BIMBINGANKTSPDANSILABUS
-
Upload
hendri-hermawan -
Category
Documents
-
view
27 -
download
4
Transcript of BIMBINGANKTSPDANSILABUS
BAHAN BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNANKTSP DAN SILABUS
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANJAKARTA 2006
Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP dan Silabus SMK ii
DAFTAR ISTILAH (GLASARIUM)
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, mamantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.
3. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
5. Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
6. Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah dan atau internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial budaya (seni, produk, jasa, kerajinan, bahasa, teknologi dan lain-lain).
7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
8. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
9. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.
10. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.
11. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.
i
12. Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
13. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.
14. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.
15. Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.
16. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
17. Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.
18. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan
19. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
20. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.
21. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan matapelajaran-matapelajaran yang diikutinya setiap semester pada satuan pendidikan yang dimaksud.
ii
22. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
23. Permulaan Tahun Ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
24. Minggu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
25. Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
26. Waktu Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari libur khusus.
27. Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan.
28. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
29. Kategori Standar adalah sekolah yang sedang berupaya mencapai standar mninimal berdasarkan 8 standar nasional pendidikan.
30. Kategori Mandiri sekolah yang telah berhasil mencapai batas minimal 8 standar nasional pendidikan
31. SKKNI adalah Standar Kerja Nasional Indonesia.
iii
PENGANTAR
Sebagaimana dimanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomror 24 Tahun 2006 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan analilis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyusun Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang sepenuhnya diturunkan secara sistemtis dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya.
Bahan bimbingan teknis ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat dalam penyiapan model-model KTSP SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan diimplementasikannya.
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga terwujud buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Jakarta, 3 Juli 2006Direktur PembinaanSekolah Menengah Kejuruan,
Dr. Joko Sutrisno
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH............................................................................................. i
PENGANTAR ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUANA. Landasan.......................................................................................... 1B. Tujuan Penyusunan Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP. 1C. Pengertian........................................................................................ 1D. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP SMK..................................... 2E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK................................... 3
BAB II KOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMKA. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK....................... 6B. Struktur dan Muatan KTSP SMK...................................................... 6C. Kalender Pendidikan......................................................................... 15D. Pelaksanaan Penyusunan KTSP..................................................... 16
BAB III PENGEMBANGAN SILABUSA. Pengertian Silabus .......................................................................... 23B. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus ........................................... 23C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus ...................................... 24D. Unit Waktu Silabus .......................................................................... 27E. Pengembangan Silabus Berkelanjutan ........................................... 28F. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Silabus .............................. 28
LAMPIRANLampiran 1. Contoh KTSP ............................................................................... 31Lampiran 2. Contoh Silabus ............................................................................. 51
v
BAB IPENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Berdasarkan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan yang disiapkan oleh BSNP, setiap satuan pendidikan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diharapkan dapat menyiapkan kurikulum yang akan digunakan sebagai kurikulum operasional.
Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK melalui berbagai strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK memiliki kemampuan untuk menyiapkan kurikulum sebagaimana diharapkan.
A. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan SKL pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
B. Tujuan Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP SMK
Bahan bimbingan teknis penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SMK ini disiapkan sebagai upaya mengoperasionalkan Panduan yang disiapkan oleh BSNP, untuk digunakan oleh para pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP SMK, sehingga harapan setiap SMK memiliki KTSP sendiri segera terwujud.
C. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
6
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP SMK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan menengah kejuruan dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi, mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada umumnya, KTSP SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
7
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum harus memberikan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha/industri dan dunia kerja. Oleh karena itu, upaya pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
8
E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun harus memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
9
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEKS.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
10
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas masing-masing satuan pendidikan.
11
BAB IIKOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMK
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Struktur dan Muatan KTSP SMK
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK disusun dengan memperhatikan kelompok mata pelajaran tersebut dengan cakupan sebagaimana tertuang pada tabel 1.
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
NoKelompok Mata
PelajaranCakupan
Mata Pelajaran/ Komponen Terkait
1. Agama dan Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pengembangan Diri, IPA, Seni Budaya, IPS, Penjaskes, Matematika dan Kejuruan.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
Agama, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Penjaskes,
12
NoKelompok Mata
PelajaranCakupan
Mata Pelajaran/ Komponen Terkait
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
dan Pengembangan Diri.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Kejuruan, KKPI, dan Muatan Lokal.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, KKPI, Kejuruan dan Muatan Lokal.
5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku
Penjaskes, IPA, dan Muatan Lokal.
13
NoKelompok Mata
PelajaranCakupan
Mata Pelajaran/ Komponen Terkait
seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah kejuruan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada bidang tertentu.
Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat mengembangkan keahlian dan keterampilan, peserta didik harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri, maka struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 37, menyatakan bahwa kurikulum SMK wajib memuat:
a. Pendidikan Agama;b. Pendidikan kewarganegaraan;c. Bahasa;d. Matematika;e. Ilmu Pengetahuan Alam;f. Ilmu Pengetahuan Sosial;g. Seni dan budaya;h. Pendidikan jasmasi dan olah raga;i. Keterampilan/kejuruan, danj. Muatan lokal.
Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib pada KTSP SMK terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Keterampilan/Kejuruan (terdiri atas Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dan Kewirausahaan). Mata pelajaran ini bertujuan
14
untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran (dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan) yang dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar lain yang berlaku di dunia kerja, bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK tercantum pada Tabel 2 berikut.
15
Tabel 2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum SMK (Generik)
KomponenDurasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 1922. Pendidikan Kewarganegaraan 1923. Bahasa Indonesia 1924. Bahasa Inggris 440 a)
5. Matematika5.1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi
Kerumahtanggaan 330 a)
5.2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi
403 a)
5.3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian
516 a)
6. Ilmu Pengetahuan Alam6.1 IPA 192 a)
6.2 Fisika6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi
192 a)
276 a)
6.3 Kimia6.3.1 Kimia Kelompok Pertanian6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan
192 a)
192 a)
6.4 Biologi6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan
192 a)
192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 19210. Kejuruan
10.1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 20210.2 Kewirausahaan 19210.3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 14010.4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri d) (192)
Keterangan notasi:
a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program keahlian.
c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.
d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktIk di sekolah atau empat jam pembelajaran praktIk di
16
DU/DI setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).
Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut.
a. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.
c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.
e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.
g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.
h. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK tiga tahun, maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.
Berdasarkan acuan struktur kurikulum generik di atas disusun struktur kurikulum untuk masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan karakteristiknya.
17
2. Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Untuk memilih muatan lokal yang sesuai dengan potensi daerah dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini:
Identifikasi Potensi dan Kebijakan Daerah
Analisis
Pilihan Muatan Lokal yang Mungkin Dikembangkan dan Sesuai dengan Program Keahlian
Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal
Bersama Pihak Terkait
Penyusunan Silabus Muatan Lokal
18
3. Kegiatan pengembangan diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
Pengembangan diri pada SMK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.
a. Pengembangan kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa, pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.
b. Pengembangan karir.
Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui pemberian informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan, bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.
4. Pengaturan beban belajar
a. SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban belajar dalam sistem paket dan dapat menggunakan pengaturan beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS).
SMK kategori mandiri menggunakan pengaturan beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS).
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum (Tabel 2). Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pelajaran per minggu secara keseluruhan. Penambahan 4 jam pelajaran per minggu dapat dilakukan terhadap satu atau lebih mata pelajaran yang ada, atau menambah mata pelajaran baru yang dianggap penting tetapi tidak terdapat pada struktur kurikulum yang tercantum pada standar isi.
19
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Istilah tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dapat dilihat pada glosarium.
d. Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah setara dengan satu jam pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur kurikulum.
5. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan urgensi masing-masing kompetensi, tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Ketuntasan belajar kompetensi kejuruan ditetapkan mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.
6. Kenaikan kelas dan kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
20
d. lulus Ujian Nasional.
7. Penjurusan
Penjurusan pada SMK didasarkan pada spektrum pendidikan kejuruan yang diatur oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
8. Pendidikan kecakapan hidup
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri (penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.
9. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
21
C. Kalender Pendidikan
1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1.Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
3. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
4.Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 mingguDigunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
6.Hari libur umum/nasional
Maksimum 2 mingguDisesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan
22
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
masing-masing
8.Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
D. Pelaksanaan Penyusunan KTSP
1. Analisis Konteks
a. Analisis potensi serta kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah, meliputi: peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, serta program-program yang ada di sekolah.
b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, antara lain: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia usaha/industri, dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
c. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
2. Mekanisme Penyusunan
a. Tim penyusun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK terdiri atas:
1) guru;2) konselor;3) kepala sekolah;4) komite sekolah (sebagai wadah keterlibatan pihak du/di, asosiasi,
dunia kerja, dan anggota institusi pasangan lainnya), dan5) nara sumber.
Kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, Dinas Pendidikan Provinsi bertindak sebagai koordinator dan supervisor.
Guru, konselor, komite sekolah (khususnya DU/DI, Asosiasi, Dunia Kerja, dan anggota Institusi Pasangan lainnya) dan nara sumber bertindak sebagai anggota tim penyusun KTSP.
b. Kegiatan
23
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pembelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi:
1) Penyiapan dan penyusunan draf;
2) Reviu dan revisi;
3) Finalisasi.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.
c. Pemberlakuan
Dokumen KTSP SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
24
Alur pelaksanaan penyusunan KTSP SMK adalah sebagai berikut.
ANALISIS KONTEKS
SWOT Analisis
Visi, Misi dan Tujuan
Identifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
PENYUSUNAN KTSP
Pembentukan Tim Penyusun
Penyiapan dan Penyusunan Draf KTSP
Review dan Validasi KTSP
Revisi Finalisasi
Disahkan oleh Kepala Sekolah
Diketahui oleh Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Propinsi
ISI KTSP Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Visi dan Misi SMK yang Bersangkutan
Tujuan SMK yang Bersangkutan
Tujuan Program Keahlian
Standar Kompetensi
Diagram Pencapaian kompetensi
Struktur dan Muatan KTSP SMK yang Bersangkutan
Kalender Pendidikan SMK yang Bersangkutan
Silabus SMK yang Bersangkutan
25
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Penyusunan KTSP
a. Merumuskan tujuan pendidikan menengah kejuruan
Rumusan tujuan pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya merupakan tujuan yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai penjabaran dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dan penjelasan Pasal 15.
b. Merumuskan visi dan misi SMK
Setiap satuan SMK merumuskan visi dan misinya masing-masing dengan memperhatikan acuan operasional penyusunan KTSP. Rumusan visi dan misi secara jelas menggambarkan eksistensi SMK yang bersangkutan serta gambaran masa depannya.
c. Merumuskan tujuan SMK
Setiap satuan SMK merumuskan tujuan masing-masing mengacu kepada visi dan misi SMK yang telah ditetapkannya. Rumusan tujuan SMK menggambarkan tujuan institusional kehadiran satuan pendidikan yang bersangkutan.
d. Merumuskan tujuan program keahlian
Setiap program keahlian yang dibuka memiliki rumusan tujuan. Tujuan program keahlian merupakan kristalisasi dari kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk dapat bekerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi kerja lain yang dijadikan acuan dan berlaku di dunia kerja, serta untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program keahliannya.
e. Menetapkan standar kompetensi
Penetapan standar kompetensi dalam penyusunan KTSP SMK menggunakan acuan sebagai berikut.
1) Standar kompetensi lulusan, meliputi:
a) Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP), merupakan profil lulusan SMK yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
26
b) Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP), merupakan kompetensi minimum setiap mata pelajaran sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
c) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD), merupakan kompetensi minimum setiap substansi mata pelajaran yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Keseluruhan standar kompetensi lulusan tersebut adalah kompetensi minimum yang harus dilaksanakan, setiap satuan pendidikan dapat menambahkan kompetensi-kompetensi yang dinilai penting untuk menunjang mutu dan relevansi kompetensi lulusan.
2) Standar Kompetensi Kerja, digunakan untuk menetapkan:
a) Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan, diambil dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja untuk level kualifikasi lulusan SMK.
b) Standar Kompetensi Mata Pelajaran pada Dasar Kejuruan disusun oleh SMK bersama Komite SMK berdasarkan tuntutan kebutuhan mata pelajaran kompetensi kejuruan.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal, disusun oleh SMK dan komite SMK sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah.
Satuan pendidikan dapat memasukkan kompetensi berbasis lokal dan global ke dalam semua mata pelajaran.
f. Menyusun diagram pencapaian kompetensi
Diagram pencapaian kompentensi merupakan tahapan atau tata urutan logis kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan, serta kemungkinan dilaksanakan multi entry-multi exit. Diagram pencapaian kompetensi cukup dibuat untuk mata pelajaran kompetensi kejuruan.
g. Menyusun struktur kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Susunan mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok program, yaitu kelompok program normatif, program adaptif, dan program produktif. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
27
termasuk keunggulan daerah, selaras dengan program keahlian yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada atau terlalu banyak sehingga perlu menjadi mata pelajaran tersendiri. Pengembangan diri meskipun bukan mata pelajaran dan dapat diperoleh dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan atau ekstrakurikuler yang ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan pelayanan bimbingan karir, tetap harus tercantum dalam struktur kurikulum.
Di dalam struktur kurikulum harus memuat durasi waktu, yaitu estimasi jumlah jam yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Kecakapan hidup, keunggulan lokal dan global, lingkungan hidup serta materi lain yang tidak termasuk dalam struktur kurikulm dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
h. Menetapkan beban belajar
Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah, dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri dengan jumlah 36-40 jam pelajaran per minggu @ 45 menit. Penyelenggaraan pendidikan SMK maksimum 38 minggu efektif dalam satu tahun pelajaran.
Penetapan beban belajar di SMK dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) menetapkan jumlah jam untuk kegiatan pembelajaran tatap muka (teori), praktik di sekolah dan praktik di industri untuk setiap mata pelajaran.
2) mengkonversi jumlah jam praktik di sekolah dan praktik di industri ke dalam jumlah jam tatap muka dengan ketentuan 2 jam pembelajaran praktik di sekolah atau 4 jam pembelajaran di dunia kerja/industri setara dengan satu jam pembelajaran tatap muka (teori).
3) menetapkan jumlah jam mata pelajaran yang terdiri atas jam tatap muka (teori) dan jumlah jam hasil konversi pada butir 2) yang dicantumkan pada struktur kurikulum.
4) jumlah jam semua mata pelajaran dan muatan lokal menentukan lamanya penyelenggaraan pendidikan di SMK. Penyelenggaraan pendidikan ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 tahun atau dapat diperpanjang hingga 4 tahun.
i. Menetapkan kalender pendidikan
28
Setiap satuan pendidikan SMK dapat menyusun dan menetapkan kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan sistem ganda (pembelajaran di sekolah dan pembelajaran di dunia kerja), pembelajaran berbasis kompetensi, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut.
1) Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Kabupaten/Kota. Organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3) Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
4) Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/pemerintah daerah.
29
Out Line KTSPi. Coverii. Lembar penetapaniii. Kata Pengantariv. Daftar IsiI. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
II. Visi dan Misi SMKIII. Tujuan Sekolah (SMK)IV. Tujuan Program KeahlianV. Standar Kompetensi
A. Standar Kompetensi Lulusan SMKB. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam2. Pendidikan Agama Kristen3. Pendidikan Agama Katolik4. Pendidikan Agama Hindu5. Pendidikan Agama Buddha6. Pendidikan Kewarganegaraan7. Bahasa Indonesia8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan9. Seni budaya10. Matematika11. IPA12. Fisika 13. Kimia 14. Biologi 15. Bahasa Inggris16. IPS17. KKPI18. Kewirausahaan19. Dasar Kompetensi Kejuruan20. Kompetensi Kejuruan (+ diagram Pencapaian Kompetensi
Kejuruan)C. SK dan KD semua mata pelajaran dari No. 1 sd no 20 (sesuai dengan
kubutuhan masing-masing program keahlian)D. SK dan KD Muatan Lokal
VI. Struktur Kurikulum (Struktur Kurikulum yang dioperasionalkan di sekolah)VII. Kalender PendidikanSilabusMencakup seluruh komponen yang yang terdapat pada struktur dan muatan KTSP program keahlian masing-masing.
30
BAB IIIPENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B. Prinsip-prinsi Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
31
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor).
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Langkah-langkah pengembangan silabus disajikan pada diagram alir berikut.
Diagram Alir Penyusunan Silabus Mata Pelajaran
Standar Kompetensi Lulusan (SKL dan SKKNI) SMK
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Indikator
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kelompok Mata
Pelajaran
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pengkajian
Penyusunan
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Komponen silabus
Analisis Kedalaman dan Keluasan Materi
Penilaian
32
Komponen-komponen pengembangan silabus mencakup unsur-unsur di bawah ini. Sistem penomoran yang ada bukan merupakan urutan sedangkan urutan pengembangan silabus disajikan pada diagram alir di atas.
1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
2. Merumuskan indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
3. Penentuan jenis penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
33
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
4. Mengidentifikasi materi pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik;
b. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik ;
c. kebermanfaatan bagi peserta didik;
d. struktur keilmuan;
e. aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;
f. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja;
g. alokasi waktu.
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
34
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
e. Praktik Kerja Industri
Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok program produktif. Kegiatan Prakerin dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi peserta diklat dalam pembentukan kompetensi secara utuh yang lebih bermakna, terutama pembentukan sikap (etos) kerja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan kerja.
Waktu pelaksanaan Prakerin dialokasikan dari waktu yang tersedia pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan, dengan ketentuan empat jam praktek di industri setara dengan satu jam tatap muka yang terstruktur dalam kurikulum.
Kegiatan prakerin sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga dimanfaatkan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik.
Keterbatasan sarana dan prasarana/sumber daya yang dimiliki sekolah untuk untuk mendukung proses pencapaian kompetensi tamatan yang sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku.
Prakerin dapat dilaksanakan secara bertahap untuk setiap standar kompetensi dan atau di blok dalam satuan waktu tertentu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing program keahlian.
35
6. Menentukan alokasi waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
D. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran
a. Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
b. Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok sekolah, dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah.
2. Implementasi pembelajaran per semester
a. Penggalan silabus kelompok program normatif dan adaptif sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
b. Penggalan silabus kelompok program produktif ditetapkan berdasarkan satuan kompetensi sesuai dengan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning).
36
E. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.
F. Komponen dan Format Silabus
1. Komponen Silabus
a. Identitas
Berisi identitas sekolah, program keahlian, standar kompetensi, mata pelajaran, kelas/semester, durasi pembelajaran, kode kompetensi (khusus untuk kompetensi kejuruan).
b. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya kualifikasi peserta didik. Khusus kompetensi kejuruan mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja/industri terkait.
c. Kode kompetensi
Yang dimaksud dengan kode kompetensi adalah Kode standar kompetensi yang merupakan identitas standar kompetensi. Kompetensi kejuruan menggunakan kodefikasi yang terdapat pada SKKNI. Bagi mata pelajaran yang belum memiliki kode standar kompetensi, SMK dapat mengembangkan model kodefikasi sendiri.
d. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah tugas/kemampuan untuk mendukung ketercapaian standar kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati.
e. Indikator
Indikator merupakan pernyataan yang mengindikasikan ketercapaian kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat diukur, dan durumuskan dalam kata kerja operasional.
f. Materi pembelajaran
Merupakan substansi pembelajaran utama yang berfungsi menunjang pencapaian kompetensi dasar, mencakup keseluruhan ranah kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap).
37
Materi pokok/materi pembelajaran dirumuskan mengacu pada indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja.
g. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik dan atau mental yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar sesuai dengan indikator/kriteria kinerja.
Kegiatan pembelajaran dirancang secara utuh (komprehensip), sistematis dan berpusat pada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengintegrasikan aspek kecakapan hidup/kompetensi kunci (untuk kompetensi kejuruan), keunggulan lokal dan global, serta lingkungan hidup.
h. Penilaian
Penilaian merupakan proses membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja.
Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan non tes disesuaikan dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi/ kriteria kinerja dan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
i. Alokasi waktu
Alokasi waktu adalah estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar yang dirinci ke dalam jumlah jam pembelajaran untuk tatap muka (teori), praktik di sekolah, dan praktik di industri.
j. Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja.
2. Format Silabus
Format silabus dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk narasi atau tabel yang berisi komponen: identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
38
2. Kompetensi Kejuruan.
Level Kualifikasi
Kompetensi Sub Kompetensi
Operator jahit (penjahit)
Memberikan layanan secara prima kepada pelanggan (Customer care)
Melakukan komunikasi ditempat kerja Memberikan bantuan untuk pelanggan internal dan
eksternal Menjaga standar prestasi personal Melakukan pekerjaan secara tim
Melakukan pekerjaan dalam lingkungan sosial yang beragam (Customer care)
Komunikasi dengan pelanggan dan kolega dari latar belakang yang berbeda
Menangani kesalah fahaman antar budaya
Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan dalam bekerja (OH&S)
Mengikuti prosedur tempat kerja dan memberikan umpan balik tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan
Menangani situasi darurat Menjaga standar presentasi perorangan yang aman
Menggambar busana (Fashion drawing)
Menyiapkan tempat kerja (meja, alat dan lain-lain) Menggambar busana Menyelesaikan gambar busana
Melakukan pengepresan (pressing)
Menyiapkan tempat dan alat press
Mengerjakan pengepresan
Menyerahkan pekerjaan pengepresan
Menerapkan praktik keselamatan dan kesehatan kerja
Menjahit dengan mesin (Sewing)
Menyiapkan tempat kerja dan alat kerja
Menyiapkan mesin jahit
Mengoperasikan mesin jahit
Menjahit bagian-bagian busana
Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan (hand sewing)
Menyiapkan tempat kerja dan alat
Menyelesaikan busana dengan alat jahit tangan
Memelihara dan menyimpan alat jahit tangan
Membuat hiasan pada busana (Embroidery)
Menyiapkan tempat kerja dan alat
Mebuat desain hiasan busana
Memindahkan desain hiasan pada busana/kain
Membuat hiasan pada busana/kain
Mengemas busana/kain yang sudah dihias
Menyimpan
Melakukan penyelesaian akhir busana (Finishing)
Menyeterika busana
Mengemas busana
Menyimpan
Memelihara alat jahit (Maintenance &Repair)
Menyiapkan alat dan tempat kerja Memelihara dan memperbaiki alat jahit dan alat bantu jahit
Operator Potong (Tukang potong)
Memilih/membeli bahan baku busana sesuai desain (material)
Merencanakan persiapan dan waktu pemilihan/pembelian bahan baku
Mengidentifikasi jenis bahan utama (fashion fabric) Mengidentifikasi jenis bahan pelapis Menentukan bahan pelengkap Menyusun rencana belanja Menyediakan bahan utama dan pelengkap
Memotong bahan (cutting) Menyiapkan tempat kerja (meja, alat dan lain-lain)
39
Level Kualifikasi
Kompetensi Sub Kompetensi
Menyiapkan bahan
Meletakkan pola diatas bahan Memotong
Memindahkan tanda-tanda pola pada bahan
Mengemas
Operator Pola (Pembuat pola)
Mengukur tubuh pelanggan sesuai dengan desain (Pattern Making)
Menganalisis desain Menganalisis bentuk tubuh Mengukur
Membuat pola busana sesuai dengan teknik konstruksi (Pattern Making)
Menggambar pola dasar Mengubah pola dasar sesuai desain Memeriksa pola Menggunting pola Melakukan uji coba pola Menyimpan pola
Membuat pola busana dengan teknik konstruksi di atas kain (Pattern Making)
Melakukan persiapan pembuatan pola di atas kain/bahan Membuat pola di atas kain/bahan Memeriksa pola
Membuat pola busana dengan teknik kombinasi (Pattern Making)
Melakukan persiapan tempat dan alat Membuat pola dengan teknik kombinasi Memeriksa pola Menggunting pola Melakukan uji coba pola Menyimpan pola
Membuat pola dasar busana dengan teknik drapping
Melakukan persiapan drapping Memulir/drapping bahan sesuai ukuran Menyelesaikan pola dasar drapping sesuai ukuran Menyimpan pola
40
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan
Operator Pola
Operator Jahit
Operator Potong
39.BUS.C-m.CC.01.A
39.BUS.C-m.CC.01.A 39.BUS.C-m.
CC.02.A
39.BUS.C-m.CC.02.A 39.BUS.C-m.
FDR.04.A
39.BUS.C-m.FDR.04.A39.BUS.C-m.
CC.03.A
39.BUS.C-m.CC.03.A
39.BUS.C-m.SEW.15.A
39.BUS.C-m.FNS.17.A
39.BUS.C-m.SEW.14.A
39.BUS.C-m.SEW.14.A 39.BUS.C-m.
MR.19.A
39.BUS.C-m.MR.19.A
39.BUS.C-m.PAT.08.A
39.BUS.C-m.PAT.08.A 39.BUS.C-m.
PAT.09.A
39.BUS.C-m.PAT.09.A39.BUS.C-m.
PAT.06.A
39.BUS.C-m.PAT.06.A 39.BUS.C-m.
PAT.07.A
39.BUS.C-m.PAT.07.A
39.BUS.C-m.PAT.10.A
39.BUS.C-m.PAT.10.A
39.BUS.C-m.PRES.13.A
39.BUS.C-m.PRES.13.A 39.BUS.C-m.
SEW.16A
39.BUS.C-m.SEW.16A
OperatorPola
Operator Jahit
OperatorPotong
39.BUS.C-m.MAT.11.A
39.BUS.C-m.MAT.11.A 39.BUS.C-m.
CUT.12.A
39.BUS.C-m.CUT.12.A
41
Keterangan:
39.BUS.C-m.CC.01A Memberikan Pelayanan prima39.BUS.C-m.CC.02A Melakukan pekerjaan dalam lingkungann sosial39.BUS.C-m.CC.03A Mengikuti prosedur K339.BUS.C-m.FDR.04A Menggambar busana39.BUS.C-m.PRES.13A Melakukan pengepresan39.BUS.C-m.SEW.14A Menjahit dengan mesin39.BUS.C-m.SEW.15A Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan39.BUS.C-m.SEW.16A Membuat Hiasan busana39.BUS.C-m.FNS.17A Melakukan penyempurnaan busana39.BUS.C-m.MR.19A . Melihara alat jahit39.BUS.C-m.MAT.11A. Memilih/membeli Bahan baku busana39.BUS.C-m.CUT.12A. Memotong bahan39.BUS.C-m.PAT.06A Mengukur tubuh39.BUS.C-m.PAT.07A. Membuat Pola busana teknik konstruksi39.BUS.C-m.PAT.08A. Membuat pola busana konstruksi di atas kain39.BUS.C-m.PAT.09A. Membuat pola busana teknik kombinasi39.BUS.C-m.PAT.10A. Membuat busana teknik drapping
42
STRUKTUR KURIKULUM
Bidang Keahlian : TATA BUSANA Program Keahlian : Tata Busana
NO. MATA DIKLAT/KOMPETENSIDURASI/WAKTU
(jam)I PROGRAM NORMATIF :1 Pendidikan Agama 1922 Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah 2883 Bahasa Indonesia 1924 Pendidikan Jasmani 288II PROGRAM ADAPTIF :1 Matematika 3302 Bahasa Inggris 4403 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) 2024 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3305 Kewirausahaan 192
III PROGRAM PRODUKTIF :
1 Memberikan layanan secara prima kepada pelanggan (customer care) 402 Melakukan pekerjaan dalam lingkungan sosial yang beragam (customer care) 403 Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan dalam bekerja
(OH &S)40
4 Menggambar busana (fashion drawing) 2805 Melakukan pengepresan (pressing) 1206 Menjahit dengan mesin (sewing) 5207 Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan (hand sewing) 808 Membuat Hiasan pada busana (embroidery) 1209 Melakukan penyelesaian akhir busana (finishing) 12010 Melihara alat jahit (maintenance and repair) 4011 Memilih/membeli Bahan baku busana sesuai desain (material) 6012 Memotong bahan (cutting) 10013 Mengukur tubuh pelanggan sesuai dengan desain 4014 Membuat Pola busana dengan teknik konstruksi (pattern making) 28015 Membuat pola busana konstruksi di atas kain (pattern making) 4016 Membuat pola busana dengan teknik kombinasi (pattern making) 6017 Membuat pola dasar dengan teknik drapping (pattern making) 90
JUMLAH 4564
Keterangan:1. Durasi pemelajaran per jam @ 45 menit.2. Praktik kerja di industri dilaksanakan selama 4 bulan sampai dengan 12 bulan
menggunakan alokasi waktu pemelajaran produktif
2. Kompetensi Kejuruan
43
Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi
Bekerja dengan teman kerja dan pelanggan
Berkomunikasi di tempat kerja Memberikan bantuan untuk tamu internal dan eksternal Menjaga standar presentasi personal Bekerja dalam tim
Bekerja dilingkungan yang berbeda secara sosial
Komunikasi dengan pelanggan dan kolega dari latar belakang yang beragam
Menangani kesalah-pahaman antar budaya
Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja
Mengikuti prosedur tempat kerja dan memberikan umpan balik tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan
Menangani situasi darurat Menjaga standar presentasi perorangan yang aman
Mengembangkan dan memperbaharui pengetahuan industri pariwisata
Mencari informasi tentang industri perhotelan Meningkatkan pengetahuan bidang industri perhotelan
TelephoneOperator
Berkomunikasi melalui telepon
Menjawab telepon masuk Membuat panggilan telepon
Reservationist Menerima dan memproses reservasi
Menerima permintaan reservasi Mencatat rincian reservasi Memperbaharui reservasi Memberi saran orang lain tentang rincian reservasi
Receptionist Menyediakan layanan akomodasi (reception)
Menyiapkan kedatangan tamu Menyambut dan mendaftarkan tamu Mengorganisir keberangkatan tamu Menyiapkan catatan dan laporan front office
Porter Menyediakan jasa porter Menangani kedatangan dan keberangkatan tamu Menangani barang-barang bawaan tamu Merespon permintaan atas layanan bell desk
Public Area Attendant
Membersihkan lokasi/area dan peralatan
Memilih dan menata peralatan Membersihkan area yang kering dan basah Menjaga dan menyimpan peralatan pembersih dan
bahan kimia
Room Attendant Menyiapkan kamar untuk tamu
Menata perlengkapan dan trolley Akses ke kamar untuk pelayanan Membereskan tempat tidur Membersihkan dan merapihkan kamar Membersihkan dan menyimpan trolley dan
perlengkapanOrder Taker Houseman Valet
Menyediakan layanan housekeeping untuk tamu
Menangani permintaan housekeeping Memberi saran tamu mengenai perlengkapan
housekeeping
Laundry Attendant Linen & Uniform Attendant
Menangani linen dan pakaian tamu
Memproses dan mencuci barang-barang Mengemas dan menyimpan barang cucian
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan.
ITHHCOR01AISBekerja dengan
Teman Kerja dan Pelanggan
ITHHCOR02AISBekerja
dilingkungan yang berbeda secara
sosial
ITHHCOR03AISMengikuti Prosedur
Kesehatan, Keselamatan dan
Keamanan di Tempat Kerja
ITHHCO01AISMengembangkan
dan Memperbaharui Pengetahuan
Industri Perhotelan
ITHHBFOC07AIS Berkomunikasi
Melalui TeleponITHHBFOC01AIS Menerima Dan
Memproses Reservasi
ITHHBFOC10AIS
Menyediakan Jasa Porter
ITHHBFOC03AISMenyediakan Layanan Akomodasi Reception
ITHHBHKG02AISMembersihkan Lokasi /Area dan Peralatan
ITHHBHKG05AIS
Menangani Linen dan Pakaian Tamu
44
ITHHBHKG03AIS
Menyiapkan Kamar Untuk Tamu
ITHHBHKG01AIS
Menyediakan Layanan Housekeeping Untuk Tamu
45
Keterangan
ITHHCOR01AIS Bekerja dengan teman kerja dan pelangganITHHCOR02AIS Bekerja dilingkungan yang berbeda secara sosialITHHCOR03AIS Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di
tempat kerjaITHHCO01AIS Mengembangkan dan memperbaharui pengetahuan industri
perhotelan ITHHBFOC07AIS
Berkomunikasi melalui telepon
ITHHBFOC01AIS
Menerima dan memproses reservasi
ITHHBFOC03AIS
Menyediakan layanan akomodasi reception
ITHHBFOC10AIS
Menyediakan jasa porter
ITHHBHKG02AIS
Membersihkan lokasi /area dan peralatan
ITHHBHKG03AIS
Menyiapkan kamar tamu
ITHHBHKG01AIS
Menyediakan layanan housekeeping untuk tamu
ITHHBHKG05AIS
Menangani linen dan pakaian tamu
1
STRUKTUR KURIKULUM
Bidang Keahlian : PARIWISATA Program Keahlian : Akomodasi Perhotelan
NO PROGRAM/MATA DIKLATDURASI/WAKTU
(jam)I PROGRAM NORMATIF :1 Pendidikan Agama 1922 Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah 2883 Bahasa Indonesia 1924 Pendidikan Jasmani dan Olah Raga 288II PROGRAM ADAPTIF :1 Matematika 3302 Bahasa Inggris 7703 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) 2024 Kewirausahaan 1925 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 330
III PROGRAM PRODUKTIF :1. Bekerja dengan teman kerja dan pelanggan 382. Bekerja di lingkungan yang berbeda secara sosial 383. Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di tempat
kerja76
4. Mengembangkan dan memperbaharui pengetahuan industri perhotelan 1145. Berkomunikasi melalui telepon 1146. Menerima dan memproses reservasi 3047. Menyediakan layanan akomodasi reception 3048. Menyediakan layanan porter 1149. Membersihkan lokasi /area dan peralatan 30410. Menyiapkan kamar untuk tamu 30411. Menyediakan layanan housekeeping untuk tamu 11412. Menangani linen dan pakaian tamu 204
JUMLAH 4812
Keterangan:3. Durasi pemelajaran per jam @ 45 menit.Praktek kerja di Industri dilaksanakan selama 4 sampai dengan 12 bulan, menggunakan alokasi waktu pemelajaran produktif.
2
Diagram Pencapaian KompetensiDiagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan dengan menperhatikan tata urutan/tahapan logis pemebelajaran kompetensi kejuruan digambarkan sbb:
ITHHGHS01AIS
ITHHGHS01AIS
ITHHBKTA04AIS
ITHHBKTA04AIS
ITHHGHS03AIS
ITHHGHS03AIS
ITHHBKTA01AIS
ITHHBKTA01AIS
ITHHBCMC01AIS
ITHHBCMC01AIS
ITHHBKTA02AIS
ITHHBKTA02AIS
ITHHINA02AIS
ITHHINA02AIS
ITHHBCMC04AIS
ITHHBCMC04AIS
ITHHINA07AIS
ITHHINA07AIS
ITHHINA04AISITHHINA04AIS
ITHHBCMC05AIS
ITHHBCMC05AIS
ITHHINA05AIS
ITHHINA05AIS
ITHHBMC02AIS
ITHHBMC02AIS
ITHHACAT01AIS
ITHHBKTA03AIS
ITHHBKTA03AIS
ITHHACAT03AIS
ITHHACAT03AIS
ITHHBCMC15AIS
ITHHBCMC15AIS
ITHHBCMC09AI
ITHHBCM03AIS
ITHHBCMC06AI
ITHHBCMC08AI
ITHHINA08AIS
ITHHINA10AIS
ITHHBCMC07AI
ITHHBFBS03AIS
ITHHBFBS12AIS
ITHHBFBS10AIS
ITHHBFBS08AIS
ITHHBCMC12AIS
ITHHAPSF01AIS
ITHHBCMC16AIS
ITHHBCAT04AIS
3
KeteranganITHHGHS01AIS Melaksanakan prosedur hygiene di tempat kerjaITHHBKTA04AIS Membersihkan lokasi.area kerja dan peralatanITHHGHS03AIS Memberikan pertolongan pertamaITHHBKTA01AIS Mengorganisir dan menyiapkan makananITHHBKTA02AIS Menyajikan makananITHHBCMC01AIS Menggunakan metode dasar memasakITHHBCMC04AIS Menyiapkan stock dan sausITHHBCMC05AIS Menyiapkan supITHHBFBS03AIS Menyediakan layanan makanan dan minumanITHHBCMC02AIS Menyiapkan appetizer dan saladITHHINA02AIS Menyiapkan dan membuat bumbu ITHHINA04AIS Menyiapkan dan membuat salad (gado-gado, urap dan rujak)ITHHINA05AIS Menyiapkan dan membuat kaldu dan sup (soto)ITHHINA07AIS Menyiapkan dan membuat hidangan nasi dan mieITHHBCMC03AIS Menyiapkan sandwichITHHBCMC06AIS Menyiapkan hidangan yang terbuat sayuran, telur, dan makanan
yang terbuat dari tepung teriguITHHBCMC07AIS Menyiapkan dan memasak unggas dan binatang buruanITHHBCMC08AIS Menyiapkan dan memasak seafoodITHHACAT01AIS Merencanakan hidangan harian untuk meningkatkan kesehatanITHHBFBS08AIS Menyediakan room serviceITHHBFBS10AIS Menyiapkan dan menghidangkan minuman non-alkoholITHHINA08AIS Menyiapkan dan membuat sate/ jenis makanan panggangITHHBKTA03AIS Menerima dan menyimpan persediaan makananITHHBCMC09AIS Mengidentifikasi dan menyiapkan daging ITHHBCMC10AIS Menyiapkan dessert yang disajikan panas dan dinginITHHBCMC12AIS Merencanakan dan menyiapkan makanan untuk buffet ITHHACAT03AIS Memilih system Jasa BogaITHHAPSF01AIS Memilih, menyiapkan dan menghidangkan jenis makanan khususITHHBCMC16AIS Mengorganisir operasi makanan dalam jumlah besarITHHBCAT04AIS Mengoperasikan outlet makanan cepat sajiITHHBCMC15AIS Merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu ITHHBFBS12AIS Menyediakan penghubung antara dapur dan area pelayanan
4
Dan seterusnya
1. Standar Kompetensi Muatan Lokal
1. Bahasa Prancis
a. Memahami bahasa lisan dalam menerima/menyambut tamu
b. Menggunakan bahasa lisan untuk menyampaikan informasi kepada tamu
c. Memahami bahasa tulisan dalam membaca resep-resep masakan
5
I. Struktur KurikulumProgram Keahlian : RestoranLama Pendidikan*) : 3 Tahun
NO. KomponenDurasi
Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 1921.2 Pendidikan Kewarganegaraan 1921.3 Bahasa Indonesia 1921.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1921.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.1 Matematika 3302.2 Bahasa Inggris 4402.3 Ilmu Pengetahuan Alam 1922.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 1282.5 KKPI 2022.6 Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Restoran 1403.2 Kompetensi Kejuruan Restoran 1200
B. Muatan Lokal 192
C.Pengembangan DiriPaskibra/PMR/KIR/dll
192**)
Jumlah 3772
*) Jumlah jam keseluruhan pada struktur kurikulum akan menentukan lamanya pendidikan.
**) tidak dihitung dalam penjumlahan jam pelajaran.
6
II. KALENDER PENDIDIKANContoh KALENDER PENDIDIKAN SMK TAHUN PELAJARAN 2006 - 2007
BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
JULI 2006
AGUSTUS 2006
SEPTEMBER 2006 x
OKTOBER 2006
NOVEMBER 2006 x
DESEMBER 2006
JANUARI 2007
FEBRUARI 2007 x x x
MARET 2007
APRIL 2007 x
MEI 2007
JUNI 2007 x
JULI 2007 Tahun Pelajaran 2007 – 2008
Keterangan: = Hari Pertama Sekolah / MOS = Libur Umum
= Hari Ahad / Minggu = Perkiraan Ujian Nasional
= Libur Semester = Laporan hasil Belajar
= = Uji Kompetensi / Project Work Kelas III
= Hari Efektif Belajar = Perkiraan Ujian Sekolah
7
Lampiran 2
CONTOH
SILABUSNama Sekolah : SMK Negeri 6 SurabayaMata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan RestoranKelas/Semester : X / 1Standar Kompetensi : Menyajikan MakananKode Kompetesi : ITHH BKTA 02 AIS Alokasi Waktu : 26 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Indikator Materi
PembelajaranKegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi WaktuSumber Belajar
Tatap muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di
DU/DI1. Menyia
pkan makanan untuk penyajian makanan
Makanan diidentifikasikan secara benar berdasarkan susunan menu
Menyusun menu
Mengklasifikasikan jenis makanan:
- Makanan pembuka
- Makanan Utama
- Makanan Penutup
Membedakan peralatan hidang sesuai dengan:
- Bentuk
- Ukuran
- Warna
Menjelaskan pengertian menu, macam-macam menu, identifikasi makanan berdasarkan menu dan peralatan hidang
Menggunakan alat hidang dengan tepat
menyusun menu, dan memilih peralatan penyajian makanan/hidang dengan teliti
Tes tertulisObservasi/ pengamatan
2 - -
Buku resep
Peralatan hidang
2. Memorsi dan
Makanan untuk penyajian
Mengetahui standar porsi
Menjelaskan pengertian penyajian makanan
Observasi/ pengamatan
2 10(20)
8
Kompetensi Dasar
Indikator Materi
PembelajaranKegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi WaktuSumber Belajar
Tatap muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di
DU/DImenata makanan
disiapkan secara bersih dan suhu yang tepat
Makanan diporsi secara benar sesuai dengan standar perusahaan
Makanan disajikan dengan bersih, rapih dan menarik sesuai standar perusahaan
Makanan disajikan dalam suhu yang tepat, serta kombinasi warna yang menarik
Menerapkan standar porsi
Menerapkan standar kebersihan
Menata hidangan dengan memperhatikan keharmonisan penataan
Mengatur ketepatan suhu penyajian makanan
Menjelaskan syarat-syarat penyajian makanan
Menjelaskan standar porsi
Menjelaskan teknik penyajian makanan
Menjelaskan suhu yang tepat dalam penyajian makanan
Memorsi hidangan dengan tepat sesuai standar perusahaan
Menata dan menyajikan makanan
Menyajikan makanan dalam suhu yang tepat
Teliti dalam memorsi, menata dan menyajikan makanan
Modul Tata hidang
3. Bekerja dalam tim
Kerja dalam tim antara seluruh staf pelayanan dilaksanakan agar pelayanan makanan terselenggara dengan tepat dan berkualitas
Hubungan kerja antara staf pelayanan dengan dapur dilaksanakan dengan baik untuk memaksimalkan kualitas penyajian
makanan dan meminimalkan
Mengetahui prinsip kerja tim
Mengetahui alur kerja antara dapur dan restoran
Menjelaskan hubungan kerja antara dapur dan restoran
Menjalin hubungan kerja yang baik antara staf dapur dan pelayanan
Dapat bekerja sama dengan unit kerja yang lain untuk memaksimalkan penataan dan pelayanan makanan
Observasi/ pengamatan
2 10 (20) Modul Tata hidangan
9
Kompetensi Dasar
Indikator Materi
PembelajaranKegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi WaktuSumber Belajar
Tatap muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di
DU/DIkekurangan
10
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK(GENERIK)
KomponenDurasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 1922. Pendidikan Kewarganegaraan 1923. Bahasa Indonesia 1924. Bahasa Inggris 4405. Matematika
5.1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan
330
5.2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi
403
5.3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian
516
6. Ilmu Pengetahuan Alam6.1 IPA 1926.2 Fisika
6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi
192276
6.3 Kimia6.3.1 Kimia Kelompok Pertanian6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan
Kesehatan
192192
6.4 Biologi6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan
192192
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 1288. Seni Budaya 1289. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
10. Kejuruan10.1 KKPI 20210.2 Kewirausahaan 19210.3 Dasar Kompetensi Kejuruan 14010.4 Kompetensi Kejuruan 1044
B. Muatan Lokal 192C. Pengembangan Diri (192)
11
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Kelompok: Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan
NO. KomponenDurasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.6 Pendidikan Agama 1921.7 Pendidikan Kewarganegaraan 1921.8 Bahasa Indonesia 1921.9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1921.10Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.7 Matematika 3302.8 Bahasa Inggris 4402.9 Ilmu Pengetahuan Alam 1922.10Ilmu Pengetahuan Sosial 1282.11KKPI 2022.12Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.3 Dasar Kompetensi Kejuruan 1403.4 Kompetensi Kejuruan 1044
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri (192)
3948
12
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Kelompok: Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi
KomponenDurasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif1.1 Pendidikan Agama 1921.2 Pendidikan Kewarganegaraan 1921.3 Bahasa Indonesia 1921.4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1921.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif2.1 Matematika 4032.2 Bahasa Inggris 4402.3 Ilmu Pengetahuan Alam 1922.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 1282.5 KKPI 2022.6 Kewirausahaan 192
3. Produktif3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan 1403.2 Kompetensi Kejuruan 1044
B. Muatan Lokal 192C. Pengembangan Diri (192)
4021
13
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Kelompok: Teknologi
KomponenDurasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif1.1 Pendidikan Agama 1921.2 Pendidikan Kewarganegaraan 1921.3 Bahasa Indonesia 1921.4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1921.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif2.1 Bahasa Inggris 4402.2 Matematika 5162.3 Ilmu Pengetahuan Alam 1922.4 Fisika 2762.5 Kimia 1922.6 Ilmu Pengetahuan Sosial 1282.7 KKPI 2022.8 Kewirausahaan 192
3. Produktif3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan 1403.2 Kompetensi Kejuruan 1044
B. Muatan Lokal 192C. Pengembangan Diri (192)
Jumlah 4602
14
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Kelompok: Pertanian
KomponenDurasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif1.1 Pendidikan Agama 1921.2 Pendidikan Kewarganegaraan 1921.3 Bahasa Indonesia 1921.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1921.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif2.1 Bahasa Inggris 4402.2 Matematika 5162.3 Ilmu Pengetahuan Alam 1922.4 Fisika 1922.5 Kimia 1922.6 Biologi 1922.7 Ilmu Pengetahuan Sosial 1282.8 KKPI 2022.9 Kewirausahaan 192
3. Produktif3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan 1403.2 Kompetensi Kejuruan 1044
B. Muatan Lokal 192C. Pengembangan Diri (192)
Jumah 4710
15
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Kelompok: Kesehatan
KomponenDurasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif1.1 Pendidikan Agama 1921.2 Pendidikan Kewarganegaraan 1921.3 Bahasa Indonesia 1921.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1921.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif2.1 Bahasa Inggris 4402.2 Matematika 5162.3 Ilmu Pengetahuan Alam 1922.4 Kimia 1922.5 Biologi 1922.6 Ilmu Pengetahuan Sosial 1282.7 KKPI 2022.8 Kewirausahaan 192
3. Produktif3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan 1403.2 Kompetensi Kejuruan 1044
B. Muatan Lokal 192C. Pengembangan Diri (192)
Jumlah 4518
16