Biji Alpukat

1
Biji alpukat sebagai agen phytoteraupetik digunakan secara tradisional untuk infeksi parasit dan mycosis, memiliki efek anestesi local yang dapat menurunkan nyeri otot. Pengaplikasian biji alpukat dalam ethnomedicine meliputi pengobatan untuk diare, disentri, sakit gigi, sakit kulit. Biji alpukat kaya akan tannin, karotin, dan tocopherol yang menghambat pertumbuhan in vitro sel kanker. Biji alpukat juga memiliki kandungan senyawa yang memiliki efek antidiabetes. Ekstraksi sampel dilakukan secara maserasi baik sampel alpukat segar maupun kering. Biji alpukat ditimbang, direndam dalam etanol 95% selama 24 jam kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat. Perlakuan dilakukan selama 48 jam. Filtrat yang diperoleh disatukan lalu dievaporasi untuk mendapatkan ekstrak etanol. Ekstrak hasil evaporasi didinginkan dalam desikator sebelum analisis lebih lanjut. Flavonoid, saponin, tannin, steroid, dan terpenoid terkandung dalam ekstrak biji alpukat. Flavonoid disintesa tumbuhan sebagai respon terhadap serangan mikroba melalui reaksi dengan protein terlarut ekstraselular dan membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri yang berakhir pada kematian sel bakteri. Tannin memiliki berbagai efek fisiologis seperti anti iritan, anti sklerotik, anti phlogistik, anti microbial, dan antiparasit, dan antioksidan biologis.

Transcript of Biji Alpukat

Page 1: Biji Alpukat

Biji alpukat sebagai agen phytoteraupetik digunakan secara tradisional untuk infeksi parasit dan mycosis, memiliki efek anestesi local yang dapat menurunkan nyeri otot. Pengaplikasian biji alpukat dalam ethnomedicine meliputi pengobatan untuk diare, disentri, sakit gigi, sakit kulit. Biji alpukat kaya akan tannin, karotin, dan tocopherol yang menghambat pertumbuhan in vitro sel kanker. Biji alpukat juga memiliki kandungan senyawa yang memiliki efek antidiabetes.

Ekstraksi sampel dilakukan secara maserasi baik sampel alpukat segar maupun kering. Biji alpukat ditimbang, direndam dalam etanol 95% selama 24 jam kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat. Perlakuan dilakukan selama 48 jam. Filtrat yang diperoleh disatukan lalu dievaporasi untuk mendapatkan ekstrak etanol. Ekstrak hasil evaporasi didinginkan dalam desikator sebelum analisis lebih lanjut.

Flavonoid, saponin, tannin, steroid, dan terpenoid terkandung dalam ekstrak biji alpukat. Flavonoid disintesa tumbuhan sebagai respon terhadap serangan mikroba melalui reaksi dengan protein terlarut ekstraselular dan membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri yang berakhir pada kematian sel bakteri. Tannin memiliki berbagai efek fisiologis seperti anti iritan, anti sklerotik, anti phlogistik, anti microbial, dan antiparasit, dan antioksidan biologis.