biokimia karbohidrat

30
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI KARBOHIDRAT DI SUSUN OLEH : 1. Dina rahmawati 2. Nurul komalasari 1143050010 3. Ni made indri w 1143050078 4. Seftia risky m 1143050077 5. Putri wulandari 1243057005 6. Daniel rianto ratu 0943050066 7. Muhamad bayu p 1143050022 8. Willem hendy 1143050029 FAKULTAS FARMASI

description

biokimia percobaan KARBOHIDRAT

Transcript of biokimia karbohidrat

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KARBOHIDRAT

DI SUSUN OLEH : 1. Dina rahmawati 2. Nurul komalasari 11430500103. Ni made indri w 11430500784. Seftia risky m 11430500775. Putri wulandari 12430570056. Daniel rianto ratu 09430500667. Muhamad bayu p 11430500228. Willem hendy 1143050029

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA2012I. JUDUL PERCOBAAN : UJI KARBOHIDRAT

II. TUJUAN PERCOBAAN : Untuk mengetahui dan menganalisa uji karbohidrat serta golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida serta sifat-sifatnya sebagai gula pereduksi dan non pereduksi dengan berbagai percobaan seperti : Uji Molish Uji barfoeds Uji moore Uji iod Uji Benedict Uji Fehling Uji Seliwanof Hidrolisa Pati Hidrolisa sukrosa

III. TEORI PERCOBAAN :DEFINISI KARBOHIDRATKarbohidrat merupakan kelompok gugus aldehid, keton atau asam polihidroksi atau turunan-turunannya yang bergabung bersama-sama dengan poliol siklik linier. Kebanyakan senyawa ini adalah dalam bentuk CnH2nOn sebagai contoh glukosa C6H12O6.karbohidrat dirujuk sebagai gula dan turunannya. Karbohidrat ditemukan melimpah dalam alam, baik pada tanaman atau hewan dan merupakan komponen penting pada semua makhluk hidup.

PENGELOMPOKKAN KARBOHIDRAT

Monosakarida

Karbohidrat ini umumnya sebagai gula yang mengandung 3 sampai 9 atom karbon. Kebanyakan monosakarida yang umum di alam mempunyai 5 karbon (pentose C5H10O5) atau 6 karbon (heksosa C6H12O6). Sebagai contoh glukosa yang mengandung 6 atom karbon merupakan monosakarida yang paling umum yang dimetabolisme didalam tubuh kita untuk menyediakan energy dan fruktosa yang terdapat dalam beberapa buah.DisakaridaDisakarida mengandung ikatan asetal glikosidik antara karbon anomerik satu gula dan gugus OH pada posisi dimana pun dalam gula yang lain. Ikatan glikosidik antara C-1 gula pertama dan gugus OH pada C-4 gula kedua merupakan ikatan yang sangat umum. Ikatan semacam ini disebut dengan hubungan 1-4, sebagai contoh adalah maltose yang mana 2 molekul glukosa dihubungkan antara C-1 dan C-4 melalui oksigen. Suatu ikatan glikosidik pada karbon anomerik dapat berupa alfa atau beta.

Maltose dan selobiosaMaltose Tersusun dari 2 satuan glukosa yang dihubungkan melalui C-1 gula pertama dengan C-4 gul kedua melalui oksigen. maltose dan selobiosa berada dalam anomerik alfa dan beta dan menjalani mutarotasi. Gula-gula ini merupakan gula pereduksi . gula-gula ini bereaksi dengan reagen benedict dan fehling, jugan dengan fenilhidrazin yang menghasilkan osazon.

Laktosa Laktosa tersusun atas beta-D-Galaktosa dengan Beta-D-glukosa. Ditemukan pada susu dan komponen utama whey. Merupakan disakarida yang tersusun dari satu unit galaktosa melalui ikatan 1,4. Laktosa merupakan gula pereduksi karena adanya hemiasetal pada sebelah kanan gula (glukosa). Oleh karena itu laktosa juga menjalani reaksi-reaksi yang serupa dengan mutarotasi.

Sukrosa Merupakan suatu disakarida yang tersusun dari satu unit glukosa (bentuk asetal) dan satu unit fruktosa(bentuk ketal) yang dihubungkan melalui C-1 glukosa dan C-2 fruktosa yakni suatu hubungan 1,2. Dalam sukrosa, baik glukosa maupun fruktosa dapat berada pada rantai terbuka karena adanya pembentukkan asetal dan ketal. Sebagai hasilnya, sukrosa bukanlah suatu gula pereduksi dan menunjukkan mutarotasi.PolisakaridaSejumlah unit monosakarida bergabung secara bersama-sama untuk membentuk polisakarida seperti amilum, selulosa, dan inulin. Amilum dan selulosa merupakan 2 polisakarida yang paling penting dari sudut pandang ekonomi dan biologis. AmilumMerupakan polimer glukosa berberat molekul tinggi yang mana unit monosakarida (glukosida) terhubungkan, terutama melalui ikatan glikosida 1,4 serupa dengan maltose. Amilum terdiri dari 2 komponen yaitu amilosa (tidak larut dalam air dingin), dan amilopektin (larut dalam air dingin). Hidrolisa amilosa menghasilkan maltose. Amilosa dan iodium membentuk senyawa kompleks berwarna biru/hitam. Reaksi pembentukan warna antara iodium dengan amilum ini merupakan uji pembuktian adanya amilum.

Selulosa Merupakan polimer organic yang paling melimpah, tersusun atas ribuan satuan D-glukosa yang dihubungkan dari ikatan 1,4 glikosida. Mempunyai struktur rantai linier dan membentuk struktur agregrat yang besar yang terikat secara bersama-sama dengan ikatan hydrogen. Hidrolisis selulosa menghasilkan selobiosa dan akhirnya menghasilkan glukosa.OligosakaridaMerujuk pada sakarida-sakarida yang mengandung 2 sampai 10 monosakarida. Sebagai contoh rafinosa, ditemukan dalam biji-bijian dan kacang. Merupakan suatu oligosakarida yang tersusun dari 3 unit monosakarida yaitu galaktosa, glukosa dan fruktosa.ANALISA KARBOHIDRAT1. Uji MolishPereaksi Molish terdiri dari larutan naftol dalam alcohol 95%. Uji Molish merupakan uji umum untuk karbohidrat dan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam sampel. Uji Molish bertujuan untuk membedakan karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh senyawa asam pekat menjadi hidroksimetil furfural. Hasil negative pada Molish menunjukkan tidak adanya karbohidrat dalam suatu senyawa. Reaksi pembentukan furfural adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air oleh asam sulfat pekat. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan -naftol dan membentuk cincin berwarna ungu yang merupakan kondensasi antara furfural dengan -naftol. Terbentuknya cincin ungu menunjukkan hasil positif sedangkan terbentuknya warna hijau menunjukkan hasil negative.KH (pentose) + H2SO4 pekatfurfural+naftolwarna unguKH (heksosa) + H2SO4 pekatHM-furfural+naftolwarna ungu2. Uji OsazonPrinsip uji osazon adalah reaksi aldosa atau ketosa dengan hidrazin untuk membentuk hidrazon. Dengan hidrazin yang berlebih, akan terbentuk produk oksidasi hidrazon. Tahap berikutnya adalah reaksi ketosa atau aldehid hidrazon dengan fenilhidrazin yang membentuk osazon. Osazon yang terbentuk ditunjukkan dengan terbentuknya Kristal. Berikut reaksinya :HHOHHHCH2OHCCCCC=O+H2NNHC6H5(D-glukosa + fenilhidrazin)OH OHHOHHHOHHHCH2OHCCCCC=O+NNHC6H5+ H2(D-glukosafenilhidrazon)OH OHHOH2 C6H5NHNH2HHOHHCH2OHCCCCC=O+NNHC6H5(D-glokosazon / Ozsazon kuning)OH OHHNNH C6H5

3. Uji BenedictUji benedict digunakan untuk mengidentifikasikan karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi. Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas, dengan membentuk kupro oksida berwarna. Larutan benedict mengandung kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Uji benedict dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan terjadinya transformasi isomeric. Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah bata. Pereaksi benedict terdiri dari logam Cu dan larutan basa kuat.Reaksi:Glukosa + reagen Benedict enol reaktifmereduksiCu2+ Cu+Cu+ + OH CuOH (kuning) Cu2O (merah)4. Uji FehlingPrinsip uji Fehling hampir sama dengan uji Barfoed dan uji Benedict yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2O4 menjadi Cu2O (endapan merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa.KH + camp CuSO4, K-Na-tatrat, NaOHCu2O endapan merah bata

5. Uji BarfoedUji ini digunakan utuk mendeteksi monosakarida yang terdapat dalam disakarida. Uji ini menggunakan larutan asam, berbeda dengan pereaksi benedict. Pereaksi Barfoed terdiri dari kupri asetat yang dilarutkan dalam aquadest dan ditambahkan dengan asam laktat. Disakarida juga akan memberikan hasil positif dengan uji ini jika larutan gula dididihkan dalam waktu yang cukup lama sehingga terjadi hidrolisis. Pereaksi Barfoed dapat bereaksi positif dengan krbohidrat yang memiliki gula pereduksi. Uji Barfoed dilakukan pada suasana asam. Pada suasana asam, reaksi oksidasi akan lama terjadi sehingga hanya monosakarida yang dapat bereaksi dengan cepat. Pemanasan pada uji ini harus dilakukan dengan baik agar monosakarida bereaksi positif sedangkan disakarida tidak. Pereaksi Barfoed terdiri dari logam Cu dan larutan asam pekat. Ketosa tidak akan mengalami isomerasi terhadap pereaksi ini. Pereaksi Barfoed pada suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan Cu2O berwarna merah bata. Warna biru gelap dan endapan merah bata yang terbentuk menunjukkan adanya monosakarida.

KH + camp CuSO4 dan CH3COOHCu2O endapan merah bata

6. Uji SeliwanofReaksi pada uji ini tergantung pada pembentukkan 4-hidroksi-metil-furfural dan reaksi dengan resorsinol (1,3-dihidoksi benzene) untuk membentuk kompleks berwarna merah. Umumnya uji ini spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus ketosa. Pada uji seliwanof ini, jika karbohidrat direaksikan dengan pereaksi seliwanof, maka akan menunjukkan warna merah jika hasilnya positif. Warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksimetil furfural yang berasal dari konversi fruktosa oleh HCl panas, kemudian menghasilkan asam levulinat dan hidroksimetil furfural.Uji Seliwanof ini bertujuan untuk membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan daru aldosa karena adanya gugus fungsi keton atau aldehid pada gula tersebut. Jika gula mempunyai gugus keton, maka gula tersebut tergolong ketosa, jika gula mempunyai gugus aldehid, maka gula tersebut tergolong aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.KH (ketosa) + H2SO4furfural+ resorsinolwarna merah.KH (aldosa) + H2SO4furfural+ resorsinolnegatif7. Hidrolisa PolisakaridaPati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidralisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidralisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru, karena iod masuk kedalam kumparan molekul pati. Senyawa ini hanya stabil dalam larutan dingin. Pada pemanasan , warna biru akan hilang karena molekul pati mregang sehingga iod lepas dari kumparan pati, tetapi akan kembali biru bila didinginkan. Amilosa akan memberikan warna yang lebih biru dibandingkan dengan amilopektin. KH (poilisakarida) + Iod (I2)warna spesifik (biru kehitaman)8. Uji Moore Reaksi pendamaran, yaitu menggunakan NaOH (alkali/basa) berfungsi sebagai sumber ion OH- alkali yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid (aldehid dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna kekuningan. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan C dan H yg diganti menjadi gugus OH. O OR- C + NaOH CH3- CH CH2 C H OH H (alkali aldehid) (2 propanol aldehid)9. Hidrolisa Sukrosa Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisa menghasilkan glukosa dan fruktosa . hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida. +HClSukrosa glukosa + fruktosa(disakarida) (monosakarida) (monosakarida)

10. Reaksi pati dengan iodium Pati jika direaksikan dengan Iodium akan menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna biru/ungu. Iodine akan berada di bagian tengah polimer amilosa yang berbentuk heliks. Akan tetapi struktur atatu ikatan antara iodium dengan pati belum diketahui dengan pasti. Intensitas warna biru yang terjadi tergantung para panjang unit polimer amilosa.Dextrin dengan iodium akan menghasilkan warna merah anggur.

11. GULA PEREDUKSISebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Gula pereduksi adalah golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron. Contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.Gugus aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi , misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.Contoh gula nonpereduksi: sukrosa, rafinosa, stakiosa, dan verbakosa. Sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat, sedangkan laktosa mempunyai OH bebas pada atom C-1 pada gugus glukosanya, karena itu laktosa bersifat pereduksi sedangkan sukrosa bersifat nonpereduksi.Fruktosa dikatakan gula non pereduksi, padahal dalam faktanya fruktosa adalah gula pereduksi karena mengandung gugus ketosa. Tetapi, gugus ketosa pada atom C no 2 fruktosa ini menyebabkan fruktosa tidak mempunyai atom H yang dapat mereduksi reagen, yang artinya fruktosa tidak dapat mereduksi reagen, sehingga fruktosa merupakan gula non pereduksi.Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, di mana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.IV. Alat dan Bahan Alat: Tabung reaksi - pengatur waktu Pipet tetes - kertas lakmus Penjepit tabung - kompor listrik Penangas air - serbet

Bahan : NaOH 10% dan 1N - Alkohol Glukosa 0,1 N -HCl 0,1N Sukrosa 0,1 N - Iodium Maltose 0,1 N - Dekstrin CuSO4 1% - Glikogen Glukosa 1% - Air Na-citrat 30% - NaCl 0,1 N AgNO3 0,25N - Alkohol 95% NH4OH 1N - Lar. Tiosulfat 1% Fruktosa 0,1 N - Pereaksi moore Gaklaktosa 0,1 N - Pereaksi barfoeds Amylum 1% - Pereaksi benedict H2SO4 - Pereaksi seliwanoff Larutan sakar

V. CARA KERJA : Bahan yang digunakan : Glukosa, Laktosa dan Amilum

1. Uji Molish Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa, lakotosa dan amilum. Masing-masing ditambahkan 2 tetes naftol 10% dan dikocok. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat melalui masing-masing dinding tabung reaksi. Mengamati warna yang terjadi. 2. Uji Benedict Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 3 ml larutan benedict. Menambahkan 1 ml glukosa, laktosa dan amilum dan dipanaskan selama 3-5 menit. Mengamati perubahan yang terjadi

3. Uji Fehling Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 2 ml larutan Fehling A dan B Menambahkan 1 ml larutan glukosa, laktosa dan amilum dan dipanaskan selama 3-5 menit. Mengamati perubahan yang terjadi.

4. Uji Seliwanof Menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang masing-masing sudah diisi dengan 2 ml larutan seliwanof. Menambahkan masing-masing 1 ml larutan glukosa dan laktosa dan dipanaskan selama 3-5 menit. Mengamati perubahan yang terjadi.

5. Hidrolisa Polisakarida Menyiapkan 2 tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 1 ml amilum. Tabung 1 ditambahkan 3 tetes larutan iodium. Tabung 2 ditambahkan larutan benedict. Keduanya kemudian dipanaskan dan amati perubahannya. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 1 ml larutan amilum, ditambahkan 1 ml larutan HCl 1N , dipanaskan kemudian dinetralkan dengan NaOH. Tabung 1 ditambahkan 3 tetes larutan iodium. Tabung kedua ditambahkan dengan 3 ml larutan Benedict. Amati perubahan yang terjadi.

VI. DATA HASIL PERCOBAAN :

1. Uji MooreNo Perlakuan Hasil Hasil Keterangan

Awal Akhir

1. 1ml lar. Sakar + 4 tts NaOH 10% panaskan 5 menitLar. BeningLar. bening

2. 1ml glukosa + 4 tts NaOH 10% panaskan 5 menitLar. BeningLar.Kuning aroma manis

3. 1ml sukrosa + 4 tts NaOH 10% panaskan 5 menitLar. BeningLar. Bening

4. 1ml lmaltosa + 4 tts NaOH 10% panaskan 5 menitLar. BeningLar. Bening

2. Percobaan larutan tembaga basis untuk uji reduksiNo Perlakuan HasilKeterangan

Awal Akhir

1. 1ml CuSO4 + 1ml NaOH 10% diamkan, panaskanLar. Biru keruhLar. Biru keruh

2. 1ml CuSO4 + 1ml NaOH 10% + lar. Glukosa 1% panaskanLar. Coklat bening

3. 1ml CuSO4 + 1ml NaOH 10% + lar. Na-citrat 30% panaskan + 3 tts glukosaLar. Kuning kecoklatan

3. Percobaan reduksi dengan garam perak

No Perlakuan Hasil Keterangan

Awal Akhir

1. 2ml AgNO3 0,2 N + NH4OH + 2ml glukosa panaskan

+ NaOH 1N

Lar. Keruh tdk terjadi cermin perak

Terbentuk cermin perak

4. Percobaan uji Barfoeds No Perlakuan Hasil Kesimpulan

Awal Akhir

1. 5 ml lar. Barfoeds + 8 tts glukosa 0,1 NLar. biru

25 ml lar. Barfoeds + 8 tts maltosa 0,1 NLar. Biru keruh

35 ml lar. Barfoeds + 8 tts sukrosa 0,1 NLar. Biru

5. Percobaan uji BenedictNo Perlakuan Hasil Keterangan

Awal Akhir

1. 1ml lar benedict + 2 tts glukosa 0,1NLart. BiruLar. Coklt, merah bata

2. 1ml lar benedict + 2 tts fruktosa 0,1NLart. Biru

3. 1ml lar benedict + 2 tts galaktosa 0,1NLart. Biru

4. 1ml lar benedict + 2 tts maltosa 0,1NLart. BiruLar. Biru keruh

5. 1ml lar benedict + 2 tts sukrosa 0,1NLart. BiruLar. Biru muda

6. 1ml lar benedict + 2 tts amylum 1%Lart. BiruLar. Biru muda

7. 1ml lar benedict + 2 tts glukosa 2XLart. BiruLar. Biru

8. 1ml lar benedict + 2 tts glukosa 10XLart. BiruLar. Biru kecoklatan ,merah bata

9. 1ml lar benedict + 2 tts glukosa 50XLart. BiruLar. Biru

10. 1ml lar benedict + 2 tts glukosa 100XLart. BiruLar. Biru

6. Uji Seliwanoff

No Perlakuan Hasil Keterangan

Awal Akhir

1. 2ml lar. Seliwanoff + 5 tts glukosa ,panaskanLar. Biru Lar. Merah bata ,merah

2. 2ml lar. Seliwanoff + 5 tts fruktosa ,panaskanLar. BiruLar. Merah kecoklatan

3. 2ml lar. Seliwanoff + 5 tts sukrosa ,panaskanLar. Biru

7. Uji Hidrolisa Sukrosa

No Perlakuan Hasil Keterangan

Awal Akhir

1. 5ml sukrosa 0,1 N + 2ml HCl 1 N ,panaskan 45

2. 5ml sukrosa 0,1 N + 2ml HCl 1 N ,panaskan 45Lar. Biru Lar. Biru terang

3. 5ml sukrosa 0,1 N + 2ml HCl 1 N, panaskan 45Lar. Biru Lar. Kuning

4. 5ml sukrosa 0,1 N + 2ml HCl 1 N ,panaskan 45Lar. Biru Lar. Hija muda kebiruan

8. Hidrolisa Pati

No Perlakuan Hasil Keterangan

Awal Akhir

1. 4ml lar. Pati + 2ml HCl panaskan , tiap 3 + I2 + NaOH cek PHLar. Bening Lar. Bening , PH basa (lakmus merahbiru)

2. 1 ml hidrolisa + lar. Benedict panaskanLar. Biru muda

3. 1 ml hidrolisa + seliwanoffLar. Biru tua , merah bata

9. Hidrolisa Pati dengan Iodium No Perlakuan Hasil Keterangan

Awal Akhir

1.aPati padat + 1tts IodLar. Biru kehitaman

b.(1) 1 ml pati + 2 tts Iod panaskan,inginkanLarutan biru tua dipanaskan hilanhStelah dngin warna kembali biru

(2) 1ml pati + 2tts Iod + thiosulfat 1%Lar. Biru Warna hilang mnjadi tih keruh

2.Glikogen + 1 tts Iod

3.Desktrin + 1tts IodLar. Coklat tua

4..Pati dalam air disaring filtrate + IodLar. Biru keunguan

5.Pati dalam HCl 0,1 N disaring filtrate + Iod Lar. Biru keunguan

6.Pati + NaCl disaring filtrate + iod Lar. Biru keunguan

7.Pati + alcohol 95% disaring filtrate + iod Lar.biru kompleks

10. Uji Molish

No Perlakuan Hasil Keterangan

Awal Akhir

1. 1 ml glukosa + 2 tts alfa naftol+ H2SO4 PTdk berwarnaLar. Biru, cincin ungu

2. 1 ml maltosa + 2 tts alfa naftol+ H2SO4 PTdk berwarnaLar. Biru cicin hijau tua

3. 1 ml sukrosa + 2 tts alfa naftol+ H2SO4 PTdk berwarna Lar. Biru , cincin ungu

VII. PEMBAHASAN :

1. Uji Moore Pada uji moore bertujuan untuk mengetahui adanya gugus Alkali. Berdasarkan hasil percobaan yang tertera pada table pengamatan, maka perbedaan yang terjadi adalah perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan dan berbau manis. Hal ini karena NaOH bersifat alkalis basa dan berfungsi sebagai preaksi alkali yang berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldo aldehid yang akan menghasilkan warna kekuningan . Pemanasan bertujuan unruk membuka ikatan karbon dgn hydrogen dan menggantikan dengan gugus OH. Glukosa atau karbohidrat mempunyai gugus karbohidrat bila glukosa direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan warna kekuningan dan berbau manis. Bau manis disebabkan karena gugus OH hidroksilnya. Sehingga persamaan reaksi yang terjadi: O OR- C + NaOH CH3- CH CH2 C H OH H (alkali aldehid) (2 propanol aldehid)

2. Percobaan larutan tembaga basis untuk uji Reduksi Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar gula reduksi dapat melarutkan tembaga hidroksida dalam larutan alkali (NaOH). Berdasarkan hasil percobaan yang tertera pada table hasil pengamatan, maka gula reduksi dapat melarutkan tembaga dalam larutan alkali , CuSO4 + NaOH + glukosa larutan biru dan endapan putih , warna orange dan endapan orange. Ini karena karbohidrat dapat mengubah ion-ion logam dari bahan pereaksi menjadi ion Cu+ yg mengedap sebagian Cu2O.3. Percobaan reduksi dengan garam Perak Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pereduksi yang mempunyai sifat reduksi . B erdasarkan hasil percobaan yang tertera pada table pengamatan yang terjadi adalah terbentuknya endapan dan kemudia larutan, ditambahkan glukosa dan dipanaskan serta ditambah NaOH mulai terbentuk cincin perak, terbukti bahwa gula pereduksi mempunyai sifat reduksi . Reaksi yang terjadi:AgNO3 + NaOH AgOH + NH4NO3AgOH Ag2O endapan coklat + H2OAg2O + glukosa cermin perak

4. Uji barfoeds Pada percobaan ini bertujuan untuk membedakan monosakarida dengan disakarida . berdasarkan hasil percobaan barfoeds dengan monosakarida adalah negative, dimana hasil yang seharusnya adalah endapan merah bata . hal ini mungkin terjadi karna salah dalam prosedur pengerjaan atau pemanasan yang tidak sempurna.

5. Uji benedict Pada percobaan ini bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Reaksi yang menunjukan terjadinya reduksi adalah dengan terbentukanya endapan merah bata . hal ini terjadi karena terbentuknya hasil reaksi CU2O.Perubahan warna pada glukosa dan fruktosa ini merupakan gula pereduksi, hal ini glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana ujung pereduksinya adalah ujung yang mengandung aldehida. Sedangkan pada fruktosa yang menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa dimana fruktosa memiliki gugus karbonil yng berpotensi bebas pada residu glukosa, sehingga fruktosa adalah disakarida pereduksi. Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol, OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yg menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan.Reaksi yang berlangsung: O O RCH + Cu2+ 2OH- RCOH + Cu2OGula Pereduksi EndapanMerah Bata

6. Uji Seliwanoff Pada percobaan ini bertujuan untuk membuktikan adanya ketosa(fruktosa) dan membedakan gugus glukosa. Uji Selliwanoff ini menggunakan sampel glukosa fruktosa dan laktosa yang nantinya direaksikan dengan larutan seliwanof. Kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Glukosa dan laktosa tidak mengalami perubahan warna. Namun, secara teori Fruktosa lah yang bereaksi karena mengandung gugus keton sehingga lebih cepat bereaksi dari glukosa yang mengandung gugus aldehid, karena gugus keton langsung didehidrasi menjadi furfural sedangkan gugus aldehid mengalami transformasi dahulu menjadi ketosa kemudian didehidrasi menjadi furfural. Larutan larutan tersebut tidak menghasilkan endapan. Jadi pada Uji Seliwanoff ini digunakan untuk menentukan monosakarida aldosa maupun ketosa. Berikut reaksinya :7. Percobaan Hidrolisa Sukrosa

Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisa sukrosa. Sukrosa tidak memiliki gugus karbonil bebas. Sehingga tidak mereduksi larutan kupri alkali. Berdasarkan hasil percobaan, maka sukrosa terhidrolisis oleh asam dan pemanasan yang menghasilkan 2 jenis monosakarida yaitu glukosa dan fructose yang ditandai dengan uji benedict, seliwanoff, barfoeds yang hasilnya positif. Dimana benedict untuk mengetahui salah satu sifat glukosa sebagai gula pereduksi. Seliwanoff untuk mengetahui fruktosa yang mempunyai gugus gugus fungsi dan keton. Barfoeds untukl membedakan antara monosakarida dan disakarida memberikan hasil positif pada monosakarida.

8. Percobaan Hidrolisa Pati Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisa pati. Pada table hasil percobaan pati dapat terhidrolisa oleh asam dan pemanasan, pati terhidrolisis sempurna menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhanan yang terdeteksi dengan adanya perubahan warna . Uji benedict yang dilakukan member warna biru, hal ini membuktikan bahwa hidrolisis menjadi amilosa yang terbentuk polisakarida dengan demikian hasilnya positif.

9. Percobaan Pati reaksi dengan Iodium Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida. Berdasarkan hasul percobaan iodium memberikan koompleks berwarna biru pada amylum. Hidrolisis pati melibatkan air sebagai pereduksidari hasil uji hidrolisis menggunakan pereaksi iodium hasil positif dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis dengan air dan asam (HCl). Dengan ditunjukannya perubahan warna dari bening menjadi biru menunjukkan bahwa amilum dapat terhidrolisis oleh air dan asam menjadiamilosa dan amilopektin. Mungkin juga dengan bantuan panas, amilum bias terhidrolisis menjadi monosakarida-monosakarida. Campuran pati dan iodine memberikan warna biru tua. Hal ini dikarenakan terbentuknya kompleks iodine-pati. Mekanisme pembentukan kompleks yang berwarna ini tidak diketahui, namun ada pemikiran bahwa molekul-molekul iodine tertahan dipermukaan -amilosa. Amylum terdiri dari dua macam molekul yaitu amilosa dan aminopektin. Amilosa dan rodin member warna biru sedangkan amilopektin warna ungu Pada percobaan amylum, dekstrin, glikogen, positif polisakarida . pada filtrate dalam beberapa pelarut + I2 juga memberikan hasil positif sehingga dapat dibuktikan bahwa adanya polisakarida.

10. Uji MolishPercobaan mengenai karbohidrat yang pertama adalah uji Molisch. Sampel yang digunakan adalah glukosa, laktosa, amilum. Sampel ditambah alpha naphthol 10% dan asam sulfat pekat, maka akan timbul perubahan pada glukosa dan amilum dimana terdapat cincin warna ungu.. Penambahan alpha naptol menyebabkan warna ungu. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan turunannya. Hasil reaksi yang positif menunjukkan bahwa larutan yang diuji mengandung karbohidrat, sedangkan hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diuji tidak mengandung karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif, pada percobaan yang memberikan reaksi positif adalah glukosa, laktosa, dan amilum. Alfa-naftol berfungsi sebagai indicator warna untuk memudahkan saja, sedangkan H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis glukosa (heksosa) hidroksimetil fufural atau arabinosa (pentosa) furufural. Reaksi Glukosa : C6H1206 + naftol + H2SO4 cincin warna unguReaksi Laktosa :C12H22016 + naftol + H2SO4 cincin warna unguReaksi Amilum :(C6H10O5)n + naftol + H2SO4 cincin warna ungu

VIII. Reaksi reaksi 1. Uji MooreReaksi: O OR- C + NaOH CH3- CH CH2 C H OH H (alkali aldehid) (2 propanol aldehid)

2. Uji larutan tembaga basis untuk reduksi

3. Uji reduksi dengan garam perak Reaksi: AgNO3 + NaOH AgOH + NH4NO3 AgOH Ag2O endapan coklat + H2O Ag2O + glukosa cermin perak

4. Uji barfoeds Reaksi :

O O Cu2+asetat RCH + RCOH + Cu2O(s) + CH3COOH n-glukosa Kalor E.merah monosakarida bata

5. Uji benedictReaksi: O O RCH + Cu2+ 2OH- RCOH + Cu2O Gula Pereduksi EndapanMerah Bata

6. Uji seliwanoff7. Uji hidrolisa sukrosa 8. Uji hidrolisa pati9. Uji pati dengan iodiumReaksi: Rx uji iodine pada saat basa : 3 I2+ 6 NaOH 5 Nai + NaIO3+ 3 H2O Rx uji iodinn Pada saat asam : 5 Nai + NaIO3+ 6 HCl3 I2+ 6 NaCl + 3 H2O

10. Uji molishReaksi:C6H1206 + naftol + H2SO4 cincin warna unguReaksi Laktosa :C12H22016 + naftol + H2SO4 cincin warna unguReaksi Amilum :(C6H10O5)n + naftol + H2SO4 cincin warna ungu

IX. KESIMPULAN :Dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji karbohidrat, glukosa dan laktosa adalah gula pereduksi sedangkan amilum adalah gula non pereduksi.

1. Tes molish digunakan untuk menguji karbohidrat secara umum. Pada tes Molishketiga cuplikan(sukrosaa,maltosa,glukosa) menghasilkan cincin . Hal inimenunjukkan bahwa tes positif. Ada karbohidrat di dalam glukosa, sukrosa, danmaltosa

2. Tes seliwanof didapatkan hasil positif pada ( glukosa dan fruktosa) mengandung gula ketosa yang ditujukan dengan adanya endapan merah bata.

3. Tes barfoed digunakan secara umum untuk mengidentifikasi monosakarida dandisakarida. Tes barfoed ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata (Cu2O)setelah pemanasan. Tetapi hasil negative ini mungkin terjadi kesalahan ketika pemanasan.

4.Pada Hidrolisa Pati, amilum dengan HCl dan NaOH positif dengan ph basa. sedangkan pada benedict dan seliwanoff positif membentuk warna biru menandakan positif polisakarida.5.Tes benedict didapat endapan merah bata (Cu2O) setelah pemanasan glukosa danlaktosa. Hal ini menandakan telah terjadi reaksi oksidasi pada glukosa (monosakarida)dan laktosa (disakarida)

6. Untuk menghidrolisis sukrosa digunakan tes benedict atau tes seliwanof. Sehinggadihasilkan dua monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa.

7. Tes iodine digunakan untuk mengidentifikasi reaksi hidrolisis pada pati. Campuranlarutan pati dengan iodine memberikan warna biru tua pekat / biru keunguan padalarutan. Pada amilum yang telah ditambah asam,basa dan dilakukan pemanasan terjadihidrolisis sempurna karena adanya perubahan pH. Pada amilum yang ditambah airdan dilakukan pemanasan terjadi hidrolisis amilum sebagian. Sedangkan pada sukrosayang hanya ditambah air dan tidak dilakukan pemanasan tidak terjadi hidrolisisamilum

8. Reduksi dengan garam perak, gula positif dapat mereduksi garam perak membentuk cermin perak.

9. Larutan tembaga basis untuk uji reduksi, positif dapar mereduksi larutan tembaga dengan terbentuknya endapan merah bata yaitu Cu2O

X. DAFTAR PUSTAKA :

Sarker, Satyajit, D dan Lutfun Nahar. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi, Bahan Kimia Organik, Alam dan Umum. Yogjakarta : Pustaka Pelajar. Hal 425-449Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta : Erlangga. Hal 87-99

Hart, Harold ; David J. Hart ; Leslie E. Craine ; Christopher M. Hadad.2011. Organik Chemistry : A Short Course. Cengage Learning. http://books.google.co.id/books?id=2VkuzMjDFDoC&pg=PA223&dq=ebook+hydroxyl+group&hl=id&cd=1#v=onepage&q=carbohydrates&f=false. Hal. 460-490. 28 juni 2012Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia. Bandung : PT Grafindo Media Pratama. http://books.google.co.id/books?id=T_yEfEOEFtgC&pg=PA155&dq=karbohidrat&hl=id&sa=X&ei=bWnsT_7hPMjmrAeAmMC_BQ&ved=0CDYQ6AEwAQ#v=onepage&q=karbohidrat&f=false. 28 juni 2012. Hal 155-158.