BERSIN-BERSIN

11
BERSIN-BERSIN LBM 4

description

bersin-bersin

Transcript of BERSIN-BERSIN

Page 1: BERSIN-BERSIN

BERSIN-BERSIN LBM 4

Page 2: BERSIN-BERSIN

Amalia Sabariniliati (013.06.0006) Gede Mei Putra (014.06.0009) Erwin Juanda (014.06.0002) Wahyu Hidayat (014.06.0014) Megawati Putri (014.06.0015) Ni Made Dwi Darmayanti (014.06.0017) Niky Reisiya Afna (014.06.0063) Bq Lina Anggria Ningih (014.06.0051) Amalia Kamila (014.06.0049)

KELOMPOK 6

Page 3: BERSIN-BERSIN

Mekanisme kerja antibodi Antibody bekerja terutama melalui dua cara untuk

melindungi tubuh terhadap agen yang menginvasi yaitu:

Kerja Langsung Antibodi Terhadap Agen yang Menginvasi

Karena sifat bivalen yang dimiliki oleh antibody dan banyaknya tempat antigen pada sebagian besaragen penyebab penyakit, maka antibody dapat mematikan aktivitas gen tersebut dengan salah satu cara berikut:

Aglutinasi, Presipitasi, Netralisasi, Lisis System Komplemen pada Kerja Antibodi “komplemen” merupakan istilah gabungan untuk

menggambarkan suatu system yang terdiri dari kira-kira 20 protein, yang kebanyakan merupakan precursor enzim

Mekanisme kerja antibodi

Page 4: BERSIN-BERSIN

Reaksi alergi melibatkan dua respon kekebalan tubuh. Pertama, produksi immunoglobin E (IgE), tipe protein yang dinamakan antibodi beredar dalam darah. Kedua, sel mast, berada pada semua jaringan tubuh terutama pada daerah yang menimbulkan reaksi alergi, seperti hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan

MEKANISME HIPERSENSITIVITAS

Page 5: BERSIN-BERSIN

Reaksi tipe 1 (ANAFILAKTIK) Pada reaksi tipe 1( reaksi tipe anafilaktik, reaksi hiper sensitivitas tipe cepat

), individu tensensititasioleh imunogen tertentu melalu pajanan sebelum nya

Reaksi tipe II II (SITOTOKSIK) Reaksi tipe II bersifat sitotoksik. igE atau igM dalam darah berikatan dengan epitop di

permukaan imunogen atau antigen MHC yang disajikan di permukaan sel

Reaksi tipe III (KOMPLEKS IMUN)Penyatuan antigen-antibodi membentuk suatu kompleks yang

mengaktifkan komplemen, menarik leukosit, dan menyebabkan kerusakan jaringan oleh produk-produk leukosit

Reaksi tipe IV (LAMBAT) Reaksi limfosit T dengan antigen menyebabkan pelepasan limfokin, sitotoksisitas

langsung dan pengerahan sel-sel reaktif

TIPE-TIPE HIPERSENSITIVITAS

Page 6: BERSIN-BERSIN

Tipe Mekanisme Contoh

I

Anafilaktik Antigen bereaksi dengan antibody IgE yang terikat ke

permukaan sel mast; menyebabkan pelepasan media-

tor dan efek mediator

Uji gores alergi yang

positif

Anafilaksis

Alergi saluran nafas

Bisa seranggaII

Sitotoksik Antibody berikatan dengan antigen yang merupakan

bagian dari sel atau jaringan tubuh; terjadi pengakti-

van komplemen, atau fagositosis sel sasaran dan

mungkin sitotoksisitas yang diperantarai oleh sel

yang dependen-antibody

Anemia hemolitik imun

Sindrom Goodpasture

III

Komleks imun Penyatuan antigen dan antibody membentuk suatu

kompleks yang mengaktifkan komplemen, enarik

leukosit, dan menyebabkan kerusakan jaringan oleh

produk-produk leukosit

Serum sickness

Beberapa bentuk

glomerulonefritis

Lesi pada lupus eritem-

atosus sistemik

IV

Diperantarai sel Reaksi limfosit T dengan antigen menyebabkan

pelepasan limfokin, sitotoksisitas langsung, dan

pengerahan sel-sel reakstif

Dermatitis kontak alergi

Penolakan alograf

Lesi/uji kulit tuberculo-

sis

Page 7: BERSIN-BERSIN

Adanya penonjolan kemerahan, seperti orang terkena cacar Adanya biduran Adanya kemerahan pada kulit yang disertai dengan sisik

kulit. Adanya perdarahan dalam kulit, seperti kemerahan pada

penderita demam berdarah dengue. Adanya radang pada pembulih darah (vaskulitis) Adanya rekasi kemerahan karena kontak dengan sinar

matahari Adanya penonjolan bernanah seperti jerawat. Kelainan lain gawat darurat, seperti kulit seperti terbakar

yang dalam klinik disebut nekrolisis epidermal toksik

Tanda dan gejala hipersensitivitas

Page 8: BERSIN-BERSIN

Uji kulit Darah tepi IgE total dan spesifik Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat

tidak sensitif Biopsi usus Pemeriksaan/ tes D Xylose,

proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.

PEMERIKSAAN PENUNJANG REAKSI

Page 9: BERSIN-BERSIN

Adrenergik Yang termasuk obat-obat adrenergik adalah katelokamin ( epinefrin, isoetarin,

isoproterenol, bitolterol ) dan nonkatelomin Antihistamin Obat dari berbagai struktur kimia yang bersaing dengan histamin pada reseptor di

berbagai jaringan Kortikosteroid Kortikosteroid adalah obat paling kuat yang tersedia untuk pengobatan alergi Imunoterapi Imunoterapi diindikasikan pada penderita rhinitis alergika, asma yang

diperantarai Ig E atau alergi terhadap serangga. Imunoterapi dapat menghambat pelepasan histamin dari basofil pada tantangan dengan antigen E ragweed in vitro

Profilaksis Profilaksis dengan steroid anabolik atau plasmin inhibitor

seperti traneksamat, sering kali sangat efektif untuk urtikaria atau angioedema

TERAPI HIPERSENSITIVITAS

Page 10: BERSIN-BERSIN

Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya non imunogenik. Klasifikasi dari hipersensitivitas terdiri dari empat tipe yaitu tipe I, Tipe II. Tipe III dan Tipe IV dan memiliki pemeriksaan terhadap alergi dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang, dan untuk terapi alergi dapat dilakukan dengan menghindari allergen dan melakukan terapi farmakologis.

Kesimpulan

Page 11: BERSIN-BERSIN

TERIMA KASIH