Biografi Sayyid Ahmad Husein
-
Upload
nofrianti3011 -
Category
Documents
-
view
250 -
download
0
description
Transcript of Biografi Sayyid Ahmad Husein
-
Biografi
Sir Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan dikenal sebagai seorang tokoh pembaru di kalangan umat Islam India
pada abad ke-19. Dia dilahirkan di India pada 6 Dzulhijjah 1232 Hijriyah atau 17 Oktober 1817
Masehi di kota Delhi. Nenek moyangnya berasal dari Semenanjung Arab yang kemudian hijrah
ke Herat, Persia (Iran), karena tekanan politik pada zaman dinasti Bani Umayyah. Dari Herat
mereka hijrah ke Hindustan (India) dan menetap di sana. Ayahnya bernama al-Muttaqi, seorang
ulama yang saleh.
Ahmad Khan memiliki pertalian darah dengan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau
dari keturunan Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Talib. Karena itulah dia bergelar sayyid. lbunya
seorang wanita cerdas dan pandai mendidik anak-anaknya. Ahmad Khan memulai pendidikannya
-
dalam pengetahuan agama secara tradisional. Di samping itu beliau juga mempelajari bahasa
Persia dan bahasa Arab, matematika, mekanika, sejarah dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya.
Ayahnya meninggal tahun 1838, pada saat itu Ahmad Khan mulai bekerja pada Serikat India
Timur, kemudian ia pindah bekerja sebagai hakim di Fatehpur (1841). Selanjutnya ia dipindahkan
ke Bignaur. Dan pada tahun 1846 ia kembali lagi ke Delhi. Masa delapan tahun di Delhi
merupakan masa yang paling berharga dalam hidupnya karena ia dapat melanjutkan
pelajarannya.
Ketika terjadi pemberontakan umat Hindu dan umat Islam terhadap penguasa Inggris
pada tanggal 10 Mei 1857, Ahmad Khan berada di Bignaur sebagai salah seorang pegawai
peradilan. Ia membantu melepaskan orang-orang Inggris yang teraniaya di Bignaur. Atas jasa-
jasanya, pemerintah Inggris menganugerahkan gelar Sir dan memberikan berbagai hadiah
kepadanya. Ahmad Khan menerima gelar tersebut, tetapi ia menolak hadiah-hadiah itu, kecuali
kesempatan untuk berkunjung ke Inggris pada tahun 1869. Kesempatan tersebut dimanfaatkan
olehnya untuk meneliti lebih jauh sistem pendidikan serta menyaksikan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Inggris. Ahmad Khan pun menjelaskan kepada
pemerintah Inggris bahwa dalam pemberontakan di tahun 1857, umat Islam tidaklah memainkan
peran utama. Hal itu dijelaskan lewat buku yang berisikan catatan kronologis pemberotakan
tersebut (Tarikhi Sarkhasi Bijnaur/1858).
Buku lainnya, berjudul Asbab Baghawat-i Hind (1858) yang diterjemahkan dalam bahasa
Inggris, The Causes of the Indian Revolt (Sebab-sebab Revolusi India), juga menceritakan hal yang
sama. Ahmad Khan berhasil mendamaikan umat Islam dengan pemerintah Inggris. Bukunya
antara lain Risalah tentang Orang-orang Saleh (Risalat Khair Khawahan Musulman) dan Hukum
Memakan makanan Ahli Kitab (Ahkam Ta'am Ahl al-Kitab).
Setelah berhasil mendamaikan umat Islam dan pemerintah Inggris, Ahmad Khan mulai
memunculkan ide-idenya dalam rangka memajukan umat Islam. Menurut Ahmad Khan, umat
Islam terbelakang, bodoh, dan miskin, karena mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi modern sebagaimana yang dimiliki oleh negara Eropa lainnya. la berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan modern dan teknologi adalah hasil pendayagunaan akal yang maksimal.
Sejalan dengan itu, Al-Quran sangat mendorong umat Islam untuk mempergunakan akal dalam
bidang-bidang yang sangat luas, walaupun jangkauan akal tersebut terbatas. Cita cita Ahmad
Khan untuk mendirikan perguruan tinggi akhirnya terwujud dengan diletakkannya batu pertama
pembangunan gedung perguruan tinggi tersebut oleh Gubernur Jendral Lord Lotion pada tanggal
8 Januari 1877 di kota Aligarth. Perguruan tinggi tersebut diberi nama Muhammadan Anglo
Oriental College, yang lebih dikenal dengan Aligarth College.
-
Masa-masa akhir hayatnya digunakan untuk mewujudkan Aligarth College yang
didirikannya itu. Sayyid Ahmad Khan meninggal pada usia 81 tahun. Seluruh India berkabung, dan
umat Islam kehilangan seorang tokoh besar yang selama hidupnya digunakan untuk memajukan
bangsanya. Ahmad Khan telah tiada, namun sampai kini gagasan-gagasannya masih banyak
diulas oleh akademisi dan para ilmuan.
Kondisi Pendidikan Islam Di India Abad XIX Di India pendidikan modern yang dibawa oleh
Inggris pada awal abad ke 19 telah menimbulkan dualisme sikap masyarakat muslim. Yaitu sikap
antagonis (menolak) dan sikap akomodatif (menerima). Ahmad Khan berpandangan bahwa saat
ini umat Islam harus kembali ke teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan
ilmiah seperti pada zaman Islam klasik, dari pada itu ilmu pengetahuan yang berkembang dengan
pesat dibarat perlu dikuasai oleh umat Islam. Sebab ilmu pengetahuanlah yang akan mampu
menghidupkan kembali orientasi keduniaan umat yang telah hilang sejak zaman pertengahan.
Untuk menguasai pengetahuan dari barat tiada lain jalan yang ditempuh adalah dengan
mengakomodasi pikiran-pikiran modern termasuk pendidikan yang dibawa oleh inggris.
Pokok-pokok pikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam. Sayyid
Ahmad Khan memiliki ide-ide yang cemerlang untuk membangkitkan ummat Islam India dari
keterpurukan. Diantara ide-ide yang cemerlang itu adalah sebagai berikut:
1. Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan ummat Islam India, dapat
diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris.
Inggris merupakan penguasa terkuat di India, dan menentang kekuasaan itu tidak membawa
kebaikan bagi umat Islam India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya
akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India. Disamping itu dasar ketinggian dan
kekuatan barat, termasuk didalamnya Inggris, ialah ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Untuk dapat maju, umat Islam harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu.
Jalan yang harus ditempuh ummat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi
modern yang diperlukan itu bukanlah kerjasama dengan Hindu dalam menentang Inggris
tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan Inggris. Ia berusaha meyakinkan
pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan 1857, ummat Islam tidak memainkan peranan
utama. Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang ia tunjukkan terhadap Inggris Sayyid
Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan Inggris terhadap ummat Islam
India. Dan sementara itu kepada ummat Islam ia anjurkan supaya jangan mengambil sikap
melawan, tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan Inggris. Cita - citanya untuk
menjalani hubungan baik antara Inggris dan umat islam, agar ummat islam dapat di tolong
dari kemunduranya , dapat di wujudkan di masa hidupnya.
-
2. Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena mereka tidak
mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul
peradaban baru di barat.
Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal mendapat
penghargaan tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai orang Islam yang percaya kapada
wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan dan kebebasan akal mempunyai batas, ia percaya
pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan melakukan
perbuatan. Alam, berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan
Tuhan. Segalanya dalam alam terjadi menurut hukum sebab akibat.
3. Sayyid Ahmad Khan menolak faham Taklid bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini.
Sumber ajaran Islam menurut pendapatnya hanyalah Al Quran dan Al Hadist. Pendapat
ulama di masa lampau tidak mengikat bagi ummat Islam dan diantara pendapat mereka ada
yang tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat serupa itu dapat ditinggalkan.
Masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan dan oleh karena itu perlu diadakan
ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam dengan suasana
masyarakat yang berubah itu. Dalam mengadakan ijtihad, ijma dan qiyas baginya tidak
merupakan sumber ajaran Islam yang bersifat absolute. Hadits juga tidak semuanya
diterimanya karena ada hadits buat-buatan. Hadits dapat ia terima sebagai sumber hanya
setelah diadakan penelitian yang seksama tentang keasliannya.
4. Yang menjadi dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah
sistem monogamy, dan bukan sistem poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama-
ulama dizaman itu.
Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Hukum pemotongan
tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib dilaksanakan, tetapi hanya merupakan
hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Disamping hukum potong tangan
terdapat hukum penjara bagi pencuri. Perbudakan yang disebut dalam Al Quran hanyalah
terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya kota
Makkah, perbudakan tidak dibolehkan lagi dalam Islam. Tujuan sebenarnya dari doa ialah
merasakan kehadiran Tuhan, dengan lain kata doa diperlukan untuk urusan spiritual dan
ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan doa adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan
bahwa Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan doa yang demikian, ia
menjelaskan tidak pernah dikabulkan Tuhan.
5. Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa ummat Islam merupakan satu
ummat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan ummat Hindu.
Ummat Islam harus mempunyai Negara tersendiri,. Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu
Negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam
mayoritas ummat Hindu yang lebih tinggi kemajuannya. Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid
-
Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam. Ide-ide yang dimajukannya banyak
persamaannya dengan pemikiran Muhammad Abduh di Mesir. Kedua pemuka pembaharuan
ini sama-sama memberi penghargaan tinggi kepada akal manusia, sama-sama menganut
faham Qadariyah, sama-sama percaya kepada hukum alam ciptaan Tuhan, sama-sama
menentang taklid, dan sama-sama membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh
ummat Islam pada umumnya diwaktu itu.
Usaha-usaha yang dicapai oleh Sayyid Ahmad Khan. Sebagian telah tersebut diatas, jalan
bagi ummat Islam India untuk melepaskan diri dari kemunduran dan selanjutnya mencapai
kemajuan, ialah memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern Barat. Agar dicapai sikap
mental ummat yang kurang percaya kepada kekuatan akal, kurang percaya pada kebebasan
manusia dan kurang percaya pada adanya hukum alam, berubah terlebih. Perubahan sikap
mental itu ia usahakan melalui tulisan-tulisan dalam bentuk buku dan artikel-artikel dalam
bentuk majalah Tahzib Al Akhlaq. Usaha melalui pendidikan juga ia tidak lupakan, bahkan pada
akhirnya kedalam lapangan inilah ia curahkan perhatian dan pusatkan usahanya. Sir Ahmad Khan
kemudian mendirikan lembaga pendidikan pertama yaitu Sekolah Inggris di Mudarabad pada
tahun 1861. Untuk menunjang lembaga pendidikan tersebut, Sir Ahmad Khan pada tahun 1864
mendirikan The Scientific Society (Translation Society) sebagai lembaga penerjemahan ilmu
pengetahuan modern ke dalam bahasa Urdu. Di tahun 1879 ia mendirikan sekolah Muhammedan
Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarth yang merupakan karyanya yang bersejarah dan
berpengaruh dalam cita-citanya untuk memajukan ummat Islam India. Sekolah itu terbuka bukan
hanya bagi orang Islam, tetapi juga bagi orang Hindu dan Kristen.
Sayyid Ahmad Khan sebagai tokoh pembaharuan Islam India memberi penghargaan tinggi
pada akal manusia, ia menganut faham Qodariyah, percaya kepada hukum alam ciptaan Tuhan,
menentang taqlid, dan membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam pada
umumnya di waktu itu. Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan
disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal dengan
gerakan Aligarh. Pusatnya adalah sekolah MAOC yang didirikan pemimpin pembaharuan Islam
India itu di Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Universitas Islam
Aligarh ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan
pembaharuan Islam India. Karena usaha usaha yang dilakukan oleh Sayyid Ahmad Khan
pendidikan Islam di India maupun Negara-negara Islam yang lain menjadi lebih maju dan tidak
terbelakang