Bilangan Gigi Dan Infark Miokard Dan Strok Di Kala

19
BILANGAN GIGI DAN INFARK MIOKARD DAN STROK DI KALANGAN WARGA TUA YANG TIDAK PERNAH MEROKOK Oleh: Abdul Rahim bin Abdul Rauf 100100283 Nabilah binti Saroni 100100287 Nurul Erma Susanti binti Soekarno 100100295 Khamisah binti Ghazali 100100386 Muhibbuddin Muhammad Isa 100100393 Pembimbing : drg. H. Asmulian D. Djaya Harahap, C.Ort, AMED DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

description

Gigi dan mulut

Transcript of Bilangan Gigi Dan Infark Miokard Dan Strok Di Kala

BILANGAN GIGI DAN INFARK MIOKARD DAN STROK DI KALANGAN WARGA TUA YANG TIDAK PERNAH MEROKOK

BILANGAN GIGI DAN INFARK MIOKARD DAN STROK DI KALANGAN WARGA TUA YANG TIDAK PERNAH MEROKOK

Oleh:

Abdul Rahim bin Abdul Rauf

100100283

Nabilah binti Saroni

100100287

Nurul Erma Susanti binti Soekarno

100100295

Khamisah binti Ghazali

100100386

Muhibbuddin Muhammad Isa

100100393

Pembimbing :

drg. H. Asmulian D. Djaya Harahap, C.Ort, AMED

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

ABSTRAK

Latar Belakang : Pada penelitian sebelumnya, hubungan antara bilangan gigi dan penyakit kardiovaskular lebih banyak ditemukan pada golongan muda berbanding golongan tua, ini membuktikan bahawa usia dapat mempengaruhi hubungan antara bilangan gigi dan penyakit kardiovaskular.

Kami menyelidiki hubungan antara kehilangan gigi dan penyakit arterosklerosis seperti infark miokard dan strok pada penduduk lansia yang homogen.

Populasi pada penelitian ini terdiri dari 392 orang warga tua yang berpartisipasi dalam penelitian berdasarkan populasi Kuopio 75+. Data diperoleh melalui wawancara, pemeriksaan kesehatan klinis yang terstruktur, dan rekam medis pasien. Hasil utama yang diperoleh adalah, terdapatnya riwayat infark miokard dan strok iskemik. Rasio proporsi prevalensi (RPP) telah diestimasi menggunakan model linear umum.

Hasil : Subjek tanpa gigi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi terhadap riwayat infark miokard dan strok iskemik berbanding subjek dengan gigi, walaupun peningkatannya secara statistik tidak signifikan dan lemah. Subjek dengan bilangan gigi yang lebih banyak memiliki kemungkinan yang leih tinggi terhadap riwayat infark miokard dan strok iskemik berbanding subjek dengan bilangan gigi yang lebih sedikit, walaupun peningkatannya secara statistik tidak signifikan.

Kesimpulan : Data yang diperoleh tidak menunjukkan bukti bahawa kehilangn gigi secara total atau parsial dapat dihubungkan dengan penyakit arterosklerotik seperti infark miokard dan strok iskemik pada warga tua usia 75 tahun dan ke atas.

ABSTRACT

Background : In most previous studies the association between number of teeth and cardiovascular disease has been found to be stronger among younger age groups than in older age groups, which indicates that age may modify the association between number of teeth and cardiovascular disease.

We investigated the association between tooth loss and atherosclerotic vascular diseases such as myocardial infarction and stroke in a homogeneous elderly population.

The study population was comprised of a subpopulation of 392 community-living elderly people who participated in the population-based Kuopio 75+ study. The data were collected through an interview, a structured clinical health examination and from patient records. The main outcome measures were a history of diagnosed myocardial infarction and diagnosed ischemic stroke. Prevalence proportion ratios (PPR) were estimated using generalised linear models.

Results : Edentate subjects had a weakly, statistically non significantly increases likelihood of a history of myocardial infarction and ischemic stroke compared with dentate subjects. Those with a large number of teeth had a slightly, but not statistically significantly increased likelihood of a history of myocardial infarction and ischemic stroke compared with those with a small number of teeth.

Conclusion : These data did not show evidence that total or partial tooth loss would be associated with atherosclerotic vascular diseases such as myocardial infarction and ischemic stroke among an elderly population aged 75 years or older.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kedokteran Gigi dan Mulut yang berjudul Bilangan Gigi dan Infark Miokard dan Strok di Kalangan Warga Tua yang Tidak Pernah Merokok.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

drg. H. Asmulian D. Djaya Harahap, C.Ort, AMED sebagai dosen pembimbing makalah ini yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.Seluruh konsulan di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi dan Mulut FK USU yang telah memberi saran dan masukan dalam penyusunan makalah ini.Seluruh staf di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi dan Mulut FK USU yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa sentiasa memberikan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................................i

ABSTRACT....................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL.........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................1

1.2. Tujuan Penelitian.............................................................................................

BAB 2 METODE PENELITIAN................................................................................

2.1.

BAB 3 HASIL PENELITIAN....................................................................................

BAB 4 DISKUSI DAN KESIMPULAN..................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB 1

BAB 4

DISKUSI DAN KESIMPULAN

4.1 Diskusi

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini tidak menunjukkan bahwa terdapatnya hubungan antara kehilangan gigi secara parsial atau total dengan infark miokard atau strok. Malah, data ini menunjukkan subjek dengan jumlah gigi yang banyak mempunyai probabilitas yang lebih tinggi untuk didiagnosa dengan infark miokard dan strok, dan subjek dengan jumlah gigi yang lebih sedikit, misalnya subjek yang telah kehilangan hampir seluruh gigi, mempunyai kemungkinan yang lebih sedikit untuk terdiagnosa dengan infark miokard dan strok. Namun, harus ditekankan bahwa ekstrapolasi dari estimasi model multivariat seperti yang terlihat pada gambar 1 dan 2 adalah sama tidak jelas dengan estimasi awal.

Untuk menurunkan efek perancu, kami menyesuaikan usia, beberapa faktor resiko klasik bagi penyakit jantung, tingkat pendidikan, dan faktor perilaku yang semuanya didistrubusikan secara tidak merata pada dentate dan edentate. Tambahan pula, kami membatasi penelitian ini kepada subjek yang tidak pernah merokok karena kontrol penuh dari subjek yang merokok adalah mustahil. Populasi dari penelitian ini adalah homogenous dari segi suku, usia (75 tahun dan ke atas), distribusi gegografis (penduduk kota Kuopio) dan kapasitas fisikal (subjek yang tinggal di rumah, bukan dalam institusi), yang mana juga menurunkan perancu. Namun, meskipun penyesuaian dan pembatasan telah dilakukan, kemungkinan berlakunya perancu tidak dapat disingkirkan, lebih-lebih lagi yang berkaitan dengan faktor yang sukar atau mustahil untuk dikonsepsualisasi sepenuhnya, misalnya perilaku, sikap, dan faktor sosioekonomi. Alasan tambahan mengapa kami tidak menemukan hubungan yang signifikan dapat dikarenakan perancu yang berkaitan dengan penentu yang kuat seperti pendidikan misalnya, menutup efek dari penentu yang lemah.

Kadar partisipasi pada penelitian ini adalah tinggi (86%), yang mana penurunan posibilitas pada partisipasi dalam penelitian dapat berefek pada hasil penemuan. Terdapat bias pada partisipasi subjek; warga tua yang tidak berpartisipasi dalam penelitian adalah lebih tua dari peserta yang lain. Berkaitan dengan jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang bermakna pada distribusi jenis kelamin antara peserta dengan bukan peserta. Peserta penelitian ini tinggal di rumah bukan di institusi, yang bermaksud peserta pada kelompok usia ini sama dalam status kesehatan (kohort). Kondisi ini dibuat sedemikian rupa sehingga subjek dengan resiko tinggi dapat dieksklusikan dari penelitian karena umumnya subjek dengan status kesehatan yang buruk karena tinggal di institusi, rumah sakit atau mati. Kelangsungan hidup selektif ini menyebabkan bias kelangsungan hidup, yang mencegah terdeteksinya hubungan antara kehilangan gigi dan penyakit aterosklerotik. Bias yang berkaitan dengan kelangsungan hidup ini menekankan pentingnya melakukan penelitian kohort berbanding penelitian cross-sectional.Pada penelitian ini, informasi didapatkan dari rekam medis pasien sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan informasi.

4.2. Keterbatasan pada Penelitian

Penelitian ini mendapatkan informasi dari data sekunder sehingga memberikan beberapa implikasi. Pertama, terdapat jumlah subjek yang terbatas; sampel awal penelitian ini adalah 700 orang (86%). Setelah dibatasi dengan subjek yang tidak pernah merokok, hanya 392 orang yang tersisa sehingga jumlah yang sedikit ini tidak dapat menunjukkan sebarang signifikan berdasarkan estimasi kami (dentate vs edentate,jumlah gigi, sebagai variabel kontinu). Namun, harus diperhatikan bahwa estimasi tidak hanya bergantung pada ukuran penelitian. Kedua, karena informasi yang didapat adalah data sekunder, pemeriksaan oral yang komprehensif tidak dilakukan, hanya jumlah gigi yang tinggal (jumlah gigi yang hilang) dapat menjadi variabel. Variabel ini mempunyai kekurangan yang nyata karena ia tidak langsung, tidak spesifik dan tidak dapat diandalkan sebagai pengukur bagi riwayat penyakit rongga mulut. Penelitian sebelumnya, membuktikan bahwa periodontitis lazim terjadi warga tua [21] dan biasanya kehilangan gigi pada warga tua disebakan oleh infeksi periodon [22,23]. Namun, harus diperhatikan bahwa kami tidak menemukan sebarang informasi tentang alasan terjadinya kehilangan gigi, dan kehilangan gigi kemungkinan besar terjadi karena kurang higenitas rongga mulut. Selain itu, kehilangan gigi dapat juga terjadi karena pengobatan dari frkatur yang besar, lesi karies yang besar, nyeri akut atau abses yang disebabkan oleh penglibatan pulpa atau periodon. Tambahan pula, sikap negatif terhadap pemeliharaan gigi asli dan keterbatasan ekonomi menyebabkan subjek lebih memilih ektraksi gigi berbanding terapi konservatif.

Keterbatasan jelas pada penelitian ini adalah penggunaan data cross-sectional, yang bermaksud urutan temporer antara variabel penjelas dan variabel hasil tidak dapat ditentukan. Infark miokard dan strok adalah titik akhir bagi penyakit yang prosesnya sudah berlangsung sejak bertahun yang lalu. Penyebab yang paling mungkin bagi kehilangan gigi, karies gigi, dan periodontitis adalah penyakit kronik yang dapat berlangsung untuk beberapa tahun bahkan dekad dan pada akhirnya menyebabkan kehilangan gigi. Aspek ini menyebabkan sukarnya untuk menentukan urutan temporer. Di sisi lain, urutan temporer dapat berlawanan dengan apa yang diharapkan. Misalnya, pasien dengan penyakit jantung kronis, terjadi penurunan kemampuan untuk melakukan perawatan diri sehingga meningkatkan insidensi karies gigi dan penyakit periodon yang pada akhirnya pada warga tua akan menyebabkan ekstraksi.

Harus ditekankan bahawa data ini sebagian besarnya terdiri dari perempuan (perempuan memiliki harapan hidup yang lebih tinggi). Distribusi jenis kelamin tidak sesuai dengan populasi Finland berdasarkan kelompok usia, kemungkinan besar dikarenakan perokok pada kelompok usia tersebut lebih lazim pada laki-laki. Namun, secara umumnya kami tidak menemukan interaksi yang bermakna antara variabel penjelas dan jenis kelamin yang menunjukkan hasil dapat diterima secara umum bagi subjek pada kedua jenis kelamin dengan usia 75 tahun dan ke atas yang tidak pernah merokok.

Kekurangan yang nyata dari penelitian ini adalah pemeriksaan kesehatan klinis yaitu pemeriksaan rongga mulut parsial yang dilakukan oleh gerontologis tidak dievaluasi. Gerontologis yang sama melakukan semua pemeriksaan sehingga mengeliminasi pertentangan pendapat antara pemeriksa. Kenyataan bahwa gerontolis yang sama yang melakukan pemeriksaan membuktikan bahwa ia tahu riwayat penyakit pasien saat melakukan pemeriksaan mulut. Apakah keadaan ini mempengaruhi hasil tidak diketahui tapi karena tujuan daripada makalah ini pada awalnya tidak termasuk dalam tujuan dari proyek penelitian, bias dalam pendaftaran sulit untuk dibayangkan. Dari sudut pandang validitas, harus ditekankan bahwa variabel terpapar (misal jumlah gigi) cukup sederhana sehingga dapat dinilai dan hasilnya dapat dipercaya walaupun yang menilai bukanlah seorang dokter gigi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kondisi gigi yang sederhana yang dikeluhkan pasien biasanya dapat dijumpai pada temuan klins.

4.3. Kesimpulan

Data ini menunjukkan pada populasi warga tua, kehilangan gigi parsial atau total tidak berhubungan dengan infark miokard dan strok iskemik. Kenyataan bahwa kami tidak menemukan sebarang kaitan yang dapat diinterpretasikan dan tidak ada hubungan sebab akibat pada warga tua, atau hubungan antara warga tua terlalu lemah untuk diamati dengan adanya penentu lain, atau bias seperti bentuk seleksi yang pelbagai atau perancu mungkin telah menghalang kami dalam mendeteksi hubungan antara kehilangan gigi dengan infark miokard dan strok.