Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

9
57 Bersama Kafilah Ramadan (13) Kesehatan dan juga penjagaan kondisi fisik secara prima sangat penting dalam memanfaatkan peluang sangat berharga di bulan mulia dan penuh berkah Ramadan ini. Makan dan minum di bulan Ramadan terangkum pada saat sahur dan berbuka puasa. Ada beberapa imbauan penting dari dokter dalam masalah ini. Di bulan Ramadan, pola makan kita tidak boleh jauh berbeda dengan sebelumnya dan jika perlu harus sederhana. Pola makan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi berat badan. Bulan Ramadan sesungguhnya adalah kesempatan baik bagi mereka yang menghadapi masalah kegemukan. Dengan dimulainya bulan Ramadan dan lamanya waktu berpuasa, tubuh memerlukan makanan untuk tetap dapat beraktivitas secara normal. Berpuasa tanpa sahur akan sangat merugikan bagi sistem pencernaan. Para dokter menekankan untuk makan sahur secara sempurna mengingat jam berpuasa yang panjang. Kita harus memilih menu makanan yang memerlukan waktu lama untuk tercerna. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bertahan lama dalam pencernaan seperti biji dan kacang-kacangan, serta buah- buahan seperti pisang dan makanan yang mengandung fiber tinggi (buah dan sayur-sayuran), serta makanan yang mengandung protein dan mineral seperti telur, daging dan berbagai produk susu dan olahannya. Dianjurkan pula menghindari makanan-makanan berlemak dan gorengan serta yang mengandung kadar gula tinggi. Dan mengingat dalam sehari setiap orang harus mengkonsumsi sedikitnya delapan gelas air, maka kadar air itu harus diminum antara buka puasa hingga sahur. Salah satu kebiasaan yang keliru dilakukan sebagian mereka yang berpuasa adalah mereka meminum air dingin atau berbagai minuman dingin lainnya ketika berbuka puasa. Karena saat

description

Kesehatan dan juga penjagaan kondisi fisik secara prima sangat penting dalam memanfaatkan peluang sangat berharga di bulan mulia dan penuh berkah Ramadan ini. Makan dan minum di bulan Ramadan terangkum pada saat sahur dan berbuka puasa. Ada beberapa imbauan penting dari dokter dalam masalah ini.Di bulan Ramadan, pola makan kita tidak boleh jauh berbeda dengan sebelumnya dan jika perlu harus sederhana. Pola makan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi berat badan. Bulan Ramadan sesungguhnya adalah kesempatan baik bagi mereka yang menghadapi masalah kegemukan.

Transcript of Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

Page 1: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

57

Bersama Kafilah Ramadan (13)

Kesehatan dan juga penjagaan kondisi fisik secara prima sangat penting dalam memanfaatkan

peluang sangat berharga di bulan mulia dan penuh berkah Ramadan ini. Makan dan minum di

bulan Ramadan terangkum pada saat sahur dan berbuka puasa. Ada beberapa imbauan

penting dari dokter dalam masalah ini.

Di bulan Ramadan, pola makan kita tidak boleh jauh berbeda dengan sebelumnya dan jika perlu harus sederhana. Pola makan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi berat badan. Bulan Ramadan sesungguhnya adalah kesempatan baik bagi mereka yang menghadapi masalah kegemukan.

Dengan dimulainya bulan Ramadan dan lamanya waktu berpuasa, tubuh memerlukan makanan untuk tetap dapat beraktivitas secara normal. Berpuasa tanpa sahur akan sangat merugikan bagi sistem pencernaan. Para dokter menekankan untuk makan sahur secara sempurna mengingat jam berpuasa yang panjang. Kita harus memilih menu makanan yang memerlukan waktu lama untuk tercerna.

Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bertahan lama dalam pencernaan seperti biji dan kacang-kacangan, serta buah-buahan seperti pisang dan makanan yang mengandung fiber tinggi (buah dan sayur-sayuran), serta makanan yang mengandung protein dan mineral seperti telur, daging dan berbagai produk susu dan olahannya. Dianjurkan pula menghindari makanan-makanan berlemak dan gorengan serta yang mengandung kadar gula tinggi. Dan mengingat dalam sehari setiap orang harus mengkonsumsi sedikitnya delapan gelas air, maka kadar air itu harus diminum antara buka puasa hingga sahur.

Salah satu kebiasaan yang keliru dilakukan sebagian mereka yang berpuasa adalah mereka meminum air dingin atau berbagai minuman dingin lainnya ketika berbuka puasa. Karena saat

Page 2: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

58

berbuka, justru sebaiknya meminum air hangat atau teh. Setelah itu disusul dengan menyantap kurma atau kismis, karena keduanya akan mengontrol nafsu makan.

Imam Ja’far as-Sadiq as mengatakan, “Rasulullah Saw ketika berbuka puasa, memulai dengan halwa (sejenis manisan), dan jika tidak mendapatinya maka dengan beberapa biji kurma dan jika tidak dengan air hangat. Kemudian beliau berkata bahwa itu semua akan membersihkan lambung dan liver dan menghilangkan sakit kepala.”

Memakan berbagai jenis sup ketika berbuka puasa, akan menjaga keseimbangan air dan mineral. Untuk memenuhi tuntutan air yang diperlukan badan, sebaiknya setelah berbuka dan sampai sebelum tidur untuk secara gradual memakan buah-buahan, teh tidak pekat dan juga air.

Salah satu langkah penting dalam penyucian diri dan pembersihan jiwa dari hawa nafsu dan godaan setan adalah perhitungan. Muhasabah atau penghitungan adalah bahwa di akhir tahun, bulan, pekan atau di akhir setiap hari, menghitung semua amal dan perilakunya. Dia harus mengurai semua yang dilakukannya pada hari itu baik kebaikan atau kemunkaran, ketaatan atau ketidakpatuhan, penghambaan atau penyimpangan.

Penghitungan ini harus dilakukan terperinci sama seperti yang dilakukan seorang pengusaha atau pedagang sukses di mana dia selalu melakukan kalkulasi teliti setiap keuntungan dan kerugian. Penghitungan baik dalam urusan duniawi maupun akhirat juga memiliki banyak manfaat.

Salah satunya adalah jika hasil penghitungan menunjukkan keuntungan yang melimpah, maka itu juga mengindikasikan baiknya kinerja dan amalnya. Dengan hasil tersebut, maka seseorang mengetahui bahwa apa yang dilakukannya benar dan harus dilanjutkan. Akan tetapi jika hasil penghitungan menunjukkan kerugian cukup besar, maka seseorang akan mengetahui bahwa dirinya sedang menghadapi krisis dan bahaya yang harus segera diselesaikan.

Hal yang sama juga terjadi untuk urusan akhirat. Setiap orang harus waspada tentang apa yang didapatkannya dengan

Page 3: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

59

terbuangnya usia? Seperti apa pula hasil penghitungan akhirnya? Apakah menguntungkan atau merugikan? Jika menguntungkan maka baik untuknya! Akan tetapi jika merugikan, maka harus segera diantisipasi agar tidak semakin merugi dan kemudian mencari jalan untuk secara perlahan membenahi kinerjanya hingga sepenuhnya mendatangkan keuntungan.

Dalam hal ini Imam Ali as berkata, “Barang siapa menghitung dirinya sendiri, maka dia akan mengetahui berbagai aib dan dosa-dosanya serta akan bertobat dan membenahi dirinya.”

Penghitungan amal, perilaku dan ucapan akan meningkatkan kejelian seseorang. Dalam penghitungan yang terperinci, seseorang bukan hanya amalnya, melainkan juga akan mempertimbangkan seluruh pemikiran dan niatnya, sehingga dia dapat menemukan sumber penyebab semua masalah. Manusia yang penuh perhitungan jika suatu saat merasa senang atau mendadak sedih, dia akan merenungi sebab kondisi batin ini dan akan mencari sebab-sebab utamanya. Atau ketika dia mengemukakan pendapat tentang satu masalah, dia akan bertanya kepada dirinya sendiri apakah ungkapannya demi keridhoan Allah, demi mencari perhatian orang lain, atau karena ingin pamer?

Rasulullah Saw dalam salah satu wasiat beliau kepada Abuzar al-Ghifari, salah satu sahabat terpercaya dan setia beliau bersabda, “Wahai Abuzar, hisablah dirimu sendiri sebelum kau akan dihisab (dihitung amalmu), karena hal tersebut akan mempermudah hisabmu di hari kiamat. Dan nilailah dirimu sebelum kau dinilai dan persiapkan dirimu untuk hari kiamat di mana tidak ada sesuatu apapun yang akan tersembunyi...”

Meski tidak ada penentuan waktu khusus untuk penghitungan amal kita, akan tetapi bulan Ramadan adalah peluang sangat baik dalam hal ini. Sayyid bin Tawus, ulama abad keenam hijriah dan salah satu guru besar akhlak dalam hal ini mengatakan, “Sebagian orang, tahun baru mereka adalah Farvardin (bulan pertama dalam kalender hijriah syamsiah) dan berusaha memakai baju baru, sama seperti pepohonan di mana awal tahun mereka adalah Farvardin (yang awal musim semi) dan mengenakan baju baru. Tahun baru seorang petani adalah awal musim gugur di mana mereka akan menghitung pendapatan dari kebun mereka. Bagi pengusaha yang memiliki pabrik, awal

Page 4: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

60

tahunnya ditentukan pada kesempatan lain, akan tetapi bagi mereka para penempuh sairus suluk, awal tahun mereka adalah bulan Ramadan yang penuh berkah. Mereka akan menghitung diri mereka sendiri telah sampai pada derajat spiritualitas mana dia dari Ramadan tahun lalu, dan pada tingkat spiritualitas mana sekarang dia berpijak? Bulan Ramadan adalah persada cinta dan bulan penghitungan bagi para salikin.”

Kristiane Backer, seorang mualaf, menilai bulan Ramadan sebagai kesempatan untuk mengasah tekad. Dia juga mengatakan bahwa berpuasan di bulan Ramadan, indah dan penuh dengan kenangan. Dia mengatakan, “Pada hari-hari Ramadan, selalu ada semangat dan keceriaan tersendiri dalam diri saya. Karena kitab langit al-Quran diturunkan kepada Rasulullah Saw pada bulan Ramadan.”

Dikatakannya pula bahwa berpuasa dan kemampuannya untuk menunaikannya, telah membantu dirinya untuk semakin mendekatkan diri dengan Allah Swt. Katanya, “Prinsip dan kaidah bulan Ramadan setiap hari memberikan kepada saya pegalaman sukses baru, setiap kali iftar, saya selalu merasakan kobaran bara api kemenangan dalam hati saya.”(IRIB Indonesia)

Page 5: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

61

Bersama Kafilah Ramadhan (14)

Di masyarakat modern saat ini, kendala utama yang dihadapi manusia adalah sisi mental dan

spiritual mereka. Kelemahan spiritual ini mendorong munculnya banyak kesulitan dan

sebaliknya, berpuasa di bulan Ramadhan akan memperkokoh jiwa manusia serta

menghidupkan spiritualitas manusia. Orang mukmin selama bulan suci ini terus

memperkokoh interaksinya dengan Tuhan. Kedekatan ini akan mereduksi sifat egoisme

manusia dan memikirkan sesamanya serta akan berlaku penuh kasih sayang terhadap

saudaranya.

Dr. Fotovat, psikolog dan dosen di Universitas Allamah Tabatabai Tehran menilai puasa sebagai faktor terpenting bagi manusia untuk mengenal diri. Ia berkata, “Satu bulan puasa akan membuat seseorang menyadari hakikat yang mungkin sampai saat ini ia lupakan. Artinya, di bulan Ramadhan sisi non materi manusia semakin menonjol dan ia mulai menyadari kebutuhan lain selain fisik. Dengan demikian, ia akan dengan mudah menutup mata kebutuhan materinya. Bagaimana pun juga, manusia yang tidak memprioritaskan kebutuhan jasmaninya merupakan manusia yang dermawan, pemaaf dan lebih dapat dipercaya.”

Salah satu tujuan terpenting agama Islam adalah membersihkan jiwa manusia dan menyesuaikan perilaku zahirnya dengan nilai-nilai serta undang-undang sosial. Dalam hal ini, puasa sebagai salah satu pilar agama memiliki pengaruh yang besar dalam membangun diri manusia dan koordinasi dengan sesama anggota masyarakat. Sosiolog menilai puasa sebagai motor penggerak solidaritas sosial, karena dari satu sisi puasa mendorong terciptanya rasa empati dan kerjasama di antara anggota masyarakat serta dari sisi lain, menjadi faktor meningkatnya solidaritas sosial.

Di bulan suci Ramadhan, seiring dengan kian kuatnya keyakinan agama seseorang, maka jiwa mereka semakin tenang dan mentalnya pun kian sehat. Hal ini karena mereka meyakini Tuhan

Page 6: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

62

senantiasa menjadi pelindungnya dan hanya meminta pertolongan-Nya di berbagai urusan kehidupan mereka.

Sosiolog dan psikolog meyakini bulan Ramadhan merupakan peluang untuk meningkatkan indek kejujuran dan kesehatan sebuah masyarakat. Hasilnya adalah masyarakat akan semakin solid dan keyakinan sosial di antara anggota keluarga juga meningkat dan penyimpangan sosial akan dapat diredam.

Puasa akan menjamin kehormatan manusia dan menjadi parameter posisi serta keimanan seseorang. Ia pun tidak mudah lagi berkeluh kesah. Puasa juga memiliki berkah lain seperti mendorong seseorang untuk bersedia meminta kerelaan orang lain, menyambung tali silaturahmi, menurunkan perpecahan dan perselisihan. Selain itu, acara buka bersama merupakan bentuk kasih sayang terhadap anggota masyarakat yang kurang mampu dan bentuk persatuan sosial dan membuat manusia menyadari penderitaan orang miskin.

Semua ini kembali pada upaya untuk mengobati penyakit sosial di bulan Ramadhan. Selain itu, sedekah, zakat fitri dan memberi buka puasa kepada orang yang tak mampu membuat hati-hati orang miskin semakin mencintai seluruh anggota masyarakat dan merasa tidak sendirian dalam menghadapi beragam kesulitan ekonomi.

Bulan Ramadhan, bulan diturunkannya al-Quran, bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan. Rasulullah Saw di khutbah Sya’baniyah menyebut siang hari bulan Ramadhan sebagai hari terbaik dan malamnya merupakan sebaik-baiknya malam serta setiap jamnya merupakan saat paling baik. Oleh karena itu, bulan Ramadhan merupakan peluang untuk melakukan perbuatan baik dan manusia yang sepanjang tahun sibuk dengan urusan dunia kebanyakan lalai akan peluang emas ini.

Manusia mukmin di bulan ini semakin mengharapkan rahmat Allah dan memanfaatkan waktunya dengan baik serta sibuk menutupi kekurangannya di masa lalu. Salah satu tata cara dan adab yang sangat ditekankan di bulan Ramadhan adalah memperhatikan anak Yatim. Di antara perintah dan nasehat Rasulullah Saw di khutbah Sya’baniyah, “Wahai manusia! Kasihanilah dan bersikapkan lembah lembut terhadap anak

Page 7: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

63

yatim, supaya anak-anak yatim kalian juga mendapat kasih sayang!”

Yatim adalah mereka yang tidak memiliki ayah dan ibu dan hanya Allah yang menjadi pelindung mereka. Allah sangat menghormati hak-hak orang seperti ini dan menekankan hamba-Nya untuk mengasihi mereka. Di surat Ad-Dhuha ayat 6 Allah berfirman yang artinya, “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?” Di ayat ini, Allah Swt mengingatkan Nabi saat kecil ketika kehilangan ayah dan ibunya serta tidak memiliki pelindung kecuali Allah Swt, supaya beliau juga mengingat anak yatim dan menyantuni mereka.

Allah Swt di ayat kesembilan surat Ad-Dhuha berfirman, “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.” Mengingat karakteristik unggul Rasulullah Saw, yang tidak pernah melanggar perintah Allah dan tidak pernah melupakan nikmat-Nya, dengan baik kita menyadari bahwa Allah mengingatkan nabi-Nya supaya umat Muslim meneladani beliau dan melaksanakan perintah tersebut. Allah Swt di surat al-Ahzab ayat 21 berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Di berbagai hadis juga sangat ditekankan untuk menghormati anak yatim. Imam Ali as bersabda, “Orang mukmin baik laki-laki atau perempuan yang mengusap kepala anak yatim dengan kasih sayang, Allah akan memberikan kepadanya pahala sebanyak rambut yang ia usap.” Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah di salah satu gang di Madinah menyaksikan beberapa anak kecil yang menjauhi seorang anak kecil lainnya serta mencemoohnya karena tidak memiliki ayah. Mereka mengatakan “Kamu tidak memiliki ayah, namun ayah kami adalah fulan dan lain-lain.” Mendengar itu, anak yatim tersebut langsung menangis.

Nabi yang menyaksikan hal tersebut kemudian mendekatinya dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Anak yatim tersebut menjawab, “Aku adalah anak si fulan yang gugur di perang Uhud dan ibuku kemudian menikah lagi, kini aku merasa sendiri!” Nabi yang mendengar perkataan tersebut dengan lembut membelainya. Nabi kemudian bersabda, “Kini aku adalah ayahmu dan istriku adalah ibumu, sementara putriku Fatimah adalah

Page 8: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

64

saudarimu”. Dengan gembira anak kecil tersebut berteriak, “Hai anak-anak! Ketahuilah kini ayah, ibu dan saudariku lebih baik dari ayah, ibu dan saudari kalian”.

Salah satu kasih sayang Allah Swt kepada hamba-Nya baik itu bagi mereka yang menyembah-Nya maupun yang bermaksiat kepada-Nya, adalah bulan jamuan Ilahi, yakni bulan Ramadhan. Bulan yang saat-saatnya serta siang dan malamnya lebih baik dari hari-hari lain sepanjang tahun. Di bulan ini, pintu-pintu rahmat Ilahi dibuka bagi seluruh hamba-Nya, khususnya bagi para pendosa.

Di bulan Ramadhan, Allah memberikan kesempatan lain kepada hamba-Nya supaya mereka termasuk orang-orang yang mendapat kasih sayang dan rahmat-Nya. Di riwayat disebutkan ada seorang Arab bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah! Siapa yang menghisap amal perbuatan makhluk di hari Kiamat? Nabi menjawab, Allah. Arab Badui kemudian berkat, Aku bersumpah dengan Tuhan Kabah bahwa kini Aku selamat. Nabi bertanya, “Bagaimana mungkin ini terjadi!” Ia menjawab, “Seorang yang pemurah dan dermawan selama memiliki kekuatan untuk membalas, maka ia akan memaafkan.”

Mereka yang ternoda dalam hidupnya dapat membersihkan jiwanya dengan puasa. Dengan puasa ia dapat membersihkan jiwanya dan meminta ampun kepada Tuhan. Para Imam Maksum bersabda, “Dosa-dosa di bulan Ramadhan akan diampuni dan ini adalah berita gembira bagi mereka yang pernah tergelincir ke dalam perbuatan dosa dan menuruti hawa nafsu.” Tak diragukan lagi para pendosa yang menyesali perbuatannya dan berpuasa karena Allah serta bertaubat atas perbuatannya di masa lalu dan meminta ampunan, maka mereka akan dimaafkan dan mendapat ampunan Ilahi.

Rasulullah Saw saat menyebutkan keutamaan bulan Ramadhan bersabda, “Ramadhan adalah bulan Tuhan dan bulan ampunan. Ramadhan bulan ampunan bagi para pendosa dan berlepas diri dari azab Ilahi. Di bulan ini, Allah Swt membuka lebar-lebar pintu rahmat-Nya dan mengampuni hamba-Nya yang bergelimang dosa.”

Dikisahkan muncul bencana kekeringan di kaum Bani Israel yang membuat warganya sangat menderita. Nabi Musa as menyeru

Page 9: Bersama Kafilah Ramadhan 13-14

65

umatnya untuk pergi ke gunung meminta hujan kepada Tuhan. Banyak dari umat Nabi Musa yang kemudian menyambut seruan ini dan mereka sibuk berdoa. Namun sudah lama mereka berdoa, belum juga ada jawaban dari Allah dan hujan pun belum turun. Kemudian Nabi Musa bertanya kepada Allah, “Apa yang menyebabkan doa mereka tidak dikabulkan?”

Kemudian Allah berfirman, “Di antara kalian ada seorang pemuda yang berbuat dosa dan menghalangi terkabulnya doa kalian. Nabi Musa kemudian menghadap kepada umatnya dan menjelaskan masalah yang ada. Ia berkata, “Wahai pemuda yang menyadari dosanya, keluarlah kamu dari rombongan kamu”. Namun belum juga selesai ucapan Nabi Musa, hujan turun dari langit. Dengan takjub, Musa berkata, “Ya Allah! Bukankan Engkau berkata bahwa di antara kami ada pemuda berdosa yang menghalangi terkabulnya doa? Ia sampai saat ini belum keluar dari rombongan kami”. Kemudian Allah berfirman, “Wahai Musa! Ketika kamu mengatakan hal ini di hadapan khalayak, pemuda tersebut merasa malu untuk berdiri di tengah khalayak dan meninggalkan tempatnya. Kami tidak kuat menyaksikan rasa malu hamba Kami tersebut, oleh karena itu, Kami mengubah dosanya menjadi kebaikan dan hujan ini dikarenakan pemuda tersebut serta bukan karena doa kalian”.(IRIB Indonesia)