Besaran Dan Satuan
-
Upload
aaron-silva -
Category
Documents
-
view
34 -
download
1
description
Transcript of Besaran Dan Satuan
BESARAN DAN SATUAN
A. Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai
dan satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam
angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan
besaran lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga
menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda.Mengukur
sebenarnya adalah kegiatan membandingkan suatu Besaran dengan Besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan
sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu
1. dapat diukur atau dihitung
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu
tidak dapat dikatakan sebagai besaran.
Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu :
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena
diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh
adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur
dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam
hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator.
Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran adalah besaran yang satuannya didefinisikan
terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Besaran pokok
(base Quantities) ada tujuh buah. Ketujuh besaran pokok tersebut dapat kamu
lihat pada tabel berikut ini,
a. Standar dan Alat Ukur Panjang
Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut satuan SI,
besaran panjang dinyatakan dalam meter. Satu meter sama dengan jarak yang
ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon.
Besaran panjang diukur dengan menggunakan mistar , stikmeter (meteran
gulung), jangka sorong, dan mikrometer skrup. Adapun ketelitian dari masing
masing alat tersebut adalah sebagai berikut :
Mistar (ruler) memiliki ketelitian 1 mm
stikmeter (measuring tape) memiliki ketelitian 1 mm
Jangka sorong (Vernier Calipers) ketelitiannya 0,1 mm
Mikrometer Skrup (micrometer screw gauge) ketelitiannya 0,01 mm
b. Standar dan Alat Ukur Massa
Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung benda tersebut.
Menurut satuan SI, satuan massa adalah kilogram (kg). Dalam kehidupan
sehari hari, kita sering menggunakan istilah berat. Misalnya, berat badan Budi
55 kg. Menurut fisika ungkapan tersebut tidak tepat, karena 55 kg adalah
massa badan Budi. Berat dalam fisika memiliki pengertian yang berbeda
dengan berat dalam kehidupan sehari hari. Menurut fisika, berat adalah gaya
yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa yang diakibatkan
karena adanya gaya tarik bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat suatu
benda di tempat tempat yang berlainan mungkin berbeda beda tergantung
besarnya gaya grafitasi di tempat tersebut.
Satu kilogram didefinisikan sebagai massa dari suatu silinder yang dibuat dari
campuran platina-iridium yang disebut kiligram standar, yang disimpan di
Lembaga berat dan ukuran Internasional di Paris, Perancis. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur besaran massa adalah neraca. Terdapat beberapa
jenis neraca, antara lain neraca duduk, neraca elektronik, dan neraca lengan.
c. Standar dan Alat Ukur Waktu
Satuan standar untuk waktu adalah seko atau detik. Satu sekon
didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133
untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur besaran waktu antara lain arloji dan stopwatch.
d. Standar dan Alat Ukur Suhu
Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan standar
untuk suhu adalah Kelvin. Satuan lain yang sering digunakan di Indonesia
adalah derajat Celcius, sedangkan di Amerika dan Inggris pada umumnya
menggunakan derajat fahrenheit. Alat untuk mengukur suhu adalah
termometer. Untuk mengetahui lebih jauh tentang suhu, akan dibahas lebih
rinci pada artikel berikutnya.
2. Besarana Tururnan
Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari
besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan
dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri
khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung,
mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Tabel dibawah ini merupakan contoh besaran turunan serta satuan
dasarnya dimana dari satuan dasar tersebut dapat dikenali dari besaran pokok
apa saja besaran turunan tersebut didapatkan.
Luas mempunyai satuan dasar meter persegi yang didapatkan dari hasil
perkalian panjang dan lebar. Sehingga luas ini bisa dikatakan besaran yang
diturunkan dari besaran pokok panjang.
Contoh lain adalah kecepatan yang merupakan hasil bagi antara jarak (besaran
pokok panjang) dengan waktu (besaran pokok waktu) atau bisa dikatakan
kecepatan merupakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang
dan waktu.
Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari satu
kegiatan yaitu pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan
suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
B. Pengertian satuan
Satuan adalah salah satu komponen dari besaran, Satuan standar sistem
satuan merupakan sistem satuan yang telah disepakati oleh para ahli untuk
menghindari kesulitan akibat timbulnya berbagai macam satuan untuk besaran
yang sama.
Pada dasarnya satuan dibagi menjadi 2 yaitu satuan baku dimana satuan ini
ditetapkan sama untuk semua tempat. Sedangkan yang lainnya adalah satuan
tidak baku dimana satuan ini adalah kebalikan dari satuan baku yaitu tidak
sama di semua tempat.
Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam
1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh
besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
2. Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh
kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
1. Satuan Standar (Satuan Sistem Internasional: SI)
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran
besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin
dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apabila ada dua
besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada
hakekatnya adalah sama.
Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari
suatu besaran. Sebuah besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran
panjang ada yang menggunakan satuan inci, kaki, mil, dan sebagainya. Untuk
massa dapat menggunakan satuan ton, kilogram, gram, dan sebagainya.
Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan
kesulitan. Kita harus melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk
memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli
sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan
standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara
internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut
sebagai Meter – Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi
Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan
watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh
Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter,
kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan
desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa
satu sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter
– Gram – Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan
baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal
dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap
tempat.
a. Satuan Standar Panjang
Satuan besaran panjang berdasarkan SI dinyatakan dalam meter (m).
Ketika sistem metrik diperkenalkan, satuan meter diusulkan setara dengan
sepersepuluh juta kali seperempat garis bujur bumi yang melalui kota Paris.
Tetapi, penyelidikan awal geodesik menunjukkan ketidakpastian standar ini,
sehingga batang platina iridium yang asli dibuat dan disimpan di Sevres dekat
Paris, Prancis. Jadi, para ahli menilai bahwa meter standar itu kurang teliti
karena mudah berubah.
Para ahli menetapkan lagi patokan panjang yang nilainya selalu konstan.
Pada tahun 1960 ditetapkan bahwa satu meter adalah panjang yang sama
dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan
oleh atom-atom gas kripton-86 dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik.
Definisi baru menyatakan bahwa satuan panjang SI adalah panjang lintasan
yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu
1/299.792.458 sekon. Angka yang sangat besar atau sangat kecil oleh
ilmuwan digambarkan menggunakan awalan dengan suatu satuan untuk
menyingkat perkalian atau pembagian dari suatu satuan. Singkatan sistem
metriksnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Nanobot
Nanobot, yang ukurannya mencapai bilangan nano-meter (sepersekian juta
dari satu milimeter), suatu hari nanti akan dipakai untuk melakukan operasi
mata atau bagian-bagian lain tubuh manusia yang membutuhkan ketelitian
sangat tinggi. Peralatan bedah nano yang sangat kecil dapat dikendalikan dan
dicatu daya oleh mesin nano yang lebih besar.
1. Besaran Panjang
Panjang didefinisikan sebagai jarak antara dua titik. Satuan panjang
menurut sistem Satuan lnternasional (SI) adalah meter. Lidi pendek dan lidi
panjang yang digunakan untuk mengukur panjang menimbulkan hasil
pengukuran yang berbeda. OIeh karena itu ditetapkan satuan standar yang
berLaku secara umum.
Penetapan satu meter standar adalah:
Satu sepersepuluh juta dan panjang seperempat Iingkaran bumi (ditetapkan
pada akhir abad ke 18 di kota Paris, Perancis).
Jarak antara dua goresan pada batang platina iridium yang bersuhu 0°C,
disimpan di kota Sevres, Perancis.
Jarak yang sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinai jingga
yang dipancarkan oleh atom-atom gas kripton 86 di dalam ruang hampa pada
suatu Iucutan listrik (ditetapkan tahun 1960).
Panjang jarak yang ditempuh cahaya dalam vakum waktu 1/299.792.458
sekon.
Satuan panjang Iainnya yang diturunkan ke meter adalah:
1. milimeter(mm) 0,001 m = 103m
2. sentimeter (cm) = 0,01 m = 102 m
3. desimeter (dm) = 0,1 m = 10.1 m
4. dekameter (dam) = 10 m = 101 m
5. hektometer (hm) = 100 m = 102 m
6. kilometer (km) = 1000 m = IO3 m
7. mikrometer (mm) = 0,000001 m = 10 m
Alat ukur panjang yang digunakan:
1. Mistaratau penggaris (ketelitiannya 0,1 cm atau 1 mm)
2. Meteran gulung/meteran kelas (ketelitiannya 1 cm)
3. Jangka sorong (ketelitiannya 0,1 mm)
4. Mikrometei sekrup (ketelitiannya 0,01 mm)
Contoh Soal:
1. Panjang tongkat 175 cm, berapakah panjang tongkattersebut dalam satuan
meter?
Jawab:
Panjang tongkat = 175 cm= 175 x 1/2m = 1,75m
b. Satuan Standar Massa
Satuan standar untuk massa adalah kilogram (kg). Satu kilogram standar
adalah massa sebuah silinder logam yang terbuat dari platina iridium yang
disimpan di Sevres, Prancis. Silinder platina iridium memiliki diameter 3,9 cm
dan tinggi 3,9 cm. Massa 1 kilogram standar mendekati massa 1 liter air murni
pada suhu 4 oC.
c. Satuan Standar Waktu
Satuan SI waktu adalah sekon (s). Mula-mula ditetapkan bahwa satu sekon
sama dengan 1/86.400 rata-rata gerak semu matahari mengelilingi Bumi.
Dalam pengamatan astronomi, waktu ini ternyata kurang tepat akibat adanya
pergeseran, sehingga tidak dapat digunakan sebagai patokan. Selanjutnya,
pada tahun 1956 ditetapkan bahwa satu sekon adalah waktu yang dibutuhkan
atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
d. Satuan Standar Arus Listrik
Satuan standar arus listrik adalah ampere (A). Satu ampere didefinisikan
sebagai arus tetap, yang dipertahankan untuk tetap mengalir pada dua batang
penghantar sejajar dengan panjang tak terhingga, dengan luas penampang
yang dapat diabaikan dan terpisahkan sejauh satu meter dalam vakum, yang
akan menghasilkan gaya antara kedua batang penghantar sebesar 2 x 10–7
Nm–1.
e. Satuan Standar Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Satuan standar suhu adalah
kelvin (K), yang didefinisikan sebagai satuan suhu mutlak dalam
termodinamika yang besarnya sama dengan 1/273,16 dari suhu titik tripel air.
Titik tripel menyatakan temperatur dan tekanan saat terdapat keseimbangan
antara uap, cair, dan padat suatu bahan. Titik tripel air adalah 273,16 K dan
611,2 Pa. Jika dibandingkan dengan skala termometer Celsius, dinyatakan
sebagai berikut:
T = 273,16º + tc
dengan:
T = suhu mutlak, dalam kelvin (K)
tc = suhu, dalam derajat celsius (oC)
f. Satuan Standar Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya dalam SI mempunyai satuan kandela (cd), yang besarnya
sama dengan intensitas sebuah sumber cahaya yang memancarkan radiasi
monokromatik dengan frekuensi 540 × 1012 Hz dan memiliki intensitas
pancaran 1/683 watt per steradian pada arah tertentu.
g. Satuan Standar Jumlah Zat
Satuan SI untuk jumlah zat adalah mol. Satu mol setara dengan jumlah zat
yang mengandung partikel elementer sebanyak jumlah atom di dalam 1,2 x
10-2 kg karbon-12. Partikel elementer merupakan unsur fundamental yang
membentuk materi di alam semesta. Partikel ini dapat berupa atom, molekul,
elektron, dan lain-lain.
2. Satuan Tidak Standar dan Konversi Satuan
Televisi di rumah berukuran 14 inci. Truk itu mengangkut 500 ton beras.
Inci dan ton merupakan contoh satuan tidak standar masing-masing untuk
besaran panjang dan besaran massa. Satuan tidak standar seperti ini perlu
dikonversi ke satuan standar sehingga satuannya konsisten.
Konversi satuan dilakukan dengan menyisipkan faktor konversi yang
cocok yang membuat satuan lain ditiadakan, kecuali satuan yang kita
kehendaki. Faktor konversi merupakan perbandingan dua satuan besaran
sehingga sama dengan satu.
Berikut ini beberapa contoh konversi satuan untuk besaran panjang, massa,
dan waktu.
Panjang
1 inci = 2,54 cm
1 sentimeter (cm) = 0,394 inci
1 meter (m) = 3,28 ft
1 kilometer (km) = 0,621 mil
1 yard (yd) = 3 ft
1 angstrom ( A) =10-10 m
1 tahun cahaya (ly) = 9,46 x 1015 m
1 parsec = 3,09 x 1016 m
1 fermi = 10-15 m
Massa
1 satuan massa atom (sma) = 1,6605x10-27 kg
1 kilogram (kg) = 103 g = 2,205 lubuk sao
1 slug = 14,59 kg
1 ton = 1.000 kg
Waktu
1 menit = 60 s
1 jam = 3.600 s
1 hari = 8,64x104 s
1 tahun = 3,1536x107 s
BESARAN VEKTOR
A. Menggabungkan atau Menjumlahkan Besaran vektor
a. Secara Grafis
1. Metode Poligon
Penggabungan vektor secara poligon dilakukan dengan cara menggambar
vektor-vektor yang digabungkan tersebut secara berurutan (diteruskan).
Kemudian Vektor resultannya (R) digambar dengan menghubungkan titik
awal sampai akhir.
2. Metode Jajaran genjang
Penggabungan vektor secara jajaran genjang dibuat dengan cara menggambar
vektor-vektor yang akan digabungkan dari titik awal yang sama, kemudian
buatlah garis sejajar vektor tadi (garis putus-putus) dari kedua ujung vektor
yang digabungkan sehingga diperoleh titik potongnya. Terakhir gambarlah
Vektor Resultannya dengan menghubungkan titik awal ke titik potong.
b. Secara Analitis (Perhitungan)
1. Jika arahnya sama
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan menjumlahkan besar dari
kedua vektor yang digabungkan.
R = V1 + V2
2. Jika arahnya berlawanan
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan mengurangkan besar dari
kedua vektor yang digabungkan (dihitung selisihnya).
R = V1 - V2
3. Jika saling mengapit sudut
Resultan dari vektor yang arahnya tidak sama dan tidak berlawanan atau
arahnya saling mengapit sudut dihitung dengan menggunakan rumus sbb :
Contoh Soal :
1. Vektor Fa dan Fb berturut-turut 30 N dan 50 N. Berapa resultan kedua vektor
tersebut jika:
a. kedua vektor searah !
b. kedua vektor berlawanan arah !
c. kedua vektor saling mengapit sudut 60° !
Diketahui : Fa = 30 N
Fb = 50 N
Ditanyakan : a) R = ................. ? (searah)
b) R = ................. ? (berlawanan arah)
c) R = ................. ? α = 60°
a) R = Fa + Fb b) R = Fa - Fb
R = 30 + 50 R = 30 - 50
R = 80 N R = - 20 N
(tanda – menyatakan arah R sama dengan Fb)
2. Vektor V = 400 N dengan arah 30° terhadap arah horizontal.
Tentukan komponen vektor diatas pada sumbu X dan sumbu Y !
Diketahui : V = 400 N
Ditanyakan : Vx = .................. ?
Vy = ................. ?
Vx = V Cos α Vy = V
Sin α
Vx = 400 Cos 30° Vy = 400 Sin 30°
Vx = 400 0,87 Vy = 400 0,5
Vx = 348 N Vy = 200 N
B. Menguraikan Besaran Vektor
Perhatikan vektor P pada gambar dibawah !
Arah vektor P adalah ke kanan atas, vektor ini dapat diuraikan menjadi dua
komponen yaitu (Px) ke kanan dan (Py) ke atas seperti pada gambar.
Contoh 1
Sebuah vektor P mempunyai besar 200 satuan dengan arah membentuk sudut
30 ˚ dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor diatas pada
sumbu X dan pada sumbu Y ?
Diketahui : P = 200 satauan
α = 30˚
Diatanya : Px ..... ?
Py ..... ?
a. Px = P Cos α b. Py = P Sin α
Px = 200 Cos 30˚ Py = 200 Sin 30˚
Px = 200 . 0,5√3 Py = 200 . 0,5
Px = 100 √3 satuan Py = 100 satuan
Contoh 2
Komponen dari vektor A pada sumbu X adalah 150 satuan. Bila vektor
A mengapit sudut 60˚ dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen
vektor A pada sumbu Y dan berapa pula besar vektor A tersebut ?
Diketahui : Ax = 150 satuan
α = 60˚
Ditanya : Ay .......... ?
A ............. ?
a. Ax = A Cos α b. A2 = (Ax)2
+ (Ay)2
150 = A Cos 60˚ 3002 =
1502 + (Ay)2
150 = A . 0,5 90000 =
22500 + (Ay)2
A = 150 / 0,5 (Ay)2 =
90000 - 22500
A = 300 satuan (Ay)2 =
67500
Ay =
√67500 satuan
C. Perkalian Besaran Vektor
1. Dot Produck (Perkalian vektor dengan vektor hasilnya skalar)
Misalnya F(vektor gaya) dan S (vektor perpindahan), Jika kedua vektor
diatas dikalikan hasilnya akan berupa sebuah sekalar yaitu W (Usaha). Secara
Matermatika Dot Produck dapat ditulis :
V1 . V2 = V1.V2 Cos α
2. Kros Produck (perkalian vektor dengan vektor hasilnya vektor)
Misalnya F (vektor gaya) dan R (vektor posisi), jika keuda vektor tersebut
dikalikan hasilnya akan berupa sebuah vektor baru yaitu τ (Momen Gaya).
Secara Matematika perkalian Kros Product dapat ditulis sbb :
V1 x V2 = V1.V2 Sin α
Arah dari hasil perkalian vektor dengan cara kros product dapat ditentukan
dengan aturan putaran skrup, yaitu putaran skrup sama dengan arah putaran
vektor melalui sudut terkecil sedangkan arah gerakan skrup menyatakan arah
vektor yang dihasilkan dari perkalian kros product.