Bersama Kafilah Ramadhan 15-16

download Bersama Kafilah Ramadhan 15-16

of 8

description

Puasa sebagai sebuah perintah ilahi bukan hanya mendatangkan berkah spiritualitas yang melimpah, melainkan juga memiliki pengaruh hidayah bagi manusia. Puasa memainkan peran dalam pembimbingan remaja. Karena amal ibadah ini merupakan sarana terbaik bagi remaja untuk mengontrol sensasi hebat yang bergolak dalam dirinya. Doktor Dovlatyar Bastani, seorang psikilog dan dosen mengatakan, “Secara keseluruhan, puasa adalah sebuah sistem kontrol yang mengajarkan seseorang bagaimana caranya menangguhkan tuntutan mereka sehingga ketika merasakan gejolak dan sensasi, dia dapat mengontrol pemikiran dan tuntutan yang meledak-ledak, serta memiliki perilaku tenang dan pasti.Salah satu pengaruh positif puasa di bidang sosial adalah melatih diri menghormati undang-undang dan pihak lain dalam masyarakat. Di sisi lain, memiliki kesabaran dalam menyikapi perilaku dan ungkapan orang lain, adalah termasuk di antara prinsip utama dalam hubungan sosial yang konstruktif. Puasa termasuk di antara amal ibadah yang memperkokoh kesabaran dalam diri manusia.

Transcript of Bersama Kafilah Ramadhan 15-16

  • 66

    Bersama Kafilah Ramadan (15)

    Puasa sebagai sebuah perintah ilahi bukan hanya mendatangkan berkah spiritualitas yang

    melimpah, melainkan juga memiliki pengaruh hidayah bagi manusia. Puasa memainkan

    peran dalam pembimbingan remaja. Karena amal ibadah ini merupakan sarana terbaik bagi

    remaja untuk mengontrol sensasi hebat yang bergolak dalam dirinya. Doktor Dovlatyar

    Bastani, seorang psikilog dan dosen mengatakan, Secara keseluruhan, puasa adalah sebuah

    sistem kontrol yang mengajarkan seseorang bagaimana caranya menangguhkan tuntutan

    mereka sehingga ketika merasakan gejolak dan sensasi, dia dapat mengontrol pemikiran dan

    tuntutan yang meledak-ledak, serta memiliki perilaku tenang dan pasti.

    Salah satu pengaruh positif puasa di bidang sosial adalah melatih diri menghormati undang-undang dan pihak lain dalam masyarakat. Di sisi lain, memiliki kesabaran dalam menyikapi perilaku dan ungkapan orang lain, adalah termasuk di antara prinsip utama dalam hubungan sosial yang konstruktif. Puasa termasuk di antara amal ibadah yang memperkokoh kesabaran dalam diri manusia.

    Dalam masyarakat yang memperhatikan puasa sebagai sebuah kewajiban agama, masing-masing individu dalam masyarakat itu berkomitmen untuk bersabar dan menghormati orang lain serta mereka akan menghindari segala bentuk perilaku yang mungkin dapat melukai atau mengganggu perasaan mereka yang berpuasa. Di dalam masyarakat yang berpuasa, semua orang menghormati hukum Allah Swt dan kemuliaan yang telah ditetapkan-Nya untuk bulan ini, dengan menghindari perilaku dan aksi bertentangan dengan etika dan agama. Bahkan mereka yang sakit atau yang memiliki uzur untuk tidak berpuasa, mereka juga berkomitmen untuk menghormati bulan Ramadan.

    Pada bulan Ramadan, yang dilakukan bukan hanya tidak makan dan minum, melainkan semua anggota tubuh manusia juga berpuasa. Puasa anggota tubuh manusia itu berarti menjaga dan mengontrol mereka khususnya lidah, mata dan telinga. Puasa adalah sebuah elemen pengontrol dan berlaku seperti polisi dalam jiwa manusia yang akan mengawasi perilakunya. Pada

  • 67

    akhirnya hal ini akan menciptakan keamanan dan ketenangan dalam masyarakat.

    Oleh karena itu dengan datangnya bulan Ramadan, nuansa dalam masyarakat akan kental dengan spiritualitas dan mempengaruhi setiap individu dalam masyarakat. Dalam nuansa seperti ini, kecenderungan dan faktor penyebab dosa, pelanggaran atau tindak kejahatan akan menurun drastik.

    Termasuk di antara amalan mustahab di bulan Ramadan adalah menjamu buka puasa. Sesungguhnya dalam agama Islam telah ditekankan untuk menjamu tamu dan Allah Swt telah menjanjikan balasan yang besar dan mulia untuk amalan ini. Rasulullah Saw menilai kunjungan tamu sebagai karunia Allah Swt dan bersabda, Kapan pun Allah Swt ingin menyampaikan kebaikan kepada sekelompok orang, maka Dia akan mengirim sebuah hadiah kepada mereka. Kemudian Rasulullah Saw ditanya apa maksud dari hadiah itu? Beliau menjawab, hadiah itu adalah tamu yang masuk dengan membawa berkah rejeki dan ketika pergi akan menghilangkan dosa-dosa keluarga itu (tuan rumah). (Bihar al-Anwar jilid 75)

    Imam Jafar as-Sadiq as juga menyebutkan besarnya pahala mereka seseorang yang menjamu makan saudara mukminnya dan berkata, Barang siapa memberi makan seorang mukmin hingga kenyang, maka tidak satu pun dari makhluk Allah Swt, tidak malaikat yang dekat dengan-Nya dan tidak pula para nabi yang mengetahui besarnya pahala tersebut di akhirat, kecuali Allah Swt. (Usul Kafi jilid 2)

    Oleh karena itu tidak ada amalan yang lebih mendekatkan seseorang dengan Allah Swt dibandingkan dengan menjamu iftar. Diriwayatkan, Rasulullah Saw bersabda, Barang siapa yang menjamu iftar seorang mukmin yang berpuasa, pahalanya di sisi Allah Swt sama seperti membebaskan seorang budak, dosa-dosanya di masa lalu akan diampuni. Kemudian para sahabat bertanya: wahai Rasulullah, tidak semua dari kita yang mampu menjamu iftar kepada orang yang berpuasa. Rasulullah menjawab, Allah Swt sedemikian Maha Pemurah sehingga bagi kalian yang tidak mampu kecuali dengan sedikit susu yang bercampur dengan air, atau air segar, atau beberapa biji kurma kepada orang yang berpuasa dan tidak dapat menginfakkan

  • 68

    sesuatu lebih dari itu, maka Allah akan memberikan pahala tersebut. (Man laa yahdhuruhu al-faqih, jilid 2)

    Dorongan dan motivasi untuk menjamu iftar bertujuan memperkokoh keakraban dan persaudaraan dalam masyarakat dengan berbagai latar belakang sosial. Dorongan dan motivasi tersebut juga sesungguhnya berlaku bagi dua pihak, baik yang mengundang dan yang diundang untuk menghadiri jamuan iftar. Rasulullah Saw bersabda, Jauh dari etika... jika seseorang diundang pada jamuan dan tidak menerima undangan tersebut atau menerimanya dan tidak makan.

    Imam Hassan al-Mujtaba as menunjukkan tekad besar dalam membantu kaum fakir miskin, dan selama masa hidupnya, beliau dua kali memberikan seluruh hartanya dan tiga kali memberikan separuh hartanya kepada fakir miskin. Diriwayatkan bahwa Imam Hassan as tidak melepas seorang fakir pun kecuali telah menyenangkan hatinya. Ketika beliau ditanya, Bagaimana mungkin kau tidak pernah menolak satu pengemis pun? Imam menjawab, Aku sendiri adalah pengemis dihadapan Allah Swt dan merindukan-Nya. Aku malu jika aku sendiri adalah peminta dan aku menolak pengemis. Allah Swt telah terbiasa untuk melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepadaku dan aku pun di hadapannya terbiasa untuk memperhatikan masyarakat dan memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada mereka.

    Dalam sejarah disebutkan, Imam Hassan as dan Imam Hussein as, bersama sepupu mereka Abdullah bin Jafar bergerak menuju kota Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah perjalanan, mengingat konvoi mereka telah lebih dahulu bergerak, ketiganya merasa kehausan dan kelaparan. Di tengah padang pasir yang panas itu, mereka melihat sebuah tenda dan di dalamnya hanya ada seorang perempuan tua. Mereka mendekat dan meminta air dan makanan dari perempuan tua itu.

    Perempuan tua yang berjiwa dermawan itu, menyeret sebuah kambing yang merupakan satu-satunya kekayaan yang dia miliki dan berkata; Peraslah susunya dan minumlah, dan aku bersumpah kepada Allah Swt atas kalian untuk menyembelihnya, sampai aku pergi dan mengumpulkan kayu bakar untuk memasaknya. Mereka kemudian menyembelih kambing itu dan memasak makanan dan memakannya. Kemudian mereka berterima kasih kepada perempuan itu dan berkata, Kami dari

  • 69

    kaum Quraisy dan dalam perjalanan haji. Ketika kau ke Madinah datanglah pada kami agar kami dapat membalas budimu. Kemudian ketiganya melanjutkan perjalanan.

    Waktu berlalu dan terjadi musim kering. Mereka yang tinggal di wilayah-wilayah pinggiran pindah ke kota. Perempuan tua itu bersama suaminya datang ke Madinah dan karena mereka tidak memiliki pekerjaan, mereka mengumpulkan kotoran onta dan menjualnya. Pada suatu hari Imam Hassan as sedang berdiri di samping rumahnya dan melihat perempuan tua itu melintas. Imam Hassan mengenali perempuan itu dan mengatakan, Wahai hamba Allah! Apakah kau mengenaliku? Perempuan itu menggelengkan kepala. Imam berkata, Aku adalah satu dari dari tamumu yang pada tahun ini datang ke tendamu. Namaku adalah Hassan bin Ali. Perempuan itu mendadak gembira dan berkata, Ayah dan ibuku kukorbankan untukmu! Anda adalah Imam Hassan dan aku tidak mengenali Anda. Kemudian Imam Hassan as berterima kasih atas jamuan perempuan itu dan memerintahkan pembantunya untuk membeli 1.000 kambing dan memberikan kepada perempuan itu bersama seribu dinar. Imam Hassan as juga menyuruh perempuan itu pergi mendatangi Imam Hussein as yang juga memberikan jumlah yang sama. Imam Hussein juga menyuruh perempuan itu menemui Abdullah bin Jafar (suami Sayyidah Zainab as). Abdullah melakukan hal yang sama dan bahkan jumlah yang sama seperti pemberian Imam Hassan dan Hussein as. (IRIB Indonesia)

  • 70

    Bersama Kafilah Ramadhan (16)

    Suhu udara yang semakin panas di bumi tercinta ini membuat kaum Muslim yang sedang

    menjalankan ibadah puasa lekas letih dan lemas. Namun,semua keletihan ini terbayar dengan

    pahala yang mereka raih dan mereka juga sangat gembira menyambut bulan

    Ramadhan.Semua kepayahan dan kesulitan ini tentu saja berbuah kebaikan untuk orang-

    orang yang menjalaninya. Rasulullah Saw bersabda, Sebaik-baiknya amal adalah pekerjaan

    yang paling sulit. Semakin sulit amal perbuatan yang dikerjakan, maka semakin besar pula

    balasan yang akan diterima. (Bihar al-Anwar, jilid 7)

    Berpuasa di tengah suhu panas merupakan salah satu perbuatan baik yang banyak dipuji dalam riwayat. Sheikh Saduq dalam bukunya Tsawabul A'mal,menyinggung tentang pahala menjalani puasa di musim kemarau dan menukil salah satu riwayat dari Imam Jakfar Shadiq as, Barang siapa yang berpuasa satu hari di musim panas dan ia merasa kehausan, maka Allah akan mengirim seribu malaikat untuk mengusap wajah orang tersebut dan memberi kabar gembira kepadanya. Dan ketika waktu berbuka tiba Allah berfirman, Betapa harumnya engkau. Wahai para malaikat-Ku! Jadilah kalian sebagai saksi bahwa Aku pasti mengampuni dosa-dosanya. Lalu, apakah kasih sayang Allah ini kepada hamba yang berpuasa tidak patut disyukuri?

    Sayidah Maryam as menghabiskan umurnya dalam ibadah dan mencapai derajat spiritual tertinggi. Setelah kematiannya, Nabi Isa as bertanya kepadanya, Wahai ibu! Apakah engkau ingin kembali ke dunia? Maryam menjawab, Iya, aku ingin kembali dan menunaikan shalat di malam-malam yang sangat dingin dan berpuasa di hari-hari yang cukup panas. Wahai putraku! Jalan ini sangat menakutkan dan mengerikan. Ucapan yang keluar dari lisan suci Maryam merupakan sebuah peringatan bagi kaum Mukmin dan juga pedoman hidup sehingga mereka tahu cara mengumpulkan bekal untuk hari akhirat nanti.

    Oleh karena itu, selama kita masih hidup di dunia, maka gunakanlah kesempatan yang diberikan Allah Swt dengan

  • 71

    sempurna. Rasul Saw bersabda, Sungguh beruntung orang-orang yang lapar dan haus karena Allah. Mereka akan kenyang di hari kiamat dan tidak pernah merasakan rasa lapar dan dahaga. (Wasail al-Syiah, jilid 7)

    Kaum Muslim bisa mengurangi rasa dahaga di sepanjang hari puasa dengan sebuah pola konsumsi yang baik. Minum air antara 8-12 gelas mulai dari waktu iftar sampai sahur bisa mengurangi dehidrasi di sepanjang hari aktivitas. Salah satu kiat lain untuk mengatasi rasa haus di bulan Ramadhan adalah mengkonsumsi banyak buah dan sayur. Selain bisa lebih bertahan terhadap rasa haus, juga mampu memperlambat perjalanan makanan ke saluran pencernaan. Jadi kita akan merasa lebih kenyang dan tidak cepat lapar di antara waktu makan.

    Setelah menyantap sahur dan ketika hendak menggosok gigi, dianjurkan untuk memakai pasta gigi sedikit saja sehingga bisa mengurangi rasa kering di mulut. Sementara untuk berbuka puasa, kita disarankan untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan kaya serat, karbohidrat, protein, dan kandungan gizi lainnya yang tentunya baik bagi tubuh. Berbuka puasa juga sebaiknya diawali dengan minuman atau makanan manis, seperti teh manis atau kurma.Ini dilakukan untuk menaikkan kembali gula darah setelah selama sehari penuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman. Kurma merupakan salah satu makanan manis yang dianjurkan saat berbuka, karena ia memiliki kandungan yang sangat baik bagi tubuh.

    Ketika seluruh Jazirah Arab masih hidup di masa jahiliyah pada 14 abad lalu, Rasulullah Saw sudah memberi kiat hidup sehat untuk umatnya dan beliau bersabda, Berpuasalah kalian supaya sehat."Di agama-agama lain, puasa juga dianggap bermanfaat untuk kesehatan jiwa dan mental. Akan tetapi keistimewaan puasa untuk tubuh belum terungkap sampaisebelum tahun 1900 dan setelah itu, para ilmuwan melakukan penelitian besar-besaran untuk mengetahui manfaat puasa untuk kesehatan. Mereka berkesimpulan bahwa puasa berperan dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti, obesitas dan juga penyakit-penyakit seperti, diabetes dan epilepsi.

    Menariknya, riset tentang manfaat puasa untuk kesehatan tidak hanya dilakukan di negara-negara Muslim. Di banyak negara lain khususnya Amerika dan Eropa, puasa dianggap sebagai sebuah

  • 72

    alternatif untuk terapi.Di Swiss, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat, dilakukan sebuah penelitian komprehensif tentang metode terapi dengan puasa. Banyak ahli kesehatan yang sudah membuktikan manfaat puasa sebagai terapi penyembuhan penyakit. Sebut saja misalnya, Bernard Jhonson dari Kanada yang telah membuktikan keampuhan terapi puasa ini pada lebih dari 50 ribu kasus penyakit di tempat praktiknya di Kanada. Selain itu ada juga Sofneir Laf Vivin (Perancis), Yuri Nikolayev (Rusia), Otto Buchinger (Jerman), Allan Cott (Amerika) dan Shalton (Inggris), juga menganjurkan dan menerapkan terapi pengobatan dengan puasa.

    Sebagai metode terapi, puasa berperan mengatur asupan dan mengurangi penumpukan lemak dalam tubuh. Selain itu, puasa juga berguna untuk menyehatkan dan memperlancar kerja organ-organ vital tubuh. Dokter Yuri Nikolayev menganggap puasa sebagai penemuan terbesar di bidang kesehatan. Puasa mampu membuat seseorang menjadi awet muda dan sehat secara fisik, mental, dan spiritual.

    Bulan Ramadhan juga merupakan momentum terbaik untuk melatih memperbaiki perilaku individual dan sosial. Jika manusia selalu mengawasi perilakunya di bulan puasa dan menanamkan nilai-nilai moral dalam dirinya, maka setelah Ramadhan usai, mereka tetap akan mampu mempertahankan nilai-nilai baik tersebut. Salah satu persoalan moral adalah menjaga hak-hak orang lain. Hakkun Nas adalah hak yang harus ditunaikan oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain. Ada banyak perkara yang berhubungan dengan hak orang lain seperti, tidak merampas keselamatan dan harta orang lain.Dengan kata lain, kita tidak boleh berbuat sesuatu yang dapat membahayakan jiwa dan harta orang lain.

    Tidak merendahkan harga diri orang lain juga merupakan bagian dari Hakkun Nas.Manusia harus menjaga sikapnya sehingga tidak mengorbankan harga diri orang lain atau menjatuhkan kehormatannya di tengah publik. Oleh sebab itu, mereka harus menghindari segala bentuk tindakan yang dapat menistakan kehormatan orang lain, seperti; menjauhi ghibah (membicarakan keburukan orang lain), tidak berbohong atas nama orang lain, tidak mencela orang lain, dan tidak mengumbar rahasia orang lain. Setiap individu jelas memiliki rahasia yang tidak ingin

  • 73

    diketahui oleh khalayak, harga dirinya akan terhina jika rahasia itu diumbar.

    Mengabaikan hak-hak orang lain akan membawa dampak-dampak negatif bagi manusia. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa seluruh dosa diampuni dengan taubat, kecuali dosa yang ada kaitannya dengan hak orang lain. Dengan kata lain, dosa seseorang tidak akan terampuni selama hak-hak orang lain masih ada di pundaknya, kecuali ia sudah menunaikan utang tersebut atau meminta kerelaan dari pemiliknya. Bahkan jika seseorang menunaikan banyak puasa atau shalat tahajud di sepanjang hidupnya, maka sama sekali tidak akan menghapus dosa yang terikat dengan hak orang lain.

    Merampas hak orang lain termasuk dosa yang langsung memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dampak itu mungkin muncul dalam bentuk musibah, penyakit, dan kesusahan hidup. Pada dasarnya, perbuatan tercela ini tidak hanya membawa petaka di dunia ini, tapi juga mengundang azab Ilahi di akhirat kelak. Dalam riwayat disebutkan bahwa semua dosa orang yang syahid akan dihapus sejak tetesan darahnya yang pertama, kecuali dosa yang terkait Hakkun Nas. Fakta ini memperlihatkan tentang kedudukan tinggi Hakkun Nas sehingga cawan syahadah juga tidak bisa melunasi utang-utang mereka.

    Bulan Ramadhan merupakan momentum terbaikuntuk menjaga hak-hak orang lain dan menghindari perilaku yang membuat ketenangan individu dan masyarakat terampas.Rasulullah Saw dalam khutbah Syabaniyah bersabda, Barangsiapa menahan keburukannya dibulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. (IRIB Indonesia/RM)