BEUH Kunci TKB

96
 Selamat bertugas untuk Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K). Mari berjuang bersama kami para tenaga keseatan di seluru !ndonesia untuk memperbaiki kualitas keseatan "ang lebi baik. Presiden #oko $idodo menunjuk Nila Djuwita %nfasa Moeloek sebagai Menteri Keseatan menggantikan Nafsia Mboi. Nila, "ang lair pada && %pril &'', (sebelumn"a) menjabat sebagai tusan !ndonesia untuk rusan Millenium De*elopment +oals (MD+s). Menuntaskan pendidikan dengan spesialis mata, Nila kini menjadi Ketua Perimpunan Dokter Spesialis Mata Pusat (Perdami) dan menduduki posisi di berbagai organisasi keseatan seperti a "asan Kanker !ndonesia dan Pimpinan -iset Medis di !. Memimpin Kementrian Keseatan, Nila akan menitikberatkan pada penegaan dibanding  pengobatan. Seperti kutipan dengan wawanara Kompas /* beberapa waktu lalu, "aitu 0/idak  perlu menunggu sampai sakit, karena itu akan menelan bia"a lebi besar0. !a menegaskan, seluru program kementrian keseatan akan dibua t satu ara, sesuai petunjuk presiden. Sebelumn"a, Nila juga perna dekat dengan lingkungan istana. Dia sempat diwawanarai untuk menduduki posisi Menteri Keseatan pada pada era Kabinet 1ersatu !!, "ang dipimpin Presiden Susilo 1ambang u do"ono taun 233'. Nila adala istri dari Farid %fansa Moeleok, "ang  perna menjabat sebagai Menteri Keseatan di era Kabinet -eformasi Pembangunan.

description

Beuh Kunci lolos TKB

Transcript of BEUH Kunci TKB

Selamat bertugas untuk Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K).Mari berjuang bersama kami para tenaga kesehatan di seluruh Indonesia untuk memperbaiki kualitas kesehatan yang lebih baik. Presiden Joko Widodo menunjuk Nila Djuwita Anfasa Moeloek sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Nafsiah Mboi. Nila, yang lahir pada 11 April 1949, (sebelumnya) menjabat sebagai Utusan Indonesia untuk Urusan Millenium Development Goals (MDGs).Menuntaskan pendidikan dengan spesialis mata, Nila kini menjadi Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Pusat (Perdami) dan menduduki posisi di berbagai organisasi kesehatan seperti Yayasan Kanker Indonesia dan Pimpinan Riset Medis di UI.Memimpin Kementrian Kesehatan, Nila akan menitikberatkan pada pencegahan dibanding pengobatan. Seperti kutipan dengan wawancara Kompas Tv beberapa waktu lalu, yaitu "Tidak perlu menunggu sampai sakit, karena itu akan menelan biaya lebih besar". Ia menegaskan, seluruh program kementrian kesehatan akan dibuat satu arah, sesuai petunjuk presiden.Sebelumnya, Nila juga pernah dekat dengan lingkungan istana. Dia sempat diwawancarai untuk menduduki posisi Menteri Kesehatan pada pada era Kabinet Bersatu II, yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009. Nila adalah istri dari Farid Afansa Moeleok, yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan di era Kabinet Reformasi Pembangunan.Menkes: Kartu Indonesia Sehat Tak Berbeda dengan BPJS Kesehatan Rencana peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIS) memunculkan pertanyaan mengenai nasib kartu BPJS Kesehatan. Menkes Nila Moeloek mengatakan konsep KIS tidak berbeda jauh dengan program BPJS Kesehatan."(Konsep KIS dan BPJS Kesehatan) Itu yang lagi diatur tapi tidak berbeda dengan BPJS Kesehatan," ujar Nila saat ditemui di kantor Kemenko PMK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (31/10/2014).Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan dirinya tengah mengupayakan peleburan KIS dengan BPJS. Puan menerangkan KIS memiliki cakupan pelayanan dan pembiayaan yang lebih luas dibanding kartu sebelumnya.Adapun target penerima KIS ini adalah masyarakat pra sejahtera yang belum menerima kartu BPJS.Anggaran KIP dan KIS akan menggunakan APBN 2014 yang sudah disetujui oleh pemerintah dan DPR periode lalu. Anggaran tersebut memang telah difokuskan untuk bidang kesejahteraan rakyat."KIS targetnya untuk masyarakat pra sejahtera yang belum terima kartu BPJS. Sebanyak 86,4 juta orang yang akan menerima di tahun 2014 dan 2015 tapi kami harap nanti bisa bertambah," kata Puan pada Kamis (30/10).sumber:http://news.detik.com/

BPJS Kesehatan Terapkan Aturan Baru Purnawarman Basundoro saat memberi penjelasan kepada wartawanPendaftaran BPJS (Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial) Kesehatan untuk peserta mandiri, kini tak lagi bisa secara individual, melainkan dalam satu keluarga. Peserta juga harus memiliki rekening di bank agar pembayaran bisa autodebet setiap bulannya."Semua it

u tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 4/2014 tentang tata cara pendaftaran dan pembayaran BPJS Kesehatan, yang baru saja diluncurkan," kata Direktur Hukum, Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga (HAL) BPJS Kesehatan, Purnawarman Basundoro dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (30/10).Pada kesemapatan itu, Purnawarman didampingi Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS Kesehatan, Tono Rustiono.Perubahan lainnya, Purnawarman menambahkan, adalah kartu BPJS Kesehatan tidak bisa langsung dipergunakan begitu selesai mendaftar dan membayar di bank, seperti aturan sebelumnya. Namun, peserta harus menunggu hingga satu minggu atau 7 hari ke depan untuk bisa menggunakannya.Ditanya kebijakan baru menjadi tak pro rakyat, Purnawarman menukasnya. Katanya, peraturan itu untuk membiasakan masyarakat membuat perencanaan. Masyarakat harus diingatkan bahwa masalah kesehatan bisa terjadi kapan saja, sehingga setiap anggota dalam keluarga harus memiliki jaminan kesehatannya."Sudah tidak bisa lagi mau operasi besok, hari ini baru mendaftar BPJS Kesehatan. Harus dibuat sistem yang terencana dan rapi, karena peserta BPJS Kesehata jumlahnya sudah lebih dari 130 juta orang. Dengan jumlah yang begitu besar, tidak bisa diterapkan manajemen terburu-buru," kata Purnawarman menegaskan.Soal keharusnya memiliki rekening di bank, Purnawarman menjelaskan, itu semata demi kemudahan para peserta yang harus bolak balik ke bank demi menyetor iuran. Dengan sistem autodebet, pembayaran iuran akan lebih lancar sehingga kartu bisa seketika bisa dipergunakan.Ditanya apakah sistem autodebet dilakukan lantaran banyak peserta yang enggan membayar iuran, Purnawarman tidak menampik adanya kasus semacam itu. Meski kasusnya masih terbilang kecil, jika tidak ditata sejak awal dikhawatirkan akan menjadi ganjalan di kemudian hari."Sukses tidaknya pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini karena adanya iuran dari masyarakat. Itu jadi jantung kami. Karena itu, perlu ditata agar pembayaran iuran bisa lancar, dan program ini bisa berjalan," tuturnya.Hal senada dikemukakan Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS Kesehatan, Tono Rustiano. Ia menyebutka, jumlah peserta BPJS Kesehatan hingga 24 Oktober 2014 sebanyak 130.286.703 jiwa. Target hingga akhir tahun 2014 sebanyak 131 juta jiwa.Ditambahkan, sepanjang periode Januari-Agustus 2014, BPJS Kesehatan telah menerima pembayaran iuran peserta hingga sebesar Rp 25,656 triliun. Sedangkan pembayaran klaim hingga 31 Agustus 2014 sebanyak Rp 24,4 triliun."Adapun penyaluran dana kapitasi ke faskes tingkat pertama untuk periode yang sama mencapai 5,38 triliun," ucap Tono.Dari semua itu, menurut Tono, yang lebih penting adalah peningkatan rata-rata waktu penyelesaian klaim yaitu selama 2,95 hari sejak berkas lengkap dari rumah sakit yang diajukan ke BPJS Kesehatan. Capaian itu lebih baik ketimbang catatan per 30 Juni 2014 yang masih rata-rata 3,16 hari.Jumlah fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan pun meningkat dari 16.831 per 30 Juni 2014 menjadi 17.419 per 31 Agustus 2014. Rinciannya 9.768 puskesmas, 3.590 dokter praktik per orangan, 1.890 klinik pratama, 1.327 klinik TNI/Polri dan 836 dokter gigi praktik mandiri dan 8 RS D Pratama.Di tingkat faskes rujukan, lanjut Tono, penambahan terjadi dari 1.551 per 30 Juni 2014 menjadi 1.574 faskes rujukan. Hal itu mencakup 18 RS pemerintah kelas A, 135 RS pemerintah kelas B, 294 RS pemerintah kelas C, 158 RS pemerintah kelas D, 127 RS Khusus, 34 RS Khusus Jiwa, 602 RS swasta, 103 RS TNI, 40 RS Polri, dan 63 klinik utama."Hingga 31 Agustus 2014, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan faskes penunjang yang meliputi 1.359 apotek dan 801 optikal," ujar Tono Rustiano menandaskan. (TW)Angka Kebutaan di Indonesia Masih Tinggi Angka kebutaan di Indonesia masih relatif tinggi. Hasil riset kesehatan dasar 2013, angka kebutaan di Indonesia mencapai 0.6 persen, dan 35 persen di antaranya kebutaan permanen. Dengan angka tersebut, kesehatan mata di Indonesia masih merupakan masalah sosial yang membutuhkan penanganan dari semua pihak."Angka kebutaan di Indonesia masih lebih tinggi dari Singapura dan Thailand yang sudah di bawah 0,5 persen. Tapi jika dibanding tahun 1990-an, dengan angka kebutaan mencapai 1,47 persen, kita sudah menurun sangat signifikan," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Prof dr Suhardjo SU SpM(K), Selasa ( 28/10/2014).Lebih lanjut Suhardjo menuturkan, penyebab kebutaan terbanyak berturut-turut adalah katarak, kebutaan kornea, glaukoma dan retinopati. Untuk menurunkan angka kebutaan, lanjut Suharjo, pelayanan pemeriksaan kesehatan mata sebaiknya ada di tingkat pusat pelayanan primer, yakni puskesmas. Hal ini juga sejalan dengan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)."Sayangnya, gagasan itu belum bisa dilaksanakan karena puskesmas belum siap. Ketersediaan paramedis mata yang terampil belum ada. Paramedis yang ada saat ini masih umum. Oleh karena itu, ke depan dibutuhkan pengembangan profesi paramedis khusus mata yang nantinya akan ditempatkan di pusat pelayanan primer," imbuhnya.Selain masalah ketersediaan tenaga paramedis, menurut Suharjo, persoalan pembiayaan juga merupakan masalah dalam upaya menekan angka kebutaan di Indonesia.

Tahap Pertama, 1 Juta Kartu Indonesia Sehat, Pintar, dan Keluarga Sejahtera akan Dibagikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memastikan sekitar 1 juta kartu Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera akan dibagikan dalam tahap pertama. Puan menjanjikan 1 juta kartu tersebut bisa dibagikan pada pekan pertama November hingga Desember."Peluncuran kartu Indonesia sehat dan pintar merupakan salah satu janji presiden dan wakil presiden. Ini memang harus diluncurkan secepatnya dan jadi prioritas hingga bisa dinikmati rakyat dan rakyat sejahtera," kata Puan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (29/10/2014) seusai mengikuti rapat dengan Wapres Jusuf Kalla dan sejumlah menteri lainnya.Puan mengaku telah melaporkan persiapan peluncuran kartu tersebut kepada Wapres Jusuf Kalla. Menurut Puan, kartu ini akan diluncurkan pada 7 November dan diberkan kepada keluarga pra sejahtera yang belum mendapatkan fasilitas jaminan kesehatan masyarakat.Politisi PDI-Perjuangan ini juga menyampaikan bahwa program Kartu Indonesia Sehat, Pintar, dan Keluarga Sejahtera tidak akan tumpang tindih dengan program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang diluncurkan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Program Kartu Indonesia Sehat ini, menurut Puan, justru akan melengkapi JKN."Ada pengobatan penyakit yang bertambah yang tadinya tidak di-cover Jamkesmas," kata Puan.Dengan Kartu Indonesia Sehat, kata dia, bukan hanya warga yang sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan. Kartu ini juga mengakomodasi pencegahan penyakit. Mengenai anggaran untuk 1 juta kartu tersebut, Puan mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan kementerian terkait, termasuk Kementerian Keuangan.Dalam rapat dengan Wapres hari ini, kata dia, Menteri Keuangan menyampaikan bahwa anggaran untuk peluncuran kartu Indonesia sehat, Indonesia pintar, dan keluarga sejahtera sudah disetujui DPR."Dari mana ini kita akan bicara lebih detil lagi dengan Kemenkeu, kita akan bicara dengan menteri pendidikan, menteri kesehatan, mengenai anggaran, teknisnya di kementerian terkait," ucap dia.sumber:http://nasional.kompas.com

Berikut 5 Isu Strategis Kesehatan 2015-2019Selasa, 1 April 2014 - 13:54 wib | Qalbinur Nawawi - OkezoneBrowser anda tidak mendukung iFrame Menteri Kesehatan (Foto:Dok/Okezone)

RAKERKESNAS 2014 menghasilkan lima isu strategis kesehatan tahun 2015 sampai 2019. Salah satu isinya adalah meningkatkan status gizi, dari orang yang kurang gizi sampai kelebihan gizi (obesitas).Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menjelaskan bahwa ada lima isu strategis kesehatan yang lahir dalam Rakerkesnas 2014 tahun ini. Isu pertama, bagaimana meningkatkan status kesehatan rakyat Indonesia pada setiap tahap kehidupan, mulai dari bayi hingga lansia."Status gizi dimana itu tentu harus kita cegah, dari yang kurang gizi maupun kelebihan gizi. Gimana caranya rakyat punya status gizi optimal, inilah pentingnya Rakerkesnas 2014 ini," katanya dalam acara yang bertema Konferensi Pers Rakerkesnasi 2014: Pemantapan Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat Sehat, Mandiri, dan Berkeadilan, di Hotel Bidakara, R. Birawa Lt.1,Jakarta Selatan, Selasa, (1/4/2014)Isu ketiga, lanjut dia, mengenai penyakit menular dan penyakit tidak menular. Yang keempat, pembangunan sistem kesehatan nasional Jaminan Kesehatan agar lebih optimal."Yang sering dikeluhkan masyarakat mengenai JKN itu kan karena mereka kurang mengetahui dan juga salah intrepretasi dalam JKN. Jadi kita akan mengsosialisakan lagi agar semua masyarakat Indonesia benar-benar bisa memahami," terangnya.Dan isu kelima ialah meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Jadi semua diharapkan merata sehingga tiap rakyat bisa mengakses pelayanan kesehatan yang komprehensif," ucap Menkes.Menkes juga berharap adanya isu strategis bisa mempercepat peningkatan pembangunan kesehatan di seluruh Indonesia di masa depan.

"Saat ini, tarif pengobatan mata dalam BPJS relatif rendah. Semua pembiayaan kebanyakan disamaratakan. Padahal untuk beberapa kasus, butuh peralatan dan obat-obatan yang tidak murah," paparnya.Berbagai persoalan kesehatan mata tersebut akan dibahas dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-39 Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia yang akan diselenggarakan di Yogyakarta pada 1 November 2014 mendatang.sumber:http://regional.kompas.com

ISU-ISU TERKINI YANG DIBAHAS DALAM PRA RAKER BADAN LITBANG KESEHATAN published by humas on Tue, 03/04/2014 - 15:33 Sinkronisasi pelaksanaan program dan kegiatan 2014 serta persiapan penyusunan perencanaan program dan kegiatan tahun 2015 dilaksanakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) pada Pra Rapat Kerja (Pra Raker) dan Rapat Kerja (Raker) Badan Litbangkes, hari Senin Jumat, tanggal 3 7 Maret 2014, di Swissbel Hotel, Jalan Kartini Raya No. 57, Jakarta. Pra Raker dilaksanakan tanggal 3 4 Maret 2014, sedangkan Raker tanggal 5 7 Maret 2014. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Badan Litbangkes, Ria Sukarno, SKM, MCN.Materi yang diangkat pada Pra Raker adalah Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional, Sosialisasi Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Sosialisasi PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai, PP 46 Tahun 2011 tentang SKP & Permenkes No. 83 Tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja. Pada tanggal 4 Maret, acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok, terbagi dalam 5 kelompok diskusi, untuk membahas tentang :1. Perencanaan penelitian strategis nasional2. Perencanaan Renstra tahun 2015 2019 dan Output 20153. Perencanaan Sarana dan Prasarana Kantor, BMN, PNBP serta Tata Naskah Dinas4. Perencanaan Roadmap JFU dan SKP5. Perencanaan Pengelolaan LPBKemudian dilanjutkan dengan penyusunan hasil diskusi dan paparan pleno oleh masing-masing kelompok.Pelayanan Kesehatan Dasar di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)

PontianakMasalah Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan secara umum tidak berbeda dengan daerah lainnya. Pelayanan kesehatan di DTPK menjadi lebih sulit karena keterbatasan akses akibat kondisi georafi dan iklim yang menyebabkan keterbatasan sarana prasarana pelayanan kesehatan maka akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan rendah, minat tenaga kesehatan rendah, dll. Khususnya didaerah perbatasan dengan negara tetangga terdapat masalah kesehatan yang berhubungan dengan mobilitas penduduk/barang.Beberapa program khusus yang telah dikembangkan unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam mendukung pelayanan kesehatan di DTPK antara lain: a. Pendayagunan Tenaga Kesehatan di DTPK berupa peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas SDM. b. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di DTPK misal : Rumah Sakit Bergerak, pelayanan dokter terbang, pelayanan perairan c. Dukungan Pembiayaan Kesehatan seperti Jamkesmas, BOK, DAK, TP dan Jampersal, Bantuan Sosial d. Dukungan Peningkatan Akses Pelayanan berupa pengadaan perbekalan, obat dan alat kesehatan e. Pemberdayaan masyarakat di DTPK melalui kegiatan Posyandu, Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga serta kegiatan PHBS. f. Kerjasama antar Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Lainnya g. Dan berbagai program lainnya.

Penyusunan Peta Pola Pelayanan Kesehatan di suatu wilayah sangat tergantung pada akses, persebaran penduduk, pola penyakit, serta sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Dengan adanya Peta Pola Pelayanan Kesehatan akan diketahui sarana prasarana, SDM yang diperlukan untuk melakukan pelayanan yang efektif serta dapat mengembangkan sistem rujukan yang sesuai dengan kebutuhan daerah setempat.DTPK menjadi prioritas karena adanya disparitas antar wilayah DPTK dan Non DTPK, kondisi geografi yang sulit ditempuh dan iklim/cuaca yang sering berubah, luas wilyah DTPK yang sangat besar, status kesehatan masyarakat yang masih rendah, sarana dan prasarana kesehatan terbatas, terbatasnya jumlah, jenis dan mutu SDM kesehatan, pembiayaan kesehatan terbatas dan tidak koordinir, sumber daya dan kekayaan alam DTPK yang besar untuk daerah perbatasan terutama kedaulatan negara. Demikian sambutan Kepala Sub Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan di DTPK Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan di Pontianak tanggal 16 s/d 18 November 2011 dalam rangka sosialisasi dan advokasi pelayanan kesehatan dasar di DTPK yang dihadiri oleh kantor pusat dan Plh.Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, 14 Kabupaten se Kalimantan Barat dan instansi terkait dengan DTPK.

Upaya terobosan bersama adalah berupa dukungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah Terkait yaitu berupa dasar hukum yang jelas, perbaikan akses transportasi baik darat, laut maupun udara, meningkatkan sarana pendukung umum berupa air bersih, listrik, keamanan dan insentif baik finansial dan non finansial.Sedangkan dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota adalah pola pelayanan di wilayah, pembangunan sarana pelayanan kesehatan, pengadaan prasarana pendukung (alat dan sarana transportasi serta komunikasi), pendayagunaan tenaga kesehatan. AZ (Humas).

Penyakit menularDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaWikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). cara cara penularan penyakit: 1.Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit) Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain: 1.Penyakit kelamin 2.Rabies 3. Trakoma 4. Skabies 5. Erisipelas 6. Antraks 7. Gas-gangren 8. Infeksi luka aerobik 9. Penyakit pada kaki dan mulut Pada penyakit kelamin seperti GO, sifiis, dan HIV, agen penyakit ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang lain melalui hubungan intim. Cara memutuskan rantai penularannya adalah dengan mengobati penderita dan tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan bukan suami atau istri. Khusus untuk HIV, jangan mempergunakan alat suntik bekas dan menggunakan darah donor penderita HIV. 2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air borne disease. Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain: a. TBC Paru b. Varicella c. Difteri d. Influenza e. Variola f. Morbili g. Meningitis h. Demam skarlet i. Mumps j. Rubella k. Pertussis Cara pencegahan penularan penyakit antara lain memakai masker, menjauhi kontak serta mengobati penderita TBC yang sputum BTA-nya positif. 3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai water borne disease atau water related disease. Agen Penyakit: 1. Virus: hepatitis virus, poliomielitis 2. Baktcri: kolera, disentri, tifoid, diare 3. Protozoa: amubiasis, giardiasis 4. Helmintik: askariasis, penyakit cacing cambuk, penyakit hidatid 5. Leptospira: penyakit Weil Pejamu akuatik: 1. Bermultiplikasi di air:skistosomiasis (vektor keong) 2. Tidak bermultiplikasi:Guineas worm dan fish tape worm (vektor cyclop) Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, dapat dibagi dalam empat kelompok menurut cara penularannya:a) Water borne mechanisme Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada manusia, ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh: kolera, tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan poliomielitis. b) Water washed mechanisme jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan individu dan umum dapat berupa: a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak. b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trakoma. c. Penyakit melalui gigitan binatang pengerat, seperti Ieptospirosis. c) Water based mechanisme jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai pejamu intermediate yang hidup di dalam air. Contoh: skistosomiasis, Dracunculus medinensis. d) Water related insect vector mechanisme Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow fever). Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan dapat dilakukan antara lain dengan cara: a. Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan cara Sanitation Barrier yaitu memutus rantai penularan, seperti menyediakan air bersih, menutup makanan agar tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar dan membuang sampah tidak di sembarang tempat. b. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah dengan higiene personal yang baik dan tidak memakai peralatan orang lain seperti sapu tangan, handuk dan lainnya, secara sembarangan. c. Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan pengendalian vektor. 4. Melalui Media Vektor Penyakit Artbropod-borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector-borne diseases merupakan penyakit penting yang seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan sering menimbulkan bahaya kematian.InfeksiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaInfeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:[1] Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV, karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.Daftar isi 1 Infeksi awal 2 Terpuruknya mekanisme sistem kekebalan 2.1 Variasi serotipe 2.1.1 Mutasi genetik 2.2 Fokus infeksi laten 2.3 Evolusi fitur 2.4 Perlawanan patogen 3 Fokus infeksi 4 RujukanInfeksi awalSetelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut: patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti: virus dan beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria). patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria.Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal maupun sistemik.[2]Terpuruknya mekanisme sistem kekebalanPada tahapan umum sebuah infeksi, antigen selalu akan memicu sistem kekebalan turunan, dan kemudian sistem kekebalan tiruan pada saat akut. Tetapi lintasan infeksi tidak selalu demikian, sistem kekebalan dapat gagal memadamkan infeksi, karena terjadi fokus infeksi berupa:[3] subversi sistem kekebalan oleh patogen kelainan bawaan yang disebabkan gen tidak terkendalinya mekanisme sistem kekebalanPerambatan perkembangan patogen bergantung pada kemampuan replikasi di dalam inangnya dan kemudian menyebar ke dalam inang yang baru dengan proses infeksi. Untuk itu, patogen diharuskan untuk berkembangbiak tanpa memicu sistem kekebalan, atau dengan kata lain, patogen diharuskan untuk tidak menggerogoti inangnya terlalu cepat.Patogen yang dapat bertahan hanya patogen yang telah mengembangkan mekanisme untuk menghindari terpicunya sistem kekebalan.Variasi serotipe

Salah satu cara yang digunakan patogen untuk menghindari sistem kekebalan adalah dengan mengubah struktur permukaan selnya. Banyak patogen ekstraselular mempunyai tipe antigenik yang sangat beragam. Salah satu contoh adalah streptococcus pneumoniae, penyebab pneumonia, yang mempunyai banyak tipe antigenik dan baru diketahui 84 macam. Setiap macam mempunyai stuktur pelapis polisakarida yang berbeda. Tipe-tipe tersebut dibedakan berdasarkan uji serologi, sehingga disebut juga serotipe. Infeksi yang dilakukan oleh satu serotipe tertentu dapat memicu sistem kekebalan tiruan terhadapnya, tetapi tidak terhadap infeksi ulang yang dilakukan oleh serotipe yang berbeda, oleh karena sistem kekebalan tiruan melihat satu serotipe sebagai satu jenis organisme yang berbeda. Infeksi akut berulang dari antigen yang sama dapat terjadi karena hal ini.Penggunaan kapsul pelindung yang mencegah lisis oleh sistem komplemen dan fagosit juga dilakukan Mycobacterium tuberculosis. Spesies bacterioides umumnya bakteri komensal yang berdiam di usus buntu mamalia. Beberapa spesies seperti Bacterioides fragilis adalah patogen oportunistik penyebab infeksi pada lapisan peritoneum. Spesies ini menghindari sistem kekebalan dengan memengaruhi pencerap yang digunakan fagosit untuk menelan bakteri atau dengan menyamar sebagai sel organisme tersebut sehingga sistem kekebalan tidak mengenali mereka sebagai patogen.Bakteri dan jamur mungkin juga membentuk lapisan bio kompleks, menyediakan perlindungan dari sel dan protein dari sistem kekebalan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lapisan bio muncul di infeksi yang berhasil, termasuk infeksi kronis Pseudomonas aeruginosa dan Burkholderia cenocepacia, ciri utama dari cystic fibrosis.Mutasi genetik

Deteksi trypanosome oleh antibodi akan memicu pergantian gen VSG pada DNA, sehingga dihasilkan protein VSG yang berbeda pula. Tubuh kemudian akan membuat antibodi baru dengan cara yang sama, tetapi setiap antibodi yang baru dibuat mengenali trypanosome, gen VSG akan berubah lagi sebelum sistem kekebalan terpicu. Dengan demikian trypanosome berada satu langkah lebih cepat dari sistem kekebalan, sehingga meskipun berupa protozoa yang berkembangbiak ekstraselular, fokus infeksinya bersifat kronik dan membentuk kompleks imun dan peradangan, hingga berakhir pada kerusakan saraf dan koma. Hal ini yang menyebabkan African trypanosomiasis mendapatkan julukan penyakit "tidur". Malaria adalah contoh lain penyakit yang disebabkan parasit protozoa dengan kemampuan tata-ulang DNA, yang sangat sulit diatasi oleh sistem kekebalan.Metode kedua yang lebih dinamis ditunjukkan oleh virus influensa. Virus influensa dikenali oleh sistem kekebalan melalui hemaglutinin yang terdapat pada permukaan virus. Mutasi genetik yang pertama disebut antigenic drift yang mengubah notasi gen ekspresi dari hemaglutinin, sebagai respon dari protein yang berada pada permukaan, neuraminidase. Mutasi yang lain mengubah epitop agar tidak dikenali oleh sel T, khususnya yang mempunyai pencerap CD8.[4] Mutasi genetik yang kedua disebut antigenic shift yang terjadi karena tertukarnya RNA antara virus baru dengan virus yang telah lama berada dalam tubuh inang. Mekanisme ketiga melibatkan tata-ulang DNA terprogram. African trypanosome mempunyai kemampuan untuk mengubah major surface antigen berkali-kali dengan satu kali infeksi. Trypanosome terbalut sebuah tipe glikoprotein yang disebut variant-specific glycoprotein (VSG), yang dengan mudah dapat dikenali oleh sistem kekebalan. Meskipun demikian, DNA trypanosome mengandung lebih dari 1000 gen VSG dengan ekspresi antigenik yang berlainan. Pada tingkat bakteri, kemampuan tata-ulang DNA juga dijumpai pada Salmonella typhimurium dan Neisseria gonorrhoeae.Fokus infeksi laten

Dalam fisiologi, laten didefinisikan sebagai jedah waktu antara stimulus dan respon yang terpicu di dalam suatu organisme. Virus umumnya segera akan mengkoordinir sintesis protein viral yang dibutuhkan untuk proliferasi, setelah berhasil melakukan infeksi terhadap sebuah sel. Mekanisme semacam ini akan mengakibatkan kondisi akut yang akan segera direspon oleh sistem kekebalan tiruan. Sel T akan dengan mudah memindai fragmen dari protein viral yang tertera pada permukaan molekul MHC dan memadamkan infeksi.Meskipun demikian, masih terdapat jenis virus yang lain yang mampu menunda proses sintesis protein viral di dalam sel. Kondisi ini disebut kondisi laten, saat tidak terjadi replikasi virus di dalam sel. Infeksi laten tidak menimbulkan penyakit dan keberadaan virus tidak terdeteksi oleh karena tidak terdapat fragmen viral pada molekul MHC. Salah satu contoh adalah virus Herpes Simplex, yang melakukan infeksi epitelia dengan fokus berupa sel saraf di daerah tersebut.Setelah sistem kekebalan mengatasi infeksi pada epitelia, virus HS tetap berada dalam kondisi laten di dalam neuron saraf. Beberapa faktor seperti sinar matahari, infeksi bakteri dan perubahan hormonal akan mengaktivasi virus ini untuk bermigrasi melalui akson dan melakukan infeksi ulang pada jaringan epitelial. Fokus infeksi berupa neuron memiliki dua keunggulan: peptida viral yang dihasilkan sangat sedikit, menghasilkan fragmen yang tidak menyolok neuron mempunyai molekul MHC kelas I, yang kecil, sehingga sulit dideteksi sel T CD8.Contoh lain adalah virus Epstein-Barr (EBV), sebuah tipe virus herpes yang lain, memiliki kondisi laten di dalam sel B. Proliferasi sel B akan menghasilkan sel baru dengan EBV di dalamnya.Evolusi fitur

Beberapa bakteri yang biasanya dicerna oleh makrofaga dengan proses fagositosis, telah berevolusi dan berhasil membuat makrofaga sebagai fokus infeksi. Salah satu contoh adalah Mycobacterium tuberculosis yang tertelan oleh makrofaga, akan menghalangi pencairan lisosom ke dalam fagosom dan melindunginya dari sitokina di dalam lisosom.Listeria monocytogenes, bahkan dapat keluar dari fagosom dan masuk ke dalam sitoplasma dan membuat replikasi di dalamnya. Kemudian menginfeksi sel yang berdekatan, tanpa keluar dari ruang intraselularnya.Sebuah parasit protozoa toxoplasma gondii, dapat membuat vesikel sendiri yang memisahkannya dari bagian sel yang lain. Hal ini memungkinkan T. gondii untuk membuat peptida dengan fragmen yang tidak termuat pada molekul MHC, sehingga keberadaannya tidak terdeteksi sistem kekebalan.Perlawanan patogen

Staphylococci aureus, salah satu penyebab mastitis pada ternak sapi. Kapsul yang besar melindung organisme ini dari sistem kekebalan sapi, sebagai inangnya. Citra ini diambil dengan 50.000x pembesaran dari substrat replikasi yang kering dan beku.Respon patogen dalam menghadapi sistem kekebalan juga berlainan. Selain dengan berbagai cara untuk menghindar, beberapa patogen melakukan perlawanan. Staphylococci aureus melepaskan dua macam toksin yaitu staphylococcal enterotoxin dan toxic shock syndrome toxin-1 yang berperan sebagai superantigen.Superantigen adalah protein yang mengikat sejumlah pencerap antigen dari sel T. Ikatan ini menyebabkan sel T mengalamai apoptosis dengan sangat cepat.

Organisme lain seperti Streptococcus pyogenes, dan Bacillus anthracis memiliki mekanisme untuk membunuh langsung fagosit.Banyak patogen melakukan perlawanan dalam rentang waktu infeksi akut. Hal merupakan tekanan terhadap sistem kekebalan (bahasa Inggris: immunosuppression) dan menyebabkan tubuh inang menjadi rentan terhadap infeksi susulan oleh patogen jenis lain. Contoh-contoh penting meliputi trauma, luka bakar dan operasi bedah besar. Pasien dengan luka bakar tidak dapat merespon infeksi, sehingga infeksi ringan pun dapat menyebabkan kematian.Infeksi virus measles juga merupakan salah satu contoh tekanan terhadap sistem kekebalan. Banyak anak-anak yang menderita malnutrisi menjadi korban, hingga meninggal dunia, karena infeksi susulan pada saat sistem kekebalan tertekan oleh infeksi virus measles. Infeksi susulan biasanya berupa bakteri penyebab pneumonia. Virus measles mempunyai fokus infeksi pada sel dendritik sehingga memengaruhi kinerja sel T dan sel B dalam sistem kekebalan, dan aktivasi makrofaga oleh sel TH1.Fokus infeksiSalah satu contoh terbaik dari topik ini adalah fokus infeksi yang dimiliki oleh virus HIV, berupa putusnya mata rantai sistem kekebalan selular[5] karena padamnya kemampuan sel T CD4 untuk teraktivasi dan terdiferensiasi menjadi sel T pembantu. Terputusnya mata rantai tersebut terjadi perlahan tanpa memantik sistem kekebalan oleh sebab sifat laten retrovirus. Sejumlah kecil PSK Gambia dan Kenya yang selalu terpapar infeksi HIV selama 5 tahun melalui fluida reproduksi[6][7] justru menunjukkan respon kekebalan tiruan sel T CD8 dan sel TH1[8] yang merespon berbagai macam epitop HIV tanpa disertai respon antibodi.Selain itu, modus yang digunakan oleh virus HIV adalah pemotongan jalur informasi selular dengan menempel pada pencerap kemokina CCR5 dan CXCR4, selain pada CD4.[9] Pencerap CCR5 merupakan ekspresi dari sel dendritik, makrofaga dan sel T CD4. Ekspresi CXCR4 adalah pencerap pada sel T CD4 setelah teraktivasi.Kompetisi pada area pencerap CCR5 oleh sekresi kemokina RANTES, MIP-1, and MIP-1 menunjukkan respon kekebalan terhadap infeksi HIV.[10]MikrobiologiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaRangkaian dari

Sains

Sains formal[tampilkan]

Sains fisik[tampilkan]

Sains kehidupan[tampilkan]

Ilmu sosial[tampilkan]

Ilmu terapan[tampilkan]

Interdisipliner[tampilkan]

Portal Kategori

v t e

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.[1] Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.[2]Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin rabies[2] Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.[1]Daftar isi 1 Sejarah Perkembangan Mikrobiologi 1.1 Era Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek 1.2 Era Pasteur 1.3 Era Robert Koch 1.4 Era Mikrobiologi Umum 1.4.1 Martinus Beijerinck dan Teknik Kultur Pengkayaan 1.4.2 Sergei Winogradsky dan Konsep Kemolitotrofi 2 Mikrobiologi Modern 3 Istilah yang dipakai pada anti mikroorganisme 4 Mekanisme kerja dari zat anti mikroorganisme 5 Faktor - faktor yang memengaruhi resistensi mikroorganisme terhadap Zat - zat Antimikroorganisme 6 Referensi 7 Lihat pulaSejarah Perkembangan Mikrobiologi

Ilustrasi dari mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1664. Lensa objektif dipasang di ujung tuas pengatur (G), dengan fokus pada spesimen menggunakan lensa tunggal (1)Era Robert Hooke dan Antoni van LeeuwenhoekRobert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal Inggris.[2] Dalam bukunya yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke mengilustrasikan struktur badan buah dari suatu jenis kapang[2] Ini adalah deskripsi pertama tentang mikroorganisme yang dipublikasikan.[2]

Wajah Antoni van Leewenhoek diabadikan dalam prangko di Belanda pada tahun 1937Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda.[2] Pada tahun 1684, van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam.[2] Mikroskop yang digunakan Leeuwenhoek kala itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam.[3] Alat itu dipegang dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus[3]. Dengan alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang mengambang dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas[3]. Beliau menemukan bakteri pada tahun 1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water infusion).[2]Van Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat surat pada Royal Society of London, yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 1684.[2] Ilustrasi van Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya dikenal dengan nama "wee animalcules".[2]Era Pasteur

Skema percobaan PasteurBertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van Leeuwenhoek, namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150 tahun berikutnya.[2] Baru di abad ke 19, yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah keingintahuan manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi.[2] Louis Pasteur dikenal luas karena berhasil menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu saja.[2] Percobaan Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan tentang adanya mikroorganisme.[2]Era Robert KochSejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab penyakit yang dapat menularkan penyakit.[2] Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen yang dimaksud, namun belum ada pernah ada bukti.[2] Robert Koch (1842-1910), seorang dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menemukan konsep hubungan antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti eksperimental.[4][2] Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini menjadi standar emas penentuan penyakit menular. [2]Era Mikrobiologi UmumMikrobiologi umum merujuk pada aspek mikrobiologi non medis.[2] Dua raksasa yang dikenal pada era ini adalah Beijerinck dan Winogradsky.[2] Keduanya memulai aspek mikrobiologi lingkungan [5]Martinus Beijerinck dan Teknik Kultur PengkayaanMartinus Beijerinck (1851-1931) adalah profesor berkebangsaan Belanda yang berkontribusi besar terhadap teknik kultur pengkayaan.[2] Pada teknik ini, mikroorganisme diisolasi dari alam dan ditumbuhkan di laboratorium dengan memanipulasi nutrisi dan kondisi inkubasinya.[2] Dengan menggunakan teknik ini, Beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni berbagai mikroorganisme air dan tanah untuk pertama kalinya.[2] alfianSergei Winogradsky dan Konsep KemolitotrofiPekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia, mirip dengan yang dilakukan Beijerinck, namun beliau mendalami bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan siklus sulfur.[2] Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan dengan adanya hubungan antara oksidasi senyawa anorganik dengan konservasi energi.[2] Dengan menggunakan teknik pengkayaan, Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen, Clostridium pasteurianum yang bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.[2]Mikrobiologi Modern

Seorang pekerja di laboratorium sedang mengamati pertumbuhan bakteri pada cawan petriMemasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied).[2] Mikrobiologi dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini.[2] Sedangkan mikrobiologi teraplikasi mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan dengan bidang ini.[2] Sejak ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun memasuki era molekuler.[2] Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri.[2]Istilah yang dipakai pada anti mikroorganismeBakteriostatik: Kemampuan menghambat perkembangbiakan bakteri temporer. [6] Jadi pada saat zat ini tidak ada, bakteri dapat berkembangbiak kembaliBakterisidal: Bahan kimia yang mematikan bakteri secara permanen. [6] Disinfektan: Bahan - bahan kimia yang digunakan untuk mematikan mikroorganisme patogen yang ada pada benda mati. [6]Steril: Bebas dari kehidupan mikroorganisme patogen. [7] Septik: Adanya bakteri patogen di dalam jaringan hidup yang dalam suatu proses infeksi.[8]Mekanisme kerja dari zat anti mikroorganisme1. Perusakan DNA2. Denaturasi protein3. Gangguan pada gugus Sulfhidirl4. Antagonisme kimiawi5. perusakan pada dinding sel bakteriFaktor - faktor yang memengaruhi resistensi mikroorganisme terhadap Zat - zat Antimikroorganisme1. Unsur - unsur Fisik, yang meliputi: 1. Panas2. Penyinaran oleh sinar uv3. pendinginan pada suhu yang standar2. Unsur - unsur kimia, yang meliputi: 1. Alkohol2. Ion logam berat3. Detergen4. Oksidator

Kisahku.ZAMAN SUDAH BERUBAH, SAATNYAMELEK STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANGKESEHATANPosted on September 14, 2013 by abdulahramli Standar pelayanan minimal atau biasa disingkat SPM adalah standar pelayanan minimal yang harus didapatkan oleh masyarakat dan menjadi program yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pelaksanaanya diwajibkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan sumber daya dan kemampuan daerahTahun 2013 ditetapkan 18 indikator SPM yaitu :1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 target 88%2. Cakupan kompllikasi kebidanan yang ditangani target 73%3. Pertolongan persalinan oleh bidan atau nakes yang mempunyai kompetensi kebidanan target 88%4. Cakupan pelayanan nifas target 88%5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani target 70%6. Cakupan kunjungan bayi target 86%7. Cakupan kelurahan/desa Uci target 90%8. Cakupan pelayanan anak balita 81%9. Cakupan pemberian MPAsi pada anak usia 6 sampai 24 bulan keluarga miskin target 100%10. Cakupan penderita gizi buruk mendapatkan perawatan target 100%11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan sederajat target 100%12. Cakupan peserta KB aktif target 63%13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP, pneumonia balita, TB paru, DBD dan Diare14. Cakupan yankesdas masyarakat miskin target 100%15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin16. Cakupan pelayanan Gadar level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan kabupaten/kota17. Cakupan kelurahan/ desa mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi 24 jam trget 100%18. Cakupan desa siaga aktif target 100%Apabila kita cermati lebih jauh dari 18 indikator SPM seperti yang saya sebutkan diatas maka bisa dipastikan bahwa 17 indikator adalah merupakan beban dan tanggung jawab sarana pelayanan kesehatan strata 1 yaitu puskesmas kecuali indikator nomor 17 (pelayanan gawat darurat RS). Oleh karena itu Puskesmas dituntut secara profesional melakukan kerjasama luntas program dan lintas sektor demi pencapaian target SPM dengan kata lain SPM adalah kitab suci Puskesmas yang harus benar benar dilaksanakanPenting dilakukan evaluasi terhadap pencapaian SPM Puskesmas, dimana masih banyak ditemukan mis pengertian tentang juknis SPM dibeberapa puskesmas yang menyebabkan kesalahan data yang sepele antara lain proyeksi jumlah penduduk, bahkan banyak ditemukan Puskesmas yang pencapaian targetnya tidak wajar hingga 200 % dan seterusnya yang tentu menjadi pertanyaan apakah informasi itu benar atau kesalahan teknis manajemen PuskesmasPosted from WordPress for Android

Penggolongan Obat Ilmu Farmasi :Penggolongan Obat Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Lihat Artikel lain terkait, dengan klik :PENGGOLONGAN OBAT LENGKAP: penggolongan berdasarkan banyak aspekKLASIFIKASI OBAT: obat generik, mitu, obat paten, nama dagang, wajib apotek, eselsial, dllPENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL: Jamu, obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmakaPENGGOLONGAN NARKOTIKA: golongan I, golongan II dan golongan IIIObat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi . (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi. yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek (obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter diapotek, diserahkan oleh apoteker), obat keras, psikotropika dan narkotika. Untuk obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter maka pada kemasan dan etiketnya tertera tanda khusus.

Penggolongan Jenis Obat berdasarkan berbagai undang undang dan peraturan menteri kesehatan dibagi menjadi :

1. Obat Bebas

Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol, vitaminObat bebas ini dapat diperoleh di toko/warung, toko obat, dan apotik.

2. Obat Bebas Terbatas(Daftar W: Warschuwing)

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.disertai tanda peringatan dalam kemasannya:P1. Awas! Obat Keras. Bacalah Aturan Memakainya.P2. Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelanP3. Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dan badan.P4. Awas! Obat Keras. Hanya Untuk Dibakar.P5. Awas! Obat Keras. Tidak Boleh Ditelan.P6. Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.

Contoh obat : CTM, Antimo, nozaObat bebas terbatas dan obat bebas disebut juga OTC (over the counter)Obat bebas terbatas ini dapat diperoleh di toko obat, dan apotik tanpa resep dokter.

3. Obat Keras (Daftar G : Gevarlijk : berbahaya)

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat, semua obatantibiotik (ampisilin, tetrasiklin, sefalosporin, penisilin, dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat diabetes, obat penenang, dll)Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.4. ObatPsikotropika danNarkotika(Daftar O)

a. PsikotropikaObat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabuObat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

b. Narkotika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, PetidinNarkotika digolongkan menjadi 3 golongan : Narkotika golongan IContohnya :Tanaman Papaver Somniferum L kecuali bijinya,Opium mentah,Opium masak,candu,jicing,jicingko,Tanaman koka,Daun koka,Kokain mentah, dll Narkotika golongan II Contohnya :Alfasetilmetadol,Alfameprodina,Alfametadol,Alfaprodina, dll Narkotika golongan IIIContohnya :Asetildihidrokodeina,Dekstropropoksifena,Dihidrokodeina,Etilmorfina, dll

Obat narkotika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokterLebih jelasnya lihat 5 artikel Narkotika, Penggolongan Narkotika, dan Narkotika golongan I, II, III dan UU Narkotika No. 35 thn 2009 di : LABELNARKOTIKA

Sumber: Depkes RI (2006) Bina kefarmasian dan kemendiknas RI, Farmasetika dasar, IMO dllBaca Lagi Artikel Lain, Sedot Ilmunya :Dunia Obat Tamoksifen dan Vincristine Interferon alfa dan Metotrexate Gimcetabine dan Ifosfamide Flutamid dan Gefitinib Epirubisin HCl dan Erlotinib Doksorubisina HCl dan Dosetaksel Bleomisina dan Bortezomide Cisplatin dan Etoposide Busulfan dan Carboplatin CaptoprilNARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKASenyawa bahan alam atau senyawa kimia yang bersumber dari alam (ramuan yang berasal dari tanaman, bagian dari hewan dan dari mineral anorganik) dapat dipergunakan sebagai obat. Obat pada prinsipnya pemberian senyawa kimia yang berasal dari alam dan berpengaruh positif terhadap penyembuhan suatu penyakit. Demikian pula dengan narkotika dan psikotropika, apabila digunakan secara benar dan sesuai dengan petunjuk dokter maka dapat digunakan sebagai obat.

Pengertian narkotika menurut Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 1, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan yang dimaksud ketergantungan narkotika menurut UU tersebut adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika secara terus menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan dihentikan.Narkotik berarti segala bahan kecuali makanan, air dan oksigen, yang jika masuk ke dalam tubuh akan mengubah fungsinya secara fisik atau psikologis. Istilah narkotik mencakup berbagai jenis bahan sebagai berikut.- obat terlarang, seperti kafeina, tembakau dan alkohol- obat yang dapat dibeli di apotek atau pasar swalayan, seperti analgesik, misal aspirin, kodin dan parasetamol serta obat anti-radang non-steroid- obat resep seperti obat penenang, missal Valium, Rohypnol dan Serepax - obat terlarang, seperti ganja, heroin, halusinogen dan amfetamina- bahan lain yang disalahgunakan, seperti pelarut dan bensin.Istilah narkotik dalam pengobatan merujuk kepada bahan candu dan turunannya atau bahan sintetik yang bertindak seperti candu. Berdasarkan definisi tersebut maka bahan narkotik hanya boleh digunakan dalam bidang pengobatan, yaitu sebagai sejenis obat penahan sakit. Misalnya, akibat patah tulang ataupun pada saat pembedahan. Penggunaan narkotik selain untuk tujuan pengobatan, dikatakan sebagai penyalahgunaan. 1. Zat NarkotikSenyawa kimia yang ada pada berbagai bagian tanaman yang bersifat narkotik berupa alkaloid atau glikosida. Beberapa tanaman juga diduga mengandung aprodisiac/senyawa kimia untuk dapat mengkhayal, misalnya tanaman kecubung (Solanum sp, Argemon sp) mengandung alkaloid paradin (terdapat pada biji dan daging buah, khasiatnya sama dengan opium asli), daun ganja atau Papaver somniferum L atau P. album, Mill, keluarga Papavera ceae. Senyawa alkaloid terbesar tetap morfin 10 - 16%, noscapine 4 - 8%, codeine 0,8 2,5%, papaverine 0,5 2,5%, tebaine 0,5 2,0% dan lainnya, semuanya tidak kurang dari 20 jenis. Senyawa kokain, suatu alkaloid pada daun Erythroxylon coca Lam dan Erythroxylon spp lainnya, juga bersifat narkotik.2. Sumber Zat NarkotikSemula sumber bahan narkotik adalah pohon popi Papaver somniferum. Apabila buah popi muda disadap (menggores) maka akan mengeluarkan getah (sejenis alkaloid) berwarna putih dan dinamai "Lates" Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu mentah ini juga dapat diperoleh dalam bentuk cair, padat atau serbuk. Saat ini candu mentah ini juga dapat dihasilkan secara sintetik dengan cara mengeluarkan alkaloid tersebut dari pohon popi tua yang kering. Candu dapat menghasilkan sedikitnya dua kelompok alkaloid. Pertama bahan seperti morfin dan kodeina, dan kelompok kedua yaitu bahan yang terdiri dari papaverin dan noskapin. Kelompok kedua ini tidak banyak memberi dampak pada otak dibandingkan dengan narkotik kelompok pertama khususnya morfin. Morfin merupakan bahan dasar awal dari alkaloid ini, untuk dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengobatan. Sebagai bahan dasar morfin, dapat disintesis bahan narkotik baru yang nilai pengobatannya lebih baik dari bahan dasarnya. Sintesis kimia ini mencakup menambah gugus-gugus yang akan menembah bioaktifitasnya, misalnya dengan menambahkan gugus metil, asetil, metoksi ataupun bentuk ester berbagai asam organik karboksilat. Demikian pula berbagai derivat dari kokain sebagai bahan dasar untuk sintesis kimia. Bahan dasar kokain terdapat pada ekstrak daun Erythraxyloncoca lain dan Erythroxylon spp lainnya. 3. Jenis Narkotik Jenis-jenis narkotik umumnya dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu: jenis semula jadi (morfin dan kodeina); separuh-tiruan (heroin dan hidromorfon), dan tiruan (meperidin, metadon). a. MorfinMorfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan Alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan b. KodeinaKodeina termasuk garam/turunan dari opium/candu. Efek kodeina lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkanc. Heroin ( putaw )Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik.d. HidromorfonHidomorfon juga ialah sejenis narkotik separa-tiruan yang diperbuat daripada morfin. Kegunaan perubatannya agak banyak dan oleh itu mudah disalahgunakan. Ia didapati dalam bentuk tablet dan cair. e. MeperidinMeperidin ataupun petidin adalah narkotik tiruan sepenuhnya. Ia diperbuat keseluruhannya dalam makmal dengan tujuan menggantikan kegunaan morfin. Ini kerana ia boleh mengurangkan kesan buruk berbanding morfin, khususnya kesan tolerans dan pergantungan. Meperidin juga boleh berfungsi menahan sakit dan didapati dalam bentuk pil serta cecair. Meperidin masih mempunyai kesan tolerans dan pergantungan jika digunakan berpanjangan dan meluas. f. MethadonSaat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane, dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw, etep, PT, putih.Jenis narkotik lain yang perlu diketahui yaitu demerol. Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.

4. Pengaruh Narkotik terhadap KesehatanNarkotik sifatnya yang membius tentunya mengurangi rasa sakit dan dikendalikan dari syaraf otak. Sifat pasrah tanpa berbuat sesuatu, tanpa pedulikan sekitarnya, bahkan melukai dirinya sendiri tidak merasa sakit. Sifat ini sangat berbahaya, bila kecanduannya sudah memuncak maka tidak segan-segan mengambil darahnya sendiri yang mengandung morfin untuk disuntikkan kembali atau disuntikkan ke orang lain yang juga kecanduan. Hal tersebut dapat menyebabkan tertularnya penyakit antar pengguna narkotik. Sifat kecanduan ini juga berpengaruh pada kinerjanya sebagai anggota masyarakat.Sifat kecanduan yang berlebihan dapat berakibat memperoleh bahan narkotik dengan membeli berapapun harga dan jumlahnya. Untuk memperoleh uang pembeli narkotik, tidak segan-segan untuk mencuri, merampas, membunuh, dan melakukan tindakan kriminal lainnya. Tindakan kriminal merupakan bagian masyarakat yang tidak sehat dan perlu dicegah serta diberantas keberadaanya.5. Penanggulangan Ketergantungan Narkotik Hal pertama yang harus dicegah dari ketergantungannya pada narkotik dalam hal ini morfin yaitu dilakukan secara perlahan-lahan dan di bawah pengawasan dokter. Pembinaan mental dan spiritual tentang kehidupan yang normal agar diperoleh ketenangan hidup yang hakiki sangat perlu dilakukan. Pendekatan kekeluargaan dan tidak mengucilkan dalam lingkungan keluarga akan lebih baik daripada diasingkan. Jauhkan dari pergaulan yang membawa ke jaringan yang menjerumuskan.a. Peranan sekolah dalam mendukung pelajar yang menghadapi risiko penyalahgunaan narkotikLingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang penting dalam hidup anak-anak. Ikhtisar mata pelajaran Personal Development Health and Physical Education (PDHPE) menjelaskan konteks kurikulum untuk pendidikan tentang narkotik, yang difokuskan terutama pada analgesik, tembakau, alkohol, dan ganja, karena jenis narkotik tersebut dari hasil penelitian menunjukkan sebagai penyebab bahaya yang terbesar bagi kaum muda IndonesianSekolah mempunyai peranan penting dalam mengurangi risiko masalah penggunaan narkotik oleh siswa melalui penerapan program pendidikan yang efektif tentang narkotik dan program kesejahteraan siswa. Sekolah dapat menganjurkan semangat gotong royong dan memberikan peluang kepada semua siswa untuk sukses dengan mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan memberi cukup dukungan. Siswa yang menghadapi risiko terbesar dalam penyalahgunaan narkotik mungkin mereka yang terkucil di sekolah karena masalah dalam pelajaran atau kekurangan pengalaman yang sukses.Sekolah mendukung para siswa dengan cara :- membentuk perilaku yang positif dan mempedulikan keadaan siswa- menyediakan program, struktur dan kurikulum yang relevan untuk kebutuhan dan aspirasi siswa- menyediakan akses kepada jasa dukungan sekolah dan personel yang relevan seperti konselor sekolah, dan- menghubungkan para siswa dan keluarga siswa dengan jasa dukungan masyarakat yang sesuai.b. Peranan orang tua dalam pendidikan narkotikOrang tua sebagai pendidik anak di rumah memainkan peranan yang penting dalam pendidikan tentang penggunaan narkotik. Oleh karena itu, anak-anak di rumah banyak dipengaruhi oleh teladan orang tua. Perlu kesadaran, tanggung jawab, perhatian dan kerjasama dari orang tua tentang kebijakan dan aturan-aturan sekolah, bagaimana pendidikan tentang narkotika disampaikan dan bagaimana peristiwa yang melibatkan narkotika dikendalikan di sekolah. Sekolah perlu berkoordinasi dengan orang tua dalam masyarakat sekolah tentang segala aspek pendidikan narkotik.

Psikotropika menurut Pasal 1, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku." Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.Menurut Pasal 4 UU ini, psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/ atau ilmu pengetahuan. Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), psikotropika golongan I dinyatakan sebagai barang terlarang. Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu:- Psikotropika golongan I- Psikotropika golongan II,- Psikotropika golongan III dan- Psikotropika golongan IV. Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah psikotropika golongan I, diantaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik golongan II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.Psikotropika apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat manusia, maka dapat dikelompokkan menjadi: - Depresant yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat (Psikotropika golongan 4), contohnya antara lain : Sedatin/Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak (MX). - Stimulant yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam kandungan Ecstasi. - Hallusinogen yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline. Disamping itu Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.1. Zat Kimia Bersifat Psikotropika Obat-obat analgesic, antipiretik ataupun antireumatik, bila dilarutkan dalam etanol konsentrasi tinggi akan bersifat psikotropika. Kita kenal dengan pesta shabu-shabu, dimana mereka meminum obat-obat psikotropika bercampur alkohol. Berbeda dengan narkotik, sifatnya menyendiri dan tidak dalam berhalusinasi berat.2. Sumber Zat Bersifat Psikotropika Umumnya obat sintetis atau jarang berasal dari tanaman/hewan. Pencampurannya dengan soda dan pelarut alkohol kinerja psikotropika berjalan baik. Kesadaran berkelompok untuk obat ini sangat menonjol dan mampunyai keberanian yang luar biasa dari keadaan normal.3. Pengaruh Zat Psikotropika Terhadap Kesehatan dan Penanggulangannya.Pencampuran obat-obat sintesis dengan alkohol sangat merusak kejiwaan (psikis) maupun saluran pencernaan yang sangat penting bagi kesehatan. Penanggulangan terhadap ketergantungan pada obat psikotropika, sebetulnya lebih mudah, tetapi karena kesukaan akan berkelompok, maka isolasi dari kelompok tersebut sangat penting, disamping pengurangan terhadap penggunaan obat psikotropika. Semua ini harus tetap dibawah pengawasan dokter. Pembinaan mental dan spiritual tetap harus dilakukan karena termasuk penyakit kejiwaan.Berikut akan dijelaskan dua jenis psikotropika yang sedang populer dan banyak disalahgunakan yaitu Ecstasi dan Shabu-shabu.EcstasyEcstasy (XTC) mempunyai rumus kimia 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit setelah diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.Ecstacy merupakan sediaan farmasi berupa obat yang mengandung zat aktif berupa senyawa-senyawa turunan amphetamin yang secara umum bersifat stimulan. Nama lain estacy yaitu: EVA, ADAM, MDM, INEX, GOLONG-GOLONG, I, dan lain-lain. Jenis dan bentuk estacy yang masuk ke Indonesia, yaitu bentuk: tablet (yang paling banyak beredar di Indonesia), kapsul, lem dan tissue. Adapun jenis estacy yang ditemukan beredar di Indonesia yaitu: STAR, MELON, PINGUIN, RN, BON JOVI, DOLAR, PINK, LUMBA-LUMBA, ELECTRIC, KANGURU, APPLE, E, TURBO, APACHE, PETIR, dan BLACK LOVEShabu-shabuShabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika shabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah.

Yang dimaksud bahan berbahaya lainnya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi. Bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang bukan Narkotika dan Psikotropika atau Zat-zat baru hasil olahan manusia yang menyebabkan kecanduan.1. NikotinNikotin adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti kokain dan heroin. Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan dan dikunyah (tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin adalah sangat kuat. Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Menghisap rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral, tetapi pemaparan jangka panjang akan disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan, karena paralisis ( kegagalan ) pernafasan.2. Volatile Solvent atau Inhalansiaa. Volatile Solvent Volatile solvent adalah zat adiktif dalam bentuk cair. Zat ini mudah menguap. Penyalahgunaannya adalah dengan cara dihirup melalui hidung. Cara penggunaan seperti ini disebut inhalasi. Zat adiktif ini antara lain lem UHU, cairan pencampur Tip Ex (Thinner), aceton untuk pembersih warna kuku dan Cat tembok, aica aibon dan Castol, serta premix.b. Inhalansia :Zat inhalan tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah didapatkan. Oleh sebab itu banyak ditemukan dan digunakan oleh kalangan sosial ekonomi rendah. Contoh spesifik dari inhalan adalah bensin, vernis, cairan pemantik api, lem, semen karet, cairan pembersih, cat semprot, semir sepatu, cairan koreksi mesin tik ( tip-Ex ), perekat kayu, bahan pembakarm aerosol, pengencer cat. Inhalan biasanya dilepaskan ke dalam paru-paru dengan menggunakan suatu tabung.Dalam dosis awal yang kecil inhalan dapat menginhibisi dan menyebabkan perasaan euforia, kegembiraan, dan sensasi mengambang yang menyenangkan. Gejala psikologis lain pada dosis tinggi dapat merupa rasa ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual, dan distorsi ukuran tubuh. Gejala neurologis dapat termasuk bicara yang tidak jelas (menggumam, penurunan kecepatan bicara, dan ataksia ). Penggunaan dalam waktu lama dapat menyebabkan iritabilitas, labilitas emosi dan gangguan ingatan.Efek merugikan yang paling serius adalah kematian yang disebabkan karena depresi pernafasan, aritmia jantung, asfiksiasi, aspirasi muntah atau kecelakaan atau cedera. Penggunaan inhalan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal yang ireversibel dan kerusakan otot yang permanen.3. Zat Desainer Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan. Mereka membuat obat-obat itu secara rahasia karena dilarang oleh pemerintah. Obat-obat itu dibuat tanpa memperhatikan kesehatan. Mereka hanya memikirkan uang dan secara sengaja membiarkan para pembelinya kecanduan dan menderita. Zat-zat ini banyak yang sudah beredar dengan nama speed ball, peace pills, crystal, angel dust rocket fuel dan lain-lain.

Pencegahan Demam Berdarah Melalui Metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)Published on 18 August 2014 by Candra Wiguna Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD dilaporkan dari 26 propinsi dan telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan Case Fatality Rate3.9%. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes albopictus.Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia di beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes aegepty yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan memberi risiko timbulnya wabah penyakit di masa akan datang. Untuk mengatasi masalah penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan penggalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN).Demam Berdarah Dengue1. Definisi Demam Berdarah DengueDemam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang akut yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk yaitu nyamuk Aedes aegypti betina.2. Penyebab Demam Berdarah DenguePenyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termausk dalam group B Arthropod borne viruses (ARBOVIRUSES). Keempat virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga.3. GejalaGejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan:1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38oC 40oC).2. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.3. Hepatomegali (pembesaran hati)4. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sitolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.5. Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000/mm.6. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit.7. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual-mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, dan sakit kepala.8. Pendarahan pada hidung dan gusi.9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.4. Masa InkubasiMasa inkubasi terjadi selama 4-6 hari.5. PenularanPenularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang pada sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk aedes aegypti berasaldari Brasil dan Etiopia, dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang.Orang yang berisiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia dibawah 15 tahun, dan sebagian besar inggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim atau alam serta perilaku manusia.6. PenyebaranKasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi si Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut: Tahun 1996 : Jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.234 orang. Tahun 1998 : Jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan). Tahun 1999 : Jumlah kasus 21.134 orang. Tahun 2000 : Jumlah kasus 33.443 orang. Tahun 2001 : Jumlah kasus 45.904 orang. Tahun 2002 : Jumlah kasus 40.377 orang. Tahun 2003 : Jumlah kasus 50.131 orang. Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.Pencegahan Demam Berdarah DenguePencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:1. LingkunganMetode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat dilakukan dengan: Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu sekali. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan menggunakan tanah. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun.2. BiologisPengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti memelihara ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-143. KimiawiPengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan: Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan Aides aegypti sampai batas tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kelabu, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.Pemberantasan Sarang NyamukPSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain:1. 3 M3M adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara:1. Menguras:Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain seminggu sekali.2. Menutup:Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum, dan lain-lain.3. Mengubur:Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan.2. Memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk3. Cegah gigitan nyamuk dengan cara:1. Membunuh jentik nyamuk Demam Berdarah di tempat air yang sulit dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk temephos (abate) atau altosoid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5 gram altosoid untuk 100 liter air. Abate dapat di peroleh/dibeli di Puskesmas atau di apotek.2. Mengusir nyamuk dengan obat anti nyamuk.3. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok.4. Memasang kawat kasa di jendela dan di ventilasi5. Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.6. Gunakan sarung kelambu waktu tidur.7. Indonesia bebas malaria 20308. Senin, 12 Mei 2014 20:37 WIB | 6.137 Views9. Pewarta: Jimmy Ayal10. 11. Hari Malaria Sedunia Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti (kiri) menyerahkan paket bantuan kesehatan kepada Wakil Bupati Maluku Barat Daya Johanis Letelay saat puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, Ambon, Maluku, Senin (12/5). (ANTARA FOTO/izaac mulyawan) ()12. Ambon (ANTARA News) - Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboy menegaskan pemerintah pusat menargetkan Indonesia bebas dari penyakit malaria pada 2030.

"Hingga awal 2014 terdapat 212 kabupaten/kota di 29 provinsi telah memenuhi syarat untuk dinyatakan bebas penyakit malaria," kata Menkes Nafsiah Mboy dalam sambutan tertulis dibacakan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti pada puncak peringatan Hari Kesehatan dan Malaria Se-dunia di Maluku, Senin.

Target ini juga, ujar Menteri, berlaku untuk kawasan Indonesia Timur khususnya di Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Papua Barat.

Diakuinya, lima provinsi di kawasan Timur Indonesia merupakan daerah endemis tinggi penularan penyakit malaria, sehingga diperlukan kerja sama semua komponen untuk menanggulanginya.

"Perlu kerja sama semua komponen masyarakat untuk memberantas penularan penyakir Malaria di kawasan Timur Indonesia, sehingga target Indonesia bebas malaria pada 2030 dapat tercapai," katanya.

Dia mengakui kabupaten/kota di Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan NTT belum termasuk dalam 212 kabupaten/kota yang telah dinyatakan memenuhi syarat bebas malaria.

Dengan demikian diharapkan adanya kerja sama antara Gubernur bersama para Bupati dan Wali Kota untuk menyelaraskan program pemberantasan penularan penyakit malaria atau tular vektornya.

"Khusus di Maluku ada tiga penyakit tular vector yang merupakan masalah penting untuk ditanggulangi yakni malaria, Deman Berdarah Dengue (DBD) dan Filariasis atau penyakit kaki gajah," ujarnya.

Menurutnya, upaya pengendalian penyakit malaria dilaksanakan untuk mencapai bebas malaria secara bertahap.

Kementrian Kesehatan sendiri telah membagi wilayah atau zona bebas dari penyakit diatas berdasarkan standar pelayanan serta upaya yang telah dilakukan, di mana Maluku ditargetkan bebas pada tahun 2030.

Untuk daerah endemis tinggi penularan malaria seperti Maluku dan Papua, Kementrian Kesehatan telah menerapkan strategi akselerasi pengendalian dengan cakupan seluruh wilayah.

Strategi ini mencakup pekan akselerasi pengendalian malaria terintegrasi, intensifikasi pengobatan di semua fasilitas kesehatan serta penemuan kasus malaria secara aktif.

"Diharapkan semua strategi yang telah dilakukan ini berdampak mengatasi penularan penyakit malaria di daerah endemis tinggi, terutama di kawasan timur," tandasnya.

(KR-JA/J007)13. Editor: Tasrief TarmiziIndonesia Bebas Malaria 2030By admin April 24, 2013 No commentsKesehatan Tagged: Dompet Dhuafa, hari malaria, indonesia, Kesehatan, LKC Peringatan Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada tanggal 25 April setiap tahunnya, masih menjadikan penyakit malaria sebagai salah satu masalah kesehatan utama di banyak daerah tropis dan subtropis. Penyakit Malaria banyak terdapat di daerah tropis, pola penyebarannya disebabkan oleh berbagai faktor antara lain seperti perubahan lingkungan, vektor, sosial budaya masyarakat dan resistensi obat, selain itu juga karena keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan di beberapa daerah.Malaria Masalah KesehatanThe World Malaria Report (2011) melaporkan bahwa setengah dari penduduk dunia berisiko terkena malaria. Transmisi malaria di Indonesia juga masih terjadi, berdasarkan laporan riset kesehatan dasar menunjukkan hingga tahun 2011, terdapat 374 kabupaten endemis malaria.Pada 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia terdata sebanyak 256.592 orang dari 1.322.451 kasus suspek malaria yang diperiksa sediaan darahnya. Denganangka Annual Parasite Insidence(API) 1,75 per seribu penduduk, artinya dalam setiap 1.000 penduduk di daerah endemis terdapat 2 orang terkena malaria. Dampaknya sangat nyata terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia yang mengakibatkan berbagai masalah sosial, ekonomi bahkan berpengaruh terhadap ketahanan nasional. Oleh karena itu malaria adalah satu di antara penyakit yang menjadi target pemerintah untuk dieleminasi secara bertahap dan ditargetkan Indonesia bebas malaria pada 2030.Untuk mengeliminasi malaria, Indonesia telah melakukan berbagai upaya. Sejarah mencatat melalui Komando Pembasmian Malaria (KOPEM) pada tahun 1950-an, telah berhasil yang berhasil menurunkan jumlah kasus malaria secara bermakna khususnya di Pulau Jawa. Selanjutnya karena pelaksanaan adanya keterbatasan dana, program ini terhenti pada 1969 dan diubah secara bertahap menjadi upaya pemberantasan yang diintegrasikan ke dalam sistim pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan lain-lain.Namun demikian, upaya penanggulangan malaria tidak berhasil optimal karena hanya mengandalkan sektor kesehatan, padahal malaria adalah penyakit yang berkaitan dengan perilaku manusia dan lingkungan. Oleh karena perlu melibatkan sektor lain yang turut berperan di dalam epidemiologi malaria. Atas dasar inilah kemudian WHO meluncurkan gerakan intensifikasi pengendalian malaria dengan kemitraan global, yang dikenalRoll Back Malaria Initiative(RBMI) pada Oktober 1998.Bentuk operasional RBMI di Indonesia dikenal dengan namaGerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria)yang telah dicanangkan oleh Menteri Kesehatan pada 8 April 2000 di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jadi Gebrak Malaria merupakan upaya pemberantasan malaria melalui kemitraan dengan seluruh komponen masyarakat. Lebih lanjut, Indonesia bertekad untuk melakukan eliminasi malaria pada 2030, sesuai dengan Keputusan Menkes No.293/Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi malaria di Indonesia.Dalam laporan penyakit malaria yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012, berkat kerjasama antar lembaga donor di tahun 2010 Indonesia tercatat sudah mengeluarkan biaya penanggulangan penyakit malaria lebih dari 45juta US$ baik yang berasal dari dana pemerintah atau donor asing. Namun di tahun 2011 terjadi penurunan, hanya sekitar 22juta US$.Tentang MalariaMalariadapat diderita baik laki-laki maupun perempuan serta pada semua golongan umur, dari bayi sampai orang dewasa serta yang diserang umumnya masyarakat yang tinggal di pedesaan dan tempat yang banyak genangan airnya.Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.Masa tunas / inkubasi penyakit malaria dapat terjadi beberapa hari sampai beberapa bulan kemudian, barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Gejala awal yang dialami oleh pasien malaria adalah demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala yang hebat, badan terasa lemah, mual-muntah dan tidak nafsu makan, kuning pada mata, air kencing berwarna teh tua serta wajah pucat karena kurang darah. Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat, dapat terjadi kejang-kejang dan kehilangan kesadaran.Namun demikian, gejala yang klasik muncul pada pasien malaria adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala.Malaria digolongkan menjadi 4 jenis , yaitu, pertama, Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana pasien malaria merasakan demam muncul setiap hari ketiga dan merupakan penyebab kira-kira 43% kasus penyakit malaria pada manusia. Kedua, Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, pasien malariamerasakan demam setiap hari keempat dan menyebabkan kira-kira 7% penyakit malaria didunia.Dan ketiga, Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum serta merupakan penyakit malaria yang paling berbahaya dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperticerebralmalaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll. Penderitapenyakit malariajenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasukifase komadankematian yang mendadak. Serta, keempat, Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Penyakit malaria jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.Diagnosis sakit malaria ditegakkan berdasarkan gejalanya, dimana terjadi serangan demam dan menggigil secara periodik tanpa penyebab yang jelas. Dugaan malaria semakin kuat jika dalam waktu 1 tahun sebelumnya, pasien telah mengunjungi daerah endemik malaria. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan darah guna menemukan parasit penyebabnya. Mungkin perlu dilakukan beberapa kali pemeriksaan karena kadar parasit di dalam darah bervariasi dari waktu ke waktu.Cara pencegahan yang efektif dari malaria adalah pertama, menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk dan memakai obat oles anti nyamuk saat tidur, serta pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah dan kurangi berada di luar rumah pada malam hari. Kedua, dengan menebarkan pemakan jentik untuk menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik, seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi dan mujair. Dibarengi pula dengan upaya membersihkan lingkungan melalui menimbun genangan air, membersihkan lumut dan gotong royong membersihkan lingkungan sekitarBentuk pencegahan yang ketiga adalah dengan pemberian obat pencegahan, 2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.Obat penyakit malaria belakangan ini sudah menggunakan obat baru seperti Artemisinin-based Combination Therapy (ACT), atas rekomendasi dokter dan dosis yang tepat, diharapkan ACT dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit malaria. Disinilah dibutuhkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat khususnya pada pusat layanan kesehatan masyarakat dalam ikut menanggulangi penyebaran penyakit malaria.Semoga, dengan gerakan bersama, GEBRAK MALARIA, harapan Indonesia bebas malaria di tahun 20130 bisa terwujud dengan sempurna.Ditulis oleh