Bijak Menyikap Bahasa Iklan
-
Upload
tri-wahyu-handayani -
Category
Documents
-
view
214 -
download
2
description
Transcript of Bijak Menyikap Bahasa Iklan
Bijak Menyikapi Bahasa Iklan – Hani Widiatmoko
Di era modern sekarang ini rasanya tiada hari tanpa iklan.
Kita makan dengan “Kecap Nomor 1”, mencuci piring dengan sabun pemusnah lemak, dan
mencuci baju tanpa repot mengucek. Di kamar mandi ada sabun mandi pembunuh bakteri
sampai shampo perawatan rambut supaya indah berkilat bebas ketombe.
Tentu saja tabir surya yang dapat membuat wajah lebih terang empat tingkat dibandingkan
warna kulit kita sejak lahir.
Beberapa iklan produk susu pun menawarkan unsur tambahan dalam susu, seolah anak-
anak yang minum susu tersebut menjadi lebih cerdas dibandingkan dengan anak lain yang
tidak minum susu sejenis.
Benarkah semua produk tersebut menjanjikan manfaat seperti yang ditawarkan dalam iklan?
Pernahkan kita melihat iklan “Kecap No 2”?
Tentu saja semua iklan kecap menawarkan bahwa kecapnya adalah “Kecap No 1”. Sekarang
ditambah lagi dengan tawaran bahwa kecapnya lebih hitam daripada kecap-kecap merek lain.
Atau ditambah dengan gerusan cabai sehingga rasa kecap lebih pedas.
Lalu, bagaimana dengan sabun cuci piring pemusnah lemak? Apakah ada sabun cuci piring
yang tidak menghilangkan lemak? Yang perlu kita ketahui adalah semua sabun, baik itu
sabun pencuci piring, sabun cuci, bahkan sabun mandi mengandung unsur alkali yang
mengikat lemak di dalam air. Hasilnya, kotoran yang melekat karena minyak dapat dibilas
dengan mudah.
Bahasa Iklan
Bahasa iklan adalah bahasa yang sering digunakan dalam beriklan atau menawarkan produk
atau jasa tertentu. Bahasa iklan bersifat bersuasif dan selalu berusaha menggugah emosi
pendengar, pembaca, atau penonton iklan, sehingga seringkali bernuansa membujuk.
Tujuan Iklan:
Pada beberapa iklan kesannya berlebihan dan di luar logika, karena tujuan akhir dari beriklan
adalah agar penjualan laku. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar tujuan tersebut
tercapai yaitu:
1. Pengenalan produk
Dengan beriklan maka diharapkan masyarakat akan mengenali atau mendapatkan informasi
tentang suatu produk atau merk baru.
Tidak sedikit produk yang diiklankan disampaikan secara berulang-ulang. Bahkan seringkali
masyarakat yang awalnya tidak suka menjadi suka.
2. Memposisikan
Dengan beriklan maka suatu produk atau merk dapat memposisikan diri dengan
membandingkan kelebihan suatu produk terhadap produk lainnya.
3. Mendorong untuk mencoba
Dengan memyampaikan pesan-pesan bersifat persuasi maka masyarakat didorong dan
tertarik untuk mencoba suatu produk atau merk baru.
4. Membeli produk
Dengan beriklan maka masyarakat diharapkan bertindak untuk membeli produk tersebut.
5. Membina loyalitas
Dengan beriklan maka mendorong masyarakat untuk tetap loyal menggunakan produk
tertentu. Masyarakat tetap diingatkan bahwa suatu produk tersebut tetap ada dan beredar
di pasaran.
6. Mengumumkan cara baru pemanfaatan
Suatu inovasi akan produk tertentu akan membuat ketertarikan baru pada masyarakat,
walaupun produk tersebut merupakan produk lama.
7. Meningkatkan citra
Dengan beriklan akan meningkatkan citra suatu produk atau merek tertentu.
Untuk mencapai tujuan tersebut produsen melibatkan konsultan pembuat iklan meliputi
desainer, copywriter dan pembuat media iklannya.
Ada beberapa media agar iklan tersebut dapat tayang. Misalnya iklan cetak yang dimuat
pada koran, majalah, leaflet, spanduk, banner dan lain-lain.
Kemudian iklan radio, tentu saja hanya berupa suara dengan gaya bahasa yang disusun
sedemikian rupa agar terdengar menarik.
Iklan yang sekarang marak dan sangat menarik adalah iklan audiovisual yang ditayangkan di
TV atau videoklip di bioskop sebelum film dimulai. Atau pada monitor besar di perempatan
jalan atau melintang di atas jalan.
Kembali ke pokok pembahasan bahasa iklan, pemirsa atau konsumen dituntut untuk selalu
jeli dan cerdas mengerti kata-kata atau penjelasan tentang suatu produk.
Seperti yang penulis paparkan di paragraf awal tentang beberapa contoh kalimat iklan.
Misalnya, tentang sabun cuci piring pemusnah lemak tadi.
Konsumen harus mengerti tatakerja sabun sesugguhnya.
Seringkali penambahan unsur-unsur kimiawi pada sabun lebih cepat merusak warna dan
serat kain serta busa yang ditinggalkan pada air buangan juga merusak lingkungan. Oleh
sebab itu beberapa produk sabun deterjen menawarkan bahwa unsur yang terkandung
dalam deterjen merek A tidak merusak lingkungan.
Dengan demikian pilihan yang ditawarkan kepada konsumen lebih beragam dan konsumen
dituntut untuk lebih teliti dalam memilih berbagai produk yang ditawarkan tersebut.
Demikian pula halnya dengan berbagai tawaran merek sabun mandi yang menambahkan
unsur kimiawi anti kuman yang sering disebut triclosan. Triclosan merupakan agen
antibakteri yang membunuh kuman jahat dan baik secara bersamaan. Biasanya sabun yang
diberi agen antibakteri dipakai hanya di rumah sakit. Atau dipakai menyabuni tubuh yang
sangat kotor dan sering bergelimang lumpur sungai tiap hari. Untuk kondisi rumah tinggal
biasa, seharusnya tidak perlu memakai sabun yang diberi agen tambahan antibakteri, karena
membuat tubuh menjadi rentan dan tidak dapat mengembangkan sistem kekebalan tubuh
yang memadai. Bahkan untuk beberapa kasus, kulit menjadi kering karena kelembapannya
berkurang sehingga menimbulkan gatal dan bersisik.
Konsumen harus faham bahwa sabun membersihkan permukaan kulit dengan menurunkan
tegangan permukaan air dan mengikat partikel kotoran, minyak, bakteri dan virus. Sebagian
besar sabun mampu melaksanakan tugasnya yaitu membersihkan tubuh, jadi tidak
sepenuhnya benar memilih sabun yang berunsur antibakteri tersebut.