Beton Mutu Tinggi
-
Upload
willy-genz -
Category
Documents
-
view
191 -
download
41
description
Transcript of Beton Mutu Tinggi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Uraian Umum
Beton mutu tinggi dapat diartikan sebagai beton yang berorientasi pada
kekuatan yang tinggi (high strength concrete) yang mempertimbangkan keawetan
(durability) beton serta kemudahan pengerjaan beton (work-ability). Sesuai dengan
perkembangan teknologi beton yang begitu pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi
juga berubah sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan tingkat mutu yang
berhasil dicapai. Berdasarkan SNI Pd-T-04-2004-C beton mutu tinggi adalah beton
dengan kuat tekan yang disyaratkan f’c 40– 80Mpa, dengan benda uji standar silinder
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada umur 56 hari ataupun 90 hari atau tergantung
waktu yang ditentukan.
Banyak parameter yang mempengaruhi kekuatan tekan beton, diantaranya
adalah kualitaas bahan-bahan penyusunnya, rasio air semen yang rendah dan
kepadatan yang tinggi. Kekuatan tekan akhir sebuah beton keras akan ditentukan oleh
konstituen yang terlemah. Konstituen utama beton padat terdiri dari agregat kasar yang
biasanya berbentuk batu dan matriks semen-pasir. Struktur beton bertulang bangunan
atau gedung biasanya menggunakan mutu beton yang berbeda-beda, disesuaikan
dengan perencanaan struktur masing-masing. Semakin berat beban (gaya normal, gaya
lintang, momen) yang akan dipikul oleh suatu beton bertulang, maka sebaiknya
menggunakan mutu beton yang semakin tinggi juga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor yang Harus Diperhatikan
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam
menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi, yaitu:
Faktor Air Semen (FAS)
Pada beton mutu tinggi dan sangat tinggi, pengertian fas bisa diartikan
sebagai water to cementitious ratio, yaitu rasio berat air terhadap berat total semen
dan aditif cementitious, yang umumnya ditambahkan pada campuran beton mutu
tinggi. Faktor air semen yang rendah, merupakan faktor yang paling menentukan
dalam menghasilkan beton mutu tinggi, dengan tujuan untuk mengurangi
seminimal mungkin porositas beton yang dihasilkan. Dengan demikian semakin
besar volume faktor air semen (fas), maka semakin rendah kuat tekan betonnya.
Idealnya semakin rendah fas kekuatan beton semakin tinggi, akan tetapi karena
kesulitan pemadatan, maka di bawah fas tertentu (sekitar 0,30) kekuatan beton
menjadi lebih rendah, karena betonnya kurang padat akibat kesulitan pemadatan.
Untuk mengatasi kesulitan pemadatan dapat digunakan alat getar (vibrator) atau
dengan bahan kimia tambahan (chemical admixture) yang bersifat menambah
kemudahan pengerjaan. Untuk membuat beton bermutu tinggi faktor air semen
yang dipergunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38. Untuk beton bermutu sangat
tinggi faktor air semen yang dipergunakan lebih kecil dari 0,2.
Kualitas Agregat Halus (Pasir)
Kualitas agregat halus yang dapat menghasilkan beton mutu tinggi adalah:
a. Berbentuk bulat,
b. Tekstur halus (smooth texture),
c. Bersih,
d. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama),
e. Modulus kehalusan (fineness modulus).
Pasir dengan modulus kehalusan 2,5 s/d 3,0 pada umumnya akan menghasilkan
beton mutu tinggi (dengan fas rendah) yang mempunyai kuat tekan dan
workability yang optimal.
Kualitas Agregat Kasar
Kualitas agregat kasar yang dapat menghasilkan beton mutu tinggi adalah :
a. Porositas rendah.
Porositas yang rendah akan menghasilkan adukan yang seragam (uniform),
dalam arti mempunyai keteraturan atau keseragaman yang baik pada mutu (kuat
tekan) maupun nilai slumpnya. Akan sangat baik bila bisa digunakan agregat
kasar dengan tingkat penyerapan air (water absorption) yang kurang dari 1%.
Bila tidak, hal ini bisa menimbulkan kesulitan dalam mengontrol kadar air total
pada beton segar, dan bisa mengakibatkan kekurang teraturan (irregularity) dan
deviasi yang besar pada mutu dan dan nilai slump beton yang dihasilkan.
b. Bentuk fisik agregat.
Batu pecah dengan bentuk kubikal dan tajam akan menghasilkan mutu beton
yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan kerikil bulat, karena bentuk
kubikal dan tajam bisa memberikan daya lekat mekanik yang lebih baik antara
batuan dengan mortar.
c. Ukuran maksimum agregat.
Pemakaian agregat yang lebih kecil (< 15 mm) bisa menghasilkan mutu beton
yang lebih tinggi. Namun pemakaian agregat kasar dengan ukuran maksimum 25
mm masih menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik dalam produksi beton
mutu tinggi.
d. Bersih,
e. Kuat tekan hancur yang tinggi,
f. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama)
Penggunaan Bahan Tambah
Untuk mendapatkan beton bermutu tinggi (kuat tekan tinggi) maka harus
dipergunakan fas rendah, namun jika fas-nya terlalu kecil pengerjaan beton akan
menjadi sangat sulit, sehingga pemadatannya tidak bisa maksimal dan akan
mengakibatkan beton menjadi keropos, hal tersebut berakibat menurunnya kuat
tekan beton. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dipergunakan Superplasticizer
yang sifatnya dapat mengurangi air (dengan menggunakan fas kecil) tetapi tetap
mudah dikerjakan (sesuai standar ASTM C.494 Tipe F, High Range Water
Reducing Admixtures).
Peningkatan mutu beton dapat dilakukan dengan memberikan bahan ganti
atau bahan tambah mineral (additive), dari beberapa bahan pengganti dan bahan
tambah yang ada diantaranya adalah abu terbang (Fly Ash) selain dapat
meningkatkan mutu beton, juga dapat mempengaruhi tegangan dan regangan pada
beton.
Untuk mengurangi porositas semen dapat digunakan additive yang bersifat
pozzolan dan mempunyai patikel sangat halus. Salah satu additive tersebut adalah
Mikrosilika (Silicafume), yang merupakan produk sampingan sebagai abu
pembakaran dari proses pembuatan silicon metal atau silicon alloy dalam tungku
pembakaran listrik. Mikrosilika ini bersifat pozzolan, dengan kadar kandungan
senyawa silica-dioksida (SiO2) yang sangat tinggi (>90%), dan ukuran butiran
partikel yang sangat halus, yaitu sekitar 1/100 ukuran rata-rata partikel semen.
Dengan demikian penggunaan mikrosilika pada umumnya akan memberikan
sumbangan yang lebih efektif pada kinerja beton, terutama untuk beton bermutu
sangat tinggi.
Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton
Untuk menghasilkan beton bermutu tinggi maka dibutuhkan prosedur yang
benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton yang meliputi:
a. Uji material (material testing),
b. Sensor dan pengelompokan material (material sensor and grouping),
c. Penakaran dan pencampuran (batching),
d. Pengadukan (mixing),
e. Pangangkutan (transportating),
f. Pengecoran (placing),
g. Perawatan (curing).
Disamping itu perlu pengawasan dan pengendalian yang ketat pada
keseluruhan prosedur dan mutu pelaksanaan, yang didukung oleh koordinasi
operasional yang optimal.
2.2 Kendala dan Permasalahan yang Sering Dihadapi
Pelaksanaan pembuatan beton yang bermutu tinggi di Indonesia masih terdapat
banyak kendala dan permasalahan, terutama yang berhubungan dengan kekuatan
tekannya. Berdasarkan pengamatan dilapangan permasalahan tersebut diantaranya:
1. Kegagalan mutu beton mencapai target kuat tekan sebagaimana yang disyaratkan,
terutama untuk beton cor ditempat dengan kuat tekan lebih dari 60 Mpa.
2. Keseragaman dan ketidakteraturan mutu dan kelecakan beton yang dihasilkan
untuk suatu element yang dihasilkan masih sangat kecil.
3. Kehilangan nilai slump antara saat pengadukan sampai penuangan beton.
Keseragaman mutu beton yang dihasilkan amat penting dicapai dalam
pembuatan beton mutu tinggi. Dalam hal ini, ACI memberikan batas kontrol
keseragaman beton dalam deviasi standar sebesar 3,5 –5 Mpa.
Kehilangan nilai slump dalam suatu produksi beton akan menyebabkan
masalah dalam beton segar yaitu kelecakan beton akan menurun, pengecoran beton
yang tidak sempurna, pemadatan yang tidak optimal, kemungkinan akan terjadi
segregasi, kesulitan pemompaan untuk produksi yang besar dan bertingkat tinggi.
2.3 Metode Desain Campuran Beton Mutu Tinggi (High Strength Concrete)
Metode yang digunakan dalam merencanakan campuran high strength
concrete ada beberapa cara, antara lain: (1)Minimum Voids Method, (2)Maximum
Density Method, (3)Fineness Modulus Method, (4)British Mix Design (DOE) Method,
(5)American Concrete Institute Method (ACI Method), dan (6)Indian Standard
Method. Namun secara umum, desain campuran beton yang optimum dihasilkan dari
pemilihan bahan-bahan lokal yang tersedia yang menyebabkan beton segar mampu
untuk ditempatkan dan mampu untuk diselesaikan dan dapat memastikan
pengembangan kekuatan dan sifat-sifat lain yang diinginkan dari beton yang telah
mengeras sebagaimana dinyatakan oleh desainer.
Beberapa konsep dasar yang perlu untuk dipahami untuk beton mutu tinggi
antara lain:
Agregat semestinya kuat dan durable. Agregat tidak perlu keras dan kekuatannya
tinggi namun perlu kompatibel, dalam arti cukup kaku dan kuat, dengan pasta
semen. Umumnya ukuran maksimum agregat kasar yang lebih kecil digunakan
untuk kuat tekan beton yang lebih tinggi. Agregat halus yang digunakan bisa jadi
lebih kasar daripada yang diperbolehkan oleh ASTM C.33 (modulus kehalusan
butir lebih besar dari 3,2) karena tingginya agregat halus telah digantikan oleh
bahan-bahan perekat (semen).
Campuran beton mutu tinggi akan memiliki isi bahan-bahan perekat yang tinggi
yang meningkatkan panas hidrasi dan kemungkinan susut yang tinggi mengawali
potensi retak. Kebanyakan campuran berisi satu atau lebih bahan-bahan perekat
tambahan seperti fly ash (tipe C atau F), ground granulated blast furnace slag,
silica fume, metakaolin atau bahan-bahan pozolanik alami.
Campuran beton mutu tinggi umumnya membutuhkan rasio faktor air semen yang
rendah, dimana rasio factor air semen berada pada rentangan 0,23 sampai dengan
0,35. Faktor air semen yang rendah ini hanya dapat dicapai dengan admixture
(superplasticizer) dalam jumlah dan dosis yang besar, menyesuaikan antara tipe F
atau G berdasarkan ASTM C.494. Admixture pengurang air tipe A juga dapat
digunakan sebagai kombinasinya.
Isi total dari bahan-bahan perekat umumnya sekitar 415 kg/m3 namun tidak boleh
lebih dari 650 kg/m3.
Perhatian yang lebih dan evaluasi akan diperlukan bila spesifikasi pekerjaan
mengatur batas-batas sifat beton seperti rangkak, susut dan modulus elastisitas. Ahli
teknik mungkin mengatur batas-batas sifat tersebut untuk desain strukturnya.
Penelitian-penelitian saat ini mungkin tidak memberikan panduan yang diperlukan
tentang hubungan empiris dari sifat-sifat tersebut dari pengujian-pengujian
trandisional dan beberapa dari pengujian tersebut sangat khusus dan mahal untuk
dilakukan bagi evaluasi campuran. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teoretis,
rangkak dan susut yang lebih kecil, modulus elastisitas yang lebih tinggi dapat dicapai
dengan agregat yang lebih besar dan isi pasta yang lebih sedikit pada beton.
Menggunakan ukuran agregat terbesar yang dapat dicapai dan agregat halus yang
digradasi medium sampai dengan kasar dapat mencapai hal tersebut. Ukuran agregat
yang lebih kecil misalkan 3/8 inci (9,5 mm) dapat digunakan untuk menghasilkan kuat
tekan yang sangat tinggi namun membutuhkan sifat-sifat seperti rangkak, susut dan
modulus elastisitas untuk dikorbankan. Apabila kesulitan ditemui dalam mencapai
kuat tekan yang tinggi, hanya dengan menambahkan bahan-bahan perekat tidak akan
menaikkan kekuatan. Faktor-faktor seperti bahan-bahan pengganggu dalam agregat,
pelapis-pelapis agregat, agregat kasar, muka-muka pecah, tampang dan tekstur, dan
batasan-batasan pengujian bisa jadi menghalangi kuat tekan tinggi dapat tercapai.
Proporsi campuran beton akhir ditentukan dengan batch coba-coba, entah itu di
laboratorium ataupun dengan batch-batch produksi lapangan skala kecil.
Produksi, transportasi, penempatan dan finishing beton mutu tinggi bisa jadi
berbeda secara signifikan dari prosedur-prosedur yang digunakan pada beton
konvensional. Untuk proyek-proyek yang kritis, sangat direkomendasikan penuangan
coba-coba dan evaluasi dilakukan dan dimasukan sebagai item yang harus dibayarkan
pada kontrak. Pertemuan pra-penawaran dan pra-konstruksi sangatlah penting untuk
dilakukan untuk memastikan kesuksesan proyek yang menggunakan high strength
concrete. Selama konstruksi, pengukuran ekstra harus dilakukan untuk melindungi
terhadap susut plastik dan retak panas pada bagian-bagian yang lebih tipis. High
strength concrete mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama sebelum perancah
dibongkar.
Silinder-silinder uji beton mutu tinggi sebaiknya dicetak dengan hati-hati,
dirawat, ditutupi dan diuji. Waktu setting beton mutu tinggi yang lebih lambat
mungkin juga terjadi.
BAB III
KESIMPULAN
Beton mutu tinggi dapat diartikan sebagai beton yang berorientasi pada
kekuatan yang tinggi (high strength concrete) yang mempertimbangkan keawetan
(durability) beton serta kemudahan pengerjaan beton (work-ability).
Berdasarkan SNI Pd-T-04-2004-C beton mutu tinggi adalah beton dengan kuat
tekan yang disyaratkan f’c 40– 80Mpa, dengan benda uji standar silinder diameter 15
cm dan tinggi 30 cm pada umur 56 hari ataupun 90 hari atau tergantung waktu yang
ditentukan.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam
menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi, yaitu:
Faktor Air Semen (FAS)
Kualitas Agregat Halus (Pasir)
Kualitas Agregat Kasar
Penggunaan Bahan Tambah
Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pembuatan beton mutu
tinggi, antara lain: (1)Kegagalan mutu beton mencapai target kuat tekan sebagaimana
yang disyaratkan, terutama untuk beton cor ditempat dengan kuat tekan lebih dari 60
Mpa, (2)Keseragaman dan ketidakteraturan mutu dan kelecakan beton yang dihasilkan
untuk suatu element yang dihasilkan masih sangat kecil, (3)Kehilangan nilai slump
antara saat pengadukan sampai penuangan beton.