Biokim Vit A

17
METABOLISME VITAMIN A A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada masa pertumbuhan, perkembangan dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh manusia memerlukan substansi kimia yang disebut zat gizi. Zat gizi atau yang disebut nutrient adalah setiap zat yang dicerna, diserap, dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh. Beberapa zat gizi dapat dibuat oleh tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan tubuh terdiri dari (1) karbohidrat, (2) protein, (3) lemak, (4) vitamin, (5) mineral dan (6) air. (Rizqie Aulia.2001) Berdasarkan fungsinya tubuh manusia memerlukan zat gizi untuk memperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari atau sebagai zat tenaga. Untuk proses tumbuh kembang pada anak, penggantian jaringan tubuhyang rusak (zat pembangun), serta untuk mengatur semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit atau sebagai zat pengatur. Karbohidrat dan lemak berfungsi sebagai zat tenaga, protein berfungsi sebagai zat pembangun, sedangkan vitamin dan mineral berfungsi sebagai zat pengatur. (Rizqie Aulia.2001) Vitamin merupakan suatu senyawa organik kompleks yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Meskipun kebutuhan akan vitamin sangat sedikit tapi vitamin sangat penting untuk proses pertumbuhan, mempertahankan kesehatan dan proses 1

description

metabolisme vitamin A

Transcript of Biokim Vit A

METABOLISME VITAMIN AA. PENDAHULUAN1. Latar BelakangPada masa pertumbuhan, perkembangan dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh manusia memerlukan substansi kimia yang disebut zat gizi. Zat gizi atau yang disebut nutrient adalah setiap zat yang dicerna, diserap, dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh. Beberapa zat gizi dapat dibuat oleh tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan tubuh terdiri dari (1) karbohidrat, (2) protein, (3) lemak, (4) vitamin, (5) mineral dan (6) air. (Rizqie Aulia.2001)Berdasarkan fungsinya tubuh manusia memerlukan zat gizi untuk memperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari atau sebagai zat tenaga. Untuk proses tumbuh kembang pada anak, penggantian jaringan tubuhyang rusak (zat pembangun), serta untuk mengatur semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit atau sebagai zat pengatur. Karbohidrat dan lemak berfungsi sebagai zat tenaga, protein berfungsi sebagai zat pembangun, sedangkan vitamin dan mineral berfungsi sebagai zat pengatur. (Rizqie Aulia.2001)Vitamin merupakan suatu senyawa organik kompleks yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Meskipun kebutuhan akan vitamin sangat sedikit tapi vitamin sangat penting untuk proses pertumbuhan, mempertahankan kesehatan dan proses metabolisme normal dalam tubuh. Vitamin tidak dapat sintesa oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan. Di dalam makanan vitamin hanya terdapat dalam jumlah sedikit.Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditumukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biolologik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Beberapa gejala defisiensi vitamin A seperti xeroftalmia dan keratomalasia mulai dikenal pada abad ke 19. Timbulnya gejala tersebut disebabkan asupan makanan yang tidak mencukupi.( Sulistia G. Ganiswarna.1995). Di samping itu kekurangan vitamin A meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernapasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, seta keterlambatan pertumbuhan.2. Rumusan Masalaha. Bagaimana struktur dan sifat-sifat dari vitamin A?b. Apakah fungsi dari vitamin A?c. Bagaimana proses metabolisme vitamin A dalam tubuh?3. Tujuan a. Mengetahui sifat-sifat vitamin A.b. Mengetahui fungsi dari vitamin A.c. Mengetahui proses metabolisme vitamin A dalam tubuh4. ManfaatAdapun manfaat dari penulisan makalah ini agar pembaca mengetahui lebih luas tentang vitamin A.

B. PEMBAHASANStruktur Vitamin AVitamin A disebut juga retinol, merupakan suatu senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksinil, seperti dapat dilihat pada gambar 1. Vitamin A adalah nama umum yang menunjukkan semua senyawa selain karoteniod, yang memperlihatkan aktivitas biologis sebagai retinol

Gambar.1

Aktivitas vitamin A terdapat di dalam satu seri hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai atom C20-C40, yang secara luas tersebar dalam tanaman maupun hewan. Adapun struktur vitamin A dapat dilihat pada gambar diatas dan kemungkinan terdapat dalam bentuk alkohol bebas, asam lemak teresterifikasi, sebagai aldehid atau sebagai asam. Pada hewan, vitamin A terdapat secara berlimpah dalam hati, dan pada umumnya disimpan dalam bentuk alkohol bebas atau teresterifikasi. Pada tanaman atau fungi, aktivitas vitamin A terdapat di dalam sejumlah karoteniod yang selama metabolisme dikonversi menjadi vitamin A setelah penyerapan. Beberapa struktur dan aktivitas vitamin A umumnya terbentuk dari karotenoid, disajikan dalam tabel 1. Aktivitas provitamin yang paling kuat terdapat pada beta-karoten, yang secara ekuivalen menghasilkan dua vitamin A.

(Deddy Muchtadi,dkk.1993)Sifat-sifat Vitamin ATumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid. Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang kedele dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak tidak jenuh. Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan pada alfafa akan merusak enzim tersebut.Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin A bersifat tidak stabil. Guna menciptakan kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan penambahan antioksidan dan secara mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil, gelatin atau lilin, sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen. (http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/02/Klasifikasi_dan_Metabilisme_vitamin_imbang.pdf, Diakses pada 26 Desember 2011)Fungsi Vitamin ADi dalam tubuh vitamin A berfungsi dalam penglihatan, regulasi membran (mencegah penyakit kulit), mereduksi pembentukan kolesterol, serta berperan dalam sintesis glikoprotein di dalam membran sel, yaitu sebagai pengangkut mono- atau oligo-sakarida. Di antara berbagai fungsi tersebut, peranan vitamin A dalam proses penglihatan adalah yang paling utama.Secara normal maka akan mengeluarkan cairan lemak kental yang disebut mukus. Cairan tersebut diproduksi oleh sel epitel mata. Pada kondisi kekurangan vitamin A , sel epitel tersebut tidak mampu memproduksi mukus, tetapi akan mengeluarkan protein yang tidak larut di dalam air, yang disebut keratin. Apabila keadaan tersebut terus terjadi, maka sel-sel membran akan menjadi kering dan mengeras, yang dikenal dengan istilah keratinisasi. Selanjutnya dapat menimbulkan penyakit xeroftalmia, yang dapat mengekibatkan kebutaan.Mekanisme penglihatan terjadi karena fungsi vitamin A dan protein. Gambar 2. Menunjukkan bahwa siklus penglihatan terjadi di dalam sel batang retina mata. Sel tersebut akan berfungsi dengan adanya rangsangan sinar yang berintensitas rendah, dan bukan oleh adanya rangsangan warna. Komponen aktif yang berperan dalam proses penglihatan adalah senyawa retinol teroksidasi, yang dikenal dengan nama opsin. Kompleks retinal-opsin tersebut disebut rodopsin, yang menyusun membran sel batang.Pada saat rodopsin memperoleh rangsangan sinar, retinal yang mempunyai ikatan ganda pada posisi 11 bentuk cis-(ikatan ganda lainnya berbentuk trans) akan mengalami perubahan yang sangat cepat dan kompleks menjadi bentuk all-trans-retinal. Perubahan tersebut diduga menyebabkan perubahan konfigurasi geometris retinal yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk molekul rodopsin secara keseluruhan. Peristiwa tersebut akan memberikan rangsangan syaraf optik secara cepat yang pada akhirnya akan diteruskan ke otak. Selanjutnya senyawa all-trans-retinal yang dibentuk selama iluminasi, melalui berbagai reaksi enzimatis akan diubah kembali menjadi bentuk 11-cis-retinal yang berlangsung dalam reaksi gelap (tanpa adanya rangsangan sinar).

Gambar.2

(Deddy Muchtadi,dkk.1993)Sumber Vitamin AVitamin A terutama terdapat pada mentega, telur, hati dan daging, dan terdapat dalam beberapa bentuk misalnya retinal (vitamin A1) dan 3-dehidro retinol (Vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan hasil oksidasi group alkohol dari retinol.Vitamin A dapat juga berasal dari karoten yang merupakan pigmen tumbuh-tumbuhan. Karoten, yang disebut juga provitamin A, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau atau kuning dan buah-buahan seperti wortel, pepaya,tomat. Terdapat beberapa jenis karoten alfa, beta, dan gama dan bentuk yang paling aktif ialah beta karoten. Hanya 1/3 karoten diubah menjadi vitamin A pada dinding usus. ( Sulistia G. Ganiswarna.1995).

Pencernaan dan Penyerapan Karotenoid dan Vitamin ASetelah seseorang makan, vitamin A yang sudah terbentuk dan karotenoid dilepaskan oleh kerja pepsin dalam lambung dan oleh berbagai enzim-enzim proteolitik dalam saluran usus bagian atas. Karotenoid dan turunan-turunana vitamin A mengumpul ke dalam globula-globula lipid yang kemudian terdispersi dalam usus bagian atas oleh asam-asam empedu yang terkonjugasi. Ester-ester santofil dan vitamin A dalam emulsi lipida ini selanjutnya dihidrolisis oleh berbagai enzim esterase dalam cairan pancreas, menghasilkan karotenoid dan vitamin A yang bebas. Bersamaan dengan itu juga treigliserida , fosfolipida dan ester-ester kolesteril juga dihidrolisis. Partikel-partikel teremulsi yang dihasilkannya pertama-tama berdifusi ke dalam lapisan glikoprotein di sekitar mikrofili dari sel-sel epitel usus dan kemudian diserap.Berbagai factor yang mempengaruhi efisiensi penyerapan karotenoid dan vitamin A adalah : terdapatnya lemak, protein, dan antioksidan dalam makanan; terdapatnya cairan empedu dan komponen normal dari enzim-enzim pankreas dalam lumen usus; dan kesempurnaan sel-sel mukosa. (Andi Hakim Nasoetion. 1986)Transformasi Vitamin A dan Karotenoid dalam Sel-sel MukosaSebagian besar retinol yang diserap, diesterifikasi dengan asam palmitat di dalam sel-sel mukosa. Koenzim A dan ATP biasanya dibutuhkan untuk esterifikasi ini, meskipun mungkin juga terjadi esterifikasi-trans dengan fosfolipida atau berbagai donor asil lainnya.Beberapa retinol mungkin juga dioksidasi menjadi retinaldehida, dan sejumlah kecil aldehida ini selanjutnya dioksidasi menjadi asam retionat. karoten dan karotenoid provitamin A lainnya sebagian besar membelah pada ikatan rangkap 15,15 menghasilkan dua molekul all-trans retinaldehida. Enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi ini yaitu 15,15 karotenoid dioksigenase adalah suatu enzim yang larut yang keaktifannya tertekan oleh kurangnya konsumsi protein. Beberapa karoteniod yang terhidroksilasi tunggal mungkin juga diubah menjadi satu molekul retinaldehida oleh pembelahan keluar dari rantai karotenoid diikuti oleh pemendekan rantai. Sebagian besar retinaldehida yang terbentuk direduksi oleh enzim retinaldehida reduktase menjadi retinol yang kemudian diesterifikasi. Ester retinil bersama-sama dengan trigliserida, fosfolipida dan ester kolesteril kemudian bersatu ke dalam kilomikron. Bergantung pada spesiesnya, beberapa karotenoid mungkin hilang dalam usus dan mungkin juga muncul dalam kilomikron. (Andi Hakim Nasoetion. 1986)Pengambilan dan Penyimpanan Vitamin A dalam hatiSeperti telah disebutkan sebelumnya, karoten dan dan karotenoid provitamin A yang lain diubah menjadi retinal dalam sel mukosa usus, dan reaksi pembelahan yang sama terjadi dalam hati dan kemungkinan juga dalam organ lainnya. Retinal dan retinol bersifat reversible dengan adanya enzim-enzim yang membutuhkan NAD atau NADP. Sebagian enzim-enzim dihidrogense tersebut tidak begitu spesifik seperti enzim pada hati, sedangkan enzim lainnya, seperti terdapat pada retina bersifat sangat spesifik. Esterifikasi dan de-esterifikasi vitamin A yang terjadi secara luas dalam usus, hati dan juga dalam jaringan lainnya, dikatalisis oleh dua kelompok enzim yang berbeda yaitu retinil ester sintetase dan hidrolase.Apabila vitamin A terdapat sebagai lapisan tipis, dengan adanya oksigen atau cahaya akan segera teroksidasi membentuk epoksida, hidroperoksida dan produk-produk hasil siklisasi yang tidak diinginkan. Dengan adanya nikotinamid adenine dinukleotida (NAD) dan flavin adenine dinukleotida (FAD), secara biologis retinaldehid diubah menjadi asam retinoat yang selanjutnya akan dioksidasi oleh enzim hidrolase yang bergantung pada NADPH, menjadi asam-4-hidroksiretinoat. Asam retinoat atau metabolitnya kemungkinan akan mengalami pemendekan rantai secara bertahap dengan kehilangan karbon dioksida dan fragmen 3-karbon atau 2-karbon. Akhirnya suatu enzim epoksidase dapat mengubah asam retinoat menjadi asam 5,6-epoksi-retinoat.Pada umumnya produk-produk berantai pendek dari vitamin A yang mempunyai aktivitas biologis kecil atau tidak memiliki aktivitas biologis sama sekali, akan dipisahkan dalam urin, sedangkan produk-produk oksidasi yang mengandung rantai utuh sebagian besar dipisahkan dalam empedu. Pemisahan dalam empedu, produk-produk utamanya adalah komponen-komponen yang sangat polar termasuk beta-glukuronida dari retinol dan asam retinoat. Senyawa beta-glukuronida dan beberapa turunannya yang terdapat dalam empedu, akan diserap kembali ke dalam usus dan kemudian diangkut menuju ke hati. Sirkulasi yang demikian tersebut dikenal dengan sirkulasi vitamin A enterohepatik. Selain itu, beberapa retinol yang diangkut ke jaringan oleh suatu protein akan diesterifikasikan dan diangkut kembali menuju organ hati.Di dalam tubuh, sebagian besar vitamin A disimpan dalam hati dan sisanya ditemukan di dalam jaringan-jaringan. Vitamin A tersebut sebagian besar merupakan suatu kompleks lipoprotein atau glikiprotein yang 90 persen berbentuk ester retinil dan sisanya berbentuk retinil yang tidak teresterifikasikan. Retinil akan mengalaami hidrolisis oleh adanya enzim ester retinil hidrolase yang bergabung dengan senyawa kompleks dan memindahkan retinil ke protein penerima (akseptor). Proses hidrolisis tersebut dikatalisis oleh retinil palmitat hidrolase dengan memindahkan senyawa trans-retinol ke protein pengikat retinol (Retinol Binding Protein = RBP), yaitu apo-retinol intrasel. Selanjutnya, holo-RBP diolah melalui badan golgi dan dikeluarkan ke dalam plasma. Pergantian holo-RBP terjadi sangat cepat. Waktu paruhya berkisar antara 11 sampai 16 jam, sedangkan dalam keadaan bebas atau apo-RBP waktu paruhnya sekitar 4 jam. Pada kondisi kekurangan RBP plasma akan turun sebesar 50 persen dari jumlah normal dan sebagian besar berbentuk apo-RBP. Dan sebaliknya, konsentrasi apo-RBP di dalam hati meningkat.Pada kondisi normal, konsentrasi RBP di dalam plasma sukar dikontrol. Meskipun demikian, perlakuan dengan asam retinoat akan menurunkan konsentrasi RBP dalam plasma. Diduga bahwa asam retinoat tersebut yang memberikan isyarat kepada hati untuk membebaskan holo-RBP.

Gambar.3( Deddy Muchtadi. 1993)

Berikut adalah skema metabolism vitamin A dalam tubuh :

(http://www.nature.com/nm/journal/v13/n6/images/nm0607-671-F1.jpg)

C.PENUTUPKesimpulanVitamin A disebut juga retinol, merupakan suatu senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksinil, berikut adalah gambar struktur dari vitamin A :

Sifat dari retinol dan retinal yang merupakan bentuk dari vitamin A mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Di dalam tubuh vitamin A berfungsi dalam penglihatan, regulasi membran (mencegah penyakit kulit), mereduksi pembentukan kolesterol, serta berperan dalam sintesis glikoprotein di dalam membran sel, yaitu sebagai pengangkut mono- atau oligo-sakarida. Di antara berbagai fungsi tersebut, peranan vitamin A dalam proses penglihatan adalah yang paling utama.Dan berikut metabolisme vitamin A : Vitamin A dan -karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam hati. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (retinol-binding protein=RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, untuk diangkut ke sel-sel jaringan. Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol seluler, sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.DAFTAR PUSTAKA

Auliana, Rizqie. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta : Adi CiptaGaniswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UIMuchtadi, Deddy, dkk. 1993. Metabolisme Zat Gizi Jilid 2. Jakarta : Pustaka Sinar HarapanNasoetion, Andi Hakim dan Darwin Karyadi. 1986. Pengetahuan Gizi Mutakhir Vitamin. Jakarta : PT Gramedia Pustaka UtamaAnonim. http://www.nature.com/nm/journal/v13/n6/images/nm0607-671-F1.jpg. Diakses pada 21 Desember 2011Rahayu, Imbang Dwi. http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/02/Klasifikasi_dan_Metabilisme_vitamin_imbang.pdf, Diakses pada 26 Desember 2011

12