B.indonesia Fak Ekonomi 1

139

Transcript of B.indonesia Fak Ekonomi 1

TATAP MUKA PERTAMA :100 MENITDrs.Rosman.H.,M.Hum.

PERSUKUAN DALAM KATA BAHASA INDONESIA Ada empat macam pola suku kata berdasarkan kosa kata asli Bahasa Indonesia A). V (vokal) = a-da, a-yam, e-mas, i-de, tu-a, dsb B). VK = am-bil, an-cang, in-dah, um-bi, li-ar, dsb C). KV = da-tang, ne-nas, ti-ang, tu-na, ti-ba, dsb D). KVK = gu-ruh, pan-du, la-puk, ben-tuk, ram-pung, dsb

Pola suku kata bahasa Indonesia berdasarkan kosa kata serapan a). KKV= bro-sur, gra-tis, kri-tik, kon-tra, tra-ge-di, dsb b). KKVK = blang-ko, am-bruk, dras-tis, prak-tek, kon-trak c). VKK= eks, ons, eks-pe-di-si, eks-ploi-ta-si, eks-plora-si d). KVKK = pers, teks, seks, konteks, in-tens, dsb

e). KKVKK= kom-pleks, re-fleks, dsb f). KKKV = stra-te-gi, stra-ta, sklero-sis, in-stru-men, skle-ro-sis, g). KKKVK= struk-tur, in-struk-tur, in-struk-si, skrip-si, abstrak, dsb

Petunjuk pemisahan suku kata a). Jika di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua vokal itu. cth :bi-a-ra, ba-ur, ca-ir, di-a-lek, mi-ang, ku-a-li b). Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua vocal, pemisahan dilakukan sebelum konsonan itu. ng,ny,sy kh melambangkan satu konsonan, gabungan huruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kata terdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu. cth: a-dat, le-kas, da-tang, nya-nyi, e-nak

c). Jika di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan itu. Cth :ban-ting, bung-kus, gang-gu, ikh-las d). Jika di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, pemisahan dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua. Cth : in-spek-si, ek-stra, kon-tra-dik-si, ang-grek e). Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya dalam penyukuan kata dipisahkan sebagai 1 kesatuan. cth: bel-a-jar, per-ma-in-an, pe-nya-rang-an=sarang, ke-ter-be-la-kang-an

II. PENULISAN HURUFHuruf Kapital dipergunakan pada Huruf pertama : kata awal kalimat Kal; diawali dengan kesenyapan, diakhiri dengan kesenyapan , ditandai dengan penggunaan tanda baca, bahwa pernyataan itu selesai. Pergi? Pergi!

petikan langsungContoh: Ani bertanya,Kapan ayahmu pulang? ungkapan yang berhubungan hal keagamaan, kitab suci, nama tuhan dan kata gantinya. Contoh:- Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Nabi Muhammad -Tuhanku, di pintuMu aku mengetuk. gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin, Nabi Ibrahim, Daengri-Raja, Hasanudin, sultan Makasar, digelari juga Ayam Jantan dari Timur Menurut Toni, Sultan Ali akan datang.

-nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang. cth: Gubernur Ali Sadikin, Jendral Maraden Panggabean, Profesor Soepomo - nama orang. - nama bangsa, suku, dan bahasa cth: bangsa Indonesia, suku Minangkabau, bahasa Simalungun @ ----kebelanda-belandaan. - nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah cth: tahun Hijriah, bulan Desember, hari Galungan, Kongres Pemuda Indonesia - nama khas dalam geografi. cth: -Asia Tenggara, Gunung Krakatau, Bukit Barisan, Jalan Dipenegoro -Ia suka mandi di kali dan danau

- nama resmi badan, lembaga pemerintahan & ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. cth: Deklarasi Cairo, Departemen Agama, Kerajaan Iran, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Ia sedang membaca undang-undang itu - semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, judul karangan, kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang, yang terletak tidak pada posisi awal. cth: - Layar Terkembang, Bahasa dan Sastra, Sinar Indonesia Baru, Pengantar Manajemen - Anak Perawan di Sarang Penyamun - Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

-Singkatan gelar dan sapaan (harus menggunakan titik jika menggunakan singkatan) cth: M.Hum. , Ny.=nyonya , Sdr. , Tn.=tuan Mayjen.=mayor jendral (akronim), Kol. - kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, nenek, paman, dan bibi yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. cth: - Kapan Bapak berangkat, Bu? - Kami diundang oleh Pak Bupati menghadiri peresmian kantor baru itu. - Para ibu mengunjungi Ibu Hamid. -Kapan bapak-bapak itu berangkat?

Huruf Miring untuk :menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan cth: Layar Terkembang karya S.T. Alisyahbana, majalah Horison, surat kabar Kompas, Kamus Ungkapan karya J.S. Badudu. - menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. cth: - Huruf akhir kata abad ialah d bukan t. - Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital - Salah satu judul karangan yang masuk ke meja panitia ialah Panggilan Laut. - menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. cth: Dia tidak memakai kata dwibahasa sebagai pengganti kata bilingual, kata penataran untuk kata up-grading.-

TATAP MUKA KEDUA 100 MENIT

Penulisan Kata Kata Dasar ditulis sebagai satu satuan. B. Kata Turunan = 1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. cth. berkesinambungan, dipermainkan, kedua, anjuran gemunung, bermain, mainan

2. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata. cth. Lepas tangan = berlepas tangan, sebar luas = sebar luaskan, mendua hati, garis bawahi

3. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai. (konfik=awalan+akhiran)cth. Menggarisbawahi, digarisbawahi, garis bawah menandatangani, penandatanganan, ketatalaksanaan= tata laksana 4. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. cth: amoral= (a+moral), asusila, antarpulau, dasalomba, dwiwarna, internasional, mahasiswa, multinational, multilateral, prakata, purnawirawan, reinkarnasi, rekonstruksi, telekomunikasi, transmisi, tunaaksara dsb

Catatan:-. Jika bentuk terikat tersebut diikuti olehkata yang huruf awalnya huruf besar, maka diantara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung ( - ) . cth. non-Indonesia, pan-Asia -. Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecuali jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar. cth. mahatahu, mahakuasa , mahaadil, Tuhan Yang Maha Pengasih, maha Pemurah, maha Penolong, mahamulia, mahasuci, mahaesa

ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung Ada empat jenis kata ulang yaitu: kata ulang murni, kata ulang berimbuhan, kata ulang berubah bunyi Cth. anak-anak, biri-biri, beras-petas, warna-warni, centang-perenang, menulis-nulis, sayur sayuran, tukar-menukar, sejelas-jelasnya Penulisan kata ulang dwipurwa tidak menggunakan tanda hubung. cth. Lelaki=(laki=lalaki), tetamu, leluhur, tetanaman

Kata Ulang

Gabungan Kataa). Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya umumnya ditulis terpisah. cth. bapak angkat, duta besar luar biasa, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, mata pelajaran, rumah sakit

b). Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Cth. alat pandang-dengar (TV), alat peraga-baru, anak-istri, suami-istri, watt-jam, ampere-meter, buku sejarah-baru, dua-sendi, mesin-hitung tangan (kalkulator) dua puluh lima-ribuan ( 20x5000 ), dua-puluh-lima-ribuan ( 1X25000 ), istri-guru yang ramah, istri-guru-yang-ramah,

Alat peraga baru alat-peraga baru=alat alat peraga-baru=peraga

buku-sejarah baru=buku buku sejarah-baru=sejarah mesin hitung-tangan=mesin yang tugasnya menghitung tangan mesin-hitung tangan= mesin(kalkulator)

c). Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. cth. alhamdulilah, apabila, bagaimana, darmawisata, hulubalang, padahal, olahraga, matahari, peribahasa, pancalomba, ultramodern, swadaya, pramusaji, syahbandar

Kata Ganti ku, kau, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti dan mendahuluinya cth. kutanam, kauambil, rumahku, gelasmu, mejanya

Kata depan di, ke, dari, si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada, daripada. cth. di Jakarta, di Pekanbaru, dari Pekanbaru, sang guru, sang nasib, si bungsu, si kumis, si terpidana

TATAP MUKA KETIGA 100 menit

Partikela). Partkel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan

kata yang mendahuluinya

b). Partikel

cth. apakah, kapankah, apatah (bahasa melayu lama)

cth. Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus kecuali: pun ditulis serangkai dengan kata, karena sudah dianggap serangkai, dan menjadi kelompok kata cnth. adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, sungguhpun, walaupunc). Partikel

mendahuluinya

pun ditulis terpisah dari kata yang

terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya. cnth. Berapa harga minyak tanah per liter di sini?

per yang berarti mulai, demi, tiap ditulis

Angka & Lambang Bilangana). dipergunakan untuk ukuran pada panjang, berat, isi, satuan waktu dan nilai uang b). menandai nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar pada alamat cth. Jalan Howitser Raya A 202 A, Hotel Ramayana Kamar 21 c). menomori karangan dan bagiannya cth. Bab VI, Pasal 1,2,3,dst halaman 102, Surat Al-Baqarah: 28, halaman 57, baris 18

d). Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut: cth. Bab III, bab ke-2, bab kedua e). Penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut. cth. tahun 20-an atau tahun dua puluhan f). Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan. cth. -Ia menonton film itu sampai tiga kali -Di antara 100 anggota yang hadir, 75 orang memberikan suara setuju, 20 suara tidak setuju, dan 5 suara blanko

g). Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan, yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal kalimat. cth. -Dua puluh ekor ayam sumbangannya pada pesta itu. bukan: 20 ekor ayam sumbangannya pada pesta itu. -Paman saya mengundang 175 orang keluarga dekat. bukan: 175 keluarga dekat diundang paman saya atau seratus tujuh puluh lima orang keluarga dekat diundang paman saya h). Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebahagian supaya lebih mudah dibaca. cth. Perusahaan itu baru saja mendapat kredit 500 juta rupiah

i). Kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks. cth. -Di dalam asrama itu tinggal lima puluh orang mahasiswa bukan: Di dalam asrama itu tinggal 50 (lima puluh) orang mahasiswa -Di dalam perpustakaan tersimpan 2137 buku bukan: Di dalam perpustakaan tersimpan 2137 (dua ribu seratus tiga puluh enam) buku j). Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, maka penulisannya harus tepat. cth. saya telah menerima uang sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)

TANDA BACA1. Tanda Titik dipakai pada: a. akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan b. akhir singkatan nama orang cth. A.M. Sangaji, Muh. Yamin, R.D. Pradopo c. akhir singkatan gelar, jabatan pangkat dan sapaan. cth. Ir., S.H., Kol., Prof.,Dr., M.Hum.

d. Singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik cth. a.n. = atas nama, u.b.= untuk beliau, u.p.= untuk perhatian no.=nomor, tgl.=tanggal, dkk.= dan kawan-kawan , dsb.=dan sebagainya, log.=logaritma dst.=dan seterusnya, e. dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhisar, atau daftar cth. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1.. /A.a).(a) 1.2 Pembeberan Masalah 1.3 Pembatasan Masalah II. Kerangka Teoritis 2.1 Kajian Teori Yang Relevan 2.2 Teori Yang Digunakan

f. untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan - waktu ; pukul 4.25.10 ( pukul 4 lewat 25 menit 10 detik ) - Jangka waktu ; 4.15.10 jam ( 4 jam, 5 menit, 10 detik )

2. Tanda titik tidak dipakai:a. untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. cth. -Ia lahir pada tahun 1965 di Pekanbaru. -Pesawat teleponnya bernomor 835821. b. Dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. cth. ABRI, DPR, GBHN, UUD, sekjen, tilang = tindakan langsung, ormas= organisasi massa, radar = radio defecting and ranging

c. Dalam singkatan lambing kimia, satuan, ukuran, takaran, timbangan dan mata uang cth. Na=natrium, TNT=trinitrotoluen, kg=kilogram, Rp d. Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi table dsb. cth. Salah Asuhan e. dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat cth. Jalan Bayangkara 5 Pekanbaru 20 Februari 2009

TATAP MUKA KEEMPAT 100 MENIT

tanda koma dipakai:a. di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan cth. Ibu membeli beras, gula, minyak, tepung terigu, kacang dan garam. (S+P+01+02 dsb) b. untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang di dahului oleh kata tetapi, melainkan cth. Dia ingin sekali membeli sawah itu, tetapi uangnya belum cukup. Dia bukan sarjana hukum, melainkan sarjana ekonomi.

c. memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat (kal.m.bertingkat) cth. Kalau kamu lulus ujian nanti, Ijah S P K s akan memberimu hadiah (induk kalimat) p o Sekalipun dia kaya, dia tidak pernah angkuh d. dibelakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. cth. Jadi, jelaslah bahwa masalahnya tidak serumit yang kita bayangkan semula. Oleh karena itu, kamu sekalian harus rajin belajar sejak sekarang.

dan sombong (kmc)

s

p

e. dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat di awal kalimat cth. Kasihan, cita-citanya menjadi seorang perwira tidak akan tercapai lagi sesudah peristiwa itu.F. untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian dalam kalimat cth. Menurut pendapat Ali, Ekonomi kerakyatan harus ditumbuh kembangkan di Negara ini.

g. untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka cth. Khairi, J.C. 1965. The Nimboran Language. S. Gravenhage: Martinus Nyhoff. Bloomfield, Leonard. 1955. Language. London: George Allen & Unwin Ltd.

h. di antara tempat penerbitan, nama, penerbit dan tahun penerbitan cth. Anceaux, J.C. The Nimboran Language. S. Gravenhage, Martinus Nyhoff, 1965. Bloomfield, Leonard. Language. London, George Allen & Unwin Ltd, 1955. i. di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga cth. Prof. Dr. Ali Nasution, M.Sc., M.Si., S.H.

j. di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan cth. 17,24 m Rp 75,25 k. untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi cth. Pamannya, Pak Rahadi, telah pindah rumah bulan yang lalu

Tanda koma tidak dipakai pada: untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian dalam kalimat itu cth. Siapa nama pejabat itu? Tanya ibu. Jika dibalik pakai koma Cth. Ibu bertanya, Siapa nama pejabat itu?

2. Tanda titik koma ( ; ) dipakai :a. untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara cth. Badannya penat; hatinya sedih; dan duka Ombak telah reda; laut pun tenang; nelayan pulang ke rumah. Utang kian bertambah; harta habis terjual; kehidupannya sangat menyedihkan. Usahanya berhasil; anak-anaknya semua sudah menjadi sarjana; kehidupannya tenang dan tentaram.

b. untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung cth. Kaum ibu sibuk memasak makanan; s p o bapak-bapak bermusyawarah untuk s p meningkatkan keamanan desa; o anak-anak ramai bermain kejar-kejaran s p di halaman. kt

Para petani giat bekerja; anak-anak bermain s p s p layang-layang; para ibu mempersiapkan o s pmakanan dan minuman. O

TATAP MUKA KELIMA 100 MENIT

1.Tanda titik dua ( : ) dipakai:a. pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian cth. -Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru memiliki 2 jurusan: manajemen, akutansi. -Dari segi ekonomi, masyarakat di daerah ini terbagi atas: -ekonomi lemah, ekonomi sedang, dan ekonomi kuat.

b. sesudah kata atau ungkapan yangmemerlukan pemerian cth. a. Ketua : Ali sekretaris :Rini

c. dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan cth. Mia: Jangan begitu ah! d. 1. di antara jilid atau nomor dan halaman cth. sarinah, II (180), 21:3 2. di antara bab dan ayat dalam kitabkitab suci cth. Tawarikh II :7-8 3. di antara judul dan anak judul suatu karangan cth. A.H. Nasution, Sekitar PerangPenerbit Angkasa Bandung.

Kemerdekaan Indonesia: Diplomasi atau Bertempur, diterbitkan oleh

Tanda titik dua tidak dipakai: kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. cth. Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru memiliki jurusan manajemen, akutansi, dan ekonomi pembangunan. Penduduk desa itu terdiri dari suku Jawa, suku Batak, suku Ambon, dan suku Madura.

Tanda hubung ( - ) dipakai:a. untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris cth. saya akan datang mengunjungi paman malam ini b. menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris cth. Ada cara baru mengukur panas. o akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. c. untuk menyambung unsur-unsur kata ulang cth. sawah-sawah, tersipu-sipu, diporakperandakan

d. untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, bagian-bagian tanggal, dan suku kata yang dipisah-pisahkan. cth. p-r-o-s-e-s 23-3-2009 e. untuk memperjelas hubungan bagianbagian ungkapan. cth. ber-uang dengan be-ruang, beruang meng-ukur dengan me-ngukur meng-arungi dengan me-ngarungi dua puluh lima-ribuan (20 x 5000) dua-puluh-lima-ribuan ( 1 x 25000)

f. untuk merangkaikan:se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital cth. se-Riau, ke- dengan angka cth. hadiah ke-2, hadiah II, kedua angka dengan an cth. tahun 20-an singkatan huruf capital dengan imbuhan atau kata cth. SIM-nya, KTP-nya, sinar-X g. untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing cth. di-chek-kan

Tanda pisah (-) dipakai : menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat-kalimat menjadi lebih jelas. cth. -Rangkaian penemuan ini -evolusi, teori kenisbian, juga pembelahan atom- telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. -Festival lagu-lagu tradisional ini -daerah-daerah Karo, Simalungun, Dairi, Toba, angkola, dan Mandailing diharapkan memperjelas citra lagu-lagu tradisional suku Batak bagi kita semua. b. membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. cth. - Kemerdekaan bangsa ini -saya yakin akan tercapaidiperjuangkan dengan jiwa dan raga oleh bangsa itu sendiri. - Pekanbaru -kota minyak- hanya berjarak 250 km dari kota Padang. - kalimat di atas berasal dari Pekanbaru hanya berjarak 250 km dari kota Padang.

c. di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke, atau sampai. cth. 1820-1830 (1820 s.d. 1830) Jakarta-Pekanbaru tanggal 5-10 Maret 2009

Tanda Elipsis () dipakai:a. menggambarkan kalimat yang terputus-putus. cth. kalau maluya, bagaimana bisa bergaul dengan baik dengan teman-teman sekelas. Sekarangmarilah kita mulai bekerja kembali agar tugas kita selesai pada waktunya. b. menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. cth. Sebab-musabab kepanikanakan diteliti lebih terperinci. Karena masalah keluargaterpaksalah anak itu menderita batin dan keluar dari sekolah. NB. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat titik; tiga untuk penghilangan bagian teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. cth. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus pandai bergaul. Dalam karya tulis, ejaan harus digunakan dengan tepat.

TATAP MUKA KEENAM 100 MENIT

Tanda Kurung ( ) untuk:a. mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. cth. -KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya bernomor 5555/I/2009. DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai. b. mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral pokok pembicaraan. cth.- Keterangan itu (lihat lampiran 2 dan lampiran 3 dari laporan ini) menunjukkan tingginya kebutuhan minyak tanah di masyarakat desa A. - Lagu Djaga depari yang berjudul Piso Surit (nama sejenis burung yang berkicau pada tengah malam atau dinihari) diciptakannya pada tahun 1946.

c. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja. cth. Faktor-faktor keberhasilan studi seseorang menyangkut masalah berikut: (a). kecerdasan; (b). kerajinan; (c). Motivasi. atau 1). kecerdasa; 2). kerajinan; 3). Motivasi. atau dapat ditulis : Faktor-faktor keberhasilan studi seseorang menyangkut masalah berikut: (a) kecerdasan, (b) kerajinan, dan (c) motivasi

Tanda kurung Siku ( [] ) untuk:a. mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal. cth.- Para dosen harus berusaha sekuat daya meningkatkan k[u]alitas para mahasiswa. - Hadapilah masalah itu secara rasional, bukan secara emosion[a]l, hipotes[ is]

b. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. cth. - Perbedaan dan persamaan antara dua macam proses ini [lihat Bab VII] tidak dibicarakan di sini). - Paman selalu bercerita tentang (Anaknya yang keempat [putri yang kedua] kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta) keluarganya. - (Kota Bandung [yang disebut juga Parijs van Java] tidak seindah dulu lagi).

Tanda Petik ( . ) untuk:a. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik ini ditulis sama tinggi di sebelah atas baris. cth. - Kami akan berangkat besok ke Menado, kata paman. - Paman berkata, Kami akan berangkat besok ke Menado. b. mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat. cth. - Bacalah Ekonomi Kerakyatan dalam buku Ekonomi Indonesia karya Tomy. - The Structur of Simalungun Society karya Henry Guntur Tarigan diterbitkan dalam Sumatra Bulletin Research

c. mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. cth. - Pekerjaaan itu dilaksanakannya dengan cara coba dan ralat saja. - Kata horas kebal akan waktu dan situasi karena dapat berarti selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, selamat berpisah,selamat berjumpa, dan lain-lain. d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. cth. menurut pendapat Ali, Saya juga mau ikut ayah ke Medan.

Tanda Petik Tunggal ( ) untuk:a. mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. cth. - Ketika kubuka pintu kamarku, kudengar jelas ucapan pembantu kami, Joni, Ani menunggu di luar, dan hatiku pun berdebar-debar kegirangan, kata Toni. b. mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. cth. - synonim padan kata - moral education pendidikan moral

Garis miring ( / ) untuk:a. penomoran kode surat cth. No.182/Unilak/2009 b. sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat. cth. pemuda/ pemudi - teori/ praktek - harganya Rp 200,00 / lembar - Jalan Ahmad Yani IV/36.

Tanda penyingkatan atau apostrof ( ) untuk:a. penghilangan bagian kata. cth. - Pesan ibu kan kusampaikan. ( akan) - Selamat jalan, pak. (bapak) - Baik, dinda. (adinda).

TATAP MUKA KETUJUH: 100 menit

Kedudukan dan Fungsi B.Indonesia1. Kedudukan B. Indonesia a. Kedudukan sebagai bahasa nasional kedudukannya berada di atas bahasabahasa daerah. Hal ini didasari pada ke-3 butir sumpah pemuda 1928. b. Kedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pada Bab XVI, Pasal 36

2). Fungsi B. IndonesiaA. sebagai bahasa nasional berfungsi: a). lambang kebanggaan kebangsaan; b). lambang identitas nasional; c). alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya; d). alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masingmasing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia

B. sebagai bahasa Negaraberfungsi:a). bahasa resmi kenegaraan; b). bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan; c). alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan; d). alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

2. Ragam BahasaA. Ragam lisan B. Ragam tulisan

Perbedaan ragam lisan dengan ragam tulisan:a). Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman bicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak harus ada teman bicara berada di depan b). Pada ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, atau anggukan.

c). Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu, sedangkan ragam tulis tidak terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Ragam tulis tidak akan mengemukakan makna yang ganda. Suatu tulisan dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis di Indonesia dapat dipahami oleh orang yang berada di Amerika atau Inggris. Sebuah buku yang ditulis pada tahun 1985 akan dapat dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup pada tahun 2009 dan seterusnya. Hal ini dimungkinkan oleh kelengkapan unsur-unsur dalam ragam tulis.

d). Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring. cth. ragam lisan: - Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu. - Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni. Rencana ini saya sudah sampaikan kepada direktur cth. ragam tulis:

- Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu. - Kendaraan yang ditumpanginya menabrak

pohon mahoni. - Rencana ini sudah saya sampaikan kepada direktur.

Pembagian Ragam Tulis dan Lisan terdiri atas:1). ragam baku, adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. 2). ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

Sifat-sifat ragam baku:1). Kemantapan dinamis -Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. cth. kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin. -Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. cth. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu 1) orang yang berlangganan dan 2) toko tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.

2. Cendikia maksudnya pemakaian ragam baku dipergunakan pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku adalah orangorang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah). cth. kalimat yang tidak cendikia: Petugas itu mendapat bagian sebanyak dua puluh tiga per dua puluh lima bagian dari bagian saya. Frase dua puluh tiga per dua puluh lima mengandung konsep ganda : 23 dan 203/25 25

3. Seragam Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman.

cth. pramugara dan pramugari

TATAP MUKA KEDELAPAN: 100 menit

1. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan- Pada kehidupan berbahasa dikenal ragam lisan dan ragam tulis, ragam baku dan ragam tidak baku. Berdasarkan keempat ragam di atas muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. - Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah mendahulukan ragam baku tulis secara nasional, dengan cara menerbitkan dan menertibkan masalah ejaan bahasa Indonesia diterbitkanlah buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah serta pengadaan Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

- Ragam baku lisan ukuran dan nilainya adalah bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapannya, dalam pembicaraan tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

Ragam bahasa baku dikenali dari kata-kata maupun struktur kalimat yang digunakan. Kata-kata nonbaku dan baku dapat dikenali dari pilihan dan ejaannya.

1. Lafal= Pengucapan tidak baku baku ampat - empat anam - enam antri - antre cakep - cakap mateng - matang

II. Ejaan dan kosa tidak baku - baku

achlamasi - aklamasi acuh - tak acuh (tidak peduli, tidak mengindahkan sebab acuh=peduli) adap - adab adi daya - adidaya Agama - agama ambulan - ambulans atmosfir - atmosfer bhakti - bakti

tidak baku cengkeh cicak` demokrats debet na'as pecinta pirang praktek apotik

-

baku cengkih cecak demokratis debit naas pencinta perang praktik apotek

III. Bentukan kata > KPTS tidak baku menyari, nyari menyampur menyantumkan menyarter mensia-siakan mengkotakkan membom mencat, ngecat baku mencari mencampur mencantumkan mencarter menyia-nyiakan mengotakkan mengebom mengecat

IV. Kalimattidak baku Di sini menjual rokok kretek filter Dji sam Soe baku Di sini dijual kretek filter Dji Sam Soe. tidak baku Dalam bahasa Indonesia tidak mengenal konjugasi baku Bahasa Indonesia tidak mengenal konjugasi tidak baku Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk baku Yang tidak berkepentingaan dilarang masuk

TATAP MUKA KESEMBILAN: 100 menit

- Kata tidak baku = 6 -kalimat tdk baku= 6 - gelar yang tdk baku= 6 ubah menjadi baku

TATAP MUKA KESEPULUH: 100 menit

ragam sosial dan ragam fungsional Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Termasuk dalam hal ini ragam yang dipergunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab. Ragam sosial dikaitkan pada tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan. Dalam hal ini, ragam baku nasional berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku daerah atau ragam sosial lain (komunitas kecil) dengan nilai kemasyarakan yang rendah.

-

Ragam fungsional = ragam profesional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya dan dikaitkan juga dengan keresmian keadaan penggunanya. Pada kenyataan ragam fungsional menjelma sebagai ragam bahasa Negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan.

cth. - ragam keilmuan/teknologi = bahasa komputer - Ragam kedokteran= diabetes (diabetes inspidus dan diabetes mellitus) - Ragam keagamaan= Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka menguranginya. Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.

Tugas mencari kesalahan: - kata baku, - kalimat baku, - gelar pada: sponsor, spanduk, reklame media massa

TATAP MUKA KESEBELAS : 100 menit

ALINEAAlinea merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Tujuan pembentukan sebuah alinea: 1). Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu tiap alinea hanya boleh mengandung satu tema. Jika terdapat dua tema, maka alinea itu harus dipecahkan menjadi dua alinea;

2). Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama dari pada perhentian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah. Oleh karena itu, harus diperhatikan susunan dan kesatuan suatu pokok pikiran pada waktu membentuk sebuah alinea. Kalimat-kalimat dalam alinea harus

bertalian satu sama lain secara mesra, dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang berpautan.

Jenis Alinea Ada 3 jenis alinea berdasarkan sifat dan tujuannya; a) alinea pembuka yaitu alinea yang membuka atau menghantar karangan atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Caranya dengan: memulai dengan sebuah kutipan, peribahasa atau anekdot; mulailah dengan membatasi arti dari pokok atau subyek tersebut;menunjukkan mengapa subyek itu sangat penting;membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat;menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit; menyatakan maksud dan tujuan dari karangan itu; atau dapat juga membuka karangan itu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

12

b) Aline Penghubung (pengembang) adalah

c) Alinea penutup adalah alinea untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Alinea ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam alinea-alinea penghubung.

semua alinea yang terdapat antara alinea pembuka dan alinea penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam alinea- alinea ini. Sebab itu dalam membentuk alinea- alinea penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara alinea dengan alinea itu teratur, serta disusun secara logis. Sifat alinea penghubung tergantung jenis karangan, karangan yang bersifat deskriptif, naratif atau biografi dan eksposisi, argumentatif, alinea disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.

Syarat-Syarat pembentukan Alineaa. Kesatuan: semua kalimat yang membina alinea itu secara bersamasama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu; b. Koherensi: kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu; c. Perkembangan Alinea: penyusunan atau perincian dari gagasangagasan yang membina alinea itu.

Kesatuan alinea dapat dilakukan dengan memperhatikan 4 macam cara untuk menempatkan sebuah kalimat topik atau kalimat utama yaitu:

a. Pada awal alinea (deduktif) Maksudnya dapat dilakukan pada kalimat pertama atau pada kalimat kedua. Alinea deduktif merupakan alinea yang mula-mula mengemukakan pokok persoalan, kemudian menyusul uraianuraian yang terperinci. Kalimat-kalimat lain dalam alinea tersebut harus dipusatkan untuk memperjelas ide atau gagasan sentral tadi. b. Pada akhir alinea (induktif) Yaitu menyusun kalimat utama atau kalimat topik terletak pada akhir alinea, kalimat sebelumnya merupakan penjelasan atau pokok-pokok pikiran yang lebih kecil yang disusun sekian macam, sehingga berangsur-angsur menuju kepada klimaks atau gagasan utama pada akhir kalimat.

c. Pada Awal dan akhir alinea Kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir alinea. Kalimat terakhir sering mengulangi gagasan-gagasan dalam kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.

d. Pada seluruh alinea Kalimat topik atau kalimat utama termuat dalam seluruh alinea.Tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi kalimat topiknya. Alinea semacam ini terutama dijumpai dalam uraianuraian yang bersifat deskriftif atau naratif. Semua kalimat sama pentingnya dan bersama-

sama membentuk kesatuan dari alinea tersebut

.

Koherensi atau kepaduan diperhatikan masalah kebahasaan: repetisi (pengulangan kata kata-kata kunci); kata ganti (tidak menghendaki pengulangan kata benda); kata transisi (penghubung atau katalisator).

TATAP MUKA KEDUA BELAS: 100 menit

Jenis kata transisi:a. hubungan menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya: lebih lagi, tambahan (pula),

selanjutnya, disamping itu, dan, lalu, seperti halnya, juga, lagi (pula), berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan lagi, demikian juga.

b. Hubungan yang mengatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah disebutkan lebih dahulu: tetapi, namun,

bagaimanapun juga, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun.

c. Hubungan yang menyatakan perbandingan: sama

halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.

d. Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil: sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya. e. Hubungan yang menyatakan tujuan: untuk

maksud itu, untuk maksud tersebut, supaya.

f. Hubungan yang menyatakan singkatan, contoh, intensifikasi: singkatnya, ringkasnya,

secara singkat, pendeknya, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, yaitu,sesungguhnya

g. Hubungan yang menyatakan waktu: semetara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian. h. Hubungan yang menyatakan tempat: di

sini, di situ, dekat, di seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.

Perincian dan urutan isi alinea yaitu bagaimana pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan bawahan yang menunjang gagasan utama tadi. Caranya: perincian isi berdasarkan urutan ruang, urutan waktu atau urutan kronoligis, urutan logis (sebabakibat, umum-khusus, klimaks, proses dsb).

Perkembangan Alinea ada 2Perkembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu pertama, kemampuan memperinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan, kedua, kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

13

Metode pengembangan alinea yaitu1. Klimaks dan anti-klimaks Memulai alinea dengan gagasan utama mula-mula diperinci dengan gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasangagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.

Contoh:

Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sejalan dengan kemajuan tehnologi yang dicapai oleh umat manusia. Pada

waktu mesin uap sedang jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-kira seperti mesin giling yang digerakkan oleh uap. Pada waktu tank sedang menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang yaitu traktor yang pakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Caterpillar. Di samping Caterpillar, Fordpun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alatalat pertanian lainnya. Produksi Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya. Jadi,

Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman

Gagasan utama: Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jamanGagasan bawahan: - traktor dijalankan dengan uap - traktor yang pakai roda rantai - traktor buatan ford - traktor buatan Jepang atau padi traktor

TATAP MUKA KETIGA BELAS: 100 menit

Syarat-syarat Topik :1. harus menarik perhatian penulis 2. harus diketahui oleh penulis tersebut 3. topik jangan terlalu baru, terlalu teknis dan terlalu kontroversal

Cara membatasi Topik:1. Tetapkan topik yang ingin di garap dalam suatu kedudukan sentral 2. ajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut? jika dapat, tempatkan perinciannya itu disekitar lingkaran topik pertama tadi 3. tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih 4. ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut? Demikian dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh sebuah topik yang angat khusus yang akan digarap lebih lanjut.

KUTIPAN:Cara mengutip kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris: 1. kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks; 2. jarak antara baris dengan baris dua spasi; 3. kutipan itu diapit dengan tanda kutip; 4. sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.

Contoh:

menurut pendapat Ali (2008:3) mengatakan Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sejalan dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap sedang jayajayanya, ada traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-kira seperti mesin giling yang digerakkan oleh uap. Pada waktu tank sedang menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang yaitu traktor yang pakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Caterpillar. Di samping Caterpillar, Fordpun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Produksi Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.

Kutipan langsung yang lebihdari empat baris1. kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi; 2. jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi; 3. kutipan itu, boleh tidak diapit dengan tanda kutip; 4. sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu; 5. seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan.

kutipan tidak langsung:1. kutipan itu diintegrasikan dengan teks; 2. jarak antar baris dua spasi; 3. kutipan tidak diapit dengan tanda kutip; 4. sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.

Catatan Kaki Keterangan-keterangan atas teks karangan yag ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan

Untuk menunjukkan tempat tedapatnya sebuah kutipan Untuk memberi keterangan-keterangan lainnya terhadap teks. Catatan kaki dan bagian dari teks yang akan diberikan penjelasan itu terdapat suatu hubungan yang sangat erat. Hubungan antara catatan kaki dan teks yang dijelas itu biasanya dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama, baik di dalam teks maupun pada catatan kaki itu .

Tujuan membuat catatan kaki 1. Untuk menyusunpembuktiandimaksudkan menunjukkan tempat atau sumber di mana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh orang lain. 2. Menyatakan utang budi untuk menyatakan utang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya, baik itu kutipan langsung maupun tidak langsung

3. Menyampaikan keterangan tambahan untuk menyampaiakan keterangan tambahan untuk memperkuat uraian di luar persoalan atau garis-garis yang diperkenankan oleh laju teks. keterangan tambahan itu untuk memperkuat teks. Keterangan tambahan dapat berbentuk: a. Menyampaikan inti atau sari fragmen yang dipinjam;

b. Menyampaikan uraian teknis, keterangan insidental atau materi yag memperjelas teks, atau informasi tambahan terhadap topik yang disebut dalam teks; c. Menyampaikan materi-materi penjelas yang kurang penting, seperti perbaikan, atau pandanganpandangan lain yang bertentangan.

3. merujuk bagian lain dari teks penulis memberi catatan untuk melihat atau memeriksa uraian pada halaman atau bab lain sebelumnya atau halaman-halaman atau bab lain yag akan diuraikan kemudian. Contoh: cf. atau conf. Yang berarti bandingkan dengan ut supra yang berarti seperti di atas. Infra yang berarti di bawah.

Nomor urut penunjukkanberlaku untuk tiap bab Berlaku untuk seluruh karangan

Penunjukkan untuk tiap bab konsekuensinya: o pertama adalah untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut 1 untuk catatan yang pertama, yang kemudian dilanjutkan dengan nomor urut berikutnya sampai pada akhir bab. o Kedua, bahwa nama pengarang dan sumber yang untuk pertama kali disebut dalam satu bab, harus disebut secara lengkap. Penunjukkan berikut atas sumber yang sama dalam bab tersebut mempergunakan singkatan Ibid, atau nama singkat pengarang dengan singkatan Op.cit., atau

Loc.cit.

Penunjukkan yang berlaku untuk seluruh karangan Penunjukkan sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk penyebutn yang pertama kali. Penunjukkan berikutnya atas sumber yag sama dalam seluruh karangan akan mempergunakan singkatan Ibid., atau nama singkat pengarang ditambah singkatan Op.cit., Loc.cit., tanpa mempersoalkan apakah terdapat pada penyebutan yag pertama dalam bab berikutnya

BIBLIOGRAFI/DAFTAR KEPUSTAKAANUnsur-unsur bibliografi/ daftar kepustakaan: 1) Nama pengarang yang dikutip secara lengkap 2) Judul buku, termasuk judul tambahannya 3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut 4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.

PENYUSUNAN BIBLIOGRAFI/DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Nama pengarang diurutkan menurut urutan alphabet. Nama yang dipakai dalam urutan itu adalah nama keluarga; 2. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alphabet. Perhatikan bahwa katakata sandang dalam bahasa-bahasa barat tidak diperhitung untuk penyusunan ini; 3. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu diikut-sertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan;

4. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok dengan pokok yang lain adalah dua spasi; 5. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan.

A. CARA PERTAMAContoh: Bloomfield, Leonard. 1962. Language. London: George Allen & Unwin Ltd,.

B. CARA KEDUA1. Nama pengarang (dibalik), tahun terbit, judul buku, dan data publikasi yang lain 2. Jika ada dua atau tiga karangan dari seorang pengarang yag dimasukkan dalam bibliografi, maka karangan itu disusun menurut tahun terbitnya 3. Jika ada dua karangan atau lebih dari seorang pengarang yang diterbitkan dalam tahun yang sama, maka dibelakang tahun terbitnya diberi nomor urut a,b,c dst

Contoh:1. Anttila, Raimo. 1968. Ekonomi Kerakyatan Jakarta: Gramedia, 45 2. _________.1969a. Ekonomi Koperasi Jakarta: Pustaka Jaya 3. _________. 1969b. Proto-IndoEuropean. University of California Publications in Linguistik. Berkeley and Los Angeles 4. _________.1969c. Ekonomi Masyarakat Lemah Jakarta: Pustaka Jaya

Buku dengan dua atau tiga pengarang1. Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan 2. Urutan nama pengarang harus sesuai dengan apa yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan urutannya Contoh: Anttila, Raimo.,et al (dkk/dll). 1968. Ekonomi Kerakyatan Jakarta: Gramedia, 4-5

Bagian SuratKepala Surat a. nama kantor organisasi atau instansi; b. alamat; c. nomor telepon ( jika ada); d. nomor kotak pos (jika ada); e. nama alamat kawat Selain itu, untuk perusahaan dapat dicantumkan: a. alamat kantor cabang; b. nama bankir; c. macam usahanya, misalnya impor-ekspor; d. lambang

Nomor SuratSetiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi nomor dan kode yang berguna untuk: a. memudahkan mengatur penyimpanannya sebagai arsip; b. Memudahkan mencari suat itu kembali; c. Memudahkan petugas kearsipan; d. Mengetahui setiap waktu banyaknya surat yang keluar. Tanggal Surat Nama kota tidak perlu dicantumkan karena sudah ada di kepala surat Tanggal harus lengkap, tidak oleh pakai angka untuk bulan agar tidak keliru, bulan tidak boleh disingkat menjadi Okt. cth. 25 Oktober 2008

o o

Hal atau perihal: Merupakan inti surat Alamat surat: alamat luar dan alamat dalam yang tercatum pada surat. Kegunaan: a. Sebagai alat petunjuk langsung bagi sipenerima b. Sebagai petunjuk bagi petugas kearsipan c. Sebagai alamat luar bila digunakan sampul berjendela

Isi surat a. Alinea pembuka b. Isi surat yang sesungguhnya c. Alinea penutup