Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

23
Laporan Biologi Disusun oleh : Michael Stefanus (23) Asan (5) Kevin (20) Randy (27) Adrianus (2)

Transcript of Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Page 1: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Laporan Biologi

Disusun oleh :

Michael Stefanus (23)

Asan (5)

Kevin (20)

Randy (27)

Adrianus (2)

Page 2: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)
Page 3: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 1

Kepala kecoa yang dipotong

Tujuan :

Mengetahui lama hidup kecoa setelah dipotong kepalanya.

Alat dan bahan :

1. Kecoa 1 ekor

2. Gunting

3. Pinset

4. Alas

5. Tempat penyimpanan (botol yang tertutup)

Cara kerja :

1. Jepit/tahan kecoa dengan menggunakan pinset di alas yang sudah tersedia.

2. Potong kepala kecoa dengan gunting.

3. Simpan kecoa yang telah terpotong di dalam tempat penyimpanan yang telah tersedia.

4. Amati selama ± 15 hari keadaan kecoa.

Hasil Praktikum :

Hari ke- Keadaan

1 Hidup

2 Hidup

3 Hidup

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Gambar 1 Kecoa yang telah dipotong kepalanya

Page 4: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 2

Kecoa hidup yang dimasukkan ke dalam formalin

Tujuan :

Mengetahui keadaan kecoa setelah dimasukkan ke dalam formalin, dan lama matinya.

Alat dan bahan :

1. Kecoa 1 ekor

2. Pinset

3. Botol yang tertutup

4. Formalin

Cara kerja :

1. Ambil kecoa dengan menggunakan pinset.

2. Masukkan kecoa ke dalam formalin yang tersedia.

3. Amati waktu yang diperlukan kecoa untuk mati.

Hasil Praktikum :

Hasil praktikum kami menunjukkan bahwa

kecoa akan segera mati setelah ± 30 detik dimasukkan

ke dalam botol yang berisi formalin.

Hal ini menunjukkan bahwa kecoa ketahanan

kecoa terhadap formalin lebih lemah dibandingkan

dengan kelabang (yang mati dalam waktu ± 60 detik).

Selain itu, setelah dimasukkan ke dalam

formalin, tubuh kecoa menjadi agak mengeras.

Gambar 2 Kecoa yang telah mati setelah dimasukkan ke dalam botol yang berisi formalin

Page 5: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 3

Anatomi dan morfologi Kecoa

Tujuan :

Mengamati bentuk dan bagian tubuh kecoa

Alat dan bahan :

1. Kecoa yang telah dimasukkan ke dalam formalin (kecoa mati)

2. Pinset

3. Alas

4. Jarum

5. Gunting (atau alat pemotong lainnya)

6. Lup

Cara kerja :

1. Ambil kecoa yang telah mati dengan pinset.

2. Letakkan di atas alas yang telah tersedia.

3. Tusuk badan kecoa dengan jarum untuk memudahkan pembelahan.

4. Gunting/potong kecoa mulai dari dubur (bagian bawah).

5. Amati bentuk dan bagian tubuhnya dengan lup.

Hasil Praktikum :

Gambar 3 Morfologi kecoa secara umum

Page 6: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

1. Caput (kepala)

Gambar 4 Morfologi kepala kecoa

Kepala merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk pengumpulan makanan dan manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan syaraf).

Pada bagian kepala terdapat :

Mulut, yang digunakan untuk mengunyah makanan.

Sepasang mata majemuk, yang membedakan gelap dan terang.

Sepasang antena yang panjang, alat indera yang dapat mendeteksi bau-bauan dan vibrasi di udara.

Dalam keadaan istirahat kepalanya ditundukkan ke bawah pronotum yang berbentuk seperti perisai

2. Thorax (dada)

Gambar 5 Morfologi Thorax

Pada bagian dada kecoa terdapat :

Tiga pasang kaki

Sayap, yagn menyebabkan kecoa dapat terbang dan berlari dengan cepat

Struktur seperti lempengan besar yang berfungsi menutupi dasar kepala

dan sayap di belakang kepala disebut pronotum

Page 7: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

3. Abdomen (perut)

Gambar 6 Morfologi abdomen

Badan atau perut kecoa merupakan bangunan dan sistem reproduksi. Kecoa akan

mengandung telur-telurnya sampai telur-telur tersebut siap untuk menetas.

Pada abdomen kecoa terdapat :

Cerci, yang berfunsi sebagai alat indera. Cerci berhubungan langsung

dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen (otak sekunder) yang

penting dalam adaptasi pertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya

gangguan pada cerci maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak

menerima tanda atau sinyal.

Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/

Gambar 7 Anatomi Kecoa

Page 8: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 4

Page 9: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Kepala kelabang yang dipotong

Tujuan :

Mengetahui lama hidup kelabang setelah dipotong kepalanya.

Alat dan bahan :

1. Kelabang 1 ekor

2. Gunting

3. Pinset

4. Alas

5. Tempat penyimpanan. (botol yang tertutup)

Cara kerja :

1. Jepit/tahan kelabang dengan menggunakan pinset di alas yang sudah tersedia.

2. Potong kepala kelabang dengan gunting.

3. Simpan kelabang yang telah terpotong di dalam tempat penyimpanan yang telah tersedia.

4. Amati selama ± 15 hari keadaan kelabang.

Hasil Praktikum :

Hasil praktikum kami menunjukkan bahwa kelabang akan segera mati setelah dipotong kepalanya.

Gambar 8 Kelabang yang mati setelah dipotong kepalanya

Page 10: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 5

Kelabang hidup yang dimasukkan ke dalam formalin

Tujuan :

Mengetahui keadaan kelabang setelah dimasukkan ke dalam formalin, dan lama matinya.

Alat dan bahan :

1. Kelabang 1 ekor

2. Pinset

3. Botol yang tertutup

4. Formalin

Cara kerja :

1. Ambil kelabang dengan menggunakan pinset.

2. Masukkan kelabang ke dalam formalin yang tersedia.

3. Amati waktu yang diperlukan kelabang untuk mati.

Hasil Praktikum :

Hasil praktikum kami menunjukkan bahwa kelabang akan segera mati setelah ± 60 detik

dimasukkan ke dalam botol yang berisi formalin.

Hal ini menunjukkan bahwa kelabang lebih tahan terhadap formalin dibandingkan dengan

kecoa (yang mati dalam waktu ± 30 detik).

Selain itu, setelah dimasukkan ke dalam formalin, tubuh kelabang menjadi agak mengeras.

Page 11: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 6

Anatomi dan morfologi Kelabang

Tujuan :

Mengamati bentuk dan bagian tubuh kelabang

Alat dan bahan :

1. Kelabang yang telah dimasukkan ke dalam formalin (kelabang mati)

2. Pinset

3. Alas

4. Jarum

5. Gunting (atau alat pemotong lainnya)

6. Lup

Cara kerja :

1. Ambil kelabang yang telah mati dengan pinset.

2. Letakkan di atas alas yang telah tersedia.

3. Tusuk k kelabang dengan jarum untuk memudahkan pembelahan.

4. Gunting/potong kelabang mulai dari dubur (bagian bawah)

5. Amati bentuk dan bagian tubuhnya dengan lup.

Page 12: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Hasil Praktikum :

Page 13: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

1. Kepala

Pada kepala kelabang terdapat :

Perisai bulat atau oval

Sepasang antena, yang berfungsi sebagai alat peraba

Mata, untuk melihat

Rahang (jaws), untuk menahan makanan saat dikunyah

Cakar racun(centipede head), yang berfungsi untuk menangkap dan

membunuh mangsanya.

2. Tubuh yang beruas-ruas

Pada tubuh kelabang terdapat :

Pada tiap ruas kelabang terdapat satu pasang kaki.

Spirakel, yaitu lubang yang terdapat di sepanjang tubuh untuk bernafas.

Sumber :

http://www.animalcorner.co.uk

http://biologigonz.blogspot.com

Berikut adalah beberapa gambar hasil praktikum kami.

Gambar 9 Morfologi kelabang 2

Gambar 10 Morfologi kelabang 1

Page 14: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Gambar 11 Praktikum 1 Gambar 12 Praktikum 2

Gambar 14 Praktikum 4Gambar 13 Praktikum 3

Gambar 15 Praktikum 5

Page 15: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 7

Cara siput bergerak

Tujuan :

Mengamati cara siput bergerak.

Alat dan bahan :

1. Siput 1 ekor

2. Alas atau tempat untuk siput berjalan.

Cara kerja :

1. Ambil siput.

2. Letakkan pada tempat yang telah disediakan

3. Amati pergerakan siput.

Hasil Praktikum :

Gambar 16 jejak siput yang berupa lendir

Page 16: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Cara siput bergerakSiput bergerak dengan kakinya yang berotot. Dengan pergerakkan kakinya yang bergelombang, siput mampu mendorong permukaan tempat ia berada untuk bergerak maju. Mereka menghasilkan lendir yang berfungsi untuk membantu pergerakan dengan mengurangi gesekan, dan lendir juga mem-bantu mengurangi risiko luka karena benda tajam. Pergerakkan siput diperlambat oleh berat cangkangnya, dengan kecepatan siput kira-kira 3 inci per menit (1mm/s)

Sumber : animals.about.com

Praktikum 8

Anatomi dan morfologi siput

Tujuan :

Mengamati bentuk dan bagian tubuh siput.

Alat dan bahan :

1. Siput yang telah mati

2. Pinset

3. Alas

4. Jarum

5. Gunting (atau alat pemotong lainnya)

6. Lup

Cara kerja :

1. Pecahkan cangkang siput.

2. Letakkan di atas alas yang telah tersedia.

3. Tusuk tubuh siput dengan jarum untuk memudahkan pembelahan.

Page 17: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

4. Gunting/potong tubuh siput.

5. Amati bentuk dan bagian tubuhnya dengan lup.

Hasil Praktikum :

Gambar 17 Anatomi dan morfologi siput

Struktur tubuh bekicot terdiri satu rumah atau cangkang bekicot berbentuk kerucut terpilin (spiral)yang simetris bilateral ,bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok

Page 18: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

1. KepalaPada kepala siput terdapat :

Sepasang tentakel panjang, yang terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang.

Sepasang tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau

Mulut, yang di dalamnya terdapat gigi radula, yang berfungsi untuk memakan daun

2. Badan Pada badan siput terdapat :

Penis Vagina Tembolok

3. CangkangPada cangkang siput terdapat :

Paru-paru Lubang ekskresi Anus Kaki perut Jantung Kelenjar pencernaan Perut Mantel Ginjal

Sumber : http://biologigonz.blogspot.com/2010_08_01_archive.html

Page 19: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Praktikum 9

Cara cacing tanah bergerak

Tujuan :

Mengamati pergerakan cacing tanah.

Alat dan bahan :

1. Cacing tanah. 1 ekor

2. Alas atau tempat untuk cacing tanah berjalan.

Cara kerja :

1. Ambil cacing tanah.

2. Letakkan pada tempat yang telah disediakan

3. Amati jejak dan pergerakan cacing tanah.

Hasil Praktikum :

Page 20: Biologi Laporan Praktek (Kecoa)

Gambar 18 cacing tanah

Cara bergerak cacing tanahCacing tanah menggunakan otot mereka untuk memperpanjang tubuh ketika bergerak maju. Begitu tubuh mereka diperpanjang, mereka memperpanjang struktru yang mirip rambut halus (setae) dari dalam tubuh mereka ke dalam tanah. Dalam hal ini, setae berfungsi sebagai jangkar sehingga kemudian cacing dapat menarik bagian belakang tubuh mereka ke depan. Setelah bagian belakang tubuh telah maju, cacing tanah menarik kembali setae dari depan tubuh mereka dan setae kembali ke bagian belakang tubuh mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk “menjangkar” sekali lagi, dan begitu seterusnya.

Sumber : http://www.ehow.com