Biaya Overhead Pabrik

8
I. Pengertian Departemenisasi BOP adalah : Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut Departemen dimana BOP akan dibebankan.Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk tiap-tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan tarif departemen yang bersangkutan. Hal ini berakibat terhadap ketelitian penentuan harga pokok produk. II. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead departementalisasi adalah sebagai berikut: 1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat tahap utama berikut ini : a. Penaksiran biaya overhead pabrik langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. b. Penaksiran biaya overhead pabrik tak langsung departemen c. Distribusi biaya overhead pabrik tak langsung departemen ke departemen- departemen yang menikmati manfaatnya d. Penjumlahan biaya overhead pabrik per departemen (baik biaya overhead pabrik langsung maupun tak langsung departemen) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu). 2. Mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi dengan cara : a) Metode Alokasi Langsung Dalam metode alokasi langsung biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh deparemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain. b) Metode Alokasi Bertahap Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. BIAYA OVERHEAD PABRIK II

Transcript of Biaya Overhead Pabrik

Page 1: Biaya Overhead Pabrik

I. Pengertian

Departemenisasi BOP adalah : Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut

Departemen dimana BOP akan dibebankan.Departementalisasi biaya overhead pabrik

bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk.

Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara

menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan

memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.

Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk tiap-tiap

departemen, maka pesanan atau produk yang melewati departemen produksi akan

dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan tarif departemen yang

bersangkutan. Hal ini berakibat terhadap ketelitian penentuan harga pokok produk.

II. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi

Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead departementalisasi adalah sebagai

berikut:

1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen

Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat

tahap utama berikut ini :

a. Penaksiran biaya overhead pabrik langsung departemen atas dasar kapasitas

yang direncanakan untuk tahun anggaran.

b. Penaksiran biaya overhead pabrik tak langsung departemen

c. Distribusi biaya overhead pabrik tak langsung departemen ke departemen-

departemen yang menikmati manfaatnya

d. Penjumlahan biaya overhead pabrik per departemen (baik biaya overhead

pabrik langsung maupun tak langsung departemen) untuk mendapatkan

anggaran biaya overhead pabrik per departemen (baik departemen

produksi maupun departemen pembantu).

2. Mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi

dengan cara :

a) Metode Alokasi Langsung

Dalam metode alokasi langsung biaya overhead pabrik departemen pembantu

dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode

alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh deparemen

pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen

pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.

b) Metode Alokasi Bertahap

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak

hanya dipakai oleh departemen produksi saja tetapi digunakan pula oleh

departemen pembantu yang lain.

BIAYA OVERHEAD PABRIK II

Page 2: Biaya Overhead Pabrik

Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

1. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar

departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam metode ini adalah :

a) Metode alokasi kontinyu (continuous allocation method)

yaitu biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu

yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus

sehingga jumlah biaya overhead pabrik yang belum dialokasikan

menjadi tidak berarti.

b) Metode aljabar (algebraic method)

Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu

dinyatakan dalam persamaan aljabar.

2. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik

antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini

adalah "metode urutan alokasi yang diatur" (specified order of closing).

III. Perhitungan Tarif Pembebanann Biaya Overhead Pabrik per Departemen

Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian biaya overhead

pabrik tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati

manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah

cdistribusi biaya overhead pabrik

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik departemen

pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang

lain dan departemen produksi adalah alokasi biaya overhead pabrik

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik di

departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya overhead pabrik

CONTOH SOAL

PT. MUTIARA mengolah produknya melalui tiga departemen produksi yaitu Dept A, Dept

B, dan Dept C, serta tiga departemen pembantu yaitu Dept. X, Dept. Y dan Dept Z.

Budget BOP per departemen untuk tahun 1995 nampak sebagai berikut :

PT. MUTIARA

Budget biaya Produksi Departemen Tahun 1995

Jumlah Departemen Produksi Departemen Pembantu

Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z

Biaya bahan baku 6500 3250 1800 700 400 200 150

Page 3: Biaya Overhead Pabrik

B. tenaga kerja langs

Biaya bahan penolong

Biaya bahan bakar

Biayakesejht. karyawan

Biaya reparasi mesin

Biaya penyusutan

Biaya asuransi

Biaya listrik

8750

2900

2000

2310

2750

1800

1000

2000

3750

1100

-

1000

800

500

200

600

2250

1000

-

500

600

550

172

500

1275

500

-

600

500

400

190

350

700

100

-

100

400

150

188

250

500

150

2000

60

300

75

94

200

275

50

-

50

150

125

156

100

Total : 30010 11200 7372 4515 2288 3579 1056

Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi :

Departemen Produksi

Dept A Dept B Dept C

Dept. pembantu Z

Dept. pembantu Y

Dept. pembantu X

50%

40%

45%

30%

35%

45%

20%

25%

10%

Atas dasar data diatas saudara diminta mengalokasikan BOP departemen pembantu ke

departemen produksi dengan metode alokasi langsung, dan hitunglah berapa besar biaya

produksi tiap departemen produksi.

PENYELESAIAN :

PT. MUTIARA

Alokasi BOP Dept pembantu ke Dept Produksi

(dalam ribuan)

Keterangan Departemen produksi Departemen Pembantu

Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z

Jumlah BOP dept

Alokasi BOP dept Z

Alokasi BOP dept Y

Alokasi BOP dept X

4200

315,5

1151,6

534,6

3322

189,3

1007,63

534,6

2540

126,2

719,75

118,8

1188

-

-

(1188)

2879

-

(2879)

-

631

(631)

-

-

Jumlah alokasi BOP

dari dept pembantu

2001,7

1731,55

964,75

0

0

0

Jumlah BOP dept prod

setelah menerima alokasi

dari dept pembantu

6201,7

5053,55

3504,75

Biaya produksi :

Dept A : (6.201,7 + 3.250 + 3.750) = Rp 13.201,7

Page 4: Biaya Overhead Pabrik

Dept B : (5.053,55 + 1.800 + 2.250) = Rp 9.085,55

Dept C : (3.504,75 + 700 + 1.275) = Rp 5.479,75

SOAL - SOAL PRAKTIKUM

KASUS 1

Sebuah industri tekstil PT. CC

G mendistribusikan budget BOP tidak langsung departemen dengan ketentuan sebagai

berikut :

Elemen Biaya Jumlah Dasar Distribusi

—————– ——— ———————

Biaya penyusutan pabrik Rp. 180.000,- Luas lantai ( m2 )

Biaya listrik pabrik Rp. 60.000,- Kwh

Biaya asuransi kebakaran Rp. 420.000,- Luas lantai (m2 )

Biaya perawatan mesin Rp. 75.000,- Nilai mesin

Gaji pegawai Rp. 240.000,- Jumlah karyawan

Berdasarkan hasil penelitian pabrik pada tahun 1994, diperoleh data sebagai berikut :

Departemen Luas lantai (m2) Kwh Nilai mesin (Rp) Jumlah karyawan

————— ——————– ——— ——————– ———————

Produksi A 10.500 240.000 4.500.000 40

Produksi B 7.500 240.000 3.000.000 40

Pembantu X 4.500 60.000 3.000.000 24

Page 5: Biaya Overhead Pabrik

Pembantu Y 3.000 30.000 2.250.000 24

Pembantu Z 4.500 30.000 2.250.000 32

——–– ———– ————— –—

30.000 600.000 15.000.000 160

Diminta :

Hitunglah jumlah budget biaya overhead pabrik tidak langsung departemen untuk departemen

produksi A dan B, serta departemen pembantu X, Y dan Z.

JAWABAN :

KASUS 1

PT. CCG

• ) Biaya Penyusutan :

– Distrbusi biaya penyusutan pabrik sebesar Rp. 180.000,-

– Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2

Rp. 180.000,-

Distribusi per m2 = —————— = Rp. 6,- / m

2

30.000

Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z

————– ————– ————– ————– ————–

Luas lantai (m2) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500

Distribusi Rp. 63.000 Rp. 45.000 Rp. 27.000 Rp. 18.000 Rp. 27.000

• ) Biaya Listrik Pabrik :

– Distrbusi biaya listrik pabrik sebesar Rp. 60.000,-

– Dasar distribusi adalah Kwh = 600.000 Kwh

Rp. 60.000,-

Distribusi per Kwh = —————— = Rp. 0,1 / Kwh

600.000

Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z

————– ————– ————– ————– ————–

Jumlah Kwh 240.000 240.000 60.000 30.000 30.000

Distribusi Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 6.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000

• ) Biaya Asuransi Kebakaran :

– Distrbusi biaya asuransi kebakaran besar Rp. 420.000,-

– Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2

Rp. 420.000,-

Distribusi per m2 = —————— = Rp. 14,- / m

2

30.000

Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z

————– ————– ————– ————– ————–

Page 6: Biaya Overhead Pabrik

Luas lantai (m2) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500

Distribusi Rp. 147.000 Rp. 105.000 Rp. 463.000 Rp. 42.000 Rp. 63.000

• ) Biaya Perawatan Mesin :

– Distrbusi biaya perawatan mesin sebesar Rp. 75.000,-

– Dasar distribusi adalah nilai mesin = Rp. 15.000.000,-

Rp. 75.000,-

Distribusi nilai mesin = ———————— = Rp. 0,005

Rp. 15.000.000,-

Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z

————– ————– ————– ————– ————–

Nilai mesin (Rp) 4.500.000 3.000.000 3.000.000 2.250.000 2.250.000

Distribusi Rp. 22.500 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 11.250 Rp. 11.250

• ) Gaji Pegawai :

– Distrbusi biaya gaji pegawai sebesar Rp. 240.000,-

– Dasar distribusi adalah jumlah karyawan = 160 karyawan

Rp. 240.000,-

Distribusi nilai mesin = ——————— = Rp. 1.500,- / karyawan

160

Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z

————– ————– ————– ————– ————–

Nilai mesin (Rp) 40 40 24 24 32

Distribusi Rp. 60.000 Rp. 60.000 Rp. 36.000 Rp. 36.000 Rp. 48.000

Ringkasan perhitungan diatas adalah sebagai berikut :

Elemen Biaya Yang Dept. Produksi Dept. Pembantu

Didistribusikan Jumlah A B X Y Z

Penyusutan Pabrik 180.000 63.000 40.000 27.000 18.000 27.000

Listrik Pabrik 60.000 24.000 24.000 6.000 3.000 3.000

Asuransi Kebakaran 420.000 147.000 105.000 63.000 42.000 63.000

Perawatan Mesin 75.000 22.500 15.000 15.000 11.250 11.250

Gaji Pengawas 240.000 60.000 60.000 36.000 36.000 48.000

Jumlah Budget BOP

Tidak Langsung Dept.

975.000

316.500

249.000

147.000

110.250

152.250

Page 7: Biaya Overhead Pabrik

KASUS 2

PT. KELAPA DUA bergerak dalam bidang manufaktur yang mempunyai data-data

sebagai berikut :

Departemen Produksi Departemen Pembantu

A B X Y

Budget BOP sebelum

alokasi

Rp. 180.000,- Rp. 131.000,- Rp. 155.000,- Rp. 84.000,-

Jasa dari Dept. X 50 % 40 % — 10 %

Jasa dari Dept. Y 40 % 55 % 5 % —

Dasar Pembebanan 40.000 jam 50.000 jam

Tarif Tetap 60 % 50 %

Tarif Variabel 40 % 50 %

Diminta :

1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu X dan Y ke departemen

produksi A dan B, dengan menggunakan metode aljabar.

2. Hitunglah Tarif BOP Tetap dan Variabel untuk masing-masing departemen.

JAWABAN :

KASUS 2

PT. KELAPA DUA

1. Tabel Alokasi Budget BOP :

Departemen Produksi Departemen Pembantu

A B X Y

Page 8: Biaya Overhead Pabrik

Budget BOP sebelum alokasi Rp. 180.000 Rp. 131.000 Rp. 155.000 Rp. 84.000

Jasa dari Dept. X

Jasa dari Dept. Y

Rp. 80.000

Rp. 40.000

Rp. 64.000

Rp. 55.000

( Rp. 160.000 )

Rp. 5.000

Rp. 16.000

( Rp. 100.000 )

Rp. 120.000 Rp. 119.000 ( Rp. 155.000 ) ( Rp. 84.000 )

Budget BOP setelah alokasi Rp. 300.000 Rp. 250.000 0 0

Perhitungan :

X = 155.000 + 0,05 Y (1)

Y = 84.000 + 0,10 X (2)

– 0,05 Y = 155.000 – X [ x 1 ] —› – 0,05 Y = 155.000 – X

Y = 84.000 + 0,1 X [ x 10 ] —› 10 Y = 840.000 + X +

9,95 Y = 995.000

Y = Rp. 100.000,-

X = 155.000 + 0,05 ( 100.000 ) = Rp. 160.000,-

2. Perhitungan tarif BOP :

Departemen A Departemen B

Tarif BOP per jam :

Rp. 300.000

40.000 Rp. 7,5 —

Rp. 250.000

50.000 — Rp. 5,-

Tarif BOP Tetap :

60 % x Rp. 7,50 Rp. 4,5 —

50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5

Tarif BOP Variabel :

40 % x Rp. 7,50 Rp. 3,- —

50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5