biayabahandantenagakerja-131203182759-phpapp01

47
TUGAS AKUNTANSI BIAYA BIAYA BAHAN DAN BIAYA TENAGA KERJA OLEH : KELOMPOK 5 TRISNA WAHYUNI (1361024016) YULIMEL SARI (1361024017) NETTI SYAHRIL (1361024018) SYILVIA YENI (1361024019) FAKHRURROZI TPN (13610240120) CALON PENDIDIK AKADEMI KOMUNITAS PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI PADANG

description

tata hitung ongkos

Transcript of biayabahandantenagakerja-131203182759-phpapp01

TUGASAKUNTANSI BIAYA

BIAYA BAHAN DAN BIAYA TENAGA KERJA

OLEH :KELOMPOK 5TRISNA WAHYUNI (1361024016) YULIMEL SARI (1361024017) NETTI SYAHRIL (1361024018) SYILVIA YENI (1361024019) FAKHRURROZI TPN (13610240120)

CALON PENDIDIK AKADEMI KOMUNITASPROGRAM STUDI AKUNTANSIPOLITEKNIK NEGERI PADANG2013

BIAYA BAHAN DAN BIAYA TENAGA KERJAA. BIAYA BAHANBAHANBahan yang digunakan untuk produksi dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:a. Bahan baku (bahan langsung)Adalah bahan yang menjadi produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.b. Bahan penolong pabrik (bahan tidak langsung)Adalah bahan yang tidak dapat diidentifikasi ke produk atau yang nialinya relatif tidak signifikan dibandingkan dengan nilai produk jadi.RISIKO DAN PENGENDALIAN BAHANUntuk menghindari berbagai kemungkinan yang merugikan perusahaan perlu diterapkan sistem pengendalian terhadap bahan yang mencakup semua prosedur untuk mengamankan kuantitas dan nilai rupiah bahan. Dalam pengendalian bahan, fungsi pembelian, penerimaan, penyimpanan, penggunaan dan pencatatan bahan.Pemisahan fungsi akan membatasi kesempatan karyawan untuk menyelewengkan bahan dan dapat menciptakan pengecekan bahan antar bagian di perusahaan. Prosedur untuk mengamankan bahan dalam sistem pengendalian bahan secara garis besar mencakup prosedur pembelian bahan dan prosedur penggunaan bahan.Prosedur Pembelian BahanProsedur pembelian bahan mencakup beberapa tahap kegiatan yaitu:1) Permintaan pembelianUntuk jenis bahan yang disimpan di gudang permintaan pembelian bahan dilakukan oleh bagian gudangpada saat jumlah bahan di gudang menunjukkan jumlah minimum. Permintaan pembelian dapat juga dilakukan oleh bagian produksi jika bagian produksi memerlukan bahan yang segera digunakan untuk proses produksi dan bahan tersebut tidak ada di gudang. Permintaan pembelian yang dilakukan oleh kedua bagian tersebut dimaksudkan agar kuantitas, kualitas, jenis bahan yang dibeli sesuai dengan kebutuhan. Cara yang diakukan dalam permintaan pembelian adalah mengisi formulir permintaan pembelian, lembar asli formulir permintaan pembelian yang telah ditandatangani oleh kepala bagian gudang/bagian produksi selanjutnya dikirim ke bagian pembelian dan lembar tembusannya diarsip.2) Pembelian bahanPembelian bahan dilakukan oleh bagian pembelian berdasarkan formulir permintaan pembelian(guna terhindar dari kolusi dari bagian gudang,bagian produksi & pemasok). Pembelian dilakukan dengan menggunakan surat order pembelian. Lembar asli dan sat lembar tembusan dikirim ke pemasok. Jika pemasok menyetujui maka pemasok akan mengirim kembali lembar tembusan order pembelian ke bagian-bagian berikut ini:

a) Bagian penerimaanGuna sebagai pemberitahuan adanya order bahan dan perintah untuk melaksanakan kegiatan penerimaan pada saat bahan telah dikirim oleh pemasokb) Bagian gudangGuna sebagai pemberitahuan tentang adanya order bahan yang diminta oleh bagian gudangc) Bagian akuntansiGuna sebagai salah satu dasar untuk menyetujui faktur dari pemasokd) Pencatat persediaanGuna sebagai salah satu dalam mencatat kuantitas bahan yang dibeli.3) Penerimaan bahanBahan yang dipesan diterima oleh bagian penerimaan, sehingga terjadi pengecekan internal antara bagian penerimaan dan bagian pembelian. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian penerimaan meliputi:a) Menerima bahanb) Mengecek kesesuaian antara kuantitas dan kualitas bahan yang diterima dengan catatan pada dokumen pengiriman bahan (packing list) dari pemasok c) Mencocokkan antara bahan yang diterima dan spesifikasi yang telah ditentukan pada order pembeliand) Membuat laporan penerimaan bahan dan mendstribusikannya ke bagian-bagian berikut ini: Bagian Pembelian Guna sebagai pemberitahuan telah diterimanya bahan yang dipesan Bagian AkuntansiGuna sebagai dasar persetujuan faktur dari pemasok Bagian GudangGuna sebagai dokumen yang menyertai bahan yang diterima untuk disimpan di gudang4) Penyimpanan BahanSetelah bahan diterima oleh bagian penerimaan , bahan dan tembusan laporan penerimaan dikirim ke bagian gudang. Bahan kemudian disimpan di tempat yang sesuai. Oleh bagian gudang laporan penerimaan akan digunakan untuk mencatat pada kartu gudang. Bagian gudang bertanggung jawab terhadap keutuhan bahan sampai dengan bahan diminta untuk produksi.5) Persetujuan Faktur PemasokDilakukan oleh bagian akuntansi-pada beberapa perusahaan dilakukan oleh bagian bagian utang-setelah dilakukan pencocokkan antara data pada order pembelian, laporan penerimaan dan faktur.

PERMINTAAN PEMBELIANProsedur Pembelian Bahan

PEMASOKMengembalikan tembusan order pembelian ke bagian pembelianMengirim bahanMengirim fakturBAGIAN PEMBELIANMenerbitkan order pembelian untuk pemasok, bagian akuntansi, bagian penerimaan, bagian gudang dan pencatatan persediaan

BAGIAN AKUNTANSIMemverifikasi faktur, laporan penerimaan, dan order pembelian untuk persetujuan faktur dari pemasokMenyiapkan kupon pembayaran dan mengirimkannya ke bagian pembayaran dan pencatatan persediaan 3 2 24 24

BAGIAN PENERIMAANMenerima bahan dan menerbitkan laporan penerimaan untuk bagian pembelian, bagian gudang dan bagian akuntansi245

5

BAGIAN PEMBAYARANmelakukan pembayaran 2 6 6

BAGIAN PERSEDIAANMencatat kuantitas dan niali rupiah yang dibeliBAGIAN GUDANGMenyimpan bahan pada tempat yang semestinya52

Keterangan: nomor menunjukkan urutan kegiatan

Prosedur Penggunaan Bahan

BAGIAN AKUNTANSIMencatat penggunaan bahan ke dalam jurnalBAGIAN AKUNTANSIMencatat kuantitas dan nilai rupiah bahan yang digunakanBAGIAN PRODUKSIMengisi formulir permintaan bahan dan menyerahkan ke bagian gudang

BAGIAN GUDANGMelengkapi formulir permintaan bahan dengan mengisi kuantitas bahan yang dikeluarkan dari gudangMendistribusikan formulir permintaan bahan ke bagian akuntansi dan pencatatan persediaan

AKUNTANSI BAHANMenyangkut penggunaan akun untuk mencatat pembelian dan penggunaan bahan. Serta juga menyangkut penentuan biaya bahan yang dibeli dan baiaya yang digunakan. Terdapat dua sistem untuk mencatat pembelian dan penggunaan bahan yaitu:a. Sistem PeriodikPembelian bahan dicatat pada akun pembelian. Mutasi bahan tidak dicatat pada pembukuan perusahaan sehingga biaya bahan yang digunakan tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Biaya bahan yang digunakan untuk produksi dihitung setelah perusahaan melakukan perhitungan fisik terhadap bahan yang belum digunakan, dan perhitungan fisik biasanya dilakukan pada akhir periode akuntansi.Formulanya untuk mencatat biaya bahan yang digunakan untuk produksi:

Persediaan bahan awal periodeRpXXXX(+) pembelian bahan satu periodeRpXXXXBahan tersedia untuk digunakanRpXXXX(-) persediaan bahan akhir periode(berdasarkan hasil perhitungan fisik)RpXXXXBiaya bahan yang digunakanRpXXXX

b. Sistem PerpetualMutasi bahan (pembelian dan penggunaan) secara terus-menerus dicatat pada pembukuan perusahaan. Pembelian bahan dicatat dengan mendebit akun bahan. Penggunaan bahan dikredit ke akun bahan. Akun bahan merupakan akun control. Untuk mencatat secara rinci setiap pembelian dan penggunaan bahan, dibuat kartu persediaan(guna untuk control persediaan) untuk setiap jenis bahan.

Akun kontrol yang terpengaruh oleh transaksi pembelian bahan (diasumsikan perusahaan menggunakan akun terpisah untuk bahan baku dan bahan penolong)

Tidak ada ketentuan yang mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakaan sistem periodik atau sistem perpetual. Penggunaan salah satunya sangat dipengaruhi oleh kebutuhan perusahaan. Faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan dalam memilih sitem adalah:

Manfaat sistem Biaya penyelengaaraan sistem Nilai bahan Kuantitas bahanPenentuan Harga Perolehan Bahan Meliputi semua pengeluaran (pengorbanan ekonomis)-kas dan/non kas-yang terjadi untuk memperoleh bahan sampai dengan bahan tersebut siap digunakan. Harga perolehan bahan mencakup : Harga beli yang tercantum dalam faktur pemasok Pengeluaran lain yang terjadi untuk membeli bahan sampai bahan siap untuk diproduksiContoh 1: Jurnal Pembelian BahanPerusahaan Omega membeli bahan baku dan bahan penolong masing-masing seharga Rp 1.000.000,- dan Rp 500.000,-. Jika perusahaan menggunakan akunterpisah untuk bahan baku dan bahan penolong maka jurnal untuk mencatat transaksi adalahBahan BakuRp1.000.000,-Bahan PenolongRp 500.000,-Utang Dagang/KasRp1.500.000,-

Hal lain yang harus diperhatikan dalam mencatat pembelian bahan adalah:Potongan TunaiDapat diberikan oleh pemasok kepada pembeli yang membayar sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan pemasok. Potongan tunai biasanya dinyatakan dalam termin, misalnya 2/10,n/30. Potongan tunai mengurangi jumlah rupiah pengeluaran untuk memperoleh bahan sehingga diperlakukan sebagai pengurang harga perolehan bahan. Terdapat dua metode untuk mencatat pembelian bahan yang disertai dengan termin potongan tunai yaitu Metode brutoBahan yang dibeli dicatat sesuai harga brutonya (harga beli sebelum potongan) Metode netoBahan yang dibeli dicatat sesuai harga netonya (harga beli bahan bahan setelah dikurangi potongan)

Contoh 2: Jurnal Pembelian Bahan dengan Metode Bruto dan NetoTanggal 20 Januari 2011, perusahaan Omega membeli bahan seharga Rp1.000.000,- dengan termin 2/10,n/30. Tanggal 25 Januari 2011, perusahaan melakukan pelunasan. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Perusahaan menggunakan metode bruto.20 Januari 2011 BahanRp1.000.000,-Utang DagangRp1.000.000,-25 Januari 2011Utang DagangRp1.000.000,-Bahan Rp 20.000,-KasRp 980.000,-

Perusahaan menggunakan metode neto.20 Januari 2011BahanRp 980.000,-Utang DagangRp 980.000,-25 Januari 2011Utang DagangRp 980.000,-KasRp 980.000,-

Biaya Angkut PembelianPerjanjian jual beli bahan umumnya memuat ketentuan tentang pihak yang harus membayar biaya bahan angkut bahan. Biaya angkut dinyatakan dalam istilah FOB(Free on Board) Shipping Point Penjual hanya bertanggung jawab sampai dengan bahan dinaikkan ke alat pengangkut sehingga pembeli yang harus menanggung biaya angkut. FOB DestinationPenjual bertanggung jawab sampai bahan diangkut ke gudang pembeli sehingga pembeli terbebas dari biaya angkut.

Contoh 3: Jurnal Pembelian Bahan dengan Biaya Angkut Dibayar oleh PembeliTanggal 30 Januari 2011, perusahaan Omega membeli bahan seharga Rp500.000,- secara tunai. Biaya angkut yang dibayar oleh perusahaan Omega untuk mengangkut bahan sampai ke gudang adalah Rp50.000,-. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan adalah:Bahan Rp550.000,-KasRp550.000,-Apabila bahan tersebut dibeli secara kredit, jurnal untuk mencatat pembelian bahan adalah:Bahan Rp550.000,-Utang DagangRp500.000,-KasRp 50.000,-

Sering kali, perusahaan mengangkut beberapa jenis bahan dalam sekali angkut (dengan menggunakan satu kendaraan angkutan). Jika terjadi biaya angkut untuk beberapa jenis bahan yang dibeli maka biaya angkut harus dialokasi ke setiap jenis bahan. Alokasi dilakukan supaya biaya per unit setiap jenis bahan dapat ditentukan secara tepat.

Contoh 4 Alokasi atas dasar unit dibeliJenis Bahan Jumlah RimHarga Per RimTotal Harga

Kertas HVS 60 gr500 rim Rp 7.000 Rp 3.500.000

Kertas HVS 70 gr200 rim Rp 8.500 Rp 1.700.000

Kertas HVS 80 gr300 rim Rp 10.000 Rp 3.000.000

1000 rim Rp 8.200.000

Biaya angkut yang dikeluarkan : Rp. 1000. 000

Alokasi biaya angkut secara proporsioanal atas dasar unit dibeli ,

Jenis Bahan Jumlah RimAlokasi Biaya AngkutHasil Alokasi

Kertas HVS 60 gr500 rim500 rim/1. 000 rim x Rp1.000.000 Rp 500.000

Kertas HVS 70 gr200 rim200 rim/1. 000 rim x Rp1.000.000 Rp 200.000

Kertas HVS 80 gr300 rim300 rim/1. 000 rim x Rp1.000.000 Rp 300.000

1000 rim Rp 1.000.000

Biaya per rim setiap jenis bahan yang dibeli :Kertas HVS 60 gram =(Rp3.500.000 + Rp500.000)/500 rim=Rp8.000Kertas HVS 70 gram =(Rp1.700.000 + Rp200.000)/200 rim=Rp9.500Kertas HVS 60 gram =(Rp3.000.000 + Rp300.000)/300 rim=Rp11.000

Jurnal untuk mencatat pembelian bahan dan biaya angkut :BahanRp9.200.000Utang DagangRp8.200.000KasRp1.000.000Alokasi biaya angkut dasar harga beli sesungguhnyaJenis Bahan Total HargaAlokasi Biaya AngkutHasil Alokasi

Kertas HVS 60 gr Rp 3.500.000 Rp3.500.000/Rp8.200.000 x Rp1.000.000 Rp 426.829

Kertas HVS 70 gr Rp 1.700.000 Rp1.700.000/Rp8.200.000 x Rp1.000.000 Rp 207.317

Kertas HVS 80 gr Rp 3.000.000 Rp3.000.000/Rp8.200.000 x Rp1.000.000 Rp 365.854

Rp 8.200.000 Rp 1.000.000

Biaya per rim setiap jenis bahan yang dibeli :Kertas HVS 60 gram =(Rp3.500.000 + Rp426.829)/500 rim=Rp7. 853,66Kertas HVS 70 gram =(Rp1.700.000 + Rp207.317)/200 rim=Rp9. 536,59Kertas HVS 60 gram =(Rp3.000.000 + Rp365.854)/300 rim=Rp11.219,51

Biaya angkut diperhitungkan atas dasar tarif yang ditentukan di mukaPada pendekatan ini, biaya angkut yang diperhitungkan sebagai elemen biya bahan yang dibeli adalah biaya angkut berdasarka tarif yang telah ditentukan pada awal tahun anggaran, yang dilakukan dengan cara :

Total biaya angkut per unit = Anggaran biaya angkut/Estimasi unit bahan diangkutPada akhir periode, jika ada selisih antara biaya angkut yang ditentukan berdasarkan tarif dan biaya angkut yang sesungguhnya terjadi dan jumlahnya material, maka selisih tersebut dialokasikan secara proporsional ke persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, persediaan produk jadi, dan harga pokok pejualan. Sebaliknya, jika selisih tersebut tidak material, dibebankan ke harga pokok penjualan.Contoh 5 : Alokasi biaya angkut berdasarkan tarif yang ditentukan dimukaContoh Alokasi biaya angkut berdasarkan tarif yang ditentukan di muka

Menggunakan contoh data contoh sebelumnya diketahui :

Biaya angkut perusahaan Omega tahun 2011 = Rp 1. 350. 000

Estimasi bahan yang akan diangkut = 1. 500 rim

Tarif biaya angkut per rim = Rp 1. 350.000/1. 500 rim = Rp 900

Jenis Bahan Jumlah RimHarga BeliBiaya Angkut = Tarif x UnitBiaya Bahan

Kertas HVS 60 gr500 rim Rp 7.000 Rp 450 Rp 3.950.000

Kertas HVS 70 gr200 rim Rp 8.500 Rp 180 Rp 1.880.000

Kertas HVS 80 gr300 rim Rp 10.000 Rp 270 Rp 3.270.000

1000 rim Rp 900 Rp 9.100.000

Jurnal untuk mencatat pembelian bahan dan biaya angkut tahun 20111. Mencatat pembelian bahanBahanRp8. 200.000Utang DagangRp8. 200.0002. Mencatat pembebanan biaya angkut atas dasarBahanRp900.000Biaya AngkutRp900.0003. Mencatat biaya angkut sesungguhnya terjadi Rp 1.000.000Biaya angkutRp1.000.000KasRp1.000.0004. Pada akhir periodeA. Selisih dianggap tidak materialHarga Pokok PenjualanRp100.000Biaya AngkutRp100.000B. Selisih dianggap material, maka selisih tersebut dibebankan ke persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi,dan harga pokok penjualan. Misal diketahui pada akhir periode :Persediaan bahan=Rp1.500.000Persediaan barang dalam proses=Rp2.000.000Persediaan barang jadi=Rp3.500.000Harga pokok penjualan=Rp6.000.000

UnsurNilaiAlokasiHasil Alokasi

Bahan Rp 1.500.000 Rp1.500.000/Rp13.000.000xRp100.000 Rp 11.538,5

Barang dalam proses Rp 2.000.000 Rp2.000.000/Rp13.000.000xRp100.000 Rp 15.384,6

Barang jadi Rp 3.500.000 Rp3.500.000/Rp13.000.000xRp100.000 Rp 26.923,0

Harga pokok penjualan Rp 6.000.000 Rp6.000.000/Rp13.000.000xRp100.000 Rp 46.153,9

Rp 13.000.000 Rp 100.000

JurnalBahanRp11.538,50Barang Dalam ProsesRp15.384,60Barang JadiRp26.923,00Harga Pokok PenjualanRp46.153,90Biaya AngkutRp100.000

Contoh 6 : Jurnal pembebanan selisih biaya kegiatan Diketahui :Jumlah bahan kertas =4.000 rimDengan rincian :Bagian pembelian=Rp2.000.000Bagian penerimaan=Rp1.500.000Bagian gudang=Rp2.000.000Bagian persediaan=Rp1.000.000

Menggunakan tarif per bagian atas dasar unit :Bagian pembelian=Rp2.000.000/4.000 rim=Rp500 per rimBagian penerimaan=Rp1.500.000/4.000 rim=Rp375 per rimBagian gudang=Rp2.000.000/4.000 rim=Rp500 per rimBagian persediaan=Rp1.000.000/4.000 rim=Rp250 per rimPencatatan ke dalam jurnal1.Mencatat pembebanan biaya kegiatan untuk pembelian kertas 4.000 rim kertasBahanRp6.500.000Biaya PembelianRp2.000.000Biaya PenerimaanRp1.500.000Biaya GudangRp2.000.000Biaya PencatatanRp1.000.0002.Mencatat biaya kegiatan sesungguhnya terjadi (diasumsikan Rp 2.100.000 di bagian pembelian, Rp 1.400.000 di bagian penerimaan, Rp 2.000.000 di bagian gudang, dan Rp 1.200.000 di bagian pencatatan)Biaya PembelianRp2.000.000Biaya PenerimaanRp1.500.000Biaya GudangRp2.000.000Biaya PencatatanRp1.000.000KasRp6.700.0003.Mencatat pada akhir periode selisih biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya kegiatan berdasarkan tarif.Harga Pokok PenjualanRp200.000Biaya penerimaan Rp100.000Biaya pembelianRp100.000Biaya pencatatanRp200.000

Penentuan Biaya Bahan DigunakanAda beberapa metode untuk mengatasi masalah perubahan harga bahan dalam kaitannya dengan penentuan biaya bahan yang digunakan, yaitu :1. Metode idetifikasi khusus, biaya bahan yang digunakan diidentifikasi sesuai harga perolehannya pada saat dibeli.2. Metode rata-rata, biaya bahan yang digunakan ditentukan berdasarkan harga perolehan rata-rata bahan tersebut.3. Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP), biaya bahan yang digunakan diasumsikan barasal dari harga perolehan bahan yang dahulu dibeli.4. Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP), biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal dari harga perolehan yang lebih akhir dibeli.Contoh 7 : penentuan biaya bahan yang digunakanTransaksi bahan langsung pada perusahaan Omega bulan januari 2011 :Tgl.1:Persediaan awal 8.000 unit @Rp504:Pembelian 2.000 unit @Rp6010:Pembelian 2.000 unit@Rp7011:Penggunaan 8.000 unit12:Pembelian 4.000 unit @Rp8020:Penggunaan 5.000 unit25:Pengembalian dari pabrik ke gudang 1.000 unit28:Pembelian 6.000 unit @Rp90Persediaan bahan pada akhir periode (bahan yang belum digunakan)= (8.000 + 2.000 + 2.000 8.000 + 4.000 5.000 +1.000 + 6.000) unit= 10.000 unitA. Menggunakan metode identifikasiDari hasil identifikasi diketahui :a) bahan yang digunakan tanggal 11 januari berasal dari persediaan awal sebanyak 6.000 unit dan pembelian 4 januari sebanyak 4.000 unitb) bahan yang digunakan tanggal 20 januari berasal dari persediaan awal sebanyak 2.000 unit, pembelian 10 januari sebanyak 2.000 unit, dan pembelian 12 januari sebanyak 1.000 unitc) bahan yang dikembalikan berasal dari bahan yang dibeli tanggal 12 januari

Kartu persediaan Metode identifikasi khusus

janDibeliDigunakanPersediaanSaldo

UnitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)

1800050400000400000

4200060120000800050400000

200060120000520000

10200070140000800050400000

200060120000

200070140000660000

11600050300000200050100000

200060120000200070140000240000

420000

12400080320000200050100000

200070140000

400080320000560000

20200050100000300080240000240000

200070140000

10008080000

320000

2510008080000-1000-80000300080240000

01000808000080000

28600090540000300080240000

10008080000

600090540000860000

Pencatatan transaksi bahan bulan januari 2011 ke dalam jurnal :4 januariBahanRp120.000Utang dagang/kasRp120.00010 januariBahanRp140.000Utang dagang/kasRp140.00011 januariBarang dalam prosesRp420.000BahanRp420.00012 januariBahanRp320.000Utang dagang/kasRp320.00020 januariBarang dalam prosesRp320.000BahanRp320.00025 januariBahanRp80.000Barang dalam prosesRp80.00028 januariBahanRp540.000Utang dagang/kasRp540.000

Secara konseptual, metode identifikasi khusus dipandang ideal karena biaya bahan yang digunakan sesuai dengan aliran fisik bahan tersebut. Setiap jenis dan unit bahan memerlikan identifikasisehingga metode ini dipandang kurang praktis untuk diterapkan pada perusahaan yang mempunya bahan dalam kuantitas yang banyak dan jenis bervariasi.B. Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP)Pada metode ini, biaya bahan yang digunakan ditentukan berdasarkan bahan yang dibeli lebih dahulu disusul harga bahan ynag dibeli berikutnya. Nilai persediaan akhir didasarkan pada harga bahan yang dibeli terakhir.Kartu persediaan metode MPKP

janDibeliDigunakanPersediaanSaldo

UnitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)

1800050400000400000

4200060120000800050400000

200060120000520000

10200070140000800050400000

200060120000

200070140000660000

11800050400000200060120000

200070140000260000

12400080320000200060120000

200070140000

400080320000580000

20200060120000

200070140000

10008080000300080240000240000

340000

2510008080000-1000-80000300080240000

10008080000320000

28600090540000300080240000

10008080000

600090540000860000

C.Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP)Pada metode ini, biaya bahan yang digunakan ditentukan berdasarkan bahan yang dibeli terakhir disusuk harga bahan yang dibeli sebelumnya. Nilai persediaan akhir didasarkan pada harga bahan yang dibeli pertama dan berikutnya.

Kartu persediaan metode MTKP

janDibeliDigunakanPersediaanSaldo

UnitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)

1800050400000400000

4200060120000800050400000

200060120000520000

10200070140000800050400000

200060120000

200070140000660000

11200070140000200060120000

200060120000

400050200000400050200000200000

460000

12400080320000400050200000

400080320000

520000

20400080320000

10005050000

370000300050150000150000

2510008080000-1000-50000300050150000

10005050000200000

28600090540000400050200000

600090540000740000

D.Metode rata-rataMetode ini menggunakan asumsi setiap penggunaan bahan merupakan campuran dari berbagai harga yang dibeli. Oleh karena itu, biaya bahan yang digunakan merupakan campuran dari berbagai harga beli

Kartu persediaan metode rata -rata

janDibeliDigunakanPersediaanSaldo

UnitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)unitHarga per unit (Rp)Total (Rp)

1800050400000400000

42000601200001000052520000520000

102000701400001200055660000660000

11800055440000400055220000220000

1240008032000800067,55400054000

20500067,5337500300067,5202500202500

25100067,567500-1000-67500400067,5270000270000

286000905400001000081810000810000

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHANPerencanaan kebutuhan bahan berkaitan dengan dua faktor fundamental, yaitu kuantitas dipesan dan waktu (saat) pesan. Penentuan kuantitas dan waktu pesan melibatkan dua jenis biaya yang saling bertentangan, yaitu biaya karena memiliki persediaan (misal biaya penyimpanan, bunga atas investasi dalam modal kerja, kerugian akibat kerusakan atau keusangan persediaan) dan biaya karenas kekurangan bahan (misal: biaya pembelian ekstra, biaya penanganan, biaya transportasi, dan sebagainya)Kuantitas Pesanan EkonomisKuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity = EOQ) menunjukkan jumlah pesanan persediaan pada waktu satu waktu yang meminimalkan biaya tahunan persediaan. Kuantitas opyimal untuk pesanan bahan ditentukan oleh kesinambungan dua faktor yaitu biaya simpan dan biaya pesan bahan. Jadi EOQ dapat didefinisikan sebagai kuantitas pesanan optimal yang meminimalkan jumlah (total) biaya variabel untuk memesan dan menyimpan persediaan.

EOQKeterangan :Kb = Kebutuhab tahunan bahan (unit)Bp = Biaya pesan per pesananK = Harga bahan per unit Bs = Biaya simpan (%)

Contoh 8: Perhitungan EOQPerusahaan mempunyai kebutuhan tahunan bahan sebanyak 5.200 unit dengan harga Rp2.000 per unit, biaya pesan Rp10.000 per pesan, dan biaya simpan 20 % dari nilai persediaan per tahun.EOQ= 510 unit

Penentuan Waktu PesanMasalah waktu kapan untuk membeli bahan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :1) Waktu tunggu (Lead time), adalah jangka waktu antara penempatan peasanan bahan tersebut tiba di pabrik untuk diproduksi.2) Tingkat penggunan persediaan 3) Persediaan pengamanan (safety lock), adalah jumlah minimum persediaan yang harus ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan yang dipesan agar tidak mengganggu proses produksiJika waktu tunggu atau penggunaan lebih rendah dari yang diharapkan selama periode pesanan, berati bahan yang dipesan tiba sebelum persediaan yang ada habis dikonsumsi. Hal tersebut akan menambah biaya simpan persediaan. Jika waktu tunggu atau penggunaan lebih tinggi dari yang diharapkan maka akan terjadi kehabisan persediaan.

Titik pesan = Kwt + KppTitik pesan (order point) menunjukkan kuantitas bahan yang ada di perusahaan dan mengharuskan perusahaan untuk melakukan pemesanan bahan.Keterangan :Kwt = kuantitas waktu tungguKpp = Kuantitas persediaan pengaman

Contoh 9 : Perhitungan Titik PesanPerusahaan mempunyai kebutuhan bahan 350 unit per minggu. Waktu tunggu bisa mencapai 9 minggu (waktu tunggu normal 4 minggu ). di asumsikan persediaan bahan pada awal periode berjumlah 5.600 unit.Kuantitas waktu tunggu = 350 unit x 4 minggu = 1.400 unitKuantitas persediaan pengaman= 350 unit x 5 minggu= 1.750 unitMaka titik pesan = 1.400 unit +1.750 unit= 3.150 unitJumlah kebutuhan bahan sampai ke titi pesan = 5.600 unit - 3.150 unit= 2.450 unit

METODE PENGENDALIAN BAHAN Pengendalian bahan dimulai dengan persetujuan anggaran penjualan dan produksi sampai dengan penyelesaian produk yang sipa untuk dijual atau dikirim ke gudang atau kepada pelanggan. Tujuan utam pengandalian bahan adalah agar perusahaan dapat melakukan pesanan bahan pada waktu yang tepat dan pada harga dan kualitas semestinya.Ada dua metode pengendalian bahan, yaitu :1. Siklus pesanan (order cycling), pada metode ini pengendaliaan dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik status kuantitas bahan yang ada untuk setiap item atau kelas bahan.2. Metode minimum malsimum (min max), pada metode ini lebih menitikberatkan pada batas kuantitas maksimum dan minimum persediaan. Pengendalian dilakukan degan cara menentukan tingkat persediaan maksimum dan minimum yang harus dibentuk. Tingkat minimum persdiaan adalah jumlah kuantitas persediaan yang diperlukan untuk mencegah kehabisan bahan selama siklus pemesanan kembali (reorder). Selanjutnya, lakukan pengamatan fisik persediaan untuk menentukan bahwa titik pesan telah tercapai. B. BIAYA TENAGA KERJA KOMPONEN BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja menggambarkan besarnya kontribusi tenaga kerja terhadap proses produksi yang merupakan segala usaha fisik dan mental yang dikerahkan oleh karyawan pabrik untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Adapaun komponen biaya tenaga kerja meliputi: Gaji dan upah regulerMerupakan kompensasi reguler yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas usaha fisik dan mental yang dikerahkan oleh karyawan tersebut. Contoh: Gaji mandor, gaji buruh, dan upah buruh InsentifMerupakan kompensasi tambahan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atas kinerja karyawan diatas standar yang ditentukan. Contoh: Insentif Produksi TunjanganMerupakan kompensasi tambahan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan selain gaji dan upah reguler serta insentif. Contoh: Tunjangan asuransi, tunjangan pensiun, dan lain-lain. PRODUKTIVITAS DAN BIAYA TENAGA KERJA Produktifitas biaya tenaga kerja menggambarkan hubungan antara output yang dihasilkan oleh tenaga kerja dan input yang digunakan. Produktivitas yang semakin tinggi dapat dicapai dengan semakin efisiennya proses produksi. Peningkatan produktivitas tenaga kerja tidak dapat terjadi begitu saja, melainkan harus direncanakan. Dalam merencanakan produktivitas, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu: Kejelasan pengertian produktivitas Tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki produktivitas Pihak yang bertanggung jawab terhadap produktivitas Komitmen manajer, karyawan dan semua orang yang terlibat dalam perencanaan produktivitas Pengukuran peningkatan produktifitas Produktivitas harus diukur, dianalisis, dipahami dan dilaporkan kepada manajemen. Tujuan pengukuran produktifitas adlah untuk menyediakan informasi bagi manajemen tentang perbandingan antara hasil yang dicapai dan standar kinerja. Informasi perbandingan tersebut digunakan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan, hukuman, dan melakukan tindakan perbaikan. Umumnya, manajemen mengukur produktifitas hanya dengan membandingkan antara output dan input seperti jam tenaga kerja saja. Pengukuran dengan rasio seperti ini tidak efektif dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam megukur produkr=tivitas, karena mengabaikan faktor-faktor lain yang penting. Sebaiknya, pengukuran produktivitas tenaga kerja harus mempertimbangkan faktor-faktor lain selain tenaga kerja, seperti pola manajemen, peralatan dan mesin-mesin, serta bahan baku yang digunakan. Perusahaan menggunakan rasio produktiviitas untuk mengukur produktivitas. Rasio produktivitas dapat dihitung dengan rumus:

Dampak ekonomis produktivitas: Laba perusahaan meningkat Meningkatkan penghasilan karyawan Masyarakat mendapatkan lebih banyak barang/jasa yang lebih berkualitas Adanya efisiensi dalam penggunaan sumber daya ekonomi. Karakteristik manajemen sumber daya manusia: Karyawan yang melakukan perkerjaan adalah karyawan yang berkompeten di bidangnya Pengambilan keputusan terjadi pada tingkat lower manager Karyawan yang partisipasif Ide dari karyawan harus didengarkanPROGRAM INSENTIFSelain berkepentingan dengan pemberian kompensasi kepada karyawan sesuai dengan ketentuan penggajian yang dibuat oleh pemerintah, perusahaan juga perlu memberikan kompensasi tambahan kepada karyawan dalam rangka memaksimalkan produktivitas tenaga kerja. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah pemberian kompensasi tambahan kepada karyawan melalui program kerja insentif. Program insentif merupakan program yang dirancang oleh perusahaan untuk memberikan penghargaan lebih kepada karyawan yang berhasil mencapai prestasi diatas standar secara proposional dengan kelebihan prestasi tersebut.Tujuan Program InsentifSuatu program insentif dirancang untuk mencapai tujuan, yaitu (1) merangsang karyawan untuk memproduksi lebih banyak produk, (2) memberikan kompensasi yang lebih besar kepada karyawan sesuai dengan prestasinya, dan (3) mengurangi biaya produksi per unit.

PERAGA 10.4Pengaruh Insentif Terhadap Biaya Konversi per UnitTotalPer Unit

KeteranganProduksiBiaya Tenaga BiayaBiayaBiaya Biaya

KerjaOverheadTenaga OverheadKonversi

Pabrik KerjaPabrik

Sebelum Program Insentif200 unit Rp 4,000 Rp 8,000 Rp 20 Rp 40 Rp 60

Setelah Program Insentif200 unit Rp 6,000 Rp 8,000 Rp 24 Rp 32 Rp 56

Jenis Program InsentifTarget program insentif adalah karyawan pabrik. Karyawan pabrik dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok. Perusahaan dapat merancang program insentif untuk meningkatkan produktivitas kerja individu atau produktivitas kerja kelompok. Program insentif yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara individual meliputi straight piecework plan dan one-hundred-percent bonus plan. Sedangkan program insentif yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja berkelompok disebut group bonus plan.Straight Piecework Plan. Program insentif ini memberikan kompensasi tambahan kepada karyawan secara individu sebesar tarif gaji dan upah yang berlaku dikalikan dengan kelebihan produksi diatas standar. Program insentif ini relatif sederhadan dalam perhitungan sehingga mudah dipahami oleh karyawan. Peraga 10.5 menunjukkan perhitungan gaji dan upah degnan adanya straight piecework plan.PERAGA 10.5Straight Piecework PlanProduksiProduksi Tarif UpahTarif Insentif/Total Upah/Biaya Tenaga

Sesungguhnya/Standar/JamJaminan/UnitJamKerja/Unit

JamJamJam45=3+4(1-2)6=5/1

123

10 unit12 unit Rp 1,200 Rp - Rp 1,200 Rp 120

11 unit12 unit Rp 1,200 Rp - Rp 1,200 Rp 109

12 unit12 unit Rp 1,200 Rp - Rp 1,200 Rp 100

13 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 1,300 Rp 100

14 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 1,400 Rp 100

15 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 1,500 Rp 100

16 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 1,600 Rp 100

17 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 1,700 Rp 100

18 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 1,800 Rp 100

19 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 1,900 Rp 100

20 unit12 unit Rp 1,200 Rp 100 Rp 2,000 Rp 100

One-Hundred-Percent Bonus Plan. Program insentif ini merupakan variasi lain dari straight piecework plan. Jika dalam straight piecework plan dinyatakan dalam satuan waktu per unit yang diproduksi. Apabila seorang karyawan berhasil memproduksi 108 unit dalam 7 jam kerja per hari, padahal standarnya adalah 84 unit (12 unit per jam) maka karyawan tersebut akan dibayar dengan tarif yang berlaku dikalikan dengan 9 jam (108 unit/12unit), bukan 7 jam.Peraga 10.6One-Hundred-Percent Bonus PlanKaryawanJam Produk ProdukRasioTarifTarif xTotal UpahUpah per

KerjaDihasilkanStandarEfisiensiUpah perRasio 8=2x6Unit

1234=2x125=3/4JamEfisiensiatau9=8/3

Unit67=6x58=2x7

Burton42 jam378 unit504 unit0,75 Rp 1,200 Rp - Rp 50,400 Rp 133,33

Shelton45 jam648 unit540 unit1,20 Rp 1,200 Rp 1,440 Rp 64,800 Rp 100,00

Barry45 jam597 unit540 unit1,10 Rp 1,200 Rp 1,320 Rp 59,400 Rp 99,48

Shidney48 jam547 unit576 unit0,95 Rp 1,200 Rp - Rp 57,600 Rp 105,30

Bricks44 jam660 unit528 unit1,25 Rp 1,200 Rp 1,500 Rp 66,000 Rp 100,00

Shelena40 jam552 unit480 unit1,15 Rp 1,200 Rp 1,380 Rp 55,200 Rp 100,00

Susan40 jam480 unit480 unit1,00 Rp 1,200 Rp - Rp 48,000 Rp 100,00

Pada peraga 10.6 tampak bahwa Sheldon berhasil memproduksi 648 unit selama 45 jam kerja. Waktu standar yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit adalah 5 menit atau 12 unit dalam satu jam. Dengan 45 jam kerja Sheldon, jumlah produk standar yang dihasilkannya hanya 540 unit (45 jam x 12 unit per jam). Rasio efisiensi pekerjaan Sheldon adalah 1,20 (648 unit/540 unit). Dengan tarif upah per jam Rp1.200 maka rasio efisiensi kali tarif adalah Rp1.400. Rasio efidiensi kali tarif ini dilakukan dengan jam kerja Sheldon menghasilkan total upah baginya sebesar Rp64.800 (Rp1.440 x 45 jam). Rasio efisiensi kali tarif tidak perlu dihitung untuk karyawan yang tidak berhasil mencapai standar atau hanya mencapai standar karena upahnya tetap dihitung dengan perkalian antara tarif dan jam kerja.Group Bonus Plan. Ada program insentif yang didasarkan pada produktivitas individu dan ada juga program insentif yang didasarkan pada produktivitas suatu seksi atau pabrik. Sebuah pabrik dimungkinkan menuntut karyawan bekerja dalam grup. Walaupun pekerjaan individu penting terhadap operasi pabrik namun dimungkinkan pemisahan pekerjaan seseorang karyawan dengan karyawan lain tidak dapat dilakukan. Group Bonus plan, yang merupakan variasi lain dari one-hundred-percent bonus plan, adalah program insentif untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam grup kerja.

PERAGA 10.7Group Bonus PlanJumlahJam kerjaJam kerjaUpah GrupBonus GrupTotal UpahUpah per

ProduksiStandarSesungguhnyaReguler5=(2-3) xGrupUnit

12=1/1234=3 x Rp 1.200Rp 1.2006=4+57=6/1

Unit

504 unit42 jam48 jam Rp 57,600 Rp - Rp 57,600 Rp 114,29

528 unit44 jam48 jam Rp 57,600 Rp - Rp 57,600 Rp 109,09

576 unit48 jam48 jam Rp 57,600 Rp - Rp 57,600 Rp 100,00

600 unit50 jam48 jam Rp 57,600 Rp 2,400 Rp 60,000 Rp 100,00

624 unit52 jam48 jam Rp 57,600 Rp 4,800 Rp 62,400 Rp 100,00

648 unit54 jam48 jam Rp 57,600 Rp 7,200 Rp 64,800 Rp 100,00

Peraga 10.7 memperlihatkan perhitungan upah sekelompok karyawan berjumlah 6 orang. Karyawan tersebut diupah sebesar Rp1.200 per jam untuk setiap orang. Stanar produksi untuk satu jam adalah 12 unit per orang. Untuk 8 jam kerja dalam sehari, jumlah produk standar yang dihasilkan oleh grup tersebut adalah 576 unit (12 unit x 8 jam x 6 orang). Dalam ilustrasi, bonus dihitung untuk hasil kerja sehari. Perhitungan yang sama juga dapat dilakukan untuk hasil produksi grup dalam seminggu atau sebulan.Gainsharing PlanAda pemberian insentif yang hanya ditujukan kepada individu atau hanya kelompok karyawan saja. Insentif dengan target karyawan secara individual ditujukan untuk meningkatkan produktivitas individual. Sedangkan insentif dengan target karyawan secara kelompok ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kelompok. Kenaikan produktivitas indivudual atau kelompok tidak selalu diikuti oleh kenaikan produktivitas perusahaan secara menyeluruh. Apabila hal ini terjadi maka perusahaan perlu merancang program insentif untuk meningkatkan produktivitas menyeluruh perusahaan, bukan lagi individu atau kelompok, dengan program insentif yang disebut gainsharing plan.Gainsharing plan, juga disebut organizational incentive plan, adalah program insentif yang dimaksudkan untuk merangsang semua karyawan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh. Karakteristik utama program ini adalah perangsangan karyawan untuk memberikan saran dan konstribusi serta terlibat lebih luas dalam pengambilan keputusan manajemen. Inti gainsharing plan adalah partisipasi karyawan untuk memberikan saran, masukan, dan langkah-langkah perbaikan produktivitas. Saran dan masukan karyawan tersebut disebar kepada seluruh jajaran karyawan dan manajemen yang ada di perusahaan untuk ditindaklanjuti. Perbaikan produktivitas perusahaan menyeluruh dapat diukur dari rasio produksi terhadap biaya tenaga kerja. Apabila terjadi peningkatan rasio, berarti telah terjadi perbaikan produktivitas.Salah satu gainsharing plan yang populer adalah scanton plan. Dalam program ini, manajemen menentukan formula untuk mencapai keberhasilan produktivitas menyeluruh. Sebagai contoh, apabila rasio jumlah produksi dengan biaya tenaga kerja sebesar 120% dijadikan patokan maka setiap peningkatan rasio diatas 120% merupakan peningkatan produktivitas.

KURVA PEMELAJARANProgram insentif yang telah dibahas sebelumnya mengasumsikan bahwa uang mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitas. Secanggih apa pun program insentif yang dirancang, perusahaan perlu menyadari bahwa uang bukanlah satu-satunya yang mampu memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Produktivitas karyawan juga dapat meningkat sejalan dengan pengalamannya untuk mengerjakan suatu produk. Semakin sering seorang karyawan mengerjakan suatu produk, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang sama di masa selanjutnya. Teori ini disebut dengan teori kurva pemelajaran.Teori kurva pemelajaran adalah teori yang menyatakan bahwa setiap akumulasi unit produk yang dihasilkan dua kali lipat, akumulasi rerata waktu per unit yang dibutuhkan untuk memproduksi produk yang sama akan menurun. Apabila pengurangan waktu tersebut sebesar 20% maka tingkat pemelajaran adalah 80% . Apabila pengurangan waktu tersebut 10% maka tingkat pemelajaran adalah 90%.PERAGA 10.8Penurunan Waktu Produksi dengan Tingkat Pemelajaran 80%Unit ProduksiRata-Rata Jam/UnitTotal Jam Kerja untukMelaksanakan Tugas

1 Unit10,0010,00

2 Unit8,00 (= 10,00 x 80%)16,00

4 Unit6,40(= 8,00 x 80%)25,60

8 Unit5,12(= 6,40 x 80%)40,96

16 Unit4,10(= 5,12 x 80%)65,60

32 Unit3,28(= 4,10 x 80%)104,96

64 Unit2,62(= 3,28 x 80%)167,68

128 Unit2,10(= 2,62 x 80%)268,80

Tingkat PemelajaranPengurangan waktu untuk produksi karena adanya proses pemelajaran kita bervariasi. Persentase ini tidak absolut dan tergantung pada terstruktur atau tidaknya suatu pekerjaan, frekuensi pelaksanaan pekerjaan yang sama, dan lingkungan kerja. Contoh dalam buku literatur sering menggunakan pengurangan waktu 10% atau 20%. Hal ini berarti bahwa tingkat pemelajaran (learning rate) adalah 90% atau 80%. Untuk menghitung besarnya tingkat pemelajaran antara dua periode produksi ditentukan dengan rumus berikut.

Rata-Rata Input Periode 1 + Periode 2Tingkat Pembelajaran =Rata-Rata Input Periode 1

Manfaat Kurva PemelajaranTeori kurva pemelajaran menjelaskan fenomena perbaikan efisiensi dan produktivitas sebagai fungsi waktu. Teori ini menyatakan bahwa karyawan akan mempelajari keterampilan dan cara baru untuk menghasilkan produk yang sama secara berulang-ulang.Dampak Automasi Terhadap Kurva Pemelajaran Ada tiga elemen biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Bahan baku dan overhead pabrik adalah benda mati dan tidak memiliki proses pemelajaran. Satu-satunya elemen biaya produksi yang semakin lama dapat ditekan karena adanya kurva pemelajaran adalah biaya tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi karena tenaga kerja dapat bekerja lebih efesien dengan adanya penambahan pengetahuan dan pengalaman.ORGANISASI UNTUK PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJAPenentuan biaya tenaga kerja melibatkan beberapa faktor berikut ini.1. Sejarah pekerjaan setiap karyawan, yaitu tanggal diterima, tarif gaji dan upah, posisi awal, pendidikan dan pelatihan tambahan, serta promosi.2. Peraturan ketenagakerjaan dan perpajakan yang dibuat oleh pemerintah.3. Penetapatan waktu dan biaya tenaga kerja untuk tujuan perbandingan.4. Sistem kompensasi untuk setiap jenis pekerjaan.5. Jam kerja, tarif gaji dan upah, total penghasilan serta potongan gaji dan upah untuk setiap karyawan.6. Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang ditentukan untuk setiap pekerjaan, proses, atau seleksi.7. Total biaya tenaga kerja setiap seksi pada setiap periode penggajian.8. Kompilasi penghasilan dan pengurangan dari penghasilan kumulatif untuk setiap karyawan.Selain faktor-faktor diatas, penentuan biaya tenaga kerja juga melibatkan beberapa seksi. Seksi yang terlibat dengan ketenagakerjaan meliputi seksi personalia, seksi perencanaan produksi, seksi pencatat waktu, seksi penggajian, dan seksi biaya.Seksi PersonaliaFungsi utama seksi personalia adalah menyediakan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, seksi personalia melakukan proses rekrutmen, penempatan, pelatihan, evaluasi, dan promosi karyawan. Selain itu, seleksi personalia juga menjabarkan deskripsi pekerjaan untuk setiap karyawan yang direkrut. Perekrutan karyawan dapat dilakukan untuk menggantikan karyawan yang telah pensiun atau untuk menambah jumlah karyawan di perusahaan.Seksi Perencanaan ProduksiSeksi perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menentukan rencana kerja setiap order produksi. Skedul kerja tersebut meliputi informasi bahan yang digunakan, tenaga kerja yang dibutuhkan, operasi mesin yang dibutuhkan, dan waktu penyelesaian produksi. Skedul kerja tersebut dituangkan dalam order produksi yang diserahkan oleh seksi perencanaan produksi kepada seksi produksi.Seksi Pencatat WaktuPenyediaan informasi yang akurat dan dapat diandalkan tentang penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi merupakan salah satu hal pokok dalam penentuan biaya tenaga kerja. Untuk tujuan itu, seksi pencatat waktu perlu menyediakan hal-hal berikut ini.1. Kartu hadir (clock card), yaitu kartu yang digunakan sebagai bukti kehadiran karyawan pabrik mulai dari waktu kedatangan sampai dengan waktu kepulangan.2. Kartu jam kerja (time ticket), yaitu kartu yang digunakan sebagai bukti jam kerja untuk setiap pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penentuan biaya tenaga kerja langsung.Kartu Hadir, kartu hadir merupakan kartu yang berisi informasi tentang jam hadir karyawan di pabrik. Data yang tertera dalam kartu hadir meliputi nama, seleksi, jam masuk, dan jam keluar untuk setiap hari atau setiap shift. Masuk terlalu cepat, tepat waktu, dan terlambat masuk akan direkam dalam kartu ini.PERAGA 10.9 Kartu Hadir.PT FORTRANAKARTU HADIR

Karyawan: Rudy SanjayaNo. Pegawai: 125Bagian: Produksi Jabatan: Buruh

TanggalJam MasukJam Keluar

07/02/1108/02/1109/02/1110/02/1111/02/11

07.5807.5007.4008.0508.0216.0216.0016.1016.0115.59

Seksi pencatat waktu :Rony Santoroni

Informasi tentang kehadiran dalam kartu hadir diisi dengan alat mekanis yang disebut dengan pencatat waktu. Dengan pencatat waktu yang sederhana, dokumen setiap kartu hadir harus ada.Kartu jam kerja, dalam akuntansi biaya tenaga kerja, kartu hadir merupakan bukti bahwa waktu atau jam kerja karyawan yang telah digunakan oleh perusahaan. Sedangkan kartu jam kerja merupakan kartu yang berisi informasi waktu atau jam kerja karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Dikaitkan dengan bahan baku, kartu hadir untuk tenaga kerja sepadan dengan faktur pembelian untuk bahan. Sedangkan kartu jam kerja untuk tenaga kerja sepadan dengan bukti permintaan bahan untuk bahan.

PERAGA 10.10Kartu Jam Kerja.PT FORTRANAKARTU JAM KERJA

Tanggal: 08/02/11Karyawan: Rudy Sanjaya No. Pegawai: 125Dibebankan ke: Barang Dalam Proses No. Job: 104

Waktu Mulai Waktu Selesai Jumlah Jam Tarif/Jam Total Biaya08.00 12.004 Jam Rp 5.000,- Rp 20.000,-

Disetujui Oleh : Rony SantoroniDibebankan Oleh : Melani Sari

Jumlah jam kerja yangn ada di kartu jam kerja selalu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah jam kerja dalam kartu hadir. Hal ini terjadi karena jam kedatangan karyawan di pabrik sudah diisi dikartu hadir sebelum jam memulai suatu pekerjaan diisi di kartu jam kerja. Selanjutnya, jam selesai pekerjaan dalam kartu jam kerja telah diisi sebelum jam pulang dari pabrik di kartu hadir. Kedua kartu ini harus dicocokkan secara periodik.Teknologi Kode Batang. Komputerisasi penggunaan kartu hadir dan kartu jam kerja dapat ditingkatkan dengan penggunaan kode barang (bar code). Kode batang adalah simbol yang dapat diproses secara elektronik untuk mengidentifikasi nomor, huruf, atau karakter khusus. Nomor, huruf, atau karakter khusus tersebut dibaca oleh alat pembaca kedalam basis data komputer. Teknologi ini sangat banyak digunakan karena teknologi tersebut mampu membantu perusahaan untuk menyediakan informasi tepat waktu, akurat, dan efesien.Seksi PenggajianDua tugas utama seksi penggajian adalah (1) menghitung dan menyiapkan penggajian, serta (2) distribusi penggajian. Untuk tujuan perhitungan penggajian, seksi penggajian harus mendapatkan informasi tentang tarif, jam kerja, gaji dan upah total, potongan, dan gaji bersih untuk setiap karyawan. Setelah itu, seksi ini menyiapkan cek atau transfer gaji dan upah. Gaji dan upah yang telah dihitung dan disiapkan kemudian akan didistribusikan kepada berbagai pekerjaan, proses dan seksi terkait. Perhitungan dan Penyiapan Penggajian. Informasi tentang tarif gaji dan upah serta potongan penghasilan diperoleh dari seksi personalia. Informasi tentang jam kerja karyawan diperoleh dari kartu hadir yang juga disiapkan oleh seksi personalia. Dengan informasi tentang tarif gaji dan upah, potongan, dan jam kerja, seksi penggajian menghitung total penghasilan, total potongan, dan penghasilan bersih. Pembayaran kepada karyawan dilakukan degnan menyerahkan cek atau mentransfer ke akun setiap karyawan.Distribusi Penggajian. Biaya tenaga kerja terjadi disetiap fungsi perusahaan seperti pemasaran, administrasi dan umum, serta produksi. Kartu hadir mengidentifikasi tempat kerja seseorang dan digunakan sebagai dasar distribusi untuk setiap fungsi. Khusus untuk fungsi produk, kartu jam kerja digunakan sebagai dasar untuk mendistribusikan biaya tenaga kerja kepada pekerjaan tertentu. Kartu jam kerja diperoleh disortir berdasarkan pekerjaan, seksi, dan jenis tenaga kerja tidak langsung untuk mendistribusikan biaya gaji dan upah kepada akun Barang Dalam Proses dan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.Seksi BiayaSeksi biaya bertanggung jawab untuk mencatat biaya tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung kepada pekerjaan atau seksi yang terkait. Seksi ini menggunakan kartu kerja sebagai dasar untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dalam kartu pesanan (job cost sheet) setiap pekerjaan dan biaya tenaga kerja tidak langsung untuk setiap seksi.Hubungan Antar SeksiHubungan antar seksi yang berkaitan dengan penggajian disajikan dalam Peraga 10.11. Setiap seksi bertanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Tugas suatu seksi tidak terlepas dari tugas seksi lain. Sebagai contoh, tugas Seksi Perencanaan Produksi menjadi dasar bagi aktivitas produksi yang akan dilaksanakan oleh Seksi Produksi.PERAGA10.11Hubungan Antarseksi

Departemen MedisMemeriksa kesehatan serta memberi bantuan P3K, perawatan, dan kesehatan.Departemen Perencanaan ProduksiMembuat skedul kerja, order produksi, kebutuhan tenaga kerja, dan kebutuhan material.Departemen PersonaliaMembuat deskripsi pekerjaaaan serta melakukan rekrutmen, pendidikan, dan pelatihan, serta promosi.

Departemen ProduksiMembuat penugasan karyawan, penugasan bahan, dan mengisi kartu jam kerja pelaksanaan produksi.Departemen Studi Gerak dan WaktuMenentukan metode pekerjaan, standar produksi serta tarif gaji dan upah.

Kartu hadirKartu jam kerja

Departemen BiayaMengisi job cost sheet, menganalisis overhead, dan membuat laporan produksi.

Departemen PenggajianMenghitung, menyiapkan, membayar, dan mendistribusikan gaji dan upah.Departemen Pencatat WaktuMengawasi dan mengecek kartu hadir,kartu jam kerja, dan membuat laporan kehadiran.

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABiaya tenaga kerja itu meliputi gaji dan upah reguler, insentif dan tunjangan. Untuk tujuan pencatatan, gaji dan upah reguler tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung, sedangkan gaji dan upah reguler tenaga kerja tidak langsung diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik. Insentif merupakan kompensasi tambahan atas prestasi karyawan di atas standar yang ditentukan perusahaan. Untuk tujuan ppencatatan, insentif merupakan bagian dari gaji dan upah dan diperlakukan secara sama.Tunjangan merupakan kompensasi tambahan selain gaji dan upah serta insentif yang diberikan oleh perusahaan kepada ka ryawan, seperti tunjangan asuransi, tunjangan pensiun, tunjangan liburan, premi lembur dan bonus. Tunjangan asuransi dan tunjangan pensiun diberikan sebagai kompensasi untuk mengurangi beban karyawan dalam pembayaran asuransi dan pensiun. Kedua tunjangan ini merupakan bagian yang akan memengaruhi akun gaji dan upah. Premi lembur diperlakukan sebagai biaya baiya tenaga kerja langsung atau biaya overhead pabrik. Sedangkan tunjangan liburan dan bonus diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.Transaksi yang terjadi dalam penggajian meliputi pengakuan gaji dan upah, distribusi gaji dan upah, serta pembayaran gaji dan upah. Oleh karena itu, jurnal yang dibutuhkan dalam akuntansi penggajian juga meliputi hal- hal berikut ini :1. Jurnal pengakuan gaji dan upah.2. Jurnal distribusi gaji dan upah.3. Jurnal pembayaran gaji dan upah.Gaji dan Upah RegulerGaji dan upah reguler dihitung dengan cara mengalikan tarif gaji dan upah dengan jam kerja keryawan yang tertera dalam kartu hadir. Hasil perkalian ini menunjukkan penghasilan karyawan. Selain penghasilan tersebut, perusahaan dimungkinkan memberikan tunjangan berupa asuransi dan pensiun. Penjumlahan antara gaji dan upah serta tunjangan penghasilan kotor. Penghasilan kotor tersebut dikurangi dengan berbagai potongan yang berkaitan dengan tenaga kerja. Potongan-potongan ini meliputi iuran pensiun, iuran asuransi dan pajak penghasilan karyawan.Sebagai contoh, PT. ABC memilki 12 orang karyawan yang terdiri atas 5 orang karyawan produksi, 4 orang karyawan administrasi dan umum dan 3 orang karyawan pemasaran. Berdasarkan kartu kredit dan kartu jam kerja, perhitungan penghasilan karyawan untuk satu bulan tampak seperti di bawah ini :

KeteranganPerhitunganTotal

Seksi Produksi

Tenaga Kerja Langsung4 orang x 140 jam x Rp 800 Rp 448.000

Tenaga Kerja Tidak Langsung1 orang x Rp 175.000 Rp 175.000

Seksi Administrasi dan Umum4 orang x Rp 150.000 Rp 600.000

Seksi Pemasaran3 orang x Rp 150.000 Rp 450.000

Rp 1.673.000

Iuran Asuransi2% x Rp 1.673.000 Rp 33.460

Iuran Pensiun2,5% x Rp 1.673.000 Rp 41.825

Pajak Penghasilan Karyawan10% x Rp 1.673.000 Rp 167.300

Rp (242.585)

Penghasilan BersihRp 1.673.000 - Rp 242.585 Rp 1.430.415

Pengakuan Gaji dan Upah. Jurnal untuk mencatat pengakuan gaji dan upah dilakukan untuk seluruh kaaryawan perusahaan. Pada jurnal ini, belum dibedakan antara gaji da upah untuk setiap seksi. Berdasarkan informasi PT. ABC jurnal pengakuan gaji dan upah adalah sebagai berikut :Gaji dan Upah Rp 1.673.000

Utang Gaji dan Upah Rp 1.430.415

Utang Iuran Asuransi Rp 33.460

Utang Iuran Pensiun Rp 41.825

Utang Pajak Penghasilan Karyawan Rp 167.300

Distribusi Gaji dan Upah. Setelah pengakuan terhadap gaji dan upah dijurnal, gaji dan upah tersebut didistribusikan kepada setiap seksi. Pendistribusikan gaji dan upah kepada seksi dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kartu hadir karyawan. Dalam kartu hadir karyawan tersebut tercantum di seksi mana seorang karyawan bekerja. Selain itu, distribusi gaji dan upah karyawan produksi juga dilakukan berdasarkan kartu jam kerja. Kartu jam kerja digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah biaya tenaga kerja termasuk biaya tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai bagian dari barang dalam proses, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dimasukkan sebagai bagian dari baiya overhead pabrik. Berdasarkan informasi PT. ABC jurnal untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :Barang dalam Proses Rp 448.000

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 175.000

Biaya gaji administrasi dan umum Rp 600.000

Biaya gaji pemasaran Rp 450.000

Gaji dan Upah Rp 1.673.000

Pembayaran Gaji dan Upah. Pembayaran yang berkaitan dengan gaji dan upah meliputi pembayaran gaji dan upah karyawan, pembayaran iuran asuransi kepada perusahaan asuransi, pembayaran iuran pensiun kepada perusahaan dana dan pensiun, dan pembayaran pajak penghasilan karyawan kepada pemerintah. Semua pembayaran tersebut tidak harus dilakukan bersamaan dan tidak harus didahului oleh distribusi gaji dan upah. Berdasarkan informasi PT. ABC di atas, pembayaran dilakukan dengan membuat jurnal sebagai berikut :Utang Gaji dan Upah Rp 1.430.415

Utang Iuran Asuransi Rp 33.460

Utang Iuran Pensiun Rp 41.825

Utang Pajak Penghasilan Karyawan Rp 167.300

Kas Rp 1.673.000

Tunjangan Asuransi dan Tunjangan PensiunAda perusahaan yang membebankan iuran pensiun dan iuran asuransi kepada karyawannya saja tanpa ada bagian yang ditanggung oleh perusahaan. Tetapi, ada juga perusahaan yang menanggung sebagian iuran asuransi dan iuran pensiun untuk kepentingan karywannya. Pembayaran sebagian iuran asuransi dan iuran pensiun untuk kepentingan karyawan tersebut merupakan bagian dari tunjangan.Sebagai contoh, seorang karywan pabrik PT. ABC memiliki jam kerja 140 jam dengan tarif upah Rp800 per jam. Besarnya iuran asuransi dan iuran pensiun ditentukan masing-masing 4% dan 5%. Perusahaan memutuskan untuk memberikan tunjangan asuransi dan pensiun masing-masing 50% daari iuran asuransi dan pensiun tersebut. Tunjangan asuransi dan tunjangan pensiun diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik. Perhitungan penghasilan karyawan yang bersangkutan tampak di bawah ini :KeteranganPerhitunganTotal

Upah140 jam x Rp 800 Rp 112.000

Tunjangan Asuransi50% x 4% x Rp 112.000 Rp 2.240

Tunjangan Pensiun50% x 5% x Rp 112.000 Rp 2.800

Total Penghasilan Rp 117.040

Iuran Asuransi4% x Rp 112.000 Rp 4.480

Iuran Pensiun5% x Rp 112.000 Rp 5.600

Total Iuran Rp 10.080

Penghasilan BersihRp 117.040 - Rp 10.080 Rp 106.960

Gaji dan Upah Rp 117.040

Utang Gaji dan Upah Rp 106.960

Utang Iuran Asuransi Rp 4.480

Utang Iuran Pensiun Rp 5.600

Barang dalam Proses Rp 112.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 5.040

Gaji dan Upah Rp 117.040

Tunjangan LiburanUmunya, karyawan tetap perusahaan memiliki hak untuk mendapatkan libur selama beberapa dalam setiap tahun. Ada perusahaan yang tidak memberikan kompensasi kepada karyawan untuk masa liburan. Tetapi, ada juga perusahaan yang memberikan kompensasi kepada karyawan untuk masa liburan. Kompensasi yang diberikan kepada karyawann untuk masa liburan tersebut dinamakan tunjangan liburan. Ada tunjangan liburan yang diberikan untuk masa liburan sesuai dengan ketentuan perusahaan (cuti) yang disebut dengan vacation pay dan ada juga tunjangan yang diberikan untuk hari libur nasional yang disebut dengan holiday pay.Satu tahun ada 52 minggu. Apabila masa liburan 2 minggu dalam setahun maka masa kerja efektif dalam setahun adalah 50 minggu. Perusahaan harus menentukan tunjangan liburan di awal dan membebankan untuk jangka waktu kerja efektif saja. Untuk masa kerja efektif 50 minggu per tahun dengan 2 minggu masa liburan maka tunjangan liburan hanya dibebankan untuk pembayaran biaya tenaga kerja selama 50 minggu saja. Tunjangan liburan ini diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik dan diakui sebagai utang tunjangan liburan sampai dengan dibayarkan kepada karyawan.Sebagai contoh, PT. ABC membayar upah Rp 100.000 per minggu untuk setiap karyawan pabrik. Ada 52 minggu dalam setahun dan 2 minggu digunakan sebagai masa liburan. Perusahaan menentukan tunjangan liburan dalam setahun untuk seorang karyawan pabrik sebesar Rp 125.000 . Tunjangan liburan sebesar Rp 125.000 tersebut merupakan pembayaran yang ditangguhkan sampai dengan dibayar kepada karyawan pada saat liburan. Tunjangan tersebut dicatat sebagai biaya overhead pabrik dan utang tunjangan liburan sebesar Rp 2.500 (Rp 125.000/50 minggu) untuk setiap periode pembayaran upah dan tunjangan liburan seorang dalam seminggu serta distribusinya sebagai berikut :Gaji dan Upah Rp 102.500

Utang Gaji dan Upah Rp 100.000

Utang Tunjangan Liburan Rp 2.500

Barang Dalam Proses Rp 100.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 2.500

Gaji dan Upah Rp 102.500

Premi LemburLembur (over time) adalah selisih antara lama waktu kerja yang sesungguhnya dan lama waktu kerja normal yang ditentukan perusahaan. Karyawan yang bekerja lembur akan memperoleh kompensasi yang meliputi (1) gaji atau upah reguler, dan (2) premi lembur. Gaji atau upah reguler dihitung untuk total jam kerja, yaitu jam kerja normal ditambah jam kerja lembur. Selain itu, untuk kelebihan waktu kerja tersebut, perusahaan memberikan kompensasi tambahan yang disebut dengan premi lembur. Premi lembur diterapkan sebesar persentase tertentu dari tarif gaji dan upah normal.Sebagai contoh, jam kerja normal PT. ABC adalah 8 jam sehari dan hari kerja adalah 6 hari seminggu. Dengan jam kerja dan jumlah hari kerja dalam seminggu tersebut maka total jam kerja normal dalam semingu adalah 48 jam (8 jam x 6 hari ). Tarif upah per jam yang ditentukan oleh perusahaan adalah Rp2.000 dan premi lembur sebesar 50%. Apabila seorang karyawan bekerja selama 52 jam dalam suatu minggu maka penghasilan karyawan yang bersangkutan dalam minggu tersebut adalah :Jam kerja reguler 48 jam @Rp2.000 Rp 96.000

Lembur 4 jam @Rp2.000 Rp 8.000

Premi lembur 4 jam @Rp1.000 (50% x Rp 2000) Rp 4.000

Rp 108.000

Pencatatan premi lembur tergantung pada penyebab lembur tersebut. Apabila lembur disebabkan oleh kondisi yang menuntut perusahaan bekerja lebih dari kapasitas normal, misalnya karena banyaknya order produksi dan tenggang waktu produksi yang singkat maka premi lembur diperlakukan sebagai bagian dari baiya tenaga kerja langsung. Premi lembur ini dibebankan kepada karyawan atau seksi tempat terjadinya lembur tersebut. Dengan perlakuan premi lembur sebagai bagian dari biaya tenaga kerja langsung maka pengakuan dan distribusi biaya tenaga kerja sebagai berikut :Gaji dan Upah Rp 108.000

Utang Gaji dan Upah Rp 108.000

Barang Dalam Proses Rp 108.000

Gaji dan Upah Rp 108.000

Alasan lain diadakannya lembur adalah terjadi ketidakefisienan pada proses produksi. Apabila perusahaan membutuhkan karyawannya untuk lembur karena ketidakefisienan pabrik maka premi lembur tidak boleh ditambahkan sebagai biaya tenaga kerja langsung, melainkan diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik. Apabila premi lembur diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik maka jurnal untuk mencatat pengakuan dan distribusi biaya tenaga kerja sebagai berikut :Gaji dan Upah Rp 108.000

Utang Gaji dan Upah Rp 108.000

Barang Dalam Proses Rp 104.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 4.000

Gaji dan Upah Rp 108.000

BonusBonus merupakan kompensaasi tambahan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan karena baebagai alasan, seperti pencapaian laba di atas target dan penjualan di atas jumlah yang dianggarkan. Selain itu, ada juga perusahaan yang memberikan bonus dengan alasan untuk memperkecil biaya tenaga kerja. Perusahaan tidak meningkatkan tarif gaji dan upah tapi memberikan bonus diakhir tahun. Hal ini dapat menekan biaya tenaga kerja karena apabila tarif gaji dan upah dinaikkan maka kenaikan pembayaran tersebut akan selalu ada dan bahkan menaikkan biaya lain seperti biaya pensiun yang ditanggung oleh perusahaan.Bonus diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik. Pengakuan bonus sebagai biaya overhead pabrik dilakukan untuk setiap periode pembayaran gaji dan upah. Sebagai contoh, PT. ABC memiliki masa kerja efektif 50 minggu dalam satu tahun dan membayar upah seminggu Rp150.000 per orang. Perusahaan berencana memberikan bonus untuk 2 minggu kerja atau sebesar Rp300.000 (Rp150.000 x 2 minggu). Bonus akan dibayarkan pada akhir tahun. Dengan pembayran upah tiap minggu maka bonus yang dicatat tiap minggu adalah Rp6.000 (Rp300.000/50 minggu). Jurnal untuk mencatat pemgakuan dan distribusi gaji dan upah setiap minggu untuk setiap orang adalah sebagai berikut .Gaji dan Upah Rp 156.000

Utang Gaji dan Upah Rp 150.000

Utang Bonus Rp 6.000

Barang Dalam Proses Rp 150.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 6.000

Gaji dan Upah Rp 156.000

32Kelompok 5 : Biaya Bahan dan Biaya Tenaga KerjaSheet1TransaksiAkun KontrolDebitKreditPembelian bahan baku untuk stok.Bahan BakuUtang DagangPembelian bahan baku untuk pesanan atau departemen produksi tertentu.BDPUtang Dagang

penggunaan bahan baku untuk pesanan atau departemen produksi tertentu dari stokBDPBahan Baku

pembelian bahan penolong untuk stokBahan PenolongUtang Dagang

Pembelian bahan penolong untuk pesanan atau departemen produksi tertentuBOP sesungguhnyaUtang Dagang

penggunaan bahan penolong untuk pesanan atau departemen produksi tertentuBOP sesungguhnyaBahan Penolong

penggunaan bahan penolong untuk departemen pemasaran dan administrasi dan umumBiaya Pemasaran, biaya administrasi dan umumBahan Penolong