Biofarmasi Dan Sediaan Obat

75
BIOFARMASI DAN SEDIAAN OBAT Suci Hati R 260110080071 Rizki Desvianto 260110080083 Risa Dewi Kristiani 260110080087 Margareta Sianne 260110080089 Roni Tandela 260110080113 Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Transcript of Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Page 1: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

BIOFARMASI DAN SEDIAAN OBAT

Suci Hati R 260110080071Rizki Desvianto 260110080083Risa Dewi Kristiani 260110080087Margareta Sianne 260110080089Roni Tandela 260110080113

Fakultas FarmasiUniversitas Padjadjaran

Page 2: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Biofarmasi dan Sediaan Obat

• Kecepatan dan jumlah obat optimal• Terapi obat harus maksimal• Tidak boleh ada reaksi

merugikan/bahaya• Kondisi Penyakit Tertentu• Desain Obat Rasional

Page 3: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Kecepatan dan Jumlah Obat Optimal

Page 4: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Terapi Obat Maksimal

• Terapi obat maksimal berhubungan dengan ketaatan/keteraturan pasien (patient compliance) terhadap obat yang diberikan kepadanya sesuai dengan resep dokter. Hal ini berpengaruh terhadap efek optimal dari obat tersebut.

Contoh :antibiotik harus habis, walau gejala penyakit sudah hilang.

Page 5: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Terapi Obat Maksimal

• Sifat Individual• Relasi Dokter-Pasien• Jenis Penyakit• Jumlah Obat dan

Frekuensi Takarannya

Page 6: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Reaksi merugikan obat

• Obat di dalam tubuh akan mengalami proses yang berhubungan dengan fungsi fisiologis dan biokimia.

Reaksi lokal atau sistemik.1. Efek Terapeutik2. Efek Merugikan /Non Terapeutik

Page 7: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Reaksi Merugikan Obat

• Reaksi hipersensitivitas• Toleransi• Reaksi Alergi• Toksisitas

Page 8: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Reaksi Merugikan Obat

Page 9: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Kondisi Penyakit Tertentu

• Obat yang ideal adalah obat yang mampu bekerja secara cepat untuk waktu tertentu saja dan selektif (hanya bekerja pada gangguan/penyakit tertentu)

• Semakin selektif kerja obat, semakin kurang efek samping obat tersebut.contoh : alopurinol (enzyme-blocker pada sintesa asam urat-pada gout)

Page 10: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Sistem Pelepasan Produk Obat

• Disintegrasi• Disolusi• Absorpsi• Respon (Efek

Terapeutik yang diharapkan)

Page 11: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Sistem Pelepasan Produk Obat(Tablet)

Page 12: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Pertimbangan Fungsi Anatomis & Fisiologis

• Tempat pemberian obat • Aliran darah• Luas permukaan• Permeasi obat melalui

membran sel• pH• Terikatnya obat pada

makromolekul • Metabolisme obat.

Page 13: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Tempat Pemberian Obat

• Rute pemberian atau tempat pemberian obat turut menentukan kecepatan dan kelengkapan resorpsi obat. Efek Lokal :Rute pemberian obat efek lokal terdiri dari Intranasal, Inhalasi (intraplumonal), Kulit (topikal)Efek Sistemik :Rute pemberian obat efek sistemik terdiri dari oral, sublingual, Injeksi (SC,IC,IM,IV) dan rektal.

Page 14: Biofarmasi Dan Sediaan Obat
Page 15: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

PH

• Banyak obat merupakan asam atau basa lemah. Obat diserap dalam bentuk tidak terionisasi (nonionized). Oleh karena itu perubahan pH dalam saluran gastro-intestinalis akan mempengaruhi penyerapan obat.

• Contoh : Suatu antasida akan mengganggu penyerapan pentobarbital (asam), sedangkan penyerapan pseudoefedrin (basa) akan lebih sempurna bila diberikan bersama-sama dengan gel Al hidroxida

Page 16: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Permeasi Obat Melalui Membran Sel

a. Difusi pasif

b. Carrier mediated transport

- Transport aktif

- Difusi yg difasilitasi / transport

Page 17: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Permeasi Obat Melalui Membran Sel

Page 18: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Permeasi Obat Melalui Membran Sel

Difusi Terfasilitasi Transpor Aktif

Page 19: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Metabolisme Obat

• Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat oleh organisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik.

• Proses metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam penentuan durasi dan intensitas khasiat farmakologis obat.

Page 20: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Metabolisme Obat

• Reaksi fase I. disebut juga reaksi nonsintetik, terjadi melalui reaksi-reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis, siklikasi, dan desiklikasi.

• Reaksi fase II, disebut pula reaksi konjugasiyang terjadi melalui reaksi metilasi, asetilasi, sulfasi, dan glukoronidasi

Page 21: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Koefisien Partisi

Page 22: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Derajat Ionisasi• Ionisasi molekul obat merupakan hal yang penting karena

terkait dengan absorpsi obat dan distribusi pada jaringan tubuh.

• Kerja didalam sel & membran sel (HANDERSON HASELBACH)Pka = pH + log[Cu/Ci]Pkb = pH – log[Cu/Ci]

• CONTOH :– Fenobarbital– Asam aromatik lemah asam benzoat, asam salisilat,

asam mandelat antibakteri– pH = 3 100x netral

Page 23: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Kompleksasi

• Senyawa yang dihasilkan oleh kombinasi senyawa yang mengandung gugus elektron donor dengan ion logam membentuk suatu cincin

• Logam dalam biologis : – Fe, Mg, Cu, Mn, Co, Zn.

Page 24: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Kompleksasi• Senyawa yang dapat membentuk kelat dengan

ion logam karena mempunyai gugus elektron donor

• Ligan dalam sistem biologis :– Vitamin : Riboflavin, Asam folat

– Basa purin : Hipoxantin, Guanosin

– Asam trikarboksilat : Asam laktat, Asam sitrat– Asam amino protein : Glisin, Sistein, Histidin,

Histamin, Asam glutamat.

Page 25: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

FAKTOR BENTUK SEDIAAN

- Jenis bentuk sediaana. Larutan airb. Suspensi dlm. airc. Tablet : - inti - salut - salut enterikd. Kapsul keras e. Kapsul lunak

Kecepatan disolusi sangat dipengaruhi oleh bentuk sediaan obat. Kecepatan disolusi dari berbagai sediaan oral menurun dengan urutan berikut :Larutan < suspensi < emulsi < serbuk < kapsul < tablet < film coated (salut film) < dragee (salut gula) < enteric coated (salut selaput) < sustained release/retard

p.135 chap 9

Page 26: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Waktu hancur

Obat dalam sediaan pelepasan lambat mempunyai sistem pelepasan obat yang unik, yaitu mula-mula dilepaskan kira-kira separuh dari dosis total yang merupakan dosis inisial, kemudian diikuti dengan pelepasan sisa obat secara bertahap dan seragam selama periode waktu tertentu.

Tujuan sediaan ini adalah untuk memperoleh kadar terapeutik obat dalam darah dengan cepat, dan mempertahankankadar tersebut selama periode waktu tertent

Page 27: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Waktu paruh, dilambangkan dengan t1/2, dari suatu obat adalah waktu yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi obat untuk dieliminasi. Metabolisms dan eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat, contohnya, pada kelainan fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih sedikit obat dimetabolisasi dan dieliminasi. Jika suatu obat diberikan terns menerus, maka dapat terjadi penumpukan obat.

Page 28: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Zat pembantua. Zat pengisib. Surfaktanc. Zat pengatur kekentalan

Obat jarang diberikan tunggal dalam bahan aktif. Biasanya dibuat dalam bentuk sediaan tertentu yang membutuhkan bahan-bahan tambahan (excipients). Obat harus dilepaskan (liberated) dari bentuk bentuk sediaannya sebelum mengalami disolusi, sehingga excipients dapat mengakibatkan perubahan disolusi dan absorpsi obat.

Page 29: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Variabel dalam pembuatan

• derajat kehalusan serbuk zat aktif• bentuk kristal zat aktif• keadaan kimia obat (ester, garam,

kompleks)• zat tambahan yang digunakan• alat dan keadaan fisik yang digunakan

dalam membuat sediaan

Page 30: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Yang harus ada pada sediaan obat :

- Waktu onset

• Onset of action adalah total waktu pada saat obat mulai masuk sampai obat tersebut dapat memberikan respon/ efek terhadap tubuh

• sedangkan duration of action adalah lama obat tersebut bekerja dalam tubuh.

Page 31: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

- Lama aktivitasSediaan pelepasan lambat didesain untuk memberikan kadar obat dalam darah yang adekuat selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan -keuntungan klinik, yaitu :

1. meningkatkan hasil terapi obat, berupa peningkatan efektivitas dan penurunan efek samping serta efek toksik obat

2. meningkatkan kepatuhan penderita dengan aturan dosis yang lebih menyenangkan

3. untuk obat tertentu, dari segi ekonomi dapat diperoleh penghematan biaya pengobatan.

Page 32: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Tetapi di samping keuntungan-keuntungan di atas, ada pula kerugian-kerugian dalam pemakaian sediaan pelepasan lambat yaitu

1. tidak adanya fleksibilitas aturan dosis2. untuk beberapa obat harganya

semakin mahal oleh karena penerapan teknologi yang tinggi

3. adanya risiko over dosis

Page 33: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Farmakokinetika obat

Fase farmakokinetik termasuk proses invasi dan proses eliminasi. Yang dimaksud invasi adalah proses-proses yangberlangsung pada pengambilan suatu bahan obat ke dalam tubuh (absorpsi dan distribusi) sednagkan eliminasi merupakan proses-proses yang menyebabkan penurunan konsentrasi obat dalam tubuh (biotransformasi dan ekskresi).

p.135 chap 9

Page 34: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Hub. kons. obat dlm. plasma/serum

dg. efek farmakologi (MEC & MTC)

Mula kerja dimulai pada waktu obat memasuki plasma dan berakhir sampai mencapai konsentrasi efektif minimum (MEC= minimum effective concentration). Puncak kerja terjadi pada saat obat mencapai konsentrasi tertinggi dalam darah atau plasma. Lama kerja adalah lamanya obat mempunyai efek farmakologis.

Page 35: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Beberapa obat menghasilkan efek dalam beberapa menit, tetapi yang lain dapat memakan waktu beberapa hari atau jam. Kurva respons-waktu menilai tiga parameter dari kerja obat: mula kerja obat, puncak kerja, dan lama kerja.

kadar obat dalam plasma atau serum menurun di bawah ambang atau MEC, maka ini berarti dosis obat yang memadai tidak tercapai; kadar obat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan toksisitas.

Page 36: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Karakterisasi farmakokinetika obat :1. Ada tidaknya farmakokinetika non-linear2. Data dg. menggunakan larutan, tablet atau kapsul

Kecepatan disolusi sangat dipengaruhi oleh bentuk sediaan obat. Kecepatan disolusi dari berbagai sediaan oral menurun dengan urutan berikut :Larutan < suspensi < emulsi < serbuk < kapsul < tablet < film coated (salut film) < dragee (salut gula) < enteric coated (salut selaput) < sustained release/retard

Page 37: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Profil Farmakologi dan Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat.

Empat proses yang termasuk di dalamnya adalah:

• absorpsi,• distribusi,• metabolisme (atau biotransformasi), dan• ekskresi (atau eliminasi).

Page 38: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

FARMAKOKINETIK

1. Absorpsi : masuknya obat kedalam darah (gastrointestinal, bukal, rektal, pulmonal)

2. Distribusi: penyebaran obat keseluruh tubuh mengikuti sistem

peredaran darah.

3. Metabolisme : transformasi struktur obat dg jalan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi (hepar)

eliminasi & detoksifikasi

4. Ekskresi : pengeluaran obat dari dalam tubuh (ginjal dan hepar) + kelenjar lain.

Page 39: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

SKEMA FARMAKOKINETIKA

Drug at the side of administration

Drug in plasma

Drug and/or metabolite (s) in urine,feces,bile

1. Absorption (input)

Drug in tissues

3. Metabolism

Metabolite(s) in tissues

2. Distribution

4. Elimination (output)

Page 40: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Kegunaan Farmakokinetika

1. Memperkirakan kadar obat dalam plasma , jaringan, dan urin pada berbagai pengaturan dosis.

2. Menghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita secara individual.

3. Memperkirakan kemungkinan akumulasi obat dan/atau metabolit-metabolit.

4. Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik atau toksikologi.

5. Menilai perubahan laju atau tingkat availabilitas antar formulasi (bioekivalensi)

6. Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi absorpsi, distribusi atau eliminasi obat.

7. Menjelaskan interaksi obat.

Page 41: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Bioavailabilitas dapat didefinisikan sebagai rate (kecepatan zat aktif dari produk obat diabsorpsi/ diserap di dalam tubuh ke sistem peredaran darah) dan extent (besarnya jumlah zat aktif dari produk obat yang dapat masuk ke sistem peredaran darah), sehingga zat aktif/obat tersedia pada tempat kerjanya untuk menimbulkan efek terapi/penyembuhan yang diinginkan.

BioavailabilitasBioavailabilitas

Page 42: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Untuk memperoleh respons farmakologik dari pemakaian suatu obat, kadar efektif minimal (minimal effective consentration=m.e.c.) di dalam darah harus tercapai.

Kadar obat di dalam plasma mungkin tidak akan pernah mencapai m.e.c. bila kecepatan absorpsi tidak cukup tinggi; seandainya m.e.c. tercapai juga dengan kecepatan absorpsi yang lambat, akan diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh efek farmakologiknya.

Page 43: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Tujuan dari beberapa sistem pelepasan bahan obat adalah untuk sejumlah bahan obat yang aktif secara terapetik, yang dengan cepat dapat mencapai jaringan tubuh yang diinginkan dan dapat mempertahankan konsentrasi bahan obat yang diinginkan.

Kecepatan pelepasan obat dipengaruhi oleh bentuk sediaan, formula dan cara pembuatan sehingga bisa terjadi sebagian obat dilepas di saluran cerna dan sebagian lagi masih belum dilepas sehingga belum sempat diabsorpsi sudah keluar dari saluran cerna.

Page 44: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Salah satu di antaranya adalah pengembangan bentuk sediaan obat yang didesain untuk meningkatkan durasi aksi obat yang terkandung di dalamnya.

Bentuk sediaan obat adalah obat yang diberikan pada pasien, dapat berbentuk kapsul, serbuk, suspensi oral, salep dan sebagainya. Bentuk sediaan obat yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang diabsorbsi maka itu akan mempengaruhi kegunaan terapi obat.

Page 45: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Beberapa jenis bentuk sediaan obat yang dikembangkan adalah :

• Sediaan pelepasan lambatObat dalam sediaan pelepasan lambat mempunyai sistem pelepasan obat yang unik, yaitu mula-mula dilepaskan kira-kira separuh dari dosis total yang merupakan dosis inisial, kemudian diikuti dengan pelepasan sisa obat secara bertahap dan seragam selama periode waktu tertentu. Tujuan sediaan ini adalah untuk memperoleh kadar terapeutik obat dalam darah dengan cepat, dan mempertahankan kadar tersebut selama periode waktu tertentu.

Page 46: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

• Sediaan aksi diperpanjang

Sediaan ini melepaskan obat dengan laju pelepasan tertentu, yang dapat menghasilkan durasi aksi obat yang lebih panjang dibandingkan dengan pemberian dosis tunggal yang normal. Sediaan ini berbeda dengan sediaan pelepasan lambat yaitu tidak adanya dosis inisial.

Page 47: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

• Sediaan aksi berulang

Sediaan aksi berulang didesain untuk melepaskan dengan segera satu dosis tunggal, kemudian diikuti dengan pelepasan dosis tunggal kedua, ketiga dan selanjutnya setelah interval waktu tertentu.

Keuntungan utama dari sediaan ini adalah berkurangnya frekuensi pemberian obat. Tetapi kadar obat dalam darah sama dengan pemberian obat secara intermiten dengan dosis tunggal.

Page 48: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Bioavailabilitas obat aktif dalam suatu bentuk sediaan padat bergantung pada beberapa faktor yaitu :

a. DesintegrasiWaktu uji desintegrasi memberikan waktu pengukuran tepat pada pembentukan fragmen, granul, atau agregat dari bentuk sediaan padat.

b. PelarutanLaju pelarutan obat-obat dengan kelarutan dalam air sangat kecil dari bentuk sediaan padat yang utuh dan terdesintegrasi dalam saluran cerna sering mengendalikan laju absorbsi sistemik obat.

Page 49: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

c. Sifat fisika kimia obatSifat fisika dan kimia partikel-partikel obat padat mempunyai pengaruh yang besar pada kinetika pelarutan. Luas permukaan efektif obat dapat sangat diperbesar dengan memperkecil ukuran partikel. Derajat kelarutan obat dalam air juga mempengaruhi laju pelarutan.

d. Faktor formulasi yang mempengaruhi pelarutanBerbagai bahan tambahan dalam produk obat juga mempengaruhi kinetika pelarutan obat dengan mengubah media tempat obat melarut.

Page 50: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

50

KURVA Ka (KONST. KEC. ABS.OBAT) vs WAKTU

Ketersediaan hayati obat 3 formula (oral),

dg. 100 mg obat, VD 6 liter, half life 4 jam

Waktu ( jam)

p.136 chap 9

Kon

s . d

lm.

pla

sm

a (m

cg

/ml)

Ka 4,325/jam

Ka 0,865/jam

Ka 0,173/jam

Page 51: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

OBAT LOKAL VS SISTEMIS

Obat luar : adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk pengobatan bagian luar dari tubuh

Efek lokal itu artinya pengaruh obat pada tubuh yang bersifat lokal, pada bagian obat diberikan.

Efek sistemik adalah pengaruh dari obat yang (biasanya) diberikan melalui sistem fisiologis tubuh, efek tersebar dan terserap ke dalam tubuh.

51

Page 52: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Obat Mata

Obat mata adalah tetes mata, salap mata, pencuci mata dan beberapa bentuk pemakaian yang khusus serta inserte sebagai bentuk depo, yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka.

52

Page 53: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Obat Mata

• Obat mata digunakan untuk menghasilkan efek diagnostik dan terapetik lokal, dan yang lain untuk merealisasikan kerja farmakologis, yang terjadi setelah berlangsungnya penetrasi bahan obat dalam jaringan yang umumnya terdapat disekitar mata.

• Pada umumnya bersifat isotonis dan isohidris.

53

Page 54: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Salep Mata

• Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus.

• Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas .

Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen.

Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi.

54

Page 55: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Salep Mata

Cara menggunakan salep mata yang benar• Cuci tangan anda dengan air dan sabun.• Gunakan cermin atau minta bantuan orang lain untuk

memakai salep.• Hindari menyentuh ujung tube ke mata atau tempat

lainnya. Salep harus dijaga tetap bersih.• Tengadahkan kepala ke belakang secara perlahan.• Pegang tube dengan jempol dan jari tleunjuk tangan anda,

letakkan tube sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya.

• Letakkan sisa jari tangan yang memegang botol ke pipi atau hidung anda.

55

Page 56: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Salep Mata

• Dengan jari telunjuk dari tangan lainnya, tarik ke bawah kelopak mata bawah agar membentuk kantong.

• Letakkan sejumlah kecil salep ke dalam kantung kelopak mata dan mata. ½ inci salep biasanya cukup keculai bila dinyatakan lain dari petunjuk dokter.

• Dengan perlahan tutup mata anda dan diamkan terpejam selama 1-2 menit agar obat diabsorbsi/diserap.

• Tutup dan kencangkan tutup tube segera mungkin.• Bersihkan sisa salep dari pelupuk dan bulu mata anda

dengan tisu bersih. Cuci tangan anda kembali.

56

Page 57: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Tetes Mata

Cara menggunakan salep mata yang benar• Cuci tangan anda dengan air dan sabun.• Gunakan cermin atau minta bantuan orang lain

untuk memakai salep.• Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk

tarik kelopak mata bawah dari mata hingga membentuk lekukan.

• Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup.

• Jangan kedip-kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit.

57

Page 58: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

58

ABSORPSI SISTEMIS

- Hrs. dipertimbangkan ketersediaan hayati obat

Rute pemberian mempengaruhi :

1. ketersediaan hayati obat

2. Pemilihan bentuk sediaan

Intravena 100 % tersedia secara hayati

Rute lainnya hrs. diperhitungkan- Sifat-sifat biofarmasi produk obat

mempengaruhi pelepasan obat.

- Abs. sitemis disebabkan difusi pasif mel. sel

membran p.136 chap 9

Page 59: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Ketersediaan Hayati

• Kecepatan absorpsi zat aktif obat ke sistem peredaran darah dalam tubuh

• Jumlah obat yang diabsorpsi Tiga parameter yang diukur:Konsentrasi maksimum - konsentrasi obat tertinggi dalam sirkulasi

sistemik- tergantung pada konstanta absorbsi, dosis, volume distribusi dan waktu pencapaian konsentrasi obat maksimum dalam darah (Tmax)- harus di atas MEC dan tidak melebihi MTC

Page 60: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Waktu Maksimum-waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dari obat sirkulasi sistemik -tergantung pada konstanta absorbsi -perkiraan kasar untuk laju absorbsi.

Luas daerah di bawah kurva (AUC) Menggambarkan perkiraan jumlah

obat yang berada dalam sirkulasi sistemik

Setelah obat diberikan kepada sukarelawan, maka pada interval waktu tertentu diambil darahnya (disampling) untuk ditentukan kadar zat aktifnya dalam plasma oleh suatu metode tertentu.

Page 61: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Data ketersediaan hayati digunakan untuk menentukan:

1.Banyaknya obat yang diabsorbsi dari formulasi sediaan.

2.Kecepatan obat yang diabsorbsi.3.Lama obat berada dalam cairan

biologi atau jaringan dan dikorelasikan dengan respon pasien.

4.Hubungan antara kadar obat dalam darah dan efikasi klinis serta toksisitas.

Page 62: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Bentuk Sediaan

Per oral Keuntungan : pemakaian mudah dapat dilakukan

sendiri, ekonomis, aman, dan tidak sakitKerugian : banyak faktor dapat mempengaruhi

bioavaibilitas obat, ada obat yang dapat mengiritasi saluran cerna, perlu kerja sama dengan penderita, dan tidak bisa dilakukan saat pasien koma.

Page 63: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Bentuk Sediaan

ParenteralKeuntungan : efeknya timbul lebih cepat dan

teratur dibandingkan dengan pemberian per oral; dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah; sangat berguna dalam keadaan darurat.

Kerugian : dibutuhkan cara asepsis, menyebabkan rasa nyeri, sulit dilakukan oleh pasien sendiri, dan kurang ekonomis.

63

Page 64: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

intravena (IV) Keuntungan : tidak mengalami absorpsi tetapi

langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara capat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita.

Kerugian : mudah tercapai efek toksik karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan, dan obat tidak dapat ditarik kembali.

Bentuk Sediaan

Page 65: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Bentuk Sediaan

Injeksi subkutan (SC) / pemberian obat melalui bawah kulit, untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi jaringan. Absorpsinya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama.

Injeksi intramuskular (IM) / suntikkan melalui otot. Kecepatan dan kelengkapan absorpsinya dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air. Absorpsi lebih cepat terjadi di deltoid atau vastus lateralis daripada di gluteus maksimus.

65

Page 66: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Injeksi intraperitoneal / injeksi pada rongga perut tidak dilakukan untuk manusia karena ada bahaya infeksi dan adesi yang terlalu besar.

Tercepat : intravena Terlambat : injeksi subkutan

Bentuk Sediaan

Page 67: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

BIOFARMASI

Bidang yang mempelajari pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya (khasiat).

-Mencakup Konsep ketersediaan hayati

Page 68: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Difusi Pasif

Difusi pasif adalah pergerakkan obat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Bersifat spontan, non selektif, bergantung pada konsentarasi, proses ini akan berhenti pada saat konsentrasi yang dicapai telah sama.

68

Page 69: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

69

Page 70: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Difusi Pasif

70

Karakteristik Difusi Pasif :

Berbanding Lurus Berbanding Terbalik

• Konsentrasi bahan

• Luas Permukaan Membran

• Koefisien Distribusi Senyawa

• Koefisien Difusi

• Tebal Membran

Page 71: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Difusi Pasif

71

Tempat Kerja

Matriks Lipid : Media Absorbsi Utama

Pori : Absorbsi senyawa nonelektrolit yang tidak laut dalam lemak

Konsekuensi

Kelarutan bahan obat dalam lemak harus diperhatikan

Page 72: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

72

Kekuatan difusi pasif

- HUKUM Ficks:DQ/dt = DAK/h x ( Ca

- Cp)

DQ/dt = kec. difusi obat

D = konst. Kec. difusi obat :

K = Koef. partisi antara minyak & air

A = luas permukaan absorpsi

Cp – Cp = beda kons. obat di tempat abs. & plasma

Page 73: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Hukum FicksKec. ketersediaan hayati dipengaruhi - Faktor fisiologi- Faktor biofarmasi Obat- Sifat fisiologi & anatomi tempat

pemberianUntuk itu desain yang benar

* Bisa sangat cepat* Bisa lambat* Diperlambat* Tidak ada absorpsi sama sekali* Tergantung tujuan

73

p.136 chap 9

Page 74: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Makna Hukum Ficks

• Faktor biofarmasi & fisiologi mempengaruhi kecepatan ketersediaan hayati obat

• Bila obat intramuskular (im) & subkutan (sc) -> adanya osmosis.

• Pengenceran obat yang cepat ke dalam volume yang besar menimbulkan tahap gradient konsenstrasi yang besar (Ca-Cp)

• Tebal membran konstan (merubah patologis)

74

p.136 chap 9

Page 75: Biofarmasi Dan Sediaan Obat

Contoh pada Obat Topikal

KH > baik pd. :

- Kulit gundul/lecet karena terbakar

- Verban yang ketat

- Saluran GI berubah karena borok lambung, colitis, sprue, dll

- Beberapa obat mengiritasi membran sel sehingga merubah permeabilitas tempat absorpsi

75

p.136 chap 9