Bio Digester

15
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014 PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM) 1 Mata Kuliah PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM) Tugas No. #3 Topik ANAEROBIC DIGESTER (BIO-DIGESTER) dan BIOGAS Nama Muhammad Rizki Sya’bani Prodi Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi (PIAS) NIM 25714003 Tanggal Selesai 11 September 2014 1. PENDAHULUAN Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Indonesia saat ini mulai populer di kalangan masyarakat pengguna sanitasi dan telah banyak diterapkan di berbagai kota. Tercatat hingga tahun 2014, sebanyak kurang lebih 20.000 lokasi yang tersebar di 33 provinsi dan 330 kabupaten/kota telah dibangun fasilitas sanitasi berbasis masyarakat ini. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memperbaiki kondisi sanitasi masyarakat di Indonesia yang mulai memburuk, program ini dilakukan dengan pendekatan partisipasif oleh masyarakat, melalui pendanaan multisumber serta merupakan salah satu cara Pemerintah Indonesia untuk membantu mencapai target MDGs 2015, yakni menyediakan akses sanitasi layak sebesar 62,4% untuk masyarakat Indonesia. Salah satu implementasi dari program SANIMAS ini ialah pembangunan jamban sehat bertema MCK Plus-plus, yang mana sudah banyak dioperasikan di berbagai kota di Indonesia. Prinsip MCK Plus-plus ini ialah menyediakan fasilitas sanitasi berupa MCK yang dilengkapi dengan pengolahan limbah ramah lingkungan berupa Anaerobic baffled reactor (ABR) sebagai teknologi pengolahan limbah tinja, serta Anaerobic Digester (Bio-digester) sebagai unit pengolahan lanjutan limbah tinja yang mengasilkan produk akhir berupa biogas, yang mana biogas tersebut disalurkan menjadi sumber energi untuk keperluan masyarakat setempat.

description

Bio Digester

Transcript of Bio Digester

Page 1: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

1

Mata Kuliah PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

Tugas No. #3

Topik ANAEROBIC DIGESTER (BIO-DIGESTER) dan BIOGAS

Nama Muhammad Rizki Sya’bani

Prodi Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi (PIAS)

NIM 25714003

Tanggal Selesai 11 September 2014

1. PENDAHULUAN

Program Sanitasi Berbasis

Masyarakat (SANIMAS) di Indonesia

saat ini mulai populer di kalangan

masyarakat pengguna sanitasi dan

telah banyak diterapkan di berbagai

kota. Tercatat hingga tahun 2014,

sebanyak kurang lebih 20.000 lokasi

yang tersebar di 33 provinsi dan 330

kabupaten/kota telah dibangun

fasilitas sanitasi berbasis masyarakat

ini. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memperbaiki kondisi sanitasi masyarakat di Indonesia

yang mulai memburuk, program ini dilakukan dengan pendekatan partisipasif oleh masyarakat,

melalui pendanaan multisumber serta merupakan salah satu cara Pemerintah Indonesia untuk

membantu mencapai target MDGs 2015, yakni menyediakan akses sanitasi layak sebesar 62,4%

untuk masyarakat Indonesia.

Salah satu implementasi dari program SANIMAS ini ialah pembangunan jamban sehat bertema

MCK Plus-plus, yang mana sudah banyak dioperasikan di berbagai kota di Indonesia. Prinsip

MCK Plus-plus ini ialah menyediakan fasilitas sanitasi berupa MCK yang dilengkapi dengan

pengolahan limbah ramah lingkungan berupa Anaerobic baffled reactor (ABR) sebagai teknologi

pengolahan limbah tinja, serta Anaerobic Digester (Bio-digester) sebagai unit pengolahan

lanjutan limbah tinja yang mengasilkan produk akhir berupa biogas, yang mana biogas tersebut

disalurkan menjadi sumber energi untuk keperluan masyarakat setempat.

Page 2: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

2

Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan lebih rinci tentang teknologi Anaerobic Digester

(Bio-digester) yang merupakan alternatif teknologi dalam program SANIMAS yang mengolah

limbah tinja menjadi produk akhir yang sangat bermanfaat sebagai sumber energi, yakni

Biogas.

2. TENTANG BIOGAS DAN BIODIGESTER

Apakah biogas itu ? Biogas adalah suatu jenis

gas yang bisa dibakar, yang diproduksi melalui

proses fermentasi anaerobik bahan organik

seperti kotoran hewan, tumbuhan dan manusia

oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah

biodigester. Jadi, untuk menghasilkan biogas

diperlukan pembangkit biogas yang disebut

biodigester. Komposisi biogas yang dihasilkan

biodigister sebagian besar terdiri dari 50-70% methan (CH4), 30-45% Karbondioksida (CO2) dan

gas lainnya dalam jumlah kecil seperti H2S.

Gas methan (CH4) yang merupakan komponen utama biogas merupakan bahan bakar yang

berguna karena mempunyai nilai kalor cukup tinggi, yaitu sekitar 4800-6700 Kkal/m³,

sedangkan gas metan murni mengadung energi 8900 Kkal/m³. Biogas dapat dipergunakan

pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi penuh, dan mencapai puncak pada hari ke 20-25.

Biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak, menggerakkan mesin, dan

sebagainya, karena biogas memiliki nilai kalor yang cukup tinggi. ada tiga kelompok bakteri

yang berperan dalam pembentukan biogas, yaitu :

1. Kelompok bakteri fermentatif : Steptococci, bacteriodes dan Enterobactericeae.

2. Kelompok bakteri asetogenik : Desulfovibrio.

3. Kelompok bakteri metana : Methanobacterium, Methanobacellus dan Methanococcus.

Bakteri metanogen secara alami dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti air bersih,

endapan air laut, kotoran sapi/kambing, limbah tinja, lumpur (sludge) kotoran anaerob ataupun

TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Biodigester telah digunakan oleh masyarakat pedesaan

selama beberapa tahun ini untuk mengubah limbah partanian dan peternakan yang mereka

Page 3: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

3

miliki menjadi bahan bakar gas. Biodigestar, pada umumnya dimanfaatkan pada skala rumah

tangga, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga dimanfaatkan pada skala yang lebih

besar (komonitas), seperti yang telah diimplementasikan dalam program SANIMAS.

4. ANAEROBIC DIGESTER (BIO-DIGESTER)

Anaerobik digester atau biodigester

adalah suatu teknologi yang

memanfaatkan proses biologis di mana

bahan organik oleh mikroorganisme

anaerobik terurai dalam ketiadaan oksigen

terlarut (kondisi anaerob).

Mikroorganisme anaerobik mencerna

bahan masukan organik yang diubah

melalui degradasi anaerobik menjadi

bentuk yang lebih stabil, sementara gas

campuran energi tinggi (biogas) yang

terutama terdiri dari methan (CH4) dan

karbon dioksida (CO2), yang dihasilkan.

Agar penguraian anaerobik terjadi maksimal, produk harus berada pada kondisi tertentu seperti

tingkat suhu, kelembaban dan pH yang sesuai. Suhu yang cocok untuk proses ini adalah antara

30-40o Celcius dan 60-80o Celcius. Biogas dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai sumber

energi, Hampir semua bahan organik dapat diproses dengan biodigester, termasuk kertas

limbah dan kardus, rumput, sisa-sisa makanan, limbah industri, limbah dan kotoran hewan.

4.1 Bahan Baku Anaerobic Digester

Hal yang paling penting ketika mempertimbangkan penerapan sistem pencernaan

anaerobik adalah bahan baku untuk proses. Bahan mencakup substrat yang dapat

dikonversi menjadi metana oleh bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya dapat menerima

bahan biodegradable, tetapi tingkat biodegradabilitas adalah faktor kunci untuk aplikasi

yang sukses.

Page 4: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

4

Pertimbangan Pertama ialah Komposisi

substrat menentukan hasil metana dan

tingkat produksi metana dari pencernaan

biomassa. Pertimbangan Kedua terkait

dengan bahan baku adalah kadar air nya.

Kandungan kelembaban bahan baku juga

akan mempengaruhi jenis sistem

diterapkan untuk pengolahannya.

Kemudian pertimbangan Ketiga dalam

Anaerobic Digester adalah rasio C/N dari

substrat awal yang mengalami dekomposisi anaerobik. Rasio C/N merupakan hubungan

antara jumlah karbon dan nitrogen hadir dalam bahan organik dan merupakan

keseimbangan makanan mikroba yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh. Rasio C/N

optimum dalam digester anaerobik adalah antara 20-30 (Verma, 2002). Keempat, tingkat

kontaminasi bahan baku limbah padat juga menjadi parameter. Jika bahan baku yang

masuk ke digester mengandung sejumlah besar kontaminan seperti plastik, kaca atau

logam, maka digester tidak akan berfungsi secara efisien.

4.2 Proses Biologi Anaerobic Digester

Proses biologis yang terjadi pada Digester anaerobik merupakan proses alami pembusukan

dan peluruhan material organik, dimana bahan organik dipecah menjadi komponen

Page 5: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

5

sederhana dibawah kondisi anaerobik. Mikroorganisme anaerobik mencerna bahan organic

untuk menghasilkan metana dan karbon sebagai produk akhir yang ideal. Ada empat

tahapan biologis dan kimia dalam anaerobic digester, yaitu :

1) Yang pertama adalah reaksi kimia dari hidrolisis , dimana molekul-molekul organik

kompleks yang dipecah menjadi gula sederhana , asam amino , dan asam lemak

dengan penambahan gugus hidroksil.

2) Tahap kedua adalah proses biologis acidogenesis mana gangguan lebih lanjut

dengan acidogens menjadi molekul sederhana, asam lemak volatil (VFAs) terjadi,

memproduksi amonia, karbon dioksida dan hidrogen sulfida sebagai produk

sampingan.

3) Tahap ketiga adalah proses biologis acetogenesis dimana molekul sederhana dari

acidogenesis lebih lanjut dicerna oleh acetogens untuk menghasilkan karbon

dioksida, hidrogen dan terutama asam asetat .

4) Tahap keempat adalah proses biologis metanogenesis mana metana , karbon

dioksida dan air yang diproduksi oleh metanogen.

4.3 Kondisi dan Variabel yang mempengaruhi Anaerobic Digester

Ada beberapa kondisi dan variabel yang harus diperhatikan sehingga dapat meningkatkan

aktivitas mikroba dan dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi dari anaerobic

digester.

a) Suhu

Pencernaan anaerobik dapat terjadi dalam dua rentang suhu :

- Kondisi mesofilik, antara 20-45 ° C, biasanya 35 ° C

- Kondisi termofilik, antara 50-65 ° C, biasanya 55 ° C

Suhu optimum pencernaan dapat bervariasi tergantung pada

komposisi bahan baku dan jenis digester, tetapi dalam proses

Anaerobic Digester kebanyakan harus konstan untuk

mempertahankan tingkat produksi gas. Digester termofilik lebih

efisien dalam hal waktu retensi, loading rate dan jumlah produksi

gas, tapi membutuhkan masukan panas yang lebih tinggi dan

Page 6: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

6

memiliki sensitivitas yang lebih besar . Sterilisasi limbah ini juga terkait dengan suhu.

Semakin tinggi itu adalah lebih efektif dalam menghilangkan patogen, virus dan bibit

b) Waktu retensi

Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai

degradasi optimum bahan organik. Waktu retensi bervariasi

sesuai dengan parameter proses, seperti proses suhu dan

komposisi limbah. Waktu retensi untuk limbah dilakukan

dengan mesofilik digester berkisar dari 15 sampai 30 hari

dan 12-14 hari untuk termofilik digester.

c) Karbon : Nitrogen (C/N)

Hubungan antara jumlah yang karbon dan nitrogen di bahan organik diwakili oleh C/N.

Rasio optimum C/N dalam digester anaerob antara 20 dan 30. Rasio C/N yang rendah

menyebabkan amonia terakumulasi dan nilai pH melebihi 8,5 sehingga bersifat racun

terhadap bakteri methanogenic. Rasio C/N yang tinggi merupakan indikasi dari

konsumsi yang cepat dari nitrogen oleh metanogen dan hasil dalam produksi gas yang

lebih rendah. (Verma, 2002).

d) pH

Nilai pH optimal untuk tahap acidogenesis dan

metanogenesis berbeda. PH rendah dapat menghambat

acidogenesis dan pH di bawah 6,4 bisa menjadi racun untuk

bakteri pembentuk metana (kisaran optimal untuk

metanogenesis adalah antara 6,6 dan 7). kisaran pH optimal

untuk semua adalah antara 6,4 dan 7,2.

e) Pencampuran

Pencampuran, dalam digester, meningkatkan kontak antara mikro-organisme dan

substrat dan meningkatkan kemampuan populasi bakteri untuk memperoleh nutrisi.

Percampuran juga mencegah pembentukan buih dan pengembangan gradien

temperatur dalam digester. Namun pencampuran yang berlebihan dapat mengganggu

mikro-organisme dan oleh karena itu Pencampuran lambat lebih disukai.

Page 7: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

7

4.4 Jenis-jenis Anaerobic Digester

Ada berbagai jenis Anaerobic Digester yang menghasilkan panas dari bahan biomassa

yaitu :

a) Complete Mix

Complete Mix adalah wadah berbentuk

lingkaran besar yang dapat memproses

limbah yang campuran padatnya hanya

sekitar 10%. Digester ini dapat

beroperasi dengan baik pada berbagai

tingkat suhu dan bisa menghasilkan

panas selama lebih dari 20 hari

berturut-turut. Karena tidak

memerlukan pemeliharaan atau perbaikan, sistem ini merupakan salah satu jenis

digester anaerobik yang paling populer.

b) Plug Flow

Plug Flow Digester biasanya dibangun di

bawah tanah. Setiap hari, sejumlah

tertentu kotoran hewan dikirim ke alat

ini. Di sistem ini terdapat sebuah

kompartemen dengan udara yang tipis.

Sistem ini juga dapat memproses

kotoran yang campuran padatnya tidak

lebih dari 15% . Jadi, ketika kotoran

hewan yang baru ditambahkan, kotoran

hewan yang tua masuk ke dalam palung dan akan diproses, sedangkan kotoran hewan

yang baru tersebut menunggu sampai hari berikutnya untuk didorong ke bawah.

Dengan cara ini, proses terus berlangsung sampai suplai ke digester dihentikan.

c) Cover Lagoon

Jenis digester yang ketiga adalah Cover Lagoon. Pertama-tama dibutuhkan penutup

Page 8: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

8

seperti membran kain dan menempatkannya di kolam penampungan limbah. Kemudian

limbah diproses dan panas yang dihasilkan diserap oleh penutup. Proses ini tidak cocok

untuk limbah padat, tetapi sistem ini paling sesuai untuk limbah cair.

Cover Lagoon agak lebih sederhana

dan biayanya lebih efektif

dibandingkan dengan dua tipe digester

lainnya, tetapi memiliki satu

kelemahan yaitu produksinya

tergantung pada suhu. Jadi, di musim

panas ketika kolam penampung

dipanaskan, produksinya 35% lebih

tinggi daripada di musim dingin. Hal

lain yang harus diperhatikan adalah paling tidak dibutuhkan waktu 2-3 tahun agar

Cover Lagoon stabil dan menghasilkan biogas secara konsisten.

4.5 Produk Hasil Anaerobic Digester

Ada tiga produk utama dari Teknologi Anaerobic Digester, yaitu :

1) Biogas

Biogas adalah campuran gas yang terdiri dari sebagian besar metana dan karbon

dioksida,tetapi juga mengandung sejumlah kecil hidrogen dan hidrogen sulfide. Metana

dalam biogas dapat dibakar untuk menghasilkan listrik, biasanya dengan mesin

reciprocating atau microturbine Karena gas tidak dibuang langsung ke atmosfer

sehingga tidak memberikan kontribusi untuk meningkatkan konsentrasi karbon dioksida

atmosfer, karena itu dianggap menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.

2) Digestate

Anaerobik Digester menghasilkan residu padat dan cair yang disebut digestate yang

dapat digunakan sebagai vitamin tanah. Jumlah biogas dan kualitas digestates yang

diperoleh akan bervariasi sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Lebih banyak gas

akan diproduksi jika bahan baku adalah mudah membusuk. Beberapa diantaranya

Page 9: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

9

adalah Acidogenic digestate yang merupakan bahan organik yang stabil sebagian besar

terdiri dari lignin dan kitin , tetapi juga dari berbagai komponen mineral dalam matriks

sel-sel bakteri mati. Kemudian methanogenic digestate yang kaya nutrisi dan dapat

digunakan sebagai pupuk tergantung pada kualitas bahan yang sedang dicerna.

Tingkat unsur berpotensi toksik (PTEs) harus dinilai secara kimia. Ini akan tergantung

pada kualitas bahan baku asli.

3) Air Limbah

Hasil akhir dari sistem pencernaan anaerobik adalah air. Air ini berasal baik dari

kandungan air limbah asli yang diolah tetapi juga mencakup air yang dihasilkan selama

reaksi mikroba dalam sistem pencernaan. Air ini dapat dilepaskan dari dewatering dari

digestate atau mungkin. Ini biasanya akan berisi BOD dan COD yang tinggi yang akan

memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dilepaskan ke saluran pembuangan air.

5. BIOGAS

Biogas pertama kali digunakan untuk memanaskan air

mandi di Asyur selama abad ke-10 SM th dan kemudian

di Persia pada abad ke-16. Pada abad ke-17, Jan Van

Helmont Baptita menemukan bahwa bahan organik yang

membusuk menghasilkan gas yang mudah terbakar.

Pada tahun 1776, Count Alessandro Volta memutuskan

bahwa ada hubungan langsung antara seberapa banyak bahan organik yang digunakan dan

berapa banyak gas yang dihasilkan materi. Pada 1808, Sir Humphry Davy menyatakan bahwa

metana (CH4) hadir dalam gas yang dihasilkan oleh kotoran ternak.

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-

bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah

tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi

anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat

digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.

Page 10: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

10

5.1 Komposisi Biogas

Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas

landfill alami memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan pada sistem pengolahan

limbah yang maju dapat menghasilkan biogas dengan prosentase CH4 mencapai 55-75%.

Rentang komposisi biogas pada umumnya adalah sebagai berikut :

Komponen %

Metana (CH4) 55-75

Karbon dioksida (CO2) 25-45

Nitrogen (N2) 0-0.3

Hidrogen (H2) 1-5

Hidrogen sulfida (H2S) 0-3

Oksigen (O2) 0.1-0.5

Sedangkan dari sisi kandungan energi biogas, nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar

6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas

sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti

minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.

5.2 Manfaat dan Kelebihan Biogas

Beberapa manfaat dan kegunaan biogas ialah sebagai berikut :

a) Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat

termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang

diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.

b) Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga

akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.

c) Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan

meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka

akan mengurangi gas metana di udara.

d) Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak

Page 11: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

11

bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi

anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat

dari limbah.

e) Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan

menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa

proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat

digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

Beberapa implementasi

manfaat biogas yang

diterapkan di berbagai

daerah, diantaranya ialah

energi yang dihasilkan biogas

dapat menjadi sumber energi

alternatif pembangkit listrik,

serta menjadi sumber energi

dalam program dapur

komunal Sanitasi Berbasis

Msayarakat (SANIMAS).

Page 12: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

12

6. KISAH SUKSES SANIMAS BERSAMA BIODIGESTER DI KELURAHAN KEPEK,

KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DI YOGYAKARTA

Di Kampung Sumbermulyo RT 4 RW 3 kelurahan Kepek, kecamatan Wonosari, Gunung Kidul

luasnya sekitar 21.18Ha. Mayoritas penduduknya bekerja di pabrik tahu, baik sebagai

pengusaha maupun sebagai tenaga kerja/buruh. Jumlah penduduk sekitar 260 jiwa terdiri

dari 68 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut 14 KK adalah pengrajin tahu, masing-masing

mampu memproduksi 400 kg kedelai perharinya.

Produksi tahu butuh banyak air. Untuk mencukupi kebutuhan

air sehari-harinya, masyarakat menggunakan air bersih yang

bersumber dari sumur gali dan PDAM, Rata-rata kebutuhan

air bersih per KK perhari adalah 1-2 m3 yang digunakan

untuk memasak, minum, mandi dan mencuci. Sedangkan

pengrajin tahu butuh air sekitar 15m3 perharinya. Warga

bukan pengrajin tahu mengeluarkan biaya Rp 30.000,

dibanding Rp 500.000 per bulannya untuk pengrajin tahu.

Kesadaran para pengrajin tahu akan kesehatan lingkungan

cukup rendah. Hal ini dibuktikan dengan pembuangan air

Page 13: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

13

limbah pengolahan tahu yang hanya dialirkan begitu saja ke lingkungan padahal

mengandung kadar polutan yang sangat tinggi.

LPTP yang memfasilitasi program SANIMAS,

setelah penandatanganan MoU dengan

Pemkab Gunung Kidul, c.q. Dinas PU

kemudian melakukan longlist, shorlist calon

lokasi, seleksi lokasi. Setelah lokasi terseleksi,

kemudian difasilitasi penyusunan rencana

kerja masyarakat termasuk pemilihan

teknologinya. Oleh karena permukiman pengrajin tahu ini letaknya tidak berdekatan

sehingga harus menggunakan pemipaan yang panjang pipa utamanya total mencapai 466,8

m untuk dapat menghubungkan semua pengrajin tahu. Setelah perencanaan matang dan

persiapan selesai, dimulailah proses pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

sistem komunal di Kampung Sumbermulyo ini. Pekerjaan fisik menghabiskan waktu 4

bulan,- hingga instalasi tersebut benar-benar bisa digunakan.

Sarana IPAL juga dilengkapi dengan 2 buah biodigester berukuran masing-masing 6M³. Dari

digester itulah kemudian gas yang dihasilkan dipipakan ke rumah-rumah penduduk yang

bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif. Hingga hari ini sudah ada 15 rumah tangga

yang tersambung instalasi biogas dari limbah tahu. Mereka menggunakan biogas tanpa

harus membayar, sehingga untuk masak mereka sudah tidak membutuhkan kayu bakar

atau minyak tanah lagi.

Page 14: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

14

Selain itu, pada musim kemarau air limbahnya juga banyak dimanfaatkan, bahkan untuk

rebutan, oleh masyarakat sekitar untuk menyiram tanaman, termasuk menyiram rumput

untuk makanan ternak yang menjadi sumber penghasilan pokok masyarakat. Selain itu,

pada musim kemarau air limbahnya juga banyak dimanfaatkan, bahkan untuk rebutan, oleh

masyarakat sekitar untuk menyiram tanaman, termasuk menyiram rumput untuk makanan

ternak yang menjadi sumber penghasilan pokok masyarakat.

a. Biogas tahu sebagai energi alternatif

Para pengrajin tahu merasa gembira karena limbah yang selama ini menjadi

sumber masalah, sekarang bisa menjadi “berkah”, selain tidak ada lagi complain

ternyata malah bisa menjadi salah satu bentuk “sodaqoh” pengrajin tahu kepada

warga sekitar dalam bentuk gas bio untuk masak sehingga warga merasa sangat

terbantu untuk mengurangi biaya bahan bakar dan minyak untuk masak yang

perbulannya tidak kurang dari Rp.60.000.

b. Dukungan terhadap UKM

Penggunaan biogas bagi UKM sangat membantu pengrajin untuk mengurangi biaya

bahan bakar. Oleh karena itu perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Selain murah, mudah didapatkan dan terbarukan, sumber energi ini juga ramah

lingkungan sehingga dapat mendukung keberlanjutan industri kecil ini.

7. KESIMPULAN

Ditengah semakin melangitnya harga minyak mentah serta bahan bakar minyak, biogas dapat

menjadi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk keperluan sehari-hari. Biogas

merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui (renewable energy), dengan ketersediaan

yang melimpah dan sangat dekat dengan manusia serta mudah pemanfaatannya.

Keberadaannya sebagai salah satu produksi energi hijau yang ramah lingkungan telah banyak

mengubah wajah dunia tentang energi terbarukan.

Penguraian anaerobic telah banyak dipraktikkan di seluruh dunia dan banyak negara yang telah

memiliki struktur Anaerobic Digester yang terus berkembang dengan baik sebagai teknologi

penghasil Biogas yang murah dan mudah. Lebih dari 5000 MW energi dihasilkan di Asia saja

dari proses anaerobic digester ini. Jika hal ini terus berlanjut, proses anaerobic digester akan

Page 15: Bio Digester

MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)

15

menjadi salah satu pilihan terbaik untuk menghasilkan listrik di seluruh dunia. Begitu pula

dalam implementasi program SANIMAS, Biogas dihasilkan melalui penggunaan teknologi

Anaerobic Digester yang memiliki manfaat yang besar. Sehingga akan mampu meningkatkan

produktifitas ekonomi dan menekan kasus pencemaran.

8. REFERENSI

1. Abdullah, dkk. 1991. “Energi dan Listrik Pertanian”. JICA-DGHE/IPB project/ADAET

2. Anjelita, Suci. 2012. “Seputar Biogas”. Surabaya. Komunitas Blogger

3. Aryanto, dkk. 2013. “Teknologi Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber Biogas”.

BPTP Sulawesi Utara kampus Pertanian Kalasey

4. Best Practice. 2009. “Kisah Sukses SANIMAS di Indonesia”. Ditjen Cipta Karya DPU

5. Suriawiria, U. 2005. “Menuai biogas dari limbah”. Diakses melalui www.academia.edu

6. Suyati, F., 2006, “Perancangan Awal Instalasi Biogas Pada Kandang Terpencar

Kelompok Ternak Tani Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan Untuk Skala Rumah

Tangga”. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta.

7. Opay, N. 2011. “Biogas hasil dari teknologi Anaerobic Digester”. Diakses melalui

www.academia.edu