biografi tugas pebry

download biografi tugas pebry

of 11

Transcript of biografi tugas pebry

Biografi Taufik IsmailLabel: Biografi Seniman Sastrawan Taufiq Ismail merupakan tokoh pupuler dalam dunia sastra Indonesia, sastrawan ternama di Indonesia, budayawan papan atas Indonesia dengan sederet penghargaan yang tidak hanya lefel nasional bahkan level internasional. Taufiq Ismail juga seorang sastrawan produktif yang telah menghasilkan ratusan puisi, karya terjemahan, cerpen, essai sastra,dan karya tulis lain. Namanya pantas disejajarkan dengan sastrawan populer seperti Chairil Anwar, Amir Hamzah,, Emha Ainun Nadjib dan Sapardi Djoko Damono. Puisi-puisinya telah dirangkum dan diterbitkan dalam berbagai antologi puisi baik perseorangan maupun kolaborasi dengan penyair lainnya. Kecemerlangannya dalam dunia sastra mengantarkan beliau ke American Field Service Interntional School untuk mengikuti pendidikan Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS melalui program beasiswa tahun 1956-1957. Selain sederet prestasi, penghargaan dan karya sastra, Taufik Ismail juga populer sebagai sastrawan yang memiliki ideliasme tinggi walaupun harus mengorbankan karir dan pekerjaan. Ini dibuktikan tahun 1964 ketika ia dipecat sebagai pegawai negeri oleh pemerintah Soekarno karena menandatangani manifest kebudayaan bersama budayawan dan sastrawan yang menentang komunisme. Ia akhirnya gagal menempuh pendidikan di Universitas Kentucky dan Florida. Prestasinya juga diakui dunia internasional hingga pernah di undang Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia menjadi pembicara dan pegarang tamu. Ia juga sering mewakili Indonesia dalam festival sastra di 24 kota di Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina.Taufik juga sering didaulat membacakan puisipuisinya di berbagai ajang nasional maupun internasional. Dibidang musik, Taufik juga mahir menciptakan lagu. Ia bersama Bimbo Chrisye, Ian Antono, dan Ucok Harahap menjalin kerjasama di bidang music tahun 1974. Biodata Taufik Ismail Nama Taufik Ismail Tanggal Lahir 25 Juni 1935 Tempat lahir Bukit Tinggi Istri Esiyati Yatim Anak Bram Ismail Tempat tinggal Jalan Utan Kayu Raya 66-E, Jakarta 13120 Pendidikan Formal 1. Sekolah Rakyat (Yogyakarta) 2. SMP (Bukittinggi) 3. SMA (Bogor) Pendidikan Kilat 4. Fakultas Kedokteran Hewan IPB (tamat1963) 1. American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS (1956-1957) 2. International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat (19711972

dan 19911992) 3. Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir (1993) 1. Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (19601961) 2. Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (19601962) 3. Kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970 4. Bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia 5. Mendirikan majalah sastra Horison (1966). 6. Pemimpin Majalah Hirison Sampai sekarang 7. Pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), 8. PendiriTaman Ismail Marzuki (TIM), 9. Pendiri Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968). 10. Sekretaris Pelaksana DKJ, 11. Pj. Direktur TIM, 12. Rektor LPKJ (19681978). 13. Ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau (1984-86) 14. Sekretaris PII Cabang Pekalongan 15. Pengurus perpustakaan PII, Pekalongan (1954-56) 16. Pendiri Badan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya (1985) 17. Tahun 19741976 terpilih sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New York 18. Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990). 19. Anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat Bahasa dan konsultan Balai Pustaka (Sampai sekarang) 20. Aktif sebagai redaktur senior majalah Horison (Sampai sekarang) 1. Guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (19631965) 2. Guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962) 3. Asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964)

Aktivitas Organisasi dan sosial

Aktifitas di dunia pendidikan

Karya sastra

1. Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966) 2. Benteng, Litera ( 1966) 3. Buku Tamu Musium Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta (buklet baca puisi) (1972) 4. Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya (1974) 5. Kenalkan, Saya Hewan (sajak anak-anak), Aries Lima (1976) 6. Puisi-puisi Langit, Yayasan Ananda (buklet baca puisi) (1990) 7. Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda (cetak ulang gabungan) (1993) 8. Prahara Budaya (bersama D.S. Moeljanto), Mizan (1995) 9. Ketika Kata Ketika Warna (editor bersama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Amri Yahya, dan Agus Dermawan, antologi puisi 50 penyair dan repoduksi lukisan 50 pelukis, dua bahasa, memperingati ulangtahun ke-50 RI), Yayasan Ananda (1995) 10. Seulawah Antologi Sastra Aceh (editor bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S.), Yayasan Nusantara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa Aceh (1995) 11. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (1998) 12. Dari Fansuri ke Handayani (editor bersama Hamid Jabbar, Herry Dim, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2001), Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2001) 13. Horison Sastra Indonesia, empat jilid meliputi Kitab Puisi (1), Kitab Cerita Pendek (2), Kitab Nukilan Novel (3), dan Kitab Drama (4) (editor bersama Hamid Jabbar, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Herry Dim, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2000-2001, Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2002) 1. Banjour Tristesse (terjemahan novel karya Francoise Sagan, 1960) 2. Cerita tentang Atom (terjemahan karya Mau

Karya terjemahan

Freeman, 1962) 3. Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam (dari buku The Reconstruction of Religious Thought in Islam, M. Iqbal (bersama Ali Audah dan Goenawan Mohamad), Tintamas (1964) 1. Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970) 2. Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia (1977) 3. South East Asia (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (1994) 4. Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994) 5. Sastrawan Nusantara dari Negeri Johor, Malaysia (1999) 6. Doctor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (2003)

Penghargaan

Biografi Achdiat Karta MihardjaAchdiat Karta Mihardja lahir di Cibatu, Garut, 6 Maret 1911 dan meninggal di Canberra, Australia, 8 Juli 2010 pada umur 99 tahun. Pendidikannya Ia lalui di AMS (Algemene Middelbare School) bagian A1 (Sastra dan Kebudayaan Timur) di Solo pada 1932 kemudian di Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia (1948-1950). Ia juga mempelajari ajaran mistik (tarekat) aliran Qadariyah Naqsabandiyah dari Kiyai Abdullah Mubarak yang terkenal juga dengan nama Ajengan Gedebag. Selain itu belajar filsafat pada pater Dr. Jacobs S.J., dosen pada Universitas Indonesia, dalam Filsafat Thomisme. Ia pernah menjadi anggota redaksi Bintang Timur merangkap redaktur mingguan Peninjauan (bersama Sanusi Pane, Armin Pane, PF Dahler, Dr. Amir dan Dr. Ratulangi). Tahun 1937 menjadi pembantu harian Indie Bode dan Mingguan Tijdbeeld dan Zaterdag, juga sebentar bekerja di Aneta. Tahun 1938 jadi pimpinan redaksi tengah-bulanan Penuntun Kemajuan. Tahun 1941 jadi redaksi Balai Pustaka, sejak saat itu tumbuh minatnya kepada kesusastraan. Tahun 1943 menjadi redaksi dan penyalin di kantor pekabaran radio, Jakarta. Tahun 1946 jadi pimpinan umum mingguan Gelombang Zaman dan setengah mingguan berbahasa Sunda Kemajuan Rakyat. Tahun 1948 kembali jadi redaksi di Balai Pustaka. Tahun 1951 bersama-sama Sutan Takdir Alisjahbana dan Dr. Ir. Sam Udin mewakili PEN Club Indonesia menghadiri Konperensi PEN Club International di Lausanne, Switserland. Saat itu ia juga mengunjungi Negeri Belanda, Inggris, Prancis, Jerman Barat, dan Roma. Tahun 1952 berkunjung ke Amerika dan Eropa Barat dengan tugas dari Dep. PP&K untuk mempelajari soal-soal pendidikan orang dewasa (termasuk penerbitan bacaan-bacaannya) dan 'university extension courses'. Kesempatan ini digunakan juga untuk mempelajari seni drama di Amerika Serikat. Tahun 1956 selama setahun memperdalam bahasa Inggris serta sastranya di Sydney University dalam rangka Colombo Plan. Tahun 1960 menjabat Kepala Inspeksi Kebudayaan Djakarta Raya dan memberi kuliah pada FS-UI tentang Kesusastraan Indonesia Modern. Tahun 1961 menjabat sebagai Lektor Kepala pada Australian National University di Canberra dan mengajar sastra Indonesia Modern dan bahasa Sunda.

Salah satu karya terpenting yang lahir dari tangan Achdiat K. Mihardja adalah novel Atheis, yang diterbitkan tahun 1949. Novel ini mengisahkan kegelisahan manusia dalam mencari pegangan hidup di tengah pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat yang terus berubah. Tema tersebut masih relevan dengan kondisi saat ini meski Atheis ditulis puluhan tahun lalu. Novel yang merupakan salah satu puncak karya sastra Indonesia modern ini

telah berulang kali dicetak dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Novel ini juga diangkat ke film layar lebar dengan judul yang sama tahun 1974. Berdasarkan novel ini (Atheis) pengarangnya dianugerahi Hadiah Tahunan Pemerintah RI pada tahun 1969. Sebelumnya, pada 1959, kumpulan cerpennya yang diberi judul Keretakan dan Ketegangan mendapat hadiah Sastra Nasional Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN). Selain kedua buku tersebut, Karya-karya Achdiat yang lainnya adalah Polemik Kebudayaan (editor, 1948) Bentrokan dalam Asrama (drama, 1952), Kesan dan Kenangan (1960), Debu Cinta Berterbangan (novel, Singapura, 1973), Belitan Nasib (kumpulan cerpen, 1975), Pembunuhan dan Anjing Hitam (kumpulan cerpen, 1975), Pak Dullah in Extrimis (drama, 1977), Si Kabayan, Manusia Lucu (1997), dan Manifesto Khalifatullah (novel, 2006).

Achdiat Karta MiharjaAchdiat Karta Miharja lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat, tanggal 6 Maret 1911. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga menak yang feodal. Ayahnya bernama Kosasih Kartamiharja, seorang pejabat pangreh praja di Jawa Barat. Achdiat rnenikah dengan Suprapti pada bulan Juli 1938. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai lima orang anak.

Ia memulai sekolah dasarnya di HIS (sekolah Belanda) di kota Bandung dan tamat tahun 1925. Ia masuk ke AMS (sekolah Belanda setara SMA), bagian Sastra dan Kebudayaan Timur, di kota Solo tahun 1932. Lalu, melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia di kota Jakarta. Ketika kuliah, ia pernah diajar oleh Prof. Beerling dan Pastur Dr. Jacobs S.J., dosen Filsafat. Tahun 1956, dalam rangka Colombo Plan, Achdiat mendapat kesempatan belajar bahasa dan sastra Inggris, serta karang mengarang di Australia. Tamat dari AMS, Achdiat sempat mengajar di Perguruan Nasional, Taman Siswa, tetapi tidak lama. Tahun 1934 Ia beralih kerja menjadi anggota redaksi Bintang Timur dan redaktur mingguan Paninjauan. Tahun 1941 Ia menjadi redaktur Balai Pustaka. Pada zaman pendudukan Jepang, Achdiat menjadi penerjemah di bagian siaran, radio Jakarta. Tahun 1946 ia memimpin mingguan Gelombang Zaman dan Kemajuan Rakyat yang terbit di Garut sekaligus menjadi anggota bagian penerangan penyelidik Divisi Siliwangi. Tahun 1948 Ia kembali bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka. Tahun 1949 Ia menjadi redaktur kebudayaan di berbagai majalah, seperti Spektra dan Pujangga Baru di samping sebagai pembantu kebudayaan harian Indonesia Raya dan Konfrontasi. Pada tahun 1951-1961, Ia dipercayai memegang jabatan Kepala Bagian Naskah dan Majalah Jawatan Pendidikan Masyarakat Kementerian PPK. Pada tahun 1951 Achdiat juga menjadi wakil ketua Organisasi Pengarang Indonesia (OPI) dan anggota pengurus Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN). Pada tahun itu juga, ia bertugas menjadi Ketua Seksi Kesusastraan Badan Penasihat Siaran Radio Republik Indonesia (BPSR) dan menjadi Ketua Pen-Club Internasional Sentrum Indonesia. Tahun 1954 Achdiat menjabat ketua bagian naskah/majalah baru. Tahun 1959 ia menjadi anggota juri Hadiah Berkala BMKN untuk kesusastraan. Tahun 1959--1961 Achdiat menjadi dosen Sastra Indonesia Modern di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Jakarta. Pada tahun 196 11969 ia mendapat kesempatan untuk menjadi Lektor Kepala (senior lecturer) di Australian National University (ANU) Canberra. Achdiat tertarik pada sastra berawal dari rumahnya sendiri, ketika ia masih kecil, masih di SD. Ayahnya adalah seorang penggemar sastra, terutama sastra dunia. Ayahnya sering menceritakan kembali karya-karya yang telah dibacanya kepada Achdiat. Lama-kelamaan,

Achdiat kecil pun menjadi gemar juga membaca buku-buku koleksi ayahnya itu. Ia pun ikut melahap buku-buku sastra ayahnya itu. Dari koleksi ayahnya, ia telah membaca, antara lain, buku karangan Dostojweski, Dumas, dan Multatuli. Buku Quo Vadis karya H. Sinckiwicq, Alleen op de Wereld karya Hector Malot dan Genoveva karya C. von Schimdt, bahkan telah dibacanya ketika kelas VI SD. Hasilnya adalah tulisan-tulisan Achdiat yang lahir di kemudian hari, baik itu yang berupa karya sastra maupun esai tentang sastra atau kebudayaan. Novelnya yang berjudul Atheis adalah novel yang membawa namanya di deretan pengarang novel terkemuka di Indonesia. Banyak pakar sastra yang membicarakan novelnya itu, antara lain, Ajip Rosidi, Boen S. Oemarjati, A. Teeuw, dan Jakob Sumardjo. KARYA: a. Cerpen (1) Kesan dan Kenangan (kump. cerpen). 1960. Jakarta: Balai Pustaka. (2) Keretakan dan Ketegangan (kump. cerpen).1956. Jakarta: Balai Pustaka. (3) Belitan Nasib (kump. cerpen). 1975. Singapura: Pustaka Nasional. (4) Pembunuh dan Anjing Hitam (kump. cerpen). Jakarta: Balai Pustaka (5) Pak Sarkam. Poedjangga Baroe. No.5, Th. 13, 1951. (6) Buku Tuan X. Poedjangga Baroe. No.7,8, Th. 4, 1953. (7) Salim, Norma, Sophie. Prosa. No.2, Th. 1, 1953. (8) Sutedjo dan Rukmini. Indonesia. No. 8,9, Th. 4, 1953. (9) Bekas Wartawan Sudirun. Indonesia. Th. 4, 1953. (10) Si Ayah Menyusul. Konfrontasi. No. 18, 1957. (11) Si Pemabok.Varia. No. 104, Th. 3. 1960. (12) Latihan Melukis. Budaya Jaya. No. 47, Th. 5. 1972. b. Puisi (1) Pemuda Indonesia. Gelombang Zaman, 2.1, (45), 2. (2) Bagai Melati. Gelombang Zaman, 7.1(46), 2. (3) Bunga Bangsa. Gelombang Zaman, 13.1 (46), 2. (4) O, Pudjangga. Gelombang Zaman, 35.1, (46), 10. c. Novel (1) Atheis. 1949. Jakarta: Balai Pustaka. (2) Debu Cinta Bertebaran. 1973. Malaysia: Pena Mas. d. Drama (1) Bentrokan dalam Asmara. 1952. Jakarta: Balai Pustaka. (2) Pak Dulah in Extremis. Indonesia. No. 5, Tb. 10. 1959. (3) Keluarga R. Sastro (drama satu babak). Indonesia. No. 8. Th.5. 1959. e. Esai, antara lain (1) Polemik Kebudayaan. 1948. Jakarta: Balai Pustaka. (2) Ada Sifat Tuhan dalam Diri Kita. Pikiran Rakyat 28 Juni 1991.

(3) Pengaruh Kebudayaan Feodal. Sikap. Tb. ke-1, 13/X, 1948. (4) Bercakap-cakap dengan Jef Last. Kebudayaan 10 Agustus 1950.

WS Rendra Dalam Kenangan, Biografi, Foto dan Puisi mesin kasir | Aug 06, 2009 | Comments 22 Belum lama air mata seniman Indonesia menetes karena kehilangan salah satu lakon terbaiknya yakni Mbah Surip sekarang kita harus ikhlas melepas salah satu seniman legendaris sang burung merak WS Rendra yang begitu fenomenal. Maestro Seni Indonesia kembali berduka. WS Rendra Meninggalkan Kita, Namun Karyanya Selalu Abadi WS Rendra Meninggalkan Kita, Namun Karyanya Selalu Abadi Budayawan dan penyair WS Rendra meninggal dunia dalam usia 74 tahun pada Kamis sekitar pukul 21:30 WIB setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok Jawa Barat. Teman dekat WS Rendra, Andi Subiyakto yang dihubungi di Jakarta, Kamis, menyebutkan, WS Rendra sempat dirawat di RS Harapan Kita Jakarta kemudian juga sempat dirawat di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading. Pada saat pemakaman Mbah Surip di Bengkel Theater Citayam Depok, penyair yang sering dijuluki sebagai Si Burung Merak itu sempat dibawa pulang ke rumah Kompleks Pesona Kayangan Depok. Namun WS Rendra yang mengidap komplikasi penyakit harus dirawat lagi di RS Mitra Keluarga Depok, kata Andi. WS Rendra lahir di Solo 7 November 1935. Hingga saat ini, belum ada informasi tentang rencana pemakaman Rendra. Namun berdasarkan informasi, saat ini juga tengah dilakukan persiapan di Bengkel Teater, Citayam, Depok, untuk menyambut jenazah WS Rendra. Biografi WS Rendra WS Rendra Maestro Seni Indonesia WS Rendra Maestro Seni Indonesia Nama Pena: WS Rendra Nama Lengkap: Willibrordus Surendra Broto Rendra Tarikh Lahir: Solo, 7 Nopember 1935 Agama: Islam Isteri: Ken Zuraida Pendidikan: SMA St. Josef, Solo - Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - American Academy of Dramatical Art, New York, USA (1967) Karya-Karya Drama: - Orang-orang di Tikungan Jalan - SEKDA dan Mastodon dan Burung Kondor Oedipus Rex - Kasidah Barzanji - Perang Troya tidak Akan Meletus - dll Pergi Untuk Selamanya, Karyamu masih bersama kami (Foto Detik) Pergi Untuk Selamanya, Karyamu masih bersama kami (Foto Detik) Sajak/Puisi: - Jangan Takut Ibu - Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak) - Empat Kumpulan Sajak - Rick dari Corona - Potret Pembangunan Dalam Puisi - Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta - Pesan Pencopet kepada Pacarnya - Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan) - Perjuangan Suku Naga Blues untuk Bonnie - Pamphleten van een Dichter - State of Emergency - Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api - Mencari Bapak - Rumpun Alang-alang - Surat Cinta dll Kegiatan Lain: Anggota Persilatan PGB Bangau Putih Dianugerahi UGM Doktor Honoris Causa Dianugerahi UGM Doktor Honoris Causa Penghargaan: - Hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1957) - Anugerah Seni dari Departemen P & K (1969) - Hadiah Seni dari Akademi Jakarta (1975) Biodata: W.S Rendra dilahirkan di Solo, 7 November 1935. Beliau mendapat pendidikan di Jurusan Sastera Barat Fakultas Sastra UGM (tidak tamat), kemudian memperdalam pengetahuan mengenai drama dan teater di

American Academy of Dramatical Arts, Amerika Syarikat (1964-1967). Sekembali dari Amerika, beliau mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta dan sekaligus menjadi pemimpinnya. Tahun 1971 dan 1979 dia membacakan sajak-sajaknya di Festival Penyair International di Rotterdam. Pada tahun 1985 beliau mengikuti Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman. Kumpulan puisinya; Ballada Orang-orang Tercinta (1956), 4 Kumpulan Sajak (1961), Blues Untuk Bonnie (1971), Sajak-sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1980), Disebabkan Oleh Angin (1993), Orang-orang Rangkasbitung (1993) dan Perjalanan Aminah (1997). Biografi WS Rendra WS Rendra Maestro Seni Indonesia Nama Pena: WS Rendra Nama Lengkap: Willibrordus Surendra Broto Rendra Tarikh Lahir: Solo, 7 Nopember 1935 Agama: Islam Isteri: Ken Zuraida Pendidikan: - SMA St. Josef, Solo - Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - American Academy of Dramatical Art, New York, USA (1967) Karya-Karya Drama:

Orang-orang di Tikungan Jalan SEKDA dan Mastodon dan Burung Kondor Oedipus Rex Kasidah Barzanji Perang Troya tidak Akan Meletus dll

Sajak/Puisi:

Jangan Takut Ibu Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak) Empat Kumpulan Sajak Rick dari Corona Potret Pembangunan Dalam Puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta Pesan Pencopet kepada Pacarnya Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan) Perjuangan Suku Naga Blues untuk Bonnie Pamphleten van een Dichter State of Emergency Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api

Mencari Bapak Rumpun Alang-alang Surat Cinta dll

Kegiatan Lain: Anggota Persilatan PGB Bangau Putih Dianugerahi UGM Doktor Honoris Causa Penghargaan:

Hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1957) Anugerah Seni dari Departemen P & K (1969) Hadiah Seni dari Akademi Jakarta (1975)

Biodata: W.S Rendra dilahirkan di Solo, 7 November 1935. Beliau mendapat pendidikan di Jurusan Sastera Barat Fakultas Sastra UGM (tidak tamat), kemudian memperdalam pengetahuan mengenai drama dan teater di American Academy of Dramatical Arts, Amerika Syarikat (1964-1967). Sekembali dari Amerika, beliau mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta dan sekaligus menjadi pemimpinnya. Tahun 1971 dan 1979 dia membacakan sajak-sajaknya di Festival Penyair International di Rotterdam. Pada tahun 1985 beliau mengikuti Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman. Kumpulan puisinya; Ballada Orang-orang Tercinta (1956), 4 Kumpulan Sajak (1961), Blues Untuk Bonnie (1971), Sajak-sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1980), Disebabkan Oleh Angin (1993), Orang-orang Rangkasbitung (1993) dan Perjalanan Aminah (1997).