Biografi Muslim Dan Shahih-nya

40
7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 1/40  

description

Makalah sederhana ini berisi tentang biografi Imam Muslim, mencakup biografi kepribadian dan keilmuannya. Selain itu, makalah ini juga menerangkan salah satu karya fenomenalnya; kitab Shahih Muslim; mulai dari deskripsi wujud, aspek metodologi, sampai pujian para ulama terhadapnya.

Transcript of Biografi Muslim Dan Shahih-nya

Page 1: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 1/40

 

Page 2: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 2/40

i

KATA PENGANTAR

 Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt. Tuhan Sang Pemberi rahmat yang luas bagi

sekalian alam, yang Dia juga telah merahmati penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan

makalah sederhana ini di sela-sela kesibukan penulis sebagai mahasiswa yang—karnarahmat Allah Swt juga—senantiasa dipenuhi dengan majlis-majlis yang berbau ilmu. Dari

sanalah mungkin penulis harus pintar-pintar dalam memanage waktu, supaya makalah ini

 bisa terselsaikan tepat pada waktunya, juga tidak membuat aktivitas lain menjadi luput dan

terbengkalai.

Oleh karena waktu pengerjaan dan penyelesaian makalah ini yang sangat, kemudian

sumber yang dibutuhkan sebagai referensi santatlah terbatas, juga karna ketidak-ahlian

penulis dalam bidang ini, penulis hendak meminta maaf apabila dalam makalah sederhana

ini terdapat kekeliruan yang relatif banyak disana-sini, entah itu dalam masalah

kebahasaan, tata letak, ide pikiran, ataupun metodenya yang tidak sempurna—karna

keterbatasan ilmu penulis.

Oleh karena itu—selain sebagai tuntutan tugas UTS—penulis berkehendak mengaju-

kan makalah sederhana ini kepada Dr. Nashruddin Syarif, M.Pd.I—semoga Allah Swt

senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada beliau—selaku dosen penulis dalam mata kuliah

Hadits II (Shahih Muslim), untuk kemudian dikoreksi dan diluruskan kekeliruannya,

supaya hal itu menjadi ilmu baru bagi penulis agar bisa mengantisipasi kesalahan-

kesalahan dalam tugas makalah-makalah selanjutnya. Selain itu, penulis juga ingin

 berterima kasih kepada beliau yang telah memberikan sebagian ilmunya kepada penulis

terutama dalam masalah hadits, berkat beliau.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam

penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada para ulama yang karya mereka

telah penulis jadikan sebagi rujukan. Nama mereka say tulis di  footnote dan juga terlampir

di daftar pustaka. Kepada seluruhnya, penulis ucapkan jazakumullahu khairan katsiran. 

 Akhirnya, penulis hanya bisa berharap kepada Allah Swt supaya makalah sederhana

ini—meskipun dengan kesalahan yang banyak — bisa mendatangkan manfaat bagi

semuanya, khususnya bagi penulis, di saat harta, tahta dan keluarga tak ada lagi yang yang

 bermanfaat kecuali yang datang dengan hati yang ikhlas. 

 ه خر سم و  ا ى ا فل يأخذ بأيدي

 

Garut, Sakan Ma’had ‘Ali Baiturrahman,

Minggu, 05 April 2015

al-faqir li hubbillahFirman Sholihin 

Page 3: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 3/40

  ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….  i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..  ii

BAB I: MUQADDIMAH………………………………………………………………………..  1

 A. Latar Belakang Pembahasan……………………………………………………………………………  1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………….  3

C. Metode Penulisan…………………………………………………………………………………………..  3

D. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………………………………….   3

E. Sistematika Pembahasan………………………………………………………………………………..  4

BAB II: BIOGRAFI IMAM MUSLIM………………………………………………………  5

 A. Biografi Kepribadian Imam Muslim (Tarjamah Asy-Syahshiyyah).…………………..  5

1) Nama dan Kuniyah Imam Muslim……………………………………………………………   5

2) Nasab dan Domisili Imam Muslim……………………………………………………………   5

3) Waktu Kelahiran Imam Muslim……………………………………………………………….   6

4) Gambaran Fisik Imam Muslim………………………………………………………………...   8

5) Karakter Imam Muslim……………………………………………………………………………   8

6) Pekerjaan Imam Muslim………………………………………………………………………….   9

B. Biografi Keilmuan Imam Muslim (Tarjamah Al-‘  Ilmiyyah).………………………………  10

1) Masa Pertumbuhan dan Tahap Awal Pembelajaran Imam Muslim………………  10

2) Pengembaraan Imam Muslim untuk Mencari Hadits…………………………………  11

3) Guru-guru Imam Muslim.………………………………………………………………………..   14

4) Antara Imam Muslim dan Gurunya; Imam Al-Bukhari……………………………….  14

5) Madzhab Imam Muslim dalam Masalah Furu’iyyah…………………………………..  15

6) Murid-murid Imam Muslim…………………………………………………………………….  16

7) Karya-karya Ilmiyyah Imam Muslim…………………………………………………………   16

8) Pijian Para Ulama terhadap Imam Muslim………………………………………………..  17

9) Wafatnya Imam Muslim………………………………………………………………………….   18

BAB III: BIOGRAFI KITAB SHAHIH MUSLIM ……………………………………….  20

 A. Nama Asli Kitab Shahih Muslim…………………...………………………………………………..   20

B. Faktor Pendorong Penyusunan Kitab Shahih Muslim………………………………………..  21

C. Awal Penyusunan Kitab Shahih Muslim sampai Penyelesaiannya……………………….  22

D. Jumlah Hadits dalam Kitab Shahih Muslim………..…………………………...………………   23

Page 4: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 4/40

  iii

E. Penulisan Bab dalam Kitab Shahih Muslim………..…………………………...……………….   23

F. Metodologi Imam Muslim dalam Menyusun Kitab Shahih-nya…………………………..  24

1) Keistimewaan Imam Muslim dalam Teknik Penyusunannya……………………….  24

2) Kriteria Perawi yang Hadits Mereka Diriwayatkan oleh Imam Muslim………..  25

3) Syarat Imam Muslim dalam Penyusunan Kitab Shahih-nya…………….............. 26

4) Jawaban Bagi Riwayat Imam Muslim Yang Mendapat Penilaian Dlaif…......... 27

G. Keistimewaan dan Kedudukan Kitab  Shahih Muslim  di Antara Kitab-kitabSunnahLainnya………..…………………………...……………..…………………………...…………………… .

28

H. Kitab Mukhtashar (Ringkasan) Shahih Muslim………..………………………………….. .... 30

I. Kitab-kitab Syarah (penjelas) Shahih Muslim………..…………………………….. ............. 30

BAB IV: PENUTUP…….………………………………………………………………………..  33

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………..  35

Page 5: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 5/40

 

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

BAB I

MUQADDIMAH

 A. 

Latar Belakang PembahasanSegala puji bagi Allah Swt, Tuhan yang—dengan segala kebaikan dan kemurahan-

Nya—telah mencurahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada sekalian alam. Dia juga telah

mengutus Nabi Muhammad Saw dengan membawa agama-Nya yang haq disertai

keterangan-keterangan yang jelas dan bukti-bukti yang nyata, untuk dijadikan sebagai

hujjah dalam berucap dan beramal dalam segala aspek kehidupan.

Telah kita ketahui bersama bahwa sumber dari segala sumber hukum Islam yang

menjadi rujukan dari segala tindak-tanduk umat Islam adalah Alquran dan Assunnah. Allah

Swt dalam salah satu firman-Nya berjanji bahwa Dia akan menjaga dan memelihara

keaslian dan kemurnian sumber dari segala sumber hukum Islam tersebut, supaya

senantiasan menjadi rujukan seluruh umat Islam sampai akhir zaman, dan supaya

mereka— yang dengan serius menyelaminya—tidak buta terhadap kebenaran.

Firman allah Swt: 

ڱ ں ڱ  ڱ   ڳ ڱ 

“  Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami

benar-benar memeliharanya.”  (Q.S Al-Hijr [15]: 9) 

 Alquran adalah kumpulan kalam Allah Swt yang menjadi peletak dasar hukum-

hukum Islam. Umat yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad Saw —dalam segala

aspek kehidupannya—haruslah senantiasa ada dalam jalur-jalur dan batasan yang telah

 Allah Swt gariskan dalam kitab-Nya; Alquran. Namun, tidak dapat dinafikan, bahwa

keterangan-keterangan yang dihimpun oleh Alquran masih banyak yang masih samar serta

mujmal, karna memang hanya menjadi peletak dasar-dasarnya saja. Terkadang, apa yang

 Allah Swt tetapkan dalam Alquran hanya berupa perintah-perintah saja, sedang kaifiyyat  

(tata cara) dan aturan dalam merealisasikan pesan suci yang menjadi inti dari nash

tersebut, terkadang tidak langsung dijelaskan di sana.

Dalam hal ini, Allah Swt telah memberikan solusi yang paling baik untuk bisa

mengambil kesimpulan dan kejelasan hukum-hukum yang ada dalam Alquran, yaitu

dengan mempelajari Assunnah atau disebut juga dengan al-hadits. Hal itu dikarenakan,

sunnah atau hadits tersebut berperan sebagai penjelas yang samar, pen-takhshish  yang

umum, dan pembatas yang muthlaq dari apa-apa yang datang dalam Alquran. Sehingga,

kebutuhan Alquran terhadap Assunnah ini lebih krusial daripada kebutuhan Assunnah

terhadap Alquran.

Pada segala keadaan, memelihara Assunnah atau al-hadits tersebut termasukmemelihara Alquran, karena—sebagaimana yang telah diterangkan— Assunnah merupakan

Page 6: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 6/40

 

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

penjelas dari kemujmalan Alquran, pen-takhshish dari keumuman Alquran dan pembatas

 bagi kemuthlaqannya. Sehingga, keberadaan Assunnah merupakan hal yang sangat urgen

 bagi para penafsir Alquran secara khusus, dan tentunya bagi seluruh kaum muslimin secara

umum, karena segala aspek kehidupan yang mereka jalani akan senantiasa bersentuhan

dengan hukum yang ada dalam Alquran.

Salah satu faktor yang melatarbelakangi terpeliharanya Assunnah sampai sekarang

adalah kegigihan dan ketekunan para ulama dahulu dan antusiasme mereka untuk

menghidupkan nash-nash agama. Allah Swt—dengan keluhuran dan keagungan-Nya—telah

memberikan taufik kepada para tokoh yang telah membaktikan seluruh usia mereka untuk

mengkodifikasi Assunnah, menghafal, mempelajari, mengajarkan, membela serta

memurnikannya dari campuran-campuran palsu yang dimasukan oleh tangan-tangan

orang yang dengki dan tidak rela terhadap kesucian agama langit ini.

Kontribusi dan perjuangan yang mereka (para ulama) curahkan untuk kepentingan

agama ini—

semoga Allah Swt membalas kebaikan mereka, khususnya dalam bidang

 Assunnah, telah kita rasakan manfaatnya yang begitu besar dan nilainya yang begitu tinggi.

 Apa yang menjadi hasil perjuangan mereka, baik itu berupa kodifikasi hadits nabi ataupun

ilmu yang menyertainya— jika Allah Swt menghendaki, akan senantiasa kita pakai sebagai

rujukan kedua setelah Alquran, mungkin sampai akhir kehidupan kelak.

Namun, fakta yang nampak pada kebanyakan orang di zaman sekarang, khususnya

dalam masalah penghidupan Assunnah, tidaklah berbanding lurus dengan kehidupan

mereka (para ulama) dahulu, yang senantiasa bersemangat dan antusias dalam masalah

tersebut. Meskipun kitab-kitab hadits yang sudah teruji keshahihannya telah tersebar di

 berbagai pelosok bumi, kebanyakan mereka malah acuh tak acuh dan menutup diri dalam

masalah ini. Padahal, para ulama terdahulu telah bersusah payah untuk menghasilkan

karya ilmiyyahnya yang tentunya—sebagaimana harapan mereka—supaya bisa dengan

mudah dipakai olah umat yang hidup setelah mereka.

Dalam makalah sederhana ini, insya Allah penulis akan memaparkan secara singkat

salah satu biografi ulama hadits paling terkenal dalam bidang ini, yaitu Imam Muslin bin

 Al-Hajjaj (selanjutnya ditulis: Imam Muslim) dan salah satu karya monumentalnya, Shahih

 Muslim, yang senantiasa ditempatkan sebagai ktab shahih kedua setelah Alquran bersama

kitab Shahih Al-Bukhari .

Penulis sangat menyimpan harapan yang besar supaya apa yang terkandung dalam

makalah sederhana ini, menjadi pemacu dan pendorong bagi kita semua untuk senantiasa

menghidupkan Assunnah atau al-hadits, sebagaimana ulama yang akan kita bicarakan

kehidupann dan karyanyanya; Imam Muslim. Paling tidak, kita berusaha untuk mencoba

menyelami dan menghayati perjuangan beliau dalam menghidupkan Assunnah, supaya

sikap melalaikan dan menganggap remeh yang senantiasa hinggap dalam diri kita menjadi

luput tiada.

Tidak diragukan lagi, bahwa mempelajari biografi ulama terkemuka dan mempunyai

keutamaan besar ini, dapat menghasilkan beberapa faidah berupa pelajaran yang berharga,

Page 7: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 7/40

 

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

di antaranya: Mendidik para pemuda kebangkitan Islam untuk meneladani dan

meneruskan perjuangan mereka dalam menghidupkan Assunnah; Mengetahui keutamaan

ilmu dan pengembannya; Membakar semangat kita untuk menyebarkan ilmu yang telah

mereka ajarkan lewat karyanya; Memetik fikih mereka, dan mengambil pelajaran dari saran

dan nasihat mereka; dan masih banyak lagi.

Semoga, dengan kita mengetahui biografi Imam Muslim dan Kitab  Shahih-nya ini,

kita menjadi semakin tahu akan kredibilitas yang dimiliki oleh Imam besar ini. Dengan kita

mengetahui keadaan nasab, karakteristik sosial, guru-gurunya, dan lain sebagainya, maka—

secara otomatis—kita juga akan mengetahui cara berpikir dan bertindak Imam Muslim

tersebut. Dengan demikian, kita tidak akan ragu-ragu lagi untuk memetik pelajaran dari

karya-karya yang telah beliau buat termasuk kitab Shahih-nya itu.

Selain itu, semoga kita juga bisa menjadi pelanjut Imam Muslim dalam menghafal,

mempelajari, mengejarkan, membela dan memurnikan sunnah Nabi Muhammad Saw yang

mulia ini. Amin ya mujiba as-saailiin 

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi pembatas dalam pembahasan ini dapat penulis

simpulkan menjadi beberapa point, di antaranya:

1.  Seperti apa kepribadian Imam Muslim itu?

2.  Bagaimana perjalanan pencarian ilmu Imam Muslim?

3. 

Bagaimana kitab Shahih Muslim itu?

C.  Metode Penulisan

Metote pembahasan yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah

metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur berupa kitab-kitab,

majalah, dan artikel yang bisa menunjang pembahasan dan menjadi rujukan dalam

penyusunan materi dalam makalah ini.

D. Tujuan Pembahasan

 Adapun yang menjadi pemicu dan pendorong penulis untuk membahas materi

dalam makalah sederhana ini, di antaranya adalah:

1.  Untuk menambah pengetahuan tentang biografi Imam Muslim.

2.  Untuk menambah pengetahuan tentang biografi kitab Shahih Muslim.

3.  Untuk memenuhi salah satu tugas UTS mata kuliah Hadits II (Shahih Muslim)

Page 8: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 8/40

 

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

E.  Sistematika Pembahasan

1. BAB I : Muqaddimah yang meliputi: Latar Belakang Pembahasan, Rumusan

Masalah, Metode Penulisan, Tujuan Pembahasan, dan Sistematika

Pembahasan.

2. BAB II : Pembahasan Pertama yang meliputi: (1) Biografi Kepribadian Imam

Muslim ( At-Tarjamah Asy-Syahkshiyyah), mencakup nama, nasab,

domisili, kelahiran, gambaran fisik, karakter, dan pekerjaan beliau; (2)

Biograi Keilmuan Imam Muslim ( At-Tarjamah Al-„Ilmiyyah),

mencakup masa pertumbuhan, tahap awal pembelajaran,

pengembaraan (rihlah), guru, madzhab  furu, murid, karya ilmiyyah,

pujian para ulama kepada beliau, dan yang terakhir adalah wafatnya

Imam Muslim.

3. BAB III : Pembahasan kedua  yang berisi tentang Biografi Kitab  Shahih Muslim, mencakup nama kitab, faktor pendorong penyusunan, awal

penyusunan sampai penyelesaiannya, jumlah hadits, penulisan bab,

keistimewaan metodologi penyusunan, kriteria perawi, syarat imam

muslim, jawaban pengritisi  Shaih Muslim, kedudukan  Shahih Muslim

di antara al-kutub as-sunnah  lainnya dan yang terakhir adalah kitab

ringkasan dan penjelasan  bagi Shahih Muslim. 

4. BAB IV

:

Penutup 

Page 9: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 9/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

BAB II

BIOGRAFI IMAM MUSLIM

 A. 

Biografi Kepribadian Imam Muslim (Tarjamah Asy-Syahshiyyah)

1)  Nama dan Kuniyah1 Imam Muslim

Beliau adalah Al-Imam Al-Kabir Al-Hafizh Al-Mujawwid Al-Hujjah Ash-Shadiq,2 

Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim bin Wardi bin Kausyadz, Al-Qusyairi An-Naisaburi.3 

Kunyahnya Abu Al-Husain.4 

2)  Nasab dan Domisili Imam Muslim

Para ahli sejarah bersepakat bahwa nasab Imam Muslim—rahimahullah— berasal

Dari Bani Qusyair,5

  suatu kabilah yang sudah dikenal di negrei Arab,6

  yang dinisbahkankepada moyangnya; Qusyair bin Ka‟ab bin „Amir bin Sha‟sha‟ah.7 Banyak sekali di antara

para ulama yang dinisbahkan kepada kabilah ini.8  Namun, Adz-Dzahabi sedikit ragu

mengenai penisbahan Muslim kepada kabilah ini, sehingga beliau (Adz-Dzahabi) berkata,

“Barangkali beliau (Imam Muslim) Mawaliy Qusyair..” 9 

 An-Nurustani mengatakan, “Penisbatan Imam Muslim kepada kabilah ini

merupakan penisbatan yang asli. Berbeda halnya dengan Imam Al-Bukhari, karena

sesungguhnya penisbatan kepada Al-Ju‟fiy adalah penisbatan karena wali (yang telah

memerdekakan).10  Dengan demikian, penisbatan Imam Muslim kepada kabilah Qusyair

dalah penisbatan yang murni karena keturunan bukan karena hubungan perwalian. Hal inidiperkuat oleh pernyataan Ibn Hazm Al-Andalusi yang menyebutkan bahwa Qusyair bin

Ka‟ab melahirkan keturunannya dan Imam Muslim bin Hajjaj termasuk di antara mereka ,

sedangkan rumah Ibn Qusyair berada di Andalusia yaitu di Hayan.11 

Iman An-Nawawi berkata, “Al-Qusyairi adalah nasab Imam Muslim dan An-

Naisabur adalah tempat tinggalnya. Nasab Imam Muslim murni berkebangsaan Arab”.12 

Demikian Juga Ibn Shalah mengatakan, “Al-Qusyairi adalah nasab Imam Muslim dan An-

 

1 Yang dimaksud dengan kuniyah adalah sebutan untuk seseorang yang disandarkan keapda nama putranya.

Sehingga, kuniah seseorang biasanya diawali dengan lafazh  Abu.. misalnya  Abu „Isa (kuniyah Imam At-Tirmidzi).

2 Adz-Dzahabi (12/558), Farid (2/307).3 An-Nawawi “Tahdzib” (2/89), An-Nawawi “ Al- Minhaj” (1/10),  Adz-Dzahabi (12/558), Al-„Asqalani (10/126),

Ibn Shalah (55), Ar-Razi (182), Salman (13), Thawalibah (14), Al-Badar (1), Fakhauri (35), An-Nurustani (13), Farid (2/307), Syuhbah (103).

4 Salman (23).5 Thawalibah (14), An-Nurustani (13).6 An-Nawawi (2/89), Salman (17), Thawalibah (14), An-Nurustani (13).7 Salman (17), Al-Badar (1).

 

8 Al-Badar (1), An-Nurustani (13)..9  Adz-Dzahabi (12/558). Maksudnya, Imam Adz-Dzahabi menyangkan bahwa penisbahan Imam Muslim

kepada kebilah ini bukanlah penisbahan yang asli, tapi penisbahan karena hubungan perwalian.

10 Al-Badar (1), An-Nurustani (13).11 Syiha (50).12 An-Nawawi “Al - Minhaj” (1/10), Salman (17).

Page 10: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 10/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

Naisaburi adalah Kampung tempat dia tinggal. Nasabnya murni berkebangsaan Arab. Dia

merupakan salah satu di antara banyaknya ahli hadits dari Khurasan”.13 

Imam Muslim lahir dan bertempat tinggal di A ‟la Az-Zamjar di kota Naisabur.14 An-

Naisaburi: Penisbatan kepada Naisabur, yaitu sebuah kota yang agung dan terbaik di

Khurasan. Banyak tercatat keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki kota ini. Di sebutNaisabur karena dahulu ada orang yang bernama Sabur. Dia berkata saat melihat daerah

tersebut, “Tempat ini cocok untuk dijadikan kota”. Sebelumny a, tempat tersebut dipenuhi

oleh pepohonan bambu. Lalu, orang yang bernama Sabur ini memerintahkan agar bambu-

 bambu tersebut ditebang dan dibangun kota, yang kemudian kota tersebut disebut

Naisabur.  Nai artinya bambu dan yang masyhur dengan penisbatan semacam ini tidak

terhitung.15 

Kota Naisabur ini merupakan kota di Khurasan yang paling agung, paling terkenal,

dan paling banyak melahirkan imam-imam dari berbagai macam disiplin ilmu. Al-Hafizh

„Abdul-Qadir Ar-Rahawi berkata, “Ada empat kota di Khurasan yang berperan sebagai Ibu

(yang melahirkan ulama); Naisabur, Marw, Balakh dan Harah”.16 

Kota Naisabur tersebut—ketika zaman Imam Muslim—merupakan pusat keilmuan-

keilmuan penting, terutama dalam bidang ilmu hadits dan riwayat. Kota itu juga terkenal

dengan ketinggian sanad-sanadnya, sampai-sampai imam Adz-Dzahabi menyebut kota

tersebut dengan sebutan Dar As-Sunnah wa Al-„Awali . 17 Banyak sekali ulama-ulama dalam

 bidang fiqih dan hadits yang lahir dari kota tersebut bahkan sampai tak terhitung.18 Yaqut

 Al-Hamawi mengungkapkan satu pujian terhadap kota ini, “Dia (kota Naisabur)

merupakan tambang  fudlala‟ (orang yang berbudi luhur) dan sumber ulama‟   (orang yang

 berpenge-tahuan)”.19 

Kota Naisabur sekarang terletak di negri Iran, sekitar 50 mil lebih dari kota

Masyhad, arah timur laut paling ujung dari nergi Iran.. sekarang nama kota tersebut diganti

menjadi Nisabur—dengan mengkasrahkan huruf nun.20 

3)  Waktu Kelahiran Imam Muslim

Mengenai waktu kelahiran Imam Muslim, seluruh ahli sejarah sepakat bahwa Imam

Muslim ini dilahirkan setelah tahun 200 H. Adapun mengenai kejelasannya, terjadi

perbeda-an di kalangan ahli sejarah dalam hal ini. Ada yang menyatakan tahun 201 H danada juga yang menyatakan 202 H.21 

13 Ibn Shalah (55), Salman (17).14 Salman (17), Thawalibah (14).15 Syiha (50-51), Salman (18).16 Salman (18), An-Nurustani (14).

 

17 Salman (17), Thawalibah (14), An-Nurustani (13).  Dar As-Sunnah wa Al-„Awali : Kampungnya sunnah NabiSaw dan hadits bersanad tinggi.

 

18 Salman (18), An-Nurustani (14). 

19 Salman (18), Thawalib (15), Fakhauri (36), An-Nurustani (14).20 Salman (18), An-Nurustani (14).21 An-Nurustani (17).

Page 11: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 11/40

Page 12: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 12/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

terhadap Imam Muslim dan karya-karyanya. Inilah—wallahu a‟lam— yang  menjadi

pendorong mereka untuk lebih kritis dan teliti dalam penetapan tahun kelahiran ini”.31 

Selain itu, Al-„Utsmani, pengarang kitab  Fath Al-Mulhim, menyatakan bahwa

pendapat yang menyatakan 206 H merupakan pendapat yang dipilih oleh Ibn Atsir dalam

 Muqaddimah Jami‟ Al -Ushul.32 Dengan demikian, penulis memilih pendapat yang terakhirini sebagai pendapat yang lebih kuat dalam penetapan waktu kelahiran Imam Muslim.

Kesimpulannya, Imam Muslim dilahirkan pada tahun 206 H. Pendapat yang bertentangan

dengan pendapat ini adalah pendapat yang marjuh  (tidak kuat), dan termasuk pendapat

 yang penulis tinggalkan dalam penetapan ini.

4) Gambaran Fisik Imam Muslim

 Al-Hakim berkata—sebagaimana dikutip oleh Adz-Dzahabi, “ Aku mendengar Abu

„Abdur-Rahman As-Sulami berkata, „Aku melihat seorang syaikh yang tampan wajahnya

dan bagus pakaiannya. Dia memakai jubah yang bagus dan serban yang dijulurkan diantara kedua pundak nya‟. Lalu dikatakan, „Ini adalah Muslim bin Al-Hajjaj‟. para pemegang

kekuasaan pun datang seraya mengatakan, „Amir Al-Mu‟minin telah memerintahkan

supaya Muslim bin Al-Hajjaj diangkat sebagai Imam-nya kaum Al-Muslimin‟. Mereka pun

mengutamakan Imam Muslim di dalam masjid, kemudian Imam Muslim bertakbir dan

Shalat mengimami orang-orang”.33 

 Al-Hakim Juga menjelaskan, “Aku mendengar ayahku berkata, „Aku melihat Muslim

 bin Al-Hajjaj menyampaikan hadits di Khan Makhmasy. Dia merupakan seorang lelaki yang

 berpostur tegap. Janggut dan rambutnya sangat putih—karena beruban. Dia menjulurkan

ujung serbanya di antara dua pundaknya”.34 

Dari kedua riwayat Al-Hakim di atas, dapat disimpulkan bahwa Imam Muslim ini

merupakan lelaki yang berpostur tegap, berwajah tampan dan berjenggot. Beliau juga

pribadi yang apik dalam berpakaian, selalu memakai sorban dengan gayanya, jubah yang

 bagus terhias di badannya dan senantiasa memperhatikan kebersihah tubuhnya sehingga

terpancar cahaya wibawa ketika melihatnya.

5)  Karakter Imam Muslim

Imam Muslim adalah seorang yang memiliki kesabaran dan ketekunan yang tinggidalam mencari dan menghasilan sesuatu.35 Dia juga adalah seorang yang bercita-cita tinggi

serta mempunyai banyak kesibukan dan aktivitas dalam mencari penghidupannya.36 

Kesabaran, ketekunan dan ketinggian cita-citanya tergambar dalam setiap penelitiannya

terhadap satu hadits sampai menghabiskan satu malam penuh tanpa tidur sedikitpun.37 

31 Salman (21-22). 32 Al-„Utsmani (269). 33 Adz-Dzahabi (12/566), Farid (2/307), Sholahudin (1).34 Adz-Dzahabi (12/570), Salman, (29), Farid (2/307), An-Nurustani (18-19).35 Salman (26), An-Nurustani (18). Kesabaran Imam Muslim akan semakin jelas ketika kita tahu penyebab

kematiannya, sebegaimana akan dibahas kemudian.36 Thawalibah (20), Salman (26), An-Nurustani (18). 

37 Salman (26).

Page 13: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 13/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

Imam Muslim juga merupakan pribadi yang banyak melakukan kebaikan kepada manusia,

sampai-sampai dia diberi gelar  Muhassin Naisabur  (orang yang banyak melakukan

kebaikan di Naisabur).38 

Dalam kitab  Bustan Al-Muhadditsin, Ad-Dahlawi mengatakan tentang sifat Imam

Muslim, “Semasa hidupnya, Imam Muslim tidak pernah memfitnah, merendahkan, danmenghina seorang pun”.39 

 An-Nurustani mengatakan, “Beliau (Imam Muslim) adalah orang yang tsiqat  

(terpercaya), yang mulia derajatnya, termasuk kedalam ulama senior, terkenal sebagai

orang yang wara‟   (hati-hati terhadap hal yang syubhat), ahli ibadah, memiliki ilmu yang

luas, dan senantiasa hati-hati dalam menjada agamanya. Oleh karena itu, beliau menjadi

orang yang agung di mata manusia dan orang yang tinggi serta terkenal kedudukannya”.40 

Disampig itu, beliau juga merupakan orang yang pemberani, jujur, dan selalu

menepati janji.41 Yang jelas, pakar hadits terkenal ini mempunyai karakter yang baik dansenantiasa menyimpan sesuatu pada tempatnya (tidak zhalim). Hal itu sebagaimana

penduduk Naisabur menyifatinya sebagai  Ahl Ri‟asah wa Siyasah  (orang yang punya

karakter kepemimpinan dan politik.42 

6) Pekerjaan Imam Muslim

Selain karakter-karakter di atas, satu karakter lagi dari Imam Muslim yang khusus

disebutkan dalam pembahasan ini adalah karakter yang disifatkan oleh „Adb As-Salam Al-

Mubarakfuri dengan pernyataannya yang mengatakan, “Imam Muslim merupakan orang

 yang mempunyai harga diri yang tinggi dan selalu menjauhi hal-hal yang dapatmembuatnya hina. Sampai sampai, dia tidak ingin menerima bantuan dan pemberian dari

siapapun”.43 

Karakter tersebut mungkin yang mendorong Imam Muslim mempunyai karakter

pekerja keras dan tidak ingin bergantung kepada orang lain. Imam Muslim menghidupi

dirinya dengan tangannya sendiri. Dia mempunyai sebuah toko di Khan Mahmasy, 44 yang

dia menjual perabotan rumah ditoko tersebut.45 Hal itu sebagaimana yang dinyatakan oleh

„Adbul Wahhab Al-Fara‟, “Imam Muslim—rahimahullah—adalah seorang penjual

perabotan rumah, dan dia mempunyai bisnis perdagangan”.46 

38 Salman (26), (27), Thawalibah (20).39 Al-„Utsmani (271), Salman (27), An-Nurustani (19).40 An-Nurustani (19).41 Salman (28), An-Nurustani (19).42 Thawalibah (21), Salman (27).43 Salman (27).

44 Adz-Dzahabi (12/570), Salman (24).45 Salman (24).46 Salman (24). 

Page 14: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 14/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

10 

Tidak hanya bisnis dalam menjual perabotan rumah saja, Imam Muslim juga

mempunyai properti lain dan harta kekayaan di desanya. Dari kekayaan dan perdagangan

itulah Imam Muslim menghidupi dirinya secara independent .47 

Meskipun Imam Muslim ini seorang bisnismen  yang sangat sibuk dengan

perniagaannya, itu semua tidak melalaikannya dalam mencari ilmu dan mengajarkannyakepada orang lain terutama dalam menyiarkan hadits Nabi Saw. Bahkan, sesekali Imam

Muslim menceritakan hadits ketika beliau sedang sibuk dalam bisnis di tokonya. Al-Hakim

mengatakan, “Aku mendengar ayahku berkata, „Aku melihat Muslim bin Al-Hajjaj

menceritakan hadits di Khan Mahmasy (di tokonya)”.48 

B. Biografi Keilmuan Imam Muslim (Tarjamah Al-‘Ilmiyyah)

1) 

Masa Pertumbuhan dan Tahap Awal Pembelajaran Imam MuslimImam Muslim tumbuh di tengah-tengah berbagai macam ilmu yang bagus.49 Ayah

Imam Muslim adalah seorang pengajar yang senantiasa duduk di depan majlis untuk

memberikan pendidikan, pengajaran dan arahan kepada orang-orang.50 „Abdul Wahhab Al-

Farra‟ (w. 272)—murid Imam Muslim—berkata, “Ayahnya, Al-Hajjaj bin Muslim, termasuk

orang yang terpandang dalam masalah keilmuannya”.51 

Sejak kecil, Imam Muslim telah membiasakan diri membaca Alquran dan mengha-

falnya, serta mempelajari banyak ilmu dari ayahnya, Al-Hajjaj bin Muslim.52  Al-Hajjaj

 bermaksud untuk mendidik dan mengajari anaknya, Imam Muslim, secara langsung dan

menolak untuk memberikan pengajaran dari jalan lain.

Tidak diragukan lagi, bahwasanya kebagusan ayahnya dalam memberikan

pengajaran dan pengarahan akan meliputi penduduk rumahnya, karena mereka adalah

orang pertama yang harus mendapatkannya. Pemberian ilmu—oleh ayah Imam Muslim—

secara langsung tersebut akan menanamkan benih pertama di antara benih-benih

pendidikan dasar. Ayahnya juga menutup halaqah-halaqah dan penyempurnaan

pendidikan bagi Imam Muslim dari jalan lain selain darinya.53 

Padahal, Sudah menjadi kebiasaan penduduk pada masa tersebut, para ayah

mengirim anak-anaknya ke kuttab54 untuk mempelajari Alquran dan menghafalnya, serta

47 Thawalibah (19), Salman 25).48 Adz-Dzahabi (570), Thawalibah (20), Salman (25).49 Thawalibah (17).50 Thawalibah (17), Salman (22).51 Thawalibah (17), Salman (22), Fakhauri (36), An-Nurustani (17).

 

52 Fakhauri (36). Sebenarnya, perkataan Fakhauri ini hanya sangkaannya saja dengan memperkirakan bahwakebiasaan anak-anak didikan pada masa tersebut demikian. Namun, dengan mengetahui keadaanImam Muslim ketika beranjak dewasa, penulis juga menjadi yakin bahwa sejak kecil Imam Muslim

sudah dibiasakan membaca dan menghafal Alquran ataupun mempelajari ilmu lainnya.53 Thawalibah (17), Salman (23), An-Nurustani (17).54  Kuttab adalah sebutan lain bagi madrasah atau sekolah.

Page 15: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 15/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

11 

mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab.55 Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat perlu

 bagi seorang penuntut ilmu untuk menamatkannya terlebih dahulu, sebagai persiapan

pembelajaran yang dilakukan pada jenjang selanjutnya di luar kuttab; yaitu mendatangi

guru dan mendengarkan riwayat dari mereka secara langsung.56  Meskipun demikian

pentingnya, ternyata Imam Muslim tidak melewati fase tersebut, sampai-sampai para

sejarawan kontemporer yang menmbuat biografinya menyatakan, “Kami tidak menyangka

 bahwa Imam Muslim—rahimahullah—menyimpang dari metode penting tersebut”.57 

2)  Pengembaraan Imam Muslim untuk Mencari Hadits Nabi Saw

Pengembaraan (rihlah) untuk mencari ilmu merupakan adat yang sudah mendarah

daging bagi ulama masa dulu. Pengembaraan tersebut menjadi kekuatan tersendiri bagi

pengembara terhadap perkembangan keintelektualannya. Tak hanya itu, orang yang

mengembara untuk mempelajari dan mendalami hadits Nabi Saw mempunyai keutamaan

tersendiri. Keutamaannya banyak diungkapkan oleh para ulama, bahkan oleh wahyu allah

Swt; Alquran.

Muhammad bin Al-Wazir Al- Wasithi berkata, “Aku mendengar Yazid bin Harun

 berkata, „Aku mengatakan kepada Hammad bin Zaid, „Wahai Abu Isma‟il! Apakah Allah

„azza wa jalla menyebutkan para ahli hadits dalam Alquran?, Hammad menjawab, “Tentu

saja, apakah engau tidak mendengar firman Allah Swt: „..Mengapa sebagian dari setiap

golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka

dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar

mereka dapat menjaga dirinya‟.58  Ayat ini berkenaan tentang setiap orang yang

mengembara dalam mencari ilmu dan fiqih, dan kembali dengan ilmu tersebut kepada

orang-orang yang ada di belakangnya untuk memberikan pengajaran kepada mereka.59 

Sebagai ulama hadits yang sudah tersohor keilmuannya, Imam Muslim tentu tidak

melewatkan pengembaraannya dalam mencari hadits. Semangatnya dalam berlajar ilmu

syar‟i  senantiasa berkobar sejak beliau masih kecil, bahkan hingga beliau wafat pun dalam

keadaan sibuk mempelajari hadits—sebagaimana nanti akan dibahas.

Imam An-Nawawi mengatakan, “Ketahuilah, bahwa Muslim adalah salah satu imam

di bidang ini (hadits dan ilmunya), tokohnya, penghafalnya yang memiliki kesempurnaan

hafalan. Beliau juga merupakan salah satu dari ulama yang melakukan perjalanan dalam

rangka mencari ilmu kepada para imam di berbagai negri, orang yang diakui

keunggulannya tanpa diperselisihkan di kalangan orang-orang yang memiliki kecerdasan

dan pengetahuan. Kitabnya senantiasa menjadi rujukan dan dijadikan sebagai pegangan di

setiap zaman”.60 

55 Salman (23), Thawalibah (17).56 Thawalibah (17).57 Thawalibah (17), Salman (23).58 Q.S At-Taubah [9]: 122

59  Al-Baghdadi (2/133). „Amr „Abdul Mun‟im Salim berkomentar ketika memberikan takhrij bagi atsar ini,“ Isnad -nya shahih”. 

60 An-Nawawi “Tahdzib” (2/90), An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/10), Farid (2/309-310), Salman (58).

Page 16: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 16/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

12 

 Adz-Dzahabi mengatakan, “Pertama kali Imam Muslim mendengar hadits secara

langsung ialah pada tahun 218 H dari Yahya bin Yahya At-Tamimi—ulama di daerahnya.

Beliau menunaikan ibadah haji pada tahun 220 H, ketika beliau masih muda. Kemudian

 beliau mendengar hadits di kota Makkah dari Al-Qon‟ani, dan dia (Al-Qon‟ani) merupakan

gurunya yang paling senior. Dan di Kuffah, beliau mendengar hadits dari Ahmad bin Yunus,

dan masih banyak lagi. Setelah itu, beliau bergegas kembali ke tempat tinggalnya.

Kemudian, setelah beberapa tahun—kurang kurang labih tahun 230 H— beliau kembali

mengadakan rihlah. „Ali bin Al-Ja‟d merupakan guru Imam Muslim yang darinya, Imam

Muslim paling banyak menerima hadits. Namum, Imam Muslim tidak satupun

meriwayatkan hadits darinya dalam kitab Shahih-nya. Selain itu, Imam Muslim juga rihlah

ke „Iraq, Al-Haramain (Makkah dan Madinah), dan ke Mesir untuk mencari hadits”.61 

Jadi, pada tahun 218 H, atau saat Imam Muslim berusia 14 tahun, beliau pertama

kali mendengarkan hadits secara langsung dari para ahli hadits yang berada di negrinya,

 yaitu Yahya bin Yahya At-Tamimi. Tak hanya kepada Yahya saja, di antara ulama lain dinegrinya — berdasarkan penelusuran penulis— yang beliau datangi untuk diperdengarkan

haditnya adalah Basyr bin Al-Hakam An-Naisaburi dan Ishhaq bin Rahawaih.62  Dan

mungkin masih banyak lagi selain dari mereka, di antara ulama-ulama yang berada di

negrinya, yang Imam Muslim datangi dalam fase awal penncarian ilmunya ini.

 Adapun mengenai pengembaraan ilmu pertama yang dilakukan oleh Imam Muslim

adalah ke Kota Makkah ketika Imam Muslim menunaikan ibadah haji, dan di antara guru

 yang beliau datangi di sana adalah Isma‟il bin Yunus. Setelah selsai menunaikan haji dan

 berdiam beberapa lama di Makkah, Imam Muslim kembali lagi ke Naisabur. Di perjalanan

pulang, Imam Muslim singgah sejenak di Kuffah untuk mendengarkan hadits dari Ahmad bin Yunus dan ulama-ulama lain di sana. Setelah itu, barulah beliau meneruskan perjalanan

ke Naisabur dan menetap di tempat tinggalnya kurang dari lima tahun.

Imam Muslim senantiasa berkeliling di daerah sekitarnya untuk mendatangi guru-

gurunya, baik itu yang berada di kota Naisabur, atau pun yang berada di negri Khurasan

secara umum. Masa ini (adab ke III) merupakan masa di mana Imam Muslim memulai

 banyak mendatangi sebagian besar imam-imam hadits di luar daerahnya. Studinya dalam

masalah hadits menjadi semakin rajin dan giat, baik dalam masalah riwayat, kritik-

mengkritik, dan pembukuan hadits.63 

Banyak sekali kota dan negri yang beliau datangi. An-Nurustani menjelaskan dengan

singkat ke kota mana saja Imam Muslim mengembara dan kepada siapa Imam Muslim

 berguru di masing-masing kota yang beliau datangi. Berikut rinciannya:

1.   Makah Mukarramah. Di sana Imam Muslim mendengar hadits dari: „Abdullah bin

Maslamah Al-Qa‟nabi—guru Imam Muslim yang peling senior—(w. 221 H) dan Sa‟id bin

Manshur (w. 227 H).64 

61 Adz-Dzahabi (558).

62 An-Nurustani (21).63 Di sadur dari: An-Nurustani (22)64 Thawalibah (29).

Page 17: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 17/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

13 

2.   Madinah Nabawiyyah. Di sana beliau mendengarkan hadits dari Isma‟il bin Abi Uwais

(w. 226 H) dan yang lainnya.65 

3.   Balakh dan Bashrah. Adz-Dzahabi dalam biografi Ahmad bin Salamah (w. 286 H)

 berkata bahwasanya beliau (Ahmad bin Salamah) menyertai Imam Muslim dalam

pengembaraannya ke Balakh dan Bashrah. Mereka berdua mendengarkan hadits di dua

kota tersebut dari Al-Qa‟nabi dan yang lainnya. Barangkali beliau (Imam Muslim)

mendengarkan hadits darinya pada hari akhir-akhir hayatnya.66 

4.   Baghdad. Beliau mendatangi baghdad beberapa kali, karena di sana merupakan pusat

pemerintahan, peradaban dan berbagai macam ilmu. Ulama-ulama dari berbagai

tempat berbondong-bondong datang kesana. Di sana, Imam Muslim mendengarkan

hadits dari Imam Ahmad bin Hanbal (w. 242 H) dan ulama setempat lainnya. Ada juga

para ahli hadits di Baghdad yang meriwayatkan hadits darinya. Pertama kali Imam

Muslim mendatangi baghdad adalah pada tahun 225 H, dan itu merupakan

pengembaraan pertama baginya setelah rihlah hajji. Sedangkan akhir beliau

mendatangi kota tersebut adalah pada tahun 259 H.67 5.   Kuffah. Di sana beliau mendengarkan hadits dari Ahmad bin Yunus (w. 227 H)68 dan

„Umar bin Hafsh bin Ghiyats (w. 221 H). Adz-Dzahabi menetapkan bahwasanya Imam

Muslim mendengarkan hadit dari kedua ulama tersebut pada rihlah hajjinya yang

pertama, yaitu pada tahun 220 H.69 

6.   Mesir.  Di sana beliau mendengarkan hadit dari Harmalah bin Yahya (w. 244 H) dan

Umar bin Sawwad (w. 254 H).70 

7.   Ray.  Imam Muslim memasuki kota Ray lebih dari sekali. Pada tahun 240 H untuk

mendengarkan hadits dari Muhammad bin Mahran Al-Jamal (w. 239 H) dan

Muhammad bin „Abdur-Rahman Zunaikh (w. 240 H). Setelah 250 H, beliaumengembara kembali ke kota tersebut ketika telah memulai menyusun kitab  Shahih-

nya. Banyak sekali guru-guru beliau, di antara para ulama, yang berada di sana di sana.

Di kota Ray ini, Imam Muslim tidak hanya sebatas mengengarkan hadits dari gurunya

saja. Akan tetapi, beliau juga banyak melakukan diskusi dengan para ulama dan juga

menjadi pengajar penduduk setempat.

8.   Syam. Adapun mengenai pengembaraan beliau ke negri ini, para ulama yang membuat

 biografi beliau tidak menyebutkannya secara terperinci—ke kota mana dan kepada

ulama siapa—dan hanya menyebutkan bahwa Imam Muslim rihlah ke negri tersebut.

 Adz-Dzahabi mengatakan bahwa di negri ini Imam Muslim tidak mendengarkan hadits

kecuali dari satu guru saja,71  Imam „Asakir menyebutkan bahwa guru beliau di sanaadalah Muhammad bin Khalid As-Saksaki. 72 

65 Thawalibah (29).66 Thawalibah (30).67 An-Nawawi “Tahdzib” (2/92), Thawalibah (30), Syiha (52).68 Adz-Dzahabi (12/557).69 Thawalibah (31).

70 Syiha (52).71 Adz-Dzahabi (12/562).72 Diringkas dari: An-Nurustani (22-27).

Page 18: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 18/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

14 

3)  Guru-guru Imam Muslim

Secara umum, guru Imam Muslim ini bisa diklasifikasikan kepada dua kelompok; (1)

guru beliau yang beliau keluarkan hadits mereka dalam kitab  Shahih-nya; (2) dan guru

 beliau yang tidak beliau sebutkan nama mereka dalam kitab  Shahih-nya—tentunya

 berdasarkan pertimbangan beliau. Sebagian nama guru beliau telah disebutkan dalamrincian kota yang beliau kunjungi beserta para ulama di masing-masing kota tersebut.

Di antara Guru-guru Imam Muslim yang disebutkan dalam kitab Shahih-nya adalah

Ibrahim bin Khalid Al-Yasykuri, Ibrahim bin Dinar At-Tammar, Ibrahim bin Ziyad Sabalan,

Ibrahim bin Sa‟id Al-Jauhari, Ibrahim bin „Ar‟ah, Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari…. Dan

masih banyak lagi.73  Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa jumlah guru Imam Muslim yang

disebutkan dalam kitab  Shahih-nya berjumlah sebanyak 220 ulama.74  Sedang Al-Mizzi

menyebutkan dalam kitabnya, Tahdzib Al-Kamal , bahwa guru Imam Muslim yang

dicantumkan dalam  Shahih-nya sebanyak 224 ulama.75  Selain itu, Imam Muslim

mempunyai guru yang tidak beliau sebutkan dalam Shahih-nya, seperti „Ali bin Al-Ja‟d, „Ali

 bin Al-Madini, dan Muhammad bin Yhaya Adz-Dzuhaili.76 

4)  Antara Imam Muslim dan Gurunya; Imam Bukhari

Salah satu guru Imam Muslim yang paling terkenal adalah Muhammad bin Isma‟il

 Al-Bukhari. Hubungan Imam Muslim dengan gurunya ini sangatlah dekat sekali. Imam

Muslim sangat menghormati gurunya yang satu ini, karena memang Imam Muslim lebih

tahu seperti apa sosok ulama hadits terbesar itu. Saat Imam Al-Bukhari berkunjung ke lota

Naisabur, murid yang Imam Al-Bukhari ajar dan diperdengarkan haditsnya saat itu adalah

 Abu Hatim dan Abu Zur‟ah, sedang Muslim belum sampai kepadanya.77 Akan tetapi, padaakhirnya Imam Muslim dekat dengannya dan berkali-kali menemuinya.78 

 Ahmad bin Hamdun Al-Qashar berkata, “Saya melihat Muslim bin  Al-Hajjaj datang

menemui Al-Baukhari kemudian mencium di antara dua matanya, kemudian Imam Muslim

 berkata, „Izinkan saya mencium k akimu, wahai gurunya para guru, pemimpin ahli hadits

dan paling tahu hadits dengan „ilat-„ ilat nya (cacat-cacatnya)‟.79  Kemudian Imam Muslim

menanyakan hadits tentang kaffarat (penebus dosa) yang pada majlis lalu Imam Al-

Bukhari menyebutkan hadits tersebut dan „ilat -nya. Setelah selsai, Imam Muslim berkata,

„Tidak ada orang yang membencimu selain penghasut dan saya bersaksi bahwa di dunia ini

tidak ada orang yang semisal denganmu”.80 

Kadangkala, Imam Muslim lebih mendahulukan Imam Bukhari dan senantiasa

membela pendapat dan pendirian Imam Al-Bukhari, sekalipun harus mendapat kecaman

dan permusuhan dari gurunya yang lain yang terlibat ikhtilaf   dengan Imam Al-Bukhari.

73 Adz-Dzahabi (12/560)74 Adz-Dzahabi (12/561).75 Farid (2/324).76 Ad-Dzahabi (561).77 Ibn Katsir (11/34), Syiha (53).

78 Ibn Katsir (11/26), Syiha (53).79 Ibn Katsir (11/26), Syiha (53), Izzan (229).80 Ibn Katsir (11/34), Syiha (53).

Page 19: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 19/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

15 

Ketika Imam Al-Bukhari berbeda pendapat dengan salah satu guru Imam Muslim, Yahya

 Adz-Dzuhaili, Imam Muslim—atas pertimbangannya—lebih memilih untuk membela

pendapat Imam Al-Bukhari daripada Adz-Dzuhaili, sekalipun keduanya adalah sama-sama

guru Imam Muslim.81 

 Abu „Abdillah bin Muhammad bin Ya‟qub berkata, “Ketika Imam Al-Bukhari tinggaldi Naisabur, Imam Muslim senantiasa bolak-balik untuk menemuinya. Kemudian pada saat

terjadi ikhtilaf (perselisihan) antara Imam Al-Bukhari dengan Yahya Adz-Dzuhaili dalam

masalah lafazh dalam Alquran—menurut riwayat lain dalam masalah teologi,82  sehingga

 Adz-Dzuhaili menyeru orang-orang supaya tidak menemui Al-Bukhari, hingga akhirnya

 beliau hijrah dan keluar Naisabur di masa-masa konflik tersebut. Maka banyak manusia

 yang tidak menemui Imam Al-Bukhari lagi selain Imam Muslim. Sesungguhnya Imam

Muslim tidak meninggalkan Imam Al-Bukhari dan terus mengunjuginya.83 

Pada suatu hari, Adz-Dzuhaili berkata dalam majlisnya yang saat itu dihadiri oleh

Imam Muslim, “Ingatlah! Barangsiapa yang berpendapat dengan pendapat Al-Bukhari

dalam masalah lafazh Alquran, maka menjauhlah dari majlis kami”. Imam Muslim pun

segera berdiri dan bangkit kemudian pulang menuju rumahnya. Selanjutnya beliau

mengumpulkan apa-apa yang pernah beliau terima dari perkataan Adz-Dzuhaili untuk

kemudian dikirimkan kepadanya dan meninggalkan seluruh riwayat darinya. Sehingga,

Imam Muslim tidak meriwayatkan satu hadits pun dari Adz-Dzuhaili dalam kitab  Shahih-

nya dan tidak pula dalam karyanya yang lain”.84 

Demikianlah pembelaan Imam Muslim kepada guru terbaiknya; Imam Al-Bukhari.

Imam Muslim berguru kepada Imam Al-Bukhari dan mengambil manfaat dari kitab Shahih 

 yang dikarang Imam Al-Bukhari. Sehingga, banyak para peneliti yang mengatakan bahwa

penyusunan yang dilakukan Imam Muslim dalam kitab  Shahih-nya—sekalipun cara

penyusunannya jauh berbeda dengan Imam Al-Bukhari dalam kitab  Shahih-nya—apabila

ditinjau dari segi metodologis, pengaruh ajaran Imam Al-Bukhari diterapkan oleh Imam

Muslim dalam karya ilmiyyahnya tersebut.85 

Dan Ad-Daruquthni berkata, “Kalau bukan karena Al-Bukhari, niscaya Imam

Muslim tidak akan melakukan perjalanan dan mendatanginya”.  Al-Khatib berkata, “Imam

Muslim telah mengikuti jalur Imam Al-Bukhari, mengambil teori ilmunya, dan selalu

 beriringan dengannya”.86

 

5)  Madzhab Imam Muslim dalam Masalah  Furu’iyyah 

Haji Khalifah (w. 1067 H) dan Al-Qanuji (w. 1307 H) menyatakan bahwasanya Imam

Muslim adalah seorang Syafi‟iyyah (penganut madzhab Syafi‟i). Namun, dari sekian

 banyaknya sumber rujukan dari para ulama yang membuat biografi Imam Muslim,

81 Izzan (229).82 Izzan (229).83 Ibn Katsir (11/34), (Syiha (54).

84 Ibn Katsir (11/34), Syiha (54).85 Izzan (229).86 Ibn Katsir (11/34), Syiha (53), Syuhbah (106).

Page 20: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 20/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

16 

keterangan demikian sama sekali tidak ditemukan. Bahkan, para ulama Syafi‟iyyah senior

sendiri, seperti Imam An-Nawawi dan yang lainnya, juga tidak menyatakan demikian.

Demikian juga As-Sabki, pengarang kitab Thabaqat Asy- Syafi‟iyyah—dengan pembaha-

sannya yang luas dan penyelidikannya yang mendalam— beliau tidak menyebutkan bahwa

Imam Muslim adalah salah satu dari ulama syafi‟iyyah.87 

 Ada juga yang menyatakan bahwa Imam Muslim memegang madzhab hanabilah.

 Ada juga yang menyatakan malikiyyah dan ada juga yang menyatakan hanafiyyah.88 Ikhtilaf

dan idlthirab (kegoncangan riwayat) ini membuat sebagian muhaqqiq  (peneliti) dan ahli

ilmu menjadi bingung, sehingga mereka menyatakan, “Adapun Imam Muslim, kami tidak

mengetahui madzhab beliau yang sebenarnya”.89 

Namun—entah dari kebingungan mereka dalam masalah ini—dikutip dari beberapa

ulama kontemporer yang membuat biografi Imam Muslim, juga dinukil dari seluruh

peneliti dan sebagian para ahli yang mereka menyatakan, “Adapun Imam Muslim, At-

Tirmidzi, An-Nasa‟i, Ibn Majah, Ibn Huzaimah, Abu Ya‟la, Al-Bazzar, dan yang lainnya—di

antara ulama hadits, mereka memegang madzhab  Ahl Al-Hadits. Mereka tidak mengikuti

salah satu dari para ulama, juga bukan bagian dari pengikut imam-imam mujtahidin secara

muthlaq. Akan tetapi, mereka lebih condong kepada pendapat imam-imam hadits, seperti

Imam Asy-Syafi‟i, Imam Ahmad, Abu „Ubaid dan yang semisal mereka”.90 Wallahu a‟lam 

6) Murid-murid Imam Muslim

Imam An-Nawawi mengatakan, “At-Tirmidzi meriwayatkan dari Imam Muslim

sebanyak satu hadits.91 Sedangkan Murid beliau yang lain adalah; Ibrahim bin Ishaq Ash-

Shairafi, Ibrahim bin Abi Thalib, Ibrahim bin Muhammad bin Hamzah, Ibrahim binMuhammad bin Sufyan Al-Faqih, Abu Hamid Ahmad bin Hamdun bin Rustun Al- A‟masyi,

 Abu Al-Fadl Ahmad bin Salamah Al-Hafizh, Abu „Amr Ahmad bin Nashr Al-Khafaf Al-

Hafizh, Abu Sa‟id Hatim bin Ahmad bin Mahmud Al-Kindi Al-Bukhari, dan masih banyak

 yang lainnya.92 

7)  Karya-karya Ilmiyyah Imam Muslim

Berkata Imam an-Nawawi, “Imam Muslim telah menulis beberapa kitab terpenting

dalam bidang ilmu hadits, di antara karyanya yang paling monumental adalah kitab

 Shahih-nya—sebagaimana nanti akan diterangkan biografinya— yang Allah Swt telah berikan karunia yang sangat banyak, yang memberikan manfaat sangat besar kepada kaum

muslimin. Tidaklah ada seorang muslim pun, melainkan ia akan menyebut kitab tersebut

dengan sebutan yang baik, memberikan pujian dan sanjungan hingga hari kiamat.

Kemudian—di antara karangan Imam Muslim yang lain adalah—kitab Al-Musnad Al-Kabir

'ala Asma' Ar-Rijal , kitab  Al-Jami' Al-Kabir 'ala Abwab, kitab  Al-'llal , kitab  Auham Al-

 

87 Thawalibah (21), Salman (45).88 Salman (44-47).89 Salman (47).

90 Al-„Utsmani (272), Salman (49), Thawalibah (22), An-Nurustani (27).91 Adz-Dzahabi (12/563).92 An-Nawawi “Tahdzib” (2/91), Syiha (54). 

Page 21: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 21/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

17 

 Muhadditsin, kitab  At-Tamyiz , kitab  Man Laisa Lahu Illa Rawin Wahid , kitab Thabaqat

Tabi'in, kitab Al-Muhadramin, dan yang selainnya”.93 

Fua‟d Sazkin menyebutkan dalam Tarikh At-Turats, bahwa Imam Muslim memiliki

kitab Al-Kuna wa Al- Asma‟ , kitab Al-Munfaridat wa Al-Wihdat , dan mungkin inilah yang

diisyaratkan oleh Imam An-Nawawi sebagai kitab Man Laisa Lahu Illa Rawin Wahid.94 

Kemudian kitab  At-Thabaqat  yang berisikan orang-orang yang hidup sezaman

dengan Rasulullah Saw, yaitu orang-orang yang melihat dan meriwayatkan dari beliau dan

orang yang menyaksikan saja tapi tidak meriwayatkan dari beliau Saw.95 

 Adz-Dzahabi menambahkan dalam kitab  Siyar-nya—selain apa yang telah

disebutkan, yaitu kitab  Al-Aqran, kitab  Su‟alat Ahmad bin Hanbal , kitab  „Amar bin

 Syu‟aib, kitab  Al-Intifa bi Ahb As- Siba‟, kitab  Masyayikh Malik, kitab  Masyayikh Ats-

Tsauri , kitab Masyayikh Syu‟nah, dan kitab Afrad Asy-Syamiyyin.96 

Di antara karya ilmiyyahnya yang telah dipublikasikan—menurut satu sumber yang

penulis temukan—adalah kitab  At-Tamyiz ,  Al-Wuhdan, dan sudah pasti kitab  Ash-Shahih

 Al-Musnadnya, sementara kitab  Al- Asma‟ wa Al -Kuna, kitab  Rijal „Urwah  dan kitab  At-

Thabaqat  masih berupa manuskrip yang bertebaran diberbagai perpustakaan. Hanya saja,

karyanya yang paling terkenal adalah kitab  Ash-Shahih  Al-Musnad —sebagaimana nanti

akan di bahas, insya Allah.97 

8) Pujian Para Ulama terhadap Imam Muslim

 Abu „Amr Ahmad bin Al-Mubarrak berkata kepada Imam Muslim, “Aku mendengar

Ishaq bin Manshur mengatakan kepada Muslim bin Al-Hajjaj, „Kami tidak akan kehilangan

kebaikan, selama Allah masih membiarkanmu hidup untuk kaum muslimin.”98 

„Abdur-Rahman  bin Abu Hatim mengatakan, “Dia adalah tsiqah (terpercaya) dari

kalanga  Huffazh. Aku menulis hadits darinya di kota Ray. Ayahku ditanya tentangnya,

maka dia menjawab „ Shaduq‟ (jujur)”.99 

 Abu „Amr Hamdan mengatakan, “Aku bertanya kepada Ibn „Uqdah Al-Hafizh

tentang Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, siapakah yang lebih berilmu di antara

keduanya. Beliau menjawab, „Muhammad (Al-Bukhari) adalah orang yang berilmu dan

Muslim adalah orang yang berilmu‟. Aku bertanya kepadanya berkali-kali, kemudianmengatakan, „Wahai Abu „Amr! terkadang Mumammad bin Isma‟il melakukan kekeliruan

 berkenaan dengan penduduk Syam. Hal itu karena dia mengambil kitab-kitab mereka, lalu

melihatnya. Terkadang dia menyebutkan satu dari mereka dengan kuniyah-nya, dan

menyebutkannya di tempat lain dengan namanya, lalu dia menyangka bahwa itu dua orang

93 An-Nawawi “Tahdzib” (2/91), Sholahuddin (10). 94 Farid (2/326).95 Farid (2/326).96 Ad-Dzahabi (12/579).

97 Izzan (229-230)98 Adz-Dzahabi (12/563), Syiha (55), Farid (2/308), An-Nurustani (29).99 Adz-Dzahabi (12/564), Syiha (55), Farid (2/308), An-Nurustani (30).

Page 22: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 22/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

18 

 yang berbeda. Adapun Imam Muslim, dia jarang melakukan kekeliruan berkenaan dengan

ilal, karena dia menulis masanid  (yang sanadnya tersambung) dan tidak menulis munqathi‟  

(yang sanadnya terputus) tidak pula marasil  (riwayat-riwayat yang mursal ).100 

 Al-Quraisy Al-Hafizh mengatakan, “Aku mendengar Muhammad bin Basysysar

mengatakan, „Penghafal di dunia ini ada empat; Abu Zur‟ah di Ray, Muslim bin Al-Hajjaj diNaisabur, „Abdullah Ad-Darimi di Samarkand, dan Muhammad bin Isma‟il di Bukhara.101 

 Abu „Abdillah Muhammad bin Ya‟qub bin Al- Akram mengatakan, “Naisabur

hanyalah mengeluarkan tiga tokoh ulama; Muhammad bin Yahya Adz-Dzhuaili, Muslim bin

 Al-Hajjaj, dan Ibrahim bin Abi Ath-Thalib.102 

Imam An-Nawawi mengatakan, “Ketahuilah, bahwa Muslim adalah salah satu imam

di bidang ini (hadits dan ilmunya), tokohnya, penghafalnya yang memiliki kesempurnaan

hafalan. Beliau juga merupakan salah satu dari ulama yang melakukan perjalanan dalam

rangka mencari ilmu kepada para imam di berbagai negri, orang yang diakuikeunggulannya tanpa diperselisihkan di kalangan orang-orang yang memiliki kecerdasan

dan pengetahuan. Kitabnya senantiasa menjadi rujukan dan dijadikan sebagai pegangan di

setiap zaman”.103 

Ibn Hajar berkata, “Abu Bakr Al-Jarudi berkata, „Muslin bin Al-Hajjaj telah

memberitahukan kepada kami dan dia adalah gudangnya ilmu..” Maslamah bin Qasim juga

 berkomentar, “Muslim adalah seorang yang tsiqah dan memiliki kedudukan mulia di antara

para ulama”.104 

Masih banyak lagi pujian-pujian yang ditujukan oleh para ulama kepada ImamMuslim ini, yang tentunya penulis tidak bisa cantumkan semuanya. Yang pokok, para

ulama dahulu dan sekarang mengakui seluruh keutamaan-keutamaan yang ditujukan

kepada ulama hadits besar ini; Imam Muslim. Pujian tersebut mungkin akan terus

 berlanjut karena karya-karya monumental yang ditinggalkan oleh Imam Muslim sangatlah

 berharga dan akan senantiasa dipakai selama kaum muslimin masih ada di muka bumi ini.

9)  Wafatnya Imam Muslim

Para ahli sejarah mengatakan bahwasanya Imam Muslim diwafatkan pada hari Ahad

dan dikebumikan pada hari senin 25 Rajab 261 H105

, di Naisabur pada usia 50 tahunlebih—ada juga yang menyebutkan pada usia 55 tahun,106  dan kuburannya banyak

dikunjungi.107 

100 Al-„Asqalani (10/127),Syiha (56), Farid (2/309).101 Ad-Dzahabi (12/564), Farid (2/308), An-Nurustani (29-30), Salman (54),102 Adz-Dzahabi (12/565), Syiha (56), Farid (2/309), An-Nurustani (30).103 An-Nawawi “Tahdzib” (2/90), An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/10), Farid (2/309-310), Salman (58).104 Al-„Asqalani (10/128), Syiha (56). 105 Atau bertepatan pada tanggal 6 Mei 875 M, berdasarkan perhitungan ahli falaq yang —insya Allah— benar.

 An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/11),  An-Nurustani (20), Thawalibah (26). 106 Salman (29), An-Nurustani (20), Thawalibah (26).107 Adz-Dzahabi (12/580), Al-„Asqalani (10/115), Salman (29), Thawalibah (26-27), Sholahuddin (11).

Page 23: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 23/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

19 

Mengenai detik-detik dan sebab wafatnya beliau, banyak para ulama yang

mencantumkan kisah wafatnya beliau, yaitu kisah yang diterima dari Ahmad bin Salamah

 yang beliau menceritakan, “Suatu saat, diadakan majlis mudzakarah108  untuk Imam

Muslim. lalu disebutkan satu hadits yang tidak diketahuinya. Imam Muslim pun pulang ke

rumahnya dan menyalakan lampu seraya mengatakan kepada orang-orang yang ada di

rumah, „Tidak ada yang boleh masuk (ke ruangan ini) seorang pun di antara kalian‟.

Dikatakan kepadanya, „Ada orang yang menghadiahkan sekeranjang kurma kepada kami‟.

Imam Muslim mengatakan, „Bawalah kurma itu‟. Mereka pun membawa kurma tersebut

kepadanya. Imam Muslim mulai mencari hadits, dan mengambil kurma satu persatu

hingga pagi menjelang. Ketika kurma habis, dia mendapatkan hadits itu‟. „Abu Abdillah Al-

Hakim menambahkan cerita ini dengan mengatakan, “Orang yang tsiqah dari sahabat kami

menambahkan kepadaku bahwa dia (Imam Muslim) wafat karenanya”.109 

Demikianlah kisan detik-detik wafat beliau. Dari sebab beliau wafat tersebut, kita

dapat mengetahui semangat dan keuletan yang besemayam dalam diri ulama hadits yang besar ini. Beliau adalah sosok yang sangat tekun dan dan rajin dalam mempelajari sesuatu,

terutama dalam masalah hadits. Di detik-detik wafatnya, beliau tengah menyibukan diri

menela‟ah kitab haditsnya sehingga melalaikan kesehatan tubuhnya. Para ahli sejarah

menyebutkan bahwa sebab wafatnya beliau adalah terlalu lelah dan terlalu memaksakan

diri untuk berpikir dan bekerja keras, sedang pencernaannya harus terus bekerja untuk

mencerna kurma yang ia makan. Barangkali setelah itu beliau sakit dan kemudian wafat.110 

 Shubhanallah! Semoga Allah Swt memberikan ridla dan rahmat-Nya kepada beliau,

dan menempatkannya pada derajat yang paling tinggi, yang tidak akan bisa tercapai kecuali

orang-orang yang mukhlishin seperti beliau. Amiin ya Rabbil‟alamin 

108  Mudzakarah adalah Semacam majlis untuk ajar-mengajar dan memperdengarkan hadits.

109 Adz-Dzahabi (12/564), Al-„Asqalani (10/127), Syiha (60), Farid (2/327), Thawalibah (27), Sholahuddin (11-12).

110 Salman (30), Thawalibah (27).

Page 24: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 24/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

20 

BAB III

BIOGRAFI KITAB SHAHIH MUSLIM  

 A. 

Nama Asli Kitab Shahih Muslim Tak seperti gurunya, Imam Al-Bukhari, yang dengan jelas menamai kitab

haditsnya—sekalipun yang terkenal memang nama yang dinisbahkan kepada nama

pengarang;  Shahih Al-Bukhari , Imam Muslim tidak menamai kitabnya secara jelas. Oleh

karena itu, banyak terjadi perbedaan di antara para ulama mengenai kejelasan nama kitab

hadits yang populer ini. Namun, ada di antara kebanyakan para ulama menamakan kitab

himpunana hadits yang dikarang Imam Muslim ini dengan nama “ Al- Jami’ ”.96  Ada juga

sebagian besar ulama yang menamai kitab ini dengan “ Ash-Shahih”97  sesuai dengan apa

 yang Imam Muslim syaratkan untuk kitab himpunan hadits berderajat shahih ini.

Penamaan ini ( Ash-Shahih) sangat umum digunakan dalam kitab tafsir, hadits, fiqih dan yang lainnya, hingga tersebar dari timur ke barat, sebagaimana yang dikatakan As-Sam‟ani,

“Kitab Ash-Shahih ini terkenal di timur dan di barat”.98 

Dalam kitab  Siyar  karya Imam Adz-Dzahabi, diceritakan bahwa Imam Muslim

menyebut kitab hadits yang beliau karang ini dengan sebutan  Al-Musnad . Imam Muslim

mengatakan, “Aku menyusun dalam kitab  Al-Musnad   ini dari 300 ribu hadits yang aku

dengar secara langsung”.99  Dalam kitab  Shiyanah karya Ibn Shalah, diceritakan bahwa

Imam Muslim mengatakan, “Tidaklah aku meletakan satu hadits pun dalam Al-Musnad  ini,

kecuali dengan hujjah”, dan mengatakan, “Aku memperlihatkan kitab  Al-Musnad   ini

kepada Abu Zur‟ah”.100 

 An-Nurustani dan Thawalibah menyebutkan bahwa Al-Qadli „Iyadl menamai kitab

hadits karangan Imam Muslim ini dengan, “ Al-Musnad Ash-Shahih Al-Mukhtashar bi Naql

 Al-‘Adl ‘an Al -‘Adl ‘an Rasulillah Saw”. Sedangkan Ibn Khair menamai kitab ini dengan,

“ Al-Musnad Ash-Shahih Al-Mukhtashar min As-Sunan bin Naql Al-‘Adl ‘an Al -‘Adl ‘an

 Rasulillah Saw”.101 

Thawalibah mengatakan—setelah menyebutkan penamaan yang diberikan oleh Ibn

Khair, “Penamaan tersebut merupakan tambahan dari Ibn Khair sendiri walaupun sesuai

dengan apa yang dikatakan Imam Muslim bahwasanya beliau bermaksud untuk meringkasdan menyebutkan hadits-hadits yang beliau himpun tanpa ada pengulangan. Akan tetapi,

saya (Thawalibah) berpandangan bahwa penamaan yang paling utama dan dan paling

mengena adalah „ Al- Jami’ Ash-Shahih‟ sebagaimana Imam Muslim menamakannya, juga

karena kitab ini telah tersebar dengan nama „ Shahih Muslim‟ yang senantiasa ditulis di

96 Al-„Asqalani (10/127), An-Nurustani (44),97  An-Nawawi “Tahdzib” (2/89), An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/10), Adz-Dzahabi (12/ 558, 566, 571, 573), An-

Nurustani (44), Salman (145).98 An-Nurustani (44).99 Adz-Dzahabi (12/312).

100 Ibn Shalah (68) 101  An-Nurustani (45), Thawalibah (102). Nama yang diberikan Ibn Khair ini adalah nama yang sering

digunakan dan paling terkenal, serta paling sering ditulis demikian dalam jilid kitab yang dicertak.

Page 25: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 25/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

21 

sampul kitab tersebut yang dicetak. Adapun saya (Thawalibah) lebih menganjurkan— jika di

kemudian hari kitab tersbut dicetak —untuk menyatukan dua nama tersebut, misalnya

ditulis di sampul dengan, „ Al-Musnad Ash-Shahih‟ sedang di bawah tulisan itu ditulis juga

 Al-Masyhur—terkenal dengan penamaan:  „ Shahih Muslim‟, sehingga terkumpul di antara

penamaan yang terkenal ( Shahih Muslim) dan penamaan yang asli dari pengarang ( Al-

 Musnad Ash-Shahih).102 

B. Faktor Pendorong Penyusunan Kitab Shahih Muslim 

Dalam pengantar kitab  Shahih-nya, Imam Muslim telah memaparkan dengan jelas

mengenai hal yang menjadi pendorong beliau utnuk menyusun kitab hadits yang luar biasa

ini. Berikut penulis kutip apa yang—menurut penulis penting—disampaikan Imam Muslim

dalam kata pengantar kitab  Shahih-nya yang berkaitan dengan pembahasan ini, dengan

diselingi komentar penulis untuk —semoga—lebih memperjelas apa yang Imam Muslim

ungkapkan.

Imam Muslim berkata, “Sesungguhnya kamu103—semoga Allah Swt melimpahkan

rahmat dan taufiq-Nya kepadamu—telah mengaku sangat berantusias untuk bisa

mengetahui secara detail berbagai khabar yang berasal dari Rasulullah Saw dan yang

 berhubungan dengan sunnah-sunnah serta berbagai hukum-hukum dalam agama. Kamu

 juga mengaku sangat ingin mendalami masalah-masalah yang ada hubungannya dengan

pahala (ats-tsawwab) dan siksa (al-‘iqab), begutu juga yang berhubungan dengan anjuran

(at-targhib) dan ancaman (at-tarhib), dan masalah-masalah lainnya yang dikutip secara

 berkesinambungan oleh para ulama lewat mata rantai sanad. Kamu juga—semoga Allah Swt

memberikan petunjuk-Nya kepadamu— bermaksud untuk menjumpai keterangan-ketera-

ngan tersebut lewat sebuah karangan yang cakap dan representatif (sesuai dengan

fungsinya). Dan kamu meminta saya (Imam Muslim) untuk meringkas keterangan tersebut

untukmu dalam sebuah karangan yang tidak menyebutkan pengulangan yang sangat

 banyak — yang akan membuat jenuh pembaca. Sesungguhnya hal itu—seperti yang kamu

sangka—tentu akan mengakibatkan target yang hendak kamu capai menjadi tidak terfokus.

Target yang kamu tetapkan itu tidak lain adalah agar kitab ini bisa dengan mudah

difahami—dan mampu dijadikan panduan—untuk meng-istinbath  (mengeluarkan

kesimpulan hukum). Aku memutuskan untuk mempertimbangkan kembali keinginan

positip tersebut. Dan memang—insya Allah—respon untuk memenuhi keinginan tersebut

 bisa menimbulkan dampak positif dan manfa‟at yang sangat melimpah.”104 

Jadi, Imam Muslim merasa terinspirasi oleh permintaan salah satu sahabat baiknya,

 Ahmad bin Salamah, yang meminta supaya dibuatkan satu kitab yang menghimpun

sunnah-sunnah dan hukum-hukum yang berkenaan dengan agama yang tidak muluk-

muluk sehingga sering mengalami pengulangan pembahasan dan membuat pembaca

menjadi jenuh dan target pemahaman yang dituju tidak bisa tercapai dengan mudah.

102 Thawalibah (102-103), An-Nurustani (45).103 An-Nurustani menyatakan bahwa dialog ini ditujukan kepada salah satu teman baik Imam Muslim yang

 bernama Ahmad bin Salamah yang menjadi penyerta beliau dalam pengembaraan menuju kotaBalakh.

104 Al-Hajjaj (1/3).

Page 26: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 26/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

22 

Permintaan tersebut ditujukan kepada Imam Muslim saat beliau dalam keadaan yang

tengah bersemangat untuk melakukan studi yang mendalam, dan tentunya saat beliau

dalam puncak kerajinan dan keuletannya. Oleh karena itu, Imam Muslim

mempertimbangkan permintaan sahabat penyertanya ini dengan perenungan (tadabbur)

 yang mendalam, dan ternyata—setelah dipikir-pikir—hal tersebut bisa melahirkan sesuatu

 yang terpuji dan sangat bermanfaat, juga akan menjadi rujukan yang kemudian orang-

orang akan mengesampingkan rujukan-rujukan yang—menurut Imam Muslim—tidak jujur

dalam meriwayatkan hadits. Hal itu disampaikan oleh Imam Muslim pada akhir kata

pengantarnya, juga pernyataan ketersediannya memenuhi permintaan sahabat baiknya;

 Ahmad bin Salamah.

Imam Muslim berkata, “Akhirnya—semoga Allah Swt melimpahkan rahmat-Nya

kepadamu—kalau bukan karena banyaknya perbuatan yang tidak terpuji dan beberapa

orang yang mengaku sebagai ahli hadits pasti sudah dengan mudah merampungkan karya

 yang menjadi permohonanmu dengan penampilan yang sangat rinci dan akurat. Namun,dalam kenyataannya, ada beberapa hadits dla‟if, riwayat-riwayat yang munkar, dan

ringkasan-ringkasan redaksi hadits yang harus disisihkan. Padahal, berita-berita tersebut

telah diriwayatkan oleh para perawi tsiqah  (terpercaya) yang terkenal kejujuran dan sifat

amanahnya. Biasanya, orang-orang yang melakukan seperti ini adalah mereka yang

 berkepribadian bodoh. Mereka itu „mengaku-ngaku‟ telah mengutip berita yang

diriwayatkan dari para imam terkenal seperti Malik bin Anas, Syu‟bah bin Al-Hajjaj, Sufyan

 bin „Uyainah, Yahya bin Sa‟id Al-Qaththan, „Abdur-Rahman bin Mahdi dan masih banyak

lagi para imam yang besar lainnya. Namun, kendala adanya beberapa berita munkar yang

sudah terlanjur menyebar dikalangan masyarakat, maka kami harus lebih berhati-hati dan

sangat selektif untuk mewujudkan permintaanmu tersebut”.105 

C.  Awal Penyusunan Kitab Shahih Muslim sampai Penyelesaiannya

Mengenai waktu penyusunan kitab  Shahih Muslim  ini, banyak di antara para ahli

 yang men-tarjih dan menyatakan bahwa Imam Muslim mulai melakukan penyusunan kitab

 Shahih Muslim  ini pada tahun 235 H. Ketika itu, usia beliau tengah menginjak 29 tahun.

Usia tersebut merupakan masa-masa di mana Imam Muslim sedang mempersiapkan diri

dan kecerdasannya untuk memulai penyusunan kitabnya ini dengan kecerdasan yang

sempurna. Oleh karena itu, para ahli lebih yakin bahwa pada usia tersebut lah Imam

Muslim memulai penyusunannya karna memang waktu dan keadaannya yang sangat ideal. 

106 

 Adapun mengenai waktu penyelesaian kitabnya, kita dapat mengetahui hal itu dari

 berapa lamanya Imam Muslim melakukan penyusunanya. Hal itu ditegaskan oleh sahabat

Imam Muslim, Ahmad bin Salamah, bahwasanya beliau menyertai Imam Muslim dalam

penyusunan Kitabnya selama 15 tahun lamanya.107 Setelah kita tahu lamanya penyusunan

kitab ini, secara otomatis kita juga akan mengetahui bahwasanya Imam Muslim

105 Al-Hajjaj (1/7). 106 Thawalibah (105-106), An-Nurustani (48), (Salman (155-156).

107 Adz-Dzahabi (48).

Page 27: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 27/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

23 

menyelesaikan penyusunannya ini pada tahun 250 H, sebagaimana yang telah disepakati

oleh para peneliti sejarah.108 

Hal ini diperkuat oleh perkataan Ibrahim bin Sufyan yang mengatakan, “Kami telah

selsai membaca kitab tersebut ( Shahih Muslim) pada bulan Ramadhan tahun 257 H”,109 

tahun tersebut menunjukan tahun di mana kitab  Shahih Muslim telah terselsaikan dengan

sempurna dan telah tersebar sehingga bisa di baca serta diambil manfaatnyanya secara

langsung.

D. Jumlah Hadits dalam Kitab Shahih Muslim 

Terjadi perbedaan mengenai jumlah hadits yang sebenarnya dalam kitab  Shahih

 Muslim ini. Perbedaan tersebut sangatlah mnungkin terjadi, dan dapat dipastikan bahwa

perbedaan hitungan tersebut hanya akan berputar pada dua pendapat saja. Hal itu

dikarenakan, ada ulama yang menghitung seluruh hadits tanpa menghitung pengulangan-

nya, dan ada ulama yang menghitungnya beserta pengulangan mutaba’at   dan syawahid -

nya. Jika ada ulama yang menyatakan bahwa jumlah hadits dalam kitab Shahih Muslim ini

sebanyak 3000 lebih,110  maka yang dimaksud adalah hitungan yang tidak menyertakan

muttaba’at   dan syawahid -nya. Seperti yang dinyatakan oleh Muhammad Fu‟ad Abdul-

Baqi, bahwasanya jumlah hadits dalah kitab Shahih Muslim ini adalah 3033 hadits.111 

Sedangkan jumlah hadits yang dihitung beserta pengulangan muttaba’at   dan

syawahid -nya, An-Nurustani menghimpun dua pendapat yang berbeda dalam masalah ini.

 Abu Ahmad Maslamah mengatakan bahwa jumlahnya 12000 hadits.112 Jika Imam Muslim

 berkata, “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan telah mengabarkan kepada kamiIbn Ramh..” maka itu dihitung dua hadits. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan

 bahwa jumlahnya 7000 hadits. Dalam pandangan An-Nurustani, dua pendapat ini tidaklah

 bertentangan, karena perdapat yang pertama menghitung dengan meninjau banyaknya

guru yang menyampaikan hadits kepada Imam Muslim dalam satu hadits, sedangkan

pendapat kedua tidaklah demikian. Oleh karena itu, jumlah yang dihitung oleh pendapat

kedua lebih sedikit.113 

E.  Penulisan Bab dalam Kitab Shahih Muslim 

 Adapun mengenai penulisan bab dalam kitab Shahih Muslim, maka itu bukanlah apa yang ditulis oleh Imam Muslim. Perlu kita ketahui, bahwasanya Imam Muslim tidak

menuliskan judul yang beliau cantumkan dalam setiap bab dalam kitabnya. Imam An-

Nawawi berkata, “Imam Muslim—semoga Allah Swt merahmati beliau—telah menyusun

kitabnya dalam beberapa bab. Hanya saja, beliau tidak menyebutkan judul untuk masing-

masing bab tersebut, yang tujuannya tiada lain supaya tidak membuat kitabnya semakin

108 Thawalibah (105-106), An-Nurustani (48), (Salman (155-156).109 Ibn shalah (104), An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/10). 110 Ibn shalah (99), An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/104), An-Nurustani (63).

111 Al-Hajjaj (5/601), An-Nurustani (64), Izzan (230).112 Adz-Dzahabi (566), Syuhbah (110).113 An-Nurustani (64).

Page 28: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 28/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

24 

tebal..”114 Atau barangkali Imam Muslim melakukan hal itu supaya pembaca bisa mengasah

akal dan memperkerjakan pikirannya dalam membahas hadits dan mengambil istinbath 

(kesimpulan hukum) serta menyingkap maksud-maksud yang terkandung dalam hadits.115 

 Adapun apa yang kita lihat dari penyebutan kitab dan bab pada sebagian naskah

cetakan, maka itu bukanlah hasil tulisan Imam Muslim. Orang yang membuat runtuyan

kitab dan bab tersebut tiada lain adalah para pen-syarah kitab  Shahih Muslim  yang ada

setelah Imam Muslim. Orang yang terbaik dalam pencantuman runtuyan kitab dan bab

 bagi kitab Shahih Muslim adalah Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim-nya.116 

F.  Metodologi Imam Muslim dalam Menyusun Kitab Shahih-nya 

1)  Keistimewaan Imam Muslim dalam Teknik Penyusunannya

Imam An-Nawawi  berkata, “Bagi orang yang benar-benar mencermati kitab  Shahih

 Muslim secara seksama, mencermati rangkaian dan urutan sanadnya satu persatu, eloknyasusunan kalimatnya, kecermatan metode dan penelitiannya, kehati-hatiannya dalam

menyebutkan sebuah riwayat dan meringkas jalur jalur periwayatan, pasti dia akan

 berkesimpulan bahwa tidak mungkin ada seorang imam sesudah beliau yang mengungguli

kemampuannya. Bahkan untuk menyamainya saja kami merasa sulit. Beliau benar-benar

seorang imam yang kemampuannya melebihi ulama ahli di zamannya. Semua itu tentu saja

tidak terlepas dari karunia Allah Swt yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Memang Allah Swt-lah Dzat Yang Mahamemiliki karunia dan anugrah yang sangat

agung”.117 

Di antara kecermatan dan ketelitian Imam Muslim dalam tekhnik penyusunan kitab

 Shahih-nya ini bisa disimpulkan menjadi beberapa poin di bawah ini:

1.  Perhatian Imam Muslim dalam membedakan haddatsana118  dan akhbarana119  serta

membatasi hal tersebut pada guru-guru dan pada riwayatnya;

2.  Perhatian beliau dalam menetapkan perselisihan lafazh matan dari masing-masing para

perawi;120 

3.  Ketelitannya dalam meriwayatkan  Shahifah  Hammam bin Munabbih dari Abu

Hurairah;

4. 

Ketelitian beliau dalam menyebutkan nasab seorang perawi yang tidak disebutkan olehguru beliau ketika menceritakan sanad tersebut kepadanya;121 

114 An-Nawawi (1/21).115 Syuhbah (115-116).116 Syuhbah (116).117 An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/11).118  Haddatsana: Lafazh yang tidak boleh diucapkan secara muthlaq kecuali terhadap apa yang telah didengar-

nya dari lafazh syaikhnya secara khusus.119  Akhbarana:  Adalah lafazh untuk apa yang dibacakan kepada syaikh.120 Seperti perkataan belaiu dalam sanad, “Lafazh ini milik si fulan”.  121 Seperti halnya perkataan Imam Muslim, “Abdullah bin Maslamah menceritakan kepada kami, Sulaiman—

 yakni Ibnu Bilal—menceritakan kepada kami dari Yahya dan dia adalah Ibnu Sa‟id”. Imam Muslimmerasa bahwa beliau tidak boleh mengatakan, “Sulaiman bin Bilal meriwayatkan dari Yahya binSa‟id”, karna gurunya tidak menyebutkan penisbatan dalam riwayatnya. Seandainya Imam Muslim

Page 29: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 29/40

Page 30: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 30/40

Page 31: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 31/40

Page 32: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 32/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

28 

pertengahan yang masuk dalam tingkatan perawi kedua, yaitu para perawi yang tidak

termasuk syarat shahih. Namun, sebenarnya hal itu bukanlah suatu hal yang tercela”.126 

Kemudian Imam An-Nawawi menjawab kritikan tersebut dengan mengutip

pendapat dan peninjauan Syaikh Ibn Shalah, yang penulis ringkas dan kelompokan

menjadi beberapa poin di bawah ini:

1.  Mungkin dia (perawi yang diperbincangkan) adalah perawi yang dla‟if   dalam

pandangan ulama lain, namun tsiqah  (terpercaya) dalama pandangan Imam Muslim.

Dan tidak bisa dikatakan bahwa  jarh (penilaian dla‟if /cacat) didahulukan daripada

ta’dil  (penilaian shahih/terpercaya) karena hal itu hanya berlaku; apabila  jarh tersebut

sudah menjadi ketetapan dan sudah jelas sebabnya. Jika tidak demikian, maka  jarh

tidak bisa diterima.

2.  Hadits yang dinilai dla‟if   itu hanya dimasukan oleh Imam Muslim sebagai mutaba’at

dan syawahid   saja, bukan sebagai hadits yang pokok. Yaitu, pertama-tama, ImamMuslim menyebutkan hadits yang sanadnya bersih, perawinya tsiqah, dan

menjadikannya sebagai pokok. Kemudian, hadits pokok yang shahih itu diiringi oleh

hadits yang di dalam sanadnya ada sebagian perawi yang dla‟if , yang tiada lain untuk

difungsikan sebagai mutaba’at atau sebagai tambahan, juga untuk mengingatkan

faidah pada apa yang telah dikemukakannya pada hadits yang pokok.

3.  Mungkin hadits tersebut adalah hadits yang diterima dari perawi dla‟if   yang bisa

dijadikan sebagai hujjah, yang mengalami kekacauan hafalan setelah haditsnya diambil

darinya. Berkanaan dengan hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi tsiqah

sebelum terkena kekacauan hafalan, maka status haditsnya adalah shahih dan tidak

tercela.4.  Mungkin Imam Muslim bermaksud untuk meninggikan sanad haditsnya lewat seorang

perawi yang dla‟if . Menurut Imam Muslim, hadits tersebut dari jalur riwayat tsiqah 

namun bersanad nazil . Karena itu, beliau mencukupkannya pada sanad yang „ali

(tinggi).

G. Keistimewaan dan Kedudukan Kitab  Shahih Muslim  di Antara Kitab-kitab

Sunnah Lainnya

 An-Nawawi berkata, “Kitab yang paling shahih dalam masalah hadits— bahkan

dalam ilmu tersebut secara mutlaq—adalah  Ash-Shahihain, yang disusun oleh dua imam

teladan; Abu „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari dan Abu Al-Husain Muslim bin

 Al-Hajjaj Al-Qusyairi—semoga Allah Swt meridlai keduanya—dan belum ditemukan satu

kitab pun yang menandingi keduanya”.127 

Jadi, Imam An-Nawawi— juga ulama lainnya sepakat—menempatkan dua kitab ini

pada kedudukan yang paling tinggi di antara kitab-kitab yang lainnya. Namun, terjadi

perbedaan di antara para ulama tentang mana yang harus didahulukan atau dijadikan yang

paling depan. Apakan kitab  Shahih karya Imam Al-Bukhari ataukah kitab  Shahih karya

126 An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/24), Farid (318). 127 An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/4), An-Nurustani (68).

Page 33: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 33/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

29 

Imam Muslim? Dalam hal ini, ada yang lebih mendahulukan  Shahih Al-Bukhari   dan ada

 juga yang lebih mendahulukan  Shahih Muslim. Namun, kebanyakan para ulama lebih

mendahulukan kitab  Shahih Al-Bukhari dan menjadikan kitab  Shahih Muslim  berada di

 bawahnya pada urutan kedua.

Imam An-Nawawi  berkata, “Para ulama—semoga Allah Swt merahmati mereka—

sepakat bahwasanya dua kitab yang paling shahih setelah Alquran Al-„Aziz  adalah kitab

 Ash-Shahihain karya Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. Orang-orang pun menyambut

kedua kitab tersebut dengan penerimaannya yang terbuka. Akan tetapi, di antar kedua kitab

tersebut, kitab  Shahih karya Imam Al-Bukhari lah yang paling shahih dan paling banyak

mengandung manfaat dan pengetahuan, baik itu yang nampak ataupun yang

tersembunyi”.128 

Ibn Hajar berkata, “Imam Muslim menghimpun dalam kitab  Shahih-nya hadits

dalam jumlah yang sangat banyak, yang belum ada seorang pun yang bisa menyamainya.Sekiranya sebagian orang lebih mengutamakan kitab karangan Syaikh Muhammad bin

Isma‟il, hal itu dikarenakan keistimewaan kitab tersebut ( Shahih Al-Bukhari )   yang

menghimpun kumpulan jalur-jalur hadits, konteks pembahasan yang bagus, dan menjaga

keotentikan lafazh sebagaimana mestinya, tanpa ada riwayat yang terputus atau riwayat

dengan makna”.129 

 Adaupun mereka yang lebih mengutamakan kitab Shahih Muslim— yaitu para syaikh

di Maroko—di atas kitab  Shahih Al-Bukhari , mereka berkomentar bahwasanya kitab

 Shahih  yang disusun oleh Imam Muslim ini lebih unggul dari kitab  Shahih Al-Bukhari  

karena hadits yang ada dalam kitab  Shahih Muslim tidak bercampur kecuali yang shahihsaja. Maka tidak ada sesuatu setelah muqaddimah-nya, melainkan hadits shahih yang

disebutkan tanpa ada campuran seperti apa yang ada dalam kitab  Shahih Al-Bukhari .

Demikian halnya dengan hadits mu’allaq; yang hilang satu atau lebih perawi dari

permulaan isnad -nya, yang banyak terjadi pada kitab  Shahih Al-Bukhari , sedang dalam

kitab  Shahih Muslim, hal tersebut jarang sekali didapatkan.130  Al-Hafizh Abu „Ali An-

Naisaburi berkata, “Tidak ada kitab di kolong langit ini yang lebih shahih dibandingkan

kitab Shahih Muslim dalam ilmu hadits”.131 

Imam An-Nawawi berkata, “Telah diriwayatkan dari jalur yang shahih bahwasanya

Imam Muslim termasuk salah satu dari orang yang mengambil manfaat dari Imam Al-Bukhari yang beliau (Imam Muslim) mengakui sendiri bahwasanya Imam Al-Bukhari

adalah ulama yang tidak ada tandingannya. Pendapat inilah yang kami pegang untuk lebih

mengunggulkan kualitas kitab  Shahih Al-Bukhari   dibandingkan dengan kitab  Shahih

 Muslim. Pendapat ini juga banyak dipegang oleh mayoritas ulama dan para ahli dalam

 bidang hadits.. dan inilah pendapat yang paling benar.132 

128 An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/14), An-Nurustani (68).129 Al-„Asqalani (10/115), An-Nurustani (68), Syiha (56).

130 Syiha (57).131 Adz-Dzahabi (12/566), An-Nawawi “Tahdzib” (2/91), Ibn Katsir (11/33), Syiha (57). 132 An-Nawawi (1/14).

Page 34: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 34/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

30 

Lanjut Imam An-Nawawi mengatakan, “Akan tetapi, kitab susunan Imam Muslim ini

 juga mempunyai kelebihan tersendiri, dimana, kitab ini terasa lebih mudah dan lebih

gampang untuk ditela‟ah. Imam Muslim telah berhasil menghimpun hadits dalam satu

tema. Sekalipun tidak dapat dipungkiri bahwasanya Imam Muslim tetap menyebutkan

 beberapa jalur sanad dan redaksi yang cukup beragam statusnya. Dengan metode

penghimpunan semacam inilah para pelajar akan sangat mudah untuk menggali manfaat

dari kitab Shahih Muslim.133 

Kesimpulannya, di antara banyaknya kitab-kitab yang menghimpun sunah Nabi

Saw, kitab  Shahih Muslim  ini berada ditingkat kedua sebagai kitab paling shahih setelah

 Alquran bersama kitab  Shahih Al-Bukhari. Kedua kitab ini ( Shahih Al-Bukhari dan Shahih

 Muslim)  masing-masing memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri yang hal

tersebut sudah diakui oleh seluruh ulama yang mengenal dua kitab ini. Namun—

sebagaimana yang telah ditegaskan dipermulaan—kebanyakan para ulama hadits lebih

condong untuk lebih mendahulukan kitab Shahih Al-Bukhari  dan menjadikan kitab Shahih Muslim berada di urutan kedua setelahnya.

H. Kitab Mukhtashar (Ringkasan) Shahih Muslim 

 Mukhtashar  kitab  Shahih Muslim sangatlah banyak sekali. Hal ini menunjukan

 bahwa penjagaan dan pemeliharaan para ulama terhadap kitab  Shahih Muslim ini

sangatlah besar dan berkesinambungan. Beberapa kitab  Mukhtashar Shahih Muslim yang

terkenal adalah;

1. 

 Mukhtashar Shahih Muslim  karya Abu „Abdillah Muhammad bin „Abdillah binMuhammad Abi Al-Fadl Al-Mursi (w. 655 H).

2.   Mukhtashar Shahih Muslim karya Abu Al-„Abbas Ahmad bin „Umar Al-Anshari Al-

Qurthubi (w. 656 H).

3.   Al- Jami’ Al - Mu’lim bi Maqashid Jami’ Muslim  karya Abu Muhammad „Abdul-‟ Azhim

 bin „Abdul-Qawi Al-Mundziri (w. 656 H). Kitab ini telah mengalami pencetakan.

4.  Wasilah Al-Muslim fi Tahdzib Shahih Muslim  karya Muhamad bin Ahmad bin

Muhammad bin Juzy Al-Kalbi (w. 841 H).

5.   Mukhtashar Shahih Muslim karya Isma‟il bin „Abdillah Al-Askadari (w. 1082 H).

6.   Mukhtashar Shahih Muslim karya Asy-Syaikh Nashiruddin Al-AlBani. Kitab ini juga

telah mengalami pencetakan.134 

I.  Kitab-kitab Syarah (penjelas) Shahih Muslim 

 An-Nurustani berkata bahwa adanya kitab-kitab  Syarah  bagi  Shahih muslim  ini—

seperti halnya kitab mukhtashar—merupakan bagian dari perhatian dan pemeliharaan

umat terhadap kitab yang agung ini. jumlah kitab  Syarah  bagi  Shahih Muslim ini pun

sangatlah banyak dan bermacam-macam bentuk, corak serta pokus pembahasannya. Ada

133 An-Nawawi (1/14).134  An-Nurustani (73), Thawalibah (149-150), Syuhbah (127-128). Untuk data  Mukhtashar Shahih Muslim yang lebih banyak, bisi dilihat dalamkitab: Salman (238-240).

Page 35: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 35/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

31 

 yang secara khusus membahas muqaddimah-nya saja, ada juga yang membuat syarah bagi

 Mukhtashar (ringkasan)  Shahih Muslim,  kemudian ada juga yang membuat syarah  bagi

 Zawa’id Shahih Muslim ‘ala Shahih Al -Bukhari , dan ada pula yang hanya memberikan

hawasyi (catatan kaki) dan ta’liq (catatan pinggir). Berikut beberapa pengarang dan kitab

 Syarah  Shahih Muslim yang ditulis dengan bahasa Arab:

1.   Syarh Shahih Muslim karya Muhammad bin Isma‟il Al-Ashbahani (w. 520 H).

2.   Al-Mufhim li Syarh Gharib Muslim karya „Abdul-Ghafir bin Isma‟il Al-Farisi (w. 529).

3.   Syarh Shahih Muslim; Al- Mu’lim bi Fawa’id Muslim  karya Muhammad bin „Ali Al-

Maziri (w. 536 H). Kitab ini telah mengalami pencetakan.

4.   Ikmal Al- Mu’lim bi Fawa’id Muslim karya Al-Qadli „Iyadl bin Musa Al-Yahshibi (w. 544

H). Kitab ini merupakan penyempurna bagi Syarah Al-Maziri.

5.   Al- I’lam bi Fawa’id Muslim karya Ahmad bin Muhammad bin Al-Hasan bin „Atiq Adz-

Dzahabi Al-Balnisi (w. 601 H).

6. 

 Iqtibas As-Siraj fi Syarh Muslim bin Al-Hajjaj  karya Abi Al-Hasan „Ali bin Ahmad Al- Wadi Asyi Al-Ghasani (w. 609 H).

7.   Syar Shahih Muslim  karya „Imaduddin „Abdur-Rahman  bin „Abdil‟ali Al-Mishri, yang

lebih dikenal dengan sebutan; Ibn As-Sukri (w. 624 H).

8.   Syarh Shahih Muslim karya Al-Maliki Abi Al-Ma‟ali Muhammad bin Ayyub (w. 635 H). 

9.   Al-Mufshih  Al-Mufhim wa Al-Maudlih Al- Mulhim li Ma’ani Shahih Muslim karya Abu

„Abdillah Yahya bin Hisyam Al-Anshari (646 H).

10.  Syarh Shahih Muslim karya Abu Muzhaffar Yusuf bin Qizghali cucunya Ibn Al-Jauzi (w.

654 H)

11.  Al-Mufhim lima Asykala min Talkhish Kitab Muslim karya Abu Al-„Abbas Ahmad bin

Umar bin Ibrahim Al-Qurthubi (w. 656 H). Kitab ini telah mengalami pencetakan.

12.  Al-Minhaj fi Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj karya Imam Abu Zakariyya Yahya bin

Syarf An-Nawawi (w. 676 H). Kitab ini telah merupakan kitab syarah  bagi  Shahih

 Muslim secara muthlaq. Dan kitab ini juga telah mengalami pencetakan dalam jumlah

 yang banyak.

13.  Ikmal Al- Ikmal ‘ala Shahih Muslim karya Muhammad bin Ibrahim Al-Baquri (w. 707

H). kitab ini meruapakan penyempurna kitab Al-Ikmal karya Al-Qadli „Iyadl. 

14.  Syarh Mukhtashar Shahih Muslim li Al-Mundziri  karya Abu „Amr „Utsman bin „Ali bin

Ibrahim yang dikelan dengan Khathib Jabarin (w. 730 H).

15. 

 Ikmal Ikmal Al- Mu’lim karya Muhammad bin Khalifah Al-Wasytani Al-Abi (w. 867 H).Kitab ini telah mengalami pencetakan.

16.  Mukammil Ikmal Al-Ikmal  karya Muhammad bin Yusuf As-Sanwasi (w. 895 H).

17.  Ad- Dibaj ‘ala Shaih Muslim bin A-Hajjaj karya As-Suyuthi (w. 911 H). Kitab ini telah

mengalami pencetakan.

18. Wasyi Ad- Dibaj ‘ala Shahih Muslim bin Al -Hajjaj karya „Ali bin Sulaiman Al-

Bajmu‟uwi Ad-Dimnati (w. 1294 H). Bersama kitab  Ikmal karya Al-Abi. Kitab ini telah

mengalami pencetakan bersama kitab Ikmal karya Al-Abi.

19.  As-Siraj Al-Wahhaj fi Kasyf Mathalib Shahih Muslim bin Al-Hajjaj  karya Al-„Allamah

Shadiq Hasan Khan Al-Qanuji (w. 1307 H). Pada waktu dulu kitab ini dicetak.

Page 36: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 36/40

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya 

32 

20.  Fath Al-Mulhim Syarh Shahih Muslim karya Asy-Syaikh Sabir Ahmad Al-„Utsmani (w.

1369 H). Kitab ini telah mengalami pencetakan.

21. Takmilah Fath Al-Mulhim  karya Asy-Syaikh Taqiyy Al-„Utsmani. Kitab ini juga telah

mengalami pencetakan.

22.  Minnah Al- Mun’im fi   Syarh Shahih Muslim karya Asy-Syaikh Shafi Ar-Rahman Al-

Mubarakfuri. Kitab ini telah mengalami pencetakan. Kitab ini juga termasuk kedalam

kategori syarah bagi Shahih Muslim yang terbaik di tinggakt perte-ngahan.135 

135 Seluruh keterangan dalam pembahasan ini disadur dari: An-Nurustani (79-80). Untuk data  Syarah Shahih Muslim yang lebih banyak bisa di lihat dalam kitab: Salman (251-261), Thawalibah (153-162). 

Page 37: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 37/40

 

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya  33 

BAB IV

PENUTUP

Di antara tokoh ternama lagi menonjol dengan khidmah atau kontribusinya dalam bidang hadits dan ilmu hadits adalah Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim bin Wardi bin

Kausyadz Al-Qusyairi An-Naisaburi atau terkenal dengan sebutan Imam Muslim (206-261

H). Sebuah nama yang sangat dikenal dalam sejarah Islam sebagai sosok intelektual yang

sempurna, terutama oleh para ulama yang senantiasa berkecimpung dalam bidang hadits

dan ilmu hadits.

Beliau terkenal sebagai sosok yang tampan lagi bersahaja. Beliau juga adalah pribadi

 yang cerdas, wara’ (hati-hati), sabar, tekun, dan sifat baik beliau lainnya. Beliau juga

terkenal dengan ketelitian dan kejeliannya dalam memeriksa, mempelajari dan

menyisihkan hadits-hadits yang shahih dari hadits-hadits yang dhaif. Hal itu tergambardari perkatan beliau yang mengatakan, “Aku menyusun  Al-Musnad Ash-Shahih ini dari

300.000 hadits yang aku dengar secara langsung”.137 Semua hadits yang berjumlah 300.00

hadits tersebut merupakan kumpulan hadits yang beragam kedudukannya, dari mulai yang

shahih, hasan, sampai hadits yang berstatus dlaif. Kemudian, dengan ketekunan,

kecermatan, dan ketelitiannya, Imam Muslim mengklasifikasikan hadits-hadits tersebut,

supaya diketahui masing-masing keadaannya.

Betapa tidak, kepiawaian, kecerdikan dan kepintarannya dalam bidang ini sudah

tergambar dari sejak beliau kecil. Semangat untuk terus menuntut ilmu senantiasa

 berkobar dalam hatinya. Sehingga, dari tangannya yang produktif dan otaknya yang pandai, beliau mampu melahirkan beberapa karya ilmiyyah yang beberapa dari karyanya itu sangat

 berguna dan masih dipakai sampai sekarang dan mungkin untuk selamanya sampai Allah

Swt mengakhiri kehidupan ini—insya Allah.

Salah satu karyannya yang sangat berguna bagi umat Islam adalah kitab  Al-Musnad

 Ash-Shahih atau—menurut penamaan Ibn Khair— Al-Musnad Ash-Shahih Al-Mukhtashar

min As-Sunan bin Naql Al-‘Adl ‘an Al -‘Adl ‘an Rasulillah Saw, yang dikenal oleh mayoritas

kaum muslim dengan sebutan  Shahih Muslim. Kitab yang menghimpun kurang lebih—

menurut perhitungan „Abdul Baqi tanpa penyebutan pengulangan hadits—3033 hadits itu

telah disepakati oleh seluruh ulama— baik itu ulama hadits, tafsir, fiqih dan ushul fiqih danlain sebagainya— bahwa kitab  Shahih karya Imam Muslim ini merupakan salah satu dari

dua kitab paling shahih kedua setelah Alquran bersama kitab  Shahih karya Imam Al-

Bukhari.

Oleh karena itu, sangat tidak mengeherankan jika banyak ulama yang mencurahkan

perhatian dan pemeliharaannya yang besar terhadap kitab hadits berkualitas tinggi

tersebut. Tebukti dengan banyaknnya Jumlah kitab Syarah (penjelasan) bagi kitab  Shahih

 Muslin ini, bahkan sampai mencapai 40 kitab lebih. Bentuk perhatian para ulama terhadap

kitab ini juga tergambar dari lahirnya mukhtashar  (ringkasan) bagi kitab  Shahih Muslim

137 An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/15). 

Page 38: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 38/40

 

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya  34 

ini, seperti halnya peringkasan yang dilakukan oleh Abi Al-Fadl Al-Mursi, Al-Qurthubi, Al-

Mundziri, Muhammad bin Juzy Al-Kalbi, „Abdillah Al-Askadari, Nashiruddin Al-AlBani—

semoga Allah Swt senantiasan merahmati mereka—dan masih banyak lagi ulama yang

melakukan pemeliharaannya terhadap kitab  Shahih Muslim ini dengan membuat

mukhtashar atau ringkasannya.

Tak heran juga jika para ulama dulu dan sekarang banyak yang mengungkapkan

pujian mereka sebagai manifestasi dari kekagumannya terhadap kitab  Shahih ini, terlebih

lagi kepada sosok pengarangnya; Imam Muslim. Abu „Amr Ahmad bin Al-Mubarrak berkata

kepada Imam Muslim, “Aku mendengar Ishaq bin Manshur mengatakan kepada Muslim

 bin Al-Hajjaj, „Kami tidak akan kehilangan kebaikan, selama Allah masih membiarkanmu

hidup untuk kaum muslimin.”138  Imam An-Nawawi mengatakan, “Ketahuilah, bahwa

Muslim adalah salah satu imam di bidang ini (hadits dan ilmunya), tokohnya, penghafalnya

 yang memiliki kesempurnaan hafalan. Beliau juga merupakan salah satu dari ulama yang

melakukan perjalanan dalam rangka mencari ilmu kepada para imam di berbagai negri,orang yang diakui keunggulannya tanpa diperselisihkan di kalangan orang-orang yang

memiliki kecerdasan dan pengetahuan. Kitabnya senantiasa menjadi rujukan dan dijadikan

sebagai pegangan di setiap zaman”.139  Dan masih banyak lagi pujian-pujian para ulama

kepada beliau, yang pujian tersebut mungkin akan terus berlanjut karna karya-karya

monumental yang ditinggalkan oleh Imam Muslim—khususnya kitab  Al-Musnad Ash-

 Shahih-nya—sangatlah berharga dan akan senantiasa dipakai selama kaum muslimin masih

ada di muka bumi ini.

Kekaguman kita kepada Imam Hadits ini pun akan memuncak ketika kita

mengetahui detik-detik kewafatan beliau Imam Muslim. Beliau wafat pada hari Ahad dandikebumikan pada hari senin 25 Rajab 261 H. Di detik-detik wafatnya, beliau tengah

menyibukan diri menela‟ah kitab haditsnya sehingga melalaikan kesehatan tubuhnya. Para

ahli sejarah menyebutkan bahwa sebab wafatnya beliau adalah terlalu lelah dan terlalu

memaksakan diri untuk berpikir dan bekerja keras, sedang pencernaannya harus terus

 bekerja untuk mencerna kurma yang ia makan ketika semalam suntuk — bahkan sampai

menjelang shubuh—untuk menemaninya menela‟ah kita b. Barangkali setelah itu beliau

sakit dan kemudian wafat.

Dari hal tersbut kita semakin tahu dan mengerti akan keikhlasan dan ketekunan

Imam Muslim dalam sebuah ilmu bahkan sampai akhir hayatnya. Kepada pujangga yangtiada bandingan tentang ilmu haditsnya itu, maka tertumpahlah kepercayaan seluruh

ulama Islam dengan meletakan hadits yang beliau riwayatkan pada derajat yang tinggi.

Wallahu a’lam bish-shawab 

138 Adz-Dzahabi (12/563), Syiha (55), Farid (2/308), An-Nurustani (29).139 An-Nawawi “Tahdzib” (2/90), An-Nawawi “ Al-Minhaj ” (1/10), Farid (2/309-310), Salman (58).

Page 39: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 39/40

 

Biografi Imam Muslim dan Kitab Shahih-nya  35 

DAFTAR PUSTAKA

Kitab/Buku:

 Adz-Dzahabi, Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin „Utsman,  Siyar A’lam An- Nubala, (Bairut: Muassasah Ar-Risalah, Cet. Ke-1, 1403 H/1973 M).

 Al-„Asqalani, Abu Al-Fadll Ahmad bin „Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar, Tahdzib At-

Tahdzib, (Hindi: Da‟irah Al-Ma‟arif, Cet. Ke-1, 1326 H).

 Al-„Utsmani, Asy -Syaikh Syabir Ahmad,  Mausu’ah Fath Al -Mulhim bi Syarh Shahih Al-

 Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi , (Bairut: Dar Ihya At-Turats, Cet. Ke-1,

1426 H/2006 M).

 Al-Badar, „Abdul Muhsin bin Hamd bin „Abdul Muhsin bin Abdillah bin Hamd Al-„Ibad, Al-

 Imam Muslim wa Shahihuhu, (Madinah: Al-Jami‟ah Al-Islamiyyah, Cet. Ke-3, 1390

H/1970 M), Al-Maktabah Asy-Syamilah.

 Al-Baghdadi, Al-Khathib,  Syarf Ashab Al-Hadits wa Nashihah Ahl Al-Hadits, (Kairo:

Maktabah Ibn Taimiyyah, Cet. Ke-1, 1417 H/1996 M).

 Al-Hajjaj, Muslim bin,  Al-Musnad Ash-Shahih Al-Mukhtashar bi Naql Al-‘Adl ‘an Al -‘Adl

ila Rasulillah Saw,  Tahqiq: Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, (Bairut: Dar Ihya‟ At-

Turats Al-„Arabiy, tth.) Al-Maktabah Asy-Syamilah.

 An-Nawawi, Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya bin Syarf,  Al-Minhaj Syarh Shahih Muslimbin Al-Hajjaj , (Bairut: Dar Ihya At-Turats, Cet. Ke-2, 1392 H), Al-Maktabah Asy-

Syamilah.

 ________, Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya bin Syarf, Tahdzib Al-Asma wa Al-Lughat ,

(Bairut: Dar Al-Kutub Al-„Ilmiyyah, tth), Al-Maktabah Asy-Syamilah.

 An-Nurustani, Muhammad Muhammadi bin Muhammad Jamil, Al-Madkhal ila Shahih Al-

 Imam Muslim bin Al-Hajjaj , (Kuwait: Maktab Asy-Syu‟un Al-Fanniyyah, Cet. Ke-1,

1428 H/2007 M).

 Ar-Razi, Al-Imam Al-Hafizh Syaikh Al-Islam,  Jarh wa At-Ta’dil , (ttp.: Al-Faruq Al-Haditsah, 1371 H/1952 M).

Fakhauri, Mahmud,  Al-Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi; Hayatuhu

wa Shahihuhu, (ttp: tpn, tth).

Farid, Syaikh Ahmad, Min A’lam As-Salaf , (Iskandariyyah: Daru Al-Iman, Cet. Ke-1, 1418 H

/1998 M).

Ibn Katsir, Abu Al-Fida‟ Isma‟il bin „Umar,  Al-Bidayah wa An-Nihayah, (Bairut: Dar Al-

Fikr, 1407 H/1986 M), Al-Maktabah Asy-Syamilah.

Page 40: Biografi Muslim Dan Shahih-nya

7/21/2019 Biografi Muslim Dan Shahih-nya

http://slidepdf.com/reader/full/biografi-muslim-dan-shahih-nya 40/40