Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologicoremap.or.id/downloads/0982.pdfII TELUK, AMBON II...

5
I I , TELUK AMBON II Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologi Penyunting Subagjo Soemodihardjo Sujatno Birowo Kasijan Romimohtarto Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ambon, 1989 ISBN: 979 - 8093 - 04 - 6

Transcript of Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologicoremap.or.id/downloads/0982.pdfII TELUK, AMBON II...

Page 1: Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologicoremap.or.id/downloads/0982.pdfII TELUK, AMBON II Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologi Penyunting Subagjo Soemodihardjo Sujatno

I

I,

TELUK AMBON II

Biologi, Perikanan, Oseanograficlan Geologi

Penyunting

Subagjo SoemodihardjoSujatno BirowoKasijan Romimohtarto

Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya LautPusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaAmbon, 1989

ISBN: 979 - 8093 - 04 - 6

Page 2: Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologicoremap.or.id/downloads/0982.pdfII TELUK, AMBON II Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologi Penyunting Subagjo Soemodihardjo Sujatno

PENGAMATANPERTUMBUHANLOLA (TROCHUS NILOTlCUS)

DI AKUARIUM I)

oleh

E. Yusron 2), K. Soemadhiharga 2), dan N. Manik 2)

ABSTRAK

Lola (Trochus niloticus) merupakan salah satu hasil laut perairan Maluku yang cukup penting dari sektor

perikanan.Cangkang lola dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kancing baju, perhiasan dan campuran bahancat. Pada bulan September 1986 di bak akuarium telah dipelihara 88 ekor lola yang diberi tanda (tag). Tiga bulan ke-

mudian lola-Iola tersebut diukur kembali dan diarialisa. Hasilnya adalah persamaan pertumbuhan tinggi cangkan, lolasebagai berikut : Lt = 292,8 (l - e 0,025 t) dan persamaan pertumbuhan berat Wt = 273,33 (1 - e 0,000 5 t)3.

ABSTRA CT

OBSERVATION ON THE GROWTH OF THE TOP SHELL (TROCHUS NILOTlCUS) IN AQUARIUM. Topshell is one of the important sea products of the fishery sector in Maluku waters. The shell of trochid can be uti-lized as raw material ill button and ornamental industries and as important mixture component in paint industry.In September 1986, 88 tagged top shell were cultivated in an aquarium after being measured and weighed. Threemonths later they again were measured and weighed. On the basis of the data obtained. calculation on the growthequation by height and by weight were made. It gave results to the following formula:

Lt = 292,8 (1 - eO,025t) and Wt = 273,33 (1 - eO,00015 tl

PENDAHULUAN

. Lola bagi daerah Maluku merupakan salah satu

hasil laut yang sangat penting mengingat lola adalahsuatu komoditi ekspor. Di Maluku lola terdapat dalam

jumlah yang cukup banyak antara lain di Pulau Saparua,

Pulau Seram Timur, Kepulauan Tanimbar, Pulau Barbardan Kepulauan Wetar.

Lola merupakan sejenis siput yang berukuran be-

sar yang hidup di daerah terumbu karang sampai keda-

laman beberapa puluh meter. Selain dagingnya dimanfa-

atkan sebagai sumber makanan oleh penduduk setempat,

cangkang lola yang terdiri daTi lapisan mutiara atau

"mother of pearl" berharga cukup tinggi karena dapatdipergunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan

kancing baju, perhiasan, campuran cat dan lain-lain

(SUKARNO et a/.1981; HESLINGA 1981).Penelitian ten tang pertumbllhan alami lola di

Indonesia pernah dilakukan pad a bulan Januari 1985

di Olilit Lama, Maluku Tenggara (SOWART ANA et

al. 1985). SMITH (J 979) telah banyak melakukanpenelitian mengenai aspek biologi lola seperti pertum-buhan, kepadatan dan distribusinya di Pasifik. Peneli-tian di alam dan di laboratorium mengenai kematangankelamin, perkembangan larva dan pemijahan pernahdilakukan oleh HESLINGA (1981), HESLINGA danHlLMANN(1981) dan HESLINGAetal.(l983).

Dalam tulisan ini dibahas hasil penelitian per-tumbuhan lola pada bak akuarium di Balitbang Sumber-daya Laut, Puslitbang Oseanologi - LIPI Ambon. Pe-nelitian dilakukan selama 3 bulan daTiSeptember sampaiDesember 1986.

BAHANDAN METODE

Bibit lola dikumpulkan dengan cara '''snorkeling''pada kedalaman antara 1 - 4 meter di Wailisi, Pulau

Saparua, bertepatan dengan dibukanya "Sasi" pad a

tanggal 14 September 1986. Bibit diambil dan dima-sukkan ke dalam ember plastik berisi air laut yang

I. ).

2).

Makalah dibawakan pada Kongres Biologi Nasional VIII, Purwokerto. 8 - 10 Oktober 1987.

Balitbang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi - LlPI, Ambon.

26

Page 3: Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologicoremap.or.id/downloads/0982.pdfII TELUK, AMBON II Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologi Penyunting Subagjo Soemodihardjo Sujatno

l "~

dilengkapi dcngan aerator. Pada lokasi pengambilanbibit juga diukur parameter hidrologinya yang rnclipu-ti temperatur, salinitas,oksigen dan pH.

Scmua bibit lola yang akan dipelihara dan diukurpertumbuhannya tcrlebih dahulu diberi tanda (tag)pada cangkangnya dengan spidol anti air, diukur tinggicangkangnya dengan "dial caHiper" dan ditirnbangberat cangkangnya dengan timbangan merk '"Ohaus'".Sejumlah 88 ekor bibit dipelihara di daJam bak pemeli-haraan yang dilengkapidengan aerator untuk mencukupikebutuhan oksigen. Air dalam bak diganti seminggusekali dan diamati kondisi hidrologinya yaitu : suhu,salinitas, oksigen dan pH. Makanan yang diberikan ada-lah rumput laut jenis Hypnea cervicornis seberat 10%dari berat awalnya yaitu 628,87 gram/hari sebelumdimasukkan ke dalam bak. Untuk mcngetahui kecepatanpertumbuhan dilakukan pengukuran ulang tinggi cang-kang dan perkembangan beratnya dalam selang waktu90 hari.

Data pertambahan dalam tinggi awal (ll)' tinggipengukuran ulang (L2). dan berat awal (WI), berat

pengukuran ulang (W2), dan scla.ngwaktu (t2 - tl)'dianalisa dengan menggunakan GULLAND dan HOl1

'Plot sebagaibcrikut :

(~ - l.)/(t2 - td = a -- Kl(W2 .- WI) / (t2 - t I) = a - KW. . . . . . . . . . . . . I)

"

di manaI = (ll + l2)/ 2.

W = (WI + W2) /2. Persamaan I) merupakan

bentuk persamaan rcgrcsi linier dengan variabel:

X = I = (ll + l2) / 2 .

X = W = (WI + W2) /2 2)Y = (l2 -- l d / (t 2 - t I )

Y = (W2- WI) / (t2 - t I) . . . . . . . . . . . . . . . . . 3)

Perpotongan garis dengan garis sumbu X dan kemiringan(b) menghasilkanpendugaan nilai parameter pertumbuh-anloo, Woodan K sebagai berikut:

K = - b . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4)

Loo = a/K ,.Woo = a/K 5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

.~; Dari 88 ekor lo]a yang dipelihara di bak akuarium,

6 ekor di antaranya mati dalam se]ang waktu 90 hari(14 September - 14 Desember 1986). Pertumbuhan

lola berdasarkan tingginya dinyatakan da]am persamaanregresi linier Y = 0,0205 + 0,00007 X dengan r = 0,68.

',,,

~:,

Berdasarkan pcrsall1aan ini didapatkan nilai 100= 292,8dan koefisien pertumbuhan (K) harian 0,00007. Jjb

nilai ini dimasukkan dalam persamaan maka akan diper-

oleh pers,unaan Lt = 292,8 (I - eO,025 I) dimalla KJinyatakan dalam tahun (Tabel I).

Tabell. Hubungan antara tinggi cangkang dan umur lola(TruchllS niluticlls) berdasarkan persamaan pertum-

buhan Von Bertalanffy Lt = 292,8 (I - e 0,025 t).

Umur (tahun) Tinggi Cangkang (mm)

0,5

1,0

2,0

4,0

8,0

12,0

16,0

20.0

24,8

25,8

4,01

8,09

16,40

33,67

71,03

112,48

158,48

209,52

278,20

292,80

Dalam Tabel I dan 2 dapat dilihat bahwa per-tumbuhan lo]a dalam bak akuarium lebih lambat di-

bandingkan pertumbuhan lola di alam. Perbedaan

kecepatan pertumbuhan yang terjadi mungkin disebab-

kan karena terjadinya "degradasi" metabolisme yangdisebabkan oleh perbedaan faktor lingkungan. HES-LINGA et al. {I 983) menyatakan bahwa kecepatan per-

tumbuhan lola dipengaruhi oleh suhu, intensitascahaya matahari, keHmpahan dan kuaJitas makan-

an. Dalam peneHtian ini diduga faktor utama yang mem-pengaruhi pertumbuhan adalah kualitas makanannya.

Oleh karena di alam makanan lola lebih beranekaragammaka pertumbuhannya lebih cepat. Di samping itu lola

biasa hidup di daerah tubir yang bergelombang dan ber-

arus kuat. Sedangkan pad a peneHtiari di bak gerakan air

ini tidak te~adi, sehingga lola yang bersifat pasif tidak

mempunyai kesempatan yang banyak di dalam menda-palkan makanannya, karena gerakan air tadi membantu

mereka dalam mencari makanannya terutama plankton.

Ukuran lola minimal di perairan Pulau PaJau 76mm, dicapai pada umur 2 tahun (HESLINGA et al.

1983). Di Guam ukuran tersebut dicapai daJam 3 tahun

(SMITH 1979, BOUR & GOHIN 1982, dalam HES-LlNGA et al. 1983). Hasil penelitian SUWARTANA et

al. (1985) di Olilit Lama menyebutkan untuk mencapaiukuran tersebut dibutuhkan waktu 1,5 tahull, sedang-

kan menu rut peneHtian ini ukuran tersebut baru dicapai

sekitar 9 lahull. Dengan dasar perhitunganyang sarna

27

Page 4: Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologicoremap.or.id/downloads/0982.pdfII TELUK, AMBON II Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologi Penyunting Subagjo Soemodihardjo Sujatno

..

ukuran maksiIIlUIl!(0,95 L00) mcnurut pencIit ian inidicapai pada umur :!4,S tahun, sedangkan di Olilit La-

ma pada urnur 4,5 tahun (SUWARTANA etal. 1985),

di Pu]au Palau dan Guam masing-masing pada umur6 dan ]2 tahun (SMITH ]979; HESUNGA et al. ]983).

Pertumbuhan lola berdasarkan beratnya dinyata-

kan dalam persamaan Y = 0,4100 + 0,00]5 X denganr = 0,6745. Berdasarkan persamaan ini didapatkan

nilai koefisien pertumbuhan (K) harian 0,00015 atau0,0548 (tahunan) sehingga persamaan pertumbuhan be-rat lo]aempiris (PAU LY 1980) :

W = W m ax0,95

maka berat maksimum (W max) lola dalam penelitian ini

adalah 234,3 gram yang dicapai pada umur sekitar12,2 tahun (Tabel 2).

Kondisi lingkungan yang terdapat di bak akuarium

tcrnyata berbeda dcngan kondisi di alam (Tabel 4 dan

5) terutama pada suhu, salinitas dan pH. Suhu yang

lebih rendah dalam bak akuarium dischabkan energi

matahari yang diserap air dalam bak relatif kurang

akibat terhalangnya sinar matahari oleh atap ruang bakakuarium, yang pada gilirannya menghambat pertum-buhan mikro algae persediaan makanan lola. Rendahnya

suhu ini akan mengurangi kecepalan metabolisme dari

lola. Salinitas dalam akuarium bernilai antara 32 -

33 700 yang berarti sedikit Icbih rendah dari di alam

namun masih cukup baik bagi kehidllpan lola, sehinggaperbedaan ini tidak begitll berpengaruh bagi pertumbuh-an lola. Dari segi kcasaman air bak akuarium lebih ber-

siCat asam (7,6 - 7,8) dibandingkan dengan air laut

alam (8,3). Perbedaan ini mungkin berpengaruh padapertumbllhan lola.

Tabel 2. Hubungan antara berat dan umur lola (Trochusniloticus) berdaSarkanpersamaan pertumbuhan Yon

Bertalanffy Wt =273,33( I - e 0,0548 tl

Umur (Iahun) Derat (gram)

0,5

1.0

2.0

4.0

6,0

8,0

10.0

12,0

12.2

12,4

12,6

12,7

0,006

0,049

0,425

4,425

16,127

45,531106,238

219,964

234,360

251, 729

268,985

273,330

Tabel 3. Perbandingan beberapa nilai parameter pertum-buhan lola (TrocllUs lIiloticl/s) di berbagai lokasidi 3Iam dan bak akuarium.

Sumber Jumlah ('''nlohIN)

Kocfisien Per-

I umhuhan Tahun.1I!

(K)

Tin!!!!iMaksimum

t {nun)

KoefisicnKorelasi

(R)

Moorhouse ( 1932)

Rao(1936)

Asano ( 1940)

Smilh (1979)

fIeslinga (] 983) ,

SU\\'3rtana dkk (1985)

Basil Pcnclitian ini *

178

3n 1

32

322

35

41

82

1.3607

0,5212

0,4724

0,2452

0,4968

0.6710

0.0250

67.8

127.2

107,7

146,5

123.8

125,3

292.8

-- 0.5837

- 0.7733

- 0,6821

- 0.6932

-. 0,8000

- 0,6230- 0.6800

SUl11bcr ; SUIVarlana 1985

*) di bak akuarium

28

Page 5: Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologicoremap.or.id/downloads/0982.pdfII TELUK, AMBON II Biologi, Perikanan, Oseanografi clan Geologi Penyunting Subagjo Soemodihardjo Sujatno

"'...

Tabel 4. Sirat fisika dan kimia air laut pada saat penangkapandi lokasi Wailisi, Pulau Saparua.

Tabel5. Sirat flSik dan kimia. air laut ser:tajumlah makananselamapengamatandi bak akuarium.

Kondisi Bak

Suhu air t C)

Salinitas ( %0 )

pH

Oksigen (mil I)

lumlah makanan (kg)

26 - 2732 - 33

7,6 - 7,83,7 - 4,134,5

DAFTAR REFERENS

IIESLINGA. G.A. 1981. Growth and maturity of Trochus ni.loticlls in the Laboratory. Proc. Coral reef Symp.vol 1 : 39 - 45.

HESLINGA, G.A. and NGIRAMENGIOR and O. ORAK 1983.Growth and longevity in natural population of Tro-chus niloticus. Pacific Tuna Development Founda-tion. Annual report. 24 pp.

HELSINGA, G.A. and HILMANN 1981. Hatchery culture ofthe commercial top snail in Palau, Caroline Island,Aquaculture 22 : 35 - 43.

PAULY, D. 1980. A New methodology of fish stocks, growth,mortality, and stock recruitment" relationships. Int.Cent. For Living Aquatic Resources Management.Manila: 155 - 156.

PAULY, D. 1983. Some simple methods for the assesment oftropical FlSh stocks. FAO Fish. Tech. Pap. No. 234,32 pp.

SMITH, B.D. 1979. Growth rate, abundance. and distributionof the top shell Trochus nilotleus on GUam. M.s.Thesis in Biology. Univ. of Guam: 24 pp (unpublished).

SUKARNO, M. HUTOMO, M.K. MOOSA dan P. DARSONO1981. Terumbu karang di indonesia. Sumberdaya.Permasolahan dan Pengelolaannya. Lembaga Qsea-nologi Nasional- LIP!. 112 haL

SUWARTANA, A; S.A.P. DWIONO, S. WOUTHUYZEN 1985.Studi pendahuluan ten tang pertumbuhan Lola. Tro-chus niloticus (MoUuska, Trochidae) di alarn. Maka-lah dibawakan dalam Kongres Nasional Biolog! ke VIIdi Palembang.

29

Permukaan Kedalaman Kedalaman

(0 meter) (10 meter) (20 meter)

Suhu air tC) 28,49 28,08 27,67

Salinitas ( o/oc) 34 34 35

pH 8,33 8,43 8,52

Oksigen (mill) 3,69 3,78 3,87