Bersahabat dengan Hutan Bakau
-
Upload
sahabat-bakau -
Category
Documents
-
view
261 -
download
15
description
Transcript of Bersahabat dengan Hutan Bakau
Daftar IsiSiapa Itu Sahabat Bakau 01Latar Belakang 03Perencanaan Restorasi 05Lokasi Restorasi 09Konstruksi Tanggul 12Pembuatan Jalan Kerja 17Persiapan Penanaman 18Kegiatan Penanaman 22Sahabat-sahabat Kita 30Pemeliharaan Bakau 35Pemberdayaan Masyarakat Sekitar 37Kekayaan Fauna 41
Sahabat Bakau adalah sebuah gerakan atau movement yang ingin menarik perhatian serta kepedulian masyarakat tentang kondisi lingkungan dan ekosistem yang terancam kelestarian fungsinya, khususnya ekosistem hutan mangrove. Gerakan ini juga diharapkan dapat mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam upaya bersama melakukan restorasi hutan mangrove dan melestarikan fungsinya, sekaligus membuka kesempatan untuk pemanfaatan hasilnya bagi kepentingan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
Sebagai sebuah komunitas informal pencinta lingkungan, Sahabat Bakau berupaya menjalin kemitraan dan bekerjasama dengan berbagai komunitas pecinta lingkungan lainnya, dalam upaya memulihkan kondisi ekosistem mangrove di wilayah utara Jakarta yang telah terdegradasi. Beberapa faktor utama yang akan menentukan kesuksesan program ini adalah keterlibatan aktif para pemangku kepentingan termasuk komunitas nelayan setempat dan tim ahli dari berbagai bidang, desain dan analisa yang menyeluruh, pemilihan vegetasi yang tepat, dan pengawasan pelaksanaan program di area restorasi.
Siapa itu Sahabat Bakau?
01
Kondisi pesisir sepanjang pantai hutan lindung angke kapuk yang tergradasi oleh sampah dan abrasi
Latar BelakangProses abrasi dan erosi pantai serta gelombang pasang menyebabkan garis pantai di sepanjang pantai Utara Jakarta bergerak mundur ke arah Selatan. Akibatnya, kawasan sepanjang 1.780 meter dengan lebar lebih dari 200 meter yang merupakan bagian dari kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (di sebelah Barat) dan Marunda (di sebelah Timur) ‘menghilang’ dalam beberapa tahun terakhir. Dengan berkurangnya benteng alami berupa ekosistem mangrove di Hutan Lindung Angke Kapuk, maka kawasan ini menjadi lebih rentan dan lebih sering mengalami banjir.
Untuk mendapatkan kembali kawasan yang hilang tersebut, beberapa kelompok pemangku kepentingan yang tergabung dalam Sahabat Bakau menggalang inisiatif untuk melaksanakan program Restorasi Ekologis Kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk untuk merestorasi lahan seluas 18 hektar. Tujuannya untuk mendapatkan kembali kawasan Hutan Lindung yang terabrasi, menghidupkan kembali ekosistem bakau dan kehidupan alam liar, membangun benteng alami terhadap gelombang pasang serta menyediakan akses rekreasi dan pendidikan mengenai bakau.
Kondisi Sampah di pesisir dan perairan Teluk Jakarta Data Kotamadya Jakarta Utara tahun 2001:
- Volume yang dihasilkan mencapai 1.648.800 m3- Telah tertangani 1.614.625 m3- Belum tertangani 34.175 m3 - Pelindo II Tanjung Priok, setiap harinya mencapai 14 ton, berasal dari kapal yang berlabuh, aliran Kali Lagoa, Kali Kresek dan Kali JapatData dari Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah
04
Garis pantai di sepanjang pantai Utara Jakarta bergerak meluas ke arah Utara akibat sediment transport dan perkembangan fisik kota Jakarta selama masa pendudukan Belanda. Kondisinya saat ini berubah, di mana garis pantai cenderung bergerak ke arah Selatan akibat ancaman abrasi dan erosi pantai serta gelombang pasang yang antara lain menghabiskan kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (di sebelah Barat) dan Marunda (di sebelah Timur).
North Coast of Jakarta in History
TAHUN 1980MOSAIK PHOTO UDARA DAERAH KAPUK
TAHUN 1988MOSAIK PHOTO UDARA DAERAH KAPUK
Perbandingan kondisi fisik pantai utara jakarta pada tahun 1980 dan 1988
Perencanaan RestorasiBersama komunitas nelayan setempat, organisasi-organisasi pendukung serta dukungan dari seluruh masyarakat, Sahabat Bakau berhasil melakukan pelaksanaan Restorasi ekologis kawasan hutan mangrove di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk dengan baik. Berikut adalah tahapan-tahapan yang sudah dan masih dijalankan:
Persiapan mewujudkan
wacana tentang Sabuk Hijau
Mangrove di Sub Kawasan Barat
Pantura
Merencanakan Rehabilitasi/ Restorasi
Ekologis Hutan Mangrove, dengan
bantuan dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Membangun konstruksi tanggul
batu kali (dikes) sebagai sea
defense
Mengupayakan pohon mangrove yang ditanam &
ekosistemnya bisa tumbuh dengan aman
dan subur
Penanaman & pemeliharaan
pohon mangrove melibatkan para
isteri serta anggota keluarga nelayan
setempat
Pohon bakau membutuhkan waktu 5 tahun untuk tumbuh menjadi pohon dewasa, dengan tingkat keberhasilan tumbuh dewasa mencapai 75%.
Tahukah Kamu ?
Bakau membutuhkan air laut dan air tawar sebagai sum-ber makanan, juga memerlukan air sungai yang penuh
mineral untuk sedimen dan rawa tempatnya tumbuh.
Tahukah Kamu ?
I
II
III
IV
V
VI
VII
source: google maps
Lokasi RestorasiKawasan berwarna merah dalam peta di samping dengan lebar 100 meter dan panjang 1.780 meter adalah kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk yang habis tergerus abrasi dan gelombang pasang. Upaya penanaman kembali bakau di kawasan ini berkali-kali mengalami kegagalan dan tidak dapat bertahan akibat kuatnya arus abrasi dan gelombang pasang air laut.
Blok/ Block Panjang/ Length(m)
Luas/ Area(ha)
I 105,72 1,116
II 241,00 2,439
III 153,40 1,595
IV 335,76 0,929
V 456,43 3,451
VI 374,97 3,671
VII 766,03 1,140
Total 2.433,31 14,341
RENCANA RESTORASI/ PENANAMAN :
Total Luas Hutan Mangrove Menjadi :
63,686 ha
LUAS HUTAN MANGROVE SAAT INI:Barat Cengkareng Drain : 21,863 haTimur Cengkareng Drain : 27,482 ha
Total : 49,345 ha
I
II
III
IV
V
VI
VII
Sahabat Bakau bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor berhasil membuat skema perencanaan Rehabilitasi/ Restorasi Ekologis Hutan Mangrove.
PETA BATAS DAN PENUTUPAN VEGETASIHUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK SAAT INI
PETA RENCANA REHABILATASIDAN PENGEMBANGAN HUTAN LINDUNG
ANGKE KAPUK
PETA HASIL REHABILITAS DAN PENGEMBANGAN HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK
Upaya untuk mendapatkan kembali kawasan yang hilang tersebut dilakukan dalam kerangka program Restorasi Ekologis Kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk, dengan membangun tanggul batu kali selaku sea defense sepanjang 1.780m pada jarak 100 meter dari bibir pantai.
Sea defense tersebut berfungsi sebagai proteksi garis pantai sekaligus membuka peluang bagi pohon bakau dan ekosistem di dalam kawasan untuk tumbuh berkembang, aman dari terjangan abrasi dan gelombang pasang.
Konstruksi tanggul
10
Skema tanggul batu kali berfungsi sebagai tanggul penahan ombak/ pemecah gelombang.
Membangun konstruksi tanggul batu kali (dikes) 100m dari bibir pantai yang berfungsi sebagai break water/ sea defense sepanjang 1.780m.
11
BAKAU
GELOMBANG AIR LAUT
TANGGUL(SEA DEFENSE)
100 M
Pembangunan sea defense sepanjang 1.780m, 100 meter dari bibir pantai membutuhkan waktu yang cukup lama dengan dana yang cukup besar.
Sebelum perencanaan penanaman, Sahabat Bakau membuat jalan kerja dilokasi penanaman bakau, ini membutuhkan biaya
yang cukup besar dan waktu yang cukup lama.
Pembuatan Jalan Kerja
Pemasangan ajir untuk persiapan penanaman bibit pohon bakau rhizopora pada areal Restorasi Ekologis hutan man-grove di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk – Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (Nop 07) yang dilaksanakan oleh isteri/ anggota keluarga nelayan di sekitar Pantai Indah Kapuk.
Persiapan Penanaman
16
Poto disamping adalah tampak gulingan tanggul batu kali (dikes) yang berfungsi seb-agai sea defense untuk melindungi tanaman bakau dari hantaman gelombang pasang dan abrasi pantai.
Tahukah Kamu ?
Pohon bakau tumbuh dengan baik di lahan yang memiliki sistem air terbuka ke laut lepas dimana pergantian air laut dapat terjadi setiap hari hingga akar bakau bisa mendapatkan air yang “baru ” setiap harinya.
Ekosistem bakau layaknya sebuah kompleks tempat tinggal bagi biota, ber-bagai ikan dan hewan lain yang hidup dalam ekosistem bakau juga dijual
sehingga memiliki nilai ekonomis. Sedangkan hasil hutannya, terutama arang, menjadi komoditas perdagangan yang bernilai ekonomis tinggi.
Tahukah Kamu ?
Program Restorasi Ekologis ditandai dengan penanaman 1000 tegakan pohon bakau jenis rhizopora yang diprakarsai oleh Annie F. Numberi, isteri Menteri Kelautan dan Perikanan RI, yang dilakukan secara paralel dengan Gerakan Perempuan Tanam Dan Pelihara 10 Juta Pohon, dalam rangkaian Konperensi PBB untuk Perubahan Iklim, 1 Desember 2007.
Kegiatan Penanaman
Tiga bulan setelah penanaman 1000 pohon mangrove tahap I, Bapak dan Ibu Freddy Numberi kembali melakukan penanaman 700 buah pohon mangrove tahap II, sekaligus memantau hasil penanaman sebelumnya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rasio tumbuhnya pohon bakau mencapai 92%.
19 Juli 2009Peresmian Sabuk Hijau Mangrove
Bersama dengan para menteri dan Duta Besar, Gubernur DKI Fauzi Bowo meresmikan Sabuk Hijau Mangrove (SHM). Acara peresmian ini dilakukan di Kawasan Restorasi Ekologis Pantai Indah Kapuk.
Februari 2008Penanaman Mangrove Bersama
Menteri Kehutanan dan Ketua PWI
Dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional dan Hari Lahan Basah Sedunia, Menteri Kehutanan, M.S. Kaban dan Ketua Persatuan
Wartawan Indonesia, Tarman Azam, melakukan penanaman man-grove bersama. Penanaman dilakukan di kawasan Restorasi Ekolo-
gis Hutan Mangrove, Hutan Lindung Angke Kapuk.
20 Juli 2008Gerakan Satu Murid Satu Pohon (Samusapo)
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mencanang-kan Samusapo yang dimulai dengan penanaman pohon bakau bersama para siswa dari beberapa sekolah di DKI Jakarta.
1 Desember 2008Gerakan Perempuan Tanam, Tebar, dan Pelihara
Departemen Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia memulai ‘Gerakan Perempuan Tanam, Tebar & Pelihara untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Keluarga’.
24
Kegiatan Penanaman
02 Agustus 2008Peresmian Peta Sabuk Hijau Mangrove
Bpk. Fauzi Bowo bersama duta besar meresmikan peta sabuk hijau mangrove.
21 November 2009
Penanaman 1.000 pohon bakau oleh MenLH (Bpk. Gusti M Hatta) dan Menteri Kehutanan (Bpk. Zulkifli Hasan) bersamaan dengan ulang tahun Metro TV.
05 Januari 2010
Penanaman Mangrove oleh Dr. Jane Lubchenco dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
dan The London School of Public Relations Jakarta.
28
Sahabat-sahabat kita
Nyanyian merdua dan semangat murni dari Anak Bintang mengisi aktifitas penanaman bakau.
Duta besar Sahabat Bakau, Ibu Ully Sigar Rusady dan teman-teman dari kedutaan besar memegang kartu member Sahabat Bakau.
27
Gubernur DKI Jakarta, Bpk. Fauzi Bowo dan Duta besar Sahabat Bakau
Ibu Ully Sigar Rusady.
30
Sahabat-sahabat kita
Senior Club dan Indocare ikut berpartisipasi dalam aktifitas penanaman bakau, denganpermainan angklung yang indah.
Antusias dari adik-adik menjadi semangat kita untuk terus menanam dan memelihara bakau.
Pemeliharaan BakauKegiatan penanaman tidak berhenti disini saja, dibutuhkan
dedikasi dan komitmen dari semua anggota, bersamaSahabat Bakau untuk melakukan pemeliharaan berupa pem-bibitan ulang untuk tanaman yang gagal tanam, penyulaman
bibit, dan pembersihan hama secara berkala.
Pemberdayaan Masyarakat SekitarDengan alat-alat berat dan biaya yang cukup tinggi, Sahabat
Bakau bersama masyarakat komunitas nelayan sekitar wilayah kapuk bertekad untuk menjaga kelestarian lokasi restorasi.
Sampah dibawa dari gelombang air laut setiap harinya, pentingnya membersihkan sampah untuk kelangsungan pertumbuhan bibit bakau.
13
Pembenahan/pembersihan sampah di lakukan secara berkala.
HASIL PEMANTAUAN 3 BULANAN PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON MANGROVE DI KAWASAN RESTORASI HUTAN MANGROVE – HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK (burung-burung mulai berdatangan kembali)
Tanggul batu kali (sea defense) yang sudah terbangun berfungsi sebagai proteksi pohon bakau muda, ternyata juga memberikan tempat bagi burung-burung laut untuk datang mencari makan.
Kekayaan Fauna
Area penanaman pohon bakau kini yang kian tumbuh subur memberikan ladang makanan bagi kuntul putih , kuntul karang, dan jenis burung-burung laut lainya.
Habitat pohon bakau yang kian tumbuh besar dan sehat, selain menghijaukan wilayah pantai juga menjadi lahan bermain bagi seluruh fauna di sore hari.
Telur keong menandakan pemulihan habitat rantai makanan di wilayah restorasi hutan bakau. Ekosistem bakau yang unik dengan sistem perakaran yang berdeda dari tumbuhan lain banyak dihuni oleh berbagai satwa, merupakan asset berharga sebagai lahan penelitian dan pariwisata.
Kepiting-kepiting kecil berkembang biak dengan cepat, menandakan potensi ekonomis dari habitat bakau. Ada sekitar 61 jenis udang dan kepiting yang hidup di habitat bakau Indonesia,
dan hampir semua jenisnya bisa dimakan dan bernilai ekonomis tinggi.