BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk...

38
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian terdahulu berfungsi sebagai salah satu acuan konten sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian ini dilakukan melalui riset jurnal-jurnal nasional maupun internasional yang terdiri dari dua jurnal nasional dan tiga jurnal internasional. Penelitian sebelumnya merupakan penelitian sebelumnya yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini dengan tema besar Strategi Public Relations dalam Komunikasi Organisasi untuk Membangun Kinerja Karyawan. Tabel 2.1 State of the Art No. 1 Judul Jurnal Peran Humas Dalam Proses Internalisasi Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul) Nama Penulis/Tah un Terbit Jurnal Ahmad Zahri (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jawa Tengah) 2011 7

Transcript of BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk...

Page 1: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai salah satu acuan konten sehingga

penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang

sedang dilakukan. Penelitian ini dilakukan melalui riset jurnal-jurnal nasional

maupun internasional yang terdiri dari dua jurnal nasional dan tiga jurnal

internasional. Penelitian sebelumnya merupakan penelitian sebelumnya yang

relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini dengan

tema besar Strategi Public Relations dalam Komunikasi Organisasi untuk

Membangun Kinerja Karyawan.

Tabel 2.1 State of the Art

No. 1

Judul JurnalPeran Humas Dalam Proses Internalisasi Budaya Organisasi

(Studi Deskriptif Kualitatif Pada Rumah Sakit Umum PKU

Muhammadiyah Bantul)

Nama

Penulis/Tahun

Terbit Jurnal

Ahmad Zahri (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Jawa Tengah)

2011

Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran humas dalam

proses internalisasi budaya organisasi (studi deskriptif

kualitatif pada RSU PKU Muhammadiyah Bantul) dapat

disimpulkan sebagai berikut, bahwa dari 4 peranan humas

dalam suatu organisasi diantaranya: Penasihat Ahli, Fasilitator

Komunikasi, Fasilitator Proses Pemecahan Masalah dan

Teknisi Komunikasi dalam 4 peranan humas tersebut memiliki

peranan yang sangat penting dan dominan dalam proses

7

Page 2: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

8

internalisasi budaya organisasi.

Metode

PenelitianKualitatif

Keterkaitan

dengan

penelitian

Pada jurnal yang pertama yang merupakan jurnal nasional

dapat dilihat bahwa dalam penelitiannya tersebut peneliti

membahas mengenai peran Humas atau dapat juga dikatakan

peran Public Relations di dalam komunikasi organisasi

khususnya komunikasi internal. Tidak hanya itu, peneliti

tersebut juga membahas mengenai budaya organisasi di tempat

peneliti melakukan penelitian. Metode penelitian yang

digunakan oleh peneliti tersebut adalah metode penelitian

kualitatif.

No. 2

Judul Jurnal

Pola Komunikasi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kabupaten Pelalawan

Nama

Penulis/Tahun

Terbit Jurnal

Rayani Afrianty (Universitas Riau, Pekanbaru)

2014

Hasil Pola komunikasi kepemimpinan pada kantor Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten

Pelalawan cukup berperan dalam meningkatkan kinerja

pegawai. Hal ini terlihat dari pimpinan yang mampu

memberikan motivasi dan nasehatnya kepada para pegawai

sehingga pegawai dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya

masing-masing.

b. Salah satu hal pendukung dalam meningkatkan kinerja

pegawai adalah melalui diskusi, telepon dan apel pagi. Dengan

dilaksanakannya hal ini membuat pimpinan dan pegawai

menjadi saling bekerjasama dengan melaksanakan tugasnya

Page 3: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

9

masing-masing.

Metode

PenelitianKualitatif

Keterkaitan

dengan

penelitian

Pada jurnal yang kedua yang menrupakan jurnal nasional dapat

dilihat bahwa dalam penelitian tersebut membahas tentang

pola komunikasi kepemimpinan selain itu penelitian tersebut

juga menyinggung mengenai kinerja karyawan. Pada

penelitian tersebut lebih memusatkan penelitiannya terhadap

pola komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan. Metode

penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode

penelitian kualitatif.

No.3

Judul JurnalDriving Employee Engagement: The Expanded Role of

Internal Communications

Nama

Penulis/Tahun

Terbit Jurnal

Karen Mishra, Lois Boynton, and Aneil Mishra (Meredith

College School of Business, Raleigh, NC, USA, School of

Journalism and Mass Communication, University of North

Carolina at Chapel Hill, Chapel Hill, NC, USA, and North

Carolina Central University School of Business, Durham, NC,

USA)

2014

Hasil Upaya untuk membangun kepercayaan dengan karyawan melalui komunikasi internal dapat memberikan manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Karyawan merasa lebih terlibat, membangun kepercayaan dengan atasan mereka dan perusahaan, dan karena itu lebih diberdayakan untuk membangun hubungan di dengan pelanggan atas nama

Page 4: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

10

perusahaan. Komunikasi internal yang lebih efektif dapat meningkatkan keterlibatan ini.

Profesional komunikasi internal dapat meningkatkan peran

mereka dengan melengkapi manajer garis depan dengan

kemampuan komunikasi yang lebih efektif tatap muka untuk

melaksanakan rencana komunikasi organisasi. Jika eksekutif

PR mengandalkan manajer garis depan untuk menjadi utusan

mereka, maka utusan membutuhkan pelatihan yang lebih baik

di interpersonal.

Metode

PenelitianKualitatif

Keterkaitan

dengan

penelitian

Pada jurnal yang ketiga yang merupakan jurnal internasional,

terlihat bahwa dalam penelitian tersebut peneliti membahas

tentang mengendalikan keterlibatan karyawan yang diperluas

oleh peran komunikasi internal. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana upaya untuk membangun

kepercayaan karyawan melalui komunikasi internal. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

metode penelitian kualitatif.

No.4

Judul JurnalEntering new territory: A study of internal crisis management

and crisis communication in organizations

Page 5: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

11

Nama

Penulis/Tahun

Terbit Jurnal

Winni Johansen, Helle K. Aggerholm, and Finn Frandsen

(Center for Corporate Communication, Department of

Business Communication, Business and Social Sciences,

Aarhus University, Fuglesangs Allé 4, DK-8210 Denmark)

2012

Hasil Krisis organisasi adalah fenomena yang kompleks dan

beragam, yang membuatnya sulit untuk menggeneralisasi

seluruh jenis krisis dan jenis manajer dan karyawan, organisasi

dan industri. Namun, kami menyatakan bahwa jawaban yang

dihasilkan oleh responden (petugas komunikasi kepala,

manajer sumber daya manusia dan / atau manajer lain yang

bertanggung jawab atas krisis kesiapan organisasi)

memberikan gambaran yang representatif tentang bagaimana

mereka memandang organisasi dimensi internal terutama

formal krisis-kesiapan (manajemen krisis internal dan

komunikasi krisis) organisasi swasta dan publik di Denmark.

Metode

PenelitianKuantitaif

Keterkaitan

dengan

penelitian

Pada jurnal yang keempat yang merupakan jurnal

internasional, dapat dilihat bahwa penelitian ini mengambil

studi kasus tentang manajemen krisis internal dan komunikasi

krisis dalam organisasi. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.

Page 6: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

12

No.5

Judul Jurnal

Workforce Diversity And Organizational Communication:

Analysis Of Human Capital Performance And Productivity

Nama

Penulis/Tahun

Terbit JurnalEphraim A. Okoro and Melvin C. (Howard University, USA)

2012

Hasil Evaluasi biaya dan manfaat dari studi tentang keragaman

tenaga kerja dalam organisasi menunjukkan hasil yang

bertentangan, tapi ada konsistensi antara para peneliti bahwa

komunikasi yang efektif - terutama interculturally - adalah

kritis signifikan untuk mempertahankan lingkungan kerja yang

sehat yang mendorong kinerja dan retensi tenaga kerja.

Inisiatif keragaman strategis dan baik-terfokus dan lokakarya

komunikasi antarbudaya yang direkomendasikan sebagai

bagian penting dari orientasi organisasi

Metode

Penelitian

Kualitatif

Page 7: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

13

Keterkaitan

dengan

penelitian

Pada jurnal yang kelima yang merupakan jurnal internasional,

penelitian ini membahas tentang keanekaragaman tenaga kerja

dan komunikasi organisasi dan menganalisis kinerja human

capital dan produktivitas. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Public Relations

Menurut Dr. Rex Harlow dalam (Ruslan, 2010) Public Relations (PR)

adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,

pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut

aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama melibatkan

manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

manajemen dalam mengikuti dan memenfaatkan perubahan secara efektif;

bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi

kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat

dan etis sebagai sarana utama.

Menurut Cutlip dan Center (Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek , 2009) PR (Public Relations) adalah fungsi manajemen yang menilai

sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau

organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan

suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.

2.2.2 Ruang Lingkup Public Relations

Dalam setiap bidang pekerjaan, sudah secara otomoatis terdapat ruang

lingkup bidang pekerjaan. Ruang lingkup ini merupakan hal - hal apa saja

yang akan dikerjakan atau menjadi sasaran kegiatan Public Relations. Ruang

Page 8: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

14

lingkup Public Relations terbagi dua, yaitu eksternal Public Relations dan

internal Public Relations.

Berikut penjelasan Ruang Lingkup Public Relations yang dikutip dari

beberapa buku (Ruslan, 2010) menjabarkan adapun Ruang lingkup tugas

Public Relations dalam sebuah ornganisasi / lembaga antara lain meliputi

aktivitas sebagai berikut : 

1. Membina hubungan ke dalam (publik internal) 

Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi

bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang

Public Relations harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-

hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat,

sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. 

2. Membina hubungan ke luar (publik eksternal) 

Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).

Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif

terhadap lembaga yang diwakilnya.

Sedangkan menurut (Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,

2006) publik sasaran dari kegiatan humas terbagi menjadi dua jenis kelompok

besar, yakni publik intern dan publik ekstern. Penjelasannya adalah sebagai

berikut :

1. Hubungan dengan publik intern

Publik intern sebagai sasaran humas terdiri atas orang-orang yang

bergiat di dalam organisasi (perusahaan, instansi, lembaga, badan, dan

sebagainya) dan yang secara fungsional mempunyai tugas dan

pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu.

2. Hubungan dengan publik ekstern

Publik ekstern sebagai sasaran kegiatan humas terdiri atas orang-orang

atau anggota-anggota masyarakat di luar organisasi, baik yang ada

kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan atau diduga ada

kaitannya dengan organisasi. 

Page 9: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

15

2.2.3 Peran Public Relations

(Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, 2010)

menyebutkan bahwa peranan dari Public Relations adalah:

a. Communicator

Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun

tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken

person) atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak

sebagai mediator dan sekaligus persuador.

b. Relationship

Kemampuan peran PR (Public Relations)/Humas membangun

hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik

internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian,

kepercayaan, dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah

pihak tersebut menguntungkan dengan pihak publiknya.

c. Back up manajemen

Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,

seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan

sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka

tujuan pokok perusahaan/organisasi.

d. Good image maker

Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,

reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public

Relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun

citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.

2.2.4 Fungsi Public Relations

Beberapa konsep Public Relations tersebut mengarahkan pada tugas-

tugas  Public Relations yang cukup signifikan dalam sebuah organisasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, (Rumanti, 2005) mengelompokkan tugas

Public Relations menjadi lima bagian yaitu :

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi

secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya

publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau

Page 10: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

16

perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum

atau masyarakat. Di samping itu, menjalankan dan bertanggungjawab

terhadap kehidupan kita bersama dengan lingkungan.

3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations, menyadari citra

yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, persentasi, publikasi,

dan seterusnya, tetapi terletak pada:

a. Bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai,

memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara

berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol, dievaluasi.

b. Dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen

yang kompleks.

4. Tanggung jawab sosial. Public Relations merupakan instrumen untuk

bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap

tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri, publik

internal, dan pers.

5. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang

khusus, komunikasi timbal-balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi

modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk

dimiliki adalah pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur

organisasi.

2.2.5 Strategi Public relations

Strategi itu harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari setiap divisi dalam

perusahaan, Menurut (Smith, 2005) ada beberapa langkah yang ditetapkan

sebagai strategi Public Relations, yaitu:

1. Formative Research

Fase pertama dalam proses perencanaan strategis menurut Smith adalah

riset formatif atau riset stategis adalah kegiatan pendahuluan yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang

dihadapi. Dalam fase ini terdapat tiga tahap yakni analisis situasi, analisis

organisasi dan analisis publik.

a. Analyzing the situation (menganalisa situasi)

Page 11: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

17

Merupakan bagian yang penting sebagai proses awal

penentuan strategi,dimana setiasp tahap ini digunakan untuk

mengumpulkan semua informasi dan sekaligus menganalisa

situasi.

b. Ananlyzing the organization (menganalisa organisasi)

Pada tahap ini diperlukan pengamatan yang tepat terhadap tiga

aspek perusahaan yaitu lingkungan internalnya (misi,

performance, dan sumber daya perusahaan), reputasi dan

lingkungan eksternalnya.

c. Ananlyzing the public (menganalisa publik)

Merupakan tahap untuk mengidentifikasikan dan menganalisa

publik yang menjadi sasaran. Hal ini akan membuat

perusahaan mampu mengatur prioritas dalam berhubungan

dengan publiknya yang beragam.

2. Strategy

Strategi merupakan jantung nya perencanaan Public Relations maupun

pemasaran dan bidang lainnya yang berkaitan. Strategi adalah

keseluruhan rencana organisasi, meliputi apa yang ingin dicapai dan

bagaimana cara mencapainya. Strategi memiliki tiga tahap, yakni

menetapkan tujuan dan sasaran, memformulasikan aksi dan strategi

respon, kemudian menggunakan komunikasi efektif.

a. Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan

objektif).

Tahap ini dapat membuat perusahaan mengembangkan objektif

yang jelas, spesifik dan terukur (measurable) sesuai dengan

yang diinginkan perusahaan.

b. Formulating action and response strategies (memformulasikan

aksi dan respon)

Tahap ini merupakan tahap dimana antara kegiatan atau aksi

dipadukan dengan respon yang akan diterima.

c. Using effective communication (menggunakan komunikasi

yang efektif)

Page 12: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

18

Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang

diambil terhadap pesan yang disampaikan, seperti: sumber

yang akan menyampaikan pesan kepada publik kunci, isi dari

pesan, bunyi dan gayannya dan lain-lain.

3. Tactics

Setelah strategi di buat, kini tiba gilirannya untuk memasuki fase ketiga

yaitu taktik. Pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang

akan digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang

sudah disusun.

a. Choosing communication tactics (memilih taktik komunikasi)

Ada empat kategori dalam komunikasi, seperti : komunikasi

tatap muka, organizational media, media berita, iklan dan

media promosional dan lainnya.

b. Implementing the strategic plan (mengimplementasikan

strategi)

Di tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang

dipersiapkan untuk mengimplementasikan program

komunikasi yang ditentukan.

4. Evaluative Research

Pada fase terakhir adalah untuk mengetahui efektivitas berbagai taktik

komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditentukan. Tahap ini adalah tahap akhir dimana dikembangkan

metode yang spesifik dalam mengukur keefektifan dari strategi yang

ditempuh.

2.2.6 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan

fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses

pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi

batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya

saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan

horisontal.

Di dalam tradisi teori kritikal merasakan suatu tanggung jawab tetapi

Page 13: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

19

tidak mudah menggambarkan di dalam dunia masyarakat (meskipun mereka

mau melihat gambaran itu merupakan satu langkah pertama yang penting di

dalam proses teoritikal) tetapi untuk bekerja sebagai agen yang aktif di dalam

perubahan yang radikal di dalam masyarakat. Sebuah prespektif adalah

sebuah cara untuk memandang atau melihat sebuah fenomena yang khusus.

Dalam kaitannya dengan teori ilmu  komunikasi, prespektif adalah bagaikan

sebuah lensa dimana kita dapat melihat dan meneropong sebuah proses

komunikasi. Barnett Pearce mengartikan perspektif sebagai satu cara melihat

atau memikirkan sesuatu. Katherine Miller mengatakan: 'conceptualizations

of communication have been abundant and have changed substantially over

the years." Konsep komunikasi sudah banyak sekali, berubah-ubah setiap

waktu, menyesuaikan dengan perkembangan zaman. (Miller, 2005).

Menurut Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi

organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi

yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,

hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward

atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau

komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau

komunikasi dari orang-orang yang sama level atau tingkatnya dalam

organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan,

menulis dan komunikasi evaluasi program (Muhammad, 2008).

Sedangkan menurut Goldhaber (Muhammad, 2008) komunikasi

organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu

jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi

lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Defnisi ini

mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling

tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian.

2.2.7 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Menurut Sendjaja (Bungin, 2009), organisasi baik yang berorientasi untuk

mencari keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat

fungsi organisasi, yaitu, fungsi normatif, regulatif, persuasif, dan integratif.

Keempat fungsi tersebut dijelaskan sebagai

Page 14: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

20

berikut :

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi

(information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam

suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih

banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat

memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan

pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan

oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu

organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan

informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna

mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan

karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan

pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,

jaminan sosial dan kesehatan.

2. Fungsi regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi,

ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama,

atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu

mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua

informasi yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai

kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam

struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas

(position of outhority) agar perintah-perintahnya dilaksanakan

sebagaimana mestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk

menjalankan perintah banyak bergantung pada:

a. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi

c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang

pimpinan sekaligus

d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan

Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya

Page 15: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

21

berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian

peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak

akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya

kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk

memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan

yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan

kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering

memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang

memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan

dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan

khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan

kemajuan organisasi juga saluran komunikasi informal, seperti

perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan

olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini

menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam

diri karyawan terhadap organisasi.

2.2.8 Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi

Dalam kaitanya dengan kegiatan suatu perusahaan selalu berkaitan

dengan komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi organisasi dalam

kegiatannya selalu meliputi dua ruang lingkup diantaranya : internal

communication dan eksternal communication. Komunikasi internal yaitu

komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang berada di dalam suatu

perusahaan. Sedangkan komunikasi eksternal yaitu komunikasi yang terjadi

antara organisasi disatu pihak dengan pihak-pihak yang berada diluar

organisasi (Yulianita, 2007).

Dengan demikian pola transformasi informasi komunikasi organisasi

Page 16: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

22

dalam aktivitasnya dapat berbentuk :

1. Komunikasi Internal

a) Alur komunikasi vertikal dari atas kebawah (downward

communication)

Transformasi informasi dari manager dalam semua level ke

bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah (top-

down atau downward communications). Seorang yang

menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk

menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasi,

memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan

yang ada di level bawah (Purwanto, 2006).

b) Alur komunikasi vertikal dari bawah ke atas (upward

communication)

Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas (bottom-

up atau upward communications) berarti alur pesan yang

disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas

(manager). Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari

para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih

tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manager produksi, dan akhirnya

ke manager umum (Purwanto, 2006).

c) Alur komunikasi horizontal atau komunikasi kesamping (horizontal

communication or lateral communication )

Komunikasi horizontal (horizontal communications), atau sering

disebut juga dengan istilah komunikasi lateral (lateral

communications), adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-

bagian yang memiliki posisi sejajar/ sederajat dalam suatu

organisasi (Purwanto, 2006).

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam

manajemen organisasi, yang pada hakekatnya adalah untuk mencapai

suatu tujuan melalui orang lain. Oleh karena itu komunikasi yang

Page 17: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

23

efektif penting dalam kegiatan organisasi. Dan komunikasi eksternal

hanya dilakukan dengan orang yang berada di luar organisasi. Kegiatan

komunikasi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk misalnya :

a) untuk publik umum

b) untuk publik pers

c) untuk publik dibidang pendidikan

d) untuk publik pelanggan

e) penginformasian kebijakan perusahaan melalui media massa

2.2.9 Hambatan Komunikasi Organisasi

Menurut (Sutrisna, 2007) hambatan komunikasi dalam organisasi adalah

sebagai berikut :

1. Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing

Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu

organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Hal

itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang

dianggap tidak penting, atau pemberian respon yang tidak akurat.

2. Penyaringan yang tidak tepat

Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain di dalam organisasi,

biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau

menyingkat pesan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian

atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.

3. Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai

Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri

komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya

manajemen. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat

pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak

mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horizontal dalam sebuah

organisasi.

Page 18: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

24

Sedangkan menurut Munandar, Sjabadhyni, & Wutun terdapat tiga

macam hambatan, yaitu hambatan teknis, hambatan perilaku, dan hambatan

semantik.

1. Hambatan yang bersifat teknis

Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti :

a. Kurangnya sarana dan prasarana dalam komunikasi

Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi di masa lalu

merupakan penyebab utama timbulnya hambatan komunikasi. Akan tetapi

dewasa ini, dengan kemajuan telekomunikasi yang ditandai dengan semakin

sempurnanya alat-alat telekomunikasi (telephone, radio, telepon, televisi,

faxsimile, komputer, dan lain sebagainya) maka segala macam informasi

dapat disampaikan dengan cepat. Dengan semakin sempurnanya alat

telekomunikasi tersebut maka hambatan yang disebabkan oleh sarana dan

prasarana telah dapat diatasi.

b. Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai.

Teknik komunikasi ialah keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam

menyampaikan informasi kepada pihak lain sehingga informasi yang

disampaikan dapat diterima dengan cepat dan tepat oleh penerima informasi.

Apabila komunikator kurang memperhatikan atau tidak mempergunakan

teknik yang tepat maka proses komunikasi tidak akan mencapai sasaran yang

diharapkan, atau paling tidak pasti akan mengalami hambatan. Sedangkan

metode adalah cara atau sistem untuk melakukan suatu pekerjaan. Metode

komunikasi adalah suatu cara atau sistem dalam menyampaikan informasi

dari satu pihak ke pihak lain. Penguasaan teknik dan metode komunikasi

dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan

cara berbagai jenis pendidikan dan pelatihan.

c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1) Kondisi fisik manusia adalah kondisi fisik dari pihak komunikator

dan terutama keadaan fisik komunikan. Apabila keadaan fisik dari

Page 19: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

25

pihak komunikan tidak berada dalam kondisi yang sempurna

(sakit, kelelahan, mengantuk) maka mereka tidak akan mampu

menerima informasi dengan sebaik-baiknya.

2) Kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau

situasi/keadaan, misalnya situasi di pagi hari berbeda dengan

situasi pada siang hari, sore hari, dan malam hari.

3) Kondisi peralatan adalah kondisi yang berhubungan dengan

kualitas sarana komunikasi yang dipergunakan. Apabila sarana

komunikasi yang dipergunakan sering mengalami kerusakan,

proses komunikasi akan menjadi terhambat.

2. Hambatan Semantik

Semantik dapat diartikan sebagai suatu studi tentang pengertian. Pengertian

dapat diungkapkan melalui bahasa, baik bahasa lisan (melalui ucapan, bahasa badan)

maupun bahasa tertulis. Meskipun bahasa merupakan komunikasi yang sangat

efektif, tetapi bahasa dapat juga menjadi hambatan dalam proses komunikasi apabila

bahasa yang digunakan tidak dimengerti orang lain. bahasa juga dapat menjadi

hambatan dalam proses komunikasi apabila bahasa yang dipakai (kata-kata, kalimat,

lambang-lambang atau kode-kode) yang dipergunakan ditafsirkan secara berbeda

dari arti yang sebenarnya atau tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak

komunikator. Jadi yang dimaksud dengan hambatan semantik adalah hambatan yang

menyebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan

pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan

dalam proses komunikasi. Kesalahan dalam menangkap pengertian terhadap bahasa

dapat terjadi karena perbedaan latar belakang pendidikan (education background)

maupun latar belakang sosial (social background).

3. Hambatan Perilaku

Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan, adalah

hambatan yang disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari

komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam berbagai

bentuk, seperti :

a) Pandangan yang bersifat apriori Apabila dalam proses

komunikasi masing-masing pihak(antara komunikator

dengan pihak komunikan) mempunyai pandangan yang

Page 20: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

26

negatif, saling mencurigai, maka komunikasi tidak akan

berhasil. Dalam komunikasi dituntut adanya pengertian

bersama (common experience) antara kedua belah pihak. b) Prasangka yang didasari kepada emosi

Prasangka merupakan pendapat (anggapan) yang kurang

baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan,

menyelidiki) sendiri atas sesuatu tersebut. Prasangka yang

didasarkan kepada emosi adalah suatu pendapat atau

anggapan terhadap sesuatu yang tidak berdasarkan nalar

atau rasio. Jadi anggapan atau pendapat itu tidak rasional.

Berbagai macam bentuk dari prasangka itu misalnya

adanya rasa curiga-mencurigai, adanya rasa tidak senang

dan sebagainya. Prasangka disebabkan oleh berbagai hal,

misalnya rasa iri hati, sentimen dan lain-lain. dalam proses

komunikasi, apabila di antara kedua belah pihak terdapat

perasaan sangsi atau kurang percaya, komunikasi tidak

akan berhasil. Hambatan ini dapat diatasi antara lain

dengan menciptakan suasana yang lebih terbuka dan penuh

kekeluargaan.

c) Suasana Otoriter

Suasana yang otoriter terutama disebabkan oleh pemimpin

yang otoriter. Segala sesuatu ada di tangan pimpinan, dan

pimpinan yang paling berkuasa. Ide-ide, saran-saran,

gagasan-gagasan dari para bawahan yang kurang mendapat

perhatian, bahkan kadang-kadang para bawahan sama

sekali tidak diberi kesempatan untuk mengemukakannya.

Karena pimpinan merupakan panutan bagi para bawahan,

maka segala sikap dan perbuatan pimpinan yang otoriter

itu akan mempengaruhi kerja para bawahan untuk ikut-

ikutan menjadi otoriter. Suasana otoriter di dalam

organisasi sebenarnya dapat dinetralkan dengan

mengadakan pertemuan-pertemuan di luar dinas, misalnya

dengan mengadakan arisan yang tempatnya diatur

Page 21: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

27

bergiliran, mengadakan anjangsana, silahturahmi,

kunjungan ke rumah karyawan yang sedang mendapat

halangan, yang sedang mempunyai hajat dan sebagainya.

Akan tetapi harus diakui bahwa suasana di kantor pun

kadang-kadang dibawa sampai di luar dinas.

d) Ketidakmauan untuk Berubah

Hambatan yang sering timbul dalam organisasi ialah

adanya sementara pegawai/pejabat yang tidak mau

menerima perubahan metode kerja karena menganggap

metode kerja yang lama adalah metode kerja yang sudah

baik dan mudah. Metode kerja yang baru adalah hal yang

asing baginya. Ketidakmauan untuk menerima metode

kerja yang baru, dari sementara orang/pegawai/pejabat,

dapat dipandang sebagai kegagalan pimpinan dalam

melakukan komunikasi dengan para bawahan. Pimpinan

dipandang tidak berhasil memberikan pengertian kepada

para bawahan terhadap pentingnya perubahan metode

kerja.

e) Sifat yang Egosentris

Sifat yang egosentris adalah sifat yang mementingkan diri

sendiri, kurang memperhatikan kepentingan orang lain.

pegawai yang mempunyai sifat egosentris biasanya kurang

pandai menjalin kerjasama dengan pegawai lain karena

pegawai tersebut kurang berkomunikasi. Segenap

informasi yang diterima hanya untuk kepentingan diri

sendiri, tidak disebarkan atau tidak diteruskan kepada

pihak lain, walaupun pihak lain sangat membutuhkan. Sifat

ini sulit untuk diatasi karena pada dasarnya sifat egosentris

merupakan sifat bawaaan sejak lahir.

2.2.10 Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi Organisasi

Hambatan atau gangguan berkomunikasi merupakan pengaruh dari

dalam dan luar individu atau lingkungan yang merusak aliran informasi atau

Page 22: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

28

isi pesan yang dikirimkan dan diterima. Untuk memecahkan masalah tersebut,

berikut ini diuraikan cara mengatasi hambatan komunikasi organisasi

menurut Bove dan Thill (Sutrisna, 2006) Cara-cara tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Memelihara iklim komunikasi terbuka.

2. Bertekad memegang teguh berkomunikasi.

3. Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya.

4. Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima.

5. Menggunakan teknologi secara bijaksana.

6. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal ini

dapat dilakukan dengan cara:

a. Memahami penerima pesan

b. Menyesuaikan pesan dengan penerima.

c. Mengembangkan dan menghubungkan gagasan.\

d. Mengurangi jumlah pesan.

e. Memilih saluran atau media komunikasi yang tepat.

f. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

7. Memberikan umpan balik (feedback) secara tepat

2.2.11 Kinerja Karyawan

Guna mewujudkan kinerja dalam organisasi, merupakan sesuatu yang

tidak  mudah dilakukan karena dituntut upaya yang sistematis dan

memerlukan suatu adaptasi yang terus menerus dan antara unsur yang

berkaitan satu dengan yang lainnya. Kinerja sangat erat hubungannya dengan

produktivitas kerja karyawan. Produktivitas karyawan secara individu akan

mendukung keberhasilan organisasi. Menurut (Mangkunegara, 2008)

mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kotter dan Hesket (Usman, 2009) mengemukakan bahwa kinerja adalah

hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam satuan waktu

tertentu. Pandangan itu menunujukkan bahwa kinerja merupakan hasil karya

nyata dari seseorang atau perusahaan yang dapat dilihat, dihitung jumlahnya,

Page 23: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

29

dan dapat dicatat waktu perolehannya.

2.2.12 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut (Mangkunegara, 2008) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja antara lain :

a. Faktor kemampuan

Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu

pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahlihannya.

b. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap

mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk

berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. 

David C. Mc Cleland (Mangkunegara, 2008) berpendapat bahwa “Ada

hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”.

Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu

dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas

dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai kinerja dengan predikat

terpuji. 

2.2.13 Pengukuran Kinerja

Menurut Gomes (Ruliana, 2014) ada tiga kualifikasi penting bagi

pengembangan kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif, yaitu :

Page 24: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

30

1. Relevancy, menunjukkan tingkat kesesuaian antara kriteria dengan

tujuan – tujuan kinerja.

2. Reliability, menujukkan tingkat mana kriteria menghasilkan hasil

yang konsisten.

3. Discrimination, mengukur tingkat di mana suatu kriteria kinerja dapat

memperlihatkan perbedaan – perbedaan dalam tingkat kinerja.

Page 25: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

31

2.3 Kerangka Konseptual

PT. Lumbung Berkat Kreasindo

Strategi Public Relations(Smith, 2005)

Komunikasi Organisasi1. Komunikasi Internal2. Komunikasi Eksternal

(Yulianita, 2007)

Kinerja Karyawan(Mangkunegara, 2008)

Page 26: BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Center · Web viewNamun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah

32