Bimbingan Teguran Secara Lisan · Web viewmelanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan bekerja,...
Transcript of Bimbingan Teguran Secara Lisan · Web viewmelanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan bekerja,...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan
terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam
melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping
itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi
peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan
kinerja yang baik. (Armstrong , M. 1991)
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang
ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya
untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program
orientasi kepada tenaga perawat/bidan yang baru pada hari pertama mereka
bekerja, karena perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan
patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak
jelas, atau tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain memberikan orientasi,
pimpinan harus menjelaskan secara rinci peraturan peraturan yang sering
dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula
peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui,
sebaiknya diinformasikan kepada staf melalui diskusi aktif. (Marriner,A.T.
1995)
Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan
yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab
itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar dari
kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan cara
1
yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut
tingkat pelanggaran dan klasifikasinya. (Hastings,J. 1999).
Disiplin diartikan oleh Prijodarminto (1993), sebagai suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Dalam
hal ini sikap dan perilaku yang demikian tercipta melalui proses binaan keluarga,
pendidikan dan pengalaman atau pengenalan dari keteladanan dari lingkungannya.
Disiplin akan membuat seseorang dapat membedakan hal-hal apa saja yang
seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan dan yang tidak
seharusnya dilakukan (Karena merupakan hal-hal yang dilarang).
Disiplin ini memiliki tiga aspek, yaitu :
a. Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib
sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan
pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria
dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut
menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa
ketaatan akan aturan, norma, kriteria dan standar merupakan syarat
mutlak untuk mencapai keberhasilan.
c. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati
untuk mentaati segala hal dengan cermat dan tertib.
Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi
pengarah dan pedoman untuk mewujudkan sikap mental berupa
perbuatan dan tingkah laku. Hal inilah yang pada dasarnya disebut
dengan disiplin.
Gibson, Ivancevich, dan Donelly (1985-13) mendefinisikan disiplin
sebagai penggunaan beberapa bentuk hukuman atau sanksi jika karyawan
menyimpang. Penggunaan hukuman digunakan apabila manajer dihadapkan pada
2
permasalahan perilaku bawahan yang tidak sesuai dengan peraturan dan prestasi
kerja yang di bawah standar perusahaan. Daftar perilaku yang dapat dihukum
adalah sebagai berikut:
ketidakhadiran,
kelambanan,
mencuri,
tidur ketika bekerja,
mengancam pimpinan,
melanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan bekerja,
pembangkangan perintah,
memperlakukan pelanggan secara tidak wajar,
memperlambat pekerjaan,
menolak bekerjasama dengan rekan kerja,
menolak untuk bekerja lembur,
memiliki dan menggunakan obat-obat terlarang ketika bekerja,
merusak peralatan,
menggunakan bahasa/kata-kata kotor, dan
melakukan mogok kerja yang ilegal.
1.2 Rumusan masalah
Dengan adanya kemajuan system pendidikan dan system pengajaran
dimana diperlukan disini kedisiplinan suatu organisasi pendidik untuk lebih
memusatkan perhatiannya kepada kedisiplinan, karena kedisiplinan akan
menumbuhkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah maupun dilokasi
organisasi tersebut.
Jadi, adapun rumusan masalah yang di kaji adalah :
1. Memahami Pengertian dari Kedisiplinan Dalam Organisasi.
2. Memahami prinsip-prinsip disiplin dalam organisasi.
3. Memahami apa sebenarnya tujuan dari Kedisiplinan Organisasi tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Disiplin dalam Organisasi
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan
seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar.
Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang
melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat
menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan
organisasi.
Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki
perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti. Tindakan disipliner hanya
dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak
dapat mematuhi praturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan
mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan pasen secara langsung, oleh
karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan
harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi.
Pengembangan Disiplin. Asumsi : Tidak ada orang yang sempurna, oleh
sebab itu setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan belajar
dari kesalahan tersebut. Tindakan koreksi dilakukan apabila individu tidak
dapat mematuhi peraturan sesuai standar minimal atau tidak dapat
meningkatkan tujuan organisasi.
5
2.2 Prinsip-Prinsip Disiplin
1. Pemimpin mempunyai prilaku positif
Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang
pemimpin harus dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya.
Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan
perilaku yang positif sesuai dengan harapan staf.
2. Penelitian yang Cermat
Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius, pimpinan harus
memahami akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan
informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian
pelanggaran yang telah dilakukan, analisa, dan bila perlu minta pendapat
dari pimpinan lainnya.
3. Kesegeraan
Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi dengan cara yang
bijaksana. Karena, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin
yang akan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan
mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut.
4. Lindungi Kerahasiaan (privacy)
Tindakan indisipliner akan mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan
lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan
tersendiri dengan suasana yang rileks dan tenang. Kerahasiaan harus tetap
dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa depannya .
6
5. Fokus pada Masalah.
Pimpinan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan yang
dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya, kemukakan bahwa
kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan.
6. Peraturan Dijalankan Secara Konsisten
Peraturan dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai
yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak merasa dihukum dan
dapat menerima sanksi yang dilakukan secara wajar.
7. Fleksibel
Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang
pegawai telah di analisa dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi
pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan
yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap organisasi
8. Mengandung Nasihat
Jelaskan secara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak dapat
diterima. File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan
sebagai acuan, sehingga mereka dapat memahami kesalahannya.
9. Tindakan Konstruktif
Pimpinan harus yakin bahwa bawahan telah memahami perilakunya
bertentangan dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya
peraturan untuk staf maupun organisasi. Upayakan agar staf dapat
merubah perilakunya sehingga tindakan indisipliner tidak terulang lagi.
10. Follow Up (Evaluasi)
Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan apakah
perilaku bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan tidak
7
berubah, pimpinan harus melihat kembali penyebabnya dan
mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indisipliner.
2.3 Tujuan Disiplin dalam Organisasi
Difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar peraturan kerja
dapat diberlakukan secara konsisten. Tidak bersifat menghakimi dalam
memberlakukan hukuman atas tindakan indisipliner.
2.4 Tindakan Disiplin dalam Organisasi
Bimbingan Teguran Secara Lisan
Skors Teguran Secara Tertulis
a) Teguran Secara Lisan
Teguran secara lisan terbatas dalam hal mengingatkan perawat untuk
kesalahan yang kecil dan baru pertama kali dilakukan. Sebagai suatu tindakan
koreksi, biasanya teguran dilakukan secara pribadi dengan cara yang
bersahabat dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan. Bantu
bawahan untuk membuat keputusan agar tidak mengulangi kesalahannya. Buat
catatan khusus bahwa perawat telah melakukan konsultasi, catat waktu, tempat,
dan permasalahannya, serta kesimpulan konsultasi. Dokumen dimasukkan
kedalam file pribadi perawat.
8
b) Teguran Secara Tertulis
Teguran secara tertulis dilakukan apabila pelanggaran diulangi kembali,
tidak menunjukan perbaikan atau pelanggarannya cukup serius. Dalam teguran
secara tertulis, harus dicantumkan nama pegawai, nama pimpinan,
permasalahannya, rencana perbaikan, dan batas waktu perbaikan serta
konsekwensi nya apabila pelanggaran diulangi. Bawahan harus membaca dan
memahami sanksi yang diberikan dan disepakati bersama. Dokumen dimasukan
ke dalam file pribadi pegawai dan tembusannya diberikan kepada yang
bersangkutan. Sanksi biasanya disesuaikan dengan kebijakan institusi atau
organisasi setempat.
c) Keputusan Terakhir/Skors
Keputusan terakhir atau terminasi dilakukan karena pimpinan melihat
bahwa kesalahan yang dilakukan oleh bawahan sudah sangat serius dan selama
batas waktu perbaikan perilaku bawahan tidak memperlihatkan perubahan.
Keputusan terakhir biasanya dilakukan dengan melibatkan pimpinan
organisasi/Departemen. Keputusan terakhir /skors dapat dilakukan dengan
berbagai cara tergantung pada tingkat kesalahannya maupun kebijakan dari
institusi / organisasi. Antara lain adalah : Penurunan pangkat, mutasi,
penundaan kenaikan pangkat / berkala, penurunan insentif, tidak diperkenankan
bekerja untuk jangka waktu pendek , jangka waktu panjang, atau akhirnya
diberhentikan / dikeluarkan.
2.5 Teori Organisasi
Teori organisasi mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi. Termasuk,
bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan
misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang di dalamnya maupun
lingkungan kerja organisasi tersebut.
9
Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh
Revolusi Inggris. Secara umum, merupakan rangkuman konsep, ikhtisar, tinjauan,
dan pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah organisasi agar
mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Teori organisasi mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar,
bisa dibedakan ke dalam tiga kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori
organisasi neo modern, dan teori organisasi modern.
1) Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan ke
dalam teori organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau “teori
mesin”. Pada masa ini, organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang
yang membentuk lembaga, tiap-tiap bagian memiliki spesialisasi dan sentralisasi
dalam tugas dan wewenang.
Dalam teori klasik ini, organisasi tersusun atas empat unsur pokok.
1. Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi.
2. Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu.
3. Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda.
4. Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem
tersebut.
Para penganut teori klasik organisasi meyakini bahwa organisasi
bergantung pada kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori
organisasi klasik kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi,
administrasi, dan manajemen ilmiah.
10
a) Teori Birokrasi
Teori ini berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan menekankan pada
aspek legal-rasional. Legal dalam hal ini dimaknai sebagai bentuk wewenang
yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan
masing-masing elemen. Sementara rasional, mengacu pada suatu tujuan yang jelas
dan ditetapkan bersama.
Salah satu tokoh pengusung teori klasik adalah Max Weber (21 April
1864-14 Juni 1920), seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog Jerman. Dalam
salah satu karyanya yang terkenal, The Protestant Ethic and Spirit of
Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization, Weber
menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun atas hal-hal berikut
ini.
1. Pembagian kerja.
2. Hirarki wewenang.
3. Program rasional.
4. Sistem prosedur.
5. Sistem aturan hak kewajiban.
6. Hubungan antarpribadi yang bersifat impersonal.
b) Teori Administrasi
Teori administrasi organisasi menekankan pada aspek makro dan praktik
langsung manajemen. Beberapa tokoh pengusung teori administrasi, adalah Henry
Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta James D. Mooney dan Allen Reily
dari Amerika.
11
Dalam buku Admistration industrtrielle et Generale karya Henry Fayol
(terbit 1916), misalnya, industrialis asal Prancis itu menyebutkan kaidah
manajemen yang terdiri dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab,
disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan
umum, balas jasa, sentralisasi, rantai skalar, tata tertib, keadilan, kelanggengan
personalia, inisiatif, dan semangat korps.
Sementara itu, James D Mooney dan Allen Reilly berpendapat bahwa
koordinasi memegang peranan penting dalam sebuah perencanaan organisasi.
Sebuah organisasi harus menerapkan tiga prinsip utama, yakni sebagai berikut.
1. Prinsip koordinasi.
2. Prinsip skalar dan hirarki.
3. Prinsip fungsional.
c) Teori Manajemen Ilmiah
Berbeda dengan teori administrasi, manajemen ilmiah lebih memusatkan
teori pada aspek makro organisasi. Teori ini banyak berkembang di Mesir, Cina,
dan Romawi. Salah satu tokoh pengusung teori ini, FW Taylor, memberi definisi
teori manajemen ilmiah sebagai seperangkat mekanisme untuk meningkatkan
efesiensi kerja.
Lebih jauh, FW Taylor menjelaskan bahwa organisasi memiliki empat
kaidah, yaitu sebagai berikut.
Mengubah metode kerja praktik menjadi metode atas dasar ilmu
pengetahuan.
Mengadakan seleksi dalam rekrutasi, mengadakan latihan dan
pengembangan bagi karyawan.
12
Integrasi dalam pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan
pengembangan secara ilmiah.
Membangun semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat
optimal.
2) Teori Neoklasik
Aliran Neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap teori
klasik, ketiga teori tersebut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan
manusiawi. Teori neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan
sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun kelompok kerja.
Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang dalam
bukunya, Psychology and Industrial Effeciency yang terbit tahun 1913, dan dinilai
sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik.
3) Teori Modern
Teori klasik dan neoklasik ternyata dinilai belum memuaskan untuk
tuntutan manajemen modern. Banyak kelemahan dan ketimpangan yang masih
ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada 1950.
Teori ini kemudian dikenal dengan nama “analiasis sistem” atau “teori terbuka”
yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling
bergantung.
Beberapa perbedaan mencolok antara teori modern dengan teori klasik
adalah sebagai berikut.
1. Teori klasik menitikberatkan pada analisis dan deskripsi, sementara teori
modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara
menyeluruh.
2. Teori klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal,
sementara teori modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.
13
2.6 Disiplin Kerja dalam Organisasi
Disiplin diperlukan baik untuk pribadi diri kita sendiri, maupun rekan
kerja dalam organisasi. Sehingga akan tercipta suasana yang sangat baik dan
mendukung satu sama lain di organisasi. Disiplin bukan hanya sekedar patuh.
Disiplin bukan berarti hanya mematuhi peraturan organisasi, datang tepat waktu,
atau menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, tapi lebih jauh lagi adalah kesadaran
untuk melakukan segala sesuatu dengan target, menjaganya agar tetap berada pada
jalurnya dan tetap sejalan dengan visi dan misi organisasi di mana kita bekerja.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang dapat kita lakukan :
1. Targeting & Planning
2. Finished Your Job
3. Corporate Look
4. On Time
5. Be Organized
6. Be Honest
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disiplin kerja sangat penting digunakan sebagai arahan untuk
membentuk dan melatih seseorang melakukan sesuatu menjadi baik, dan
merupakan proses untuk menumbuhkan perasaan seseorang dalam
mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara objektif melalui
kepatuhannya manjalankan peraturan organisasi.
Koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera
diatasi dan dilakukan oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi.
Karena melemahnya disiplin kerja dalam organisasi akan secara langsung
mempengaruhi moral pegawai maupun terhadap pelayanan yang diberikan.
Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki
perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti, oleh karena itu harus dilakukan
secara adil dan bijaksana.
3.2 Saran
Adapun yang dapat disarankan dalam kedisiplinan dalam berorganisasi itu
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pemimpin organisasi, jadi diharapkan kedisiplin pemimpin baru
akan menumbuhkan rasa kedisiplinan kepada staf pegawai atau pera
pengajar di organisasi pendidikan tersebut
Hanya ini yang saya dapat simpulkan bahwa kedisiplin dalam organisasi
itu akan tumbuh dan akan terlaksana jika pemimpin dalam organisasi tersebut
lebih disiplin terhadap waktu dan tugasnya maka akan menumbuhkan rasa
15
kedisiplinan kepada pegawai atau kepada staf pengajar lainnya dan akan
menumbuhkan suatu organisasi yang lebih efektif.
16
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong , M. (1991) A Hand Book on personnel Management Practice ( 4th
ed), London Hogan Page.
Marriner,A.T. (1995) ,Nursing Management and Leadership ( 5th ed), Mosby St Louis, Baltimore.
Hastings,J. (1999), Discipline At Workpart One of The Informal Process, Nursing Management, 6 (5), 20-23
http://skripsiakuntansi.com/skripsi-manajemen/pengaruh-budaya-organisasi-terhadap-disiplin-kerja-studi-kasus-pada-kantor-kesekretariatan-pemerintah-kota-blitar/
http://www.anneahira.com/teori-organisasi.htm
http://www.yousaytoo.com/pengertian-organisasi/146689
http://www.pdfchaser.com/DISIPLIN-KERJA.html#
http://www.pdfchaser.com/Kepemimpinan-Dalam-Organisasi.html#
http://www.pdfchaser.com/PENGARUH-SEMANGAT-KERJA,-DAN-DISIPLIN-KERJA-TERHADAP-PRODUKTIVITAS-....html#
http://www.sabda.org/lead/disiplin_kepemimpinan
http://www.skripsi-tesis.com/06/15/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat-dan-perilaku-membeli-konsumen-studi-kasus-pada-pt-ultrajaya-pdf-doc.htm
17
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada Rasulullah SAW
serta sahabat dan keluarga beliau sekalian dengan segala kebaikan Beliau yang
telah membawa kits dari Alam Jahiliyah kepada Alam Islamiayh dan dari Alam
yang penuh Kebiadaban kepada Alam yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan.
Dalam makalah ini yang berjudul “Disiplin dalam Organisasi” yang ditulis
dengan segenap kemampuan yang terbatas dan sederhana mungkin.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada Dosen Pembimbing dan seluruh
pihak yang telah ikut berpatisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Dengan
selesainya penyusunan makalah ini, saya berharap agar makalah ini dapat dikritik
yang membangun dan hasilnya dapat bermanfaat bagi kami dan orang lain.
Banda Aceh, 1 Februari 2011
Penulis
18
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................... iDaftar Isi.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 11.1 Latar Belakang.............................................................................. 11.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 52.1 Pengertian Disiplin Dalam Organisasi.......................................... 5
2.2 Prinsip-prinsip disiplin.................................................................. 6
2.3 Tujuan disiplin dalam organisasi.................................................. 82.4 Tindakan Disiplin dalam Organisasi............................................. 82.5 Teori-Teori Organisasi.................................................................. 92.6 Disiplin Kerja Dalam Organisasi.................................................. 14
BAB III PENUTUP................................................................................. 153.1 Kesimpulan................................................................................... 153.2 Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 17
19
Makalah :
“DISIPLIN DALAM ORGANISASI”
DI
SUSUN
OLEH :
Nama : SUZANNINIM : 1009200050117Ruang : Reguler A3
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
20