Bio Ethanol

27
Bioethanol yang dimaksud adalah substitusi BBM yang berasal dari proses fermentasi gula (sugar) melalui proses kimia penguapan (steaming) ethylene. Ethanol atau ethyl alcohol (C2H5OH) berupa cairan bening tidak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yang besar apabila bocor. Ethanol yang terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air. Kebijakan energi nasional mentargetkan pada tahun 2000-2025 sebesar 5 % kebutuhan energi nasional harus dapat dipenuhi melalui pemanfaatan biofuel sebagai energi baru (Anonim, Blue Print). Dalam pelaksanaannya didukung oleh Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain, yang menginstruksikan kepada Menteri terkait sesuai dengan lingkup tugasnya. Sumber daya hayati yang teijamin ketersediaannya di Indonesia yang subur merupakan potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber biofuel. Untuk monitoring kualitas pada pemanfaatan biofuel, saat ini* telah dimiliki SNI 04-7182-2006 untuk biodiesel dan SNI 7390:2008 untuk bioethanol. Dari penelitian yang dilakukan oleh. Kristiawan (2011), disimpulkan bahwa perbandingan campuran bioethanol dengan premium yang ideal pada mesin motor bensin yaitu E15 (15% bioethanol dari pisang kluthuk dari volume premium) karena diperoleh torsi sebesar 0.808 kg.m, daya efektif sebesar 5,57 HP, komsumsi bahan bakar spesifik biopremium paling irit sebesar 0,114 kg/Hp.jam. Penelitian yang serupa dilakukan oleh Darma (2011), disimpulkan bahwa perbandingan campuran bioethanol dengan premium yang ideal pada mesin motor bensin yaitu Eio diperoleh torsi sebesar 27,25 %, daya sebesar 27,25 %, tekanan efektif rata - rata 3

Transcript of Bio Ethanol

Bioethanol yang dimaksud adalah substitusi BBM yang berasal dari proses fermentasi

gula (sugar) melalui proses kimia penguapan (steaming) ethylene. Ethanol atau ethyl alcohol

(C2H5OH) berupa cairan bening tidak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable),

toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yang besar apabila bocor. Ethanol yang

terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air.

Kebijakan energi nasional mentargetkan pada tahun 2000-2025 sebesar 5 %

kebutuhan energi nasional harus dapat dipenuhi melalui pemanfaatan biofuel sebagai energi

baru (Anonim, Blue Print). Dalam pelaksanaannya didukung oleh Instruksi Presiden No. 1

Tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan

bakar lain, yang menginstruksikan kepada Menteri terkait sesuai dengan lingkup tugasnya.

Sumber daya hayati yang teijamin ketersediaannya di Indonesia yang subur merupakan

potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber biofuel. Untuk monitoring

kualitas pada pemanfaatan biofuel, saat ini* telah dimiliki SNI 04-7182-2006 untuk biodiesel

dan SNI 7390:2008 untuk bioethanol.

Dari penelitian yang dilakukan oleh. Kristiawan (2011), disimpulkan bahwa

perbandingan campuran bioethanol dengan premium yang ideal pada mesin motor bensin

yaitu E15 (15% bioethanol dari pisang kluthuk dari volume premium) karena diperoleh torsi

sebesar 0.808 kg.m, daya efektif sebesar 5,57 HP, komsumsi bahan bakar spesifik biopremium

paling irit sebesar 0,114 kg/Hp.jam.

Penelitian yang serupa dilakukan oleh Darma (2011), disimpulkan bahwa

perbandingan campuran bioethanol dengan premium yang ideal pada mesin motor bensin

yaitu Eio diperoleh torsi sebesar 27,25 %, daya sebesar 27,25 %, tekanan efektif rata - rata

3

sebesar 25,75 %, konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 56,92 % dan efisiensi thermal sebesar

0,21 %.

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan campuran bahan

bakar premium dengan bioethanol sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin motor 4

langkah. Oleh sebab itu, penting kiranya untuk mengetahui pengaruh penggunaan campuran

bahan bakar premium dengan bioethanol terhadap kineija mesin.

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian tentang limbah nanas yang akan diubah

menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan yaitu bioethanol. Limbah nanas

diperoleh dari pasar, misalnya pasar sepanjang. Berbagai jenis bahan bakar yang

dikembangkan sekarang adalah bahan bakar dalam bentuk cair. Hal ini dikarenakan

masyarakat lebih familiar dengan bahan bakar cair dan banyaknya kasus yang teijadi akibat

bahan bakar gas, misalnya LPG. Sehingga mengakibatkan masyarakat takut untuk beralih

pada bahan bakar gas.

Bioethanol yang dihasilkan nantinya akan diuji pengaruhnya terhadap kinerja mesin.

Dalam kaitannya dengan kinerja mesin, bahan bakar memiliki peranan yang sangat penting

untuk meningkatkan kineija mesin.

Berdasarkan penjelasan dan penjabaran di atas, maka peneliti melakukan penelitian

yang berjudul "Uji Kinerja Mesin Motor Yamaha

Vega R 2007 Dengan Berbahan Bakar Bioethanol dari Limbah Nanas

Sebagai Campuran Premium".

3

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang di atas penulis dapat menarik beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Perkembangan industri otomotif menyebabkan peningkatan kebutuhan dan

konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional.

2. Cadangan minyak dunia semakin berkurang.

3. Perlu adanya pengkajian tebakar yang mengenai bahan bakar yang dapat

diperbarui (<renewable) dari alam, khususnya pada bahan bakar pengganti atau campuran

premium.

4. Bahan baku untuk produksi bioethanol dapat diperoleh dari berbagai tanaman

yang berpati, bergula ataupun berselulosa yang mudah didapatkan di Indonesia.

5. Memanfaatkan limbah nanas sebagai nilai tambah/produksi nanas.

6. Pengaruh penggunaan bioetanol limbah nanas sebagai campuran premium

terhadap kineija mesin motor Yamaha Vega R.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas oleh peneliti dari penelitian ini adalah: L Berapa perbandingan

campuran bioethanol dari limbah nanas dengan premium yang optimal pada mesin motor

Yamaha Vega R 2007 terhadap

3

ABSTRAK

Arifin Bayu Herlambang. Pengaruh Penggunaan Bioethanol Dari Limbah Beras Sebagai Campuran Bahan Bakar Premium Terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermotor Yamaha Jupiter Z Tahun 2009. Skripsi Program SI Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya, 2011.

Industri otomotif di Indonesia yang lahir pada tahun 1960-an berkembang seiring dengan perkembangan industri otomotif global. Banyaknya inovasi- inovasi yang dilakukan oleh industri otomotif membuat permintaan pasar semakin meningkat sehingga menyebabkan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) juga semakin meningkat yang mengakibatkan cadangan BBM di Indonesia semakin menipis. Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM. Kandungan bahan organik yang cukup tinggi pada limbah agroindustri seperti limbah beras dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan energi alternatif berupa bioethanol. Penggunaan ethanol sebagai bahan bakar pada mesin pembakaran dalam akan meningkatkan efisiensi mesin, serta menurunkan kadar emisi gas yang berbahaya bagi lingkungan.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, obyek penelitian adalah sepeda motor Yamaha Jupiter Z. Dengan menggunakan putaran mesin 3000 rpm - 8500 rpm (Putaran maksimal) dengan jarak interval 500 rpm. Penelitian ini menggunakan analisis pengujian kecepatan berubah pada beban penuh ( Full Open Throttle Valve ) yang berpedoman pada standart SAE J1349. Bahan bakar yang digunakan adalah Eo, Es, Eio dan Eis. Teknik analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan data numeric yang diperoleh, kemudian diubah dalam bentuk tabel,grafik dan kalimat yang bisa dibaca.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa, Torsi maksimal didapat pada pengujian menggunakan bahan bakar Eio(90%Premium + \0%EthanoI) yaitu sebesar 9,15N.m pada putaran 5000rpm. Dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar biopremium Eo sebesar 7,97N.m, Es sebesar 8,53N.m dan Eis sebesar 7,86N.m. Daya maksimal didapat pada pengujian menggunakan bahan bakar Biopremium Eio yaitu sebesar 7,5Hp pada putaran 8000rpm. Dibandingankan dengan bahan bakar premium murni Eo yaitu sebesar 6,6Hp, Biopremium Es sebesar 7,4Hp, dan Biopremium Eis sebesar 7,lHp. Konsumsi bahan bakar spesifik tertinggi sebesar 18,311% pada putaran 4000rpm dengan menggunakan bahan bakar biopremium Eio dan penurunan konsumsi bahan bakar spesifik terendah sebesar 2,040% pada putaran 6500rpm dengan menggunakan bahan bakar biopremium Es.

i Bioethanol. Limbah Beras. Campuran Premium.

3

Latar Belakang

Bahan bakar bensin bisa dibagi menjadi dua, yaitu bahan bakar

bensin yang dapat diperbaharui(rfnrwaWe) dan bahan bensin yang tidak

dapat dipeibaharui. Adapun bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui

meliputi bensin, pertama*, dan pertamax plus. Sedangkan bahan bakar

yang dapat diperbaharui adalah Bioethanol. Dalam hal ini dapat diperbaharui

dikarenakan Bioethanol bersumber dari biji-bijian dan sumber daya alam

yang tumbuh di lingkungan sekitar. Bioethanol memiliki kelebihan daripada

bensin, selain bahan baku yang mudah didapat, Bioethanol juga dapat

menambah unjuk keija mesin menjadi lebih optimal.

Bahan bakar yang digunakan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satu faktor penting pada suatu kendaraan bahan bakar diantaranya

premium yang berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan salah

satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, yang pada akhirnya

mengakibatkan sumber daya alam semakin menipis. Dampak penipisan

sumber daya alam terbukti dengan semakin langkanya cadangan minyak

bumi. Di sisi lain konsekuensi tersebut berakibat dibutuhkannya energi

berupa bahan bakar minyak yang bersumber dari fosil yang luar biasa

besarnya. Keadaan ini menyebabkan menipisnya cadangan bahan bakar

fosil seperti minyak bumi

3

untuk cadangan nasional diprediksi hanya tersisa untuk 23 tahun mendatang

(Prihandana, 2007).

Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi

manusia sangat kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup

manusia beserta aktivitas ekonomi dan sosialnya. Sejak lima tahun terakhir

Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional akibat menurunnya

secara alamiah cadangan minyak pada sumur-sumur produksi. Padahal dengan

pertambahan jumlah penduduk meningkat pula kebutuhan akan sarana

transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan

dan konsumsi BBM. Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor S Tahun 2006 tentang

Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif

sebagai pengganti BBM (Berita IPTEK /12 Juli 2003).

Hal lain yang mempengaruhi, selain menipisnya penggunaan bahan bakar

adalah kenaikan suhu bumi disebabkan oleh beberapa alasan, d ¡antaranya emisi

dari asap limbah industri atau pabrik, emisi gas buang dari kendaraan,

tetjadinya kebocoran ozon akibat pemakaian freon, efek rumah kaca, dan lain-

lain. Penyebab peningkatan panas bumi tersebut mengakibatkan emisi

kendaraan memberikan sumbangsih panas yang paling banyak. Hal ini

disebabkan beberapa faktor, diantarannya yaitu emisi yang di keluarkan dari

3

Hal tersebut berhubungan dengan

unjuk keija dari kendaraan, untuk

mendapatkan unjuk kerja yang optimal.

Faktor yang berperan penting adalah

bahan bakar yang dipakai di dalam

kendaraan, dimana untuk kendaraan

motor bensin adalah bensin, pertamax

plus dan baru-baru ini yang sedang

berkembang adalah bioethanol.

Bahan bakar alternatif yang dipilih

haruslah yang memberi banyak

keuntungan dalam hal biaya,

kemudahan dalam penggunaan,

ketersediaan dalam jangka panjang, dan

mengurangi atau meniadakan sama

sekali subsidi bahan bakar. Berdasarkan

kriteria-kriteria ini, tampaknya ethanol hampir memenuhi semua kriteria yang

diperlukan Indonesia. Di dalam hal ini

dapat diperbaharui dikarenakan

bioethanol bersumber dari biji-bijian dan

sumber daya alam yang tumbuh di

3

lingkungan sekitar Jadi produksi dan

pembakarannya tak akan meningkatkan

efek rumah kaca, Bioethanol juga dapat

menambah unjuk keija mesin menjadi

lebih optimal.

Bahan baku bioethanol tergolong mudah

didapat seperti limbah tepung onggok,

dan limbah beras. Dari kedua bahan

tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

bioethanol yang berbahan baku limbah

beras pabrik tepung beras Rose Brand karena bahan bakar bioethanol sebagian

besar diproduksi melalui proses

fermentasi/peragian gula, dan juga

dapat dihasilkan melalui proses kimia

antara ethylene bereaksi dengan uap air

yang kedua proses tersebut dapat

menghasilkan ethanol yang pada

dasarnya ethanol jika dibakar

menghasilkan gas asam arang dan air.

Ethanol dalam suatu bahan bakar

3

mempunyai kadar oktan tinggi yakni

123 dan dapat menggantikan premium

(Sumber http://wikipedia.coin).

Dari campuran ethanol dan premium

dengan persentase tertentu akan

menghasilkan campuran bahan bakar

yang dapat terbakar dengan

sepenuhnya atau sempurna dan dapat

mengurangi emisi gas buang kendaraan

bermotor tanpa memerlukan modifikasi

apapun pada mesin karena ethanol

diperoleh lewat proses fermentasi

biomassa dengan bantuan

microorganisme.

Proses pembusukan ini akan lebih

cepat jika difermentasikan dengan ragi

tape. Selain itu limbah beras juga dapat

diperoleh dengan mudah, pembuatan

bioethanol dari bahan limbah beras tidak

terlalu rumit jika diolah secara kecil

maupun besar.

3

Pengujian pada kendaraan roda

empat di laboratorium BPPT

menunjukkan bahwa tingkat emisi

karbon dan hidrokarbon Gasohol E-10

yang merupakan campuran bensin dan

ethanol 10% lebih rendah dibandingkan

dengan premium dan pertamax.

Pengujian karakteristik unjuk kerja yaitu

daya dan torsi menunjukkan bahwa

ethanol 10% identik atau cenderung

lebih baik daripada pertamax. Ethanol

mengandung 35% oksigen sehingga

meningkatkan efisiensi pembakaran

Sumber Berita IPTEK (12 Juli 2005).

Dilihat dari penjelasan dan

penjabaran latar belakang di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang "PENGARUH

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

BIOETHANOL DARI LIMBAH BERAS,

3

SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM

TERHADAP UNJUK

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas penulis

dapat menarik beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

D.Pertambahan jumlah penduduk

telah meningkatkan kebutuhan

sarana transportasi dan aktivitas

industri yang berakibat pada

peningkatan kebutuhan dan

konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM)

nasional.

E.Semakin berkurangnya cadangan

minyak dunia sehingga tidak mampu

untuk terus memenuhi kebutuhan

akan bahan bakar minyak.

F.Perlu adanya pengkajian lebih

dalam akan bahan bakar yang dapat

diperbarui (renewable) dari alam,

khususnya pada bahan bakar

3

pengganti atau pencampur premium

yang biasa disebut biopremium.

G.Bahan baku untuk produksi

Bioelhanol dari limbah beras bisa

didapatkan dari pabrik - pabrik

penggilingan beras atau pabrik

pembuatan tepung beras di

berbagai daerah di Jawa Timur.

H.Ethanol dari limbah beras pabrik

Rose Brand dapat dibuat campuran

premium untuk bahan bakar

biopremium.

C. Rumusan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah

di atas, maka penelitian ini dapatdirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penggunaan

bahan bakar biopremium dari

limbah beras terhadap torsi, daya

efektif dan konsumsi bahan bakar

3

spesifik (Sfc) motor bensin 4

langkah?

2. Berapa perbandingan campuran

Bioethanol dengan premium yang

ideal pada mesin motor bensin ?

D. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui berapa besar

pengaruh penggunaan biopremium

limbah beras pabrik tepung beras

Rose Brand terhadap torsi, daya

efektif konsumsi bahan bakar

spesifik motor bensin 4 langkah.

2. Memperoleh perbandingan

campuran Bioethanol dengan

premium yang ideal pada motor

bensin.

E. Batasan MasalahMengingat luasnya masalah yang

teridentifikasi, maka penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang

3

dilakukan dalam penelitian ini adalah :1. Mesin yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah motor bensin 4 langkah.2. Unjuk keija yang akan diukur dan dihitung adalah Torsi (T), Daya (P), Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) Spectflc Fttel Consumtion.

3. Pengujian dilakukan pada putaran mesin 3000rpm, 3500rpm, 4000rpm, 4500rpm, 5000rpm, 5500rpm, 6000rpm, 6500rpm, 7000rpm, 7500rpm, 8000rpm, 8500rpm.

4. Metode pengujian yang digunakan adalah variabel speed (kecepatan berubah).

5. Unjuk keija yang diteliti adalah Torsi(T) terhadap putaran, Daya Efektif(Ne) terhadap putaran, dan Konsumsi bahan bakar spesifik(Sfc) terhadap putaran.

3

6. Dalam penelitian ini tidak membahas unsur kimia.

7. Tidak membahas cara pembuatan bioethanol, tetapi perbandingan campuran ethanol dan premium.

8. Tidak membahas tentang korosi.

F. Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini nantinya

diharapkan mempunyai nilai guna bagi peneliti dan pembaca pada umumnya, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

1. Dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperluas wawasan tentang teori pemanfaatan bioethanol yang berbahan baku limbah beras sebagai bahan bakar yang efisien dan menguntungkan.

2. Dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang bioethanol sebagai campuran premium.

Manfaat Praktis

3

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini

diharapkan dapat menambah

pengalaman dan pengetahuan yang

luas tentang bioethanol yang dapat

digunakan sebagai bahan bakar

alternatif.

2. Hasil penelitian ini bisa dijadikan

referensi tentang komposisi campuran

ethanol dan premium sebgai bahan

bakar

3. Menghasilkan campuran ethanol dan

premium yang ideal agar

menghasilkan unjuk keija mesin yang

optimal.

4. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat menambah cakrawala ilmu

pengetahuan dan perbendaharaan

kepustakaan serta sebagai salah satu

media pembelajaran mengenai cara

pemanfaatan limbah beras sebagai

bahan bakar alternatif di Jurusan

3

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Negeri Surabaya.

5. Memberikan nilai tambah pada limbah

beras pabrik tepung beras Rose Brand sebagai suplemen bahan bakar pada

motor bensin 4 langkah.

6. Sebagai penunjang pendidikan dan

penelitian di masa yang akan datang.7. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi mengenai potensi limbah beras pabrik tepung beras Rose Brand agar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif untuk

3

ABSTRAK

G lad is N ad ia Darma. Pengaruh Penggunaan Bioethanol Dari Limbah Tepung Onggok Sebagai Extender Premium Terhadap Performance Sepeda Motor Supra XI25D. Skripsi Program St Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya, 2010.

Industri otomotif di Indonesia yang lahir pada tahun 1960-an dan berkembang seiring dengan perkembangan industri otomotif global dan perekonomian negara kita. Banyaknya inovasi-inovasi yang dilakukan oleh industri otomotif membuat permintaan pasar semakin meningkat sehingga menyebabkan kebutuhan Bahan Bakar Minyak

3

(BBM) juga semakin meningkat Banyaknya kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan cadangan bahan bakar di Indonesia semakin menipis. Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM. Kandungan bahan organik yang cukup tinggi pada limbah agroindustri seperti industri tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan energi alternatif berupa bioethanol. Penggunaan ethanol sebagai bahan bakar pada mesin pembakaran dalam akan meningkatkan efisiensi mesin, serta menurunkan kadar emisi gas yang berbahaya bagi lingkungan

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, obyek penelitian adalah sepeda motor Supra X 125 D. Dengan menggunakan putaran mesin 4500 rpm-9500 rpm dengan jarak interval 250 rpm. Penelitian ini menggunakan metode pengujian kecepatan berubah pada beban penuh ( Full Open Throttle Valve ) yang berpedoman pada standart SAE J 1349 DEC 80. Bahan bakar yang digunakan adalah E0, E5, dan E10. Parameter performance mesin yang diukur adalah torsi, daya efektif, tekanan efektif rata-rata, konsumsi bahan bakar, dan efisiensi thermal. Teknik analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan

3

data numeric yang diperoleh, kemudian diubah dalam bentuk kalimat yang bisa dibaca.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa, hasil uji yang terbaik pada sepeda motor Honda Supra X 125D berbahan bakar E10 yang berhasil meningkatkan torsi sebesar 27,25 % pada putaran 4500 rpm, meningkatkan daya efektif sebesar 27,25 % pada putaran 4500 rpm, meningkatkan tekanan efektif rata - rata sebesar 25,75 % pada putaran 4500 rpm, menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 56,92 % pada putaran 7000 rpm, dan meningkatkan efisiensi thermal sebesar 21 % pada putaran 7000 rpm. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan kadar ethanol sebesar 10% dapat meningkatkan hasil performance mesin yang optimal.

Kata kunci : Biopremium, Limbah tepung onggok,

Performance, Hasil peningkatan performance mesin

3

f A* LaterSSnotomotif di Indonesia yang lahir pada tahun 1960-an dan berkembang seiring dengan perkembangan industri otomotif global dan perekonomian negara kita. Perkembangannya tidak hanya pada produk yang dihasilkan, tetapi juga daya dorong dan daya tariknya terhadap industri pendukung dan industri terkait lainnya serta kontribusinya pada pertumbuhan industri dan pembangunan di tanah air. Di tengah gelombang krisis yang melanda dunia saat ini, sektoi industri otomotif juga menghadapi tantangan yang serius yakni bagaimana terus melakukan inovasi sehingga produk produknya semakin berkualitas dengan desain yang up to dai dan harga terjangkau serta hemat energi dan rama) lingkungan. Banyaknya inovasi-inovasi yang dilakukan olel industri otomotif membuat permintaan pasar semakii meningkat sehingga menyebabkan kebutuhan Bahan Baka Minyak (BBM) juga semakin meningkat.

Berangkat dari banyaknya kebutuhan bahan bakar yanj semakin meningkat sehingga menyebabkan kelangkaan BB\ di Indonesia. Kelangkaan BBM tajadi karena kondisi alan yang tidak mendukung dan jalur transportasi sdmm distribusi BBM menjadi terganggu atau terhambat sama sekai Selain faktor alam kelangkaan BBM juga disebabkan olef faktor teknis adalah suatu kondisi dimana kelangkaan BBM terjadi karena sisi pasokan (supply side) dalam hal ini sistem dan infrastruktur penyediaan

3

dan pendistribusian yang terganggu atau kurang optimal, sehingga distribusi BBM menjadi terganggu atau terhambat sama seteli.

Menipisnya cadangan bahanf®meningkatnya pulasi manusia sangat kontn^f

dengan

Keourufian energi ottgi Kelangsungan iuuup ,Ilan aktivitas ekonomi dan sosialnya. Sejak lima taJi"8'3 Indonesia mengalami penurunan produksi minyter^ akibat menurunnya secara alamiah cadangan mj sumur-sumur produksi. Padahal dengan pertambahan*^ ^ penduduk meningkat pula kebutuhan akan sarana trani^N

MH^¡Sadan aktivitas industri yang berakibat kebutuhan dan konsumsi BBM. Melihat kondisi pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden R^j* Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan ftw Nasional untuk mengembangkan sumber energi altenJ sebagai pengganti BBM.

Walaupun kebijakan tersebut menekankan penggm^ batu bara dan gas sebagai pengganti BBM, tetapi j^j menetapkan sumber daya yang dapat diperbaharui sep^l bahan bakar nabati sebagai alternatif pengganti BBM. Sebagal contoh, banyak tumbuhan yang diharapkan dapat menjadi bahan

3

baku pembuatan biofuel misalnya ubi kayu atau singkong, jagung, ketela pohon, dan kelapa sawit

Ubi kayu atau singkong (Mannihot esculenia) berasi dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awai abad ke-I7 dibawa oleh pedagang Spanyol dari Mexico h\ Philipina. Kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasi Indonesia. Ubi kayu merupakan makanan pokok di beberaj» negara Afrika. Di samping sebagai bahan makanan, ubi kayi juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan pak« ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 25-351 serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kaya merupakan sumber energi yang lebih tinggi dibanding pa£j jagung, ubi jalar, dan sorgum.

Singkong dapat diolah menjadi bioethanol penggal premium, singkong salah satu sumber pati patj adai senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum difermentas

Lbah menjadi glukosa adalah karbohidrat ^ang lebih Gerhana Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan glukoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah menjadi gula, baru difermentasi menjadi ethanol.

Bukan hanya singkongnya saja yang digunakan sebagai sumber

3

bahan baku biopremium, tetapi limbah dari pembuatan singkong menjadi tepung tapioka dapat digunakan sebagai sumber bahan baku biopremium. Proses pembuatan tepung tapioka menghasilkan limbah, yaitu limbah padat yang berupa onggok dan limbah cair. Limbah cair seringkah merisaukan masyarakat karena limbah tersebut menghasilkan bau yang tidak sedap dan jumlahnya dapat mencapai 8000 liter untuk satu ton pengolahan singkong. Seringkah limbah cair ini hanya dibuang ke sungai sehingga mencemari perairan sungai. Padahal kandungan bahan organik yang cukup tinggi pada limbah agroindustri seperti industri tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan energi alternatif berupa bioethanol.

Berbagai pemikiran terhadap jawaban masalah BBM dalam negeri terus berlanjut. Gas alam yang dipadatkan, biomassa, biodiesel,. dan LNG |liquified Natural Gas\ semuanya sudah pernah didiskusikan dalam berbagai forum. Berbagai penelitian sedang dilakukan untuk melihat apakah semua alternatif tersebut dapat digunakan di Indonesia. Namun sejauh ini, penelitian yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang telah menunjukkan hasil. BPPT telah berhasil meneliti penggunaan eihanol sebagm campuran bahan bakar untuk berbagai kendaraan berbahan S'lnum yang ada di ¡^^HB ^^ F „/,„»„/ ini sansllMHHH^

Bahan bakar alternatif yang dipilih haruslah ^ memberi banyak keuntungan dalam hal biaya, kenijJ'S

3

dalam penggunaan, ketersediaan dalam jangka panjang mengurangi atau meniadakan sama sekali subsidi bahan b ^ Berdasarkan kriteria-kriteria ini, tampaknya ethanol ¿¡J* memenuhi semua kriteria yang diperlukan Indonesia. ^

Ethanol adalah bahan bakar yang ramah lingkg- Ethano! secara signifikan mengurangi emisi gas berbahaya?" berarti lebih baik untuk lingkungan. Lebih jauh lagi, adalah bahan bakar terbuat dari tumbuhan yang nT* diperbarui, bukan bahan bakar yang terbuat dari fosil, j? produksi dan pembakarannya tak akan meningkatkan ni rumah kaca

Bahan bakar bioethanol sebagian besar diproduksi melalui proses fermentasi/peragian gula, dan juga dap^ dihasilkan melalui proses kimia antara ethylene bereak dengan uap air yang kedua proses tersebut dapat menghasilku ethanol yang pada dasarnya ethanol jika dibakar menghasilkan gas asam arang dan air. Ethanol dalam suatu bahan bakar mempunyai kadar oktan tinggi dan dapat menggantikan premium. Dari campuran ethanol dan premium dengg persentase tertentu akan menghasilkan campuran bahan tak* yang dapat terbakar dengan sepenuhnya atau sempurna da dapat mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor tanpa memerlukan modifikasi apapun pada mesin karena tthand diperoleh lewat proses fermentasi biomassa dengan bantun mikroorganisme.

Dan sisi teknik pembangkitan daya, ethanol (dai® bentuk murni

3

ataupun campuran) relatif superior terhadJp gasoline. Penggunaan ethanol sebagai bahan bakar pada mesin pembakaran dalam akan meningkatkan efisiensi mesin, serta menurunkan kadar emisi gas yang berbahaya bagi lingkung* elatif terhadap gasoline) (Berita IPTE K JB*

I Pengujian pada kendaraan roda emp» u,BPPT mwiunjukkan bahwa tingkat emisi karbon dan hidrokarbon Gasoho! E-10 yang merupakan campuran premium dan ethanol 10% lebih rendah dibandingkan dengan premium dan pertamax. Pengujian karakteristik unjuk keaja yaitu daya dan torsi menunjukkan bahwa ethanol 10% identik atau cenderung lebih baik daripada pertamax. Ethanol mengandung 35% oksigen sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis memberikan judul "Pengaruh Penggunaan Bioethanol Dari Limbah Tepung Onggok Sebagai Extender Premium Terhadap Performance Sepeda Motor Supra X 125D".

B. Identifikasi masalahDari latar belakang di atas

penulis dapat menarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:I. Perkembangan industri otomotif

menyebabkan peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional. ,

J. Semakin berkurangnya cadangan minyak dunia sehingga tidak

3

mampu untuk terus memenuhi kebutuhan akan bahan bakar minyak.

K. Perlu adanya pengkajian lebih dalam akan bahan bakar yang dapat diperbarui {renewable) dari alam, khususnya pada bahan bakar pengganti atau extender premium.

L. Bahan baku untuk produksi bioethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman yang berpati, bergula ataupun berselulosa yang mudah didapatkan di Indonesia

5 Memanfaatkan limbah tepung; tapioka (tepung onggok) sebagai nilai tanibah/Pro<hg|#ung tap,oka.

3