BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey...

15
ALUMNI PROFILE ARIFA TAN Seorang Group CEO yang Berawal dari Programmer KOLABORASI BINUS DENGAN PROGRAM KARTU PRAKERJA Mewujudkan SDM Indonesia yang Unggul EDISI IV BINUS UNIVERSITY APRIL 2020 QUARTER LIFE CRISIS Kehidupan Dewasa Datang, Krisis pun Menghadang BINUS NEWS LIFESTYLE

Transcript of BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey...

Page 1: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

ALUMNI PROFILE

ARIFA TANSeorang Group CEO yang

Berawal dari Programmer

KolAboRAsI bINus deNgAN pRogRAm KARTu pRAKeRjAMewujudkan SDM

Indonesia yang Unggul

EDISI IV BINUS UNIVERSITY APRIL 2020

QuARTeR lIFe CRIsIsKehidupan Dewasa Datang,

Krisis pun Menghadang

BINUS NEWSLIFESTYLE

Page 2: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

HIGHLIGHT

TABLE ofCONTENT

INFO

ARTICLES1001

04

06 19

20

21

22

SEJARAHASAL MULA NAMA

5 GENERASI ZAMAN INI

LIFESTYLEQuARTeR lIFe CRIsIs

KEHIDUPAN DEWASA DATANG

KRISIS PUN MENGHADANG

BINUS NEWSKolAboRAsI bINus deNgANpRogRAm KARTu pRAKeRjA

MEWUJUDKAN SDM

INDONESIA YANG UNGGUL

ALUMNI PROFILEARIFA TAN

SEORANG GROUP CEO

YANG BERAWAL DARI

PROGRAMMER

BINUS ALUMNI APP

BINUS ALUMNICATALOG

BINUSIAN COMMUNITY SCHOLARSHIP

UPDATE DATAINFORMASI UNTUK

PENGUMPULAN

DATA ALUMNI

ALUMNINEWS

GALERI ALUMNI EVENT

14

BINUS17NEWS

BINUS HADIRKAN

LAYANAN SECARA ONLINE

Page 3: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

EDISI IV / 20202020 / EDISI IV

01 | HIGHLIGHT

LIFESTYLE

QUARTER LIFE CRISIS:KEHIDUPAN DEWASA DATANG, KRISIS PUN MENGHADANG

Periode ketika pada seseorang terjadi krisis emosional yang melibatkan perasaan kesedihan, terisolasi, ketidakcukupan, keraguan terhadap diri, kecemasan, tak termotivasi, kebingungan, serta ketakutan akan kegagalan sebagaimana tergambar dari tokoh tersebut kerap dikenal sebagai quarter life crisis (QLC). Biasanya, ia dipicu permasalahan finansial, relasi, karier, serta nilai-nilai yang diyakini.

Menurut peneliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson, ada empat fase dalam QLC. Pertama, perasaan terjebak dalam suatu situasi, entah itu pekerjaan, relasi, atau hal lainnya. Kedua, pikiran bahwa perubahan mungkin saja terjadi.

Selanjutnya, periode membangun kembali hidup yang baru. Yang terakhir adalah fase mengukuhkan komitmen anyar terkait ketertarikan, aspirasi, dan nilai-nilai yang dipegang seseorang.

Umumnya, QLC dialami orang pada umur 20-an, baik awal, tengah, maupun akhir dekade ketiga dalam hidup seseorang. Namun, perasaan cemas, bingung, dan sedih yang terdapat dalam krisis memasuki tahap kedewasaan bisa saja berlanjut sampai usia 30-an.

Salah satu narasumber bercerita bahwa pada umur 19-an, ia merasa berada di dunia korporat yang membuatnya bodoh. “Tapi seiring berjalannya waktu, gue mikir [bahwa] jadi pragmatis [itu] enggak bodoh. Malah, mungkin jadi pemimpi [itu] bodoh,” tutur laki-laki yang baru merampungkan studi magisternya ini.

Peralihan cara pandangnya didorong pula oleh realitas yang menuntutnya lebih menjejak. Keadaan tidak punya banyak uang menjelang lulus kuliah serta kisah teman-teman S1-nya yang sudah bergaji dua digit dan mampu mencicil rumah ambil andil di dalamnya. Kondisi keluarga juga membuat Teddy merasa perlu menyokong mereka secara finansial.

Ia juga meminggirkan impian untuk berkarier dalam bidang musik. Baginya, meneruskan bekerja di bidang yang disenanginya tersebut akan sulit membuatnya cepat mapan, apalagi menurutnya kemampuan dia masih harus diasah lebih lanjut jika ingin sukses. Butuh uang lebih untuk mengembangkan minat dan bakatnya itu.

Ada kalanya ia merasa kehilangan dirinya sendiri setelah mengulas seberapa jauh ia berbelok arah. Perasaan putus asa selama sekitar enam bulan sempat merundunginya ketika harus menghadapkan cita-cita dengan kenyataan.

Selain masalah uang, idealisme seseorang dapat pula terbentur oleh harapan-harapan keluarga. Krisis dipicu oleh tegangan keinginan seseorang dengan keinginan keluarga. Ketika seseorang masih ingin mengejar aneka target di luar pernikahan, orangtua sering mendesak agar segera membangun rumah tangga.

Aspek pernikahan memang menjadi hal yang kerap disebutkan sebagai sumber kecemasan orang-orang yang mengalami QLC. Dalam survei yang dilakukan Gumtree.com, 86 persen dari 1.100 responden di Inggris menyatakan pernah melalui QLC, dan 32 persen di antara mereka berpendapat ada tekanan besar untuk menikah dan punya anak, maksimal pada usia 30.

Terkait tekanan dari orangtua, dalam studi tentang QLC yang dimuat di jurnal Contemporary Family Therapy (2008, PDF) disebutkan: ada kecenderungan bahwa capaian anak-anak muda memengaruhi cara orangtuanya memandang harga diri mereka. Sementara orangtua berharap bisa memastikan kebahagiaan untuk anaknya, si anak terus mencari capaian demi menyenangkan mereka.

Jika ditilik lebih dalam, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terjerumus dalam krisis selama transisi menuju tahap kedewasaan.

Soal pekerjaan, seperti ditulis Forbes, generasi terdahulu boleh jadi memandang tujuan bekerja utamanya adalah untuk mendapat uang semata, sementara sebagian milenial merasa pekerjaan adalah sesuatu yang mesti memenuhi kebutuhan aktualisasinya, harus terkait hal yang disuka atau bisa mewujudkan mimpi-mimpinya.

Cari uang dirasa sebagai hal yang jamak, lapangan kerja bermacam-macam tersedia, tapi mendapat pekerjaan sesuai idamanlah yang patut dikejar menurut mereka. Pergeseran ekspektasi ini memberi sumbangsih pada ketidakpuasan mereka dalam dunia karier, kekecewaan, kecemasan, dan ujung-ujungnya QLC.

Aneka pilihan yang tersaji juga berarti ada tanggung jawab-tanggung jawab yang harus diemban. Tidak semua orang sanggup menerima hal tersebut, apalagi bila mereka belum benar-benar matang secara mental, tetapi segi usia sudah dituntut masyarakat untuk bertanggung jawab dalam hal pekerjaan dan relasi. Kesenjangan antara kesiapan diri dengan ekspektasi sosial inilah yang mengakibatkan QLC.

MASALAH KEUANGAN

NILAI HIDUP DANMASALAH KELUARGA

PEMIcU-PEMIcU qLc

HIGHLIGHT | 02

Page 4: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

HIGHLIGHT | 04

EDISI IV / 20202020 / EDISI IV

03 | HIGHLIGHT

Atwood & Scholtz berargumen bahwa perasaan hilang arah atau tak punya pegangan, bahkan tujuan hidup, bisa menjadi titik awal seseorang untuk melakukan pencarian jati diri. Setelah melakukan evaluasi dari situasi yang ada, ia dapat menentukan dengan jujur apa yang sebenarnya ingin dicari, apa yang bisa membahagiakan dirinya sekalipun hal itu berbeda dengan kemauan orang-orang terdekat.

“Anak-anak muda mungkin beralih dari satu relasi ke relasi lain, pekerjaan demi pekerjaan, bukan karena mereka tak mampu berkomitmen, melainkan komitmen mereka berbeda. Mereka berkomitmen justru kepada diri mereka sendiri—untuk mencari makna dan tujuan hidup, mengejar kebahagiaan dan kebebasan masing-masing apa pun bentuknya,” tulis Atwood & Scholtz dalam makalah mereka.

Senada dengan para peneliti ini, dalam tulisannya yang bertajuk “Why Millenials Need Quarter Life Crisis” di Psychology Today, Caroline Beaton menyatakan QLC bisa menjadi pengingat bagi seseorang untuk terus berjuang maju dalam hidupnya. QLC adalah tentang ketidakpastian, dan dari situ pula, seseorang dapat menangkap bahwa tidak ada hal yang permanen di dunia ini, termasuk krisis yang dialaminya sendiri.

Terkadang, QLC membuat orang ingin terus berlari atau melawan. Namun, semakin jauh atau cepat orang berlari demi keluar dari krisis tersebut, bisa semakin nihil hasilnya. Alternatif tindakan yang bisa dilakukan saat badai QLC menerpa adalah mencoba menerima hidup pada saat ini walaupun belum benar-benar sesuai kehendak seseorang.

Saat ini ada sebanyak 6.8 juta pengangguran di Indonesia dan 3,7 juta di antaranya berusia 18-24 tahun. Dari angka tersebut, sekitar 90% di antaranya tidak pernah mengikuti pelatihan dengan sertifikasi. Melihat angka ini, pemerintah membuat sebuah inisiatif dengan mengadakan Program Kartu Prakerja. Pada tanggal 20 Maret 2020 lalu, Program Kartu Prakerja sebagai inisiatif besar dari Presiden Joko Widodo telah diresmikan.

Untuk Mendukung Program pemerintah dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul tersebut, BINA NUSANTARA (BINUS) dengan semangat Fostering and Empowering the society in building and serving the nation, berkomitmen menyelenggaraan pendidikan yang menghasilkan insan Nusantara yang cerdas, berbudi luhur, dan berkarakter bangsa Indonesia. BINUS akan terus menghasilkan pengetahuan dan solusi-solusi keilmuan yang dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat Nusantara dan global.

Dalam perwujudannya, BINA NUSANTARA melalui unit BINUS Center telah dipercaya menjadi mitra resmi sebagai Partner Learning Provider untuk menyediakan pelatihan baik online maupun offline kepada para peserta Program Kartu Prakerja. BINUS menyediakan puluhan program yang dapat diambil ketika pelatihan seperti : pelatihan teknologi informasi, pembuatan program, pembuatan aplikasi, desain, analisa data, dengan 3 produk unggulan seperti : Membuat Dokumen Perkantoran Menggunakan Microsoft Word (Microsoft Word for Intermediate Level), Pengenalan Tools & Function Microsoft Excel (Microsoft Excel for Beginner Level), dan Mengolah dan Menampilkan Data Analisis Menggunakan Pivot Table pada Microsoft Excel (Microsoft Excel for Intermediate Level 1). Penerima Kartu Prakerja dapat memanfaatkan program-program tersebut melalui Market Place seperti Tokopedia, Kemnaker, Sekolah.mu, dan Pijarmahir dengan memilih BINUS Center sebagai Partner Learning Provider.

MELIHAT qLc DARI PERSPEKTIF LAIN

BINUS NEWS

KOLABORASI BINUS DENGAN PROGRAMKARTU PRAKERJAMEWUJUDKAN SDM INDONESIAYANG UNGGUL

Page 5: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

05 | HIGHLIGHT PROFILE | 06

2020 / EDISI IV EDISI IV / 2020

Selanjutnya dapat mengikuti proses sebagai berikut:

1. Mendaftarkan diri di prakerja.go.id dan mengikuti tesnya.

2. Tunggu verifikasi pendaftaran dan pastikan telah terverifikasi oleh tim Kartu Prakerja.

3. Penerima Kartu Prakerja memilih BINUS CENTER dan materi pelatihan di Tokopedia, Kemnaker, Sekolah.mu, dan Pijarmahir

4. Penerima Kartu Prakerja melakukan pembayaran dengan memilih metode pembayaran menggunakan metode ‘Kartu Prakerja’.

5. Penerima Kartu Prakerja mengikuti dan menyelesaikan pelatihan hingga mendapatkan sertifikat.

6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan.

Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen BINUS untuk turut membina dan memberdayakan masyarakat di seluruh Nusantara serta mendukung terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

SEORANG GROUP CEO YANG BERAWAL DARI PROGRAMMER

ARIFA TANALUMNI PROFILE

Arifa Tan adalah alumni BINUS Jurusan Manajemen Informatika angkatan 1988 dan Group CEO dari ID Star Group.

Perempuan yang juga menjabat sebagai ketua IKA BINUS tersebut mulai masuk dalam dunia karir pada umur 19, tepatnya pada tahun 1989. Pekerjaan pertamanya adalah sebagai seorang accountant, dan kemudian lanjut sebagai seorang programmer di Indomarco Adiprima selama 5 tahun. Ia meneruskan karir di perusahaan tersebut hingga menjabat sebagai assistant manager. Pada tahun 1996, ia terjun ke dalam dunia consultant, dimana ia di-hire oleh Ardigraha Infolestari (INTRALABA??). Di tahun 2001, Arifa kembali pindah ke Sigma Solusi Integrasi dan menjabat sebagai Consultant Oracle. Beberapa tahun kemudian, tepatnya di 2008, ia membangun perusahaan bernama Phintraco Consulting. Akhirnya, pada tahun 2018, Arifa keluar dari perusahaan tersebut dan membuka ID Star Group.

Arifa bercerita bahwa semua bermula dari impian. “Mimpi saya sendiri untuk membangun IT resource itu sangat kuat. Jadi saya sudah lakukan [hal tersebut] hampir 10 tahun, dan I love what I do. Saya sangat suka dengan people development. Yang buat saya yakin adalah mimpi saya dan juga kemauan saya. Saya orangnya sangat persistent. Knowledge dan experience saya selama 30 tahun itu membuat saya yakin [karena] sudah berkali-kali saya membangun perusahaan. Perusahaan ini menjadi sesuatu yang menunjukkan bahwa this is my dream,” ujarnya.

Ia sendiri mengatakan bahwa dirinya cukup kagum dalam memulai perusahaannya pada umur 48 tahun, yang menurutnya sudah memasuki umur senja. “Tantangannya lumayan banyak karena saya start dari 0. Tapi puji Tuhan, dalam waktu 2 tahun, growing-nya lumayan bagus. Kita sudah [ada] 120 orang dan kita punya 5 perusahaan. It’s a blessing. Tapi ya kalo ditanya ‘yakin’, mungkin keyakinannya lebih ke iman. Saya selalu percaya bahwa Tuhan itu selalu menyertai saya.”

APA yANG MEMBUAT ANDA yAKIN SAAT MEMULAI SEBUAH BISNIS?

Page 6: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

2020 / EDISI IV EDISI IV / 2020

07 | PROFILE PROFILE | 08

Arifa mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang tentara semasa kecil. “Jadi dulu saya pengen jadi polwan [dan] pengen jadi tentara. I love to fight for my country.” Sewaktu kecil, Arifa megakui bahwa ia sangat mencintai Indonesia, tetapi membenci rasisme yang terjadi dalam negara. Ia bahkan pernah mengikuti kegiatan pramuka hingga mencapai tingkat tertinggi sebagai penegak bantara pramuka.

Walaupun kehidupan membawanya ke dunia komputer dan programming, cita-cita masa kecilnya masih terpancar dalam pekerjaannya. “Tapi sekarang lucu, saya banyak bantu tentara, banyak berurusan dengan ABRI, dan sebagainya. Jadi cita-cita masa lalu, Tuhan bangkitkan lagi dengan cara membantu mereka. Dulu saya ingin membela negara, sekarang saya tetap membela tapi dengan konteks yang berbeda.”

Seperti pengusaha pada umumnya, Arifa pun mengalami beberapa kegagalan dalam karir maupun dalam usaha. Saat berusia 21 tahun, ia membangun perusahaan Software House dan harus ditutup beberapa kali. Sebelum akhirnya berhasil menjalankan ID Star, Arifa sempat membuka perusahaan lainnya seperti perusahaan audio di Kemayoran dan restoran. Ia bahkan harus menjual salah satu perusahaannya yang bernama PHINCON dua tahun yang lalu. “Apapun alasannya, kegagalan itu jadi bagian dari hidup.” ujarnya.

Namun, tidak ada gunanya menyesali kegagalan. Selalu ada berbagai cara untuk kembali bangkit. “Pertama pasti berserah, percaya kepada Tuhan. Itu jurus saya yang paling ampuh. Saya selalu merasa bahwa Tuhan selalu sayang sama saya. Jadi apapun yang terjadi, Dia akan membantu saya. Yang kedua adalah terus belajar, move on, [dan] memaafkan diri sendiri. Apapun yang sudah dilakukan tidak bisa disesali, cuma bisa dimaafin dan kemudian coba memperbaiki. Memberikan semangat baru dan tekad baru. Keep going, dan coba untuk melihat bahwa [dibalik] semua kegagalan itu ada rencana lain.

Ia pun bercerita mengenai pengalamannya saat SMP, dimana ia ingin bekerja di sebuah toko untuk membantu menafkahi keluarganya, namun ditolak. Kejadian itu akhirnya membulatkan tekadnya untuk melanjutkan sekolah dan kuliah. Pada akhirnya Arifa dapat menjadi seorang pengusaha sekarang. “Kadang-kadang kegagalan itu adalah cara lain Tuhan untuk mengalihkan saya kepada jalanNya. Jadi proses untuk bisa menerima dan embrace itu membuat saya kuat untuk move on dan memaafkan orang lain.” lengkapnya.

Walau sudah berhasil membuat sebuah usaha, Arifa masih mempunyai impian lain yang ingin dicapainya. Salah satunya adalah untuk aktif melayani Tuhan.“Sebenernya bukan mimpi sih, tapi lebih ke panggilan. Dulu waktu umur 25 [tahun], saya dapat panggilan untuk jadi hamba Tuhan. Waktu itu saya reject karena saya pengen mencari duit buat keluarga, karena keluarga waktu itu engga punya duit. Nah, mimpi itu masih ada, jadi kalo ditanya apa yang belum bisa saya lakukan, ya itu.”

Selain itu, Arifa mempunyai keinginan untuk membangun sebuah panti jompo yang berbeda dari umumnya. “Saya ingin membuat panti jompo seperti senior living. Jadi seperti sebuah kota, bukan tempat mereka tinggal dan mati, tapi bahagia dan berkontribusi.” Impian tersebut sudah terpikirkan olehnya selama 5 tahun, dan sejauh ini ia masih merencanakan segala sesuatu agar impian tersebut menjadi nyata.

Bagi Arifa, dirinya masih jauh dari sebuah leader yang baik. “Menurut saya leader yang baik itu konteks-nya cukup dynamic. Kalau saya sendiri merasa bahwa saya masih terus growing, jadi masih terus belajar. Walaupun banyak orang bilang saya cukup bagus sebagai leader, tapi saya lihat ada beberapa hal yang masih harus saya improve, baik itu secara personal buat diri saya sendiri maupun untuk ke depannya.”

Ia berpendapat bahwa setiap individu itu unik dan mempunyai pikiran yang kompleks. Hal itulah yang menjadi sebuah tantangan untuk membentuk seorang leader yang baik. “Untuk menjadi seorang leader yang bagus itu sebenernya kita harus punya 3 topi, yaitu topi leader, topi manager, dan topi coaching. Yang paling susah itu topi coaching, karena coaching itu kita tidak boleh telling. Orang yang kita harapin itu seperti labirin, maksudnya tiap orang itu berbeda: masa lalunya, cara dia berpikir [dan] cara dia believe. Untuk memimpin tiap orang yg berbeda-beda, itu rada susah. Kadang berhasil, kadang gagal. Manusia itu punya potensi yang luar biasa, tapi mereka terjebak dalam labirin mereka sehingga mereka terus berputar. As a leader, seringkali saya engga bisa keluarkan mereka, dan saya tidak tahu caranya.”

Hal inilah yang memacu Arifa untuk terus mempelajari sifat manusia, hingga mengambil S2 di bidang pendidikan dan berencana untuk sekolah lagi di Coach International. Ia juga selalu berpegang teguh kepada imannya untuk menjadi leader yang baik. “Tiap kali saya bertemu orang saya sebenernya banyak berdoa: Tuhan tolong saya untuk tahu gimana caranya untuk memimpin dia. Karena apa yang saya tahu dengan apa yang dia harapkan seringkali tidak sama. Jadi saya perlu banget untuk mengerti dari sudut pandang dia.”

cITA-cITA MASA KEcIL

BANGKIT DARI KEGAGALAN

IMPIAN yANG MASIH INGIN DIcAPAI?

APAKAH ANDA MENGANGGAP DIRI ANDA SEBAGAI SEORANG LEADER yANG BAIK?

Page 7: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

09 | PROFILE ARTICLE | 10

2020 / EDISI IV EDISI IV / 2020

SEJARAH

ASAL MULA NAMA5 GENERASIZAMAN INIDalam era globalisasi saat ini, atau yang dalam istilah kerennya disebut ‘zaman now’, hidup lima generasi manusia, yaitu generasi Baby Boomers, Generasi X, Y, Z dan Alpha. Mungkin nama-nama itu sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahkan mungkin sebagian besar kita juga sudah mengetahui perbedaan karakteristik dari lima lintas generasi tersebut. Namun, mungkin masih ada yang bertanya-tanya, dari mana sebenarnya asal muasal nama atau istilah-istilah generasi tersebut, hingga begitu populer saat ini.

Istilah baby boom menggambarkan angka kelahiran bayi di Amerika Serikat yang meningkat pesat setelah para tentara kembali ke rumah mereka masing-masing pasca perang dunia II.

Terminologi Baby Boomers pertama kali muncul di koran Washington Post pada tahun 1977, yang membahas mengenai masa depan ekonomi dunia. Istilah ini kemudian bermigrasi ke beberapa negara, khususnya di Eropa.

Kelahiran generasi ini juga erat kaitannya dengan masa kesejahteraan ekonomi yang mulai tumbuh (boom economy). Belanda menggunakan istilah de babyboomers untuk anak-anak yang lahir tahun 1960-1970. Di kalangan masyarakat Prancis, populer istilah les baby-boomers untuk generasi yang lahir tahun 1943-1959. Sementara Italia, menggunakan istilah ini untuk generasi yang lahir tahun 1937-1940 dan 1959-1964.

Istilah ini juga populer di China dengan sebutan baby tides, terutama pada saat Mao Zedong berupaya mendorong peningkatan angka kelahiran pada tahun 1950-an dan selama Revolusi Kebudayaan 1966-1976.

Pada saat yang bersamaan, di Amerika Serikat juga muncul beberapa istilah lain untuk menamakan generasi pada zaman ini, yaitu: Generasi Rock and Roll dan Generasi Jones. Namun, istilah ini kurang begitu populer, sehingga nama Generasi Baby Boomers yang menjadi terkenal di dunia hingga saat ini..

BINUS mempunyai banyak makna untuk Arifa, dan menganggap BINUS lebih dari sekedar kampus. Hal tersebut ia nyatakan karena berbagai bantuan yang ia terima semasa kuliah. “Waktu saya kuliah dulu, BINUS banyak bantu saya. Makanya waktu diminta untuk menjadi ketua IKA Binus, saya terima. Apapun yang binus butuhkan, pasti saya akan support. Karena waktu saya kuliah, saya sebenernya bukan orang yang mampu. Jadi banyak dibantu sama BINUS. Jaman dulu itu BINUS bukan cuma kampus, tapi merupakan tempat yang sangat memperhatikan mahasiswa dan menolong mahasiswa. Kita bisa kuliah sambil kerja, bisa dibantu soal cicilan kuliahnya, ditoleransi dan lain-lain. Mereka concern terhadap hidup kita, dan itu yang membuat saya merasa banyak sekali angkatan-angkatan jaman saya yang banyak hutang budi sama BINUS. Sosok bu Widya itu banyak impact-nya untuk saya.”

Dengan kesuksesan yang dimilikinya sekarang, Arifa mempunyai beberapa rencana untuk masa pensiunnya nanti. “Saya dari dulu memang jiwa sosialnya tinggi. Dari 5 tahun yang lalu, saya banyak bangun rumah baca di seluruh Indonesia. Jadi kalau ditanya apa yang mau saya lakukan, saya pasti balik ke sosial. Khususnya pelayanan ke gereja. Saya sekarang pelayan Tuhan. Jadi tiap bulan saya berusaha untuk melayani Tuhan dalam berbagai hal. Kalau Tuhan kasih saya kesempatan untuk pensiun, saya pasti banyak main di sosial dan pekerjaan Tuhan.”

BINUS ADALAH...

RENcANA SETELAH PENSIUN

BABy BOOMERS1946-1960

Page 8: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

ARTICLE | 12

EDISI IV / 20202020 / EDISI IV

11 | ARTICLE

Generasi Z lahir antara tahun 1995-2010, sehingga saat ini berada pada kisaran usia 9-24 tahun. Istilah Generasi Z sebenarnya tidak langsung muncul setelah terminologi Generasi Y atau Generasi Millennials dikenal umum.

Pada tahun 2005, muncul istilah Homeland Generation atau Homelanders untuk menggambarkan generasi setelah Millennials. Kemunculan istilah ini erat kaitannya dengan kejadian serangan teror 11 September 2001 di Amerika Serikat. Pasca kejadian tersebut, sebagian besar masyarakat Amerika Serikat merasa lebih aman tinggal di dalam negeri (homeland). Namun istilah Homeland Generation tidak begitu populer hingga saat ini.

GENERASI Z1995-2010

Seorang jurnalis USA Today, Bruce Horovitz menulis artikel After Gen X, Millenials, what should next generation be?. Horovitz dalam artikelnya bahkan menuliskan kemungkinan para pembaca akan memilih istilah Generasi Z sebagai kelanjutan abjad Y pada penamaan generasi sebelumnya. Untuk mendapat jawaban dari pertanyaan yang diterbitkan pada tanggal 4 Mei 2012 itu, USA Today kemudian melakukan kontes online bagi para pembaca. Istilah Generasi Z kemudian menjadi hasil voting seluruh pembaca.

Beberapa nama lain dari Generasi Z juga muncul pada saat itu di beberapa belahan dunia, seperti: Gen Tech, Gen Wii, Net Gen, Digital Natives, Gen Next, Post Gen, ReGen, Plurals, Post-Millennials, TwoKays atau 2K’s, Generation i atau iGen, Conflic Generation, @generation, Swipe Generation, Tweennials, Screeners, Centennials, Deltas, Internet Generation, Neo-Digital Natives, Gen Zers dan Founders.

Berdasarkan penelusuran referensi yang ada, istilah Generation X (Generasi X) mulanya berasal dari judul sebuah photo-essay karya seorang fotografer dan jurnalis perang legendaris Robert Capa pada tahun 1950-an. Melalui karyanya, Capa memaparkan hasil wawancara dengan sekelompok anak-anak muda usia 20-an yang tidak memiliki identitas diri, tumbuh dewasa dengan begitu cepatnya, dan cenderung mengalami ketidakpastian akan masa depan mereka pasca Perang Dunia II. Karyanya diterbitkan oleh koran Picture Post di Inggris dan Holiday di Amerika Serikat.

Pada essay-nya, Capa menyebutkan “Kami menamakan generasi yang tidak dikenal ini, Generasi X, dan bahkan dalam antusiasme pertama kami, kami menyadari bahwa kami memiliki sesuatu yang lebih besar daripada yang dapat diatasi oleh talenta dan kantong kami”.

Istilah Generasi X kemudian dipopulerkan oleh jurnalis Inggris, Jane Deverson dan Charles Hamblett melalui sebuah buku pada tahun 1965. Buku ini berisi seri hasil wawancara penulis dengan para remaja di Inggris mengenai budaya kehidupan bebas dan anti-kemapanan. Kemudian pada tahun 1991, Douglas Coupland menulis buku Generation X: Tales for an Accelerated Culture yang membuat istilah Generasi X semakin terkenal di kalangan masyarakat.

Lahir pada rentang tahun 1981-1994, anggota Generasi Y saat ini berada pada kisaran usia 25-38 tahun. Generasi Y terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu: Generasi Y1 (berusia 25-29 tahun) dan Generasi Y2 (usia 29-38 tahun).

Terminologi Generasi Y sebenarnya meneruskan abjad dari ‘Generasi X’ sebelumnya. Generasi Y lebih dikenal sebagai Generasi Millennials. Istilah ini dipopulerkan oleh William Strauss dan Neil Howe melalui buku Generations: The History of America’s Future, 1584 to 2069 yang diterbitkan pada tahun 1991 dan buku Millennials Rising: The Next Great Generation yang diterbitkan 9 tahun kemudian. Melalui bukunya, Howe juga menyebutkan satu pertanyaan mengenai generasi apa yang akan muncul setelah Millennials.

GENERASI X1961-1980

GENERASI y1981-1994

Page 9: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

13 | ARTICLE ALUMNI | 14

2020 / EDISI IV EDISI IV / 2020

ALUMNI NEWS

GALERIALUMNIEVENTMenyambut sebuah bulan yang baru, tentunya ada beberapa event alumni yang sudah direncanakan. Namun, pandemi corona menyebabkan acara-acara tersebut tertunda atau bahkan dibatalkan.

Untuk menangani hal tersebut, BINUS ARO bekerjasama dengan komunitas alumni untuk tetap menjalankan event melalui video conference Zoom.

Selain itu, IKA BINUS turut membantu melawan virus corona yang menyebar semakin luas dengan menggalang dana dan mendonasikan peralatan ke beberapa rumah sakit.

Berikut adalah event-event yang tetap berlanjut via online, dan sekilas mengenai acara IKA BINUS.

“Disaat dunia ramai dengan ketakutan dan keramaian akan ancaman Corona terhadap kehidupan kita, IKA Binus Social mengajak para Alumni Binus University untuk membantu Indonesia. Ini sebuah gerakan kecil, tetapi merupakan bentuk cinta terhadap mereka yang kita sayangi.” begitulah kutipan dari Bu Brenda, selaku Head of Alumni Social Activity IKA BINUS.

Donasi yang mencapai hingga Rp. 13.450.013 tersebut digunakan untuk membeli peralatan 100 buah APD, 200 strip vitamin C dan 200 masker yang diberikan kepada beberapa rumah sakit di Indonesia.

cORONA: cARE FOR SOMEONE WE LOvEIKA BINUS

Generasi Alpha merupakan generasi terkini dan termuda yang ada di bumi. Mereka merupakan ‘Anak Dari Millenials’ yang menjadi generasi pertama abad 21. Diperkirakan sekitar 2,5 juta Generasi Alpha lahir di dunia setiap minggunya dan akan mencapai total 2 miliar orang pada tahun 2025. Generasi ini juga diprediksi akan memiliki usia hidup paling lama dan tingkat kesejahteraan paling tinggi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Istilah Generasi Aplha pertama kali digaungkan oleh Mark McCrindle, seorang peneliti dan konsultan di bidang sosial dan demografi berkebangsaan Australia. Ia mempopulerkan label Generasi Alpha pada tahun 2009 melalui bukunya The ABC of XYZ. Sejak saat itu, istilah Generasi Alpha menjadi populer di dunia.

Dari terminologi yang digunakan, penamaan dua generasi terakhir adalah Generasi Z dan Generasi Alpha. Dapat dilihat bahwa terminologi ini mengikuti pola abjad huruf Yunani. Dengan demikian, sekiranya dapat diprediksikan, kemungkinan besar nama generasi berikutnya adalah: Generasi Beta.

GENERASI ALPHA2011-2024

GENERASI BERIKUTNyA?2025-SETERUSNyA

Page 10: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

15 | ALUMNI ALUMNI | 16

2020 / EDISI IV EDISI IV / 2020

DAMPAK WFH/LOcKDOWN BAGI PENGUSAHA /STARTUP / ENTREPRENEURGATHERING BAECRABU, 15 APRIL 2020

HOW TO SET yOUR cAREER GOALS

Sudah hampir 2 bulan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, dan banyak dari rekan-rekan Entrepreneur yang terkena dampaknya. Kondisi yang cukup berat bagi mereka para pengusaha: mulai dari WFH, pengurangan jam operasional dan pengurangan karyawan, bahkan sampai menutup sementara operasional mereka. Dalam kesempatan ini mereka saling sharing tentang kondisi yang dihadapi dan bagaimana cara meminimalisir dampak yang terjadi baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Serta mereka saling menguatkan dan memberi semangat satu dengan lainnya.

Event ini mengundang Dr. Esther Widhi Andangsari, M.Si., Psi. selaku Deputy Head of Psychology Department untuk memberikan konsultasi karir kepada para peserta yang ikut, serta mencoba memenuhi harapan para peserta yang sedang berusaha dalam karir mereka.

Selain itu, event ini turut mengundang Andira Kusdianie Diono, S.Psi., M.Psi. selaku Officer Pengembangan Kredit Komersial & SME PT Bank Central Asia, Tbk yang adalah seorang alumni Psikologi tahun 2007, untuk memberikan sharing mengenai perjalanan karirnya.

ONLINE CAREER CONSULTATIONSERIES - KOLAB DENGAN BICARJUMAT, 17 APRIL 2020

Page 11: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

17 | BINUS BINUS | 18

2020 / EDISI IV EDISI IV / 2020

BINUS NEWS

BINUS HADIRKAN LAyANAN SEcARA

ONLINEKomitmen BINUS UNIVERSITY untuk terus memberikan layanan pendidikan berkualitas, diwujudkan dengan menghadirkan layanan secara online yang akan membantu kebutuhan mahasiswa, civitas akademika, dan umum agar kegiatan belajar dan mengajar dapat terus berjalan, tanpa

perlu datang ke kampus.

Page 12: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

INFO | 20

EDISI IV / 2020

daftarkan bisnis anda melalui

link ini:

https://bit.ly/2Vdkdcz https://bit.ly/2Qugpng

download Alumni business Catalog

bulan Februari 2020:

ALUMNI BUSINESS CATALOG

Katalog ini adalah wadah yang dibuat sebagai bentuk dukungan BINUS untuk menjalin kerjasama antar

sesama alumni lintas jurusan dan angkatan, dan untuk mempererat hubungan satu sama lain. Katalog ini

disebarkan ke seluruh jejaring alumni dan website alumni.

Apabila ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Katalog Usaha Alumni, silahkan hubungi

Alumni Relation Office (ARO) dengan:

Edy (WhatsApp Chat 081803952653) Hanna (WhatsApp Chat 08999801850)

19 | INFO

2020 / EDISI IV

Page 13: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

KABAR BERITAInformasi terbaru seputar

almamater.

LOWONGAN PEKERJAANMendapatkan atau memberikan

informasi lowongan pekerjaan

yang disebarluaskan ke

kalangan alumni.

ENRICHMENT PROGRAMDiundang dalam berbagai

kesempatan untuk seminar.

NETWORKINGKegiatan bersama dengan alumni

seperti bergabung dengan

komunitas alumni.

GATHERINGKegiatan temu kangen bersama

rekan seangkatan, rekan

UKM atau HMJ, antar jurusan

ataupun lintas jurusan untuk

meningkatkan jejaring.

WANNA GET IN TOUCH WITH YOUR FRIENDS?

WHAT WILL YOU GET?

bINus Alumni Relation sedang

melakukan update data Alumni yang

jumlahnya telah mencapai angka 100.000 lulusan.

Kunjungi dan isi form di:

bit.ly/Alumnisatisfactionsurvey2020

2020 / EDISI IV

INFO | 22

EDISI IV / 2020

Page 14: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

SUMBER

2020 / EDISI IV

QuARTeR lIFe CRIsIs:KeHIdupAN deWAsA dATANgKRIsIs puN meNgHAdANg

Artikel:https://tirto.id/quarter-life-crisis-

kehidupan-dewasa-datang-krisis-pun-

menghadang-dkvU

Foto/Gambar:Unsplash

lifepal.co.id

freepik.com

Kolaborasi bINus dengan program Kartu prakjera mewujudkan sdm Indonesia yang unggul

Artikel:https://binus.ac.id/2020/04/kolaborasi-

binus-dengan-program-kartu-prakerja-

mewujudkan-sdm-indonesia-yang-

unggul/

Foto/Gambar:awsimages.detik.net.id

Unsplash

Asal mula Nama 5 generasi di Zaman Ini

Artikel:https://kumparan.com/zufri-hadi/

asal-mula-nama-5-generasi-di-zaman-

now-1554033262838252950

Foto/Gambar:Getty Images

Unsplash

cdn.theatlantic.com

images.amcnetworks.com

img.voi.id

media4.s-nbcnews.com

galeri Alumni event

Artikel:https://www.facebook.com/

groups/568297526873637/post_

tags/?post_tag_id=1050080228695362

Foto/Gambar:https://youtu.be/909dhbAXgpc

https://www.facebook.com/

Instagram: @binusalumni

bINus Hadirkan layanansecara online

Artikel:https://binus.ac.id/2020/03/binus-

hadirkan-layanan-secara-online-2/

Foto/Gambar:https://www.facebook.com/

universitasbinanusantara/

Cover Image:Unsplash

EDISI IV / 2020

Page 15: BINUS NEWS ALUMNI PROFILE...mendapatkan sertifikat. 6. Penerima Kartu Prakerja mengisi Survey keefektifan Program Pelatihan. Kepercayaan yang diberikan, semakin memantapkan komitmen

FOLLOW US!

OR cONTAcT US AT

@binusalumni

@binus_news

facebook.com/binusalumni

@binusalumni

www.binusian.org

BINUS Alumni Relation Office (ARO)

[email protected]

5345830 ext. 1234, 1235, 1237