Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir...

34
42 BAB III PENDIDIKAN KEBANGSAAN MENURUT H.O.S. COKROAMINOTO A. Biografi H.O.S. Cokroaminoto A.1. Kondisi Kelurganya H.O.S. Cokroaminoto lahir pada tanggal 16 Agustus 1882 di desa Bakur Ponorogo, kelak mempelopori untuk membangun bangsa Indonesia menggoyang sendi-sendi kolonialisme (Gonggong, 1985: 2). Kyai Bagus Khasan Besari seorang ulama terkenal dari Ponorogo Jawa Timur yang memiliki sebuah pondok pesantren di desa Tegalsari. Kyai ini beristerikan putri Pakubuwono II Surakarta. Rupanya bakat kepemimpinan H.O.S. Cokroaminoto merupakan keturunan dari kakeknya, Cokronegoro, yang menjadi bupati Ponorogo dan ayahnya sendiri Cokroamiseno, yang menjabat sebagai Wedono Kleco Madiun (Jaya, 1966: 762). Tentunya bakat tersebut dipadu dengan pengalaman-pengalaman H.O.S. Cokroaminoto sendiri yang sejak kecil telah dididik dengan ajaran-ajaran agama maupun ilmu-ilmu umum untuk mengasah otak kepemimpinannya baik dilingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. H.O.S. Cokroaminoto merupakan anak kedua dari dua belas bersaudara. Mereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. Umar Zaman Cokroprawiro, H.O.S. Cokroaminoto, R. Ayu Cokrodisoeryo, R.M. Poerwadi Cokrosoetijo, R.M.O. Sabib Cokrosupoerjo, R.A. Adiati, R. Ayu Martowinoto, R.M. Abikusno Cokrosuyoso, R. Ajeng Nestiatin, R.M.

Transcript of Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir...

Page 1: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

42

BAB III

PENDIDIKAN KEBANGSAAN MENURUT H.O.S. COKROAMINOTO

A. Biografi H.O.S. Cokroaminoto

A.1. Kondisi Kelurganya

H.O.S. Cokroaminoto lahir pada tanggal 16 Agustus 1882 di desa

Bakur Ponorogo, kelak mempelopori untuk membangun bangsa Indonesia

menggoyang sendi-sendi kolonialisme (Gonggong, 1985: 2). Kyai Bagus

Khasan Besari seorang ulama terkenal dari Ponorogo Jawa Timur yang

memiliki sebuah pondok pesantren di desa Tegalsari. Kyai ini beristerikan

putri Pakubuwono II Surakarta. Rupanya bakat kepemimpinan H.O.S.

Cokroaminoto merupakan keturunan dari kakeknya, Cokronegoro, yang

menjadi bupati Ponorogo dan ayahnya sendiri Cokroamiseno, yang

menjabat sebagai Wedono Kleco Madiun (Jaya, 1966: 762). Tentunya bakat

tersebut dipadu dengan pengalaman-pengalaman H.O.S. Cokroaminoto

sendiri yang sejak kecil telah dididik dengan ajaran-ajaran agama maupun

ilmu-ilmu umum untuk mengasah otak kepemimpinannya baik dilingkungan

rumah, sekolah, maupun masyarakat.

H.O.S. Cokroaminoto merupakan anak kedua dari dua belas

bersaudara. Mereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M.

Umar Zaman Cokroprawiro, H.O.S. Cokroaminoto, R. Ayu Cokrodisoeryo,

R.M. Poerwadi Cokrosoetijo, R.M.O. Sabib Cokrosupoerjo, R.A. Adiati, R.

Ayu Martowinoto, R.M. Abikusno Cokrosuyoso, R. Ajeng Nestiatin, R.M.

Page 2: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

43

Poerwati, R. Ajeng Istijah Cokrosudarmo, dan R.A. Istiroh Muhammad

Subari. Mereka yang mengikuti jejak Cokroaminoto malang melintang

didunia pergerakan adalah Umar Sobib dan R.M. Abikusno Cokrosuyoso.

Sedangkan saudara yang lain mengikuti jejak ayahnya sebagai bupati,

wedono, pegawai tinggi ataupun yang lain (Amelz, 1952: 48-50).

Berikut silsilahnya:

(Amin, 1995: 10).

Kyai Bagus Khasan Besari + Putri Pakubuwono II Surakarta Buyut

Raden Mas Adipati Cokronegoro (bupati Ponorogo) Kakek

Raden Mas Cokroamiseno (Wedono Kleco Madiun) Ayah

1. R. M. Umar Zaman Cokroprawiro 2. H.O.S. Cokroaminoto 3. R. Ayu Cokrodisoeryo 4. R. M. Poerwadi Cokrosutijo 5. R. M. O. Sabib Cokrosoeparjo 6. R. A. Adiati 7. R. Ayu Martowinoto 8. R. M. Abikusno Cokrosoeyoso 9. R. Ajeng Nestiatin 10. R. M. Poerwati 11. R. Ajeng Istijah Cokrosudarmo 12. R.A. Istiroh Muhammad Subari

1. Siti Utari 2. Utarjo 3. Harsono 4. Siti Islamiyah 5. Suyut Ahmad

H.O.S. Cokroaminoto + Roestina

H.O.S. Cokroaminoto + Suharsikin

Page 3: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

44

Cokroaminoto sebagai seorang anak priyayi, dijodohkan oleh

orang tuanya dengan anak priyayi pula yaitu Suharsikin, putri seorang patih

wakil Bupati Ponorogo yang bernama Raden Mas Mangoenkusumo. Patih

ini pemberani dan disegani walaupun bertugas di daerah Ponorogo yang

terkenal gawat dengan ulah warok dan prampok-prampok dan yang hampir

setiap hari membuat ricuh di masyarakat. Mertua Cokroaminoto suka

menolong sesama, seperti mendidik maupun memerdekakan pencuri yang

ditawannya dan sering mengobati orang yang digigit ular (Amelz, 1952:

51). Dilingkungan keluarga seperti inilah, istri Cokroaminoto dididik dan

digembleng, sehingga kelak menjadi pendamping yang setia bagi

Cokroaminoto ditengah-tengah medan perjuangan menyadarkan bangsa

Indonesia dari penjajahan.

Raden Ajeng Suharsikin (yang kemudian menjadi Raden Ayu

Cokroaminoto) dikenal sebagai seorang anak yang sangat halus budi

pekertinya, baik perangainya, besar sifat pengampunannya dan cekatan.

Walaupun tidak tinggi didikan sekolahnya, ia sangat gemar terhadap

pengajaran dan pengajian agama. Menurut asal usulnya, ia keturunan

Panembahan Senopati dan Ki Ageng Mangir di Madiun.

Keteguhan dan kecintaan Raden Suharsikin dibuktikan sejak awal

masa pernikahannya yang dipaksa memilih antara berpisah dengan orang

tuanya atau dengan Cokroaminoto, bagai memilih buah simalatama. Hal ini

terjadi ketika Cokroaminoto berselisih dengan mertuanya. Perselisihan ini

bermula karena perbedaan pandangan antara keduanya. Cokroaminoto tidak

Page 4: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

45

berkehendak menjadi birokrat, sedangkan mertuanya menginginkan

Cokroaminoto menjadi birokrat, sebab mertuanya masih bersikap kolot dan

cenderung elitis (Gonggong, 1985: 12). Perbedaan pandangan ini wajar

mengingat latar belakang pendidikan dan kedudukan mereka dalam

masyarakat.

Perbedaan diantara mertua dan menantu tidak mudah

dipertemukan, bahkan perbedaan ini makin hari makin bertambah tajam.

Jurang pemisah antara keduanya semakin lebar dan semakin sempit untuk

dijembatani. Sadar akan yang dihadapi ini, Cokroaminoto pun mengambil

tindakan nekat. Dia meninggalkan rumah kediaman mertuanya yang

menjadi kediaman walaupun ketika itu istrinya sedang mengandung anak

yang pertama.

Cokroaminoto bertindak nekat, ini menimbulkan kemarahan besar

mertuanya (Mangoenkusumo), bahkan kebencian. Mangoenkusumo

memaksa anaknya (Suharsikin) untuk bercerai dengan Cokroaminoto, sebab

kepergiannya bembuat malu dan mencoreng martabat dan kehormatan

keluarga. Dihadapkan dengan situasi sulit ini, Suharsikin tetap memilih

suaminya Cokroaminoto.

Pilihan Suharsikin membuat kedua orang tuanya tertegun dan tidak

bisa berbuat apa-apa. Ketika Suharsikin melahirkan anak sulungnya, ia

bersama anaknya meninggalkan rumah untuk menyusul Cokroaminoto.

Namun tidak jadi, karena ia berhasil ditemukan oleh pesuruh ayahnya yang

menyusul, terpaksa ia kembali lagi kerumah.

Page 5: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

46

Cokroaminoto waktu itu untuk ditemukannya sangat sukar. Karena

dia tidak melarikan diri dalam kota, melainkan merantau mencari guru

agama kebeberapa tempat dan menyendiri dengan beriktikaf di dalam

sebuah gua sampai saatnya ia kembali guna mengambil isterinya (Amelz,

1952: 53-54).

Cokroaminoto dalam pengembaraannya sampai di kota Semarang.

Untuk menyambung hidupnya ia tidak segan-segan untuk menjadi kuli

pelabuhan. Pengalaman yang tidak terlupakan ini mendorongnya untuk

memperhatikan kehidupan kaum buruh baik di perkebunan, kereta api,

pengadilan, pelabuhan, dan sebagainya. Dialah yang mempelopori

berdirinya sarekat pekerja yang bertujuan mengangkat harkat kaum buruh.

Cokroaminoto akhirnya menetap di Surabaya bersama isteri dan

anak-anaknya, yaitu Siti Utari, Utarjo alias Anwar, Harsono alias Mustofa

Kamil, Siti Islamiyah, dan Suyat Ahmad.

Cokroaminoto dan isterinya hidup dalam suasana sederhana,

keluarga ini sangat harmonis dan berbahagia. Raden Ayu Cokroaminoto

memberikan bantuan moral yang sangat besar kepada suaminya. Jika

Cokroaminoto bepergian, sering kali isteri yang sederhana dan setia ini

mengiringi suaminya dengan salat tahajud, puasa dan berdoa untuk

suaminya dalam mengarungi lautan hidup. Banyak orang yang mengakui

bahwa ketinggian derajat yang diperoleh Cokroaminoto adalah sebagian

besar berkat bantuan dari isterinya. Untuk membantu ekonomi keluarga

Page 6: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

47

Raden Ayu Suharsikin membuka rumahnya untuk indekos para pelajar di

Surabaya.

Pelajar yang mondok di rumah Cokroaminoto sekitar 20 orang.

Kebanyakan mereka bersekolah di MULO, HBS dan MTS. Mereka tidak

hanya makan dan kos di rumah Cokroaminoto tetapi berdiskusi dengan

sesama teman maupun dengan Cokroaminoto. Mereka saling mempengaruhi

dan memberi wawasan yang lebih luas. Sehingga rumah Cokroaminoto

(1913-1921) adalah ibarat kancah yang terus menerus menggembleng dan

membangunkan idiologi kerakyatan, demokrasi, sosialisme dan anti-

imperialisme. Diantara siswa yang mondok, seperti Soekarno, Soekarmadji

Marijan Kartosoewirjo, Moenawar Musso, Sampoerno, Abikoesno, dan

lainnya (Amelz, 1952: 56). Soekarno melukiskan kehidupan dalam keluarga

Cokroaminoto sebagai berikut:

“Pak Cokro semata-mata bekerja sebagai ketua Sarekat Islam, dan penghasilannya tidak banyak. Dia tinggal di kampung yang padat penduduknya. Letaknya tidak jauh dari sebuah kali ada sebuah gang dan deretan rumah di kiri kanannya (terlalu sempit untuk jalan mobil). Gang kami namanya gang 7 Paneleh. Dari situlah masuk maka akan di dapati rumah sederhana dengan pavilion setengah melekat. Rumah itu dibagi menjadi sepuluh kamar kecil, termasuk loteng. Keluarga Pak Cokroaminoto tinggal di depan. Kami di belakang. Sungguhpun semua kamar sama akan tetapi anak-anak yang sudah bertahun-tahun begitu nyaman tinggal disitu. Kamarku tidak ada jendela sama sekali dan tidak berpintu. Di dalam sangat gelap, sehingga aku terpaksa menghidupkan lampu terus menerus walaupun di siang hari. Kamarku yang gelap ini mempunyai sebuah meja tempatku menyimpan buku, sebuah kursi kayu dan tempat menaruh baju serta sehelai tikar rumput. Tidak ada kasur dan tidak ada bantal”(Gonggong, 1966: 17).

Page 7: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

48

Cokroaminoto dan Suharsikin dalam mendidik anak-anaknya

maupun mengatur para pelajar yang indekos sangat disiplin dan akrab.

Anak-anaknya diberi pendidikan dengan sebaik-baiknya. Pendidikan tidak

menyangkut bidang duniawi saja, tetapi pendidikan di bidang agama sangat

diperhatikannya. Anak-anaknya diberi pendidikan di bidang agama terutama

dibidang al-Qur’an dengan cara mendatangkan guru kerumahnya (Amelz,

1952: 17).

Suharsikin mempunyai sikap hidup yang sama dengan suaminya

Cokroaminoto. Tentu hal ini dikarenakan pembawaannya sejak remaja yang

dikenal sangat rajin mengikuti setiap pengajian yang diadakan dikalangan

keluarganya. Ketekunan ini membuahkan sifatnya yang rajin menjalankan

ajaran-ajaran agama. Salat lima waktu tidak pernah ditinggalkannya. Suatu

ajaran yang sering dilakukannya juga adalah puasa sunnah setiap hari senin

dan kamis.

Rumah Cokroaminoto sebagai markas Sarekat Islam banyak

dikunjungi tamu dari berbagai lapisan masyarakat baik priyayi maupun

rakyat jelata, kyai atau intelek, bangsa asing maupun bangsa sendiri.

Apabila kedatangan tamu, biasanya Cokroaminoto memperkenalkan isteri

dan anak-anaknya kepada para tamu terlebih dahulu, meskipun kemudian

mereka ini disuruhnya kebelakang. Kebiasaan ini dijalankan oleh

Cokroaminoto, agar anak-isterinya tidak menjadi penakut terhadap tamu.

Apabila tamu sudah meninggalkan rumah, Cokro kemudian mencari

kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk menceritakan dengan sepintas.

Page 8: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

49

Dengan cara ini, Cokroaminoto ingin mendidik anak-anaknya dan memberi

pengertian pada isterinya terhadap sepakterjang kegiatan beliau dalam

koncah pergerakan (Amelz, 1952: 61).

Cokroaminoto waktu itu dalam usia 35 tahun semangat

memperjuangkan bangsa Indonesia dari penindasan kolonial Belanda.

Cokroaminoto menjadi pemimpin puncak Sarekat Islam selama beberapa

periode. Tetapi semua gerak langkahnya tidak akan berhasil, jika tidak

mendapat dukungan dari isteri tercinta. Dengan ketaatan seorang isteri

pejuang dan juga ikut membanting tulang mencari nafkah dengan tiada rasa

jerih dan payah. Hidup sang isteri dan didorong dengan hati yang ikhlas dan

jujur itu, akhirnya merupakan faktor yang penting pula, sehingga

Cokroaminoto menjadi manusia besar di Indonesia yang sangat disegani

oleh lawan ataupun kawan.

Pada tahun 1921, isterinya dipanggil kembali kehadirat Allah

SWT., meninggalkan dunia fana serta meninggalkan suami dan lima anak

(Amelz, 1952: 56).

Demikianlah kedukaan itu berlangsung beberapa lamanya. Namun

betapapun kedukaan itu melanda dirinya, Cokroaminoto tetap pada prinsip

yang telah dipegangnya, berjuang untuk pembebasan bangsanya dari

belenggu penjajahan. Untuk itu dia tidak pernah berhenti sampai pada akhir

hayatnya.

Cokroaminoto berjuang dengan tidak mengenal lelah selama 21

tahun (1913-1934), Cokroaminoto akhirnya dipanggil oleh Allah SWT,

Page 9: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

50

setelah sakit beberapa lama. Beliau meninggal dalam usia 53 tahun, pada

hari senin kliwon, 10 Ramadlan 1353 H., atau tanggal 17 Desember 1934

(Toto, 1984: 9). Perjuangan beliau kemudian diteruskan oleh teman-teman

maupun anak-anaknya.

A.2. Pengalaman Pendidikan dan Pekerjaannya

Cokroaminoto sebagai seorang yang berkultur santri dan priyayi,

mendapat pendidikan keislaman dan pendidikan model barat. Suasana

keislamannya mewarnainya sejak kecil dalam lingkungan keluarga. Sedang

fasilitas pendidikan Belanda diperolehnya karena ia adalah anak wedono.

Namun sebagaimana biasa dialami anak cerdas, Cokroaminoto sejak kecil

terkenal sebagai anak yang nakal, sehingga ia sering pindah sekolah karena

dikeluarkan dari sekolah satu kesekolah yang lain. Berkat kecermalangan

daya pikirnyalah, akhirnya ia dapat lulus dengan baik dan kemudian dapat

diterima di OSVIA (Opleiding School Voor Inlandche Ambtenaren), sebuah

sekolah untuk calon pegawai negeri putra di Magelang (Lhutfi, 1978: 43).

Cokroaminoto pada tahun 1902, lulus dari sekolah OSVIA.

Dengan ijazah sekolah ini, ia dapat bekerja sebagai pegawai pamong-praja

yaitu sebagai juru tulis di kepatihan Ngawi. Semangat kerakyatannya,

membuat ia tidak betah menjadi birokrat. Hanya dalam tiga tahun (1902-

1905) ia menjadi jurutulis. Lantas ditinggalkan pekerjaan itu dan pergi ke

Surabaya.

Cokroaminoto kemudian bekerja di perusahaan yang bernama

Firma Cooy & Co di Surabaya. Selain bekerja diperusahaan ini, ia juga

Page 10: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

51

kursus di permesinan pada malam hari di Burgrlijke Avendschool Afdeking

Wertuigkundige. Setelah menamatkan kursus malam hari, Cokroaminoto

pindah kerja menjadi juru mesin (learning Mechenist) dan kemudian

menjadi ahli kimia (chamicher) di pabrik gula Rogojampi Surabaya.

Cokroaminoto menggemari pekerjaan karang mengarang

(jurnalistik). Cokroaminoto memasukkan tulisan-tulisan keberbagai surat

kabar di Indonesia, serta sebagai pembantu pada surat kabar di Surabaya

(1907-1910). Melalui surat kabar beliau mengemukakan pendapat-

pendapatnya mengenai keadaan bangsanya yang sengsara akibat penjajahan

dan eksploitasi kaum pemodal asing. Dari sinilah ia terkenal sebagai

pemimpin yang menyuarakan kepentingan rakyat banyak.

Sarekat Islam setelah terbentuk sebagai cabang Surabaya, ia sekali

lagi berhenti dari pekerjaannya di pabrik gula tersebut. Ia kemudian menjadi

pemimpin gerakan yang sukses. Ia mendharma bhaktikan seluruh waktunya

untuk Sarekat Islam, sehingga tidak bekerja ditempat lain, seluruh hidupnya

hanya diperuntukkan untuk pergerakan. Nafkah yang diperoleh hanyalah

melalui sepakterjangnya sebagai ketua sarekat Islam dan mengusahakan

sebuah koperasi Setia Usaha. Dialah orang pertama kali berkarir sebagai

ahli politik professional, dalam arti ia secara serius mengurusi politik dan

menjadikan politik sebagai profesi bagi dirinya (Shiraishi, 1990: 53).

A.3. Bakat, Kepribadian dan Kecakapannya

Cokroaminoto sejak kecil sudah menampakkan tabiat yang

berbeda. Walaupun ia seorang yang nakal, ia tetap disegani anak-anak

Page 11: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

52

dalam desanya, karena ia seorang anak wedana. Kesukaan beliau dalam

bermain, baik dengan anak desa maupun dengan saudara-saudaranya sendiri

adalah bermain kuda-kudaan dan ayam-ayaman, anak-anak yang lain

dijadikan kudanya dan dimasukkannya kedalam kurungan. Dengan itu

beliau seolah-olah sudah hendak menanamkan kesadaran hati anak-anak itu

betapa sengsaranya manusia yang dalam hidupnya dijadikan seperti

binatang tunggangan yaitu ditempatkan dalam kurungan penjajahan.

Cokroaminoto ketika berada di bangku sekolah, sudah

mengembangkan bakat kepemimpinannya. Watak dan sifat beliau sebagai

orang yang ingin maju diterapkan tidak hanya pada dirinya sendiri dengan

disiplin keras, tetapi tetap membela kawan-kawannya menuju perbaikan

nasib. Beliau juga sudah memperhatikan persoalan-persoalan

kemasyarakatan dan kerakyatan dengan sangat mendalam. Upaya untuk

membongkar kerusakan-kerusakan yang ada di masyarakat telah dirintis,

walaupun ia seorang anak wedono, sifat kerakyatannya masih tetap lebih

menonjol. Sejak usia muda, beliau tidak suka pada kehormatan lahir, dia

tidak suka memakai gelar kebangsawanannya. Hanya Oemar Said

Cakroaminoto (Shiraishi, 1990: 15).

Hamka yang pernah menjadi murid Cokroaminoto melukiskan hal

itu:

“Badannya sedikit kurus, tetapi matanya bersinar. Kumisnya melentik keatas, badannya tegak dan sikapnya penuh keagungan, sehingga walaupun beliau telah tidak memperdulikan lagi titel Raden Mas yang tersunting dihadapan namanya, namun masuknya kedalam majlis tetap membawa kebesaran dan kehormatan,

Page 12: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

53

sehingga segala wajah mesti tunduk kepadanya, tunduk dengan penuh cinta”(Shiraishi, 1990: 37). Cokroaminoto teguh dalam pendirian dan berani menaggung

resiko. Hal ini dibuktikannya ketika beliau berani keluar dari jabatannya

sebagai pegawai bumi putera, padahal beliau belum mempunyai jaminan

untuk dapat pekerjaan di tempat yang lain. Namun karena praktek sembah

dan jongkok yang ada di tempat kerjanya sebagai pamong praja, yaitu

dianggapnya merendahkan martabat orang dan tidak sesuai dengan jiwa

kerakyatannya. Maka ia keluar dari tempat kerja tersebut, walaupun ia

mempunyai prospek yang cerah untuk menjadi priyayi agung.

Cokroaminoto selalu berpenampilan rapi, bahkan dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam kehidupan rumah tangga misalnya beliau berusaha agar

senantiasa menjadi contoh yang utama. Beliau biasanya keluar dari kamar

tidur dengan mengenakan baju serapi-rapinya, tidak satu kancing yang tidak

dimasukkan kelubangnya. Rambut tersisir rapi. Cara membawa kain handuk

ke kamar mandi, senantiasa menandakan orang dalam keadaan dinas.

Terutama bila di meja makan untuk bersantap, jangankan dengan orang luar

denagn anak sendiri saja, beliau senantiasa menggunakan ikat kepala

(udeng) atau kopyah (Ammelz, 1952: 61). Cokroaminoto tetap

berpenampilan dengan memakai pakaian identitas nasional, walaupun

teman-temannya banyak yang bertingkah keberatan, ia tidak ikut arus.

Pakaiannya adalah jawa asli, yaitu pakaian sarung, jas tertutup, peci atau

Page 13: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

54

belangkon dan sandal yang dipakai dimana saja dan kapan saja tanpa rasa

rendah diri.

Cokroaminoto berkeinginan untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman sangat besar, beliau tidak segan-segan dalam belajar, walaupun

sambil bekerja diwaktu malam, beliau tidak merasa capek dalam belajar,

yang terpenting adalah dapat meraih kemajuan yang setinggi-tingginya.

Kesederhanaannya tercermin ketika ia bekerja walaupun sebagai kuli,

pekerjaan yang dipandang hina terutama oleh orang yang bermental priyayi.

Keinginannya untuk mencari pengalaman dan belajar menyebabkannya

pindah-pindah dari satu pekerjaan kepekerjaan lain.

Cokroaminoto dinilai oleh teman seperjuangannya sebagai orang

yang berani, tidak takut mati. Sarekat Islam di masa pergerakan, dialah yang

menggetarkan bangsa Indonesia. Cokroaminoto bergerak keseluruh pelosok

Indonesia, dari kota sampai desa dari lembah sampai bukit dilaluinya.

Pedoman hidupnya tampak jelas dikemukakan dalam majalah Barisan

Pemuda PSII, SIAP dan PMII (1934).

Keutamaan, kebesaran, kemuliaan dan keberanian hanyalah bisa

tercapai dengan tauhid, tegasnya menetapkan lahir batin tidak ada

sesembahan melainkan Allah SWT saja (Suryomiharjo, 1991: 2).

Keteguhan pada prinsip dipegangnya walaupun menghadapi

penguasa Kolonial Belanda. Seperti ketika menjelang tahun 1914

direncanakan oleh Budi Oetomo dan Sarekat Islam untuk mengadakan

konggres mengenai pertanian. Kedua organisasi itu meminta bantuan

Page 14: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

55

pemerintah untuk biaya yang diperlukan dan pemerintah menyambut baik

hal itu, dengan syarat agar konggres tidak memperbincangkan masalah

“Siapakah yang mempunyai tanah di Indonesia ini?”. Tentu saja

Cokroaminota dan teman-teman seperjuangannya tidak mau, karena justru

hal itulah yang dibicarakan dalam konggres. Mereka tidak mau disuap

dengan bantuan keuangan untuk melaksanakan yang tidak sesuai dengan

kepentingan rakyat banyak (Amelz, 1952: 3).

Gambaran keberanian yang di bawa Cokroaminoto dapat dilihat

dalam peristiwa pengadilan baginya karena fitnah yang menyebabkan dia

ditahan selama 9 bulan. Hakim pengadilan seorang Belanda, ketika itu

bertanya dengan angkuhnya:”Tuan Cokro, apakah tuan tahu dihadapan siapa

tuan sekarang berdiri?”. Karena pertanyaan itu tidak segera dijawab, hakim

Belanda itu bertanya lagi setengah membentak:” Tahukah tuan, bahwa tuan

berdiri didepan Voorzitter Raad Van Juztitie (Ketua Pengadilan Tinggi

Belanda?. Cokroaminoto tidak segera menjawab; tetapi tidak lama

kemudian dengan tenang ia membalas sikap angkuh hakim Belanda itu

dengan balik bertanya: ”Tuan Voorzitter Raad Van Juztitie, tahukah tuan

dihadapan siapa tuan sekarang duduk?” Tuan duduk dihadapan ketua sentral

dari Sarekat Islam seluruh Indonesia! Kata Cokroaminoto dengan keras dan

tegas.

Kepandaian Cokroaminoto dalam mengemukakan pendapat baik

melalui pengajaran maupun pidato sangat mengagumkan. Hamka bercerita:

”Bila giliran H.O.S. Cokroaminoto mengajar, mulailah majlis tenang dan

Page 15: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

56

diam dan mulailah timbul kegembiraan diwajah tiap-tiap peserta” (Amelz,

1952: 36) sedangkan Wondoameseno mempunyai pengalaman senada:

“Bersoal jawab dengan ketua Cokro tidak cukup satu dan dua kali bahkan

beratus-ratus kali, kita tentunya tertarik akan perkataan-perkataan ketua

Cokro. Dan dengan sendirinya bergerak dan memimpin bangsa” (Amelz,

1952: 127).

Sedangkan kecakapan beliau dalam berpidato sangat terkenal.

Dalher, seorang nasionalis keturunan Indo-Belanda melukiskan:

“Perawakannya mengagumkan. Pekerja yang keras dan tidak mengenal lelah. Mempunyai suara yang indah dan berat. Mudah didengar oleh beribu-ribu pendengar, yang seolah terpaku dalam bibirnya apabila ia berpidato dengan lancar dan keyakinan yang sungguh-sungguh”. Hamka juga mempunyai pengalaman serupa:

“Sebagai orator, agitator yang besar suaranya lantang besar, memancar dari sinar dan sanubari sendiri menguasai akan perjalanan rapat. Segala perhatian manusia terpaut Kediri beliau seorang, suaranya berbahana”(Amelz, 1952: 37). Shiraishi menyebutkan sebagai depenetraiting baritone Voice

(suara baritone yang sangat berpengaruh) yang dapat didengarnya tanpa

microphone oleh beribu-ribu manusia (Shiraishi, 1990: 53).

Menurut Wondoameseno, kepandaian bung Karno berpidato belum

seperti Cokroaminoto, ia melukiskan sebagai berikut:

“Ketua Cokro, kalau bicara tidak banyak agitasi. Bicaranya lempang, lurus, tegas, dan jitu (tepat), alasan-alasannya mengandung dalil-dalil yang haq (benar), sehingga sukar dibantah. Kecuali daripada itu, bicaranya mengandung semangat menyala-nyala. Mereka yang mendengar selalu terbakar hatinya. Pihak musuh tunduk karena tepat dan benar” (Amelz, 124).

Page 16: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

57

Cokroaminoto selain tajam ucapannya, juga tajam penanya.

Tulisan-tulisannya sangat berpengaruh baik terhadap penguasa kolonial

Belanda maupun bangsa Indonesia, terutama kaum kebangsaan. Karir

sebagai seorang penulis dirintisnya sejak ia berada di Surabaya dengan

memasukkan beberapa artikel yang berbobot dibeberapa surat kabar. Ia

kemudian menjadi wartawan sebagai pembantu surat kabar ”Suara

Surabaya”. Ketika Sarekat Islam secara nasional berada dibawah

kepemimpinannya, maka didirikan surat kabar “Utusan Hindia”, surat kabar

“Fajar Asia” dan majalah “Al-Jihad” bersama kawan-kawan

seperjuangannya (Amelz, 1952: 27).

Cokroaminoto juga rasional dalam menghadapi realitas pada

masanya. Menghadapi persoalan milisi (wajib militer) misalnya, ia tidak

setuju karena usaha itu dianggapnya akan menambah beban masyarakat

saja. Ketika Dr. Rajiman Widyodiningrat mengingatkannya tentang ucapan

Prabu Ramajaya dalam kitab Ramayana, bahwa “Jerbasuki Mowo Bea”

(meraih kewejahteraan membutuhkan biaya), dengan tangkas Cokroaminoto

menjawab “Itulah perkataan Prabu Rama, tidak dapat digunakan untuk soal

kita”. Ini berarti, ungkapan yang arif sekalipun nerasal dari masa lalu,

mestilah disertai penalaran dalam hubungan masalah kekinian, karena

realitas yang dihadapi setiap generasi berbeda (Suryamiharjo, 1991: 2).

Cokroaminoto juga halus perasaannya, beliau menyukai musik

tradisi Jawa. Sebagai orang Islam, Cokroaminoto terkenal pembawa

Page 17: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

58

kebudayaan Jawa. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantoro menulis kesan-

kesannya mengenai Cokroaminoto:

“Kanda Cokroaminoto, tidak asing dalam hal kesusastraan dan wayang (drama) serta karawitan (musik), kebudayaan asli yang masih hidup di daerah Jawa. Itulah pribadi almarhum Cokroaminoto sebagai seorang Islam nasionalis adalah gambarannya Sultan Agung pula sebagai “Raja Aulia” dikalangan orang-orang Jawa yang menyebabkan rakyat jelata dan rakyat yang bertingkat menaruh pekerjaan terhadap Cokroaminoto yang menyebabkan “Sarekat Islam” dalam waktu setengah tahun saja sudah beranggotakan setengah juta orang” (Amelz, 1952: 30).

Sekilas Kepribadian ini dianggap memuji dan seolah-seolah ketika

masa kepemimpinannya dalam Sarekat Islam tidak ada celah-celah

kelemahannya. Akan tetepi yang menunjukkan kelemahannya itu ternyata

memang memiliki keyakinan politik lain dan dalam melemahkan kedudukan

Sarekat Islam. Mereka yang mengkritik Cokroaminoto adalah berasal dari

unsure marxis-komunis seperti Darsono, Semaoen, H. Misbach, dan Alimin.

Darsono mengkritik politik keuangan Sarekat Islam yang dipegangnya

sendiri, Semaoen mengkritik sikap Cokroaminoto yang kurang tegas dan

radikal menghadapi Kolonial Belanda, H. Misbach mencela disiplin partai

yang menerapkan Cokro terhadap unsur-unsur komunis, sedangkan Alimin

mencela Cokroaminoto yang kurang agresif menghadapi kapitalisme

kolonialisme.

Walaupun demikian, mereka tidak dapat menghilangkan sama

sekali respek dan kekagumannya pada Cokroaminoto, Alimin, misalnya

memuji Cokroaminoto:

Page 18: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

59

“Sepanjang saya bergaul dengan Cokroaminoto, saya mendapat kesan bahwa ia adalah orang yang sederhana dalam kehidupannya. Ia berbudi lembut, pendiam, dan jujur serta gemar membaca. Sekarang saya dapat mengerti Cokroaminoto termasuk dalam golongan pemimpin yang revolosioner dan anti-imperialisme” (Korver,1985: 168)

A.4. Karya-karya H.O.S. Cokroaminoto

Cokroaminoto tidak hanya sebagai orator atau organisator

pergerakan belaka, melainkan juga sebagai penulis yang tajam dan

produktif. Hal ini karena Cokroaminoto aktif dalam dunia pers. Di antara

tulisan yang sampai ditangan peneliti berkaitan dengan pendidikan

kebangsaan adalah:

1. Islam dan Sosialisme

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan

keselamatan. Islam artinya menurut kepada Allah kepada utusan-Nya

dan kepada pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Apabila

orang Islam bersungguh-sungguh menjalankan perintah agama Islam

maka ia akan mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akherat.

Islam mengajarkan kepada manusia untuk hidup rukun. Seseorang yang

menjalankan agama Islam maka ia akan memperoleh derajat yang tinggi.

Sosialisme berasal dari bahasa latin ”socius”, maknanya dalam

bahasa Belanda “maker”, dalam bahasa Arab sahabat. Faham sosialisme

adalah berakar angan-angan (fikiran) yang nikmat yaitu untuk

bertemanan. Sosialisme menghendaki cara hidup satu buat semua dan

semua buat satu, yaitu cara hidup untuk menunjukkan kepada manusia

Page 19: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

60

mempunyai pertanggungjawaban terhadap manusia lain untuk tidak

bersifat individualisme yaitu memikirkan diri sendiri. Sosialisme

mengajarkan seseorang tentang sesuatu pengaturan pergaulan hidup

bersama dan mengembangkan kerjasama berdasarkan Islam.

Di dalam faham sosialisme terdapat tiga ajaran yaitu:

a. Kemerdekaan, yaitu setiap orang Islam tidak boleh takut terhadap

penjajah tetapi takutlah kepada Allah.

b. Persamaan, yaitu tidak membeda-bedakan antara golongan yang satu

dengan yang lain. Orang Islam bagaikan satu badan satu jiwa harus

bersatu untuk melawan penjajah.

c. Persaudaraan, yaitu sesama Islam tidak boleh berpecah belah harus

saling cinta mencintai dan kasih sayang antar sesama (Cokroaminoto,

1952: 31-33).

2. Program Asas dan Program Tandhim Partai Sarekat Islam Indonesia

Buku ini ditulis untuk memenuhi amanat konggres di Surabaya,

tujuannya untuk menyamakan wawasan langkah dikalangan aktifis partai

yang dipimpinnya.

Dalam program asas dikupas:

a. Persatuan umat Islam yaitu Kaum Sarekat Islam percaya bahwa untuk

mempersatukan umat Islam, perlu lebih dahulu dibangun suatu

organisasi persatuan umat yang tidak terpecah belah dan bercerai

berai.

Page 20: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

61

b. Kemerdekaan Umat yaitu membebaskan bangsa dari penindasan

penjajah.

c. Sifat pemerintahan yaitu pemerintahan yang demokratis berdasarkan

musyawarah mufakat untuk mencapai kesejahteraan.

d. Penghidupan ekonomi yaitu basis ekonomi yang kuat sebagai modal

dasar dalam perombakan sosial dan politik.

e. Keadaan dan drajat manusia yaitu kedudukan manusia dihadapan

hukum sama tidak ada perbedaan untuk mendapatkan suatu keadilan.

f. Kemerdekaan yang sejati yaitu kebebasan untuk melakukan sesuatu

tanpa adanya tekanan dengan menjiwai sikap persamaan dan

persaudaraan.

Dan didalam program tandhim dikupas tentang:

a. Sandaran gerak perjuangan yaitu umat Islam harus bersandar kepada

sebersih-bersih tauhid, setinggi-tinggi ilmu pengetahuan dan sepandai-

pandainya berpolitik.

b. Hal syare’at dan ibadah yaitu tidak menghendaki adanya perselisihan

di dalam umat Islam, tidak boleh mencampuri urusan lain, dan

menolak peraturan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam

c. Hal siyasah yaitu umat Islam harus berpolitik untuk mencapai

kemerdekaan.

d. Hal penghidupan rakyat yaitu peraturan pajak hendaklah memakai

suatu asas, bahwa pajak itu harus menurut kemampuan orang yang

memikulnya.

Page 21: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

62

e. Hal pergaulan hidup bersama yaitu menempatkan orang Islam laki-

laki dan perempuan untuk mengembangkan sikap toleransi dan saling

menghargai.

f. Hal pengajaran dan pendidikan yaitu mendirikan sekolah-sekolah

dengan mementingkan pendidikan kebangsaan meliputi bela negara

cinta tanah air dan ditanamkan jiwa kemandirian yang

bertanggungjawab (Cokroaminoto, tt: 37).

B. Arti Penting Pendidikan Kebangsaan

1. Pendidikan sebagai paradigma pembebasan

Bangsa Indonesia telah lama dijajah oleh bangsa Belanda, namun

dalam waktu yang cukup lama ini kolonial Belanda tidak banyak berbuat

untuk Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan. Sistem pendidikan

yang dilaksanakan oleh pemerintah Belanda sangat tidak menguntungkan

bagi bangsa Indonesia, karena pada dasarnya bertujuan untuk menjadikan

warga negara yang mengabdi kepada kepentingan kolonial. Sehingga ini

pendidikannya hanya sekedar pengetahuan dan kecakapan yang dapat

membantu dan mempertahankan kekuasaan penjajah tersebut. Disamping

itu juga usaha pendidikan yang dilakukan oleh misi Zending, ada

kecenderungan kearah penetralisasi agama sebagai salah satu langkah untuk

memperkuat penjajahan Belanda, sehingga dari maksud yang terselubung

itu telah menimbulkan rasa tidak senang bangsa Indonesia (Susanto, 1986:

42). Akibatnya mayoritas bangsa Indonesia tidak dapat membaca dan

menulis. Oleh karena itu mereka selalu ditemani oleh kebodohan dan

Page 22: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

63

keterbelakangan. Pemerintah kolonial Belanda selalu berusaha agar dapat

hidup langgeng di daerah jajahannya. Untuk mewujudkan keadaan yang

demikian itu maka perlu disusun suatu strategi yang menurut bangsa

Indonesia sangat merugikan, yakni bangsa Belanda sangat lamban dalam

meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia yang sangat membutuhkan.

Maka sarana yang tepat untuk membebaskan adalah melalui pendidikan

(Cokroaminoto, 1952: 166).

Pendidikan kebangsaan mampu membebaskan manusia dari

kungkungan yang melilitnya. Namun dalam proses tersebut harus dilandasi

oleh nilai-nilai Islam. Sehingga tetap dalam lingkaran dalam bingkai iman

dan Islam (Cokroaminoto, tt: 166). Oleh karena itu yang dijadikan sandaran

H.O.S. Cokroaminoto yaitu tri logi pendidikan yaitu setinggi-tinggi ilmu

pengetahuan dan sepandai-pandai siyasah hanya akan dapat terwujud

apabila dilandasi sebersih-bersih tauhid.

Pendidikan kebangsaan sebagai praktek pembebasan dari

kedloliman, mengoptimalkan keadilan di dalam semua konteks kehidupan,

tidak ada diskriminasi dalam dunia pendidikan. Maka pendidikan

kebangsaan mampu menjadi alat untuk membebaskan diri dari belenggu

penjajah (Cokroaminoto, tt: 44).

2. Pendidikan kebangsaan sebagai proses penyadaran

Perjuangan H.O.S. Cokroaminoto tidak lepas dari problema rakyat

terutama umat Islam. Terdapat ketimpangan dalam hubungan sosial

masyarakat yang ditimbulkan oleh Belanda. Sebagai hal yang tidak wajar

Page 23: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

64

dan menyinggung rasa harga diri bangsa, seperti cara menghormati terhadap

Belanda, membuat sembah, duduk bersila, yang pada saat itu terdapat

adanya diskriminasi dalam segala aspek kehidupan bahkan terdapat pula

kereta serta kamar stasiun khusus bagi orang pribumi putra (Rais, 1986: 63).

Dengan menggunakan kekuatan pikiran, manusia akan mampu membuka

jalan menuju masa depan. Oleh karena itu H.O.S. Cokroaminoto

berkeinginan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan termasuk dalam hal

pemerintahan desa dengan meningkatkan pendidikan terutama untuk dapat

diangkat menjadi kepala desa sedikit-sedikitnya harus lulus sekolah bumi

putera kelas dua (Suminto, 1984: 99) dan kepala desa harus tunduk kepada

dewan desa yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil penduduk desa. Jelas

sekali penekanan konsep yang ingin dikehendaki dalam metode

pendidikannya yakni konsep penyadaran kepada rakyat.

Pendidikan sebagai proses penyadaran, yaitu menitik beratkan

perjuangan kepada usaha mempersatukan bangsa secara menyeluruh dari

segenap lapisan masyarakat baik antara umat Islam dengan umat yang

beragama lain. Perbedaan agama antara suku-suku bangsa di Indonesia

sama sekali tidak menjadi alasan bagi umat Islam untuk tidak bersatu.

Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan syarat mutlak bagi perjuangan

bangsa secara menyeluruh. Menumbuhkan kesadaran eksistensial manusia

pada gilirannya dapat menumbuhkan kemampuan kritis, aktif, berintegrasi

dengan dunia, mendinamisir, menguasai dan memanusiakan realitas dengan

memberikan arti temporal terhadap ruang geografisnya dan mencipta

Page 24: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

65

kebudayaan tersendiri (Gani, 1985: 256). Semuanya hanya dapat

ditumbuhkembangkan apabila manusia telah mempunyai kesadaran kritis

dan aktif. Sebuah konsep pendidikan yang realistis, dari kondisi sosial

kultural masyarakat yang terbelenggu oleh sistem kolonial dan tradisi

kebangsawanan yang feodalistik. H.O.S. Cokroaminoto mampu

memberikan alternatif bagi gerakan kerakyatan dengan pendidikan yang

bertumpu pada asas-asas penyadaran akan persamaan hak, rasa kemanusiaan

dan kemerdekaan yang dilandasi oleh idiologi keislaman sebagai satu-

satunya idiologi pembebasan (Gani, 1985: 256).

B.1. Dasar Pendidikan Kebangsaan Menurut H.O.S. Cokroaminoto

Pendidikan harus berdasarkan pada sumber Islam yakni al-Qur’an

dan al-Hadits. Konsep apapun harus menggunakan ajaran Islam sebagai

dasar utama. H.O.S. Cokroaminoto dalam melaksanakan pendidikan

berdasarkan kepada kedua sumber tersebut. H.O.S. Cokroaminoto mengutip

salah satu ayat al-Qur’an surah az-Zumar ayat 9 yaitu:

وي أم من هو قانت آناء الليل ساجدا وقائما يحذر اآلخرة ويـرجو رحمة ربه قل هل يست

ر أولو األلباب ( الذين ما يـتذكذين ال يـعلمون إن۹يـعلمون وال( Artinya:

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang

yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia

takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

Page 25: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

66

orang yang tidak mengetahui?". Sesungguhnya orang yang berakallah yang

dapat menerima pelajaran” (Gani, 1985: 42).

Hadits yang dijadikan dasar dalam melaksanakan pendidikannya

adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yaitu:

ا�� ھ���ة ����� ��ر��ل هللا ��� هللا ��� و��� ل��ل ��ر�� هللا � �! ط�� ا

.ه %$��)�� '& %$�� و%$�# (روا

Artinya: “ Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: “

Menuntut ilmu wajib bagi setiap laki-laki dan perempuan” (HR. Muslim).

H.O.S. Cokroaminoto mengambil contoh pada masa Rasulullah

SAW banyak orang yang berdatangan dengan maksud untuk mendapatkan

ilmu secara langsung dari Rasul. Sebagimana yang dikutip oleh H.O.S.

Cokroaminoto:

“Barang siapa menuntut ilmu pada jalan Allah, sesungguhnya ia telah melakukan perbuatan kebajikan. Barang siapa membicarakan ilmu, ialah memuji kepada Allah. Barang siapa mencari ilmu, ialah menyembah Allah. Barang siapa menyiarkan ilmu, ialah memberikan shadaqah. Barang siapa memberikan ilmu ialah melakukan perbuatan ibadah kepada Allah. Ilmu itulah menyebabkan orang yang mempunyainya dapat membedakan apa yang terlarang dan apa yang tidak terlarang. Ilmu adalah menerangi jalan ke surga Ilmu menjadi sahabat dalam padang pasir, taman pergaulan di alam kesunyian, sebagai kawan apabila ditinggalkan sahabat. Ilmu adalah memimpin kepada kebahagiaan. Ilmu menguatkan dalam menghadapi kemalangan. Ilmu merupakan perhiasan di dalam pergaulan dengan sahabat. Ilmu dapat dipergunakan terhadap musuh. Dengan ilmu, hamba Allah akan naik kepada ketinggian kebajikan dan keadaan yang mulia, dapat berhubungan dengan raja-raja di dunia dan mencapai kesempurnaan kebahagiaan di akherat” (Cokroaminoto, tt: 47).

Page 26: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

67

Menurut H.O.S. Cokroaminoto ilmu harus diperoleh dengan akal,

tetapi tidak boleh dipisahkan dari pendidikan budi pekerti dan pendidikan

rohani (Cokroaminoto, tt: 45). Ia mengakui bahwa Islam yang bersumber al-

Qur’an dan al-Hadits itulah yang memajukan berbagai ilmu (Cokroaminoto,

1955: 48). Oleh karena itu pendidikan harus berdasar dan tidak menyimpang

dari sumber Islam tersebut.

B.2. Tujuan Pendidikan Kebangsaan Menurut H.O.S. Cokroaminoto

Masyhur Amin dalam H.O.S. Cokroaminoto Rekonstruksi dan

Perjuangannya. Beliau mengatakan bahwa Tujuan pendidikan kebangsaan

yang ingin dicapai menurut H.O.S. Cokroaminoto adalah untuk

menjadikan anak didik sebagai seorang muslim yang sejati dan sekaligus

menjadi seorang nasionalis yang berjiwa besar penuh kepercayaan kepada

diri sendiri (Amin, 1995: 50).

Sebagai muslim yang sejati dan sekaligus nasionalis hendaknya

mempunyai keseimbangan baik ilmu duniawi maupun ilmu agama. Maka di

samping mempunyai akal yang cerdas juga harus mempunyai budi pekerti

yang utama, hidup sederhana punya keberanian dan kemandirian, serta

mencintai rasa cinta tanah air (Amin, 1995: 51).

C. Prinsip Pendidikan Kebangsaan H.O.S. Cokroaminoto

Pendidikan kebangsaan yang dikehendaki oleh H.O.S. Cokroaminoto

secara garis besar dilaksanakan dengan prinsip:

Page 27: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

68

C.1. Cinta tanah air (nasionalis)

H.O.S. Cokroaminoto dengan sekuat tenaga mengadakan

pendidikan untuk menanamkan perasaan kebangsaan, mencintai negeri

tumpah darah (Cokroaminoto, tt: 56). Oleh karena itu dalam praktek

pendidikannya sejak dasar (lager onderwijs), menengah (middelbaar

onderwijs), sampai pada jenjang tinggi (Hoger onderwijs), diberikan

pelajaran bahasa negeri sendiri yaitu bahasa Indonesia dan sejarah bangsa

dalam negeri sendiri (Amelz, 1952: 170).

Cinta tanah air harus didasarkan kepada akhlak mulia karena

merupakan kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati,

pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu membentuk satu

kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-

hari. Melaksanakan moralitas islami sebagai mana yang diteladankan

lewat tingkah laku dan sepak terjang kehidupan nabi SAW

(Cokroaminoto, 1952: 26). Pendidikan dan pengajaran cinta tanah air

bukanlah hanya memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu,

tetapi juga mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah,

membiasakan rasa kesopanan yang tinggi dan mempersiapkan suatu

kehidupan yang seluruhnya ikhlas dan jujur. Dengan demikian

pendidikan kebangsaan untuk cinta tanah air harus mendidik budi

pekerti (Cokroaminoto, tt: 87).

H.O.S. Cokroaminoto melancarkan kampanye untuk cinta tanah air

dalam mendidik bangsa dengan akhlak yaitu sejak tahun 1913 wujudnya

Page 28: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

69

membasmi bukan hanya lima M atau molimo, tetapi malahan tujuh M

atau tupitu, yaitu main (judi) madon (mengumbar nafsu seks), minum

(mabuk), madat (candu), mangani (makan yang berlebih-lebihan), maling

(mencuri), dan misuh (memaki) (Dahlan, 1987: 27). Hal itu sempat

menjadi isu dalam setiap pertemuan di desa-desa dan menjadi ukuran

untuk mematuhi pimpinan daerah setempat. Bahkan ia memandang

berbuat baik atau menjauhi perbuatan buruk itu juga dipandang telah

memberikan shadaqah (Cokroaminoto, tt: 27).

C.2. Memiliki keberanian

H.O.S. Cokroaminoto selalu menanamkan rasa keberanian

terutama jihad (bekerja keras mempropagandakan dan melindungi Islam)

karena hal itu termasuk bagian dari iman. Keberanian yang

dikehendakinya bukan seperti pada masa jahiliyah, yang tidak ada

landasannya dan tanpa arah. Keberanian bukan membabi buta dan

dorongan hati yang tak dikendalikan. Keberanian adalah kemuliaan yang

ditata baik dengan tujuan yang agung yakni untuk berbakti pada usaha

agama yang benar yakni keberanian di jalan Allah (Cokroaminoto, 1931:

49).

Sifat keberanian harus dibekali dengan keseimbangan ilmu

pengetahuan karena manusia dalam paham Islam tersusun dalam dua

unsur jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani harus disempurnakan

dengan pendidikan rohani. Dengan demikian pengembangan daya-daya

jasmani dan rohani akan mempunyai keseimbangan (Cokroaminoto, 1931:

Page 29: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

70

50). Rohani manusia mendapatkan latihan sebagaimana jasmani manusia.

Sedangkan pendidikan jasmani ditempuh manusia melalui seluruh aspek

pendidikan yang didapatkan selama hidupnya. Pendidikan rohani manusia

senantiasa didapatkan umat Islam selama pendidikan jasmani dilakukan.

Manusia akan mencapai kebahagiaan dalam hidup ini karena adanya

kecerdasan atau kepandaian jasmaniah dan kebajikan rohaniah. Pendidikan

haruslah memberikan pelajaran yang seimbang baik pelajaran umum

maupun agama, jasmani rohani agar mampu memberikan pertumbuhan

yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual,

intlektual, rasional, perasaan, dan kepekaan tubuh manusia. H.O.S.

Cokroaminoto menghendaki adanya keseimbangan dan tidak menghendaki

berat sebelah dalam rangka menumbuhkan sifat keberanian

(Cokroaminoto, 1934: 20).

C.3. Harus menanamkan sifat kemandirian

H.O.S. Cokroaminoto berpendapat setiap orang harus berusaha

dengan sungguh-sungguh dan pantang memakan hasil pekerjaan orang lain

yaitu mampu mandiri tidak menggantungkan kepada orang lain

(Cokroaminoto, 1985: 23). Masa depan janganlah menggantungkan nasib

kepada orang lain, melainkan harus mampu melepaskan diri terhadap

siapapun juga (Cokroaminoto, 1985: 8).

Kegiatan pendidikan harus mengarahkan atau membimbing

manusia agar mempunyai ketrampilan dan kemandirian sehingga mampu

mengelola pelestarian dan pembudayaan terhadap alam. Sehingga ia

Page 30: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

71

hendak mempersiapkan anak dengan sebaik-baiknya agar pada usia 15

tahun mereka telah terbekali iman, ilmu dan amal atau ketrampilan agar

mampu hidup secara mandiri (Noer, 1982: 115). Akal manusia harus

dicerdaskan untuk mencapai kemandirian agar mampu mengolah isi alam

semesta untuk keperluan hidupnya.

H.O.S. Cokroaminoto mengajarkan untuk bersifat mandiri

maksudnya non-koperatif menolak dan tidak mahu bekerjasama dengan

pemerintah kolonial Belanda, tidak mahu menerima bantuan Belanda

apalagi guru dari Belanda yang sudah dipastikan non-muslim, apalagi ada

aturan pada saat itu bahwa guru agama Islam harus minta ijin lebih dahulu

kepada Belanda lewat kantor For Inlandcshe yang menambah bencinya

terhadap Belanda.

Kemandirian akan membuahkan sikap kesederhanaan, alasannya

bahwa dengan hidup sederhana itu adalah sebab yang menjadikan

mashurnya umat Islam masa lalu (Cokroaminoto, 1950: 66). Masa pra-

Islam seseorang yang memiliki sifat mulya harus tidak memperdulikan

hari esok, artinya bahwa ia harus melakukan perbuatan yang bebas. Agar

dapat memperoleh tingkat kekaguman yang besar dari orang lain, maka

kebebasan itu harus benar-benar merupakan pemborosan yang tidak

terpikirkan. H.O.S. Cokroamonoto menolak semua perbuatan murah hati

yang disebabkan karena ingin pamer, adapun yang penting adalah niat

yang mendasarinya. Sikap pemurah itu merupakan sebuah kebajikan

Page 31: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

72

namun ia tidak lagi sebagai kebajikan bahkan menjadi kejahatan apabila

yang dilakukan berlebih-lebihan (Cokroaminoto, tt: 26).

D. Jenjang dan Sistem Pendidikan Kebangsaan

Jenjang pendidikan menurut H.O.S. Cokroaminoto melalui tiga tahap

yaitu:

D.1. Jenjang pendidikan dasar (Lager Onderwijs)

Pendidikan pada jenjang ini lama pengajarannya memerlukan

waktu 5, 6 sampai 7 tahun. Pada jenjang ini selain diberikan pelajaran

modern (duniawi) juga diberikan pendidikan agama.

Pertama-tama yang diajarkan kepada murid adalah pelajaran al-

Qur’an, dari cara pembacaan yang benar (ilmu tajwid) juga diterpkan

maknanya kedalam bahasa Indonesia (melayu) atau menggunakan bahasa

tertentu yang dapat dimengerti murid, sehingga murid mampu memahami

pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Pelajaran yang diajarkan berikutnya adalah bahasa Arab yang

merupakan dasar untuk dapat membantu kecakapan murid dalam

memahami makna al-Qur’an. Selain itu murid diajarkan pula beberapa

do’a dan ucapan atau lafadz dalam salat, sehingga diharapkan pada usia

12-13 tahun sudah mengerti lafadz yang diucapkan dalam salat. Juga

sekaligus diberikan praktek ibadah (salat) murid pada jenjang ini juga

mendapatkan pelajaran tentang rukun iman, rukun Islam berupa buku-

buku dalam bahasa anak negeri. Juga mendapatkan pelajaran tentang

tarikh (sejarah) Islam, dan tarikh bangsa negeri sendiri.

Page 32: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

73

Pelajaran bahasa Arab selama 3 tahun dibuat sama lamanya dengan

pelajaran bahasa Belanda. Sistem yang digunakakannya yakni berusaha

agar murid tidak jenuh dalam menerima pelajaran. Maka pelajaran harus

bersifat mendidik dan berupaya agar murid termotivasi untuk belajar,

sehingga murid merasa senang dalam menerima pelajaran (Cokroaminoto,

1934: 4).

D.2. Pendidikan Menengah (Middelbaar Onderwijs)

Pelajaran pada jenjang ini lamanya 4 sampai 5 tahun dan

diterapkan oleh komisi yang ahli. Selain pelajaran modern (duniawi), juga

diberikan pelajaran al-Qur’an secara mendalam dan diajarkan al-Hadits.

Pada jenjang ini diupayakan agar pelajaran bahasa Arab diajarkan sebagai

bahasa yang hidup, artinya murid dapat menulis, membaca, berbicara atau

berkomunikasi dengan memakai bahasa Arab sama dengan pelajaran

bahasa Belanda. Juga diberikan pelajaran nahwu dan sorof, agar mendapat

pengertian yang seharusnya tentang al-Qur’an dan bukannya bahasa Arab

pada umumnya. Juga diajarkan beberapa ratus dari ayat al-Qur’an yang

terpilih, agar murid mendapatkan pengertian dalam ilmu syair (puisi)

Arab. Diajarkan pula pelajaran aqaid, fikh, ibadah, akhlak, tarekh nabi dan

khulafaur-rasyidin.

Sistem pengajarannya harus sesuai dengan kemampuan dan

kepentingan murid sehingga sistem pelajarannya disampaikan secara

bertahap, agar murid mudah memahami dan senang dalam menerima

pelajaran.

Page 33: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

74

Sirah (sejarah hidup nabi) hendaklah dikemukakan kejadian-

kejadian yang penting dari nabi Muhammad SAW dan Khulafaur-Rasyidin

dan memberikan keterangan benar tentang kejadian itu. Tetapi juga

menanamkan pengertian kepada murid, bahwa karena benarnya Islam

itulah mengakibatkan tercapainya kebahagiaan diperoleh kaum muslimin

pada zaman dahulu. Untuk terwujudnya kembali kemuliaan muslim yang

telah lenyap itu, maka hanya akan tercapai dengan berpegang kuat kepada

Islam.

Pelajaran tarikh Islam pada jenjang ini bertujuan agar mendapat

kebenaran terhadap hubungan atau kejadian-kejadian umat Islam masa

lalu, yang merupakan cermin untuk dijadikan pedoman pada masa kini dan

masa yang akan datang, sebagaimana bentuk perjuangan yang telah

dicontohkan Rasul dan Khulafaur-Rasyidin.

Jenjang ini memberikan pelajaran tentang ilmu aqaid, fikh dan

sirah. Di ajarkan sebagai pelajaran yang istimewa dalam bahasa Arab, dan

berupaya memudahkan murid agar dapat mencerna atau memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru (Amelz: 1934: 5-6).

D.3. Jenjang Pendidikan Tinggi (Hager Onderwijs)

Pelajaran pendidikan tinggi ditempuh selama 3-4 tahun. Jenjang ini

diadakan suatu pendidikan Islami yakni sistem yang memperdalam ilmu-

ilmu Islam, sehingga pemuda pemudi yang telah menyelesaikan

pendidikan dan pengajaran modrn model barat harus meneruskan pelajaran

tafsir, hadits, fikh, aqaid, ilmu kalam, sirat dan tarikh Islam.

Page 34: Biografi H.O.S. Cokroaminoto H.O.S. Cokroaminoto lahir ...eprints.walisongo.ac.id/60/10/AnasHadi_Tesis_Bab3.pdfMereka adalah secara berurutan dari yang tertua yaitu R.M. ... Sedangkan

75

Pendidikan jenjang ini ilmu pengetahuan umum dan ilmu

pengetahuan agama Islam sejalan parelel sebanding menurut ketentuan-

ketentuan kurikurer yang diatur oleh para ahli pada bidangnya masing-

masing. Dengan sistem ini setiap anak didik setelah mencapai target yang

hendak dicapai pada masing-masing tingkatan akan akam mampu terampil

dalam ilmu pengetahuan keduniaan dan ilmu pengetahuan agama Islam.

Murid sekitar berumur 20-21 tahun dapat menyelesaikan jenjang ini.

Mereka diakui kecakapannya baik ilmu-ilmu agama atau ilmu-ulmu

keduniaan. Sehingga murid yang menyelesaikan pada jenjang ini patut

diberi gelar guru agama atau kyai (Cokroaminoto, 1934: 7).

Penghayatan dan pengamalan terhadap prinsip-prinsip Islam yang

telah dimiliki, maka jiwa raganya mencerminkan seorang muslim sejati

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.