Bio Premium
-
Upload
fathur-rohim -
Category
Documents
-
view
531 -
download
1
Transcript of Bio Premium
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 1/16
Metamorfosis Limbah Tetes Tebu
Oleh trubus
Kamis, 05 April 2007 13:54:14 Klik: 848
Limbah yang identik dengan kotor, mencemari, dan tak berharga, tak berlaku pada tetes tebu-limbah pengolahangula. Molase, begitu nama limbah itu, justru diperebutkan berbagai industri, mahal. Contoh paling gres, molasesebagai bahan biopremium sehingga banyak mobil melaju kencang. Balsem, bedak, pasta gigi, dan obat batuk
juga memerlukan olahan molase. Dari bangun hingga hendak tidur, tetes tebu selalu dibutuhkan.
Molase merupakan limbah pabrik gula pasir yang tak lagi dapat dikristalkan. Menurut Erlies Sartini dari PTMolindo Raya Industrial-produsen bahan bakar nabati-kadar gula molase masih tinggi, 55%. Bentuknya cairan,mirip kecap dengan aroma khas. Molindo yang berdiri sejak 1965 mengolah molase dari beberapa pabrik gula diJawa Timur. Setiap hari perusahaan yang didirikan oleh Iswan Rustanto itu menghasilkan 150.000 liter etanolatau hasil olahan molase.
Tiga tahun terakhir selama 365 hari perusahaan itu nonstop mengolah molase. Artinya, tak ada hari libur.Padahal, di Indonesia pabrik gula menggiling tebu hanya 6 bulan terkait dengan pasokan bahan baku. TebuSaccharum officinarum siap panen pada umur minimal 12 bulan. Agar perusahaan tetap dapat mengolah molase
pada setengah tahun berikutnya-ketika pabrik gula berhenti menggiling-Molindo harus menyimpan 90.000 tonmolase sebagai cadangan. Harga beli molase saat ini Rp700/kg.
Cadangan molase itu tersimpan dalam beberapa tangki berkapasitas 5.000-16.000 ton. Rendemen pengolahanhanya 27-28%. Ketika hendak diolah, molase disaring dengan penyaring berukuran 1 mess. Tujuannya untukmembuang kotoran. Menurut Indra Winarno MS, presiden komisaris Molindo, kualitas etanol hasil pemrosesanmolase yang disimpan selama 6 bulan tetap bagus. Perbedaannya, 'Kadar asam amino turun hanya 1%,' ujar Indra.
Tak terbatas
Tetes tebu berubah menjadi etanol melalui dua proses yaitu fermentasi dan destilasi atau penyulingan.Fermentasi dengan bantuan cendawan Sacharomyces cereviceae. Erlies menuturkan, untuk memfermentasi6.000 ton molase, misalnya, perlu 30% cendawan. Lama fermentasi 40 jam. Tahap berikutnya destilasi untukmemurnikan etanol hingga berkadar 96%. Dengan prinsip dehidrasi, Molindo memurnikan lagi etanol itu hinggaberkadar 99,95%. 'Di Indonesia baru Molindo yang mampu menghasilkan etanol itu,' ujar Indra Winarno.
Nah, etanol berkadar 99,95% itulah yang mengisi tangki-tangki mobil dan motor sebagai biopremium ataupremium nabati. Ketimbang premium, biopremium jelas lebih unggul. Selain dapat diperbarui, bahan bakar nabatiitu juga meningkatkan kinerja mesin kendaraan sekaligus tanpa polutan.
Saat ini Molindo memasok 2 SPBU di Malang dan Jakarta. Total pasokan mencapai 15.000 liter per hari. Molindomenjual biopremium melalui Pertamina Rp5.000 per liter. Dari penjualan biopremium saja, Molindo menanggukomzet Rp75-juta sehari.
Jauh sebelum biopremium ramai digunakan, 4 tahun silam Indra memanfaatkannya untuk bahan bakar mobilBMW dan 8 mobil operasional perusahaan. Semula campuran biopremium itu memang hanya 5%, kemudianterus ditingkatkan hingga kini mencapai 15%. Sementara etanol berkadar 95% itu menjadi rebutan industridomestik dan mancanegara. Kebutuhannya? Sama seperti biopremium, permintaan etanol, 'Tak terbatas,' ujar Indra mantap. Produsen rokok, parfum, bumbu masak, pasta gigi, dan obat batuk hanya beberapa yangmembutuhkannya.
Gas cair
Dari pengolahan molase, Molindo tak cuma memetik etanol. Selama proses fermentasi menghasilkan gas dilapisan atas tangki. Gas itu didinginkan dan diolah menjadi cairan yang dibutuhkan antara lain oleh industriminuman berkarbonasi, pembekuan bahan pangan, pengolahan tembakau, industri karoseri, dan pengelasan.Dalam sehari Molindo menuai 45 ton gas cair.
Adapun limbah dalam proses pengolahan etanol tak dibuang begitu saja. Sebab, limbah pengolahan molaseamat korosif lantaran BOD (Bio Oxygen Demand ) dan COD (Chemical Oxygen Demand ) tinggi sehinggamencemari air tanah. Oleh karena itu Molindo memekatkan limbah dengan evaporator. Kemudian mengabutkanlimbah pekat ke dalam tanur pembakaran bersuhu 800oC sehingga bahan organik dalam limbah terbakar habis.
Abu hasil pembakaran itu ternyata mengandung kalium sehingga diolah menjadi pupuk. Indra, alumnuspascasarjana Universitas Brawijaya itu menghasilkan 10.000 ton pupuk per hari. Dengan sistem pengolahan
1
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 2/16
seperti itu buangan limbah Molindo nihil.
Limbah tetes tebu ternyata dapat diolah menjadi etanol yang menjadi campuran beragam produk. Bahkan, limbahpengolahannya pun masih mendatangkan keuntungan. Pasar membutuhkannya dalam jumlah besar. Itulahsebabnya, Indra terus mengepakkan sayap bisnis Molindo. Perusahaan itu mendirikan pabrik pengolahan baru di
Pacitan dan Kediri, keduanya di Jawa Timur, serta di Sekampung Udik, Lampung. (Sardi Duryatmo)
Limbah Multiguna
Etanol hasil olahan tetes tebu sudah ada sejak zaman purba. Nenek moyang mengolahnya dari hasil peragianpati atau gula. Sekarang etanol multimanfaat untuk campuran beragam produk. Faedahnya sebagai pelarut,bahan pembuatan cuka, dan asetaldehida. Yang terbanyak, etanol digunakan untuk minuman keras. Inilahsebagian produk yang memanfaatkan tetes tebu. (Sardi Duryatmo)
Riset Membuktikan Bioetanol Singkong Lebih Unggul
Oleh trubus
Kamis, 05 April 2007 13:36:15 Klik: 695
'Mesin jadi terasa lebih ringan,' kata Dr Agus Eko Tjahjono, pengendara mobil bioetanol. Sejak 2 tahun silam Agus yang juga kepala Balai Besar Teknologi Pati itu menggunakan campuran bioetanol B15. Artinya, total kapasitas 80 liter tangki mobilnya, diisi dengan 68 liter bensin yang dioplos 12 liter etanol asal singkong.Menurut alumnus Hiroshima University, Jepang itu, dengan etanol daya pelumasan meningkat sehingga tarikanmesin lebih ringan.
Itu cuma salah satu kelebihan oplosan gasohol-campuran etanol dan bensin, red,' kata Prawoto, kepala BalaiTermodinamika, Motor, dan Propulsi (TMP), BPPT, Serpong. Keefektifan bahan bakar asal fermentasi singkongitu telah dibuktikan di sebuah ruangan berukuran 15 m x 10 m di Laboratorium TMP BPPT.
Bukan hanya laju mesin berbahan bakar nabati oplosan yang diuji, tapi juga perbandingannya dengan bahan
bakar fosil. Yaitu minyak bensin murni, minyak bensin bercampur minyak etanol 3, 10, 20%, (selanjutnyadisebut E3, E10, dan E20). Penelitiannya menggunakan kendaraan yang berjalan di tempat (idle) danpenerapan langsung di jalan.
Saat idle, pengujiannya meliputi dua hal; pengujian unjuk kerja seperti gaya traksi, daya, kecepatan, danpemakaian bahan bakar serta pengujian emisi buang seperti karbon monoksida, hidrokarbon, dan nitrogenoksida. Sebelum dilakukan penghitungan, kondisi lingkungan harus berada pada temperatur 25oC dan tekanan100 kPa. Setelah pedal gas terinjak penuh, kecepatan semakin meningkat hingga mencapai 30 km/jam, kondisidistabilkan selama 5 detik untuk pengambilan data. Kecepatannya kemudian ditingkatkan hingga 40, 50, 70,dan 80 km/jam.
Menurut Dr Prawoto, kepala pengujian bioetanol dan bensin, penambahan etanol ke bensin telah diketahuiefektif sebagai bahan pembentuk oxygenated atau bahan bakar dengan ikatan karbon-hidrogen-oksigen.
Biasanya timbal, aromatik, olefin/diolefin serta butan menjadi bahan kimia pencampur yang digunakan. Sayang,dampaknya kian terlihat; timbal terbukti menurunkan intelegensia anak, benzen penyebab kanker. Oleh karenaitu sangat penting mengganti bahan-bahan kimia itu dengan bahan yang ramah lingkungan. Hasil uji lab BalaiTMP BPPT, bioetanol terbukti memiliki karakteristik yang lebih baik. Inilah beberapa parameter pengujiannya.
Karbonmonoksida (CO)
Emisi CO mobil berbahan bakar bioetanol E3 1,35% ppm; E10, 1,38%; dan E20, 0,76%. Itu berarti emisi COakan turun seiring dengan penambahan bioetanol. Penambahan etanol sebanyak 10% mampu mengurangiemisi buangan CO sebanyak 70%. Sebab pada bensin nilai buangan emisi CO mencapai 4,51%.
Minimnya buangan senyawa yang dapat memicu sel kanker itu dapat meningkatkan mutu kesegaran udara.Karbondioksida yang dihirup berlebih dapat mengikat hemoglobin dalam darah sehingga mengganggukonsentrasi.
Nitrogen oksida (NOx)
Sayang, penurunan jumlah emisi CO tidak dibarengi oleh penurunan nilai nitrogen oksida (NOx). Buangannitrogen oksida pemicu pemanasan global pada bioetanol lebih tinggi mencapai 1.272 ppm pada E3, 1.078 ppmpada E10, dan 1.870 ppm pada E20. Sedangkan bensin hanya mengandung NOx 953 ppm.
2
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 3/16
Tingginya emisi NOx dapat diatasi lantaran, 'Mesin kendaraan sekarang sudah dilengkapi catalytic converter ,'kata Soni Sulistia Wirawan, periset BPPT. Catalytic converter merupakan keramik berbentuk telur berbalut besiatau platina. Fungsinya menurunkan jumlah emisi nitrogen oksida. Molekul NOx yang menyentuh katalisator diikat oleh reduksi katalisator lantas diubah menjadi nitrogen dioksida. Sedangkan O2 dilepas ke udara.
Hidrokarbon
Dengan E20 , emisi buangan hidrokarbon 1% lebih rendah ketimbang bensin murni. Rendahnya buanganhidrokarbon berdampak ganda. Bagi kesehatan manusia berdampak positif. Hidrokarbon memicu bahayagangguan kecerdasan, kesehatan reproduksi, dan gejala sakit kepala pada manusia. Sedangkan bagi mesintahan lama.
Selain CO, NOx, dan hidrokarbon yang lebih unggul dari bensin, nilai buangan toluene juga lebih rendah. PadaE3, nilainya 81,00 deg C dan semakin menurun pada E20; yakni 80,00 deg C. Bandingkan dengan buangantoluene bensin yang mencapai 84,00 deg C. Itu berarti semakin tinggi kandungan etanol pada bensin, asapbuangan tak lagi berwarna putih tetapi bening.
Konsumsi bahan bakar
Konsumsi bahan bakar mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya kandungan etanol pada seluruhtingkatan pengujian. Pada kecepatan 30 km/jam, konsumsi bahan bakar E20, 20% lebih rendah dibandingkanbensin. Kemudian jumlah itu meningkat menjadi 50% saat kecepatannya 80 km/jam. Hal ini menunjukkan,penambahan etanol menyebabkan pembakaran makin efisien karena etanol lebih cepat terbakar dibandingkanbensin murni. Oleh sebab itu, semakin banyak etanol yang digunakan proses pembakaran semakin singkat.
Pembakaran sempurna itu juga disebabkan bilangan oktan etanol yang lebih tinggi daripada bensin. Nilai oktanbensin hanya 87-88, sedangkan etanol 117. Makin tinggi bilangan oktan, makin tahan bahan bakar untuk tidakterbakar sendiri sehingga menghasilkan kestabilan proses pembakaran untuk memperoleh daya yang lebihstabil.
Otomatis
Dari keseluruhan hasil uji coba, etanol menunjukkan kinerja lebih baik pada mesin kendaraan, meski perludilakukan penyetelan pada karburator. Efek negatif yang mungkin timbul adalah karat pada tangki karena padaetanol itu mengandung air 5%. 'Pada proyek pembuatan etanol saat ini dihasilkan etanol berkadar lebih tinggimencapai 99%. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya korosi,' ujar Agus Eko.
Kini beberapa merk mobil ternama dunia mulai memproduksi Flexible-Fuel Vehicle (FFV). Dengan teknologitersebut, mesin mobil secara otomatis dapat mengkonsumsi bioetanol maupun bahan bakar konvensionalkarena dilengkapi dengan sensor dan panel. Di Indonesia baru Ford Focus, produksi teranyar produsen mobilasal Amerika Serikat yang menyerap etanol 20% atau E20. Dengan begitu, tak hanya Agus Eko yang bisamengendarai mobil berbahan bakar ramah lingkungan. (Vina Fitriani ).
Minyak Nabati Penyelamat Jagad
Oleh trubus
Kamis, 05 April 2007 13:35:28 Klik: 360
'Sekarang saatnya saya lebih memperhatikan bumi. Dengan penggunaan bioetanol berarti saya ikut mengurangi pemanasan global.' Itu bukan sekadar slogan atau kampanye, tetapi komitmen yang diungkapkan miliader kenamaan asal Inggris, Sir Richard Branson. Mobil Saab 9-5 seri terbaru yang dibeli pemilik Virgin Recordsseharga $36,790 setara Rp332-juta itu menggunakan 85% bioetanol atau E85 sebagai bahan bakar.
Produsen mobil milik Swedia itu meluncurkan produknya sejak pertengahan Mei 2005 di pasar Eropa. Hinggakini, setidaknya 10.000 mobil telah dipasarkan di Eropa lantaran komitmen terhadap lingkungan. Mobil bertipe
biopower itu terbukti menurunkan 50-70% emisi karbondioksida. Harga bahan bakarnya pun 27% lebih rendahdaripada harga bensin. Harga bensin US$3 sedangkan E85 hanya US$2,19.
Selain untuk membakar mobilnya, Branson, kelahiran Shamley Gree, Surrey, Inggris, 18 Juli 1950 jugamenggunakan E85 untuk 30 pesawat maskapai penerbangan miliknya, Virgin Atlantic Airways. Bahan bakubioetanol diperoleh dari pabrik pengolahan limbah selulosa berbahan baku remah kayu. Pabrik itu akan didirikandengan investasi US$3-miliar dalam jangka waktu 10 tahun mendatang.
Minyak kacang
3
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 4/16
Tak hanya Saab yang menggebu menghasilkan wahana berbahan bakar bioetanol. Produsen lainnya adalahRenault dengan E85 flex fuel megane, Volvo dengan C30, S40, dan C50, Ford dengan Focus, Citroen, Fiat,Chevrolet, Hyundai, Peugeot, dan Honda. Mereka mendesain agar mesin harmonis dengan bahan bakar nabati.
Evolusi itu diiringi oleh pemunculan industri bioetanol di berbagai negara. Di Amerika Serikat, peningkatan jumlah
pabrik etanol dari 1999 hingga awal 2007, mencapai 100%. Pada 1999, 50 pabrik; 2007 97 pabrik. Produksinyapun meningkat dari 6.464,2-miliar liter per tahun menjadi 17.029.32-miliar liter per tahun.
Jumlah itu jauh dibandingkan awal penemuan bioetanol dunia. Produksi bioetanol pertama kali dilakukanNikolaus August Otto pada 1876 untuk bahan bakar mesin pembakaran. Lantas, dilanjutkan dengan mobil karyaHenry Ford untuk Ford model T. Mobil yang diproduksi pada 1903 itu berbahan bakar minyak kacang.
Sayang, lantaran minyak hasil pengeboran lebih murah, semua mobil diproduksi dengan mengandalkan bensinsebagai bahan bakar. Perkembangan selanjutnya harga minyak fosil meningkat dan jumlah pasokan minyakdunia menipis.Dalam kondisi itu Presiden Amerika Serikat, Geoge W Bush, berharap 75% minyak fosil yangdiimpor bisa digantikan bioetanol pada 2025.
Berbagai langkah dan kebijakan dibuat pemerintahan Bush untuk meningkatkan konsumsi bahan bakar etanol.Pada 1990 keluar propaganda Clean Air Act yang mengharuskan bensin mesti memiliki kandungan 2,7%oksigen. Pada 2005 Pusat Energi Amerika Serikat menargetkan jumlah etanol penambah pada bensin mencapai28,5 juta liter pada 2012. Sejalan dengan itu memberikan dana US$200-juta untuk penelitian dan pemberiankredit industri bioetanol. Subsidi telah diberikan kepada produsen sebanyak US$0,27 per liter.
Usaha itu tak sia-sia. Kini lebih dari 400 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjual bahan bakar E85 dan E10. Volume penjualan 3% etanol dari 140-juta liter bensin yang dikonsumsi setiap tahun.
Kaya sumberdaya
Keberhasilan Brazil menghasilkan bioetanol membuat seluruh dunia bercermin pada Negeri Samba itu. Pada1973 terjadi krisis minyak. Brazil yang saat itu diperintah Jenderal Emilio Garrastazu Medici tak punya cukup
dana untuk impor. Pemerintahnya melirik perkebunan tebu yang melimpah.
Pada 1975 dibuatlah kebijakan Pro Alcool atau program alkohol nasional yang mengharuskan pencampuranbensin dengan alkohol asal limbah industri gula. Kini jumlahnya mencapai 24% etanol tebu berbanding dengan76% bensin. Program itu berhasil diterapkan pada 10-ribu mobil berbahan bakar bensin. Jumlah itumengkonsumsi 27.000 liter etanol per hari. Brazil kini bebas dari ketergantungan terhadap minyak asal fosil.
Sebanyak 15-miliar liter bioetanol kini dihasilkan oleh 300 pabrik pengolah gula di Brazil. Pengendara mobil danmotor dapat mengisi tangki dengan etanol 100% murni atau bensin campur etanol 20-25%. Harganya separuhharga bensin pada 30.000 SPBU di seluruh pelosok. Brazil mengembangkan produksi etanol dengan bahan bakutebu dengan biaya terendah yaitu US$14 sen/liter. Sedangkan Thailand dengan tapioka seharga US$18,5sen/liter, Amerika dengan jagung US$25,5 sen/liter. Bandingkan dengan Eropa yang menggunakan gandumUS$42 sen/liter, sedangkan yang menggunakan bit biayanya US$45 sen/liter. Besarnya investasi memang
tergantung pada jenis bahan baku, kapasitas, teknologi, dan instalasi pengolahan limbah.
Cina memprogramkan industri etanol melalui perencanaan selama 10 tahun ke belakang. Produksi bioetanolnyamencapai 3,6-miliar liter, yang berarti mengambil 9,5% porsi produksi dunia. Pada 2005 sumberdaya yangdigunakan untuk produksi 700-ribu ton: gabah 2-juta ton dan jagung 1,4-juta ton. Sedangkan pada 2006, 4 pabrikpengolahan etanol membutuhkan 3-juta ton gabah dan 2-juta ton jagung. Pemerintahan pusat melihat terjadinyakompetisi antara kebutuhan pangan dan etanol dari bahan baku yang digunakan. Oleh karena itu, pemerintahberusaha mencari bahan baku etanol non-pangan.
Isu lingkungan
Berbeda dengan Amerika Serikat, masyarakat Uni Eropa meningkatkan jumlah produksi etanolnya lantaran isu
lingkungan terutama pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca yang tinggi. Hal itu disebabkan olehpestisida saat revolusi hijau, aktivitas industri, pembakaran hutan, serta pembakaran BBM. Selama 15 tahunterakhir pemanasan global meningkatkan suhu dan menyebabkan turunnya permukaan salju kutub utara dan esterapung di Laut Artik. Selain itu permukaan air laut mengalami kenaikan 14-20 cm selama satu abad terakhir.
Negara-negara di Eropa berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca melalui penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Gasohol E10 terbukti menurunkan pencemaran emisi gas rumah kaca sebesar 19%. Yangpaling banyak menggunakannya Perancis, Spanyol, Jerman, Polandia, dan Italia. Secara keseluruhanproduksinya mencapai 2,5-miliar liter atau 6,5 persen dari total produksi bioetanol dunia. Bahan bakunya berasal
4
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 5/16
dari gandum, jagung, gula bit, anggur, dan terigu.
Kini seluruh negara berlomba menghasilkan bioetanol. Bagaimana dengan Indonesia? Presiden Susilo BambangYudhoyono pada 26 Februari 2007 silam saat meninjau pabrik bioetanol di Bandar Mataram, Lampung Tengah,mengatakan dalam 3-5 tahun ke depan produksi bioetanol ditargetkan 150-juta liter per tahun berbahan baku
singkong atau tebu. Dengan begitu Indonesia bisa ikut menyelamatkan jagad raya dengan mengurangi emisibahan bakar. (Vina Fitriani).
MONDAY, NOVEMBER 13, 2006
Biofuel, ternyata dirimuh.....
*setelah sekian lama diisi tulisan-tulisan ga penting, boleh dong sekali-sekali blog iniditulis sesuatu yang seriusan dikit.... :p*
Minggu, 12 November 2006 kemarin, gua, Sawung, dan Dicky liat-liat acara ’5%Biofuel Road Show’-nya Toyota yang numpang tempat di ITB.
Ini ada sedikit ilmu buat kalian yang buta banget tentang biofuel....
Biofuel adalah hasil pemanfaatan energi biomassa yang dikonversi menjadi bahanbakar. Biofuel ada banyak macemnya: bioethanol, biodiesel, dan biogas.
Bioethanol dihasilkan dari tumbuhan yang berkadar hidrokarbon tinggi atau tumbuhan
berbahan gula dan pati, misalnya tebu, ubi jalar, singkong, jagung, dan masih banyaklagi, yang pasti bukan dari lolipop... apalagi dari gulali yang bentuknya orang naik
sepedah...
5
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 6/16
Untuk menghasilkan bioethanol, biomassa tumbuhan harus difermentasi dulu dengan
dibantu oleh mikroorganisme tertentu sehingga dihasilkan ethanol.
Bioethanol dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar motor bensin. Bahanbakar ini bisa digunakan dengan kadar 100%, atau bisa dicampur dengan bensin, yang
biasa disebut gasohol (kodenya E-XX atau BE-XX, misalnya E-10 untuk campuranbensin dengan kadar ethanol 10%).
Pada campuran dengan bensin, bioethanol mampu meningkatkan nilai oktan bensin.
Jadi kalo mobil kamu minum gasohol E-10, maka efisiensi kerjanya akan lebih baikdibanding kalo minum bensin biasa. Pleus.... emisi gas buangnya otomatis lebih kecil
10%...
Sedangkan biodiesel dihasilkan dari minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak
sawit, minyak jarak-pagar, dan lain-lain. Biodiesel juga dapat dihasilkan dari lemakhewan dan minyak jelantah. Yang pasti minyak nyongnyong mah ga bisa... Minyak dimuka kamu yang baru bangun tidur juga kayanya ga bisa.
Kalo bioethanol dipake buat ngeganti bensin, biodiesel dipake buat ngeganti solar, aliasbahan bakar motor diesel.
Salah satu biodiesel yang sudah disosialisasikan di Indonesia adalah biosolar keluaranPertamina. Katanya nih, untuk mendapatkan biosolar, diperlukan campuran minyak
solar dengan minyak nabati yang sudah diproses transesterifikasi menjadi Fatty AcidMethyl Ester (FAME) [nyontek dari brosur Pertamina Biosolar sisa Bioekspo kemaren].
Anak gaul Bandung vs anak ilmiah
X: Eh, lu tau ‘fame’ ga?Y: Tau lah... Fame Station yang di Jalan Sersan Bajuri itu kan?
X: Bukan... Fatty Acid Methyl Ester.(garing ah... :p)
Dari banyak manfaat yang digembar-gemborkan oleh orang-orang, sebenernya cuman
ada dua manfaat utama biofuel, yaitu sifatnya yang biodegradale dan kemampuannyamemperpanjang umur mesin dengan cara peningkatan efisiensi kerja motor.
*ini hasil diskusi dengan Sawung*
6
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 7/16
"Dia tidak ramah lingkungan..." -- Sawung
Setuju, Wung....!
Bullshit kalo biofuel dibilang ramah lingkungan. Pada kenyataannya, untuk
mendapatkan berkilo-kilo liter biofuel setiap hari, dibutuhkan ratusan ribu hektar lahanpertanian. Artinya mau tidak mau hutan yang tersisa di Indonesia harus dibabat demi
tercukupinya jumlah kebutuhan tersebut.
Atau hutan bisa tetap dibiarkan lestari, tetapi kebutuhan pangan masyarakatterancam. Silahkan pilih yang mana...
Jika pilihan pertama yang dipilih, coba pikirkan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk menunggu sampai tumbuhan siap dipanen untuk kemudian diolah. Sedangkan
kebutuhan bahan bakar motor jumlahnya sangat tinggi setiap harinya.
Maka, mau tidak mau lahan pertanian hasil pembabatan hutan harus dibuat denganukuran ekstra luas, dengan siklus panen yang berbeda-beda agar biomassa bisa
dipanen setiap hari.
Coba bayangkennnn.... berapa kerugian ekologis yang harus ditanggung oleh bangsa
ini. Bukannya pelit dan perhitungan, tapi hal ini benar-benar harus diperhitungkan.Berapa jumlah oksigen yang suplainya berkurang.... lahan resapan air yang hilang....
habitat satwa serta satwa yang punah.... kesuburan tanah yang terganggu..... debit airsungai yang berkurang.... Apakah hal-hal ini tidak pernah terpikirkan?
Tapi kan biofuel bisa terbakar secara bersih alias biodegradable, tanpa emisi bo.....!
Eh jeng.... emangnya situ yakin kita mampu pake bioethanol 100%? Kalo ekeu sih
tidak yakin akan hal itu.... Ketika iyey menggunakan gasohol E-10, artinya yey hanyamengurangi dampak emisi sebesar 10% saja. Selama bensin di Indonesia tetep ada
timbalnya, mobil yey tetep aja berkontribusi atas udara kotor di Indonesia (walopun
hanya 90%)...
Sekarang kita itung-itungan....
Jika bioethanol benar-benar mensubstitusi 10% konsumsi bensin (sebagai gasohol E-10)
- Impor MBTE sebagai octane enhancer berkurang sebesar US $23,14 juta/tahun- Impor premium berkurang sebesar US $1,350 milyar/tahun (2,25 juta kL, dengan
asumsi harga bensin US $0,6/liter)- Total pengurangan impor = US $1,373 milyar/tahun
(BPPT, 2006)
Harga bioethanol derajat bahan bakar sekarang di pasaran Rp 5000,-/liter, dan harga
gasohol E-10 Rp 4.550,-/liter (Rp 50,- perak lebih mahal dari premium biasa yangdisubsidi). Lalu siapa yang akan menanggung Rp 50,-nya? Produsen atau pemerintah?
* * *
Jadi kamu jangan percaya 100% kalo ada opini “biofuel ramah lingkungan”. Biofuelhanya membantu kita dalam hal pengadaan bahan bakar alternatif, tapi tetap tidak
bisa memberikan solusi perbaikan kualitas lingkungan secara signifikan.
7
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 8/16
Orang-orang heboh membicarakannya bukan karena kritis terhadap lingkungan, tapikarena kritis memikirkan bagaimana nasib kendaraannya di masa yang akan datang.
Semuanya antroposentris, namun berkedok ekosentris.
Sebenarnya solusi terpenting dalam mempertahankan bahan bakar minyak bukanlah
dengan memproduksi biofuel, tetapi dengan merubah gaya hidup kita yang sukamenghambur-hamburkan menjadi sedikit hemat akan bahan bakar.
Selama kegiatan jalan kaki, naik sepeda, atau naik angkot dianggap sebagai tradisi
kampungan dan miskin, bangsa ini akan terus dihantui oleh harga BBM yang makinlama makin mahal saja.
Ada sanggahan?
http://kopipakegula.blogspot.com/2006/11/biofuel-ternyata-dirimuh.html
Merugi, Pertamina Kurangi Kandungan Bahan Baku Nabati PadaBiofuelnya, Lho?
PT Pertamina (Persero) mengurangi kandungan bahan baku nabati dalam biofuel sebagai upaya
menekan kerugian lebih besar dalam penjualan bahan bakar tersebut. Kepala Divisi BBM
Pertamina Djaelani Sutomo di Jakarta, Jumat mengatakan, pihaknya menurunkan kadar nabati
pada produk biosolar dan biopremium dari lima persen menjadi 2,5 persen.
"Kami kurangi (kandungan nabati dalam biofuel) agar kerugiannya tidak bertambah besar,"katanya. Sebelumnya, Pertamina telah memutuskan tidak melakukan ekspansi produk biosolar
dan biopremium menyusul belum adanya kejelasan pembayaran subsidi dari pemerintah.
Pertamina mengalami kerugian dalam bisnis biofuel mengingat harga bahan baku FAME untuk
biosolar dan etanol untuk biopremium lebih tinggi dari pada harga jual kedua produk bahan
bakar itu.Pemerintah telah menetapkan harga biosolar dan biopremium sama dengan solar dan
premium bersubsidi yakni biosolar Rp4.300 dan biopremium Rp4.500 per liter.
Sebagai gantinya, lanjut Djaelani, pihaknya akan memperbanyak produk biopertamax yang
merupakan jenis biofuel non subsidi. Menurut dia, pada April ini, Pertamina akan menambah
biopertamax di 23 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terdiri dari 15 di Jakarta,
lima di Surabaya, dan tiga di Malang.
Sejauh ini, biopertamax hanya dijual di SPBU di daerah Senayan, Jakarta. Ia mengatakan,
pihaknya akan tetap mendapat pasokan etanol sebagai bahan baku nabati biopertamax dari PT
Molindo Raya di Lawang, Jawa Timur yang berkapasitas 40 ribu kiloliter per hari.
Mengenai posisi Pertamina sebagai pembeli siaga, menurut Djaelani, pihaknya selalu siap
membeli bahan baku nabati untuk produk biofuel yang ada. "Namun, kalau rugi bagaimana,"
ujarnya. Selain itu, lanjutnya, Pertamina juga belum mendapat surat penugasan resmi Menteri
ESDM sebagai pembeli siaga bahan baku biofuel tersebut.[bbs/an/hep]
8
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 9/16
December, 2nd 2006Mengejar Matahari
Indonesia mempunyai keuntungan dengan posisinya yang berada di khatulistiwa. Sinar matahari,curah hujan, iklim tropis memberikan energi terbarukan yang berlimpah. Pemanfaatannya memang
belum maksimal, namun lahan bisnis di bidang ini masih sangat luas. Sebelum didahului negara lain,mari mengolahnya, sehingga zamrud khatulistiwa kita bisa benar-benar berkilau di dunia.
Biofuel
Biofuel termasuk sebagai salah satu jenis dari biomassa – energi yang berasal dari material organik hasil prosesfotosintesis makhluk hidup (bisa berupa produk, buangan, dan hasil ekskresi). Namun, sebutan biofuel cenderungmerujuk pada biomassa olahan dalam bentuk liquid atau cairan. Di Indonesia, penerapan biofuel berupa formulablending antara BBM fosil murni dengan energi olahan dari hasil pertanian. Dua produk biofuel yang sudah ada diIndonesia (dan sudah dipasarkan di beberapa wilayah) adalah biosolar dan biopremium.
Tenaga Surya
Jenis energi terbarukan ini menjadi prioritas utama oleh METI dan BPPT. Indonesia mendapat sinar mataharisepanjang tahun, dengan total intensitas penyinaran mencapai 4.800 watt hour per meter persegi. Energi inidapat dimanfaatkan dimana saja, termasuk di daerah-daerah remote yang jauh dari sumber listrik utama (PLN).
Biogas
Biomassa lain yang diunggulkan dapat segera menjadi solusi permasalahan BBM adalah biogas. Bahan baku energialternatif ini adalah kotoran ternak (atau sampah, dan bahan organik lainnya) yang diolah dengan menggunakanteknik tertentu. Pemakainya seolah memiliki dan memproduksi pabrik gas sendiri, sehingga bisamemanfaatkannya langsung. Untuk biogas kotoran ternak, yang dibutuhkan hanyalah dua ekor sapi. Setiap sapimenghasilkan 2 meter kubik biogas per hari (per m kubiknya setara dengan dengan 0,62 liter minyak tanah).
Tenaga Angin
Pemerintah melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah menerapkan teknologi angin diDesa Bulak Baru dan Kalianyar, Jepara, Jawa Tengah, sejak tahun 1990. Di lokasi tersebut, 31 turbin angin telahdipasang dengan kapasitas 37,75 kW. Daerah lain yang diprioritaskan adalah Pulau Lombok dengan potensi energiangin sebesar sekitar 60 kW, dan Pulau Sumbawa dengan potensi energi angin sekitar 40 kW dengan kecepatanangin rata-rata berkisar 3,5-7 m/s. Beberapa daerah yang kecepatan anginnya berpotensi besar antara lain NTT,
NTB, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pantai Selatan Jawa, Pantai Barat Irian, dan Kepulauan Maluku.
Mikrohidro
PLTA sudah jelas terbukti sebagai teknologi yang bermanfaat bagi kebutuhan energi listrik diIndonesia. Curah hujan yang tinggi serta kondisi geografis Indonesia yang berbukit serta dialiri oleh banyak sungai membuat Indonesia kaya akan energi air – mencapai 74.976 MW. Jika PLTAmembutuhkan kapasitas air yang besar, maka air dalam jumlah kecil juga bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) –potensinya 458,75 MW. Biaya investasi PLTMHadalah sekitar 2.000 dolar/kW, sedangkan biaya energi dengan kapasitas pembangkit 20 kW (rata ratayang dipakai di desa) adalah Rp 194/kWh (berdasarkan penelitian Armi Susandi, dalam LaporanPenyusunan Pola Investasi Pengembangan Energi Terbarukan, 2006).
Ahmad Zaki Zulkarnain
Home Energy in Media Etanol untuk Bahan Bakar NabatiAkan Bebas Cukai
Etanol untuk Bahan Bakar Nabati Akan Bebas Cukai22/11/2006
Sumber: Kompas, Rabu, 22 November 2006
Jakarta, kompas - Departemen Energi dan Sumber Daya mengusulkan agar etanol yang akan digunakansebagai bahan bakar transportasi dibebaskan dari cukai. Pelonggaran regulasi itu merupakan bentuk insentif
yang diberikan pemerintah untuk mendorong bisnis bahan bakar nabati.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Selasa (21/11) di Jakarta, mengungkapkan,rancangan perubahan aturan itu sudah diajukan kepada Menteri Keuangan. "Pemerintah sudah berkomitmenakan memberi insentif di hulu dan hilir untuk pengembangan bahan bakar nabati," katanya.
Etanol dapat diproses menjadi bioetanol, selanjutnya dapat menjadi gasohol jika dicampur dengan premium.Bioetanol merupakan satu dari tiga jenis bahan bakar nabati (biofuel), selain biodiesel dan biooil. Etanol
9
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 10/16
diproduksi dari singkong, tebu, ubi jalar, dan jagung.
Hingga kini baru ada satu perusahaan yang mampu memproduksi etanol dengan kualitas memenuhi syaratuntuk bahan bakar. Tahun 2007 pemerintah memperkirakan kebutuhan etanol sebagai campuran untukmenghasilkan biopremium 5 persen mencapai 1,67 juta kiloliter.
Terhitung sejak 1 November 2006 Departemen Keuangan menaikkan tarif cukai alkohol dan etanol dari Rp2.500 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya mengemukakan, pengembangan bahanbakar nabati terkendala harga bahan baku yang mahal. Ia mencontohkan harga asam metil ester murni yangmenjadi bahan baku biodiesel saat ini sekitar Rp 4.900 per liter, sementara harga jual biodiesel Rp 4.200 per liter.
Harga asam metil ester murni semakin melonjak setelah pemerintah mencanangkan program nasionalpemanfaatan bahan bakar nabati. "Ini jadi masalah bagi produsen bahan baku biofuel maupun perusahaan yangmemasarkan, seperti Pertamina yang menjual dengan harga subsidi," kata Hanung.
Ia mengakui ada kesalahan persepsi di masyarakat bahwa harga bahan bakar alternatif lebih murah daripadabahan bakar fosil. Padahal dari segi produksi, biayanya lebih tinggi. Konsekuensinya, kalau ingin dijual denganharga murah, harus disubsidi.
Sejak pertengahan tahun ini Pertamina sudah memasarkan biodiesel dan biopremium. Volume penjualanbiodiesel di wilayah Jakarta telah mencapai 2.000 kl per hari. Adapun biopremium baru dipasarkan secaraterbatas di Malang, Jawa Timur. (DOT)
http://www.indeni.org/content/view/253/55/
Biopremium
Etanol Akan Dikembangkan dari Singkong
Malang, Kompas - Setelah tetes tebu, etanol sebagai campuran untuk bahan bakar alternatif biopremium akandikembangkan dari bahan baku singkong.
"Diharapkan, produksi etanol dari singkong ini sudah bisa dimulai pada tahun 2007 mendatang," kata PresidenDirektur PT Molindo Raya Industrial Sandoyo Rustanto, Selasa (15/8).
Untuk kebutuhan ini, Sandoyo mengatakan, pihaknya saat ini tengah mencari daerah Jawa Timur yangpotensial untuk memasok singkong.
Selain tetes tebu, Sandoyo mengatakan, komoditas lain yang dapat menjadi bahan baku etanol adalahsingkong dan jagung. Namun, singkong lebih menarik untuk dilirik karena memiliki harga jual yang lebih murah
di tingkatan petani.
Sandoyo mengatakan, etanol dari singkong ini dimungkinkan akan digenjot hingga menghasilkan volumeproduksi yang sama dengan etanol dari tetes, yaitu 50.000 kiloliter per tahun.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Ekanto Selar mengatakan bahwa Kabupaten Malang sendiri memiliki potensi lahan kering seluas 113.000 hektar. Dari luastersebut, sebanyak 32.278 hektar kini telah ditanami tebu, 20.000 merupakan lahan kosong yang belumditanami, dan sekitar 60.000 hektar sisanya ditanami tanaman tahunan lain seperti singkong, jagung, dan jarak.
"Dengan potensi pertanian yang ada tersebut, pada dasarnya kami siap untuk mendukung suplai bahan bakuuntuk pengembangan bahan bakar alternatif," tuturnya.
Namun, menurut Ekanto, produksi etanol di Kabupaten Malang dirasakan lebih baik memakai tetes tebu.Pasalnya, produksi tebu tiap tahun selalu berlimpah ruah. Terbukti, masa giling tahun 2005 berjalan hingga 226hari, melebihi masa giling ideal yang seharusnya berjalan 180-200 hari. (EGI) http://kompas.com/kompas-cetak/0608/16/jatim/56077.htm
10
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 11/16
Uji Coba Biobahan Bakarsebagai Alternatif
Pada 12 November 2006, pukul 09.30, 50-an mobil dari
berbagai model dan merek beriringan rapi ke luar dari
Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, di
Jakarta. Mobil-mobil itu bergabung dalam acara sosialisasi
penggunaan 5 persen biobahan bakar (biofuel) untuk
mobil pribadi, yang diberi nama BioFuel Road Show
Jakarta-Bandung.
Mulai dari Toyota Yaris, Toyota Avanza, Toyota Kijang
Kapsul, Toyota Camry, Toyota Innova, Toyota Land
Cruiser, Isuzu Panther, Honda Civic hatchback, Honda
Jazz, Chevrolet Blazer, sampai Renault Megane II Sport.
Mobil-mobil yang diisi dengan 5 persen biobahan bakar itu
akan melakukan perjalanan uji coba dari Jakarta ke
Bandung pergi pulang melalui Jalan Tol Cipularang. Agar
iring-iringan tidak terlalu panjang, maka dalam perjalanan
ke Bandung mobil- mobil tersebut dibagi dalam tiga
bagian.
Acara sosialisasi penggunaan 5 persen biobahan bakar
untuk mobil-mobil pribadi itu diselenggarakan oleh
Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) bekerja
sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) serta PT Toyota-Astra Motor (PT TAM) sebagai
sponsor utama.
Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mempercepat
sosialisasi informasi tentang energi terbarukan (renewable
energy) kepada masyarakat, dan sekaligus juga
menurunkan polusi yang dikeluarkan oleh kendaraan
bermotor.
Presiden Direktur PT TAM Johnny Darmawan mengatakan,
pihaknya akan terus aktif mendorong peningkatan
pemakaian biofuel bagi kendaraan bermotor. “Sejak tahun
1990, PT TAM sudah terlibat aktif dalam berbagai
pengkajian dan pengembangan penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan, lewat kerja sama dengan berbagai
11
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 12/16
perguruan tinggi dan lembaga riset teknologi, seperti ITB,
Institut Teknologi Surabaya, BPPT, Lemigas, Balai
Termodinamika, Motor Bakar & Propulsi, Lembaga Riset
Perkebunan Indonesia, dan Kementerian Negara
Lingkungan Hidup.”
Penggunaan 5 persen biobahan bakar akan mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil yang cadangannya sudah
semakin minim, dan juga akan menurunkan kadar polusi
emisi (gas sisa pembakaran) kendaraan bermotor.
Biobahan bakar itu mencakup biosolar (biodiesel) yang
merupakan campuran minyak nabati (minyak sawit)
dengan solar dan biopremium (bioetanol), yakni campuran
premium dengan etanol.
Campuran 5 persen minyak nabati dengan 95 persen solar
(B5) untuk mesin diesel dan campuran 5 persen etanol
dengan 95 persen premium (E5) untuk mesin bensin dapat
langsung digunakan tanpa harus melakukan perubahan
pada komponen tertentu, dan tidak memerlukan
konverter.
Dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung terlihat jelas
bahwa performa mobil-mobil yang menggunakan bahan
bakar B5 dan E5 tidak berbeda dengan yang menggunakan
solar dan premium. Perjalanan di Jalan Tol Cikampek dan
Tol Cipularang dengan kecepatan 80-100 kilometer per
jam berlangsung mulus sampai ke Kampus Institut
Teknologi Bandung (ITB) di Jalan Ganesha, Bandung.
Bahkan, Toyota Camry 3.5 Q, yang dikemudikan sendiri
oleh Direktur Marketing PT Toyota- Astra Motor Joko
Trisanyoto, pun tidak mengalami hambatan dalam
menyelesaikan perjalanan sampai di pelataran parkir
Kampus ITB.
Di Kampus ITB, para peserta BioFuel Road Show Jakarta-
Bandung juga meninjau laboratorium, mengikuti test drive
mobil hibrida Toyota Prius, dan mengadakan jumpa pers
tentang biobahan bakar. Dalam kesempatan itu juga
12
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 13/16
ditandatangani memorandum of understanding (MOU)
METI dan ITB.
Memang, dari pengalaman di negara-negara lain diketahui
bahwa biobahan bakar dapat digunakan sebagai bahan
bakar alternatif. Jika di negara lain bisa, tentunya di
Indonesia juga bisa. Namun, yang masih menjadi
kekhawatiran umum adalah tentang ketersediaan biobahan
bakar, mengingat jumlah biobahan bakar yang harus
disediakan tidak sedikit.
Minyak nabati dihasilkan antara lain dari minyak sawit
(CPO), kelapa, jarak pagar, dan sekitar 40 tumbuhan
lainnya. Sementara etanol dihasilkan dari tebu, nira
sorgum, jagung, ubi jalar, singkong, dan masih banyak
lagi.
Dengan menggunakan bahan bakar B5, dalam waktu satu
tahun diperlukan persediaan minyak nabati 1,5 juta
kiloliter. Sementara dengan menggunakan bahan bakar
E5, dalam satu tahun diperlukan persediaan 900.000
kiloliter etanol. Kalaupun persediaan sebesar itu bisa
dipenuhi, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana
tentang standar kualitasnya?
Perlu konverter
Uji coba dengan bahan bakar B50 dan B100 serta E85
pada kendaraan memperlihatkan bahwa diperlukan
konverter untuk membuat bahan bakar mengalir lancar
melalui injektor ke ruang bakar. Penelitian di berbagai
bagian dunia menganjurkan untuk tidak menggunakan
bahan bakar B20 ke atas tanpa konverter.
Bahan bakar B100 lebih kental daripada solar, dan juga
lebih cepat membeku. Bila mesin diesel yang didesain
untuk menggunakan solar diisi dengan bahan bakar B100
yang kental, suplai bahan bakar akan melambat jika tidak
dipanaskan dan ditingkatkan tekanannya. Akibatnya,
bahan bakar tidak terbakar secara sempurna serta
sebagian tetap berbentuk cairan dan tinggal di dalam
mesin. Dengan demikian, hal itu dapat merusak material
13
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 14/16
mesin yang tidak cocok dengan sifat kimia bahan bakar
tersebut.
Sementara penggunaan bahan bakar E85 hanya
disarankan untuk mesin yang didesain khusus untuk bahan
bakar tersebut. Kandungan etanol (alkohol) yang tinggi
dapat membuat material lunak cepat aus. Alkohol
menyerap air sehingga memicu korosi dalam tangki bahan
bakar. Selain itu, nilai pelumasannya juga rendah sehingga
komponen cepat aus.
Diambil dari : Kompas, Jakarta:17 November 2006
Ditulis: 17 November 2006 pada kategori Biofuel.
Komentar: 1
Komentar
Komentar dari harnomo
Waktu: 1 Desember 2006, 5:53 am
Pengembangan biofuel itu sangat perlu dilakukan, karena
yang namanya bahan bakar fosil itu lama kelamaan akan
habis. Tapi menurut saya selain pengembangan biofuel,
untuk menghemat bahan bakar fosil perlu adanya suatu
kebijakan pemerintah tentang penghematn bahan bakar
fosil tersebut. misalkan di Jakarta perlu ada kebijakan
misal larangan satu mobil pribadi tidak boleh dinaiki hanya
satu orang, trus juga perlu dikembangkantransportasi
massal misal KA, Bus way dll. Sehingga apabila hal itu
dilaksanakan akan mengurangi tingkat kemacetan, karena
kemacetan juga merupakan pemborosan BBM. Saya
pernah dengar di Jakarta sehari itu bisa macet selama
sekitar 4 jam, coba bayang selama 4 jam tersebut BBM
hanya dibuang percuma dan yang macet itu beribu-ribu
mobil. Coba bayangkan berapa BBM yang dibuang
percuma. http://kamase.org/?p=20
Sunday,May 20,
2007 Mandek di dalam, Melaju di luar
14
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 15/16
JAKARTA. Di dalam negeri pro-yek biofuel memang maju mun-dur. Namun, para produsen etil alkohol atau etanol, bahan baku biofuel sekelas Pertamax dan PertamaxPlus, tidak berkecil hati. Pasar etanol di luar Indonesia teramat luas.
Salah satu produsen etanol di Indonesia adalah PT Molindo Raya Industrial. Produsen
etanol yang berbasis di Surabaya itu tetap memproduksi etanol. Bahkan, Molindoakan mening-katkan produksi menjadi sedi-Mtnya 60.000 kiloliter per tahun dari40.000 kiloliter per tahun.
Molindo sudah mengembang-kan biofuel dari tetes tebu tiga tahun lalu. Saat ini,Molindo memproduksi etanol untuk bahan bakar kendaraan bermotor sebanyak 10.000 kiloliter per tahun. Namun, jumlah ini belum seluruhnya terserap pasar. Per-tamina, yang mendapat tugas menjual biofuel, baru memiliki beberapa unit pompabiofuel.
"Di Surabaya, baru ada satu pom bensin Pertamina yang menjual Biopertamax," kata
Indra Winarno, Komisaris PT Molindo, kepada KONTAN. Dalam bulan April,Pertamina berencana menambah beberapa pom bensin yang menjual Biopertamax,terutama di Jakarta.
Sekarang ini, ada dua jenis biofuel. Pertama, biodieselyang berbahan baku miunyak kelapa sawit atau minyak jiarak dan digunakan untuk mesin-mesin diesel. Keduaadalah gasohol, yang merupakan stkronim dari gasoline plus etil alkohol, istilah laindari etanol. Ada juga yang menyebut gasohol sebagai bio-etanol. Gasohol alias bioetanol yang beredar di pasar dalam negeri terdiri dari Eliopremium danBiopertamax.
Biopremium merupakan campuran etanol dan premium de-ngan komposisi peibandingan 95:5. Campuran itu menghasilkan jenis bensin sekelas Pertamax karenakada oktan campuran tersebut menjadi 92. Sementara, Biopertamax merupakancampuran etainol dengan Pertamax yang memiiliki kadar oktan 92. Biopertamaixmemiliki kadar oktan 96, sedikit lebih tinggi daripada Pertamax Plus yang memilikikadar 94.
Di dalam negeri, proyek biofuel maju mundur, terutama karena harga minyak bumiyang cenderung membubung lebih dari U$ 50 per barel. Jika minyak berada di kisaranharga itu, maka bisnis biofuel tak akan menguntungkan. Kecuali, peme-rintahmemberikan subsidi bagi para produsen biofuel.
Kecenderungan harga minyak yang merugikan produsen biofuel itu memicuPertamina untuk mengubah komposisi campuran biofuel-nya. Jika semula perbandingan biofuel dengan bensin atau solar adalah 5%:95%, sekarang komposisimenjadi 2,5%: 97,5%. Jadi, porsi minyak sawit atau etanol dikurangi.
Bagi PT Molindo, perkem-bangan harga minyak tidak menjadi masalah. Perusahaanini memang tidak akan mening-katkan produksi etanol absolutyaitu etanol yangkadarnya mencapai 99,95%. Alasannya, produksi etanol absolut saat ini belumterserap semua oleh Pertamina. "Namun, PT Molindo akan tetap meningkatkan pro-duksi etanol murni dari 40.000 kiloliter menjadi sekitar 60.000 hingga 70.000 kiloliter
per tahun," kata Indra. Etanol murni adalah etanol yang berkadar 96,5%. Etanol jenisini digunakan untuk industri.
Mencari pasar etanol bukan sesuatu yang sulit. "Kami bisa mengekspornya. Pasar interna-sional sangat besar," kata Indra. la menyebut Brazil sebagai con-toh. Dinegara Amerika latin itu, persentase biofuel untuk kendaraan bermotor sudah di atas50%. "Permintaan etanol absolut besar, karena biofuel sedang laku-lakunya di seluruhdunia," imbuh Indra.
15
5/7/2018 Bio Premium - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bio-premium 16/16
Untuk mempopulerkan biofuel, Molindo mengisi seluruh mobil operasionalnyadengan biofuel yang berkomposisi 15%:85%. Perlu dicatat, mobil-mobil Molindotidak mengalami modifikasi mesin. http://www.indobiofuel.com/gratis%2051.php
Tanggal Tayang : 30-3-2007
16