berat W1, gaya ke atas N1. berat W2, gaya ke atas N2.
Selama tumbukan
Gb. 35
F12 = gaya dari m2 terhadap m1
F21 = gaya dari m1 terhadap m2
Setelah tabrakan
Setelah terjadi tabrakan maka m1 mempunyai kecepatan V1, dengan arah berlawanan dengan V1. demikian
pula m2 mempunyai kecepatan V2, yang berlawanan dengan V2.
Gb. 34, 35, 36. Dikutip dari Joseph W. Kane. Morton M. Sternheim. ”Physics” (Formerly Life Science
Physics)
John Wiley & Sons Inc, 1978, hlm. 123.
Momentum initial objek A adalah P1 = m1V1, dan objek B mempunyai momentum
initial P2 = m2V2. selama tabrakan semua objek dalam keadaan seimbang dan
adanya gaya perlawanan untuk tiap-tiap objek. Setelah terjadi tabrakan
momentum tiap-tiap objek adalah P1’ = m1V1’ m2V2’.
Kalau kita perhatikan hokum Newton ke II, dimana gaya sama dengan massa
kali percepatan yang dinyatakan dalam rumus :
F = m . a
= m . ( V’-V ) t
maka :
F . t = m . ( V’-V )
F . t = mV’-mV
F . t = impuls
= gaya kali waktu.
Dengan demikian momentum adalah gaya kali waktu atau massa kali
percepatan.
Satuan momentum menurut SI adalah kilogram meter perdetik ( kg m S-1 ).
7.3.1. Kegunaan Momentum Dalam Bidang Olah Raga.
Salah satu aktifitas atletik adalah mencoba untuk meningkatkan
pemindahan momentum. Sebagai contoh pada waktu bertinju, pukulan melalui
lencangan tangan tidak begitu efektif dalam memberi momentum kepada lawan
kecuali pukulan tersebut disertai gerakan badan.
Dalam karate, untuk memindahkan momentum yang besar sering berkaaitan
sekali akan kecepatan gerak dari lengan dari pada gerakan seluruh badan.
Sedangkan dalam lempar peluru terjadi pemindahan bentuk kecepatan lambat
dari gerak massa seluruh tubuh menjadi kecepatan tinggi disalurkan kepada
peluru.
Momentum memainkan peranan penting dalam olah raga. Tabel dibawah ini
memberi gambaran berbagai olah raga dalam menggunakan bola, mengenai
kecepatan, tumbukan dalam kaitan impuls dan momentum.
Tabel
Bola Massa
bola
(kg)
Kecepatan bola
sebelum sesudah
Kecepatan tumbukan
sebelum sesudah
Waktu
tumbukan
(S) = detik
Base ball
Bola kaki (Foot ball)
Bola golf
Bola tangan (Hand ball)
Sepak bola (Soccer ball)
Squash ball
Soft ball
Tennis ball
0,15
0,42
0,047
0,061
0,43
0,032
0,17
0,058
0 39
0 28
0 69
0 23
0 26
0 49
0 35
0 51
31 27
18 12
51 35
19 14
18 13
44 34
32 22
38 33
1,35 x 10-3
8 x 10-3
1,25 x 10-3
1,35 x 10-2
8 x 10-3
3 x 10-3
3 x 10-3
4 x 10-3
7.3.1.a. Contoh olah raga tennis.
Dalam olah raga tennis, raket, lengan dan badan merupakan bagian dari
tumbukan. Massa raket 0,4 kg, dapat bereaksi apabila tubuh dalam keadaan
ekstensi. Massa efektif tumbukan (raket) tergantung kepada bagian tubuh
manusia yang dipakai dan bagai mana cara mempergunakan. Apabila seseorang
mengayunkan raket, mula-mula pergelangan tangan yang beraksi; masa efektif
tumbukan sangat kecil sehingga ayunan tangan dapat diabaikan. Apabila raket
tennis dipakai untuk memukul bola, menurut hokum Newton ke III bola akan
menerima gaya dari raket, sedangkan raket mendapat gaya dari tubuh dan bola
akan memberi gaya ke bumi pada saat bola menganai tanah. Dengan demikian
momentum yang dibebankan kepada bola akan diteruskan ke bumi. Oleh karena
itu sangatlah tepat aapabila dicarikan massa efektif dari tumbukan. Andaikata
tumbukan raket dan bola adalah dua bagian dari satuan sistem dimana tanpa
gaya dari luar, sehingga momentum total dari tumbukan dan bola adalah
konstan. Massa efektif bukanlah angka tanpa arti, melainkan dalam mempelajari
gerakan atlit perlu mengetahui cara bagaimana meningkatkan massa efektif
tumbukan dan kecepatan bola yang tinggi. Misalkan massa bola m, kecepatan
inisial adalah nol. Kecepatan akhir adalah v’; massa efektif tumbukan M,
mempunyai initial kecepatan V dan kecepatan akhir V’. Jika gerakan dalam satu
garis lurus, maka besar momentum adalah : MV = MV’ + mv
Kita asumsikan m, v’, V dan V’ diketahui maka besarny massa efektif tumbukan :
M = mV’
V – V’
Contoh soal :
Hitunglah massa efektif tumbukan pada waktu melakukan serve tennis.
Apabila diketahui massa bola (m) 0,058 mS-1, kecepatan bola (v’) 51 mS-1,
kecepaatan tumbukan sebelum (V) 38mS-1 dan kecepatan sesudah tumbukan
(V’) 35 mS-1 dan berapa gaya pada bola selama tumbukan berlangsung ( t = 4 x
10-3 S )
(angka-angka tertera sesuai dengan tabel yang ada).
Jawab :
Massa efektif tumbukan : M = m . v’
V – V’
= (0,058 kg) (51 mS-1)
(38 – 33) mS-1
= 0,59 Kg
Gaya pada bola selama tumbukan berlangsung :
F . t = m(V’- v)
m(V”-v) F =
t (0,058 kg) (51 mS-1)
= 4 x 10-3 S = 740 N.
7.3.1.b. Momentum dalam karate.
Dalam karate momentum tinggi dari suatu tumbukan dicapai melalui
gerakan cepat dari lengan. Pada pukulan ke depan, gerakan mula-mula
diperkirakan lurus dan terjadi tumbukan ketika gerakan dengan kecepatan
maksimum serta panjang jangkauan tangan 70% (lihat gambar dan grafik).
Massa tumbukan akan sedikit berkurang atau sama dengan massa lengan.
Gb. 37. Aarah pukulan dalam KARATE
Dikutip dari Joseph w. kane. Morton M. Sternheim “Physics” (Formerly Life Science Physics)
John Wiley & Sons Inc, 1978, hlm. 130.
Gb. 38. Hubungan antara kecepaatan dengan panjang lengan pada peristiwa tumbukan
Dikutip dari Joseph w. kane. Morton M. Sternheim “Physics” (Formerly Life Science Physics)
John Wiley & Sons Inc, 1978, hlm. 131.
Agar lebih jelas berapa gaya pukulan, energi kinetik inisial dan energi kinetik
setelah terjadi tumbukan, lihatlah contoh di bawah ini.
Soal :
Seorang karateka melakukan gerakan pukulan ke depan jangkauan
tangan 70% dengan kecepatan bergerak bersama-sama setalah tumbukan
terjadi. Berapakah gaya rata-rata pukulan dan berapa besar energi kinetik yang
hilang apabila dikethui massa lengan (ma) 7kg, massa kepala (m head) =6kg,
waktu tumbukan 10-3 S dan kecepatan V = 5,5mS-1
Jawab :
Rumus momentum : maV = (ma + mn) V’
ma V
V’ = ma + mn
( 7 kg) (5,5 mS-1
)
= 7 kg + 6 kg
= 2,96 mS-1
Gaya rata-rata pukulan :
F = ma V’ – ma V
t
F = (7 kg) (2,96 mS -1 ) – (5,5 mS -1 )
10-3S
= -17.800 N.
Lawan menerima gaya gaya sebesar 17.800 N.
Energi kinetik setelah tumbukan :
Ko = ½ ma V2 = ½ (7 kg) (5,5 mS-1) = 106 J.
Energi kinetik setelah tumbukan :
K = ½ (ma + mn) V2
= ½ (7kg + 6kg) 2,96 mS-1)2 = 57 J.
K-Ko = 49 J. Merupakan energi yang merusak lawan.
Dalam karate, orang berusaha melumpuhkan lawan, kalau mungkin
mematahkan tulang, ini mungkin dengan tumbukan cepat dan meraih energi
yang besar. Pada olah raga tinju, melumpuhkan lawan secara bertahap melalui
pukulan berturut-turut; waktu tumbukan lama apabila memakai sarung tangan
dan mengalih energi perpukulan berkurang sebanding dengan waktu.