Besaran Dalam Teknik Listrik
-
Upload
komang-isabella-anasthasia -
Category
Documents
-
view
453 -
download
7
Transcript of Besaran Dalam Teknik Listrik
A. Besaran Dalam Teknik Listrik
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-angka dan
satuan-satuan. Dimensi adalah suatu simbol yang digunakan untuk memudahkan dalam
persyaratan suatu besaran pokok. Dalam teknik listrik, ada tiga besaran utama yang akan
sering dijumpai, yaitu arus, tegangan, dan daya. Arus listrik (I) menyatakan aliran
partikel-partikel bermuatan listrik pada suatu rangkaian tertutup, satuannya adalah
Ampere (A) dan berdimensi I. Tegangan (V) menyatakan beda potensial antara dua kutub
penghantar atau tekanan yang menyebabkan arus listrik mengalir melalui penghantar,
satuannya adalah volt (V) yang menurut SI adalah dengan dimensi ML2T-2Q-1.
Daya (W) mengukur kecepatan perubahan tenaga yang dipergunakan, yaitu banyaknya
kerja yang dilakukan dalam satu satuan waktu. Dalam SI dinyatakan sebagai
dengan dimensi ML2T-3 dan dinamakan watt (W).
B. Sumber Dan Unsur Rangkaian
Rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber yang
dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tegangan listrik. Sumber
tegangan sempurna adalah sumber yang tegangannya tidak bergantung kepada beban
yang dipasangkan pada kutub-kutubnya. Sumber arus sempurna adalah sumber yang
arusnya tidak bergantung pada sambungan yang dipasangkan diantara kutub-kutubnya.
Sumber-sumber sempurna itu dikatakan sumber bebas karena sumber tidak bergantung
pada arus yang mengalir ataupun tegangan antara sumber tersebut. Lawan dari sumber
bebas adalah sumber takbebas atau disebut sumber kelas dua, contohnya generator listrik
dan transistor. Unsur rangkaian adalah sumber yang memberikan tenaga kepada
rangkaian listrik. Ada tiga jenis unsur rangkaian, yaitu:
1. Unsur rangkaian yang memerlukan tegangan sebanding dengan arus yang mengalir
didalamnya. Konstanta pembanding ini disebut resistensi. Parameter rangkaian
tersebut erat kaitannya dengan penggunaan tenaga sebagai panas dalam rangkaian.
2. Unsur rangkaian yang membutuhkan tegangan sebanding dengan turunan waktu atau
kecepatan perubahan arus yang mengalir di dalamnya. Konstanta pembandingnya
disebut induktansi. Parameter rangkaian tersebut erat kaitannya dengan medan
magnet yang timbul dalam rangkaian tersebut.
3. Unsur rangkaian yang memerlukan arus sebanding dengan turunan waktu tegangan
diantara kutub-kutubnya. Konstanta pembandingnya disebut kapasitansi. Parameter
rangkaian tersebut erat kaitannya dengan medan listrik rangkaian.
C. Resistansi ( Hukum Ohm )
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Resistansi berbanding terbalik dengan jumlah
arus yang mengalir melaluinya, sehingga dirumuskan
V= I R, dengan V adalah tegangan dalam Volt, I adalah arus dalam ampere dan R adalah
resistansi unsur tersebut yang satuannya dalam SI disebut Ohm. Dimensi untuk R adalah
ML2T-1Q-2. Rumus resistansi tersebut sering disebut hukum Ohm. Rumus V=I R
memberikan tegangan antara kutub-kutub resistor sebagai fungsi arusnya. Hubungan
kebalikannya memberikan arus yang dinyatakan dalam tegangannya, dengan rumus I=G
V, ( G= ). Dimana G disebut konduktansi yang dalam SI diukur dalam mho atau
siemens. Adapun rumus daya dalam konduktansi, yaitu: P=V I. Parameter resistansi pada
dasarnya merupakan suatu konstanta geometri. Parameter resistansi memiliki rumus R= ρ
, dengan ρ adalah resivitas bahan yang dinyatakan dalam ohmmeter (Ω m), l
merupakan panjang penghantar dalam meter, dan A merupakan luas penampang dalam
m2. Logam seperti emas dan perak memiliki resivitas yang rendah sehingga sering
dinamakan konduktor (penghantar panas yang baik). Sedangkan bahan dengan resivitas
yang sangat tinggi seperti gelas dan mika disebut isolator. Isolator berguna untuk
membatasi agar arus listrik tidak keluar dari jalur yang telah ditentukan (konduktor).
Jalur inilah yang disebut rangkaian listrik. Berbagai hasil percobaan membuktikan bahwa
resistansi dari semua penghantar berubah menurut suhunya. Jika resistansi suatu
I R
V+ -
penghantar pada suhu t1 adalah R1, maka untuk rentang suhu yang wajar pada t2 dapat
dicari dengan rumus:
R2= R1 [1+α(t2-t1)] dengan α merupakan koefisien suhu resistor yang diukur dalam derajat
Celcius. Atau dapat juga menggunakan perbandingan =
D. INDUKTANSI
Jenis unsur rangkaian kedua memerlukan tegangan antara kutub-kutubnya yang
sebanding dengan kecepatan perubahan
arus yang melaluinya dan dinyatakan
dengan rumus: V= L konstanta
pembanding L merupakan induktansi diri atau yang biasa disebut Induktansi. Induktansi
merupakan banyak besarnya fluks magnetik yang melalui suatu induktor atau lilitan
kawat pada arus tertentu. Biasanya indiktor berupa sebuah kawat penghantar yang
dibentuk menjadi kumparan atau lilitan dan dipakai untuk memproses arus bolak-balik.
Satuan dari induksi dinamakan Henry (H) dan memiliki dimensi ML2Q-2. Jika tegangan
antara induktor diketahui dan arusnya dinyatakan, maka rumus yang digunakan adalah:
I=